BAB 2 LANDASAN TEORI. RFID adalah proses identifikasi seseorang atau objek dengan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. RFID adalah proses identifikasi seseorang atau objek dengan"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Radio Frequency Identification (RFID) Pengenalan RFID RFID adalah proses identifikasi seseorang atau objek dengan menggunakan frekuensi transmisi radio. RFID menggunakan frekuensi radio untuk membaca informasi dari sebuah device kecil yang disebut tag atau transponder (Transmitter + Responder). Tag RFID akan mengenali diri sendiri ketika mendeteksi sinyal dari device yang kompatibel, yaitu pembaca RFID (Micro-Reader). RFID merupakan teknologi identifikasi yang fleksibel, mudah digunakan, dan sangat cocok untuk operasi otomatis. RFID mengkombinasikan keunggulan yang tidak tersedia pada teknologi identifikasi yang lain. RFID dapat disediakan dalam bentuk tag yang hanya dapat dibaca saja (Read Only) atau dapat dibaca dan ditulis (Read/Write), tidak memerlukan kontak langsung maupun jalur cahaya untuk dapat beroperasi, dapat berfungsi pada berbagai variasi kondisi lingkungan, dan menyediakan tingkat integritas data yang tinggi. Sebagai tambahan, karena teknologi ini sulit untuk dipalsukan, maka RFID dapat menyediakan tingkat keamanan yang tinggi. Pada sistem RFID umumnya, tag atau transponder ditempelkan pada suatu objek. Setiap tag membawa dapat membawa informasi yang unik, di antaranya: nomor seri, model, warna, tempat perakitan, dan data lain dari objek tersebut. Ketika tag ini melalui medan yang dihasilkan oleh pembaca RFID yang 7

2 8 kompatibel, tag akan mentransmisikan informasi yang ada pada tag kepada pembaca RFID, sehingga proses identifikasi objek dapat dilakukan. Sistem RFID terdiri dari empat komponen, di antaranya seperti dapat dilihat pada gambar 2.1: Tag: Ini adalah device yang menyimpan informasi untuk identifikasi objek. Tag RFID sering juga disebut sebagai transponder. Antena: untuk mentransmisikan sinyal frekuensi radio antara pembaca RFID dengan tag RFID. Pembaca RFID(Micro-Reader): adalah alat yang kompetibel dengan tag RFID yang akan berkomunikasi secara wireless dengan tag. Software Aplikasi: adalah aplikasi pada sebuah workstation atau PC yang dapat membaca data dari tag melalui pembaca RFID. Baik tag dan pembaca RFID diperlengkapi dengan antena sehingga dapat menerima dan memancarkan gelombang elektromagnetik. Gambar 2.1 Sistem RFID Walaupun teknologi RFID telah hadir selama hampir 20 tahun, belum ada standar data tunggal untuk satuan maupun untuk aplikasi industri. Sebagai

3 9 tambahan terhadap biaya per label, ketiadaan suatu standar data yang jelas juga menjadi suatu faktor yang membatasi penggunaan RFID secara luas Tag RFID Tag RFID adalah komponen yang dibuat dari rangkaian elektronika dan antena yang terintegrasi di dalam rangkaian tersebut. Rangkaian elektronik dari tag RFID umumnya memiliki memori sehingga tag ini mempunyai kemampuan untuk menyimpan data. Memori pada tag secara dibagi menjadi sel-sel. Beberapa sel menyimpan data Read Only, misalnya nomor seri yang unik yang disimpan pada saat tag tersebut diproduksi. Sel lain pada RFID mungkin juga dapat ditulis dan dibaca secara berulang. IC dari tag : Gambar 2.2 Arsitektur IC pada Tag RFID

4 10 Paper labels with conductive silver ink antennas Flexible label with an aluminum antenna Gambar 2.3 Contoh Tag (13,56 MHz) Gambar 2.4 Kumparan pada Chip Tag Kelas Tag Berdasarkan catu daya tag, tag RFID (Radio Frequency Identification) dapat digolongkan menjadi: Tag Pasif: yaitu tag yang catu dayanya diperoleh dari medan yang dihasilkan oleh pembaca RFID. Rangkaiannya lebih sederhana, harganya lebih murah, ukurannya kecil, dan lebih ringan. Kelemahannya adalah tag hanya dapat mengirimkan informasi dalam jarak yang terbatas 4-5m ketika menggunakan frekuensi UHF ( 860 MHz 930 MHz).

5 11 Tag Semi-Pasif: yaitu tag yang memiliki baterai terintegrasi dan oleh karena itu tidak memerlukan energi dari medan pembaca untuk menggerakkan chip itu. Ini memungkinkan tag untuk berfungsi dengan tingkatan sinyal yang lebih rendah, menghasilkan jarak yang lebih besar sampai kepada 100 meter. Jaraknya terbatas karena tag tidak mempunyai pemancar terintegrasi, dan masih perlu menggunakan medan pembaca untuk komunikasi kembali ke pembaca itu. Tag Aktif: yaitu tag yang catu dayanya diperoleh dari baterai, sehingga akan mengurangi daya yang diperlukan oleh pembaca RFID dan tag dapat mengirimkan informasi dalam jarak yang lebih jauh (sampai beberapa kilometer). Kelemahan dari tipe tag ini adalah harganya yang mahal dan ukurannya yang lebih besar karena lebih komplek. Semakin banyak fungsi yang dapat dilakukan oleh tag RFID maka rangkaiannya akan semakin komplek dan ukurannya akan semakin besar. Tag RFID telah sering dipertimbangkan untuk digunakan sebagai barcode pada masa yang akan datang. Pembacaan informasi pada tag RFID tidak memerlukan kontak sama sekali. Karena kemampuan rangkaian terintegrasi yang modern, maka tag RFID dapat menyimpan jauh lebih banyak informasi dibandingkan dengan barcode. Fitur pembacaan jamak pada teknologi RFID sering disebut sebagai anti-collision.

6 12 Barcode RFID Transmisi data Optik Elektromagnetik Ukuran data 48 bit (Code-39) bit Modifikasi data Tidak bisa Bisa&Tidak Bisa Posisi pembawa data Kontak cahaya Tanpa kontak Jarak Komunikasi Dari cm sampai meter Dari cm sampai km Supseptibilitas Lingkungan Debu Dapat diabaikan Pembacaan jamak Tidak bisa Bisa Tabel 2.1 Perbandingan Teknologi Barcode dengan RFID Pembagian kelas RFID adalah berdasarkan kemampuan untuk membaca dan menulis data. EPC (Electronic Product Code) global mengelompokkannya menjadi lima kelas yaitu : Class 0 Read Only Factory Programmed Tipe ini adalah tipe yang paling sederhana, yang hanya mengandung nomor seri, EPC ditulis sekali ke dalam tag selama produksi. Datanya kemudian tidak dapat diubah lagi. Kelas 0 juga digunakan untuk menentukan kategori tag yag disebut EAS (Electronic Artilce Surveilance) atau alat anti pencuri, yang tidak mempunyai nomor seri, hanya mendeteksi keberadaannya saat melewati antena. Class 1 Dalam kelas ini, tag dihasilkan dengan tidak ada data yang ditulis ke dalam memori. Data kemudian bisa ditulis baik oleh pabrik tag atau oleh pemakai tetapi hanya sekali. Selanjutnya tag tidak dapat ditulis lagi dan tag

7 13 hanya dapat dibaca. Tag jenis ini umumnya digunakan sebagai identifikasi sederhana. Class 2 Tipe ini adalah tipe yang paling fleksibel, di mana pemakai mempunyai akses untuk membaca dan menulis data ke dalam memori tag. Tag ini biasa digunakan untuk mencatat data, dan oleh karena itu berisi lebih banyak memori dibanding dengan yang hanya digunakan untuk pengenal sederhana. Class 3 Tag ini berisi sensor terintegrasi untuk parameter perekaman seperti temperatur, tekanan, dan gerakan, yang dapat direkam dengan menulis ke dalam memori tag. Pembacaan sensor dapat diambil tanpa ada pembaca, tag dapat berupa tag aktif maupun tag semi-pasif. Class 4 Tipe ini seperti miniatur radio yang dapat berkomunikasi dengan tag dan alat lain tanpa adanya suatu pembaca. Ini berarti mereka dengan sepenuhnya aktif dengan sumber baterai mereka sendiri Frekuensi Kerja RFID Ada beberapa band frekuensi yang digunakan untuk sistem RFID. Pemilihan dari frekuensi kerja sistem RFID akan mempengaruhi jarak komunikasi, interferensi dengan frekuensi sistem radio lain, kecepatan komunikasi data, dan ukuran antena. Untuk frekuensi yang rendah umumnya digunakan tag pasif, dan untuk frekuensi tinggi digunakan tag aktif.

8 14 Pada frekuensi rendah, tag pasif tidak dapat mentransmisikan data dengan jarak yang jauh, karena keterbatasan daya yang diperoleh dari medan elektromagnetik. Akan tetapi komunikasi tetap dapat dilakukan tanpa kontak langsung. Pada kasus ini hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah tag pasif harus terletak jauh dari objek logam, karena logam secara signifikan mengurangi fluks dari medan magnet. Akibatnya tag RFID tidak bekerja dengan baik, karena tag tidak menerima daya minimum untuk dapat bekerja. Frekuensi komunikasi yang digunakan tergantung pada suatu aplikasi, dan memiliki rentang dari 125 KHz sampai 2.45 GHz. Pada frekuensi tinggi, jarak komunikasi antara tag aktif dengan pembaca RFID dapat lebih jauh, tetapi masih terbatas oleh daya yang ada. Sinyal elektromagnetik pada frekuensi tinggi juga mendapatkan pelemahan (atenuasi) ketika tag tertutupi oleh es atau air. Pada kondisi terburuk, tag yang tertutup oleh logam tidak terdeteksi oleh pembaca RFID. Contoh aplikasi RFID yang memiliki jangkauan yang beraneka-ragam mulai dari beberapa centimeter hingga beberapa kilometer, aplikasi jarak pendek menggunakan frekuensi rendah, dapat berupa aplikasi pendeteksian barang di bagasi, absensi di area pendidikan maupun perkantoran, dll. Sedangkan untuk aplikasi jarak jauh, menggunakan RFID frekuensi tinggi, yaitu dapat berupa sistem pendeteksian letak seperti GPS (Global Positioning System).

9 15 LF HF UHF Microwave Frequency Range < 135 KHz MHz MHz 2.45GHz Typical Read Range < 0.5m ~ 1m ~ 4 5 m ~ 1m General Larger Antennas Less expensive than Good for reading Similar resulting in higher LF tags, Best suited multiple tags at long characteristics to cost tags. Least for applications that range. More UHF but faster susceptible to do not require long affected than LF and read rates. performance range reading of HF by performance Microwaves are degradations from high number of tags. degradations from much more metals and liquids This frequency has metals and liquids susceptible to the widest performance application scope. degradations from metals and liquids. Tag power source Mainly passive Mainly passive Active and passive Active and passive using inductive using inductive tags using E-Field tags using E-Field coupling (near coupling (near field) back scatter in the back scatter in the field) far field far field Typical applications Access Control, Smart cards, Supply Chain- Electronic toll Animal tagging, AccessControl, pallet and Box collection, Real Vehicle Payment, ID, Item tagging, Baggage Time Location of immobilizers level tagging, Handling, electronic goods. baggage control, toll collection. Biometrics, Libraries, laundries, Transport, Apparel Notes Largest installed Currently the most Different 5.8 GHz more or base due to widely available frequencies and less abandoned for mature technology. high frequency power allocated by RFID However will be world-wide due to different countries overtaken by the adoption of US 4W(EIRP) higher frequencies smart cards in 915MHz, Europe transport. 0.5W (ERP) 868 MHz.

10 16 Multiple Tag Read Rate Ability to read near metal or wet surfaces Slower Better Faster Worse Passive Tag Size Larger Smaller Tabel 2.2 Frekuensi RFID Standar Tag Salah satu aspek penting dalam teknologi RFID adalah masalah peraturan dan standar. Mereka dirancang untuk memastikan keamanan operasi yang berhubungan dengan peralatan radio dan peralatan elektronik lainnya, dan menjamin interoperabilas antar tag dan pembaca lain yang berasal dari pabrik yang berbeda. Peraturan sebagian besar terkait dengan pancaran energi dari pembaca dan alokasi bidang frekuensi, sedangkan standar seperti ISO (International Standards Organization) menentukankan antar-muka komunikasi udara antara pembaca ke tag dan tag ke pembaca, dan meliputi parameter seperti: Protokol komunikasi Jenis Sinyal Modulasi Data coding dan frame Kecepatan transmisi data Anti-Collision (pendeteksian dan penyortiran dari banyak tag di dalam bidang pembaca pada waktu yang sama) Sejarah standar RFID 10 tahun yang lalu jauh dari ideal, mengarah ke banyak kebingungan dan variasi. Situasi pada rantai persediaan dan manajemen

11 17 barang tidak berbeda. Beberapa prakarsa sedang dibuat untuk mencoba dan menyelaraskan keduanya ke dalam satu standar global, yang mana akan menjadi jalan keluar untuk memastikan adopsi secara luas, dan volume tag RFID yang tinggi di dalam rantai persediaan. Tabel 2.3 Evolusi Standar EPCglobal Pembaca RFID ( RFID Reader ) Pembaca adalah suatu unsur kunci pada setiap sistem RFID, dan merupakan bagian dari proses pemilihan dan evaluasi produk. Sampai saat ini dalam pengembangan untuk rantai persediaan, pembaca sebagian besar digunakan dalam sistem kontrol akses, yang berarti bahwa permasalahan dalam menangani jumlah tag dan volume barang yang banyak bukan merupakan isu serius. Sebuah pembaca RFID harus dapat melakukan dua hal penting, yaitu: Menerima perintah dari software aplikasi Berkomunikasi dengan tag RFID

12 18 HF Reader UHF EPC Reader Gambar 2.5 Pembaca RFID Pembaca RFID merupakan penghubung antara software aplikasi dengan antena yang akan meradiasikan gelombang radio ke tag RFID. Gelombang radio yang diemisikan oleh antena berpropagasi pada ruangan di sekitarnya. Akibatnya data dapat berpindah secara wireless ke tag RFID yang berada berdekatan dengan antena Kriteria Utama Pembaca RFID Frekuensi Operasi (LF, HF atau UHF) - Beberapa perusahaan sedang mengembangkan pembaca RFID multi-frekuensi Ketangkasan Protokol - Mendukung protokol tag yang berbeda (ISO, EPC, proprietary) - Kebanyakan perusahaan menawarkan dukungan multiprotokol, tetapi tidak mendukung semuanya

13 19 Kemampuan untuk menghubungkan beberapa pembaca RFID secara bersamaan - via concentrators - via middleware Pengaturan banyak antena - Umumnya 4 antena / pembaca - Bagaimana antena di-polled atau multiplexed Adaptasi ke kondisi antena - Dynamic auto-tuning I/O Digital untuk sensor eksternal dan rangkaian kendali Antena Pembaca Dalam suatu sistem RFID, antena pembaca merupakan bagian yang paling rumit untuk dirancang. Untuk cakupan pendek (< 10cm) aplikasi HF seperti kendali akses, antena cenderung terintegrasi di dalam pembaca. Untuk cakupan aplikasi yang lebih panjang, HF (10cm < 1m) atau UHF(< 3m), antena hampir selalu eksternal, dan dihubungkan dekat dengan pembaca melalui suatu kabel koaksial yang terlindungi dan memiliki impedansi yang sesuai. Selagi antena mungkin dibeli sebagai produk jadi, sering diperlukan pengembangan aplikasi versi spesifik. Desain dan prinsip antena secara radikal berbeda pada jangkauan frekuensi LF, HF dan UHF. Sesungguhnya tidak sepenuhnya benar untuk mengatakan sistem kopel induktif seperti HF menggunakan antena, sebab mereka bekerja dalam medan dekat di mana tidak ada perambatan EM (Elektromagnetis).

14 20 Mayoritas antena RFID perlu disetel pada resonansi dari frekuensi operasi. Ini akan menghindarkannya pada efek eksternal, dimana dapat berdampak pada jarak komunikasi antena tersebut Back-End Database Pembaca dapat menggunakan isi tag sebagai kunci pencarian ke suatu back-end database. Back-end database dapat berhubungan dengan informasi produk, catatan atau informasi manajemen. Database independen mungkin dibangun oleh seseorang dengan akses ke isi tag. Ini mengijinkan para pemakai tidak berkaitan sepanjang rantai persediaan produk untuk membangun aplikasi mereka sendiri. Diasumsikan bahwa suatu koneksi yang aman ada antara suatu back-end database dan pembaca tag. Untuk analisa protokol, kadang-kadang berguna untuk melibatkan pembaca dan back-end database ke dalam kesatuan tunggal. Pada kasus lain, pembaca mungkin diperlakukan sebagai suatu saluran yang tidak dipercayai antara database dan tag. 2.2 FPGA (Field-Programable Gate Array) FPGA (Field Programable Gate Array) merupakan salah satu tipe dari PLD (Programable Logic Device) atau komponen logic yang dapat diprogram sesuai dengan keinginan pemakai. FPGA terdiri dari tiga komponen utama, yaitu Configurable Logic Block (CLB), Switch Matrix, dan Input/Output Block (IOB) (Gambar 2.6). (Mano dan Kime, 2001, p )

15 21 Gambar 2.6 Tiga Komponen Utama FPGA CLB merupakan array dari blok-blok atau elemen untuk mengkonfigurasi atau membangun logika. Blok-blok dasar yang membangun sebuah CLB disebut logic cell (LC). Setiap LC mengandung 4-input function generator, carry logic, dan storage element. Setiap CLB terdiri dari empat buah LC yang dikelompokan ke dalam dua slice yang serupa (Gambar 2.7). (Xilinx Inc., 2003, p3)

16 22 Gambar 2.7 Skematik Sebuah Slice Masing-masing CLB dapat diprogram dengan fungsi logic yang diinginkan. Hubungan antara CLB dengan masukan dan keluaran pin dapat diprogram melalui PSM. CLB sendiri terdiri dari komponen-komponen, terutama Random Access Memory (RAM) dan multiplexer. RAM di dalam CLB terutama digunakan sebagai Look Up Table (LUT) yang akan menyimpan data sesuai dengan fungsi logic yang ingin dibentuk. Alamat dari LUT ini menjadi masukan

17 23 bagi fungsi logic, dan outputnya dihasilkan dari data yang tersimpan di dalam LUT. 4-input function generator diimplementasikan sebagai 4-input look-up table (LUT). Setiap LUT dapat menyediakan 16x1-bit synchronous RAM. Sehingga dua LUT dalam sebuah slice dapat disatukan untuk membentuk 16x2- bit atau 32x1-bit synchronous RAM atau 16x1-bit dual-port synchronous RAM. LUT juga dapat menyediakan 16-bit shift register yang cocok untuk menangkap data kecepatan tinggi atau burst-mode. (Xilinx Inc., 2003, p3). Storage element pada slice dapat dikonfigurasi sebagai edge-triggered D- type flip-flop atau sebagai level-sensitive latch. Masukkan pada D dapat melalui function generator di dalam slice maupun langsung dari masukan slice (tidak melalui function generator). (Xilinx Inc., 2003, p3) Switch Matrix menghubungkan ke dan dari CLB dan IOB yang dapat diprogram, yaitu dengan Pass Transistor Control. Long-line merupakan jenis persambungan jarak jauh, sedangkan Single-length menghubungkan antara CLB atau IOB yang bersebelahan. (Mano dan Kime, 2001, p ) Untuk dapat berinteraksi FPGA mempunyai IOB (Input Output Block) yang berfungsi sebagai penghubung rangkaian digital di dalam FPGA dengan komponen-komponen lain di luar chip FPGA. IOB dapat berfungsi sebagai port masukan maupun keluaran (Bidirectional) dengan masing-masing pin I/O FPGA terhubung ke satu IOB. IOB terdiri dari register dan three-state buffer. Register pada IOB berfungsi sebagai edge-triggered D-type flip-flop atau sebagai levelsensitive latch. Three-state buffer memungkinkan I/O pin digunakan sebagai

18 24 masukan, keluaran, atau masukan/keluaran (Gambar 2.8) (Xilinx,Inc,2000, p2-9). Gambar 2.8 Skematik IOB Keistimewaan dari IOB (Input Output Block), input dan output dapat mendukung banyak standar sinyalisasi. Standar sinyal untuk low-voltage bergantung pada V REF sedangkan untuk high-voltage bergantung pada V CCO. (Xilinx Inc., 2003, p1-3) Rangkaian weak-keeper terhubung dengan setiap output. Tegangan pada V REF harus menyediakan standar sinyal yang diinginkan agar rangkaian ini dapat memeriksa tegangan pada pad dan mengedalikan pin High atau Low sesuai

19 25 dengan sinyal input yang didapat melalui IOB input buffer. (Xilinx Inc., 2003, p2) Rangkaian Delay-Locked Loop (DLL) memungkinkan zero propagation delay, low clock skew dari sinyal clock keluaran yang disebarkan ke setiap device, dan clock domain control yang mutakhir. (Xilinx Inc., 2003, p20) Xilinx Spartan II FPGA (Field-Programable Gate Array) FPGA yang digunakan pada penelitian ini merupakan produk dari perusahaan Xilinx. FPGA ini memiliki arsitektur CLB (Configurable Logic Block) yang umum, flexible, dan Programable. Terdiri dari sebuah modul FPGA Xilinx Spartan II (Gambar 2.9a) dan sebuah rangkaian penyangga (Gambar 2.9b). (Xilinx Inc., 2001, p2) Gambar 2.9 Modul FPGA Xilinx Spartan II dan Rangkaian Penyangga Keluarga Xilinx Spartan II FPGA (Field-Programable Gate Array) ini memberikan tingkat penampilan yang tinggi, memiliki sumber logic yang besar dan kaya akan kelebihan-kelebihan. Terdiri dari 6 jenis device yang memiliki

20 26 beberapa jenis karakteristik, seperti yang tertera pada tabel dibawah (Tabel 2.4). (Xilinx Inc., 2001, p1) Tabel 2.4 Keluarga Xilinx Spartan II FPGA Xilinx Integrated Software Environment (ISE) WebPack seri 6.1i Untuk merancang Xilinx Spartan FPGA (Field-Programable Gate Array), digunakan software Xilinx Integrated Software Environment (ISE) WebPack seri 6.1i (Gambar 2.10). Software ini merupakan produk dari perusahaan Xilinx. Terdapat dua cara yang dapat digunakan untuk menjalankan software ini, yaitu dengan bahasa pemrograman VHDL (Very High Speed Integrated Circuit) Hardware Description Language dan desain skematik.

21 27 Gambar 2.10 Xilinx ISE WebPack seri 6.1i VHDL (VHSIC (Very High Speed Integrated Circuit) Hardware Description Language) VHDL adalah singkatan dari VHSIC Hardware Description Language, yang mana VHSIC adalah singkatan dari Very High Speed Integrated Circuit. VHDL merupakan standar yang dikembangkan oleh IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers). Standar yang digunakan secara luas adalah VHDL Sedangkan versi revisinya, VHDL masih dalam proses untuk menggantikan versi yang lama (Gambar 2.11). VHDL dapat digunakan sebagai dokumentasi, pembuktian, dan sintesa pada perancangan digital berukuran besar. VHDL menggunakan tiga pendekatan

22 28 untuk mendiskripsikan hardware. Ketiga pendekatan itu adalah metode structural, data flow, dan behavioral. ( VHDL.html, 2003) Metode structural membagi rancangan ke dalam beberapa blok agar mudah dimengerti dan diatur. Blok-blok tersebut kemudian dihubungkan hingga membentuk rancangan yang utuh. Setiap blok pada VHDL dapat disamakan dengan sebuah bagian yang berdiri sendiri yang disebut entity. Entity juga menggambarkan antarmuka rancangan. Component menggambarkan antarmuka dari entity yang nantinya akan digunakan sebagai sebuah instance (sub blok). Component instance adalah salinan lain dari sebuah component yang akan dihubungkan ke bagian (part) dan sinyal lain. Pada metode data flow, jalur digambarkan dengan menyatakan bagaimana input dan output dalam komponen primitif (seperti gerbang AND) terhubung. Bagian arsitektur mengambarkan operasi internal dari sebuah rancangan dan metode ini menentukan bagaimana aliran data dari input hingga output. Pendekatan dengan metode behavioral berbeda dengan dua metode sebelumnya, ia tidak benar-benar menggambarkan bagaimana rancangan diimplementasikan. Dasarnya adalah pendekatan kotak hitam (black box) dalam melakukan pemodelan, tidak perduli apa isi kotak hitam tersebut dan bagaimana cara kerjanya. Penjabaran behavioral didukung oleh process statement yang muncul dalam badan architecture declaration seperti pada saat menyatakan signal assignment. Isi dari process statement dapat diurutkan penulisannya seperti pada sequential statement yang ditemukan dalam bahasa pemrograman.

23 29 Gambar 2.11 VHDL Desain Skematik Merupakan salah satu cara yang digunakan dalam Xilinx Foundation Series dengan menggunakan rangkaian skematik yang dirangkai pada editor skematik (Gambar 2.12). Perbedaan yang mencolok antara Desain skematik dengan VHDL yaitu, Desain skematik menggunakan grafik atau gambar rangkaian pada skematik editor, sedangkan VHDL menggunakan source code atau bahasa pemrograman pada text editor. (Xilinx Foundation 2.1i., 2001, p97)

24 30 Gambar 2.12 Desain Skematik 2.3 Motor Langkah Yang dimaksud dengan motor adalah suatu komponen elektromekanikal yang dapat merubah energi listrik menjadi energi gerak (putar). Berbeda dengan motor biasa, dimana akan langsung berputar saat menerima tegangan, motor dapat dikendalikan dengan suatu driver sehingga hanya akan bergerak secara step/terpatah menuju titik koordinasi putaran tertentu. Motor langkah merupakan motor yang dikendalikan dengan menggunakan arus DC/searah. Selain motor langkah itu sendiri, masih terdapat beberapa jenis motor DC lainnya yang antara lain adalah motor DC shunt, motor DC seri, motor DC kompond pendek, motor DC kompond panjang, motor DC konvensional, dan lain-lain. Motor langkah itu sendiri dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

25 31 Motor langkah magnet permanen (Permanent magnet stepper motor) Gambar 2.13 Motor Langkah Dengan Magnet Permanen Keunggulan dari motor langkah jenis ini adalah ia mempunyai rotor/penggerak yang terbuat dari magnet permanen, oleh karena itu torsi/gaya putaran yang dihasilkannya cukup besar, namun akibatnya ia tidak memiliki kecepatan langkah yang tinggi. Motor ini mempunyai sudut perlangkah sebesar 1,8 derajat sampai dengan 90 derajat. Keunggulan lain dari motor langkah jenis ini adalah bahwa arus yang dibutuhkan oleh motor ini relatif kecil, memiliki ketelitian yang cukup baik, dan sistemnya tidak memerlukan umpan balik untuk dapat mengetahui posisi motor.

26 32 Motor langkah variabel reluktansi (Varible relutance stepper motor) Gambar 2.14 Cross-section dari Variabel Reluktansi Motor langkah jenis ini mempunyai rotor yang bersifat ferromagnetik dan mempunyai banyak katup. Ferromagnetik itu berarti bahwa magnet rotor tersebut bukanlah berasal dari magnet permanen, melainkan dibuat dari bahan dasar yang memiliki tingkat permeabilitas magnetik tinggi, seperti contohnya besi, kobalt, dan lainnya. Torsi yang dihasilkannya oleh motor langkah variable reluktansi lebih kecil dari motor langkah magnet permanen tetapi ia mempunyai kecepatan langkah yang tinggi. Motor ini menghasilkan sudut per-step sebesar 7,5 derajat sampai dengan 30 derajat.

27 33 Motor langkah hibrida (Hybrid stepper motor) Motor langkah ini lebih mahal dari motor langkah magnet permanen, namun ia juga memiliki kinerja yang paling baik. Sifat yang dimiliki oleh motor langkah ini merupakan kombinasi dari kedua jenis motor langkah di atas. Torsi yang dihasilkan besar dan dapat bekerja pada kecepatan langkah yang tinggi. Sudut per-step yang dihasilkan sebesar 3,6 derajat sampai dengan 0,9 derajat ( langkah per putaran). Gambar 2.15 Cross-section dari Motor Hybrida Prinsip Kerja Motor Langkah Sebuah motor langkah akan mengkonversi signal pulsa elektronik menjadi gerakan mekanik diskrit. Kumparan dari motor langkah akan berotasi dalam langkah diskrit input sinyal, pulsa elektronik diberikan dalam urutan yang sesuai. Rotasi motor memiliki hubungan secara langsung terhadap beberapa kombinasi sinyal pulsa input. Kombinasi urutan sinyal input akan berpengaruh

28 34 terhadap arah tujuan dari pergerakan motor. Kecepatan dari rotasi motor dipengaruhi oleh frekuensi sinyal pulsa input, dan jarak dari rotasi dipengaruhi dari kombinasi sinyal pulas input yang diberikan. Gambar 2.16 Motor Langkah yang Memiliki Dua Buah Stator Bentuk dasar dari sebuah motor langkah yang sederhana terdiri dari sebuah rotor dan sebuah stator. Rotor berfungsi sebagai magnet permanen, sedangkan stator memiliki lilitan kumparan yang dapat membentuk kutub magnet. Apabila kutub magnet stator dan rotor sama, maka kedua magnet akan saling tolak-menolak dan meyebabkan rotor akan berputar. Arah perputaran dapat terjadi dua arah, tergantung pada faktor mekanik dari motor langkah itu sendiri. Sedangkan besarnya perputaran yaitu sebesar 180 derajat. Untuk motor langkah yang terdiri dari dua buah stator dan sebuah rotor, prinsip kerjanya sama dengan motor langkah yang terdiri dari sebuah stator dan sebuah rotor.

29 Mode Langkah Berikut ini adalah mode langkah yang paling umum digunakan dalam motor langkah: Wave Drive (1 fasa) Full Step Drive (2 fasa) Half Step Drive (1 dan 2 fasa) Pada mode langkah wave drive hanya satu lilitan yang diberikan energi pada suatu waktu. Stator akan diberikan energi menurut urutan A B A B dan langkah rotor dari Kekurangan dari mode ini adalah pada motor jenis unipolar hanya akan 25% dan pada bipolar motor hanya 50% dari total energi lilitan yang akan digunakan pada suatu waktu. Ini berarti maka torsi yang dihasilkan oleh motor tidak akan pernah bernilai maksimum. Apabila arus listrik dan arah rotor membentuk konfigurasi listrik magnet, maka rotor akan berputar sebesar 90 derajat berlawanan arah jarum jam (CCW). Perputaran ini disebut sebagai langkah penuh (full step). Pada mode ini urutan pemberian energi pada stator adalah AB AB AB AB. Sedangkan tahapan rotor akan bergerak menurut posisi Apabila magnet permanen dan medan listrik maka rotor akan berputar sebesar 45 derajat searah jarum jam (CW). Perputaran ini disebut sebagai setengah langkah (half step). Apabila motor langkah terdiri dari empat pasang stator, maka besar langkah penuh yaitu sebesar 45 derajat dan setengah langkah sebesar 22,5 derajat.

30 36 Gambar 2.17 Motor Langkah Bipolar dan Unipolar 2.4 Visual Basic Visual Basic pada dasarnya adalah bahasa pemrograman computer tingkat tinggi (High Level Language) dimana instruksi-instruksinya sudah seperti bahasa manusia sehingga lebih mudah untuk dimengerti. Beberapa kemampuan atau manfaat dari Visual Basic adalah: Dapat digunakan untuk membuat program aplikasi berbasis windows dengan mudah dan cepat, dimana menghasilkan program akhir berekstensi.exe yang sifatnya executable, atau langsung dapat dijalankan. Dapat digunakan untuk membuat objek-objek pembantu program seperti misalnya control ActiveX, file Help, aplikasi Internet, dan sebagainya.

31 37 Visual Basic merupakan sebuah pengembangan dari bahasa BASIC (Beginner s All Purpose Symbolic Instruction Code). Pada mulanya BASIC dirancang dengan tujuan untuk dapat digunakan oleh para programmer pemula. Visual Basic masih tetap mempertahankan beberapa syntax atau format penulisan program yang ada dalam bahasa BASIC Sistem Basis Data Yang dimaksud dengan Sistem Basis Data pada Visual Basic adalah sekumpulan data pada form atau tabel yang dapat diakses, dimanipulasi, dan diatur sedemikian rupa sehingga memenuhi keinginan pengguna. Tabel dan form adalah suatu unsur utama dalam database, dan Visual Basic telah menyediakan itu semua secara terintegrasi, dan sudah dapat dibangun dengan berdasarkan wizard yang ada di dalamnya. Salah satu format Basis Data yang tersedia pada Visual Basic adalah Microsoft Access Database. Format itu pula yang digunakan oleh penulis dengan alasan paling mudah, dan paling banyak digunakan pada Sistem Basis Data lainnya.

32 38 Gambar 2.18 Tampilan Visual Data Manager Komunikasi dengan Hardware Dikenal dua cara komunikasi data secara serial, yaitu komunikasi data serial secara sinkron dan komunikasi data serial secara asinkron. Pada komunikasi data sinkron, clock dikirimkan secara bersama-sama dengan data serial, sedangkan komunikasi data serial asinkron, clock tidak dikirimkan bersaman data serial, tetapi dibangkitkan secara sendiri-sendiri baik pada sisi pengirim (transmitter) maupun pada sisi penerima (receiver). Pada IBM PC kompatibel port serialnya temasuk jenis asinkron. Komunikasi data serial ini dikerjakan oleh UART (Universal Asychronous Receiver / Transmitter). IC UART dibuat khusus untuk mengubah data paralel menjadi data serial dan kemudian diubah lagi menjadi data paralel.

33 39 Pada UART, kecepatan pengiriman data (baud rate) dan fase clock pada sisi pengirim dan sisi penerima harus sinkron. Untuk itu diperlukan sinkronisasi antara pengirim dan penerima. Hal ini dilakukan oleh bit Start dan bit Stop. Ketika saluran transmisi dalam keadaan idle, output UART adalah dalam keadaan logika 1. Ketika pengirim ingin mengirimkan data, output UART akan diset terlebih dahulu ke logika 0 untuk waktu satu bit. Sinyal ini pada receiver akan dikenali sebagai sinyal Start yang digunakan untuk mensinkronkan fase clocknya sehingga sinkron dengan fase clock pengirim. Selanjutnya, data akan dikirim secara serial dari bit paling rendah (bit 0) sampai bit tertinggi. Selanjutnya, akan dikrim sinyal Stop sebagai akhir dari pengiriman data serial. Port Paralel atau Port Printer sebenarnya terdiri dari tiga bagian yang masing-masing diberi nama sesuai dengan tugasnya dalam melaksanakan pencetakan pada printer. Tiga bagian tersebut adalah Data Port (DP), Printer Control (PC), dan Printer Status (PS). DP digunakan untuk mengirim data yang harus dicetak oleh printer, PC digunakan untuk mengirimkan kode-kode kontrol dari komputer ke printer. DP, PC dan PS sebenarnya adalah port-port 8 bit, namun hanya DP yang benar-benar 9 bit. Untuk PC dan PS, hanya beberapa bit saja yang dipakai yang berarti hanya beberapa bit saja dari port-port ini yang dapat kita manfaatkan untuk keperluan interfacing.

BAB 2 LANDASAN TEORI. frekuensi transmisi radio. RFID menggunakan frekuensi radio untuk membaca

BAB 2 LANDASAN TEORI. frekuensi transmisi radio. RFID menggunakan frekuensi radio untuk membaca BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Radio Frequency Identification ( RFID ) 2.1.1 Pengenalan RFID RFID adalah proses identifikasi seseorang atau objek dengan menggunakan frekuensi transmisi radio. RFID menggunakan

Lebih terperinci

APLIKASI RFID UNTUK PEMISAHAN PRODUK PADA INDUSTRI

APLIKASI RFID UNTUK PEMISAHAN PRODUK PADA INDUSTRI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2004/2005 APLIKASI RFID UNTUK PEMISAHAN PRODUK PADA INDUSTRI Alexander Nicolas 0500577602 Frederic Yolanda 0500586683

Lebih terperinci

Sistem Absensi Kepegawaian Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) dengan Multi Reader. Yeni Agustina

Sistem Absensi Kepegawaian Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) dengan Multi Reader. Yeni Agustina Sistem Absensi Kepegawaian Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) dengan Multi Reader Yeni Agustina 10101804 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah RFID (Radio Frequency Identification) adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Dalam penelitiannya (Nugroho, 2014) yaitu sistem absensi berbasis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Dalam penelitiannya (Nugroho, 2014) yaitu sistem absensi berbasis 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penelitian tugas akhir ini penulis mengambil beberapa contoh penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, diantaranya sebagai berikut : 1.

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE)

PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE) PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE) Toyibin Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT) Jl.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Timbangan Timbangan adalah alat yang dipakai melakukan pengukuran berat suatu benda. Timbangan dikategorikan kedalam sistem mekanik dan juga elektronik. Timbangan adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM PENGENAL SUARA

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM PENGENAL SUARA BAB 3 PERANCANGAN SISTEM PENGENAL SUARA 3.1 Perangkat Keras yang Digunakan Untuk menunjang perancangan sistem pengenalan suara, maka digunakan perangkat keras ( Hardware ) dengan spesifikasi sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengenalan Field Programmable Gate Array (FPGA)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengenalan Field Programmable Gate Array (FPGA) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Field Programmable Gate Array (FPGA) FPGA (Field Programmable Gate Array) merupakan salah satu tipe dari PLD (Programmable Logic Devic) atau komponen logic yang dapat

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras pada sistem keamanan ini berupa perancangan modul RFID, modul LCD, modul motor. 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram

Lebih terperinci

Identifikasi Menggunakan RFID

Identifikasi Menggunakan RFID Identifikasi Menggunakan RFID Radio Frequency Identification (RFID) adalah suatu metoda penyimpan dan mengambil kembali data melalui gelombang radio menggunakan suatu peralatan yang disebut RFID tags atau

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN PULSE TRAIN. GATES ELEMEN LOGIKA

PENDAHULUAN PULSE TRAIN. GATES ELEMEN LOGIKA LOGIKA MESIN PENDAHULUAN Data dan instruksi ditransmisikan diantara berbagai bagian prosesor atau diantara prosesor dan periperal dgn menggunakan PULSE TRAIN. Berbagai tugas dijalankan dgn cara menyampaikan

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. diprogram secara digital ditemukan seperti IC sederhana seperti General Array

BAB 1. Pendahuluan. diprogram secara digital ditemukan seperti IC sederhana seperti General Array BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia dalam segala aspek kehidupan makin hari semakin cepat apalagi belakangan ini sangat pesat sekali perkembangnya, terutama perkembangan pada dunia

Lebih terperinci

Saintek, Vol 5, No 1 SISTEM IDENTIFIKASI MENGGUNAKAN RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID) Mukhlisulfatih Latief

Saintek, Vol 5, No 1 SISTEM IDENTIFIKASI MENGGUNAKAN RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID) Mukhlisulfatih Latief Saintek, Vol 5, No 1 SISTEM IDENTIFIKASI MENGGUNAKAN RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID) Mukhlisulfatih Latief Staf Dosen Manajemen Informatika Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo Abstract:

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam perancangan dan pembuatan tas dengan sensor warna dan NFC ini, menggunakan dua arduino, arduino untuk sensor warna dan arduino untuk NFC. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan

Lebih terperinci

Pendahuluan. Prinsip Kerja Motor Stepper

Pendahuluan. Prinsip Kerja Motor Stepper Pendahuluan Motor stepper adalah perangkat elektromekanis yang bekerja dengan mengubah pulsa elektronis menjadi gerakan mekanis diskrit. Motor stepper bergerak berdasarkan urutan pulsa yang diberikan kepada

Lebih terperinci

PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL

PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL Oleh : Zurnawita Dikky Chandra Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT Serial data transmission

Lebih terperinci

Laboratorium Sistem Komputer dan Otomasi Departemen Teknik Elektro Otomasi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh November

Laboratorium Sistem Komputer dan Otomasi Departemen Teknik Elektro Otomasi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh November PRAKTIKUM 1 COUNTER (ASINKRON) A. OBJEKTIF 1. Dapat merangkai rangkaian pencacah n bit dengan JK Flip-Flop 2. Dapat mendemonstrasikan operasi pencacah 3. Dapat mendemonstrasikan bagaimana modulus dapat

Lebih terperinci

Sistim Komunikasi Nirkabel TEKNOLOGI RFID. By: Prima Kristalina POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA 2016

Sistim Komunikasi Nirkabel TEKNOLOGI RFID. By: Prima Kristalina POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA 2016 Sistim Komunikasi Nirkabel TEKNOLOGI RFID By: Prima Kristalina POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA 2016 OUTLINE Overview RFID (Radio Frequency IDentification) Informasi yang ditransmisikan secara nirkabel

Lebih terperinci

PERANCANGAN PLC MENGGUNAKAN FPGA

PERANCANGAN PLC MENGGUNAKAN FPGA PERANCANGAN PLC MENGGUNAKAN FPGA Satrio Dewanto 1 ; Hadi Yoshua 2 ; Bambang 3 ; Muhammad Nabil 4 1 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara, Jalan K.H. Syahdan No. 9,

Lebih terperinci

FPGA Field Programmable Gate Array

FPGA Field Programmable Gate Array FPGA Field Programmable Gate Array Missa Lamsani Hal 1 FPGA FPGA (Field Programable Gate Array) adalah rangkaian digital yang terdiri dari gerbanggerbang logika dan terinterkoneksi sehingga dapat terhubung

Lebih terperinci

Field Programmable Gate Array (FPGA) merupakan perangkat keras yang nantinya akan digunakan untuk mengimplementasikan perangkat lunak yang telah diran

Field Programmable Gate Array (FPGA) merupakan perangkat keras yang nantinya akan digunakan untuk mengimplementasikan perangkat lunak yang telah diran DISAIN DAN IMPLEMENTASI FULL ADDER DAN FULL SUBSTRACTOR SERIAL DATA KEDALAM IC FPGA SEBAGAI PERCEPATAN PERKALIAN MATRIKS DALAM OPERASI CITRA Drs. Lingga Hermanto, MM,. MMSI., 1 Shandi Aji Pusghiyanto 2

Lebih terperinci

PEMBUATAN APLIKASI TRACKING ANTENA BERBASIS KANAL TV. Kampus ITS, Surabaya

PEMBUATAN APLIKASI TRACKING ANTENA BERBASIS KANAL TV. Kampus ITS, Surabaya PEMBUATAN APLIKASI TRACKING ANTENA BERBASIS KANAL TV Fajrin Aryuanda 1, Budi Aswoyo 2, Akuwan Saleh 2 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi 2 Laboratorium Digital Signal

Lebih terperinci

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak PINTU GERBANG OTOMATIS DENGAN REMOTE CONTROL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Robby Nurmansyah Jurusan Sistem Komputer, Universitas Gunadarma Kalimalang Bekasi Email: robby_taal@yahoo.co.id ABSTRAK Berkembangnya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. selanjutnya perancangan tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk yang nyata

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. selanjutnya perancangan tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk yang nyata BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pelaksanaan dari perancangan yang sudah dibuat dan dijelaskan pada Bab 3 selanjutnya perancangan tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk yang nyata (secara hardware).

Lebih terperinci

SISTEM PENCETAK KARTU AKADEMIK MENGGUNAKAN AKSES TEKNOLOGI RFID

SISTEM PENCETAK KARTU AKADEMIK MENGGUNAKAN AKSES TEKNOLOGI RFID 5 SISTEM PENCETAK KARTU AKADEMIK MENGGUNAKAN AKSES TEKNOLOGI RFID Apriadi Fauzy, Frendi Firmansyah, Andi Hasad, Putra Wisnu Agung S. Program Studi Teknik Elektronika D3, Fakultas Teknik Universitas Islam

Lebih terperinci

APLIKASI RFID UNTUK PEMBELAJARAN BAGI ANAK-ANAK MENGGUNAKAN PC. Romy Kautsar, Akuwan Saleh, Muh. Agus Zainudin

APLIKASI RFID UNTUK PEMBELAJARAN BAGI ANAK-ANAK MENGGUNAKAN PC. Romy Kautsar, Akuwan Saleh, Muh. Agus Zainudin APLIKASI RFID UNTUK PEMBELAJARAN BAGI ANAK-ANAK MENGGUNAKAN PC Romy Kautsar, Akuwan Saleh, Muh. Agus Zainudin Mahasiswa Jurusan Teknik Telekomunikasi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka 1. Perancangan Telemetri Suhu dengan Modulasi Digital FSK-FM (Sukiswo,2005) Penelitian ini menjelaskan perancangan telemetri suhu dengan modulasi FSK-FM. Teknik

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR EDHRIWANSYAH NST

TUGAS AKHIR EDHRIWANSYAH NST PERENCANAAN DAN PEMBUATAN KENDALI MOTOR SEBAGAI PENGGERAK PINTU OTOMATIS MASUKAN RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATIONS) BERBASIS MIKROKONTROLER AT90S2313 (HARDWARE) TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori dasar yang digunakan untuk pembuatan pintu gerbang otomatis berbasis Arduino yang dapat dikontrol melalui komunikasi Transifer dan Receiver

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Remote Inframerah

BAB II DASAR TEORI. Remote Inframerah BAB II DASAR TEORI Bab ini berisi dasar teori yang digunakan dalam perancangan skripsi ini. Dasar teori tersebut berisi tentang mikrokontroler sebagai pembangkit frekuensi yang digunakan untuk media transmisi

Lebih terperinci

Permasalahan. Permasalahan pada tugas akhir ini ditekankan kepada: Koneksi Visual Basic 6.0 ke RFID reader menggunakan port serial PC

Permasalahan. Permasalahan pada tugas akhir ini ditekankan kepada: Koneksi Visual Basic 6.0 ke RFID reader menggunakan port serial PC Latar Belakang Jalan tol merupakan jalan umum dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol. Adapun salah satu tujuan penyelenggaraan jalan tol itu sendiri ialah memperlancar lalu

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C. BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

ARSITEKTUR FPGA. Veronica Ernita K.

ARSITEKTUR FPGA. Veronica Ernita K. ARSITEKTUR FPGA Veronica Ernita K. Arsitektur Dasar FPGA Antifuse. Fine, Medium, dan Coarse-grained. MUX dan LUT Logic Block. CLB, LAB dan Slices. Fast Carry Chains. Embedded in FPGA. Processor Cores.

Lebih terperinci

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat BAB III STUDI KOMPONEN Bab ini menjelaskan mengenai komponen apa saja yang digunakan dalam tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 3.1 Mikrokontroler Perancangan sistem

Lebih terperinci

untuk ASIC tinggi, algoritma harus diverifikasi dan dioptimalkan sebelum implementasi. Namun dengan berkembangnya teknologi VLSI, implementasi perangk

untuk ASIC tinggi, algoritma harus diverifikasi dan dioptimalkan sebelum implementasi. Namun dengan berkembangnya teknologi VLSI, implementasi perangk IMPLEMENTASI SERIAL MULTIPLIERS 8 BIT KE DALAM IC FPGA SEBAGAI PENDUKUNG PERCEPATAN OPERASI PERKALIAN DALAM KOMPRESI CITRA Drs. Lingga Hermanto, MMSi 1 Iman Ilmawan Muharam 2 1. Dosen Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arduino Aduino merupakan pengendali mikro single board yang bersifat open source, diturunkan dari Wiring platform dan dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Identifikasi Data Pasien pada Rekam Medis Elektronik Menggunakan Teknologi RFID

Rancang Bangun Sistem Identifikasi Data Pasien pada Rekam Medis Elektronik Menggunakan Teknologi RFID Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 1, Januari 2016 ISSN 2302-8491 Rancang Bangun Sistem Identifikasi Data Pasien pada Rekam Medis Elektronik Menggunakan Teknologi RFID Alkhairunas Riyuska*,Wildian Jurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sudah menjadi trend saat ini bahwa pengendali suatu alat sudah banyak yang diaplikasikan secara otomatis, hal ini merupakan salah satu penerapan dari perkembangan teknologi dalam

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Gambaran Umum Sistem Perancangan kendali kelistrikan rumah menggunakan web dimulai dari perancangan hardware yaitu rangkaian pengendali dan rangkaian pemantau seperti rangkaian

Lebih terperinci

BABII TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BABII TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2 2.1 Tinjauan Pustaka Adapun pembuatan modem akustik untuk komunikasi bawah air memang sudah banyak dikembangkan di universitas-universitas di Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu Tangkis Indoor Pada lapangan bulu tangkis, penyewa yang menggunakan lapangan harus mendatangi operator

Lebih terperinci

ABSTRAK. tag atau card. Teknologi RFID itu sendiri terfokus pada identifikasi sebuah object

ABSTRAK. tag atau card. Teknologi RFID itu sendiri terfokus pada identifikasi sebuah object ABSTRAK RFID adalah teknologi yang digunakan untuk membaca data pada RFID tag atau card. Teknologi RFID itu sendiri terfokus pada identifikasi sebuah object melalui rangkaian kode yang hanya dapat dibaca

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pergerakan meja kerja digerakan oleh sebuah motor sebagai penggerak dan poros

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pergerakan meja kerja digerakan oleh sebuah motor sebagai penggerak dan poros 46 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penggerak Poros Ulir Pergerakan meja kerja digerakan oleh sebuah motor sebagai penggerak dan poros ulir sebagai pengubah gaya puntir motor menjadi gaya dorong pada meja kerja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI PLC (Programable Logic Control) adalah kontroler yang dapat diprogram. PLC didesian sebagai alat kontrol dengan banyak jalur input dan output. Pengontrolan dengan menggunakan PLC

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER Deni Almanda 1, Anodin Nur Alamsyah 2 1) 2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. Cempaka Putih

Lebih terperinci

APLIKASI RFID SEBAGAI PENGAMAN PINTU MASUK

APLIKASI RFID SEBAGAI PENGAMAN PINTU MASUK APLIKASI RFID SEBAGAI PENGAMAN PINTU MASUK Budi Harsono, Johansah Liman, Nani Djohan Fakultas Teknik Jurusan Elektro Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Tanjung Duren Raya No. 4 budi.harsono@ukrida.ac.id,

Lebih terperinci

Pencatat Digital Keluar Masuknya Beras dalam Gudang Berbasis RFID (Radio Frequency Identification) dengan Menggunakan Bahasa Pemrograman Delphi 7.

Pencatat Digital Keluar Masuknya Beras dalam Gudang Berbasis RFID (Radio Frequency Identification) dengan Menggunakan Bahasa Pemrograman Delphi 7. Pencatat Digital Keluar Masuknya Beras dalam Gudang Berbasis RFID (Radio Frequency Identification) dengan Menggunakan Bahasa Pemrograman Delphi 7.0 Lutfian Nizar Nur*, Bambang Susilo, Nur Komar Jurusan

Lebih terperinci

Pengenalan & Konsep Dasar FPGA. Veronica Ernita Kristianti

Pengenalan & Konsep Dasar FPGA. Veronica Ernita Kristianti Pengenalan & Konsep Dasar FPGA Veronica Ernita Kristianti Apa itu FPGA? FPGA adalah suatu IC program logic dengan arsitektur seperti susunan matrik sel-sel logika yang dibuat saling berhubungan satu sama

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama

Lebih terperinci

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Definisi Komputer Komputer merupakan mesin elektronik yang memiliki kemampuan melakukan perhitungan-perhitungan yang rumit secara cepat terhadap data-data menggunakan

Lebih terperinci

Pengenalan VHDL. [Pengenalan VHDL]

Pengenalan VHDL. [Pengenalan VHDL] Pengenalan VHDL A. Pengenalan Bahasa VHDL VHDL adalah kepanjangan dari VHSIC (Very High Speed Integrated Circuits) Hardware Description Language. Pada pertengahan tahun 1980 Departemen Pertahanan Amerika

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Identifikasi Masalah...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kehadiran peserta didik di sekolah (school attandence) adalah keikutsertaan

BAB II LANDASAN TEORI. Kehadiran peserta didik di sekolah (school attandence) adalah keikutsertaan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Absensi Kehadiran peserta didik di sekolah (school attandence) adalah keikutsertaan peserta didik secara fisik dan mental terhadap aktivitas sekolah pada jam-jam efektif

Lebih terperinci

Teknologi RFID Baca Tulis

Teknologi RFID Baca Tulis Teknologi RFID Baca Tulis RFID atau Radio Frequency Identification adalah merupakan suatu teknik identifikasi obyek yang dilakukan dengan menggunakan pancaran gelombang radio. Modul RFID akan memancarkan

Lebih terperinci

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. IC Digital TTL dan CMOS Berdasarkan teknologi pembuatannya, IC digital dibedakan menjadi dua jenis, yaitu TTL (Transistor-Transistor Logic) dan CMOS (Complementary Metal Oxide

Lebih terperinci

Arsitektur Sistem Komputer

Arsitektur Sistem Komputer Arsitektur Sistem Komputer Gaya kontruksi dan organisasi dari bagian-bagian (komponen) system komputer merupakan arsitektur -nya. Walaupun elemen-elemen dasar komputer pada hakekatnya sama atau hampir

Lebih terperinci

PERANCANGAN MIKROPROSESOR 8 BIT DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA VHDL PADA FPGA XILINX SPARTAN 3

PERANCANGAN MIKROPROSESOR 8 BIT DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA VHDL PADA FPGA XILINX SPARTAN 3 PERANCANGAN MIKROPROSESOR 8 BIT DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA VHDL PADA FPGA XILINX SPARTAN 3 Friendly 1 * 1 Program Studi Teknik Komputer dan Informatika Politeknik Negeri Medan Medan Indonesia Telp: 081370203112

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Keamanan pada Akses Pintu Masuk Ruang Brankas secara Digital. Frequency Identification) Disusun oleh :

Rancang Bangun Sistem Keamanan pada Akses Pintu Masuk Ruang Brankas secara Digital. Frequency Identification) Disusun oleh : Rancang Bangun Sistem Keamanan pada Akses Pintu Masuk Ruang Brankas secara Digital menggunakan RFID (Radio Frequency Identification) Disusun oleh : NPM : 15411100 Nama : Nanda Utawa F. Kelas : 4Ib03C Jurusan

Lebih terperinci

ROBOT ULAR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER

ROBOT ULAR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER ROBOT ULAR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER Jefta Gani Hosea 1), Chairisni Lubis 2), Prawito Prajitno 3) 1) Sistem Komputer, FTI Universitas Tarumanagara email : Jefta.Hosea@gmail.com 2) Sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMROGRAMAN DAN IMPLEMENTASI ROBOT KARTESIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMROGRAMAN DAN IMPLEMENTASI ROBOT KARTESIAN 21 BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMROGRAMAN DAN IMPLEMENTASI ROBOT KARTESIAN Rancang bangun robot kontur kartesian ini melibatkan beberapa unsur sistem yang digabung menjadi satu kesatuan yang saling berkaitan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mikrokontroler Mikrokontroler adalah suatu mikroposesor plus. Mikrokontroler adalah otak dari suatu sistem elektronika seperti halnya mikroprosesor sebagai otak komputer.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan perealisasian inductive wireless charger untuk telepon seluler. Teori-teori yang digunakan dalam skripsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini. Radio Frequency Identification (RFID) merupakan salah satu teknologi

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini. Radio Frequency Identification (RFID) merupakan salah satu teknologi BAB II LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas mengenai teori dan komponen penunjang yang akan digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini. 2.1 Radio Frequency Identification (RFID) Radio Frequency Identification

Lebih terperinci

Bab VI. Motor Stepper

Bab VI. Motor Stepper Bab VI Motor Stepper 64 6.1. Pendahuluan Motor stepper adalah motor DC yang khusus berputar dalam suatu derajat yang tetap yang disebut step (langkah). Satu step antara 0,9 sampai 90. Motor stepper terdiri

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan diuraikan mengenai perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Perancangan sistem pembayaran biaya parkir secara otomatis ini tentunya tidak terlepas dari penggunaan perangkat keras dan juga perangkat lunak. Perangkat keras maupun perangkat lunak

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

DASAR MOTOR STEPPER. I. Pendahuluan.

DASAR MOTOR STEPPER. I. Pendahuluan. DASAR MOTOR STEPPER I. Pendahuluan Motor stepper adalah perangkat elektromekanis yang bekerja dengan mengubah pulsa elektronis menjadi gerakan mekanis diskrit. Motor stepper bergerak berdasarkan urutan

Lebih terperinci

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Brilliant Adhi Prabowo Pusat Penelitian Informatika, LIPI brilliant@informatika.lipi.go.id Abstrak Motor dc lebih sering digunakan

Lebih terperinci

BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT

BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT 4.1 Komunikasi Radio Komunikasi radio merupakan hubungan komunikasi yang mempergunakan media udara dan menggunakan gelombang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

8. Mengirimkan stop sequence

8. Mengirimkan stop sequence I 2 C Protokol I2C merupakan singkatan dari Inter-Integrated Circuit, yang disebut dengan I-squared-C atau I-two-C. I 2 C merupakan protokol yang digunakan pada multi-master serial computer bus yang diciptakan

Lebih terperinci

:: https://dianmstkputri.wordpress.com

:: https://dianmstkputri.wordpress.com APA ITU RFID? Dian Mustika Putri mustika@raharja.info :: https://dianmstkputri.wordpress.com Abstrak Saat ini, kemajuan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi atau yang dikenal dengan istilah Information

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, pembuatan alat dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

SIMULASI CONVERTER DAYA FREKUENSI TINGGI DENGAN TEKNOLOGI PLD BERBASIS SISTEM MIKROKONTROLLER

SIMULASI CONVERTER DAYA FREKUENSI TINGGI DENGAN TEKNOLOGI PLD BERBASIS SISTEM MIKROKONTROLLER JURNAL LOGIC. VOL. 16. NO.1. MARET 2016 40 SIMULASI CONVERTER DAYA FREKUENSI TINGGI DENGAN TEKNOLOGI PLD BERBASIS SISTEM MIKROKONTROLLER I Gede Suputra Widharma dan Nengah Sunaya Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Radio Frequency Identification (RFID) 2.1.1. Pengenalan RFID adalah proses identifikasi seseorang atau objek dengan menggunakan frekuensi transmisi radio. RFID menggunakan frekuensi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51

4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51 4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51 Mikrokontroler MCS-51 memiliki 2 jenis port input/output, yaitu port I/O parallel dan port I/O serial. Port I/O parallel sebanyak 4 buah dengan nama P0,P1,P2

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR TE

TUGAS AKHIR TE TUGAS AKHIR TE 090362 KARTU TOL ELEKTRONIK MENGGUNAKAN RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) BERBASIS WEB DOSEN PEMBIMBING PUJIONO, S.T., M.T. PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Perangkat Keras Sistem perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh blok diagram berikut: Computer Parallel Port Serial Port ICSP Level

Lebih terperinci

Motor Stepper. Nuryono S.W.,S.T.,M.Eng. Sistem Berbasis Mikroprosesor 1

Motor Stepper. Nuryono S.W.,S.T.,M.Eng. Sistem Berbasis Mikroprosesor 1 Motor Stepper Nuryono S.W.,S.T.,M.Eng. Sistem Berbasis Mikroprosesor 1 Motor Stepper Motor stepper adalah perangkat elektromekanis yang bekerja dengan mengubah pulsa elektronis menjadi gerakan mekanis

Lebih terperinci

2. BAB II PENDAHULUAN

2. BAB II PENDAHULUAN 2. BAB II PENDAHULUAN 2.1 Teknologi RFID Radio Frequency Identification (RFID) merupakan metode identifikasi otomatis, yang menyimpan dan mengirim data secara nirkabel dengan menggunakan tag RFID atau

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Prinsip Kerja Sistem Yang Dirancang Pada dasarnya alat yang dibuat ini adalah untuk melakukan suatu transfer data karakter menggunakan gelombang radio serta melakukan pengecekan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroller AVR Mikrokontroller adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan serta keluaran serta dapat di read dan write dengan cara khusus. Mikrokontroller

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Realisasi PLL (Phase Locked Loop) sebagai modul praktikum demodulator FM sebelumnya telah pernah dibuat oleh Rizal Septianda mahasiswa Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS 3.1. Spesifikasi Perancangan Perangkat Keras Secara sederhana, perangkat keras pada tugas akhir ini berhubungan dengan rancang bangun robot tangan. Sumbu

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN ALAT DAN/ATAU PERANGKAT TELEKOMUNIKASI WIRELESS LOCAL AREA NETWORK

METODE PENGUJIAN ALAT DAN/ATAU PERANGKAT TELEKOMUNIKASI WIRELESS LOCAL AREA NETWORK LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN/ATAU PERANGKAT TELEKOMUNIKASI WIRELESS LOCAL AREA NETWORK METODE PENGUJIAN

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. Proses instalasi aplikasi merupakan tahapan yang harus dilalui sebelum

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. Proses instalasi aplikasi merupakan tahapan yang harus dilalui sebelum BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 IMPLEMENTASI Proses instalasi aplikasi merupakan tahapan yang harus dilalui sebelum memulai penggunaan Sistem Kontrol Pendeteksian Kebakaran. Berikut beberapa kebutuhan

Lebih terperinci