KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 1972 TENTANG PERESMIAN BERLAKUNJA "EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN"
|
|
- Harjanti Sutedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 1972 TENTANG PERESMIAN BERLAKUNJA "EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka usaha pembakuan bahasa Indonesia jang meliputi bidang-bidang edjaan, tata-istilah dan tata-bahasa, dipandang perlu untuk meresmikan berlakunja "Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan". Mengingat : 1. Pasal 4 ajat (1) Undang-undang Dasar 1945 ; 2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 1971 ; Menetapkan : M E M U T U S K A N : PERTAMA : Menjatakan tanggal 17 Agustus 1972 sebagai hari mulai berlakunja setjara resmi "Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan" sebagaimana terdapat dalam Lampiran Keputusan Presiden ini, dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : 1. Pelaksanaannja dilakukan dengan bertahap. 2. Buku-buku resmi dan buku-buku peladjaran dengan edjaan lama tetap dipergunakan selama masa peralihan. Pentjetakan baru atau pentjetakan ulang dari buku-buku itu dilakukan dengan "Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan". 3. Bagi lingkungan Pemerintah ditetapkan sebagai berikut : a. Hubungan surat menjurat resmi antara instansi-instansi dilingkungan Pemerintah mulai tanggal berlakunja Keputusan ini dilakukan dengan "Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan" dan agar dapat dilaksanakan sebaik-baiknja mulai tanggal 1 Januari b. Penggunaan formulir-formulir resmi dengan "Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan" dilakukan setelah formulir lama habis, dan agar diusahakan mulai tanggal 1 April 1973 telah digunakan formulir-formulir dengan "Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan". c. Dalam pelaksanaan penggunaan "Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan" itu tidak disediakan biaja/anggaran setjara chusus.
2 KEDUA : Menugaskan kepada Departemen-departemen jang bersangkutan untuk memberikan penerangan, pendjelasan serta langkah-langkah jang perlu guna kelantjaran pelaksanaan penggunaan "Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan sesuai dengan kebidjaksanaan jang digariskan dalam diktum PERTAMA. KETIGA : Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal 17 Agustus Ditetapkan di Djakarta Pada tanggal 16 Agustuts 1972 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ttd S O E H A R T O DJENDERAL TNI L A M P I R A N KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 1972 TENTANG PERESMIAN BERLAKUNJA "EJAAN BAHASA INDONESIA YANG TELAH DISEMPURNAKAN I. PEMAKAIAN HURUF. 1. Abdjad. Huruf-huruf jang digunakan dalam bahasa Indonesia serta nama-namanja ialah : Huruf Utjapan Huruf Utjapan A a a N n en B b be O o o C c tje P p pe D d de Q q ki E e e R r er F f ef S s es G g ge T t te H h ha Uu u I i i V v fe J j dje Ww we K k ka X x eks L l el Y y je M m em Z z zet
3 2. Vokal. Penulisan vokal tidak mengalami perubahan. a asah, lusa e emas, pena i isi, simpan o oleh, tokoh. u utuh, pun 3. Diftong. Penulisan diftong tidak mengalami perubahan. ai pandai, sampai au atau, harimau oi amboi' 4. Konsonan. Penulisan Konsonan pada umumnja tidak mengalami perobahan. (a). Jang tidak berubah : b bahasa, sebab d dua, abad g guna, tiga h hari, tuah k kami, rakjat I lekas, kesal m maka, diam n nanti, tuan ng ngilu, pening p pasang, siap r raim, putar s sampai, lemas t tutup, rapat w wanita, hawa (b) Jang berubah : lama baru dj djalan j jalan j pajung y payung njja ny nyonya sjat sy syarat ch tarich kh tarikh gabungan huruf ini sebenarnja tidak terdaftar dalam edjaan lama. (c) Lain-lain : Huruf-huruf dibawah ini diresmikan pemakaiannja.
4 f maaf, fakir v valuta, universitas z zeni, lezat Huruf-huruf q dan x jang lazim digunakan dalam ilmu-ilmu eksakta dipakai djuga. 5. Nama diri Penulisan nama orang, badan hukum, nama sungai, gunung, djalan dan sebagainja hendaknja disesuaikan degan edjaan jang disempurnakan, ketjuali bila ada pertimbangan-pertimbangan chusus dari segi hukum, tradisi atau sedjarah. II.PENULISAN KATA 1. Kata dasar Kata jang berupa kata dasar masing-masing ditulis sebagai satu kesatuan. Saja punya buku baru. Kantor Pajak penuh sesak. 2. Kata djadian (a) imbuhan (awalan, achiran, sisipan) ditulis serangkai dengan kata dasarnja. menengok mempermainkan (b) awalan atau achiran ditulis serangkai dengan kata jang langsung mengikuti atau mendahuluinja, kalau bentuk dasarnja berupa gabungan kata. menganak sungai bertepuk tangan sebar luaskan (c) Kalau bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan achiran, maka, kata-kata itu ditulis serangkai. memberitahukan mempertanggungjawabkan (d) Kalau salah satu unsur gabungan kata chusus dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. prasangka swadaya tunanetra 3. Kata ulang Kata ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung. hati-hati obat-obatan gilang-gemilang (Lihat djuga keterangan mengenai tanda ulang).
5 4. Kata madjemuk Hanja dalam kata madjemuk seperti : hulubalang peribahasa bumiputra matahari bagian-bagiannja ditulis serangkai. 5. Di dan ke Kata depan di dan ke ditulis terpisah dari kata jang mengikutinja. Mereka ada di sini Mari berangkat ke pasar Saya percaya kepada ibu. 6. Lah, kah, tah, pun Lah, kah, tah, dan pun ditulis serangkai dengan kata jang mendahuluinja. Sayalah yang dicari Apakah dia tahu? Sekalipun miskin, dia tidak pernah mengeluh. Jangankan dua kali, sekali pun engkau belum pernah datang. 7. Kau, ku, mu nya Kau- dan ku- ditulis serangkai dengan kata jang mengikutinja ; -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata jang mendahuluinja. Apa yang kumiliki boleh kauambil. Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan. III. PENULISAN HURUF 1. Huruf besar Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama : (a) kata pertama suatu kalimat : Selamat pagi. Kita harus bekerja keras. (b) suatu kutipan langsung. Dia bertanya, "Kapan kita pulang?" (c) nama diri atau kata jang dipakai sebagai namaa diri. (Bila nama diri disusun oleh lebih dari satu kata, tiap kata mulai dengan huruf besar.) Allah Islam Alkitab Nabi Adam Profesor Supomo Selasa
6 Samudra Indonesia Inggris Dewan Perwakilan Rakyat Tjatatan : Kata-kata berikut ditulis dengan huruf ketjil. keinggris-inggrisan masalah ketuhanan 2. Huruf miring Huruf miring menundjukkan : (a). djudul buku, karja seni, madjalah, dan surat kabar jang dikutip dalam karangan Nagarakertagama karangan Prapanca majalah Ekonomi dan Keuangan (b). penjebutan huruf atau kata dalam kalimat Huruf pertamaa kata abad ialah a. (c). kata asing jang belum terserap sepenuhnja dalam bahasa Indonesia politik divide et impera Weltanschauung (Dalam naskah huruf jang hendak ditjetak dengan huruf miring diberi garis bawah) IV. TANDA BATJA Tanda-tanda batja jang berikut dan huruf jang mengikutinja dipisahkan oleh satu spasi :. ), ] ; :? 2! Tanda-tanda batja berikut dipisahkan satu spasi dari huruf atau tanda batja jang mendahuluinja : ( = [, 1. Titik (.) (a) mengachiri kalimat jang bukah pertanjaan atau seruan. Ayabku tinggal di Solo (b) dipakai dibelakang singkatan nama orang Moh. Yamin Ismail Mz. (c) dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ichtisar, dan daftar. (Lihat djuga pemakaian tanda kurung). III. Departemen X : A. Direktorat Jendral a B. Direktorat Jendral b C. Direktorat Jendral c
7 (d) dipakai dibelakang singkatan nama gelar, djabatan, dan sapaan. Prof. Ir. Yth. Sdr: Nn. (e) dipakai dibelakang singkatan kata atau ungkapan jang sudah sangat umum. dsb. dll. u.b, dst. a.n. d.a. (f) dalam bilangan, dapat memisahkan angka ribuan, djutaan, dan seterusnja ketjuali dalam angka tahun dan nomor (halaman, mobil, telepon, dll). Dalam menjebutkan waktu, tanda titik memisahkan angka djam dari angka menitnja halaman jam Halaman 1945 pada tahun 1945 teleponlah (g) tidak dipakai dalam singkatan jang ditulis dengan huruf besar. MPR UUD PSSI ABRI SMP (h) tidak dipakai dalam akronim. Deppen ekdjen Hankam Titura Reskrim (i) tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang. Cu TNT DNA cm Rp $ (j) tidak dipakai dibelakang djudul (buku, karangan, berita, dan bab). Djalan Tak Ada Udjung Acara Kunjungan Adam Malik Bentuk dan Kedaulatan ( Bab I UUD 45 ) Saya sudah membaca Renungan Indonesia (k) Dalam surat menjurat tidak dipakai dibelakang tanggal, nama, dan alamat, jang tidak mendjadi bagian kalimat. Jakarta, 17 Mei 1973, Kepada Yth. Sdr. Kasandinama Jalan Arif 107 Bandung Sdr. Kasandinama tinggal di Jalan Arif 107, Bandung. 2. Koma (,)
8 (a) dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu pemerintjian atau pembilangan. Saya membeli kertas, pena, dan tinta Satu, dua,. tiga! (b) mentjeraikan anak kalimat, baik jang dirangkaikan oleh kata penghubung maupun jang tidak. Saya sudah selesai,.tetapi ia belum. Malu bertanya, sesat di jalan (c) mentjeraikan kutipan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Kata ibu dengan lemah lembut, "Hati-hatilah". (d) dipakai diantara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, jang ditulis sebaris. Dekan Fakultas Kedokteran UI, Salemba 6, Jakarta Surabaya, 10 Mei 1970 (e) mentjeraikan bagian nama jang dibalik susunannja dalam daftar pustaka. Siregar, Merari, Azab dan Sengsara Weltevreden, Balai Pustaka, 1920 (f) dipakai diantara nama tempat penerbitan, nama penerbit, dan tahun penerbit. (Lihat tjontoh pada (e).) (g) dipakai diantara nama orang dan gelar akademis jang mengikutinja, untuk membedakannja dari singkatan nama keluarga atau marga. Djokosutomo, SH Ismail Mz. (h) dipakai dimuka angka persepuluhan dan diantara rupiah dan sen dalam bilangan. 12,54 m Rp 12,50 3. Titik koma (;). Titik koma memisahkan bagian-bagian kalimat, djika dalam bagian-bagian kalimat itu sudah ada koma. Hasil negeri itu terdiri atas ; teh dan kopi ; minyak, emas, dan bidji besi ; ikan dan ternak. 4. Titik dua (:) (a) dipakai sebagai pengantar suatu daftar, rangkaian, atau pemerintjian. Yang kita perlukan sekarang ialah: kertas, tinta, dan pena. (b) dipakai.. (i) diantara djilid atau nomor dan halaman, (ii) diantara bab dan ajat dalam kitab-kitab sutji, atau (iii) diantara djudul dan anak djudul suatu karangan. Tempo, I (1971), 34 : 7 Surah Yasin : 9 Karangannya, Pendidikan: Sebuah Studi, sudah terbit.
9 (c) dipakai diantara bagian jang menundjukkan pembitjara dan apa jang diutjapkannja dalam pertjakapan. Ibu : "Bawa kopor ini, Mir!" Amir : "Baik, bu." 5. Tanda hubung (-) (a) menjambung suku-suku kata dasar jang terpisah oleh pergantian baris. ada cara baru (b) menjambung awalan dengan bagian kata dibelakangnja atau achiran dengan bagian kata didepannja pada pergantian baris cara baru mengukur panas cara baru mengukur kelapa alat pertahanan yang baru (c) menjambung unsur-unsur kata ulang. anak-anak kemerah-merahan (d) menjambung bagian-bagian tanggal Tanda pisah (------) (a) membatasi penjisipan kata, kelompok kata, atau anak kalimat jang memberi pendjelasan chusus. Kemerdekaan bangsa itu----dan saya yakin pasti akan datang---- harus diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri. Semua barangnya----radio, televisa, dan perhiasan----dibawa lari pencuri. (b) menegaskan adanja oposisi atau pendjelasan lainnja. Mereka semua mengenal Pak Salim----guru tua di kota kecil itu. (c) diantara dua bilangan atau tanggal jang berarti sampai dengan atau dintara dua nama kota jang berarti ke, sampai Jakarta Bandung 7. Tanda elipsis ( ) (a) menggambarkan kalimat jang terputus-putus. Kalau begitu ya, marilah kita berangkat. (b) menundjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian jang dihilangkan. "Faktor-faktor itu akan diteliti sekedarnya". 8. Tanda tanj a (?) (a) menundjukkan pertanjaan jang mengharapkan djawaban atau jang bersifat retoris.
10 Kapan ia berangkat? Saudara tahu, bukan? Saya tidak tahu jam berapa dia datang. (b) bila ditaruh dalam tanda kurung menundjukkan utjapan jang disangsikan atau jang kurang dapat dibuktikan kebenarannja. Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?) Iksan pergi ke Sigli (?) menengok neneknya. 9. Tanda seru (!) Tanda seru menuhdjukkan ungkapan seruan,.perintah, dan jang meminta perhatian chusus. Merdeka! Alangkah panasnya! Pergi! 10. Tanda kurung ( () ) (a) mengapit keterangan jang ditambahkan pada kalimat atau bagianbagiannja. Gempa bumi di Skopye (Yogoslavia) menimbulkan banyak korban. (b) mengapit keterangan jang bukan bagian dari keseluruhan pokok pembitjaraan. Katanya ia belum pernah (sic) melihat karangan itu. (c) mengapit angka atau huruf jang memerintji satu seri keterangan. Angka atau huruf itu dapat djuga diikuti hanja, oleh kurung tutup. Masalah ejaan menyangkut bidang : (A) fonologi (B) morfologi (C) sintaksis atau : A) fonologi B) morfologi C) sintaksis 11. Tanda kurung siku ( [ ] ) (a) mengapit huruf, kata, atau kelompok kata jang ditambahkan pada kalimat kutipan. Sang Sapurba men[d]engar bunji gemersik itu. (b) mengapit keterangan dalam kalimat pendjelas jang sudah bertanda kurung. (Perbedaan antara dua macam proses ini [ lihat Bab I ] tidak dibicarakan lagi.) 12. Tanda petik ("...") (a) mengapit petikan langsung jang berasal dari pembitjara, dari naskah atau bahan tertulis lain. Kedua tanda petik itu ditulis sama tinggi diatas baris. "Sudah siap," katanya.
11 "Saya belum siap,"serunya," tunggu sebentar." (b) mengapit djudul sjair, karangan, dan bab buku. Sadjak" Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5. Karangan Moh. Hatta Demokrasi Kita" sudah diterbitkan lagi. Bacalah bab" Samsulbahri membunuh diri" dalam buku Sitti Nurbaja. (c) mengapit istilah jang kurang dikenal atau kata jang diberi arti chusus. Istilah "tak bersuara" menundjuk kepada keadaan terbuka dalam batang tenggorok. "Lampu hijau" belum lagi menyala. Tjatatan : Tanda petik tutup ( ") didahului oleh titik, koma, tanda tanja, dan tanda seru jang mendjadi bagian kutipan. la berkata," Jelek benar pensil ini. Siapa kau?" tanyanya. 13. Tanda petik tunggal ( ') Tanda petik tunggal mengapit kutipan dalam kutipan lain. Katanya, "Kemana saja' profesor' kita ini?" 14. Tanda ulang (2) Tanda ini terbatas pemakaiannja pada tulisan tjepat, notula, dan surat kabar. 15. Tanda garis miring (/) (a) dipakai dalam penomoran kode surat. (b) dipakai sebagai pengganti kata per dan atau. No. 272/Sek/II/66 Harganya Rp 97,50/meter pendahuluan/pembukaan
TEKNIK PENULISAN DAN PRESENTASI
TEKNIK PENULISAN DAN PRESENTASI Membaca Suatu proses yang dilakukan Tata bahasa dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). EYD merupakan standar umum yang ditetapkan oleh Pemerintah,
Lebih terperinciEJAAN DAN TANDA BACA BAHASA INDONESIA
EJAAN DAN TANDA BACA BAHASA INDONESIA 1 2 EJAAN DAN TANDA BACA EJAAN : Keseluruhan peraturan mengenai bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan hubungan antara lambang-lambang itu. Kesantunan Ejaan membicarakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, yakni yang pertama Penerapan EYD pada Surat Dinas Keluar di Pondok
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Kajian tentang penggunaan EYD pada surat pribadi untuk saat ini belum ada. Namun, penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini telah
Lebih terperinciMATA KULIAH BAHASA INDONESIA
Modul ke: 13 Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id MATA KULIAH BAHASA INDONESIA EJAAN BAHASA INDONESIA SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd. HP. 0815 1300 7353/ 0812 9479 4583 E-Mail:
Lebih terperinciMakalah Pentingnya Penggunaan EYD dan Pemakaian Kalimat Efektif
Makalah Pentingnya Penggunaan EYD dan Pemakaian Kalimat Efektif Oleh : Nama : Dian Ratna Sari NPM : 12111039 Kelas : 3KA34 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salahsatu alat komunikasi
Lebih terperinciKelompok 3 1.Ananda 2.Yuni 3.Wulan 4.Femi 5.Syamsul
Kelompok 3 1.Ananda 2.Yuni 3.Wulan 4.Femi 5.Syamsul EJAAN BAHASA INDONESIA Ruang lingkup Ejaan 1. Pemakaian Huruf 2. Penulisan Huruf 3. Penulisan kata 4. Penulisan Unsur Serapan 5. Pemakaian Tanda Baca
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi hatinya, baik perasaan senang, sedih, kesal dan hal lainnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa, maka kehidupan manusia akan kacau. Sebab dengan bahasalah manusia
Lebih terperinciEYD dan TANDA BACA. Nurul Bahiyah, M. Kom. L/O/G/O
EYD dan TANDA BACA Nurul Bahiyah, M. Kom. L/O/G/O STMIK CIC CIREBON- 2016 Penulisan Bentuk Ulang Bentuk ulang dalam bahasa Indonesia ditulis ulang dengan menggunakan tanda hubung (-), bukan angka dua (2).
Lebih terperinciPETUNJUK PENULISAN NASKAH BERKALA ILMIAH SIGNIFIKAN
PETUNJUK PENULISAN NASKAH BERKALA ILMIAH SIGNIFIKAN 1. Tulisan merupakan karya orisinal penulis (bukan plagiasi) dan belum pernah dipublikasikan atau sedang dalam proses publikasi pada media lain yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Ejaan merupakan penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah tulis-menulis
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ejaan Ejaan merupakan penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah tulis-menulis yang telah distandardisasi. Standardisasi ini meliputi pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan
Lebih terperinciMODUL 1. Ejaan yang Disempurnakan Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK
MODUL 1 Ejaan yang Disempurnakan Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK Modul 1 memuat materi EYD. EYD adalah materi ejaan yang disempurnakan. Materi ini menampilkan ketentuan tentang
Lebih terperinciKAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN PEMUNGUTAN SUMBANGAN IURAN UNTUK MEMBANTU PEMBIAJAAN PENJELENGGARAAN RADIO REPUBLIK INDONESIA KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPenulisan huruf kapital, huruf miring, penulisan kata, akronim, tanda baca
LOGO Pertemuan 4. Waktu belajar 100 menit Penulisan huruf kapital, huruf miring, penulisan kata, akronim, tanda baca Outline 1 Penulisan Huruf Kapital 2 Penulisan Huruf Miring 3 Penulisan Kata 4 Akronim
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI
LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROVINSI BALI ) No. 22/1968 18 Nopember 1968 No. 1/SK/DPRD-GR/1968 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN GIANYAR K E P U T U S A
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN PRESIDEN No. 180 TAHUN 1953 TENTANG PERATURAN TENTANG PEMERIKSAAN-KAS PADA PARA BENDAHARAWAN JANG MENERIMA UANG UNTUK DIPERTANGGUNG DJAWABKAN DARI KANTOR-KANTOR PUSAT PERBENDAHARAAN OLEH PARA
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1969 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1969 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa agar segala kegiatan jang akan menundjang pengembangan kepariwisataan jang merupakan faktor potensiil
Lebih terperinciSMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 2. TEKS DESKRIPSILatihan Soal 2.3
1. Penggunaan tanda koma yang tidak tepat Terdapat dalam kalimat... SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 2. TEKS DESKRIPSILatihan Soal 2.3 Saya akan menolongnya,walaupun hal itu cukup sulit hay,apa kabar?
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMAA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata : Bahasa Indonesia Kode Mata : DU 23111 Jurusan / Jenjang : D3 TEKNIK KOMPUTER Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa
Lebih terperinciPenggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2
Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2 Abstrak Bahasa Indonesia menjadi mata kuliah wajib di seluruh universitas, termasuk UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.
Lebih terperinciEkonomi TATA EJAAN BAHASA INDONESIA
Modul ke: TATA EJAAN BAHASA INDONESIA 13 Fakultas 1. Mampu memahami sejarah ejaan 2. Mampu memahami ruang lingkup ejaan 3. Mampu menerapkan kaidah tata ejaan dalam praktik penulisan Ekonomi Program Studi
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1970 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERBEKALAN DAN PERHUBUNGAN PADA LEMBAGA PEMILIHAN UMUM
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1970 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERBEKALAN DAN PERHUBUNGAN PADA LEMBAGA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa untuk kepentingan
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Menimbang
Lebih terperinciKAIDAH TATA TULIS. Oleh Novi Resmini Universitas Pendidikan Indonesia
KAIDAH TATA TULIS Oleh Novi Resmini Universitas Pendidikan Indonesia KAIDAH TATA TULIS Kaidah bahasa merupakan aturan pemakaian bahasa agar bahasa itu tetap terpelihara dalam perkembangannya. Dalam berbahasa,
Lebih terperinciPENGGUNAAN TANDA BACA
PENGGUNAAN TANDA BACA A. Tanda Titik (.) 1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Ayahku tinggal di Solo. Biarlah mereka duduk di sana. Dia menanyakan siapa yang akan
Lebih terperinciBAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA
BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA Fungsi Bahasa 1. Alat/media komunikasi 2. Alat u/ ekspresi diri 3. Alat u/ integrasi & adaptasi sosial 4. Alat kontrol sosial (Keraf,
Lebih terperinciTUGAS INDIVIDU MAKALAH BAHASA INDONESIA PENULISAN KATA
Makalah Penulisan Kata (Aminah. M - 054) TUGAS INDIVIDU MAKALAH BAHASA INDONESIA PENULISAN KATA DI SUSUN OLEH : NAMA : AMINAH. M. NIM : 1252132054 KELAS : B PRODI : BUSINESS ENGLISH FAKULTAS : BAHASA DAN
Lebih terperinciEJAAN YANG DISEMPURNAKAN
EJAAN YANG DISEMPURNAKAN A. PENGERTIAN EJAAN Ejaan dalam bahasa Inggris disebut spelling, to spell mengeja. Hornby mengatakan, spelling (i) the act writing or naming the letters of a word in order, (ii)
Lebih terperinciMODUL BAHASA INDONESIA KELAS XII EJAAN YANG DISEMPURNAKAN
YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 URS
Lebih terperinciTambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 7 th. Ke IV tgl. 1 Sept. 54 No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 6 TAHUN 1954.
Tjetakan ke 2 tgl. 1 Mei 1958. Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 7 th. Ke IV tgl. 1 Sept. 54 No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 6 TAHUN 1954. Tentang TAMAN PEMAKAIAN PEMELIHARAAN DAN
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB II DASAR-DASAR DAN KAIDAH BAHASA INDONESIA SEBAGAI RUJUKAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR Dra.Hj.Rosdiah
Lebih terperinciPENERAPAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN PADA SURAT PRIBADI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013
PENERAPAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN PADA SURAT PRIBADI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH Murniyati Gobel Dakia N. Djou Asna Ntelu JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN
Lebih terperinciPEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR TAHUN 2016 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR.../IT3/TU/2016 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciDi susun oleh: IRENG. Tugas Mata Kuliah KAPITA SELEKTA. Karya ini di buat oleh : MENU
Tugas Mata Kuliah KAPITA SELEKTA Di susun oleh: Karya ini di buat oleh : IRENG CECEP ALI NURDIN (0801569 / 04) DENY FERDIANSYAH B. (0803220 / 05) DIAN RATNASARI (0802116 / 06) TANDA BACA SEJARAH JANJI
Lebih terperinciMENGAJARKAN EJAAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR. Pitasari Rahmaningsih SD Muhammadiyah Mulyodadi, Bantul
MENGAJARKAN EJAAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR Pitasari Rahmaningsih SD Muhammadiyah Mulyodadi, Bantul Abstrak Ejaan merupakan dasar dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Ejaan digunakan sebagai bentuk baku
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN - NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Presiden Republik Indonesia,
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN - NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 40, 1955. BEA-MASUK DAN BEA-KELUAR-UMUM. PEMBEBASAN. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1955, tentang peraturan pembebasan
Lebih terperinciE-Class 12 Presentation
EYD () Pemakaian Huruf Penulisan Kata Pemakaian Tanda Baca Penulisan Unsur Serapan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2009 Penulis : Drs. Suparlan E-Class 12 Presentation Henki
Lebih terperinciPEMAKAIAN HURUF, PEMAKAIAN HURUF KAPITAL DAN PEMAKAIAN HURUF MIRING PADA BAHASA TULIS
PEMAKAIAN HURUF, PEMAKAIAN HURUF KAPITAL DAN PEMAKAIAN HURUF MIRING PADA BAHASA TULIS MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah Kapita Selekta Bahasa Indonesia Dosen : Dr. Prana
Lebih terperinciNSPK TATA NASKAH. Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI
NSPK TATA NASKAH Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN INFORMAL Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Norma,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. Tipe Humor Tuturan Tokoh dalam Rubrik Mblaketaket pada Koran Radar Banyumas Edisi Januari 2016 Penelitian tersebut telah dilakukan oleh Arief Panggih
Lebih terperinciDimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 8
Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 8 No.10/ 1971 DENGAN RACHMAT TUHAN JANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KOTAMADYA SURAKARTA Menetapkan Peraturan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) No. 43 Tahun 1970 1 September 1970 No: 8/P/LK/DPRD-GR/1970 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN KARANGASEM Menetapkan
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1970 TENTANG PEMBENTUKAN STAF PELAKSANA PEMILIHAN UMUM DI IRIAN BARAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1970 TENTANG PEMBENTUKAN STAF PELAKSANA PEMILIHAN UMUM DI IRIAN BARAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa untuk kepentingan kelantjaran pelaksanaan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR, Menimbang : bahwa dalam
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1970 TENTANG TATA-TJARA PENTJALONAN UNTUK PEMILIHAN ANGGOTA- ANGGOTA D.P.R., D.P.R.D. I DAN D.P.R.D II. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 31/1968 31 Desember 1968 No. 5/DPRD.GR.//1968- DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN TABANAN Menetapkan Peraturan
Lebih terperinciPENGGUNAAN TANDA BACA. Oleh AHMAD WAHYUDIN
PENGGUNAAN TANDA BACA Oleh AHMAD WAHYUDIN TANDA TITIK (.) 1. Tanda titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. 2. Tanda titik digunakan di belakang angka atau huruf dalam satu
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI )
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) NO. 7/1963 27 Pebruari 1963 No. : 6/DPRD-GR/1962,- Keputusan :Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Gotong Rojong Daerah Tingkat II Buleleng
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1958 TENTANG PENEMPATAN TENAGA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1958 TENTANG PENEMPATAN TENAGA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa untuk mendjamin bagian jang lajak dari
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR TERHADAP PENGGUNAAN EJAAN. Oleh: Yayah Churiyah
ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR TERHADAP PENGGUNAAN EJAAN Oleh: Yayah Churiyah Abstrak Selama ini menulis dianggap suatu keterampilan yang sulit. Banyak faktor yang mempengaruhi kesulitan
Lebih terperinciBahasa, Tanda Baca & Pencetakan Karya Ilmiah. #Sesi 7, Selasa 1 April 2014
Bahasa, Tanda Baca & Pencetakan Karya Ilmiah #Sesi 7, Selasa 1 April 2014 Kaidah Selingkung Kaidah selingkung adalah aturan-aturan yang sifatnya berlaku dalam lingkungan tertentu, misalnya departemen satu
Lebih terperinciSugeng winarna,m.pd EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD)
Sugeng winarna,m.pd EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD) 1. Pemakaian Huruf A B C D E Abjad Vokal Konsonan Pemenggalan Suku Kata Nama Diri (orang & tempat) 2. Penulisan Huruf A Huruf Kapital B Huruf Miring
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1969 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1969 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa perlu mengeluarkan petundjuk Pelaksanaan penjelenggaraan urusan hadji jang dimaksud dalam Keputusan
Lebih terperinciTATA CARA PENULISAN BUKU LAPORAN PROYEK AKHIR
TATA CARA PENULISAN BUKU LAPORAN PROYEK AKHIR A. Bahan dan ukuran Bahan dan ukuran mencakup : naskah, sampul, warna sampul, tulisan pada sampul dan ukuran. 1. Naskah Naskah dibuat pada kertas A5 (8,27
Lebih terperinciAKSARA ARAB MELAYU (JAWI) DAN NASKAH MELAYU
AKSARA ARAB MELAYU (JAWI) DAN NASKAH MELAYU Universitas Gadjah Mada 1 PELADJARAN I 1. Huruf Arab Indonesia, semula dinamai huruf Melaju Arab. Sesuai dengan perkembangan bahasa Melaju hingga mendjadi bahasa
Lebih terperinciPROSIDING SEMNAS KBSP V
TEKS CERITA INSPIRATIF SEBAGAI SALAH SATU BAHAN AJAR ALTERNATIF PEMBELAJARAN ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (PBSI) Irma Fika Nurfajar Mahasiswa
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 20152015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS UNIVERSITAS DIPONEGORO Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO, bahwa
Lebih terperinci2/2/2015 KEBAHASAAN DALAM KTI 1
2/2/2015 KEBAHASAAN DALAM KTI 1 RAGAM BAHASA BAHASA LISAN: 1. SANTAI, 2. BERBUNGA-BUNGA, 3. INTONASI, 4. LICENCIA POETICA, 5. MENGACU PADA KEBUTUHAN SOSIAL. BAHASA TULIS ILMIAH: 1. TEPAT, 2. JELAS, 3.
Lebih terperinciBERITA NEGARA. Tata Naskah Dinas. Pedoman. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
No.215, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Tata Naskah Dinas. Pedoman. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 15 TAHUN 1971 TENTANG TUNDJANGAN CHUSUS PEMBINAAN KEUANGAN NEGARA KEPADA PEGAWAI DEPARTEMEN KEUANGAN PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka usaha peningkatan dan pengamanan
Lebih terperinciUndang-undang 1946, No. 22 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Undang-undang 1946, No. 22 PENTJATATAN NIKAH. Peraturan tentang pentjatatan nikah, talak dan rudjuk. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : 1) bahwa peraturan pentjatatan nikah, talak dan rudjuk seperti
Lebih terperinciKEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MEMAHAMI PENGGUNAAN HURUF KAPITAL DAN TANDA BACA
KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MEMAHAMI PENGGUNAAN HURUF KAPITAL DAN TANDA BACA YULINA Guru SD Negeri 002 Muara Lembu Kecamatan Singingi anayuli.teacher@gmail.com ABSTRAK Jenis penelitian yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas menulis tidak pernah lepas dalam kehidupan sehari-hari di berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan bentuk kesalahan dalam
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1948 TENTANG PENGAWASAN PERBURUHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Status : Mendjadi UU No.3 Th.1951 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1948 TENTANG PENGAWASAN PERBURUHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk mengawasi berlakunja Undang-undang
Lebih terperinciTambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 1 th. Ke V tgl. 1 Djan PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 1 TAHUN 1955.
Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 1 th. Ke V tgl. 1 Djan. 1955. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 1 TAHUN 1955. Tentang TANDA-NOMOR DAN SURAT-TANDA-NOMOR BAGI KENDARAAN BERMOTOR DEWAN PERWAKILAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... MOTTO... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... PERSEMBAHAN...
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... MOTTO... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI... DAFTAR TRANSLITERASI... SURAT PERNYATAAN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI
LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROVINSI BALI ) No. 12/1968 30 Agustus 1968 No. 1/DPRD.GR/1966. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN TABANAN Menetapkan Peraturan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Anggota Kelompok A.Khoirul N. Khoirunnisa M. J. Fida Adib Musta in Sub Pokok Bahasan EYD DIKSI KEILMUAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI SAMPUL DALAM... SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBNG... PENGESAHAN... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBNG... PENGESAHAN... MOTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TRANSLITERASI... DAFTAR ISI... DAFTAR TRANSLITERASI...
Lebih terperinciKutipan dari Lembaran Kota Besar Ska. No. 3 th. II tg. 27 Des PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 2 tahun TENTANG PEMADAM API
Kutipan dari Lembaran Kota Besar Ska. No. 3 th. II tg. 27 Des.1952. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 2 tahun 1952. TENTANG PEMADAM API DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH SEMENTARA KOTA BESAR SURAKARTA
Lebih terperinciEJAAN DAN MORFOLOGI PERTEMUAN KETIGA
EJAAN DAN MORFOLOGI PERTEMUAN KETIGA Pengertian EJAAN Ejaan ialah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran melalui huruf, menetapkan tanda-tanda baca, memenggal kata, dan bagaimana
Lebih terperinciBAB 4 EJAAN. I. Pemakaian Huruf (cukup jelas) II. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
BAB 4 EJAAN 1. Pemakaian Huruf Kapital, Huruf Miring, dan Huruf Tebal 2. Penulisan Kata 3. Penulisan Unsur Serapan 4. Pemakaian Tanda Baca I. Pemakaian Huruf (cukup jelas) II. Pemakaian Huruf Kapital dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam penggunaannya mengikuti syarat dan kaidah bahasa. Dengan mengikuti
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat dapat dipahami jika dalam penggunaannya mengikuti syarat dan kaidah bahasa. Dengan mengikuti syarat dan kaidah
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 13 tahun 1970 29 April 1970 No. 2/DPRDGR/A/Per/15. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN BULELENG Menetapkan Peraturan
Lebih terperinciINTERNSHIP & CAREER DEVELOPMENT (ICD) FE UNS 1
FORMAT LAPORAN KULIAH MAGANG KERJA MAHASISWA PROGRAM S1 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA A. KANDUNGAN ISI LAPORAN Secara umum, laporan Kuliah Magang Kerja Mahasiswa terdiri dari tiga
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 32 tahun 1970 19 Agustus 1970 No. 3/PD/26/1970. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN KLUNGKUNG Menetapkan peraiuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 6. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemprosesan Surat Masuk Rahasia di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2013 tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Lebih terperinciVaria No. 406 Hal (26 Januari) Usmar Ismail tentang kesenian nasional Kegairahan untuk mentjipta harus di-kobar2kan lagi
Hasil ketik ulang dari dokumen asli (dokumen asli terlampir di bawah) : Varia No. 406 Hal. 4 1966 (26 Januari) Usmar Ismail tentang kesenian nasional Kegairahan untuk mentjipta harus di-kobar2kan lagi
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI BALI
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. :18/1969. 2 Mei 1969 No.5/DPRD-GR/1966 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI BALI Menetapkan Peraturan Daerah sebagai
Lebih terperinciVol. 14, No. 1, April 2015
INDEKS PENULIS Ahmad Zulva Adi Alief Rakhman Setyanto Andreyanto Ramdani Bhimo Rizky Samodra Dwi Nuraini Ihsan Gusniarti Helmiatin Jati Waskito Khoirunnisa Novia Nengsih Nur Mawaddah Sharfina Putri Kartika
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 51 tahun Oktober 1969
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 51 tahun 1969 16 Oktober 1969 No. 4/DPRDGR/A/Per/23 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN BULELENG Menetapkan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) No. 66 tahun 1970 20 November 1970 No: 11/DPRD-GR/A/Per/29 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN BULELENG Menetapkan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI
LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROVINSI BALI ) No. 11/1968 21 April 1968 No. 510 a/dprdgr/a/ii/4/23. LAMPIRAN dari surat keputusan Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Gotong Rojong
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1958 TENTANG PENGGUANAAN LAMBANG NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1958 TENTANG PENGGUANAAN LAMBANG NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa perlu diadakan peratuaran tentang penggunaan Lambang Negara
Lebih terperinciINDEKSING. Esensi: Jurnal Bisnis dan Manajemen telah tercakup (indeksing dan abstrak) pada lembaga pengindeks berikut:
INDEKSING Esensi: Jurnal Bisnis dan Manajemen telah tercakup (indeksing dan abstrak) pada lembaga pengindeks berikut: Directory of Open Access Journal (DOAJ) CrossRef Goggle Scholar SINTA Portal Garuda
Lebih terperinciPEDOMAN TATA PERSURATAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET Nomor : 437/H27/HK/2010 TENTANG PEDOMAN TATA PERSURATAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 KATA PENGANTAR Penyusunan
Lebih terperinciArtikel dan Kontributor
INDEKS PENULIS Ali Rama Ayu Zakya Lestari Dewi Sartika Bahrul Yaman Haryo Kuncoro Heri Setiawan Istiqomah Rahmawati Roikhan Mocd. Aziz Siti Herni Rochana Siti Suharyanti Ummi Duwita Utami Baroroh 172 INDEKS
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN DJEMBRANA
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 5 tahun 1969 27 Pebruari 1969 No. : 6/Kep/D.P.R.D.G.R./1968 Keputusan : Dewan Rakjat Daerah Gotong Rojong Kabupaten Djembana Tanggal
Lebih terperinciPENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 43 tahun Djuli 1969 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH KABUPATEN BANGLI
PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 43 tahun 1969 18 Djuli 1969 No: I/PD/DPRDGR/1969. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH KABUPATEN BANGLI Menetapkan Peraturan Daerah jang berikut
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar (SD) merupakan pembelajaran yang paling utama. Kompetensi hasil belajar siswa di
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA N o.135 TAHUN KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN PRESIDEN N o.135 TAHUN 1951. KAMI, PRESIDEN Menimbang : bahwa dipandang perlu sekali Indonesia, sebagai anggauta "INTERNATIONAL TELECOMMUNICATION UNION" (I. T. U.), ikut serta dalam "KONPERENSI
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN EYD DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 JUWIRING KLATEN NASKAH PUBLIKASI
ANALISIS PENGGUNAAN EYD DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 JUWIRING KLATEN NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program
Lebih terperinciEjaan yang Disempurnakan
Ejaan yang Disempurnakan A. Pengertian Ejaan Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran, dan bagaimana menghubungkan serta memisahkan lambang-lambang. Secara teknis, ejaan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Hal yang menyebabkan kalimat menjadi bidang kajian bahasa yang penting tidak lain karena melalui kalimatlah seseorang dapat menyampaikan maksudnya dengan jelas. Akan tetapi,
Lebih terperinciTambahan Lembaran Kota Besar Ska No. 2 th. Ke IV tg. 1 April 1954 No. 1
Tambahan Lembaran Kota Besar Ska No. 2 th. Ke IV tg. 1 April 1954 No. 1 PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 1 TAHUN 1954, TENTANG SURAT MENGEMUDI KENDARAAN TIDAK BERMOTOR. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT
Lebih terperinci2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara
No.2099, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR74 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS X AK 3 SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI. Oleh Tuti Mardianti ABSTRAK
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS X AK 3 SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI Oleh Tuti Mardianti ABSTRAK Mardianti, Tuti. 2014. Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Karangan Siswa Kelas X AK 3
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENGESAHAN...iii. PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... v. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...
PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN...iii PERSEMBAHAN... iv MOTTO... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TRANSLITERASI... xii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...
Lebih terperinciCatatan: J.P. van Bruggen H. van der Giessen Otto von Bismarck Vasco da Gama
F. Huruf Kapital 1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Dia membaca buku. Apa maksudnya? Kita harus bekerja keras. Pekerjaan itu akan selesai dalam satu
Lebih terperinci