BAB III METODOLOGI PENELITAN
|
|
- Devi Jayadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 46 BAB III METODOLOGI PENELITAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk. Menurut Sugiyono (2013:407) R&D adalah metode untuk menghasilkan suatu produk sekaligus menguji keefektifan produk yang dihasilkan. Hasil yang diperoleh dengan penelitian R&D dibidang pendidikan dapat berupa perangkat keras seperti buku, modul dan perangkat alat bantu pembelajaran lainnya, juga perangkat lunak seperti model pembelajaran (Sukmadinata 2007: 164). B. Prosedur Penelitian Prosedur yang dipakai penulis dalam pengembangan bahan ajar modul menerapkan prosedur pengembangan Borg dan Gall yang menjelaskan tahap penelitian pengembangan sebagai berikut: 1) Research and Information, 2) Planning, 3) Develop preminary from product, 4) Preliminary field testing, 5) Main product revision, 6) Main field testing, 7) Operational product revision, 8, Operational field testing 9) Final revisi product, dan 10) Dessemination and implementation (Borg dan Gall, 1989: ). Oleh karena tidak semua penelitian pengembangan dipakai untuk memproduksi produk dalam skala besar maka ada penyederhanaan tahapan-tahapan dalam proses pengembangan modul yaitu sebagai berikut: 1) analisis kebutuhan, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi produk, 5) revisi desain, dan 6) uji produk. Kemudian supaya mudah dikatagorikan maka tahapan tersebut dikelompokan menjadi tiga kelompok besar seperti halnya Nana Syaodih Sukmadinata (2007, ) membaginya, sebagai berikut: 1) studi pendahuluan, 2) pengembangan model dan 3) pengujian model. Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan untuk memperoleh sebuah modul pembelajaran yang valid, praktis, dan efisien, yaitu: 1. Tahapan I: Studi pendahuluan
2 47 Pada tahapan ini penulis melakukan pengumpulan informasi dengan mengobservasi pembelajaran yang selama ini dilakukan di SMA N 1 Tengaran. Dari hasil observasi penulis memperoleh permasalahanpermasalah terkait dengan penggunaan bahan ajar. Temuan yang didapatkan, nantinya akan digunakan sebagai pijakan dalam mengembangkan desain awal modul sejarah perjuangan Masyarakat Tengaran Kabupaten Semarang selama Revolusi Fisik untuk segera divalidasi oleh tim ahli. 2. Tahapan II: Pengembangan modul Pada tahapan ini penulis mulai mengembangkan modul. Kegiatan yang dilakukan adalah menentukan perencanaan meliputi menentukan tujuan, menentukan kualifikasi dan bentuk partisipasi pihak-pihak dalam penelitian, menentukan prosedur kerja dan menguji kelayakan modul. Hasil dari kegiatan ini adalah model hipotetik modul pembelajaran sejarah lokal berbasis perjuangan Masyarakat Tengaran Kabupaten Semarang selama Revolusi Fisik. 3. Tahapan III: Uji efektifitas modul Pada tahap ini peneliti melakukan uji keefektifan modul yang terdiri dari uji pelaksanaan di lapangan (operational field testing) dan penyempurnaan produk akhir (final product revision) melalui kuasi eksperimen dengan pre test dan post test. Sehingga hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengajaran sejarah Indonesia yang mengintegrasikan dengan materi sejarah lokal di SMA N 1 Tengaran. Adapun secara detailnya tahapan-tahapan dalam penelitian ini digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
3 48 Gambar 3.1: Tahapan Penelitian Modul Sejarah Perjuangan Masyarakat Tengaran selama Revolusi Fisik Tahap I Studi Pendahuluan Tahap II Pengembangan Modul Tahap III Uji Efektifitas Modul Studi Literatur & Survey Lapangan Hasil: 1. Guru belum mengajarkan materi sejarah lokal. 2. Siswa tidak mengetahui adanya sejarah lokal. 3. Selama pembelajaran sejarah Indonesia modul sejarah lokal belum tersedia. Pengajuan draf modul Validasi draf modul oleh Tim Ahli Revisi draf modul Uji coba skala kecil Revisi draf modul Eksplanasi Penggunaan modul sejarah lokal di kelas eksperimen Uji Efektifitas 1. Pre test 2. Post test Modul Final Uji coba skala luas Pembuatan draf awal model bahan ajar Model Hipotetik Modul
4 49 C. Prosedur Pengembangan 1. Tahap Studi Pendahuluan Tahap studi pendahuluan pada pengembangan bahan ajar sejarah lokal merupakan awal kegiatan penelitian untuk mencari data dari kajian literatur dan kajian lapangan. Hasil dari kegiatan ini nantinya akan digunakan oleh penulis sebagai dasar dan alasan untuk mengembangkan sebuah bahan ajar berupa modul yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Fungsi studi pendahuluan dalam penelitian ini untuk 1) mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran sejarah di SMA N 1 Tengaran, 2) melakukan analisis kebutuhan guna mencari kelemahan-kelemahannya yang bersumber dari kondisi guru, siswa, perangkat pembelajaran, dan proses belajar mengajar yang selama ini berlangsung. a. Studi kepustakaan Sebelum masuk ke lapangan penulis terlebih dahulu mengumpulkan teoriteori yang relevan dengan kasus yang akan dihadapi. Dalam studi keperpustakaan ini, proses pencarian teori dilakukan dengan mencari sumber dari buku, jurnal maupun mencari referensi melalui internet. b. Survei lapangan Survei lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data berupa fakta-fakta yang terkait dengan proses pembelajaran sejarah di SMA N 1 Tengaran. Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan oleh penulis meliputi: 1) wawancara kepada siswa untuk mengetahui pengalamannya mengikuti pembelajaran sejarah Indonesia, 2) wawancara kepada guru untuk mengetahui cara mengajar dan materi pembelajaran yang mereka gunakan, 3) mendokumentasikan perangkat pembelajaran yang digunakan meliputi silabus, RPP, dan dokumen lain yang relevan. c. Sumber data Sumber data adalah sumber informasi yang digunakan penulis untuk membangun sebuah penelitian. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah:
5 50 1. Informan : guru dan siswa 2. Peristiwa : kegiatan pembelajaran sejarah lokal di kelas. 3. Dokumen : silabus, RPP dan dokumen yang relevan. d. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data adalah cara untuk mengumpulkan data-data yang berguna sebagai pendukung dalam penelitian. Teknik-teknik yang digunakan adalah: 1. Wawancara Wawancara merupakan suatu cara untuk mengetahui memori seseorang terhadap semua hal yang berkaitan dengan pengalamannya terkait dengan permasalah yang diteliti melalui komunikasi dua arah (tanyajawab). Dalam hal ini penulis mewawancarai pihak yang mengetahui masalah dan yang terlibat dalam penelitian 2. Analisis Dokumentasi Arsip atau dokumen digunakan penulis untuk memperluas pembendaharaan kata (Emy Wuryani, 2011:17). Dokumen yang dianalisis berupa silabus, kalender akademik, prota, promes, RPP, dan hasil evaluasi peserta didik. 3. Observasi Observasi merupakan kegiatan penelitian dimana penulis hadir langsung ke lapangan untuk melakukan pengamatan (Sutopo, 2006:228). e. Teknik validitas data Dalam studi pendahulau penulis mengolah data menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif sehingga penulis wajib memperoleh informasi dari berbagai sumber. Setelah data diperoleh penulis membandingkan antara sumber satu dengan sumber lainnya untuk menguji validitas data. Uji validitas digunakan untuk menjamin kredibilitas dan kebenaran data yang diperoleh. Cara yang paling umum digunakan adalah menggunakan trianggulasi data (Sutopo, 2006:92). Trianggulasi data (trianggulasi sumber) digunakan untuk mengumpulkan data
6 51 sejenis tetapi berbeda sumber. Alur trianggulasi sumber dapat dilihat pada gambar berikut (Sutopo, 2006:94): Wawancara Informan Data Analisis Konten Dokumen/Arsip Observasi Aktivitas/Perilak Gambar 3.2 Trianggulasi Sumber Trianggulasi metode digunakan untuk mengumpulkan data sejenis tetapi berbeda dalam teknik pengumpulan datanya (Sutopo, 2006:95). Trianggulasi metode diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji tingkat kebenaran datanya. Alur trianggulasi metode dapat dilihat pada gambar berikut (Sutopo, 2006:96): Kuesioner Data Wawancara Dokumen/Arsip Observasi Gambar 3.3. Trianggulasi Metode f. Teknik analisis data Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif Milles dan Hubeman yang memiliki 3 unsur, yaitu: reduksi data, penyajian data dan verifikasi (penarikan kesimpulan). Ketiga unsur tersebut saling berinteraksi dalam hal pengumpulan data sehingga tidak bisa dipisahkan. Proses analisis ini dapat dilakukan berulangkali sesuai dengan kebutuhan penulis sampai menemukan hasil
7 52 yang terbaik. Langkah-langkah model analisis interakif menurut Milles dan Huberman: 1. Reduksi data Reduksi data adalah kegiatan memilah milah data yang diperlukan untuk penelitian dengan cara menyeleksi, menyederhanakan dan memfokuskan data yang didapat selama penelitian (Sutopo 2006:114). Akhir dari proses reduksi data adalah mengubah data mentah menjadi informasi. 2. Penyajian Data Penyajian data merupakan penggabungan berbagai informasi yang dideskripsikan dengan menggunakan kalimat dan bahasa ilmiah dengan susunan yang sistematis dan logis sehingga mudah dipahami oleh orang lain (Sutopo, 2006: 115). 3. Penarikan Simpulan Penarikan simpulan adalah membuat kesimpulan dari data yang telah dihasilkan sejak awal hingga akhir penelitian. Agar penelitian dapat dipertanggungjawabkan, maka dibutuhkan verifikasi dengan tujuan memantapkan simpulan dengan menelusuri kebenaran informasi selama penelitian berlangsung (Sutopo, 2006: 116). Langkah-langkah model analisis interaktif menurut Milles dan Hubeman dapat dilihat pada gambar berikut: Pengumpulan Data 1 3 Reduksi Data 2 Verifikasi Sajian Data (Sutopo, 2006 :120) Gambar 3.4. Model Analisis Interaktif Menurut Milles dan Hubeman
8 53 g. Output Hasil dari tahap eksplorasi ini berupa informasi yang menunjukkan bahwa pengembangan bahan ajar sejarah lokal berupa modul perjuangan masyarakat Tengaran Kabupaten Semarang selama Revolusi Fisik benar-benar dibutuhkan di dalam pembelajaran sejarah Indonesia di SMA N 1 Tengaran. Sehingga upaya lanjutan dari tahap ini adalah mendesain draf modul. 2. Tahap Pengembangan Modul Pada tahapan ini penulis melakukan kegiatan pengembangan bahan ajar sejarah lokal berupa modul perjuangan masyarakat Tengaran selama Revolusi Fisik untuk dapat digunakan dalam pembelajaran sejarah Indonesia. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Pengajuan draf model bahan ajar Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini nantinya berupa modul sejarah lokal yang diterapkan dalam pembelajaran sejarah Indonesia. Modul ini diciptakan guna meningkatkan nasionalisme siswa SMA N 1 Tengaran. Adapun yang menjadi alur dalam penyusunan modul adalah sebagai berikut (Slamet dan Herman, 2009: 20 dalam Sufandi Iswanto, 2015: 79):
9 54 Gambar 3.5. Alur langkah pengembangan bahan ajar Penyiapan KI dan KD untuk melakukan analisis kebutuhan SI dan KD Menuliskan Indikator pencapaian Menuliskan dan merumuskan materi pembelajaran Mengembangkan kegiatan pembelajaran Jenis bahan ajar Menentukan jenis bahan ajar yang akan dibuat Menentukan sumber belajar Analisis bahan telah dibuat b. Validasi draf modul Draf modul yang telah dibuat kemudian diajukan kepada tim ahli untuk dikritisi kelayakannya sebagai bahan ajar. Proses validasi ini meliputi tahap revisi draf modul. Untuk mengetahui kelayakannya validasi diukur menggunakan skala Likert rentang skor 1 sampai 5. Data yang diperoleh dari lembar validasi kemudian diubah menjadi data interval sebagai berikut: Sangat Baik : 5 (100% sesuai dengan pernyataan) Baik Cukup : 4 (<80% sesuai dengan pernyataan) : 3 (<60 % sesuai dengan pernyataan)
10 55 Kurang Sangat Kurang : 2 (<40% sesuai dengan pernyataan) : 1 (<20% sesuai dengan pernyataan) Pada tahap selanjutnya skor kuantitatif yang diperoleh diubah menjadi nilai kualitatif dengan acuan tabel sebagai berikut: Tabel 3.1. Validasi Draf Modul Interval skor Nilai Kategori X > (Mi + 1,80 Sbi) A Sangat Baik (Mi + 0,6 SBi) < X (Mi + 1,80 Sbi) B Baik (Mi 0,6 SBi) < X (Mi + 0,6 SBi) C Cukup (Mi - 1,80 Sbi) < X (Mi 0,6 SBi) D Kurang X (Mi - 1,80 Sbi) E Sangat Kurang Keterangan: Mi= rerata ideal = 1 2 (skor maks. Ideal + skor min ideal) Sbi= simpangan baku = 1 (skor maks. ideal - skor min. ideal) 6 Sedangkan untuk menghitung skor rerata penilaian produk memakai rumus: Keterangan: X X n = skor rata-rata = jumlah skor = jumlah responden X = X n Dalam penelitian ini patokan yang digunakan untuk kelayakan produk yang akan diimplementasikan pada pembelajaran adalah nilai (skor) C atau kategori cukup yang diperoleh dari penyekoran tim ahli. c. Uji coba produk 1) Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Tengaran pada bulan November Modul diujicobakan kepada kelas XI MIPA 1. Penekanan pada uji coba
11 56 modul lebih kepada mengetahui faktor kendala pembelajaran modul daripada mengetahui pengaruh pembelajarnya. Tanggapan dan saran dari siswa digunakan untuk merevisi produk dan strategi pembelajaran yang cocok sebelum modul diuji efektifitasnya di kelas eksperimen. 2) Uji coba skala kecil dan besar Uji coba ini dilakukan setelah draf modul sejarah lokal yang dikembangkan sudah dinyatakan siap diujicobakan oleh tim ahli. Dalam uji coba ini modul akan diajarkan pertama kali pada kelompok kecil yang terdiri dari empat siswa kemudian setelah diperoleh hasil evaluasi dari penerapan di kelompok kecil baru diterapkan di sebuah kelas guna melihat efek dari penerapan modul ini dan melihat kendalakendala yang muncul untuk direvisi ulang. 3) Revisi draf modul Pada tahapan ini peneliti merevisi draf modul yang sedang dikembangkan berdasarkan saran yang diberikan oleh siswa. Modul yang telah direvisi nantinya menjadi model hipotetik yang siap untuk diujicobakan. 3. Tahap Evaluasi/ Uji Efektifitas Modul Tujuan evaluasi adalah melihat hasil pengaruh pembelajaran dengan penggunaan modul sejarah perjuangan Masyarakat Tengaran Kabupaten Semarang terhadap nasionalisme siswa kelas XI di SMA N 1 Tengaran. Pada tahap ini penulis menguji efektifitas modul sejarah lokal melaui quasi experimental yaitu membandingkan hasil pembelajaran antara kelas XI Sosial 3 (eksperimen) dan kelas XI Sosial 2 (kontrol). a. Pendekatan penelitian Pendekatan yang dipakai dalam penelitian pengembangan ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan pada tahap studi pendahuluan yaitu untuk mengetahui gambaran yang ada di lapangan termasuk untuk memberi data analisis kebutuhan. Sedangkan pendekatan kuantitatif digunakan untuk tahap pengembangan yaitu mengujicobakan keefektifan
12 57 penerapan draf modul maupun modul yang dikembangkan terhadap peningkatan nasionalisme siswa. b. Instrumen fase uji test Instrumen dipakai untuk mengumpulkan data keefektifan modul. Ada dua metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu metode tes dan angket. 1) Tes Prestasi Belajar Tes prestasi belajar digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Tes yang dimaksud adalah seperangkat rangsangan berupa soal yang diberikan kepada siswa untuk mereka jawab dan hasilnya diubah menjadi angka. Bentuk soal yang akan disajikan berupa pilihan ganda. Sedangkan kisi-kisi tes prestasi berasal dari materi sejarah nasional dan sejarah lokal meliputi: Tabel 3.2. Kisi-kisi Soal Tes Kompetensi Dasar Indikator Nomor Soal K1 K2 K3 K4 K5 K6 Jumlah 3.6. Menganalisis perjuangan dan perkembangan politik masa awal proklamasi. Mengetahui peristiwa sekitar Perjanjian Linggarjati dan dampaknya bagi Indonesia Mengetahui peristiwa Agresi Militer Belanda I Mengetahui peristiwa sekitar Perjanjian Renville dan dampaknya bagi Indonesia
13 58 Mengetahui peristiwa sekitar Perjanjian Meja Bundar dan dampaknya bagi Indonesia Sebelum digunakan, terlebih dahulu instrumen tes diuji validitas dan reliabilitasnya guna mengetahui kualitas instrumennya. a) Validitas Pada penelitian ini validitas isntrumen tes dihitung menggunakan rumus indeks daya diskriminasi item, sebagai berikut: d = n it / N T n ir / N r (Sumber: Azwar, 2012: 138) Keterangan: n it = banyaknya penjawab item dengan benar dari kelompok tinggi N T = banyaknya penjawab dari kelompok tinggi. n ir = banyaknya penjawab item dengan benar dari kelompok rendah. N r = banyaknya penjawab dari kelompok rendah. Dengan tolak ukur (d) maka: Lebih besar dari 0,20 Kurang dari 0,20 = Valid = Tidak valid dan harus dibuang.
14 59 berikut: Adapun hasil uji validitas item soal dengan bantuan SPSS 19 adalah sebagai Tabel 3.3. Tabulasi Data Uji Validitas Instrumen Tes Prestasi No. Item Soal r hitung Kesimpulan 1 item_1 0,671 Valid 2 item_2 0,409 Valid 3 item_3 0,024 Tidak Valid 4 item_4 0,369 Valid 5 item_5 0,443 Valid 6 item_6 0,671 Valid 7 item_7 0,409 Valid 8 item_8 0,743 Valid 9 item_9-0,143 Tidak Valid 10 item_10-0,382 Tidak Valid 11 item_11 0,392 Valid 12 item_12 0,045 Tidak Valid 13 item_13 0,094 Tidak Valid 14 item_14 0,568 Valid 15 item_15 0,411 Valid 16 item_16 0,209 Tidak Valid 17 item_17-0,119 Tidak Valid 18 item_18-0,460 Tidak Valid 19 item_19 0,420 Valid 20 item_20 0,690 Valid 21 item_21 0,669 Valid 22 item_22 0,514 Valid 23 item_23 0,549 Valid 24 item_24 0,535 Valid 25 item_25 0,555 Valid 26 item_26 0,522 Valid 27 item_27 0,508 Valid 28 item_28 0,387 Valid 29 item_29 0,429 Valid 30 item_30 0,535 Valid
15 60 b) Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukan hasil yang tetap apabila alat ukur tersebut diujicobakan berkali-kali. Untuk mengetahui reliabilitas dapat menggunakan Kuder Richardson 20, dengan rumus: Keterangan: K = banyaknya item KR 20 = p = indeks kesukaran item s x 2 = varian skor tes (X) K k 1 (Sumber: Azwar, 2012:187) [1 p (1 p) s x 2 ] Keputusan angket dapat dikatakan reliabel jika besar indeks reliabilitasnya r 11 0,70 (Budiyono, 2003: 70-72). Adapun dari keduapuluh dua item intrumen tes prestasi yang telah dinyatakan valid di atas, diperoleh skor rata-rata koefisiensi reliabilitas sebesar 0,883, yang artinya instrumen tes prestasi dinyatakan reliabel. 2) Angket Nasionalisme Sebagai dampak pengiring dari pembelajaran sejarah, nasionalisme siswa diukur menggunakan angket nasionalisme yang terdiri dari 20 pertanyaan dengan lima jawaban responsif menurut skala likert, yakni sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (ST). Adapun kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut: No Jawaban Tabel 3.4. Skala Likert Positif Skor Negatif 1 Sangat Setuju Setuju Ragu Tidak Setuju 2 4
16 61 5 Sangat Tidak Setuju 1 5 Sebelum dilakukan pengumpulan data nasionalisme peneliti terlebih dahulu membuat instrumen angket. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Menyusun definisi operasional nasionalisme. b. Menyusun komponen-komponen indikator nasionalisme siswa. c. Menyusun tabel kisi-kisi instrumen angket nasionalisme siswa. d. Menjabarkan indikator ke dalam butir angket, adapun hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 3.5. Indikator Angket Nasionalisme No Aspek Komponen Indikator Nomor Butir 1. Penghargaan terhadap simbol-simbol 1, 11, Pesatuan negara sebagai pemersatu 2. Pengakuan atas NKRI 2, 12, Penghargaan atas perbedaan budaya 3, 13, Kebebasan 2. Meniadakan intimidasi baik fisik maupun 4, 14, 28 batin 1. Penghargaan atas kesetaraan sosial 5, 15, Persamaan 2. Penghargaan atas hak dan kewajiban sebagai bagian masyarakat 6, 16, Kepribadian 1. Keimanan terhadap Tuhan 7,17, Mengindahkan kedisiplinan 8,18, Prestasi 1. Ketekunan belajar 9, 19, Kemauan berprestasi 10, 21, 22 Supaya angket yang telah disusun dapat diujikan dengan baik maka sebelumnya angket perlu diujicobakan terlebih dahulu. Ujicoba dilakukan untuk menentukan item angket yang telah memenuhi syarat sebagai alat pengambilan data dengan cara menguji validas dan reliabilitasnya. a) Validitas
17 62 Tes validitas diguakan untuk mengukur secara tepat sesuatu yang akan diukur (Purwanto, 2013:114). Dalam penelitian ini untuk menghitung validasi diperlukan penghitungan konsistensi internal butir ke- i yang dilakukan dengan menggunakan rumus produk momen Karl Pearson n XY ( X) ( Y) r xy = (n X 2 ( X) 2 ) (n Y 2 ( Y) 2 ) Keterangan : r xy = indeks konsistensi internal untuk butir ke- i n X Y = banyaknya subjek yang dikenai tes (instrumen) = skor untuk butir ke-i = skor total (dari subjek uji coba) Instrumen angket dikatakan mempunyai konsistensi internal yang baik jika r xy 0,30 dengan pengertian semakin mendekati 1,00 maka semakin baik konsistensinya (Budiyono, 2003:65). Setelah dihitung menggunakan bantuan aplikasi SPSS 19 dapat disajikan data sebagai berikut: Tabel 3.6. Tabulasi Data Uji Validitas Angket Nasionalisme No. Item Soal r hitung Kesimpulan 1 item_01 0,648 Valid 2 item_02 0,317 Valid 3 item_03 0,422 Valid 4 item_04 0,681 Valid 5 item_05 0,310 Valid 6 item_06 0,687 Valid 7 item_07 0,444 Valid 8 item_08 0,700 Valid 9 item_09 0,457 Valid 10 item_10 0,541 Valid 11 item_11 0,524 Valid 12 item_12 0,465 Valid 13 item_13 0,581 Valid 14 item_14-0,230 Tidak Valid 15 item_15 0,176 Tidak Valid
18 63 16 item_16 0,071 Tidak Valid 17 item_17-0,516 Tidak Valid 18 item_18 0,489 Valid 19 item_19 0,657 Valid 20 item_20 0,523 Valid 21 item_21 0,818 Valid 22 item_22 0,483 Valid 23 item_23 0,522 Valid 24 item_24 0,485 Valid 25 item_25 0,413 Valid 26 item_26 0,545 Valid 27 item_27 0,512 Valid 28 item_28-0,018 Tidak Valid 29 item_29 0,475 Valid 30 item_30 0,511 Valid b) Reliabilitas Reliabilitas merupakan terjemahan dari kata reliability yang artinya dapat dipercaya. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur akurasi instrumen dalam mengukur objek yang akan diukur dengan hasil yang cermat meskipun dilakukan pengukuran ulang di waktu yang berbeda (Purwanto, 2013:154). Hasil pengukuran dapat dikatakan dipercaya apabila dalam pengukuran yang dilakukan berkali-kali terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama atau tidak menunjukan perubahan yang berarti. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas angket dapat menggunakan rumus Cronbach Alpha yaitu sebagai berikut: Keterangan: n r 11 = ( n 1 ) (1 S i 2 S ) i 2 r 11 n s i 2 = N X2 ( X) 2 N (N 1) s i 2 = N Y2 ( Y) 2 N (N 1) = indeks reliabilitas instrumen = cacah butir instrumen = varians skor setiap item = varians skor total
19 64 ( X) 2 = kuadrat jumlah skor yang diperoleh siswa untuk setiap item X 2 = jumlah kuadrat skor yang diperoleh siswa untuk setiap item ( Y) 2 = kuadrat jumlah skor total yang diperoleh siswa Y 2 = jumlah skor total yang diperoleh siswa N = jumlah butir instrumen. Keputusann angket dapat dikatakan reliabel jika besar indeks reliabilitasnya r 11 0,70 (Budiyono, 2003: 70-72). Adapun dari keduapuluh lima item angket nasionalisme yang telah dinyatakan valid di atas, diperoleh skor rata-rata koefisiensi reliabilitas sebesar 0,898, yang artinya angket nasionalisme dinyatakan reliabel. c. Uji Efektifitas Tujuan uji keefektifan modul adalah untuk mengetahui apakah modul yang dikembangkan mampu meningkatkan prestasi dan nasionalisme siswa. Untuk mengetahui keefektifitasan modul perlu dianalisis menggunakan uji eksperimen. Pengujian dilakukan dengan membandingkan hasil rata-rata nilai kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Kemudian membandingkan skor nilai kelompok ekperimen sebelum diberi perlakuan dengan sesudahnya dengan tujuan melihat perbedaan yang timbul pada subjek penelitian terkait dengan penerapan modul yang telah dikembangkan. Adapun rumus yang digunakan adalah rumus ujit yaitu: t = (X 1 X 2) d 0 sp 1 n n 2 ~ t (n 1 + n 2 2) (Budiyono, 2014:151) Keterangan: X 1 : Rerata sampel 1 X 2 : Rerata sampel 2 n 1 : Jumlah sampel 1 n 2 : Jumlah sampel 2
20 65 1) Hipotesis Ho = tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan prestasi dan nasionalisme. Hɑ = terdapat pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan prestasi dan nasionalisme. 2) Taraf signifikan ɑ = 0,05 3) Pembagian keputusan : Jika peluang kekeliruan (sig/ɑ) 0,05 berarti signifikan, artinya hipotesis Ho ditolak. Jika peluang kekeliruan (sig/ɑ)>0,05 berarti signifikan, artinya hipotesis Ho diterima. Sebelum dilakukan uji t, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis melalui uji normalitas. Guna mengetahui normalitas kedua variansi dilakukan uji beda menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Adapun untuk pengambilan keputusan uji normalitas adalah sebagai berikut: 1) Hipotesis Ho = Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal Hɑ = Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal 2) Taraf signifikan ɑ = 0,05 3) Keputusan uji Jika taraf signifikan uji > 0,05 Ho diterima, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Jika taraf signifikan uji 0,05 Ho ditolak, maka sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Setelah diperoleh hasil normalitas kedua varians, maka uji persyaratan selanjutnya adalah homogenitas. Homogenitas dicari dengan uji barrlett, dengan keputusan uji sebagai berikut:
21 66 1) Hipotesis Ho = Tidak terdapat perbedaan variansi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol Hɑ = Terdapat perbedaan variansi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol 2) Taraf signifikan ɑ = 0,05 3) Keputusan uji Jika taraf signifikan uji > 0,05 Ho diterima, maka tidak terdapat perbedaan variansi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol Jika taraf signifikan uji < 0,05 Ho ditolak, maka terdapat perbedaan variansi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah Sekolah Menengah Atas Insan Cendekia Al Mujtaba Sukoharjo, yang beralamatkan
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & Development (R & D). Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Tempat Penelitian Modul pembelajaran fisika ini dikembangkan di Laboratorium Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk mengembangkan produk yang akan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development. Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)
46 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) pada penelitian ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah guru dan siswa di tiga SMA Negeri dan tiga SMA Swasta di Bandar
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah guru dan siswa di tiga SMA Negeri dan tiga SMA Swasta di Bandar Lampung
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel
69 III. METODE PENELITIAN 3. Pendekatan Penelitian Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel representasi ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan
73 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian Pendidikan dan pengembangan
Lebih terperinciIII.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian
50 III.METODE PENGEMBANGAN A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011)
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011) mengatakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian eksperimen atau percobaan (experimental research) adalah
24 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN Penelitian eksperimen atau percobaan (experimental research) adalah penelitian yang benar-benar untuk melihat hubungan sebab akibat. Perlakuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.
66 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
49 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kelas V di SDIT Al-Hasna yang berlokasi di Jl. Klaten Yogya KM 3,5 Pilangsari, Gondang, Kebonarum,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian penulis
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek uji coba lapangan awal. Subjek penelitian studi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. LKS ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research
33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan LKS berbasis representasi kimia yang meliputi representasi makroskopik, submikroskopik dan simbolik. Pengembangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Eksperimen kuasi. Dalam penelitian, yang menjadi fokus adalah pengaruh
7 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Alur Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Eksperimen kuasi. Dalam penelitian, yang menjadi fokus adalah pengaruh pembelajaran PKn
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek uji coba lapangan awal. Subjek studi lapangan adalah 6 guru kimia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang diberikan sebagai metode pembelajaran dimana siswa akan mengenal, mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall
69 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall (Sukmadinata,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Penelitian dan Pengembangan 1. Model Penelitian dan pengembangan Menurut Sugiyono dalam bukunya, metode penelitian dan pengembangan (dalam bahasa Inggris Research
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu SMA Negeri di kota Bandung, yaitu SMA Negeri 15 Bandung. Populasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian 1.1.1 Lokasi Penelitian Objek penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Cimahi, Jalan Mahar Martanegara (Leuwigajah)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun karakteristik,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini tidak semua variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian Pembuatan (Research and Development). Penelitian pembuatan sebagai suatu proses untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan di dalam suatu penelitian untuk mencapai suatu tujuan. Dalam melakukan penelitian, diperlukan metode
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) karena dalam penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Banyudono yang beralamat di Jembungan, Banyudono, Boyolali adapun alasan dalam pemilihan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan fokus telaahan dalam penelitian ini yakni mendeskripsikan
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan fokus telaahan dalam penelitian ini yakni mendeskripsikan mengenai hubungan antara sikap terhadap pembelajaran dengan pelaksanaannya pada widyaiswara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimen semu, dengan desain yang dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development.
77 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development. Pendekatan Research and Development yang merujuk pada teori Borg and Gall
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dan
46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dan deskriptif. Dalam penelitian ini, subyek penelitian dibagi dalam dua kelompok,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
36 BAB III METODE PENELITIAN Bab III membahas mengenai lokasi, populasi, sampel, desain penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (01: 407) penelitian dan pengembangan adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan
46 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dan deskriptif. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui perbandingan peningkatan penguasaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Se-Gugus Diponegoro Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar yang terdiri dari 6 SD. Subjek
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian
36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan metode penelitian, desain penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan teknik pengolahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Sebagai upaya untuk memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan dalam penelitian ini, diperlukan langkah-langkah penyelidikan yang tepat dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian, secara umum menggambarkan bagaimana sutu proses penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan atau research and development. Metode ini digunakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian dan pengembangan (research and development). R&D merupakan metode
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 1997:136).
5 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 1997:136). Penelitian ini dilakukan dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. satu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Pengembangan Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan pengembangan merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Eksperimen. Fungsi metode ini sama seperti metode True Eksperimen, yaitu digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Teknik Arsitektur yang beralamatkan di Jln. Setiabudhi No. 207 Bandung.
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur yang beralamatkan di Jln. Setiabudhi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/R and D). Sugiyono (2013:297) mendefinisikan bahwa penelitian dan pengembangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Se-Gugus Gajah Mada Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar yang terdiri dari 8 SD.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20 Agustus 2016 di Jakarta, dengan lokasi kantor ABTI asosiasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Pengembangan Multimedia Interaktif Dalam penelitian ini difokuskan pada pengembangan multimedia. Menurut Munir (010:195) ada 5 tahapanan pengembangan multimedia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode penelitian dan pengembangan (research and development). Borg and
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (research and development). Borg and Gall (1989) dalam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan desain penelitian jenis One Group Pretest-Posttest Design. Desain
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009: ).
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparatif yang secara umum bertujuan untuk melihat adanya perbedaan koefisien reliabilitas tes hasil belajar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)
35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dipaparkan mengenai metodologi penelitian yang meliputi lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Ujicoba Instrumen Uji coba instrumen dilaksanakan pada minggu ke-4 Juli 2015 sampai dengan minggu ke-1 Agustus 2015. Uji dilaksanakan di
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen Semu atau Kuasi (Quasi Experimental) yaitu penelitian eksperimental yang penyamaan kelompok kontrol dengan kelompok
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan serangkaian startegi, yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang diperlukan, untuk mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau percobaan semu yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experimental research). Menurut Sugiyono (2012:
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental research). Menurut Sugiyono (2012: 77),
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Waktu, Populasi, Sampel Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Cimahi, yang beralamat di Jl. Kamarung No. 69 Km 1,5 Cimahi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi. Metode eksperimen kuasi digunakan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran untuk
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran untuk meningkatkan kesadaran sejarah. Model pembelajaran yang dikembangkan adalah pendekatan inkuiri. Efektifitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).
48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009). Desain yang digunakan adalah The One-Group Pretest-Posttest Design
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. pengembangan atau research and development. Borg and Gall (2007: 589)
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau research and development. Borg and Gall (2007: 589) menjelaskan bahwa penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Lokasi penelitian adalah SMK Negeri 6 Surakarta dengan subyek penelitian adalah siswa kelas X Multimedia semester genap tahun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
21 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 7 Bandung yang terletak di jalan Lengkong Kecil nomor 53. Populasi adalah keseluruhan subjek
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
48 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan model pengembangan soft skills yang dapat meningkatkan kesiapan kerja peserta didik SMK dalam pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
38 A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan pengembangan (Research and Development) merupakan
digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dan pengembangan (Research and Development) merupakan jenis penelitian yang tidak dimaksudkan untuk menguji teori akan tetapi berupa penelitian yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi experiment) atau sering dikenal
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi experiment) atau sering dikenal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain penelitian the matching only pretest-posttest control group design (Fraenkel
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain dan Metode Penelitian Berdasarkan masalah penelitian yang dirumuskan, maka penelitian ini menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dipilih penulis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Langkah-langkah Penelitian Langkah penelitian yang dilakukan pada penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi, Populasi, Sampel, dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa Program Keahlian Kontrol Proses SMK Negeri 1 Kota Cimahi yang
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development).
67 III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Desain penelitian pengembangan berdasarkan langkah-langkah penelitian pengembangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu. Penelitian eksperimen semu ini digunakan untuk meneliti keefektifan pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan
BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah di dalam judul skripsi. Sesuai dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Kemala Bhayangkari Bandung yang terletak di jalan Palasari No. 46 Bandung, Jawa Barat. Sekolah yang berdiri di bawah naungan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau teknik ilmiah untuk memperoleh data dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara atau teknik ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. desain eksperimen dengan pengontrolan yang sesuai dengan kondisi yang ada
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quasi experiment. Metode ini digunakan karena situasi kelas sebagai tempat mengkondisi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity),
BAB III METODE PENELITIAN Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity), anak selalu bertanya tentang hal hal yang dilihat, didengar, diraba, dicecap bahkan dirasakan (Sukmadinata,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen Semu atau kuasi (Quasi Experimental) yaitu penelitian eksperimental yang penyamaan kelompok kontrol dengan kelompok
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif, yaitu
51 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan. antar variabel yang akan diteliti (Gambar 3.1).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan antar variabel yang akan diteliti (Gambar 3.1). Kemampuan generik sains yang akan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan
45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan pendidikan (educatonal research and development) meliputi tahapan define, design, and
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Di dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode dan desain penelitian,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Di dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode dan desain penelitian, variabel penelitian, subjek populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian, juga instrumen penelitian,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Quasi experimental design dalam model ini terdapat kelompok eksperimen
Lebih terperinci