V. ANALISIS PROGRAM LAYANAN BIRO HUMAS BIDANG PENERANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V. ANALISIS PROGRAM LAYANAN BIRO HUMAS BIDANG PENERANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU"

Transkripsi

1 V. ANALISIS PROGRAM LAYANAN BIRO HUMAS BIDANG PENERANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU Keragaan Program Layanan Biro Humas Bidang Penerangan Program dan Kegiatan Program layanan biro humas bidang penerangan ditetapkan dan dijalankan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi lembaga yang telah ditetapkan melalui Peraturan Gubernur Nomor. 11 Tahun Dari hasil studi lapangan dengan melakukan reduksi data yang di dapat dari kantor humas bidang penerangan diketahui bahwa pada Tahun 2009 telah dilakukan beberapa kegiatan yang difokuskan pada : 1. Program pelayanan administrasi perkantoran yaitu program yang berhubungan dengan kelancaran tugas pelaksanaan kegiatan humas seperti : a. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan. Output dari kegiatan ini adalah tersedianya bahan bacaan berupa surat kabar dan dan majalah bagi karyawan/pegawai humas serta lingkup Sekretariat Daerah Provinsi Riau, sedangkan outcome dari kegiatan ini adalah kebutuhan bahan bacaan terpenuhi. b. Penyediaan jasa pendukung peningkatan jasa kehumasan seperti iklan, pembayaran iklan, pengambilan foto kegiatan dan pencetakan foto, pengeditan video dan lain-lain. Output dari kegiatan ini adalah tersedianya jasa pendukung kinerja kehumasan berupa panplet, pegawai kontrak, ATK dan lain-lain, sedangkan outcome dari kegiatan ini adalah terpenuhinya jasa pendukung kinerja kehumasan. c. Dukungan operasional biro humas. Output dari kegiatan ini adalah terpenuhinya kebutuhan rutinitas kehumasan, sedangkan outcome dari kegiatan ini adalah terciptanya efektifitas pelaksanaan tugas-tugas rutin humas.

2 42 2. Program pengembangan komunikasi, informasi dan media massa sebagai bentuk penerapan good governance yaitu program yang dibuat untuk mengkomunikasikan dan menginformasikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkup Pemerintah Provinsi Riau, baik dengan pembuatan majalah, buku, website pemerintah, poster dan lain-lain, seperti : a. Pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi dengan kegiatan penerbitan Majalah Riau Makmur. Output dari kegiatan ini adalah publikasi Majalah Riau Makmur sebanyak 12 edisi dalam satu tahun, sedangkan outcome dari kegiatan ini adalah tersedianya informasi pembangunan secara keseluruhan dalam bentuk publikasi cetak. b. Pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi dengan kegiatan penerbitan Majalah Puan. Output dari kegiatan ini adalah publikasi kegiatan pemberdayaan perempuan di Propinsi Riau melalui penerbitan Majalah Puan sebanyak 10 edisi dalam satu tahun, sedangkan outcome dari kegitan ini adalah tersedianya informasi pembangunan, khususnya pemberdayaan perempuan dalam bentuk publikasi cetak. c. Penyusunan, penjilidan dan pencetakan bahan-bahan presentasi gubernur Output dari kegiatan ini adalah penyusunan, penjilidan dan pencetakan bahan-bahan presentasi gubernur terlaksana, sedangkan outcome dari kegiatan ini adalah tersedianya informasi pembangunan dan terkelolanya dengan baik arsip-arsip hasil pembangunan. d. Peningkatan dan perawatan jaringan LAN. Output dari kegiatan ini adalah terjadinya peningkatan penggunaan jaringan LAN, sedangkan outcome dari kegiatan ini adalah tersedianya penggunaan jaringan LAN untuk mendukung kinerja aparatur humas. e. Pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi dalam bentuk penyediaan buku saku kehumasan. Output dari kegiatan ini adalah tersedianya buku saku informasi Riau, sedangkan outcome dari kegiatan ini adalah tersedianya informasi pembangunan secara keseluruhan dalam bentuk buku saku. f. Pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi dalam bentuk bulletin, society dan poster. Output dari kegiatan ini adalah

3 43 tersedianya bulletin, society dan poster. sedangkan outcome dari kegiatan ini adalah tersedianya informasi pembangunan daerah dalam bentuk bulletin, society dan poster. g. Pembinaan dan pemgembangan sumber daya komunikasi dan informasi (study comparative). Output dari kegiatan ini adalah terlaksananya study compatarive, sedangkan outcome dari kegiatan ini adalah memberikan masukan dan pengalaman terhadap insan pers. h. Pengadaan peralatan audio visual. Output dari kegiatan ini adalah tersedianya peralatan audio visual, sedangkan outcome dari kegiatan ini adalah terjadinya peningkatan peralatan yang menunjang kegiatan komunikasi informasi dan media. i. Pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi (forum kehumassan). Output dari kegiatan ini adalah terlaksananya forum koordinasi dan workshop pejabat kehumasan, sedangkan outcome dari kegiatan ini adalah meningkatnya koordinasi antar pejabat kehumasan untuk mendukung kinerja kehumasan. 3. Program fasilitasi peningkatan sumber daya manusia bidang komunikasi dan informasi yaitu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia bidang komunikasi dan informasi melalui kegiatan pelatihan, seperti: a. Pelatihan sumber daya manusia dalam bidang komunikasi dan informasi (pelatihan jurnalistik dan orientasi kehumasan). Output dari kegiatan ini adalah pelatihan jurnalistik dan orientasi kehumasan terlaksana, sedangkan outcome dari kegiatan ini adalah peningkatan intelektualitas pejabat humas dalam bidang jurnalistik. Program layanan dan kegiatan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau dalam tahun tahun 2009 telah berjalan dengan cukup baik. Hampir semua kegiatan dapat terlaksana. Rata-rata relaisasi kegiatan biro humas bidang penerangan mencapai persen dengan realisasi keuangan sebesar 77,65 persen. Kegiatan belum dapat tercapai secara keseluruhan disebabkan luasnya cakupan kegiatan biro humas bidang penerangan dengan sumber daya

4 manusia yang masih terbatas baik dalam bentuak kualitas maupun kuantitasnya. Program kegiatan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau pada Tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Program dan kegiatan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun No Program Kegiatan Pelaksana 1 Terlaksananya bahan bacaan berupa surat kabar dan majalah 2 Terlaksananya penyediaan jasa pendukung kinerja kehumasan 3 Meningkatnya kualitas SDM aparat humas pendukung kinerja kehumasan 4 Terwujudnya koordinasi dalam publikasi pembangunan, dengan terlaksananya studi komperatif 5 Terwujudnya kesamaan pandangan dan pemahaman dalam melaksanakan tugas-tugas kehumasan 6 Tersedianya SDM yang terlatih dibidang penyusunan naskah pidato dan bahanbahan presentasi Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangundangan Penyediaan jasa pendukung peningkatan jasa kehumasan Pelatihan SDM dalam bidang komunikasi dan informasi (Pelatihan Jurnalistik dan Orientasi Kehumasan) Pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi (Studi Komparatif) Pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi (Studi Komparatif) Penyusunan, penjilidan dan percetakan bahan-bahan presentasi gubernur Kabag Penerangan Kabag Penerangan Kabag Penerangan Kabag Penerangan Kabag Penerangan Kabag Penerangan Penaggung jawab Kepala Biro Humas Kepala Biro Humas Kepala Biro Humas Kepala Biro Humas Kepala Biro Humas Kepala Biro Humas Waktu Kegiatan Jan- Des setiap tahun Jan- Des setiap tahun Agustus sept setiap tahun November, desember setiap tahun Juni, juli Sept, oktober setiap tahun Bahan Surat Kabar dan majalah Iklan, galeri/society dan advertorial Bahan- bahan pelatihan Narasumber, Akomodasi dan konsumsi. dll Narasumber, Akomodasi dan konsumsi. dll Pejabat biro humas kabupaten/kota se-provinsi Riau Keterangan Berlangganan setiap hari, minggu dan bulan Kerjasama dengan media cetak online dan elektronik Kerjasama dengan jurnalis Wartawan peliput kegiatan pemprov. Pejabat bagian humas di kabupaten dan kota Pejabat bagian humas di kabupaten dan kota Untuk menjalankan kegiatan dan program layanannya dukungan pendanaan maupun peralatan pendukung merupakan salah satu pendukung tingkat

5 45 keberhasilan kinerja humas bidang penerangan, Pendanaan yang baik serta peralatan yang memadai tidak akan mampu memperoleh outcome yang baik dalam pelaksanaan program kegiatan, untuk itu diperlukan sumber daya manusia yang memadai dalam mensukseskan kegiatan humas bidang informasi. Dari hasil studi di kantor biro humas diketahui susunan organisasi yang menggambarkan keadaan sumber daya manusia di kantor biro humas bidang penerangan, dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Susunan Organisasi Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau Berdasarkan pendidikan dan jabatan Tahun 2009 No Pendidikan Jabatan Jumlah (orang) S 2 S 3 S 2 S 1 S 2 S 1 D 3 SMA S 2 S 1 D 3 SMA Kepala biro humas Kepala bagian Kepala bagian Kepala bagian Kepala sub bagian Kepala sub bagian Kepala sub bagian Kepala sub bagian Staff biro humas Staff biro humas Staff biro humas Staff biro humas Jumlah 48 Dari tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa sumber daya manusian di kantor Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau cukup tinggi, dengan sumber daya manusia yang cukup tinggi bisa dikatakan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau akan mampu melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Akan tetapi kegiatan humas merupakan kegiatan yang spesifik dengan keahlian khusus baik di bidang kehumasan maupun jurnalistik. Dari hasil wawancara dengan pegawai diketahui bahwa sumber daya manusia di kantor Biro

6 46 Humas sangat sedikit yang berlalatar belakang pendidikan komunikasi maupun kehumasan. Hasil wawancara dengan seorang Kasubbag. Bina Penerbitan, RHG sebagai berikut : Sumber daya manusia pada Kantor Biro Humas Sekretariat Daerah Propinsi Riau dapat dikatakan cukup tinggi, namun demikian dari latar belakang pendidikannya perlu diketahui bahwa sangat sedikit yang berlatar belakang komunikasi maupun humas. Dengan keadaan demikian telah dibuat program penguatan kapasitas bagi pegawai humas dalam bentuk pelatihan yang berhubungan dengan sistem komunikasi, jurnalistik maupun prinsip-prinsip kehumasan, diharapkan dengan pelatihan ini dapat menunjang keberhasilan Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau pada masa yang akan datang. Dengan sumber daya manusia yang cukup tinggi diharapkan adopsi ilmu pengetahuan tersebut dapat cepat terserap oleh pegawai Program Pengembangan Masyarakat Melalui Biro Humas Bidang Penerangan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau dalam perannya sebagai juru bicara Pemerintah Provinsi Riau mempunyai kedudukan dan peran yang staregis dalam pengembangan masyarakat. Pengembangan masyarakat dalam hal ini adalah dengan melakukan komunikasi dua arah (two way). Komunikasi dua arah ini jika dilakukan dengan benar bukan saja dapat digunakan sebagai peningkatan image/citra Pemerintah Riau, akan tetapi juga dapat berguna bagi peningkatan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan di Provinsi Riau dalam bentuk sumbang saran bagi kegiatan pembangunan, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, sampai pada kegiatan monitoring dan evaluasinya. Partisipasi Masyarakat dalam pembangunan akan mendorong peningkatan pembangunan baik dalam bentuk kualitas maupun kuantitasnya. Analisis program pengembangan masyarakat melalui biro humas bidang penerangan ini dilakukan untuk dapat melihat sejauh mana Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau melakukan pengembangan masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip dan strategi pengembangan masyarakat

7 47 seperti advokasi, pengorganisasian komunitas, pengembangan jaringan, pengembangan kapasitas serta komunikasi, informasi dan edukasi. Analisis ini diperoleh dari hasil wawancara mendalam dengan pegawai biro humas bidang penerangan serta masyarakat dalam hal ini adalah wartawan media massa, sebagai berikut : 1. Advokasi Advokasi di sini diarahkan pada tindakan-tindakan untuk mempengaruhi keputusan-keputusan kebijakan, baik berupa undang-undang, peraturan, program ataupun sistem anggaran yang merupakan wewenang di tingkat tertinggi dalam hal ini adalah Pemerintah Provinsi Riau, publik maupun swasta. Kekuatan kelembagaan di tingkat komunitas sangat berpengaruh pada hasil advokasi. Advokasi yang dilakukan oleh biro humas bidang penerangan adalah melakukan proses pembelajaran dalam bentuk penyajian informasi yang berimbang di masyarakat tentang perkembangan kegiatan pembangunan dan kebijakan Pemerintah Provinsi Riau. Informasi yang diberikan dapat merupakan counter atau penjelasan terhadap isu isu yang negatif kepada pemerintah maupun pimpinan pemerintahan. Kegiatan ini juga dapat berupa penjelasan secara langsung maupun melalui media massa terhadap statement statemen dari pimpinan (Gubernur) yang mungkin kurang dapat dimengerti oleh masyarakat luas atau telah mendapat tanggapan yang salah dari masyarakat, dalam hal ini biro humas menjadi juru bicara pemerintah untuk meluruskan permasalahan tersebut. Hasil wawancara dengan pegawai Biro Humas diketahui bahwa strategi advokasi biro humas yang dilakukan pada masyarakat dilakukan melalui pemberitaan pada media massa cetak maupun elektronik. Wawancara dengan Kasubbag. Dokumentasi, AS sebagai berikut :sebagai berikut : Dalam membuat kebijakan Pemerintah Provinsi Riau melalui Biro Humas Bidang Penerangan selalu melakukan sosialisasi di media massa maupun elektronik, kegiatan ini pada dasarnya untuk memperoleh masukan dari berbagai elemen masyarakat di Provinsi Riau sebelum dan sesuadah kebijakan di buat. Media massa maupun cetak dijadikan sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Riau dalam hal ini

8 48 biro humas bidang penerangan, hal ini dibuat agar masyarakat lebih leluasa memberikan pandangan dan masukan yang bersifat membangun melalui media massa Sebagai perpanjangan tangan dari Pemerintah Provinsi Riau dalam hal ini biro humas bidang penerangan media massa, cetak maupun elektronik dapat memberikan advokasi pada masyarakat. Hasil wawancara dengan beberapa wartawan media cetak nasional maupun daerah umumnya mengatakan bahwa advokasi yang diberikan Pemerintah Provinsi Riau berjalan dengan cukup baik dan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, khususnya dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah yang lebih terfokus pada pengembanngan ekonomi masyarakat. Wawancara dengan salah satu wartawan pimpinan redaksi Riau Pos, RI, sebagai berikut : Sebagai upaya pemberian advokasi pada masyarakat melalui pemberitaan yang berimbang, media massa di Provinsi Riau bekerja sama dengan biro humas bidang penerangan telah melakukan pemberitaan yang berimbang dengan memberitakan kegiatan-kegiatan Pemerintah Provinsi Riau serta rencana kebijakan maupun pelaksanaannya. Tanggapan masyarakat di media massa di sepanjang tahun 2009 telah menunjukkan adanya peran pertisipatif positif masyarakat bagi pembangunan di Riau. Namun demikian media cetak sangat menyadari adanya keterbatasan dalam penyampaian informasi kepada masyarakat, seperti diketahui bersama bahwa konsumsi pada media cetak sebahagian besar ada pada masyarakat kelas menengah ke atas dan kurang pada masyarakat kelas menengah ke bawah, dengan demikan pemberian advokasi pada masyarakat melalui media cetak belum dapat menyentuh masyarakat luas. Agar advokasi dapat berjalan dengan baik staff/pegawai biro humas bidang penerangan juga harus mempunyai pengetahuan yang cukup aturan-aturan hukum, baik pada Kitab Undang undang Acara Pidana maupun Kitab Undang undang Hukum Perdata, Undang undang Pemerintahan Daerah, Undang - undang birokrasi kepemerintahan. Pengetahuan ini tentunya sangat membantu membuat jawaban jawaban atas ekspektasi maupun pendapat dari masyarakat yang mungkin negatif terhadap kegiatan kegiatan Pemerintah Riau. Untuk itu pada masa yang akan datang disarankan agar Pemerintah Provinsi Riau melalui biro humas bidang penerangan dapat membuat sebuah mekanisme yang baik dalam pelaksanaan

9 49 kegiatan pengembangan masyarakat (advokasi), sehingga terjadi komunikasi dua arah (pemerintah-masyarakat) yang lebih baik dan menyentuh semua lapisan masyarakat. Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa advokasi sebagai bentuk program pengembangan masyarakat belum dapat dilakukan secara baik oleh biro humas bidang penerangan, kegiatan advokasi melalui kegiatan komunikasi masih dilaksanakan oleh media cetak/elektronik sebagai perpanjangan tangan pemerintah dan belum menyentuh semua lapisan masyarakat. Kegiatan Advokasi lebih banyak dilakukan satu arah dan belum optimal pelaksanaannya dengan melakukan komunikasi dua arah, untuk itu diperlukan mekanisme dan staregi baru dalam kegiatan advokasi ini. 2. Pengorganisasian komunitas Pengorganisasian komunitas dibuat agar masyarakat mempunyai media untuk mendiskusikan dan mengambil keputusan atas masalah di sekitarnya. Biro humas Bidang Penerangan dalam menjalankan kegiatan programnya belum memakai strategi pengorganisasian komunitas. Saat ini biro humas belum melihat adanya peluang, bentuk program serta kepentingan untuk membentuk organisasi komunitas dalam memdukung kegiatan program biro humas khususnya bidang penerangan. Dari hasil wawancara baik dengan pegawai di biro humas bidang penerangan maupun dengan wartawan media cetak menunjukkan belum adanya kegiatan pengorganisasian komunitas dalam mendukung program kegiatan biro humas khususnya bidang penerangan. 3. Pengembangan jaringan Pengembangan jaringan dilakukan untuk menjalin kerjasama dengan pihak lain (individu, kelompok dan atau organisasi) agar bersama-sama saling mendukung untuk mencapai tujuan. Biro humas bidang penerangan dalam pelaksanann program pengembangan masyarakat belum melakukan kegiatan pengembangan jaringan di aras komunitas. Pengembangan jaringan hanya dilakukan pada kelembagaan biro humas sendiri yaitu melalui kerjaama dengan lembaga masyarakat seperti media massa baik cetak maupun elektronik pada aras nasional maupun daerah. Kerjasama ini diarahkan untuk memberikan informasi

10 50 tentang kegiatan Pemerintah Provinsi Riau maupun kebijakannya serta tanggapan masyarakat yang ditumbulkan atas kegiatan tersebut melalui media massa baik cetak maupun elektronik. Dengan kegiatan ini diharapkan terjadi peningkatan partisipasi masyarakat dan peningkatan image/citra Pemerintah Provinsi Riau di mata masyarakat. 4. Pengembangan kapasitas Pengembangan kapasitas merupakan suatu upaya peningkatan kemampuan masyarakat di segala bidang. Pengembangan kapasitas mencakup tiga hal, yaitu : kapasitas individu, kapasitas institusi, dan kapasitas sumber daya. Hasil wawancara dengan pegawai Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau, didapat bahwa biro humas melakukan pengembangan kapasitas masyarakat melalui kegiatan penyebaran informasi dan kebijakan Pemerintah Riau melalui pemberitaan di media massa baik cetak maupun elektronik, iklan, pamplet, selebaran, website, penerbitan,majalah dan lain-lain. Hasil wawancara dengan staff biro humas bidang penerangan, BYT, yaitu : Pengembangan kapasitas masyarakat yang dilakukan oleh biro humas bidang penerangan dilakukan dengan dua cara, yaitu langsung dilakukan oleh biro humas sendiri melalui kegiatan penerbitan majalah, buku saku, website, selebaran, panplet,. Cara yang lain adalah dengan menggunakan media massa baik cetak maupun elektronik untuk membuat pemberitaan mengenai kegiatan pemerintah maupun kebijakannya. Melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat menjadi meningkat pengetahuan dan pemahamannya mengenai kegiatan-kegiatan pembangunan yang sedang dilaksanakan, serta kebijakan yang akan dibuat serta yang sedang dilaksanakan. Meningkatnya kapasitas masyarakat diharapkan akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan Wawancara dengan beberapa orang wartawan media cetak didapati bahwa pengembangan kapasitas masyarakat melalui kegiatan pemberitaan di korankoran terbukti sangat efektif dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap proses pembangunan di Provinsi Riau, masyarakat menjadi lebih kritis dan mau memberikan masukan yang positif maupun negatif terhadap semua

11 bentuk kebijakan maupun kegiatan pembangunan. Kutipan wawancara wartawan harian Kompas, SR yaitu : 51 Masyarakat mempunyai hak dalam memperoleh pemberitaan yang berimbang mengenai kegiatan pembangunan daerah maupun segala bentuk kebijakan yang sedang dibuat maupun yang sedang dilaksanakan. Pemberitaan yang berimbang ini telah mampu meningkatkan kapasitas masyarakat di Provinsi Riau yang dibuktikan dengan semakin meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan, baik dengan memberikan sumbang saran maupun kritikan yang membangun terhadap kegiatan pembangunan maupun pelaksanaan kebijakan pemerintah. Namun demikian Pemerintah Riau melalui biro humas bidang penerangan juga harus mempunyai bentuk strategi baru yang lebih baik dalam peningkatan kapasitas masyarakat dengan menyentuh semua lapisan masyarakat Dari hasil wawancara di atas dapat dianalisis bahwa Pemerintah Provinsi Riau melalui biro humas bidang penerangan telah melakukan kegiatan pengembangan masyarakat yaitu pengembangan kapasitas. Pengembangan kapasitas masyarakat yang dilakukan oleh biro humas masih belum menyentuh semua lapisan masyarakat, untuk itu diperlukan upaya terobosan baru agar peningkatan kapasitas masyarakat dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, sehingga terjadi peningkatan partisipasi masyarakat yang lebih luas terhadap kegiatan pembangunan daerah. 5. Komunikasi, informasi dan edukasi Komunikasi, informasi dan edukasi merupakan proses pengelolaan informasi, pendidikan masyarakat, dan penyebaran informasi untuk mendukung keempat komponen di atas. Hasil wawancara dengan pegawai Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau, didapat bahwa biro humas melakukan kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan proses pengembangan masyarakat yang telah dipaparkan di atas. Biro humas bidang penerangan sangat menyadari pentingnya kegiatan komunikasi, penyebaran informasi dan pemberian edukasi kepada masyarakat untuk mendapatkan dukungan dan image/citra yang

12 52 baik dari masyarakat untuk setiap kegiatan Pembangunan maupun kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Komunikasi, informasi dan edukasi yang dijalankan dengan baik akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Kutipan wawancara dengan seorang wartawan Koran Tempo yaitu JS. sebagai berikut : Program pengembangan masyarakat dalam bentuk komunikasi, informasi dan edukasi dalam pelaksanaannya memerlukan dukungan yang baik dari staff/pegawai biro humas bidang penerangan, dukungan ini berupa kemampuan staff/pegawai dalam berkomunikasi, seperti dalam berbahasa asing. Kemampuan ini juga harus didukung dengan kemampuan teknik informatika yang baik seperti keahlian komputer, penggunaan internet dan jejaring sosial. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi yang baik, staff/pegawai biro humas bidang penerangan harus terus menerus ditingkatkan kapasitasnya baik dalam bentuk pelatihan kehumasan pada aras nasional maupun internasional, sehingga dapat menambah wawasan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi. Dalam kenyataan yang ada kegiatan ini belum dapat dilakukan secara baik oleh biro humas bidang penerangan, penyebaran informasi belum dapat dilakukan secara maksimal, hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan dalam memperoleh data yang layak untuk diinformasikan, kemudian koordinasi dengan satuan kerja yang mempunyai data tersebut masih kurang baik, penyebab ini tak lain karena lemahnya kewenangan biro humas bidang penerangan terhadap kemampuan dalam memperoleh data dari satuan satuan kerja. Hal lain yang menyebabkan kurang baiknya program komunikasi, informasi dan edukasi adalah masih lemahnya sumber daya manusia yang ada di biro humas bidang penerangan yang tidak produktif, hal ini tidak lain disebabkan adanya mutasi staff/pegawai yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan keahliannya. Untuk perbaikan ke depan disarankan agar setiap dinas/badan, kantor dan biro di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau mempunyai petugas yang dapat menyiapkan segala kebutuhan data yang diinginkan yang kemudian diiput ke dalam database. Pengelolaan database ini juga harus dikelola oleh bagian khusus (semacam pusat data elektronik) yang online dan dapat diakses oleh setiap dinas/badan,kantor dan biro di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau.

13 Persepsi Masyarakat terhadap Kinerja Biro Humas Bidang Penerangan dalam Citra Pemerintah Provinsi Riau Bidang penerangan pada Biro Humas Sekretariat Daerah Propinsi Riau, tugas pokoknya adalah membangun citra positif Pemerintah Propinsi Riau melalui kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan penerangan terhadap kebijakan Pemerintah Provinsi Riau, koordinasi, penyediaan materi untuk siaran pers, media massa (cetak, elektronik dan on line), kerjasama dengan media massa, koordinasi penyebarluasan informasi dan sosialisasi kebijakan Pemerintah Riau dengan media massa, serta tugas-tugas lain yang diberikan kepala biro. Kegiatan dalam paparan di atas pada dasarnya menyangkut aspek penyuluhan, pemberitaan dan pemberitaan. Ketiga Aspek ini merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan, saling mendukung dalam upaya pembangunan citra positif Pemerintah Propinsi Riau di mata seluruh stakeholder, sebagai beberapa upaya melaksanakan good governace Pemerintah Provinsi Riau. Implikasi tugas bidang penerangan humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau dalam kerangka 9 elemen good governance seperti; (a) peningkatan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan; (b) melakukan transparansi kebijakan dan dan pelaksanaan kegiatan pemerintahan; (c) responsif terhadap semua persoalan, aspirasi stakeholder dan memberikan jawaban atas semua permasalahan melalui tindakan yang cepat; (d) efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya terutama memberikan penerangan terhadap kegiatan pembangunan secara efektif dan efisien;(e) terukur dalam pelaksanaan kegiatan penerangan kepada stakeholder; serta (f) melakukan manajemen konflik terhadap setiap persoalan konflik yang terjadi antara pemerintah dengan stakeholder; (g) melaksanakan hak jawab jika terjadi kejadian pemberitaan yang tidak sesuai dengan fakta dilapangan sebagai bentuk pelaksanaan penegakan hukum, sebagai bentuk ketaatan terhadap hukum dan perundang-undangan; (h) berorientasi pada permufakatan terhadap persoalanpersoalan menyangkut pelayanan publik dan pembangunan; (i) bersikap adil dan inklusif terhadap semua stakeholder.

14 54 Dengan melakukan wawancara mendalam dengan beberapa skeholder humas bidang penerangan, dalam hal ini adalah 3 orang wartawan media cetak lokal dan nasional serta 3 orang pegawai biro humas, didapat informasi sebagai berikut: a. Penilaian terhadap kinerja biro humas Biro humas bidang penerangan sebagai jurubicara Pemerintah Provinsi Riau pada tahun 2009 telah menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam upayameningkatkan citra positifnya di masyarakat. Wawancara dengan beberapa wartawan media cetak didapati bahwa biro humas, khususnya bidang penerangan telah mampu memberikan informasi secara cepat dan akurat kepada masyarakat, baik melalui pemberitaan media massa baik cetak maupun elektronik. Kerjasama yang dijalis sangat baik dengan media massa tersebut telah memberikan kontribusi pemberitaan yang berimbang di masyarakat, sehingga membentuk opini yang baik di masyarakat. Petikan wawancara dengan seorang wartawan media detik com, CT, adalah sebagai berikut : Kerjasama yang dilakukan oleh biro humas bidang penerangan dengan media massa selama ini dipandang sudah cukup baik meskipun masih terdapat beberapa informasi yang harus disampaikan kepada publik melalui media ataupun langsung belum sesuai dengan harapan.dalam penyampaian pemberitaan memang masih ada informasi yang sifatnya rahasia dan ada pula yang layak untuk konsumsi publik, untuk hal ini biro humas bidang penerangan telah mampu melakukan penyaringan berita, sehingga masyarakat yang melihat, mendengar daan membaca informasi tentang pemerintahan mampu berfikiran positif mengenai maksud kegiatan pemerintah. Keberadaan biro humas dipandang sangat penting dalam pelayanan masyarakat, khususnya mengenai pemberitaan kegiatan pembangunan. Kerjasama ini telah mampu menghasilkan pemberitaan yang berimbang untuk disajikan kepada masyarakat umum, pemberitaan yang berimbang mengenai kegiatan pembangunan dan kebijakan pemerintah telah mampu mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, opini publik terhadap kegiatan dan pembangunan dan kebijakan Pemerintah Perovinsi Riau selama ini menjadi lebih baik, hal ini dibuktikan dengan semakin kondusifnya keamanan, ketentraman dan dukungan masyarakat terhadap kegiatan pembangunan

15 55 Sedangkan menurut beberapa pegawai di lingkungan biro humas bidang penerangan diketahui bahwa kinerja biro humas pada berapa tahun terakhir semakin baik, hal ini didorong dengan adanya peningkatan kapasitas pegawai melalui pelatihan yang berhubungan dengan tatacara kerja humas yang profesional, namun demikian dengan masih adanya kekurangan baik dalam jumlah tenaga kerja, sumber daya manusia serta peralatan, kinerja biro humas masih terasa belum optimal, terutama dalam bidang pelayanan informasi kepada masyarakat. Informasi yang diberikan kepada masyarakat belum dapat menyentuh semua lapisan masyarakat. Untuk itu pada masa yang akan datang diperlukan stretegi dan pelaksanaan kegiatan yang lebih baik dalam usaha pelayanan kepada masyarakat. Prinsip-prinsip dan strategi pengembangan masyarakat belum dapat dilaksanakan secara keseluruhan, hal ini disebabkan tidak semuanya prinsipprinsip pengembangan masyarakat dapat digunakan dalam kegiatan-kegiatan biro humas bidang penerangan. Hal lainya adalah masih kurangnya pengetahuan pegawai lingkup biro humas tentang prinsip-prinsip serta mekanisme pelaksanaan kegiatan pengembangan masyarakat. b. Persepsi masyarakat terhadap Pemerintah Propinsi Riau Kinerja Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau mempunyai dampak yang sangat nyata terhadap persepsi masyarakat terhadap kegiatan Pemerintah Provinsi Riau. Hasil wawancara dengan berapa wartawan menunjukkan hal yang seragam yaitu Informasi yang dikelola baik yang dilakukan sendiri maupun bekerja sama dengan media massa (cetak dan elektronik), baik dalam bentuk berita di media massa, website, panplet, buku, majalah dan lain-lain telah membawa image/citra yang positif bagi Pemerintah Propinsi Riau, hal ini dapat dilihat dengan semakin kondusifnya kegiatan pembangunan dan dukungan masyarakat terhadap pembangunan, politik di Provinsi Riau juga menunjukkan perkembangan yang baik, partisipasi masyarakat dalam pembangunan cukup baik yang dibuktikan dengan semakin menurunnya angka kemiskinan di Provinsi Riau, Kegiatan Pembangunan lainnya seperti industri kecil, menengah dan besar semakin berkembang dan mendapat dukungan

16 dari berbagai pihak terutama pengusaha yang terus menanamkan modalnya di Provinsi Riau. Hasil petikan wawancara dengan tokoh masyarakat, WTH mengenai persepsi masyarakat terhadap kinerja biro humas sebagai berikut: Saat ini kegiatan penyebaran informasi dan kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan informasi menjadi sebuah keharusan dan merupakan hak semua masyarakat untuk mendapatkannya. Peran Biro Humas selama ini sebagai juru bicara pemerintah dirasakan cukup baik dalam pelaksanaan kinerjanya. Hal ini dibuktikan semakin membaiknya citra Pemerintah Provinsi Riau di mata masyarakat. Namun demikian Biro Humas sebagai aparatur pemerintah yang berfungsi melayani masyarakat, harus mampu menyeimbangkan fungsi-fungsi tersebut, sehingga tidak terkesan menjadi unit pembela pemerintah. Biro Humas juga harus mampu menyiapkan masyarakat untuk berprilaku positif dalam mengkritisi kinerja pemerintah secara santun dan tersalurkan secara baik melalui media ataupun sistem yang lebih baik. Tidak tertutup kemungkinan bahwa masukan masyarakat terhadap bentuk kebijakan, pelaksanaan program pemerintah selama ini belum mendapatkan pengelolaan secara lebih baik oleh pemerintah, hal inilah yang selalu menimbulkan gejolak ketidakpuasan di dalam masyarakat. Masyarakat seringkali merasakan bahwa aspirasinya terputus akibat reaktifnya sikap pemerintah dalam menanggapi setiap persoalan yang timbul dan langsung membuat perlindungan yang kokoh dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang sebenarnya tidak perlu, seharusnya setiap persoalan harus dibagi-bagi menurut tingkat kepentingan maupun isu potensial yang berkembang. Berdasarkan kepentingan dan isu inilah kemudian dibuat tim yang secara profesional langsung membuat perundingan perundingan pada masyarakat secara partisipatif yang menempatkan masyarakat berperan aktif dalam pemecahan persoalan. Kegiatan seperti ini masih terasa kurang difasilitasi oleh Biro Humas Berdasarkan wawancara di atas diketahui bahwa tidak menjadi suatu yang aneh apabila organisasi sektor publik seperti pemerintah menjadi bahan sorotan dan pengawasan utama media publik (media masa cetak maupun elektronik) Allison (2004) dalam Journal of Public Relations Research, berpendapat bahwa pengambilan keputusan pemerintah akan dibahas lebih sering di media dibandingkan tindakan atau keputusan yang dibuat perusahaan swasta. Media dapat mempengaruhi waktu keputusan pemerintah. Allison menggambarkan 56

17 hubungan antara pemerintah dan media sebagai "pelaporan publik", yang berarti bahwa tugas pokok pejabat pemerintah adalah untuk terus melaporkan keputusan dan tindakan melalui media, untuk menjaga informasi rakyat. Beberapa peneliti, bagaimanapun, tidak melihat hubungan antara pemerintah dan media sebagai pelengkap. Para peneliti mencatat bahwa pemerintah tidak pernah bebas dari siklus berita. Jadi, menghindari liputan media negatif, karyawan pemerintah cenderung mengikuti status quo dan kurang berimprovisasi Peran Biro humas sebagai juru bicara pemerintah juga berhubungan dengan kekuatan dan kepentingan politik pimpinan daerah, pengaruh politik juga bertujuan sebagai peningkatan citra pemerintah yang dipimpinnya, perbaikan pola hubungan dengan masyarakat maupun legislative untuk mendapat dukungan terhadap kebijakan yang sedang berjalan maupun yang akan dibuat. Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat Riau yaitu Bapak AAS, yaitu Kinerja biro humas pemerintah pada prinsipnya menyentuh kegiatan politik pemerintah, tujuannya adalah peningkatan citra pemerintah dan pimpinan daerah untuk mendapatkan dukungan politik, baik dari masyarakat maupun lembaga legislatif daerah terhadap semua kebijakan yang telah berjalan maupun rancangan kebijakan daerah. Untuk itu diperlukan kegiatan kegiatan yang membangun komunikasi dua arah antara masyarakat dan pemerintah yang dikelola melalui kegiatan rutin baik secara langsung maupun menggunakan media cetak dan elektronik atau menggunakan teknologi website. Pokok bahasan dalam membangun komunikasi dua arah ini tentunya merupakan isu isu sentral saat ini seperti perkembangan politik, hukum, lingkungan, peningkatan pelayanan publik untuk pengentasan kemiskinan dan kemudahan dalam memperoleh perizinan dan kesempatan kerja, keamanan, serta penjelasan mengenai pemberitaan yang bersifat negatif terhadap kinerja dan kebijakan pemerintah. Berdasarkan itu peran biro humas khusunya biro penerangan menjadi sangat strategis saat ini, untuk itu diperlukan penambahan kapasitas secara terus menerus bagi aparatur pemerintah yang bekerja pada biro humas. Penambahan kapasitas ini juga menyangkut kemampuan untuk menyusun strategi pelaksanaan kerja biro humas dan tatalaksana pencapaian strategi tersebut dengan melibatkan pertisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan penyebaran informasi publik yang seimbang 57

18 Dari hasil wawancara di atas bahwa kinerja Biro Humas juga mencakup esensi sektor publik yang bermuatan politik. Appleby (1973) dalam Journal of Public Relations Research menyatakan bahwa, "institusi lain, diakui, tidak bebas dari politik, tetapi pemerintah adalah politik" organisasi pemerintah didefinisikan sebagai organisasi yang digerakkan oleh tindakan politik dan hubungan. Di sektor publik, politik dapat membatasi kreativitas dan inovasi dalam mengembangkan program komunikasi karena pejabat terpilih tidak ingin tampak terlalu jauh dari arus isu utama dalam politik (Horsley & Barker, 2002). Politik juga memperkenalkan keragaman yang lebih besar dalam pengaruh eksternal catatan kinerja pemerintah, seperti kelompok kepentingan umum, dan kebutuhan yang lebih besar untuk dukungan dari masyarakat Persepsi masyarakat tentang kinerja biro humas masih dirasakan belum optimal pelaksanaannya oleh praktisi lembaga swadaya masyarakat (LSM), hal ini disampaikan dalam petikan wawancara dengan aktivis LSM, KR sebagai berikut : Dalam pelaksanaan kegiatannya sebagai juru bicara pemerintah dan aparatur pemerintah, biro humas bidang penerangan telah cukup baik melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, akan tetapi dalam bentuk kegiatan pengembangan masyarakat, khususnya peningkatan kapasitas masyarakat, advokasi serta peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi, peran biro humas dirasakan masih belum optimal. Biro Humas terkesan masih mengedepankan komunikasi satu arah, aparatur biro humas dalam pandangan masyarakat masih dirasakan kurang melakukan komunikasi dua arah dengan masyarakat, sehingga tidak mengherankan bila partisipasi masyarakat menjadi berkurang dalam menanggapi positif sisi pemberitaan yang dikeluarkan biro humas. Hal ini justru membuat tanggapan miring bagi pemberitaan yang dikeluarkan pemerintah, walaupun seringkali pemberitaan yang dikeluarkan pemerintah adalah sebuah kebenaran. Jika Biro humas belum mempunyai kapasitas dan peralatan yang memadai dalam membuat komunikasi dua arah tersebut, diharapkan biro humas dapat bekerjasama dengan instansi lain yang mempunyai kapasitas dan peralatan tersebut dalam mengkomunikasikan pemberitaan. Biro humas seharusnya mempunyai keunggulan yang lebih baik dalam bekerja sama dengan instansi pemerintah lainnya, mengingat pemberitaan yang dikeluarkan juga lebih sering berhubungan dengan program kerja instansi atau satuan kerja tersebut. Hendaknya kinerja biro humas lebih dari hanya sekedar penerbitan buku saku, penjilidan, penerbitan majalah dan seminar saja, akan 58

19 59 tetapi harus berkembang sesuai dengan kebutuhan lembaga public reations yang modern dan keluar dari sifat klasiknya. Saat ini fungsi kehumasan harus bekerja dari hulu (akomodasi aspirasi publik) hingga ke hilir (implementasi kebijakan melalui langkah-langkah konkrit) yang berarti ada komunikasi dua arah, setiap kebijakan yang di ambil mau tidak mau harus berhadapan dengan unsur unsur pasar kebijakan, mulai dari publik atau pemilih, partai politik, dunia usaha, tokoh masyarakat, aktivis, civil society, kelompok kepentingan, hingga media Berdasarkan hasil wawancara di atas diperlukan sebuah kelembagaan kehumasan yang baik dalam instansi pemerintahan untuk mengimbangi arus informasi di masyarakat yang sewaktu-waktu dapat merugikan pemerintah. Humas merupakan salah satu metode komunikasi untuk menciptakan citra positif lembaga atau pemerintah atas dasar menghormati kepentingan bersama, hal ini sesuai dengan pendapat Graber 2003 dan Garnet 1997 dalam Journal of Public Relations Research Persepsi publik juga dapat mengurangi nilai komunikasi pemerintah. Konotasi negatif dari istilah propaganda dan penggunaan pengalihan perhatian pada isu, sering membuat sinis publik tentang maksud komunikasi pemerintah, meskipun kenyataan bahwa mayoritas informasi pemerintah jujur Sekali Lagi, kendala lingkungan sektor publik dapat disalahkan. Pemerintah tradisional menggunakan model satu arah komunikasi, bukan model dua arah, seringkali membatasi dialog, sehingga mengurangi peran umpan balik publik (Garnett, 1997) Analisis layanan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat daerah Provinsi Riau yang dipaparkan di atas menjadi dasar pengembangan strategi baru dalam kegiatan biro humas bidang penerangan yang berbasis pengembangan masyarakat. Untuk itu dibuatlah analisis SWOT secara bersama dengan wartawan yag dianggap dapat mewakili masyarakat dan pegawai pada biro humas yang dianggap mewakili pemerintah. Informasi yang didapat dari wawancara kemudian dijadikan sebagai sumber bahan informasi untuk menyusun strategi SWOT untuk pengembangan kegiatan biro humas bidang penerangan pada masa yang akan datang.

VII. PROGRAM LAYANAN BIRO HUMAS BIDANG PENERANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU

VII. PROGRAM LAYANAN BIRO HUMAS BIDANG PENERANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU 71 VII. PROGRAM LAYANAN BIRO HUMAS BIDANG PENERANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU 7.1. Penyusunan Program Layanan Biro Sekretariat Daerah Provinsi Riau. Program layanan biro humas bidang penerangan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Latar Belakang Biro Hubugan Masyarakat Setda Provinsi Riau

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Latar Belakang Biro Hubugan Masyarakat Setda Provinsi Riau 47 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Latar Belakang Biro Hubugan Masyarakat Setda Provinsi Riau Biro Hubungan Masyarakat adalah salah satu Perangkat Daerah di lingkungan Sekretariat Daerah Pemerintah

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 14 tahun 2008 tentang kebebasan informasi publik menjadi tantangan baru bagi pemerintah, karena secara nyata merupakan upaya mewujudkan transparansi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM BIRO HUMAS DAN PROTOKOL

BAB II KONDISI UMUM BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BAB II KONDISI UMUM BIRO HUMAS DAN PROTOKOL A. Struktur Organisasi Biro Humas Dan Protokol di bentuk dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG DRAFT PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG 1 GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMANGKU JABATAN STRUKTURAL PADA BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT SEKRETARIAT DAERAH ACEH GUBERNUR ACEH, Menimbang

Lebih terperinci

PAGU ANGGARAN BIRO HUMAS DAN PROTOKOL TAHUN ANGGARAN 2014

PAGU ANGGARAN BIRO HUMAS DAN PROTOKOL TAHUN ANGGARAN 2014 PAGU ANGGARAN BIRO HUMAS DAN PROTOKOL TAHUN ANGGARAN 2014 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kegiatan dan Tolok Ukur Anggaran (1) (2) (3) (5) (6) 1. Pembinaan, Pemantapan Otonomi Daerah dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun.

BAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sebagai lembaga negara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dianggap tidak memiliki peran penting dan bisa dibilang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dianggap tidak memiliki peran penting dan bisa dibilang dianggap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hubungan masyarakat memiliki peranan penting dalam keberlangsungan hidup suatu perusahaan, sekaligus harus mampu menjembatani dan mempertahankan citra positif

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44/PERMEN-KP/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR : 62 TAHUN 2012

WALIKOTA BATAM PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR : 62 TAHUN 2012 WALIKOTA BATAM PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR : 62 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Kata Pengantar Proses demokratisasi telah mengubah paradigma semua Kementerian/Lembaga Pemerintah saat ini dimana transparansi, akuntabilitas dan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, BAGIAN DAN SUB BAGIAN SEKRETARIAT DPRD PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG : Bahwa sebagai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 21 III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran. Peran humas dalam memberikan informasi kepada masyarakat tentunya memerlukan strategi yang mengacu kepada prinsip masyarakat. Artinya respons masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi di instansi pemerintahan umumnya berisi tentang acara kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

Lebih terperinci

BIRO HUMAS DAN PROTOKOL PEMPROV DKI JAKARTA

BIRO HUMAS DAN PROTOKOL PEMPROV DKI JAKARTA TUGAS : Melaksanakan k pengumpulan dan pengolahan data dan informasi, i monitoring i dan menganalisa pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah, melakukan peliputan dan pendokumentasian serta mengelola kepustakaan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU

IV. GAMBARAN UMUM SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU 31 IV. GAMBARAN UMUM SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU 4.1. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Humas Kedudukan lembaga Sekretariat Daerah, berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Riau No. 07 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017 RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU KECAMATAN ANGSANA DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii Daftar Bagan... iv Daftar Singkatan... v BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat isu-isu semacam demokratisasi, transparansi, civil society, good

BAB I PENDAHULUAN. membuat isu-isu semacam demokratisasi, transparansi, civil society, good BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang datang lebih cepat dari yang diperkirakan telah membuat isu-isu semacam demokratisasi, transparansi, civil society, good corporate governance,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2002 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2002 TENTANG KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

Ringkasan LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT 2011

Ringkasan LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT 2011 Ringkasan LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT 2011 Komisi Informasi (KI) Provinsi Informasi Jawa Barat ditetapkan tanggal 19 April 2011 berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor: 821.2/Kep.566

Lebih terperinci

Informasi Kinerja. Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten. Tahun Anggaran 2012

Informasi Kinerja. Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten. Tahun Anggaran 2012 Point c Informasi Kinerja Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten Tahun Anggaran 2012 Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi memiliki beberapa peran yang

Lebih terperinci

Realisasi Kegiatan Tahun 2015 sebagai berikut :

Realisasi Kegiatan Tahun 2015 sebagai berikut : Realisasi Kegiatan Tahun 0 sebagai berikut : NO. URAIAN Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan Kegiatan yaitu : Penyediaan jasa surat menyurat PAGU ANGGARAN (Rp) REALISASI ANGGRAN % SISA PAGU

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT SEKRETARIAT DAERAH ACEH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT SEKRETARIAT DAERAH ACEH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT SEKRETARIAT DAERAH ACEH 2015 KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan suatu pelatihan atau yang sering disebut Kuliah Kerja Media

BAB I PENDAHULUAN. diberikan suatu pelatihan atau yang sering disebut Kuliah Kerja Media BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi sekarang ini sangat dipengaruhi oleh dampak perkembangan zaman yang sangat pesat, seperti majunya teknologi dan persaingan-persaingan di segala

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 PROSES PELAKSANAAN UMUM 3.1.1 KEDUDUKAN HUMAS DAN FUNGSI DALAM STRUKTUR ORGANISASI (FUNGSIONAL) Gambar 2.6 Struktur pusat informasi dan humas Sumber : www.kemenag.go.id

Lebih terperinci

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016 RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU KECAMATAN ANGSANA DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii Daftar Bagan... iv Daftar Singkatan... v BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempublikasikan setiap ada agenda yang diadakan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. mempublikasikan setiap ada agenda yang diadakan oleh perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini keterbukaan informasi publik sangatlah penting terutama untuk memenuhi kebutuhan akan informasi yang terus berkembang. Dalam hal ini keterbukaan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM Sejarah Terbentuknya Biro Humas dan Protokol. Diberlakukannya peraturan daerah Provinsi Lampung Nomor 11 Tahun 2014

BAB IV GAMBARAN UMUM Sejarah Terbentuknya Biro Humas dan Protokol. Diberlakukannya peraturan daerah Provinsi Lampung Nomor 11 Tahun 2014 45 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Biro Humas dan Protokol Provinsi Lampung 4.1.1 Sejarah Terbentuknya Biro Humas dan Protokol Diberlakukannya peraturan daerah Provinsi Lampung Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Bagian Humas dan Informasi Setda Kota Yogyakarta

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Bagian Humas dan Informasi Setda Kota Yogyakarta 43 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Bagian Humas dan Informasi Setda Kota Yogyakarta Humas Pemerintah Kota merupakan organisasi bagian Pemerintah Kota Yogyakarta yang bertugas mengurusi hubungan

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA PEJABAT INSTALASI PKRS DAN HUMAS RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

DAFTAR NAMA PEJABAT INSTALASI PKRS DAN HUMAS RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA DAFTAR NAMA PEJABAT INSTALASI PKRS DAN HUMAS RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA NO. JABATAN NAMA 1. Kepala Instalasi PKRS & Humas Sunarso Suyoso, dr, SpKK(K) 2. Wakil Kepala Instalasi PKRS & Humas Didi Aryono Budiyono,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur

BAB I PENDAHULUAN. sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Humas merupakan salah satu fungsi manajemen yang mengevaluasi opini, sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur suatu individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahan swasta maupun pemerintah diwajibkan memberikan ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya komunikasi adalah unsur pokok dalam suatu organisasi karena

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya komunikasi adalah unsur pokok dalam suatu organisasi karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya komunikasi adalah unsur pokok dalam suatu organisasi karena didalam organisasi terdapat interaksi sosial yang dilandasi adanya pertukaran makna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan. Humas Pemerintahan dan. satu peran yang berbeda dari kedua Humas tersebut adalah Humas

BAB I PENDAHULUAN. Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan. Humas Pemerintahan dan. satu peran yang berbeda dari kedua Humas tersebut adalah Humas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Humas (Hubungan Masyarakat) dibedakan menjadi dua yaitu Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan. Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan tentunya memiliki peran yang

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 46 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS KOMUNIKASI, INFORMATIKA DAN PENGOLAHAN DATA ELEKTRONIK PROVINSI RIAU

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 46 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS KOMUNIKASI, INFORMATIKA DAN PENGOLAHAN DATA ELEKTRONIK PROVINSI RIAU 1 PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 46 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS KOMUNIKASI, INFORMATIKA DAN PENGOLAHAN DATA ELEKTRONIK PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan melibatkan masyarakat umum atau khalayak luas, biasanya diperlukan kegiatan Media Relations ( Menjalin Hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran informasi suatu lembaga bisa menjadi lebih dikenal oleh

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran informasi suatu lembaga bisa menjadi lebih dikenal oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyebaran informasi menjadi penting bagi suatu organisasi, perusahaan maupun lembaga dalam menginformasikan kebijakan serta acara acara yang dilakukan oleh organisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public relations atau humas merupakan suatu kebutuhan dalam masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya bergerak di dalam berbagai

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI BAGIAN HUMAS SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI BAGIAN HUMAS SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI BAGIAN HUMAS SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 B. KEBIJAKAN UMUM PEMERINTAH DAERAH Berdasarkan Peraturan Walikota Salatiga Nomor

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses Pelaksanaan Umum 3.1.1 Kedudukan Humas dan Fungsi Dalam Struktur Organisasi (Fungsional) Praktikan Dewi Aryanti Gambar 3.1 Struktur pusat informasi dan humas Sumber

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lampung Selatan Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Selatan Nomor 23 Tahun 2012 tentang

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 69 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses Pelaksanaan Umum 3.1.1 Kedudukan Humas Dan Fungsi Dalam Struktur Organisasi (Fungsional) Praktikan Siti Zulaikha Eka Claudya Gambar 3.1 Struktur pusat informasi

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DAN GAMBARAN UMUM

BAB II PROFIL DAN GAMBARAN UMUM BAB II PROFIL DAN GAMBARAN UMUM A. Bagian Humas Setda Kota Salatiga Instansi Pemerintah Kota Salatiga terdiri atas 3 (tiga) jenis Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yaitu : a. Badan Badan dipimpin Kepala

Lebih terperinci

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi Strategi Sanitasi Kota (SSK) merupakan alat manajemen untuk meningkatkan transparansi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pemerintahan, para aparatur pemerintah/pegawai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pemerintahan, para aparatur pemerintah/pegawai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia pemerintahan, para aparatur pemerintah/pegawai menjadi tolak ukur dalam keberhasilan suatu organisasi, baik pemerintahan Provinsi, Kabupaten/Kota, maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen penting untuk membentuk citra dan image dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. komponen penting untuk membentuk citra dan image dalam suatu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Public Relations atau sering disebut dengan Humas merupakan komponen penting untuk membentuk citra dan image dalam suatu instansi/perusahaan. Sesuai dengan fungsinya,

Lebih terperinci

BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA

BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA A. VISI Bidang Humas Polda DIY mempunyai visi mampu menjadi penjuru untuk mendorong dan membangun kepercayaan masyarakat serta opini positif guna mewujudkan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS TAHUN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 KONDISI UMUM Sebagai lembaga pemerintah yang mandiri, KPU memiliki tugas dan fungsi sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu. Peraturan

Lebih terperinci

WALI KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

WALI KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG, SALINAN WALI KOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA BANDUNG NOMOR 540 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA

Lebih terperinci

Informasi Kinerja. Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten. Tahun Anggaran 2011

Informasi Kinerja. Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten. Tahun Anggaran 2011 Point c Informasi Kinerja Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten Tahun Anggaran 2011 Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi memiliki beberapa peran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban Negara serta tanggung jawab pemerintah kepada masyarakat dalam memberikan perlindungan sosial

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 43 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 43 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 43 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sejak awal kemerdekaan. Pesatnya perkembangan humas terlihat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sejak awal kemerdekaan. Pesatnya perkembangan humas terlihat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Istilah hubungan masyarakat atau humas sebagai profesi telah dikenal di Indonesia sejak awal kemerdekaan. Pesatnya perkembangan humas terlihat dengan makin

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. memeberikan informasi kepada Publik Internal. Hubungan Masyarakat (Wawancara, selasa, 11 Februari 2014), Humas

BAB III PENYAJIAN DATA. memeberikan informasi kepada Publik Internal. Hubungan Masyarakat (Wawancara, selasa, 11 Februari 2014), Humas BAB III PENYAJIAN DATA A.Peran humas pemerintah Kota Pekanbaru dalam memeberikan informasi kepada Publik Internal. Bapak Azhar,S.sos.M.PA sebagai Kepala Sub bagian Penerangan Hubungan Masyarakat (Wawancara,

Lebih terperinci

BIRO HUMAS SEKRETARIAT PROVINSI SUMATERA BARAT

BIRO HUMAS SEKRETARIAT PROVINSI SUMATERA BARAT BIRO HUMAS SEKRETARIAT PROVINSI SUMATERA BARAT I. KEDUDUKAN Biro Humas merupakan salah satu dari 9 (sembilan) Biro pada Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Rencana program dan kegiatan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang mendasarkan pada pencapaian Prioritas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlihat seiring dengan era keterbukaan informasi publik saat ini. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. terlihat seiring dengan era keterbukaan informasi publik saat ini. Tetapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berbagai perusahaan atau instansi, baik swasta maupun negeri yang bergerak pada berbagai bidang mulai memperhatikan arti penting peranan Humas seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL TENTANG SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 28 TAHUN 2008 6 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, namun bukan angka-angka.

BAB III PENYAJIAN DATA. yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, namun bukan angka-angka. BAB III PENYAJIAN DATA A. Pengenalan Pada bab ini peneliti menyajikan data dengan metode analisis deskriptif kualitatif dengan eksplorasi dan klarifikasi tentang suatu fenomena sosial dan data yang dikumpulkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.333, 2012 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Standar. Pelayanan. Minimal. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR 27/PER/M.KOMINFO/12/2011

Lebih terperinci

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS 8.1. Rancangan Program Peningkatan Peran LSM dalam Program PHBM Peran LSM dalam pelaksanaan program PHBM belum sepenuhnya diikuti dengan terciptanya suatu sistem penilaian

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN TATA RUANG DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN TATA RUANG DAERAH - 1 - Salinan MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN TATA RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

S A L I N A N. Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/ /2012 Tanggal : 7 Mei 2012

S A L I N A N. Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/ /2012 Tanggal : 7 Mei 2012 Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/014.329801/2012 Tanggal : 7 Mei 2012 PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 106 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 106 TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 106 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SUB BIDANG BADAN PENANAMAN MODAL PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR: 10/Kpts/KPU-Prov-010/2011 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SOSIALISASI

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN

RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN 2010-2014 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pada hakekatnya merupakan upaya perubahan yang lebih baik

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 60 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN SAMPANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN HUBUNGAN MASYARAKAT DAN PROTOKOL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR: /15/ /2017 T E N T A N G

KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN HUBUNGAN MASYARAKAT DAN PROTOKOL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR: /15/ /2017 T E N T A N G PEMERINTAH KABUPATEN MALANG SEKRETARIAT DAERAH Jalan Panji No.158 Kepanjen Telp. (0341) 392024 Fax (0341) 392024 Email : sekda@malangkab.go.id - Website : http://www.malangkab.go.id KEPANJEN 65164 KEPUTUSAN

Lebih terperinci

Inilah Tugas dan Fungsi Humas

Inilah Tugas dan Fungsi Humas Inilah Tugas dan Fungsi Humas Menjawab Saudara Mario Sina Oleh: Even Edomeko Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Sikka Penanggungjawab www.humas.sikkakab.go.id Senang, saya membaca tulisan saudara saya

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN MAGANG. A. Deskripsi Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Media (KKM) selama 2 bulan dalam menjalankan Kuliah Kerja Media, yaitu:

BAB IV PELAKSANAAN MAGANG. A. Deskripsi Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Media (KKM) selama 2 bulan dalam menjalankan Kuliah Kerja Media, yaitu: BAB IV PELAKSANAAN MAGANG A. Deskripsi Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Media (KKM) Pada saat pelaksanaan Kuliah Kerja Media di Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kota Surakarta, ada beberapa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM Implementasi Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik di lingkungan Pemerintah Kota Bogor sepanjang tahun 2015, masih memerlukan langkah-langkah penyempurnaan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu tahun 2009 dan tahun 2010 dimaksudkan untuk mendapatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu tahun 2009 dan tahun 2010 dimaksudkan untuk mendapatkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini untuk tahun 2009 dan tahun 2010, ditetapkan penelitian menggunakan data

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT,

GUBERNUR SUMATERA BARAT, GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. sebelumnya, maka selanjutnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

BAB IV PENUTUP. sebelumnya, maka selanjutnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan uraian analisa pembahasan data pada bab-bab sebelumnya, maka selanjutnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kegiatan sosialisasi keistimewaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki unit atau satuan kerja Humas, atau Public Relations. eksternal, tetapi juga dengan publik internalnya, sehingga terjalin

BAB I PENDAHULUAN. memiliki unit atau satuan kerja Humas, atau Public Relations. eksternal, tetapi juga dengan publik internalnya, sehingga terjalin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa kini, dimana arus informasi begitu deras dan kegiatan komunikasi sangat sering dilakukan dalam segala bentuk kegiatan dalam kehidupan, hampir semua perusahaan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat. Drs. Sigit Wahyudi, MM

KATA PENGANTAR. Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat. Drs. Sigit Wahyudi, MM KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Biro Umum dan Hubungan Masyarakat Tahun 2015 di susun dalam bentuk rencana kegiatan Biro Umum dan Hubungan Masyarakat, yang berisi tentang kegiatan dan target

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi atau instansi. Dapat kita lihat di berbagai instansi, baik instansi

BAB I PENDAHULUAN. organisasi atau instansi. Dapat kita lihat di berbagai instansi, baik instansi BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Dalam suatu institusi, informasi menjadi hal yang sangat penting sebagai sarana dalam mengembangkan pembangunan di era globalisasi. Di jaman sekarang yang segalanya

Lebih terperinci

Produksi Media PR AVI

Produksi Media PR AVI Produksi Media PR AVI Modul ke: Pengantar dan Signifikanasi Produksi Media PR AVIl Fakultas Fakultas Ilmu KOmunikasi Hendrata Yudha S.sos, M.ikom Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Tolok

Lebih terperinci

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 15 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 15 TAHUN 2009 TENTANG GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 15 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT PROVINSI RIAU DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 41 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Good Governance. Etika Bisnis

Good Governance. Etika Bisnis Good Governance Etika Bisnis Good Governance Good Governance Memiliki pengertian pengaturan yang baik, hal ini sebenarnya sangat erat kaitannya dengan pelaksanaaan etika yang baik dari perusahaan Konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan akan adanya perubahan pada organisasi sektor publik yang

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan akan adanya perubahan pada organisasi sektor publik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan akan adanya perubahan pada organisasi sektor publik yang selama ini digambarkan tidak produktif, tidak efisien, selalu rugi, rendah kualitas, kurang inovatif,

Lebih terperinci

Informasi Kinerja. Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten. Tahun Anggaran 2013

Informasi Kinerja. Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten. Tahun Anggaran 2013 Point c Informasi Kinerja Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten Tahun Anggaran 2013 Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten, Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi memiliki beberapa peran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan otonomi daerah berdampak pada pergeseran sistem pemerintahan dari sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi, yaitu dari pemerintah pusat kepada

Lebih terperinci

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SIDOARJO

Lebih terperinci