Hubungan Regulasi Diri Untuk Belajar dengan Pengambilan Keputusan Karir Pada Mahasiswa Semester Akhir Program Sarjana Universitas Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hubungan Regulasi Diri Untuk Belajar dengan Pengambilan Keputusan Karir Pada Mahasiswa Semester Akhir Program Sarjana Universitas Indonesia"

Transkripsi

1 Hubungan Regulasi Diri Untuk Belajar dengan Pengambilan Keputusan Karir Pada Mahasiswa Semester Akhir Program Sarjana Universitas Indonesia Penyusun: Ryan Pradipta Surjadi Pembimbing: Lucia Retno Mursitolaksmi Royanto Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara regulasi diri untuk belajar dengan pengambilan keputusan karir pada mahasiswa semester akhir. Pengukuran regulasi diri untuk belajar menggunakan alat ukur Self-regulated Learning Interview Schedule Questionnaire (SRLIS-Q) yang disusun oleh Zimmerman dan Pons (1988) serta diperbaharui oleh Purdie dan Hattie (1996) dan pengukuran pengambilan keputusan karir menggunakan alat ukur Career Decision-Making Difficulties (CDDQ; Gati, Krausz & Osipow, 1996). Partisipan berjumlah 122 mahasiswa Universitas Indonesia yang memiliki karakteristik sebagai mahasiswa semester akhir. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara regulasi diri untuk belajar dengan pengambilan keputusan karir pada mahasiswa (r = 0.345; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Artinya, semakin tinggi regulasi diri untuk belajar yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi kemampuan pengambilan keputusan karir. Berdasarkan hasil tersebut, mahasiswa perlu diberikan intervensi sedini mungkin mengenai regulasi diri untuk belajar, sebagai salah satu faktor yang dapat meningkatkan pengambilan keputusan karir. Kata Kunci: mahasiswa tingkat akhir ; pengampilan keputusan karir; regulasi diri untuk belajar. Abstract: This research was conducted to find the correlation between self-regulated learning with career decision-making among college students. Self-regulated learning was measured using an instrument named Self-regulated Learning Interview Schedule Questionnaire (SRLIS-Q) made by Zimmerman and Pons (1988) which later was modified by Purdie and Hattie (1996) other hand career decision-making was measured using a modification instrument named Career Decision-Making Difficulties (CDDQ) which was developed by Gati, Krausz & Osipow (1996). Participants of this research were 122 senior year undergraduate student of Universitas Indonesia. The main result of this research shows that self-regulated learning positively correlated significantly with career decision-making (r = 0.345; p = 0.000, significant at L.o.S 0.01). Thus this research conclusion is the higher self-regulated learning prossess, means higher capability of their career decision-making. Based on research results, individual needs to intervene student early in the self-regulated learning early in effort of constructing their career decision-making. Keywords: Self-regulated learning, career decision-making, senior year undergraduate student.

2 1. Pendahuluan Setiap manusia harus melalui tahapan perkembangannya dan pada akhirnya diharapkan bisa menjadi manusia yang berguna dan produktif di bidang pekerjaan tertentu. Menurut Papalia, Olds, dan Feldman (2009) ada delapan tahapan tugas perkembangan sepanjang rentang kehidupan manusia. Salah satu tahapan yang paling penting bagi kehidupan adalah tahapan dewasa muda, hal itu dikarenakan produktivitas manusia berawal pada tahap ini. Pada tahap ini salah satu tugas perkembangan manusia adalah membuat keputusan karir dan keputusan pendidikan (Papalia, Olds, dan Feldman, 2009). Berkenaan dengan tugas perkembangan, setiap tugas perkembangan yang dilalui manusia haruslah dipenuhi. Karena tugas perkembangan yang tidak dipenuhi akan menghambat penyelesaian tugas perkembangan yang ada pada tahapan berikutnya, dimana tugas perkembangan berikutnya adalah memperoleh kesuksesan karir. Apabila pada tahapan dewasa muda seseorang tidak dapat memenuhi tugas perkembangan dalam mulai mencari pekerjaan, maka hal itu akan mengganggu dalam memperoleh kesuksesan karir. Orang-orang yang kesulitan memperoleh kesuksesan karir dapat mempengaruhui aspek lainnya, seperti aspek sosial dalam hal malu bila dibandingkan dengan teman-teman sebayanya, hingga akhirnya hal itu dapat menurunkan kualitas hidup orang tersebut. Melihat dari tugas perkembangan tersebut setiap orang harus mempersiapkan karirnya sejak berada pada institusi pendidikan. Ketika seseorang berada di perguruan tinggi, maka seseorang harus sudah mengetahui bidang pekerjaan dan karir yang akan digelutinya. Pendidikan di bangku kuliah secara spesifik membekali seseorang guna mempersiapkan diri ke dunia pekerjaan. Walaupun seseorang berkuliah di perguruan tinggi yang baik serta memperoleh nilai yang baik, hal itu tidak menjamin ia akan mendapatkan pekerjaan yang baik pula. Berdasarkan data di Badan Pusat Statistik ( pengangguran terbuka yang disumbangkan oleh tamatan perguruan tinggi pada Agustus 2006 berjumlah orang, sedangkan pada Agustus 2008 berjumlah yang artinya terdapat peningkatan sejumlah orang atau sekitar 51,26% bila dibandingkan dengan 2006, dan pada Agustus 2010 berjumlah dengan peningkatan sejumlah atau sekitar 18,68%. Faktor yang menyebabkan semakin tingginya pengangguran, menurut Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar pada tahun 2012 hal itu dikarenakan adanya kesenjangan antara kualifikasi tenaga kerja dengan permintaan pasar ( Dengan keterbatasan lapangan pekerjaan maka orang-orang yang

3 telah lulus perguruan tinggi mengalami kebingungan untuk menghadapi pekerjaan yang akan digelutinya nanti dan bagaimana cara mencapainya. Kebingungan para lulusan siap kerja mengenai pekerjaan yang akan digelutinya tentu dapat dihindari apabila ia memiliki perencanaan karir yang baik. Menurut Dillard (1985) perencanaan karir bertujuan untuk memperoleh kesadaran dan pemahaman diri, mencapai kepuasan pribadi, mempersiapkan diri untuk memperoleh penempatan dan penghasilan yang sesuai, dan efisiensi usaha dan penggunaan waktu. Seluruh tujuan perencanaan karir tersebut tidak akan lengkap bila tidak ada pengambilan keputusan dalam karir yang akan digeluti, oleh karena itu juga diperlukan sebuah pengambilan keputusan mengenai karir atau disebut sebagai career decision-making. Pengambilan keputusan karir menurut Brown (2002) adalah sebuah proses ketika seseorang mengintegrasikan pengetahuan mengenai dirinya dan mengenai pekerjaan untuk mendapatkan keputusan pemilihan pekerjaan, selain itu Brown (2002) juga mengatakan bahwa pengambilan keputusan karir merupakan sebuah proses yang tidak hanya meliputi pemilihan karir tetapi melibatkan pembuatan komitmen untuk melakukan tindakan penting untuk melaksanakan pilihan. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan karir merupakan hal yang penting dalam perencanaan karir, karena untuk merencanakan karir perlu dilakukan pengambilan keputusan karir terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang menjadi tujuannya. Menurut Gati, Krausz dan Osipow (1996) mahasiswa bisa dikatakan telah melakukan pengambilan keputusan karir apabila ia telah mengambil keputusan, menentukan sejumlah alternatif yang dipersiapkan atas karirnya, dan mempertimbangkan beberapa aspek dalam alternative yang ditentukan karirnya. Dengan melakukan pengambilan keputusan karir mahasiswa dapat lebih termotivasi dalam melakukan kegiatan perkuliahannya karena sudah mengambil keputusan mengenai karirnya. Sang mahasiswa pun dapat memiliki pandangan yang jauh ke depan mengenai tujuan dan apa saja yang harus dilakukannya untuk mencapai target karirnya karena sudah memutuskan karir yang akan digelutinya nanti. Ketika melakukan pengambilan keputusan karir, setiap orang dituntut untuk dapat berpikir kritis dan melakukan evaluasi diri (Brown, 2002). Penekanan tersebut akan lebih terasa terutama pada mahasiswa, karena para mahasiswa merupakan orang-orang yang terbiasa untuk berpikir analitis serta mampu berpikir secara lebih mendalam, hal itu juga sesuai dengan masa perkembangan kognitifnya dimana pada usia remaja kemampuan berpikir abstrak dan berpikir menggunakan alasan yang logis sedang berkembang (Papalia, Olds, dan Feldman, 2009). Seorang mahasiswa harus bisa mengenal apa yang menjadi kelebihan dirinya dan kekurangan dirinya, serta apa saja minat yang ia miliki. Apabila mahasiswa tersebut telah

4 dapat mengenali dirinya tentu mahasiswa tersebut harus mengetahui lebih jauh mengenai karir apa yang diminatinya. Setelah mahasiswa dapat menentukan karir apa yang akan dijalaninya nanti, seorang mahasiswa juga perlu melakukan pemikiran mendalam mengenai perencanaan bagaimana cara mencapai targetnya tersebut. Menurut Brown (2002) setidaknya ada empat hal yang mempengaruhi pengambilan keputusan karir seseorang yaitu: (1) kesediaan untuk jujur menggali pengetahuan tentang diri seperti nilai-nilai, kepentingan, dan keterampilan yang mengarahkan kepada mengetahui indentitas diri; (2) motivasi untuk belajar tentang dunia kerja; (3) kesediaan untuk belajar dan terlibat dalam pemecahan masalah karir dan pengambilan keputusan, termasuk kapasistas untuk berpikir jernih mengenai masalah karir, percaya diri pada kemapuan diri untuk mengambil keputusan, komitmen untuk mengikuti rencana yang sudah dijalankan, dan berani bertanggung jawab untuk mengambil sebuah keputusan; (4) kesadaran tentang bagaimana pikiran dan perasaan negatif dapat membatasi kemampuan untuk memecahkan suatu masalah, pengambilan keputusan, kesediaan berbagi tanggung jawab bila diperlukan, dan kemampuan untuk mengamati serta mengatur pemecahan masalah tingkat rendah dan proses pengambilan keputusan. Keempat hal tersebut menunjukan bahwa untuk melakukan pengambilan keputusan karir seseorang harus bisa melakukan regulasi diri untuk mengarahkan dirinya untuk mencapai keinginan serta target yang ia miliki. Proses regulasi diri pada seseorang hanya dapat terjadi apabila seseorang melakukan proses metakognisi (Zimmerman, 1990) yaitu setiap proses ketika seseorang melakukan planning, setting-goals, organizing, self-monitoring, dan self-evaluating. Pelaksanaan planning merupakan tahap perencanaan mengenai apa yang akan dilakukan. Tahap perencanaan ini merupakan tahapan awal dalam melakukan regulasi diri agar dapat menentukan tujuan dari apa yang akan dicapai. Mahasiswa yang melakukan planning akan mengetahui apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Tahapan berikutnya adalah setting-goals, yaitu mahasiswa harus menentukan apa yang menjadi targetnya dalam melakukan suatu hal. Setelah tahap setting-goals mahasiswa diminta untuk melakukan organizing atau pengaturan terhadap pelaksanaan dari perencanaan yang sudah dibuatnya di awal. Setelah itu tahapan berikutnya self-monitoring ketika mahasiswa melakukan pengamatan dan pengawasan terhadap dirinya sendiri mengenai rencana yang sudah dibuat pada tahapan planning. Mahasiswa yang melakukan monitoring akan terus berusaha untuk mengarahkan dirinya kepada rencana yang sudah dibuatnya di awal. Tahapan yang terakhir adalah self-evaluating, yaitu mahasiswa melakukan refleksi mengenai apa yang sudah dilakukannya, sehingga mahasiswa tersebut dapat mengetahui apa yang sudah baik dan

5 apa yang masih harus diperbaiki. Mahasiswa yang melakukan self-evaluating dapat mengenal dirinya dan akan terus memperbaiki diri. Kelima proses metakognisi tersebut dapat digunakan sebagai landasan utama untuk menemukan cara terbaik dalam mencapai tujuannya, oleh karena itu metakognisi diperlukan oleh seorang mahasiswa demi dapat melakukan perencanaan karir yang matang. Bagi beberapa mahasiswa yang sudah terbiasa melakukan pengambilan keputusan mungkin tidak akan merasa kesulitan dalam melakukan pengambilan keputusan karir, namun hal itu akan berbeda pada mahasiswa yang tidak terbiasa melakukan pengambilan keputusan secara kompleks dan rumit. Mahasiswa yang tidak terbiasa mengambil keputusan besar tersebut harus melakukan upaya belajar untuk mengambil keputusan serta mencapai targetnya menggunakan proses metakognisi. Proses metakognisi untuk belajar mengatur dirinya sendiri demi tercapainya target terdapat di dalam regulasi diri untuk belajar. Hal itu juga didukung dengan pernyataan Zimmerman (1989) bahwa seseorang yang melakukan regulasi diri untuk belajar adalah orang yang melakukan berbagai strategi dan tindakan khusus guna meningkatkan pencapaiannya dalam belajar, yang melibatkan proses metakognisi, motivasi, dan tindakan secara aktif (Zimmerman, 1990), dari pernyataan tersebut diketahui bahwa proses metakognisi merupakan sebuah hal yang utama dalam pelaksanaan regulasi diri untuk belajar. Penelitian mengenai pengambilan keputusan karir terhadap mahasiswa, terutama mahasiswa semester akhir program sarjana menjadi sangat penting karena mahasiswa merupakan manusia yang sudah dipersiapkan untuk terjun di dunia pekerjaan. Mahasiswa tingkat akhir yang dimaksud dalam hal ini adalah mereka yang berada pada semester 8 keatas. Sebagian besar mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi akan bekerja, sedangkan hanya sebagian kecil yang akan melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengajukan rumusan masalah: apakah terdapat hubungan antara regulasi diri untuk belajar dengan pengambilan keputusan karir pada mahasiswa semester akhir program sarjana? Adapun penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara regulasi diri untuk belajar dengan pengambilan keputusan karir pada mahasiswa semester akhir program sarjana. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.

6 2. Tinjauan Teoritis 2.1 Regulasi Diri Untuk Belajar In general, student can be described as self-regulated to the degree that they are metacognitively, motivationally and behaviorally active participants in their own learning process. Zimmerman (1986 dalam Zimmerman, 1989, hal. 329) Menurut pernyataan Zimmerman tersebut dapat diketahui bahwa pelajar yang dapat melakukan regulasi diri untuk belajar adalah pelajar yang mampu menggunakan metakognisinya, motivasinya, dan tingkahlakunya secara aktif dalam belajarnya. Oleh karena itu regulasi diri untuk belajar mempengaruhi banyak aspek demi tercapainya sebuah proses belajar yang terencana. Banyaknya aspek yang dipengaruhi oleh regulasi diri untuk belajar tersebut tentu akan menghasilkan strategi khusus dalam belajar, hal itu juga diucapkan oleh Zimmerman (1989), yaitu persyaratan sebagai pelajar yang memiliki regulasi diri untuk belajar adalah individu harus melibatkan strategi-strategi khusus dalam belajarnya untuk mencapai target akademik. Tentu saja berbagai strategi yang dilakukan harus berdasarkan pada usaha sendiri seperti pernyataan Zimmerman (1990) bahwa pelajar yang berbasis regulasi diri untuk belajar selalu berinisiatif untuk berusaha mengarahkan diri sendiri untuk memperoleh pengetahuan dan mereka tidak pernah mengandalkan diri pada orang lain.selain itu Zimmerman (1986 dalam Zimmerman, 1990) juga mengemukakan regulasi diri untuk belajar adalah sebuah proses seorang pelajar dengan cara mengaktifkan dan menopang kognitif (cognitions), perilaku (behaviors), dan perasaanya (affects) yang secara sistematis berorientasi pada pencapaian suatu target. Menurut Bandura (1986, dalam Zimmerman, 1989) ada 3 faktor yang saling mempengaruhi dalam regulasi diri untuk belajar yaitu: personal / self- (diri sendiri), environmental (lingkungan), dan behavioral (perilaku). Zimmerman (1989) mengatakan bahwa regulasi diri untuk belajar dapat terjadi bila pelajar mampu memproses dirinya sendiri (personal / self-) secara tepat dan strategis untuk mengatur perilaku (behavior) dan lingkungan (environment) belajar yang sedang berlangsung.

7 2.2 Pengambilan Keputusan Karir career decision-making: a procces that not only encompasses career choice but involves making a commitment to carrying out the action necessary to implement the choice (Brown, 2002, hal. 316) Melalui definisi tersebut Brown (2002) ingin mengatakan bahwa pengambilan keputusan karir merupakan sebuah proses yang tidak hanya meliputi pada pemilihan karir, tetapi juga berperan dalam membuat komitmen untuk melaksanakan tindakan yang penting untuk melaksanakan pilihannya. Melalui definisi tersebut diketahui bahwa pengambilan keputusan karir tidak hanya dalam kaitan pengambilan keputusannya saja, tetapi termasuk dalam rangkaian proses untuk memikirkan bagaimana pencapaian keputusan tersebut. Selanjutnya Brown (2002) mengatakan bahwa terdapat 5 proses dalam pengambilan keputusan karir yang akan terus berputar: (1) communication, (2) analysis, (3) synthesis, (4) valuing, dan (5) execution. Proses yang diungkapkan tersebut merupakan sebuah proses yang harus dilaksanakan secara berurutan, pada tahap pertama individu harus melakukan communication yang ditujukan untuk menggali informasi sebanyak-banyaknnya melalui indra yang dimiliki, sehingga seseorang bisa merasakan mana karir yang membuat nyaman dan mana yang tidak. Tahap berikutnya adalah tahap analysis dari berbagai informasi yang sudah diterima, pada tahap ini individu melakukan indentifikasi dan pengkaitan terhadap berbagia informasi dan masalah yang mungkin ada pada dirinya, pada tahap ini merupakan tahap yang paling efektif untuk melakukan pemecahan masalah (problem solving). Tahap selanjutnya adalah synthesis yaitu pada tahap ini individu sudah harus memikirkan peluang apa saja yang ada dan harus dilakukan, pada tahapan ini individu harus menyimpulkan suatu tindakan melalui proses elaborasi (elaboration) dan kristalisasi (crystalization). Pada proses elaborasi, individu harus menggunakan kreativitasnya untuk berpikir lebih luas mengenai berbagai opsi solusi yang ada. Pada proses crystalization individu sudah mulai berpikir mengenai opsi yang paling potensial dan bagaimana cara mengusahakan dan mengatur opsi tersebut hingga menjadi sebuah hal yang relevan untuk dilakukan. Tahap ke-empat yaitu tahap valuing yaitu ketika individu harus memikirkan keputusan yang diambilnya, sebagai suatu keputusan yang akan diterima oleh lingkungan atau sistem yang berlaku atau tidak. Pada tahap ini individu akan dihadapkan mengenai visi kedepan dan seberapa besar komitmen yang akan dipegang

8 terhadap keputusan yang akan ia ambil. Tahap terakhir adalah tahap execution, yang membuat individu akan melaksanakan berbagai perencanaan dan strategi yang sudah ditentukan di tahap-tahap sebelumnya. Setiap perencanaan harus dilakukan menjadi sebuah tindakan nyata dan dalam tahapan-tahapan yang sudah dibuat. Seseorang ketika memilih karir akan mengikuti tahapan-tahapan sebagaimana disebutkan di atas. Akan tetapi tidak jarang orang mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan karir yang sebut sebagai career indecision atau keraguan mengambil keputusan karir. Menurut Osipow (1999) hal tersebut berhubungan dengan masalahan pembuatan keputusan karir, pengimplementasian perencanaan karir, serta adaptasi dalam pengorganisasian karir. Beberapa ahli mencoba untuk mendefinisikan keraguan mengambil keputusan karir, menurut Gati, Krausz, & Osipow (1996) keraguan mengambil keputusan karir merupakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi individu ketika mengampil keputusan karir. Selanjutnya menurut Osipow (1999) keraguan mengambil keputusan karir merupakan keadan yang akan datang dan pergi setiap keputusan dibuat, dilaksanakan, bertumbuh, dan akhirnya mengarah kepada kebutuhan untuk membuat keputusan yang baru yakni menghasilkan keraguan yang baru. Dalam pengambilan keputusan karir ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi individu untuk sukses dalam pemilihan karir tersebut menurut, Brown (2002) setidaknya ada empat hal yaitu: kesediaan untuk jujur menggali pengetahuan tentang diri seperti nilai-nilai, kepentingan, dan keterampilan yang mengarahkan kepada mengetahui indentitas diri; motivasi untuk belajar tentang dunia kerja; kesediaan untuk belajar dan terlibat dalam pemecahan masalah karir dan pengambilan keputusan, termasuk kapasistas untuk berpikir jernih mengenai masalah karir, percaya diri pada kemapuan diri untuk mengambil keputusan, komitmen untuk mengikuti rencana yang sudah dijalankan, dan berani beranggung jawab untuk mengambil sebuah keputusan; kesadaran tentang bagaimana pikiran dan perasaan negatif dapat membatasi kemampuan untuk memecahkan suatu masalah, pengambilan keputusan, kesediaan berbagi tanggung jawab bila diperlukan, dan kemampuan untuk mengamati serta mengatur pemecahan masalah tingkat rendah berserta proses pengambilan keputusannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keraguan mengambil keputusan karir yang dikemukakan oleh para ahli, seperti Chartrand, Robbins, Morrill, & Boggs (1990, dalam Gati, Krausz & Osipow, 1996), terdapat dua faktor yang mempengaruhi keraguan keputusan karir yaitu: kurangnya pengetahuan tentang diri sendiri dan kurangnya informasi mengenai pekerjaan.

9 3. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan, asosiasi, atau interdependensi antara dua atau lebih aspek dari suatu situasi oleh karena itu penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian korelasional. Selain itu penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian kuantitatif hal itu dikarenakan dalam penelitian ini dilakukan proses kuantifikasi variasi yang ditemukan dalam fenomena (Kumar, 2005). Sampel penelitian pada penelitian ini adalah mahasiswa atau mahasiswi semester delapan program sarjana Universitas Indonesia dari berbagai fakultas. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling dan snowball sampling. Pelaksanaan penelitian dilakukan dari tanggal 4 Juni 2013 hingga 9 Juni Partisipan penelitian diberikan sebuah booklet kuesioner untuk yang mengerjakan secara offline, sedangkan bagi yang mengisi secara online pada partisipan dapat mengerjakan pada lembar soft copy kuesioner yang diberikan oleh peneliti. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian kali ini adalah Self-regulated Learning Interview Schedule Questionnaire (SRLIS-Q) yang dikembangkan oleh Zimmerman dan Pons (1988) serta diperbaharui oleh Purdie dan Hattie (1996), dan Career Decisionmaking Difficulties Questionnaire (CDDQ) yang dikembangkan oleh Gati, Krausz dan Osipow, (1996). Keduanya di ujicobakan pada 30 mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Selanjutnya kedua alat ukur tersebut disatukan benjadi sebuah booklet kuesioner dan diprint untuk digunakan untuk pengambilan data secara offline, juga disiapkan dalam bentuk soft copy untuk disebarkan melalui . Data yang telah didapatkan dan sesuai dengan karakteristik sampel penelitian diolah menggunakan teknik statistik deskriptif dengan tujuan untuk melihat gambaran umum dari partisipan melalui mean, nilai maksimum, nilai minimum dan standar deviasi. Teknik statistik lain yang digunakan adalah pearson correlation yang digunakan untuk mengetahui besar serta arah hubungan linier dari dua variabel (Gravetter dan Wallnau, 2007). Selain itu juga digunakan teknik statistik One-Way Analysis of Variance yang digunakan untuk mengetahui signifikansi perbedaan mean antara dua kelompok atau lebih. 4. Hasil Penelitian 4.1 Gambaran Partisipan

10 Dalam penelitian ini data yang diperoleh sebanyak 136 partisipan namun karena ada yang tidak sesuai kriteria penelitian seperti belum mencapai semester delapan maka data yang dapat diolah berjumlah 122. Hasil dari data demografis yang diperoleh adalah mayorita yang mengikuti penelitian ini adalah wanita, usia mayoritasnya 21 tahun, angkatan terbanyak terdiri dari angkatan 2009 dimana sedang menuduki semester ke-8, dan partisipan terbanyak berasal dari Fakultas Psikologi. 4.2 Hasil Analisis Utama Penelitian Dari pengolahan data menggunakan Pearson Corelation, dapat disimpulkan koefisien korelasi sebesar r = 0,345 dengan P < 0,001 (2-tailed). Dengan nilai tersebut berarti hipotesis nol ditolak yang berarti terdapat hubungan antara regulasi diri untuk belajar dengan pengambilan keputusan karir. Hasil dari r 2 = 0,123 yang berarti 12,3% variasi skor pengambilan keputusan karir dapat dijelaskan oleh skor regulasi diri untuk belajar. 4.3 Hasil Analisis Tambahan Hasil pengolahan data analisis tambahan didapati dimensi yang paling sering digunakan oleh partisipan adalah non strategic behavior pada alat ukur regulasi diri untuk belajar. Sedangkan untuk alat ukur pengambilan keputusan karir diketahui bahwa dimensi yang paling tinggi diisi oleh partisipan adalah ketersediaan informasi. Selanjutnya pengolahan data menggunakan one-way ANOVA antara skor regulasi diri untuk belajar dengan fakultas yang sudah dikategorikan kedalam tiga bidang pendidikan yaitu sains, sosial dan kesehatan tidak ditemukan perbedaan mean yang signifikan. 5. Diskusi Melalui pembahasan di atas telah diketahui bahwa regulasi diri untuk belajar sangat dekat kaitannya dengan pengambilan keputusan karir. Sehingga dapat disimpulkan bahwa regulasi diri untuk belajar yang dimiliki oleh mahasiswa tidak hanya berguna pada nilai akademis saja, melainkan berpengaruh terhadap aspek kehidupan yang lain, terutama dalam pengambilan keputusan karir yang sangat berkaitan dengan masa depan mahasiswa tersebut. Dalam melakukan pengambilan keputusan karir diperlukan sebuah pemikiran yang mendalam dan matang untuk menentukan pilihan secara tepat, proses berpikir yang mendalam dan matang tersebut memerlukan bantuan metakognisi dan juga regulasi diri yang baik. Dalam melakukan proses penelitian ini, peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan yang dilakukan oleh peneliti. Keterbatasan tersebut dapat menjadi error yang kemudian dapat mempengaruhi hasil penelitian. Salah satu kekurangan yang ada yaitu peneliti kurang memperhitungkan sejak awal bahwa subjek mahasiswa semester akhir

11 program sarjana akan sulit ditemui secara tatap muka karena mahasiswa semester akhir program sarjana lebih sering mengerjakan tugas akhir di rumahnya masing-masing. Kesulitan untuk bertatap muka dengan subjek menimbulkan kurangnya standardisasi pengadministrasian alat tes, karena kuesioner sebagian besar melalui sehingga subjek tidak bisa bertanya secara langsung pada peneliti bila ada hal-hal yang kurang dipahami. Pada item alat ukur yang digunakan juga dianggap kurang umum bagi mahasiswa seluruh fakultas, beberapa item seperti item yang menanyakan mengenai soal-soal latihan dirasa kurang relevan untuk beberapa fakultas terutama fakultas dengan basis ilmu sosial, karena sangat jarang diberikan soal latihan. Selain itu jumlah item dirasa terlalu banyak sehingga beberapa partisipan merasa kesulitan berkenaan dengan waktu dan rasa lelah dalam mengisi alat ukur. Beberapa partisipan juga merasa memerlukan konsentrasi tinggi untuk mengisi kuesioner tersebut sedangkan peneliti tidak mempersiapkan tempat khusus untuk pengisian kuesioner, sehingga keadaan lingkungan diperkirakan dapat menimbulkan eror pada hasil kuesioner. Peneliti juga kurang memperhitungkan bahwa adanya fakultas yang memiliki kurikulum untuk lulus dalam waktu tiga setengah tahun seperti Fakultas Kedokteran Gigi, sehingga pada saat peneliti melakukan pengambilan data, peneliti tidak berhasil mendapati subjek mahasiswa semester akhir program sarjana pada fakultas tersebut. Kurang meratanya pengambilan sampel dalam hal demografis juga menjadi keterbatasan peneliti, hal itu dapat dilihat dari persebaran subjek berdasarkan fakultasnya, ada fakultas yang hanya diwakili oleh satu subjek bahkan ada yang tidak terwakili, namun untuk fakultas lain ada yang diwakili hingga 32 orang. Masalah kurang meratanya persebaran juga ada pada usia, angkatan, dan jenis kelamin. Peneliti juga menyadari bahwa batasan partisipan berupa semester delapan merupakana batasan yang kurang tepat untuk menyatakan bahwa partisipan akan segera memasuki ke dunia kerja dalam waktu dekat. Karena banyak mahasiswa yang sudah mendudukin semester delapan namun belum akan mengahiri kegiatan perkuliahannya dalam waktu dekat. Sehingga hal itu tentu dapat mempengaruhi jawaban pada kuesioner pengambilan keputusan karir. 6. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara regulasi diri untuk belajar dengan pengambilan keputusan karir pada mahasiswa. Artinya, semakin tinggi regulasi diri untuk belajar yang

12 dimiliki oleh mahasiswa, semakin tinggi pula pengambilan keputusan karir yang dimiliki mahasiswa tersebut. 7. Saran 7.1 Saran Metodologis Untuk penelitian berikutnya disarankan untuk memperhatikan item-item yang akan digunakan agar dapat digeneralisisr pada seluruh fakultas agar tidak menimbulkan error pada saat mengisi. Jumlah item yang terlalu banyak menimbulkan efek lelah pada partisipan, sehingga perlu untuk membatasi jumlah item. Pemilihan waktu dalam pengambilan sampel sebaiknya dilakukan pada semester ganjil dengan tujuan memperluas cakupan sampel pada fakultas yang memiliki program lulus pada semester ganjil. Pengambilan sampel sebaiknya lebih banyak serta memiliki kuota yang jelas tiap fakultas, hal itu ditujukan untuk mendapatkan data yang lebih menyeluruh. Penentuan karakteristik sampel seharusnya lebih spesifik dengan batasan sudah mengambil minimal 130 sks atau sedang menngerjakan skripsi agar mahasiswa yang menjadi partisipan benar-benar sudah dekat dengan dunia pekerjaan. 7.2 Saran Praktis Peneliti menyarankan agar dilakukannya pengenalan serta pelatihan mengenai regulasi diri untuk belajar yang diberikan sedini mungkin, agar penentuan masa depan dapat dilakukan lebih baik dan terencana sejak awal. Peneliti juga menyarankan bahwa dalam kurikulum yang diberikan pada mahasiswa perlu disisipkan kegiatan yang menstimulus regulasi diri untuk belajar, karena melalui penelitian ini telah dibuktikan regulasi diri untuk belajar tidak hanya berguna untuk pembelajaran berkenaan dengan akademis selama mahasiswa saja, melainkan juga berpengaruh terhadap pengambilan keputusan karir dan masa depan mahasiswa. 8. Kepustakaan Admin Kadin Jateng. (2012). Banyak lulusan tidak sesuai kualifikasi kerja. Diakses Maret 22, Dari banyak-lulusan-tidak-sesuai-kualifikasi-kerja.html Badan Pusat Statistik. (2013). Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Diakses Maret 24, 2013, dari tab=4

13 Brown, Duane. (2002). Career choice and development (4 th ed). San Francisco: John Wiley & Sons, Inc. Dillard, J. M., (1985). Lifelong career planning. Noida: Tata Mcgraw-Hill Education. Gati, I., Krausz, M., & Osipow, S. H. (1996). A Taxonomy of Difficulties in Career Decision Making. Journal of Counseling Psychology, 43(4), Gravetter, F. J., & Wallnau, L. B. (2007). Statistic for the Behavioral Sciences (7 th Ed). Canada: Thomson Wadsworth. Kumar, R. (2005). Research methodology: A step by step guide for beginners. London: SAGE Publications. Osipow, S. H. (1999). Assessing Career Indecision. Journal of Vocational Behavior, Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human development (11 th ed.). New York: McGraw-Hill. Purdie, N., & Hattie, J. (1996). Cultural Differences in the Use of Strategies for Self- Regulated Learning. American Educational Research Journal, 33(4), Zimmerman, B. J. (1990). Self-Regulate Learning and Academic Achievement : An Overview. Educational Psychologist, 25(1), Zimmerman, B. J. (1989). A Social Cognitive View of Self-Regulated Academic Learning. Journal of Educational Psychology, 81(3), Zimmerman, B. J., & Pons, M. M. (1990). Construct Validation of a Strategy Model of Student Self-Regulated Learning. Journal of Educational Psychology, 80(3),

BAB I PENDAHULUAN. Santrock (2002) mengatakan masa dewasa awal adalah masa untuk bekerja dan menjalin

BAB I PENDAHULUAN. Santrock (2002) mengatakan masa dewasa awal adalah masa untuk bekerja dan menjalin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap manusia harus melalui tahapan perkembangannya dan pada akhirnya diharapkan bisa menjadi manusia yang berguna dan produktif di bidang pekerjaan tertentu. Santrock

Lebih terperinci

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI STATUS EKONOMI KELUARGA PADA MAHASISWA Oleh : Meriam Yuliana Mahasiswi jurusan Psikologi Fakultas Psikologi U

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI STATUS EKONOMI KELUARGA PADA MAHASISWA Oleh : Meriam Yuliana Mahasiswi jurusan Psikologi Fakultas Psikologi U VIEWED FROM DIFFERENT LEARNING MOTIVATION OF STUDENTS IN FAMILY ECONOMIC STATUS Meriam Yuliana Undergraduate Program, Faculty of Psychology Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id Keywords: motivation

Lebih terperinci

REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA

REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA 70 Regulasi Diri Dalam Belajar Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 83 Jakarta Utara REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA Nurhasanah 1 Moch. Dimyati, M.Pd 2 Dra. Meithy

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG Lucky Rianatha 1, Dian Ratna Sawitri 2 1,2 Fakultas Psikologi,Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ACHIEVEMENT EMOTIONS DAN SELF-REGULATION MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI LIDYA KEMALA SARI PANJAITAN SURYA CAHYADI

HUBUNGAN ACHIEVEMENT EMOTIONS DAN SELF-REGULATION MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI LIDYA KEMALA SARI PANJAITAN SURYA CAHYADI HUBUNGAN ACHIEVEMENT EMOTIONS DAN SELF-REGULATION MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI LIDYA KEMALA SARI PANJAITAN SURYA CAHYADI ABSTRAK Pengerjaan skripsi adalah hal yang harus dilalui mahasiswa sebagai

Lebih terperinci

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO Dian Lati Utami, Dian Ratna Sawitri Fakultas Psikologi,

Lebih terperinci

Oleh ABSTRAK. Kata kunci : Self Regulated Learning (SRL), hasil belajar, respon siswa

Oleh ABSTRAK. Kata kunci : Self Regulated Learning (SRL), hasil belajar, respon siswa Penerapan Model Pembelajaran Self Regulated Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas VIII A SMP Bhaktiyasa Singaraja Tahun Ajaran 2012/2013 Oleh Komang Sudadiartharia, NIM 0815051029 Jurusan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KESUNGGUHAN (CONSCIENTIOUSNESS) DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI: STUDI KORELASIONAL TERHADAP SISWA KELAS X MIPA DI SMA NEGERI 38 JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KESUNGGUHAN (CONSCIENTIOUSNESS) DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI: STUDI KORELASIONAL TERHADAP SISWA KELAS X MIPA DI SMA NEGERI 38 JAKARTA BIOSFER: JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI (BIOSFERJPB) 2016, Volume 9 No 1, 28-33 ISSN: 0853-2451 HUBUNGAN ANTARA KESUNGGUHAN (CONSCIENTIOUSNESS) DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI: STUDI KORELASIONAL TERHADAP SISWA

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Kemampuan dalam pengambilan keputusan karir, Pelatihan perencanaan karir pendekatan trait-factor. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Kemampuan dalam pengambilan keputusan karir, Pelatihan perencanaan karir pendekatan trait-factor. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana efektivitas pelatihan perencanaan karir pendekatan trait-factor dalam meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan dalam memilih jurusan Perguruan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha ABSTRAK Penelitian mengenai orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung ini dilakukan dengan tujuan untuk memeroleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN METAKOGNISI, EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

HUBUNGAN METAKOGNISI, EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA HUBUNGAN METAKOGNISI, EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA Quroyzhin Kartika Rini 1 Ursa Majorsy 2 Ratna Maharani Hapsari 3 Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma { 1 quroyzhin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkuliahan. Selama mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. perkuliahan. Selama mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, mahasiswa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jenjang perguruan tinggi merupakan salah satu gerbang menuju dunia kerja untuk para pelajar yang memutuskan melanjutkan pendidikan ke bangku perkuliahan. Selama

Lebih terperinci

Rosi Kurniawati Tino Leonardi, M. Psi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya

Rosi Kurniawati Tino Leonardi, M. Psi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya Hubungan Antara Metakognisi dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga yang Aktif Berorganisasi di Organisasi Mahasiswa Tingkat Fakultas Rosi Kurniawati Tino Leonardi,

Lebih terperinci

Pengaruh Metode Modelling Dalam Layanan Klasikal Terhadap Peningkatan Self Regulated Learning

Pengaruh Metode Modelling Dalam Layanan Klasikal Terhadap Peningkatan Self Regulated Learning Pengaruh Metode Modelling Dalam Layanan Klasikal Terhadap Peningkatan Self Regulated Learning PENGARUH METODE MODELLING DALAM LAYANAN KLASIKAL TERHADAP PENINGKATAN SELF REGULATED LEARNING ( Studi Kuasi

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

BAB 5 ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA 44 BAB 5 ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bagian ini peneliti memaparkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Hasil penelitian diperoleh dari pengolahan data secara statistik dengan menggunakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XI SMKN 8 JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XI SMKN 8 JAKARTA 31 HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XI SMKN 8 JAKARTA Iman Setiyanto 1) Dra. Louise B. Siwabessy, M.Pd 2) Dr. Gantina Komalasari, M.Psi 3) Abstrak Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Program Studi : Psikologi Nama Mata Kuliah : Psikologi Perkembangan

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG Widya Danu Fadilah 1, Edrizon 1, Hendra Hidayat 1 1

Lebih terperinci

GAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA TAHUN YANG BELUM MENIKAH. Siti Anggraini

GAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA TAHUN YANG BELUM MENIKAH. Siti Anggraini GAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA 30-40 TAHUN YANG BELUM MENIKAH Siti Anggraini Langgersari Elsari Novianti, S.Psi. M.Psi. Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

iii Universitas Kristen Maranatha

iii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara grit dan IPK pada mahasiswa Kurikulum Berbasis KKNI angkatan 2013 di Universitas X di Kota Bandung. Subjek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga jenjang pendidikan sangat penting. Di negara-negara maju, para

BAB I PENDAHULUAN. sehingga jenjang pendidikan sangat penting. Di negara-negara maju, para BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Di era globalisasi saat ini, teknologi dan informasi semakin berkembang sehingga jenjang pendidikan sangat penting. Di negara-negara maju, para mahasiswa telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masing-masing akan dijelaskan dalam sub bab berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. masing-masing akan dijelaskan dalam sub bab berikut. 25 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang metodologi penelitian dalam penelitian ini, terdiri dari: pendekatan penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel, subjek

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN EXA ALIFA BUDIYANTO ABSTRAK Ketika mahasiswa memasuki perguruan tinggi

Lebih terperinci

Hubungan Antara Self-efficacy Akademik Dengan Hasil Belajar Siswa

Hubungan Antara Self-efficacy Akademik Dengan Hasil Belajar Siswa Konselor Volume 3 Number 1 March 2014 ISSN: 1412-9760 Received January 25, 2014; Revised February 24, 2014; Accepted March 30, 2014 Hubungan Antara Self-efficacy Akademik Dengan Hasil Belajar Siswa Gusriko

Lebih terperinci

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII Nobelina Adicondro & Alfi Purnamasari Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Jalan Kapas No. 9 Yogyakarta alfi_purnamasari@yahoo.com.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. KEMATANGAN KARIR 1. Pengertian Kematangan Karir Crites (dalam Salami, 2008) menyatakan bahwa kematangan karir sebagai sejauh mana individu dapat menguasai tugas-tugas perkembangan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden. BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran umum responden Responden dalam penelitian ini adalah anggota dari organisasi nonprofit yang berjumlah 40 orang. Pada bab ini akan dijelaskan tentang

Lebih terperinci

Hubungan Prokrastinasi dan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Ubaya. Ricky Pangestu Fakultas Psikologi

Hubungan Prokrastinasi dan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Ubaya. Ricky Pangestu Fakultas Psikologi Hubungan Prokrastinasi dan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Ubaya Ricky Pangestu Fakultas Psikologi Pangestu_ricky@yahoo.com Abstrak Penelitian ini merupakan yang bertujuan untuk memperjelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat memasuki dunia kerja, demikian halnya dengan pendidikan di SMA. Kurikulum SMA dirancang untuk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: korelasi, dukungan sosial teman sebaya, prokrastinasi akademik, mahasiswa. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: korelasi, dukungan sosial teman sebaya, prokrastinasi akademik, mahasiswa. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Prokrastinasi Akademik dengan metode korelasi. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa yang mengontrak

Lebih terperinci

REGULASI BELAJAR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI. Ermida Simanjuntak Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

REGULASI BELAJAR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI. Ermida Simanjuntak Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya REGULASI BELAJAR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI Ermida Simanjuntak Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Abstraksi Penelitian ini adalah penelitian tentang regulasi belajar yang didasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. Setelah menguraikan teori-teori yang digunakan pada penelitian ini, selanjutnya peneliti

BAB III METODELOGIPENELITIAN. Setelah menguraikan teori-teori yang digunakan pada penelitian ini, selanjutnya peneliti BAB III METODELOGIPENELITIAN Setelah menguraikan teori-teori yang digunakan pada penelitian ini, selanjutnya peneliti akan menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian. Pada bab ini, akan

Lebih terperinci

STUDI KORELASI MENGENAI SELF-REGULATED LEARNING DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 3 BANDUNG

STUDI KORELASI MENGENAI SELF-REGULATED LEARNING DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 3 BANDUNG STUDI KORELASI MENGENAI SELF-REGULATED LEARNING DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 3 BANDUNG NYAYU NAZIHAH KHAIRUNNISA Dr. Indun Lestari Setyono, M.Psi.¹ Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta   Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II KORELASI PERSEPSI MAHASISWA PROFESI BIDAN DENGAN PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN II PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2014 Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

Kata Kunci : Emotional Intelligence, remaja, berpacaran

Kata Kunci : Emotional Intelligence, remaja, berpacaran Studi Deskriptif Mengenai Emotional Intelligence Pada Siswa dan Siswi SMA Negeri X yang Berpacaran Muhamad Chandika Andintyas Dibimbing oleh : Esti Wungu S.Psi., M.Ed ABSTRAK Emotional Intelligence adalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 6 BINTAN KABUPATEN BINTAN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 6 BINTAN KABUPATEN BINTAN HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 6 BINTAN KABUPATEN BINTAN Gatot Pranoto 1, Annika Maizeli 2, Evrialiani Rosba 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lia Liana Iskandar, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lia Liana Iskandar, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar, terencana untuk mewujudkan proses belajar dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan karekteristik peserta didik. Dalam proses pendidikan,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA IMPLEMENTATION OF GUIDED INQUIRY LEARNING MODEL ON BUFFER

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITF DAN RANAH AFEKTIF SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 KARANGANYAR

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR Nur Widia Wardani Nurul Ulfatin E-mail: nurwidia_wardani@yahoo.co.id, Universitas Negeri Malang, Jl.

Lebih terperinci

KONSEP DIRI AKADEMIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMP N 24 PURWOREJO

KONSEP DIRI AKADEMIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMP N 24 PURWOREJO KONSEP DIRI AKADEMIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMP N 24 PURWOREJO Okky Mega Dhatu, Annastasia Ediati Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI TUJUAN MASTERY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA SMA NEGERI I TAHUNAN DI KABUPATEN JEPARA

HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI TUJUAN MASTERY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA SMA NEGERI I TAHUNAN DI KABUPATEN JEPARA HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI TUJUAN MASTERY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA SMA NEGERI I TAHUNAN DI KABUPATEN JEPARA RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Ida Ismiati M2A607051 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA Sri Hartutik, Irma Mustikasari STIKES Aisyiyah Surakarta Ners_Tutty@yahoo.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS DAN STRES PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITAS INDONESIA

HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS DAN STRES PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS DAN STRES PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITAS INDONESIA (THE CORRELATION BETWEEN CREATIVITY AND STRESS AT ARCHITECTURE FIRST YEAR COLLEGE STUDENTS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Mengenai Student Centered Learning yang Diterapkan. pada Siswa di SMA X Bandung

Studi Deskriptif Mengenai Student Centered Learning yang Diterapkan. pada Siswa di SMA X Bandung Studi Deskriptif Mengenai Student Centered Learning yang Diterapkan pada Siswa di SMA X Bandung Evi Ema Victoria Polii dan Apriyessi Kristie Gouw Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, Bandung

Lebih terperinci

Prakoso et al., Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi...ister

Prakoso et al., Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi...ister 1 Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi Melalui Penerapan Problem Based Learning (PBL) Dilengkapi dengan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPA Biologi (Sub Materi Pokok

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab metodologi penelitian, akan dibahas mengenai variabel penelitian, masalah penelitian, subjek penelitian, metode pengambilan data, alat ukur yang digunakan, prosedur

Lebih terperinci

Penyesuaian Akademis Mahasiswa Tingkat Pertama

Penyesuaian Akademis Mahasiswa Tingkat Pertama Prosiding SNaPP2011: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 Penyesuaian Akademis Mahasiswa Tingkat Pertama Dewi Rosiana Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL i. LEMBAR PENGESAHAN ii. LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN iii

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL i. LEMBAR PENGESAHAN ii. LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN iii Abstrak Pemenuhan terhadap basic needs satisfaction akan mendukung siswa untuk dapat berfungsi secara optimal dalam mencapai educational outcomes. Menggunakan teori basic need satisfaction oleh Deci &

Lebih terperinci

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA Terendienta Pinem 1, Siswati 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU Desi Fitria 1, Pebriyenni 1, Asrul Thaher 2 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran secara umum dan spesifik mengenai persepsi penerapan Student Centered Learning serta keduabelas prinsipnya pada mahasiswa fakultas psikologi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

HUBUNGAN CARA BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT STATIKA SISWA KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMKN 5 PADANG

HUBUNGAN CARA BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT STATIKA SISWA KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMKN 5 PADANG 374 HUBUNGAN CARA BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT STATIKA SISWA KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMKN 5 PADANG Ahmad Taher Hasibuan *, Zulfa Eff Uli Ras **, Jabar ***

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL Oleh RENANTI WIDYA DARA NAZARUDDIN WAHAB ERNI MUSTAKIM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah

PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 2, No. 2, Mei 2016 ISSN 2442-9775 PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten

Lebih terperinci

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA HUBUNGAN LINGKUNGAN DENGAN PRESTASI MAHASISWA Menik Sri Daryanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta E-mail:meniksridaryanti@gmail.com Abstract: This study aimed to analyze the relationship between the learning

Lebih terperinci

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Ratna Wulan Ndari 1, Caswita 2, Tina Yunarti 2 ratnawulanndari@yahoo.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karir merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Bahkan karir bagi

BAB I PENDAHULUAN. Karir merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Bahkan karir bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karir merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Bahkan karir bagi sebagian orang dianggap sebagai status yang dapat menghidupkan atau mematikan seseorang. Karir

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEAKTIFAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI KARANGPANDAN MELALUI STRATEGI TEAM QUIZ DISERTAI MODUL

PENINGKATAN KEAKTIFAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI KARANGPANDAN MELALUI STRATEGI TEAM QUIZ DISERTAI MODUL PENINGKATAN KEAKTIFAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI KARANGPANDAN MELALUI STRATEGI TEAM QUIZ DISERTAI MODUL SKRIPSI Oleh : Siti Nurjanah NIM K4307049 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang terdiri atas dua bagian. Bagian pertama berisi hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian. 4.1

Lebih terperinci

DAFTAR ISI v. KATA PENGANTAR.. i ABSTRAK iii ABSTRACT iv. DAFTAR TABEL viii DAFTAR BAGAN... ix DAFTAR LAMPIRAN. x

DAFTAR ISI v. KATA PENGANTAR.. i ABSTRAK iii ABSTRACT iv. DAFTAR TABEL viii DAFTAR BAGAN... ix DAFTAR LAMPIRAN. x ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai derajat culture shock pada mahasiswa Buton tingkat I angkatan 2012 di Politeknik X Bandung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN INFORMASI STUDI LANJUT TERHADAP PERENCANAAN KARIR SISWA

PENGARUH LAYANAN INFORMASI STUDI LANJUT TERHADAP PERENCANAAN KARIR SISWA PENGARUH LAYANAN INFORMASI STUDI LANJUT TERHADAP PERENCANAAN KARIR SISWA Novi Wahyu Hidayati Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling IKIP-PGRI Pontianak Jl Ampera Kota Baru No. 88 Telp.(0561)748219

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA

Lebih terperinci

GAMBARAN GOAL MECHANISM AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN YANG MEMILIKI IPK TINGGI DAN AKTIF BERORGANISASI AGUS SUHENDRA

GAMBARAN GOAL MECHANISM AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN YANG MEMILIKI IPK TINGGI DAN AKTIF BERORGANISASI AGUS SUHENDRA GAMBARAN GOAL MECHANISM AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN YANG MEMILIKI IPK TINGGI DAN AKTIF BERORGANISASI AGUS SUHENDRA ABSTRAK Pendidikan sangat penting dan dibutuhkan dalam

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran ISSN PPs Universitas Pendidikan Ganesha

Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran ISSN PPs Universitas Pendidikan Ganesha PENGARUH METODE SUGESTI IMAJINASI DENGAN MEDIA FOTO TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI DITINJAU DARI MINAT MENULIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 DENPASAR Ida Ayu Putu Udiyani Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan suatu metode yang bertujuan membuat deskriptif gambaran

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TASK VALUE DENGAN SELF-REGULATION OF LEARNING PADA MAHASISWA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN SINDANGSARI AL-JAWAMI

HUBUNGAN ANTARA TASK VALUE DENGAN SELF-REGULATION OF LEARNING PADA MAHASISWA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN SINDANGSARI AL-JAWAMI HUBUNGAN ANTARA TASK VALUE DENGAN SELF-REGULATION OF LEARNING PADA MAHASISWA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN SINDANGSARI AL-JAWAMI IKLIMA ULFAH SURYA CAHYADI ABSTRAK Mahasiswa yang tinggal di pesantren

Lebih terperinci

SELF-REGULATED LEARNING SISWA YANG MENYONTEK (SURVEY PADA SISWA KELAS X DI SMA N 52 JAKARTA UTARA TAHUN AJARAN 2010/2011)

SELF-REGULATED LEARNING SISWA YANG MENYONTEK (SURVEY PADA SISWA KELAS X DI SMA N 52 JAKARTA UTARA TAHUN AJARAN 2010/2011) 100 Self-regulated Learning Siswa Yang Menyontek (Survey Pada Siswa Kelas X Di SMAN 52 Jakarta Utara...) SELF-REGULATED LEARNING SISWA YANG MENYONTEK (SURVEY PADA SISWA KELAS X DI SMA N 52 JAKARTA UTARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan seluruh mata kuliah yang diwajibkan dan tugas akhir yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan seluruh mata kuliah yang diwajibkan dan tugas akhir yang biasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang yang memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya sebagai mahasiswa di salah satu universitas pasti memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan gelar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran karier peserta didik. Sugiyono menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inteligensi adalah faktor utama yang menentukan academic performance. Para

BAB I PENDAHULUAN. inteligensi adalah faktor utama yang menentukan academic performance. Para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada penelitian-penelitian psikologi yang terdahulu ditemukan bahwa inteligensi adalah faktor utama yang menentukan academic performance. Para peneliti tidak

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN SELF- REGULATED LEARNING PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI USU TIS A MUHARRANI

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN SELF- REGULATED LEARNING PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI USU TIS A MUHARRANI HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN SELF- REGULATED LEARNING PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI USU Oleh TIS A MUHARRANI 061301015 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA GENAP, 2011/2012 LEMBAR

Lebih terperinci

KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS

KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS Rifqi Hidayat, Jajang Rahmatudin Universitas Muhammadiyah Cirebon rifqi.math@gmail.com, j.rahmatudin@gmail.com

Lebih terperinci

Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa. Atrie Bintan Lestari. Hendro Prabowo, SPsi

Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa. Atrie Bintan Lestari. Hendro Prabowo, SPsi Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa Atrie Bintan Lestari Hendro Prabowo, SPsi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bidang kehidupan, termasuk di dalamnya bidang pekerjaan. Tidak terkecuali

BAB I PENDAHULUAN. dan bidang kehidupan, termasuk di dalamnya bidang pekerjaan. Tidak terkecuali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa sekarang adalah masa yang penuh dengan persaingan diberbagai aspek dan bidang kehidupan, termasuk di dalamnya bidang pekerjaan. Tidak terkecuali negara

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING TAHUN AJARAN 2016/2017 ARTIKEL SKRIPSI BAIQ HIDAYAH E1R113012 PROGRAM

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR..iii. DAFTAR ISI vii. DAFTAR TABEL DAN BAGAN...xii. DAFTAR LAMPIRAN xiii Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah 10

KATA PENGANTAR..iii. DAFTAR ISI vii. DAFTAR TABEL DAN BAGAN...xii. DAFTAR LAMPIRAN xiii Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah 10 ABSTRAK Penelitian ini berjudul hubungan antara self-esteem dan prestasi akademik di SMA X Bandung, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan antara self-esteem

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KEADAAN LINGKUNGAN FISIK SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KEADAAN LINGKUNGAN FISIK SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR p-issn 2476-9886 e-issn 2477-0302 Jurnal EDUCATIO Volume 2 Nomor 2, 2016, Hlm 30-34 Akses Online : http://jurnal.iicet.org Dipublikasikan oleh : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DWI NINGSIH ARIANI Dr. Maya Rosmayati Ardiwinata, M. Si 1 Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

Hubungan antara Self Regulated Learning Dengan Kemampuan Memecahkan Masalah Pada Pembelajaran Matematika Pada Siswa SMUN 53 Di Jakarta Timur.

Hubungan antara Self Regulated Learning Dengan Kemampuan Memecahkan Masalah Pada Pembelajaran Matematika Pada Siswa SMUN 53 Di Jakarta Timur. Hubungan antara Self Regulated Learning Dengan Kemampuan Memecahkan Masalah Pada Pembelajaran Matematika Pada Siswa SMUN 53 Di Jakarta Timur. Amelia Elvina Dr. Awaluddin Tjalla Fakultas Psikologi Universiyas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku, di mana individu

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku, di mana individu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rentang kehidupan manusia, manusia akan mengalami perubahan, baik perubahan dari luar maupun dari dalam. Dari dalam seperti fisik, pertumbuhan tinggi

Lebih terperinci

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa Perbedaan Hasil Belajar Peserta Didik yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions dan Tipe Teams Games Tournament pada Konsep Ekosistem (Studi Eksperimen

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL. Oleh YOCIE CALLISTA PUTRI BAHARUDDIN RISYAK SYAIFUDDIN LATIF

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL. Oleh YOCIE CALLISTA PUTRI BAHARUDDIN RISYAK SYAIFUDDIN LATIF HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL Oleh YOCIE CALLISTA PUTRI BAHARUDDIN RISYAK SYAIFUDDIN LATIF FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR

Lebih terperinci

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X-A SMA AL-HUDA PEKANBARU Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** )

Lebih terperinci

Abstract

Abstract PERSEPSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI DAN HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 1 PATAMUAN KABUPATEN PADANG PARIAMAN Vionirita Sewasa 1), Erman Har 2), dan Azrita 2)

Lebih terperinci

3. METODE PE ELITIA Partisipan Penelitian

3. METODE PE ELITIA Partisipan Penelitian 32 3. METODE PE ELITIA Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai desain penelitian, partisipan penelitian (meliputi karakteristik partisipan, teknik pengambilan sample, dan jumlah partisipan), instrumen

Lebih terperinci

Educational Psychology Journal

Educational Psychology Journal EPJ 2 (1) (2013) Educational Psychology Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/epj HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN WAKTU DENGAN SELF REGULATED LEARNING PADA MAHASISWA Mustika Dwi Mulyani Jurusan Psikologi,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Self-efficacy PENGOLAHAN PERTAMA Reliability Statistics Cronbach's

Lampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Self-efficacy PENGOLAHAN PERTAMA Reliability Statistics Cronbach's Lampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Self-efficacy PENGOLAHAN PERTAMA Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.554 22 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian adalah MTs Al Inayah yang berlokasi di jalan cijerokaso No.63 Kelurahan Sarijadi Bandung, Kecamatan Sukasari Bandung. MTs Al

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA Rita Sinthia Dosen Prodi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Bengkulu Abstract:This study was

Lebih terperinci

Oleh ABSTRAK. Kata kunci : pembelajaran kooperatif, snowball throwing, hasil belajar, respon siswa

Oleh ABSTRAK. Kata kunci : pembelajaran kooperatif, snowball throwing, hasil belajar, respon siswa Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas VIIB6 SMP Negeri 4 Singaraja Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Ketut Budi Lestari, 1015057101 Jurusan

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATAKULIAH ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER

PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATAKULIAH ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains, Vol.4, No. 2, Desember 2015 PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATAKULIAH ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER Sri Koriaty

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: A. Variabel X: academic locus

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si

HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR DYAH NURUL HAPSARI Dr. Poeti Joefiani, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Pada dasarnya setiap individu memerlukan

Lebih terperinci

Abstrak. v Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. v Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini berjudul Studi Korelasional Antara Culture Shock dan Penyesuaian Diri Bidang Akademik pada Mahasiswa Papua Tahun Pertama di Universitas X Kota Bandung. Tujuan dari penelitian ini

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN 40 JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016 HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Fika Nur

Lebih terperinci

PROFIL MOTIVASI BERPRESTASI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MUSIK STKIP CITRA BAKTI PERIODE 2016/2017

PROFIL MOTIVASI BERPRESTASI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MUSIK STKIP CITRA BAKTI PERIODE 2016/2017 PROFIL MOTIVASI BERPRESTASI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MUSIK STKIP CITRA BAKTI PERIODE 2016/2017 Ferdinandus Bate Dopo 1 1 Pendidikan Musik, STKIP Citra Bakti ferdinbate@gmail.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

Pembelajaran Konsep Limit Fungsi dengan Strategi Elaborasi Bagi Mahasiswa Matematika FKIP UM Mataram

Pembelajaran Konsep Limit Fungsi dengan Strategi Elaborasi Bagi Mahasiswa Matematika FKIP UM Mataram Jurnal Teori dan Aplikasi Matematika ISSN 2597-7512 Vol. 1, No. 1, Oktober 2017, Hal. 33-38 Pembelajaran Konsep Limit Fungsi dengan Strategi Elaborasi Bagi Mahasiswa Matematika FKIP UM Mataram Abdillah

Lebih terperinci

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016)

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016) Hubungan Antara Self - Efficacy dan Self Regulated Learning Dengan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya Dessy Annastia Sari Fakultas Psikologi Des.sychology@gmail.com

Lebih terperinci