TINDAKAN SOSIAL IBU TERHADAP ANAK PENGGUNA SMARTPHONE BLACKBERRY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINDAKAN SOSIAL IBU TERHADAP ANAK PENGGUNA SMARTPHONE BLACKBERRY"

Transkripsi

1 TINDAKAN SOSIAL IBU TERHADAP ANAK PENGGUNA SMARTPHONE BLACKBERRY (Studi Deskriptif pada Kalangan Ibu Pemilik Anak Pengguna Smartphone Blackberry di Kecamatan Gubeng, Surabaya) RIESTIFA CHINDRA PRAMIYAS NIM : Mahasiswa Departemen Sosiologi FISIP Unair ABSTRAK Penelitian ini berawal dari adanya fenomena penggunaan Blackberry di Indonesia yaitu membeli gadget bukan karena fungsi yang dimiliki Blackberry tetapi atas nama sebuah gengsi. Padahal pada saat yang sama seseorang bisa membeli smartphone dari vendor lain dengan kemampuan dan aplikasi yang jauh lebih lengkap. Fenomena ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian mengenai tindakan yang dilakukan oleh ibu terhadap anak pengguna Blackberry.Teori yang digunakan dalam analisis penelitian ini yaitu teori Max Weber yang membahas mengenai tindakan sosial. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan menggunakan prosedur penelitian kualitatif. Sementara untuk pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan bantuan data sekunder.setelah melakukan tahapan penelitian, maka peneliti menghasilkan beberapa temuan data. Pertama, ibu memberi Blackberry untuk anak tidak untuk menaikkan gengsi tetapi untuk memaksimalkan fungsi dan membeli Blackberry disesuaikan dengan keadaan ekonomi. Kedua, dampak yang dirasakan oleh ibu adalah perubahan sikap anak setelah menggunakan Blackberry. Terdapat perubahan sikap dari positif ke negatif yang signifikan dan membuat para ibu mengeluh telah memberikan Blackberry untuk anak mereka. Kata kunci : tindakan sosial, anak, blackberry. ABSTRACT Research this went from a phenomenon use blackberry in indonesia, which buy gadget not because function owned blackberry but over the name of a prestige. Whereas on the same time someone can buy smartphone of vendor other with capability and application far more complete. This phenomenon make researcher

2 interested to have a research on the acts performed by mother against children users blackberry.theory used in analysis research is theory max weber discussing regarding measures of social. Research type used in this research is type research descriptive with using procedure research qualitative. Temporarily to data done with interviews and aid data secondary.after doing, research phase hence some researchers produced the data. First, mother gives blackberry for children not to raise prestige but to maximize function and buy blackberry adapted to economic conditions. Second, impact felt by mother is a change in attitude a child after using blackberry. There are changes from positive attitude to significant negative and make the mothers complain has given blackberry to their child. Keywords: the act of social, children, blackberry. 1. Pendahuluan Globalisasi telah memberikan perubahan yang sangat besar bagi seluruh dunia. Menurut Achmad Suparman pengertian globalisasi merupakan suatu proses yang menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Oleh karena itu globalisasi tidk dapat dihindari kehadirannya, karena telah memberikan pengaruh bagi kehidupan suatu negara, salah satunya negara Indonesia. Hal yang paling berpengaruh dari adanya globalisasi, yaitu teknologi informasi dan komunikasi. Telepon Seluler atau yang biasa disebut Handphone merupakan salah satu kebutuhan di kalangan masyarakat sekarang ini. Dari masyarakat kalangan atas, sedang sampai masyarakat bawah membutuhkan telepon seluler karena untuk saat ini telepon selulerlah yang dianggap sebagai media komunikasi paling cepat serta menyediakan menu hiburan yang menyenangkan. Penggunaan handphone yang paling banyak diminati oleh masyarakat salah satu diantaranya adalah Smartphone Blackberry. Blackberry atau sering disebut BB, ternyata telah mampu menghipnotis setiap orang yang menggunakannya. Oleh

3 karena itu tidak mengherankan smartphone Blackberry merupakan salah satu teknologi komunikasi yang paling banyak diminati masyarakat Indonesia. Namun, smarthphone Blackebrry ini ternyata juga memberikan berbagai masalah kehidupan bagi penggunanya di Kota Surabaya. Hal itu dapat dibuktikan dari adanya suatu kasus yang bersumber dari Harian SIB Online, Surabaya menyatakan bahwa seseorang membunuh kekasihnya karena cemburu melihat sang pacar bermain Blackberry Messenger (BBM). Akhirnya seorang warga Jalan Bogen II, Surabaya nekad membekap kekasihnya sendiri. Si wanita yang berstatus janda beranak satu itu tewas karena kehabisan nafas. Berbagai fenomena yang telah dijelaskan menunjukkan bahwa bila ketergantungan pada pengguna Blackberry ini sudah di luar batas kewajaran maka akan mengakibatkan seseorang menjadi antisosial. Padahal manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Individu tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya orang lain, sehingga sangat dibutuhkannya interaksi sosial diantara yang satu dengan lainnya. Interaksi sosial merupakan proses komunikasi diantara orang-orang untuk saling mempengaruhi perasaan, pikiran dan tindakan. Interaksi sosial akan berlangsung apabila seorang individu melakukan tindakan dan dari, sehingga tindakan tersebut akan menimbulkan reaksi dari individu yang lain. Interaksi sosial terjadi jika dua orang atau lebih saling berhadapan, bekerja sama, berbicara, berjabat tangan atau bahkan terjadi persaingan dan pertikaian. Dari semua pembahasan tersebut, maka peneliti ingin meneliti tentang tindakan sosial seorang ibu terhadap anak pengguna smartphone Blackberry. Penelitian ini lebih dikhususkan kepada anak yang memiliki Blackberry karena ingin mengetahui secara

4 lebih jelas tindakan yang dilakukan oleh ibu kepada anaknya ketika memiliki Blakcberry. Blackberry juga memberikan perubahan perilaku atau tidak bagi hubungan antara ibu dan anak dalam kehidupan sehari hari. Secara teoritis mengungkapkan bahwa dampak negatif dari perkembangan teknologi handphone, diantaranya, mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka berhubungan lewat internet daripada bertemu secara langsung (face to face) dan manusia menjadi malas untuk berinteraksi dengan keluarga, teman dan lingkungan sekitar. 2. Kajian Pustaka Weber memandang bahwa sosiologi merupakan Ilmu yang mempelajari fakta sosial yang bersifat eksternal, memaksa individu dan bahwa fakta sosial harus dijelaskan dengan fakta sosial yang lainnya. Jika Durkheim melihat kenyataan sosial sebagai sesuatu yang mengatasi individu, berada pada suatu tingkat yang bebas, maka sebaliknya Weber melihat kenyataan sosial sebagai sesuatu yang didasarkan pada motivasi individu dan tindakan-tindakan sosial. Webber menekankan individu dan arti subyektif dalam tindakan yang sedang dilaksanakan oleh manusia. Aspek pemikiran Weber yang paling terkenal yang mencerminkan tradisi idealis adalah tekanannya pada vertehen (pemahaman subyektif) sebagai metode untuk memperoleh pemahaman yang valid mengenai arti-arti subyektif tindakan sosial. Bagi weber, istilah ini tidak hanya sekedar merupakan introspeksi. Intrspeksi bisa memberikan seorang pemahaman akan motifnya sendiri atau arti-arti subyektif,

5 tetapi tidak cukup untuk memahami arti-arti subyektif dalam tindakan-tindakan orang lain. Sebaliknya, apa yang diminta adalah empati, kemampuan untuk menempatkan diri dalam kerangka berpikir orang lain yang prilakunya mau dijelaskan dan situasi serta tujuan-tujuannya mau dilihat menurut perspektif itu. Proses itu menunjuk pada konsep mengambil peran yang terdapat dalam interaksionisme simbol. Tindakan Subyek harus dimengerti dalam hubungannya dengan arti subyektif yang terkandung didalamnya. Untuk itu, orang perlu mengembangkan suatu metode untuk mengetahui arti subyektif ini secara obyektif dan analitis. Konsep Rasionalitas merupakan kunci bagi suatu analisa obyektif mengenai artiarti subyektif dan juga merupakan dasar perbandingan mengenai jenis-jenis tindakan sosial yang berbeda. Pendekatan obyektif hanya berhubungan dengan gejala-gejala yang dapat diamati (benda fisik atau perilaku nyata), sedangkan pendekatan subyektif berusaha untuk memperhatikan juga gejala-gejala yang sukar ditangkap dan tidak dapat diamati seperti perasaan individu, pikiran dan motif-motifnya. Rasionalitas dan Peraturan yang biasa mengenai logika merupakan suatu kerangka acuan bersama secara luas dimana aspek-aspek subyektif perilaku dapat dinilai secara obyektif. Misalnya apabila seseorang memilih yang kurang mahal dari dua produk yang sama, kita mengerti perilaku itu sebagai yang rasional, karena sesuai dengan kretaria rasionalitas obyektif yang kita terima. Namun tidak semua perilaku dapat dimengerti sebagai suatu manifestasi rasionalitas. Rasionalitas merupakan konsep dasar yang digunakan Webber dalam klasifikasinya mengenai tipe-tipe tindakan

6 sosial. Pembedaan pokok yang diberikannya adalah tindakan rasional dan yang non rasional. Dikenal beberapa tipe tindakan sosial, antara lain tindakan rasionalitas instrumental (zweckrationalitat), tingkat rasionalitas yang paling tinggi, meliputi pertimbangan dan pilihan yang sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan alat yang dipergunakan untuk mencapainya. Tindakan rasional berhubungan dengan pertimbangan yang sadar dan pilihan bahwa tindakan itu dinyatakan. Dalam Teori pilihan rasional tidak menghiraukan apa yang menjadi pilihan atau apa yang menjadi sumber pilihan aktor, yang penting adalah kenyataan bahwa tindakan dilakukan untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan tingkatan pilihan aktor. 3. Pembahasan Tindakan sosial adalah tindakan individu sepanjang tindakannya mempunyai arti atau arti subjektif bagi dirinya yang diarahkan pada tindakan orang lain. Secara tersirat tindakan sosial terdapat tiga konsep di dalamnya, yakni tindakan sosial, tujuan, dan pemahaman. Jika dilihat dari penjelasannya yaitu pilihan yang berhubungan dengan tujuan dan alat yang dipergunakan untuk mencapainya, para informan juga mempunyai tujuan yang jelas dan dengan pertimbangan yang sadar sebelum mereka memutuskan untuk memberi blackberry untuk anak mereka. Disamping adanya tujuan dan dan pertimbangan, ada juga hal yang tentu saja mereka pikirkan matangmatang yaitu masalah alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini yang berarti uang. Walaupun memikirkan tujuan dan pertimbangan yang sedemikian rupa apabila tidak ada alat yang digunakan untuk mencapai tujuan maka mustahil

7 untuk mewujudkannya. MP, ES, SW dan AR memberi blackberry dengan jenis yang berbeda-beda kepada anak mereka. Semua itu tidak lepas dari pertimbanganpertimbangan yang mereka pikirkan terlebih dahulu. 3 dari 4 orang informan mengatakan bahwa meraka membelikan blackberry untuk anak mereka sesuai dengan kemampuan ekonomi. Hanya 1 informan yang memberi sesuai dengan keinginan anak. Bukan berarti apa yang diinginkan anakselalu dipenuhi oleh ibu. Melainkan juga disesuaikan dengan kondisi perekonomian. AR bersedia memberi blackberry sesuai dengan keinginan sang anak karena beliau merasa apa yang diinginkan anaknya masih dalam taraf wajar dan dapat beliau penuhi. Walaupun banyak orang yang mengatakan bahwa blackberry merupakan gadget mahal dan hanya kalangan tertentu yang dapat menggunakannya, tetapi para informan tetap memberi anak mereka blackberry karena alasan tertentu. Tentu saja selain alasan tersedianya materi untuk membeli. Dari keempat informan, hanya 1 informan yang mengungakapkan bahwa petimbangan memberi sang anak blackberry bukan karena mengikuti teman. MP mengatakan pertimbangan dalam membeli blackberry adalah agar sang anak dapat berkomunikasi lebih mudah dengan orangtua. MP dan suami berfikir dengan samasama menggunakan blackberry akan semakin mudah dan efisien dalam berkomunikasi, bertukan informasi dan memanfaatkan kelebihan blackberry lainnya. ES mengatakan pertimbangannya dalam membeli blackberry hampir sama dengan MP. Tetapi bedanya, anak MP tidak meminta orang tua mereka untuk

8 membelikannya sedangakan anak ES meminta agar orang tuanya segera membelikannya blackberry karena para temannya telah menggunakan blackberry. Temannya secara tidak langsung memberikan tekanan agar segera menggunakan blackberry. Tujuan mereka sebenarnya sama, yaitu agar memudahkan sang anak dalam berkomunikasi. Baik dengan orangtua mereaka sendiri maupun dengan teman. Tindakan sosial yang kedua yaitu rasionalitas yang berorientasi nilai, hanya merupakan obyek pertimbangan dan perhitungan yang sadar; tujuan-tujuannya sudah ada dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut atau merupakan nilai akhir baginya. Nilai-nilai akhir bersifat nonrasional dalam hal dimana seseorang tidak dapat memperhitungkannya secara obyektif mengenai tujuantujuan mana yang harus dipilih. Pengguna Blackberry di Indonesia benar-benar membeli gadget tersebut karena fungsi utama yang dimiliki atau atas nama sebuah gengsi. Banyak yang hingga hari ini menganggap bahwa perangkat blackberry dengan harganya yang tinggi bisa menjadi alat untuk meningkatkan daya tawar seseorang di hadapan rekan kerja atau bisnisnya atau bagi yang masih duduk di bangku sekolah dengan memiliki blackberry dapat dianggap setara atau memiliki nilai lebih oleh teman-temannya yang lebih dahulu telah memiliki blackberry. Jika dilihat dari biaya lebih yang harus digunakan seseorang untuk menebus sebuah gadget Blackberry idamannya, padahal pada saat yang sama ia bisa membeli smartphone dari vendor lain dengan kemampuan dan aplikasi yang jauh lebih lengkap, maka jawaban bahwa fenomena booming

9 blackberry di Indonesia adalah sebuah pertaruhan gengsi cukup bisa dipertanggungjawabkan. Gengsi merupakan nilai akhir yang bersifat nonrsional. Banyak orang membeli barang tertentu hanya karena gengsi. Tetapi dari keempat informan hanya satu orang yang berfikiran blackberry memiliki nilai gengsi yang tinggi. menurut MP mempunyai blackberry merupakan hal yang biasa bagi dirinya. ES berpendapat bahwa saat pertma kali mempunyai blackberry beliau merasa sngat bangga tetapi seiringberjalannya waktu, mempunyai blackberry merupakan hal yang biasa. Namun bagi SW dengan memberi sang anak blackberry merupakan kebanggan tersendiri karena dalam keluarganya masih jarang sekali yang memakai smartphone tersebut. Sehingga blackberry mempunyai gengsi yang tinggi bagi SW. Tidak jarang orangtua membelikan blackberry agar sang anak mendapatkan penghargaan dari teman maupun lingkungan sosialnya. Penghargaan disini bermacam-macam bentuknya. Membelikan blackberry agar sang anak dapat diterima dalam kelompok yang mungkin kelompok tersebut mayoritas merupakan pengguna blackberry. Atau agar anak dipandang lebih oleh teman-temannya. Semua dapat saja terjadi dan itu merupakan salah satu alasan mengapa orangtua memberi blackberry untuk sang anak. Hanya ada satu orang informan yang mempunyai tujuan memberi blackberry agar sanga anak mendapatkan penghargaan dari orang tua. Ketiga informan lainnya tidak sependapat dengan SW. MP, ES dan AR mengatakan bahwa mereka memberi blackberry untuk anak mereka karena memnag kebutuhan mereka

10 untuk menggunakan blackberry dan agar anak mereka dapat setara dengan teman yang telah lebih dahulu menggunakan blackberry. Sehingga tidak ada pemikiran agar anak mereka mendapat penghargaan dari teman. Tindakan tradisional, merupakan tipe tindakan sosial yang bersifat nonrasional. Individu akan membenarkan atau menjelaskan tindakannya kalau diminta, hanya dengan mengatakan bahwa dia selalu bertindak dengan cara seperti itu atau perilaku seperti itu merupakan kebiasaan baginya.satu-satunya pembenaran yang perlu adalah bahwa inilah cara yang sudah dilaksnaakan oleh nenek moyang kami, dan demikian pula nenek moyang mereka sebelumnya. Weber melihat bahwa tipe tindakan ini sedang hilang lenyap karena meningkatnaya rasionalitas instrumental. Para informan memutuskan memberi blackberry untuk anak mereaka adalah karena beliau dan suami telah menggunakan blackberry. Setidaknya ada tiga informan yang berpendapat demikian. SW tidak sependapat dengan ketiga informan lainnya karena beliau dan suami tidak menggunakan blackberry. SW dan suami hanya menggunakan handphone biasa untuk berkomunikasi. Tidak sedikit dari mereka yang mengatakan bahw alasan anak para informan meminta blackberry karena teman mereka telah menggunakan blackberry. Anak para informan meminta agar orang tuanya segera membelikannya blackberry karena para temannya telah menggunakan blackberry. Temannya secara tidak langsung memberikan tekanan agar segera menggunakan blackberry.

11 Tindakan Afektif, yang ditandai oleh dominasi perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan yang sadar. Seseorang yang sedang mengalami perasaan yang meluap-luap seperti cinta, kemarahan, ketakutan atau kegembiraan dan secara spontan mengungkapkan perasaan itu tanpa refleksi, berarti sedang memperlihatkan tindakan afektif. Tindakan itu benar-benar tidak rasional karena kurangnya pertimbangan logis, ideologi atau kriteria rasionalitas lainnya. Para inforaman mengatakanbahwa yang berinisiatif untuk membeli blackberry adalah anak mereka. Hanya ada sat informan yang mengatkan bahwa insiatif membeli blackberry merupakan ide dari ibu dan anak. Baik MP, E,S SW dan AR mengungkapkan bahwa mereka memberi blackberry untuk anak mereka agar anak meraka dapat memaksimalkan fungsi dari blackberry tersebut dan bukan hanya sebagai prestige. Sebagai orang tua sudah seharusnya untuk menyayangi dan melindungi anak karena itu merupakan tugas wajib yang harus dilakukan oleh orang tua. Menunjukkan rasa sayang kepada anak dapat diwujudkan dengan banyak cara. Salah satunya dengan menuruti kemauan anak. Walaupun tidak semua apa yang diinginkan anak selalu diberikan oleh orang tua, setidaknya dengan memberikan perhatian kepada anak merupakan salah satu ungkapan kasih sayang orang tua kepada anak. Para informan mengatakan bahwa dengan memberikan blackberry untuk sana anak merupakan salah satu wujud ungkapan kasih sayang orng tua kepada anak.

12 4. Kesimpulan Weber memandang bahwa sosiologi merupakan Ilmu yang mempelajari fakta sosial yang bersifat eksternal, memaksa individu dan bahwa fakta sosial harus dijelaskan dengan fakta sosial yang lainnya. Jika Durkheim melihat kenyataan sosial sebagai sesuatu yang mengatasi individu, berada pada suatu tingkat yang bebas, maka sebaliknya Weber melihat kenyataan sosial sebagai sesuatu yang didasarkan pada motivasi individu dan tindakan-tindakan sosial. Webber menekankan individu dan arti subyektif dalam tindakan yang sedang dilaksanakan oleh manusia. Rasionalitas dan Peraturan yang biasa mengenai logika merupakan suatu kerangka acuan bersama secara luas dimana aspek-aspek subyektif perilaku dapat dinilai secara obyektif. Misalnya apabila seseorang memilih yang kurang mahal dari dua produk yang sama, kita mengerti perilaku itu sebagai yang rasional, karena sesuai dengan kretaria rasionalitas obyektif yang kita terima. Namun tidak semua perilaku dapat dimengerti sebagai suatu manifestasi rasionalitas. Rasionalitas merupakan konsep dasar yang digunakan Webber dalam klasifikasinya mengenai tipe-tipe tindakan sosial. Pembedaan pokok yang diberikannya adalah tindakan rasional dan yang non rasional. Dikenal beberapa tipe tindakan sosial, antara lain tindakan rasionalitas instrumental (zweckrationalitat), tingkat rasionalitas yang paling tinggi, meliputi pertimbangan dan pilihan yang sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan alat yang dipergunakan untuk mencapainya. MP, ES, SW dan AR memberi blackberry dengan jenis yang berbeda-beda kepada anak mereka. Semua itu

13 tidak lepas dari pertimbangan-pertimbangan yang mereka pikirkan terlebih dahulu. 3 dari 4 orang informan mengatakan bahwa meraka membelikan blackberry untuk anak mereka sesuai dengan kemampuan ekonomi. Hanya 1 informan yang memberi sesuai dengan keinginan anak. Bukan berarti apa yang diinginkan anakselalu dipenuhi oleh ibu. Melainkan juga disesuaikan dengan kondisi perekonomian. AR bersedia memberi blackberry sesuai dengan keinginan sang anak karena beliau merasa apa yang diinginkan anaknya masih dalam taraf wajar dan dapat beliau penuhi. Walaupun banyak orang yang mengatakan bahwa blackberry merupakan gadget mahal dan hanya kalangan tertentu yang dapat menggunakannya, tetapi para informan tetap memberi anak mereka blackberry karena alasan tertentu. Tentu saja selain alasan tersedianya materi untuk membeli. Jika dilihat dari biaya lebih yang harus digunakan seseorang untuk menebus sebuah gadget Blackberry idamannya, padahal pada saat yang sama ia bisa membeli smartphone dari vendor lain dengan kemampuan dan aplikasi yang jauh lebih lengkap, maka jawaban bahwa fenomena booming blackberry di Indonesia adalah sebuah pertaruhan gengsi cukup bisa dipertanggung jawabkan. Tapi hanya satu informan saja yang mengakui bahwa blackberry mempunyai nilai gengsi yang tinggi. sedangkan informan lainnya mengatakan bahwa memiliki blackberry merupakan hal yang biasa karena blackberry saat ini bukanlah hal yang istimewa dan telah banyak orang yang menggunakan blackberry. Adapun tujuan orangtua membelikan blackberry tidak untuk mendapatkan penghargaan dari teman-temannya tetapi lebih

14 untuk memaksimalkan fungsi dari blackberry. Anak meminta blackberry kepada orangtua tidak hanya mengikuti apa yang dimiliki teman tetapi mereka juga melihat apa yang orangtua mereka gunakan. Sehingga semakin kuat keinginan anak untuk dapat memiliki blackberry. Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Dalam setiap keputusan yang diambil oleh seorang atasan biasanya mempunyai dampak tersendiri, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positifnya, para orangtua dapat berkomunikasi lebih efektif jika mereka sama-sama menggunakan blackberry. Dapat memberi apa yang diinginkan anak merupakan kebahagiaan tersendiri bagi orangtua. Dampak negatif setelah menggunakan blackberry, para ibu mengeluhkan tentang betapa susahnya ketika menyuruh belajar ataupun mengerjakan pekerjaan rumah. Itu semua disebabkan seringnya menggunakan blackberry. Sehingga para ibu memberlakukan aturan penggunaan blackberry. Alasan pemberian aturan agar mencegah penggunaan blackberry secara berlebihan yang berakibat mengganggu belajar. DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku : Bungin, Burhan Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

15 Hurlock, Elizabeth B Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. Keraf, Gorys Komposisi. Flores : Nusa Indah. Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana. Ritzer, George dan Douglas J. Goodman Teori Sosiologi Modern. Jakarta : Kencana. Siahaan, Hotman M Pengantar ke Arah Sejarah dan Teori Sosiologi. Jakarta : Erlangga Suyanto, B., & Sutinah Metode Penelitian Sosial : Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana. Skripsi : Kristiyantiono, Andika. Blackberry pada Masyarakat Perkotaan. Skripsi. Universitas Airlangga. 2011

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK BAB II KAJIAN TEORITIK A. Tindakan Sosial Max Weber Dalam hal ini kaitanya antara teori tindakan sosial dengan persepsi masyarakat tentang calon bupati mantan koruptor adalah termasuk relevan. Yang mana

Lebih terperinci

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER. Setiap manusia mempunyai naluri untuk berinteraksi dengan

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER. Setiap manusia mempunyai naluri untuk berinteraksi dengan BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER Manusia merupakan anggota masyarakat yang akan senantiasa berusaha agar selalu bisa bergaul dengan sesama. Sehingga setiap individu akan bertindak dan berusaha untuk

Lebih terperinci

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL MAX WEBER. Pada bab dua ini akan membahas mengenai teori sosiologi yang relevan

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL MAX WEBER. Pada bab dua ini akan membahas mengenai teori sosiologi yang relevan BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL MAX WEBER A.Kajian Teori Pada bab dua ini akan membahas mengenai teori sosiologi yang relevan dengan temapembahasan dalam penelitian ini dengan menggunakan teori tindakan sosial

Lebih terperinci

BAB II TINDAKAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL. paradigma yang ada yakni Fakta Sosial (Emile Durkheim) dan Perilaku

BAB II TINDAKAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL. paradigma yang ada yakni Fakta Sosial (Emile Durkheim) dan Perilaku BAB II TINDAKAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL A. Tindakan Sosial Max Weber Teori tindakan sosial merupakan salah satu teori yang dikemukakan oleh Max Weber, dan terdapat pada paradigma Definisi Sosial

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Upaya panjang dan kesungguhan yang telah penulis lakukan selama mengerjakan tugas akhir kuliah ini, penulis mendapatkan berbagai macam pengalaman dan ilmu maka dari hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB II. Tindakan Sosial Max Weber dan Relevansinya dalam Memahami Perilaku. Peziarah di Makam Syekh Maulana Ishak

BAB II. Tindakan Sosial Max Weber dan Relevansinya dalam Memahami Perilaku. Peziarah di Makam Syekh Maulana Ishak 53 BAB II Tindakan Sosial Max Weber dan Relevansinya dalam Memahami Perilaku Peziarah di Makam Syekh Maulana Ishak Untuk menjelaskan fenomena yang di angkat oleh peneliti yaitu ZIARAH MAKAM Studi Kasus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia sejak era orde baru hingga saat ini buruh migran Indonesia ikut

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia sejak era orde baru hingga saat ini buruh migran Indonesia ikut BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena buruh migran di Indonesia khususnya buruh migran perempuan yang bekerja diluar negeri menjadi isu sentral ketenagakerjaan di tanah air. Dalam struktur ekonomi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIK. Dalam penelitian ini peneliti mengunakan paradigma definisi sosial sebagai

BAB II KERANGKA TEORITIK. Dalam penelitian ini peneliti mengunakan paradigma definisi sosial sebagai 37 BAB II KERANGKA TEORITIK A. Teori Tindakan sosial Max Weber Dalam penelitian ini peneliti mengunakan paradigma definisi sosial sebagai mana Paradigma definisi sosial tidak berangkat dari sudut pandang

Lebih terperinci

FAKTOR PENDORONG ORANGTUA MENGIZINKAN ANAKNYA MELAKUKAN PERKAWINAN PADA USIA REMAJA DI DESA AGUNG JAYA KECAMATAN AIR MANJUTO KABUPATEN MUKOMUKO

FAKTOR PENDORONG ORANGTUA MENGIZINKAN ANAKNYA MELAKUKAN PERKAWINAN PADA USIA REMAJA DI DESA AGUNG JAYA KECAMATAN AIR MANJUTO KABUPATEN MUKOMUKO FAKTOR PENDORONG ORANGTUA MENGIZINKAN ANAKNYA MELAKUKAN PERKAWINAN PADA USIA REMAJA DI DESA AGUNG JAYA KECAMATAN AIR MANJUTO KABUPATEN MUKOMUKO ARTIKEL USWATUN KHASANAH NIM. 11070073 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN TEORI 1. Konsep LKS (Lembar Kerja Siswa) Sebagai Sumber dan Media Pembelajaran.

BAB 2 KAJIAN TEORI 1. Konsep LKS (Lembar Kerja Siswa) Sebagai Sumber dan Media Pembelajaran. BAB 2 KAJIAN TEORI 1. Konsep LKS (Lembar Kerja Siswa) Sebagai Sumber dan Media Pembelajaran. Menurut Soekamto (2010;47) Lembar Kerja Siswa merupakan lembaranlembaran yang berisi pedoman bagi siswa untuk

Lebih terperinci

BAB II TEORI TINDAKAN MAX WEBER. Ayahnya adalah seorang birokrat yang menduduki posisi yang relatif penting

BAB II TEORI TINDAKAN MAX WEBER. Ayahnya adalah seorang birokrat yang menduduki posisi yang relatif penting 32 BAB II TEORI TINDAKAN MAX WEBER A. Biografi Max Weber Max Weber lahir di Erfurt Jerman, pada tanggal 21 April 1864. Pemikiran dan psikologis seorang Max Weber banyak dipengaruhi oleh perbedaan antara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang membanggakan. Kita dapat melihat hal tersebut dari

I. PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang membanggakan. Kita dapat melihat hal tersebut dari 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hingga saat ini perkembangan teknologi khususnya di bidang komunikasi merupakan suatu hal yang membanggakan. Kita dapat melihat hal tersebut dari munculnya berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINDAKAN SOSIAL - MAX WEBER. yang menonjol, dan setiap gagasan yang mengancamnya akan disingkirkan

BAB II TINDAKAN SOSIAL - MAX WEBER. yang menonjol, dan setiap gagasan yang mengancamnya akan disingkirkan BAB II TINDAKAN SOSIAL - MAX WEBER A. Paradigma Definisi Sosial Sejarah suatu ilmu pengetahuan adalah sejarah bangun dan jatuhnya paradigma-paradigma. Untuk suatu masa mungkin hanya satu paradigma yang

Lebih terperinci

Oleh: Nur Afni Kusumaningtyas NIM:

Oleh: Nur Afni Kusumaningtyas NIM: Interaksi dan Pola Hubungan terhadap Anak Pasca Perceraian (Studi Deskripstif Tentang Interaksi dan Pola Asuh terhadap Anak Pasca Perceraian di Kota Surabaya) Oleh: Nur Afni Kusumaningtyas NIM: 071014002

Lebih terperinci

BAB II TINDAKAN SOSIAL MARX WEBER. ketuhanan). Ia dididik dengan tradisi idealisme Jerman dan perduli

BAB II TINDAKAN SOSIAL MARX WEBER. ketuhanan). Ia dididik dengan tradisi idealisme Jerman dan perduli BAB II TINDAKAN SOSIAL MARX WEBER Max Weber (1864-1920), ia dilahirkan di Jerman dan merupakan anak dari seorang penganut protestan Liberal berhaluan sayap kanan. Weber berpendidikan ekonomi, sejarah,

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 8 POKOK BAHASAN

PERTEMUAN KE 8 POKOK BAHASAN PERTEMUAN KE 8 POKOK BAHASAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat menjelaskan manfaat sosiologi dalam kehidupan. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Basrowi dan Soenyono Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma. Yayasan

DAFTAR PUSTAKA. Basrowi dan Soenyono Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma. Yayasan 1 DAFTAR PUSTAKA Basrowi dan Soenyono. 2004. Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma. Yayasan Kampusiana. Surabaya Berry, David. 1995. Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi. Grafindo Persada. Jakarta Bugin, burhan.

Lebih terperinci

BAB II TEORI PILIHAN RASIONAL JAMES S. COLEMAN DAN TEORI. KEBUTUHAN PRESTASI DAVID McCLELLAND. dianggap relevan untuk mengkaji permasalahan tersebut.

BAB II TEORI PILIHAN RASIONAL JAMES S. COLEMAN DAN TEORI. KEBUTUHAN PRESTASI DAVID McCLELLAND. dianggap relevan untuk mengkaji permasalahan tersebut. BAB II TEORI PILIHAN RASIONAL JAMES S. COLEMAN DAN TEORI KEBUTUHAN PRESTASI DAVID McCLELLAND A. Konsep Rasional Untuk menjelaskan permasalahan yang diangkat oleh peneliti, yaitu strategi bertahan hidup

Lebih terperinci

BAB II TEORI PILIHAN RASIONAL DALAM PERSPEKTIF JAMES S. COLEMAN

BAB II TEORI PILIHAN RASIONAL DALAM PERSPEKTIF JAMES S. COLEMAN BAB II TEORI PILIHAN RASIONAL DALAM PERSPEKTIF JAMES S. COLEMAN A. Rasonalitas Manusia Modern Rasionalitas merupakan konsep dasar yang digunakan Weber dalam klasifikasinya sampai mengenai tipe tipe tindakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klasifikasinya sampai mengenai tipe-tipe tindakan sosial.tindakan rasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klasifikasinya sampai mengenai tipe-tipe tindakan sosial.tindakan rasional BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Pilihan Rasional James Coleman 2.1.1 Rasionalitas Masyarakat Modern Rasionalitas merupakan konsep dasar yang digunakan Weber dalam klasifikasinya sampai mengenai tipe-tipe

Lebih terperinci

Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi Tahun : Pertemuan 14

Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi Tahun : Pertemuan 14 Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi Tahun : 2008 Pertemuan 14 MASYARAKAT MATERI: Pengertian Masyarakat Hubungan Individu dengan Masyarakat Masyarakat Menurut Marx Masyarakat Menurut Max Weber

Lebih terperinci

BAB IV BERKEMBANGNYA TEMPAT WISATA PANTAI DALEGAN DAN PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DESA DALEGAN KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK

BAB IV BERKEMBANGNYA TEMPAT WISATA PANTAI DALEGAN DAN PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DESA DALEGAN KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK BAB IV BERKEMBANGNYA TEMPAT WISATA PANTAI DALEGAN DAN PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DESA DALEGAN KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK A. Analisis Statistik 1. Product Moment Rumus Product Moment ini digunakan

Lebih terperinci

Kata kunci : pendidikan keluarga, sikap kemandirian

Kata kunci : pendidikan keluarga, sikap kemandirian 1 PERAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP KEMANDIRIAN PADA ANAK (Studi Deskriptif Kualitatif Di Dukuh Pondok Rejo, Kelurahan Lalung, Karanganyar) ABSTRAK Riya Al Mustaqimah. PERAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas maka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas maka BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa lansia memiliki alasan yang berbeda-beda ketika memillih untuk tinggal

Lebih terperinci

PEMANFAATAN DANA PENSIUN DINI UNTUK BERTAHAN HIDUP DI KALANGAN BURUH PT. GUDANG GARAM KEDIRI JURNAL

PEMANFAATAN DANA PENSIUN DINI UNTUK BERTAHAN HIDUP DI KALANGAN BURUH PT. GUDANG GARAM KEDIRI JURNAL PEMANFAATAN DANA PENSIUN DINI UNTUK BERTAHAN HIDUP DI KALANGAN BURUH PT. GUDANG GARAM KEDIRI JURNAL Disusun oleh : Siti Saidatul Azizah NIM 071211431102 PROGAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Perubahan di dalam masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, pola

BAB V PENUTUP. Perubahan di dalam masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, pola BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Perubahan di dalam masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, pola perilaku, organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang

Lebih terperinci

BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU

BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN SOSIOLOGI BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU ALI IMRON, S.Sos., M.A. Dr. SUGENG HARIANTO, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaannya. Perubahan-perubahan tersebut juga turut serta

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaannya. Perubahan-perubahan tersebut juga turut serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi dan modernisasi membawa perubahan yang begitu besar pada kehidupan umat manusia dan segala peradaban serta kebudayaannya. Perubahan-perubahan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak selalu membawa kebaikan bagi kehidupan manusia, kehidupan yang semakin kompleks dengan tingkat stressor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian (field research) atau studi lapangan yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan cara terjun langsung

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI. KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Rika Yessica Rahma,M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Penyiaran

SOSIOLOGI KOMUNIKASI. KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Rika Yessica Rahma,M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Penyiaran Modul ke: SOSIOLOGI KOMUNIKASI Fakultas Ilmu Komunikasi KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN INTERAKSI SOSIAL Interaksi

Lebih terperinci

August Comte Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi

August Comte Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi PENGANTAR SOSIOLOGI 1. Pengertian Dasar Sosiologi berasal dari kata latin socius dan kata yunani yaitu logos. Socius berarti kawan atau teman; Logos berarti pengetahuan. Maka sosiologi berarti pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keinginan untuk mencintai dan dicintai oleh lawan jenis. menurut

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keinginan untuk mencintai dan dicintai oleh lawan jenis. menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan manusia terdapat berbagai bentuk hubungan sosial. Salah satunya adalah hubungan intim lawan jenis atau hubungan romantis. Hubungan ini dapat

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggambarkan secara jelas dampak dari penggunaan Blackberry di kalangan mahasiswa.

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggambarkan secara jelas dampak dari penggunaan Blackberry di kalangan mahasiswa. V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, akan dianalisis secara keseluruhan data yang diperoleh dari lapangan untuk menggambarkan secara jelas dampak dari penggunaan Blackberry di kalangan mahasiswa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku X di Kabupaten Papua yang menganut tradisi potong jari ketika salah seorang anggota

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. yang ditandai dengan konsumsi terhadap simbol gaya hidup yang sama. Ketika

BAB II KERANGKA TEORI. yang ditandai dengan konsumsi terhadap simbol gaya hidup yang sama. Ketika BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Gaya hidup Menurut Max Weber, gaya hidup merupakan persamaan status kehormatan yang ditandai dengan konsumsi terhadap simbol gaya hidup yang sama. Ketika seorang individu berada

Lebih terperinci

PASAR TRADISIONAL DI TENGAH KOTA BESAR STUDI KASUS PADA PEDAGANG DI PASAR BLAURAN SURABAYA SKRIPSI

PASAR TRADISIONAL DI TENGAH KOTA BESAR STUDI KASUS PADA PEDAGANG DI PASAR BLAURAN SURABAYA SKRIPSI PASAR TRADISIONAL DI TENGAH KOTA BESAR STUDI KASUS PADA PEDAGANG DI PASAR BLAURAN SURABAYA SKRIPSI Disusun Oleh: MAS BAIYINATUL FITRI (070914045) PROGRAM STUDI SOSIOLOGI DEPARTEMEN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kualitatif. Oleh karena itu, penelitian ini bersifat penelitian penelitian lapangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan judul penelitian ini, Motivasi Individu Bergabung dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan judul penelitian ini, Motivasi Individu Bergabung dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan judul penelitian ini, Motivasi Individu Bergabung dalam Komunitas Penggemar Tim Sepakbola (studi kasus: Lima Anggota Fansclub United Indonesia chapter

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kepemilikan barang. Hal tersebut sesuai dengan Fadila dan Hidayati (2013) yang

I. PENDAHULUAN. kepemilikan barang. Hal tersebut sesuai dengan Fadila dan Hidayati (2013) yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Status sosial ekonomi adalah tingkatan atau kedudukan sebuah keluarga di tengah kelompoknya dan posisi yang disandangnya dilengkapi dengan berbagai faktor di antaranya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan (field research) adalah

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN Linda Zulfitri¹ Dr. Maihasni, M.Si,² Elvawati, M,Si³ Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus menciptakan sesuatu yang akan membantu dan menunjang kehidupannya,

BAB I PENDAHULUAN. terus menciptakan sesuatu yang akan membantu dan menunjang kehidupannya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peradaban manusia semakin waktu akan semakin maju. Manusia akan terus menciptakan sesuatu yang akan membantu dan menunjang kehidupannya, contohnya ialah perkembangan

Lebih terperinci

Perilaku Mahasiswa dalam Menjaga Kebersihan Kampus (Study di Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Riau)

Perilaku Mahasiswa dalam Menjaga Kebersihan Kampus (Study di Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Riau) Perilaku Mahasiswa dalam Menjaga Kebersihan Kampus (Study di Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Riau) By : Sartika Hutahayan dan Yoskar Kadarisman (haean.tika96@gmail.com) Abstract Environmental

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (field research) karena peneliti terlibat langsung dalam penelitian. Field research adalah

Lebih terperinci

JURNAL KORI HARTATI NIM

JURNAL KORI HARTATI NIM FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KURANGNYA MOTIVASI ORANG TUA UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN ANAK KE TINGKAT SMP DI KAMPUNG SUNGAI SALAK NAGARI KOTO RAWANG KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

Lebih terperinci

BAB II INTERAKSIONALISME SIMBOLIK-GEORGE HERBERT MEAD. interaksi. Sebagaimana interaksi social itu sendiri dipandang sebagai tindakan

BAB II INTERAKSIONALISME SIMBOLIK-GEORGE HERBERT MEAD. interaksi. Sebagaimana interaksi social itu sendiri dipandang sebagai tindakan 33 BAB II INTERAKSIONALISME SIMBOLIK-GEORGE HERBERT MEAD Kehidupan social itu sendiri tidak pernah terlepas dari adanya sebuah interaksi. Sebagaimana interaksi social itu sendiri dipandang sebagai tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi komunikasi saja tetapi juga dapat mengakses situs internet. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. fungsi komunikasi saja tetapi juga dapat mengakses situs internet. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era perkembangan teknologi ini ponsel tidak sekedar memiliki fungsi komunikasi saja tetapi juga dapat mengakses situs internet. Dalam kaitannya dengan perekonomian,

Lebih terperinci

yaitu budaya Jawa mempengaruhi bagaimana maskulinitas dimaknai, seperti pendapat Kimmel (2011) bahwa maskulinitas mencakup komponen budaya yang

yaitu budaya Jawa mempengaruhi bagaimana maskulinitas dimaknai, seperti pendapat Kimmel (2011) bahwa maskulinitas mencakup komponen budaya yang yaitu budaya Jawa mempengaruhi bagaimana maskulinitas dimaknai, seperti pendapat Kimmel (2011) bahwa maskulinitas mencakup komponen budaya yang bervariasi antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya

Lebih terperinci

BAB II TEORI FENOMENOLOGI ALFRED SCHUTZ. akademik di Universitas Vienna, Austria dengan mengambil bidang ilmuilmu

BAB II TEORI FENOMENOLOGI ALFRED SCHUTZ. akademik di Universitas Vienna, Austria dengan mengambil bidang ilmuilmu 37 BAB II TEORI FENOMENOLOGI ALFRED SCHUTZ A. Teori Fenomenologi Alfred Schutz lahir di Wina pada tahun 1899 dan meninggal di New York pada tahun 1959. Ia menyukai musik, pernah bekerja di bank mulai berkenalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan media teknologi komunikasi di Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan media teknologi komunikasi di Indonesia saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan media teknologi komunikasi di Indonesia saat ini semakin canggih dalam kehidupan masyarakat dan tidak dapat dihindarkan. Seperti bertambah banyaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan (field research) adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makluk berbudaya dan menciptakan kebudayaan. Budaya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makluk berbudaya dan menciptakan kebudayaan. Budaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makluk berbudaya dan menciptakan kebudayaan. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh dan bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek

Lebih terperinci

PENGARUH GENERAL ATTITUDE, ATTITUDE TOWARD ENTREPRENEURSHIP DAN PERCEPTION OF UNIVERSITY ENVIRONMENT TERHADAP ENTREPRENEURIAL INTENTION PADA MAHASISWA

PENGARUH GENERAL ATTITUDE, ATTITUDE TOWARD ENTREPRENEURSHIP DAN PERCEPTION OF UNIVERSITY ENVIRONMENT TERHADAP ENTREPRENEURIAL INTENTION PADA MAHASISWA PENGARUH GENERAL ATTITUDE, ATTITUDE TOWARD ENTREPRENEURSHIP DAN PERCEPTION OF UNIVERSITY ENVIRONMENT TERHADAP ENTREPRENEURIAL INTENTION PADA MAHASISWA DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum, penelitian atau riset dapat di artikan sebagai suatu metode studi yang di lakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: SOSIOLOGI KOMUNIKASI TEORI-TEORI SOSIOLOGI KOMUNIKASI Fakultas Ilmu Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id TEORI TEORI SOSIOLOGI KOMUNIKASI TEORI STRUKTURAL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini maka penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field reserch) yaitu melakukan penelitian di lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Perkawinan merupakan salah satu titik permulaan dari misteri

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Perkawinan merupakan salah satu titik permulaan dari misteri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Perkawinan merupakan salah satu titik permulaan dari misteri kehidupan. Komitmen laki-laki dan perempuan untuk menjalani sebagian kecil

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan)

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan) PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan) NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

B. TOPIK PENDEKATAN SOSIOLOGI TERHADAP AGAMA

B. TOPIK PENDEKATAN SOSIOLOGI TERHADAP AGAMA B. TOPIK PENDEKATAN SOSIOLOGI TERHADAP AGAMA 1. Pendekatan Sosiologi Terhadap Agama. Beberapa cara melihat agama; menurut Soedjito (1977) ada empat cara, yaitu: memahami atau melihat sejarah perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINDAKAN SOSIAL - MAX WEBER. Peneliti menggunakan pemikiran dari Max Weber tentang Teori tindakan.

BAB II TINDAKAN SOSIAL - MAX WEBER. Peneliti menggunakan pemikiran dari Max Weber tentang Teori tindakan. 51 BAB II TINDAKAN SOSIAL - MAX WEBER A. Tindakan sosial Skripsi yang berjudul Peran Bank Sampah Gading Resik dalam meningkatkan Ekonomi Masyarakat di kelurahan Menanggal Kecamatan Gayungan surabaya, Peneliti

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi yang semakin maju ini teknologi serba modern dan canggih, banyak hal telah

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi yang semakin maju ini teknologi serba modern dan canggih, banyak hal telah 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju ini teknologi serba modern dan canggih, banyak hal telah berkembang dikarenakan pemikiran manusia yang semakin rumit dan pemenuhan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 6 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1.Konsep dan Teori Mobilitas Penduduk Istilah umum bagi gerak penduduk dalam demografi adalah population mobility atau secara lebih khusus territorial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kaum muda yang notabene adalah generasi yang baru bertumbuh dewasa dan masih harus mencari orientasi hidup, tidak jarang menjadi korban dari dampak budaya virtual.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pemberian telepon genggam oleh orang tua kepada anak di SDN. Ungaran 01 pada dasarnya sebagai alat komunikasi mereka untuk dapat

BAB V PENUTUP. Pemberian telepon genggam oleh orang tua kepada anak di SDN. Ungaran 01 pada dasarnya sebagai alat komunikasi mereka untuk dapat BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pemberian telepon genggam oleh orang tua kepada anak di SDN Ungaran 01 pada dasarnya sebagai alat komunikasi mereka untuk dapat memberikan informasi kegiatan dan jadwal kepulangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tawuran terjadi dikalangan pelajar sudah menjadi suatu hal yang biasa, sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi di tangerang,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bisnis baru bagi perusahaan yang berkembang di Indonesia. Keadaan tersebut

I. PENDAHULUAN. bisnis baru bagi perusahaan yang berkembang di Indonesia. Keadaan tersebut I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi seperti sekarang ini menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang berkembang di Indonesia. Keadaan tersebut memunculkan persaingan

Lebih terperinci

Kata kunci : Pembelajaran, LKS, Tindakan Rasionalitas

Kata kunci : Pembelajaran, LKS, Tindakan Rasionalitas PENGGUNAAN LKS SEBAGAI TINDAKAN RASIONALITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN (Kajian Fenomenologi di SMA N 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016). Tomi Wursito Adi Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dorongan-dorongan alamiah yang dimiliki setiap manusia semenjak dilahirkan.

BAB I PENDAHULUAN. dorongan-dorongan alamiah yang dimiliki setiap manusia semenjak dilahirkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya mempunyai kebutuhan kebutuhan, baik kebutuhan material maupun spiritual. Kebutuhan itu bersumber dari dorongan-dorongan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY TERHADAP PENYELESAIAN TUGAS KELOMPOK DI KALANGAN MAHASISWA FISKOM UKSW SALATIGA

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY TERHADAP PENYELESAIAN TUGAS KELOMPOK DI KALANGAN MAHASISWA FISKOM UKSW SALATIGA PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY TERHADAP PENYELESAIAN TUGAS KELOMPOK DI KALANGAN MAHASISWA FISKOM UKSW SALATIGA Oleh : FELICIA OLISTA NIM : 362007095 SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Ilmu Komunikasi

Lebih terperinci

Dinamika Perubahan Sosial Dan Budaya di Desa Kendalsari, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang

Dinamika Perubahan Sosial Dan Budaya di Desa Kendalsari, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang Dinamika Perubahan Sosial Dan Budaya di Desa Kendalsari, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang Febrian Fatma Melati 1 Abstract Research that aims to determine how much influence the entry of industrialization

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. dilakukan oleh masyarakat. Belanja yang awalnya merupakan real need atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. dilakukan oleh masyarakat. Belanja yang awalnya merupakan real need atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Masalah Aktivitas berbelanja merupakan suatu aktivitas yang awam atau umum dilakukan oleh masyarakat. Belanja yang awalnya merupakan real need atau

Lebih terperinci

Sosialisasi Norma kepada Anak Autis. Autis dalam Keluarga di Surabaya. Andini Pristia Program Studi Sosiologi, Universitas Airlangga, Surabaya ABSTRAK

Sosialisasi Norma kepada Anak Autis. Autis dalam Keluarga di Surabaya. Andini Pristia Program Studi Sosiologi, Universitas Airlangga, Surabaya ABSTRAK Sosialisasi Norma kepada Anak Autis Studi Deskriptif tentang Proses Sosialisasi Norma oleh Orang Tua kepada Anak Autis dalam Keluarga di Surabaya Andini Pristia Program Studi Sosiologi, Universitas Airlangga,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi yang disajikan pada awal bab yang telah dipaparkan oleh

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi yang disajikan pada awal bab yang telah dipaparkan oleh BAB IV ANALISIS DATA Setelah data diperoleh dari lapangan yang berupa wawancara, observasi dan dokumentasi yang disajikan pada awal bab yang telah dipaparkan oleh peneliti maka peneliti menganalisa dengan

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: Teori Teori Sosiologi Komunikasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Yuliawati, S.Sos, M.IKom Program Studi HUBUNGAN MASYARAKAT http://www.mercubuana.ac.id SOSIOLOGI = SOCIOLOGY= Socius

Lebih terperinci

PERAN ORANG TUA DALAM PERKEMBANGAN PERMAINAN ANAK USIA DINI DI JORONG BUKIT MINDAWA KECAMATAN PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL

PERAN ORANG TUA DALAM PERKEMBANGAN PERMAINAN ANAK USIA DINI DI JORONG BUKIT MINDAWA KECAMATAN PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL PERAN ORANG TUA DALAM PERKEMBANGAN PERMAINAN ANAK USIA DINI DI JORONG BUKIT MINDAWA KECAMATAN PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL LAELI SUSANTI NPM:09060137 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

Lebih terperinci

ABSTRACT. a women with a career ineducate a child in a familyenvironment at Kasrepan

ABSTRACT. a women with a career ineducate a child in a familyenvironment at Kasrepan ABSTRAK Skripsi dengan judul Pekerja Wanita dan Pendidikan Agama Islam Pada Anak Dalam Keluarga di dusun Kasrepan Desa Demuk Pucanglaban Tulungagung di tulis oleh Deni Ike Purwanti, NIM 20811133057, Pembimbing

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU DARI PERBEDAAN KEPRIBADIAN SISWA

IDENTIFIKASI PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU DARI PERBEDAAN KEPRIBADIAN SISWA IDENTIFIKASI PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU DARI PERBEDAAN KEPRIBADIAN SISWA (IDENTIFICATION PROCESS IN RESOLVING PROBLEMS STUDENTS THINK THE STORY BASED ON STUDENT PERSONALITY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan individu kompleks yang memiliki dinamika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan individu kompleks yang memiliki dinamika 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan individu kompleks yang memiliki dinamika interaksi psikis dengan lingkungan, keluarga dan teman. Dalam berinteraksi pada kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tindakan merupakan suatu perbuatan, perilaku, atau aksi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tindakan merupakan suatu perbuatan, perilaku, atau aksi yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Konseptual 2.1.1. Tindakan Tindakan merupakan suatu perbuatan, perilaku, atau aksi yang dilakukan oleh manusia sepanjang hidupnya guna mencapai tujuan tertentu. Tindakan

Lebih terperinci

Perancangan Desain Untuk Melatih Kemampuan Otak Anak

Perancangan Desain Untuk Melatih Kemampuan Otak Anak Perancangan Desain Untuk Melatih Kemampuan Otak Anak ABSTRAK Perkembangan proses belajar anak dimulai semenjak sebelum anak masuk sekolah. Pada usia 6 tahun pertama seorang anak, kurang lebih 50 % dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui, teknologi adalah suatu kreasi yang telah menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui, teknologi adalah suatu kreasi yang telah menjadi bagian BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sejak terjadinya Revolusi Industri di Eropa khususnya di Inggris, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi semakin pesat. Teknologi yang diciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan sebuah proses yang dilakukan individu untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru yang diwujudkan dalam bentuk perubahan tingkah laku

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Berdasarkan jawaban responden dalam hal ini adalah wanita dewasa muda di Surabaya menyimpulkan bahwa motif tertinggi dalam penggunaan aplikasi Blackberry Messenger

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Judul yang di ambil di dalam Penelitian Tugas akhir ini yaitu Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. Judul yang di ambil di dalam Penelitian Tugas akhir ini yaitu Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Judul yang di ambil di dalam Penelitian Tugas akhir ini yaitu Perancangan Video Profil Museum Surabaya berbasis Online sebagai Upaya mengenalkan kepada Masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan sekitarnya. Perubahan tersebut bisa terlihat didalam perilaku atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan sekitarnya. Perubahan tersebut bisa terlihat didalam perilaku atau BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perubahan Sosial di Pedesaan Setiap individu atau masyarakat tentunya mengalami suatu perubahan. Lambat atau cepat perubahan itu terjadi tergantung kepada banyaknya faktor di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan permasalahan yang diteliti maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Dengan mengacu pada beberapa pandangan seperti yang

Lebih terperinci

BAB 1V ANALISIS DATA. A. Pengaruh Regresi tentang Individu Bergelar Haji terhadap Interaksi. dikonsultasikan dengan r tabel dengan jumlah responden 96

BAB 1V ANALISIS DATA. A. Pengaruh Regresi tentang Individu Bergelar Haji terhadap Interaksi. dikonsultasikan dengan r tabel dengan jumlah responden 96 BAB 1V ANALISIS DATA A. Pengaruh Regresi tentang Individu Bergelar Haji terhadap Interaksi Sosial Masyarakat Setelah data berhasil di uji dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dan diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa yang membutuhkan dorongan atau koneksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa yang membutuhkan dorongan atau koneksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa yang membutuhkan dorongan atau koneksi hubungan individu dengan orang lain. Dengan fasilitas yang ditawarkan Blackberry, akan membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda dari kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Yang berlandaskan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda dari kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Yang berlandaskan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah telah menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi, dan pula menciptakan manusia lengkap dengan pasangan hidupnya yang dapat saling memberikan kebahagiaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi dan informasi canggih yang membuat masyarakat ketergantungan.

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi dan informasi canggih yang membuat masyarakat ketergantungan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di jaman sekarang ini dimana mobilitas masyarakat Indonesia yang semakin tinggi dan kemajuan internet yang semakin hari semakin canggih telah mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan pemasaran tidak bisa terlepas dari aktifitas bisnis yang bertujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan pemasaran tidak bisa terlepas dari aktifitas bisnis yang bertujuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pemasaran tidak bisa terlepas dari aktifitas bisnis yang bertujuan pada pencapaian profit. Fokus utama kegiatan pemasaran adalah mengidentifikasikan peluang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masa peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masa peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi pada saat individu beranjak dari masa anak-anak menuju perkembangan ke masa dewasa, sehingga remaja merupakan masa peralihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang pesat dalam teknologi informasi, pada masa sekarang dan dimasa yang akan datang mampu memberikan kemudahan-kemudahan bagi manusia, sehingga

Lebih terperinci

Oleh: Deasy Wulandari K BAB I PENDAHULUAN

Oleh: Deasy Wulandari K BAB I PENDAHULUAN Kontribusi kecerdasan emosional dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar kimia dalam metode pembelajaran GI (group investigation) dan STAD (student teams achievement division) materi pokok laju reaksi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melalui bab analisis, sampailah kita pada tahap simpulan yang akan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melalui bab analisis, sampailah kita pada tahap simpulan yang akan BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN Setelah melalui bab analisis, sampailah kita pada tahap simpulan yang akan menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah. Meskipun analisis ini dapat dikatakan kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. handphone. Pertama kali dikenalkan pada masyarakat, harga handphone masih relatif

BAB I PENDAHULUAN. handphone. Pertama kali dikenalkan pada masyarakat, harga handphone masih relatif BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era teknologi yang terus berkembang yang semula memiliki jarak yang sangat luas, sekarang menjadi dekat karena kemajuan teknologi yang sangat maju. Seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu bentuk interaksi antar manusia, yaitu antara seorang pria dengan seorang wanita (Cox, 1978). Menurut Hurlock (1999) salah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Nilai Sosial tentang Kebersihan dan Sampah. Dalam sosiologi nilai adalah prinsip-prinsip, patokan-patokan, anggapan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA Nilai Sosial tentang Kebersihan dan Sampah. Dalam sosiologi nilai adalah prinsip-prinsip, patokan-patokan, anggapan, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Nilai Sosial tentang Kebersihan dan Sampah Dalam sosiologi nilai adalah prinsip-prinsip, patokan-patokan, anggapan, maupun keyakinan yang berlaku di suatu masyarakat. Nilai sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Saat ini emas semakin disukai sebagai salah satu pilihan investasi, sebagian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Saat ini emas semakin disukai sebagai salah satu pilihan investasi, sebagian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini emas semakin disukai sebagai salah satu pilihan investasi, sebagian masyarakat menyebut emas sebagai pelindung aset. Berinvestasi emas yang dulu menjadi

Lebih terperinci