Didit Fitriawan Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP ITS
|
|
- Liana Jayadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT & LIMBAH CAIR PT X - PASURUAN SEBAGAI UPAYA PENERAPAN PROSES PRODUKSI BERSIH STUDY OF SOLID & LIQUID WASTE MANAGEMENT AT PT X - PASURUAN AS THE EFFORT OF IMPLEMENTATION CLEANER PRODUCTION PROCESS Didit Fitriawan Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP ITS didit_fitriawan@yahoo.com Abstrak PT X - Pasuruan merupakan salah satu dari beberapa pabrik air mineral di Indonesia. Meskipun telah menerapkan sistem manajemen lingkungan, pada area perusahaan air minum dalam kemasan ini masih dijumpai adanya limbah padat dan limbah cair belum dikelola secara baik. Untuk itu, diperlukan sebuah audit pengelolaan limbah padat & limbah cair melalui pendekatan produksi bersih, yaitu sebuah pendekatan dengan mengurangi volume dan konsentrasi limbah dengan jalan reduksi pada sumbernya. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa upaya pengelolaan limbah padat dan limbah cair PT X - Pasuruan ini dibutuhkan beberapa langkah. Langkah tersebut di antaranya adalah; memaksimalkan tata kelola yang baik (good house keeping) pada setiap crtical point yang ditemukan. Kemudian, dilakukan upaya perbaikan pada tiga poin; pemanfaatan limbah sludge sebagai bahan baku pembuatan paving blok & batako, pengelolaan limbah B3 pada kegiatan pengemasan dan penyimpanan sementaranya, pemilihan sistem unit pengolah limbah cair yang tepat sesuai dengan kuantitas & kualitas air limbah di PT X Pasuruan serta pemeliharaan unit pengolah limbah. Kata kunci: produksi bersih, pengelolaan limbah, limbah padat & limbah cair Abstract PT X - Pasuruan is one of several mineral water factory in Indonesia. Although they has implemented environmental management system, in the area's packaged drink water s company is still met the solid waste and liquid waste which not managed well. For this, needed a management audits for solid & liquid waste through cleaner production approach, an approach to reduce the volume and concentration of waste by means of reduction at the source. From this research, that was found results of this study that the solid & liquid waste management efforts at PT X - Pasuruan is required several steps. These measures include; good house keeping at every crtical point that found. Then, made improvements on three points; utilization of waste sludge as raw material manufacturing block paving, management of hazardous waste packaging activities and temporary storage,, choosing the great waste water treatment unit that suitable with waste water s quantitiy & quality and also maintaining waste water treatment s unit. Key words: cleaner production, waste management, solid & liquid waste 1
2 I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menjaga kelestarian lingkungan hidup tersebut bisa diterapkan dalam bentuk meminimalkan limbah yang dihasilkan oleh industri atau perusahaan. Sedangkan salah satu cara atau metode yang bisa digunakan untuk minimalisasi limbah adalah metode Produksi Bersih. Pendekatan produksi bersih dalam pelaksanaannya tidak bisa terlepas dari satu hal penting yakni teknik minimisasi limbah (waste minimization techniques). Sebuah pendekatan dengan mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas, dan tingkat bahaya limbah yang berasal dari suatu kegiatan, dengan jalan reduksi pada sumbemya dan/atau pemanfaatan limbah. (Panggabean, 2000). Sebagaimana menurut Kep Men LH, No 75 tahun 2004, perusahaan dan industri di Indonesia diharapkan untuk dapat menjaga kelestarian lingkungan dalam pelaksanaan produksinya. PT X - Pasuruan yang merupakan salah satu perusahaan air minum dalam kemasan di Indonesia tentunya juga menghasilkan limbah hasil kegiatan produksi yang berupa botol botol bekas serta cairan detergen yang juga memerlukan pengelolaan yang baik. Namun pada nyatanya, di perusahaan ini pengelolaan limbahnya belum maksimal. Oleh karena itu, untuk tetap bisa menjaga kelestarian lingkungan, perusahaan ini memerlukan sebuah pengelolaan limbah padat dan cair secara baik dengan menggunakan proses produksi bersih. 1.2 Perumusan Masalah Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian tugas akhir ini adalah mengupayakan sebuah bentuk pengelolaan limbah padat & limbah cair yang terbaik dengan metode penerapan Produksi Bersih (Cleaner Production) guna memenuhi kriteria standar Kepmen. LH, no 75 tahun Metode pengelolaan limbah padat & cair tersebut berupa: 1. Metode Good House Keeping 2. Metode Minimisasi Limbah 2
3 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah menentukan strategi pengelolaan limbah padat dan limbah cair PT X - Pasuruan dalam upaya penerapan produksi bersih (cleaner production) yang berupa: 1. Metode Good House Keeping 2. Metode Minimisasi Limbah 1.4 LANDASAN TEORI a. Audit Lingkungan Audit lingkungan adalah alat pemeriksaan komprehensif dalam sistem manajemen lingkungan. Audit lingkungan merupakan satu alat untuk memverifikasi secara objektif upaya manajemen lingkungan dan dapat membantu mencari langkah-langkah perbaikan guna meningkatkan performasi lingkungan, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan (Bratasida,1996). Menurut United States Environmental Protection Agency (US EPA), Audit Lingkungan adalah suatu pemeriksaan yang sistematis, terdokumentasi secara periodik dan objektif berdasarkan aturan yang ada terhadap fasilitas operasi dan praktek yang berkaitan dengan pentaatan kebutuhan lingkungan. Dalam perkembangan selanjutnya audit lingkungan mencakup beberapa bidang antara lain sistem manajemen lingkungan dengan pelaksanaan produksi bersih, pentaatan terhadap peraturan perundang-undangan dan minimisasi limbah. Audit lingkungan merupakan upaya proaktif suatu perusahaan maupun instansi untuk perlindungan lingkungan yang akan membantu perusahan meningkatkan efisiensi dan pengendalian emisi, polutan yang pada akhirnya dapat meningkatkan citra positif dari masyarakat terhadap perusahaan atau instansi. (Tardan dkk, 1997). b. Produksi Bersih Di Indonesia, produksi bersih diperkenalkan oleh BAPEDAL (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan) pada tahun Sejak saat itu Produksi bersih terus dikembangkan dan 3
4 disebarluaskan ke seluruh sekto-sektor terkait di Indonesia. Pada tahun 1995, Pemerintah Indonesia mencanangkan Komitmen Nasional Produksi Bersih.(Pusat Produksi Bersih Nasional, 2005) Beberapa ahli telah merumuskan beberapa pengertian mengenai produksi bersih (cleaner production). (Kep Men LH, No 75 tahun 2004)) Menetapkan bahwa produksi bersih merupakan suatu strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif dan terpadu yang perlu diterapkan secara terus menerus pada proses produksi dan daur hidup produk dengan tujuan untuk mengurangi resiko terhadap manusia dan lingkungan.. Pendekatan program ini bersifat proaktif yang diterapkan untuk menselaraskan kegiatan pembangunan ekonomi dengan upaya perlindungan lingkungan. Tujuan utama dari penerapan Cleaner Production ini adalah dengan melakukan implementasi perubahan dalam desain produk, proses manufakturing, dan teknik-teknik manajemen untuk meningkatkan efisiensi, mencegah polusi dan mengurangi limbah. d. Langkah Langkah Pelaksanaan Produksi Bersih Secara umum langkah-langkah implementasi produksi bersih di perusahaan terikat pada 20 langkah berikut ini: 1. Fokus dan persiapan audit Pada tahap persiapan ini dapat dilakukan dengan menyusun suatu tim yang bertanggung jawab melaksanakan pengelolaan limbah, mencatat semua langkah proses dan mengidentifikasi langkah-langkah proses yang memberi andil pencemaran. Tim yang telah terbentuk harus melibatkan seluruh unsur perusahaan, mulai pucuk pimpinan, sampai keoperator. 2. Membuat daftar unit proses Tim studi atau auditor memulai program audit limbah/pengurangan limbah dengan mengenali/mempelajari semua tahapan produksi hal ini dilakukan dengan audit di sekitar pabrik bersama ahli proses pengolahan dan membuat catatan-catatan yang berhubungan dengan produksi. 4
5 3. Menyusun diagram alir proses Kemudian dilakukan penyusunan terhadap diagram alir dari perusahaan yang bersangkutan untuk menggambarkan sebuah sistem operasi pada pengolahan di pabrik yang bersangkutan. Diagram alir proses ini perlu dibuat dengan memperjelas aliran limbah. Jika semua unit operasi telah jelas dan diidentifikasi, tim audit/auditor tersebut melanjutkan pengumpulan data mengenai konsumsi air, output air limbah, dan penangkapan kembali 4. Menentukan input-output Tim audit kemudian mengumpulkan data mengenai input bahan. Sebetulnya untuk menentukan input-output ini akan lebih jelas jika dibuat tabel seperti berikut ini: Unit operasi Bahan masuk Bahan keluar Aliran limbah Padat Cair Gas 5. Mencatat penggunaan air Dilakukan pencatatan penggunaan air selama periode tertentu dari perusahaan tersebut. Kemudian tim audit tersebut memilah-milah penggunaan konsumsi air tersebut (break down penggunaan air). Nama operasi Kebutuhan air ton/jam l/detik 6. Mengukur pendaur ulang limbah saat ini Pengukuran ini dimaksudkan untuk pencatatan kembali bilasan air dan bahan kimia 7. Perhitungan output proses 5
6 Perlu dicatat buangan atau limbah yang timbul dari operasi produksi dan jasa dari produkproduk perusahaan tersebut. Perhatian utama dapat dilakukan pada limbah cair, limbah gas, dll. Perlu dicatat kontribusi limbah domestik yang dibuang ke saluran. 8. Menghitung air limbah Menghitung rata-rata laju alir limbah yang dicatat selama suatu periode pemantauan dua minggu atau pada periode tertentu sesuai dengan lapangan di perusahaan. 9. Menghitung emisi-emisi gas Emisi gas memerlukan perhatian khusus pada beberapa perusahaan yang mempunyai masalah pada limbah jenis ini. Perlu dilakukan pencatatan pada ketel-ketel pengolahan untuk pemantauan limbah emisi ini. 10. Menghitung limbah off site Pada waktu audit, perlu dilakukan pencatatan limbah-limbah yang terbentuk, proses dan permasalahan selama pengakutan dan pembuangan ke area pembuangan di daerah off site. 11. Menggabungkan informasi input dan output untuk unit operasi. Sebagaimana tujuan utama dari program audit produksi bersih, yaitu mengurangi air limbah dan muatan pencemar yang terkait. 12. Memperoleh neraca bahan pendahuluan Neraca pendahulu ini dibuat berdasarkan penggunaan air. 13. Mengevaluasi neraca bahan Mengevaluasi neraca bahan yang telah dibuat menunjukkan suatu perhitungan kesetimbangan yang baik. 14. Menyempurnakan neraca bahan Dalam pembuatan neraca bahan tersebut, tidak diperhitungankan adanya kehilangan air karena penguapan, ataupun kebocoran. Dalam kasus ini perlu dilakukan sebuah pencatatan dan perhitungan yang terdokumentasi. 6
7 15. Memeriksa penerapan produksi bersih. Pemeriksanaan penerapan dari tim audit dapat dilakukan dari pertimbangan banyaknya kasus-kasus pencemaran. 16. Mentargetkan dan mencirikan limbah bermasalah. Setelah menyelesaikan langkah 15, tim audit menemukan bahwa penggurangan aliran air limbah dan muatan pencemar dapat dicapai dengan melaksanakan tindakan perbaikan yang sudah dijelaskan. 17. Melakukan pemisahan Tim audit limbah harus memahami bahwasannya pemisahan limbah tersebut menjadi bagian integral dari strategi pengurangan limbah, sehingga perhitungan penghematan atas rekomendasi daur ulang dengan penangkapan kembali tersebut tidak perlu dipisahkan. 18. Mengembangkan pilihan-plilihan pengurangan limbah jangka panjang. Tim audit menyiapkan rencana-rencana pendahuluan untuk fasilitas pra-pemrosesan on-site. 19. Evaluasi lingkungan dan ekonomi terhadap pilihan-pilihan produksi bersih. Dari studi-studi penurunan limbah yang ditunjukkan dengan penggunaan kembali/pendauran ulang dan penangkapan kembali, jelas bahwa pelaksanaan tersebut akan membawa suatu keuntungan lingkungan yang baik. 20. Rencana tindakan mengurangi limbah dan meningkatkan efisiensi produksi. Hasil-hasil dari studi audit limbah dan pengurangan limbah secara formal dipresentasikan kepada manajemen perusahaan yang bersangkutan dalam bentuk lapora teknik. Apabila rekomendasi yang dibuat, diterima oleh manajemen langkah selanjutnya adalah membuat rencanarencana untuk melaksanakan rekomendasi tersebut. (Hermana, J., 2000) 7
8 2. METODOLOGI Dalam penelitian ini, dilakukan langkah langkah sebagai berikut: a. Mengumpulkan data data tentang Sistem Organisasi Perusahaan, Sistem Pelaksanaan Produksi dan Sistem Pengelolaan Limbah. b. Melakukan penelitian lapangan dengan memperhatikan aspek limbah padat dan limbah cair. c. Melakukan analisis data dan memberikan berbagai usulan perbaikan pada critical items. 3. ANALISA DAN PEMBAHASAN a. Limbah Padat dan Sumbernya Ada beberapa macam limbah padat yang dihasilkan oleh PT X - Pasuruan ini. Limbah padat ini digolongkan menjadi 2 jenis, ada limbah padat yang termasuk B3 dan ada limbah padat yang bukan termasuk limbah B3. Di antara limbah padat yang termasuk B3, yaitu: 1. kain pembersih oli bekas & kemasan oli bekas 2. baterai forklift 3. lampu TL bekas Sedangkan yang bukan termasuk limbah B3 yaitu: 1. kayu pallet 2. kardus pengemas label 3. seal dan cap 4. galon afkir 5. potongan besi 6. plastik 7. kemasan HCl bekas 8. sampah karyawan 9. sludge 8
9 b. Limbah Cair dan Sumbernya b.1. Limbah Cair Non Polutan Limbah cair non polutan merupakan limbah cair yang tidak terkontaminasi dengan kontaminan padat maupun kontaminan cair. Limbah cari non polutan PT X - Pasuruan berasal dari air reject dari proses filling, air dari sisa AC dan air sisa wudhu dari masjid.. b.2. Limbah Cair PolutanMerupakan limbah cair yang mengandung kontaminan padat serta kontaminan cair. Limbah cair ini berasal dari: Air bekas laundry dan dapur Air sisa sanitasi kamar mandi & kantin Air bekas deterjen mesin washer HCl cair dari proses pre treatment Oli bekas Ceceran solar Tabel 1 Identifikasi permasalahan (critical item) PT X - Pasuruan No. Objek Permasalahan WT Bardi CapSnap Bella Pre Load/Un Beng. Pel. 1 Ceceran solar Ceceran cairan HCl Kardus, plastik, seal & cap berserakan Besi berserakan Endapan sludge Tumpukan kayu berserakan Catatan: No. Keterangan 1 WT Water Treatment / pengolahan air 2 Bardi Ruangan mesin R. Bardi 3 CapSnap Ruangan mesin Cap Snap 4 Bella Ruangan mesin Bella 5 Pre Area Pre Treatment 6 Load/Un Area loading dan unloading galon 7 Beng Bengkel 8. Pel Pelataran atau wilayah non produksi dan disposal Sumber: Laporan Hasil Uji Lab. Disnakertrans,
10 Tabel 2 Upaya Perbaikan Dari Sumber Permasalahan Sebagai Upaya Penerapan Produksi Bersih Deskripsi Permasalahan Ceceran Solar Ceceran cairan HCl Kardus, plastic, seal & cap Besi berserakan Endapan sludge Tumpukan kayu berserakan Upaya Perbaikan yang Solutif Memeriksan dan memperbaiki rembesan pada genset Menyediakan drum atau ember yang dilengkapi dengan penyaring Membubuhkan serbuk gergaji atau parutan kayu, agar lantai tidak licin Menyediakan saluran kecil menuju penampungan solar Optimalisasi shift jaga dari petugas bengkel yang bersangkutan Pemantauan secara berkala oleh operator atau supercisor untuk memeriksa adanya ceceran Mengimplementasikan aspek ISO 14001, yaitu pelatihan bagi operator secara berkala Memaksimalkan proses pre treatment Memeriksa terjadinya kebocoran pada bak pencuci dan melakukan perbaikan Mengoptimalkan penampungan pada reservoir I Membuat saluran sederhana menuju ke saluran limbah induk untuk dialirkan ke wetland Pemantauan secara berkala oleh operator atau supercisor untuk memeriksa adanya ceceran Penggunaan peralatan safety bagi operator termasuk sarung tangan dan sepatu boot Mengimplementasikan aspek ISO 14001, yaitu pelatihan bagi operator secara berkala Menyediakan tempat penyimpanan sementara yang terlindung dari hujan dan sinar matahari Menyediakan waktu piket kebersihan untuk menata barang barang buangan berserakan Melakukan pemilahan jenis plastik dan memberikan simbol jenis jenis plastik Menggunakan kembali cap yang masih bagus dan melakukan pembersihan secara pre treatment Re-purchasing pada pengepul Membuat tempat penyimpanan yang terlindung dari hujan dan matahari agar tidak terjadi korosi Menggunakan kembali besi yang masih memungkinkan Re-purchasing pada pengepul Mengefektifkan proses pencucian galon pada mesin washer Memberikan proses dry cleaning sebelum galon masuk pada mesin washer Mengoptimalkan kinerja bak pengendap Memanfaatkan sludge sebagai bahan baku pembuatan paving blok Melakukan pengurasan sludge jika telah overflow sebelum mengendap Mengimplementasikan aspek ISO 14001, yaitu pelatihan bagi operator secara berkala Pemantauan berkala oleh operator atau supercisor untuk memeriksa adanya ketidaksesuaian Membuat tempat penyimpanan yang terlindung dari hujan dan matahari agar tidak terjadi korosi Menggunakan kembali kayu yang masih memungkinkan Re-purchasing pada pengepul Melakukan pekerjaan packaging galon sesuai SOP agar pallet tidak cepat rusak Mengimplementasikan aspek ISO 14001, yaitu pelatihan bagi operator secara berkala Sumber: Hasil Analisis 10
11 b.3. Upaya Perbaikan Yang Solutif Berdasarkan skala prioritas yang mungkin untuk diterapkan terlebih dahulu pada perusahaan ini, maka upaya perbaikan untuk pelaksanaan produksi bersih pada penelitian kali ini ada 5 aspek, di antaranya adalah: Efisiensi penggunaan air pada proses pencucian galon di mesin washer. Pemanfaatan limbah sludge menjadi bahan baku pembuatan paving blok. Upaya pengelolaan limbah B3, pengemasan serta penyimpanan sementara. Pemilihan sistem unit pengolah limbah cair yang tepat sesuai dengan kuantitas & kualitas air limbah di PT X - Pasuruan Pemeliharaan unit pengolah limbah cair. 4. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan, serta hasil pembahasan mengenai objek studi maka dapat diambil kesimpulan, di antaranya: 1. Pengelolaan limbah padat dan limbah cair PT X Pasuruan belum dikelola secara maksimal. 2. Dalam penelitian ini diberikan beberapa jenis usulan, antara lain: a. Memaksimalkan kegiatan house keeping pada setiap bagian dari kegiatan produksi, operasi dan maintenance. b. Memanfaatkan kembali limbah sludge menjadi paving blok. c. Mendesain ulang tata letak dan bangunan penyimpanan limbah B3 serta memberikan petunjuk teknis tentang cara cara pengemasan dan penyimpanan sesuai dengan regulasi. d. Pemilihan sistem unit pengolah limbah cair Yang tepat sesuai dengan kuantitas & kualitas air limbah di PT X - Pasuruan e. Pemeliharaan unit pengolah limbah cair. 11
12 5. DAFTAR PUSTAKA Panggabean, S Minimisasi Limbah. Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radio Aktif, Batan. Anonim, Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 75 Tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Limbah dan Produksi Bersih Nasional. Kementerian Lingkungan Hidup, Jakarta Bratasida, L Prospek Pengembangan Sistem Manajemen Lingkungan di Indonesia. BAPEDAL. Jakarta. Tardan, M. Agus M., dkk Audit Lingkungan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. Pusat Produksi Bersih Nasional Bunga Rampai Produksi Bersih di Indonesia. Jakarta. Hermana, J Konsep Dasar Produksi Bersih. Kumpulan Materi Panduan Pelatihan Produksi Bersih Untuk Industri dan Jasa, Lemlit ITS Surabaya. 12
STUDI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT & CAIR PT X - PASURUAN SEBAGAI UPAYA PENERAPAN PROSES PRODUKSI BERSIH
Laporan Tugas Akhir STUDI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT & CAIR PT X - PASURUAN SEBAGAI UPAYA PENERAPAN PROSES PRODUKSI BERSIH Oleh: Didit Fitriawan 3305.100.042 Dosen Pembimbing : Ir. Ati Hartati, M.Sc JURUSAN
Lebih terperinciOleh: Ridzky Nanda Seminar Tugas Akhir
Seminar Tugas Akhir STUDI PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI SEBAGAI UPAYA PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DI PABRIK KELAPA SAWIT AEK NABARA SELATAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III STUDY OF WASTE INDUSTRIAL MANAGEMENT
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Beracun (B3) yang dihasilkan di PT Saptaindra Sejati site ADMO bahwa
BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Limbah B3 Hasil observasi identifikasi mengenai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dihasilkan di PT Saptaindra Sejati site ADMO bahwa limbah B3 yang terdapat
Lebih terperinciSTRATEGI TEKNOLOGI PRODUKSI BERSIH MELALUI TATA KELOLA YANG APIK (GHK)
J. Tek. Ling Edisi Khusus Hal. 15-19 Jakarta Juli 2008 ISSN 1441-318X STRATEGI TEKNOLOGI PRODUKSI BERSIH MELALUI TATA KELOLA YANG APIK (GHK) Indriyati Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian
Lebih terperinciDepartemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
KMA 43026 Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. United State Environmental Protection Agency DEFINISI
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR MINUM DEMINERAL DALAM KEMASAN GALON PT. SARIGUNA PRIMATIRTA PASURUAN LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN
PENGOLAHAN AIR MINUM DEMINERAL DALAM KEMASAN GALON PT. SARIGUNA PRIMATIRTA PASURUAN LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : GRACE SRI PURBA 6103012105 SENDY VIOLITA 6103012121 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPEMBINAAN PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA
MODUL #2 PEMBINAAN PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA BADAN PENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 1. PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR LIMBAH DASAR HUKUM 1.
Lebih terperinciISO untuk meminimalkan limbah, by Sentral Sistem Consulting
Pemakaian Bahan Baku Exploitasi dan Explorasi Sumber Daya Alam 100% Sumber Daya Alam Tidak Dapat Diperbaharui 10-15% Polutan Udara Pencemaran Udara Emisi Gas (CO, CO2, Sox, NOx) Penipisan Lapisan Ozon
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 54 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DAN ZAT KIMIA PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA DAN BANDAR UDARA DENGAN
Lebih terperinciPARADIGMA PENGELOLAAN USAHA
PENDEKATAN ECO-EFFISIENSI DALAM PENGELOLAAN USAHA PARADIGMA PENGELOLAAN USAHA SEBUAH PENDEKATAN PENGELOLAAN USAHA BERUPA UPAYA MENINGKATKAN EFISIENSI UNTUK MENINGKATKAN MANFAAT, BAIK DARI ASPEK EKONOMI,
Lebih terperinciCLEANER PRODUCTION (PRODUKSI BERSIH)
L/O/G/O CLEANER PRODUCTION (PRODUKSI BERSIH) Week 8 Khamdi Mubarok, S.T, M.Eng Teknik Industri - UTM Latar Belakang Industri menghadapi permasalahan pengolahan limbah yang kadangkala dirasa sangat memberatkan.
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188/ 101 /KEP./ /2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN KAROSERI BAK TRUK
PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP Jl. Jaksa Agung Suprapto No.41 Lamongan Kode Pos 62251 Telp. (0322) 321 323 Fax (0322) 321 324 Email blh@lamongankab.go.id website www.lamongankab.go.id
Lebih terperinciPENDEKATAN ECO-EFFISIENSI DALAM PENGELOLAAN USAHA
PENDEKATAN ECO-EFFISIENSI DALAM PENGELOLAAN USAHA SEBUAH PENDEKATAN PENGELOLAAN USAHA BERUPA UPAYA MENINGKATKAN EFISIENSI UNTUK MENINGKATKAN MANFAAT, BAIK DARI ASPEK EKONOMI, ORGANISASI MAUPUN LINGKUNGAN
Lebih terperinciPEMBINAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA
MODUL #2 PEMBINAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA BADAN PENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 PENGELOLAAN LINGKUNGAN 1. Pengelolaan air limbah 2. Pengelolaan
Lebih terperinciAUDIT LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
KMA 43026 AUDIT LINGKUNGAN RUMAH SAKIT Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Definisi ISO 14000 Kepmenneg
Lebih terperinciBAB IV HASIL. dilakukan berdasarkan hal-hal sebagai berikut : 1) Pemeriksaan kualitas udara ambien/udara luar. 2) Pemeriksaan air limbah (efluen).
BAB IV HASIL A. Sistem Manajemen Lingkungan 1. Kebijakan Kebijakan lingkungan PT Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Jakarta masih menjadi satu kesatuan dengan kebijakan K3L perusahaan, yaitu pada poin 5 Manajemen
Lebih terperinciKMA DEPARTEMEN ADMINISTRASI & KEBIJAKAN KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA PROF. DRH. WIKU ADISASMITO, M.SC., PH.D.
KMA 43026 DEPARTEMEN ADMINISTRASI & KEBIJAKAN KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA PROF. DRH. WIKU ADISASMITO, M.SC., PH.D. United State Environmental Protection Agency DEFINISI
Lebih terperinciPendekatan Pengelolaan Lingkungan. Investigasi Kerusakan Lingkungan. PengelolaanLingkunganHidup:
Kerusakan Lingkungan: Perubahan Langsung dan atau Tidak Langsung terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan atau Hayati Lingkungan Hidup yang Melampaui Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan. Perusakan lingkungan hidup:
Lebih terperinciPENYIMPANAN DAN PENGUMPULAN LIMBAH B3
PENYIMPANAN DAN PENGUMPULAN LIMBAH B3 Oleh : Iyan Suwargana Mekanisme Pengelolaan Limbah B3 CRADLE TO GRAVE PENGHASIL LIMBAH B3 (Generator) Identifikasi LB3 yg dihasilkan PENGELOLAAN LANJUTAN DIMANFAATKAN/DIOLAH/
Lebih terperinciBAB VI AUDIT LINGKUNGAN
BAB VI AUDIT LINGKUNGAN DEFINISI (US EPA) Suatu pemeriksaan yang sistematis, terdokumentasi, periodic dan obyektif berdasarkan aturan yang tersedia terhadap fasilitas operasi dan praktek yang berkaitan
Lebih terperinciSPM Standar Pelayanan Masyarakat. Standar Pelayanan Masyarakat pada Pasar Rakyat
SPM Standar Pelayanan Masyarakat Standar Pelayanan Masyarakat pada Pasar Rakyat SPM Standar Pelayanan Masyarakat Standar Pelayanan Masyarakat pada Pasar Rakyat Pusat Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan
Lebih terperinciPENGOLAHAN LIMBAH PABRIK MIE INSTAN
PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK MIE INSTAN Di sususn oleh 1. Intan Rosita Maharani (P27834113004) 2. Burhan Handono (P27834113013) 3. Amalia Roswita (P27834113022) 4. Fitriyati Mukhlishoh (P27834113031) 5. Moch.
Lebih terperinci[::IJ PADAPUSATPENGEMBANGAN PEN G ELO LAAN LIMBAH RAD IOAKTIF. Sabat M. Panggabean PENGELOLAANLIMBAH
[::IJ MINIMISASI LIMBAH PADAPUSATPENGEMBANGAN PEN G ELO LAAN LIMBAH RAD IOAKTIF Sabat M. Panggabean Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif, BAT AN PENDAHULUAN Banyaknya kasus pencemaran lingkungan
Lebih terperinciB P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DI PERKANTORAN
B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DI PERKANTORAN DAFTAR ISI 1. Apakah Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun itu? 2. Bahaya Limbah Bahan Berbahaya dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan dan penerapan perangkat-perangkat pengelolaan lingkungan diarahkan untuk mendorong seluruh pihak di dunia ini untuk melakukan tanggung jawab terhadap
Lebih terperinciHO-2 PROSES PEMBUATAN BATIK
HO-2 PROSES PEMBUATAN BATIK Tentang Batik Cap ISTILAH BATIK (SII.0041-74) Cara pelekatan lilin batik Tulis Adalah bahan kain tekstil hasil pewarnaan menurut corakcorak khas Indonesia, dengan menggunakan
Lebih terperinciKLASIFIKASI LIMBAH. Oleh: Tim pengampu mata kuliah Sanitasi dan Pengolahan Limbah
KLASIFIKASI LIMBAH Oleh: Tim pengampu mata kuliah Sanitasi dan Pengolahan Limbah 1 Pengertian Limbah Limbah: "Zat atau bahan yang dibuang atau dimaksudkan untuk dibuang atau diperlukan untuk dibuang oleh
Lebih terperinciLEMBAR PERTAMA UNTUK PERUSAHAAN
LAMPIRAN 1 LEMBAR PERTAMA UNTUK PERUSAHAAN KEPADA: SEKRETARIAT PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU d/a : PUSAT PENGKAJIAN INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP Gedung Kementerian Perindustrian Lantai 20 Jl. Jenderal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan sektor industri terus dipacu pertumbuhan dan pengembangannya dalam upaya memberikan kontribusi positif pada pengembangan ekonomi skala nasional dan daerah.
Lebih terperinciContohPenilaianPROPER: PengelolaanLimbahB3Kegiatan Pertambangan
ContohPenilaianPROPER: PengelolaanLimbahB3Kegiatan Pertambangan ASISTEN DEPUTI PENGELOLAAN LIMBAH B3 DAN PEMULIHAN KONTAMINASI LIMBAH B3 DEPUTI IV MENLH Evaluasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Kegiatan
Lebih terperinciBahan Baku. Aktivitas Produksi. Limbah
Konsep Dasar Bahan Baku Produk Aktivitas Produksi Energi Limbah Bagaimana Penanganan Limbah? Energi Apakah dari sumber terbarukan? Apakah ramah lingkungan? Apakah sudah efisien penggunaannya? Bahan Baku
Lebih terperinciecofirm ANALISIS KELAYAKAN LINGKUNGAN DALAM INDUSTRI PERTANIAN ELIDA NOVITA
ecofirm ANALISIS KELAYAKAN LINGKUNGAN DALAM INDUSTRI PERTANIAN ELIDA NOVITA ENV. CONTROLLING TECHNIQUE & CONSERVATION LABORATORY DEPARTMENT OF AGRICULTURAL ENGINEERING FACULTY OF AGRICULTURAL TECHNOLOGY
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebagai salah satu cara untuk memantau kinerja produksinya. Pengukuran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Produktivitas merupakan satu hal yang sangat penting bagi perusahaan sebagai salah satu cara untuk memantau kinerja produksinya. Pengukuran produktivitas dilakukan
Lebih terperinciSUMBANG PEMIKIRAN: PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN UNTUK MEWUJUDKAN KAMPUS HIJAU UNILA GREEN CAMPUS
SUMBANG PEMIKIRAN: PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN UNTUK MEWUJUDKAN KAMPUS HIJAU UNILA GREEN CAMPUS Ahmad Tusi, S.Tp., M.Si. Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Unila Email: atusi@unila.ac.id
Lebih terperinciPROFIL INSTALASI KESEHATAN LINGKUNGAN RSUD KOTA MATARAM OLEH : FIRA FRSIMAWATI, ST
PROFIL INSTALASI KESEHATAN LINGKUNGAN RSUD KOTA MATARAM OLEH : FIRA FRSIMAWATI, ST PENGERTIAN IKL Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram merupakan salah satu unit kerja yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negatif terhadap lingkungan diantaranya pencemaran lingkungan yang disebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi industri pangan mendukung munculnya dampak negatif terhadap lingkungan diantaranya pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh sisa hasil proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai suatu industri jasa yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Namun, selain memberikan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PERATURAN DAN KEBIJAKAN DI BIDANG PENGUMPULAN DAN PEMANFAATAN LIMBAH B3
IMPLEMENTASI PERATURAN DAN KEBIJAKAN DI BIDANG PENGUMPULAN DAN PEMANFAATAN LIMBAH B3 Bidakara, 20 November 2014 Penyimpanan & Pengumpulan LB3 Kegiatan menyimpan limbah B3 yang dilakukan oleh penghasil
Lebih terperinciPengelolaan Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan Nur Hidayat Proses Produksi Energi dsb Bahan Baku Aktivitas Produksi produk limbah 1 Limbah Bagaimana penanganan limbah? Energi Apakah digunakan dari sumber terbarukan? Apakah ramah
Lebih terperinciGlobalisasi perekonomian menimbulkan pencemaran dan memunculkan kepedulian terhadap lingkungan. ISO mengembangkan standar spesifik lingkungan bagi
AUDIT LINGKUNGAN Globalisasi perekonomian menimbulkan pencemaran dan memunculkan kepedulian terhadap lingkungan. ISO mengembangkan standar spesifik lingkungan bagi industri dan jasar AMDAL sebagai salah
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,
BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DI KABUPATEN BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPRODUKSI BERSIH (Cleaner Production) HA Latief Burhan Universitas Airlangga
PRODUKSI BERSIH (Cleaner Production) HA Latief Burhan Universitas Airlangga Tujuan Produksi Bersih Mengurangi dan peningkatan efisiensi penggunaan energi & bahan baku, serta meminimalisasi terbentuknya
Lebih terperinciDisampaikan Pada Kegiatan Bimbingan Teknis Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B September 2016
PENYAMPAIAN RANCANGAN PERATURAN MENLHK TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENYIMPANAN LIMBAH B3; DAN PENGEMASAN LIMBAH B3 DALAM RANGKA REVISI KEPUTUSAN KEPALA BAPEDAL NOMOR 01/BAPEDAL/09/1995 DAN PERATURAN
Lebih terperinciPENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3
PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3 Oleh: Aep Purnama Kabid Prasarana Jasa dan Non Institusi Asdep Pengelolaan LB3 dan Kontaminasi LB3 DEFINISI UU No. 32/2009 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Kayu Lapis Menurut Tsoumis (1991), kayu lapis adalah produk panel yang terbuat dengan merekatkan sejumlah lembaran vinir. Arah serat pada lembaran vinir untuk face dan
Lebih terperinciPENERAPAN KONSEP GREEN MANUFACTURING PADA BOTOL MINUMAN KEMASAN PLASTIK
PENERAPAN KONSEP GREEN MANUFACTURING PADA BOTOL MINUMAN KEMASAN PLASTIK Wisma Soedarmadji 1*, Surachman 2, Eko Siswanto 3 1,2,3 Universitas Brawijaya, Fakultas Teknik Mesin, Malang 65145, Indonesia ABSTRACT
Lebih terperinciPELATIHAN DOSEN-DOSEN PTN DAN PTS SE JAWA-BALI DALAM BIDANG AUDIT LINGKUNGAN Bogor, September 2006
PELATIHAN DOSEN-DOSEN PTN DAN PTS SE JAWA-BALI DALAM BIDANG AUDIT LINGKUNGAN Bogor, 11 20 September 2006 Materi yang terdapat dalam halaman ini adalah materi yang disampaikan dalam Pelatihan Audit Lingkungan
Lebih terperinciPRODUKSI BERSIH. Definisi PB berdasarkan UNEP (1992)
PRODUKSI BERSIH Definisi PB berdasarkan UNEP (1992) Aplikasi secara kontinyu dari suatu strategi pencegahan lingkungan terhadap proses dan produk untuk mengurangi resiko terhadap manusia dan lingkungan
Lebih terperinciBAB 4 ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN
BAB 4 ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN 4. 1 Aspek Dampak Lingkungan Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal toilet, kamar mandi, pencucian pakaian, wastafel, kegiatan membersihkan lantai dan aktifitas
Lebih terperinciB P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN
B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN 1 Sampah merupakan konsekuensi langsung dari kehidupan, sehingga dikatakan sampah timbul sejak adanya kehidupan manusia. Timbulnya
Lebih terperinciBAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk
BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk 2.1. Sumber Limbah ini antara lain: Sumber air limbah yang ada di PT. United Tractors Tbk saat Dari proses produksi, (proses produksi/ bengkel, dan cuci unit),
Lebih terperincilingkungan. Beberapa kasus tidak dioperasikannya dengan baik unit pengolah limbah adalah karena faktor biaya. Selain itu unit pengolah limbah akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Operasional sebuah laboratorium dapat berdampak signifikan terhadap lingkungan mulai dari konsumsi sumber daya berupa bahan kimia, air dan energi, peralatan hingga
Lebih terperinciPersyaratan Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 Yulinah Trihadiningrum 11 Nopember 2009
Persyaratan Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 Yulinah Trihadiningrum 11 Nopember 2009 Sumber pencemar di perkotaan Hazardous waste storage Acuan Permen LH no. 30/2009 tentang Tentang Tata Laksana
Lebih terperinciScientific Conference IX Environmental Technology
PENGELOLAAN LIMBAH B3 BENGKEL KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT DI KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA 2012 HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT FOR CAR WORKSHOP IN TEGALSARI DISTRICT SURABAYA Dian Ayuningtyas*, Susi Agustina
Lebih terperinci24/05/2013. Produksi Bersih (sebuah pengantar) PENDAHULUAN. Produksi Bersih (PB) PB Merupakan pendekatan yang cost-effective
Produksi Bersih (sebuah pengantar) PENDAHULUAN Produksi Bersih (PB) United Nation Environmental Programme (UNEP) mendefinisikan produksi bersih sebagai penerapan yang kontinyu dari sebuah strategi pencegahan
Lebih terperinciAgro Industri Ramah Lingkungan Dede Sulaeman
Agro Industri Ramah Lingkungan Dede Sulaeman Agro-industri Ramah Lingkungan Nopember 2007 Penulis: Dede Sulaeman, ST, M.Si Subdit Pengelolaan Lingkungan, Dit. Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP-Deptan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat Indonesia dalam membuang
Lebih terperinciPENERAPAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS 3R
Drs. Chairuddin,MSc PENERAPAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS 3R Program Studi Magister Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pasca Sarjana UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Reduce, Reuse, Recycling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang sangat kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar memakai konsep
Lebih terperinciPENINGKATAN EFISIENSI PERUSAHAAN MELALUI KONSEP NON PRODUK OUTPUT (NPO) SEBAGAI BAGIAN INTERNALISASI BIAYA LINGKUNGAN
J. Tek. Ling Edisi Khusus Hal. 20-25 Jakarta Juli 2008 ISSN 1441-318X PENINGKATAN EFISIENSI PERUSAHAAN MELALUI KONSEP NON PRODUK OUTPUT (NPO) SEBAGAI BAGIAN INTERNALISASI BIAYA LINGKUNGAN Lestario Widodo
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DALAM IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN DI PT KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PLANT JAKARTA
PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DALAM IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN DI PT KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PLANT JAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri yang mampu bersaing di dunia internasional. Industri batik juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, Industri yang survive dan kompetitif adalah industri yang mampu bersaing di dunia internasional. Industri batik juga mampu menjadi industri
Lebih terperinciPengolahan Sampah. Tim Abdimas Sehati Universitas Gunadarma, Bekasi, 7 Desember Disampaikan oleh: Dr. Ridwan, MT- UG
Pengolahan Sampah Tim Abdimas Sehati Universitas Gunadarma, Bekasi, 7 Desember 2017 PENDAHULUAN Latar Belakang: Penanganan sampah/problem tentang sampah khususnya di daerah perkotaan belum bisa teratasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alam dalam prosesnya menjadi produk. Kegiatan tersebut dapat menimbulkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kebutuhan manusia terhadap makanan ringan menjadikan semakin berkembangnya industri baik industri skala besar maupun industri skala kecil dan menengah yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. Penerapan sanitasi dan higiene diruang penerimaan lebih dititik beratkan pada penggunaan alat dan bahan sanitasi.
Lebih terperinciPENERAPAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS 3R
PENERAPAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS 3R Drs. Chairuddin,MSc P E NE RAPAN P E NG E L O L AAN S AM PAH B E RB AS I S 3 R Program Studi Magister Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pasca Sarjana
Lebih terperinciTEKNOLOGI BERSIH (CLEANER PRODUCTION)
Pendahuluan TEKNOLOGI BERSIH (CLEANER PRODUCTION) Teknologi Bersih : Strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif dan terpadu yang diterapkan secara terus menerus pada proses produksi, produk
Lebih terperincigreen gauge Visi AECI adalah untuk menjadi penyedia bahan kimia dan penyedia jasa tambang pilihan bagi para pelanggan.
green gauge AECI menyadari bahwa beroperasi pada berbagai sektor yang luas memiliki dampak yang besar terhadap lingkungan dan oleh karena itu ikut berkontribusi terhadap dampak perubahan iklim. Oleh karenanya
Lebih terperinciKuliah Pencegahan Pencemaran (CHA )
Kuliah Pencegahan Pencemaran (CHA8210851) Pencegahan Pencemaran (Pollution Prevention) Minimisasi Limbah (Waste Minimization) Produksi Bersih (Cleaner Production) Pengelolaan Lingkungan (Environmental
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat konsumsi air minum dalam kemasan semakin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB TNJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Cair Rumah Tangga Limbahcair rumah tangga adalah semua buangan dari hasil kegiatan rumah tangga mencakup mandi, mencuci dan buangan kotoran manusia (urin, dan tinja), (Suharjo,
Lebih terperinciPROSEDUR PENANGANAN CECERAN & TUMPAHAN
PROSEDUR PENANGANAN CECERAN & TUMPAHAN No. Dokumen : PT-KITSBS-21 No. Revisi : 00 : i dari iv LEMBAR PENGESAHAN DOKUMEN DIBUAT OLEH No Nama Jabatan Tanda Tangan 1. RM. Yasin Effendi PLT DM ADM Umum & Fas
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) PT.ATLANTIC BIRURAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN
PENGOLAHAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) PT.ATLANTIC BIRURAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : MARCELIA LEMBONO (6103008014) ISABELLA GUNAWAN (6103008024) STEPHANNIE (6103008078)
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 2010), dengan laju pertumbuhan penduduk sebanyak 1,49%. Tingkat pertumbuhan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahun 2010 jumlah penduduk di Indonesia mencapai 237.641.326 orang (BPS 2010), dengan laju pertumbuhan penduduk sebanyak 1,49%. Tingkat pertumbuhan penduduk yang
Lebih terperinciBANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL ]]]] O l e h : NUNIK PRABARINI 0952010025 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciBAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS
BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS 13.1. Pendahuluan Tepung beras merupakan bahan baku makanan yang sangat luas sekali penggunaannya. Tepung beras dipakai sebagai bahan pembuat roti, mie dan
Lebih terperinciPROSES PENGOLAHAN AIR MINUM DALAM KEMASAN DI PT. TIRTA SUKSES PERKASA, PASURUAN
PROSES PENGOLAHAN AIR MINUM DALAM KEMASAN DI PT. TIRTA SUKSES PERKASA, PASURUAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : PETRONELA YOCHATIYASARI (6103012009) HELGA TJANDRA DEWI (6103012130) OLIVIA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumberdaya alam (SDA) dan lingkungan merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dan merupakan tempat hidup mahluk hidup untuk aktivitas kehidupannya. Selain itu,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. besar dalam pencapaian keselamatan, kesehatan kerja dan pemeliharaan
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Identifikasi Limbah B3 PT Saptaindra Sejati ialah salah satu kontraktor yang bergerak di bidang pertambangan mineral khususnya batubara mempunyai peranan yang besar dalam pencapaian
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007
PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007 S u n a r d i Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, BATAN ABSTRAK PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK
Lebih terperinciKOP SURAT PERUSAHAAN
KOP SURAT PERUSAHAAN Jakarta, Nomor : Sifat : Lampiran : Hal : Laporan pengelolaan limbah B3 Kepada, periode Januari-Maret 2015 Yth. Kepala BPLHD Provinsi DKI Jakarta Jl. Casablanca Kav. 1 Kuningan di
Lebih terperinciSPM Standar Pelayanan Masyarakat. Standar Pelayanan Masyarakat pada Pusat Perbelanjaan
SPM Standar Pelayanan Masyarakat Standar Pelayanan Masyarakat pada Pusat Perbelanjaan SPM Standar Pelayanan Masyarakat Standar Pelayanan Masyarakat pada Pusat Perbelanjaan Pusat Standardisasi Lingkungan
Lebih terperinciPERANCANGAN TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA (TPS) LIMBAH B3 (STUDI KASUS : BENGKEL MAINTENANCE PT. VARIA USAHA)
PERANCANGAN TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA (TPS) LIMBAH B3 (STUDI KASUS : BENGKEL MAINTENANCE PT. VARIA USAHA) Rizky Widya Pratiwi 1*, Adhi Setiawan 2, Ahmad Erlan Afiuddin 3 Program Studi Teknik Keselamatan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Audit Industri Usaha-usaha untuk menghemat industri di segala bidang makin dirasakan perlu karena semakin terbatasnya sumber-sumber industri yang tersedia dan semakin mahalnya
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian tentang penerapan produksi bersih pada agroindustri nata de coco ini dilakukan dengan pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Metode
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA
PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA 1. PENDAHULUAN Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoranmanusia. Limbah merupakan
Lebih terperinciPERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA PABRIK WAFER STICK DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 7,1 TON/HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN
PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA PABRIK WAFER STICK DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 7,1 TON/HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH: ANGELIA DWI LESTIYANI 6103006038 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI
Lebih terperincipemerintah-nomor-82-tahun-2001-tentang-pengelolaan-kualitas-air-danpengendalian-pencemaran-air.pdf
104 DAFTAR PUSTAKA 104 Besterfield, et al. (2004). Total Quality Management. Yogyakarta: Andi Daryanto. (2004). Masalah Pencemaran. Bandung: TARSITO Faranila, Iemel. (2009). Perbaikan Proses Stripping
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Pengukuran Emisi Pencemaran Udara PT. Arkananta Apta Pratista telah melakukan pengukuran sesuai perintah PT. Adimitra Baratama Nusantara untuk mendukung pelaksanaan
Lebih terperinciKONSEP PRODUKSI BERSIH DAN PENERAPANNYA PADA SEKTOR INDUSTRI HMMCJ WIRTJES IV ( YANCE )
KONSEP PRODUKSI BERSIH DAN PENERAPANNYA PADA SEKTOR INDUSTRI HMMCJ WIRTJES IV ( YANCE ) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Dalam era globalisasi dewasa ini, pengelolaan
Lebih terperinciMinimisasi limbah pada industri farmasi: studi kasus di PT Roche Indonesia
Universitas Indonesia Library >> UI - Tesis (Membership) Minimisasi limbah pada industri farmasi: studi kasus di PT Roche Indonesia Deskripsi Dokumen: http://lib.ui.ac.id/bo/uibo/detail.jsp?id=73973&lokasi=lokal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan aktivitas industri dan pola hidup masyarakat modern memberikan dampak terhadap meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam konsumsi produk barang dan jasa.
Lebih terperinciTATA CARA PENGELOLAAN LIMBAH B3. Oleh : Iyan Suwargana Kabid Pemanfaatan Limbah B3 Pada Asdep Administrasi Pengendalian Limbah B3 3R LIMBAH B3
TATA CARA PENGELOLAAN LIMBAH B3 Oleh : Iyan Suwargana Kabid Pemanfaatan Limbah B3 Pada Asdep Administrasi Pengendalian Limbah B3 3R LIMBAH B3 Fly Ash Copper Slag MPB CuCl 2 dan FeCl 2 Solder Dross Katalis
Lebih terperinciPENGELOLAAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA I
PENGELOLAAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA I 1. PENDAHULUAN Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoranmanusia. Limbah merupakan
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN. tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara anggap benar.
KUESIONER PENELITIAN Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe pilihan. Pada tipe pilihan berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara anggap benar. A. Pertanyaan Umum
Lebih terperinciMata Ajaran : Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Topik : Lingkungan Hidup & Sistem Manajemen Lingkungan RS Minggu Ke : II
Mata Ajaran : Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Topik : Lingkungan Hidup & Sistem Manajemen Lingkungan RS Minggu Ke : II Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lebih terperinciUPAYA MINIMASI LIMBAH PADAT RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DOKTER KARIADI SEMARANG DENGAN PENERAPAN STRATEGI CLEANER PRODUCTION
UPAYA MINIMASI LIMBAH PADAT RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DOKTER KARIADI SEMARANG DENGAN PENERAPAN STRATEGI CLEANER PRODUCTION Yanti Martina Waruwu 1, Haryo Santoso 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1429, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Dana Alokasi Khusus. Pemanfaatan. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2013
Lebih terperinciPETUNJUK UMUM UNTUK MERAWAT SISTEM SEPTIK TANK
SISTEM BARU Sistem apapun yang anda pilih, baik sitem septik konvensional maupun jenis aerobik, tangki penampungan yang baru harus melalui masa tenang di mana bakteri-bakteri yang diperlukan mulai hidup
Lebih terperinciPengertian, Konsep Dasar serta Perkembangan. Teknologi Bersih. (Clean Technology)
Pengertian, Konsep Dasar serta Perkembangan Teknologi Bersih (Clean Technology) Pada awalnya Hanya tertuju pada bahan buangannya Daur ulang bahan buangan Penggabungan 3 aspek: Industrialisasi Lingkungan
Lebih terperinci