BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia ini khususnya di negara berkembang. Sekitar 1,29 milyar penduduk dunia
|
|
- Widyawati Cahyadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dihadapi oleh seluruh pemerintahan yang ada di dunia ini khususnya di negara berkembang. Sekitar 1,29 milyar penduduk dunia terjebak dalam perangkap kemiskinan. Kemiskinan termasuk dalam masalah sosial yang sulit ditanggulangi karena bersifat kronis dimana sekelompok orang berada di dalam wilayah kemiskinan, bahkan juga anak-anaknya. Mereka terjebak dalam lingkaran setan kemiskinan dan bisa dikatakan mengalami kemiskinan abadi. Bentuk kemiskinan ini disebut dengan kemiskinan struktural ( diakses pada tanggal 06 Juni 2013 pukul Wib). Di Indonesia, masalah kemiskinan juga masih menjadi persoalan yang mendapat prioritas utama dalam penanggulangan, karena tingkat kemiskinan yang sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat pada data kemiskinan dari BPS di Indonesia pada bulan September 2012, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,59 juta orang (11,66 persen dari jumlah penduduk indonesia sebanyak 230 juta jiwa), berkurang sebesar 0,54 juta orang (0,30 persen dari jumlah penduduk miskin sebanyak 28,59) dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2012 yang sebesar 29,13 juta orang (11,96 persen) ( diakses pada tanggal 10 April 2013 pukul Wib). Secara khusus di Sumatera Utara, BPS mencatat bahwa jumlah penduduk miskin pada September 2012 sebanyak orang. Jumlah tersebut berkurang sebanyak orang bila dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada Maret 2012 yang berjumlah
2 orang (10,67 persen dari jumlah penduduk miskin pada September 2012 sebanyak orang). Pada periode Maret September 2012, penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang orang, yakni dari orang pada Maret 2012 menjadi orang pada September Berbeda dari daerah perdesaan, kemiskinan di daerah perkotaan pada periode yang sama, justru relatif sama, yakni di kisaran orang. Sedangkan data Badan Pemberdayaan Masyarakat yang diambil dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Medan, mencatat bahwa jumlah penduduk miskin pada 2010 mencapai jiwa atau KK dari jumlah penduduk di Kota Medan pada 2010 sebanyak 2,5 juta jiwa. ( diakses pada 10 April 2013 pukul Wib). Berdasarkan statistik, angka kemiskinan di Sumatera Utara memang mengalami penurunan, tetapi kenyataannya masih banyak masyarakat yang melarat sehingga sulit mengakses pekerjaan, pendidikan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan yang terjadi tidak hanya memberikan dampak negatif pada orang dewasa termasuk juga anak-anak. Kemiskinan yang terjadi karena lemahnya fungsi keluarga baik dari segi ekonomi maupun sosialnya. Dampak yang terjadi pada anak justru lebih berbahaya daripada orang tua, karena akan berdampak buruk bagi anak dalam jangka panjang. Hak mereka untuk memperoleh pendidikan, perlindungan, dan kebutuhan mereka masa kecil yang bahagia, berkualitas dan yang layak didapatkan oleh anak-anak menjadi terampas sehingga menyebabkan anak tersebut menjadi terlantar karena kondisi ekonomi keluarga. Tercatat tingkat anak terlantar khususnya di Sumatera Utara mencapai sekitar jiwa yang tersebar di beberapa kabupaten/kota (hhtp://dbyanrehsos.go.id diakses pada tanggal 20 Mei 2013 pukul Wib) Fakta tersebut membuat miris berbagai kalangan termasuk pemerintah. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah Sumatera Utara dalam mengatasi masalah kemiskinan. Masih jauh dari keberhasilan karena masih banyak penyimpangan yang terjadi pada program-
3 program yang dijalankan. Kegagalan dari program yang di jalankan pemerintah karena proses perencanaan dan pengambilan keputusan dalam program pembangunan seringkali dilakukan dari atas ke bawah (top down). Rencana program pengembangan masyarakat biasanya dibuat di tingkat pusat dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah setempat. Masyarakat seringkali diikutkan tanpa diberikan pilihan dan kesempatan untuk memberi masukan. Sehingga untuk mencapai efesiensi dalam pembangunan bagi masyarakat, masyarakat tidak mempunyai kemampuan untuk menganalisa kondisi dan merumuskan persoalan serta kebutuhankebutuhannya. Selain itu, karena kurangnya pengawasan, pendampingan dan evaluasi pada program-program tersebut. Program pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan pemerintah seharusnya berupa program-program yang membuat masyarakat lebih produktif lagi, bukan hanya sekedar memberi mereka bantuan-bantuan yang justru membuat mereka bergantung pada pemerintah. Selain itu salah satu faktor ketidakberhasilan pembangunan nasional dalam berbagai bidang, antara lain disebabkan oleh minimnya perhatian pemerintah dan semua pihak terhadap eksistensi keluarga. Seharusnya pembangunan nasional memandang penting keluarga sebagai unit analisis maupun fokus pemberdayaan karena keluarga memiliki makna sentral dalam sebuah realitas sosial. Hampir semua disiplin ilmu memandang keluarga sebagai entitas terkecil sangat lokal. Dalam Ilmu Ekonomi dikenal domestic economy dan subsistence economy yang kajiannya terpusat pada keluarga. Sedangkan dalam Ilmu Sosiologi ada salah satu teori tentang pentingnya institusi keluarga dalam menentukan maju atau tidaknya sebuah bangsa, yaitu family is the fundamental unit of society (keluarga adalah unit yang penting sekali dalam masyarakat). Artinya kalau institusi keluarga sebagai pondasi lemah, maka bangunan masyarakat juga akan lemah. Menurut teori tersebut, masalah-masalah yang terdapat dalam masyarakat seperti kemiskinan, kekerasan yang merajalela, dan segala macam kebobrokan sosial, adalah
4 cerminan dari tidak kokohnya institusi keluarga. Selain itu pekerjaan sosial juga telah banyak berjasa dalam mengembangkan berbagai pelayanan sosial untuk keluarga (Edi suharto.2009:169). Mengingat pentingnya fungsi dan peran keluarga baik bagi kehidupan individu dan keluarga itu sendiri maupun terhadap kelangsungan masyarakat, Zeitlin (1995) memandang penting upaya penguatan keluarga serta implikasinya dalam kebijakan dan program pembangunan yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Khususnya di Indonesia penguatan keluarga sangat penting dilakukan karena mengingat jumlah keluarga miskin setiap tahun terus bertambah. Pentingnya penguatan keluarga, karena secara teoritis keluarga merupakan institusi utama pembangunan sumber daya manusia karena di keluargalah aktivitas utama kehidupan seorang individu berlangsung sehingga keberfungsian, ketahanan, kesejahteraan keluarga akan menentukan kualitas individu. Penguatan keluarga berkaitan dengan keberfungsian keluarga dalam pembangunan kualitas sumberdaya anak seperti hasil penelitian Sunarti (2008) yang menunjukkan bahwa penguatan keluarga mempengaruhi pengasuhan anak dan akibatnya mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Penguatan ketahanan keluarga semakin penting dewasa ini dimana keluarga menghadapi berbagai perubahan, tantangan, dan krisis. Pada kondisi tersebut keluarga membutuhkan dukungan sosial dari lingkungan di sekitarnya (Sunarti 2007) ( diakses pada tanggal 07 Juni 2013 pukul 8.07 Wib) Salah satu organisasi masyarakat independen non-pemerintah di Sumatera Utara khususnya di Medan yaitu SOS Children s Village Medan yang sudah berdiri pada tahun 2007 ini menerapkan pelayanan berbasis keluarga. Salah satu pelayanan yang dilakukan yaitu dengan membuat Program Penguatan Keluarga (Family Strengthing Programs). Program Penguatan keluarga ini mempunyai misi yaitu membantu membangun keluarga kurang
5 beruntung yang mempunyai keterbatasan atau kekurangan secara ekonomi dan sosial untuk dapat mandiri dalam lingkungan masyarakatnya Sehingga diharapkan setelah mandiri secara sosial dan ekonomi, para orang tua dari keluarga tersebut dapat memelihara dan menjaga anak anak mereka. Dalam pelaksanaan program penguatan keluarga dalam memperkuat keluarga, SOS Children s Village Medan memberdayakan keluarga dan masyarakat untuk melindungi dan merawat anak-anak mereka, dengan menggunakan langkah-langkah proses perencanaan pembangunan keluarga. Program ini dirancang sesuai dengan kebutuhan dan prioritas pada anak-anak ber-risiko kehilangan perawatan keluarga mereka. Hal ini melibatkan penilaian secara mendalam tentang situasi kelompok sasaran kita dalam masyarakat. Fokus utama program penguatan keluarga adalah pada peningkatan kesejahteraan keluarga, karena kesejahteraan anak tidak dapat dipisahkan dari kesejahteraan keluarga dan perkembangan anak secara optimal tercapai dalam keluarga yang sejahtera. Program penguatan keluarga ini dilakukan dengan pendampingan anak dan keluarga yang merupakan bagian dari pemberdayaan masyarakat dengan melakukan segala upaya fasilitasi yang bersifat noninstruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan mencari pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada. Pemberdayaan masyarakat melalui program penguatan keluarga oleh yayasan SOS Children Village dilakukan dalam lingkup keruangan berbasis desa, dimana pembangunan dilaksanakan pada lingkup desa atau antar desa, namun pengambilan keputusan terhadap prioritas kegiatan yang akan terdanai ditentukan oleh masyarakat pada rapat mingguan di tingkat kecamatan bersama kader dan pendamping. Pemilihan desa yang akan menjadi desa binaan untuk menjalankan program penguatan keluarga dilakukan dengan melihat kondisi keluarga yang miskin di desa tersebut sehingga menyebabkan anak-anak beresiko kehilangan
6 perawatan dari keluarga dan tidak mendapat perlindungan serta terpenuhi hak-hak sebagai anak. Keluarga yang menjadi anggota program penguatan keluarga ini disebut warga binaan. Salah satu desa yang menjadi desa binaan dari progam penguatan keluarga ini adalah Kelurahan Namo Gajah lingkungan III Kecamatan Medan Tuntungan. Kelurahan Namo Gajah ini merupakan salah satu kelurahan yang termasuk dalam 14 kelurahan di Kota Medan yang memiliki KK miskin dan rawan pangan. Selain itu kelurahan Namo Gajah lingkungan III disini juga rendah akan tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan dan kurang peduli dengan hak-hak anak sehingga dengan keadaan yang seperti ini yayasan SOS Children s Village Medan melakukan program penguatan keluarga di desa ini. Karena dikhawatirkan jika keadaan seperti ini terus dibiarkan anak-anak menjadi kehilangan hakhaknya dan anak tersebut menjadi terlantar. Pemberdayaan masyarakat dimulai dari pendekatan keluarga, karena keluarga adalah wujud sosial terkecil dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini perhatian dikhususkan bagi keluarga, karena keluarga merupakan istitusi pertama dalam pembangunan kualitas sumberdaya manusia. Upaya pendekatan keluarga perlu diikuti dengan upaya untuk memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh keluarga. Pendekatan yang dapat dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat yaitu melalui mekanisme kelompok. Pendekatan ini secara sosiologis banyak membantu individu untuk belajar satu sama lain, sehingga mampu menyelesaikan permasalah yang dihadapi (Sulistyo,2012). Dalam pengelolaan program pemberdayaan masyarakat, masyarakat mendapatkan kewenangan untuk mengelola semua kegiatan secara mandiri dan partisipatif dengan ikut terlibat dalam setiap tahapan kegiatan mulai dari sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pelestarian dan pengembangan kegiatan. Selain itu masyarakat mendapat pendampingan dari fasilitator, dukungan dari pemerintah dan juga adanya kader-kader
7 disetiap desa yang anggotanya berasal dari masyarakat serta mendapat pelatihan-pelatihan yang mendukung peningkatan kemampuan masyarakat. Pelaksanaan program penguatan keluarga diharapkan menjadi salah satu program pembangunan partisipatif yang dapat berkontribusi bagi pemulihan kondisi dan peningkatan kemandirian masyarakat di kelurahan Namo Gajah lingkungan III Kecamatan Medan Tuntungan. Pelaksanaan program penguatan keluarga tersebut berdasarkan Standar dan Pedoman progam penguatan keluarga yang telah disetujui tim manajemen senior dari yayasan SOS Children Village yang berpusat di Lembang. Jenis kegiatan yang dilaksanakan dalam program penguatan keluarga berupa kegiatan pengembangan ekonomi, kegiatan kesehatan, kegiatan pendidikan. Tiga bentuk kegiatan yang dilakukan melalui program penguatan keluarga ini merupakan tiga serangkai yang sangat mempengaruhi kualitas sumberdaya manusia. Sedangkan, sumberdaya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau investasi dalam pembangunan nasional. Kegiatan ini di dampingi oleh kader (stake holder) di desa binaan dan staff dari yayasan SOS Children s Village Medan. Selain itu, penyelenggara kegiatan program penguatan keluarga menerapkan pendekatan pemberdayaan masyarakat dengan cara melibatkan masyarakat dan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam proses pelaksanaannya. Adanya keterlibatan masyarakat dalam program ini bertujuan agar masyarakat tidak bergantung dengan bantuan yang diberikan program oleh SOS Children s Village Medan. Program penguatan keluarga dilaksanakan dalam kemitraan dengan mitra implementasi lokal untuk memastikan bahwa mereka secara efektif 'berakar' dalam masyarakat dan secara bersama-sama "dimiliki" oleh organisasi mitra dan SOS. Pelayanan program dilaksanakan dalam kemitraan dengan struktur/organisasi berbasis masyarakat, atau kelompok mandiri dimana mitra implementasi ini tidak memiliki kapasitas
8 untuk secara efektif mengelola bahan dan sumber daya keuangan dengan efisiensi dan akuntabilitas. Akan tetapi mengambil pendekatan langkah-demi-langkah membantu mereka untuk membangunnya. Seiring waktu, SOS Children s Village Medan mendukung mitra ini bergerak menuju swasembada, sehingga mereka dapat menyediakan sumber daya yang diperlukan bagi diri sendiri. Dalam melakukan hal ini, kita membantu masyarakat untuk membantu diri sendiri dan menciptakan peserta menghindari ketergantungan program pada organisasi SOS Children s Village Medan. Program penguatan keluarga diharapkan agar kelak terjadinya peningkatan kualitas hidup keluarga dan masyarakat, membangun kesadaran masyarakat akan hak-hak anak, menjadikan masyarakat mandiri, membangun keluarga. Sehubungan dengan hal itu maka untuk dapat mengetahui proses pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan program penguatan keluarga dan efeknya terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat perlu dilakukan kajian lebih lanjut. Berdasarkan latar belakang permasalahan,maka peneliti tertarik untuk meneliti pelaksanaan pemberdayaan melalui program penguatan keluarga yang merupakan salah satu program dari yayasan SOS Children s Village Medan yang hasilnya akan dituangkan dalam penelitian berjudul Efektivitas Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Penguatan Keluarga oleh Yayasan SOS Children s Village Medan di Kelurahan Namo Gajah lingkungan III Kecamatan Medan Tuntungan.
9 I.2 Perumusan Masalah Masalah merupakan pokok dari suatu penelitian. Untuk itu, penelitian ini perlu ditegaskan dan dirumuskan masalah yang diteliti. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Sejauh mana efektivitas pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui program penguatan keluarga oleh yayasan SOS Children s Village Medan di Kelurahan Namo Gajah lingkungan III Kecamatan Medan Tuntungan? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui program penguatan keluarga oleh yayasan SOS Children s Village Medan di Kelurahan Namo Gajah Lingkungan III Kecamatan Medan Tuntungan Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam rangka: 1. Pengembangan teori-teori tentang pemberdayaan masyarakat dengan sistem sumber masyarakat melalui program penguatan keluarga oleh yayasan SOS Children s Village Medan. 2. Pengembangan model efektivitas pemberdayaan masyarakat agar lebih efektif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
10 1.4 SISTEMATIKA PENULISAN Penulis menyajikan penelitian ini dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah,perumusan masalah,tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan uraian konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti,kerangka pemikiran,definisi konsep, dan definisi operasional. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data. BAB IV : DESKRIPSIKAN LOKASI PENELITIAN Bab ini berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian yang berhubungan dengan masalah objek yang akan diteliti. BAB V : ANALISA DATA Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dalam penelitian beserta analisisnya. BAB VI : PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.
BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang layak.pada umumnya mereka belum tersentuh oleh megahnya
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kondisi kehidupan masyarakat Indonesia khususnya yang tinggal di desadesa terpencil sampai saat ini masih belum dapat dikatakan memiliki kondisi kehidupan yang
Lebih terperinciWindy Safutry
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PENGUATAN KELUARGA OLEH YAYASAN SOS CHILDREN S VILLAGE MEDAN DI LINGKUNGAN III KELURAHAN NAMO GAJAH KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN Windy Safutry
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan masih menjadi persoalan mendasar di Indonesia. Oleh karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan masih menjadi persoalan mendasar di Indonesia. Oleh karena itu, program penanggulangan kemiskinan menjadi salah satu dari 11 prioritas pembangunan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemiskinan merupakan kondisi ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan memiliki ciri yang berbeda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduknya seperti Indonesia. Kemiskinan seharusnya menjadi masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah lama yang pada umumnya dihadapi hampir di semua negara-negara berkembang, terutama negara yang padat penduduknya seperti Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk penanggulangan kemiskinan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah kemiskinan memang telah ada sejak kala. Berbagai upaya telah dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk penanggulangan kemiskinan dengan meluncurkan program-program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang tengah dihadapi oleh dunia adalah kemiskinan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang tengah dihadapi oleh dunia adalah kemiskinan. Kemiskinan telah ada sejak lama pada hampir semua peradaban manusia. Pada setiap belahan dunia dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan.
BAB I PENDAHULUAN Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan. Penanggulangan kemiskinan memerlukan upaya yang sungguh-sungguh, terusmenerus, dan terpadu dengan menekankan pendekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan hal klasik yang belum tuntas terselesaikan terutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan hal klasik yang belum tuntas terselesaikan terutama di negara berkembang, artinya kemiskinan menjadi masalah yang dihadapi dan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai permasalahan yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan merupakan sebuah kondisi kehilangan terhadap sumber-sumber pemenuhan kebutuhan dasar
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997 lalu, membawa dampak yang sangat besar terhadap hampir semua lapisan masyarakat. Angka kemiskinan dan pengangguran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia telah merdeka hampir mencapai 69 tahun, tetapi masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia telah merdeka hampir mencapai 69 tahun, tetapi masalah kemiskinan masih tetap menjadi masalah fenomenal yang masih belum dapat terselesaikan hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1997.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan yang dihadapi oleh Negara Indonesia adalah kemiskinan. Dari tahun ke tahun masalah ini terus menerus belum dapat terselesaikan, terutama sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud dengan lanjut usia adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wilayah. Harapannya, pengembangan wilayah dilakukan agar dapat meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan wilayah memerlukan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Ketiganya merupakan satu kesatuan ruang yang apabila satu di antara ketiga hal tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. namun masih banyak terjadi ketimpangan-ketimpangan secara sosial ekonomi.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembangunan dilaksanakan melalui berbagai penyempurnaan, namun masih banyak terjadi ketimpangan-ketimpangan secara sosial ekonomi. Ketimpangan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi masyarakat Indonesia saat ini sungguh memprihatinkan dengan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat setiap tahunnya. Pertumbuhan penduduk tersebut dapat terlihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Desa Bogak merupakan wilayah pesisir yang terletak di Kecamatan Tanjung Tiram
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Bogak merupakan wilayah pesisir yang terletak di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara. Sebagai desa yang berada di wilayah pesisir,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kualitas manusia sebagai sumberdaya pembangunan merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat. Indonesia pada September tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pelaksanaan kegiatan pembangunan nasional di Indonesia sesungguhnya merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya kesejahteraan masyarakat
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG
PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang : a. bahwa sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran-sasaran pembangunan yang dituju harus melibatkan dan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional yang dinilai berhasil pada hakikatnya adalah yang dilakukan oleh dan untuk seluruh rakyat. Dengan demikian, dalam upaya mencapai sasaran-sasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan gambaran kehidupan di banyak negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan gambaran kehidupan di banyak negara berkembang, mencakup lebih dari satu milyar penduduk dunia, baik itu di daerah pedesaan maupun di perkotaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemiskinan menjadi salah satu masalah di Indonesia sejak dahulu hingga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan menjadi salah satu masalah di Indonesia sejak dahulu hingga sekarang, terutama sejak terhampas dengan pukulan krisis ekonomi dan moneter yang terjadi sejak
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. ditemui melalui pendekatan kualitatif, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis atas perkembangan KUBE dan hambatan yang ditemui melalui pendekatan kualitatif, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki kekayaan sumberdaya ekonomi melimpah. Kekayaan sumberdaya ekonomi ini telah dimanfaatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilahirkan serta dididik sampai menjadi dewasa. Kewajiban suami selain menafkahi ekonomi keluarga, juga diharapkan menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga sebagai unit kelompok terkecil dalam masyarakat yang mempunyai kedudukan cukup sentral dan penting dalam pembentukan struktural sosial kemasyarakatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pun manusia dan bangsa di dunia ini yang tidak membutuhkan kehidupan yang sedang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kehidupan yang baik merupakan kehendak manusia yang paling hakiki. Tiada satu pun manusia dan bangsa di dunia ini yang tidak membutuhkan kehidupan yang sedang dijalaninya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk miskin di Indonesia berjumlah 28,55 juta jiwa dan 17,92 juta jiwa diantaranya bermukim di perdesaan. Sebagian besar penduduk desa memiliki mata pencarian
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kemiskinan merupakan salah satu isu penting dalam pelaksanaan pembangunan, bukan hanya di Indonesia melainkan hampir di semua negara di dunia. Dalam Deklarasi Millenium Perserikatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh jumlah penduduk. Hal ini sama dengan yang disampaikan oleh Badan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia merupakan fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang dimulai dengan adanya perubahan dalam hidup. Usia lanjut pasti akan dialami oleh semua orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gizi yang baik ditentukan oleh jumlah asupan pangan yang dikonsumsi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang
Lebih terperinciPEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN
Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.16/Menhut-II/2011 Tanggal : 14 Maret 2011 PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pedoman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harapan hidup penduduknya (life expectancy). Indonesia sebagai salah satu negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari angka harapan hidup penduduknya (life expectancy). Indonesia sebagai salah satu negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 yakni melindungi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara berkembang seperti Indonesia, secara berkelanjutan melakukan pembangunan baik fisik maupun mental untuk mencapai tujuan negara yang tertuang dalam pembukaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Demokratisasi Desa merupakan fase tersendiri yang sengaja dibedakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokratisasi Desa merupakan fase tersendiri yang sengaja dibedakan dengan demokratisasi di Desa. Demokratisasi Desa mewakili semangat UU No.6 Tahun 2014 tentang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Badan Keswadayaan Masyarakat ( BKM) dan fungsi BKM Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) merupakan suatu institusi/ lembaga masyarakat yang berbentuk paguyuban, dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan pedesaan merupakan bagian integral dari pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pedesaan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Pembangunan pedesaan adalah bagian dari usaha peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial lainnya. Krisis global membawa dampak di berbagai sektor baik di bidang ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan telah membawa dampak pada keterlantaran, ketunaan sosial hingga masalah sosial lainnya. Krisis global membawa dampak di berbagai sektor baik di bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini membahas secara berurutan tentang latar belakang
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini membahas secara berurutan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan hipotesis. A. Latar Belakang Masalah. Kemiskinan seringkali
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perubahan besar dalam struktur sosial, sikap-sikap mental yang sudah terbiasa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan proses multidimensional yang melibatkan perubahan besar dalam struktur sosial, sikap-sikap mental yang sudah terbiasa dan lembaga nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang layak bagi seluruh
Lebih terperinciTabel 1.1 Target RPJMN, RPJMD Provinsi dan kondisi Kota Depok. Jawa Barat. Cakupan pelayanan air limbah domestic pada tahun 2013 sebesar 67-72%
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan sangat erat dengan kemiskinan tingkat pendidikan, kepadatan penduduk, daerah kumuh dan akhirnya pada
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pedesaan sebagai bagian dari pembangunan nasional memfokuskan diri pada masalah kemiskinan di pedesaan. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2006
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat sebagai terjemahan istilah society merupakan sekelompok
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat sebagai terjemahan istilah society merupakan sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem di mana besar interaksi adalah antara individu-individu
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.150, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. PNPM Mandiri. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.16/MENHUT-II/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menarik orang mendatangi kota. Dengan demikian orang-orang yang akan mengadu nasib di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan kota yang selalu dinamis berkembang dengan segala fasilitasnya yang serba gemerlapan, lengkap dan menarik serta menjanjikan tetap saja menjadi suatu faktor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. setinggi-tingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilakukan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam usaha mencerdaskan kehidupan manusia melalui kegiatan bimbingan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah. Pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan, memperbaiki, mengubah pengetahuan, keterampilan dan sikap serta tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut
16 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya yang ada dan membentuk pola
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2008), Provinsi Jawa Barat mengalami peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai 2009. Adapun pada tahun 2009 jumlah penduduk Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak adalah makhluk sosial seperti juga orang dewasa. Anak. membutuhkan orang lain untuk dapat membantu mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah makhluk sosial seperti juga orang dewasa. Anak membutuhkan orang lain untuk dapat membantu mengembangkan kemampuannya, karena anak lahir dengan segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat atau lebih dikenal dengan sebutan PKBM merupakan sebuah lembaga pendidikan nonformal yang lahir dari kesadaran tentang betapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan-pelayanan sosial personal yang tergolong sebagai pelayanan
BAB I PENDAHULUAN 1.5 Latar Belakang Masalah Di negara yang sedang berkembang, daftar pelayanan sosial mencakup pelayanan-pelayanan sosial personal yang tergolong sebagai pelayanan kesejahteraan sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. multidimensional, yang dapat ditandai dengan keberadaan pengangguran,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan kesejahteraan sosial yang kompleks dan multidimensional, yang dapat ditandai dengan keberadaan pengangguran, keterbelakangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modern pada masa kini mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan pelayanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan memang telah ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk minimnya
Lebih terperinci2014 PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemiskinan merupakan masalah sosial yang saling berkaitan dengan faktor lainnya seperti ekonomi, sosial dan budaya. Kemiskinan bukan hanya menjadi masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Karena itu, kesehatan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada umumnya bertujuan untuk merubah kualitas kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pada umumnya bertujuan untuk merubah kualitas kehidupan manusia dan kualitas wilayahnya atau lingkungannya ke arah yang lebih baik. Pembangunan juga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah terjadi sejak dahulu kala. Kemiskinan sangat terkait dengan kepemilikan modal, kepemilikan lahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap barang dan jasa, kesehatan, geografis, gender, dan kondisi lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah global yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, satu sama lain seperti: tingkat pendapatan, pendidikan, akses
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. upaya dan kegiatan aktifitas ekonomi masyarakat tersebut. Untuk mencapai kondisi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan masyarakat pada suatu wilayah adalah merupakan suatu manifestasi yang diraih oleh masyarakat tersebut yang diperoleh dari berbagai upaya, termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Persoalan pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi masyarakat. Demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agraris beras menjadi komoditas pangan yang paling pokok bagi sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mayoritas penduduk Indonesia bermatapencaharian sebagai petani, hal tersebut dijadikan parameter bahwa Indonesia adalah negara agraris. Sebagai Negara agraris beras
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panti tidak terdaftar yang mengasuh sampai setengah juta anak. Pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan pertama di dunia sebagai negara dengan jumlah panti asuhan terbesar yaitu mencapai 5000 hingga 8000 panti terdaftar dan 15.000 panti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan menjadi salah satu ukuran terpenting untuk mengetahui tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga. Sebagai suatu ukuran agregat, tingkat kemiskinan di suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemiskinan merupakan hal klasik yang belum tuntas terselesaikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan hal klasik yang belum tuntas terselesaikan terutama di Negara berkembang, artinya kemiskinan menjadi masalah yang dihadapi dan menjadi perhatian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa: Pemerintahan Desa adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa dalam Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa: Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan tidak dapat ditakar hanya dengan kemampuan memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena kemiskinan atau sering disebut sebagai lingkaran setan kemiskinan, dapat diibaratkan seperti benang kusut yang sangat susah dibenahi. Kemiskinan tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelak menjadi motor penggerak bagi kehidupan bermasyarakat, dan bernegara demi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak adalah pelita dan harapan bagi suatu masyarakat, bangsa, dan negara yang kelak menjadi motor penggerak bagi kehidupan bermasyarakat, dan bernegara demi terwujudnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Memiliki anak yang sehat dan cerdas adalah dambaan setiap orang tua. Untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memiliki anak yang sehat dan cerdas adalah dambaan setiap orang tua. Untuk mewujudkannya tentu saja sebagai orang tua harus selalu memperhatikan, mengawasi dan merawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada sebuah ketidakseimbangan awal dapat menyebabkan perubahan pada sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan merupakan sebuah upaya untuk mengantisipasi ketidak seimbangan yang terjadi yang bersifat akumulatif, artinya perubahan yang terjadi pada sebuah ketidakseimbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya berbagai macam masalah di dalam kehidupan masyarakat seperti terjadinya PHK pada buruh kontrak, jumlah pengangguran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih memandang mereka sebagai subordinat laki-laki. Salah satu bentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstruksi budaya patriarki yang masih mengakar kuat di Indonesia hingga saat ini, mengakibatkan posisi perempuan semakin terpuruk, terutama pada kelompok miskin. Perempuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. desentralisasi yang mensyaratkan perlunya pemberian otonomi seluas-luasnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pemerintahan Indonesia menerapkan sistem pemerintahan desentralisasi yang mensyaratkan perlunya pemberian otonomi seluas-luasnya kepada pemerintah daerah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat (community empowerment). Dalam program
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini menganalisis kapasitas pendamping KUBE dan faktor penghambat pendampingan dengan mengambil studi kasus pendampingan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terkena PHK (pengangguran) dan naiknya harga - harga kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 telah menyebabkan jutaan orang miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan. Imbas dari keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana tertulis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014, pemerintah menetapkan visi pembangunan yaitu Terwujudnya Indonesia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut membuat mereka jatuh kejurang kemiskinan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Sejak krisis multi dimensi tahun 1998 hingga saat ini masalah utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah masalah kemiskinan dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah terpenting saat ini di Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Masalah kemiskinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh si miskin. Penduduk miskin pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan situasi serba kekurangan yang terjadi bukan dikehendaki oleh si miskin. Penduduk miskin pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Posisi komunikasi dan pembangunan ibarat dua sisi mata uang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Posisi komunikasi dan pembangunan ibarat dua sisi mata uang yang saling mendukung dan tidak bisa dipisahkan. Secara konseptual, komunikasi dan pembangunan memandang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan dalam bidang ketenagakerjaan merupakan bagian dari usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan dalam bidang ketenagakerjaan merupakan bagian dari usaha sumber daya manusia yang diarahkan pada tujuan meningkatkan harkat, martabat dan kemampuan manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah di negara manapun. Kemiskinan merupakan gambaran kehidupan di banyak
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pertanian berkelanjutan merupakan suatu program yang mutlak dilakukan dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan, memperluas lapangan kerja dan pengentasan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kota-kota besar di Indonesia memacu pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan kota-kota besar di Indonesia memacu pertumbuhan ekonomi sehingga menjadi magnet bagi penduduk perdesaan untuk berdatangan mencari pekerjaan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemiskinan yang terjadi pada negara berkembang sangatkompleks dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perhatian pada kemiskinan merupakan hal yang sangat penting, karena masalah kemiskinan yang terjadi pada negara berkembang sangatkompleks dan bersifatmultidimensional.kemiskinan
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI I. PENJELASAN UMUM Kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals (MDGs) yang terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan pola kehidupan masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhankebutuhan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan hidup manusia meningkat seiring dengan perubahan dan perkembangan pola kehidupan masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhankebutuhan hidup yang semakin meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam konteks bernegara, pembangunan diartikan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan proses perbaikan kualitas segenap bidang kehidupan manusia. Dalam konteks bernegara, pembangunan diartikan sebagai usaha untuk memajukan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Permasalahan kemiskinan memang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang layak bagi seluruh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya yang sudah direncanakan dalam melakukan suatu perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, meningkatkan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA
PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG UTARA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Kemiskinan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di tengahtengah masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Kemiskinan senantiasa menarik perhatian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan adalah masalah kompleks yang melanda negeri ini. Persoalan kemiskninan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain: tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu kondisi bukan hanya hidup dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu kondisi bukan hanya hidup dalam kekurangan uang dan tingkat pendapatan rendah, tetapi juga banyak hal lain seperti tingkat kesehatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha mikro tergolong jenis usaha yang tidak mendapat tempat di bank, rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan dari pemerintah
Lebih terperinci