BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
|
|
- Sukarno Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program Keluarga Berencana yang selanjutnya dalam penelitian ini disebut KB, merupakan salah satu program pembangunan kesehatan yang bertujuan mengurangi kecepatan pertumbuhan penduduk dan sekaligus untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak khususnya dan keluarga pada umumnya. Para ahli kesehatan mengatakan masalah kesehatan tidak sematamata karena kelalaian masyarakat, kebanyakan bersumber dari ketidaktahuan dan kesalahpahaman atas informasi kesehatan (Liliweri, 2009: 33). Informasi kesehatan khususnya KB perlu didukung dengan komunikasi yang tepat, seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak). Hovland dalam (Liliweri, 2009) mengatakan "communication as the process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbol) to modify the behavior of the other individuals (communicant)". Pada awalnya, sosialisasi program keluarga berencana dilakukan melalui sarana penerangan yang bersifat massal seperti radio, televisi, media cetak (surat kabar, laporan wartawan dan lain sebagainya), serta lagu-lagu popular keluarga berencana. Selain itu, dimanfaatkan pula, media-media kesenian rakyat seperti dagelan, ketoprak, wayang orang, wayang kulit, ludruk, reog, wayang golek dan lain sebagainya sesuai dengan kondisi dan budaya daerah setempat. Pemanfaatan media komunikasi publik diharapkan dapat menjangkau masyarakat secara luas, sehingga gaung program dapat membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya program KB. Seiring berjalannya waktu, sosialisasi program melalui media komunikasi publik perlu dibarengi dengan pendekatan individual sehingga kesadaran yang telah mulai berkembang dapat tumbuh menjadi tindakan. Oleh karena itu, dibentuk Petugas Lapangan Keluarga Berencana yang selanjutnya dalam penelitian ini disebut PLKB, yang melakukan kontak 1
2 2 langsung dengan penduduk dan masyarakat. Di samping itu dilakukan pula pendekatan terhadap tokoh-tokoh masyarakat yang diharapkan tidak hanya sekedar menjadi penghubung dan penyebarluas KB tetapi sekaligus sebagai panutan masyarakat sekelilingnya. Pendekatan kemasyarakatan ini menumbuhkan kelompok atau paguyuban peserta/ akseptor KB yang selanjutnya menjadi tenaga sukarela masyarakat yang berpartisipasi aktif dalam program KB yang disebut Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa selanjutnya dalam penelitian ini disebut PPKBD ( Kader KB yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tenaga sukarela yang tergabung dalam PPKBD. Keberhasilan pelaksanaan program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga di Indonesia tidak terlepas dari kerja keras dan kerja cerdas para Penyuluh KB/PLKB, kader PPKBD/Sub PPKBD, Mitra kerja dan seluruh komponen masyarakat secara bersama-sama dan berkesinambungan. (BKKBN, 2014). Kader KB merupakan ujung tombak, karena kader merupakan penyuluh yang pertama kali bersentuhan dengan masyarakat. Informasi KB dari pemerintah disampaikan berjenjang dari PLKB kepada kader, selanjutnya kader yang meneruskan ke masyarakat. Salah satu indikator keberhasilan program KB dapat terlihat dari pencapaian akseptor KB baru. Akseptor KB baru diharapkan menjadi akseptor KB aktif sehingga kesertaan KB dapat memenuhi Standart Pelayanan Minimal sesuai tuntutan Millenium Development Goal`s (MDG`s) sebesar 95% di tahun 2015 ( Kota Surakarta dengan luas 44,04 Km dengan kepadatan jiwa/ km2 yang merupakan wilayah terpadat di Jawa Tengah (Sensus Penduduk tahun 2010). Capaian jumlah akseptor program KB menjadi strategi pemerintah kota untuk menekan pertumbuhan penduduk yang berimplikasi terhadap kemiskinan. Untuk menekan laju pertumbuhan penduduk terletak pada kader penyuluh keluarga berencana (Solopos, 01 Januari 2014). Pemerintah kota menyediakan fasilitas kesehatan pemerintah seperti puskesmas yang tersebar di lima kecamatan, memberikan jadwal khusus untuk pelayanan alat kontrasepsi. Selain itu, pelayanan KB massal terus dilakukan agar masyarakat mendapatkan
3 3 akses kesehatan yang makin terjangkau. Namun demikian, angka kesertaan KB mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir ini. Data pencapaian akseptor KB di Kota Surakarta dari tahun sebagai berikut: Akseptor Baru 101 % 90,18 % 78, 01 % Angka Drop Out 17% 17, 57 % 17,75% Akseptor Aktif 80, 13 % 79% 77,87 % Tabel 1. Pencapaian akseptor KB tahun (Bidang KB Bapermas Kota Surakarta) Data di atas menunjukkan bahwa pencapaian akseptor KB aktif selama tiga tahun terakhir ini mengalami penurunan. Di sisi lain, angka drop out cenderung mengalami peningkatan. Drop Out akseptor KB berarti akseptor KB memutuskan tidak menggunakan alat kontrasepsi lagi dengan alasan apapun setelah suatu periode pemakaian tertentu. Peneliti mengamati, drop out banyak terjadi pada tahun pertama pemakaian alat kontrasepsi. Kepala Bidang KB Kota Surakarta mengatakan: Penurunan capaian akseptor KB dan bertambahnya angka drop out telah menjadi perhatian pemkot Surakarta. Upaya perbaikan terus dilakukan, baik dari segi peningkatan mutu pelayanan medis, juga penguatan penyuluhan KB lini lapangan. Apalagi ditengarai, drop out terjadi pada tahun pertama pemakaian, bisa jadi karena kurang lengkapnya informasi yang disampaikan kader KB kepada akseptor. (wawancara 24 Agustus 2015) Pernyataan tersebut selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh LPM Perguruan Tinggi Provinsi Bengkulu tahun 2009 dengan judul: Penelitian Operasional Model Penguatan Kapasitas PPKBD dan Sub PPKBD Pada Era Otonomi Daerah Dalam Upaya Menjaga Keberlangsungan Kesertaan Ber-KB Masyarakat Propinsi Bengkulu. Keberadaan program KB di Provinsi Bengkulu dalam pencapaian dan pelayanan KB sangat ditentukan oleh keberhasilan institusi masyarakat di tingkat lini lapangan paling bawah yakni PPKBD dan Sub PPKBD, sehingga dalam rangka menjaga keberlangsungan kesertaan ber-kb di Provinsi
4 4 Bengkulu salah satu terobosan yang perlu atau menjadi prioritas untuk dilakukan adalah penguatan kapasitas PPKBD dan Sub PPKBD (bengkulu.bkkbn.go.id). Penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja PPKBD menjadi tumpuan keberlangsungan kesertaan KB oleh masyarakat, karena kader KB lah yang pertama kali bersentuhan dengan masyarakat. Penelitian lain yang dilakukan Utomo et al. dengan judul Village Family Planning Volunteers in Indonesia: Their Role in the Family Planning Programme dalam Reproductive Health Matters ( 2006;14(27): Studi terhadap 108 kader KB dan 324 pasangan KB dari 36 desa di Jawa Barat, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta ini ingin melihat peran kader KB dalam melaksanakan program KB nasional di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan para relawan dan kader telah membuat kontribusi yang signifikan terhadap pelaksanaan program keluarga berencana. Setelah desentralisasi program KB tahun 2004, PLKB banyak berkurang. Hal ini memiliki dampak kuat pada kinerja kader KB, dimana penyuluhan sangat bergantung pada penyuluhan PPKBD (Utomo, 2006). Ketidakberhasilan program KB juga tidak terlepas dari partisipasi petugas-petugas sukarelawan yang membantu PLKB di tingkat yang paling bawah yaitu PPKBD dan Sub PPKBD yang cenderung kurang aktif. Penelitian-penelitian di atas turut mendukung perlunya memahami komunikasi yang dilakukan kader KB. Kader KB merupakan tenaga sukarela yang diambil dari tokoh maupun anggota masyarakat, yang dalam kehidupan sehari-hari menjalin hubungan (relationship) dengan masyarakat khususnya calon akseptor KB. Hubungan yang terjalin selalu berubah-ubah, adakalanya bisa berjalan mudah, nyaman, akrab atau bisa saja berjalan sulit, penuh pertentangan, beda pendapat, inilah dinamika hubungan. Hubungan bisa menjadi suatu masalah dan cara menemukan jawaban dari masalah yang dihadapi adalah dengan mempelajari hubungan tersebut. Komunikasi membantu kita memahami perbedaan hubungan dan perubahan hubungan (Littlejohn, 2011: 229). Fenomena hubungan kader KB dengan calon akseptor ini menarik untuk diteliti karena di dalam kader KB melakukan penyuluhan KB terjadi dinamika hubungan yang jika tidak dikelola dengan komunikasi yang baik
5 5 bisa memicu terjadinya konflik. Sebelumnya banyak penelitian tentang kader KB dilakukan, dimana sebagian besar meneliti faktor-faktor yang mendukung kinerja PPKBD. Peneliti memfokuskan pada kemampuan berkomunikasi kader KB apabila bertindak sebagai seorang komunikator. Dari elemen komunikator, yang menjadi sumber dalam sebuah hubungan, pesan (informasi) tentang program KB disampaikan secara logis dan menyeluruh melalui persuasi yang tepat terhadap lawan bicara (dalam hal ini calon akseptor KB). Penyuluhan yang dilakukan kader KB terhadap calon akseptor KB, membutuhkan ketelatenan dan kemampuan komunikasi yang memadai sehingga dapat menghadapi pendapat calon akseptor yang pro dan kontra dengan program KB. Menurut Relational Dialectics Theory, ketika kader KB menghadapi calon akseptor khususnya yang kontra program KB terjadilah pertentangan-pertentangan. Kader KB memiliki pendapat sendiri dan calon akseptor memiliki pendapat berbeda sehingga saling bertentangan dimana masing-masing pihak berupaya mempertahankan pendapatnya, maka terjadilah benturan-benturan kekuatan yang disebut Baxter sebagai kontradiksi. Baxter mengatakan contradiction is a core concept of relational dialectics. Contradiction refers to the dynamic interplay between unified oppositions (Baxter, 2008: 4). Komunikasi dialektis bisa dimaknai sebagai upaya menemukan solusi manakala terjadi pro dan kotra, proses terus menerus terjadi menuju pada kesempurnaan. Selanjutnya kader KB dan calon akseptor melakukan komunikasi dialogis agar pertentangan tersebut diupayakan untuk mencapai persamaan sehingga hubungan yang terjalin kembali harmonis. Baxter menyebut dialog sebagai upaya perubahan dalam hubungan, dialogic complexity gives us a view of relationship change as multidirectional, polysemic, and unfinalize (Baxter, 2008: 8). Proses penyampaian pesan oleh komunikator, individu merupakan sumber pesan yang berkaitan erat dengan refleksi kesadaran yang dimiliki. Aspek kognitif dianggap menjadi faktor penting dalam proses produksi pesan. Maka dalam mengkaji komunikasi dialektis kader KB, peneliti akan menganalisis bagaimana
6 6 konsep diri kader KB untuk mengetahui bagaimana pemahaman diri kader KB saat berinteraksi dengan calon akseptor (Littlejohn, 2011:99). Selain konsep diri, komunikator dalam merancang pesan menggunakan logika yang berbeda dalam menentukan apa untuk mengatakan kepada calon akseptor dalam situasi tertentu. Teori logika pesan dari Barbara O'Keefe mengatakan bahwa kader KB mengedepankan ekspresif logic yaitu logika yang memandang komunikasi dilakukan sebagai perasaan dan pemikiran sender. Logika ini cenderung mendorong komunikator untuk merancang pesan yang bersifat terbuka dan reaktif, dengan adanya sedikit perhatian pada kebutuhan atau keinginan orang lain, dan banyak terpusat pada diri sendiri (Littlejohn, 2011:165). Kader KB sebagai komunikator banyak mengedepankan ego dan sedikit perhatian terhadap kepentingan calon akseptor selaku komunikan. Kontradiksi yang terjadi dalam hubungan tadi diupayakan untuk menemukan persamaan melalui komunikasi dialogis. Komunikasi dialogis yang dilakukan kader sebagai komunikator menurut teori kemungkinan elaborasi Petty dan Cacioppo diupayakan dapat menyentuh rute sentral calon akseptor KB sehingga penerima dapat terpengaruhi oleh maksud dari pesan yang disampaikan oleh komunikator sehingga tujuan yang diinginkan oleh komunikator dapat direalisasikan (Littlejohn, 2011:88). Kader sebagai komunikator berupaya mengolah pesan menjadi hal yang dianggap penting oleh calon akseptor sebagai komunikan. Kader KB dalam mengolah pesan juga melakukan perubahan dengan mengedepankan logika retoris, dimana negosiasi situasi dilakukan dengan keluwesan dan kesopanan (Littlejohn, 2011:165). Tujuan komunikasi yang paling umum dan sering digunakan adalah sebagai upaya agar orang lain mematuhi apa yang kita inginkan sesuai teori mendapatkan kepatuhan Marwell dan Schmitt. Kader KB berupaya agar calon akseptor KB melakukan apa yang diinginkan dengan showing expertise about positive outcomes yaitu menunjukkan seberapa bagus hasil yang didapat jika calon akseptor KB patuh (Littlejohn, 2011:156). Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif pendekatan studi kasus. Tujuan digunakannya metode kualitatif yaitu untuk mendeskripsikan
7 7 dan menganalisis terkait dengan pengelolaan pesan kader KB ketika menghadapi dinamika hubungan antarpribadi dengan calon akseptor KB melalui komunikasi dialektis maupun dialogisnya. Studi kasus yang digunakan adalah studi kasus instrumental, meneliti kasus tertentu (misalnya, orang, kelompok tertentu, pekerjaan, departemen, organisasi) untuk memberikan wawasan isu tertentu atau membangun teori. Dalam penelitian kasus instrumental, kasus tidak menjadi minat utama, akan tetapi memfasilitasi pemahaman sesuatu yang lain yaitu keterbatasan pencapaian calon akseptor KB (Robert Stake dalam Thomas, 2010: 98). Kasus yang dimaksud terkait dengan memelihara hubungan dalam dinamika komunikasi antarpribadi melalui komunikasi dialektis dan dialogis kader KB di kalangan calon akseptor KB. Berdasarkan latar belakang dimaksud, penulis ingin mengetahui DINAMIKA KOMUNIKASI KADER KELUARGA BERENCANA (Studi Kasus Komunikasi Dialektis dan Dialogis Kader KB Kota Surakarta Di Kalangan Akseptor KB). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran diri seorang kader KB? 2. Bagaimana komunikasi dialektis kader KB Kota Surakarta sebagai komunikator di kalangan akseptor KB? 3. Bagaimana komunikasi dialogis kader KB Kota Surakarta sebagai komunikator di kalangan akseptor KB?
8 8 C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana gambaran diri seorang kader KB. 2. Mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana komunikasi dialektis kader KB Kota Surakarta sebagai komunikator di kalangan akseptor KB. 3. Mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana komunikasi dialogis kader KB Kota Surakarta sebagai komunikator di kalangan akseptor KB. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi BKKBN Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam upaya peningkatan kualitas penyuluhan KB di tingkat lini lapangan. 2. Bagi masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam upaya meningkatkan motivasi dan kemampuan komunikasi pemberdayaan masyarakat program KB sebagai kader KB. 3. Bagi PLKB Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam upaya pendampingan kader KB sebagai mitra penyuluhan. 4. Bagi Akademisi Hasil penelitian akan memberikan dukungan bagi literatur ilmu komunikasi, pada literatur dinamika relationship, khususnya komunikasi dialektis dan dialogis.
BAB I PENDAHULUAN. lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang. Indonesia sebesar 1,49% per tahun.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang tidak lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah jumlah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Dinamika Komunikasi Komunikasi merupakan kebutuhan manusia, setiap aspek kehidupan kita sehari-hari dipengaruhi oleh komunikasi kita dengan orang lain. Komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pangan, pendidikan, bahan bakar dan juga subsidi kesehatan. Oleh karena itu
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Program pengendalian penduduk merupakan salah satu strategi dalam mensukseskan pembangunan di Indonesia. Semakin besar jumlah penduduk, maka biaya pembangunan akan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan baik pembangunan fisik maupun pembangunan sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan disegala bidang termasuk didalamnya adalah pembangunan bidang kesehatan baik pembangunan fisik maupun pembangunan sumber daya manusia (SDM). Pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. serta India, hal ini telah dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu, tetapi waktu itu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keluarga Berencana (KB) bukanlah hal baru karena menurut catatan-catatan dan tulisan-tulisan yang berasal dari Mesir Kuno, Yunani Kuno, dan Tiongkok Kuno serta India,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 229 juta jiwa. Dimana terjadi peningkatan jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2008, jumlah penduduk di Indonesia mencapai 229 juta jiwa. Dimana terjadi peningkatan jumlah penduduk pada tahun 2009 dan
Lebih terperinciDINAMIKA KOMUNIKASI KADER KELUARGA BERENCANA (Studi Kasus Komunikasi Dialektis dan Dialogis Kader KB Kota Surakarta Di Kalangan Akseptor KB) TESIS
DINAMIKA KOMUNIKASI KADER KELUARGA BERENCANA (Studi Kasus Komunikasi Dialektis dan Dialogis Kader KB Kota Surakarta Di Kalangan Akseptor KB) TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mempunyai dampak yang besar terhadap perkembangan dunia usaha dan semakin tajamnya tingkat persaingan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
18 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Dalam pidato kenegaraan tanggal 16 Agustus 2010, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjelaskan, jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 mencapai 237,6 juta jiwa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara estimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communicare. Artinya berbicara, menyampaikan pesan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju,
13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis
Lebih terperinciI. Pendahuluan. A. Latar Belakang
JURNAL PENELITIAN OPERASIONAL MODEL PENGUATAN KAPASITAS PPKBD DAN SUB PPKBD PADA ERA OTONOMI DAERAH DALAM UPAYA MENJAGA KEBERLANGSUNGAN KESERTAAN BER-KB MASYARAKAT PROPINSI BENGKULU (KERJA SAMA ANTARA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi
Lebih terperinciGEREBEG PASAR: DONGKRAK KESERTAAN KB PRIA
Artikel GEREBEG PASAR: DONGKRAK KESERTAAN KB PRIA Tjondrorini dan Mardiya Selasa, 20 November 2012 bakal menjadi hari yang istimewa bagi DIY khususnya Kabupaten Kulonprogo. Sebab pada hari itu, Perwakilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. angka kelahiran adalah melalui program keluarga berencana nasional. Program KB
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kondisi kependudukan di Indonesia saat sekarang ini baik dari segi kuantitas, kualitas, dan persebarannya masih merupakan tantangan yang berat bagi pembangunan nasional.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya angka kelahiran di Indonesia masih menjadi masalah utama dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya angka kelahiran di Indonesia masih menjadi masalah utama dalam kependudukan. Sejak 2004, program Keluarga Berencana (KB) dinilai berjalan lamban, hingga angka
Lebih terperincimenikah di usia muda di Indonesia dengan usia tahun pada tahun 2010 lebih dari wanita muda berusia tahun di Indonesia sudah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini bangsa Indonesia masih menghadapi berbagai masalah dalam melaksanakan pembangunan. Salah satu masalah yang dihadapi adalah masalah kependudukan
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA LAUNCHING KAMPUNG KELUARGA BERENCANA TINGKAT KABUPATEN SEMARANG
1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA LAUNCHING KAMPUNG KELUARGA BERENCANA TINGKAT KABUPATEN SEMARANG TANGGAL 23 PEBRUARI 2016 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamualaikum
Lebih terperinciA. Latar Belakang Sejalan dengan salah satu butir hasil Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan (International Conference on Population
JURNAL PENELITIAN OPERASIONAL RISET MODEL PENINGKATAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK KB PRIA DALAM UPAYA PENCAPAIAN KKP ANGGOTA KB PRIA MELALUI STIMULANT EKONOMI PRODUKTIF DAN INSENTIF DALAM WILAYAH PROPINSI
Lebih terperinciPENINGKATAN PESERTA KB PRIA MOP
LAPORAN HASIL PRAKTIK LAPANGAN PELATIHAN REFRESING PLKB KABUPATEN/KOTA SE PROPINSI BENGKULU ANGKATAN II TANGGAL 6 FEBRUARI 2010. TENTANG PENINGKATAN PESERTA KB PRIA MOP DI KELURAHN BENTIRING PERMAI KECAMATAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tahun 1970, Program Keluarga Berencana telah diterima oleh masyarakat luas dan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Semenjak dicanangkan Program Keluarga Berencana Nasional pada awal tahun 1970, Program Keluarga Berencana telah diterima oleh masyarakat luas dan telah memberikan hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menarik, atau bahkan sama sekali tidak menarik, sehingga kita tidak pernah ingat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan periklanan di Indonesia akhir-akhir ini semakin pesat dan maju. Setiap saat kita selalu dipenuhi oleh tampilan ratusan iklan baik di televisi,
Lebih terperinciDyah Retno Pratiwi Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sahid Surakarta
KOMUNIKASI KESEHATAN DAN PERILAKU AKSEPTOR KB MANTAB (Studi Kasus Pengaruh Komunikasi Kesehatan Oleh PLKB Terhadap Perilaku Akseptor KB Mantab MOP di Kelurahan Gilingan Kecamatan Banjarsari Surakarta),
Lebih terperinciANALISA DAMPAK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP TOTAL ANGKA KELAHIRAN DI PROVINSI MALUKU
ANALISA DAMPAK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP TOTAL ANGKA KELAHIRAN DI PROVINSI MALUKU Oleh BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI MALUKU 2013 KATA
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEPENDUDUKAN BAGI REMAJA MASALAH DAN SOLUSI Oleh: Sunartiningsih, SE
Artikel PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN BAGI REMAJA MASALAH DAN SOLUSI Oleh: Sunartiningsih, SE Tidak terasa, Kota Yogyakarta yang selama ini dianggap sebagai kota kecil, sekarang sudah semakin ramai sampai-sampai
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman. KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 9 1.3. Tujuan Penelitian...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan peraturan pemerintah (No.6/1960; No.7/1960) Sensus penduduk dilaksanakan setiap sepuluh tahun. Dalam pelaksanaannya, sensus penduduk menggunakan dua tahap,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah proses komunikasi, yang disampaikan oleh Laswell dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam sebuah proses komunikasi, yang disampaikan oleh Laswell dalam Suprapto (2011: 9) disebutkan bahwa terdapat lima komponen komunikasi agar dapat terjadi sebuah
Lebih terperinciPROSES PENGOLAHAN PESAN PERSUASI APARTEMEN UTTARA THE ICON PADA WARGA DUSUN KARANGWUNI. Oleh: Odilia Kristiasih Yudi Perbawaningsih.
1 PROSES PENGOLAHAN PESAN PERSUASI APARTEMEN UTTARA THE ICON PADA WARGA DUSUN KARANGWUNI Oleh: Odilia Kristiasih Yudi Perbawaningsih Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN PENGGERAKAN LINII LAPANGAN PROGRAM KEPENDUDUKAN, KELURAGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA TAHUN 2014
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGGERAKAN LINII LAPANGAN PROGRAM KEPENDUDUKAN, KELURAGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA TAHUN 2014 BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma
Lebih terperinciKADER IMP, SEBUAH CATATAN
Artikel KADER IMP, SEBUAH CATATAN Oleh: Drs. Mardiya Kedudukan dan peran Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) dalam pembangunan KB di Indonesia sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Sejak dirintisnya pola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara yang paling besar jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang paling besar jumlah penduduknya. Jumlah kelahiran yang tinggi menyebabkan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Dari jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai jumlah penduduk
Lebih terperinciIV.B.15. Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA Keluarga berencana dan keluarga sejahtera memiliki makna yang sangat strategis, komprehensif dan fundamental dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan manusia, setiap aspek kehidupan kita seharihari dipengaruhi oleh komunikasi kita dengan orang lain. Komunikasi merupakan proses
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari masalah kependudukan yaitu jumlah penduduk yang besar dengan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu Negara berkembang, Indonesia juga tidak luput dari masalah kependudukan yaitu jumlah penduduk yang besar dengan laju pertumbuhan penduduk yang relatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peran yang cukup sentral dalam kehidupan sehari-hari, bahkan hampir semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat untuk berinteraksi, maksudnya alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau juga perasaan. Seseorang dapat menyampaikan ide, gagasan, pikiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masalah yang dihadapi di beberapa Negara berkembang dewasa ini adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah yang dihadapi di beberapa Negara berkembang dewasa ini adalah mengurangi jumlah kemiskinan dengan menggunakan berbagai cara baik melalui peningkatan infrastruktur
Lebih terperinciTabel Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun Rencana Tahun Target Capaian Kinerja
Tabel Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun 2016 Nama SKPD : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. besar. AKI menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 yaitu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan masalah besar. AKI menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 yaitu 228 per 100.000
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. masa mendatang), keterjangkauan pelayanan kontrasepsi (lokasi tempat tinggal,
92 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini meninjau hubungan dan pengaruh dari lemahnya motivasi untuk mengontrol fertilitas (umur wanita, keinginan menggunakan kontrasepsi di masa mendatang), keterjangkauan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBENTUKAN INSTITUSI MASYARAKAT BIDANG KELUARGA BERENCANA DI KELURAHAN/ DESA
PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBENTUKAN INSTITUSI MASYARAKAT BIDANG KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keterbatasan. Pertumbuhan penduduk yang pesat dan terbatasnya lahan sebagai sumber
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertambahan jumlah penduduk mengakibatkan kepadatan populasi semakin meningkat. Hal ini akan berpengaruh pada daya dukung lingkungan yang memiliki keterbatasan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Perumahan dan permukiman merupakan hak dasar bagi setiap warga negara Indonesia sebagaimana yang diamanatkan dalam UUD tahun 1945 pasal 28 H ayat (I) bahwa: setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya manusia sebagai makhluk sosial, dalam kehidupan seharihari, perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial tersebut. Untuk
Lebih terperinciVolume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KB KONDOM DI DESA BANGSALAN KECAMATAN TERAS KABUPATEN BOYOLALI The Relationship Between The Knowledge Level And Men s Participation In Family
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 20 TAHUN : 2016 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG STRATEGI KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI BERBASIS KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM
Lebih terperinciAssalamualaikum WR.WB. Selamat Siang dan Salam Sejahtera untuk kita sekalian,
SAMBUTAN KEPALA BKKBN PADA ACARA PEMBUKAAN RAKORNIS KEMITRAAN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB ANTARA BKKBN DENGAN TIM PENGGERAK PKK DIY, YOGYAKARTA, 5 APRIL 2013 Yang terhormat ibu Ketua TP PKK DIY yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memiliki kemampuan berbahasa telah memungkinkan manusia memikirkan suatu masalah secara terus-menerus. Dengan bahasa, manusia dapat mengkomunikasikan apa yang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Pemkab Sragen, dalam hal ini Disparbudpor, telah melaksanakan komunikasi
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian dan pembahasan yang telah peneliti lakukan maka beberapa kesimpulan dapat dibuat. Pertama, hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa Pemkab Sragen, dalam hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mendiami Pulau Jawa (Sulistyawati, 2011). dengan menggunakan alat kontrasepsi (Kemenkes, 2014).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Keluarga Berencana (KB) diyakini telah berkontribusi terhadap penurunan tingkat kelahiran dan tingkat kematian, yang selanjutnya mengakibatkan penurunan tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari lagi menjelang era millennium tiga ini. Era tersebut diyakini pula sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional, pemerintah sebagai institusi tertinggi yang bertanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan bukanlah hal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, setiap perusahaan dihadapkan pada suatu iklim persaingan dan memiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan salah satu masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan salah satu masalah kependudukan yang masih terjadi di Indonesia. Indonesia berada di urutan keempat negara dengan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bawah Pemda Kota Bandung. Promosi kesehatan Dinas Kesehatan Kota. Bandung memiliki strategi khusus dalam mengajak masyarakat untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Promosi Kesehatan (Promkes) Dinas Kesehatan Kota Bandung termasuk salah satu bagian lembaga pemerintahan karena institusi tersebut di bawah Pemda Kota Bandung.
Lebih terperinciBUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang dihadapi beberapa negara berkembang dewasa ini adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah yang dihadapi beberapa negara berkembang dewasa ini adalah mengurangi jumlah kemiskinan dengan menggunakan berbagai cara baik melalui peningkatkan infrastruktur
Lebih terperinciNuke Devi Indrawati. Tlp : ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR KEBIJAKAN DAN PENGETAHUAN TENTANG PELAYANAN KB YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA IBU PASANGAN USIA SUBUR AKSEPTOR KB DI KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG Nuke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi kependudukan di Indonesia saat ini baik yang menyangkut jumlah, kualitas, maupun persebarannya merupakan tantangan yang harus diatasi bagi tercapainya keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi. 1. Indonesia yang kini telah mencapai 237,6 juta hingga tahun 2010 menuntut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat dalam tingkat jumlah penduduk terbesar di dunia dengan laju pertumbuhan penduduk
Lebih terperinciPENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TESIS
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (Studi Situs di SMA PGRI 1 Karangmalang Sragen) TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciO. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3
O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Pelayanan Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi Pelaksanaan Jaminan dan Pelayanan KB, Peningkatan Partisipasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Menurut hasil sensus penduduk pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kualitas manusia sebagai sumberdaya pembangunan merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat. Indonesia pada September tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktivitas penting serta mendasar dalam kehidupan manusia. Manusia mulai berkomunikasi sejak dia lahir hingga sepanjang hidupnya. Manusia normal
Lebih terperinciBIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA
O BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN KABUPATEN OKU 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi Jaminan dan Pelayanan KB, Peningkatan
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PRAKTEK LAPANGAN PELATIHAN REFRESHING PLKB TENTANG : UPAYA PENINGKATKAN KESERTAAN KB MOW DI KELURAHAN PEMATANG GUBERNUR
LAPORAN HASIL PRAKTEK LAPANGAN PELATIHAN REFRESHING PLKB TENTANG : UPAYA PENINGKATKAN KESERTAAN KB MOW DI KELURAHAN PEMATANG GUBERNUR KECAMATAN MUARA BANGKAHULU KOTA BENGKULU DISUSUN OLEH KELOMPOK III
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diharapkan. Peningkatan partisipasi pria dalam KB dan kesehatan reproduksi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Partisipasi pria menjadi salah satu faktor dalam menyukseskan program Keluarga Berencana (KB). Sebaik apa pun program yang dilakukan pemerintah tetapi tanpa peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya pertumbuhan penduduk di Indonesia merupakan masalah utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di Indonesia saat ini cukup tinggi.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang muncul di seluruh dunia, di samping isu tentang global warning, keterpurukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu permasalahan global yang muncul di seluruh dunia, di samping isu tentang global warning, keterpurukan ekonomi, masalah
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup secara individual tanpa membutuhkan bantuan dari orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. setinggi-tingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilakukan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelahiran dalam rangka mewujudkan hak-hak pasangan usia subur untuk menentukan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Keluarga Berencana Pengertian Keluarga Berencana dalam arti sempit adalah upaya pengaturan kelahiran dalam rangka mewujudkan hak-hak pasangan usia subur untuk menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) 1982 dikatakan bahwa salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) 1982 dikatakan bahwa salah satu tujuan dari pembangunan jangka panjang bidang kesehatan adalah pembangunan keluarga sejahtera termasuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah penduduk merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh negara berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu masalah kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. reproduksi merupakan salah satu program yang dijadikan sebagai dasar perencanaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi menjadi perhatian dunia termasuk di Indonesia. Kesehatan reproduksi merupakan salah satu program yang dijadikan sebagai dasar perencanaan program
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dengan adanya kemajuan teknologi dan fenomena global village yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan adanya kemajuan teknologi dan fenomena global village yang membuat hubungan antar manusia lebih terbuka, serta arus globalisasi membuat Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pedesaan adalah bagian integral dari pembangunan daerah dan pembangunan nasional sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Idealnya, program-program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar dan berkualitas serta dikelola dengan baik, akan menjadi aset yang besar dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan sangat berkaitan erat dengan kualitas masyarakat. Penduduk yang besar dan berkualitas serta dikelola dengan baik, akan menjadi aset yang besar dan berharga
Lebih terperinciSurat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta Edisi 16 Oktober IUD DAN SUNTIK KONTRASEPSI "FAVOURITE" Oleh : Ki Supriyoko
Surat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta Edisi 16 Oktober 1990 Temuan Penelitian Operasional KB Mandiri di DIY (2): IUD DAN SUNTIK KONTRASEPSI "FAVOURITE" Oleh : Ki Supriyoko Dari kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional mencakup upaya peningkatan semua segi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional mencakup upaya peningkatan semua segi kehidupan bangsa. Agar penduduk dapat berfungsi sebagai modal pembangunan dan merupakan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) (2014) penggunaan. kontrasepsi modern telah meningkat tidak signifikan dari 54% pada tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization (WHO) (2014) penggunaan kontrasepsi telah meningkat di banyak bagian dunia, terutama di Asia dan Amerika Latin dan terendah di Sub-Sahara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kependudukan telah menjadi perhatian pemerintah Indonesia sejak ditandatanganinya deklarasi mengenai kependudukan oleh para pemimpin dunia termasuk presiden
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia, hal ini
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia, hal ini dapat dilihat dari hasil sensus penduduk tahun 2010 yang menyatakan bahwa jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu masalah kependudukan yang dihadapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah penduduk merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh negara berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu masalah kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Di era teknologi informasi saat ini, media massa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Lee dan Johnson (2007) menyatakan bahwa media massa banyak berperan dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat yang menyebabkan. kepadatan penduduk (Hatta, 2012). Permasalahan lain yang dihadapi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang hingga saat ini belum bisa teratasi misalnya laju pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur baik materil maupun berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, sebagai tercantum
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini berfokus pada Strategi Komunikasi BP3AKB dalam mensosialisasikan perlindungan anak kepada masyarakat di Kota Bekasi, dan bertujuan untuk memberikan gambaran dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia ini khususnya di negara berkembang. Sekitar 1,29 milyar penduduk dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dihadapi oleh seluruh pemerintahan yang ada di dunia ini khususnya di negara berkembang. Sekitar 1,29 milyar penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional. Jika kita telaah secara lebih mendalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kependudukan yang dihadapi oleh Negara-Negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia pada umumnya yakni jumlah penduduk yang besar, pertumbuhan yang tinggi,
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKKBPP) Kota Bandar Lampung
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKKBPP) Kota Bandar Lampung 1. Profil BKKBPP Kota Bandar Lampung Upaya pemerintah dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand hanya 44 per
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia Angka Kematian Ibu tertinggi dibandingkan negara-negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seimbang agar kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan sosial budaya penduduk Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Keluarga Berencana (KB) adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan keluarga. Program Keluarga Berencana merupakan bagian terpadu dalam program pembangunan
Lebih terperinciPUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
PELAKSANAAN PROGRAM KOMUNIKASI PEMBANGUNAN BIDANG KELUARGA BERENCANA ( Strategi Komunikasi Bapermas Kota Surakarta dalam Sosialisasi Program Keluarga Berencana ) PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah
Lebih terperinciEFEKTIVITAS KINERJA TENAGA PENGGERAK DESA DAN KELURAHAN DALAM REALISASI PROGRAM KB DI KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS VENNI SUKMAWATI ABSTRAK
EFEKTIVITAS KINERJA TENAGA PENGGERAK DESA DAN KELURAHAN DALAM REALISASI PROGRAM KB DI KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS VENNI SUKMAWATI ABSTRAK Berdasarkan hasil observasi efektivitas kinerja Tenaga Penggerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Soekanto, 1995:431 (dalam Atika, 2011) proses pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Soekanto, 1995:431 (dalam Atika, 2011) proses pembangunan bertujuan secara bertahap meningkatkan produktifitas dan kemakmuran penduduk secara menyeluruh.
Lebih terperinci