Peran Serta Masyarakat dalam MRV: Pendekatan yang dilakukan FFI. Innovative conservation since 1903

Transkripsi

1 Peran Serta Masyarakat dalam MRV: Pendekatan yang dilakukan FFI

2 FFI Mission Statement Fauna & Flora International acts to conserve threatened species and ecosystems worldwide, choosing solutions that are sustainable, are based on sound science and take account of human needs

3 Approach and Scheme Landscape based HCV (2 Umbrella Species: Bornean Orangutan and Sumatran Tiger) Government Partnership Ulu Masen (Proponent GoA) Private Partnership ERC and HCVA protection (Proponent private company) Pengelolaan Kolaboratif Community Partnership Hutan Desa (proponent community/village)

4 Pandangan FFI terkait Peran Masyarakat dalam REDD+ Mitra dan Pelaku Utama Mencegah Kebocoran Additionality melalui intervensi Collaborative Management Manfaat langsung

5 Potensi Kontribusi Masyarakat dalam MRV Pengukuran Karbon: Pengambilan data Biomasa (Ulu Masen, Kapuas Hulu & Ketapang) Pengurangan Emisi: Perlindungan dan Pengamanan termasuk pencegahan kebakaran (Patroli dan Pengamanan Hutan Berbasis Masyarakat di UM dan Kapuas Hulu) Pengelolaan Kawasan (Wilayah Adat/Mukim di UM dan Desa di Kalbar serta Pengelolaan Kolaboratif di Kapuas Hulu Penyedia informasi dan data lapangan

6 Progress Pengukuran Karbon bersama masyarakat (Kalbar) Penyusunan Rencana Kelola untuk Hutan Desa yang setuju berpartisipasi dalam Community Carbon Pool) (Kalbar) Pemantauan biodiversitas dan sumber daya lain berbasis masyarakat Proses penyusunan dan perundingan membangun Pengelolaan kolaboratif (IUPHHK RE Kapuas Hulu)

7 FPIC Proses konsultasi untuk membangun kesepakatan yang terus menerus Melibatkan aspek: pengembangan kapasitas, Penyediaan Informasi, komunikasi dan dialog, kesepakatan dan kerja bersama Persetujuan untuk bekerja bersama untuk pengembangan Hutan Desa dan Community Carbon Pool (di Kapuas Hulu dan Ketapang)

8 Terima Kasih

9 On-going Works

10 HISTORICAL REDD Ulu Masen Pasca pertemuan tiga Gubernur di Bali, 24 April 2007 (Gubernur Aceh, Papua, dan Papua Barat) Aceh mengumumkan kebijakan Jeda Tebang (Moratorium hutan Alam pada 6 Juni 2007). Pada Desember 2007, kerjasama tiga pihak (Pemerintah Aceh, Carbon Conservation, Fauna & Flora International) resmi submit PDD CCBA Ulu Masen, dan mendapatkan Silver level dari Rainforest Alliance. Pada Juli 2007, Gubernur Aceh menetapkan wilayah Ulu Masen sebagai kawasan strategis untuk kegiatan REDD, melalui SK Gub Aceh No 522/372/2009. Pada tahun yang sama Gubernur Aceh membentuk tim Task Force REDD Aceh melalui SK Gub Aceh No 522/469/2009.

11 PROGRESS REDD Ulu Masen Untuk pengembangan lebih lanjut Pemerintah Aceh telah membentuk kelembagaan REDD Ulu Masen dengan melibatkan banyak pihak. Para pihak yang terlibat dalam pengembangan REDD Ulu Masen: Pemerintah Aceh sebagai leader proses dan Ownership. Fauna & Flora International untuk membantu proses QA & Management Plan, Bidang Perlindungan dan Konservasi Hutan, dan Bidang Sosial Ekonomi. Carbon Conservation yang bertindak sebagai pengembang PDD VCS (Project Design Document Voluntry Carbon Standard) dan SMA (Sales Marketing).

12 KELEMBAGAAN REDD Ulu Masen Project Board Perwakilan Mukim Ketua Unit MRV Advisor Quality Assurance dan Management Plan Wakil Ketua Bidang Perlindungan dan Konservasi Hutan Bidang Perhitungan Stok Karbon, Verifikasi dan Validasi Bidang Sosial Ekonomi Fauna & Flora International akan berperan dalam Tiga Posisi penting (Advisor QA & MP, Bidang Perlindungan dan Konservasi Hutan, dan Bidang Sosial Ekonomi). Kelembagaan REDD UM akan ditetapkan melalui SK Gubernur Aceh.

13 BIDANG SOSIAL EKONOMI FFI membantu menyiapkan FPIC (Free Prior Inform Consent) proses, dan telah dilakukan Konsultasi Awal dengan 65 Mukim di wilayah Ulu Masen. Membantu proses penyadartahuan terhadap Issue Perubahan Iklim dan hubungannya dengan REDD. Membantu proses penyiapan design Mekanisme Benefit-Sharing. Bersama LBH Banda Aceh, FFI sedang menginisiasi Qanun Pertanahan, untuk penyelesaian issue Land Tenure di wilayah kawasan Ulu Masen. Membantu proses mekanisme complain terhadap project REDD, melalui penyiapan dokument standard dan infrastrukturnya.

14 SKEMA FPIC PROSES di Ulu Masen

15 BIDANG PERLINDUNGAN HUTAN Menyiapkan proses pelibatan masyarakat dalam melindungi Hutan Ulu Masen melalui Community Ranger: 18 Group ranger (18 Mukim), 360 orang. Terdiri dari eks kombatan GAM, logger, pemburu, dan masyarakat sekitar hutan. Mitigasi konflik satwa melaui CRU (Conservation Respon Unit) di 3 lokasi (Aceh Besar, Pidie, dan Aceh Jaya). Forest Crime/ penegakan hukum perlindungan hutan untuk Capacity Building aparat penegak hukum (Polisi, Polhut/Pamhut), dan Patroli hutan melalui Community Ranger.

16 QA & Management Plan Bertindak sebagai Quality Assurance terhadap aktivitas yang dikerjakan oleh 3 Bidang di PMU REDD Ulu Masen. Membantu PMU REDD Ulu Masen untuk membuat Rencana Pengelolaan (Management Plan) Jangka Panjang kawasan hutan Ulu Masen.

17 West Kalimantan Orangutan Protection and Conservation Spatial Planning Ecosystem Restoration Concession HCV Area in Concession Community Forest REDD

18 Kapuas Hulu Rapid forest loss: - Conversion/oil palm - Logging Ketapang Causing: - GHG emmission - Habitat loss - Species extinction

19 Ketapang - deforestation & carbon stock

20 Kapuas Hulu - deforestation & carbon ctock

21 Population in 2000 s = 50,000 Extinction rate = 5,000 per annum Orangutan Distribution

22 Danau Sentarum NP orangutan patrolling ( now ) Gunung Palung NP -orangutan patrolling ( ) Orangutan Protection

23 Planned conversion of Danau Sentarum NP bufferzones - orangutan habitat + peat swamps Planned conversion of coastal peat swamp corrior. Spatial Plan

24

25

26 Revision of Spatial Plan

27 Corporate engagements - oil palm, forestry, ERC-REDD concessions Oil Palm HCVF assessment for RSPO sertification Oil palm - HCVF + REDD Forestry concession HCVF assessment for FSC certification Macquarie REDD restoration concession

28 Community forest REDD

29 Kapuas Hulu

30 Potential hutan desa areas in Kapuas Hulu Description Number of villages Total area (ha) Poposed village forest area in HL and HP with no overlap with other licence Poposed village forest area in HP overlaping with logging/hti licences Poposed village forest area in APL overlaping with oil palm permits HL: hutan lindung/(watershed) protection forest HP: hutan produksi/ production forest APL: areal penggunaan lain/other use land HTI: hutan tanaman industri/industrial forestry plantation

31

32 Ketapang

33 Ketapang

34 Result of verification of proposed hutan desa areas in Ketapang No Village Proposed by villages (ha) Verified by MoF (ha) 1. Pematang Gadung Remarks 2. Sungai Besar Overlap with transmigration 3. Sungai Pelang 610 Overlap with transmigration Sub total (1+2+3) Laman Satong Clear 5. Sebadak Raya Overlap with HTI and oil palm permits 6. Tanjung Beulang Overlap with HTI permit 7. Beringin Rayo Overlap with HTI permit 8. Serengkah Kanan Overlap with HTI permit 9. Rangga Intan Overlap with HTI permit Total HTI: hutan tanaman industri/industrial forestry plantation

35 Highlight from biodiveristy & carbon surveys A total of 310 species have been identified; 30 herpetofauna (reptile and amphibia), 130 aves/bird,s 20 fish, 30 mammal,s and 100 tree species. About 10% are high conservation value (vurnerable, endangered, protected). The peat here is reached 10.7 meter in depth. Potential reduction of carbon emission: 70 ton per hectare per year. * Works in progress: - Above and below ground biomass survey by Dept. Forestry Tanjungpura Univeristy - Biodiveristy survey by FFI - Hydrological analysis by Deltares - Social survey Dept. Anthropology University of Indonesia - VCS PDD by Forest Carbon - Impacts monitoring by CIFOR * Assuming a REDD project area of 8,000 ha, for 30 years project duration, the total CO2e emision reductions is 16.8 million tonnes. With price at USD 5 per tone, this means a stream of revenue totalling USD 84 millions.