PENGEMBANGAN MODUL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN KREATIVITAS MAHASISWA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN MODUL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN KREATIVITAS MAHASISWA"

Transkripsi

1 SYAMSUL ARIFIN I PENGEMBANGAN MODUL PENELITIAN TINDAKAN KELAS... PENGEMBANGAN MODUL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN KREATIVITAS MAHASISWA Syamsul Arifin Program Studi Penjaskesrek JPOK FKIP Unlam Abstract: This research aims to develop the module of Research Metodology especially for Class Action Research (CAR) material which is worthed and effective to increase student creativity and comprehension in Department of Physical Education Faculty of Teacher Training Education Lambung Mangkurat University. The data was analyzed by qualitative descriptive method. The result are converted by the degree of concensus; if supporting answers are selected by more than 50% respondents, the item will be kept. An item is going to be dropped, if 50% respondents reject the supporting answer. The findings show that this module; a) helps student to understand the material; b) relates the phenomena of moving activity; c) has the format that is easy to follow; d) has the sufficient procedure; (e) easy to understand (f) has meaningful and usefulness in supporting lecture; (g) improves students comprehension and creativity; (h) helps students to arrange class action research plan. The high of concencus degree shows that the use of this module is the best solution to cope with student problem in Research Methodology class. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul perkuliahan Metodologi Penelitian pada pokok bahasan penelitian tindakan kelas (PTK), yang layak dan efektif untuk meningkatkan pemahaman dan kreativitas mahasiswa Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (penjaskesrek) FKIP Unlam. Data dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif dan presentase. Hasil analisis data dikonversikan dengan derajat konsensus: jika jawaban mendukung dipilih oleh lebih dari 50% subyek, maka item yang bersangkutan dipertahankan. Item akan digugurkan jika 50% subyek menolak jawaban mendukung.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul ini; a) membantu mahasiswa memahami materi, b) mengaitkan fenomena aktifitas gerak, c) memiliki format penulisan yang mudah diikuti, d) memuat prosedur proposal yang memadai e) memiliki alur pemikiran yang mudah dipahami. f) memiliki kebermaknaan dan kebermanfaatan dalam menunjang perkuliahan, g) meningkatkan pemahaman dan kreatifitas mahasiswa. h) membantu mahasiswa dalam menyusun proposal PTK. Tingginya derajat konsensus menunjukkan bahwa modul ini merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan mahasiswa dalam perkuliahan Metodologi Penelitian. Kata kunci: pengembangan, modul, pemahaman, kreativitas 55

2 JURNAL VIDYA KARYA I JILID 27 No. 01, Oktober 2012 A. PENDAHULUAN Pemahaman adalah perilaku menerjemahkan, menafsirkan, menyimpulkan atau mengekstrapolasi (memperhitungkan) konsep dengan menggunakan kata-kata atau simbol-simbol lain yang dipilihnya sendiri (Suparman, 2005:80). Dengan perkataan lain pemahaman meliputi perilaku yang menunjukkan mahasiswa dalam menangkap penegertian suatu konsep. Diantara taksonomi kawasan kognitif, jenjang pemahaman paling banyak digunakan baik pada jenjang perguruan tinggi maupun jenjang pendidikan di bawahnya. Alasannya adalah jenjang pemahaman merupakan dasar yang sangat menentukan untuk mempelajari dan menguasai jenjang taksonomi kognitif di atasnya seperti penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi atau bentuk yang lebih terintegrasi seperti pemecahan masalah. Dengan mendapatkan tingkat pemahaman yang baik diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan suatu bentuk kreativitas yang baru dari apa yang mereka pelajari. Dengan kata lain setelah mahasiswa mendapatkan tingkat pemahaman yang baik maka akan dapat belajar dengan baik dan menghasilkan karya dari yang mereka pelajari. Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru dan merupakan hasil kombinasi dari beberapa data atau informasi yang diperoleh sebelumnya, terwujud dalam suatu gagasan atau karya nyata (Munandar, 1999). Khatib (2011) menjelaskan bahwa kecerdasan seseorang bisa dilihat dari kebiasaan orang itu dalam menyelesaikan masalahnya sendiri (problem solving) dan menciptakan produk baru yang punya nilai budaya (creativity). Oleh karena itu, sebagai pencetak calon guru Penjasorkes JPOK FKIP Unlam harus meningkatkan mutu pendidikan agar menghasilkan tenaga pendidik yang kreatif, mampu memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, dan memiliki daya saing tinggi dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, FKIP berkewajiban menyediakan berbagai sarana prasarana pendukung kegiatan belajar-mengajar diantaranya modul perkuliahan yang berkualitas. Dengan tersedianya materi perkuliahan yang layak, proses pembelajaran dapat diarahkan sehingga berpusat pada mahasiswa untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa salah satu masalah yang dihadapi Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi sebagai bagian dari FKIP Unlam adalah belum optimalnya perkuliahan Metodoliogi Penelitian. Hal ini bisa terlihat dari banyaknya cakupan materi perkuliahan pada matakuliah metodologi penelitian sedangkan matakuliah ini hanya diberikan satu kali dalam satu semester yang berbobot tiga SKS. Materi penting seperti penelitian tindakan kelas belum diberikan secara khusus dalam kurikulum program studi. Materi ini masih include dalam matakuliah metodologi penelitian. Keadaan semacam ini menjadikan materi penelitian tindakan kelas kurang maksimal sehingga mahasiswa kurang terfasilitasi dalam penyusunan karya ilmiah. Matakuliah Metodologi Penelitian adalah matakuliah wajib 3 SKS yang diprogram mahasiswa penyetaraan D2 ke S1 Prodi Penjaskesrek JPOK pada semester III. Deskripsi matakuliah ini menurut kurikulum Prodi Penjaskesrek JPOK FKIP Unlam membahas tentang pengantar metodologi penelitian, macam-macam jenis penelitian, sistematika penulisan karya ilmiah, penyusunan proposal penelitian dan teknik analisi data dalam penelitian. Melalui mata kuliah ini, mahasiswa dilatih lebih memahami dan kreatif dalam menyusun proposal penelitian dengan memunculkan berbagai masalah penelitian khususnya masalah dalam belajar/pembelajaran di sekolah dengan memberikan solusi pemecahan masalah menggunakan berbagai metode, pendekatan, atau model disesuaikan dengan karakteristik siswa dan materi ajar. Dalam ruang lingkup perkuliahan, mahasiswa berperan sebagai seorang professional dalam menghadapi permasalahan yang muncul, meskipun dengan sudut pandang yang tidak jelas dan informasi yang minimal, mahasiswa tetap dituntut untuk menentukan solusi terbaik yang mungkin ada. Mengingat pentingnya pemahaman dan kreativitas bagi mahasiswa, maka perlu dirancang suatu modul dengan tujuan untuk membantu mengembangkan kemampuan pemahaman berpikir dan mengembangkan kreativitas mahasiswa. Sehingga dengan tersedianya modul, mahasiswa tidak perlu dipersulit dengan tugas mencari bahan perkuliahan, tetapi bisa fokus mencapai tujuan pembelajaran dengn berupaya memahami konsepkonsep PTK serta kreatif dalam membuat proposal penelitian sesuai karakteristik siswa dan materi 56

3 SYAMSUL ARIFIN I PENGEMBANGAN MODUL PENELITIAN TINDAKAN KELAS... ajar. Mahasiswa diharapkan menjadi individu yang berwawasan luas serta mampu melihat hubungan pembelajaran dengan aspek-aspek yang ada dilingkungannya. Hasil analisis kebutuhan yang peneliti himpun ke mahasiswa melalui wawancara menunjukkan bahwa kebanyakan mahasiswa kurang paham tentang PTK, waktu belajar tentang PTK pada matakuliah metodologi penelitian terbatas, dan diperlukan modul khusus tentang PTK. Meskipun modul PTK banyak beredar di masyarakat namun masih belum ada modul tentang PTK yang membahas masalah-masalah dalam bidang Penjasorkes. Analisis kebutuhan yang peneliti lakukan tersebut merupakan dasar untuk memulai penelitian pengembangan ini. Pengembangan ini bertujuan memfasilitasi mahasiswa dalam mempermudah pemahaman dan membantu mahasiswa untuk kreatif dalam mencari/memunculkan masalahmasalah PTK dalam kajian Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes). Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan masalah, Bagaimana Mengembangkan Modul PTK untuk meningkatkan pemahaman dan kreatitivitas mahasiswa dalam matakuliah Metodologi Penelitian Pada Pokok Bahasan PTK di Prodi Penjaskesrek JPOK FKIP Unlam ditinjau dari kelayakan, keterbacaan dan respon mahasiswa terhadap modul PTK yang dikembangkan? Adapun tujuan penelitian ini adalah menghasilkan Modul Perkuliahan Metodologi Penelitian pada Pokok Bahasan PTK yang layak dan efektif untuk meningkatkan pemahaman dan kreativitas mahasiswa Penyetaraan D2 ke S1 Prodi Penjaskesrek FKIP Unlam. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan, karena mengembangkan Modul Perkuliahan Metodologi Penelitian pada Pokok bahasan PTK yang akan digunakan untuk meningkatkan pemahaman dan kreativitas mahasiswa prodi Penjaskesrek JPOK FKIP Unlam. Subyek penelitian ini adalah 45 mahasiswa Penyetaraan D2 ke S1 Kabupaten Batola Prodi Penjaskesrek JPOK FKIP Unlam semester III yang sedang memprogram Matakuliah Metodologi Penelitian pada bulan Februari-Juni 2012 semester ganjil tahun akademik Langkah-langkah yang digunakan untuk mengembangkan modul perkuliahan mengacu pada Depdiknas (2007), sedangkan pengembangan modul dalam penelitian ini menggunakan (Four-D models) yang diadaptasi dari Thiagarajaan, Semmel, dan Semmel (1974) (Santiyasa, 2009) sebagai berikut: Analisis Materi PTK Analisis Mahasiswa Pendefinisian Perumusan Tujuan Pembelajaran Perencanaan Modul Penyusunan Modul Desain Awal Modul Penelitian Tindakan Kelas Perancangan Validasi Modul Revisi Ujicoba Analisis Ujicoba Laporan Pengembangan & Penyebaran Gambar.2. Diagram Alur Pengembangan Modul PTK 57

4 JURNAL VIDYA KARYA I JILID 27 No. 01, Oktober 2012 Dari diagram alur pengembangan di atas, dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut: Tahapan Pendefinisian (Define) Dilakukan analisis terhadap Lesson Plan matakuliah metodologi penelitian (PTK) kemudian dilakukan identifikasi konsep-konsep esensial dan identifikasi kemampuan mahasiswa. Hasil identifikasi ini, dipersiapkan sebagai bahan untuk merumuskan tujuan pembelajaran. Tahapan Perancangan (Design) Pada tahapan perancangan ini akan dilakukan beberapa kegiatan yaitu: penyusunan modul yang mengacu pada hasil identifikasi pada tahapan pendefinisian dan referensi standar. Tahapan Pengembangan (Develop) Pada tahapan ini dilakukan telaah atau review baik oleh internal sesama penulis, maupun eksternal yaitu oleh ahli materi (dosen ahli) dan keterbacaan mahasiswa. Tujuannya adalah untuk mengetahui kelayakan modul. Selanjutnya dilakukan revisi sesuai dengan masukan penelaah (validator) hingga menghasilkan Modul. Setelah itu dilakukan uji coba pada mahasiswa yang memprogram matakuliah metodologi penelitian pada semester genap tahun akademik Hasil uji coba tersebut, dianalisis untuk mengetahui apakah modul yang digunakan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemahaman dan kreativitas mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan metodologi penelitian. Tahapan Penyebaran (Disseminate) Pada tahapan ini, modul yang sudah final akan digunakan dalam perkuliahan metodologi penelitian. Namun demikian karena keterbatasan waktu, maka tahapan ini akan dilakukan oleh Prodi Penjaskesrek. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan lembar penilaian modul untuk mengetahui kelayakan Modul yang dikembangkan, lembar angket mahasiswa untuk mengetahui respon mahasiswa terhadap isi modul yang dikembangkan dan proses perkuliahan metodologi penelitian. Teknik Analisis Data Data dari hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif yaitu untuk data yang berupa kata-kata atau kalimat dilakukan reduksi data, pemisahan atau pengelompokan sehingga dapat disimpulkan. Adapun data yang bersifat kuantitatif dianalisis dengan teknik presentase. Hasil analisis data kemudian dikonversikan dengan derajat konsensus: suatu jawaban mendukung (misalnya sangat tepat atau tepat) dipilih oleh lebih dari 50% subyek, maka item yang bersangkutan dipertahankan, kemudian dikonfirmasi dengan tanggapan/saran terhadap item tersebut untuk lebih menyempurnakannya. Suatu akan digugurkan jika suatu jawaban menolak (misalkan tidak tepat/sangat tidak tepat, dipilih oleh lebih dari 50% subyek penelitian). HASIL PENELITIAN Setelah dilakukan inventarisasi atas masalahmasalah yang dihadapi mahasiswa penyetaraan D2 ke S1 (guru Penjasorkes Sekolah Dasar) dalam perkuliahan metodologi penelitian, akhirnya teridentifikasi masalah yang paling urgen untuk segera dipecahkan, yaitu pengembangan modul penelitian tindakan kelas, karena metodologi penelitian merupakan bekal bagi mahasiswa untuk melaksanakan penelitian pada saat tugas akhir perkuliahan/skripsi. Produk pengembangan yang berupa format observasi awal ini (draft), kemudian dievaluasi dan diujicobakan untuk mengetahui validitas isi (komponen kelayakan isi, komponen kebahasaan, dan komponen penyajian) sebagai alat bantu mahasiswa/guru Penjasorkes untuk menunjang matakuliah metodologi penelitian khususnya penyusunan penelitian tindakan kelas Analisis Data Hasil Analisis Tinjauan Ahli Tinjauan ahli ini dilakukan untuk mengumpulkan pendapat ahli dalam bidang Penjasorkes, dan ahli penelitian khususnya penelitian tindakan kelas, sebagai upaya untuk mengetahui validitas isinya. Evaluasi ahli dilakukan oleh dosen bergelar Doktor dan Magister pendidikan/m.pd yang relevan dengan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Pendapat ahli ini dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang beirisi 50 pertanyaan, yang dijawab dengan dua cara, yaitu: pertama dengan memilih salah satu diantara lima option yang menunjukkan sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik. Kedua, dengan cara memberi tanggapan/saran global untuk perbaikan draft. Khusus tanggapan/ saran yang bersifat koreksi terhadap pertanyaan/ kalimat yang ada pada draft yang dianggap kurang tepat, dapat langsung dilakukan pencoretan dan 58

5 SYAMSUL ARIFIN I PENGEMBANGAN MODUL PENELITIAN TINDAKAN KELAS... perevisian pada tempat yang bersangkutan. Data yang terkumpul dari pendapat ahli, dianalisis dengan analisis kuantitatif dengan teknik presentase digunakan untuk mengetahui derajat konsensus ahli terhadap produk awal; serta analisis kualitatif dilakukan terhadap tanggapan/saran ahli untuk perbaikan produk awal. Hasil analisis ahli secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 1. Dari penilaian ahli didapatkan data secara keseluruhan menunjukan skor di atas 50%, Ini semua berarti bahwa secara keseluruhan item modul penelitian tindakan kelas tidak ada revisi namun hasil ini belum dapat langsung digunakan untuk ujicoba tahap berikutnya yaitu uji perorangan karena masih melihat data-data yang bersifat kualitatif/saran-saran dari ahli yang berupa komentar yang konstruktif. Secara umum, tanggapan/saran para ahli dapat diklasifikasikan menjadi dua hal: pertama, tentang kejelasan isi dan kemudahan dipahami oleh pengguna/mahasiswa/guru Penjasorkes sekolah dasar dari setiap sub bab yang ada, sehingga konsekuensinya dilakukan: 1) perubahan beberapa kata dan kalimat yang kurang sesuai/rancu, 2) pergantian tentang sub bab yang kurang seseuai dengan pembahasan; kedua, saran tentang sistematika penulisan produk. Disarankan oleh validator, agar modul disusun sedemikian rupa, sehingga memudahkan mahasiswa/guru dalam mempelajari dan melaksanakannya dengan tata urutan yang baik. Berdasarkan saran ini, modul penelitian tindakan kelas ini disusun dengan sistematika seperti pada Tabel 2. Tabel.1. Hasil Analisis Evaluasi Ahli Terhadap Produk Awal No Aspek Penilian Indikator % 1 Komponen i. Cakupan Materi 73.33% Kelayakan Isi ii. Akurasi materi 85.55% iii. Kemutakhiran 91.11% iv. Mengandung wawasan produktivitas 81.66% v. Merangsang keingintahuan 86.67% vi. Mengembangkan kecakapan hidup 83.33% 2 Komponen Kebahasaan 3 Komponen Penyajian A. Sesuai dengan perkembangan peserta didik 86.66% B. Komunikatif 76.66% C. Dialogis dan interaktif 80% D. Lugas 80% E. Koherensi dan keruntunan alur pikir 86.66% F. Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia 90% yang benar G. Penggunaan istilah dan symbol/lambang 96.66% A. Teknik penyajian 77.5% B. Penyajian pembelajaran 78.88% Tabel. 2. Modul Hasil Evaluasi Ahli Terhadap Produk Awal (Produk I) NO MODUL INDIKATOR 1 Bab I Pendhuluan 2 Bab II Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas B. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas C. Karakterisrik Penelitian Tindakan Kelas D. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas 3 Bab III Model-Model Penelitian Tindakan Kelas A. Model Kurt Lewin B. Model Kemmis dan Mc Taggart C. Model John Elliot D. Model Hopkins 1992 E. Model Ebbutt 4 Bab IV Tahapan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Bab I Pendahuluan A. Latar belakang masalah B. Perumusan masalah dan cara pemecahanya C. Tujuan dan manfaat penelitian Bab II Kerangka Teoritik dan Hipotesis Tindakan Bab III Prosedur Penelitian 59

6 JURNAL VIDYA KARYA I JILID 27 No. 01, Oktober 2012 Berdasarkan hasil evaluasi ahli di atas, produk awal direvisi dalam hal, pertama, menggugurkan/ mengganti kata/kalimat yang tidak sesuai/rancu sesuai dengan saran/tanggapan para ahli, kedua, mengoreksi, memperbaiki, dan memperjelas kalimat/pernyataan atau bahkan sub bab. Upaya tersebut menghasilkan produk I, seperti terlihat pada tabel 3. Produk yang telah direvisi tersebut kemudian dikembalikan kepada ahli untuk dievaluasi ulang, dari evaluasi ini muncul tanggapan/saran yang berupa, perlunya produk diuji coba secara sistematis dan berulang-ulang untuk mengetahui tingkat kejelasan, efektifitas, efisiensi, kebermaknaan dan keterlaksanaan produk pada kancah sebenarnya. Dari tinjauan/penilaian ahli yang kedua, dihasilkan produk modul penelitian tindakan kelas untuk untuk meningkatkan pemahaman dan kreativitas mahasiswa penyetaraan D2 ke S1 prodi. Penjaskesrek FKIP Unlam, yang kemudian disebut produk I. Hasil Analisis Evaluasi Perorangan Evaluasi ini dilakukan oleh tiga orang mahasiswa/guru Penjasorkes secara perorangan. Tujuan evaluasi ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengiventarisasi masalah-masalah yang mencolok yang ada pada produk, seperti kesalahan dalam penulisan, tingkat kejelasan suatu pernyataan atau kalimat dan kemudahan dipahami. Evaluasi ini dimaksudkan agar produk mudah dipahami, dipelajari dan diterapkan di lapangan. Pengumpulan data pada tahap ini dilakukan dengan cara membagikan produk pada subyek pengembangan untuk dipelajari dan dipahami, kemudian dilakukan penilaian. Hasil evaluasi perorangan ini berkaitan dengan kesalahan ketik, kesalahan penulisan, kata yang terlewatkan atau hilang, penambahan kata dan halaman yang hilang. Data yang diperoleh peneliti langsung mengadakan pembetulan sesuai dengan hasil dari uji coba perorangan ini. Berdasarkan evaluasi perorangan ini, produk I direvisi, sehingga menghasilkan prototipe baru yang disebut dengan produk II yang siap untuk dievaluasi pada tahap pengembangan yang sesungguhnya yaitu pada seluruh calon pengguna/ mahasiswa penyetaraan D2 ke S1 Prodi Penjaskesrek FKIP Unlam Kab. Batola yang berjumlah 45 mahasiswa. Hasil Analisis Pengembangan Pada Seluruh calon Pengguna Modul. Eavaluasi/uji coba tahap ini, melibatkan seluruh calon pengguna modul yang berjumlah 45orang mahasiswa. Upaya itu dilakukan untuk melihat produk II, yaitu untuk mengetahui pendapat mahasiswa tentang modul pengembangan ini. Prosedur yang digunakan untuk melakukan evaluasi kelompok ini adalah (1) Subyek diminta membaca dan mempelajari produk II, agar memperoleh pemahaman; (2) Seperti halnya pada evaluasi perorangan, subyek kemudian mengidentifikasi hal-hal yang kurang/tidak jelas dan merevisinya; (3) Subyek melakukan evaluasi produk. Semua data evaluasi pada seluruh calon pengguna ini dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel Tabel 3. Data Hasil Ujicoba Kelompok Calon Pengguna (seluruh mahasiswa). No Angket Mahasiswa dalam Pembelajaran Penilaian STS TS S SS 1. Bahan ajar berupa modul sangat membantu mahasiswa dalam memahami materi. 35.6% 64.4% 2. Modul ini mengkaitkan fenomena aktivitas gerak 60% 40% 3. Format penulisan modul mudah diikuti. 97.8% 2.2% 4. Contoh proposal yang diberikan pada modul sudah memadai. 84.4% 15.6% 5. Alur pemikiran pada modul mudah dipahami. 62.2% 37.8% 6. Kebermaknaan modul dalam menunjang perkuliahan Metpen. Penjas sangat bagus. 64.6% 35.6% 7. Kebermanfaatan modul dalam menunjang perkuliahan Metpen. Penjas sangat bagus. 24.4% 75.6% lanjutan 8. Modul ini dapat meningkatkan pemahaman dan kreativitas mahasiswa 35.6% 64.4% 9. Modul ini sangat membantu mahasiswa dalam penyusunan proposal penelitian tindakan kelas. 26.7% 73.3%

7 SYAMSUL ARIFIN I PENGEMBANGAN MODUL PENELITIAN TINDAKAN KELAS... PEMBAHASAN Data-data yang dikumpulkan dan dianalisis, menghasilkan informasi yang harus dibahas guna memperoleh kesimpulan yang benar dan akurat tentang produk pengembangan, sebagai bahan untuk melakukan perbaikan. Berturut-turut akan dibahas hasil analisis tinjauan ahli, evaluasi perorangan, dan uji coba produk pada kancah yang sebenarnya. Hasil Analisis Tinjauan Ahli Dari hasil tinjauan ahli, diperoleh data yang berkenaan dengan komponen kelayakan isi, komponen kebahasaan, dan komponen penyajian. Komponen kelayakan isi yang terdiri dari; (cakupan materi, akurasi materi, kemutakhiran, mengandung wawasan produktivitas, merangsang keingintahuan, dan kecakapan hidup), menurut ahli adalah % baik dan sisanya menyatakan cukup baik. Komponen kebahasaan yang terdiri dari; (sesuai dengan perkembangan peserta didik, komunikatif, dialogis dan interaktif, lugas, koherensi dan keruntunan alur fikir, kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar, dan peenggunaan istilah dan symbol/lambang) menurut ahli adalah 85.33% baik dan sisanya menyatakan sangat baik. Sedangkan komponen penyajian yang terdiri; (teknik penyajian, dan penyajian pembelajaran) menurut ahli adalah % baik sisanya menyatakan cukup baik. Berdasarkan tingkat konsensus, modul ini disimpulkan sebagai modul yang baik dikembangkan untuk membantu mahasiswa/guru dalam penyusunan penelitian tindakan kelas. Hal ini didasarkan bahwa seluruh hasil data yang didapatkan tidak ada yang menunjukkan hasil kurang baik dan tidak baik artinya secara konsensus tepat apabila dikatakan bahwa modul ini sangat tepat apabila digunakan pegangan atau acuan perkuliahan bagi mahasiswa penyetaraan D2 ke S1 program studi Penjaskesrek JPOK FKIP Unlam. Hasil Analisis Evaluasi Perorangan Sebagaimana yang dapat dilihat pada hasil analisis evaluasi perorangan di depan, pada aspek evaluasi terhadap kesalahan penulisan tidak terdapat kesalahan yang mencolok, sehingga dapat dikatakan bahwa produk ini benar dalam penulisannya. Pada aspek tingkat kejelasannya, analisis presentase mengungkapkan bahwa produk ini mempunyai tingkat kejelasan yang baik. Hasil Analisis Uji Coba Produk Dibandingkan dengan evaluasi kelompok sebelumnya, ujicoba produk ini dilakukan dengan jumlah subyek yang lebih banyak, artinya melibatkan semua mahasiswa/guru Penjasorkes yang menjadi subyek penelitian. Adapun hasil analisis ujicoba produk adalah sebagai berikut; a) tentang keberadaan modul sangat membantu mahasiswa dalam memahami materi dinilai setuju sebesar 35.6% dan dinilai sangat setuju sebesar 64.4% artinya modul ini menurut derajat consensus, modul ini dapat dikatakan sangat membantu mahasiswa dalam memahami materi perkuliahan PTK. b) tentang modul ini mengkaitkan fenomena aktifitas gerak dinilai setuju sebesar 60% dan dinilai sangat setuju sebesar 40% artinya modul ini menurut derajat consensus, modul ini dapat dikatakan mengkaitkan fenomena aktifitas gerak dalam penjelasan dan contoh-contoh dalam kasus/ permasalahan. c) tentang format penulisan modul mudah diikuti dinilai setuju sebesar 97.8% dan dinilai sangat setuju sebesar 2.2% artinya modul ini menurut derajat consensus, modul ini dapat dikatakan format penulisan modul mudah diikuti oleh mahasiswa dalam pembelajaran penelitian tindakan kelas. d) tentang prosedur proposal yang diberikan pada modul sudah memadai dinilai setuju sebesar 84.4% dan sangat setuju sebesar 15.6% artinya modul ini menurut derajat consensus, modul ini telah memuat prosedur proposal sudah memadai. e) tentang alur pemikiran pada modul mudah dipahami dinilai setuju sebesar 62,2% dan sangat setuju dinilai sebesar 37.8% artinya modul ini menurut derajat consensus, alur pemikiran mudah dipahami. f) tentang kebermaknaan modul dalam menunjang perkuliahan metodologi penelitian (PTK) Penjas sangat bagus dinilai setuju sebesar 64.4% dan dinilia sangat setuju sebesar 35.6% artinya menurut derajat consensus modul ini sangat bermakna dalam menunjang perkuliahan metpen (PTK) khususnya penjas. g) tentang kebermanfaatan modul dalam menunjang perkuliahan metpen (PTK) penjas sangat bagus dinilia setuju sebesar 24.4% dan dinilai sangat setuju sebesar 75.6% artinya menurut derajat consensus modul ini sangat bermanfaat dalam menunjang perkuliahan metpen (PTK) penjas. h) tentang modul ini dapat meningkatkan pemahaman dan kreatifitas mahasiswa dinilai setuju sebesar 35.6% dan dinilia sangat setuju sebesar 64.4% artinya menurut derajat consensus modul ini sangat bias meningkatkan pemahaman dan kreatifitas mahasiswa. i) tentang modul ini sangat membantu 61

8 JURNAL VIDYA KARYA I JILID 27 No. 01, Oktober 2012 mahasiswa dalam penyusunan proposal penelitian tindakan kelas dinilia setuju sebesar 26.7% dan dinilai sangat setuju sebesar 73.3% artinya menurut derajat consensus modul ini sangat membantu mahasiswa dalam penyusunan proposal penelitian tindakan kelas. Kekurangan dan Kelebihan Produk Sebagai produk yang digunakan dalam pembelajaran matakuliah metpen (PTK) modul ini memiliki kekurangan dalam hal: 1) tingkat keterlaksanaannya masih harus diperbaiki; 2) masih memerlukan kajian, evaluasi dan ujicoba dengan frekuensi dan intensitas yang lebih tinggi, pada kancah yang lebih luas lagi. Kelebihan produk ini adalah: 1) dikembangkan dengan prosedur yang relevan dan sistematis; 2) merupakan solusi yang tepat atas kebutuhan mahasiswa/guru dalam perkuliahan metpen (PTK); 3) proses pengembangannya melibatkan subyeksubyek yang kompeten dan terkait langsung dengan permasalahannya, uji validasinya dilakukan oleh para ahli terkait, dan dievaluasi serta diuji secara berulang-ulang; 4) pengembangan produk ini memunculkan berbagai masalah baru yang membuka peluang bagi dilaksanakannya penelitian lanjutan untuk mengkaji ulang hasil penelitian pendahulunya, sehingga dapat dihasilkan temuantemuan yang berguna bagi peningkatan kualitas kinerja mahasiswa/guru dalam melaksanakan perkuliahan metpen (PTK). KESIMPULAN Secara keseluruhan modul ini efektif digunakan oleh mahasiswa/guru Penjasorkes dalam pembelajaran matakuliah metodologi penelitian khususnya pada pokok bahasan PTK, dilihat dari; a) keberadaan modul sangat membantu mahasiswa dalam memahami materi, b) modul ini mengkaitkan fenomena aktifitas gerak, c) format penulisan modul mudah diikuti, d) prosedur proposal yang diberikan pada modul sudah memadai e) alur pemikiran pada modul mudah dipahami. f) kebermaknaan modul dalam menunjang perkuliahan metodologi penelitian (PTK) Penjas sangat bagus. g) kebermanfaatan modul dalam menunjang perkuliahan metpen (PTK) penjas sangat bagus. h) modul ini dapat meningkatkan pemahaman dan kreatifitas mahasiswa. i) modul ini sangat membantu mahasiswa dalam penyusunan proposal penelitian tindakan kelas. Derajat konsensus yang tinggi menunjukkan bahwa modul ini merupakan 62 solusi yang tepat atas masalah yang dihadapi oleh mahasiswa/guru dalam pembelajaran perkuliahan metodologi penelitian khususnya pada pokok bahasan penelitian tindakan kelas (PTK). SARAN-SARAN Produk ini hanya merupakan sebuah alternatif acuan/pegangan BAGI mahasiswa/guru untuk mendapatkan pemahaman dan kreatifitas mahasiswa dalam penyusunan proposal penelitin PTK. Dalam hal pemanfaatannya sangat perlu mempertimbangkan referensi/buku-buku PTK yang lain, tingkat keberagaman teori dan pendekatan fenomena. Modul ini bisa dimanfaatkan sebagai bahan kajian bersama dalam penyusunan proposal penelitian khususnya PTK. Forum kelompok kerja guru (KKG) merupakan forum yang kondusif untuk melakukan pembahasan terhadap modul ini. Sebagai modul yang relatif baru, modul ini masih memerlukan pengkajian dan pengujicobaan secara intensif dan kontinyu, penggunaan pada kancah yang mempunyai karakteristik beragam sangat disarankan, sebagai upaya untuk memperoleh umpan balik, guna melakukan penyempurnaan. Subyek yang terlibat dalam kegiatan evalusi dan ujicoba diperluas dengan melibatkan mahasiswa/guru sebagai pengguna. Daftar Pustaka Depdiknas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional. Munandar, S.C.U Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Ratnaningsih, N Pengembangan Kemampuan Berfikir Matematik Siswa SMU Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Tesis Program Pasca Sarjana UPI: Tidak diterbitkan. Suparman. M. Atwi Desain Intruksional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Santiyasa, I.W Metode penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul. Makalah disampaikan dalam pelatihan bagi guru-guru dan Dosen di Nusa Penida Klungkung. Supriadi, D Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek. Bandung: ALFABETA.

Satutik Rahayu Dosen Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Mataram

Satutik Rahayu Dosen Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Mataram PENGEMBANGAN MODUL STATISTIK DASAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ANALISIS STATISTIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS MATARAM Satutik Rahayu Dosen Program Studi Pendidikan Fisika Universitas

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Pengaruh Modul Terhadap Minat Belajar dan Kreativitas Mahasiswa Bidang Kegiatan PKM Penelitian.

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Pengaruh Modul Terhadap Minat Belajar dan Kreativitas Mahasiswa Bidang Kegiatan PKM Penelitian. USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Pengaruh Modul Terhadap Minat Belajar dan Kreativitas Mahasiswa Bidang Kegiatan PKM Penelitian Diusulkan oleh : Lulyvia Qurnia H Donardo Yudha A Nona Septantiana (D11.2011.01302)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BUMI-ANTARIKSA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNLAM

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BUMI-ANTARIKSA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNLAM ZAINUDDIN, MUSTIKAWATI, SUYIDNO I PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BUMI-ANTARIKSA... PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BUMI-ANTARIKSA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNLAM Oleh:

Lebih terperinci

Satutik Rahayu Dosen Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Mataram

Satutik Rahayu Dosen Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Mataram PENGEMBANGAN MODUL STATISTIK DASAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ANALISIS STATISTIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS MATARAM Satutik Rahayu Dosen Program Studi Pendidikan Fisika Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk

Lebih terperinci

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini termasuk penelitian pengembangan yang menghasilkan produk pengembangan berupa LKS berbasis

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK Raifi Wulandari 37, Sunardi 38, Arika Indah K 39 Abstract. The research aims to know the process

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PENGANTAR STATISTIK DESKRIPTIF PADA MATA KULIAH STATISTIK DASAR UNTUK MAHASISWA PENDIDIKANFISIKA UNIVERSITAS MATARAM

PENGEMBANGAN MODUL PENGANTAR STATISTIK DESKRIPTIF PADA MATA KULIAH STATISTIK DASAR UNTUK MAHASISWA PENDIDIKANFISIKA UNIVERSITAS MATARAM PENGEMBANGAN MODUL PENGANTAR STATISTIK DESKRIPTIF PADA MATA KULIAH STATISTIK DASAR UNTUK MAHASISWA PENDIDIKANFISIKA UNIVERSITAS MATARAM Satutik Rahayu 1, Ahmad Harjono 2, Sutrio 3, I Wayan Gunada 4, Hikmawati

Lebih terperinci

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 PM - 25 Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru Tri Andari Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

Desain. Produk. Revisi Produk. Produksi Massal

Desain. Produk. Revisi Produk. Produksi Massal BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian Research & Development (R&D). Research & Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Segitiga dan Segiempat untuk siswa SMP sekaligus mengetahui. kevalidan, keefektifan, dan kepraktisannya.

BAB III METODE PENELITIAN. Segitiga dan Segiempat untuk siswa SMP sekaligus mengetahui. kevalidan, keefektifan, dan kepraktisannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS matematika dengan menggunakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN LEMBAR KERJA SISWA MODEL PEMBELAJARAN CORE DENGAN TEKNIK MIND MAPPING

PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN LEMBAR KERJA SISWA MODEL PEMBELAJARAN CORE DENGAN TEKNIK MIND MAPPING PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN LEMBAR KERJA SISWA MODEL PEMBELAJARAN CORE DENGAN TEKNIK MIND MAPPING POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG KELAS IX SMP Jannatul Khoiriyah 38, Suharto

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Research And Development (R & D) atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Research And Development (R & D) atau BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Research And Development (R & D) atau penelitian dan pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan adalah metode yang digunakan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN GUIDE INQUIRY PADA PEMBELAJARAN MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR I ABSTRAK

MODEL PEMBELAJARAN GUIDE INQUIRY PADA PEMBELAJARAN MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR I ABSTRAK Jurnal Edukasi Matematika dan Sains, Vol.3 No.1 MODEL PEMBELAJARAN GUIDE INQUIRY PADA PEMBELAJARAN MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR I Restu Lusiana 1 Tri Andari 2 1 Prodi Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH MATERI GEOMETRI NON EUCLIDES UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF

PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH MATERI GEOMETRI NON EUCLIDES UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH MATERI GEOMETRI NON EUCLIDES UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF 1) 2) 3) Fatriya Adamura, Titin Masfingatin, dan Elma Puspita Kirbiana 1,2,3) FPMIPA, IKIP PGRI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan,

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan, BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Pada metode penelitian dan pengembangan terdapat beberapa jenis model. Model

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KREATIVITAS MEMODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN MICRO TEACHING PENJAS DENGAN METODE PROBLEM SOLVING MAHASISWA IKIP PGRI PONTIANAK

MENINGKATKAN KREATIVITAS MEMODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN MICRO TEACHING PENJAS DENGAN METODE PROBLEM SOLVING MAHASISWA IKIP PGRI PONTIANAK MENINGKATKAN KREATIVITAS MEMODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN MICRO TEACHING PENJAS DENGAN METODE PROBLEM SOLVING MAHASISWA IKIP PGRI PONTIANAK Iskandar 1, Ashadi Cahyadi 2 1,2 Program Studi Pendidikan Jasmani

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini merupakan bagian yang bersifat prosedural. Pada bab ini akan diuraikan mengenai rancangan alur penelitian mulai dari desain penelitian yang digunakan, tahapan pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 3.1.1 Desain Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang pelaksanaannya direncanakan dalam dua siklus.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan dan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian pengembangan digunakan untuk mengembangkan perangkat

Lebih terperinci

Ika Santia 1, Jatmiko 2 Pendidikan matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri 1 2.

Ika Santia 1, Jatmiko 2 Pendidikan matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri 1 2. Santia dan Jatmiko, Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika... 11 Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika Berdasarkan Proses Berpikir Relasional Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Masalah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII MTsN I MATUR KABUPATEN AGAM

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII MTsN I MATUR KABUPATEN AGAM 1 PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII MTsN I MATUR KABUPATEN AGAM Rizky Silvia * ), Rahmi ** ), Yulia Haryono** ) * )

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul 1. Pengertian Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik

Lebih terperinci

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika...

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika... 1 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Saintifik pada Sub Pokok Bahasan Tabung Kelas IX SMP (Development Mathematics Learning Devices With Scientific Approach In Sub Subject

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development). Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa e-module pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research and Development (R & D).

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA BERBASIS PEMECAHAN MASALAH UNTUK SISWA KELAS VII SMP. Oleh ABSTRACT

PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA BERBASIS PEMECAHAN MASALAH UNTUK SISWA KELAS VII SMP. Oleh ABSTRACT 1 PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA BERBASIS PEMECAHAN MASALAH UNTUK SISWA KELAS VII SMP Oleh Nofita Sari * ), Mukhni ** ), Anna Cesaria ** ) * ) Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY SUB POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI KELAS VII SMP Ahmad Rif an F 33, Dinawati.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan. Permukaan dan Volume Pisma dan Limas tegak.

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan. Permukaan dan Volume Pisma dan Limas tegak. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan volume pisma

Lebih terperinci

Pengembangan modul IPA fisika berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa

Pengembangan modul IPA fisika berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERISTAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 94 Makalah Pendamping

Lebih terperinci

ISSN: X 1 PENGEMBANGAN MODUL TRIGONOMETRI BERCIRIKAN OPEN-ENDED PROBLEM

ISSN: X 1 PENGEMBANGAN MODUL TRIGONOMETRI BERCIRIKAN OPEN-ENDED PROBLEM ISSN: 2088-687X 1 PENGEMBANGAN MODUL TRIGONOMETRI BERCIRIKAN OPEN-ENDED PROBLEM Agung Deddiliawan Ismail a, Anis Farida Jamil b, Octavina Rizky Utami Putri c Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI PECAHAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MIN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI.

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI PECAHAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MIN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI. PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI PECAHAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MIN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI Oleh: Nur ꞌazizah*), Rahmi**), Yulyanti Harisman**) *)Mahasiswa Program

Lebih terperinci

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat Dian Fitriani *, Edrizon, Yusri Wahyuni, Rita Desfitri Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada A. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU TESIS

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU TESIS PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Pendidikan Sains Oleh:

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, AND INTELLEGENT

PENGEMBANGAN MODUL SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, AND INTELLEGENT PENGEMBANGAN MODUL SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, AND INTELLEGENT (SAVI) UNTUK SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 BANJARMASIN Putri Riski Rahmayanti, Mustika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development, R&D). Borg & Gall (Sugiyono 2011: 47) menyatakan bahwa research and development

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL MERAKIT KOMPUTER UNTUK SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK NEGERI 1 JOGONALAN

PENGEMBANGAN MODUL MERAKIT KOMPUTER UNTUK SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK NEGERI 1 JOGONALAN Pengembangan Modul Elektronik (Vitasari Cahyaningrum) 1 PENGEMBANGAN MODUL MERAKIT KOMPUTER UNTUK SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK NEGERI 1 JOGONALAN DEVELOPMENT OF ELECTRONIC MODULE ASSEMBLE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pengembangan bahan ajar khususnya Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan pendidikan (educational

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. karena peneliti ingin mengembangkan pembelajaran matematika berbasis

BAB III METODE PENELITIAN. karena peneliti ingin mengembangkan pembelajaran matematika berbasis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian pengembangan karena peneliti ingin mengembangkan pembelajaran matematika berbasis masalah mengaplikasikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar 62 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan (development research) karena tujuannya untuk mengembangkan perangkat pembelajaran yang berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D). Menurut Thiagarajan (1974: 5-9), Research and Development adalah desain penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 104 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini tergolong jenis penelitian pengembangan (Development Research). Dalam hal ini peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran matematika

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES. JPM IAIN Antasari Vol. 02 No. 2 Januari Juni 2015, h. 43-58 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

E-journal Prodi Edisi 1

E-journal Prodi Edisi 1 E-journal Prodi Edisi 1 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA SMP BERBASIS SCIENCE EDUTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PESERTA DIDIK THE DEVELOPMENT OF SCIENCE

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) merupakan penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan atau mengembangkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Research and Development. Model Research and Development yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Research and Development. Model Research and Development yang digunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model Pengembangan produk yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development. Model Research and Development yang digunakan pada penelitian

Lebih terperinci

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran Kimia SMA Kelas X Dalam Materi Hidrokarbon

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran Kimia SMA Kelas X Dalam Materi Hidrokarbon Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran Kimia SMA Kelas X Dalam Materi Hidrokarbon Ivatul Laily Kurniawati 1*, Dhamas Mega Amarlita 2 FKIP Universitas Darussalam Ambon 1* FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut. BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Model penelitian pengembangan yang dipilih untuk pengembangan LKS yaitu model penelitian 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL SIMULASI DIGITAL PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL (SIMDIG) KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK N 2 DEPOK

PENGEMBANGAN MODUL SIMULASI DIGITAL PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL (SIMDIG) KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK N 2 DEPOK Pengembangan Modul Simulasi Digital... (Taufiq Roisy Hidayat) 1 PENGEMBANGAN MODUL SIMULASI DIGITAL PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL (SIMDIG) KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK N 2 DEPOK DEVELOPMENT

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP Rika Suryaningsih, Rina Widiana, Siska Nerita Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS Ike Evi Yunita Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEAKTIFAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI KARANGPANDAN MELALUI STRATEGI TEAM QUIZ DISERTAI MODUL

PENINGKATAN KEAKTIFAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI KARANGPANDAN MELALUI STRATEGI TEAM QUIZ DISERTAI MODUL PENINGKATAN KEAKTIFAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI KARANGPANDAN MELALUI STRATEGI TEAM QUIZ DISERTAI MODUL SKRIPSI Oleh : Siti Nurjanah NIM K4307049 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa memiliki kemampuan, 1) memahami

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO DEVELOPMENT OF STUDENT WORKSHEET WITH SOFTSKILLS ORIENTATION IN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS WEB PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI SMA N 2 PADANG

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS WEB PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI SMA N 2 PADANG PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS WEB PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI SMA N 2 PADANG Ririska Hidayah Usra 1, Nofrion 2 Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Research and Development (R&D) sesuai dengan Thiagarajan, et. all.,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Research and Development (R&D) sesuai dengan Thiagarajan, et. all., BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Desain penelitian yang akan digunakan untuk mengembangkan produk adalah Research and Development (R&D) sesuai dengan Thiagarajan, et. all., (1974:5) yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan yang biasa dikenal dengan istilah Research and Development (R&D). Model pengembangan yang direncanakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM IPA PADA MATERI SISTEM ORGANISASI KEHIDUPAN UNTUK SMP E-JURNAL

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM IPA PADA MATERI SISTEM ORGANISASI KEHIDUPAN UNTUK SMP E-JURNAL PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM IPA PADA MATERI SISTEM ORGANISASI KEHIDUPAN UNTUK SMP E-JURNAL FITRI MAYA SARI NIM. 10010132 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Siti Nurhayati 21, Didik S. Pambudi 22, Dinawati Trapsilasiwi 23

Siti Nurhayati 21, Didik S. Pambudi 22, Dinawati Trapsilasiwi 23 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GARIS GARIS PADA SEGITIGA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES BERDASARKAN METODE DISCOVERY LEARNING DI KELAS VIII SMP Siti Nurhayati 21,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN PMR PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII SMPN 2 KEPOHBARU BOJONEGORO

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN PMR PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII SMPN 2 KEPOHBARU BOJONEGORO PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN PMR PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII SMPN 2 KEPOHBARU BOJONEGORO Wahyhu Prasetyo 1* Jurusan Matematika, FMIPA, Unesa 1* Pras_12yo@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan A. RANCANGAN PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Research and Development (R&D) yang merupakan desain penelitian dan pengembangan, yaitu metode penelitian yang

Lebih terperinci

Pengembangan modul pembelajaran fisika berbasis PBL (problem based learning)

Pengembangan modul pembelajaran fisika berbasis PBL (problem based learning) SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERISTAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 110 Makalah Pendamping

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menerapkan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut Halimah (2009) dalam proses pelaksanaannya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Model Pengembangan Sugiyono (2014) menjelaskan, metode penelitian dan pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Research Development (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Research Development (penelitian 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Research Development (penelitian pengembangan) adalah metode yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

Lebih terperinci

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2)

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2) Pengembangan LKPD Berbasis Conceptual. (Syella Ayunisa Rani) 231 PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS CONCEPTUAL ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI KESEIMBANGAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KALKULUS LANJUT 2 BERBASIS PEMECAHAN MASALAH. Fitrianto Eko Subekti dan Reny Amalia Widiyanti

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KALKULUS LANJUT 2 BERBASIS PEMECAHAN MASALAH. Fitrianto Eko Subekti dan Reny Amalia Widiyanti PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KALKULUS LANJUT BERBASIS PEMECAHAN MASALAH Fitrianto Eko Subekti dan Reny Amalia Widiyanti Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT This research

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diuji kelayakannya dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik.

BAB III METODE PENELITIAN. diuji kelayakannya dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang berorientasi pada produk. Produk yang dikembangan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini secara keseluruhan adalah jenis penelitian dan pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan ajar berbentuk LKPD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan produk tertentu, dan menguji keektifan produk. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan produk tertentu, dan menguji keektifan produk. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan desain Research and Development (R&D). Sugiyono (2009:407) menjelaskan bahwa, metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang digunakan sebagai tempat penelitian ini adalah lima SMA yaitu SMA Negeri 2 Karanganyar, SMA Negeri I Kartasura, SMA Islam 1 Surakarta,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) atau yang sering disebut penelitian R & D. Penelitian Pengembangan adalah metode

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development /R&D). Menurut Sugiyono (2011) metode

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING Mariani Setiawati, Zainuddin, dan Suyidno Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin Abstrak:

Lebih terperinci

Key Words: Development, Student Worksheet (LKS), Contructivism, Ratio.

Key Words: Development, Student Worksheet (LKS), Contructivism, Ratio. PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MATERI PERBANDINGAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Muldia Amelsi* ), Sefna

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU Kristanti 1), Widha Sunarno 2), Cari 3) 1 tantiwidodo@gmail.com 2 widhasunarno@gmail.com 3 carinln@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan adalah langkah langkah untuk mengembangkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan adalah langkah langkah untuk mengembangkan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian Pengembangan LKPD IPA menggunakan metode Research and Development (R & D). Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2006: 164) penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. konsep baru. Penerapan pendekatan kontekstual di kelas-kelas yang diselenggarakan

BAB II LANDASAN TEORI. konsep baru. Penerapan pendekatan kontekstual di kelas-kelas yang diselenggarakan BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Kontekstual Menurut Trianto (2009) pendekatan kontekstual bukan merupakan suatu konsep baru. Penerapan pendekatan kontekstual di kelas-kelas yang diselenggarakan di

Lebih terperinci

Key Words: Developmental Research, Characteristics of deaf students, 4-D model.

Key Words: Developmental Research, Characteristics of deaf students, 4-D model. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (BUKU SISWA) MATEMATIKA UNTUK SISWA TUNARUNGU BERDASARKAN STANDAR ISI DAN KARAKTERISTIK SISWA TUNARUNGU PADA SUB POKOK BAHASAN MENENTUKAN HUBUNGAN DUA GARIS, BESAR SUDUT, DAN JENIS

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ELEKTRONIK BERBASIS MOBILE-LEARNING PADA MATA KULIAH OPTIK DI FKIP UNIVERSITAS JEMBER

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ELEKTRONIK BERBASIS MOBILE-LEARNING PADA MATA KULIAH OPTIK DI FKIP UNIVERSITAS JEMBER PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ELEKTRONIK BERBASIS MOBILE-LEARNING PADA MATA KULIAH OPTIK DI FKIP UNIVERSITAS JEMBER Rifati Dina Handayani Pendidikan Fisika FKIP universitas Jember Koresponden: Jl. Kalimantan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul fisika berbasis inkuiri pada materi listrik dinamis untuk siswa SMA/MA. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT Merina Pratiwi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) POKOK BAHASAN KUBUS dan BALOK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) POKOK BAHASAN KUBUS dan BALOK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) POKOK BAHASAN KUBUS dan BALOK Hosnol Hotimah 40, Sunardi 41, Suharto 42 Abstract. The research aims to know the

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA BERBASIS MASALAH

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA BERBASIS MASALAH Vol. 1 No. 1 (2012) : Jurnal Pendidikan Matematika Hal. 75-80 PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA BERBASIS MASALAH Ike Suci Pariska 1, Sri Elniati 2, Syafriandi 3 1 FMIPA UNP.Email: ic3_pariska@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan adalah suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif. Pada penelitian ini digunakan instrumen penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D). BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan produk yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D). Penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau sering disebut dengan Classroom Action Research. Penelitian tidakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan ke arah mutu internasional dengan pembelajaran bilingual

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan ke arah mutu internasional dengan pembelajaran bilingual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era global saat ini telah meningkatkan persaingan antar bangsa di dunia dalam segala aspek kehidupan, tidak terkecuali pendidikan. Hal ini secara otomatis menuntut dan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL TEKNIK LISTRIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN MODUL TEKNIK LISTRIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA Pengembangan Modul Teknik... (Safrudin Budi Utomo Dwi Hartanto) 1 PENGEMBANGAN MODUL TEKNIK LISTRIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA DEVELOPMENT

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN REALISTIK UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER 2

PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN REALISTIK UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER 2 PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN REALISTIK UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER 2 Rilfi Helmanda 1), Sri Elniati 2), Nonong Amalita 3) 1) FMIPA UNP, email : rilfi.math@gmail.com 2,3) Staf

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI PROBLEM SOLVING DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI PROBLEM SOLVING DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI SMA PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI PROBLEM SOLVING DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI SMA DEVELOPMENT OF WORKSHEET WITH ORIENTED BY PROBLEM SOLVING WITH MIND

Lebih terperinci

Rositasari et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Pendekatan Contextual...

Rositasari et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Pendekatan Contextual... 1 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan Implementasi Teori Belajar Gagne Pokok Bahasan Kecepatan, Jarak, dan Waktu untuk Siswa Kelas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 BERBASIS GUIDED INQUIRY

PENGEMBANGAN PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 BERBASIS GUIDED INQUIRY PENGEMBANGAN PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN HARD SKILL DAN SOFT SKILL MAHASISWA (CALON GURU FISIKA) Suprianto, S. Ida Kholida, Herman Jufri Andi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian pengembangan. Penelitian dan pengembangan merupakan suatu proses untuk mengembangkan produk baru atau menyempurnakan

Lebih terperinci

Pengembangan Buku Ajar Fisika Dasar I Berbasis Self Regulated Learning Sebagai Upaya Memotivasi Mahasiswa untuk Belajar Mandiri

Pengembangan Buku Ajar Fisika Dasar I Berbasis Self Regulated Learning Sebagai Upaya Memotivasi Mahasiswa untuk Belajar Mandiri Pengembangan Buku Ajar Fisika Dasar I Berbasis Self Regulated Learning Sebagai Upaya Memotivasi Mahasiswa untuk Belajar Mandiri Habibi 1, Lovy Herayanti 2 1 Program Studi Pendidikan Fisika IKIP Mataram,

Lebih terperinci

Ayu Surya Agustin, Supriyono Koes H., dan Purbo Suwasono Universitas Negeri Malang

Ayu Surya Agustin, Supriyono Koes H., dan Purbo Suwasono Universitas Negeri Malang PENGEMBANGAN PAKET PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN SCAFFOLDING PADA MATERI IMPULS DAN MOMENTUM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA KELAS XI SMA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS. Untuk memahami maksud LKS, terlebih dahulu diuraikan mengenai

BAB II KAJIAN TEORI. A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS. Untuk memahami maksud LKS, terlebih dahulu diuraikan mengenai BAB II KAJIAN TEORI A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS Untuk memahami maksud LKS, terlebih dahulu diuraikan mengenai bahan ajar. Dalam Prastowo (2015: 17), bahan ajar merupakan segala bahan

Lebih terperinci