BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama, yaitu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama, yaitu"

Transkripsi

1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama, yaitu opservasi lapangan untuk pengumpulan data pengukuran besarnya erosi permukaan, dilaksanakan pada beberapa lokasi lahan pertanian jagung di Desa Ulanta Kecamatan Suwawa yang termasuk ke dalam Wilayah Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Lokasi penelitian untuk pengukuran besarnya erosi permukaan pada Desa Ulanta Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo disajikan pada (Gambar 1) peta berikut: Gambar 1: Peta Lokasi Penelitian Desa Ulanta Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo. 27

2 28 Tahap kedua, yaitu analisis uji sampel kandungan Unsur Hara N, P, K Tanah yang ikut terbawa oleh erosi permukaan, lokasi pengelolahan bertempat pada Laboratorium Kimia Tanah PT. PG. Gorontalo Unit Pabrik Gula. Tolangohula Waktu Penelitian Waktu penelitian yang diperlukan yaitu selama 3 Bulan (April 2013-Juni 2013) mulai dari persiapan sampai dengan penyusunan laporan hasil penelitian. Tahap pertama yaitu survey pengukuran terhadap besarnya erosi permukaan dilakukan selama kurang lebih 2 bulan di lokasi titik-titik sampel yang telah ditentukan (mulai dari tahap persiapan alat dan bahan sampai tahap pengukuran erosi permukaan), kemudian tahap akhir analisis laboratorium terhadap kandungan unsur hara N, P, K tanah yang tererosi dilakukan selama kurang lebih satu bulan dilanjutkan dengan pengelolahan analisis data pengaruh erosi permukaan terhadap kandungan unsur hara N, P, K tanah. 3.2 Alat dan Bahan Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : Alat pengukur curah hujan sederhana. Klinometer untuk mengukur kemiringan lereng titik-titik plot erosi. Golok dan cangkul dalam hal untuk mempersiapkan letak posisi drum serta dalam hal pembuatan plot erosi. Meteran untuk mengukur luas plot pengamatan, dan dasar pengukuran volume air pada drum yang disatukan dengan tongkat pengukur. 28

3 29 Alat-alat lain seperti gergaji besi, lem, gunting seng dan lain-lain untuk pembuatan alat penguku curah hujan manual dan alat-alat sederhana lainnya. Alat untuk penetapan Nitrogen meliputi: Timbangan, alat destruksi, alat destilasi kjeldahl/ alat penyuling, Erlenmeyer 250 ml, automatic buret. Alat untuk penetapan Phospor meliputi: Mesin kocok horizontal, botol film, spectrometer, labu ukur, pipet, kertas saring + corong. Alat untuk penetapan Kalium meliputi: Neraca analitik, mesin kocok, botol kocok, corong kertas saring/ centrifuge, pipet, labu ukur, tabung reaksi, flame photometer. Alat untuk penetapan Tekstur meliputi: Mesin pengaduk khusus dengan piala logam (mixer blender), gelas ukur 500 ml, pengaduk khusus untuk suspensi (pengaduk kayu), alat hydrometer tanah tipe 152 H, Stopwatch (timer). Alat untuk penetapan C-Organik meliputi: Timbangan, Erlenmeyer 100 ml, pipet 5 ml, dispenser, buret Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : Peta Penggunaan Lahan Desa Ulanta Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango Skala 1:3.500 Peta Lereng Desa Ulanta Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango Skala 1:

4 30 Peta Administrasi Kabupaten Bone Bolango Skala 1: diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten Bone Bolango. Citra Satelit LANDSAT TM Tahun Enam buah drum sebagai wadah penampung aliran permukaan dan material erosi dengan diameter 45 cm dan tinggi 95 cm (drum utama dan drum luapan). Jergen sebanyak 45 buah ukuran 2 liter sebagai wadah penampung sampel air dari dalam drum. Bahan-bahan lainnya seperti kertas saring, kantung plastik, kertas label, ember, loyang, oven, penggaris, timbangan, dan alat tulis menulis. 3.3 Subjek Penelitian (Populasi dan Sampel) Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wilayah pengamatan yang meliputi seluruh wilayah pada Desa Ulanta Kecamatan Suwawa yang termasuk ke dalam Wilayah Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Secara Geografis Desa Ulanta terletak antara , ,52 Lintang Utara dan , ,45 Bujur Timur dengan luas daerah sebesar 900 ha. Desa Ulanta ini dibatasi oleh wilayah-wilayah lain, yaitu di sebelah utara berbatasan dengan Hutan Lindung, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Huluduotamo, sebelah barat berbatasan dengan Desa Butu dan Desa Mautong, dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Huluduotamo. 30

5 Sampel Penelitian Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel dalam hal penentuan lokasi sampel pada pengukuran erosi permukaan dalam penelitian ini yaitu Proportionate Stratifiet Random Sampling, dalam arti populasi mempunyai anggota yang tidak homogen dan berstrata secara proposional. Dalam mengkaji tingkat erosi permukaan digunakan pendekatan unit lahan, yang mana unit lahan yang dimaksud yaitu unit terkecil dari suatu kajian bentang lahan yang meliputi parameter fisik lereng, tanah, air, dan vegetasi. Dasar klasifikasi unit lahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas lereng dan penggunaan lahan yang lebih difokuskan pada lahan pertanian jagung sebagai tanaman pokok di Desa Ulanta Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, sehingga penetapan titik-titik lokasi sampel dalam penelitian ini yaitu, untuk erosi permukaan yang terjadi adalah unit lahan yang memiliki peluang terhadap terjadinya erosi permukaan di Desa Ulanta Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo dengan penetapan kriteria titik-titik lokasi sampel plot erosi permukaan yaitu memiliki karakteristik lereng landai 8-15%, agak curam 15-25%, dan lereng curam 25-40% digunakan sebagai kontrol dan penggunaan lahannya adalah lahan pertanian jagung sebagai tanaman pokok. Adapun Lokasi titik-titik sampel plot erosi permukaan dapat dilihat pada peta unit lahan titik sampel pengukuran erosi permukaan wilayah Desa Ulanta Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango (Lampiran 10). 31

6 Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap awal melalui observasi partisipan pengukuran erosi permukaan dan analisis laboratorium analisisi kandungan unsur hara N, P, K tanah yang ikut terbawa oleh erosi peristiwa erosi dalam aliran permukaan dan limpasan permukaan. 1. Observasi Partisipan Pengukuran Erosi Permukaan Tahap pertama, yaitu pengukuran erosi permukaan tanah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen melalui observasi lapangan (survey langsung terhadap pengukuran erosi permukaan atau besarnya tanah tererosi pada tiga klasifikasi kemiringan lereng yang berbeda). Adapun rancangan desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengacu pada pengukuran langsung di lapangan yang meliputi pengukuran besarnya tanah tererosi dan hilangnya unsur hara tanah yang terbawa oleh aliran permukaan dan limpasan permukaan melalui erosi yang terjadi pada permukaan tanah. Pengukuran erosi permukaan mengacu pada lima macam indikator yang sama terhadap tiga plot petak pengamatan erosi permukaan yang berbeda karakteristik tingkat kemiringan lerengnya yaitu pada plot lahan pertanian jagung dengan karakteristik lereng landai 8-15%, agak curam 15-25%, dan lereng curam 25-40% yang digunakan sebagai kontrol dan penggunaan lahannya adalah lahan pertanian jagung sebagai tanaman pokok. Adapun pengukuran tingkat kemiringan lereng dilakukan secara langsung pada tiap-tiap outlet yang mengacu pada lahan pertanian jagung sebagai tanaman pokok. 32

7 33 Dalam hal untuk melihat perbedaan besar kecilnya erosi permukaan yang terjadi pada tiga klasifikasi kemiringan lereng yang berbeda, maka dilakukan analisis presentasi kandungan Tekstur dan C-Organik tanah sebelum terjadinya erosi permukaan pada masing-masing plot pengamatan dengan tingkat kemiringan lereng yang berbeda. Indikator tahap eksperimen melalui observasi lapangan pengukuran erosi permukaan tanah ditunjukan sebagai berikut : a. Mengukur jumlah volume aliran permukaan pada karakteristik lereng landai 8-15%, agak curam 15-25%, dan lereng curam 25-40%. Sebagai kontrol dan penggunaan lahannya adalah lahan pertanian jagung sebagai tanaman pokok. b. Mengukur konsentrasi muatan material sedimen pada karakteristik lereng landai 8-15%, agak curam 15-25%, dan lereng curam 25-40%. Sebagai kontrol dan penggunaan lahannya adalah lahan pertanian jagung sebagai tanaman pokok. c. Mengukur luas petak pengamatan pada karakteristik lereng landai 8-15%, agak curam 15-25%, dan lereng curam 25-40%. Sebagai kontrol dan penggunaan lahannya adalah lahan pertanian jagung sebagai tanaman pokok. d. Mengukur jumlah erosi permukaan yang disebabkan oleh aliran permukaan dan limpasan permukaan pada lereng landai 8-15%, agak curam 15-25%, dan lereng curam 25-40%. Sebagai kontrol dan penggunaan lahannya adalah lahan pertanian jagung sebagai tanaman pokok. 2. Analisis Laboratorium Kandungan Unsur Hara N, P, K Tanah Tahap kedua, yaitu analisis laboratorium terhadap kandungan unsur hara tanah yang ikut terbawa oleh pristiwa erosi dalam aliran permukaan dan limpasan 33

8 34 permukaan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, serta rancangan desain yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada indikator pengukuran besarnya kandungan unsur hara tanah yang hilang melalui proses erosi permukaan pada tiga sampel material tanah dan air dengan berbagai karakteristik lereng, yaitu sampel plot erosi pada karakteristik lereng landai 8-15%, agak curam 15-25%, dan lereng curam 25-40%. Sebagai kontrol dan penggunaan lahannya adalah lahan pertanian jagung sebagai tanaman pokok. Adapun indikator yang dimaksud dalam penelitian experimen analisis kandungan unsur hara tanah tererosi ini yaitu: a. Menganalisis besarnya kandungan unsur hara Nitrogen (N) yang terbawa oleh proses erosi dalam aliran permukaan pada karakteristik lereng landai 8-15%, agak curam 15-25%, dan lereng curam 25-40%. Sebagai kontrol dan penggunaan lahannya adalah lahan pertanian jagung sebagai tanaman pokok. b. Menganalisis besarnya kandungan unsur hara Phospor (P) yang terbawa oleh proses erosi dalam aliran permukaan pada karakteristik lereng landai 8-15%, agak curam 15-25%, dan lereng curam 25-40%. Sebagai kontrol dan penggunaan lahannya adalah lahan pertanian jagung sebagai tanaman pokok. c. Menganalisis besarnya kandungan unsur hara Kalium (K) yang terbawa oleh proses erosi dalam aliran permukaan pada karakteristik lereng landai 8-15%, agak curam 15-25%, dan lereng curam 25-40%. Sebagai kontrol 34

9 35 dan penggunaan lahannya adalah lahan pertanian jagung sebagai tanaman pokok. 3.5 Variabel Penelitian Variabel yang diamati atau diukur dalam penelitian ini yaitu: a. Variabel Independen (Bebas)/ (X): Erosi Permukaan pada lahan pertanian jagung. b. Variabel Dependen (Terikat)/ (Y): Kandungan Unsur Hara N, P, K Tanah yang ikut terbawa oleh erosi permukaan melalui aliran permukaan dan limpasan permukaan. 3.6 Teknik Pengumpulan Data Tahap pengukuran erosi permukaan yang terjadi pada masing-masing plot pengamatan, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen melaui observasi partisipan (mengamati langsung/ terlibat langsung dalam kegiatan yang diamati) terhadap tingkat erosi permukaan, serta dilanjutkan dengan experimen uji laboratorium terhadap kandungan unsur hara N, P, K tanah yang ikut terbawa oleh erosi permukaan. a. Berdasarkan atas sifatnya data yang diperoleh yaitu data kuantitatif b. Berdasarkan atas sumbernya data yang diperoleh yaitu data primer. c. Instumen Penelitian: Instrumen penelitian atau alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu Lembar Observasi Rating Scale. d. Skala Penelitian: Skala Penelitian yang digunakan yaitu Rating Scale, berupa data mentah dalam bentuk angka yang ditafsirkan dalam pengertian Kualitatif (tidak dalam angka). 35

10 36 e. Definisi Oprasional: Erosi permukaan yaitu jumlah hilangnya partikel tanah per satuan luas lahan (gram/ m 2 ) dan hilangnya kandungan unsur hara N, P, K tanah pada lahan pertanian jagung yang disebabkan oleh aliran permukaan yang mengakibatkan terjadinya limpasan permukaan tanah dengan berbagai variasi kemiringan lereng. f. Definisi Oprasional: Erosi permukaan yaitu jumlah hilangnya partikel tanah per satuan luas lahan (gram/ m 2 ) dan hilangnya kandungan unsur hara N, P, K tanah pada lahan pertanian jagung yang disebabkan oleh aliran permukaan yang mengakibatkan terjadinnya limpasan permukaan tanah dengan berbagai variasi kemiringan lereng, yang diukur melalui lembar observasi, dan pengukurun dengan menggunakan sistem plot pendekatan unit lahan serta melakukan analisis laboratorium terhadap kandungan unsur hara N, P, K tanah yang ikut terbawa oleh erosi dalam aliran permukaan. g. Indikator Adapun indikator yang akan diukur dalam penelitian ini yaitu ; (a) Mengukur jumlah volume aliran permukaan pada lahan pertanian jagung (b) Mengukur konsentrasi muatan material sedimen pada lahan pertanian jagung (c) Mengukur luas petak pengamatan pada lahan pertanian jagung (d) Mengukur jumlah erosi permukaan yang disebabkan oleh aliran permukaan dan limpasan permukaan pada lahan pertanian jagung 36

11 37 (e) Mengukur jumlah kandungan unsur hara N, P, K tanah yang ikut terbawa oleh proses erosi dalam aliran permukaan pada lahan pertanian jagung yang meliputi : Menganalisis besarnya kandungan unsur hara Nitrogen (N) yang terbawa oleh proses erosi dalam aliran permukaan pada lahan pertanian jagung Menganalisis besarnya kandungan unsur hara Phospor (P) yang terbawa oleh proses erosi dalam aliran permukaan pada lahan pertanian jagung Menganalisis besarnya kandungan unsur hara Kalium (K) yang terbawa oleh proses erosi dalam aliran permukaan pada lahan pertanian jagung Penelitian Lapangan Dalam kegiatan lapangan dilakukan pengambilan sampel air, pengamatan dan pengambilan contoh tanah. Pengambilan sampel air dimaksudkan untuk menentukan kandungan sedimen yang terlarut dalam air melalui aliran permukaan dan limpasan permukaan serta beberapa parameter kualitas air. Parameter kualitas air yang ditentukan adalah beberapa parameter yang merupakan unsur hara tanah di antaranya: Nitrogen (N), Phospor (P), dan Kalium (K) yang merupakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Dalam penelitian ini dicari pola penggunaan lahan yang relatif homogen yaitu pada lahan pertanian jagung untuk pengambilan sampel air dan tanah di setiap outlet. 37

12 38 Pengambilan sampel air dan tanah dilakukan pada titik tertentu (outlet) pada suatu daerah lahan pertanian jagung di Desa Ulanta Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolang Provinsi Gorontalo. Outlet yang diambil tergantung pada sampling unit elemen hasil overlay dari kelas lereng terhadap pengguunaan lahan pada beberapa wilayah di Desa Ulanta, Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo yang diolah dengan menggunakan pendekatan SIG, sehingga setiap outlet mempunyai satu penggunaan lahan dan beberapa karakteristik lereng yang terdapat pada wilayah Desa Ulanta. Waktu pengambilan sampel dilakukan pada saat sesudah kejadian hujan. Pengambilan sampel tanah sesudah kejadian hujan dimaksudkan untuk menganalisis kandungan unsur hara tanah Nitrogen (N), Phospor (P), dan Kalium (K) sesudah tanah tererosi oleh aliran permukaan dan limpasan permukaan dari air hujan. Pengambilan sampel tanah ini dilakukan di setiap titik outlet plot erosi permukaan yang telah ditentukan. Endapan diperoleh melalui pengukuran awal terhadap erosi yang terjadi pada setiap titik-titik outlet plot erosi permukaan. Pengukuran erosi permukaan yang terjadi pada setiap outlet meliputi parameter pengukuran yang mengacu pada besarnya erosi permukaan yang disebakan oleh air hujan pada lahan pertanian jagung dengan tingkat kemiringan lereng yang berbeda. Parameter pengukuran yang dimaksud yaitu meliputi pengukuran jumlah volume aliran permukaan, pengukuran konsentrasi muatan material sedimen, dan pengukuran luas petak pengamatan, sehingga menghasilkan jumlah erosi permukaan yang disebabkan oleh aliran permukaan dan limpasan permukaan dari air hujan yang jatuh pada permukaan tanah. Endapan yang 38

13 39 dihasilkan oleh peristiwa erosi permukaan ini diambil dari material air dan tanah yang sudah tertampung pada drum penampung. Proses pengambilan endapan yang dihasilkan oleh peristiwa erosi dari dalam drum yaitu dengan cara membuat lubang pembuangan air yang ditutupi oleh penutup pipa pada ketinggian drum dengan volume tertentu, diumpamakan 40 liter. Apabila limpasan permukaan yang masuk pada dalam drum melebihi 40 liter, maka pengambilan sampel dilakukan dengan dua cara yaitu sebagai berikut: 1. Pengambilan sampel dengan menggunakan jerigen berukuran 2 liter melalui penutup pipa pada ketinggian drum 40 liter. Setelah jerigen penuh penutup pipa masih tetap dibuka untuk mengalirkan air pada drum sampai pada ketinggian 40 liter (aliran berkurang sampai ukuran 40 liter) kemudian penutup pipa ditutup kembali. (Pengambilan sampel pertama material air dan tanah pada drum tidak diaduk). 2. Proses pengambilan sampel yang kedua dilakukan setelah volume air pada drum tinggal 40 liter. Pengambilan sampel dilakukan dengan jalan mengaduk-aduk sampel air dan tanah pada drum untuk mencapurkan material tanah dan air pada dasar drum, kemudian mengambil sampel air dan tanah dengan jerigen ukuran 2 liter Persiapan Penentuan Petak Penelitian Pengukuran pengambilan data erosi dilakukan dengan menggunakan sistem plot dengan langkah awal dalam pengamatan dilakukan dengan membuat 3 petak pengamatan erosi permukaan yang memiliki karakteristik lereng berbeda, dimana masing-masing petak pengamatan seluas 10 m 2 (5 m x 2 m), berbentuk 39

14 40 persegi panjang) dan ketinggian 20 cm di atas permukaan tanah dengan karakteristik lereng landai 8-15%, agak curam 15-25%, dan lereng curam 25-40% sebagai kontrol dan penggunaan lahannya adalah lahan pertanian jagung sebagai tanaman pokok, hal ini dilakukan agar tidak terjadi masuknya partikel-partikel tanah dari wilayah lain (diluar plot erosi) keluar masuk pada petak pengamatan Pengukuran Erosi Permukaan Plot Petak pengamatan untuk erosi permukaan dibuat dengan desain memanjang searah kemiringan lereng, kemudian diujung bawah petak pengamatan dibuat alur tersendiri dari pembatas petak pengamatan sebagai alur air dan material tanah tererosi yang akan masuk pada drum penampung. Pembuatan alur air dan material tanah tererosi ini berfungsi agar air dan material tanah tererosi yang berada dalam petak tidak terganggu keberadaannya dan tepat jatuh pada drum penampung. Drum penampung erosi terdapat satu pasang yang terdiri dari drum utama dan drum luapan. Drum utama diberi 4 lubang sebagai keluaran dengan jarak ketinggian dan ukuran diameter yang sama, salah satu lubang keluaran dihubungkan pada drum kedua sebagai drum luapan dengan menggunakan pipa, hal ini bertujuan agar air yang tidak tertampung pada drum utama akan mengalir pada drum luapan. Kemudian kedua drum penampung ditutup pada bagian atas agar air hujan dan percikan tanah langsung dari luar petak tidak ikut jatuh pada dalam drum. Drum inilah yang akan digunakan sebagai penampung erosi permukaan dengan posisi ditempatkan pada bagian bawah lereng petak pengamatan. 40

15 41 Pengambilan data sampel material erosi yaitu dengan cara mengambil air yang berada pada drum penampung yang telah diketahui volumenya (telah diukur volumenya sebelum pengambilan sampel) yaitu drum utama dan drum luapan. Proses pengambilan endapan yang dihasilkan oleh peristiwa erosi dari dalam drum yaitu dengan cara membuat lubang pembuangan air yang ditutupi oleh penutup pipa pada ketinggian drum dengan volume tertentu, diumpamakan 40 liter. Apabila limpasa permukaan yang masuk pada dalam drum melebihi 40 liter, maka pengambilan sampel dilakukan dengan dua cara yaitu sebagai berikut: 1. Pengambilan sampel dengan menggunakan jerigen berukuran 2 liter melalui penutup pipa pada ketinggian drum 40 liter. Setelah jerigen penuh penutup pipa masih tetap dibuka untuk mengalirkan air pada drum sampai pada ketinggian 40 liter (aliran berkurang sampai ukuran 40 liter) kemudian penutup pipa ditutup kembali. (Pengambilan sampel pertama material air dan tanah pada drum tidak perlu diaduk). 2. Proses pengambilan sampel yang kedua dilakukan setelah volume air pada drum tinggal 40 liter. Pengambilan sampel dilakukan dengan jalan mengaduk-aduk sampel air dan tanah pada drum untuk mencapurkan material tanah dan air pada dasar drum, kemudian mengambil sampel air dan tanah dengan jerigen ukuran 2 liter. Pengambilan sampel material erosi ini dilakukan setelah hujan dan aliran permukaan berhenti, dimana pengambilan sampel serta pengukuran dilakukan selama lima kali periode hujan. Pengambilan sebanyak 5 kali periode hujan 41

16 42 dilakukan karena melihat intensitas hujan pada daerah pengamatan sangat tinggi pada bulan april sampai mei. Selanjutnya sampel air disaring dalam kertas saring dan dikeringkan dalam open dengan suhu C selama 24 jam. Volume aliran pada permukaan tanah diukur dari besarnya volume air yang tertampung pada kedua drum penampung (drum utama dan drum luapan) yaitu mencatat tinggi muka air pada kedua drum dan mengalikan dengan volume drum kemudian dibagi dengan angka 1000 untuk mendapatkan jumlah air yang tertampung dengan satuan liter, dimana pencatatan dilakukan sebelum pengambilan sampel air pada drum. Adapun persamaan untuk mengukur volume aliran permukaan yaitu sebagai berikut (Lihawa 2012: 5). Vap = V air U + 4 V air L... (1.1) Keterangan : Vap V air U V air L = Total volume air permukaan (liter) = Volume air pada drum utama (liter) = Volume air pada drum luapan (liter) Adapun besarnya erosi pada permukaan dihitung dengan persamaan seperti berikut (Utomo, dalam Ariesca, 2004) : E =... (1.2) Keterangan : E Cap = Tanah tererosi = Konsentrasi muatan sedimen (gram/ liter) 42

17 43 Vap = Volume aliran permukaan (liter/ m 2 ) A = Luas petak pengamatan (m 2 ) Tabel 4. Kalasifikasi Tingkat Erosi Permukaan Berdasarkan Tingkat Besarnya Kehilangan Tanah Kelas Besarnya Kehilangan Tanah (ton/ ha/ tahun) Kriteria 1 < 15 Sangat Rendah Rendah > 180 Sedang Tinggi 5 > 480 Sangat Tinggi Sumber: Depertemen Kehutanan, BP DAS Bone Bolango, dalam Lihawa 2012: 5. Pengumpulan data curah hujan yang jatuh pada permukaan tanah khususnya pada masing-masing plot pengamatan erosi permukaan pada lahan pertanian jagung setiap kali periode hujan digunakan alat pengukur curah hujan sederhana yang terbuat dari seng alumunium. Proses pengukuran yaitu dengan cara mengukur jumlah air hujan yang tertampung pada alat pengukur curah hujan sederhana per periode hujan pada gelas ukur dengan satuan milimeter. Berikut adalah desain plot pengukuran erosi permukaan dan desain drum penampung, serta alat pengukur curah hujan plot erosi permukaan yang akan di buat. 43

18 44 Petak Pengamatan Erosi 4 Meter 20 Cm 8 Meter Drum 1 Drum 2 Saluran pembagi Drum 1 : Drum utama Drum 2 : Drum luapan Gambar 2: Desain Plot Pengukuran Erosi Permukaan 44

19 L Drum 65 cm 3 Penutup Pipa cm 40 L 6 15 cm Keterangan: 1. Corong penangkar (luas 100 m 2 ) 2. Tempat penampungan air hujan 3. Kran air 4. Kaki kayu yang disanggahkan ke dalam penakar 5. Pondasi/ kaki kayu 6. Pondasi beton Gambar 3: Desain Drum Penampung, serta Alat Pengukur Curah Hujan Sederhana Plot Erosi Permukaan 45

20 46 Berikut adalah diagram alir teknik pengumpulan data pengukuran erosi permukaan dapat dilihat pada (Gambar 4) yang merupakan bagian dari kerangka kerja penelitian. Mulai Persiapan Penentuan Petak Penelitian Plot 1 (Lereng 12%) Plot 2 (Lereng 25%) Plot 3 (Lereng 40%) Pengukuran Erosi Permukaan Mengukur Intensitas Hujan Per Periode Hujan Pengambilan Data Sampel Material Erosi Mengukur Volume Air Yang Tertampung Pada Drum Mengaduk Secara Mereta Material Air dan Tanah Yang Sudah Tertampung Mengambil Sampel Material Air dan Tanah Pada Drum Penampung Material Dimasukkan Kedalam 3 Jergen Ukuran 2 Liter Drum Utama Drum Luapan Drum Utama Drum Luapan 2 Botol Untuk Analisis Beban Endapannya Sampel Dikeringkan Dalam Oven (Suhu C) Selama 24 Jam Menyaring Sampel Air dan Tanah Dalam Kertas Saring Mengukur Berat Konsistensi Muatan Sedimen Gambar 4. Diagram Alir Teknik Pengumpulan Data Pengukuran Erosi Permukaan (Bagian Dari Kerangka Kerja) 1 Botol Untuk Analisis Kandungan Unsur Hara Mengukur Besarnya Erosi Permukaan Tanah 46

21 Analisis Kandungan Unsur Hara Tanah Dalam hal menganalisis kandungan unsur hara tanah yang ikut terbawa oleh aliran permukaan pada lahan pertanian jagung yaitu dengan menganalisis sampel air dan tanah yang ada pada drum penampung pada Laboratorium Kimia Tanah PT. PG. Gorontalo Unit Pabrik Gula. Tolangohula. Unsur hara yang dianalisis yaitu Nitrogen (N), Phospor (P), dan Kalium (K), dengan metode analisis pada (Tabel 5) berikut ini. Tabel 5. Metode Analisis Unsur Hara Dalam Aliran Permukaan No Unsur Hara Tanah Metode Analisa 1 Nitrogen Kjedahl 2 Phospor Olsen, NaHCO 3 0,5 M ph 8,5 3 Kalium NNH 4 Oac ph7,0 Sumber: Report Of Analysis PT. PG. Gorontalo. Unit PG. Tolangohula, Adapun metode analisis unsur hara N, P, K tanah dalam aliran permukaan diuraikan sebagai berikut: 1. Penetapan Nitrogen a. Pereaksi Asam sulfat pekat Asam sulfat 0,1 N (± 1 ml) Tetapkan normalitas dengan menimbang 0,05 gram garam boraks (Na 2 B 4 O H 2 O), masukkan ke dalam Erlenmeyer tambah 25 ml air. 47

22 48 Berikan beberapa tetes MM (indikatot) dan titas dengan H 2 SO 4 yang akan ditetapkan normal. Mg boraks N H 2 SO 4 = (1.3) Bst boraks x vol. titrasi Asam borat 4% Timbang 40 gram Boric acid, larutkan ke dalam labu 1000 ml. Campuran Selen Campur 100 gram CuSO 4 dengan 200 gram Na 2 SO 4 dan 100 gram selenium, adauk hingga tercampur rata. Indikator Conway b. Cara Kerja Timbang 0,5 gram Bromo Cresol Green dan 0,1 gram Methyl Irot (MM). Larutkan dengan 100 ml Ethanol 96%. Timbang 0,5 gram contoh tanah diameter 0,5 mm kering udara Masukkan kedalam labu kjeldhal 100 ml. Tambahkan ± 0,3 gram campuran selen dan 5 ml H 2 SO 4 pekat. Destruksi di atas pemanas listrik pada suhu selama 3 jam atau sampai destruksi sempurna (larutan jernih). Dinginkan dan encerkan dengan air suling lalu pindahkan ke dalam labu penyuling hingga volume menjadi ± 100 ml. 48

23 49 Tambahkan 3 sendok hablur NaOH atau 30 ml NaOH 50% dan beberapa butir batu didih (3 butir), kemudian segera tutup rapat dan sulingkan. Sulingan ditampung di dalam erlenmeyer yang berisi asam borat 4% sebanyak 25 ml dan beberapa tetes indikator Conway. Penyulingan dilakukan sampai warna penampung menjadi biru dan volumenya ± 50 ml. Titar hingga titik akhir dengan H 2 SO 4 0,1 N (perubahan warna: biru menjadi merah). (A B) x N x 14 x 100 % N =... x fk... (1.4) mg contoh Keterangan: A = Volume titrasi contoh B = Volume titrasi blanko N = Normalitas H 2 SO 4 Fk = Faktor koreksi kadar air 14 = Bobot setara Nitrogen 2. Penetapan Phospor a. Pereaksi Natrium bicarbonat 0,5 M ph 8,5 49

24 50 Dilarutkan 44,4 gram NaHCO 3 dengan air murni sampai 1000 ml. Tepatkan ph-nya menjadi 8,5 dengan penambahan NaOH (bila diperlukan). Larutkan campuran molibdat kalium antimonitartrat (pereaksi Pospat). Larutkan 12 gram ammonium heptamolibdat dengan 150 ml air panas dan 0,275 gram kalium antimonitartrat dengan air. Tuangkan perlahanlahan ke dalam 140 ml H 2 SO 4 pekat yang telah diencerkan dengan 500 ml air. Kemudian kocok dan encerkan dengan air hingga 1000 ml. Pereaksi campuran biru molibdat Untuk 500 ml, timbang 0,53 gr ascorbic acid. Tambahkan 50 ml campuran molibdat kalium antimonitartrat yang telah diencerkan dengan 440 ml air dan 10 ml larutan H 2 SO 4 5 N. Larutkan standar P 2 O ppm Larutkan 1,9155 gr KH 2 PO 4 dengan air murni ke dalam labu ukur 1000 ml, tambah beberapa tetes chloroform kemudian impitkan sampai tanda garis. Deret standar 0, 1, 2, 3, 4, 5 ppm P 2 O 5 Pipet 5 ml larutan standar 1000 ppm P 2 O 5 ke dalam labu 50 ml kemudian impitkan (larutan mengandung 100 ppm P 2 O 5 ). Pipet masing-masing 0, 1, 2, 3, 4, 5 ml larutan satandar 100 ppm P 2 O 5 ke dalam labu ukur 100 ml, impitkan sampai tanda garis. 50

25 51 b. Cara Kerja Timbang 1 gram tanag 2 mm yang telah diaduk rata. Tambahkan pengekstrak NaHCO3 0,5 M ph 8,5 sebanyak 20 ml. Kocok selama 60 menit dengan mesin kocok 180 goyangan/ menit. Saring atau centrifuge untuk mendapatkan ekstrak jernih. Pipet 2 ml ekstrak jernih dan larutan standar ke dalam tabung reaksi. Untuk larutan blanko, pipet 2 ml pengekstrak NaHCO3 0,5 M ph 8,5. Tambahkan 10 ml pereaksi campuran biru molibdat (larutan pewarna), lalu kocok. Biarkan selama 30 menit. Ukur dengan alat Spectrometer setelah dihidupkan selama ± 15 menit pada panjang gelombang 650 nm (yang sesuai). Catat pembacaan absorbance atau transmitannya. Ac Ppm P 2 O 5 = 20 x... x ppm standar x fp x fk... (1.5) As Keterangan: fp = faktor pengenceran fk = faktor koreksi kelembaban Ac = Absorbance contoh As = Absorbance standar 51

26 52 3. Penetapan Kalium a. Pereaksi Larutan ammonium acetat 1 N ph 7,0 Timbang 77,08 gram ammonium acetate larutan dalam 1 liter air murni. Atur ph-nya sampai 7 dengan menambahkan asam acetate jika ph > 7 atau ammonium hidroksida jika ph < 7. Larutan standar 1000 ppm K. Larutan standar 1000 ppm Na. b. Cara Kerja Timbang 1 gram contoh tanah 2 mm kering udara ke dalam botol kocok / botol film. Tambahkan 20 ml larutan pengestrak ammonium acetate 1 N ph 7. Kocok dengan mesin pengocok selama 30 menit (180 goyangan per menit). Saring dengan kertas saring atau centrifuge hingga diperoleh larutan jernih. Ukur dengan Flame Photometer Jika larutan pekat encerkan dengan memipet 1 ml larutan pekat ke dalam tabung reaksi lalu tambahkan 10 ml aqaudest (pengenceran 11 kali). Pembacaan C Ppm K 2 O = 1,2 x 20 x... x ppm S x fk... (1.6) Pembacaan S 52

27 53 Berikut adalah diagram alir analisis kandungan unsur hara tanah yang tererosi dapat dilihat pada (Gambar 5) yang merupakan bagian dari kerangka kerja penelitian. Analisis Kandungan Unsur Hara Tanah Menganalisis Sampel Air Dan Tanah Yang Ada Pada Drum Penampung Di Laboratorium Nitrogen (N) Phospor (P) Kalsium (K) Metode Analisis Kjedahl Olsen, NaHCO 3 0,5 M ph 8,5 NNH 4 OacpH7,0 Gambar 5. Digram Alir Analisis Kandungan Unsur Hara Tanah Yang Tererosi (Bagian Dari Kerangka Kerja). 3.8 Teknik Analisis Data Teknik analisis data untuk penelitian ini dalam hal pengujian hipotesis yaitu dilakukan dengan teknik Analisis Regresi Linier Sederhana, untuk mengetahui hubungan antara erosi permukaan dengan kandungan unsur hara tanah. Dimana peubah bebas (X) yaitu erosi permukaan, dan peubah tidak bebasnya (Y) yaitu kandungan unsur hara tanah. Model regresi liniernya yaitu sebagai berikut : Dimana : Y = Kandungan unsur hara tanah X = Erosi permukaan A = Nilai intersep B = Koefisien regresi Y = a + b X... (1.7) 53

28 54 Adapun model yang dipilih yaitu yang memiliki nlai koefisien determinasi (R 2 ) paling besar. Pendugaan model dengan menggunakan minitab, dan sebelum penentuan model dilakukan analisis sidik ragam (ANOVA) terlebih dahulu (Mattjik dan Sumertawijaya, dalam Ariesca, 2004). Berikut adalah diagram alir teknik analisis data dapat dilihat pada (Gambar 6) yang merupakan bagian dari kerangka kerja penelitian. Teknik Analisis Regresi (Y = a + bx) Peubah Bebas (X) Peubah Tidak Bebas (Y) Erosi Permukaan Kandungan Unsur Hara Tanah Gambar 6. Digram Alir Teknik Analisis Data (Bagian Dari Kerangka Kerja) 54

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Desa Ulanta Suwawa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo.

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Desa Ulanta Suwawa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo. 24 BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian di Desa Ulanta Suwawa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo. Gambar 4: Peta Lokasi Penelitian 24 25 1.1 Waktu Penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah 30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pembuatan pupuk cair dan karakteristik pupuk cair ini dilaksanakan dari bulan November sampai Desember 200 yang dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990). LAMPIRAN 74 Lampiran 1. Klasifikasi fraksi tanah menurut standar Internasional dan USDA. Tabel kalsifikasi internasional fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990). Fraksi Tanah Diameter (mm) Pasir 2.00-0.02

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2014 s/d juni 2014. Lokasi penelitian dilaksanakan di perkebunan PT. Asam Jawa Kecamatan Torgamba, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

Kata kunci : Erosi Permukaan, Kandungan Unsur Hara Nitrogen (N), Phospor (P), Kalium (K) Tanah, Lahan Pertanian Jagung.

Kata kunci : Erosi Permukaan, Kandungan Unsur Hara Nitrogen (N), Phospor (P), Kalium (K) Tanah, Lahan Pertanian Jagung. PENGARUH EROSI PERMUKAAN TERHADAP KANDUNGAN UNSUR HARA N, P, K TANAH PADA LAHAN PERTANIAN JAGUNG DI DESA ULANTA KECAMATAN SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO Boris Vandolly Tambun, Fitryane

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari limbah cair tapioka dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak. Nata yang dihasilkan kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit singkong dengan penggunaan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau atau tauge. Nata yang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos LAMPIRA 30 Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC 1984) Cawan alumunium kosong dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada temperatur 100 o C. Cawan porselen kemudian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap: Tahap pertama adalah pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014. III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN SUSKA Riau.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengamatan dalam 5 kali periode hujan pada lahan pertanian jagung dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengamatan dalam 5 kali periode hujan pada lahan pertanian jagung dengan 55 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Erosi Permukaan dan Unsur Hara Tanah Hasil pengukuran erosi permukaan dan kandungan unsur hara N, P, K tanah yang ikut terbawa oleh aliran permukaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Proses pengomposan dilaksanakan di Talang Padang Kabupaten Tanggamus Januari - Februari 2013 sedangkan analisis dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah Agroindustri Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Mei 2015 di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Rupat Kelurahan Pergam Kecamatan Rupat Kabupaten

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia. LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH Berikut diuraikan prosedur analisis contoh tanah menurut Institut Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia. Pengujian Kandungan

Lebih terperinci

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g) LAMPIRAN 42 Lampiran 1. Prosedur Analisis mutu kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC, 1984) Cawan porselen kosong dan tutupnya dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada suhu 100 o C.Cawan porselen kemudian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI ) 41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah Cair Etanol BAB III METODOLOGI

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah Cair Etanol BAB III METODOLOGI Laporan Tugas Akhir BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan yaitu : 1. Bejana 2. Ember 3. Pengaduk 4. Gelas ukur 100 ml 5. Gelar beker 500 ml 6. Pipet tetes 7. Pipet ukur 10 ml 8.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia 17 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei 2012. Sampel Salvinia molesta diambil dari Waduk Batu Tegi Tanggamus. Analisis sampel

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O Bahan-bahan - air destilasi - larutan kalium chloride (KCl) 1N ditimbang 373 g KCl yang sudah dikeringkan di dalam oven pengering 105 o C, dilarutkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 hingga

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu Tegi Kabupaten Tanggamus dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah Departemen

Lebih terperinci

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)= LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis ph H 2 O dengan ph Meter 1. Timbang 10 gram tanah, masukkan ke dalam botol kocok. 2. Tambahkan air destilata 10 ml. 3. Kocok selama 30 menit dengan mesin pengocok.

Lebih terperinci

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto BAB III TEKNIK PELAKSANAAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto Selatan, Bone Bolango Gorontalo selama dua bulan, mulai dari Tanggal

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di 30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pengaruh konsentrasi larutan tawas terhadap kandungan protein, nitrogen terlarut, dan kandungan nitrogen non protein pada ikan tongkol adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 yang meliputi kegiatan di lapangan dan di laboratorium. Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g) Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pengujian kualitas fisik telur dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pengujian kualitas kimia telur dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan sampel yaitu, di sekitar kampus Universitas Pendidikan Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Metode penelitian secara umum yakni tentang analisis penyebaran logam berat tembaga pada air tanah dan aliran sungai di sekitar industri kerajinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 13 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Prosedur Kadar Nitrogen,Kadar Air,Kadar C-Organik 3.1.1 Prinsip Percobaan Kadar Nitrogen : Nitrogen yang terdapat dalam sampel didestruksi dengan asam sulfat dan selenium

Lebih terperinci

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida LAMPIRAN Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida 53 Lampiran 2. Aplikasi Dosis Herbisida Selama 1 Musim Tanam No Blok Kebun Petak Luas (Ha) Aplikasi 1 (Liter) Aplikasi 2 (Liter) Ametryn 2,4-D

Lebih terperinci

Desikator Neraca analitik 4 desimal

Desikator Neraca analitik 4 desimal Lampiran 1. Prosedur Uji Kadar Air A. Prosedur Uji Kadar Air Bahan Anorganik (Horwitz, 2000) Haluskan sejumlah bahan sebanyak yang diperlukan agar cukup untuk analisis, atau giling sebanyak lebih dari

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Proses pengomposan dilaksanakan di PTPN VII Unit Usaha Way Berulu sedangkan analisis dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian THP serta

Lebih terperinci

METODE. Materi. Rancangan

METODE. Materi. Rancangan METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008, bertempat di laboratorium Pengolahan Pangan Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang sungai Kali Pucang, Cilacap. Sampel yang diambil berupa tanaman

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Nisbah C/N dan Kadar Air

Lampiran 1. Perhitungan Nisbah C/N dan Kadar Air 50 Lampiran 1. Perhitungan Nisbah C/N dan Kadar Air Contoh perhitungan nisbah C/N 30: 55,80 F + 18,30 S = 20,17 F + 44,52 S 55,80 F 20,17 F = 44,52 S 18,30 S 35,63 F = 26,22 S Jika F = 1 Kg, Maka S = =

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian 14 BAB V METODOLOGI 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian No. Nama Alat Jumlah 1. Oven 1 2. Hydraulic Press 1 3. Kain saring 4 4. Wadah kacang kenari ketika di oven 1 5.

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian 16 Bab III Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode titrasi redoks dengan menggunakan beberapa oksidator (K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 ) dengan konsentrasi masing-masing

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari Januari sampai dengan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa 22 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa Braja Harjosari, Kecamatan Braja Selebah, Kabupaten Lampung Timur dan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari Bulan Juni 2014 sampai Januari

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Rion Viscotester Model VT-04F). Sebelum

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Pacet-

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Pacet- BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Pacet- Cibeureum. Sampel yang diambil berupa tanaman CAF. Penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Persiapan Bahan Baku

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Persiapan Bahan Baku METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2012. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Peternakan, proses produksi biogas di Laboratorium Pengelolaan

Lebih terperinci

Bahan kimia : * Asam sulfat pekat 98%, Asam borat 2 % Natrium salisilat, Natrium nitroprusida, Natrium hypokhlorida, Natrium hidroksida, Kalium hidrog

Bahan kimia : * Asam sulfat pekat 98%, Asam borat 2 % Natrium salisilat, Natrium nitroprusida, Natrium hypokhlorida, Natrium hidroksida, Kalium hidrog Senyawa nitrogen yang terdapat didalam tumbuhan, sebagian besar adalah protein. Protein terdiri dari 50-55% unsur karbon, 6-8% hidrogen, 20-23% oksigen, 15-18% nitrogen dan 2-4 % sulfur. Protein rata-rata

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta serta. B.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta serta. B. IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai Desember 2016 hingga Maret 2017 di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta serta Laboratorium

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992) LAMPIRAN 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992) METODE PENGUJIAN Sebanyak 5 gram sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer. Untuk pengujianan total oksalat ke dalam Erlenmeyer ditambahkan larutan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk kedalam jenis penelitian eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk kedalam jenis penelitian eksperimen 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan termasuk kedalam jenis penelitian eksperimen karena dilakukan percobaan dengan menyimpan kista artemia pada suhu yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Brookfield Digital Viscometer Model

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan bulan November 2011 sampai Januari 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Cisolok, Palabuhanratu, Jawa Barat. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah saus sambal dan minuman dalam kemasan untuk analisis kualitatif, sedangkan untuk analisis kuantitatif digunakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang 32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari bulan April 2014 sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pengaruh konsentrasi larutan tawas terhadap protein terlarut dan kandungan asam amino pada ikan tongkol adalah melalui eksperimen di bidang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada bulan Maret hingga Juli

III. BAHAN DAN METODE. Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada bulan Maret hingga Juli 27 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilakukan di kebun percobaan BPTP Lampung, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada bulan Maret hingga Juli 2009.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Prosedur Penelitian

MATERI DAN METODE. Prosedur Penelitian MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2010 yang bertempat di Laboratorium Pengolahan Limbah Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas

Lebih terperinci

Curah Hujan (mm) Intensitas Penyinaran (cal/cm 2 )

Curah Hujan (mm) Intensitas Penyinaran (cal/cm 2 ) Bulan Lampiran 1. Data Iklim Wilayah Dramaga pada Bulan Februari hingga Mei 2011 Suhu Rata-rata ( o C) Curah Hujan (mm) Intensitas Penyinaran (cal/cm 2 ) Penguapan (mm) Kelembaban Udara (%) Februari 25.6

Lebih terperinci

Pupuk super fosfat tunggal

Pupuk super fosfat tunggal Standar Nasional Indonesia Pupuk super fosfat tunggal ICS 65.080 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...

Lebih terperinci

Lampiran 1 Lay out penelitian I

Lampiran 1 Lay out penelitian I LAMPIRAN 65 Lampiran 1 Lay out penelitian I 66 Lampiran 2 B. humidicola tanpa N (A), B. humidicola dengann (B), P. notatum tanpa N (C), P. notatum dengan N (D), A. compressus tanpa N (E), A.compressus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan antara lain : oven, autoklap, ph meter, spatula, saringan, shaker waterbath,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lima pasar tradisonal yang terdapat di Bandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lima pasar tradisonal yang terdapat di Bandar III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lima pasar tradisonal yang terdapat di Bandar Lampung yaitu Pasar Pasir Gintung, Pasar Tamin, Pasar Kangkung, Pasar

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERCOBAAN

BAB 3 METODE PERCOBAAN BAB 3 METODE PERCOBAAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan Analisis dilaksanakan di Laboratorium PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan dan Pengendalian Pembangkitan Ombilin yang dilakukan mulai

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al ., 2007)

Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al ., 2007) Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al., 2007) a. Timbang kerupuk teri mentah yang sudah dihaluskan sebanyak 1-2 gram dalam botol timbang konstan yang sudah diketahui beratnya.

Lebih terperinci

Pupuk kalium sulfat SNI

Pupuk kalium sulfat SNI Standar Nasional Indonesia Pupuk kalium sulfat ICS 65.080 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4

Lebih terperinci

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

PEMBUATAN REAGEN KIMIA PEMBUATAN REAGEN KIMIA 1. Larutan indikator Phenol Pthalein (PP) 0,05 % 0,05 % = 0,100 gram Ditimbang phenol pthalein sebanyak 100 mg dengan neraca kasar, kemudian dilarutkan dengan etanol 96 % 100 ml,

Lebih terperinci

Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma

Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma Standar Nasional Indonesia Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma ICS 85.040 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3

Lebih terperinci

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar

Lebih terperinci

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ). 3 Percobaan 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan untuk menyerap ion logam adalah zeolit alam yang diperoleh dari daerah Tasikmalaya, sedangkan ion logam yang diserap oleh zeolit adalah berasal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea terhadap ketersediaan NH3, volatile fatty acids dan protein total secara in vitro dilaksanakan pada tanggal

Lebih terperinci

MODUL I Pembuatan Larutan

MODUL I Pembuatan Larutan MODUL I Pembuatan Larutan I. Tujuan percobaan - Membuat larutan dengan metode pelarutan padatan. - Melakukan pengenceran larutan dengan konsentrasi tinggi untuk mendapatkan larutan yang diperlukan dengan

Lebih terperinci

Bab III Bahan dan Metode

Bab III Bahan dan Metode Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 4. Cacing tanah jenis Eisenia fetida berumur 1 bulan sebanyak 2 kg. a. 1 ml larutan sampel vermicompost

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 4. Cacing tanah jenis Eisenia fetida berumur 1 bulan sebanyak 2 kg. a. 1 ml larutan sampel vermicompost 17 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 2.1 Bahan dan Alat Penelitian 2.1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian pengomposan adalah sebagai berikut: 1. Feses sapi perah sebanyak 25 kg 2. Jerami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan. B. Waktu dan Tempat Tempat penelitian untuk pembuatan kue

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 1. Deskripsi profil tanah Andosol dari hutan Dusun Arca Order tanah : Andosol

Tabel Lampiran 1. Deskripsi profil tanah Andosol dari hutan Dusun Arca Order tanah : Andosol LAMPIRAN Tabel Lampiran 1. Deskripsi profil tanah Andosol dari hutan Dusun Arca Order tanah : Andosol Fisiografi : Volkan Bahan Induk : Abu / Pasir volkan intermedier sampai basis Tinggi dpl : 1301 m Kemiringan

Lebih terperinci

METODE ANALISIS. ph H 2 O (1:5) Kemampuan Memegang Air (Water Holding Capacity)

METODE ANALISIS. ph H 2 O (1:5) Kemampuan Memegang Air (Water Holding Capacity) METODE ANALISIS ph H 2 O (1:5) Alat - Alat penumbuk - Ayakan 0,5 mm - Timbangan - Mesin pengocok - ph meter - Botol kocok Bahan - Air aquades Metode - Haluskan bahan dan ayak dengan ayakan 0,5 mm - Timbang

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml - BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Alat alat Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss alat destruksi Kjeldahl 250ml - - alat destilasi uap - - - labu destruksi

Lebih terperinci

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih. Lampiran 1. Lembar Uji Hedonik Nama : Usia : Pekerjaan : Pengujian organoleptik dilakukan terhadap warna, aroma, rasa dan kekentalan yoghurt dengan metoda uji kesukaan/hedonik. Skala hedonik yang digunakan

Lebih terperinci

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N. Lampiran 1 Prosedur uji asam basa dan Net Acid Generation (Badan Standardisasi Nasional, 2001) A. Prinsip kerja : Analisis perhitungan asam-basa meliputi penentuan potensi kemasaman maksimum (MPA) yakni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan. B. Waktu dan Tempat Penelitian a. Waktu Penelitian dilakukan mulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian 3.1.1 Bagan Alir Pembuatan Keju Cottage Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 900 g Susu skim - Ditambahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Percobaan Penelitian tentang peran pemberian metionin dan linoleat pada tepung kaki ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Peralatan dan Bahan yang Digunakan 3.1.1. Peralatan Peralatan digunakan dalam penelitian ini adalah akuarium kaca ukuran 70x55x40 cm; perangkat analisis COD dari HACH, USA;

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan mulai akhir bulan Desember 2011-Mei 2012. Penanaman hijauan bertempat di kebun MT. Farm, Desa Tegal Waru. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Tahapan dalam penelitian ini di mulai dari studi literatur hingga penyusunan Laporan Tugas Akhir, dapat dilihat pada Gambar 3.1. Kerangka Penelitian :

Lebih terperinci