FAKTOR FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN DALAM MEMILIH KOSMETIK DEKORATIF DI KOTA PONTIANAK. Mardiyati Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pontianak
|
|
- Sudirman Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 FAKTOR FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN DALAM MEMILIH KOSMETIK DEKORATIF DI KOTA PONTIANAK Mardiyati Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pontianak I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia pemasaran yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk memiliki keunggulan daya saing. Untuk dapat tetap eksis di dalam proses produksi dan kontinyuitas, perusahaan tetap dituntut untuk semakin bekerja keras, pintar, dan kreatif. Konsumen juga dihadapkan pada berbagai macam pilihan produk. Membuat produk yang bermutu dan digemari merupakan tantangan bagi perusahaan (Rasyid dkk), untuk itu strategi pemasaran suatu perusahaan harus dirumuskan dengan tepat dengan memanfaatkan informasi yang akurat mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli suatu produk. Konsumen dalam membeli suatu produk akan didasarkan pada beberapa faktor pertimbangan sehingga sampai pada suatu keputusan akhir untuk membeli suatu produk. Menurut Tjiptono (1998:95) produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutukan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Kosmetik merupakan produk yang bukan termasuk kebutuhan primer namun tidak terpisahkan dari bagian hidup manusia sejak zaman dahulu karena Menurut Wall dan Jellinek, 1970, kosmetik dikenal manusia sejak berabadabad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru dimulai secara besar-besaran pada abad ke- 20 (Tranggono, 2007 dalam Menurut asal katanya, kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan alami yang terdapat di sekitarnya. Namun, sekarang kosmetika tidak hanya dari bahan alami tetapi juga bahan sintetik untuk maksud meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997). Definisi kosmetik menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.445/MenKes/1998 adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampilan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit. Kosmetik adalah bahan atau campuran bahan yang dikenakan pada kulit manusia untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik serta merubah rupa. Karena terjadi kontak antara kosmetika dengan kulit, maka kosmetika akan diserap oleh kulit dan masuk ke bagian yang lebih dalam dari tubuh. Jumlah kosmetika yang terserap kulit bergantung pada beberapa faktor, yaitu kondisi kulit pemakai dan keadaan kosmetik yang dipakai. Kontak kosmetik dengan kulit menimbulkan akibat positif berupa manfaat dari kosmetik dan akibat negatif atau merugikan berupa efek samping kosmetik (Wasitaatmadja, 1997). Menurut Tranggono (2007) sebagaimana dikutif dalam menggolongkan kosmetik berdasarkan pada 2 (dua) hal yaitu: 1. Cara pembuatan yaitu modern dan tradisional 2. Kegunaan yaitu skincare dan dekoratif Kosmetik dekoratif adalah jenis kosmetik yang memperlihatkan tampilan mempercantik konsumen, menurut Tranggono (2007) dalam ), kosmetik ini terbagi 2 (dua) jenis yaitu : 1. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan pemakaian sebentar, misalnya lipstik, bedak, pemerah pipi, eyes shadow, dan lain-lain. 2. Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam baru lama baru luntur, misalnya kosmetik pemutih kulit, cat rambut, pengeriting rambut, dan preparat penghilang rambut. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui dan menganalisis alasan dan pertimbangan konsumen dalam memilih kosmetik dekoratif untuk dipergunakan menunjang kecantikan fisik terutama di kalangan wanita di Kota Pontianak. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Dari deskripsi tersebut, dapat diformulasikan rumusan masalah penelitian sebagai berikut : Faktor-faktor apa sajakah yang Menjadi Pertimbangan Konsumen dalam memilih kosmetik dekoratif di Kota Pontianak? 1
2 1.3 Batasan Masalah Luasnya topik tentang kosmetik membuat peneliti membatasi hanya pada kosmetik dekoratif yang meliputi tata rias /make up wajah dan pemutih kulit dengan segmen pasarnya yaitu wanita dewasa di Kota Pontianak 1.4 Tujuan Penelitian Ingin mengetahui faktor-faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih kosmetik dekoratif di kota Pontianak. 1.5 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan berguna : 1. Secara teoritis : dapat menambah pengetahuan dalam bidang Manajemen Pemasaran. 2. Secara Praktis : berguna bagi yang ingin melakukan penelitian sejenis 1.6 Kerangka Berpikir Penelitian Kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1.1 di bawah ini: Faktor-faktor yang Menjadi Pertimbangan - Budaya - Sosial - Pribadi - psikologis Keputusan Pembelian Konsumen Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual dalam menentukan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan konsumen Dari Gambar1.1 tersebut, dapat dijelaskan bahwa keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen merupakan hasil pengaruh dari berbagai hal dimulai dari diri sendiri hingga orang orang di sekitar/ lingkungan eksternal konsumen. 1.7 Metode Penelitian Desain penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei (survey method). Metode survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data utama, dimana informasi dari sebagian populasi (sampel) dikumpulkan langsung di tempat penelitian secara empirik, dengan tujuan untuk mengetahui sifat dari sebagian populasi. Berdasarkan kriteria tersebut, maka populasi yang diambil adalah semua konsumen yang membeli kosmetik dekoratif di kota pontianak, penulis bersandar pada pernyataan Zikmund (2000) dalam Simamora (2004:218) bahwa ukuran sampel minimal 100 orang Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini diperoleh melalui : a. Penyebaran kuesioner, yaitu mengajukan pertanyaan formal secara tertulis yang ditujukan untuk memperoleh informasi dari responden. b. Studi dokumenter yang dilakukan dengan cara mengkategorisasi (mengklasifikasi), kemudian mempelajari bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian dan mengambil data atau informasi yang dibutuhkan. c. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mendatangi obyek penelitian, kemudian melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek tersebut guna mendapatkan data yang subyektif mungkin Teknik Analisis Data Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap kosmetik dekoratif maka digunakan analisis kuantitatif dengan Rumus Spearman- Brown (Simamora,2004:179) Penelitian terlebih dahulu membuat kabel analisis butir soal atau buat pertanyaan. Kemudian kuesioner dibagi menjadi dua bagian cara membaginya bisa dengan mengelompokkan pertanyaan ganjil dan pertanyaan genap.. dengan mencari kolerasi kedua kelompok data untuk menghasilkan koefisien kolerasi r xy setelah itu, baru dicari koefisien relibialitas Spearman- Brown 2xr 1/21/2 r 11 =... (1+r 1/21/2) keterangan : r 11 = reliabilitas kuesioner = r xy yang disebutkan sebagai koefisien korelasi antara dua belahan kuesioner Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling dan purposive sampling. Kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah orang-orang yang menggunakan kosmetik dekoratif secara rutin dalam jangka waktu minimal 1 tahun. 2
3 II. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Pemasaran Untuk memahami secara mendalam tentang kegiatan pemasaran berikut ini dikemukakan beberapa pengertian tentang pemasaran oleh beberapa ahli sebagai bcrikut: Kotler seperti diterjemahkan oleh Sigit (1993: 4) mengemukakan bahwa: "Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dengan rnana sesorang atau kelompok mernperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai." Lebih lanjut Sigit (1993;91) menjelaskan bahwa: "Pemasaran adalah semua kegiatan usaha (business activities) yang bertalian dengan arus penyerahan barang-barang dan jasajasa dari produsen ke konsumen." Sedangkan Assauri (1992:5) "Pemasaran sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran". Selanjutnya akan dibahas tiga faktor penting yang dipakai sebagai dasar dalam konsep pemasaran Menurut Swastha (1994:17) 1. Orientasi Konsumen a. Memerlukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi. b. Memilih kelompok pembeli-pembeli sebagai sasaran dalam penjualannya. c. Menentukan produk dan program pemasarannya. d. Mengadakan penelitian pada konsumen, untuk mengukur atau menilai, dan menafsirkan keinginan, sikap, serta tingkah laku mereka. e. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah, atau model yang menarik. 2. Koordinasi dan integrasi dalam perusahaan. Untuk memberikan kepuasan konsumer, secara optimal, semua elemen-elemen pemasaran yang ada harus dikoordinasikan dan diintegrasikan. Di samping itu, juga harus dihindari adanya pertentangan di dalam perusahaan maupun antara perusahaan dengan pasarnya. Semua bagian yang ada dalam perusahaan harus menyadari bahwa tindakan mereka sangat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menciptakan dan mempertahankan langganan. Perusahaan dapat menciptakan lima macam faedah yakni: faedah bentuk (form utility), faedah waktu (time utility), faedah tempat (place utility), faedah milik (ownership utility), dan faedah informasi (information utility). Dari kelima faedah tersebut, kegiatan pemasaran menciptakan empat faedah, yaitu faedah waktu, faedah milik, faedah tempat, dan faedah informasi. Sedangkan faedah bentuk diciptakan oleh kegiatan produksi. a. Faedah bentuk adalah kekuatan dari suatu produk atau jasa untuk memuaskan kebutuhan. b. Faedah Waktu Faedah waktu dapat diciptakan dengan menyediakan produk pada saat konsumen membutuhkan untuk membelinya. a. Faedah Tempat Faedah tempat merupakan faedah yang diciptakan dengan menyediakan produk pada tempat yang strategis apabila konsumen ingin membelinya. b. Faedah milik Faedah milik diciptakan dengan mempersiapkan pemindahan hak milik dari penjual kepada pembeli. c. Faedah Informasi Faedah informasi diciptakan dengan memberikan informasi tentang penawaran suatu produk kepada konsumen. Dalam pemasaran, sebenarnya terdapat juga penyesuaian dan koordinasi antara produk, harga, saluran distribusi, dan promosi untuk menciptakan hubungan pertukaran yang kuat dengan langganan. Jadi harga harus sesuai dengan kualitas produk, saluran distribusi harus sesuai dengan harga produk dan kualitas produk, serta promosi harus sesuai dengan saluran, harga dan kualitas produk. Usaha-usaha tersebut perlu juga dikoordinasikan dengan waktu dan tempat. 3. Mendapatkan laba melalui pemuasan konsumen Tujuan menggunakan konsep pemasaran ini adalah untuk memperbaiki hubungan konsumen karena hubungan yang lebih baik sangat menguntungkan bagi perusahaan dan dapat meningkatkan laba. Pada prinsipnya, laba hanya merupakan tujuan umum dari perusahaan. Banyak perusahaan yang mempunyai beberapa tujuan lain, seperti membantu masyarakat, dan memberikan perlindungan serta kepuasan kepada segmen pasar yang dituju. Perlu diingat bahwa semua tujuan sosial dari sebuah organisasi adalah tergantung pada kelangsungan hidup dan pertumbuhan jangka panjang dari organisasi tersebut. Hal ini tidak mungkin dilaksanakan tanpa adanya laba. Dari proses ini perusahaan mempunyai ikatan dengan konsumen, jika ikatan ini sudah terbina maka dengan sendirinya produk perusahaan akan dikonsumsi terus oleh konsumen sepanjang perusahaan mampu memenuhi kepuasan konsumen. Tingkat kepuasan konsumen terhadap suatu produk merupakan jaminan bagi perusahaan bahwa produknya diterima oleh konsumen. Menurut Swastha (1994:17) untuk mengembangkan pemasaran dan mencapai sukses bagi perusahaan perlu ditempuh tiga konsep pernasaran yaitu: 1. Saluran perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada konsumen/pasar. 3
4 2. Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan pemsahaan, dan bukannya volume untuk kepentingan volume itu sendiri. 3. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan diintegrasikan secara organisasi. 2.2 Teori Konsumen Konsumen merupakan manusia yang sering berubah-ubah dalam perilakunya, maka tidaklah mudah untuk memahami begitu saja apa yarng hendak mereka perbuat. Konsumen mempunyai perilaku tertentu dan mau berbuat sesuatu, karena adanya faktor motivasi yang mempengaruhinya. Akhirnya seluruh tingkah laku konsumen itu dimulai dengan motivasi. Sumber alasan mengapa orang mengambil produk atau jasa tertentu merupakan faktor yang sangat penting bagi penjual dalam menentukan program pemasaran. Mempelajari atau menganalisis perilaku konsumen adalah sesuatu yang kompleks, terutama karena banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhinya dan kecenderungan untuk saling berinteraksi. Masyarakat merupakan konsumen yang beraneka ragam yang dapat dibedakan menurut: 1. Usia 2. Pendapatan 3. Tingkat Pendidikan 4. Pola perpindahan tempat 5. Selera (Kotler 1993, 220) 2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Konsumen Gambar 1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Konsumen BUDAYA SOSIAL Kultur Subkultur Kelompok acuan Keluarga KEPRIBADIAN Usia dan tahap siklus hidup Pekerjaan KEWAJIBAN MotivasI Persepsi Pengetahuan PEMBELI Kelas sosial Peran dan Status Keadaan Ekonomi Gaya hidup Keyakinan dan pendirian Kepribadian dan konsep hidup (Kotler, 1997 : 153) 4
5 1. Faktor Budaya Faktor budaya yaitu kultur, sub kultur dan kelas sosial yang dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Kultur Budaya adalah penentu keinginan dan perilaku yang mendasar. Menurut Stanton (1996 : 140): "Kebudayaan didefinisikan sebagai kompleks simbol dan barang- barang buatan manusia (artifacts) yang diciptakan oleh masyarakat tertentu dan diwariskan dari generasi yang satu ke generasi yang lain sebagai faktor penentu (determinants) dan pengatur (regulator) perilaku anggotanya." Jadi perilaku manusia sebagian dipelajari melalui proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan berbagai lembaga lainnya. b. Subkultur Setiap budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih memberikan banyak ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi anggota-anggotanya, dikatakan demikian karena sub-budaya menyangkut kelompok atau individual konsumen yang dapat ditunjukkan dari kebiasaan/adat yang dimiliki, suku bangsa yang berbeda, warna kulit yang berbeda, daerah tempat tinggal atau geografis yang berbeda yang secara langsung akan mempengaruhi keputusan membeli suatu produk para konsumen. Contoh konsumen yang ruemiliki wilayah/geografis yang gersang atau panas akan cenderung membeli produk seperti AC. atau Kulkas tetapi jika konsumen yang berada diwilayah/geografis yang relatif dingin dia akan menghindari membeli produk seperti Kulkas atau AC dan akan cenderung untuk membeli produk seperti pemanas ruangan yang tidak mungkin dibeli oleh konsumen yang memiliki wilayahl/geografis yang panas. Hal ini penting karena perilaku atau tindakan konsumen ditata, dikendalikan dan dimantapkan oleh sub-sub yang ada. c. Kelas sosial Pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata sosial. Stratifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial. Menurut Kotler (1997:155) "kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun secara hirarkhis dan memiliki anggota dengan nilai-nilai, minat dan perilaku yang serupa". 2. Faktor Sosial Sebagai tambahan atas faktor budaya, perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status. a. Kelompok acuan Menurut Stanton (1996;140) kelompok acuan dapat didefinisikan sebagai: "Sekelompok orang yang mempengaruhi perilaku, nilai dan sikap seseorang". Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. b. Keluarga Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. c. Peran dan status Posisi seseorang dalam tiap-tiap kelompok dapat didefinisikan dalam peran dan status. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang dan setiap peran membawa suatu status yang mencerminkan penghargaan umum yang diberikan sesuai dengan peranan didalam masyarakat. 3. Faktor Pribadi Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut adalah usia dan tahap siklus hidup, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep din pembeli. d. Usia dan tahap siklus hidup Orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya dan konsumsi seseorang dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian telah mengidentifikasi tahap siklus hidup psikologis. Orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. e. Pekerjaan Pekerjaan seseorang mempengaruhi pota konsumsinya. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok orang bekerja/pekerjaan yang memiliki minat di atas rata-rata produk dan jasa mereka. Sebuah perusahaan bahkan dapat mengkhususkan produknya unhik kelompok pekerjaan tertentu. f. Keadaan ekonomi Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang. Keadaan ekonomi terdiri dari penghasilan yang dapat dibelanjakan (tingkat, kestabilan, pola waktu), tabungan dan aktiva (persentase yang lancar /likuid), hutang, kemampuan untuk meminjam, dan sikap atas belanja atau menabung.\ g. Gaya hidup Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. h. Kepribadian dan konsep diri Kepribadian diartikan sebagai karakteristik psikologis yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya. Kepribadian biasanya dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, ketaatan, kemampuan 5
6 bersosialisasi, daya tahan, dan kemampuan beradaptasi. 4. Faktor Psikologis Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis utama seperti motivasi, persepsi, pengetahuan, serta keyakinan dan pendirian. a. Motivasi Suatu kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong hingga mencapai tingkat intensitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak. Kebutuhan perlu dirangsang atau dibangunkan sebelum menjadi motif dan sekaligus mempengaruhi bentuk perilaku pembeli konsumen terhadap suatu barang atau jasa ekonomis. (Stanton, 199b: ) b. Persepsi Menurut Kotler (1997:164), "Persepsi adalah proses bagaimana seseorang individu memilih, mengorganisasi, dan menginterprestasi masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti". Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Stanton (1996:128) menyatakan bahwa persepsi adalah "sebagai makna yang dipertalikan berdasarkan pengalarnan masa lalu stimulasi yang kita terima melalui lima indera." Persepsi dibentuk oleh tiga rangsangan pengaruh yaitu: a. Karakteristik fisik dari stimuli, b. Hubungan stimuli dengan sekelilingmya, c. Kondisi-kondisi didalam diri individu sendiri. Stanton juga menyatakan bahwa proses selektivitas yang berkesinambungan membatasi persepsi individu, hal ini disebabkan oleh a. Stimulus pemasaran (produk, Man, toko) yang sampai pada individu terbatas jumlahnya, b. Persepsi individu hanya menangkap sebagian saja dari stimuli yang dihadapkan padanya, c. Tidak semua persepsi yang sudah diseleksi lekat dalam ingatan, d. Individu bertindak juga hanya berdasarkan sebagian saja dari persepsi yang lekat dalam ingatan individu. (Stanton, 1996: ) c. Pembelajaran Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalatnan. Sebagian besar perilaku manusia adalah hasil belajar. Ahli teori pembelajaran yakin bahwa pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja dorongan, rangsangan, petunjuk, tanggapan, dan penguatan. d. Keyakinan dan sikap Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Hal ini kemudian mempengaruhi perilaku pembelian mereka. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dianut sesaorang tentang suatu hal. Sikap adalah evaluasi, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap beberapa obyek atau gagasan. III. METODE PENELITIAN 1.1. Desain penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei (survey method). Metode survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data utama, dimana informasi dari sebagian populasi (sampel) dikumpulkan langsung di tempat penelitian secara empirik, dengan tujuan untuk mengetahui sifat dari sebagian populasi. 3.2 Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling dan purposive sampling. Kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah orang-orang yang menggunakan kosmetik dekoratif secara rutin dalam jangka waktu minimal 1 tahun. Berdasarkan kriteria tersebut, maka populasi yang diambil adalah semua konsumen yang membeli kosmetik dekoratif di kota pontianak, penulis bersandar pada pernyataan Zikmund (2000) dalam Simamora (2004:218) bahwa ukuran sampel minimal 100 orang. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini diperoleh melalui : a. Penyebaran kuesioner, yaitu mengajukan pertanyaan formal secara tertulis yang ditujukan untuk memperoleh informasi dari responden. a. Studi dokumenter yang dilakukan dengan cara mengkategorisasi (mengklasifikasi), kemudian mempelajari bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian dan mengambil data atau informasi yang dibutuhkan. b. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mendatangi obyek penelitian, kemudian melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek tersebut guna mendapatkan data yang subyektif mungkin. 3.4 Teknik Analisis Data Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap kosmetik dekoratif maka digunakan analisis kuantitatif dengan Rumus Spearman- Brown (Simamora,2004:179) Penelitian terlebih dahulu membuat kabel analisis butir soal atau buat pertanyaan. Kemudian kuesioner dibagi menjadi dua bagian cara 6
7 membaginya bisa dengan mengelompokkan pertanyaan ganjil dan pertanyaan genap.. dengan mencari kolerasi kedua kelompok data untuk menghasilkan koefisien kolerasi r xy setelah itu, baru dicari koefisien relibialitas Spearman- Brown. 2xr 1/21/2 r 11 = (1+r 1/21/2) keterangan : r 11 = reliabilitas kuesioner r 1/21/2) = r xy yang disebutkan sebagai koefisien korelasi antara dua belahan kuesioner IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Berdasarkan hasil dari penyebaran kuesioner, dapat dirinci profil responden pada Tabel 4.1 sebagai berikut : 4.2 Analisis Atribut Pertanyaan kuesioner no 1 s/d 9 yang diajukan kepada responden merupakan pengujian untuk mengetahui atribut mana yang dapat diterima konsumen sebagai dasar pengambilan keputusan pembelian. Untuk keperluan tersebut maka kuesioner berbentuk dikotomi dengan format 2 jawaban yaitu ya dan tidak, dimana ya diberi skor 1 dan tidak diberi skor 0. Kuesioner dibagikan kepada 100 responden dan hasilnya dapat dilihat pada lampiran 1. Selanjutnya dengan mencari korelasi kedua kelompok data untuk menghasilkan koefisien korelasi r xy sebagai berikut : Dengan menggunakan data pada tabel di atas kita peroleh hasil sebagai berikut : X = 438 X 2 = 1990 Y = 355 Y 2 = 1303 XY = 1570 Korelasinya adalah sebagai berikut : N XY - ( X) ( Y) r xy = N X 2 ( X 2 ) N Y 2 ( Y 2 ) 100 x x 438 r xy = 100 x x r xy = 0,273 Jadi korelasi antar kelompok data sebesar 0,273, langkah selanjutnya adalah dengan mencari koefisien reliabilitas Spearman Brown dengan rumus sebagai berikut : r 11 = 2xr 1/21/2 (1+r 1/21/2) r 11 = (2 x 0,273 ) / (1 + 0,273) = 0,429 Langkah selanjutnya adalah membandingkan langkah tersebut dengan r product moment yang terdapat dalam lampiran 2 Dari tabel diketahui bahwa untuk n =100 maka nilai r dengan α adalah 0,195. Atribut dinyatakan reliabel apabila r hitung > r tabel. R hitung adalah 0,429 sehingga atribut yang diujikan tersebut dinyatakan reliabel. Hal ini berarti bahwa konsumen mempertimbangkan atribut-atribut tersebut untuk melakukan keputusan pembelian terhadap kosmetik dekoratif. Atributatribut tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kemasan, konsumen menganggap penting kemasan kosmetik yang simpel atau enak dipandang, tidak terlalu besar, mudah dibawa, tidak mudah pecah dan tidak terlihat murah saat digunakan ditempat umum, dalam hal ini bisa dipahami bahwa konsumen menilai kosmetik yang memperhatikan kemasannya berarti peduli terhadap imej konsumen yang menggunakannya. 2. Koleksi warna, untuk kosmetik dekoratif atau dengan kata lain menghias wajah, maka koleksi dan degradasi warna yang banyak akan memudahkan konsumen untuk bereksperimen dengan kulit wajah dan menyesuaikan warna yang cocok sesuai keinginan mereka, misalkan konsumen menghendaki make up minimalis, maka mereka cenderung menggandrungi warnawarna pastel dan sebaliknya, untuk konsumen yang senang dengan warna-warna mencolok. 3. Bahan yang terkandung dalam kosmetik, kosmetik dekoratif dianggap akan melekat pada wajah dalam jangka waktu tertentu sehingga semua bahan yang terkandung di dalamnya akan secara langsung mengkontaminasi wajah dan tubuh, dengan alasan ini maka konsumen menganggap penting untuk mengetahui dengan baik serta menghindari bahan berbahaya yang dikhawatirkan dapat berdampak pada wajah dan tubuh di masa yang akan datang, kesadaran akan pentingnya bahan ini meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran konsumen akan kesehatan wajah dan kulit. 4. Daya tahan (jangka waktu ketahanan kosmetik di wajah), kosmetik dekoratif 7
8 berperan penting untuk mempercantik wajah pemakainya, sehingga bila diperlukan dalam jangka waktu tertentu diharapkan warna dan kondisi wajah yang menggunakan kosmetik tidak berubah ( tidak luntur), semakin panjang jangka waktu ketahanan kosmetik di wajah, semakin bagus jenis kosmetik tersebut menurut konsumen. 5. Harga, banyaknya kosnetik yang beredar menimbulkan persaingan harga, kosmetik dengan harga murah, sedang dan mahal berlomba mengiklankan bahwa kualitas mereka adalah yang terbaik, banyaknya konsumen yang bereksperimen dengan wajah mereka menggunakan kosmetik dekoratif memunculkan banyak nama kosmetik berkualitas dengan aneka tingkatan harga, sehingga konsumen merasa penting untuk mendapat kosmetik bagus dengan harga yang sesuai keinginan mereka 6. Ketersediaan (mudah didapat), akses terhadap ketersediaan kosmetik merupakan hal penting lainnya, konsumen cenderung menyukai kosmetik yang lebih mudah dijumpai di tokotoko atau swalayan yang dekat dengan jangkauan mereka, sehingga tidak membutuhkan biaya dan tenaga lebih untuk mendapatkannya, dengan mulai menjamurnya toko online juga mempermudah konsumen untuk mendapatkan kosmetik ( terutama kosmetik impor )yang sulit mereka dapatkan di sekitar tempat tinggal mereka 7. Merek, konsumen cenderung percaya terhadap kosmetik yang memiliki nama yang sudah mereka kenal, sehingga merek merupakan pilihan saat konsumen ingin membeli koleksi kosmetik dekoratifnya, kepercayaan terhadap merek mencerminkan kepercayaan mereka terhadap kualitas tertentu sesuai keinginan konsumen 8. Banyak varians produk, kosmetik dekoratif terdiri dari lipstik, bedak, pemerah pipi, eyes shadow, kosmetik pemutih kulit, cat rambut, pengeriting rambut, dan preparat penghilang rambut dan lain-lain diperlukan untuk mempercantik konsumen, semakin lengkap koleksi suatu merek maka semakin disukai terutama bagi konsumen yang sudah loyal terhadap merek tertentu 9. Rekomendasi yang dapat dipercaya, banyaknya pilihan membuat konsumen yang belum setia pada satu kosmetik akan mencoba-coba, untuk meyakinkan bahwa kosmetik dekoratif yang mereka coba itu aman atau berkhasiat, maka konsumen cenderung menggunakan pendapat / rekomendasi dari orang lain, baik dari kenalan maupun bersandar pada endorser yang menjadi bintang iklan produk ataupun brand ambassador suatu produk kosmetik, semakin kuat imej cantik dari yang memberikan rekomendasi, semakin besar tingkat kepercayaan konsumen terhadap kualitas kosmetik tersebut. I. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data serta hasil pembahasan penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Reliabilitas produk kosmetik dekoratif sebesar 0,429 jauh lebih besar dari r tabel yaitu 0,195, hal ini menandakan bahwa semua atribut tersebut reliabel dan dipertimbangkan oleh responden yang terdiri dari konsumen kosmetik yang sudah terbiasa menggunakan kosmetik dekoratif untuk menghias wajah dan tubuh mereka. 2. Atribut-atribut yang dipertimbangkan adalah kemasan,koleksi warna, bahan yang terkandung dalam kosmetik, Daya tahan (jangka waktu ketahanan kosmetik di wajah), Harga, Ketersediaan (mudah didapat), Merek, Banyak varians produk, Rekomendasi yang dapat dipercaya, berdasarkan hasil wawancara, maka ada beberapa hal lagi yang dipertimbangkan konsumen yaitu, ijin BPOM yang menjamin keamanan produk, label halal dan banyaknya iklan yang berisi informasi produk serta even yang menggunakan produk kosmetik tersebut. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan, maka diajukan saran-saran sebagai berikut : 1. Kosmetik dekoratif adalah kosmetik yang dipercaya dapat membuat cantik seseorang, sehingga diharapkan kepada produsen kosmetik untuk mempertimbangkan komposisi bahan yang terkandung di dalamnya demi keamanan dan kesehatan konsumen yang menggunakannya, seiring dengan banyaknya isu tentang beredarnya kosmetik berbahaya sehingga dibutuhkan kehati-hatian semua pihak. 2. Penelitian atribut dengan spearman brown merupakan penelitian reliabilitas atribut total, untuk mengetahui reliabilitas atribut secara terpisah dapat dilanjutkan dengan analisis faktor pada penelitian selanjutnya 3. Diperlukan penelitian-penelitian lain untuk menggali variabel-variabel di luar yang diteliti yang dapat mempengaruhi kepuasan pemakai. 8
9 DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofyan, 1992, Management Produksi, Edisi Ketiga, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta http :// diakses pada bulan juni 2016 Kotler, Philip, 1993Manajemen Pemasaran, Diterjemahkanoleh Adi Zakaria Affit, Jilid I dan II, Edisi Ketujuh, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, , Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan Implementasi dan Kontrol, Edisi Revisi Jilid I, Penerbit PT. Prenhalindo Jakarta Stanton J. William, 1996, Prinsip Pemasaran, Diterjemahkan oleh Yohannes Lamarto, Jilid I Edisi Ke-7, Penerbit Erlangga, Jakarta, Sigit, Suhardi, 1993, Pengantar Ekonomi Perusahaan Praktis, Penerbit Liberty, Yogyakarta, Swasta, Basu, dan Irawan, 1990, Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Keempat, Penerbit Liberty, Yogyakarta, Simamora, Bilson, 2004, Riset Pemasaran : Falsafah, Teori, dan Aplikasi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Tjiptono, Fandy, 1993, Perspektif Manajemen dan Pemasaran Kontemporer, Penerbit Andi, Yogyakarta. Wasitaatmadja, S. M. (1997). Penuntun ilmu kosmetik medik. Jakarta: Universitas Indonesia. 9
BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Produk kosmetik sangat diperlukan manusia, baik laki-laki maupun
BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Kosmetik Produk kosmetik sangat diperlukan manusia, baik laki-laki maupun perempuan, sejak lahir. Produk-produk itu dipakai secara berulang setiap hari dan di seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan produk saat ini merupakan sebuah dampak dari semakin banyak dan kompleksnya kebutuhan manusia. Dengan dasar tersebut, maka setiap perusahaan harus memahami
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu
II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Perilaku Konsumen Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa digunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu fungsi pokok yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Banyak ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran. Pemasaran yang diberikan sering berbeda antara ahliyang satu dengan ahli yang lain. Perbedaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis sekarang sudah sangat pesat dan dapat menembus batasan batasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan peningkatan teknologi informasi dalam kondisi bisnis sekarang sudah sangat pesat dan dapat menembus batasan batasan geografis sehingga informasi
Lebih terperinciPENGARUH GAYA HIDUP SEHAT, HARGA, DAN KELOMPOK REFERENSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SUSU ANLENE DI KEBUMEN
1 PENGARUH GAYA HIDUP SEHAT, HARGA, DAN KELOMPOK REFERENSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SUSU ANLENE DI KEBUMEN Giovanni Fatimathuz Zahra Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bagi konsumen wanita, kosmetik adalah salah satu kebutuhan yang tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi konsumen wanita, kosmetik adalah salah satu kebutuhan yang tidak dapat dihindari. Keinginan mereka yang besar untuk memiliki kulit yang lebih halus dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kerja dan target yang ditetapkan oleh perusahaan harus dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Perusahaan akan selalu berusaha agar tujuannya dapat tercapai secara maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Tuntutan kerja dan target
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsumen Konsumen adalah seseorang yang membeli suatu produk/jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan tujuan pembeliannya, Kotler menklasifikasikan konsumen menjadi dua kelompok
Lebih terperinciPENGARUH CITRA MEREK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA RAMAI SWALAYAN PETERONGAN SEMARANG
PENGARUH CITRA MEREK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA RAMAI SWALAYAN PETERONGAN SEMARANG Dessy Amelia Fristiana Abstract Beragam faktor dapat mempengaruhi konsumen dalam mempercayakan tempat
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep
II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Cara dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam banyak perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Banyak cara yang dilakukan perusahaan untuk dapat mencapai tujuan organisasinya. Salah satunya adalah merancang strategi pemasaran yang efektif. Pemasaran merupakan
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pemasaran a. Pengertian Pemasaran Dalam perusahaan yang menganut konsep pemasaran, semua fungsi yang ada sangkut pautnya dengan kegiatan pemasaran dikoordinasikan
Lebih terperinciSIKAP MAHASISWA TERHADAP MERK LOKAL (Studi pada Mahasiswa Pemakai Produk Kosmetik Sariayu) Oleh: Tiwi Nurjannati Utami *)
SIKAP MAHASISWA TERHADAP MERK LOKAL (Studi pada Mahasiswa Pemakai Produk Kosmetik Sariayu) Oleh: Tiwi Nurjannati Utami *) Abstrak Perusahaan yang ingin bertahan lama di pasar, sebaiknya mengalokasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Perkembangan zaman yang sangat pesat secara
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Produk Aqua (Studi pada Masyarakat Desa Slimbung Kecamatan Ngadiluwih
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. sistematis segala masalah yang timbul dari masyarakat usaha. Kegiatan pemasaran
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Pemasaran Pengertian pemasaran bukan saja meliputi jual beli tetapi membahas secara sistematis segala masalah yang timbul dari masyarakat usaha. Kegiatan pemasaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kosmetik adalah kata serapan yang berasal dari bahasa Yunani kuno. kosmetikus,
I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kosmetik adalah kata serapan yang berasal dari bahasa Yunani kuno. kosmetikus, artinya, upaya untuk memperindah tubuh manusia secara keseluruhan, mulai dari rambut, mata,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama memasuki abad 21 ini, menuntut setiap perusahaan untuk selalu inovatif dalam mengembangkan usahanya.
Lebih terperinciANALISIS KARAKTERISTIK PRIBADI DAN EVALUASI KONSUMEN TERHADAP PRODUK HANDPHONE MEREK BLACKBERRY
ANALISIS KARAKTERISTIK PRIBADI DAN EVALUASI KONSUMEN TERHADAP PRODUK HANDPHONE MEREK BLACKBERRY (Studi Kasus Pada Mahasiswa Kampus Sarolangun Universitas Jambi) DAHMIRI Staf Pengajar Jurusan Manajemen
Lebih terperinciMOTIVASI BERBELANJA KONSUMEN PADA PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SWALAYAN DI KOTA MADIUN. Rindyah Hanafi
MOTIVASI BERBELANJA KONSUMEN PADA PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SWALAYAN DI KOTA MADIUN Rindyah Hanafi Abstract : The purpuse of this study is to examine motivation shopping in traditional market and supermarket
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada awalnya tempat transaksi jual beli antara konsumen dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada awalnya tempat transaksi jual beli antara konsumen dengan pedagang lebih terfokus pada pasar tradisional. Dalam pasar tradisional tersebut, metode belanja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di bidang jasa boga, maka setiap perusahaan perlu menciptakan konsep
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat dewasa ini dan seiring dengan semakin banyaknya perusahaan pesaing yang bermunculan khususnya di bidang jasa boga, maka
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Memahami keinginan konsumen dan mempelajari perilaku konsumen sangat penting untuk diperhatikan oleh perusahaan untuk mengetahui bagaimana perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. individu yang beranekaragam mendorong banyak orang mendirikan tempat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya berupaya memenuhi kebutuhan dari mulai kebutuhan primer, sekunder hingga tersier. Perkembangan kebutuhan dari setiap individu yang beranekaragam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Konsumen sangat penting peranannya dalam konsep pemasaran, karena itu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsumen sangat penting peranannya dalam konsep pemasaran, karena itu perusahaan dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen. Taktik dan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:7) pemasaran adalah proses sosial dan
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Definisi Pemasaran Menurut Kotler dan Amstrong (2008:7) pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat, hampir bagi para wanita kosmetik merupakan kebutuhan sehari-hari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan produk kosmetik bagi kaum wanita sangatlah pesat, hampir bagi para wanita kosmetik merupakan kebutuhan sehari-hari wanita. Hal tersebut
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Oleh: TUNJUNG ANGGRAINI A
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MEMBELI PRODUK PAKAIAN JADI BERMOTIF BATIK PADA MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN TAHUN 2006/2007 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nilai suatu produk tidak hanya ditentukan oleh harga, namun juga ditentukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nilai suatu produk tidak hanya ditentukan oleh harga, namun juga ditentukan oleh kualitas produk tersebut. Kotler mengatakan bahwa kualitas adalah totalitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan produk kosmetik lebih banyak yang berasal dari alam. Tetapi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dari zaman dahulu sampai sekarang, kosmetik dibutuhkan oleh semua orang untuk menunjang penampilan, terutama oleh kaum wanita. Tetapi kosmetik pada zaman sekarang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Merek Didalam suatu produk yang dijual ke pasar oleh produsen terdapat nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang
Lebih terperinciBab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan-perusahaan yang ada, baik perusahaan domestik maupun perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dan AFTA menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis bagi perusahaan-perusahaan yang ada, baik perusahaan domestik maupun perusahaan asing.
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu 1. Baros (2007) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh atribut produk terhadap terbentuknya citra merek (Brand Image) di PT. Radio Kidung Indah Selaras
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian Indonesia yang semakin maju dan mengalami perkembangan, ini ditunjukkan semakin banyaknya bermunculan perusahaan industri, baik industri
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Perilaku Konsumen dan Proses Keputusan Pembelian
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Menurut Kotler (1999:4), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dengan mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang dibutuhkan dan inginkan melalui penciptaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian dan
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian dan konsep yang mendasari perumusan masalah. Kerangka pemikiran dan hipotesis. Melihat kerangka konsep
Lebih terperinciPENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA KANTOR PENANAMAN MODAL KABUPATEN DELI SERDANG
PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA KANTOR PENANAMAN MODAL KABUPATEN DELI SERDANG R U K M I N I Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Nusantara email : rukminimsi@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis kosmetika produksi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin kompetitif. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis kosmetika produksi dalam negeri dan produksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dunia perekonomian sekarang ini telah berkembang dengan begitu pesatnya yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perekonomian sekarang ini telah berkembang dengan begitu pesatnya yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja mengakibatkan
Lebih terperinciBAB II. LANDASAN TEORI
9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Tranggono
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kosmetika adalah panduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, gigi, rongga mulut antara lain untuk membersihkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat pesat terlebih tingkat persaingan antar perusahaan satu dengan yang lainnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha diindonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat terlebih tingkat persaingan antar perusahaan satu dengan yang lainnya. Persaingan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Konsumen Motivasi berasal dari kata latin mavere yang berarti dorongan/daya penggerak. Yang berarti adalah kekuatan penggerak dalam diri konsumen yang memaksa bertindak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan tidak boleh menganggap hal ini menjadi ketakutan, tetapi akan lebih
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan merupakan suatu hal yang biasa terjadi di dalam dunia bisnis. Perusahaan tidak boleh menganggap hal ini menjadi ketakutan, tetapi akan lebih baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan harapan kosumen. Taktik dan strategi inilah yang ditempuh perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumen sangat penting peranannya dalam konsep pemasaran, karena itu perusahaan dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan kosumen. Taktik dan strategi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen. Menurut Setiadi (2008:415) berpendapat bahwa pengambilan keputusan
BAB II LANDASAN TEORI A. Uraian Teori 1. Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen Menurut Setiadi (2008:415) berpendapat bahwa pengambilan keputusan konsumen, adalah proses pengintergasian yang mengkombinasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan Manusia akan barang dan jasa jumlahnya bertambah dengan
Bab I. Pendahuluan Hal. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan Manusia akan barang dan jasa jumlahnya bertambah dengan sangat cepat dari waktu ke waktu seiring dengan bertambahnya jumlah
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. disebabkan karena manusia dapat memenuhi kebutuhannya melalui kegiatan pemasaran
II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran 2..1.1 Pengetian Pemasaran Kegiatan pemasaran memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia, hal ini disebabkan karena manusia dapat
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mulyana (2001:167), persepsi adalah proses internal yang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persepsi Menurut Mulyana (2001:167), persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memiih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan jasa pada pasar yang telah ada, juga harus mampu merebut daerah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini semakin diyakini bahwa setiap kemajuan usaha selalu membawa masalah-masalah dan kesempatan bagi perusahaan. Dengan semakin besarnya perusahaan maka semakin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Arti dan Tujuan Pemasaran
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Teori 2.1.1. Pemasaran 2.1.1.1. Arti dan Tujuan Pemasaran Pemasaran menyentuh kehidupan setiap orang. Ia merupakan sarana dengan mana standart hidup dikembangkan dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pada umumnya, setiap perusahaan menganut salah satu konsep atau filosofi pemasaran, yaitu falsafah atau anggapan yang diyakini perusahaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen adalah bekerja untuk orang lain untuk menyelesaikan tugas tugas yang membantu pencapaian sasaran organisasi seefisien mungkin
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala
BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Produk Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pada era globalisasi ini, perkembangan dunia usaha di Indonesia yang semakin ketat membuat perusahaan perlu meningkatkan dan mengembangkan kualitas
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh
11 II. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemudian memuaskan kebutuhan tersebut. dapat bersaing dalam memproduksi barang dengan sebaik-baiknya, sesuai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang ingin memperluas usahanya dalam persaingan haruslah memandang pemasaran sebagai kunci utama dalam mencapai tujuan perusahaan. Pemasaran
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok perusahaan dalam usahanya. mempertukarkan sesuatu yang bernilai satu sama lain.
II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok perusahaan dalam usahanya mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba perusahaan
Lebih terperinciBAURAN PEMASARAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA TOKO LISARI POSO. Holmes Rolandy Kapuy *) ABSTRAK
BAURAN PEMASARAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA TOKO LISARI POSO Holmes Rolandy Kapuy *) ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor keragaman produk, layanan dan atmosfer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menghabiskan uangnya untuk pergi ke salon, klinik-klinik kecantikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keinginan manusia untuk tampil cantik dan sempurna khususnya wanita merupakan suatu hal yang wajar. Untuk mencapai tujuannya, banyak wanita yang menghabiskan uangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan suatu produk dengan keunggulan berbeda-beda. Situasi ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan akan mendorong perusahaan untuk menciptakan suatu produk dengan keunggulan berbeda-beda. Situasi ini menuntut adanya persaingan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjualan 2.1.1 Pengertian Penjualan Penjualan adalah sebuah usaha atau langkah konkrit yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk, baik itu berupa barang atau jasa, dari
Lebih terperinciterhadap keputusan menggunakan telepon seluler adalah kuat dan variabel yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu Aprilia Wahyuningtyas (2001) sebelumnya telah melakukan penelitian tentang motivasi mahasiswa dalam melakukan pembelian telepon seluler di Jogjakarta.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Transportasi menjadi sangat penting dengan melihat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu sarana yang menunjang aspek kehidupan manusia untuk memperoleh kemudahan dalam mencapai tempat yang diinginkan. Transportasi menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetap konsisten dipasar, oleh karenanya dituntut untuk dapat memenuhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi era persaingan, semua pelaku bisnis yang ingin tetap konsisten dipasar, oleh karenanya dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Tuntutan
Lebih terperinciPengaruh Keragaman Produk dan Pelayanan Terhadap Loyalitas Konsumen (Studi Kasus pada Indomaret Bangsalsari Kabupaten Jember Tahun 2012) ARTIKEL
Pengaruh Keragaman Produk dan Pelayanan Terhadap Loyalitas Konsumen (Studi Kasus pada Indomaret Bangsalsari Kabupaten Jember Tahun 2012) ARTIKEL Oleh: Heri Dwi Cahyono NIM 070210391094 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produk atau merek produk baru bermunculan. Pesatnya persaingan pasar yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini perekonomian makin maju dan berkembang dengan pesat, banyak produk atau merek produk baru bermunculan. Pesatnya persaingan pasar yang sejenis dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. yang sangat pesat secara tidak langsung telah merubah pola hidup dan pola pikir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Perkembangan zaman yang sangat
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH OLEH MAHASISWA PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH OLEH MAHASISWA PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan antar pasar industri perawatan kecantikan dan kosmetik semakin kompetitif. Peningkatan kebutuhan dan keinginan wanita yang tidak ada puasnya akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semua manusia ingin tampil menarik dan menyenangkan, khususnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua manusia ingin tampil menarik dan menyenangkan, khususnya wanita. Untuk tampil menarik banyak cara yang ditempuh antara lain perawatan kecantikan, pengaturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang terpenting, karena UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang terpenting, karena untuk hidup sehat manusia membutuhkan air bersih. Pada era modern ini sangat sulit mendapatkan air
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIS. Para pemasar mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara
BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Perilaku Konsumen Setiap manusia mempunyai karakter dan kepribadian yang berbeda dengan orang lain, sehingga menghasilkan perilaku yang berbeda pula dalam membelanjakan uangnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus mampu bertahan, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. barang dan jasa yang diproduksi dapat sampai ditangan konsumen. Dalam
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan agar barang dan jasa yang diproduksi dapat sampai ditangan konsumen. Dalam keadaan seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat, dengan harapan tidak menghilangkan identitas kota sebagai kota warisan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan Kota Surakarta dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, dengan harapan tidak menghilangkan identitas kota sebagai kota warisan budaya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pemasaran Peran pemasaran sangat penting dalam membantu perusahaan meraih peluang-peluang. Pemasaran memainkan peran kritis dalam proses perencanaan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN BATIK PUSPA DI PASAR KLEWER SURAKARTA
ANALISIS FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN BATIK PUSPA DI PASAR KLEWER SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan sekunder bagi setiap orang dan tas merupakan kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini persaingan dalam dunia bisnis menjadi sangat ketat, hal itu dapat dilihat dengan banyaknya perusahaan sejenis yang menawarkan produk yang hampir sama. Persaingan
Lebih terperinciKESESUAIAN CITRA DIRI DAN KESUKAAN MEREK PADA KONSUMEN. Rusnandari Retno Cahyani 1. Abstract
54 KESESUAIAN CITRA DIRI DAN KESUKAAN MEREK PADA KONSUMEN Rusnandari Retno Cahyani 1 1 Fakultas Bisnis dan Komunikasi Universitas Sahid Surakarta nandaretno@yahoo.com Abstract This research prove an effect
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berat, disebabkan oleh krisis ekonomi yang berkepanjangan. Namun demikian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dewasa ini sedang mengalami kelesuan yang sangat berat, disebabkan oleh krisis ekonomi yang berkepanjangan. Namun demikian seiring dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, kebutuhan manusia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, kebutuhan manusia pun dewasa ini semakin meningkat, terkait dengan hal tersebut orang tidak lagi hanya memikirkan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsumen dan Perilaku Konsumen Konsumen adalah orang yang melakukan tindakan menghabiskan nilai barang dan jasa setelah mengeluarkan sejumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kecantikan identik dengan penampilan diri dan merupakan aset berharga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecantikan identik dengan penampilan diri dan merupakan aset berharga bagi setiap wanita. Tata rias wajah atau make-up sehari - hari merupakan suatu seni yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Mengkaji dunia konsumen memanglah tidak ada habis-habisnya. Di dunia dengan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengkaji dunia konsumen memanglah tidak ada habis-habisnya. Di dunia dengan era yang serba dinamis ini, sikap konsumen pun sangatlah fleksibel. Hal ini tidak luput
Lebih terperinciDiajukan Oleh: ILZA AJRIN ADZANIA B
PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK SAMSUNG GALAXY YOUNG S 6310 (Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. perusahaan juga perlu mengkombinasikan fungsi-fungsi dan menggunakan. keahlian mereka agar perusahaan berjalan dengan baik.
BAB II LANDASAN TEORI A. Pemasaran 1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan penting yang perlu dilakukan perusahaan untuk meningkatkan usaha dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002) memberikan definisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah mengalami peningkatan yang pesat yang terjadi di berbagai Negara, dengan adanya perkembangan
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIS. Pemasaran adalah proses sosial dan dengan proses itu individu dan
BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Bauran Pemasaran 2.1.1. Pengertian Bauran Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dan dengan proses itu individu dan kelompok mendapat apa yang mereka butuhkan
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. pasar target mana yang paling baik dilayani oleh organisasi, menentukan berbagai
II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan fungsi yang mengidentifikasi keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi sekarang dan mengukur seberapa besarnya, menentukan pasar target
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Era globalisasi dan pasar bebas membuat kemajuan teknologi berkembang cepat
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dan pasar bebas membuat kemajuan teknologi berkembang cepat khususnya sepeda motor, timbulnya terobosan-terobosan dan inovasi baru secara umum merupakan
Lebih terperinciBab 3. Model Perilaku Konsumen
Bab 3 Model Perilaku Konsumen PERILAKU KONSUMEN Tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyak kota di Indonesia khususnya di Kota Bandung yang dikenal akan aneka ragam kuliner yang unik serta memiliki citra rasa yang khas. Di Bandung sebelumnya
Lebih terperinci