PENERAPAN ERGONOMI DI HOTEL BALI SANUR BUNGALOWS
|
|
- Yanti Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 PENERAPAN ERGONOMI DI HOTEL BALI SANUR BUNGALOWS Sutjana, D.P Disampaikan pada Sehari Ergonomi dan Fisiologi Olahraga 18 Nopember 1998 Di Denpasar Bali Indonesia ABSTRAK Bali Sanur Bungalows adalah salah satu hotel berbintang dua di kawasan wisata Sanur. Dalam usaha untuk lebih menarik wisatawan, hotel dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti bangunan dengan arsitektur Bali, kolam renang, perlengkapan dapur dan kamar serta cara pelayanan oleh karyawan dengan standar internasional. Dengan usaha tersebut ternyata hunian hotel meningkat dari sebelumnya menjadi rata-rata di atas 40 % sepanjang tahun. Di lain pihak di beberapa bagian fasilitas tersebut ternyata masih kurang memperhitungkan keterbatasan dan kemampuan kerja karyawan dalam melaksanakan tugasnya memberikan pelayanan kepada wisatawan. Di samping itu fasilitas untuk karyawan sendiri kurang diperhatikan. Banyak dijumpai karyawan bekerja dengan sikap paksa, lingkungan kerja yang kurang nyaman, pergantian giliran kerja yang panjang, sehingga menimbulkan keluhan muskulosekeletal dan keluhan subyektif, mangkir kerja dan efisiensi rendah. Untuk mengatasi masalah tersebut telah dilakukan perbaikan sesuai dengan prinsip ergonomi melalui pendekatan partisipasi. Hasil yang diperoleh antara lain mangkir kerja berkurang, keluhan muskuloskeletal dan keluhan subyektif di beberapa bagian menurun dan efisiensi kerja meningkat. Kata kunci: ergonomi, pendekatan partisipasi, hotel Abstract Bali Sanur Bungalows is one of the two stars hotel at Sanur Tourist Resort. To attract the tourists, the hotel were equipped by facilities such as Balinese interior, pool, kitchen equipment and international standard of services. With those efforts, the occupation rate of the hotel increased to 40 % on average every years. On the other hand the employees capacities have not matched to those facilities. Hence there were many employee work with bad working posture, uncomfortable environment, long shift work and at last caused musculoskeletal disorder and other subjective complaint, absenteeism, & low efficiency. To overcome these problems, an improvement had been conducted,
2 2 based on ergonomics participatory approach. The a results found are: decreased of absenteeism, subjective and muskuloskeletal complaint, but increased of work efficiency. Key words : ergonomic, participatory approach, hotel PENDAHULUAN Bali Sanur Bungalows adalah salah satu hotel bintang dua di kawasan wisata Sanur. Dalam usaha meningkatkan daya tarik dan pelayanan kepada wisatawan telah dibangun berbagai fasilitas seperti bangunan type cattages dengan arsitektur tradisional Bali, kolam renang, fasilitas dapur dan kamar dengan standard internasional serta peningkatan pelayanan karyawan. Dari usaha tersebut terbukti hunian hotel meningkat melampaui 40% sepanjang tahun. Dilain pihak ternyata dengan pembangunan fasilitas tersebut karyawan mengalami berbagai kendala dalam memberikan pelayanan. Di antaranya terjadi sikap paksa pada waktu bekerja, lingkungan kerja kurang nyaman. Di samping itu juga terjadi pergantian giliran kerja yang panjang serta asupan makanan kurang memadai selama kerja. Kondisi demikian akan cepat menimbulkan kelelahan, keluhan subyektif serta penurunan kemampuan kerja dan peningkatan mangkir kerja ( Manuaba, 1985; Grandjean, 1988; Pheasant, 1991). Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan intervensi ergonomi melalui pendekatan partisipasi. Dengan tujuan melalui penerapan prinsip ergonomi akan tercipta kondisi dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan efisien (Manuaba, 1996). Dengan demikian akan dapat mengurangi timbulnya kelelahan, keluhan subyektif, mangkir kerja, dan meningkatkan efisiensi kerja. BAHAN DAN CARA Subyek : sebagai subyek dalam penelitian ini adalah semua karyawan hotel BSB khususnya di bagian personalia, accounting, house keeping, food and baverage, satpam, binatu. Cara kerja : dalam penerapan ergonomi ini memakai pendekatan partisipasi dengan tahapan sbb:
3 3 1. observasi ke tempat kerja untuk melihat cara, sikap dan lingkungan kerja 2. wawancara mengenai keluhan subyektif dan keluhan muskuloskeletal 3. ceramah dan diskusi bersama manajemen dan karyawan mengenai cara-cara perbaikannya terhadap masalah yang dihadapi 4. melakukan perbaikan disertai evaluasi hasil perbaikan bersama-sama karyawan Analisis : hasil yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASANNYA 1. Gizi atau asupan makanan Untuk dapat bekerja dengan baik dan murah senyum selama 8 jam kerja, asupan makanan yang cukup dan bergizi sangat diperlukan karyawan. Untuk tujuan tersebut pihak manajemen telah memberikan uang makan sebesar Rp 500,- per hari kerja yang diberikan bersamaan dengan gaji setiap akhir bulan. Apabila uang Rp 500,- itu dibelikan makanan seluruhnya bisa mendapat satu bungkus nasi dengan lauk pauk yang cukup (berisi daging dan sayur termasuk 1 gelas teh manis). Tetapi karena diberikan bersamaan dengan gaji, uang itu dipakai untuk keperluan lain. Untuk makan setiap hari kerja mereka membawa atau membeli nasi di warung seadanya, yang dari sudut gizi dan kebersihan kurang memenuhi syarat. Di samping itu karena warung jauh dari hotel sering mereka makan meliwati jam istirahat untuk makan (lebih 1 jam). Dan kalau saat itu diperlukan sangat sulit dihubungi sehingga sering mengganggu kelancaran pelayanan hotel. Untuk mengatasi masalah tersebut setelah melalui diskusi dengan pihak manajemen, karyawan dan dokter hotel, disepakati uang makan diganti dengan memberi makan sekali setiap giliran kerja. Untuk itu kemudian dibangun tempat makan atau EDR (Employee dining room) yang cukup baik (gambar 1). Tempat itu di samping untuk tempat makan bisa juga untuk tempat istirahat dan ngobrol di antara karyawan baik mengenai masalah pribadi maupun masalah pekerjaan. Dengan memberikan makanan dengan gizi 4 sehat dan menu 10 hari, kebersihan terjamin. Apabila sewaktu-waktu diperlukan bisa cepat dihubungi dan waktu istirahat makan tidak lebih dari waktu yang telah ditetapkan. Dan setelah dihitung biayanya ternyata Rp.350,- per orang per hari. Berarti bisa ngirit Rp 150,- per orang per hari.
4 4 Gambar : Tempat makan karyawan 2. Giliran kerja Semula pengaturan giliran kerja tidak teratur dengan pergantian setiap 5-7 hari. Dengan demikian tugas malam lebih dari 3 hari berturut-turut. Selesai tugas malam tidak diikuti libur tetapi langsung tugas pagi sehingga tidak sempat mengaso. Giliran tugas malam hanya di bagian SATPAM dan engineering. Dari 22 orang (semua laki-laki dengan usia tahun) 22,7 % (5 orang) sering mengeluh badan lemes, kepala terasa kosong, pusing, mual-mual dan sering sakit dan absen. Untuk mengatasi masalah tersebut telah disepakati pengaturan giliran kerja dengan rotasi dan setiap habis tugas malam libur 1 hari. Setelah menerapkan sistem tersebut keluhan berkurang menjadi sekitar 9% (2 orang) dan sakit berkurang. 3. Operator komputer di bagian personalia dan akun Karyawan personalia dan akun paling sering mengoperasikan komputer. Hampir selama jam kerjanya mereka duduk di depan komputer untuk mengurus surat-surat serta perhitungan belanja hotel setiap hari. Penempatan monitor komputer lebih tinggi dari tinggi mata operator waktu duduk (gambar 2a). Selama bekerja selalu menengadah, apalagi untuk mereka yang memakai kaca mata ganda (usia di atas 40 tahun) sehingga mereka sering mengeluh kekakuan atau sakit pada otot leher, bahu dan disertai pusing. Sebagai akibatnya mereka sering mengaso, sehingga efisiensinya kurang. Untuk mengatasi masalah tersebut tinggi monitor komputer diturunkan sampai tepi atas monitor sesuai tinggi mata operator waktu duduk (gambar 2b). Dengan
5 5 perbaikan tersebut keluhan leher 71,4% dan bahu berkurang 75% ( Sutjana, 1998) dan waktu mengaso berkurang sehingga efisiensi kerja meningkat. Gambar 2a : Sikap kerja operator sebelum diperbaiki Tepi atas motnitor lebih tinggi dari tinggi mata Gambar 2b: Sikap kerja operator setelah diperbaiki Tinggi tepi atas monitor setinggi mata operator 5. Tinggi kompor dan meja kerja di dapur Juru masak (cook) di hotel sangat penting dan sering menentukan kualitas pelayanan hotel. Mereka harus mampu menyiapkan makanan yang enak, bersih, estetis dengan cepat. Pekerjaan mereka akan dilihat pada saat tamu ramai seperti waktu sarapan pagi, makan siang maupun makan malam. Dengan tinggi meja kerja atau kompor yang tidak sesuai (gambar 3a) menyebabkan mereka sering merasa cepat lelah, merasa sakit pada bahu dan lengan. Oleh karena lama berdiri mereka sering mengeluh sakit pinggang dan pegel pada kaki. Sebagai akibatnya mereka sering beristirahat sehingga hasil kerjanya lebih lambat. Untuk mengatasi masalah tersebut tinggi meja dikurangi menjadi sekitar 68 cm (gambar 3b) (disesuaikan dengan tinggi siku karyawan yang tertinggi, yang pendek bisa pakai dingklik). Dengan perbaikan tersebut waktu istirahat curian dan keluhan berkurang.
6 6 Gambar 3a: Tinggi meja kerja (kompor) agak tinggi sehingga siku harus diangkat Gambar 3b: Tinggi meja kerja (kompor) setinggi siku 5. Suhu lingkungan di dapur dan laundry. Kedua tempat kerja tersebut (dapur dan laundry) adalah tempat kerja yang memerlukan panas. Suhu lingkungan kerja mencapai C dengan kelembaban sekitar 75-80%. Pada kondisi lingkungan kerja seperti itu tenaga kerja kepanasan (gambar 4a) bekerja dengan banyak mengeluarkan keringat sehingga cepat merasa lelah. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan perbaikan sbb (gambar 4b).: - membuat ventilasi silang - memasang pengisap udara - menyediakan air minum yang cukup di tempat kerja
7 7 Gambar 4a: Ruang kerja panas, karyawan tanpa baju karena kepanasan Gambar 4b: Ruang kerja sudah diperbaiki, antara lain dengan ventilasi silang 6. Bangunan cottanges dengan arsitektur Bali. Dengan jenis bangunan arsitektur Bali terdapat banyak undagan, mulai dari lantai lobi, jalan meliwati candi bentar maupun masuk ke kamar. Sementara tamu yang cek in atau cek out selalu membawa barang atau koper lebih dari satu dengan berat sekitar Kg. Akibatnya karyawan sulit untuk mengangkut dengan troli (gambar 5a) dan apabila diangkat cukup berat dan kurang efisien. Di samping itu setelah mengangkut karyawan mengeluhsakit pada otot-otot bahu dan leher bahkan ada sampai menderita HNP. Walaupun berat, mereka pasti akan memaksakan diri sebab akan ada imbalan this for you yang lumayan. Untuk mengatasi masalah tersebut pada tepi lantai lobi dan beberapa undagan diberi ram (gambar 5b) sehingga bisa dilalui troli atau kursi roda. Dengan perbaikan tersebut pengangkutan barang lebih mudah dan lebih cepat. Keluhan karyawan setelah mengangkut barang juga dapat berkurang sekitar 20%.
8 8 Gambar 5a: Cara pengangkutan barang memakai troli melalui undagan Gambar 5b: Cara pengangkutan barang melalui ram, lebih mudah 7. Tangga ke lantai dua Pada bangunan tipe lumbung berlantai dua. Tangga ke lantai dua sangat sempit dengan lebar 65 cm dan sudut 80 0 sehingga sangat sulit pada waktu membawa barang atau koper ke atau dari lantai dua (gambar 6a), apalagi kalau membawa bed tambahan. Untuk mengatasi masalah tersebut untuk bangunan baru telah dibuat tangga dengan lebar 120cm, dengan sudut 30 0 dengan disertai bordes. Dengan perbaikan tersebut karyawan lebih mudah untuk mengangkut barang atau koper ke atau dari lantai dua (gambar 6b).
9 9 Gambar 6a: Membawa barang melalui tangga sempit (sebelum diperbaiki) Gambar 6b: Membawa barang melalui tangga yang lebih lebar (setelah diperbaiki) 8. Undagan ke pantai Dengan dibangunya jalan (trotoir) sepanjang pantai sanur dari depan Grand Bali Beach sampai Hotel Sanur Beach, ternyata menimbulkan masalah pada beberapa hotel yang diliwati, karena jalan itu lebih tinggi dari halaman hotel. Akibatnya apabila mau ke pantai harus naik ke jalan (trotoir) kemudian baru turun tanpa melalui undagan yang baik. Di sebelah Barat ada undagan dengan tinggi anak undagan masing-masing 30 cm. Di sebelah Timur (mengarah ke pantai) tidak ada undagan tetapi hanya kemiringan saja sehingga sangat sulit dilalui terlebih-lebih bagi tamu yang berusia lanjut. Untuk mengatasi masalah tersebut pada undagan di sebelah barat trotoir ditambah anak undagannya sehingga tinggi anak undagan menjadi 15 cm (gambar 7a). Di sebelah timur trotoir dibangun undagan (gambar 7b). Dengan perbaikan tersebut para tamu lebih mudah ke pantai.
10 10 Gambar 7a: Anak undagan ditambah sehingga tingginya masing-masing 15 cm Gambar 7b: Undagan ke pantai 9. Sikap kerja petugas tata graha Karyawan petugas tata graha mendapat tugas kamar per orang. Mereka harus membersihkan dan merapikan kamar setiap hari. Dalam melakukan tugas tersebut mereka sering melakukan sikap paksa seperi membungkuk atau jongkok sampai berjamjam (gambar 8), sering sering mengeluh sakit pinggang. Untuk mengatasi masalah tersebut untuk sementara dianjurkan untuk melakukan istirahat setiap 30 menit kerja. Gambar 8: Sikap kerja petugas house keeping
11 11 SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Di hotel Bali Sanur Bungalows dijumpai beberapa masalah yang berpengaruh buruk terhadap kelancaran serta kenyamanan pelayanan terhadap tamu, sehingga karyawan merasa cepat lelah dan menimbulkan keluhan subyektif. Dengan penerapan ergonomi terbukti dapat mengurangi kelelahan, keluhan subyektif, mengurangi absensi dan meningkatkan kelancaran pelayanan. Perbaikan tersebut bisa sangat sederhana dengan biaya murah apalagi dilakukan sejak perencanaan, tetapi bisa juga memerlukan biaya yang cukup besar apabila harus memperbaiki yang sudah ada. SARAN Prinsip ergonomi perlu selalu diperhatikan untuk mengurangi dampak negatif pembangunan di hotel. KEPUSTAKAAN Manuaba, A Some Ergonomic Problems in Hotels in Bali. Dalam Proceedings of The 22nd Annual Conference of The Ergonomics Society of Australia And New Zealand. DDIAE. Toowoomba, QLD. December. Manuaba, A Penerapan Ergonomi di Industri. Disampaikan pada Serasehan K3, Mei di Jakarta. Garandjean, E Fitting The Task To The Man. A textbook of Occupational Ergonomics. 4th Edition. London. Taylor & Francis Pheasant, S Ergonomics, Work And Health. London. Macmillan Academic And Profesional LTD. Sutjana, D.P Penyesuaian Tinggi Monitor Komputer Mengurangi Keluhan Leher dan Bahu Operator. Denpasar MKU.in Press.
SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI
1 SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI Oleh: Solichul Hadi A. Bakri dan Tarwaka Ph.=62 812 2589990 e-mail: shadibakri@astaga.com Abstrak Industri
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pengolahan dan analisa data maka dapat ditarik kesimpulan dan saran-saran yang diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi perusahaan sebagai dasar peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat kerja. Lingkungan tempat kerja merupakan
Lebih terperinciPenempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I
Penempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I Oleh: I Dewa Ayu Sri Suasmini, S.Sn,. M. Erg. Dosen Desain Interior Fakultas Seni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan peraturan yang terdapat di masing-masing perguruan tinggi. Di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perkuliahan memiliki berbagai macam sistem yang disesuaikan dengan peraturan yang terdapat di masing-masing perguruan tinggi. Di Universitas Udayana sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah hotel. Dinas Pariwisata Bali mencatat jumlah hotel yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kunjungan wisatawan ke Bali setiap tahun mengalami peningkatan yang pesat. Biro Pusat Statistik Bali 2014 mencatat pertumbuhan jumlah wisatawan yang datang
Lebih terperinciBEBAN KERJA DAN KELUHAN SISTEM MUSCULOSKELETAL PADA PEMBATIK TULIS DI KELURAHAN KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL
C.13. Beban Kerja dan Keluhan Sistem Musculoskeletal pada Pembatik Tulis... (Siswiyanti) BEBAN KERJA DAN KELUHAN SISTEM MUSCULOSKELETAL PADA PEMBATIK TULIS DI KELURAHAN KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL Siswiyanti
Lebih terperinciERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak
ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak Penelitian ini dilakukan di pasar Bringharjo dan Giwangan dengan objek buruh gendong perempuan. Makalah
Lebih terperinciPERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA
PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA Fadilatus Sukma Ika Noviarmi 1, Martina Kusuma Ningtiyas 1 1 Universitas Airlangga fadilasukma@gmail.com Abstrak Stasiun kerja dalam
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. Subjek pada penelitian ini semua berjenis kelamin wanita dengan
BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Kondisi Subjek Subjek pada penelitian ini semua berjenis kelamin wanita dengan karakteristik yang dibahas adalah umur, berat badan, tinggi badan dan antropometri. 6.1.1 Umur Umur
Lebih terperinciPERANCANGAN TEMPAT JEMURAN BUAH PINANG DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI UNTUK MENGURANGI BEBAN KERJA
PERANCANGAN TEMPAT JEMURAN BUAH PINANG DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI UNTUK MENGURANGI BEBAN KERJA Sahria 1, Nilda Tri Putri E-mail: two_onenuardi@yahoo.com 1 Penulis Nilda Tri Putri adalah Dosen Pascasarjana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Ergonomi Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani: ergon (kerja) dan nomos (peraturan, hukum). Ergonomi adalah penerapan ilmu ilmu biologis tentang manusia bersama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pentingnya Konsep Ergonomi untuk Kenyamanan Kerja Ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni yang berupaya menserasikan antara alat, cara, dan lingkungan kerja terhadap kemampuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdiri yang di lakukan secara terus menerus atau dalam jangka waktu yang lama
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekerja pada kondisi yang tidak ergonomis dapat menimbulkan berbagai masalah salah satu di antaranya adalah nyeri otot leher. Bekerja dengan posisi berdiri yang di
Lebih terperinciPerubahan Postur/Sikap Tubuh Pada Aktivitas Pewarnaan Batik (Colet) Setelah Dilakukan Perancangan Meja Batik Secara Ergonomi Untuk Mengurangi Keluhan
Perubahan Postur/Sikap Tubuh Pada Aktivitas Pewarnaan Batik (Colet) Setelah Dilakukan Perancangan Meja Batik Secara Ergonomi Untuk Mengurangi Keluhan Siswiyanti 1, Saufik Luthfianto 2 1,2 Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wisatawan baik domestik maupun mancanegara, dan telah menjadi salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pantai Kuta adalah salah satu daerah tujuan wisata yang terletak di Kecamatan Kuta. Daerah ini merupakan sebuah daerah tujuan wisata bagi wisatawan baik domestik maupun
Lebih terperinciSIKAP KERJA YANG MENIMBULKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN MENINGKATKAN BEBAN KERJA PADA TUKANG BENTUK KERAMIK
Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 10, No. 1, Juni 2011 ISSN 1412-6869 SIKAP KERJA YANG MENIMBULKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN MENINGKATKAN BEBAN KERJA PADA TUKANG BENTUK KERAMIK Pendahuluan Komang Nelly
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi analisis dan interpretasi hasil berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan untuk menjelaskan hasil dari
Lebih terperinciTinjauan Kelelehan Otot Lengan Pada Proses Cetak Saring Di Studio Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain, ISI Denpasar
Tinjauan Kelelehan Otot Lengan Pada Proses Cetak Saring Di Studio Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain, ISI Denpasar Oleh: Ida Bagus Ketut Trinawindu, S.Sn., M.Erg. Email: goeswind@hotmail.com
Lebih terperinciSolichul H.A. BAKRI UNIBA
RE-DESAIN & RE-ENGINEERING ERGONOMI (DI KEHIDUPAN SEHARI-HARI) Oleh: Solichul H.A. BAKRI UNIBA DESAIN STASIUN KERJA dan SIKAP KERJA Setiap desain produk agar dapat memenuhi keinginan pemakainya, maka harus
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN
IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN (Studi Kasus Industri Tenun Pandai Sikek Sumatera Barat) Nilda Tri Putri, Ichwan
Lebih terperinciThe Dharmawangsa Hotel Last Updated Saturday, 21 January 2012
The Dharmawangsa Hotel Last Updated Saturday, 21 January 2012 The Dharmawangsa Hotel Jakarta Indonesia adalah salah satu hotel mewah dan nyaman, terletak di jantung Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Indonesia,
Lebih terperinciDESAIN KURSI KERJA BERKAITAN DENGAN UNSUR KESEHATAN TUBUH & PENINGKATAN KWALITAS KERJA
DESAIN KURSI KERJA BERKAITAN DENGAN UNSUR KESEHATAN TUBUH & PENINGKATAN KWALITAS KERJA Niniek Anggriani dan Dyan Agustin Staff Pengajar Teknik Arsitektur UPN Veteran Jatim ABSTRACT In every day life, human
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun Bulan Tingkat Hunian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki tempat-tempat menarik untuk pariwisata, salah satunya adalah kota Bandung. Bandung memiliki cukup banyak pilihan objek wisata, seperti wisata
Lebih terperinciSTUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu
STUDI AKTIVITAS STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan Parkir Tamu Mencari informasi Resepsionis Bebas Insidentil Menunggu Lounge Beristirahat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan setelah perang dunia kedua, tepatnya tanggal 12 Juli 1949 di Inggris
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pengkajian hubungan manusia dengan lingkungan kerja sebenarnya sudah lama dilakukan oleh manusia, tetapi pengembangannya yang lebih mendalam baru dilakukan setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya. Dalam Undang Undang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ketenagakerjaan merupakan upaya menyeluruh dan ditujukan kepada peningkatan, pembentukan dan pengembangan tenaga kerja yang berkualitas, produktif, efisien,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan melibatkan kerja tubuh. Kegiatan yang dilakukan secara rutinitas setiap hari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu isu ergonomi kesehatan semakin banyak diminati, mengingat setiap aktivitas kehidupan, mulai dari bangun tidur hingga istirahat pada semua orang akan melibatkan
Lebih terperinciANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak
ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X Krishna Tri Sanjaya 1 Staf Pengajar, Universitas PGRI Ronggolawe, Tuban krishnasanjaya@yahoo.com
Lebih terperinciAPLIKASI ANTHROPOMETRI UNTUK PERANCANGAN STASIUN KERJA DI LOBBY PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS X, SURABAYA
APLIKASI ANTHROPOMETRI UNTUK PERANCANGAN STASIUN KERJA DI LOBBY PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS X, SURABAYA Suryawirawan Widiyanto Program Studi Teknik Industri, Universitas Ma Chung, Malang Villa Puncak Tidar
Lebih terperinciAnalisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak
Petunjuk Sitasi: Restuputri, D. P., Baroto, T., & Enka, P. (2017). Analisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B265-271). Malang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses belajar mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses belajar mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) diselenggarakan di sebuah ruang kuliah berukuran 17 x 8 meter,
Lebih terperinciANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN
Journal Industrial Manufacturing Vol. 3, No. 1, Januari 2018, pp. 51-56 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan sehari-hari keluhan LBP dapat menyerang semua orang, baik jenis
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini terfokus pada lingkungan kerja saat ini dan data antropometri yang dibutuhkan untuk perancangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meja merupakan salah satu fasilitas sekolah berupa permukaan datar yang disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah sebuah fasilitas
Lebih terperinciPERBAIKAN WORKSTATION DI PT. YUSHIRO INDONESIA UNTUK MENGURANGI RESIKO KELUHAN MUSKULOSKELETAL
Volume 8 No.2 Juli 2016 ISSN : 2085 1669 e-issn : 2460 0288 Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek Email : jurnalteknologi@umj.ac.id U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H J A K A R T A PERBAIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhan siswa karena jika digunakan perabot kelas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perabot kelas merupakan fasilitas fisik yang penting karena aktivitas belajar siswa banyak dihabiskan di dalam kelas seperti membaca, menggambar, menulis dan kegiatan
Lebih terperinciPENGATURAN ORGANISASI KERJA HOUSEKEEPING
ABSTRAK PENGATURAN ORGANISASI KERJA HOUSEKEEPING DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI DAPAT MENURUNKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL, KELELAHAN, DAN MEMPERCEPAT WAKTU KERJA Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa
Lebih terperinciErgonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe)
Ergonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe) Company Profile Letak : Pemilik : Pekerja : Jam Kerja : Kapasitas Produksi/hari :... kg kacang kedelai Flowchart Proses Produksi Kacang
Lebih terperinciIDENTIFIKASI TINGKAT KELELAHAN OTOT PADA PENGGUNA KOMPUTER DI BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
78 IDENTIFIKASI TINGKAT KELELAHAN OTOT PADA PENGGUNA KOMPUTER DI BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Syamsul Gultom 1) 1) Ilmu Keolahragaan, FIK UNIMED. Email: syamsulgultom@gamail.com ABSTRAK
Lebih terperinciASPEK ERGONOMIS UNDAKAN RUMAH TINGGAL NYONYA X DI DENPASAR. Oleh I Nengah Sudika Negara
Abstrak ASPEK ERGONOMIS UNDAKAN RUMAH TINGGAL NYONYA X DI DENPASAR Oleh I Nengah Sudika Negara Email: sudika_negara@yahoo.co.id Undakan merupakan salah satu unsur yang mendapat perhatian dalam rumah tinggal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Rumah Sakit. Pelayanan keperawatan tersebut haruslah memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sampah selalu menjadi polemik yang berkembang setiap tahunnya. Kondisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah selalu menjadi polemik yang berkembang setiap tahunnya. Kondisi lingkungan yang kotor merupakan salah satu masalah klasik dalam suatu wilayah perkotaan. Persoalan
Lebih terperinciANALISIS KELELAHAN KERJA, KEBOSANAN KERJA, KEPUASAN KERJA SEBAGAI DASAR REKOMENDASI PERBAIKAN FISIOLOGIS PEKERJA
ANALISIS KELELAHAN KERJA, KEBOSANAN KERJA, KEPUASAN KERJA SEBAGAI DASAR REKOMENDASI PERBAIKAN FISIOLOGIS PEKERJA Wahyu Susihono * * Program PascaSarjana Universitas Udayana- Bali, dan Jurusan Teknik Industri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian Penyakit Akibat Kerja merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mereka dituntut membuat gambar perencanaan gedung sesuai dengan konsep dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya pembangunan perumahan, sekolah dan gedung-gedung perkantoran membawa tren tersendiri bagi para arsitek dan desainer interior. Mereka dituntut membuat gambar
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Review PT. Union Jaya Pratama PT Union Jaya Pratama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan kasur busa. Hasil produksi dikelompokkan menjadi 3 jenis berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas kerja adalah merupakan suatu faktor penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi (Eko
Lebih terperinciMUSCULOSKELETAL DISORDER (MSD) PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI
MUSCULOSKELETAL DISORDER (MSD) PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI Joice Sari Tampubolon 1, I Putu Gede Adiatmika 2 1. Joice Sari Tampubolon - Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan tenaga kerja dalam pembangunan nasional sangat penting karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan tenaga kerja dalam pembangunan nasional sangat penting karena tenaga kerja merupakan pelaku dan tujuan pembangunan. Sesuai dengan peranan tersebut, maka diperlukan
Lebih terperinciTINJAUAN ERGONOMI PADA PERAJIN BATOK KELAPA DENGAN BANTUAN MESIN AMPLAS MODIFIKASI DI GRIYA HANDICRAFT, DESA TAMPAKSIRING- GIANYAR, BALI
TINJAUAN ERGONOMI PADA PERAJIN BATOK KELAPA DENGAN BANTUAN MESIN AMPLAS MODIFIKASI DI GRIYA HANDICRAFT, DESA TAMPAKSIRING- GIANYAR, BALI OLEH IDA BAGUS KT. TRINAWINDU S.Sn., M.Erg NIP. 197604012003121002
Lebih terperinciASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.
ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X. ABSTRAK PT. X adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur pengolahan logam spesialis pembuatan cetakan
Lebih terperinciKELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI
KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI Joice Sari Tampubolon 1, I Putu Gede Adiatmika 2 1. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana,
Lebih terperincibasah, kelembaban relatif serta gerakan angin pada desain interior lama dan ergodesain
100 Data pada Tabel 5.1 menunjukkan intensitas cahaya, suhu kering dan suhu basah, kelembaban relatif serta gerakan angin pada desain interior lama dan ergodesain interior berbeda bermakna atau tidak sama
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, OWAS & QEC Berdasarkan bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan analisis hasil pengolahan data terhadap pengukuran
Lebih terperincipotensi kepariwisataan yang bisa dikembangkan dan ditingkatkan, mulai dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar belakang Bali menjadi salah satu Daerah Tujuan Wisata utama di Indonesia, banyak potensi kepariwisataan yang bisa dikembangkan dan ditingkatkan, mulai dari keindahan alam,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Risiko kerja yang tinggi merupakan hal yang sangat tidak diinginkan setiap orang terutama di tempat kerja. Berbagai cara dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hal
Lebih terperinciPersyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 4
Lampiran 4.1 Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 4 Untuk membangun sebuah Hotel Resort khususnya Bintang 4 harus memperhatikan persyaratan dan kriteria bangunan sebagai berikut : 1. Lokasi dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan tujuan untuk bersenang-senang maupun melakukan kegiatan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih, untuk melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain dengan tujuan untuk bersenang-senang
Lebih terperinciC. Materi Pembelajaran I. Pendahuluan I.1. Ergonomi I.2. Teknik Tata Cara Keija I.3. Faktor Manusia Dalam Sistem Produksi
Nama mata kuliah Kode/SKS Status : Teknik Tata Cara Kerja (TTCK) : TPI 2503/2 SKS : Wajib A. Deskripsi Singkat Mata Kuliah: Teknik Tata Cari Kerja merupakan mata kuliah yang mempelajari interaksi manusia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang merugikan terhadap kesehatan pekerja ( Naiem, 2010).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industrialisasi dalam pembangunan Indonesia telah berkembang pesat di semua sektor, baik formal maupun informal. Perkembangan tersebut bukan saja menyajikan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing individu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesiasebagian warga berprofesi nelayan, kegiatan yang dilakukan oleh nelayan harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing
Lebih terperinciPENGATURAN GILIRAN KERJA UNTUK MENGHINDARI PHK KARYAWAN DI HOTEL
PENGATURAN GILIRAN KERJA UNTUK MENGHINDARI PHK KARYAWAN DI HOTEL Sutjana, D.P. Bagian Fisiologi FK.UNUD./Program Magister Ergonomi-Fisiologi Kerja Unversitas Udayana Denpasar. Telp.FAX: (0361) 226132 E-mail:iaifibali@yahoo.com
Lebih terperinciStatus sekolah bermutu yang didapat dari pengakuan terakreditasi memang
2 Status sekolah bermutu yang didapat dari pengakuan terakreditasi memang penting, tetapi masyarakat tetap berkepentingan dengan sekolah bermutu walaupun belum terakreditasi. Sekolah bermutu mampu mendidik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia kerja, seorang atau sekelompok pekerja dapat berisiko mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan. Salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manual material handling (MMH) dapat diartikan sebagai tugas pemindahan barang, aliran material, produk akhir atau benda-benda lain yang menggunakan manusia sebagai
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penilaian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai faktor-faktor risiko ergonomi yang mempengaruhi besarnya tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksanaan dari. pembangunan masyarakat Pancasila. Tujuan terpenting dari pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksanaan dari pembangunan masyarakat Pancasila. Tujuan terpenting dari pembangunan masyarakat tersebut adalah kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas, dari pencemaran lingkungan, sehingga
Lebih terperinciKajian Ergonomi Pada Tungku Masak Dapur Tradisional Masyarakat Desa Sukorejo Kediri
Kajian Ergonomi Pada Tungku Masak Dapur Tradisional Masyarakat Desa Sukorejo Kediri Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131 Surabaya 60236 Email:
Lebih terperinciDESAIN STASIUN KERJA
DESAIN STASIUN KERJA Antropologi Fisik Tata Letak Fasilitas dan Pengaturan Ruang Kerja Work Physiologi (Faal Kerja) dan Biomechanics Ruang Kerja Studi Metode Kerja DESAIN STASIUN KERJA Keselamatan dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Kerja 1. Pengertian Produktivitas kerja adalah jumlah barang atau jasa yang dihasilkan oleh tenaga kerja yang bersangkutan dalam suatu periode tertentu. (15) Umumnya
Lebih terperinciEtika dan Ketentuan dalam Teknologi Informasi & Komunikasi 71
menghargai hak cipta orang lain. Dampak negatif dari tidak diindahkannya undang-undang hak cipta adalah maraknya pembajakan. Kegiatan pembajakan merupakan perbuatan yang dikategorikan sebagai pelanggaran
Lebih terperinciRANCANGAN RUANG PENGERING BERBASIS ERGONOMI MENURUNKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PERAJIN IKAN
RANCANGAN RUANG PENGERING BERBASIS ERGONOMI MENURUNKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PERAJIN IKAN I Gede Bawa Susana* Teknik Mesin F.T. Universitas Mataram, Jl. Majapahit No. 62 Mataram, Nusa Tenggara Barat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Ada beberapa jurusan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politeknik Negeri Bali adalah lembaga yang menyelenggarakan pendidikan vokasional. Lulusan politeknik diharapkan sudah siap kerja sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja telah menjadi permasalahan serius. Salah satu upaya pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kesempatan bekerja sering kali menjadi masalah mendasar yang dihadapi banyak negara diseluruh dunia. Indonesia sendiri, persoalan kesempatan kerja
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada daerah
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Low Back Pain (LBP) adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada daerah punggung bagian bawah dan degeneratif merupakan work related. Penyebab LBP yang paling umum
Lebih terperinciPERANCANGAN MEJA KURSI ERGONOMIS PADA PEMBATIK TULIS DI KELURAHAN KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL
PERANCANGAN MEJA KURSI ERGONOMIS PADA PEMBATIK TULIS DI KELURAHAN KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL Siswiyanti 1 Abstract: The aim of this research is to design the alternative table - chair to paint batik by
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angkatan kerja tahun 2009 di Indonesia diperkirakan berjumlah 95,7 juta orang terdiri dari 58,8 juta tenaga kerja laki-laki dan 36,9 juta tenaga kerja perempuan. Sekitar
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor
BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Subjek Penelitian 1. Jenis Kelamin Adanya perbedaan jenis kelamin dapat mempengaruhi tingkat produktivitas seseorang. Secara universal, tingkat produktivitas laki-laki
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Meja dan Kursi yang dirancang terbukti menurunkan keluhan kedua operator
Lebih terperinciANALISIS POSTUR KERJA PADA PROSES MAINTENANCE EXCAVATOR PC200-7 DENGAN MENGGUNAKAN METODE OWAS DI PT. UNITED TRACTORS, Tbk PEKANBARU
1) 2) ANALISIS POSTUR KERJA PADA PROSES MAINTENANCE EXCAVATOR PC200-7 DENGAN MENGGUNAKAN METODE OWAS DI PT. UNITED TRACTORS, Tbk PEKANBARU Suherman 1) Hari Satyo Prayogi 2) Jurusan Teknik Industri Fakultas
Lebih terperinciASPEK ERGONOMI UNDAKAN PADA TAMAN FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR
ASPEK ERGONOMI UNDAKAN PADA TAMAN FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR Oleh Drs I Nengah Sudika Negara, M.Erg Email: sudika_negara@yahoo.co.id Abstrak Undakan merupakan salah
Lebih terperinciSimposium Nasional RAPI XIII FT UMS ISSN
ASSESSMENT KEBOSANAN KERJA KARYAWAN SEBAGAI DASAR EVALUASI KINERJA ASPEK TASK, ORGANISASI DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN; STUDI KASUS DI KAWASAN INDUSTRI TANGERANG-BANTEN Wahyu Susihono 1,2 1 Konsentrasi Egonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merk dagang. keselamatan dan kesehatan akan aman dari gangguan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT. Guwatirta Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merk dagang UTRA. Dalam perusahaan
Lebih terperinciGAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA
GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA Christia E. Malonda 1), Paul A.T Kawatu 1), Diana Vanda Doda 1) 1) Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. khusus guna menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Interaksi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap individu meluangkan banyak waktu untuk bekerja. Hal ini karena bekerja merupakan salah satu kegiatan utama bagi setiap orang atau masyarakat untuk mempertahankan
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan survai ergonomi yang dilakukan pada 3 grup pekerjaan yaitu.
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan survai ergonomi yang dilakukan pada 3 grup pekerjaan yaitu. Group Machining Motor Cashing, Group Rotor Assembling dan Group Pump Final Assembling di
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan 1. Pengertian Lelah Beberapa ahli mendefinisikan kelelahan kerja adalah : a. Kelelahan kerja ditandai oleh adanya perasaan lelah, output dan kondisi psikologis yang
Lebih terperinciHubungan Antara Keergonomisan Meja dan Kursi dengan Kinerja Petugas di Tempat Pendaftaran Pasien RS PKU Aisyiyah Boyolali
Hubungan Antara Keergonomisan Meja dan Kursi dengan Kinerja Petugas di Tempat Pendaftaran Pasien RS PKU Aisyiyah Boyolali Nabilatul Fanny Akademi Perekam Medik dan Informatika Kesehatan (APIKES) Citra
Lebih terperinciAnalisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe
Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Farida Ariani 1), Ikhsan Siregar 2), Indah Rizkya Tarigan 3), dan Anizar 4) 1) Departemen Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laundry dikenal sebagai kegiatan binatu atau pencucian pakaian dengan. mencucikan pakaian-pakaian (Samsudin, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia usaha laundry atau dari dulu dikenal dengan istilah binatu beberapa tahun terakhir usaha ini sangatlah berkembang pesat. Laundry dikenal sebagai kegiatan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kursi Kerja a. Pengertian Kursi Kerja Kursi kerja merupakan perlengkapan dari meja kerja atau mesin, sehingga kursi akan dapat dijumpai dalam jumlah yang lebih
Lebih terperinciANALISIS KEERGONOMISAN SARANA KERJA DI BAGIAN TPPRJ RS.BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2014
ANALISIS KEERGONOMISAN SARANA KERJA DI BAGIAN TPPRJ RS.BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2014 Devi Putri Kristianti Abstract In doing the work, there is a working tool that helps and ease in working. Facilities
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs) merupakan masalah dalam bidang kesehatan kerja pada saat ini. Gangguan ini akan menyebabkan penurunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manual yang memerlukan tuntutan dan tekanan secara fisik yang berat. Aktivitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di berbagai industri masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan secara manual yang memerlukan tuntutan dan tekanan secara fisik yang berat. Aktivitas Manual Material
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Postur Kerja Berdasarkan Metode REBA. area Die Casting dapat dijelaskan sebagai berikut:
BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Postur Kerja Berdasarkan Metode REBA Berdasarkan hasil penilaian postur kerja berdasarkan metode REBA di area Die Casting dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Station Melting
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang terjadi pada punggung bagian bawah yang dapat disebabkan oleh berbagai penyakit maupun aktifitas
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO ISSN:
PERANCANGAN MEJA DAN KURSI YANG ERGONOMIS UNTUK MURID TAMAN KANAK-KANAK (STUDI KASUS : TK ISLAM SILMI SAMARINDA) Lina Dianati Fathimahhayati 1, Dutho Suh Utomo 2, Mifta Khurrohmah Mustari 3 Program Studi
Lebih terperinci