BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia sejak era orde baru hingga saat ini buruh migran Indonesia ikut

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia sejak era orde baru hingga saat ini buruh migran Indonesia ikut"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena buruh migran di Indonesia khususnya buruh migran perempuan yang bekerja diluar negeri menjadi isu sentral ketenagakerjaan di tanah air. Dalam struktur ekonomi Indonesia sejak era orde baru hingga saat ini buruh migran Indonesia ikut memberikan konstribusi yang tidak kecil baik dalam menambah devisa negara atau dalam mengantisipasi meningkatnya angka pengangguran dan langkanya kesempatan kerja di dalam negeri. Indonesia merupakan salah satu negara terbanyak yang menyumbang tenaga kerja ke luar negeri. Jumlah tenaga kerja migrasi yang bekerja di luar negeri menjadi buruh migran setidaknya mencapai angka 6,5 juta jiwa yang bekerja di 142 negara, dengan melihat jumlah tenaga kerja yang ada di Indonesia, dapat dipastikan betapa banyak para penduduk di Indonesia yang meninggalkan negaranya hanya untuk mencari perekonomian yang lebih baik lagi, tenaga kerja tersebut berasal dari 392 kota / kabupaten di Indonesia, padahal di Indonesia hanya terdapat 500 kota. Salah satu provinsi di Indonesia yang menyumbangkan jumlah tenaga kerja migran yang cukup banyak adalah provinsi Jawa Timur dengan jumlah angka tenaga kerja mencapai 1,3 juta jiwa. Dapat dilihat bahwa jumlah angka tenaga kerja migran pada setiap tahunnya akan selalu bertambah, hal ini dapat dilihat di tabel dibawah ini :

2 Tabel 1.1 Grafik Angka Jumlah Tenaga Kerja Migran yang Bekerja Diluar Negeri di Jawa Timur Tahun Jumlah TKW / TKI jiwa jiwa jwa Sumber : Tribunnews.com (2013) Melihat tabel tersebut dapat diketahui bahwa setiap tahunnya provinsi jawa timur menyumbangkan jumlah tenaga kerja migran dengan jumlah yang semakin meningkat. Salah satu daerah di jawa timur yang banyak memasok tenaga kerja migran adalah daerah kabupaten Magetan. Tenaga kerja yang dihasilkan dari kabupaten Magetan ini setiap tahunnya juga mengalami peningkatan, faktor terbatasnya lapangan kerja yang ada di kota Magetan membuat para buruh migran ini mencari nafkah di negara orang. Dengan upah kerja di negara lain yang lebih besar, para tenaga kerja ini rela meninggalkan kota asalnya untuk mencari pekerjaan dan perekonomian yang lebih baik lagi. Tenaga kerja yang berasal dari Desa Parang, kabupaten Magetan ini rata-rata adalah perempuan dan sudah berkeluarga, laki-laki hanya sedikit yang bekerja menjadi buruh migran di negara lain, yang laki-laki banyak menjadi seorang petani di daerahnya dengan masih memanfaatkan lahan pertanian yang ada. Jumlah antara perempuan migran jauh lebih besar dengan jumlah laki-laki migran yang bekerja di luar negeri, perbandingan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

3 Tabel 1.2 Grafik Angka Jumlah Tenaga Kerja Migran di Kabupaten Magetan. Tahun Jumlah Tenaga Kerja Perempuan Jumlah Tenaga Kerja laki-laki orang 88 orang orang 100 orang orang 177 orang orang 191 orang Sumber : Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Magetan (2014) Tabel diatas menjelaskan bahwa setiap tahun di Magetan masih ada yang tertarik bekerja sebagai buruh migran ke luar negeri, meskipun dengan resiko yang harus ditanggung terutama bagi buruh migran perempuan, salah satu daerah yang menghasilkan buruh migran yang paling banyak di Magetan adalah desa Parang. Hal ini menjelaskan bahwa fenomena perempuan yang bekerja di sektor produktif semakin kesini akan semakin bertambah pesat. Perkembangan zaman yang semakin canggih menyebabkan tidak sedikit perempuan yang memasuki sektor produktif, untuk bekerja di berbagai sektor kehidupan salah satunya menjadi pekerja migran di luar negeri. Masuknya perempuan dalam sektor produktif tersebut menyebabkan terjadi perubahan peran dalam keluarga, yang seharusnya perempuan menguasai sektor domestik dalam keluarga, mengurus anak digantikan oleh sosok orang lain. Keterlibatan perempuan dalam sektor tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu tekanan ekonomi, lingkungan keluarga yang sangat mendukung dalam bekerja, tidak adanya peluang kerja yang sesuai dengan ketrampilan yang dimiliki di daerahnya. Kondisi tersebut yang mempengaruhi para perempuan di Indonesia khususnya di daerah-daerah pedesaan yang

4 mempunyai lapangan pekerjaan yang sedikit mengakibatkan para perempuan ini mencari pekerjaan di luar negeri. Faktor kemisikinan atau ekonomi juga berpengaruh besar dalam pendorong para perempuan yang ada di Desa Parang, Magetan yang sebagian masih dikategorikan dalam wilayah pedesaan serta bergantung pada pertanian kemudian menjadi perempuan migran yang bekerja ke luar negeri. Dengan berbagai cara perempuan ikut berperan aktif dalam menaikkan pendapatan keluarga, sehingga dengan cara seperti itu fenomena perempuan yang terjun dalam ranah produktif akan semakin bertambah. Dalam sistem patriarkhi yang rata-rata masih dianut oleh masyarakat Indonesia, perempuan pekerja kemudian menjadi suatu fenomena yang sangat mempengaruhi sistem tersebut. Dari pemahaman dimana perempuan adalah penguasa domestik dalam keluarga kemudian akan semakin pudar dengan ikut sertanya perempuan keranah produktif yang seharusnya itu menjadi ranah dari kaum laki-laki. Di dalam keluarga seperti ini kemudian akan muncul sebuah kekuasaan baru dalam sebuah keluarga. Dalam ilmu sosial, yang dimaksud dengan istilah hubungan-hubungan gender ( relasirelasi gender ) adalah hubungan sosial timbal balik dalam masyarakat dan dalam kebudayaan, yang menentukan batas-batas feminim dan maskulin (memutuskan apa saja yang dianggap bersifat kewanitaan dan bersifat kelelakian). Dengan sistem tersebut kemudian dapat di masukkan dalam kasus mantan buruh migran perempuan di Desa Parang, Magetan, dimana perempuan atau mantan buruh migran ini bekerja keluarga dari ranah domestik ke dalam ranah produktif, hal tersebut dilakukan dengan tujuan memperbaiki perekonomian dalam keluarga. Pembagian kerja

5 dalam sistem patriarkhi yang selama ini terjadi dalam keluarga di masyarakat Magetan yang masih termasuk kategori masyarakat pedesaan Jawa, mengalami sebuah pergeseran karena keikutsertaan perempuan dalam aktor pencari nafkah utama keluarga. Saat ini batas sektor produktif dan domestik sebagai batas antara wilayah laki-laki dan perempuan kemudian menjadi kabur atau tidak jelas. Kekuasaan yang sebelumnya di dominasi oleh laki-laki kemudian akan menjadi tersaingi oleh seorang perempuan karena perempuan mempunyai kekuatan ekonomi dalam keluarga. Berbicara persoalan buruh migran perempuan ini tidak terlepas dari tiga permasalahan utama, yaitu migrasi internasional, hubungan perburuhan, dan perubahan struktur di dalam keluarga, permasalahan-permasalahan perubahan struktur di dalam keluarga memang belum seramai pembicaraan pada permasalahan kekerasaan yang dialami oleh buruh migran perempuan, tetapi permasalahan perubahan struktur keluarga pada keluarga migran perempuan ini cukup menimbulkan dampak yang serius terhadap sistem keluarga di Indonesia yang rata-rata masih menganut system patriarkhi, dimana laki-laki atau seorang suami adalah pencari nafkah utama bagi keluarga ( bread winner ). Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap pola relasi gender pada keluarga buruh migran perempuan tersebut serta akan berdampak dalam berbagai aspek di dalam keluarga, salah satunya adalah aspek meningkatnya kekuasan perempuan dalam keluarga. Secara terpadu semua hal diatas menjadi penentu bagaimana kekuasaan dibagikan diantara perempuan dan laki-laki dan bagaimana perbedaan penggunaan kekuasaan yang telah dibagikan itu ( Daulay, 2001 : 01). Tentunya hal tersebut mempengaruhi pola dalam keluarga buruh migran yang rata-rata masih menganut sistem patriarkhi yang kemudian

6 luntur dengan adanya perempuan yang bekerja dalam ranah produktif. Hal tersebut menimbulkan suatu perubahan dalam keluarga buruh migran perempuan ini, perubahan yang terjadi ini menyangkut perubahan ( bread winner ) dalam sebuah keluarga. Dengan menjadi seorang perempuan yang sudah mampu menghasilkan kehidupan perekonomian keluarga tentunya akan menggeser posisi perempuan di dalam sebuah keluarga. Banyak peran baru yang diciptakan oleh perempuan dalam keluarga, misalnya peran sebagai kepala keluarga dalam keluarga karena perempuan sudah mempunyai kekuasaan ekonomi yang lebih dari seorang suami, akan mempengaruhi posisi perempuan dalam keluarganya karena status perempuan akan menjadi setara dengan laki-laki ketika mereka dapat menguasai perekonomian dalam keluarga. Disaat para mantan buruh migran perempuan ini menjadi penghasil perekonomian utama di keluarga tentunya posisi mereka dalam keluarga juga akan diperhitungkan, dalam arti kesetaraan akan terjadi antara suami dan istri atau bisa juga terjadi istri lebih berkuasa dibandingkan dengan suami. Oleh karena itu akan memunculkan sebuah hal yang menarik, ketika istri atau mantan buruh migran ini sudah tidak bekerja menjadi buruh migran dan tidak menghasilkan perekonomian bagi keluarganya. Dengan pengalaman kerja yang selama ini mereka miliki akan menjadikan mereka perempuan yang sudah berpengalaman dan mengenal ranah produktif yang dulunya tidak mereka kenal. Kemudian akan menjadi menarik untuk diteliti, akankah perempuan mantan buruh migran ini kembali ke ranah produktif untuk bekerja lagi atau kembali menjadi perempuan penguasa domestik dalam keluarganya, yang kemudian akan terbentuk polapola negosiasi yang terjalin dengan sang suami untuk menentukan hal tersebut.

7 B. Rumusan Masalah Bagaimana terjadinya pola negosiasi mantan buruh migran perempuan untuk kembali berpendapatan di dalam keluarga? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Dapat mengetahui terjadinya pola negosisasi mantan buruh migran perempuan dengan suami dalam hal menentukan untuk kembali berpendapatan di dalam keluarga. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah manfaat, diantara manfaat itu adalah : 1. Penelitian ini dapat memberikan ilmu baru dan pengetahuan baru bagi peneliti maupun orang lain. 2. Dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai mantan buruh migran perempuan yang berfokus pada keluarga. 3. Dapat mengetahui persoalan-persoalan setelah menjadi buruh migran perempuan di dalam keluarga.

8 4. Dapat dijadikan sumber pengetahuan bagi calon buruh migran perempuan agar kiranya mengetahui persoalan yang dihadapi dalam keluarga ketika menjadi seorang buruh migran dan setelah menjadi buruh migran perempuan. E. Tinjauan Pustaka Berbicara mengenai permasalahan buruh migran perempuan di Indonesia yang berhubungan dengan keluarga tidaklah menjadi sebuah persoalan baru untuk diteliti dan dikaji. Ada beberapa penelitian yang sudah dilakukan mengenai relasi gender pada keluarga buruh migran perempuan tersebut. Beberapa penelitian itu diantara lain, yang pertama adalah penelitian yang berbentuk skripsi yang berjudul Pola Komunikasi Keluarga Buruh Migran Perempuan : Studi tentang relasi gender terhadap pola asuh anak pada keluarga buruh migran perempuan di desa Binangun, kabupaten Cilacap. Penelitian skripsi ini dibuat oleh Endri Yulistika pada tahun 2010, mahasiswi Ilmu Komunikasi UNSOED. Dalam penelitian tentang keluarga buruh migran perempuan ini ditemui beberapa persamaan dan perbedaan antara skripsi ini dengan rencana penelitian yang akan dilakukan, yaitu : (1) obyek penelitian yang diteliti berfokus pada pola negosiasi yang terbentuk pada keluarga mantan buruh migran perempuan, pada skripsi ini lebih terfokus pada pola komunikasi pada pengasuhan anak di dalam keluarga buruh migran perempuan, sedangkan rencana penelitian yang akan dilakukan lebih terfokus pada pola negosiasi yang terjadi pada keluarga mantan buruh migran dan pengaruhnya dalam kekuasaan di keluarga. (2) Didalam skripsi ini mempunyai tujuan penelitian yaitu mengetahui pola komunikasi keluarga buruh migran perempuan menyangkut tentang

9 pola asuh anak dan untuk mengetahui pola relasi gender dalam pengasuhan anak pada keluarga buruh migran perempuan. Sedangkan rencana penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola negosiasi dalam keluarga mantan buruh migran perempuan ini tersebut terbentuk dan bagaimana pola negosiasi tersebut dapat mempengaruhi mantan buruh migran untuk kembali berpendapatan dalam keluarga. Penelitian yang kedua tentang buruh migran perempuan adalah Strategi Kelangsungan Hidup Perempuan Mantan Buruh Migran : Studi tentang mantan buruh migran Kaliwedi kabupaten Cilcap. Penelitian ini dibuat oleh Drs. Togiaratua Nainggolan, M.Si, dari pusat penelitian dan pengembangan kesejahteraan sosial RI, pada tahun Dalam penelitian tentang buruh migran perempuan ini berfokus pada kelangsungan hidup buruh migran setelah menjadi TKW, sedangkan rencana penelitian yang akan dilaksankan berfokus pada pola negosiasi dalam keluarga mantan TKW. Fokus penelitian sama-sama menuju pada keluarga buruh migran perempuan atau TKW. Tujuan dari penelitian yang dilakukan sebelumnya adalah mengidentifikasi kondisi sosial-ekonomi mantan tenaga kerja wanita setelah menjadi buruh migran, serta mendiskripsikan beberapa strategi kelangsungan hidup yang dilakukan oleh para mantan TKW dalam mengahadapi kesulitan ekonomi dan pemenuhan kebutuhan seharihari. Sedangkan tujuan dari permasalahan yang akan diteliti adalah dapat mengetahui terbentuknya pola negosiasi yang ada di dalam keluarga mantan buruh migran di desa Parang, kabupaten Magetan serta dapat mengetahui kesetaraan dalam hal negosiasi pada keluarga mantan buruh migran perempuan, yang kemudian dapat mempengaruhi keputusan untuk negosiasi yang dilakukan.

10 Dari penelitian yang sebelumnya memang sudah mengupas permasalahan yang ada pada buruh migran perempuan, terutama sistem dalam keluarga buruh migran perempuan ini. Tetapi penelitian yang akan dilakukan dengan lebih meneliti pola negosiasi mantan buruh migran dalam keluarga di desa Parang, Magetan yang difokuskan pada suami-istri. Dimana ketika masih menjadi seorang buruh migran yang bekerja dan menghasilkan perekonomian yang lebih besar daripada suami posisi perempuan sebagai istri dalam keluarga juga akan naik, perempuan mempunyai kekuasaan dan pengaruh dalam keluarga, bisa juga dikatakan bahwa perempuan lebih berkuasa daripada laki-laki. Dalam hal ini kemudian penelitian ini akan meneliti tentang bagaimana keadaan buruh migran setelah tidak menjadi buruh migran lagi dan tidak menghasilkan perekonomian untuk keluarga. F. Landasan Teori I. Teori Tindakan Sosial. Teori tindakan sosial Weber membahas tentang sebuh tindakan-tindakan yang dilakukan oleh manusia dalam pilihan-pilihan rasionalitas mereka. Dalam penjelasan Weber sebelum adanya sebuah tindakan sosial ada tipe-tipe ideal yang dapat dikonstruksikan menurut tingkat yang berbeda-beda. Orang dapat mengembangkan tipe ideal dalam pola-pola personalitas, hubungan sosial, kelompok atau kolektivitas yang lebih besar. Tipe ideal yang dibentuk memungkinkan untuk mengabaikan sebuah karakteristik yang unik dari suatu gejala sosial, dan memusatkan perhatiannya pada karakteristik yang khas. Dengan hal tersebut kemudian Weber dapat mempelajari

11 satuan-satuan sosialyang lebih besar, yang didasarkan pada tindakan-tindakan yang khas dari individu dalam situasi yang khas pula (Johnson, 1994;219). Weber menjelaskan bahwa tindakan-tindakan sosial yang berbeda karena disebabkan oleh suatu konsep rasionalitas terhadap analisa obyektif terhadap arti-arti subyektif. Asumsi yang biasanya mendasari adalah bahwa pendekatan obyektif hanya berhubungan dengan gejala yang dapat diamati (benda fisik atau perilaku nyata), sedangkan pendekatan subyektif berusaha untuk memperhatikan juga gejala-gejala yang sukar ditangkap dan tidak dapat diamati seperti perasaan individu, pikirannya, dan motif-motifnya. Tindakan-tindakan sosial Weber adalah acuan dari tindakan rasionalitas, dimana tindakan tersebut adalah tindaka yang berhubungan dengan pertimbangan yang sadar dan pilihan bahwa tindakan itu dinyatakan (Johnson,1994;220). Tipe-tipe tindakan sosial menurut Weber terbagi dalam empat macam tindakan, yang pertama adalah rasionalitas instrumental, rasonalitas yang berorientasi pada nilai, tindakan tradisional, dan tindakan afektif. Rasionalitas instrumental adalah sebuah tingkat rasionalitas yang paling tinggi ini meliputi pertimbangan dan pilihan yang sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu, dan alat yang dipergunakan untuk mencapainya. Individu dilihat sebagai memiliki bermacam tujuan yang mungkin diinginkannya, dan atas dasar suatu kriteria menentukan satu pilihan di antara tujuan-tujuan yang saling bersaingan. Kemudian individu tersebut menilai alat yang mungkin dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan yang dipilih tadi. Hal tersebut mencakup pengumpulan informasi, mencatat kemungkinan serta hambatan atau resiko yang akan terjadi dari tindakan yang dipilihnya tersebut. Rasionalitas yang berorientasi pada nilai adalah tindakan kedua

12 yang disebutkan Weber, dalam hal ini Weber membahas tentang orientasi nilai, pengertiannya adalah alat-alat hanya merupakan obyek pertimbangan dan perhitungan yang sadar, tujuan-tujuannya sudah ada dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut atau merupakan nilai akhir baginya. Nilai-nilai itu akan bersifat nonrasional dalam hal dimana seseorang tidak dapat memperhitungkannya secara obyektif mengenai tujuan-tujuan mana yang harus dipilih. Nilai-nilai yng terdapat dalam sistem ini sudah ada dan sudah mengikat, tindakan religius mungkin merupakan bentuk dasar dari rasionalitas yang berorientasi pada nilai ini. Yang ketiga yang dimaksud Weber dalam tindakan sosialnya adalah tindakan tradisional. Tindakan tradisional merupakan tipe tindakan sosial yang bersifat nonrasional. Misalnya jika seseorang individu memperlihatkan perilaku karena kebiasaan, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan, perilaku seperti itu digolongkan sebagai tindakan tradisional. Tindakan ini lebih ke tindakan yang dilakukan karena sudah turun temurun dari nenek moyang, tindakan ini tidak bisa disalahkan karena sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan. Keempat adalah tindakan afektif tipe tindakan ini ditandai oleh dominasi perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan yang sadar. Seperti seseorang yang sedang marah, senang, jatuh cinta, atau gembira akan melakukan suatu tindakan yang spontan dan tindakan tersebut tergolong dalam tindakan nonrasional, karena kurang mempertimbangkan logika, ideologi atau kriteria rasionalitas lainnya. Dalam semua tindakan yang ada pada tindakan sosial Weber ini merupakan sebuah pola perilaku khusus yang mungkin bisa sesuai dengan kategori-kategori tindakan sosial yang berbeda dalam situasi yang berbeda pula. Tindakan sosial ini dapat dimengerti

13 hanya menurut arti subyektif dan pola-pola motivasional yang berkaitan dengan itu ( Johnson, 1994;222). Dalam pola negosiasi yang ada pada mantan buruh migran perempuan untuk kembali berpendapatan dalam keluarga yang disini adalah sebuah ranah untuk mencari uang atau hal yang menghasilkan bagi keluarga, teori tindakan sosial Weber dapat menjelaskan bahwa pola-pola negosiasi yang dilakukan dan dipilih oleh mantan buruh migran perempuan adalah sebuah bagian dari tindakan-tindakan sosial. Pilihan-pilihan yang dipilih manan buruh migran yang kemudian menjadi sebuah pola negosiasi jug tegolong dalam pilihan rasional atau nonrasional. Pola negosiasi yang dilakukan mantan buruh migran perempuan ini juga mempunyai sebuah tujuan, tujuan yang ingin dicapai adalah bisa kembalinya bekerja mencari uang tambahan untuk keluarga. Masing-masing pola kemudian dapat dianalisis dengan menggunakan teori tindakan sosial yang ada pada tindakan-tindakan sosialnya Weber. G. Metode Penelitian 1. Obyek Penelitian dan Unit Analisis Dalam penjelesan di latar belakang masalah, bahwa penelitian tentang mantan buruh migran perempuan berfokus pada pola negosiasi mantan buruh migran

14 perempuan di Desa Parang, Kabupaten Magetan. Di dalam permasalahan ini aktor-aktor yang terlibat adalah suami dan istri, dengan berfokus pada keluarga mantan buruh migran perempuan. Diharapkan obyek penelitian tersebut dapat menjelaskan sifat-sifat dan karakteristik obyek penelitian, dengan demikian dapat mempermudah dalam proses memahami permasalahan pola negosiasi mantan buruh migran perempuan dalam keluarga di Desa Parang, Magetan. Unit analisis menjadi salah satu komponen yang penting bagi penelitian selain pertanyaan penelitian, proposisi, logika yang mengaitkan data dengan proposisi, dan kriteria untuk menginterpretasi temuan penelitian. Dalam penelitian ini, studi kasus terhadap permasalahan keluarga mantan buruh migran perempuan menjadi kasus yang akan dikaji dan kelompok tersebut menjadi unit analisis primernya. Melalui tinjauan pustaka terkait dengan penelitian tentang kasus buruh migran perempuan sebelumnya, menjadi acuan untuk penetapan kasus dan unit analisis karena rencana penelitian harus sejalan dengan apa yang dikaji oleh peneliti sebelumnya dan harus jelas perbedaannya secara jelas. 2. Metode Penelitian Kualitatif Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Penelitian kualitatif

15 fokus pada perhatian prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan satuan-satuan gejala yang ada dalam kehidupan sosial (Melia, 2008:78). Menurut Bogdan dan Taylor penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata baik lisan maupun tertulis dari informan-informan yang menjadi obyek penelitian. Pendekatan kualitatif mengarah pada latar dan individu obyek penelitian secara holistic (utuh) (Moleong,1999:3). Penelitian kualitatif mempunyai ciri dengan melihat latar alamiah sebagai keutuhan, manusia sebagai alat penelitian, menggunakan metode kualitatif, mengadakan analisis data secara induktif, mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dari dasar, dengan sifat yang deskriptif, mementingkan proses daripada hasil penelitian, batasan antara studi dengan fokus, memiliki kriteria khusus untuk memeriksa keabsahan data penelitian, rancangan penelitian bersifat sementara, serta hasil penelitian disepakati dan dirundingkan bersama yaitu peneliti dan subyek penelitian tersebut. Penelitian tentang pola negosiasi mantan buruh migran perempuan dalam keluarga ini memungkinkan untuk dikaji dengan menggunakan metode kualitatif karena salah satu ciri dari penelitian kualitatif adalah lebih menekankan pada unsur subjektif dari peneliti agar lebih jelas menggambarkan dan mendiskripsikan objek penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus, studi kasus merupakan pendekatan penelitian terhadap kasus yang dilakukan secara intensif dan mendalam dalam lingkungan sosial tertentu (Narbuko, 2003:16). Sesuai dengan fokus penelitian dan rumusan masalah yang ada dalam penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui studi kasus sebagai alat analisis. Diamana secara umum studi

16 kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan dalam rumusan masalah berkenaan dengan How atau Why, apabila penelitian hanya memiliki peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki dan jika fokus penelitian yang dilakukan berkaitan dengan fenomena kontemporer ( masa kini), dalam konteks kehidupan yang nyata. ( Yin, 2000 : 01 ). Penelitian studi kasus lebih memusatkan perhatian pada aspek pendesainan dan penyelenggaraan agar lebih mampu menghadapi kritik-kritik tradisional tertentu terhadap metode penelitian. Pendekatan studi kasus juga akan berusaha menelaah satu kasus secara mendalam, detail, komprehensif, dan intensif. Dalam hal ini kemudian peneliti mencoba untuk melakukan penelitian tentang pola negosiasi mantan buruh migran perempuan dalam keluarga, dengan menggunakan pertanyaan dasar bagaimana (how). Berpatokan dengan menggunakan pertanyaan tersebut diharapkan mampu mengupas dan memperoleh hasil penelitian yang maksimal, serta memberikan manfaat dan solusi dari permasalahan yang ada. 3. Tehnik Pengumpulan Data Dalam penelitian kualitatif tehnik pengumpulan data menggunakan beberapa cara atau metode yang dilakukan di lapangan agar memperoleh data penelitian yang diinginkan. Tehnik yang dipakai dalam proses pengumpulan data dilakukan dengan mencari sumber data primer dan sekunder. Sumber data tersebut dapat dihasilkan dari beberapa cara dibawah ini antara lain :

17 a. Wawancara mendalam ( Indept Interview ) Metode wawancara mendalam digunakan untuk mendapatkan hasil penelitian dari wawancara langsung kepada informan yang disini sebagai objek penelitian. Wawancara mendalam ini bertujuan untuk menerapkan pendekatan yang lebih interaksi dan intensif antara peneliti dengan informan guna memperoleh data primer. Lebih lanjut hasil wawancara kemudian akan diolah dengan hasil observasi atau data sekunder lainnya supaya lebih valid dan mendapatkan hasil yang maksimal. b. Observasi Tehnik observasi digunakan sebagai langkah awal untuk memulai sebuah penelitian, dengan melakukan pendalaman mengetahui kondisi lokasi penelitian berfungsi untuk menguatkan data primer. Observasi dapat dilakukan dengan pengamatan, ataupun melakukan interaksi dengan masyarakat secara singkat. Dalam penelitian ini observasi dapat dilakukan di lingkungan Desa Parang, Magetan dengan mengambil contoh di beberapa dusun di Desa Parang, Magetan yang paling tinggi jumlah penghasil buruh migran perempuan dari angka 1 sampai dengan 3. Observasi di lakukan hanya sebatas mengamati, mencatat hal-hal yang penting yang ditemui dan mendokumentasikan setiap peristiwa yang ditemui yang berkaitan dengan permasalahan mantan buruh migran perempuan. c. Dokumentasi Lapangan

18 Dalam penelitian peneliti juga harus melihat keadaan lokasi penelitian, dengan melihat peristiwa-peristiwa yang terjadi yang berkaitan dengan penelitian dapat didokumentasikan dengan menggunakan camera, rekaman suara, rekaman video, sehingga dapat menghasilkan foto serta rekaman suara yang dapat digunakan untuk mendukung hasil penelitian. d. Studi Pustaka Data primer juga dapat diperoleh dari studi pustaka dengan data-data yang bersifat literatur seperti jurnal, buku, atau sumber bacaan dari website. 4. Sumber Informan. Untuk memperoleh hasil penelitian yang maksimal dibutuhkan informan yang menjawab rumusan masalah yang dibuat oleh peneliti. Dalam penelitian yang dilakukan informan ini juga dijadikan sebagai objek penelitian, kualitas hasil penelitian yang baik atau tidak juga ditentukan oleh informan yang ada. Oleh karena itu informan ini harus sesuai dan tepat seperti apa yang dituju dalam rumusan masalah yang ada di penelitian. Dari permasalahan pola negosiasi mantan buruh migran perempuan dalam keluarga yang ada di Desa Parang, Magetan ini dapat ditentukan pihak-pihak yang dijadikan informan sebagai berikut : a. Perempuan migran (istri) yang sudah tidak menjadi buruh migran perempuan di Desa Parang, Magetan sebagai informan utama atau primer. Sumber utama penelitian ini selain suami adalah istri atau perempuan sudah tidak

19 menjadi buruh migran tersebut. Karena yang akan detiliti dari pola negosiasi mantan buruh migran dalam keluarga adalah kedudukan mantan buruh migran perempuan tersebut setelah tidak menjadi buruh migran lagi. b. Keluarga mantan buruh migran perempuan yang ada di Desa Parang, Magetan diantaranya adalah suami mantan buruh migran sebagai informan tambahan. Karena obyek penelitian utama pada keluarga mantan buruh migran salah satunya adalah suami dari mantan buruh migran. Dengan mendapatkan informasi dari suami mantan buruh migran perempuan ini maka penelitian akan mendapatkan hasil penelitian yang lengkap. c. Keluarga luas mantan buruh migran perempuan ( misalnya nenek, kakek, kakak, adik), sebagai informan tambahan atau sekunder. Keluarga hanya menjadi pendukung data dari hasil penelitian, karena dalam hal ini keluarga mantan buruh migran perempuan juga menjadi salah satu dampak dari pola negosiasi mantan buruh migran perempuan yang terjadi dalam keluarga. d. Tokoh masyarakat yang berada di lingkungan keluarga mantan buruh migran tersebut sebagai informan pembantu. Untuk mengetahui bagaimana lingkungan memandang tentang permasalahan kedudukan perempuan dalam keluarga yang terjadi pada keluarga mantan buruh migran perempuan. e. LSM yang terkait dengan isu-isu perempuan sebagai informan pembantu. Mengetahui informasi tentang bagaimana LSM memaknai terjadinya pola negosiasi mantan buruh migran dalam keluarga serta mengetahui kasuskasus yang ditangani berkaitan dengan permasalahan yang sama.

20 f. Badan Perlindungan Perempuan di Kabupaten Magetan sebagai informan pembantu. Mengetahui informasi bagaimana badan perlindungan perempuan memaknai terjadinya fenomena perubahan kedudukan perempuan akibat dari meningkatnya produksi perempuan di sektor produktif, serta mengetahui kasus-kasus yang ditangani oleh badan perlindungan perempuan tentang permasalahan yang sama. 5. Tehnik Analisis Data Proses analisis data adalah proses penyederhanaan data sehingga data yang diperoleh dapat dibaca dengan diinterpretasikan secara lebih mudah, efektif, dan efisien. Analisis data kualitatif dikatakan sebagai model alir yang mengikuti keseluruhan proses penelitian dari tahapan awal hingga akhir penelitian untuk kemudian dihubungkan dengan masalah yang sedang diteliti. Proses analisis data kualitatif berlangsung selama dan pasca pengumpulan data. Analisis data mencakup reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi ( Salim,2006:22-24). a. Reduksi data ( data reduction ) Proses pemilahan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data yang muncul ketika melakukan penelitian di lapangan. Data yang tidak sesuai dengan penelitian akan dihilangkan dan data yang mendukung penelitian akan dipertahankan untuk

21 memperkuat hasil penelitian. Proses pemilahaan data tersebut dilakukan di dalam data primer ataupun sekunder. b. Penyajian data ( data display ) Diskripsi kumpulan informasi tersusun yang memungkinkan untuk melakukan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data dilakukan dengan tahapan-tahapan yaitu pengumpulan data dan reduksi data kemudian diakhiri dengan membuat bagan-bagan atau tabel-tabel yang memudahkan pembacaan data hasil observasi,wawancara maupun studi pustaka. c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi data ( conclusion drawing and verivication ) Selama pengumpulan data, peneliti mencari makna dari setiap peristiwa yang terjadi di lapangan, mancari pola penjelasan dan konfigurasi yang ada, mencari alur kausalitas dan proposisi. Selama penelitian berlangsung setiap kesimpulan yang ditentukan akan terus menerus diverifikasi hingga diperoleh data yang benar-benar valid.

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK BAB II KAJIAN TEORITIK A. Tindakan Sosial Max Weber Dalam hal ini kaitanya antara teori tindakan sosial dengan persepsi masyarakat tentang calon bupati mantan koruptor adalah termasuk relevan. Yang mana

Lebih terperinci

GENDER DAN KELUARGA MIGRAN DI INDONESIA 1

GENDER DAN KELUARGA MIGRAN DI INDONESIA 1 GENDER DAN KELUARGA MIGRAN DI INDONESIA 1 Drs. Togiaratua Nainggolan, M.Si 2 ABSTRAK Penelitian ini didasarkan pada kenyataan bahwa para TKW melakukan migrasi ke luar negeri dengan meninggalkan keluarganya.

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan untuk

BAB II METODE PENELITIAN. metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan untuk BAB II METODE PENELITIAN 2.1. Bentuk Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2012:35) metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap ritual sebagai syarat pengambilan sarang burung walet terletak di

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap ritual sebagai syarat pengambilan sarang burung walet terletak di BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian Lokasi adalah suatu faktor penting yang mempengaruhi hasil penelitian. Lokasi dalam penelitian tentang kepercayaan masyarakat terhadap ritual sebagai syarat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma adalah serangkaian keyakinan dasar yang membimbing tindakan. 1 Paradigma dalam penelitian ini adalah konstruktivisme. Menurut Guba dan Lincoln realitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Magelang. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena di Dusun

BAB III METODE PENELITIAN. Magelang. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena di Dusun 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Industri Batu Bata Dusun Somoketro III, Desa Somoketro, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang. Alasan peneliti memilih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PAUD Pelangi Desa Botungobungo

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PAUD Pelangi Desa Botungobungo 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PAUD Pelangi Desa Botungobungo Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan,

Lebih terperinci

Disusun dam Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun dam Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA WANITA DALAM PERJANJIAN KERJA (STUDI KASUS MANTAN TENAGA KERJA WANITA MALAYSIA DI DESA DONOHUDAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI) Disusun dam Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan SDM yang optimal demi meningkatkan pembangunan. pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini di karenakan tidak

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan SDM yang optimal demi meningkatkan pembangunan. pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini di karenakan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang tentunya memerlukan SDM yang optimal demi meningkatkan pembangunan. Sekarang ini, Indonesia banyak menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Karena menurut Moleong (202:6) penelitian kualitatif merupakan pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikarenakan beberapa hal sebagai berikut. kawasan prioritas dalam hal pengelolaan sampah. memilih tempat tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN. dikarenakan beberapa hal sebagai berikut. kawasan prioritas dalam hal pengelolaan sampah. memilih tempat tersebut. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu penelitian Lokasi penelitian berada di Dusun Nglinggo, Desa Burun, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar. Adapun pemilihan lokasi tersebut dikarenakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac & Michael

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac & Michael BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac & Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Iskandar (2009), penelitian kualitatif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Iskandar (2009), penelitian kualitatif digunakan untuk 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Penelitian Kualitatif Menurut Iskandar (2009), penelitian kualitatif digunakan untuk mengetahui makna yang tersembunyi, memahami interaksi sosial, mengembangkan teori, memastikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa tulisan atau ucapan, katakata,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa tulisan atau ucapan, katakata, 72 BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa tulisan atau ucapan, katakata, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara atau proses yang digunakan di

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara atau proses yang digunakan di BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara atau proses yang digunakan di dalam melakukan penelitian. Sebagaimana metode penelitian dibutuhkan oleh peneliti untuk tahapan di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jumoyo Kecamatan Salam Kabupaten Magelang. Penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jumoyo Kecamatan Salam Kabupaten Magelang. Penelitian ini menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bentuk-bentuk dukungan sosial dalam resiliensi penyintas lahar dingin Merapi di Dusun Gempol Desa Jumoyo

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam hal ini sasaran objek penelitian ini adalah meneliti pada komunitas anak langit yang merupakan sebuah komunitas anak jalanan saat melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal. 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi nulti-kasus. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan penelitian yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan proses penelitian yang menghasilkan prosedur analisis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tipe dan Pendekatan Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Moh. Nazir (1988: 63) yang dimaksud dengan penelitian

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. tipe penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Sesuai dengan tujuan

BAB III. METODE PENELITIAN. tipe penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Sesuai dengan tujuan BAB III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Data-data serta argumentasi yang dibangun dalam penelitian ini, menggunakan tipe penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Sesuai dengan tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penyesuaian diri remaja panti asuhan. Menurut Sugiyono (2012:1) metode

BAB III METODE PENELITIAN. penyesuaian diri remaja panti asuhan. Menurut Sugiyono (2012:1) metode BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian kualitatif dengan maksud untuk memahami dan menggali lebih dalam mengenai fenomena penyesuaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab tiga merupakan uraian dari metode penelitian yang akan digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian mengenai intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan karena adanya realitas sosial mengenai perempuan yang menderita

BAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan karena adanya realitas sosial mengenai perempuan yang menderita BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini mengenai konsep diri pada perempuan penderita tumor jinak payudara, metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan jalan yang di tempuh untuk mencapai pemahaman. Jalan untuk mencapai pemahaman tersebut ditetapkan secara bertanggung jawab secara ilmiah dan data yang di cari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif data yang dikumpulkan bukan angka-angka, akan tetapi berupa kata-kata atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo. Peneliti memilih lokasi ini karena di daerah tersebut tradisi pemasangan tuwuhan sudah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian kali ini peneliti akan menggunakan paradigma postpositivistik. Yakni dengan mengungkapkan secara terperinci menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sulawesi Tengah. Dengan judul penelitian Kajian bentuk dan makna simbolik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sulawesi Tengah. Dengan judul penelitian Kajian bentuk dan makna simbolik 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Kulango Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah. Dengan judul penelitian Kajian bentuk dan makna simbolik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana konflik yang di hadapi seorang Gay, tipe-tipe konflik apa yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penggunaan pendekatan penelitian kualitatif didasarkan atas pertimbangan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. Penggunaan pendekatan penelitian kualitatif didasarkan atas pertimbangan bahwa BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Sejalan dengan fokus masalah dan tujuan penelitian, maka peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. pribadi dan sosial para partisipan (Smith, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN. dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. pribadi dan sosial para partisipan (Smith, 2009). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian. Menurut Moleong (2012), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penelitian Kualitatif Metode penelitian adalah teknik spesifik dalam penelitian. Metodologi penelitian adalah sebuah proses, prinsip dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 6 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1.Konsep dan Teori Mobilitas Penduduk Istilah umum bagi gerak penduduk dalam demografi adalah population mobility atau secara lebih khusus territorial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan, sesuai dengan masalah dan pendekatan penelitiannya. Unsurunsur

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan, sesuai dengan masalah dan pendekatan penelitiannya. Unsurunsur BAB III METODE PENELITIAN Pada bagian ini peneliti atau penulis menguraikan metode penelitian yang digunakan, sesuai dengan masalah dan pendekatan penelitiannya. Unsurunsur metode penelitian yang diuraikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sedangkan pedoman wawancara (semi terstruktur) dan pengamatan langsung menyangkut

BAB III METODE PENELITIAN. sedangkan pedoman wawancara (semi terstruktur) dan pengamatan langsung menyangkut BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini, peneliti menguraikan metode dan teknik penelitian yang akan dijadikan acuan dalam menganalisis data. A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting, karena metode merupakan salah satu upaya ilmiah yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi obyek atau sasaran

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Upaya panjang dan kesungguhan yang telah penulis lakukan selama mengerjakan tugas akhir kuliah ini, penulis mendapatkan berbagai macam pengalaman dan ilmu maka dari hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan metode studi kasus. Studi kasus merupakan strategi yang

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan metode studi kasus. Studi kasus merupakan strategi yang 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rawan terjadi praktek ketidaksetaraan gender dalam kepengurusannya, maka

BAB III METODE PENELITIAN. rawan terjadi praktek ketidaksetaraan gender dalam kepengurusannya, maka BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dikarenakan yang menjadi sasaran peneliti adalah organisasi yang rawan terjadi praktek ketidaksetaraan gender dalam kepengurusannya, maka penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fakta dan data tentang analisis pesebaran lokasi minimarket

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. valid dalam penelitian haruslah berlandaskan keilmuan yaitu rasional, empiris

BAB III METODE PENELITIAN. valid dalam penelitian haruslah berlandaskan keilmuan yaitu rasional, empiris BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegiatan tertentu. Ini berarti untuk mendapatkan data yang valid dalam penelitian haruslah berlandaskan

Lebih terperinci

angka statistik, melainkan dalam bentuk kualitatif.

angka statistik, melainkan dalam bentuk kualitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif itu sendiri adalah suatu penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Kualitatif Pendekatan kualitatif berasumsi bahwa manusia adalah makhluk yang aktif, yang mempunyai kebebasan kemauan, yang perilakunya hanya dapat dipahami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat hiburan khusus tempat tongkrongan anak- anak lesbi. Peneliti mengambil lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pandanan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. yaitu bulan Oktober sampai bulan Desember 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Pandanan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. yaitu bulan Oktober sampai bulan Desember 2012. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai Pola Asuh Orang Tua terhadap Anak dalam Keluarga pada Bidang Pendidikan, berlokasi di Dusun Pandanan Desa Pandanan Kecamatan Wonosari

Lebih terperinci

BAB 3 PENDAHULUAN. kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

BAB 3 PENDAHULUAN. kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan BAB 3 PENDAHULUAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1 Penelitian Kualitatif Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Creswell (1998:15) pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian membutuhkan data yang obyektif, pembahasan penelitian dibahas secara teoritis dan empiris. Pembahasan teoritis bersumber pada kepustakaan yang merupakan karangan ahli

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor sebagaimana dikutip Lexy J.Moloeng, medefinisikan metodologi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Menurut Nazir (2008: 63) yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah suatu

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 30 METODOLOGI PENELITIAN Metode Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pilihan strategi studi kasus. Menurut Moleong (2005), penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kualitatif. Oleh karena itu, penelitian ini bersifat penelitian penelitian lapangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI Negeri Jetis Sukoharjo Jalan Brigjen Katamso No. 88 Jetis Sukoharjo. Alasan penelitian

Lebih terperinci

PERUBAHAN FUNGSI KELUARGA TENAGA KERJA WANITA DI KECAMATAN WATULIMO, KABUPATEN TRENGGALEK

PERUBAHAN FUNGSI KELUARGA TENAGA KERJA WANITA DI KECAMATAN WATULIMO, KABUPATEN TRENGGALEK PERUBAHAN FUNGSI KELUARGA TENAGA KERJA WANITA DI KECAMATAN WATULIMO, KABUPATEN TRENGGALEK Winda Yunitasari Prodi Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komunikasi nonverbal pada klub

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komunikasi nonverbal pada klub BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komunikasi nonverbal pada klub selam Anemon jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung. Tipe penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam penelitian akan menentukan kadar ilmiah hasil penelitian yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam penelitian akan menentukan kadar ilmiah hasil penelitian yang dapat 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Metode penelitian dapat diartikan sebagai alat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tertentu dan untuk menyelesaikan masalah ilmu atau praktis. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti. 1 Pemilihan lokasi atau site selection

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti. 1 Pemilihan lokasi atau site selection BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian adalah tempat yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian dan juga merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Moleong (2000:14), bahwa penelitian deskriptif kualitatif obyeknya

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Moleong (2000:14), bahwa penelitian deskriptif kualitatif obyeknya BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Moleong (2000:14), bahwa penelitian deskriptif kualitatif obyeknya adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian kualitatif suatu strategi yang dipilih penulis untuk mengamati suatu fenomena, mengumpulkan informasi dan menyajikan hasil penelitian pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode studi kasus.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode studi kasus. 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode studi kasus. Penelitian deskriptif menurut Sudjana (2005 : 72) adalah suatu bentuk penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di empat tempat, diantaranya Semarang, Banjarnegara, Kudus, dan Banjarnegara. Tabel 3.1 Perincian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu penelitian yang bertitik tolak pada kasus tertentu. Bagdan dan Taylor dalam Moleong

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu penelitian yang bertitik tolak pada kasus tertentu. Bagdan dan Taylor dalam Moleong BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pendekatan studi kasus yaitu penelitian yang bertitik tolak pada kasus tertentu. Bagdan dan

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN PENELITIAN. korban perkosaan di LRC-KJHAM adalah pendekatan fenomenologi yang

BAB III PENDEKATAN PENELITIAN. korban perkosaan di LRC-KJHAM adalah pendekatan fenomenologi yang BAB III PENDEKATAN PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang penulis gunakan untuk meneliti komunikasi terapeutik yang dibangun oleh pendamping terhadap perempuan korban perkosaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN Bagian ini akan membahas tentang (1) Pendekatan dan Rancang Penelitian, (2) Kehadiran Peneliti, (3) Sumber Data Penelitian, (4) Teknik Pengumpulan Data, (5) Analisis Data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN Untuk memberikan gambaran mengenai bagaimana penelitian ini dilaksanakan, berikut akan dipaparkan mengenai metode yang digunakan: 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Pendekatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis strategi pemberdayaan perempuan dalam kampanye pemilu oleh DPD Partai Demokrat Provinsi Lampung, maka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah prosedur BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif berdasarkan judul penelitian yang digunakan yaitu Implementasi Etika Public Relations PT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi pada kasus yang terjadi saat pemilihan presiden tahun 2009 di Jemur Wonosari Surabaya RT.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN PENELITIAN Pendekatan teoritis dan empiris dalam penelitian sangat di perlukan. Oleh karena itu sesuai dengan judul skripsi ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2009: 4) mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya menerangkan proses penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti yang meliputi penjelasan lokasi, strategi dan jenis penelitian, sumber data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar penelitian Penelitian ini berlokasi di TK DAMHIL Kelurahan Limba U Kota Selatan Kota Gorontalo, yang terletak di Jl. Raden Saleh, Kampus II Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Workshop Mandiri Craft yang. mengalami perkembangan. gempa pada tahun 2006.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Workshop Mandiri Craft yang. mengalami perkembangan. gempa pada tahun 2006. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Workshop Mandiri Craft yang beralamat di Jalan Parangtritis Km 6,5 Cabean, Sewon, Bantul, Yogyakarta. Pertimbangan dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (penelitian kancah / field research) dilakukan di dalam medan yang sebenarnya untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Lokasi Penelitian Penelitian akan dilakukan di Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar III.2 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu cara yang dipakai untuk mencapai tujuan. Sedangkan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu cara yang dipakai untuk mencapai tujuan. Sedangkan penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode adalah suatu cara yang dipakai untuk mencapai tujuan. Sedangkan penelitian merupakan penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Moeloeng, 2005:4) merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB III METODE PENELITIAN. Moeloeng, 2005:4) merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada penelitian tentang post power syndrome ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perempuan karir, dalam segala levelnya, kian hari kian mewabah. Dari posisi pucuk pimpinan negara, top executive, hingga kondektur bus bahkan tukang becak. Hingga kini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif. Istilah penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif. Istilah penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Istilah penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (dalam Lexy,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian berasal dari bahasa yunani yaitu mathodos = cara atau

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian berasal dari bahasa yunani yaitu mathodos = cara atau 70 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Prosedur Penelitian 1. Metode Penelitian Metodologi penelitian berasal dari bahasa yunani yaitu mathodos = cara atau jalan, logos = ilmu. Jadi metodologi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Sebuah penelitian harus menggunakan suatu paradigma. Banyak sekali definisi mengenai paradigma itu sendiri. Dibawah ini definisi mengenai paradigm

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Perspektif Pendekatan Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh gambaran yang mendalam tentang kemampuan masyarakat pesisir memahami serta berpartisipasi terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti. 1 Oleh karena itu,

BAB III METODE PENELITIAN. yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti. 1 Oleh karena itu, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus, sehingga peneliti berupaya memberikan pandangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di beberapa SPBU di Daerah Kabupaten Sleman tepatnya di SPBU Jl.Seturan, SPBU Kalasan, SPBU Jl. Magelang km 5, SPBU Jl. Monjali,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 10 Paguyaman dan dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 10 Paguyaman dan dilaksanakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 10 Paguyaman dan dilaksanakan pada semester genap, tahun pelajaran 2013, dalam waktu 6 bulan, yakni bulan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Nilai Sosial tentang Kebersihan dan Sampah. Dalam sosiologi nilai adalah prinsip-prinsip, patokan-patokan, anggapan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA Nilai Sosial tentang Kebersihan dan Sampah. Dalam sosiologi nilai adalah prinsip-prinsip, patokan-patokan, anggapan, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Nilai Sosial tentang Kebersihan dan Sampah Dalam sosiologi nilai adalah prinsip-prinsip, patokan-patokan, anggapan, maupun keyakinan yang berlaku di suatu masyarakat. Nilai sosial

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan lokasi di Panti asuhan ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan lokasi di Panti asuhan ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian mengenai tipe-tipe interaksi sosial di Panti asuhan ini, peneliti mengambil lokasi di Panti asuhan Santa Maria, Ganjuran, Bantul,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian. penelitian. Serta menyajikan hasil penelitian ini. 31

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian. penelitian. Serta menyajikan hasil penelitian ini. 31 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan menganalisis dan mendapatkan data yang berkaitan dengan obyek penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan yang dilakukan bersifat Deskriptif yaitu untuk mengetahui dan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan yang dilakukan bersifat Deskriptif yaitu untuk mengetahui dan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif, dimana pendekatan yang dilakukan bersifat Deskriptif yaitu untuk mengetahui dan menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan kegiatan pencarian data, penyelidikan dan percobaan dalam suatu bidang tertentu yang dimaksudkan dan dilakukan untuk mendapatkan fakta-fakta dan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya

METODE PENELITIAN. untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menentukan konsep utama dari permasalahan sehingga masalah-masalah dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menentukan konsep utama dari permasalahan sehingga masalah-masalah dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Batasan Masalah Pembahasan Batasan Masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk membatasi pembahasan pada pokok permasalahan penelitian saja. Ruang lingkup menentukan konsep

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan (field research) adalah

Lebih terperinci