PENGAWASAN WARGA UNTUK PERBAIKAN BIROKRASI SEKTOR KESEHATAN
|
|
- Yohanes Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGAWASAN WARGA UNTUK PERBAIKAN BIROKRASI SEKTOR KESEHATAN Sebuah catatan kegiatan jaringan kelompok masyarakat sipil dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja Puskesmas di Kabupaten Sumedang Diterbitkan oleh Aliansi Masyarakat Sipil Jawa Barat untuk Reformasi Birokrasi dengan dukungan Kemitraan Bandung, Mei 2015
2 Pengawasan warga untuk Perbaikan birokrasi sektor kesehatan Sebuah catatan kegiatan jaringan kelompok masyarakat sipil dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja Puskesmas di Kabupaten Sumedang Diterbitkan oleh Aliansi Masyarakat Sipil Jawa Barat untuk Reformasi Birokrasi dengan dukungan Kemitraan Bandung, Mei 2015
3 Pengawasan Warga untuk Perbaikan Birokrasi Sektor Kesehatan Sebuah catatan kegiatan jaringan kelompok masyarakat sipil dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja Puskesmas di Kabupaten Sumedang Penulis: Evi Larasati Nur Arundhati Editor: Wagiyo Ilustrator: Eddie B. Handono Layouter: Ery Bukhorie Diterbitkan oleh Aliansi Masyarakat Sipil Jawa Barat untuk Reformasi Birokrasi dengan dukungan Kemitraan Bandung, Mei 2015
4 Pendahuluan Negara menjamin pelaksanaan layanan publik bagi setiap warga negara, termasuk bagi masyarakat miskin dan penyandang difabel. Namun dalam pelaksanaannya, masih terdapat kekurangan. Akibatnya pelayanan publik tidak bisa dirasakan secara prima oleh seluruh masyarakat pengguna layanan publik. Karena pelayanan publik adalah hak, maka masyarakat juga berhak untuk menuntut perbaikan kualitas pelayanan publik. Bahkan berdasarkan undang-undang, masyarakat juga berhak melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pelayanan publik. Pengawasan salah satunya dilakukan dengan cara membandingkan Standar Pelayanan dan penerapannya. Apabila terdapat hal yang tidak diselenggarakan sebagaimana mestinya, masyarakat berhak menyampaikan pengaduan kepada pimpinan penyelenggara untuk memperbaiki kinerja pelayanan. Demikian pula jika terdapat layanan yang tidak sesuai dengan standar, masyarakat pun berhak meminta penyelenggara pelayanan untuk memperbaiki kinerja internal birokrasi penyelenggara pelayanan publik. Masyarakat juga memiliki hak untuk mengadukan pelaksana atau penyelenggara yang melakukan penyimpangan standar pelayanan, atau pun tidak mengupayakan perbaikan kepada penyelenggara, pembina, dan ombudsman. Penyadaran tentang hak masyarakat terkait pelayanan publik ini harus terus diupayakan. Bagaimanapun, masyarakat berhak mendapat pelayanan yang berkualitas sesuai asas dan tujuan pelayanan.
5 dasar hukum Seperti yang diamanatkan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, negara memiliki kewajiban memberikan pelayanan bagi setiap warga dan memenuhi hak serta kebutuhan dasarnya. Pemenuhan hak dasar warga itu dilakukan dalam kerangka pelayanan publik. Meskipun dalam pelaksanaannya diselenggarakan oleh internal birokrat atau biasa dikenal sebagai penyelenggara layanan publik, bukan berarti masyarakat tidak berhak untuk terlibat di dalamnya. Bahkan, sebagai penerima manfaat layanan, masyarakat berhak untuk dilibatkan dalam proses pelayanan publik. Peran serta masyarakat dalam pelayanan publik diatur dalam Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Pada Pasal 39 disebutkan bahwa peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dimulai sejak penyusunan standar pelayanan sampai dengan evaluasi dan pemberian penghargaan. 2 dasar hukum
6 Peran serta masyarakat diwujudkan dalam bentuk kerja sama, pemenuhan hak dan kewajiban masyarakat, serta peran aktif dalam penyusunan kebijakan pelayanan publik. Masyarakat juga berhak membentuk lembaga pengawasan pelayanan publik. Sedangkan tujuan pelibatan masyarakat dalam pelayanan publik tersurat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Pada Pasal 40 disebutkan bahwa penyelenggara wajib mengikutsertakan masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik sebagai upaya membangun sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang adil, transparan, dan akuntabel. Keberadaan PP No. 96/2012 ini juga memperjelas cakupan keterlibatan masyarakat dalam pelayanan publik. Pasal 41 menyebutkan bahwa pengikutsertaan masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik meliputi penyusunan kebijakan pelayanan publik, penyusunan standar pelayanan, pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan publik, dan pemberian penghargaan. Sedangkan pada Pasal 43 disebutkan bahwa pengikutsertaan masyarakat dalam pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan publik diwujudkan dalam bentuk pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan standar pelayanan, pengawasan terhadap penerapan kebijakan, dan pengawasan terhadap pengenaan sanksi. Selain menyediakan pelayanan publik, pemerintah juga wajib menyiapkan standar pelayanan yang diatur dalam Permenpan dan RB Nomor 15 Tahun 2014 tentang Pedoman Standar Pelayanan sebagai acuan bagi penyelenggaraan layanan publik. Standar pelayanan adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur. Di dalam Permenpan dan RB No. 15/2014 disebutkan bahwa Standar Pelayanan tersebut sekurang-kurangnya memuat persyaratan, prosedur, waktu, biaya dan produk pelayanan serta mekanisme pengaduan. Pengawasan warga untuk Perbaikan birokrasi sektor kesehatan 3
7 area Pengawasan Berdasarkan Permenpan dan RB No. 15/2014, secara umum standar pelayanan terdiri atas dua komponen. Kedua komponen itu adalah komponen yang terkait dengan proses penyampaian pelayanan (service delivery) dan komponen yang terkait dengan proses pengelolaan pelayanan di internal organisasi (manufacturing). Hal-hal yang termasuk dalam komponen yang terkait penyampaian pelayanan (service delivery) adalah: persyaratan; sistem, mekanisme dan prosedur; jangka waktu pelayanan; biaya/tarif; produk pelayanan; dan penanganan pengaduan, saran, dan masukan. Sedangkan hal-hal yang termasuk dalam komponen yang terkait dengan proses pengelolaan pelayanan di internal organisasi (manufacturing) adalah: dasar hukum; sarana dan prasarana, dan/atau fasilitas; kompetensi pelaksana; pengawasan internal; jumlah pelaksana; jaminan pelayanan; jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan; dan evaluasi kinerja pelaksana. 4 area Pengawasan
8 Kedua komponen tadi dapat dijadikan tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana kualitas dan kapasitas penyelenggaraan pelayanan publik. Hal ini dimungkinkan karena sebagian besar elemen dari komponen tersebut bisa dilihat dan dirasakan langsung oleh masyarakat, termasuk pernyataan tentang standar pelayanan yang wajib dipublikasikan oleh setiap penyelenggara pelayanan publik. Area pengawasan yang menjadi perhatian dalam pengawasan masyarakat terhadap kinerja penyelenggaraan pelayanan publik adalah: a. Persyaratan. Pengawasan dilakukan memperhatikan jenis dokumen atau barang/hal lain yang harus dipenuhi untuk mendapatkan suatu jenis pelayanan, baik persyaratan teknis maupun administratif; b. Prosedur. Pengawasan dilakukan dengan memperhatikan tata cara atau Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan yang dibakukan bagi penerima pelayanan. Prosedur pelayanan merupakan proses yang harus dilalui untuk mendapatkan suatu jenis pelayanan; c. Waktu pelayanan. Pengawasan dilakukan dengan memperhatikan waktu yang diperlukan untuk mendapatkan satu jenis pelayanan dan keseluruhan (dari awal hingga akhir) proses pelayanan dari setiap jenis pelayanan; d. Biaya. Pengawasan dilakukan dengan memperhatikan ongkos yang dikenakan kepada penerima layanan dalam mengurus dan/atau memperoleh pelayanan dari penyelenggara yang besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara penyelenggara dan masyarakat. e. Produk pelayanan. Pengawasan dilakukan dengan memperhatikan hasil dari pelayanan yang diberikan penyelenggara dan diterima pengguna sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Produk pelayanan dapat berupa penyediaan barang, jasa dan/atau produk administrasi yang diberikan dan diterima; f. Pengelolaan pengaduan. Pengawasan dilakukan dengan memperhatikan mekanisme pengelolaan pengaduan. Bentuk pengelolaan diantaranya penyediaan kotak saran/pengaduan, sms, web, dan petugas penerima pengaduan. Pengawasan warga untuk Perbaikan birokrasi sektor kesehatan 5
9 Penguatan kelompok MasYarakat sipil Peraturan perundang-undangan memberikan peluang yang luas bagi masyarakat untuk terlibat dalam pengawasan penyelenggaraan pelayanan publik. Namun minat, pengetahuan, dan akses kelompok masyarakat terhadap proses penataan internal birokrasi pelayanan publik relatif terbatas. Hal ini mengakibatkan keterlibatan masyarakat dalam pengawasan layanan publik dan perbaikan tata kelola internal birokrasi relatif lemah. Untuk itu diperlukan berbagai upaya penguatan kelompok masyarakat sipil dalam melakukan pengawasan dan dukungan terhadap perbaikan tata kelola internal birokrasi dan peningkatan kualitas dan kapasitas pelayanan publik. Salah satu kegiatan itu diwujudkan dalam Program Penguatan Kontrol Kelompok Masyarakat Sipil atas Proses Penataan Internal Birokrasi di Sektor Pendidikan di Kota Bandung dan di Sektor Kesehatan di Kabupaten Sumedang yang dilaksanakan Aliansi Masyarakat Sipil Jawa Barat untuk Reformasi Birokrasi. 6 Penguatan kelompok masyarakat sipil
10 Sejumlah lembaga berada di balik pendirian aliansi ini. Mereka adalah Perkumpulan Inisiatif, Kalyanamandira, Studio Driya Media, Pusat Pengembangan Partisipasi Masyarakat Lokal (P3ML) Sumedang, dan Center for Economic and Development Studies (CEDS) Unpad. Kegiatan yang dilakukan aliansi ini di antaranya riset dan assessment, workshop dan pelatihan, membangun jaringan kerja CSO, menyusun policy brief/kertas posisi kebijakan, mengelola kampanye publik, dan membangun kemitraan dengan pemerintah daerah. Salah satu pelatihan yang diselenggarakan Aliansi Masyarakat Sipil Jawa Barat untuk Reformasi Birokrasi adalah Lokalatih bagi Kelompok Warga untuk Persiapan Praktik Pengawasan Warga Terkait Tata Kelola Internal Birokrasi di Sektor Kesehatan Kabupaten Sumedang. Kegiatan lokalatih ini diselenggarakan Nopember 2014 di Sumedang. Tercatat 31 peserta yang terdiri atas 26 laki-laki dan 5 perempuan terlibat dalam pelatihan yang pelaksanaan melibatkan Kawani, sebuah jaringan masyarakat sipil Sumedang. Di dalam lokalatih ini, peserta yang kemudian akan menjadi tim surveyor- dibekali pengetahuan dan keterampilan terkait pelaksanaan pengawasan tata kelola internal birokrasi di sektor kesehatan, khususnya di Puskesmas. Tujuan kegiatan ini adalah memperkuat jaringan kelompok masyarakat sipil dan warga dalam mempengaruhi proses penataan internal birokrasi di daerah, meningkatkan pemahaman dan kompetensi kelompok masyarakat sipil dan warga terkait penataan internal birokrasi di daerah, dan mewujudkan aksi kolaborasi pengawasan tata kelola internal birokrasi di sektor kesehatan. Kegiatan pelatihan ini dilanjutkan dengan praktik pengawasan warga terkait tata kelola internal birokrasi di Puskesmas yang ada di Kabupaten Sumedang. Tercatat 31 Puskesmas yang dijadikan objek pengawasan warga. Pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara dan observasi (pengamatan). Sedangkan yang menjadi fokus pengawasan adalah kesesuaian antara Standar Operasional Prosedur (SOP) upaya pengobatan rawat jalan dan pelaksanaan, serta mengukur rata-rata waktu pelayanan. Pengawasan warga untuk Perbaikan birokrasi sektor kesehatan 7
11 instrumen Pengawasan warga di PuskesMas Untuk mengetahui kesesuaian antara Standar Operasional Prosedur (SOP) upaya pengobatan rawat jalan dan pelaksanaan, serta mengukur rata-rata waktu pelayanan Puskesmas di Sumedang, tim surveyor mengajukan 26 pertanyaan kepada responden dan mengisi empat lembar pengamatan. Kuesioner dalam pengawasan ini hanya diajukan kepada masyarakat pengguna layanan Puskesmas. Waktu yang dipilih untuk pengajuan kuesioner ini adalah setelah responden mendapatkan seluruh rangkaian pelayanan yang ia butuhkan. Sedangkan pengamatan dilakukan sebelum waktu pendaftaran hingga selesai jam pelayanan Puskesmas. Pertanyaan yang diajukan kepada responden di antaranya terkait alur pendaftaran, tindakan medis, dan pelayanan farmasi. 8 instrumen Pengawasan warga di Puskesmas
12 Terkait alur pendaftaran pertanyaan yang diajukan terdiri atas sepuluh pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan itu meliputi ketersediaan nomor antrian, cara mendapatkan nomor antrian, kesesuaian antara nomor antrian dan panggilan dari petugas pendaftaran, dan persyaratan yang digunakan untuk mendaftar. Pertanyaan lain yang diajukan kepada responden adalah besaran biaya/ retribusi yang dipungut, bukti pembayaran retribusi, jeda waktu antara pendaftaran dan pemeriksaan, dan penyediaan rekam medis dari pendaftaran menuju kamar periksa. Terkait tindakan medis, pertanyaan yang diajukan terdiri atas sebelas pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan itu meliputi proses pencatatan data pasien pada rekam medis, pengukuran tekanan darah, anamnesa singkat (tanya jawab singkat untuk mengetahui keluhan pasien), dan waktu yang dibutuhkan untuk pencatatan data hinga anamnesa singkat. Pertanyaan lainnya meliputi proses pemeriksaan fisik yang terdiri atas kegiatan inspeksi (melihat), palpasi (meraba), perkusi (ketukan), dan auskultasi (didengarkan), waktu yang digunakan untuk anamnesa dan pemeriksaan fisik, pencatatan diagnosa penyakit dalam rekam medis berdasarkan anamnesia dan pemeriksaan fisik, proses pencatatan diagnosa ke dalam rekam medis, dan waktu yang diperlukan untuk memeriksa/melakukan diagnosa dan melakukan rekam medis. Untuk mendapat gambaran yang lebih luas, responden juga mendapat pertanyaan mengenai tindakan lanjutan yang mungkin dilakukan setelah diagnosa dan waktu yang diperlukan untuk tindakan atau intervensi lebih lanjut. Terkait pelayanan farmasi, responden diminta menjawab empat pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan-pertanyaan itu mengenai proses penyerahan obat kepada pasien yang meliputi ketersediaan resep, waktu yang diperlukan untuk mempersiapkan obat, penjelasan penggunaan obat, dan biaya pengambilan obat. Sedangkan lembar pengamatan yang harus diisi surveyor terdiri atas empat lembar yang meliputi pemasangan informasi layanan di Puskesmas, kehadiran tenaga medis dan non-medis, lama pelayanan, serta denah Puskesmas dan alur pelayanan pengobatan rawat jalan. Pengawasan warga untuk Perbaikan birokrasi sektor kesehatan 9
13 PengalaMan warga Melakukan Pengawasan Berbagai tanggapan warga muncul ketika diajak terlibat dalam praktik pengawasan warga terkait tata kelola internal birokrasi, khususnya di sektor kesehatan. Ketika pertama kali mengikuti pelatihan, saya tidak memiliki pemikiran lain selain akan dilatih, diberi wawasan, serta diajak melihat masyarakat dalam perspektif reformasi birokrasi, kata Hodijah, seorang Kader Kesehatan di Kabupaten Sumedang. Ada juga yang menilai kegiatan ini perlu dilakukan untuk sebuah perubahan. Khususnya di bidang kesehatan. Apalagi Kabupaten Sumedang tengah memfokuskan diri untuk mengadakan perbaikan di sektor tersebut, ujar Ruhyat, seorang Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan. Sedangkan menurut Ari Arifin dari Komisariat HMI Sumedang, ada ketidaksesuaian dan kesenjangan di bidang pelayanan publik, terutama sektor kesehatan. Indeks pembangunan manusia di bidang kesehatan tergolong cukup tinggi, namun ketika dirinya terjun ke lapangan, kenyataan berbicara lain. 10 Pengalaman warga melakukan Pengawasan
14 Pemerintah harus dikawal masyarakat sipil dalam mewujudkan good governance. Saya berharap suatu saat bisa memberi input positif kepada pembuat kebijakan, ujarnya. Kegiatan ini juga mampu memantik rasa ingin tahu warga yang memang bergelut di bidang kesehatan, seperti Maya Kusmayanti. Anggota Forum Peduli Kesehatan (FPK) ini mengaku dengan adanya kegiatan tersebut, rasa keingintahuannya semakin besar. Ternyata banyak hal yang bisa dipelajari yang berkaitan dengan tugas saya selama ini di sektor kesehatan ujar Maya. Keberhasilan Pelatihan Upaya peningkatan kapasitas warga dalam mengembangkan kemampuan pengawasan tatakelola birokrasi sektor kesehatan, dinilai cukup berhasil. Banyak hal yang tadinya tidak saya ketahui, dan banyak juga hal yang tidak diketahui masyarakat bisa saya ketahui melalui pelatihan ini. Misalnya, masih banyak warga yang tidak mengetahui pelayanan apa saja yang layak mereka dapatkan di Puskesmas, ujar Hodijah. Selain peningkatan pengetahuan di masalah substantif, sebagian warga juga merasakan manfaat pelatihan dari segi teknis. Seperti yang dirasakan Ruhyat, misalnya. Menurutnya, selain pengetahuan mengenai pengawasan layanan publik, ia pun mendapat pengetahuan dan pengalaman dalam hal berinteraksi, baik dengan warga penerima manfaat maupun dengan pemangku kebijakan. Sedangkan, Hodijah mengaku dirinya sempat merasa kebingungan ketika pertama kali disodori daftar kuesioner. Setelah diberi pembekalan, ia tak lagi mengalami kesulitan. Hanya saja, tetap terdapat kekhawatiran jika seandainya masyarakat menolak menjadi responden. Sedangkan menurut Maya, kendala terkait instrumen dirasakannya dalam hal bahasa. Pertanyaan kuesioner yang bersifat normatif bisa membingungkan responden. Bahasa ilmiah tentunya beda dengan bahasa masyarakat. Jadi masyarakat saya ajak mengobrol sehingga tidak merasa diinterogasi. Untuk jawaban yang sesuai kuesioner, saya langsung catat, kata Maya. Pengawasan warga untuk Perbaikan birokrasi sektor kesehatan 11
15 Pengalaman Bersama Responden Pengalaman Ruhyat ketika pertama kali melakukan wawancara dan observasi adalah menangkap keengganan Puskesmas dalam menyediakan data. Bahkan mereka mempertanyakan kembali alasan observer meminta data. Alasannya data tersebut merupakan dokumen rahasia. Lalu alasan lain adalah pimpinan yang sedang menghadiri kegiatan di luar kota. Namun akhirnya dokumen tersebut berhasil didapatkan walaupun hanya berupa soft copy, ujarnya. Kecurigaan tersebut bukanlah tanpa alasan. Mungkin mereka merasa ada kekurangan dalam pelayanan mereka dan takut kami kami publikasikan, jelas Maya. Opini masyarakat yang mengidentifikan kritik terhadap kebijakan pemerintah dengan Ormas tertentu juga berimbas dalam kegiatan ini. Hal ini seperti yang dialami Ari. Saya masuk langsung ditanya, Bapak dari ormas mana?, kata Ari. Namun setelah dijelaskan dan menunjukkan surat tugas, sikap pelaksana pelayanan publik melunak. Mereka tak segan lagi untuk memberikan informasi-informasi yang diperlukan. Keengganan juga datang dari masyarakat penerima layanan. Namun setelah dijelaskan bahwa survei yang dilakukannya adalah untuk kepentingan masyarakat, mereka pun akhirnya mau bekerja sama. 12 Pengalaman warga melakukan Pengawasan
16 replikasi kegiatan Kegiatan pengawasan seperti ini, sangat mungkin dilakukan di tingkat masyarakat. Hanya saja membutuhkan dorongan dan penyadaran. Hal tersebut bisa dicapai melalui sebuah kegiatan pelatihan. Awalnya Maya tidak tahu jika dirinya memiliki kemampuan melakukan pengawasan. Melalui pelatihan ini Maya akhirnya bisa mengenali kemampuan itu. Senada dengan Maya, Ari pun berpendapat masyarakat akan antusias jika diberikan pelatihan semacam ini. Menurut Ruhyat, untuk yang bersifat umum masyarakat bisa saja melakukan pengawasan. Sedangkan untuk hal yang bersifat khusus, pelaku pengawasan harus dibekali pemahamam terlebih dahulu. Jangan sampai karena masyarakat tidak paham, petugas malah dianggap salah. Atau sebaliknya. Jadi sebetulnya kedua belah pihak perlu diberi pemahaman yang sama terkait prosedur dan mekanisme pelayanan itu sendiri, kata Ruhyat. Pelatihan pengawasan pelayanan publik memberi ruang bagi masyarakat untuk menyuarakan aspirasi mereka. Melalui pelatihan ini Maya merasa mendapatkan wadah dan mengetahui cara melakukan pengawasan dan menyampaikan pengaduan apabila terjadi penyimpangan dalam pelayanan. Hal senada disampaikan Hodijah. Menurutnya, akan sangat terasa bedanya antara masyarakat yang diberi pelatihan dengan yang tidak mengikuti pelatihan. Saat ini, ungkap Hodijah, banyak masyarakat yang berani mengkritik namun tidak terarah dan tidak memiliki wadah. Dengan adanya pelatihan, masyarakat akan mengetahui ke mana seharusnya kritik itu dilayangkan, atau bagaimana cara mengolah kritik. Pengawasan warga untuk Perbaikan birokrasi sektor kesehatan 13
17 rekomendasi Kegiatan pelatihan pengawasan pelayanan publik layak diselenggarakan kembali di tingkat masyarakat. Menurut pengalaman warga yang mengikuti pelatihan ini, ada banyak manfaat yang bisa diambil selama mengikuti pelatihan. Melalui kegiatan tersebut, potensi warga yang terpendam dapat tergali. Selain potensi, kemampuan warga yang terlibat dalam pelatihan pengawasan publik ini juga terasah. Bukan hanya dalam hal teknis pengawasan, tetapi juga dalam membangun komunikasi. Meski dalam keseharian warga peserta pelatihan terbiasa menghadapi masyarakat, namun ketika berhadapan dengan instrumen tak urung dirasakan berbagai kesenjangan. Bahasa instrumen yang resmi menjadi kendala dalam menyampaikan pertanyaan kepada responden. Karena itu dibutuhkan kemampuan ekstra dalam menterjemahkan maksud pertanyaan tersebut ke dalam bahasa awam. Kegiatan pelatihan pengawasan pelayanan publik juga memungkinkan warga untuk mengorganisasi gerakan. Jika selama ini masyarakat tidak memiliki wadah yang terorganisir, melalui pelatihan warga memiliki kesempatan untuk membangun jaringan yang menjadi wadah menyalurkan aspirasi. Tanpa pelatihan, masyarakat memang berpeluang untuk melaksanakan pengawasan terhadap pelayanan publik. Namun ada hal-hal spesifik, misalnya standar pelayanan, tidak diketahui seluruh masyarakat. Sehingga perlu adanya kepastian pemahaman yang sama mengenai prosedur dan mekanisme pelayanan publik. 14 Pengalaman dengan responden
18
19
PARTISIPASI WARGA UNTUK REFORMASI BIROKRASI SEKTOR PENDIDIKAN
PARTISIPASI WARGA UNTUK REFORMASI BIROKRASI SEKTOR PENDIDIKAN Sebuah catatan kegiatan jaringan kelompok masyarakat sipil dalam melakukan pengawasan terhadap Pelayanan Sekolah di Kota Bandung Diterbitkan
Lebih terperincipengantar : Pelayanan Publik dan Standar Pelayanan Publik (SPP)
pengantar : Pelayanan Publik dan Standar Pelayanan Publik (SPP) Oleh : Drs. H. Gunarto, MM Konsultan/Expert pada Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Sumberdaya Pembangunan (LPPSP) Semarang Bumi Wana Mukti
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANANDAN MAKLUMAT PELAYANAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH
Lebih terperinciMENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN STANDAR
Lebih terperinciBUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciWALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT
WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BUKITTINGGI, Menimbang : a.
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa setiap penyelenggara
Lebih terperinci2015, No Indonesia Tahun 2012 Nomor 215, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5357); 3. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 ten
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.957, 2015 LIPI. Pelayanan. Standar. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciMENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KEMENTERIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan salah satu upaya guna menciptakan keteraturan dan kesinambungan dalam sistem tata pemerintahan.
Lebih terperinciGUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang: a. bahwa
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN PENGEMBANGAN SISTEM PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION
SERI REKAMAN DOKUMEN UNIT KERJA TA. 2012 RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN PENGEMBANGAN SISTEM PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN Jl. Gajah Mada No.
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP
PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 4 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : : BUPATI SUMENEP
Lebih terperinciPROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 35 TAHUN 2014
PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 35 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG,
Lebih terperinciBUPATI ACEH JAYA PERATURAN BUPATI ACEH JAYA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA
BUPATI ACEH JAYA PERATURAN BUPATI ACEH JAYA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH JAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemenuhan
Lebih terperinciPEDOMAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK BAB I PENDAHULUAN
4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI TENTANG PEDOMAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK NOMOR : 16 TAHUN 2014 TANGGAL : 2
Lebih terperinciPelayanan Prima di Perguruan Tinggi
Pelayanan Prima di Perguruan Tinggi Shinta Hadiyantina, Dr.,S.H., M.H. Pusat Jaminan Mutu Universitas Brawijaya Malang 2016 1 Apa pendapat Anda dengan kualitas layanan pada gambar berikut? 2 Dasar Hukum
Lebih terperinciPROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN
SALINAN PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN, PENETAPAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN PADA PENYELENGGARA PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
1 BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa sebagai
Lebih terperinciWALIKOTA BALIKPAPAN, PROVINSI KALIMANTANN TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTANN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang:a.
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,
PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik dan
Lebih terperinci1II PROFIL RESPONDEN...
Daftar Isi Daftar Isi... 2 Bagian 1 PENDAHULUAN... 3 Latar Belakang... 3 Tujuan Survei... 4 Lokasi Survei... 4 Bagian 1I MODEL SURVEY... 5 Sumber Data... 5 Sempel Responden... 5 Waktu Pengumpulan Data...
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciInti Muatan Undang Undang No. 25/2009 ttg. Pelayanan Publik
DEPUTI BIDANG PELAYANAN PUBLIK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI 1 Inti Muatan Undang Undang No. 25/2009 ttg. Pelayanan Publik Mengatur Hak, Kewajiban dan Larangan Hak hak
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Akhirnya kami mengucapkan terimakasih atas bantuan dan dukungan berbagai pihak hingga laporan ini terselesaikan.
KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT. akhirnya penyusunan Laporan Hasil Survey Indeks Kepuasan Masyarakat Tahun 2015 dapat rampung selesai. Laporan ini diharapkan
Lebih terperinciINDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)
INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PADA UNIT PELAYANAN PUBLIK KEMENKO POLHUKAM PERIODE 2016 BEKERJASAMA UNIT PELAYANAN PUBLIK KEMENKO POLHUKAM DENGAN BIRO UMUM SEKRETARIAT KEMENKO POLHUKAM 1 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciWALIKOTA PANGKALPINANG
WALIKOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG, Menimbang : a. bahwa setiap
Lebih terperinciMENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KEMENTERIAN
Lebih terperinci, No Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 tahun 2014 tentang Pedoman Standar Pelayanan (Be
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1828, 2015 KEMENAKER. Pelayanan Publik. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KEMENTERIAN
Lebih terperinciSURVEI KEPUASAN MASYARAKAT (SKM)
SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT (SKM) BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 Jl. Pangeran Hidayatullah, No. 1 Martapura Telp. (0511) 4721358 Fax. (0511) 4721027 Kalimantan Selatan 70611 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 56 TAHUN : 2014 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 55 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON
Lebih terperinci2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran
No.2100, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pelayanan Terpadu. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN TERPADU PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinci2017, No Indonesia Tahun2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 t
No.1218, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BATAN. Standar Pelayanan Publik. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN
Lebih terperinciWALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a.
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Gambut, Desember 2015 DIREKTUR, ttd. dr. H. IBG Dharma Putra, MKM Pembina Utama Madya NIP
KATA PENGANTAR Pemerintah berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan demi tercapainya harapan dan tuntutan publik. Upaya tersebut dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan. Untuk itu diperlukan
Lebih terperinci- 1 - PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH KOTA PONTIANAK
Bagian Organisasi - 1 - PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH KOTA PONTIANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK
Lebih terperinciMengadu demi Memperbaiki:
KERTAS KEBIJAKAN Mengadu demi Memperbaiki: Pentingnya Suara Publik untuk Peningkatan Pelayanan WWW.CIPG.OR.ID REKOMENDASI Berdasarkan riset Mengkaji Efektivitas Alat Pengaduan Publik yang telah kami lakukan
Lebih terperinciPERMENRISTEKDIKTI NOMOR 59 TAHUN 2016
PERMENRISTEKDIKTI NOMOR 59 TAHUN 2016 PELAYANAN PUBLIK DI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 2016 S I S T E M A T I K A 1 2 3 4 ASAS,
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI MANAJEMEN RETRIBUSI PERSAMPAHAN. Uraikan situasi yang ada sebelum inovasi pelayanan publik ini dimulai
PROPOSAL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RETRIBUSI PERSAMPAHAN Tanggal pelaksanaan inovasi pelayanan publik Wednesday, 01 February 2017 Kategori inovasi pelayanan publik Pelayanan langsung kepada masyarakat
Lebih terperinciPROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan
Lebih terperinciLAPORAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PENGGUNA LAYANAN PENGADILAN DI PENGADILAN NEGERI PRABUMULIH KELAS II
Pengadilan Negeri Kelas II Prabumulih LAPORAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PENGGUNA LAYANAN PENGADILAN DI PENGADILAN NEGERI PRABUMULIH KELAS II Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Lebih terperinciBUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR
BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG, Menimbang : a. bahwa Pemerintah Kabupaten
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aparatur pemerintah sebagai abdi negara dan abdi masyarakat mempunyai tugas pokok yang antara lain tercermin dalam penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR... TAHUN.. TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR... TAHUN.. TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa Pemerintah Kota Surabaya sebagai
Lebih terperinciPKP2A III LAN. Membangun Daerah Melalui Blusukan via SMS. Rustan A. dan Fani Heru Wismono PKP2A III - Lembaga Administrasi Negara
Membangun Daerah Melalui Blusukan via SMS Rustan A. dan Fani Heru Wismono PKP2A III - Lembaga Administrasi Negara Short Message Service (SMS) seringkali hanya digunakan sebagai sarana pengaduan publik,
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG I. UMUM Peraturan Pemerintah ini merupakan pelaksanaan Pasal 65
Lebih terperinciSURVEI KEPUASAN MASYARAKAT
SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SURABAYA PERIODE Januari Desember 2015 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 1 Tahun : 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang
Lebih terperinci4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Re
BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA TENGAH,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan. kebijakan yang ditetapkan. (BPPK Depkeu, 2014 )
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja Instansi Pemerintah merupakan gambaran mengenai pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi dan strategi
Lebih terperinciBUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa pelayanan publik merupakan
Lebih terperinciPanduan Membuka Dan Mengelola Pos Pengaduan Pelayanan Publik
Panduan Membuka Dan Mengelola Pos Pengaduan Pelayanan Publik 1 2 MEMBUKA DAN MENGELOLA POS PENGADUAN PELAYANAN PUBLIK Panduan Membuka Dan Mengelola Pos Pengaduan Pelayanan Publik Tim Penyusun Edy H Gurning
Lebih terperinciBUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT
BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciHubungan Kemitraan Antara Pasien dan Dokter. Indah Suksmaningsih Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)
Hubungan Kemitraan Antara Pasien dan Dokter Indah Suksmaningsih Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) Pelayanan Kesehatan Memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau merupakan hak dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aparatur dalam berbagai sektor terutama yang menyangkut pemenuhan hak-hak sipil
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu upaya mewujudkan Good Governance adalah memberikan pelayanan publik yang berkualitas, terukur serta serta senantiasa memperhatikan tuntutan dan dinamika
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya guna meningkatkan kualitas pelayanan publik, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Repbulik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN BELITUNG
PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN HUKUM Dasar Hukum : 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 3. Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciLAPORAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT (DUMAS) SEMESTER 1 TAHUN 2017
LAPORAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT (DUMAS) SEMESTER 1 TAHUN 2017 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN JULI 2017 KATA PENGANTAR Era reformasi birokrasi dan keterbukaan informasi publik menuntut
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang: a. bahwa pelayanan publik merupakan
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1599, 2016 KEMENKES. Industri Tembakau. Benturan Kepentingan. Penanganan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinci11 Program Prioritas KIB II
KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI Oleh: Gatot Sugiharto Asisten Deputi Bidang Pelayanan Perekonomian Deputi Pelayanan Publik Bandung, 18-19 April 2013 1 11 Program Prioritas
Lebih terperinciGUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG
PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PELAYAN PUBLIK DAN PENYELENGGARA PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI,
Lebih terperincijaminan kesehatan nasional. (Kemenkes, 2015).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu kunci dalam peningkatan taraf hidup masyarakat. Oleh karena itu, negara sebagai penjamin kehidupan masyarakat harus mampu menyelenggarakan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN
LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA Nomor 9 Tahun 2013 SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PENGADUAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PENGADUAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sesuai dengan
Lebih terperinci2012, No BAB I PENDAHULUAN
2012, No.750 4 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA UNIT PELAYANAN PUBLIK BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciSURVEY KEPUASAN MASYARAKAT DI BPM-P2TSP KABUPATEN KEDIRI
SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT DI BPM-P2TSP KABUPATEN KEDIRI Kabupaten Kediri saat ini sedang melaksanakan Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan Undang-Undang No 12 Tahun 2008
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan Undang-Undang No 12 Tahun 2008 telah menuntut pemerintah daerah (kabupaten dan kota) untuk dapat melaksanakan fungsi-fungsinya.
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang : a.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciMENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 24 TAHUN 2014
SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG
Lebih terperinciRio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.
Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 34 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN PUBLIK PADA PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPEDOMAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
LAMPIRAN II: Draft VIII Tgl.17-02-2005 Tgl.25-1-2005 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara teoritik, Birokrasi Pemerintahan memiliki tiga fungsi utama, yaitu: fungsi pelayanan, fungsi pembangunan dan fungsi pemerintahan umum (LAN, 2007). a. Fungsi
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 32 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 32 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciINDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)
INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PADA UPT STASIUN PENGAWASAN SDKP TUAL PERIODE JANUARI S.D DESEMBER 2015 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN
Lebih terperinciWALIKOTA SALATIGA PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Menimbang WALIKOTA SALATIGA PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SALATIGA, : a. bahwa otonomi daerah pada
Lebih terperinciBab BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Bab BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinci- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas
Lebih terperinciSMK PERTANIAN PEMBANGUNAN NEGERI SEMBAWA
LAPORAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TAHUN 2017 SEMESTER 1 BPSDMP KEMENTERIAN PERTANIAN SMK PERTANIAN PEMBANGUNAN NEGERI SEMBAWA I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-undang Dasar 1945 telah mengamanatkan,
Lebih terperinci2018, No Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 20
No.154, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN-RB. Evaluasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciSALINAN WALIKOTA LANGSA,
SALINAN QANUN KOTA LANGSA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG TRANSPARANSI PELAYANAN PUBLIK BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA
Lebih terperinciLAPORAN TENTANG SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DKI JAKARTA, 4-8 SEPTEMBER 2017
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN INTELEKTUAL Jalan H.R. Rasuna Said Kav 8-9, Kuningan, Jakarta Selatan Laman: www.dgip.go.id Pos-el: dirgen@dgip.go.id
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT, Menimbang : a. bahwa Pemerintah Kabupaten Pakpak
Lebih terperinciBUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
- 1 - BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONE, Menimbang : a. b. c. Mengingat :
Lebih terperinciBERITA NEGARA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59,2012 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.02/MEN/2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN
Lebih terperinciWALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN
WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, Menimbang : a. bahwa kesehatan
Lebih terperinciMENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG
MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1716, 2014 KEMENPAN RB. Pelayanan Publik. Mystery Shopping. Pedoman. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciBUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang
Lebih terperinciLAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PUBLIK PADA BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG
LAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PUBLIK PADA BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG PERIODE JANUARI - JUNI 2014 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 26 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PERANGKAT DAERAH PENYELENGGARA PELAYANAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN FORUM KONSULTASI PUBLIK DI LINGKUNGAN UNIT PENYELENGGARA PELAYANAN
Lebih terperinci