BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain mengatakan bahwa peramalan merupakan kegiatan penerapan model yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain mengatakan bahwa peramalan merupakan kegiatan penerapan model yang"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peramalan Definisi Peramalan Peramalan merupakan studi terhadap data historis untuk menemukan hubungan, kecenderungan, dan pola yang sistematis (Sugiarto, 2000:1). Pendapat lain mengatakan bahwa peramalan merupakan kegiatan penerapan model yang telah dikembangkan pada waktu yang akan datang (Aritonang, 2009:2). Selanjutnya Makridakis et al (1999:14) mengatakan bahwa peramalan merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien. Dari beberapa definisi diatas maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa untuk melakukan suatu peramalan dibutuhkan adanya data, pola atau hubungan atas kejadian yang diamati, model peramalan Jenis-Jenis Peramalan Aritonang (2009:4) membedakan jenis peramalan berdasarkan tiga kategori yaitu berdasarkan jangka waktu, ruang lingkup, dan metode yang digunakan. Berdasarkan jangka waktunya, peramalan terbagi atas dua yaitu peramalan jangka pendek dan jangka panjang. Peramalan jangka panjang biasanya dilakukan oleh para pimpinan puncak suatu perusahaan dan bersifat umum sedangkan peramalan jangka pendek biasanya dilakukan pimpinan pada tingkat menengah maupun bawah dan lebih bersifat operasional. Peramalan jangka panjang ini berfungsi sebagai dasar dalam pembuatan peramalan jangka pendek. 8

2 Berdasarkan ruang lingkupnya, peramalan terbagi atas dua yaitu peramalan mikro dan makro. Contoh peramalan secara mikro adalah misalnya seorang peneliti ingin meramalkan produksi suatu perusahaan untuk sepuluh tahun kedepan sedangkan contoh peramalan secara makro adalah peramalan perekonomian suatu negara selama sepuluh tahun kedepannya. Berdasarkan metode yang digunakan, peramalan terbagi atas dua yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif biasanya didasarkan atas penilaian orang yang melakukan peramalan tersebut daripada pemanipulasian (pengelolaan dan analisis) data historis yang tersedia. Hal ini terjadi karena tidak ada atau tidak cukup tersedianya data historis, misalnya peramalan untuk penjualan produk baru. Adapun teknik-teknik yang lazim digunakan dalam peramalan kualitatif ini adalah teknik delphi, kurva pertumbuhan, penulisan skenario, penelitian pasar, kelompok fokus, dan sebagainya. Peramalan kuantitatif adalah peramalan yang didasarkan atas pemanipulasian data historis yang tersedia secara memadai dan tanpa anggapan, intuisi, pendapat, maupun penilaian subjektif dari peneliti. Metode ini lazimnya didasarkan pada analisis statistik. Makridakis (1999:20) berpendapat bahwa peramalan kuantitatif dapat diterapkan apabila terdapat tiga kondisi berikut : 1. Tersedia informasi tentang masa lalu, 2. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik, 3. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut di masa mendatang. 9

3 Selanjutnya, Makridakis (1999:21) juga berpendapat bahwa terdapat suatu dimensi tambahan untuk mengklasifikasikan metode peramalan kuantitatif yaitu dengan memperhatikan model yang mendasarinya. Terdapat dua jenis model peramalan yang utama, yaitu model deret berkala dan model regresi (kausal). Tujuan peramalan deret berkala adalah untuk menemukan pola dalam deret data historis mengekstrapolasikan pola tersebut ke masa depan. Langkah penting dalam memilih suatu metode deret berkala yang tepat adalah dengan mempertimbangkan jenis pola data sehingga metode yang paling tepat dengan pola tersebut dapat diuji. Pola data dapat dibedakan menjadi empat jenis siklis dan trend (Makridakis, 1999:21) yaitu : 1. Pola horizontal (H), terjadi bilamana nilai data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata yang konstan. (Deret seperti itu stasioner terhadap nilai rataratanya). 2. Pola musiman (S), terjadi bilamana suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman (misalnya kuartal tahun tertentu, bulanan, atau hari-hari pada minggu tertentu). 3. Pola siklis (C), terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang seperti dengan siklus bisnis. 4. Pola trend (T), terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang dalam data. Model regresi (kausal) mengasumsikan bahwa faktor yang diramalkan menunjukkan suatu hubungan sebab-akibat dengan satu atau lebih variabel bebas, 10

4 misalnya, penjualan = f (pendapatan, harga, iklan, persaingan). Model kausal ini bermaksud untuk menemukan bentuk hubungan tersebut dan menggunakannya untuk meramalkan nilai mendatang dari variabel tak bebas Langkah-Langkah Peramalan Menurut Sugiarto (2000:10) ada empat langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam melakukan suatu peramalan, yaitu : 1. Mengumpulkan data Langkah pertama yang sangat penting dalam peramalan merupakan pengumpulan data karena berlakunya prinsip garbage in garbage out. Apabila data yang dikumpulkan kurang tepat atau kurang memadai akan menyebabkan hasil peramalan yang kurang akurat. 2. Menyeleksi dan memilih data Apabila data sudah terkumpul maka langkah selanjutnya adalah melakukan seleksi data yang ada. Data-data yang kurang relevan harus di buang supaya tidak mempengaruhi akurasi peramalan. 3. Memilih model peramalan Langkah berikutnya adalah memilih model peramalan. Model peramalan yang tersedia cukup banyak, untuk itu harus dilakukan pemilihan metode yang akan dipakai. Salah satu kriteria yang sering dipakai adalah kesalahan peramalan. Semakin kecil kesalahan peramalan maka semakin baik metodenya karena hasil peramalan semakin mendekati data aktual dan sebaliknya semakin besar kesalahan peramalan maka semakin buruk metodenya karena hasil peramalan tidak mendekati data aktualnya. 11

5 4. Menggunakan model terpilih untuk peramalan Setelah model peramalan dipilih maka langkah berikutnya adalah menggunakan model tersebut. Akurasi metode peramalan terpilih perlu selalu dipantau dengan membandingkan hasil peramalan dengan data aktualnya. Apabila akurasi model peramalan menurun karena terjadinya pola data, model tersebut perlu dievaluasi ulang dan diganti apabila perlu. 2.2 Metode Dekomposisi Metode dekomposisi merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk melakukan suatu peramalan.. Metode dekomposisi ini umumnya mencoba mengidentifikasi tiga komponen secara terpisah sebagai pola dasar yang menggambarkan karakteristik ekonomi dan bisnis sepanjang waktu tertentu, yaitu komponen faktor musiman (sesonal factor), kecendrungan (trend), siklik (cyclical). Secara umum model matematik dari pendekatan metode analisis dekomposisi adalah (Gaspersz, 1991) dimana: Y t = f (I t, T t, C t, E t ) Y t = nilai deret waktu (data aktual) pada periode t. T t = komponen atau indeks musiman pada periode t. T t = komponen trend pada periode t. C t = komponen siklik pada periode t. E t = komponen galat pada periode t. Faktor galat merupakan selisih antara data aktual dan model yang tidak dapat diperkirakan tetapi dapat diidentifikasikan. 12

6 Metode dekomposisi memiliki dua sifat yaitu model dekomposisi yang bersifat aditif dan model dekomposisi yang bersifat multiplikatif. Y t = I t + T t + C t + E t Y t = I t x T t x C t x E t (Metode analisis dekomposisi bersifat aditif) (Metode analisis dekomposisi bersifat multiplikatif) Indeks Musiman Indeks musiman berkaitan dengan fluktuasi periodik yang relatif konstan dan disebabkan oleh faktor-faktor seperti: temperatur, curah hujan, bulan-bulan tertentu dalam setahun yang berkaitan dengan hari raya, upacara keagamaan, dan sebagainya Trend Trend menggambarkan perilaku data dalam jangka panjang, yang dapat bersifat menaik, menurun, atau tidak berubah Siklik Faktor siklik mengambarkan naik-turunnya ekonomi atau industri tertentu dan umumnya seperti deret data GNP (Gross National Product), indeks produksi industri, permintaan, penjualan barang-barang industri, perkembangan harga, tingkat bunga, penawaran uang, tingkat inflasi dan sebagainya. 2.3 Perdagangan Internasional Latar Belakang Perdagangan Internasional Historis lahirnya perdagangan internasional pada mulanya disebabkan oleh kebutuhan terhadap suatu barang yang saling ketergantungan dari penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain (Sumanjaya et al, 2010:9). Hal ini ini dapat terjadi karena sumber daya yang dimiliki oleh setiap negara relatif terbatas dan 13

7 berbeda-beda sehingga dalam pemenuhan kebutuhan tersebut dibutuhkan suatu perdagangan antar negara atau yang lazim disebut perdagangan internasional. Negara-negara melakukan perdagangan internasional disebabkan oleh dua alasan yaitu untuk mendapatkan keuntungan perdagangan (gains from trade ) dan negara berdagang satu sama lain dengan tujuan skala ekonomis (economies of scales) dalam proses produksi (Krugman, 2002:15) Teori Perdagangan Internasional Teori Merkantilisme Aliran merkantilisme lahir di kawasan Eropa Timur dan salah satu tokoh yang paling berpengaruh adalah Thomas Mun ( ). Aliran merkantilisme mempunyai pandangan bahwa untuk mencapai kesejahteraan diperoleh melalui proses akumulasi pengumpulan logam mulia atau emas. Selain itu, aliran merkantilisme berpendapat bahwa proses keuntungan perdagangan internasional hanya dapat diperoleh dari surplus neraca perdagangan (ekspor lebih besar dari impor atau X > M). Hal ini dapat dilakukan dengan memacu kegiatan ekspor sebagai tujuan utama untuk mencapai kesejahteraan masyarakat (Sumanjaya et al, 2010:12). Merkantilisme memandang bahwa pemerintah harus menggunakan seluruh kekuatannya untuk mendorong ekspor dan mengurangi atau membatasi impor. Namun dalam perkembangannya, pandangan merkantilisme ini membawa dampak negatif yaitu terjadinya inflasi bagi perkembangan perekonomian domestik. Hal ini terjadi akibat adanya penumpukan logam mulia (emas) yang menyebabkan meningkatnya jumlah uang yang beredar sehingga memicu 14

8 terjadinya inflasi. Teori merkantilisme ini tidak bertahan lama karena pada masa merkantilisme, masyarakat dalam negeri mengalami tekanan yang ditandai dengan kenaikan harga barang yang berlangsung secara terus-menerus Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage Theory) Teori keunggulan mutlak ini dikemukakan oleh Adam Smith. Teori ini pada prinsipnya merupakan perbaikan dari teori merkantilisme yang menyatakan bahwa surplus perdagangan internasional sebagai suatu doktrin. Dasar dari pemikiran teori ini adalah bahwa suatu negara akan memperoleh keuntungan perdagangan internasional (gains of trade) karena melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang jika negara tersebut memiliki keunggulan mutlak (absolute advantage) serta mengimpor barang jika negara tersebut memiliki ketidakunggulan mutlak (absolute disadvantage). Hady (2001) menyebutkan bahwa ada beberapa asumsi pokok yang berkaitan tentang teori absolute advantage ini, yaitu sebagai berikut : 1. Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja, 2. Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama, 3. Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang, 4. Biaya transportasi diabaikan. Namun sama halnya dengan teori merkantilisme sebelumnya, teori keunggulan mutlak ini juga mempunyai kelemahan, yaitu teori ini hanya berpendapat bahwa perdagangan internasional dapat terjadi apabila negara tersebut memiliki keunggulan mutlak, bila negara tersebut tidak memiliki keunggulan mutlak maka tidak akan terjadi perdagangan internasional. 15

9 Teori Keunggulan Komperatif (Comparative Advantage Theory) Teori keunggulan komperatif ini dikemukakan oleh David Ricardo sebagai koreksi dari teori keunggulan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith sebelumnya. Menurut David Ricardo perdagangan internasional dapat saja terjadi meskipun negara itu tidak memiliki keunggulan mutlak tetapi keunggulan komperatif (Sumanjaya et al, 2010:20). Konsep teori keunggulan komperatif ini dibangun oleh beberapa asumsi (Sumanjaya et al, 2010:21) sebagai berikut : 1. Dua negara masing-masing memproduksi dua jenis komoditi dengan hanya menggunakan satu faktor produksi tenaga kerja, 2. Kedua komoditi bersifat identik (homogen), 3. Kedua komoditi dapat dipindahkan antar negara dengan biaya transportasi nol, 4. Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang bersifat homogen dalam suatu negara, namun heterogen tidak identik antar negara, 5. Tenaga kerja dapat bergerak antar industri dalam suatu negara namun tidak antar negara, 6. Pasar barang dan pasar tenaga kerja dalam kondisi persaingan sempurna. Teori keunggulan komperatif ini juga memiliki kelemahan. Adapun kelemahan teori ini (Pelly, 2009) adalah : 1. Teori ini menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan fungsi faktor produksi (tenaga kerja). Perbedaan ini menimbulkan terjadinya perbedaan produktivitas ataupun perbedaan 16

10 efisiensi. Akibatnya terjadi perbedaan harga barang yang sejenis diantara dua negara, 2. Jika fungsi faktor produksi (tenaga kerja) sama atau produktivitas dan efisiensi di kedua negara sama maka tentu tidak terjadi perdagangan internasional karena harga barang yang sejenis akan menjadi sama di kedua negara tersebut, 3. Pada kenyataannya, walaupun fungsi faktor prodiksi (produktivitas dan efisiensi) sama diantara kedua negara, ternyata harga barang yang sejenis dapat berbeda sehingga dapat terjadi perdagangan internasional. Dalam hal ini teori ini tidak dapat menjelaskan mengapa terjadi perbedaan harga untuk barang sejenis walaupun fungsi faktor produksi (produktivitas dan efisiensi) sama di kedua negara Teori Heckscher-Ohlin (H-O) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) dikembangkan oleh Eli Heckscher dan Bertil Ohlin, dimana teori ini merupakan pengembangan dari teori comparative advantage yang dikemukakan oleh David Ricardo. Teori ini menyatakan bahwa perdagangan internasional digerakkan oleh perbedaan karunia sumber daya antar negara dengan proporsi penggunaan yang berbeda dalam memproduksi barang. Menurut teori H-O, faktor produksi dominan bertumpu pada penggunaan input tenaga kerja dan barang-barang modal. Input yang dimaksud sebagai efisiensi produk. Advantage menghasilkan suatu barang sebagai spesialisasi dihadapkan kepada alternatif apakah padat karya (labor intensive) atau padat modal (capital intensive). Apabila suatu negara mengalami keuntungan bila 17

11 menghasilkan barang dengan padat karya maka negara tersebut mengekspor tenaga kerja dan sebaliknya apabila negara tersebut lebih untung dengan alternatif padat modal maka negara tersebut akan mengekspor barang-barang modal. Ada beberapa asumsi yang digunakan dalam teori H-O bagi kedua negara yang melakukan perdagangan internasional (Sumanjaya et al, 2010:35) yaitu : 1. Negara yang melakukan perdagangan internasional mempunyai karakteristik yang berbeda terhadap tenaga kerja yang berlimpah dan sebaliknya berlimpah barang-barang modal, 2. Kedua negara mempunyai kesamaan teknologi, 3. Selera adalah identik bagi kedua negara, 4. Kedua komoditas diproduksi berdasarkan constant return to scale, 5. Masing-masing negara melakukan spesialisasi produk, 6. Kompetitif adalah sempurna sehingga barang ditentukan oleh masingmasing pihak, 7. Tidak terdapat biaya transportasi, tarif, atau bentuk lainnya yang akan menghambat pola perdagangan internasional, 8. Semua sumber daya dapat diperoleh dengan mudah dan produktif, 9. Perdagangan internasional dilakukan secara seimbang Teori Leontiev Teori Leontiev ini diperkenalkan oleh Wessily Leontiev. Teori ini timbul akibat dari teori H-O yang tidak menyoroti perbedaan labor cost dan capital cost bagi negara yang berbeda, apalagi diantara negara maju dengan negara yang sedang berkembang atau bahkan negara miskin. Hal ini membuktikan bahwa 18

12 betapa luasnya pengertian advantage dalam proses perdagangan internasional (Sumanjaya, 2010:43) Teori Stopler-Samuelson Teori ini dikemukakan oleh Wolf Gang Stopler dan Paul Samuelson dalam artikelnya yang berjudul Proteksi dan Upah Riil tahun Teori Stopler- Samuelson menggunakan instrumen tarif dalam perdagangan internasional sehingga negara yang bersumber dari tarif digunakan untuk memperluas kesempatan kerja sekaligus meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja Teori Rybczynski Dalam teori Rybczynski hampir sama dengan teori Stopler-Samuelson sebelumnya, yaitu hanya menyoroti bagaimana upaya yang perlu dilakukan dalam perdagangan internasional untuk melindungi tenaga kerja sekaligus meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja, hanya saja dalam teori Rybczynski ini instrumen yang digunakan adalah dengan membatasi input capital (restriksi). Namun dalam perkembangannya instrumen restriksi dan tarif ini mengakibatkan terjadinya perang sebagai suatu dasar perselisihan. Suatu negara yang menggunakan tarif dalam upaya perlindungan terhadap tenaga kerja maka hal yang sama akan dilakukan oleh negara lain sebai tindakan balasan dan demikian pula terhadap restriksi. 2.4 Ekspor Definisi Ekspor Secara fisik, ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barangbarang buatan dalam negeri ke negara-negara lain. Pengiriman ini akan 19

13 menimbulkan aliran pengeluaran yang masuk ke sektor perusahaan. Dengan demikian pengeluaran agregat akan meningkat sebagai akibat dari kegiatan mengekspor barang dan jasa dan pada akhirnya keadaan ini menyebabkan peningkatan dalam pendapatan nasional (Sukirno, 2004:203). Dalam pengertian lain, ekspor merupakan upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing, serta melakukan komunikasi dengan memakai bahasa asing (M.S, 2004:1). Kegiatan ekspor merupakan suatu hal yang penting dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Selanjutnya, Todaro (2000:167) mendefinisikan ekspor sebagai kegiatan perdagangan yang memberikan rangsangan guna menumbuhkan permintaan dalam negeri yang menyebabkan tumbuhnya industri dan pabrik besar, bersamaan dengan struktur politik yang stabil dan lembaga sosial yang efisien Tujuan Ekspor Menurut M.S (2004:99) ada beberapa tujuan ekspor, diantaranya : 1. Meningkatkan laba perusahaan melalui perluasan pasar serta untuk memperoleh harga jual yang lebih baik (optimalisasi laba), 2. Membuka pasar baru di luar negeri sebagai perluasan pasar domestik (membuka pasar ekspor). Dengan demikian komoditi yang diproduksi mempunyai pasar luas, tidak lagi sekadar pasar dalam negeri, tapi juga mampu melayani konsumen mancanegara, 20

14 3. Memanfaatkan kelebihan kapasitas terpasang sehingga tercapai kapasitas optimum dalam berproduksi yang dapat menekan biaya minimum perusahaan, 4. Membiasakan diri bersaing dalam pasar internasional sehingga terlatih dalam persaingan yang ketat dan terhindar dari sebutan jago kandang, apalagi menghadapi globalisasi dan liberalisasi di milenium kedua yang akan segera tiba Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan ekspor menurut Darmansyah (Surbakti, 2007) dalam yaitu : 1. Harga internasional. Semakin besar selisih antara di pasar internasional dengan harga domestik maka akan menyebabkan jumlah komoditi yang akan di ekspor menjadi bertambah banyak. 2. Nilai tukar uang. Makin tinggi nilai mata uang suatu negara (mengalami apresiasi) maka harga itu di pasar internasional menjadi mahal. Sebaliknya makin rendah nilai mata uang suatu negara (mengalami depresiasi) maka harga ekspor negara itu di pasar internasional menjadi lebih rendah. 3. Kuota ekspor-impor. Yaitu merupakan kebijaksanaan perdagangan internasional berupa pembatasan kuantititas (jumlah) barang ekspor. 21

15 4. Kebijaksanaan tarif non tarif. Kebijaksanaan tarif adalah untuk menjaga harga produk dalm negeri dalam tingkatan tertentu yang dianggap mampu atau dapat mendorong pengembangan komoditi tersebut, sedangkan kebijakan non tarif adalah untuk mendorong tujuan diversifikasi ekspor Kebijakan Pemerintah Untuk Mendorong Ekspor Menurut Ritonga (2004:8) ada beberapa kebijakan yang dapat ditempuh oleh pemerintah unruk mendorong ekspor, yaitu : 1. Meningkatkan volume dengan menambah jenis komoditas, 2. Meningkatkan volume dengan memperbanyak negara tujuan, 3. Meningkatkan nilai dengan cara perbaikan mutu dan daya saing, 4. Mendorong ekspor dengan berbagai bentuk fasilitas dan subsidi, 5. Pengendalian harga atau inflasi dalam negeri, 6. Devaluasi mata uang, dan 7. Lobi dan kerja sama (bilateral dan multilateral) 2.5 Krisis Ekonomi Definisi Krisis Ekonomi Krisis ekonomi dapat didefinisikan sebagai suatu situasi dimana ekonomi dari sebuah negara mengalami penurunan secara mendadak yang disebabkan oleh suatu krisis keuangan. Krisis keuangan itu sendiri terjadi pada saat dalam ekonomi/negara, jumlah permintaan uang melebihi jumlah penawaran uang. (Tambunan, 2011:9). 22

16 Krisis ekonomi dapat berupa resesi atau depresiasi. Perbedaan kedua hal ini terletak pada jangka waktu atau lamanya suatu krisis yang terjadi. Suatu negara dikatakan mengalami resesi apabila penurunan Produk Domestik Brutonya (PDB) berlangsung selama enam bulan (dua semester berturut-turut). Resesi ekonomi pada umumnya berlangsung tidak lebih dari satu tahun dan efeknya lebih ringan dari depresi. Depresi ekonomi didefinisikan sebagai titik terendah dalam sebuah siklis ekonomi. Depresi ekonomi dimana saat ekonomi nasional secara total mengalami kelesuhan sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak heran jika pada umumnya orang lebih takut mengalami depresi daripada resesi. Menurut Tambunan (2011:10) ciri-ciri suatu negara mengalami depresi ekonomi adalah sebagai berikut : 1. Kemampuan belanja masyarakat menurun, 2. Jumlah pengangguran sangat besar (lebih dari 50 persen dari jumlah tenaga kerja), 3. Permintaan atau konsumsi menurun sehingga menimbulkan kelebihan supply di pasar domestik, 4. Harga-harga mengalami kejatuhan atau harga-harga naik namun dengan laju yang lebih rendah dari laju normal, 5. Upah atau gaji dihampir semua sektor ekonomi dalam negeri berkurang atau mengalami kenaikan dengan persentase lebih kecil daripada laju pada saat ekonomi mengalami kondisi normal, 6. Hilangnya kepercayaan atau harapan masyarakat terhadap masa depan. 23

17 2.5.2 Jenis-Jenis Krisis Dalam kenyataannya, jenis krisis sangat ditentukan oleh sumbernya. Menurut Tambunan (2011 :11) ada beberapa jenis krisis, diantaranya : a. Krisis Produksi Krisis ini termasuk krisis yang bersumber dari dalam negeri, dimana terjadi penurunan volume produksi domestik secara mendadak dan dalam jumlah besar. Misalnya, gagal panen padi yang membuat produksi beras turun drastis. b. Krisis Perbankan Krisis perbankan (krisis keuangan) merupakan salah satu jenis krisis yang paling sering terjadi di banyak negara. Contohnya, krisis keuangan Asia 1997/1998. Dampak langsung atau fase pertama dari krisis ini adalah pada kesempatan kerja dan pendapatan di subsektor keuangan tersebut. Pada fase pertama ini di dalam ekonomi telah terjadi penambahan jumlah pengangguran dan penurunan per kapita akibat krisis keuangan. Selanjutnya, pada fase kedua dari krisis perbankan ini merembet ke perusahaan-perusahaan yang selama itu sangat tergantung pada sektor perbankan dalam pembiayaan kegiatan-kegiatan produksi/bisnis. Kenaikan suku bunga pinjaman bisa terjadi sangat drastis pada krisis perbankan ini. Hal ini dikarenakan oleh dua sebab. Pertama, permintaan kredit yang besar dari dunia usaha, namun di sisi lain pada waktu bersamaan, dana yang terkumpul dari perbankan dari pihak ketiga untuk disalurkan sebagai kredit usaha terbatas. Kedua, bank-bank yang masih 24

18 dapat bertahan atau yang kondisi keuangannya yang tidak terlalu buruk menjadi sangat hati-hati menyalurkan kredit ke masyarakat dengan maksud untuk memperkecil risiko. c. Krisis Nilai Tukar Krisis nilai tukar terjadi apabila suatu nilai tukar (kurs) dari sebuah mata uang sendiri (misalnya, rupiah) terhadap mata uang asing (misalnya, dolar AS) mengalami penurunan atau depresiasi sangat besar yang terjadi secara mendadak atau prosesnya berlangsung terus membentuk sebuah trend meningkat. Dampak langsung dari perubahan kurs adalah pada volume ekspor dan impor. Menurut teori konvensional mengenai perdagangan internasional, depresiasi nilai tukar dari suatu mata uang, misalnya rupiah terhadap dolar AS akan membuat daya saing harga dari produk-produk buatan Indonesia membaik yang selanjutnya membuat volume ekspor Indonesia meningkat. d. Krisis Perdagangan Krisis perdagangan ini berasal dari sumber-sumber eksternal. Di jalur perdagangan itu sendiri terdapat dua subjalur, yaitu ekspor dan impor. Dalam jalur ekspor, suatu krisis bagi eksportir bisa terjadi karena harga di pasar internasional dari komoditas yang di ekspor turun drastis atau permintaan dunia terhadap krisis komoditas tersebut menurun secara signifikan. Dalam hal impor, suatu kenaikan harga dunia yang signifikan atau penurunan secara tiba-tiba dan dalam jumlah besar dari persediaan dunia untuk komoditas yang diperdagangkan di pasar global dapat menjadi 25

19 krisis ekonomi serius bagi negara-negara importir jika komoditas itu sangat krusial. e. Krisis Modal Krisis modal terjadi karena adanya pelarian modal, baik yang berasal dari sumber dalam negeri maupun modal asing, terutama investasi jangka pendek dalam jumlah besar dan terjadi secara mendadak. 2.6 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu No Peneliti Metode Hasil Penelitian 1 Dwi Mega Sari (2008) Trend, Double Exponential Smoothing, Dekomposisi, Winters, ARIMA Melakukan penelitian tentang peramalan harga dan produksi tembakau di Indonesia. Hasil yang didapat bahwa metode ARIMA (0,1,1) merupakan metode paling akurat dalam memberikan nilai ramalan untuk harga tembakau dengan nilai MSE sebesar 0, Sedangkan untuk produksi tembakau, metode dekomposisi aditif merupakan metode peramalan terbaik dengan MSE sebesar Peramalan harga tembakau Indonesia dengan metode ARIMA (0,0,1) dalam 18 tahun ke depan menghasilkan harga tembakau Indonesia yang cenderung stabil walaupun ada peningkatan tiap periodenya, tetapi tidak begitu besar. Metode dekomposisi aditif menunjukkan tingkat produksi tembakau yang berfluktuasi setiap periodenya 26

20 2 Gusti Digja Ramadhan (2011) ARIMA, Rank Spearman, Combining Forecast. Meneliti mengenai Peramalan ekspor, konsumsi domestik, dan produk Crude Palm Oil (CPO). Model ARIMA yang tepat untuk peramalan ekspor CPO adalah model ARIMA (2,2,2). Sedangkan model ARIMA untuk peramalan konsumsi domestik adalah model ARIMA (1,2,0) dan model peramalan produksi adalah ARIMA (0,2,1). Berdasarkan hasil analisis asosiasi, ekspor CPO Indonesia berpengaruh positif terhadap harga CPO Rotterdam. Namun ekspor CPO tidak berpengaruh secara signifikan terhadap selisih harga CPO Rotterdam-Medan sedangkan hasil analisis selanjutnya menunjukkan bahwa impor tidak memiliki hubungan dengan harga CPO Malaysia maupun selisih harga CPO Medan-Malaysia. Namun impor CPO memiliki hubungan negatif terhadap produksi CPO Indonesia. 3 Dewi Laili Yusrina (2010) Paired Sample t-test Sumber : Berbagai skripsi dan karya ilmiah lainnya Meneliti mengenai dampak krisis global tahun 2008 terhadap harga dan volume ekspor perkebunan (kelapa sawit, karet, kakao) di SumateraUtara.Sebelum terjadinya krisis global 2008 harga dan volume ekspor menurun sedangkan sesudah terjadinya krisis global 2008 harga dan volume ekspor adalah meningkat. 27

21 2.7 Kerangka Pemikiran KRISIS KEUANGAN EROPA DAN GLOBAL Berdampak Kepada Ekonomi Domestik Nilai Ekspor Data Nilai Ekspor Indonesia Sektor Pertanian (Januri 2002-Desember 2011) Data Nilai Ekspor Indonesia Sektor Industri (Januri 2002-Desember 2011) Data Nilai Ekspor Indonesia Sektor Pertambangan (Januri 2002-Desember 2011) Data Nilai Ekspor Indonesia Agregat (Pertanian, Industri, Pertambangan) (Januri 2002-Desember 2011) D E K O M P O S I S I Data Pada Selama 5 Tahun Mendatang (Januari Desember 2017) Hasil Peramalan Evaluasi Hasil Peramalan (Januari 2002-Desember 2011) Keputusan Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 28

22 2.8 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang menjadi objek penelitian yang masih perlu dibuktikan atau diuji lagi kebenarannya secara empiris. Berdasarkan permasalahan diatas maka hipotesisnya adalah sebagai berikut : 1. Peramalan nilai ekspor sektor pertanian Indonesia yang dilakukan dengan metode dekomposisi untuk periode Januari 2012 s/d Desember 2017 ke depan diduga menghasilkan nilai ekspor yang cenderung menurun. 2. Peramalan nilai ekspor sektor industri Indonesia yang dilakukan dengan metode dekomposisi untuk periode Januari 2012 s/d Desember 2017 ke depan diduga menghasilkan nilai ekspor yang cenderung menurun. 3. Peramalan nilai ekspor sektor pertambangan Indonesia yang dilakukan dengan metode dekomposisi untuk periode Januari 2012 s/d Desember 2017 ke depan diduga menghasilkan nilai ekspor yang cenderung menurun. 4. Peramalan nilai ekspor secara agregat dari ketiga sektor yang dilakukan dengan metode dekomposisi untuk periode Januari 2012 s/d Desember 2017 ke depan diduga menghasilkan nilai ekspor yang cenderung menurun. 5. Hasil pengukuran tingkat akurasi peramalan nilai ekspor Indonesia secara agregat dengan metode dekomposisi diduga menghasilkan hasil yang baik 29

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL TEORI KEUNGGULAN ABSOLUT, DAN KEUNGGULAN KOMPARATIF. Wahono Diphayana

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL TEORI KEUNGGULAN ABSOLUT, DAN KEUNGGULAN KOMPARATIF. Wahono Diphayana TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL TEORI KEUNGGULAN ABSOLUT, DAN KEUNGGULAN KOMPARATIF Wahono Diphayana 1. MERKANTILISME a. Pandangan Merkantilisme Mengenai PI Suatu negara akan kaya atau makmur dan kuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori yang mendasari penelitian ini dan juga studi yang dilakukan oleh peneliti-peneliti lain yang terkait dengan penelitian ini. Teori ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bakat, dan IPTEK beserta barang dan jasa yang dihasilkannya dapat dengan mudah

BAB I PENDAHULUAN. bakat, dan IPTEK beserta barang dan jasa yang dihasilkannya dapat dengan mudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas sekarang ini, manusia dengan ide, bakat, dan IPTEK beserta barang dan jasa yang dihasilkannya dapat dengan mudah melewati

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian dan pembahasan mengenai pengaruh selisih M2, selisih GDP,

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian dan pembahasan mengenai pengaruh selisih M2, selisih GDP, V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan mengenai pengaruh selisih M2, selisih GDP, selisih tingkat suku bunga, selisih inflasi dan selisih neraca pembayaran terhadap kurs

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Makroekonomi Makroekonomi adalah teori dasar kedua dalam ilmu ekonomi, setelah mikroekonomi. Teori mikroekonomi menganalisis mengenai kegiatan di dalam perekonomian dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Komposisi dan arah pandangan antara beberapa negara serta bagaimana pengaruhnya terhadap perekonomian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perdagangan Antarnegara Tingkat perekonomian yang paling maju ialah perekonomian terbuka, di mana dalam perekonomian terbuka ini selain sektor rumah tangga, sektor perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan tersebut sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut setiap manusia tidak dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan impor. Tambunan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan impor. Tambunan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan Internasional dapat didefinisikan sebagai perdagangan antar negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL INDONESIA

KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL INDONESIA TUGAS MAKALAH KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL INDONESIA Oleh : IRFAN NUR DIANSYAH (121116014) PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NIAGA FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 2011 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

ekonomi Sesi PERDAGANGAN INTERNASIONAL A. KONSEP DASAR a. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional

ekonomi Sesi PERDAGANGAN INTERNASIONAL A. KONSEP DASAR a. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional ekonomi KELAS XII IPS - KURIKULUM 2013 01 Sesi PERDAGANGAN INTERNASIONAL A. KONSEP DASAR Perdagangan internasional merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan antara negara satu dengan negara lainnya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian masih sangat bergantung pada negara lain. Teori David Ricardo menerangkan perdagangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kurs (Nilai Tukar) a. Pengertian Kurs Beberapa pengertian kurs di kemukakan beberapa tokoh antara lain, menurut Krugman (1999) kurs atau exchange rate adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan. Karena adanya kebutuhan ini, maka

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan. Karena adanya kebutuhan ini, maka BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Permintaan Menurut Sugiarto (2002), pengertian permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang atau jasa yang diminta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Teori ini dikenal dengan sebutan teori Heksher-Ohlin (H-O). Nama teori ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Teori ini dikenal dengan sebutan teori Heksher-Ohlin (H-O). Nama teori ini BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Teori Modern (H-O) Teori ini dikenal dengan sebutan teori Heksher-Ohlin (H-O). Nama teori ini diambil dari kedua pencetusnya yang berasal dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan peningkatan kesempatan kerja. Pendekatan pertumbuhan ekonomi banyak

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH EKSPOR NETO TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

ANALISIS PENGARUH EKSPOR NETO TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Halaman Tulisan Jurnal ( Judul dan Abstraksi ) ANALISIS PENGARUH EKSPOR NETO TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Oleh : Candra Mustika,SE,Msi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan

Lebih terperinci

ekonomi KTSP & K-13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL K e l a s A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran

ekonomi KTSP & K-13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL K e l a s A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 ekonomi K e l a s XI PERDAGANGAN INTERNASIONAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami tentang teori perdagangan

Lebih terperinci

MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI

MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI A. Definisi Pengertian perdagangan internasional merupakan hubungan kegiatan ekonomi antarnegara yang diwujudkan dengan adanya proses pertukaran barang atau jasa atas dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif melaksanakan pembangunan. Dalam melaksanakan pembangunan sudah tentu membutuhkan dana yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

TEROI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

TEROI PERDAGANGAN INTERNASIONAL TEROI PERDAGANGAN INTERNASIONAL I. TEORI PRA KLASIK MERKANTILISME MERKANTILISME ADALAH SUATU ALIRAN EKONOMI YANG TUMBUH DAN BERKEMBANG PESAT PADA ABAD XVI XVIII DI EROPA BARAT. IDE POKOK MERKATILISME ADALAH

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS 3.1. Teori Perdagangan Internasional Teori tentang perdagangan internasional telah mengalami perkembangan yang sangat maju, yaitu dimulai dengan teori klasik tentang keunggulan

Lebih terperinci

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA 49 IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA 4.1 Produk Domestik Bruto (PDB) PDB atas dasar harga konstan merupakan salah satu indikator makroekonomi yang menunjukkan aktivitas perekonomian agregat suatu negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perdagangan internasional merupakan kegiatan pertukaran barang dan jasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perdagangan internasional merupakan kegiatan pertukaran barang dan jasa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori-teori 2.1.1 Perdagangan Internasional Perdagangan internasional merupakan kegiatan pertukaran barang dan jasa yang dilakukan penduduk suatu negara dengan penduduk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dalam bidang ekonomi, menyebabkan berkembangnya sistem perekonomian ke arah yang lebih terbuka antar negara. Perekonomian terbuka membawa suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Produk Domestik Bruto Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara ke arah yang lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menukar yang didasarkan atas kehendak suka rela dari masing-masing pihak.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menukar yang didasarkan atas kehendak suka rela dari masing-masing pihak. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep Perdagangan Internasional Menurut Boediono (1994 : 10) perdagangan diartikan sebagai proses tukar menukar yang didasarkan atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal. Penambahan modal ini berupa investasi dan tabungan. Di satu sisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal. Penambahan modal ini berupa investasi dan tabungan. Di satu sisi 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasi/penanaman modal Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi diperlukan suatu penambahan modal. Penambahan modal ini berupa investasi dan tabungan. Di

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Pembangunan Pertanian Dalam memacu pertumbuhan ekonomi sektor pertanian disebutkan sebagai prasyarat bagi pengembangan dan pertumbuhan

Lebih terperinci

Dari hasil penelitian mengenai perilaku makroekonomi lndonesia. dikaitkan dengan liberalisasi perdagangan, maka dapat ditarik beberapa

Dari hasil penelitian mengenai perilaku makroekonomi lndonesia. dikaitkan dengan liberalisasi perdagangan, maka dapat ditarik beberapa VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai perilaku makroekonomi lndonesia dikaitkan dengan liberalisasi perdagangan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan : 1. Dari pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara berusaha memenuhi kebutuhannya baik barang dan jasa, atinya akan ada kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perdagangan internasional membahas alasan alasan serta pengaruh pembatasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perdagangan internasional membahas alasan alasan serta pengaruh pembatasan 9 BAB II 2.1 Teori Perdagangan Internasional TINJAUAN PUSTAKA Teori perdagangan internasional menganalisa dasar dasar terjadinya perdagangan internasional serta serta keuntungan yang diperoleh. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Dalam era globalisasi peran transportasi

BAB I PENDAHULUAN. pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Dalam era globalisasi peran transportasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dari sisi ekonomi adalah suatu perubahan dunia yang bersifat mendasar atau struktural dan akan berlangsung terus dalam Iaju yang semakin pesat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah transaksi dagang antar subyek ekonomi Negara yang satu dengan subyek ekonomi Negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Tingkat inflasi berbeda dari satu periode ke periode lainnya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya bagi para pelaku ekonomi. Dewasa ini pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian

Lebih terperinci

VII. SIMPULAN DAN SARAN

VII. SIMPULAN DAN SARAN VII. SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum dalam perekonomian Indonesia terdapat ketidakseimbangan internal berupa gap yang negatif (defisit) di sektor swasta dan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010 PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu indikator yang menunjukan bahwa perekonomian sebuah negara lebih baik dari negara lain adalah melihat nilai tukar atau kurs mata uang negara tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah kegiatan pertukaran barang ataupun jasa yang dilakukan

Lebih terperinci

EKONOMI INTERNASIONAL. Irwan Sukmawan, S.Pd,,MM.

EKONOMI INTERNASIONAL. Irwan Sukmawan, S.Pd,,MM. EKONOMI INTERNASIONAL Irwan Sukmawan, S.Pd,,MM. Materi Ekonomi Internasional Pendahuluan Teori Klasik Teori Neo Klasik Teori Alternatif Kebijakan Perdagangan Pendahuluan Ilmu Ekonomi Internasional I :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan masyarakat demokratis, yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penganut sistem perekonomian terbuka yang tidak terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti sekarang ini setiap negara melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti sekarang ini setiap negara melakukan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini setiap negara melakukan perdagangan internasional. Salah satu kegiatan perdagangan internasional yang sangat penting

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

PERDAGANGAN INTERNASIONAL PERDAGANGAN INTERNASIONAL 1 A. Arti Perdagangan Luar Negeri Perdagangan internasional adalah cabang Ilmu Ekonomi yang mempelajari segala sesuatu mengenai hubungan dagang antar negara. Sebagai cabang Ilmu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. negara yang berbeda serta mengakibatkan timbulnya pertukaran akan valuta asing

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. negara yang berbeda serta mengakibatkan timbulnya pertukaran akan valuta asing BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Perdagangan Internasional Perdagangan internasional merupakan kegiatan yang dilaksanakan antar negara yang berbeda

Lebih terperinci

Universitas Bina Darma

Universitas Bina Darma Mata Kuliah Kelas Hari/Tanggal Dosen Universitas Bina Darma Petunjuk mengerjakan soal: Tulislah Nama, NIM dan Kelas. ( Berdoa dahulu sebelum mengerjakan soal ) Kerjakan di KERTAS A. PILIHAN GANDA 1. Perdagangan

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pengantar Ekonomi Makro Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pengertian Ilmu Ekonomi Adalah studi mengenai cara-cara yang ditempuh oleh masyarakat untuk menggunakan sumber daya yang langka guna memproduksi komoditas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Produksi Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan bagaimana sumber daya (input) digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsisten, perekonomian dibangun atas dasar prinsip lebih besar pasak dari pada

BAB I PENDAHULUAN. konsisten, perekonomian dibangun atas dasar prinsip lebih besar pasak dari pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Utang luar negeri yang selama ini menjadi beban utang yang menumpuk yang dalam waktu relatif singkat selama 2 tahun terakhir sejak terjadinya krisis adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara negara di dunia bertujuan mensejahterakan penduduknya, begitu juga di Indonesia pemerintah telah berusaha maksimal agar dapat mensejahterakan penduduk.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang di lakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Perdagangan Internasional

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Perdagangan Internasional BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perdagangan Internasional Menurut Boediono (2005:10) perdagangan diartika n sebagai proses tukar menukar yang didasarkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Perdagangan Internasional Perdagangan internasional dapat diartikan sebagai transaksi perdagangan antara subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek ekonomi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto 18 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Produk Domestik Regional Bruto Dalam menghitung pendapatan regional, dipakai konsep domestik. Berarti seluruh nilai tambah yang ditimbulkan oleh berbagai sektor atau lapangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan internasional merupakan kegiatan ekonomi antarnegara yang diwujudkan dengan adanya proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Uang merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian diseluruh dunia. Bagi seorang ekonom, uang adalah persediaan aset yang dapat dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dapat meningkatkan perekonomian di negaranya masing-masing, dimana bagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dapat meningkatkan perekonomian di negaranya masing-masing, dimana bagi BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsepsi 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah proses jual beli baik berupa barang maupun jasa yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional adalah salah satu komponen penting yang dapat

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional adalah salah satu komponen penting yang dapat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan internasional adalah salah satu komponen penting yang dapat memajukan perekonomian suatu negara, seperti di Indonesia. Sebagai salah satu negara yang berkeinginan

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap kuat tetapi tekanan semakin meningkat Indikator ekonomi global telah sedikit membaik, harga komoditas telah mulai meningkat

Lebih terperinci

Perekonomian Indonesia Pada Masa Reformasi

Perekonomian Indonesia Pada Masa Reformasi Modul ke: 04Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi S1 MANAJEMEN Sejarah Perkembangan Perekonomian Indonesia Periode Revormasi Krisis ekonomi di Indonesia Fundamental ekonomi nasional pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu negara yang memiliki rasa ketergantungan dari negara lainnya, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dirasa tidaklah mencukupi, apabila hanya mengandalkan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perjalanan waktu yang penuh dengan persaingan, negara tidaklah dapat memenuhi sendiri seluruh kebutuhan penduduknya tanpa melakukan kerja sama dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha. Hanya negara yang bisa bersainglah yang akan menguasai

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik BAB V Kesimpulan dan Saran 5. 1 Kesimpulan 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik bruto. Indonesia merupakan negara pengekspor energi seperti batu bara dan gas alam. Seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tolak ukur penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi menggambarkan suatu dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya,

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum angka inflasi yang menggambarkan kecenderungan umum tentang perkembangan harga dan perubahan nilai dapat dipakai sebagai informasi dasar dalam pengambilan

Lebih terperinci

BAB VII Perdagangan Internasional

BAB VII Perdagangan Internasional SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN EKONOMI BAB VII Perdagangan Internasional Dr. KARDOYO, M.Pd. AHMAD NURKHIN, S.Pd. M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. cara yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia diestimasikan akan mengalami tantangan baru di masa yang akan datang. Di tengah liberalisasi ekonomi seperti sekarang suatu negara akan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka ini terdapat berbagai hasil penelitian sebelumnya oleh peneliti lain, baik itu dalam penelitian pada umumnya maupun penelitian

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perdagangan antar negara. Nopirin (1996:26) mengatakan bahwa perdagangan internasional

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perdagangan antar negara. Nopirin (1996:26) mengatakan bahwa perdagangan internasional BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Permintaan dan penawaran pada dasarnya merupakan penyebab terjadinya perdagangan antar negara.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah kegiatan perdagangan barang-barang dan jasa, yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur perekonomian bercorak agraris yang rentan terhadap goncangan kestabilan kegiatan perekonomian.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Penawaran Menurut Sukirno (2013) teori penawaran menerangkan tentang ciri hubungan antara harga sesuatu barang dan jumlah barang yang ditawarkan para

Lebih terperinci

Konsep Dasar Ekonomi Internasional. Abdillah Mundir, SE, MM

Konsep Dasar Ekonomi Internasional. Abdillah Mundir, SE, MM Konsep Dasar Ekonomi Internasional Abdillah Mundir, SE, MM Pendahuluan Ilmu Ekonomi Internasional I : cabang ilmu ekonomi yang mempelajari pengambilan keputusan dalam dalam pengunaan sumberdaya yang terbatas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara, baik itu negara maju maupun negara berkembang menginginkan adanya perkembangan dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan yang berkelanjutan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Aricha (2013), perdagangan internasional adalah perdagangan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Aricha (2013), perdagangan internasional adalah perdagangan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Menurut Aricha (2013), perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO FEBRUARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perekonomian negara-negara di dunia saat ini terkait satu sama lain melalui perdagangan barang dan jasa, transfer keuangan dan investasi antar negara (Krugman dan Obstfeld,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem perekonomian ke arah yang lebih terbuka antar negara.perekonomian terbuka membawa suatu dampak ekonomis

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN+3 Potret ekonomi dikawasan ASEAN+3 hingga tahun 199-an secara umum dinilai sangat fenomenal. Hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian dalam perdagangan internasional tidak lepas dari negara yang menganut sistem perekonomian terbuka. Apalagi adanya keterbukaan dan liberalisasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa dokumen-dokumen yang terkait dengan judul penelitian, diantaranya

Lebih terperinci

MAKALAH DEVISA DAN DAMPAK PERDAGANGAN INTERNASIONAL LENGKAP

MAKALAH DEVISA DAN DAMPAK PERDAGANGAN INTERNASIONAL LENGKAP MAKALAH DEVISA DAN DAMPAK PERDAGANGAN INTERNASIONAL LENGKAP BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam konteks perekonomian suatu negara, salah satu wacana yang menonjol adalah mengenai pertumbuhan ekonomi.

Lebih terperinci

EKONOMI INTERNASIONAL

EKONOMI INTERNASIONAL URAIAN MATERI ampir H EKONOMI INTERNASIONAL tidak ada satu negara pun di dunia yang tidak melakukan hubungan perdagangan internasional. Hubungan ekonomi internasional dapat berupa perdagangan, investasi,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. dengan kekuatan permintaan dan penawaran (Waluya, 2003)

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. dengan kekuatan permintaan dan penawaran (Waluya, 2003) TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tinjauan Pustaka Harga suatu barang ekspor dan impor merupakan variabel penting dalam merncanakan suatu perdagangan internasional. Harga barang ekspor berhadapan dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi diwilayah domestik, tanpa memperhatikan apakah faktor

Lebih terperinci