BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Mining Data mining merupakan serangkaian proses untuk menggali nilai tambah berupa informasi yang selama ini tidak diketahui secara manual dari suatu basisdata dengan melakukan penggalian pola-pola dari data dengan tujuan untuk memanipulasi data menjadi informasi yang lebih berharga yang diperoleh dengan cara mengekstraksi dan mengenali pola yang penting atau menarik dari data yang berukuran besar (Han & Kamber, 2006). Data mining biasa juga dikenal dengan nama lain seperti : Knowledge discovery (mining) in databases (KDD), ekstraksi pengetahuan (knowledge extraction) (Fayyad, 1996), analisa data/pola dan kecerdasan bisnis (business intelligence) dan merupakan alat yang penting untuk memanipulasi data untuk penyajian informasi sesuai kebutuhan pengguna dengan tujuan untuk membantu dalam analisis koleksi pengamatan perilaku, secara umum definisi data-mining dapat diartikan sebagai berikut Proses penemuan pola yang menarik dari data yang tersimpan dalam jumlah besar. Ekstraksi dari suatu informasi yang berguna atau menarik (non-trivial, implisit, sebelumnya belum diketahui potensial kegunaannya) pola atau pengetahuan dari data yang disimpan dalam jumlah besar. Ekplorasi dari analisa secara otomatis atau semiotomatis terhadap datadata dalam jumlah besar untuk mencari pola dan aturan yang berarti. Alasan utama mengapa data mining sangat menarik perhatian industri informasi dalam beberapa tahun belakangan ini adalah karena tersedianya data dalam jumlah yang besar dan semakin besarnya kebutuhan untuk mengubah data

2 tersebut menjadi informasi dan pengetahuan yang berguna (David, 2000). Dimana langkah-langkah untuk melakukan data mining adalah sebagai berikut : Gambar 1 Tahapan Data Mining (Han & Kamber, 2006) Data cleaning (untuk menghilangkan noise data yang tidak konsisten) Data integration (di mana sumber data yang terpecah dapat disatukan) Data selection (di mana data yang relevan dengan tugas analisis dikembalikan ke dalam basisdata) Data transformation (di mana data berubah atau bersatu menjadi bentuk yang tepat untuk menambang dengan ringkasan performa atau operasi agresi) Data mining (proses esensial di mana metode yang intelejen digunakan untuk mengekstrak pola data) Pattern evaluation (untuk mengidentifikasi pola yang benar-benar menarik yang mewakili pengetahuan berdasarkan atas beberapa tindakan yang menarik) Knowledge presentation (di mana gambaran teknik visualisasi dan pengetahuan digunakan untuk memberikan pengetahuan yang telah ditambang kpada user).

3 Arsitektur dari data mining yang khas memiliki beberapa komponen utama yaitu ( Han & Kamber, 2006 ) : Database, data warehouse, atau tempat penyimpanan informasi lainnya. Server database atau data warehouse. Knowledge base Data mining engine. Pattern evolution module. Graphical user interface. Ada beberapa jenis data dalam data mining yaitu ( Han & Kamber, 2006 ) : Relation Database : Sebuah sistem basisdata, atau disebut juga database management system (DBMS), mengandung sekumpulan data yang saling berhubungan, dikenal sebagai sebuah database, dan satu set program perangkat lunak untuk mengatur dan mengakses data tersebut. Data Warehouse : Sebuah data warehouse merupakan sebuah ruang penyimpaan informasi yang terkumpul dari beraneka macam sumber, disimpan dalam skema yang menyatu, dan biasanya terletak pada sebuah site atau tempat. Kegunaan data mining adalah untuk menspesifikasikan pola yang harus ditemukan dalam tugas data mining. Secara umum tugas data mining dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu deskriptif dan prediktif. Tugas menambang secara deskriptif adalah untuk mengklasifikasikan sifat umum suatu data di dalam basisdata. Tugas data mining secara prediktif adalah untuk mengambil kesimpulan terhadap data terakhir untuk membuat prediksi. Berikut beberapa fungsionalitas dari data mining ( Han & Kamber, 2006 ). a) Konsep/Class Description Data dapat diasosiasikan dengan pembagian class atau konsep. Untuk contohnya, ditoko All Electronics, pembagian class untuk barang yang akan dijual termasuk komputer dan printer, dan konsep untuk konsumen

4 adalah big Spenders dan budget Spender. Hal tersebut sangat berguna untuk menggambarkan pembagian class secara individual dan konsep secara ringkas, laporan ringkas, dan juga pengaturan harga. Deskripsi suatu class atau konsep seperti itu disebut class/concept descripition. b) Association Analysis Association analysis adalah penemuan association rules yang menunjukkan nilai kondisi suatu attribute yang terjadi bersama-sama secara terus-menerus dalam memberikan set data. Association analysis secara luas dipakai untuk market basket atau analisa data transaksi. c) Klasifikasi dan Predikasi Klasifikasi dan prediksi mungkin perlu diproses oleh analisis relevan, yang berusaha untuk mengidentifikasi atribut-atribut yang tidak ditambahkan pada proses klasifikasi dan prediksi. Atribut-atribut ini kemudian dapat di keluarkan. d) Cluster Analysis Tidak seperti klasifikasi dan prediksi, yang menganalisis objek data dengan kelas yang terlabeli, clustering menganalisis objek data tanpa mencari keterangan pada label kelas yang diketahui. Pada umumnya, label kelas tidak ditampilkan di dalam data sample, karena mereka tidak tahu bagaimana memulainya. Clustering dapat digunakan untuk menghasilkan label-label. e) Outlier Analysis Outlier dapat dideteksi menggunakan tes yang bersifat statistik yang mengambil sebuah distribusi atau probabilitas model untuk data, atau menggunakan langkah-langkah jarak jauh di mana objek yang penting jauh dari cluster lainnya dianggap outlier. Sebuah database mungkin mengandung objek data yang tidak mengikuti tingkah laku yang umum atau model dari data. data ini disebut outlier.

5 f) Evolution Analysis Data analisa evolusi menggambarkan ketetapan model atau kecenderungan objek yang memiliki kebiasaan berubah setiap waktu. Meskipun ini mungkin termasuk karakteristik, diskriminasi, asosiasi, klasifikasi, atau clustering data berdasarkan waktu, kelebihan yang jelas seperti analisa termasuk analisa data time-series, urutan atau pencocockkan pola secara berkala, dan kesamaan berdasarkan analisa data. Untuk melakukan data mining yang baik ada beberapa persoalan utama yaitu menyangkut metodologi mining dan interaksi pengguna, performance dan perbedaan tipe database ( Han & Kamber, 2006 ).. Hal inilah yang sering kali dihadapi disaat kita ingin melakukan data mining. Spasio-temporal clustering data mining merupakan bentuk data mining yang melakukan analisis terhadap data spasial dan temporal. Data spasial dan temporal diambil dari tempat tertentu (spasial) secara periodik dalam rentang waktu tertentu (temporal). 2.2 Clustering Clustering adalah suatu metode yang mengelompokkan sejumlah besar data menjadi suatu bagian-bagian kecil data yang mempunyai kemiripan letak, sifat, ciri, atau filter lain yang telah ditentukan ( Han & Kamber, 2006 ). Dalam mengelompokkan suatu data menjadi suatu bagian-bagian kecil diperlukan suatu centroid of a group of data sets atau sebuah titik yang akan dijadikan nilai parameter utama dari keseluruhan titik data yang terdapat pada kelompok. Banyak manfaat dari algoritma clusterisasi yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti pengenalan bentuk (pattern recognition), kecerdasan buatan (artificial intelligence) (AI), data mining, dan lain-lain. Tipe-tipe algoritma clusterisasi dapat di kelompokkan menjadi dua kategori besar yaitu : Hierarchical methods (misal : Single Linkage dan Centroid Linkage) dan Partitionong methods (misal : K-Means dan residual analysis).

6 Metode clusterisasi yang baik akan menghasilkan cluster yang berkualitas tinggi yang bersifat : a) Memiliki tingkat kemiripan yang tinggi dalam satu-class similarity b) Memiliki tingkat kemiripan yang rendah pada antar-class dissimilarity Kualitas clusterisasi tergantung pada ukuran kemiripan yang digunakan oleh metode dan implementasinya. Kualitas clusterisasi juga diukur oleh kemampuannya untuk menemukan beberapa atau semua pola-pola yang tersembunyi. Kelompok baru yang terbentuk dipengaruhi oleh ukuran keserupaan yang digunakan. Ukuran keserupaan itu biasanya adalah jarak. Sehingga objek yang jaraknya berdekatan, memiliki peluang yang besar untuk menjadi anggota kelompok yang sama. Demikian juga objek yang berjauhan akan menjadi anggota pada kelompok yang berbeda Kategori Metode Clustering Menurut ( Han & Kamber, 2006 ) kategori metode clustering dibagi menjadi 4, yaitu : 1. Clusterisasi partitioning Clusterisasi Partitioning disebut juga clusterisasi exclusive, dimana setiap data harus termasuk ke cluster tertentu. Karakteristik tipe ini juga memungkinkan bagi setiap data yang termasuk cluster tertentu pada suatu tahapan proses, pada tahapan berikutnya berpindah ke cluster yang lain. Contoh : K-Medoids, K-Means. 2. Clusterisasi hierarchical Pada clusterisasi hierarchical, Setiap data harus termasuk ke cluster tertentu. Dan suatu data yang termasuk ke cluster tertentu pada suatu tahapan proses, tidak dapat berpindah ke cluster lain pada tahapan berikutnya.

7 Contoh: Single Linkage, Centroid Linkage,Complete Linkage, Average Linkage. 3. Density based method Density - based clustering menghitung jarak antar cluster berdasar kepadatan. Metode ini mencari kumpulan data dengan kepadatan yang tinggi untuk dijadikan sebagai cluster. Bentuk cluster yang dihasilkan oleh metode ini tergantung kepada kepadatan tersebut. Sehingga dengan dimungkinkan untuk menghasilkan bentuk cluster yang sembarang. Contohnya adalah: DBSCAN dan OPTICS. 4. Grid based method Operasi clustering dengan metode ini berdasar kepada struktur grid. Keuntungan utama menggunakan teknik ini adalah kecepatan waktu pemrosesan karena tidak bergantung kepada jumlah obyek data dan hanya bergantung jumlah sel pada masing-masing dimensi. Contohnya adalah: STING dan Wavecluster Algoritma Clusterisasi Ada beberapa algoritma yang sering digunakan dalam proses clusterisasi, yaitu : 1. Fuzzy C-Means Fuzzy C-Means (FCM) merupakan suatu teknik pengcluster-an data dimana tiap-tiap data dalam suatu cluster ditentukan oleh derajat keanggotaannya. Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh Jim Bezdek pada tahun Terdapat beberapa perbedaan yang mendasar antara teknik peng-cluster-an klasik dengan teknik

8 peng-cluster-an fuzzy yaitu pada partition clustering yang bersifat klasik, suatu data hanya menjadi anggota pada satu cluster saja, sedangkan pada partisi fuzzy suatu data bisa menjadi anggota pada dua cluster yang berbeda. Hal ini disebabkan karena nilai keanggotaan suatu data pada partisi fuzzy terletak pada interval 0 sampai dengan 1. Konsep fuzzy c-means antara lain: Penentuan pusat cluster yang menandai lokasi rata-rata untuk tiap cluster, dengan kondisi awal tidak akurat. Tiap data memiliki derajat keanggotaan untuk masingmasing cluster. Dengan perulangan yang didasarkan pada minimisasi fungsi obyektif, pusat cluster dan nilai kenaggotaan diperbaiki. Sehingga lokasi cluster bisa berada pada posisi yang benar. Algoritma Fuzzy C-Means adalah sebagai berikut: 1. Input data yang akan dicluster X, berupa matriks berukuran n x m (n=jumlah sample data, m=atribut setiap data). Xij=data sample ke- i(i=1,2,,n), atribut ke-j(j=1,2,,m). 2. Tentukan: o Jumlah cluster = c; o Pangkat = w; o Maksimum iterasi = MaxIter; o Error terkecil yang diharapkan = ζ; o o Fungsi obyektif awal Iterasi awal = P0 =0; = t=1;

9 3. Bangkitkan nilai acak µik, i=1,2,,n; k=1,2,,c; sebagai elemen-elemen matriks partisi awal u. µik adalah derajat keanggotaan yang merujuk pada seberapa besar kemungkinan suatu data bisa menjadi anggota ke dalam suatu cluster. Posisi dan nilai matriks dibangun secara random. Dimana nilai keangotaan terletak pada interval 0 sampai dengan 1. Pada posisi awal matriks partisi U masih belum akurat begitu juga pusat clusternya. Sehingga kecendrungan data untuk masuk suatu cluster juga belum akurat. Hitung jumlah setiap kolom (atribut) Qj adalah jumlah nilai derajat keanggotaan perkolom = 1 dengan j=1,2, m Hitung 4. Hitung pusat Cluster ke-k: Vkj,dengan k=1,2, c; dan j=1,2, m.

10 5. Hitung fungsi obyektif pada iterasi ke-t, Pt. Fungsi obyektif digunakan sebagai syarat perulangan untuk mendapatkan pusat cluster yang tepat. Sehingga diperoleh kecenderungan data untuk masuk ke cluster mana pada step akhir. 6. Hitung perubahan matriks partisi: dengan: i=1,2, n;dan k=1,2,..c. 7. cek kondisi berhenti: o o jika:( Pt - Pt-1 <ζ ) atau (t>maxiter) maka berhenti; jika tidak: t=t+1, ulangi langkah ke-4.

11 2. Clusterisasi Hierarchical Dengan metode ini, data tidak langsung dikelompokkan kedalam beberapa cluster dalam 1 tahap, tetapi dimulai dari 1 cluster yang mempunyai kesamaan, dan berjalan seterusnya selama beberapa iterasi, hingga terbentuk beberapa cluster tertentu. Arah clusterisasi hierarchical dibagi 2, yaitu : a) Divisive Dari 1 cluster ke k cluster Pembagian dari atas ke bawah (top to down division) b) Agglomerative Dari N cluster ke k cluster Penggabungan dari bawah ke atas (down to top merge). Algoritma hierarchical clustering : 1. Menentukan k sebagai jumlah cluster yang ingin dibentuk 2. Setiap data dianggap sebagai cluster. Kalau N = jumlah data dan c=jumlah cluster, berarti ada c=n. 3. Menghitung jarak antar cluster 4. Cari 2 cluster yang mempunyai jarak antar cluster yang paling minimal dan gabungkan (berarti c=c-1). 5. Jika c>k, kembali ke langkah 3. Gambar 2 Ilustrasi algoritma clusterisasi hierarchical (Han & Kamber, 2006)

12 3. Density Based Cluster (DBSCAN) Density Based Cluster ( Density-based Spatial Clustering of Aplication with Noise ) termasuk algoritma clustering berbasis kepadatan. DBSCAN mencari kumpulan data dengan kepadatan yang tinggi untuk dijadikan sebagai cluster. Bentuk cluster yang dihasilkan oleh DBSCAN tergantung kepada kepadatan tersebut. Sehingga dengan algoritma ini dimungkinkan untuk menghasilkan bentuk cluster yang sembarang. Suatu cluster dalam DBSCAN didefinisikan sebagai sekumpulan maksimum data yang terhubung didalam kepadatan tersebut (density connected). Keanggotaan dari setiap anggota cluster dihitung berdasar rumus jarak. Berbeda dengan k-means, DBSCAN termasuk unsupervised clustering karena jumlah cluster yang dihasilkan ditentukan oleh persebaran data itu sendiri, bukan diinisialisasi awal. Gambar 3 Density Based Cluster (Ester,Kriegel, Sander, 1996) Alasan utama mengapa cluster - cluster pada Gambar 4 dapat dibentuk adalah karena kepadatan point - point data pada sebuah cluster relatif lebih padat bila dibandingkan dengan point - point data diluar cluster (Ester, 1996). Komponen-komponen yang ada dalam proses

13 analisis clustering dengan DBSCAN adalah a. Epsilon Epsilon merupakan nilai threshold untuk jarak antar-items yang menjadi dasar pembentukan neighborhood dari suatu titik item. Neps (P), didefinisikan sebagai Neps (p)={ q D (p,q) Eps} Dimana D adalah basisdata yang dianalisis, q adalah data lain. Eps adalah nilai ambang jarak antar data untuk dapat dimasukkan ke dalam cluster yang sama. Dari definisi tersebut data p dapat berkerabat dengan data q jika jarak dari p ke q tidak lebih dari Eps. b. Minimum Points Meskipun p berada dalam Eps-neighborhood dari q, akan tetapi jika hanya dua data tersebut yang berkerabat maka akan terjadi kasus dimana terdapat banyak cluster dengan anggota sedikit. Untuk mencegah hal tersebut diperkenalkan istilah minimum points atau MinPts. MinPts merupakan nilai ambang yang merepresentasikan jumlah nilai minimal data yang berada dalam Eps-neighborhood data p agar dapat terbentuk cluster. Dengan nilai ambang ini, maka ada tiga klasifikasi jenis profil DBSCAN yaitu profil yang berada di luar daerah padat disebut outlier, data yang berada di pangkal daerah padat disebut border point, dan data yang berada di dalam daerah padat disebut core point. c. Directly Density- reachable Sebuah data p dikatakan Directly Density- reachable terhadap data q jika p Neps (q) dan Neps (q) MinPts ( q merupakan core point ). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa agar data p Directly Density- reachable terhadap data q, maka harus memenuhi dua syarat yaitu data p berada Eps-neighborhod data q dan data q merupakan core point. Artinya, jika p Directly Density- reachable terhadap q, maka q Directly Density- reachable terhadap p.

14 d. Density-reachable Sebuah data p dikatakan density-reachable terhadap data q, jika terdapat rantai p1, pn, dengan p1=p dan pn=q, sedemikian sehingga pi+1 bersifat directly density-reachable terhadap pi. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa dua data dikatakan densityreachable jika ada satu rantai data sedemikian sehigga dari satu data ke data lain di dalam rantai tersebut bersifat directly densityreachable. Sifat directly density-reachable tidak menjamin dua border point density-reachable. e. Density-connected Sebuah data p dikatakan density-connected terhadap data q jika terdapat data o sedemikian sehingga data p dan data q bersifat density-reachable terhadap data o. Dengan demikian, setidaknya dua data dalam satu cluster bersifat density-connected. Densityconnected bersifat simetris dan refleksif. Artinya, jika data p bersifat density-connected terhadap data q, maka data q bersifat density-connected terhadap data p. Nilai Eps dan MinPts harus diketahui untuk dapat menjalankan algoritma DBSCAN. Algoritma ini dimulai dengan memilih satu data p secara acak, kemudian mencari data-data lain yang density-reachable terhadap data p. Jika p merupakan core point, maka terbentuk suatu cluster. Akan tetapi jika merupakan core point maka DBSCAN akan mencari data lain dari basisdata. Dalam proses tersebut, terdapat kemungkinan dua cluster bergabung jika kedua cluster tersebut dekat.

15 Matlab Matlab adalah singkatan dari MATrix LABoratory, merupakan bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh The Mathwork Inc. yang hadir dengan fungsi dan karakteristik yang berbeda dengan bahasa pemrograman lain yang sudah ada lebih dahulu seperti Delphi, Basic maupun C++. Matlab merupakan bahasa pemrograman level tinggi yang dikhususkan untuk kebutuhan komputasi teknis, visualisasi dan pemrograman seperti komputasi matematik, analisis data, pengembangan algoritma, simulasi dan pemodelan dan grafik-grafik perhitungan (Hunt, 2001). Pada awalnya Matlab dibuat untuk memberikan kemudahan mengakses data matrik pada proyek LINPACK dan EISPACK. Saat ini matlab memiliki ratusan fungsi yang dapat digunakan sebagai problem solver mulai dari simple sampai masalah-masalah yang kompleks dari berbagai disiplin ilmu. Dalam lingkungan perguruan tinggi teknik, Matlab merupakan perangkat standar untuk memperkenalkan dan mengembangkan penyajian materi matematika, rekayasa dan kelimuan. Di industri, MATLAB merupakan perangkat pilihan untuk penelitian dengan produktifitas yang tinggi, pengembangan dan analisanya. Kegunaan MatLab secara umum adalah sebagai berikut: a) Matematika dan komputasi, b) Perkembangan algoritma, c) Pemodelan, simulasi, dan pembuatan prototype, d) Analisa data, eksplorasi dan visualisasim e) Pembuatan aplikasi, termasuk pembuatan antaramuka grafis. Karakteristik MATLAB : Bahasa pemrogramannya didasarkan pada matriks (baris dan kolom). Lambat (dibandingkan dengan Fortran atau C) karena bahasanya langsung diartikan. Automatic memory management, misalnya kita tidak harus

16 mendeklarasikan arrays terlebih dahulu. Tersusun rapi. Waktu pengembangannya lebih cepat dibandingkan dengan Fortran atau C. Dapat diubah ke bahasa C lewat MATLAB Compiler. Tersedia banyak toolbox untuk aplikasi-aplikasi khusus. Beberapa kelebihan Matlab jika dibandingkan dengan program lain seperti Fortran, dan Basic adalah : 1. Mudah dalam memanipulasi struktur matriks dan perhitungan berbagai operasi matriks yang meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian, invers dan fungsi matriks lainnya. 2. Menyediakan fasilitas untuk memplot struktur gambar (kekuatan fasilitas grafik tiga dimensi yang sangat memadai). 3. Script program yang dapat diubah sesuai dengan keinginan user. 4. Jumlah routine-routine powerful yang berlimpah yang terus berkembang. Kemampuan interface (misal dengan bahasa C, word dan mathematica). 5. Dilengkapi dengan toolbox, simulink, stateflow dan sebagainya, serta mulai melimpahnya source code di internet yang dibuat dalam matlab( contoh toolbox misalnya : signal processing, control system, neural networks dan sebagainya). Klorofil a Klorofil lebih atau zat hijau daun merupakan pigmen yang terdapat pada organisme produsen yang berfungsi sebagai pengubah karbondioksida menjadi karbohidrat, melalui proses fotosintesis. Klorofil mempunyai rumus kimia C55H72O5N4Mg dengan atom Mg sebagai pusatnya. Klorofil a merupakan salah satu parameter yang sangat menentukan produktivitas

17 primer di laut. Sebaran dan tinggi rendahnya konsentrasi klorofil a sangat terkait dengan kondisi oseanografis suatu perairan. Beberapa parameter fisik-kimia yang mengontrol dan mempengaruhi sebaran klorofil a, adalah intensitas cahaya, nutrien (terutama nitrat, fosfat dan silikat). Umumnya sebaran konsentrasi klorofil a tinggi di perairan pantai sebagai akibat dari tingginya pasokan nutrien yang berasal dari daratan melalui limpasan air sungai, dan sebaliknya cenderung rendah di daerah lepas pantai. Meskipun demikian pada beberapa tempat masih ditemukan konsentrasi klorofil a yang cukup tinggi, meskipun jauh dari daratan. Keadaan tersebut disebabkan oleh adanya proses sirkulasi massa air yang memungkinkan terangkutnya sejumlah nutrien dari tempat lain, seperti yang terjadi pada daerah upwelling (Hatta, 2002). Sejauh ini telah diketahui eratnya kaitan antara konsentrasi klorofil a dan produktivitas primer dengan kondisi oseanografi. Di antara beberapa parameter fisika- kimia tersebut ada yang belum diketahui secara pasti parameter oseanografi mana yang memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap distribusi klorofil a. Tiga macam klorofil yang umum terdapat dalam tumbuhan adalah klorofil a, klorofil-b dan klorofil-c. Dari ketiga jenis klorofil, klorofil a merupakan klorofil yang paling banyak terdapat pada fitoplankton. Klorofil a terdapat sebagai butir-butir hijau daun didalam kloroplas. Klorofil a berpartisipasi secara langsung dalam reaksi konveksi energi radiasi matahari menjadi energi kimia. Sedangkan jenis yang lain termasuk pigmen lain mentransfer energi eksitasinya ke klorofil a (Jeffrey, 1980). Klorofil a sangat mempengaruhi produktivitas primer di perairan. Produktivitas primer dalam arti umum adalah laju produksi zat organik melalui proses fotosintesis. Produktivitas primer adalah jumlah karbon (C) yang diikat oleh fitoplankton permeter persegi atau permeter kubik dalam satu satuan waktu. Lebih lanjut dijelaskan bahwa produktivitas primer dari tumbuhan hijau adalah sebagai jumlah energi yang disimpan per unit waktu per unit area. Proses ini hanya terjadi pada tumbuh- tumbuhan yang mengandung zat hijau daun atau klorofil (Odum, 1971 dalam Fahrudin,2003).

18 Semua fitoplankton yang hidup pada suatu perairan merupakan penyokong produktivitas primer. Pengukuran tingkat produktivitas primer suatu perairan alami harus berdasarkan besarnya aktivitas fotosintesis yang terutama dilakukan oleh algae. Metodologi Rekayasa Perangkat Lunak Pemodelan dalam perangkat lunak merupakan suatu yang harus dikerjakan di bagian awal dari rekayasa, dan pemodelan ini akan mempengaruhi pekerjaanpekerjaan dalam rekayasa perangkat lunak tersebut. Model proses perangkat lunak merupakan deskripsi yang disederhanakan dari proses perangkat lunak yang dipresentasikan dengan sudut pandang tertentu. Namun model proses perangkat lunak masih menjadi objek penelitian, namun pada saat ini terdapat banyak model umum atau paradigma yang berbeda dari pengembangan perangkat lunak. Salah satu model proses yang secara umum digunakan dalam pengembangan rekayasa lunak adalah model Waterfall. Waterfall mengusulkan sebuah pendekatan kepada perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial yang mulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian dan pemeliharaan. Berikut di bawah ini rangkaian aktivitas proses dalam model Waterfall (Pressman, 1997:25) : 1. Tahap Rekayasa Sistem Tahapan ini sangat menekan pada masalah pengumpulan kebutuhan pengguna pada tingkatan sistem dengan menentukan konsep sistem beserta anatarmuka yang menghubungkannya dengan lingkungan sekitar. Hasilnya berupa spesifikasi sistem.

19 2. Tahapan Analisis Pada tahap ini dilakukan pengumpulan kebutuhan elemen-elemen di tingkat perangkat lunak. Dengan analisis harus dapat ditentukan domaindomain data atau informasi, fungsi, proses, atau prosedur yang diperlukan beserta untuk kerjanya dan antarmuka. Hasilnya berupa spesifikasi kebutuhan perangkat lunak. 3. Tahap Perancangan Pada tahap perancangan, kebutuhan-kebutuhan perangkat lunak, yang dihasilkan pada tahap analisis, ditransformasikan ke dalam bentuk arsitektur perangkat lunak yang memiliki karakteristik mudah dimengerti dan tidak sulit untuk diterapkan. 4. Tahapan Pemrograman Tahap ini melakukan penerapan hasil rancangan ke dalam baris-baris kode program yang dapat dimengerti oleh komputer. 5. Tahapan Pengujian Setelah perangkat lunak selesai diterapkan, pengujian dapat segera dimulai. Pengujian terlebih dahulu dilakukan pada setiap modul. Jika tidak ada masalah, modul tersebut akan diintegrasikan hingga membentuk perangkat lunak secara utuh. Kemudian dilakukan pengujian di tingkat perangkat lunak yang memfokuskan pada masalah-masalah logika internal, fungsi internal dan potensi masalah yang mungkin terjadi dan pemeriksaan hasil apakah sudah sesuai dengan permintaan. 6. Tahapan Pengoperasian dan Pemeliharaan Dalam masa operasional sehari-hari, suatu perangkat lunak mungkin saja mengalami kesalahan atau kegagalan dalam menjalankan fungsifungsinya. Atau, pemilik bisa saja memintya peningkatan kemampuan

20 perangkat lunak pada pengembangannya. Dengan demikian, kedua faktor ini menyebabkan perlunya perangkat lunak dipelihara dari waktu ke waktu. Biasanya ini merupakan tahapan yang panjang dari perangkat lunak.

CLUSTERING KARYAWAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY C-MEAN

CLUSTERING KARYAWAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY C-MEAN CLUSTERING KARYAWAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY C-MEAN Fitri Wulandari, Rinto Setiawan Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Data Mining Data Mining adalah proses pencarian pengetahuan dari suatu data berukuran besar melalui metode statistik, machine learning, dan artificial algorithm. Hal yang paling

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan di dalam database. Data mining adalah proses yang menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan di dalam database. Data mining adalah proses yang menggunakan 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Data Mining Data mining adalah suatu istilah yang digunakan untuk menguraikan penemuan pengetahuan di dalam database. Data mining adalah proses yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 KONSEP DATA MINING 2 Gambar 1.1 Perkembangan Database Permasalahannya kemudian adalah apa yang harus dilakukan dengan data-data itu. Sudah diket

BAB 1 KONSEP DATA MINING 2 Gambar 1.1 Perkembangan Database Permasalahannya kemudian adalah apa yang harus dilakukan dengan data-data itu. Sudah diket Bab1 Konsep Data Mining POKOK BAHASAN: Konsep dasar dan pengertian Data Mining Tahapan dalam Data Mining Model Data Mining Fungsi Data Mining TUJUAN BELAJAR: Setelah mempelajari materi dalam bab ini, mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. yang tepat. Sistem data mining mampu memberikan informasi yang tepat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. yang tepat. Sistem data mining mampu memberikan informasi yang tepat dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sistem data mining akan lebih efektif dan efisiensi dengan komputerisasi yang tepat. Sistem data mining mampu memberikan informasi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang konsep dasar dan teori-teori pendukung yang berhubungan dengan sistem yang akan dibangun.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang konsep dasar dan teori-teori pendukung yang berhubungan dengan sistem yang akan dibangun. BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang konsep dasar dan teori-teori pendukung yang berhubungan dengan sistem yang akan dibangun. 2.1. Data Mining Data mining adalah suatu istilah yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penambangan Data (Data Mining) Pengertian data mining, berdasarkan beberapa orang: 1. Data mining (penambangan data) adalah suatu proses untuk menemukan suatu pengetahuan atau

Lebih terperinci

Student Clustering Based on Academic Using K-Means Algoritms

Student Clustering Based on Academic Using K-Means Algoritms Student Clustering Based on Academic Using K-Means Algoritms Hironimus Leong, Shinta Estri Wahyuningrum Faculty of Computer Science, Faculty of Computer Science Unika Soegijapranata marlon.leong@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Pada tinjauan pustaka ini akan dibahas tentang konsep dasar dan teori-teori yang mendukung pembahasan yang berhubungan dengan sistem yang akan dibuat. 2.1 Basis Data (Database) Database

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Objek tiga dimensi merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Objek tiga dimensi dibentuk oleh sekumpulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sebuah aplikasi berupa Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) mulai dikembangkan pada tahun 1970. Decision Support Sistem (DSS) dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Data Mahasiswa Menggunakan Metode K-Means Untuk Menunjang Pemilihan Strategi Pemasaran

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Data Mahasiswa Menggunakan Metode K-Means Untuk Menunjang Pemilihan Strategi Pemasaran BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Beberapa penelitian terdahulu telah banyak yang menerapkan data mining, yang bertujuan dalam menyelesaikan beberapa permasalahan seputar dunia pendidikan. Khususnya

Lebih terperinci

Kata kunci: Cluster, Knowledge Discovery in Database, Algoritma K-Means,

Kata kunci: Cluster, Knowledge Discovery in Database, Algoritma K-Means, K- Pembentukan cluster dalam Knowledge Discovery in Database dengan Algoritma K-Means Oleh: Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY,email: andayani@uny.ac.id Abstrak Pembentukan cluster merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Mining Faktor penentu bagi usaha atau bisnis apapun pada masa sekarang ini adalah kemampuan untuk menggunakan informasi seefektif mungkin. Penggunaan data secara tepat karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Customer Relationship Management (CRM) CRM adalah perpaduan antara teori, metode, teknik, kompetensi dan software enterprise untuk mengembangkan jangka panjang perusahaan dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN DATA MINING UNTUK EVALUASI KINERJA AKADEMIK MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES CLASSIFIER

PENERAPAN DATA MINING UNTUK EVALUASI KINERJA AKADEMIK MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES CLASSIFIER PENERAPAN DATA MINING UNTUK EVALUASI KINERJA AKADEMIK MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES CLASSIFIER I. PENDAHULUAN Mahasiswa merupakan salah satu aspek penting dalam evaluasi keberhasilan penyelenggaraan

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI PANGKAT PADA ALGORITMA FUZZY C- MEANS

PENENTUAN NILAI PANGKAT PADA ALGORITMA FUZZY C- MEANS PENENTUAN NILAI PANGKAT PADA ALGORITMA FUZZY C- MEANS WULAN ANGGRAENI wulangussetiyo@gmail.com Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Indraprasta PGRI Abstract. The purpose of this study was to

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang akan diteliti. Pemanfaatan algoritma apriori sudah cukup banyak digunakan, antara lain

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang akan diteliti. Pemanfaatan algoritma apriori sudah cukup banyak digunakan, antara lain BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini menggunakan beberapa sumber pustaka yang berhubungan dengan kasus yang akan diteliti. Pemanfaatan algoritma apriori sudah cukup

Lebih terperinci

DASAR-DASAR PEMROGRAMAN SIMULINK MATLAB SERTA ANTAR MUKA MENGGUNAKAN PCI1710HG

DASAR-DASAR PEMROGRAMAN SIMULINK MATLAB SERTA ANTAR MUKA MENGGUNAKAN PCI1710HG 36 KARYA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DASAR-DASAR PEMROGRAMAN SIMULINK MATLAB SERTA ANTAR MUKA MENGGUNAKAN PCI1710HG Oleh : Dr. Ir. Bambang Sujanarko, M.M. NIP/NIDN: 196312011994021002/001126311 Drs. Yagus

Lebih terperinci

2.2 Data Mining. Universitas Sumatera Utara

2.2 Data Mining. Universitas Sumatera Utara Basis data adalah kumpulan terintegrasi dari occurences file/table yang merupakan representasi data dari suatu model enterprise. Sistem basisdata sebenarnya tidak lain adalah sistem penyimpanan-record

Lebih terperinci

DATA MINING CLUSTERING DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS UNTUK PENGELOMPOKAN JADWAL KEBERANGKATAN DI TRAVEL PT. XYZ TASIKMALAYA

DATA MINING CLUSTERING DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS UNTUK PENGELOMPOKAN JADWAL KEBERANGKATAN DI TRAVEL PT. XYZ TASIKMALAYA DATA MINING CLUSTERING DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS UNTUK PENGELOMPOKAN JADWAL KEBERANGKATAN DI TRAVEL PT. XYZ TASIKMALAYA Aseptian Nugraha, Acep Irham Gufroni, Rohmat Gunawan Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

PERSYARATAN PRODUK. 1.1 Pendahuluan Latar Belakang Tujuan

PERSYARATAN PRODUK. 1.1 Pendahuluan Latar Belakang Tujuan BAB 1 PERSYARATAN PRODUK Bab ini membahas mengenai hal umum dari produk yang dibuat, meliputi tujuan, ruang lingkup proyek, perspektif produk, fungsi produk dan hal umum yang lainnya. 1.1 Pendahuluan Hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Hal-hal yang dipaparkan pada Bab Tinjauan Pustaka adalah penelaahan kepustakaan yang mendasari proses perancangan dan pembuatan aplikasi meliputi data mining, Customer Relationship

Lebih terperinci

dengan Algoritma K Means

dengan Algoritma K Means K Pembentukan cluster dalam Knowledge Discovery in Database dengan Algoritma K Means Oleh: Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY,email: andayani@uny.ac.id Abstrak Pembentukan cluster merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang terdiri dari komponen-komponen atau sub sistem yang berorientasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. yang terdiri dari komponen-komponen atau sub sistem yang berorientasi untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Gondodiyoto (2007), sistem adalah merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen atau sub sistem yang berorientasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penerapan algoritma hierarchical clustering dan k-means untuk pengelompokan desa tertinggal.

Lebih terperinci

BAB 2 PENELITIAN TERKAIT DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 PENELITIAN TERKAIT DAN LANDASAN TEORI BAB 2 PENELITIAN TERKAIT DAN LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terkait Ada beberapa penelitian terkait dengan penggunaan Data Mining metode cluster dengan menggunakan Algoritma Fuzzy C-Means untuk dapat mengelompokkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Mining Secara sederhana data mining adalah penambangan atau penemuan informasi baru dengan mencari pola atau aturan tertentu dari sejumlah data yang sangat besar. Data mining

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada tinjauan pustaka ini akan dibahas tentang konsep dasar dan teori-teori yang mendukung pembahasan yang berhubungan dengan sistem yang akan dibuat. 2.1 Basis Data (Database) Database

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul Vol. 1 No. 2 Desember 2015, Samarinda, Indonesia ISBN :

Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul Vol. 1 No. 2 Desember 2015, Samarinda, Indonesia ISBN : Clustering Data Status Tugas Belajar Dan Ijin Belajar Menggunakan Metode Fuzzy C-Means (Studi Kasus : Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur) Fevin Triyas Rantika 1, Indah Fitri Astuti, M.Cs

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA Latar Belakang PENDAHULUAN Sponge atau poriferans berasal dari bahasa Latin yaitu porus yang artinya pori dan ferre yang artinya memiliki. Sponge adalah hewan berpori, pada umumnya terdapat di lautan,

Lebih terperinci

Penerapan Metode Fuzzy C-Means dengan Model Fuzzy RFM (Studi Kasus : Clustering Pelanggan Potensial Online Shop)

Penerapan Metode Fuzzy C-Means dengan Model Fuzzy RFM (Studi Kasus : Clustering Pelanggan Potensial Online Shop) 157 Penerapan Metode Fuzzy C-Means dengan Model Fuzzy RFM (Studi Kasus : Clustering Pelanggan Potensial Online Shop) Elly Muningsih AMIK BSI Yogyakarta E-Mail : elly.emh@bsi.ac.id Abstrak Berkembangnya

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Lingkup Penelitian

2 TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Lingkup Penelitian 3 Ruang Lingkup Penelitian 1. Teknik yang digunakan dalam membentuk clustering titik panas adalah DBSCAN. 2. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data titik panas kebakaran hutan di Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS Text dan Web Mining - FTI UKDW - BUDI SUSANTO 1 ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS Budi Susanto (versi 1.3) Text dan Web Mining - FTI UKDW - BUDI SUSANTO 2 Tujuan Memahami konsep analisis clustering Memahami

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 19 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir Kebakaran hutan yang sering terjadi di Indonesia berkaitan erat dengan dua faktor utama yaitu faktor alam dan faktor manusia. Kemungkinan terdapat karakteristik

Lebih terperinci

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS Budi Susanto ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS Text dan Web Mining - FTI UKDW - BUDI SUSANTO 1 Tujuan Memahami konsep analisis clustering Memahami tipe-tipe data dalam clustering Memahami beberapa algoritma

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan analisa datadan algoritma Fuzzy C-Means untuk mangetahui pola perilaku konsumen. 2.1. Pola

Lebih terperinci

- PERTEMUAN 1 - KNOWLEGDE DISCOVERY

- PERTEMUAN 1 - KNOWLEGDE DISCOVERY DATA WAREHOUSE - PERTEMUAN 1 - KNOWLEGDE DISCOVERY in DATABASE (KDD) Penemuan Pengetahuan di Database Tujuan : Mahasiswa Dapat memahami konsep KDD yang merupakan tujuan akhir dari Data Warehouse dan Data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi landasan teori dalam penelitian mengenai aplikasi algoritma spasial clustering pada data mahasiswa baru. Pembahasan diawali dengan penjelasan secara umum mengenai data

Lebih terperinci

METODE CLUSTERING DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS UNTUK REKOMENDASI PEMILIHAN BIDANG KEAHLIAN PADA PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

METODE CLUSTERING DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS UNTUK REKOMENDASI PEMILIHAN BIDANG KEAHLIAN PADA PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA 1 METODE CLUSTERING DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS UNTUK REKOMENDASI PEMILIHAN BIDANG KEAHLIAN PADA PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA Muhammad Faisal Mirza A11.2009.04930 Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian eksperimen, yaitu melakukan implementasi algoritma Fuzzy C-Means dalam pengelompokan berdasarkan data

Lebih terperinci

Data Mining dengan Algoritma Fuzzy C-Means Clustering Dalam Kasus Penjualan di PT Sepatu Bata

Data Mining dengan Algoritma Fuzzy C-Means Clustering Dalam Kasus Penjualan di PT Sepatu Bata Data Mining dengan Algoritma Fuzzy C-Means Clustering Dalam Kasus Penjualan di PT Sepatu Bata Cakra Ramadhana 1, Yohana Dewi Lulu W 2, Kartina Diah K. W. 3 1,2 Program Studi Sistem Informasi, Politeknik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terkait Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian yang didasarkan pada penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti.

Lebih terperinci

PERTEMUAN 14 DATA WAREHOUSE

PERTEMUAN 14 DATA WAREHOUSE PERTEMUAN 14 DATA WAREHOUSE Data Warehouse Definisi : Data Warehouse adalah Pusat repositori informasi yang mampu memberikan database berorientasi subyek untuk informasi yang bersifat historis yang mendukung

Lebih terperinci

Data Mining. Pengenalan Sistem & Teknik, Serta Contoh Aplikasi. Avinanta Tarigan. 22 Nov Avinanta Tarigan Data Mining

Data Mining. Pengenalan Sistem & Teknik, Serta Contoh Aplikasi. Avinanta Tarigan. 22 Nov Avinanta Tarigan Data Mining Data Mining Pengenalan Sistem & Teknik, Serta Contoh Aplikasi Avinanta Tarigan 22 Nov 2008 1 Avinanta Tarigan Data Mining Outline 1 Pengertian Dasar 2 Classification Mining 3 Association Mining 4 Clustering

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada tinjauan pustaka ini membahas tentang landasan teori yang medukung pembahasan yang berhubungan dengan sistem yang akan dibuat. 2.1 Data Mining Data mining adalah kegiatan menemukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menentukan kebutuhan data yang akan digunakan Mengumpulkan data yang dibutuhkan Mempersiapakan alat dan bahan penelitian Observasi Wawancara Data Penelitian

Lebih terperinci

APLIKASI DATA MINING ANALISIS DATA TRANSAKSI PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI (Studi Kasus di Apotek Setya Sehat Semarang)

APLIKASI DATA MINING ANALISIS DATA TRANSAKSI PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI (Studi Kasus di Apotek Setya Sehat Semarang) Hapsari Dita Anggraeni, Ragil Saputra, Beta Noranita APLIKASI DATA MINING ANALISIS DATA TRANSAKSI PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI (Studi Kasus di Apotek Setya Sehat Semarang) Hapsari Dita

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. menerapkan metode clustering dengan algoritma K-Means untuk penelitiannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. menerapkan metode clustering dengan algoritma K-Means untuk penelitiannya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Salah satu cara untuk mengetahui faktor nilai cumlaude mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta adalah dengan menerapkan

Lebih terperinci

TAKARIR. : Mengelompokkan suatu objek yang memiliki kesamaan. : Kelompok atau kelas

TAKARIR. : Mengelompokkan suatu objek yang memiliki kesamaan. : Kelompok atau kelas TAKARIR Data Mining Clustering Cluster Iteratif Random Centroid : Penggalian data : Mengelompokkan suatu objek yang memiliki kesamaan. : Kelompok atau kelas : Berulang : Acak : Pusat area KDD (Knowledge

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Data Mining Data mining adalah bagian dari knowledge discovery di database yang menganalisa database berukuran besar untuk menemukan pola yang berguna pada data (Silberschatz,

Lebih terperinci

CLUSTERING LULUSAN MAHASISWA MATEMATIKA FMIPA UNTAN PONTIANAK MENGGUNAKAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS

CLUSTERING LULUSAN MAHASISWA MATEMATIKA FMIPA UNTAN PONTIANAK MENGGUNAKAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS Buletin Ilmiah Mat. Stat. Dan Terapannya (Bimaster) Volume 02, No.1(2013), hal. 21-26 CLUSTERING LULUSAN MAHASISWA MATEMATIKA FMIPA UNTAN PONTIANAK MENGGUNAKAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS Cary Lineker Simbolon,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis pada jaman sekarang, para pelaku bisnis senantiasa selalu berusaha mengembangkan cara-cara untuk dapat mengembangkan usaha mereka dan memperhatikan

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA SISWA BARU SEKOLAHMENENGAH KEJURUAN UNTUK CLUSTERING JURUSAN

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA SISWA BARU SEKOLAHMENENGAH KEJURUAN UNTUK CLUSTERING JURUSAN PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA SISWA BARU SEKOLAHMENENGAH KEJURUAN UNTUK CLUSTERING JURUSAN Fauziah Nur1, Prof. M. Zarlis2, Dr. Benny Benyamin Nasution3 Program Studi Magister Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

Abidah Elcholiqi, Beta Noranita, Indra Waspada

Abidah Elcholiqi, Beta Noranita, Indra Waspada Abidah Elcholiqi, Beta Noranita, Indra Waspada PENENTUAN BESAR PINJAMAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM DENGAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR (Studi Kasus di Koperasi Simpan Pinjam BMT Bina Insani Pringapus) Abidah

Lebih terperinci

DESAIN APLIKASI UNTUK MENAMPILKAN INFORMASI TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA. Oleh : Rita Prima Bendriyanti ABSTRAK

DESAIN APLIKASI UNTUK MENAMPILKAN INFORMASI TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA. Oleh : Rita Prima Bendriyanti ABSTRAK DESAIN APLIKASI UNTUK MENAMPILKAN INFORMASI TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA Oleh : Rita Prima Bendriyanti ABSTRAK Penelitian ini menggunakan metode observasi, dengan melihat atau mengamati secara langsung

Lebih terperinci

DATA MINING ANALISA POLA PEMBELIAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA APRIORI

DATA MINING ANALISA POLA PEMBELIAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA APRIORI DATA MINING ANALISA POLA PEMBELIAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA APRIORI Heroe Santoso 1), I Putu Hariyadi 2), Prayitno 3) 1), 2),3) Teknik Informatika STMIK Bumigora Mataram Jl Ismail Marzuki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Metodologi penelitian digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian agar hasil yang dicapai tidak menyimpang dari tujuan yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan. implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan. implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut : 2.1. Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi Manajemen adalah

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Algoritma Fuzzy C-Means dan K-Means

Analisis Perbandingan Algoritma Fuzzy C-Means dan K-Means Analisis Perbandingan Algoritma Fuzzy C-Means dan K-Means Yohannes Teknik Informatika STMIK GI MDD Palembang, Indonesia Abstrak Klasterisasi merupakan teknik pengelompokkan data berdasarkan kemiripan data.

Lebih terperinci

Implementasi Metode Clustering DBSCAN pada Proses Pengambilan Keputusan

Implementasi Metode Clustering DBSCAN pada Proses Pengambilan Keputusan Implementasi Metode Clustering DBSCAN pada Proses Pengambilan Keputusan Ni Made Anindya Santika Devi, I Ketut Gede Darma Putra, I Made Sukarsa Jurusan Teknologi Informasi, Universitas Udayana Bukit Jimbaran,

Lebih terperinci

JURNAL PREDIKSI PRESTASI SISWA SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN ALGORITMA CART PREDICTION ELEMENTARY SCHOOL STUDENT ACHIEVEMENT USING CART ALGORITHM

JURNAL PREDIKSI PRESTASI SISWA SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN ALGORITMA CART PREDICTION ELEMENTARY SCHOOL STUDENT ACHIEVEMENT USING CART ALGORITHM JURNAL PREDIKSI PRESTASI SISWA SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN ALGORITMA CART PREDICTION ELEMENTARY SCHOOL STUDENT ACHIEVEMENT USING CART ALGORITHM Oleh: BENI KURNIAWAN 12.1.03.02.0201 Dibimbing oleh : 1. Resty

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang akan digunakan untuk menunjang dalam proses pembuatan tugas akhir ini.

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang akan digunakan untuk menunjang dalam proses pembuatan tugas akhir ini. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang akan digunakan untuk menunjang dalam proses pembuatan tugas akhir ini. 2.1 CLUSTERING Clustering adalah proses pengelompokkan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep Pemasaran Dalam merancang dan mengembangkan produk, baik yang berupa jasa maupun barang, tidak terlepas dari konsep pemasaran yang bertujuan memenuhi

Lebih terperinci

MENENTUKAN NILAI AKHIR KULIAH DENGAN FUZZY C-MEANS

MENENTUKAN NILAI AKHIR KULIAH DENGAN FUZZY C-MEANS MENENTUKAN NILAI AKHIR KULIAH DENGAN FUZZY C-MEANS Arwan Ahmad Khoiruddin, S.Kom. Staf Pengajar Jurusan Tekn Informata, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia arwan@fti.uii.ac.id ABSTRACT

Lebih terperinci

APLIKASI DATA MINING UNTUK MENAMPILKAN INFORMASI TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA

APLIKASI DATA MINING UNTUK MENAMPILKAN INFORMASI TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA APLIKASI DATA MINING UNTUK MENAMPILKAN INFORMASI TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA Yuli Asriningtias, Rodhyah Mardhiyah Program Studi Teknik Informatika Fakultas Bisnis & Teknologi Informasi, Universitas Teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM

BAB 3 ANALISA SISTEM BAB 3 ANALISA SISTEM Pada perancangan suatu sistem diperlakukan analisa yang tepat, sehingga proses pembuatan sistem dapat berjalan dengan lancar dan sesuai seperti yang diinginkan. Setelah dilakukan analisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Data Mining Dengan perkembangan pesat teknologi informasi termasuk diantaranya teknologi pengelolaan data, penyimpanan data, pengambilan data disertai kebutuhan pengambilan

Lebih terperinci

Materi 1 DATA MINING 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2015 Nizar Rabbi Radliya

Materi 1 DATA MINING 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2015 Nizar Rabbi Radliya Materi 1 DATA MINING 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2015 Nizar Rabbi Radliya nizar.radliya@yahoo.com Nama Mahasiswa NIM Kelas 1. Memahami cakupan materi dan sistem perkuliahan Data Mining.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Mining Data Mining adalah proses yang mempekerjakan satu atau lebih teknik pembelajaran komputer (machine learning) untuk menganalisis dan mengekstraksi pengetahuan (knowledge)

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan Pada bagian ini dijelaskan tentang studi kebisingan yang melatarbelakangi penelitian tesis. Permasalahan pada studi kebisingan yang menjadi fokus kajian, dirumuskan pada bagian rumusan

Lebih terperinci

2. Tinjauan Pustaka. Gambar 2-1 : Knowledge discovery in database

2. Tinjauan Pustaka. Gambar 2-1 : Knowledge discovery in database 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Data Mining Data mining merupakan ilmu yang mempelajari tentang proses ekstraksi informasi yang tersembunyi dari sekumpulan data yang berukuran sangat besar dengan menggunakan algoritma

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Tinjauan Pustaka Penelitian terkait metode clustering atau algoritma k-means pernah di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Tinjauan Pustaka Penelitian terkait metode clustering atau algoritma k-means pernah di BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian terkait metode clustering atau algoritma k-means pernah di lakukan oleh Muhammad Toha dkk (2013), Sylvia Pretty Tulus (2014), Johan

Lebih terperinci

PENGKLASIFIKASIAN MINAT BELAJAR MAHASISWA DENGAN MODEL DATA MINING MENGGUNANAKAN METODE CLUSTERING

PENGKLASIFIKASIAN MINAT BELAJAR MAHASISWA DENGAN MODEL DATA MINING MENGGUNANAKAN METODE CLUSTERING PENGKLASIFIKASIAN MINAT BELAJAR MAHASISWA DENGAN MODEL DATA MINING MENGGUNANAKAN METODE CLUSTERING Marlindawati 1) Andri 2) 1) Manajemen Informatika Universitas Bina Darma Jl. Ahmad Yani No. 3, Palembang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DESAIN PENELITIAN Dalam melakukan penelitian, dibutuhkan desain penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. Berikut ini merupakan desain penelitian

Lebih terperinci

Pembuatan Aplikasi Pendeteksi Anomali Pada Pola Konsumsi Listrik Pelanggan Kota Surabaya Menggunakan Algoritma Klasterisasi Berbasis Densitas

Pembuatan Aplikasi Pendeteksi Anomali Pada Pola Konsumsi Listrik Pelanggan Kota Surabaya Menggunakan Algoritma Klasterisasi Berbasis Densitas 1 Pembuatan Aplikasi Pendeteksi Anomali Pada Pola Konsumsi Listrik Pelanggan Kota Surabaya Menggunakan Algoritma Klasterisasi Berbasis Densitas Achmad Zainuddin Zakariya, Arif Djunaidy, Renny Pradina Kusumawardani

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Kata Kunci: Data Mining, Clustering, Fuzzy C-Means

1. PENDAHULUAN. Kata Kunci: Data Mining, Clustering, Fuzzy C-Means CLUSTERING BIDANG PEKERJAAN BERDASARKAN PEMETAAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS PADA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG Taufiq Ramadhan Ashari 1, Ruri Suko Basuki

Lebih terperinci

JURNAL PENGKLASIFIKASIAN GENDER DENGAN MENENTUKAN TITIK-TITIK PENTING PADA SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN MATLAB 6.5 DISUSUN OLEH: FARIDA

JURNAL PENGKLASIFIKASIAN GENDER DENGAN MENENTUKAN TITIK-TITIK PENTING PADA SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN MATLAB 6.5 DISUSUN OLEH: FARIDA JURNAL PENGKLASIFIKASIAN GENDER DENGAN MENENTUKAN TITIK-TITIK PENTING PADA SISTEM PENGENALAN WAJAH 1. ABSTRAKSI MENGGUNAKAN MATLAB 6.5 DISUSUN OLEH: FARIDA Pengenalan wajah manusia dengan menggunakan sistem

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat yang terjadi dewasa ini menuntut manusia untuk mampu beradaptasi dengan perkembangan tersebut. Upaya adaptasi yang dilakukan

Lebih terperinci

MODEL DATA MINING DALAM PENGKLASIFIKASIAN KETERTARIKAN BELAJAR MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING

MODEL DATA MINING DALAM PENGKLASIFIKASIAN KETERTARIKAN BELAJAR MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING MODEL DATA MINING DALAM PENGKLASIFIKASIAN KETERTARIKAN BELAJAR MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING Marlindawati1), Andri2) 1), 2) Sistem Informasi UNIVERSITAS BINA DARMA Palembang Jl, Jend. A.Yani

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DATA MINNING Data mining merupakan proses pengekstrakan informasi dari jumlah kumpulan data yang besar dengan menggunakan algoritma dan tehnik gambar dari statistik, mesin pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap peran sistem informasi dalam perusahaan sebagai bagian dari produktivitas.

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap peran sistem informasi dalam perusahaan sebagai bagian dari produktivitas. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi telah mampu mengubah persepsi manusia terhadap peran sistem informasi dalam perusahaan sebagai bagian dari produktivitas.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Didalam bab ini menceritakan semua teori-teori yang digunakan didalam proses algoritma decision tree, algoritma Random tree dan Random Florest serta teoriteori dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Data Mining 2.1.1 Pengertian Data Mining Dengan semakin besarnya jumlah data dan kebutuhan akan analisis data yang akurat maka dibutuhkan metode analisis yang tepat. Data mining

Lebih terperinci

Konsep Data Mining DATA MINING & KNOWLEDGE DISCOVERY IN DATABASES. Bertalya Universitas Gunadarma 2009

Konsep Data Mining DATA MINING & KNOWLEDGE DISCOVERY IN DATABASES. Bertalya Universitas Gunadarma 2009 Konsep Data Mining DATA MINING & KNOWLEDGE DISCOVERY IN DATABASES Bertalya Universitas Gunadarma 2009 Data Mining (DM) DM merupakan suatu proses penjelajahan otomatis untuk mendapatkan informasi berguna

Lebih terperinci

Proses mengelompokkan suatu set objek ke dalam kelompok-kelompok objek yang sejenis. Bentuk yang paling umum digunakan adalah unsupervised learning

Proses mengelompokkan suatu set objek ke dalam kelompok-kelompok objek yang sejenis. Bentuk yang paling umum digunakan adalah unsupervised learning CLUSTERING DEFINISI Clustering : Proses mengelompokkan suatu set objek ke dalam kelompok-kelompok objek yang sejenis Bentuk yang paling umum digunakan adalah unsupervised learning # Unsupervised learning

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang DAFTAR TABEL Tabel 3-1 Dokumen Term 1... 17 Tabel 3-2 Representasi... 18 Tabel 3-3 Centroid pada pengulangan ke-0... 19 Tabel 3-4 Hasil Perhitungan Jarak... 19 Tabel 3-5 Hasil Perhitungan Jarak dan Pengelompokkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu bagian dari pasar keuangan, di samping pasar uang, yang sangat penting peranannya bagi pembangunan nasional pada umumnya dan bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penambangan Data (Data Mining) Penambangan data (Data Mining) adalah serangkaian proses untuk menggali nilai tambah dari sekumpulan data berupa pengetahuan yang selama ini

Lebih terperinci

Clustering Terhadap Indeks Prestasi Mahasiswa STMIK Akakom Menggunakan K-Means

Clustering Terhadap Indeks Prestasi Mahasiswa STMIK Akakom Menggunakan K-Means Clustering Terhadap Indeks Prestasi Mahasiswa STMIK Akakom Menggunakan K-Means Sri Redjeki Andreas 1), Andreas Pamungkas, Pamungkas Hastin 2), Hastin Al-fatah Al-fatah 3) 1)2)3) STMIK dzeky@akakom.ac.id

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sistem Rekomendasi Sistem rekomendasi adalah alat dan teknik perangkat lunak yang bisa memberikan saransaran untuk item yang sekiranya bermanfaat bagi pengguna (Ricci, et al.,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI II-8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan Produksi Pengertian perencanaan produksi, menurut Martin K.Starr (1997) adalah sebagai berikut production planning is an old venerable term used by engineers,

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2011/2012

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2011/2012 Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2011/2012 CLUSTERING DATA PENJUALAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA PT SAYAP MAS UTAMA DENGAN METODE K-MEANS Ahmad Afif 2008250031

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1. Analisa 4.1.1 Analisis Data Pada tahap analisa data ini akan dibahas mengenai citra CT Scan yang akan dilakukan proses segmentasi atau pengelompokan data. Data citra

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dalam penelitian ini berjudul Penentuan Wilayah Usaha Pertambangan Menggunakan Metode Fuzzy K-Mean Clustering

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Knowledge Discovery in Database (KDD) dan Data Mining Banyak orang menggunakan istilah data mining dan knowledge discovery in databases (KDD) secara bergantian untuk menjelaskan

Lebih terperinci

Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Fakulas Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika. Knowledge Discovery in Databases (KDD)

Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Fakulas Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika. Knowledge Discovery in Databases (KDD) Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Fakulas Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika Knowledge Discovery in Databases (KDD) Knowledge Discovery in Databases (KDD) Definisi Knowledge Discovery

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Clustering adalah proses di dalam mencari dan mengelompokkan data yang memiliki kemiripan karakteristik (similarity) antara satu data dengan data yang lain. Clustering

Lebih terperinci

BAB 6 ANALISIS CLUSTER

BAB 6 ANALISIS CLUSTER BAB 6 ANALISIS CLUSTER Pendahuluan Analisis cluster membagi data ke dalam grup (cluster) yang bermakna, berguna, atau keduanya. Jika tujuannya mencari grup yang memiliki makna, maka cluster seharusnya

Lebih terperinci