BAB I Pendahuluan. Tengah. Tidak heran bahwa kebudayaan dan bahasa sehari-harinya pun

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I Pendahuluan. Tengah. Tidak heran bahwa kebudayaan dan bahasa sehari-harinya pun"

Transkripsi

1 15 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Yogyakarta merupakan provinsi yang sangat dekat dengan Jawa Tengah. Tidak heran bahwa kebudayaan dan bahasa sehari-harinya pun hampir tidak ada perbedaan. Bahasa komunikasi yang sering digunakan adalah Bahasa Jawa. Meski keberadaan Bahasa Jawa itu sendiri makin tergusur dengan adanya perkembangan bahasa asing, tetapi Provinsi Yogyakarta mempunyai cara sendiri agar Bahasa Ibu atau Bahasa Jawa tidak makin tenggelam. Cara mempertahankannya adalah melalui media massa cetak. Media massa yang dipilih adalah majalah. Mengapa majalah? Majalah dipilih karena diharapkan pembaca tidak hanya sekedar mendapat informasi tetapi juga mendapat hiburan. Berita-berita yang disajikan cenderung menggunakan gaya yang ringan namun berbobot. Selain itu, bentuk dan ukuran majalah yang tidak terlalu besar, memungkinkan pembaca untuk membawanya dan membacanya tanpa memerlukan tempat yang luas. Majalah berbahasa Jawa yang ada di Yogyakarta ini diberi nama Djaka Lodang. Majalah yang terbit satu minggu sekali ini, menyajikan berita, informasi, dan hiburan dalam Bahasa Jawa. Majalah Djaka Lodang ini merupakan satu-satunya majalah berbahasa Jawa yang masih bertahan di Yogyakarta di tengah gempuran berbagai media massa cetak lain yang mungkin lebih menarik.

2 16 Sebagai Majalah berbahasa Jawa, Djaka Lodang mempunyai keunikan tersendiri. Selain menggunakan Bahasa Jawa sebagai mediatornya, staf-staf redaksi yang bekerja di majalah tersebut juga harus paham mengenai bahasa tulis Bahasa Jawa. Jadi tidak sembarang orang bisa menjadi bagian dari awak redaksi. Keunikan lainnya adalah, Majalah Djaka Lodang tidak hanya berisi tentang berita-berita dan kebudayaan di sekitar Yogyakarta dan Jawa Tengah, tetapi majalah ini juga menyajikan pelajaran yang berkaitan dengan Bahasa Jawa, contohnya rubrik Sinau Aksara Jawa, Macapat, Sekar Gendhing, dan Dasanama. Jadi para pembaca tidak hanya mengetahui informasi terbaru dan terhangat tetapi juga bisa belajar tentang tulisan Jawa dan gedhing/musik Jawa. Untuk meyajikan semua itu, para redaksi diharuskan mengetahui dan paham mengenai seluk beluk budaya dan seni Jawa. Majalah Djaka Lodang ini telah berdiri dari tahun 1971 dan sampai sekarang masih tetap memunculkan berita-berita terhangat seputar Yogyakarta dan Jawa Tengah menggunakan Bahasa Jawa. Tentu saja hal ini perlu diacungi jempol. Majalah Djaka Lodang adalah satu-satunya majalah yang menyuguhkan berita menggunakan Bahasa Jawa. Mereka mampu dan masih tetap berdiri di tengah maraknya media massa yang menggunakan Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Keunikan lain yang terdapat pada majalah Djaka Lodang ini adalah majalah ini telah sampai ke Luar Negeri. Beberapa masyarakat Indonesia yang tinggal di luar negeri, seperti Suriname dan Belanda, telah membawa majalah berbahasa Jawa ini ke tempat tinggalnya. Dari catatan sirkulasi,

3 17 Djaka Lodang juga sampai ke Malaysia, Jepang, dan Kanada. Pembaca di luar, kalau bukan migran asal Jawa atau keturunan Jawa, biasanya pelajar studi jawa atau peneliti. Selain pelanggan yang mengusahakan sendiri, pengiriman ke luar negeri dilakukan bagian sirkulasi rata-rata tiga bulan sekali. Di Indonesia, khususnya di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah, Majalah Djaka Lodang juga mempunyai pelanggan yang tidak sedikit. Keunikan-keunikan itulah yang harus dipertahankan agar pelanggan tidak lari meninggalkan Djaka Lodang. Tentu saja, hal ini dipengaruhi kinerja redaksi. Penelitian ini menjelaskan tentang manajemen redaksional dalam upayanya mempertahankan kedudukan Majalah Djaka Lodang, yang mengatur redaksi mengolah berita agar tetap menarik. Manajemen redaksional yang ada di majalah ini juga cukup unik. Dikatakan unik karena beda dan lain dengan media massa majalah yang lain. Pada umumnya, orang-orang yang bekerja di redaksi, memegang peranannya masing-masing, tetapi tidak di redaksi Majalah Djaka Lodang. Majalah Djaka Lodang yang terbit mingguan tentunya tidak sama dengan media massa cetak yang terbit setiap hari. Orang-orang yang bekerja di bagian redaksi juga tidak terlalu dikejar-kejar deadline. Maka dari itu, bagian redaksi majalah Djaka Lodang hanya berisi tujuh orang. Karena orangnya sedikit, tugasnya otomatis dirangkap. Contohnya, redaksi merangkap wartawan atau redaksi pelaksana merangkap sebagai editor (gatekeeper). Pola manajemen yang mereka terapkan pun sangat sederhana. Keadaan ini berbanding terbalik dengan pemasaran majalah Djaka Lodang yang sudah terkenal di luar negeri.

4 18 Dalam perkembangannya, majalah berbahasa Jawa sulit berkembang padahal wilayah perkembangannya adalah daerah penutur asli Bahasa Jawa. Hal ini disebabkan oleh frekuensi pemakaian bahasa Indonesia yang makin tinggi di berbagai aspek kehidupan masyarakat dan menjangkau wilayah pemakaian bahasa semakin luas, mengakibatkan wilayah pemakaian bahasa Jawa semakin berkurang. Pertemuan yang dulu menggunakan bahasa pengantar bahasa Jawa berangsur-angsur beralih dengan pengantar bahasa Indonesia. Bahasa Jawa saat ini juga semakin dijauhi oleh generasi muda. Itulah sebabnya majalah Bahasa Jawa kurang diminati karena masyarakat lebih tertarik dengan majalah berbahasa Indonesia. Kendala itulah yang dirasakan Djaka Lodang. Maka dengan penelitian ini, peneliti mengupas manajemen redaksional yang diterapkan redaksi agar majalah Djaka Lodang tetap berkembang, bisa menumbuhkan minat baca serta melestarikan bahasa Jawa. Penelitian ini penting dilakukan agar majalah berbahasa Jawa ini tetap eksis dan dengan mengetahui manajemen yang diterapkan, peneliti bisa memberikan saran agar majalah Djaka Lodang tetap bisa menyajikan berita-berita yang lebih menarik khususnya untuk generasi muda. B. Rumusan Masalah Bagaimana penerapan manajemen redaksional majalah Djaka Lodang demi mempertahankan eksistensinya di tahun 2012?

5 19 C. Tujuan Penelitian Mengetahui pelaksanaan manajemen redaksional Majalah Djaka Lodang demi mempertahankan eksistensinya sebagai majalah berbahasa Jawa. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan bagi perkembangan dan upaya penyempurnaan terhadap strategi manajemen media masa lokal. 1. Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian-penelitan selanjutnya dan menambah pengetahuan tentang strategi menajemen redaksional media masa lokal 2. Manfaat Teoritis Sedangkan manfaat teoritisnya adalah untuk mengembangkan ilmu yang sudah peneliti dapatkan sebelumnya dan juga untuk melihat upaya-upaya apa saja yang telah dilakukan oleh Majalah Djaka Lodang demi mempertahankan eksistensinya sebagai majalah Berbahasa Jawa. E. Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah majalah Djaka Lodang sebagai majalah berbahasa Jawa di Yogyakarta dalam rangka mempertahankan eksistensinya. Adapun subyek penelitiannya ada informan

6 20 yang akan diwawancarai untuk mendapat informasi. Informan tersebut terdiri dari: - Pemimpin Umum Majalah Djaka Lodang - Pemimpin Redaksi Majalah Djaka Lodang - Redaksi Pelaksana Majalah Djaka Lodang - Awak redaksi - Sekretaris redaksi F. Kerangka Pemikiran 1. Manajemen Redaksional Majalah Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, perggerakan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui memanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya (Hasibun, 1996: 3). Sedangkan pengertian redaksional dalam Kamus Bahasa Bahasa Indonesia adalah suatu cara dan gaya menyusun kata dalam kalimat KBBI, 2007: 938). Jadi manajemen redaksional adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen melalui tindakan-tindakan planning (perencanaan), organizing (penggorganisasian), actuating (penggerakan), dan controlling (pengawasan) dalam materi pemberitaan (Pareno, 2003: 46). Bidang redaksional memiliki keunikan pola kerja, namun bukan berarti tanpa kepastian. Berbagai waktu kerja redaksional disesuaikan dengan karateristik dan potensi media massa yang menjadi saluran

7 21 pemberitaannya. Pola kerja bidang redaksional memuat penataan pekerja berita yang merencanaakan, melaksanakan, dan menghasilkan peristiwa yang diberitakan, sehingga jajaran ini disibukkan oleh proses rapat redaksi yang memutuskan peristiwa apa yang diangkat atau peristiwa mana yang ditangguhkan (Santana, 2005: 188). Kerja sehari-hari redaksi tidak terlepas dari manajemen keredaksian yang ditetapkan oleh pimpinan redaksi. Dalam mencari berita, mengolahnya, sampai berita itu siap disajikan, redaksi bersama awak redaksi bekerja sesuai dengan bagian masing-masing. Ketika dalam proses perencanaan, pemimpin redaksi mengarahkan para awak untuk merencanakan berita-berita terbaru. Untuk peristiwa-peristiwa mendadak yang memerlukan liputan, perencanaan dilakukan secara mendadak pula. Perencanaan jenis ini segera menghubungi reporter, atau inisiatif sang reporter bila koordinator liputan tidak mengetahui peristiwa mendadak itu. Setelah perencanaan, dilakukan pelaksanaan. Pada pelaksanaan ini, para jurnalis sering menghadapi kendala dalam merealisasikan perencanaan. Kendala yang terjadi biasanya adalah kesulitan untuk menemui narasumber. Entah narasumber itu sibuk atau sedang tidak berada di tempat. Lalu setelah itu dilakukan pengawasan (controling), di dalam pengawasan ini, seorang reporter harus memeriksa berita yang di dapat sebelum diserahkan kepada redaktur. Setelah itu redaktur juga melakukan pengawasan, yaitu proses editing (Pareno, 2003: 53-55). Kerja redaksi tersebut masuk ke dalam proses manajemen keredaksian. Manajemen keredaksian dapat diartikan proses antar orang

8 22 yang merupakan satu kesatuan secara efektif dalam sebuah organisasi media massa untuk mencapai tujuan atau sasaran. Manajemen keredaksian adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, kompensasi, integrasi dan pemeliharaan orang-orang dengan tujuan membantu mencapai tujuan organisasi (pers), individual dan masyarakat. Paling penting adalah bagaimana individu-individu yang terlibat dalam organisasi harus mampu terlebih dahulu memanajemen pribadinya masing-masing. Manajemen pribadi tersebut meliputi beberapa hal antara lain: perencanaan kegiatan, pengorganisasian kegiatan, pelaksanaan kegiatan, evaluasi kegiatan dan pengawasan kegiatan dengan pemanfaatan waktu seefektif dan seefisien mungkin. Bila tiap individu di dalam organisasi menyadari betul akan posisi masing-masing dengan job description (deskripsi tugas) yang jelas dan tegas, maka perencanaan akan mudah dibangun dan diterapkan. Manajemen redaksional surat kabar daerah bukan merupakan tujuan tersendiri. Usaha meningkatkan fungsi manajemen redaksional surat kabar daerah adalah salah satu jalan untuk meningkatkan jumlah pembaca surat kabar bersangkutan. Peningkatan fungsi manajemen redaksional adalah jalur yang bermanfaat untuk menanggulangi kesulitan yang dihadapi surat kabar daerah dewasa ini: perencanaan redaksional yang tidak komprehensif, hasil penyajian yang tidak memenuhi selera pembaca dan proses produksi yang tersendat-sendat (Abrar, 1992: 101). Dalam bidang redaksi, pimpinan redaksi adalah orang pertama yang bertaggung jawab terhadap semua isi penerbitan pers, sesuai dengan

9 23 Undang-undang Pokok Pers, pemimpin redaksi bertanggung jawab jika ada tuntutan hukum yang disebabkan oleh isi pemberitaan pada penerbitannya. Tetapi dalam perakteknya pimpinan redaksi bisa mendelegasikan kepada pihak lain yang ditunjuknya. Tugas utama dari pimpinan redaksi adalah mengendalikan kegiatan keredaksian dari perusahaannya yang meliputi penyajian berita, penentuan liputan, pencarian fokus berita, penetuan topik, pemilihan berita utama (head lines), berita pembuka halaman (opening news), membuat sendiri tajuk rencana ataupun menugaskannya kepada redaktur. Sehubungan dengan hal tersebut, pemimpin redaksi harus bisa memaknai fungsi organik manajemen di bidang redaksional agar kualitas kerja bidang tersebut meningkat. Dari fungsi perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan pada umumnya bisa dipakai model yang ideal menurut teori manajemen. Namun, dalam hal kepemimpinan, ada model khusus yakni, model vertical dyad lingkage dari Graen yang dikombinasikan dengan model path goal dari Evans dan House Dari segi kepemimpinan vertical dyad lingkage yang perlu dipakai adalah sikap yang memperhatikan perbedaan-perbedaan yang ada pada setiap anggota bidang redaksional. Setelah itu pemimpin redaksi memperhatikan imbalan yang diterima anggota bidang redaksional: apakah mereka mendapat imbalan yang dibutuhkan? Imbalan yang layak menurut konsep path goal bukan hanya upah yang layak, tetapi juga keamanan kerja, pergaulan yang tepat, keinginan untuk diperlakukan

10 24 sebagai manusia terhormat, kebebasan dan kemerdekaan, pekerjaan yang menarik dan menyenangkan dan sebagainya (Abrar, 1992: ) Manajemen redaksional media massa secara umum hampir sama, meskipun dalam prakteknya sering ada perbedaan. Mulai dari waktu hingga metode teknis kerjanya. Ini wajar mengingat media terbit dalam waktu yang tidak bersamaan sehingga media perlu ada manajemen yang tepat untuk dapat mengelola medianya (Rivers, 2004: 53). Pengelolaan media massa, khususnya masalah redaksional, tidak terlepas dari kepentingan perusahaan itu sendiri, khususnya mengenai permasalahan pendapatan dan penghasilan media. Artinya bentuk settingan secara global juga mempertimbangkan pendapatan. Dalam mengelola media massa dibutuhkan strategi. Salah satu strategi yang dibutuhkan adalah merencanakan isi setiap edisi. Isi setiap edisi selalu dituntut memenuhi dua syarat. Pertama, isi setiap edisi perlu dipertahankan agar tetap sesuai dengan tujuan penerbitan. Kedua, isi setiap edisi harus lebih baru dan lebih menarik ketimbang isi edisi terdahulu. Syarat pertama hanya dapat dipenuhi apabila sejak awal telah disusun garis besar isi media korporasi atau organisasi. Garis besar tersebut, yang mencerminkan tujuan penerbitan, menjadi kerangka yang mendasari perencanaan isi setiap edisi. Kerangka inilah yang perlu diisi dengan informasi terbaru, yang jelas berbeda pada setiap edisi. Syarat kedua, edisi terbaru tidak hanya harus menyajikan informasi baru pula. Karateristik pembaca berbeda-beda, persoalan yang menjadi

11 25 perhatian pembaca akan berbeda pula. Jadi, selain benar-benar baru, semakin beragam pula informasi yang perlu disajikan (Siregar dan Rondang, 2000: 60-61). Untuk menyusun tema, kemudian mengolahnya menjadi berita, diperlukan kerjasama tim redaksi yang baik. Maka, perlu dibuat adanya pembagian tugas. Menurut Conrand C. Fink (1998:136) ada empat tahapan utama dalam manajemen redaksi untuk memproduksi materi pemberitaan yang berkualitas. Tahapan tersebut meliputi: a. Perencanaan Perencanaan adalah pemikiran-pemikiran rasional berdasarkan fakta yang mendekati dan mendalam sebagai persiapan untuk tindakan-tindakan kemudian (Suhandang, 2007: 38). Menyusun rencana juga diperlukan tahapan-tahapan tertentu di mana tahapan tersebut merupakan prosedur yang harus dilalui dalam setiap pembuatan perencanaan atau persiapan. Pada tahapan perencanaan ini yang menjadi poin penting adalah rapat dan diskusi. Untuk mengadakan rapat, biasanya dilakukan aktifitas diskusi terlebih dulu. Hal-hal uang dibahas pada rapat redaksi diantaranya: 1. Menentukan rencana tema Untuk merencanakan tema majalah dengan baik, perlu adanya informasi awal sebagai referensi. Pengumpulan informasi awal bisa dilakukan melalui riset (internet, kliping

12 26 media, pustaka), wawancara awal, maupun observasi (Muhajir, 2009). 2. Rencana desain Persiapan lain yang harus didiskusikan selama persiapan adalah tentang desain majalah. Misalnya konsep besar desain majalah, proporsi teks dan ilustrasi, standar foto, grafis, dan lain-lain. Salah satunya dengan mengacu pada referensi desai-desain yang sudah pernah diterbitkan sendiri ataupun media lain sebagai referensi. 3. Pembagian kerja Pembagian kerja atau pembagian tanggung jawab yang berkaitan dengan penentuan tema. Misalnya tema apa untuk Laporan Utama, siapa narasumbernya, siapa penulisnya, kapan pengerjaannya, dan seterusnya, begitu juga untuk rubrik-rubrik yang lain. b. Pengorganisasian Dalam tahapan pengorganisasian yaitu penyusunan struktur organisasi dan pembagian tugas pekerjaan secara penempatan orang berikut jabatan sesuai dengan bidangnya. Tahap pengorganisasian yang dilakukan salah satunya dengan melakukan rubrikasi. Dalam rubrikasi ini, menu apa saja yang harus disuguhkan harus melingkupi aspek seperti, pendidikan, informasi, dan hiburan (Effendy, 2003: ). Organisasi dan penempatan posisi personel di beberapa media di antaranya

13 27 majalah, surat kabar pada umumnya memiliki kesamaan. Namun sampai sekarang belum ada satu bentuk organisasi perusahaan pers yang sudah baku. Kapasitas personel yang dibutuhkan hendaknya memiliki syarat sesuai dengan jenis pekerjaan. Masing-masing menyusun organisasi dan tata kerjanya berdasarkan keadaan serta misi yang mereka miliki. Secara sederhana organisasi perusahaan penerbitan pers dapat dipilah-pilah sebagai berikut: 1. Pimpinan Umum Pimpinan umum adalah orang pertama dalam suatu perusahaan pers. Ia mengendalikan perusahaannya, baik bidang redaksional maupun bidang usaha. Boleh jadi Pimpinan Umum adalah pemilik dari perusahaan itu sendiri atau dipegang orang lain yang paling dipercaya (Djuroto, 2004: 16). 2. Pemimpin redaksi Pemimpin redaksi adalah orang pertama yang bertanggung jawab terhadap semua isi penerbitan pers. Tugas utama pemimpin redaksi adalah mengendalikan kegiatan keredaksian di perusahannya yang meliputi penyajian berita, penentuan liputan, pencarian fokus pemberitaan, penentuan topik, pemilihan berita utama, berita pembuka halaman, menugaskan atau membuat sendiri tajuk dan sebagainya. Pendeknya, baik dan buruk isi pemberitaan pada

14 28 penerbitannya, tergantung dari ketajaman pemimpin redaksi dalam mencari dan memilih materi pemberitaannya. Pemimpin redaksi dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh beberapa tenaga lain yang biasanya disebut dengan redaktur pelaksana (managing editor), redaktur halaman (editor), dan asisten redaktur (subeditor). Jumlah tenaga pembantu pemimpin redaksi ini berbeda-beda, tergantung dari banyaknya halaman yang disajikan oleh perusahaan penerbitan pers itu sendiri (Djuroto, 2004: 18-19). 3. Sekretaris redaksi Sekretaris redaksi adalah pembantu pemimpin redaksi dalam hal administrasi keredaksionalan. Secara rinci tugas sekretaris redaksi: a. Menerima undangan, surat, dan telepon ke redaksi, lalu mendistribusikannya sesuai kepentingannya. b. Menghubungi narasumber atau pihak pengirim surat/undangan, untuk konfirmasi, dan atau pembatalan. c. Mendata produktifitas berita dan foto reporter setiap hari, lalu melaporkannya ke pemred. d. Mempersiapkan surat tugas reporter dan surat menyurat lainya dari redaksi ke pihak luar. e. Mempersiapkan peralatan kerja redaksi, antara lain kertas, absensi, spidol, dan sebagainya.

15 29 f. Mencatat jadwal rapat redaksi dan agenda lainnya, dan mengingatkannya. g. Menjadi notulen dalam setiap rapat di redaksi dan mengarsipkannya. 4. Redaktur pelaksana Redaktur pelaksana adalah jabatan yang dibentuk untuk membantu pemimpin redaksi dalam melaksanakan tugastugas keredaksionalannya. Secara umum tugas redaktur pelaksana: a. Mengawasi jalannya sistem dan mekanisme kerja redaksi sehari-hari. b. Memimpin rapat proyeksi, budgeting, listing dan rapat redaksi menentukan headline serta isi koran. c. Merencanakan isi koran sesuai kebijakan yang dibuat pemred. d. Menjalankan tugas pemred secara teknis memeriksa isi koran, yakni berita dan foto. e. Mengoordinasi para redaktur atau penanggung jawab halaman. f. Mengawasi alur naskah berita atau foto, mulai dari reporter, redaktur, layouter/grafis, sampai ke percetakan.

16 30 g. Membangun hubungan dengan narasumber, terutama untuk kepentingan halaman satu atau khusus. h. Mengoreksi ulang hasil kerja redaktur. i. Memberi arahan dan berkomunikasi intens dengan redaktur dan repoter terkait kebijakan redaksi. j. Melaporkan ke pemred tentang kinerja redaktur ke pemred secara berkala. 5. Redaktur Redaktur (editor) adalah petugas yang bertanggung jawab terhadap isi halaman surat kabar. Tugas-tugas redaktur: a. Memeriksa, mengedit, dan menyempurnakan naskah sesuai dengan penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar. b. Menyesuaikan naskah yang sudah diedit dalam bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Jurnalistik. c. Mengubah pengulangan kata-kata yang sama dalam satu tulisan, sehingga kalimat dalam naskah menjadi bervariasi. d. Mengedit penggunaan logika bahasa, alur naskah. e. Menyeragamkan style penulisan masing-masing redaktur, sehingga gaya penulisan seluruh naskah menjadi sama.

17 31 f. Memeriksa naskah kata per kata, penggunaan titik, koma, tanda seru, titik dua. g. Mengedit penggunaan kata yang berasal dari bahasa asing, bahasa daerah, bahasa slank sehingga mudah dimengerti pembaca. h. Mengusulkan dan menulis suatu berita dan foto yang akan dimuat untuk edisi mendatang. i. Berkoordinasi dengan fotografer dan riset foto dalam pengadaan foto untuk setiap penerbitan. j. Memberikan laporan perkembangan kepada atasannya yaitu Redaktur Pelaksana 6. Wartawan Wartawan adalah seseorang yang bertugas mencari, mengumpulkan dan mengolah informasi menjadi berita, untuk disiarkan melalui media massa. Wartawan dibagi menjadi tiga, wartawan tetap, wartawan pembantu, dan wartawan lepas (freelance). Wartawan tetap adalah karyawan tetap dan menjapat gaji tetap, tunjangan, bunus, fasilitas kesehatan, dan sebagainya dengan hak dan kewajiban yang sama dengan karyawan lain. Ketika bertugas, wartawan ini dilengkapi dengan kartu pers. Wartawan pembantu adalah wartawan yang bekerja di satu perusahaan pers, tetapi tidak diangkat sebagai karyawan

18 32 tetap. Mereka diberi honorarium yang telah disepakati, diberi kartu pers dan bisa diberi tugas sesuai kemampuannya. Wartawan lepas adalah wartawan yang tidak terikat pada satu perusahaan media massa. Mereka bebas mengirimkan beritanya ke berbagai media massa. Jika beritanya dimuat, mereka akan mendapatkan honorarium ( Djuroto, 2004: 23). Pemimpin Redaksi Sekertaris Redaksi Redaktur Pelaksana Redaktur Redaktur Redaktur Redaktur Redaktur Wartawan/Koresponden Sumber bagan Djuroto, 2004: 25 c. Penggerakan Di organisasi manapun peran dari seorang pemimpin sangat menentukan pada laju perkembangan organisasi itu. Terutama pengarahan bagi personel yang diberi tanggung jawab akan pekerjaannya. Pada tahap ini, tim redaksi sudah mulai bekerja

19 33 sesuai dengan anggung jawab dan sesuai dengan apa yang dibahas pada tahap perencanaan di awal. Tujuan utama adalah untuk mengumpulkan tulisan-tulisan di majalah. Kegiatannya antara lain: 1. Produksi naskah Kegiatan dalam proses ini antara lain adalah: a. Riset bahan melalui internet, kliping media, ataupun studi pustaka. Berbeda dengan riset pada persiapan, riset pada bagian ini lebih fokus pada tema yang sudah disepakati pada rapat redaksi. b. Pengumpulan informasi atau data melalui reportase lapangan, wawancara narasumber sesuai tema, serta dipertajam dengan diskusi tematis. c. Penulisan yang mengacu pada kaidah rumus 5W+1H. d. Editing dan penyuntingan secara bertingkat atau silang. Editing secara bertingkat dilakukan berjenjang dari editor, redaktur pelaksana, dan pemimpin redaksi. Editing yang dilakukan adalah materi dan gaya bahasa (Muhajir, 2009). Seperti yang dijelaskan oleh Asep Syamsul M. Romli (2005: 68-69), bahwasanya kegiatan editing maupun penyuntingan pada dasarnya mencakup hal-hal berikut: a. Memperbaiki kesalahan-kesalahan faktual.

20 34 b. Memperbaiki kesalaha penggunaan tanda baca, tata bahasa, ejaan, angka, nama, alamat. c. Menyesuaikan naskah dengan gaya pers yang bersangkutan. d. Menjaga agar tidak sampai terjadi penghinaan, arti ganda, dan tulisan yang memalukan. e. Melengkapi tulisan dengan bahan-bahan tipografi, seperti anak judul, bila diperlukan. f. Menulis judul untuk berita yang bersangkutan agar menarik. g. Menulis caption (keterangan gambar) untuk foto dan pekerjaan lain yang berhubungan dengan naskah yang disunting. 2. Desain Tahapan ini dilakukan untuk membuat tampilan majalah menarik untuk dibaca. Prosesnya antara lain pembagian halaman, pemilihan foto dan ilustrasi, cek layout, revisi, dan desain final. Lebih lanjut tentang tahapan ini bisa didiskusikan di materi tentang desain atau teknik fotografi. Kegiatan penting tahapan ini adalah penyesuaian antara teks dan foto atau ilustrasi, penggalan kata, serta ricek setelah ada revisi desain. Proses tidak hanya sekali tetapi bisa setidaknya tiga sampai empat kali. Perlu diketahui bahwa makin sering

21 35 pengecekan dilakukan, akan makin sedikit kesalahan yang dibuat dalam majalah (Muhajir, 2009). d. Pengawasan Pengawasan pada hakekatnya adalah suatu usaha untuk mengetahui kondisi dari kegiatan yang sedang dilakukan, dangan tujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat pencapaian atau penyelesaian dari kegiatan itu, apakah sudah memenuhi target yang diharapkan. Pengawasan juga berusaha mengetahui dan menghindari kemungkinan terjadi kesalahan di kemudian hari dan mencari upaya untuk mencegahnya (Gitosudarmo, 1990: ). Pada tahapan pengawasan, hasil kerja redaksi akan disesuaikan dengan konsep berita dan kriteria umum nilai berita yang berlaku universal atau menyeluruh, artinya tidak hanya berlaku untuk surat kabar, tabloid dan majalah saja tetapi juga berlaku untuk radio, televisi, film, dan bahkan media on line internet. Pengawasan ini sangat penting dilakukan oleh redaksi untuk menjaga isi rubrik agar tidak keluar dari koridor atau kaidah. Pendekatan lebih umum mengenai tugas dan fungsi yang harus dilakukan manajemen redaksional di persuratkabaran, Sindhawani (1979: ), merinci empat hal yang meliputi: 1. Planning Editorial mix. Konsep perencanaan mencakup aturan atau kebijakan yang ditetapkan dalam proses produksi berita, menyangkut komposisi dan format berita, tampilan surat kabar,

22 36 iliustrasi dan foto, dan hal lain yang terkait dengan penampilan fisik surat kabar yang sesuai keinginan pasar dan agenda perusahaan. Editorial mix berkaitan dengan komposisi mengarah kepada penentuan seberapa besar proporsi berita berjenis hard-news, opini, features. Disamping itu ditentukan seberapa banyak untuk rubrik-rubriknya, misalnya rubrik ekonomi, politik, hukum, olah raga, seni dan budaya, luar negeri atau yang lainnya. Karena dalam prakteknya nyaris tidak ada media yang hanya menampilkan berita dengan nilai informasi tinggidan bernilai, pembaca juga perlu diberikan informasi bersifat sambil lalu belaka. 2. Organizing newsroom operations. Fungsi-fungsi tertentu sebagai instrumen pelaksana manajemen terorganisasi dalam sebuah struktur. Pengorganisasian fungsi-fungsi yang terlibat itu ditujukan untuk mendistribusikan tugas dan wewenang dalam operasional editorial mix yang ditetapkan. Dalam surat kabar harian, minimal ada dua rapat redaksi. Misalnya Rapat Redaksi I pagi hari mulai jam berisikan news budgeting. Dalam rapat ini ditentukan berita apa yang harus dicari, penekanan informasinya, kepada siapa harus dicari informasi dan konfermasi, siapa wartawan yang ditugaskan untuk mengisi koran esok hari. Rapat ke-3 biasanya dilakukan sore hari, antara jam Dalam rapat tersebut sudah

23 37 ditentukan berita-berita ini yang dimuat, tinggal editor naskah berperan menyunting naskah himgga siap cetak. 3. Research, experimentation, adn feedback. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui keinginan, kebutuhan, dan harapan khalayak, sehingga dapat memproduksi berita yang merefleksikandan memenuhi kebutuhan pasarnya. Biasanya dilakukan oleh bagian penelitian dan pengembangan. Bagian ini secara umum bertugas melakukan penelitian untuk keperluan media massa.ada yang bersifat global, misalnya Survey pembaca tahunan. Atau untuk media massa yang besar dapat diketahui, berapa sirkulasi koran hari ini, berapa yang berasal dari langganan, loper koran ataupun agen. Untuk survey yang bersifat khusus, dilakukan penelitian tentang keterbacaan sebuah rubrik atau artikel. Bagaimana respon pembaca pada rubrik dan artikel tersebut. Hasil penelitian tersebut selanjutnya diteruskan ke bagian redaksi untuk bahan evaluasi dan perbaikan di edisi berikutnya. 4. Communicating and coordinating with other departments. Dalam persuratkabaran, redaksi tidak bisa berjalan sendiri, ada bagian lain yang mendukung kehidupan industri pers seperti iklan, sirkulasi, produksi dan yang lain. Kendati masingmasing bidang mempunyai tugas, tanggung jawab dan kewenangan masing-masing, tetapi semua bagian tersebut harus tetap terkoordinasi dalam satu teamwork untuk mencapai

24 38 tujusn perusahaan secara umum. Terlebih pada era industri media massa dengan tingkat persaingan tinggi. Sehebat apapun bagian redaksi, tanpa ada dukungan dari bagian lain tidak akan menghasilkan produk yang berkelas. 2. Isi Media Cetak Majalah Isi dari majalah, tidak berbeda jauh dari media massa cetak yang lain. Djuroto (2004: 46) membagi isi media massa cetak menjadi 3 kelompok besar, yaitu pemberitaan (news), pendapat/pandangan (opinion), dan periklanan (advertising). Masing-masing media mempunyai karakteristik yang berbeda dalam mengelola tiga kelompok isi media massa tersebut. Perbedaan utamanya disebabkan faktor kesejarahan, idealisme, orientasi, profesionalitas, besar kecilnya media, pasar dan yang lainnya. Faktor-faktor itu bisa berasal dari dalam (internal) maupun juga dari luar (eksternal). Pada pers saat ini, orientasi yang dipengaruhi dari luar lebih besar dari pada pengaruh dari dalam. Kebutuhan informasi khalayak pembacalah yang harus dipahami agar media dapat tetap eksis a. Pemberitaan (news gathering) Berita, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menyempitkan lagi istilah berita menjadi laporan mengenai kejadian atau berita yang hangat. Untuk membuat berita yang dapat menarik khalayak pembaca, maka unsur-unsur pembuat berita yang diantaranya: Aktual/baru, Kedekatan jarak,

25 39 Keterkenalan, Keluarbiasaan, Akibat yang ditimbulkan, Ketegangan, Pertentangan, Seks, Kemajuan, Human interest, Emosi, dan Humor. Dari unsur tersebut seorang jurnalis mendasari dalam mencari dan memproduksi berita. Selanjutnya seorang jurnalis menuliskannya dengan obyektif berdasarkan kebenaran dan fakta-fakta yang diperoleh, serta utuh (lengkap) sehingga tidak menimbulkan multitafsir yang membingungkan khalayak pembaca. Jenis pemberitaan dalam media massa cetak juga memiliki berbagai jenis yang diantaranya: 1. Berita langsung (straight news), yang artinya wartawan memperoleh berita langsung dari narasumbernya. Narasumber tersebut bisa perseorangan, badan hukum, pemerintah, birokrasi dan sebagainya. Biasanya unsur aktualitas menjadi dasar pertimbangan utama dan ditulis dalam gaya pemaparan (descriptive) (Djuroto, 2004: 49). 2. Penggalian berita (investigative news), yaitu berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian (penyelidikan) dari berbagai sumber (Romli, 2005: 11). Berita bermula dari adanya isu (data mentah). Penulisannya memusatkan pada sejumlah masalah (kontroversi). (Sumadiria, 2006: 71)

26 40 3. Pengungkapkan berita (explanatory news), yaitu pengungkapan berita dengan cara menjelaskan, penguraian secara mendalam agar penjelasannya mudah diterima (Djuroto, 2004: 49) 4. Penjelasan berita (interpretative news), yaitu berita yang penyajiannya menrupakan gabungan dari fakta dan interpretasi, penulis boleh memasukkan uraian (komentar) yang ada kaitannya dengan data yang diperoleh dari peristiwa yang dilihatnya (Djuroto, 2004: 56-59). 5. Pengembangan berita (depth news), yaitu berita yang penulisannya bersifat mendalam, tajam, lengkap, dan utuh tentang peristiwa fenomenal (aktual) (Djuroto, 2004: 70). 6. Karangan khas (features), yaitu berita yang penulisan dan penyajiannya menggunakan teknik mengisahkan dalam bentuk naratif berdasarkan fakta, dan penulisannya lebih bergantung pada gaya bahasa yang ringan dan menghibur (Djuroto, 2004: 62-64). b. Pendapat atau gagasan (opinion) Pendapat umum (public opinion) adalah pendapat, pandangan atau gagasan pemikiran dari khalayak umum mengenai suatu masalah, ide, harapan, tanggapan yang dimuat

27 41 dalam media massa. Yang dimaksud khalayak disini dalam arti luas, karena dia bisa seorang ilmuan, akademisi, praktisi, tokoh masyarakat. Tokoh pemerintahan bahkan warga Negara biasa. Terdapat tiga opini dalam media massa yaitu: komentar, artikel, dan kiriman pembaca (Djuroto, 2004: 65). Dalam hal ini, seorang redaksi harus mematuhi aturan manajemen redaksi yang telah diatur oleh pimpinan redaksi. Adanya manajemen redaksi, menjadikan rubrik-rubrik yang akan ditampilkan lebih teratur dan terorganisir karena tiap rubriknya dipegang oleh satu redaktur utama. G. Eksistensi Majalah Eksistensi majalah bisa dibangun melalui pembentukan citra. Citra dibentuk melalui materi publikasi yang disajikan haruslah tetap memenuhi standar penyampaian informasi jurnalistik, yaitu menjadi informasi yang penting dan menarik bagi pembaca. Sebagai informasi, materi publikasi itu mengandung sesuatu yang baru, sebagai pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca. Dengan cara itu, kehadiran media menjadi bermakna bagi pembaca (Siregar dan Rondang, 2000: 47). Salah satu peran strategis pengelola media adalah merencanakan isi setiap edisi. Isi setiap edisi selalu dituntut memenuhi dua syarat. Pertama, isi setiap edisi perlu dipertahankan agar tetap sesuai dengan tujuan penerbitan. Syarat ini hanya dapat dipenuhi apabila sejak awal telah disusun garis besar isi media korporasi atau organisasi. Garis besar tersebut yang mencerminkan tujuan penerbitan, menjadi kerangka yang mendasari setiap

28 42 perencanaan isi untuk setiap edisi. Kerangka inilah yang perlu diisi dengan informasi terbaru, yang jelas berbeda pada setiap edisi. Syarat yang kedua, isi dari setiap edisi harus lebih baru dan lebih menarik ketimbang isi edisi terdahulu. Persyaratan ini juga hanya dapat dipenuhi apabila isi dari suatu edisi mengandung informasi terbaru tentang persoalan apa saja yang menjadi perhatian pembaca saat edisi itu diterbitkan (Siregar dan Rondang, 2000: 60). Untuk merumuskan isi dari setiap edisi, pemimpin redaksi harus menyusun panduan materi keredaksian media. Panduan materi keredaksian ini mencerminkan komposisi berbagai ragam informasi yang dipandang layak disajikan kepada pembaca. Komposisi ini disusun untuk membentuk ciri suatu media, membedakan suatu media dengan media lain. Media korporasi atau organisasi hadir untuk membina hubungan baik antara korporasi dan pembaca, antara organisasi dan pembaca, sekaligus untuk membangun dan mempertahankan citra korporasi atau citra organisasi (Siregar dan Rondang, 2000: 61). Berdasarkan kerangka pemikiran di muka, bisa dirumuskan konsep yang akan dipakai dalam penelitian ini

29 43 No Konsep Indikator Narasumber Pertanyaan 1 Perencanaan redaksi Rapat Redaksi (perencanaan isi, tema, desain, rubrik, budget, dan evaluasi) Redaktur pelaksana Apakah dalam pencarian berita selalu dilakukan perencanaan? Bagaimana melakukan perencanaan tanpa mengabaikan eksistensi? dilakukan? Kapan rapat pelaksanaan itu Siapa saja yang datang dalam rapat perencanaan? Bagaimana cara menyelaraskan tema dengan visi misi majalah Djaka Lodang? Bagaimana cara merencanakan budget yang diperlukan dalam pencarian berita? Faktor-faktor apa sajakah yang perlu ada dalam evaluasi? Bagaimana melakukan perencanaan terhadap berita yang terduga? Apa saja yang dilakukan terhadap

30 44 Pimpinan Umum perencaaan berita tak terduga? Bagaimana sejarah berdirinya majalah Djaka Lodang? Apa visi dan misi majalah Djaka Lodang? Bagaimana mewujudkan visi dan misi itu agar eksistensi majalah Djaka Lodang tetap terjaga? No Konsep Indikator Narasumber Pertanyaan 2 Pengorganisasian redaksi Pembagian tugas, penempatan orang sesuai jabatan, rubrikasi Pimpinan umum Seperti apakah struktur organisasi majalah Djaka Lodang? Bagaimana cara mempertahankan eksistensi majalah Djaka Lodang? Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap majalah Djaka Lodang? Manajemen yang bagaimanakah yang diterapkan untuk mengatur para pekerja di majalah Djaka Lodang? Apakah manajemen yang diterapkan sama seiap tahunnya?

31 45 Redaksi pelaksana Seperti apakah struktur organisasi di bidang redaksional dan tugas masingmasing personil? Apakah dalam pembagian tugas disesuaikan dengan keahlian masingmasing? Bagaimana cara menentukan rubrikasi? Faktor-faktor apa saja yang harus ada di dalam suatu rubrik? Manajemen yang bagaimana yang diterapkan pada bagian redaksi? Apakah manajemen yang diterapkan sama tiap tahunnya? No Konsep Indikator Narasumber Pertanyaan 3 Penggerakan/pelaksanaan redaksi Pencarian berita Redaksi Pelaksana Aktifitas apa yang dilakukan pada tahap penggerakan? Bagaimana sistem pelaksanaannya? Apa saja sarana dan prasarana yang menunjang aktifitas ini? Wartawan/redaktur Bagaimana teknik penulisan berita yang dilakukan oleh wartawan?

32 46 Bagaimana mekanisme peliputan berita yang sifatnya tidak terduga? Apa saja kendala yang dialami pada saat peliputan berita? Bagaimana mengatasi kendala tersebut? Bagaimana teknik penulisan berita yang menjadi ketentuan selama ini? Jenis berita apa yang menjadi andalan para wartawan? No Konsep Indikator Narasumber Pertanyaan 4 Pengawasan redaksi Pengecekan isi berita dan editing Redaksi Pelaksana Apakah ada tindakan pengawasan terhadap materi pemberitaan? Seperti apa bentuk pengawasan tersebut?

33 47 dilakukan? Kapankah pengawasan tersebut Redaksi pelaksana/pemimpin umum Apa sajakah yang harus dilakukan pada saat editing naskah? Apa sajakah yang perlu diedit hingga naskah layak diterbitkan? Bagaimana cara membuat judul yang menarik dan menempatkan naskah berita pada kolom yang tersedia? Apa standar berita yang layak untuk diterbitkan?

34 48 H. Metodologi penelitian. 1. Jenis Penelitian Penelitian ini berjenis deskriptif kualitatif. Jenis ini dipilih karena nantinya penelitian ini mencoba untuk mendeskripsikan suatu masalah yang diangkat dalam hal ini untuk mendeskripsikan manajemen redaksi Majalah Djaka Lodang Yogyakarta. 2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Studi Kasus. Strategi studi kasus ini dipilih karena pertanyaan penelitian ini adalah Bagaimana. (Yin, 2012:1). Studi kasus ini dipilih karena peneliti ingin mendapat jawaban atas rumusan masalah yang diajukan. 3. Fokus Penelitian Fokus penelitiannya adalah pada manajemen yang diterapkan di bagian redaksi dan penerapannya dalam pelaksanaan kerja redaksi. 4. Lokasi Penelitian ini dilakukan di Kantor Redaksi Majalah Djaka Lodang Yogyakarta yang beralamat di Jalan Patehan Tengah, 29 Yogyakarta Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini menggunakan beberapa cara dalam memperoleh data. Jenis datanya dapat dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data skunder.

35 49 a. Data primer 1. Wawancara Peneliti akan melakukan wawancara dengan responden, dalam hal ini pemimpin redaksi Majalah Djaka Lodang. Wawancara yang dilakukan bertipe open-ended, di mana peneliti dapat bertanya kepada responden tentang fakta-fakta suatu peristiwa. Dengan metode wawancara mendalam dengan pimpinan redaksi Majalah Djaka Lodang akan diketahui bagaimana manajemen pengelolaannya sampai tersaji berita-berita yang aktual setiap minggunya. Perlu menjadi analisis pula adanya keterkaitan antara visi dan misi dengan isi suatu media. 2. Observasi langsung Peneliti akan melakukan observasi langsung di ruang redaksi Majalah Djaka Lodang. Mengamati apa yang terjadi dan apa yang dilakukan oleh masing-masing divisi di bagian keredaksian. b. Data skunder 1. Dokumentasi Data yang didapat berupa foto yang menggambarkan mekasisme kerja redaksi dan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti.

36 50 2. Studi literatur Data yang didapatkan melalui hasil pembacaan dan pengamatan mengenai isi majalah Djaka Lodang. 6. Teknik Analisis Data Dalam penelitian kualitatif mengenai manajemen keredaksian Majalah Djaka Lodang ini dilakukan beberapa analisis data. Tahapan analisisnya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: a. Analisis data dilakukan sejak sebelum peneliti terjun ke lapangan. Sumber untuk menganalisis adalah dokumen dan literatur yang terkait, seperti isi dari Majalah Djaka Lodang dan rubrik-rubrik di dalamnya. Untuk menemukan fokus penelitian, peneliti melihat tema keseluruhan dan tema dari masing-masing rubrik yang terbit pada Majalah Djaka Lodang tiap minggunya. b. Analisis berikutnya setelah melakukan kunjungan lapangan untuk mengumpulkan data. Data yang diperlukan dikumpulkan sebanyak mungkin tetapi tetap sesuai dengan tujuan penelitian. c. Langkah berikutnya dengan mereduksi data yaitu membuang data yang tidak relevan, mengumpulkan yang sejenis dengan memasukkannya ke dalam kategori-kategori agar memudahkan analisis d. Berikutnya melakukan penyajian data. Dalam penelitian kualitatif ini penyajian datanya berbentuk narasi, bagan, dan hubungan antar kategori.

37 51 e. Langkah terakhir adalah membuat kesimpulan. Kesimpulan didapat dari bukti-bukti dan data yang diperoleh di lapangan yang valid dan konsisten. 7. Batasan Penelitian Dalam sebuah penelitian diperlukan batasan penelitian agar terfokus pada masalah yang akan dikupas. Penelitian ini berfokus pada manajemen redaksi Majalah Djaka Lodang sebagai satu-satunya majalah berbahasa Jawa. 8. Sistematika penulisan Tesis Penulisan tesis ini akan disusun dalam 4 bab. Masing-masing bab akan dijabarkan sebagai berikut Bab I Bab II Bab III Bab IV : Pendahuluan : Gambaran umum Majalah Djaka Lodang : Hasil penelitian : Penutup

Jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour dalam

Jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour dalam Jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour dalam bahasa Prancis yang berarti hari (day). Asalmuasalnya dari

Lebih terperinci

Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom Wartawan profesional tidak sekadar "bisa nulis berita", tapi juga memahami dan menaati aturan yang berlaku di dunia jurnalistik, terutama kode etik jurnalistik. Jika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sedang terjadi, terutama yang berhubungan dengan sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sedang terjadi, terutama yang berhubungan dengan sesuatu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Informasi menjadi suatu kebutuhan yang tidak lepas dari kehidupan manusia, apalagi pada zaman sekarang yang sudah semakin modern membuat kebutuhan akan informasi

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses Pelaksanaan Umum Proses hubungan kerja di Bidang Redaksi 1. Pemimpin Redaksi Memimpin bagian redaksi Bertanggung jawab terhadap mekanisme dan kegiatan kerja redaksi

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN. Demikian juga soal job descriptions-nya. Ada dua bagian besar sebuah penerbitan pers

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN. Demikian juga soal job descriptions-nya. Ada dua bagian besar sebuah penerbitan pers BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses Pelaksanaan umum Mengelola Majalah pada dasarnya sama dengan mengelola media cetak lain. Demikian juga soal job descriptions-nya. Ada dua bagian besar sebuah penerbitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara sederhana jurnalistik adalah proses kegiatan meliput, membuat, dan menyebarluaskan berita dan pandangan kepada khalayak melalui saluran media massa (Romli: 2009:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di tengah-tengah warganya yang masih terus dibelit oleh persoalan kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. di tengah-tengah warganya yang masih terus dibelit oleh persoalan kemiskinan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran surat kabar lokal saat ini masih menjadi sumber informasi utama bagi warga masyarakat di wilayah Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Surat kabar lokal

Lebih terperinci

PENGELOLAAN MEDIA WARGA

PENGELOLAAN MEDIA WARGA PENGELOLAAN MEDIA WARGA WARGA / Komunitas Pengelolaan dapat juga diartikan sebagai pengaturan. Bagaimana mengatur media? Susahkan mengatur media? Atau bagaimana membuat media yang bagus? Marilah kita bahas

Lebih terperinci

Membuat Press Release

Membuat Press Release Materi 11 Membuat Press Release Bahan Ajar Produksi Media Public Relations Dosen : Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si. Pengertian Press Release Press Release atau siaran pers menurut Soemirat dan Ardianto (2004)

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. tentang analisis kebijakan redaksi dalam penentuan headline (judul berita)

BAB III PENYAJIAN DATA. tentang analisis kebijakan redaksi dalam penentuan headline (judul berita) BAB III PENYAJIAN DATA A. Penyajian Data Berikut ini penyajian data berdasarkan penelitian yang dilakukan di harian surat kabar Pekanbaru Pos. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang analisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II 2.1 Data Perusahaan 2.1.1 Identitas Perusahaan TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN Jawa Pos TV (sebelumnya bernama JPMC) adalah sebuah stasiun televisi swasta berjaringan di indonesia. Jawa Pos TV merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari beragam media yang cukup berperan adalah televisi. Dunia broadcasting

BAB I PENDAHULUAN. dari beragam media yang cukup berperan adalah televisi. Dunia broadcasting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media mengandung istilah sebagai sebuah lembaga milik swasta maupun pemerintah yang mempunyai tugas memberikan informasi. Saat ini media merupakan faktor sentral dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan kepentingannya. Seperti yang diibaratkan oleh Djafar Assegaf. sarana untuk mendapatkan informasi dari luar.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan kepentingannya. Seperti yang diibaratkan oleh Djafar Assegaf. sarana untuk mendapatkan informasi dari luar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia akan informasi dewasa ini menjadi sebuah kebutuhan yang tidak bisa dikesampingkan. Hal tersebut mendorong manusia untuk mencari informasi

Lebih terperinci

Menulis Berita. Silahkan mencoba menulis sebuah berita sesuai kaedah ejaan yang benar. Drs. Masari, MM. Modul ke: Fakultas TEKNIK

Menulis Berita. Silahkan mencoba menulis sebuah berita sesuai kaedah ejaan yang benar. Drs. Masari, MM. Modul ke: Fakultas TEKNIK Modul ke: Menulis Berita Silahkan mencoba menulis sebuah berita sesuai kaedah ejaan yang benar Fakultas TEKNIK Drs. Masari, MM Program Studi TEKNIK MESIN http://www.mercubuana.ac.id Teknik Penulisan Berita

Lebih terperinci

Penulisan Berita Sabtu, 08 November 2014

Penulisan Berita Sabtu, 08 November 2014 Modul ke: 09 Haililah Fakultas FIKOM Penulisan Berita Sabtu, 08 November 2014 Tri Gandhiwati,S.S.,S.Si.,M.M. Program Studi Hubungan Masyarakat Asal-Usul Berita Berita berasal dari Bahasa Sansekerta "Vrit"

Lebih terperinci

Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan

Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan September 2013 Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan jurnalistik. Jurnalistik dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Media massa merupakan sarana menyebarkan informasi kepada masyarakat. Oleh karena itu, media massa memiliki peranan penting dalam penyebaran informasi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mesin cetak inilah yang memungkinkan terbitnya suratkabar, sehingga orang

BAB I PENDAHULUAN. Mesin cetak inilah yang memungkinkan terbitnya suratkabar, sehingga orang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surat Kabar berasal dari istilah pers yang berarti percetakan atau mesin cetak. Mesin cetak inilah yang memungkinkan terbitnya suratkabar, sehingga orang mengatakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG DRAFT PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 57 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Diawali dengan pembredelan majalah TEMPO, pada Juni 1994, awak majalah TEMPO yang ada dihadapkan pada pilihan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA 41 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA Kerangka Pemikiran Analisis isi merupakan sistem formal untuk melakukan sesuatu yang biasa kita lakukan secara informal, yakni mengambil kesimpulan dari pengamatan terhadap

Lebih terperinci

Paul De Massenner dalam buku Here s The News: Unesco Associate, berita atau news adalah sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta

Paul De Massenner dalam buku Here s The News: Unesco Associate, berita atau news adalah sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta Fitri Dwi Lestari Paul De Massenner dalam buku Here s The News: Unesco Associate, berita atau news adalah sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta minat khalayak pendengar. Doug Newsom

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat yang dipakai manusia untuk membentuk pikiran, perasaan, keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi dan dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Bandung TV mulai mengudara pada 3 Januari 2005 selama 10 jam dengan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Bandung TV mulai mengudara pada 3 Januari 2005 selama 10 jam dengan BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Tinjauan Tentang Bandung TV 3.1.1 Bandung TV PT. Bandung Media Televisi Indonesia atau yang lebih dikenal Bandung TV merupakan afiliasi dari PT. Bali TV Narada. Stasiun televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kita sebagai suatu kebutuhan, dari hanya sekedar untuk tahu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kita sebagai suatu kebutuhan, dari hanya sekedar untuk tahu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa berkembang pesat di era teknologi saat ini dimana media massa digunakan untuk penyampaian informasi. Informasi saat ini dinilai oleh masyarakat kita sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari 9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari menjamurnya stasiun televisi swasta, dan televisi televisi lokal di daerah. Fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam komunikasi manusia. Melalui bahasa, manusia dapat mengungkapkan perasaan (emosi), imajinasi, ide dan keinginan yang diwujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan sehari-hari tidak terlepas dari yang namanya komunikasi. Antarindividu tentu melakukan kegiatan komunikasi. Kegiatan komunikasi bisa dilakukan secara

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44/PERMEN-KP/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Bedasarkan hasil analisis proses produksi dan analisis strategi positioning yang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Bedasarkan hasil analisis proses produksi dan analisis strategi positioning yang BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Bedasarkan hasil analisis proses produksi dan analisis strategi positioning yang digunakan dalam proses produksi program Trijaya News Round Up apakah proses produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN A. Data Perusahaan Ketika melaksanakan kerja praktek, praktikan mempelajari mengenai data perusahaan, mulai dari rubric yang terdapat dalam majalah Herworld Indonesia hingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama. Sistem pada

BAB 1 PENDAHULUAN. sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama. Sistem pada 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem simbul lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota masyarakat bahasa untuk komunikasi dan berinteraksi untuk untuk sesamanya, berlandaskan

Lebih terperinci

MENGENAL DUNIA REPORTER DAN JURNALISTIK TV

MENGENAL DUNIA REPORTER DAN JURNALISTIK TV MENGENAL DUNIA REPORTER DAN JURNALISTIK TV TVRI STASIUN KALIMANTAN TENGAH PENYAJI : NENI MARIA, S.Si * Dikutip dari berbagai sumber PENGERTIAN JURNALISTIK Jurnalistik dapat diartikan sebagai proses penulisan

Lebih terperinci

Manual Prosedur. Publikasi Ilmiah FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manual Prosedur. Publikasi Ilmiah FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Manual Prosedur Publikasi Ilmiah UNIVERSITAS BRAWIJAYA Tujuan: Menjamin bahwa aktivitas publikasi ilmiah mempunyai mekanisme yang jelas dan dapat tercatat dengan baik. Definisi: 1. Publikasi ilmiah adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dari berbagai sumber, agar manusia dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. informasi dari berbagai sumber, agar manusia dapat memenuhi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan informasi dewasa ini menjadi sebuah kebutuhan yang tidak dapat dikesampingkan. Hal tersebut mendorong manusia untuk mencari informasi dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu ciri yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Salah satu fungsi bahasa bagi manusia adalah sebagai sarana komunikasi. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wartawan adalah seorang yang melakukan kegiatan sehari-hari sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wartawan adalah seorang yang melakukan kegiatan sehari-hari sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wartawan adalah seorang yang melakukan kegiatan sehari-hari sebagai pencari dan pemburu informasi, pengumpul berita, pembawa berita penyusun berita, yaitu orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. 1

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi sekarang ini sudah sangat maju, dalam hal itu mencakup berbagai aspek di antaranya media massa. Media massa menurut Kamus Besar Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (indepth interview) dengan para narasumber di Indonesia Siang untuk penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (indepth interview) dengan para narasumber di Indonesia Siang untuk penelitian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara mendalam (indepth interview) dengan para narasumber di Indonesia Siang untuk penelitian ini, meliputi tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat

BAB I PENDAHULUAN. proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media televisi sebagai media komunikasi massa adalah mengutamakan suatu proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat lainnya saat yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi, dan lain lain khususnya di Indonesia ini. pemirsa TV dan 2,3 persen pendengar radio

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi, dan lain lain khususnya di Indonesia ini. pemirsa TV dan 2,3 persen pendengar radio BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan saat ini, Peran informasi tidak dapat diabaikan sama sekali di tengah perkembangan teknologi. Media masa merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan akan informasi saat ini berkembang sangat pesat. Setiap harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi mereka. Media menjadi pilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan dan menerima informasi atau pesan.

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan dan menerima informasi atau pesan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia untuk mengungkapkan pesan kepada orang lain. Dengan bahasa itu, kita dapat menyampaikan dan menerima informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 24 BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Pada bab 3 ini, menjelaskan tentang metode yang digunakan dan proses perancangan karya dalam proses pengolahan editing berita (pasca produksi) di LPP TVRI D.I.

Lebih terperinci

Produksi Berita TELEVISI (MK 41034)

Produksi Berita TELEVISI (MK 41034) Produksi Berita TELEVISI (MK 41034) Modul ke: Pokok Bahasan Modul: BREAKING NEWS Fakultas ILMU KOMUNIKASI Drs.H.DODDY PERMADI INDRAJAYA, M.Si Program Studi PENYIARAN www.mercubuana.ac.id BREAKING NEWS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views (opini). Mencari bahan berita merupakan tugas pokok wartawan, kemudian menyusunnya menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan komunikasi surat kabar atau koran Radar Surabaya mempunyai tata letak atau

BAB I PENDAHULUAN. dan komunikasi surat kabar atau koran Radar Surabaya mempunyai tata letak atau 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Layout dalam sebuah koran atau surat kabar memiliki fungsi serta tujuan untuk menawarkan atau menjual berita, menentukan rangking berita, membimbing para pembaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berakhirnya pemerintahan orde baru, industri pers di Indonesia mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai implementasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Peranan tersebut, berfungsi untuk menyampaikan beragam informasi

BAB I PENDAHULUAN. penting. Peranan tersebut, berfungsi untuk menyampaikan beragam informasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Surat kabar sebagai salah satu media massa cetak memiliki peran yang penting. Peranan tersebut, berfungsi untuk menyampaikan beragam informasi kepada masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi merupakan hal yang penting untuk menjalin sebuah kerjasama atau untuk menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Singkat Harian Pagi Radar Bandung. sekarang dipimpin oleh Dahlan Iskan, memiliki sejarah yang sangat panjang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Singkat Harian Pagi Radar Bandung. sekarang dipimpin oleh Dahlan Iskan, memiliki sejarah yang sangat panjang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Singkat Harian Pagi Radar Bandung Berbicara tentang Radar Bandung, ada baiknya kita membicarakan terlebih dahulu JAWA POS sebagai perusahaan induk Radar Bandung. Jawa Pos

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam kehidupan bermasyarakat atau berinteraksi dengan orang lain, bahasa menjadi hal yang sangat penting. Melalui bahasa, seseorang dapat menyampaikan gagasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi, baik dia berperan sebagai

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Kode dan nama mata kuliah : DR441 Jurnalisitk (4 sks) : Ruang lingkup jurnalistik dan sejarah perkembangannya : Mahasiswa dapat memahami dan mejelaskan konsep serta sejarah perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pesan kepada khalayak dengan sangat terperinci karena

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pesan kepada khalayak dengan sangat terperinci karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majalah merupakan salah satu media komunikasi massa yang berusaha menyampaikan pesan kepada khalayak dengan sangat terperinci karena memiliki katakteristik yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN 1.WAWANCARA

LAMPIRAN LAMPIRAN 1.WAWANCARA 93 LAMPIRAN LAMPIRAN 1.WAWANCARA Tanggal : 11 November 2007 Nara sumber : Anif Punto Utomo Jabatan : Redaktur Senior /Manager MIS PT RMM Metode : Wawancara tatap muka 1. Tanya : Bisa dijelaskan bagaimana

Lebih terperinci

Ketentuan Penulisan. Skripsi/Kajian Komunikasi

Ketentuan Penulisan. Skripsi/Kajian Komunikasi Skripsi / Kajian Komunikasi Skripsi/Kajian merupakan Tugas Akhir Mahasiswa yang berbentuk Karya Tulis Ilmiah dari hasil penelitian dan atau studi kepustakaan yang disusun menurut kaidah keilmuan Komunikasi

Lebih terperinci

RPS Mata Kuliah Jurnalisme Online Program Studi Ilmu Komunikasi 1 dari 9

RPS Mata Kuliah Jurnalisme Online Program Studi Ilmu Komunikasi 1 dari 9 1. Deskripsi Singkat : Mata kuliah ini akan memaparkan dan mediskusikan sejarah awal Jurnalisme Online, pengertian dan batasn berita media onnlie, teknik pencarian berita, pengolahan dan update data, penulisan

Lebih terperinci

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya.

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya. ABSTRAK Televisi memiliki potensi yang besar sebagai sarana untuk menyampaikan isu-isu sejarah yang cenderung membosankan melalui penyajian tayangan news feature, yang bertujuan menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Besar Bahasa Indonesia (2005: 88), bahasa ialah sistem lambang bunyi

BAB I PENDAHULUAN. Besar Bahasa Indonesia (2005: 88), bahasa ialah sistem lambang bunyi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan terlepas dari manusia lain. Setiap manusia membutuhkan komunikasi dengan manusia lain. Untuk berkomunikasi manusia membutuhkan

Lebih terperinci

PRODUKSI MEDIA PR CETAK

PRODUKSI MEDIA PR CETAK Modul ke: PRODUKSI MEDIA PR CETAK SIMULASI MEDIA IN HOUSE MAGAZINE Fakultas FIKOM Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Enjang Pera Irawan, S.Sos, M.I.Kom Pengertian In House Magazine In

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB III PENYAJIAN DATA BAB III PENYAJIAN DATA Dalam penelitian ini, usaha dalam penjaringan data yang dimaksud menggunakan teknik pengumpulan data dokumentasi dan wawancara. Wawancara yang dilakukan guna mendapatkan data untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu hal atau peristiwa yang baru saja atau sedang terjadi. Orang tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu hal atau peristiwa yang baru saja atau sedang terjadi. Orang tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di jaman globalisasi telah mengalami berbagai perkembangan yang begitu cepat. Salah satu hal yang mengalami perkembangan dengan cepat adalah perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering dikatakan sebagai media yang komunikatif, edukatif dan menghibur.

BAB I PENDAHULUAN. sering dikatakan sebagai media yang komunikatif, edukatif dan menghibur. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dunia penyiaran, khususnya radio berjalan cukup pesat seiring dengan tingkat peradaban manusia dan kemajuan teknologi. Radio siaran sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi jurnalis di era globalisasi teknologi informasi memiliki peran penting bagi masyarakat. Peran jurnalis melalui lembaga pers dianggap sebagai penyempurna demokrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai 9 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Memasuki era reformasi kebebasan pers seolah-olah seperti terlepas dari belenggu yang sebelumnya mengekang arti kebebasan itu sendiri. Dengan sendirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak masa reformasi ditandai dengan adanya kebebasan terhadap pers dalam

BAB I PENDAHULUAN. sejak masa reformasi ditandai dengan adanya kebebasan terhadap pers dalam 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan media massa di Indonesia yang berkembang pesat terutama sejak masa reformasi ditandai dengan adanya kebebasan terhadap pers dalam menyajikan beragam

Lebih terperinci

Produksi Berita TELEVISI (MK 41034)

Produksi Berita TELEVISI (MK 41034) Produksi Berita TELEVISI (MK 41034) Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI Pokok Bahasan Modul: Kriteria umum Nilai berita Drs.H.DODDY PERMADI INDRAJAYA, M.Si Program Studi PENYIARAN www.mercubuana.ac.id Kriteria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagaimana kita ketahui, bahwa saat ini sebagian besar aspek kehidupan manusia tidak terlepas dari proses komunikasi dan komunikasi tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB II 2. GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB II 2. GAMBARAN UMUM INSTANSI BAB II 2. GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1. Sejarah Berdirinya PT. Jawa Pos Koran Usaha swasta di bidang media komunikasi massa berbentuk PT yang didirikan oleh The Chung Sen (Suseno Tejo) dan terbit mulai 1

Lebih terperinci

PENULISAN PR EKSTERNAL

PENULISAN PR EKSTERNAL Modul ke: PENULISAN PR EKSTERNAL REVIEW MEDIA EKSTERNAL: KELEBIHAN DAN KEKURANGAN Fakultas FIKOM Syerli Haryati, S.S. M.IKom Program Studi Public Relations REVIEW Public Relations membutuhkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi. Sebagai media penerbitan berkala, isi surat kabar tidak. melengkapi isi dari surat kabar tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi. Sebagai media penerbitan berkala, isi surat kabar tidak. melengkapi isi dari surat kabar tersebut. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media cetak seperti surat kabar memiliki peranan yang penting dalam memberikan informasi. Sebagai media penerbitan berkala, isi surat kabar tidak hanya berupa fakta

Lebih terperinci

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA)

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) Karina Pinem 100904046 Abstrak Penelitian ini berjudul Literasi Media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan membaca surat kabar, kita bisa terus mengikuti perkembanganperkembangan. kebutuhan pokok, yang tidak boleh dilewatkan.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan membaca surat kabar, kita bisa terus mengikuti perkembanganperkembangan. kebutuhan pokok, yang tidak boleh dilewatkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Surat kabar atau yang lebih dikenal dengan koran, merupakan salah satu media informasi yang ada dimasyarakat. Surat kabar sudah dianggap sebagai media informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kejadian sehari-hari yang aktual dan faktual dalam waktu yang secepatcepatnya.selain

BAB I PENDAHULUAN. atau kejadian sehari-hari yang aktual dan faktual dalam waktu yang secepatcepatnya.selain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam komunikasi massa, jurnalistik merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara menyiarkan berita atau ulasan mengenai berbagai peristiwa atau kejadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam mentransformasikan berbagai ide dan gagasan yang ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan atau tulis. Kedua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan kita tidak akan pernah terlepas dari media. Seiring dengan perkembangan peradaban

Lebih terperinci

Teknik Reportase dan Wawancara

Teknik Reportase dan Wawancara Modul ke: 05 Fakultas FIKOM Teknik Reportase dan Wawancara Reportase Mintocaroko. S.Sos. Program Studi HUMAS Latar Belakang Reportase adalah ujung tombak proses kerja jurnalistik. Tak lain karena proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara khusus, hal ini berarti meningkatkan Sumber Daya Manusia. Salah satu masalah

Lebih terperinci

Studi Kasus di TV Megaswara Bogor

Studi Kasus di TV Megaswara Bogor INFORMASI DAN PENGOLAHAN BERITA TELEVISI Studi Kasus di TV Megaswara Bogor ABSTRAK Isi media rtiassa merupakanproduk organisasiyang kcirakteristiknya dipengaruhi Budi Santoso oleh perilaku organisasi itu

Lebih terperinci

PEMBUATAN MEDIA INTERNAL PERUSAHAAN PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH GEMA WANA RESUME. Disusun oleh : Dewi Susanti D0C007023

PEMBUATAN MEDIA INTERNAL PERUSAHAAN PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH GEMA WANA RESUME. Disusun oleh : Dewi Susanti D0C007023 PEMBUATAN MEDIA INTERNAL PERUSAHAAN PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH GEMA WANA RESUME Disusun oleh : Dewi Susanti D0C007023 PROGRAM DIPLOMA III PUBLIC RELATIONS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan komunikasi, lisan maupun tulisan. Seiring perkembangan teknologi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. atau dengan menggunakan alat kuantifikasi yang lain, melainkan melakukan

METODE PENELITIAN. atau dengan menggunakan alat kuantifikasi yang lain, melainkan melakukan III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian jenis ini dimaksudkan sebagai suatu cara yang tidak menggunakan prosedur statistik atau dengan

Lebih terperinci

BAB V INTERPRETASI DATA

BAB V INTERPRETASI DATA 57 BAB V INTERPRETASI DATA Seperti yang dibahas pada bab analisis data, terdapat temuan-temuan yang tidak sesuai dengan basis argumen awal (berdasarkan referensi-referensi ilmiah yang dikumpulkan peneliti).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini adalah jamannya menggunakan segala sesuatunya dengan online. Mulai dari menonton televisi, bermain game, mengirimkan pesan, memesan kendaraan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Jurnalisme memiliki makna penting dalam proses politik di suatu negara. Peran penting ini semakin terasa di kala pemilihan umum, dimana masyarakat menggantungkan akses informasinya

Lebih terperinci

Komunikasi Massa menurut bittner (Ardianto, 2007:3) adalah pesan yang

Komunikasi Massa menurut bittner (Ardianto, 2007:3) adalah pesan yang 2.1. Komunikasi Massa Komunikasi Massa menurut bittner (Ardianto, 2007:3) adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain untuk mencapai tujuannya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus taat

Lebih terperinci

Operasional Stasiun Penyiaran

Operasional Stasiun Penyiaran MODUL PERKULIAHAN Operasional Stasiun Penyiaran Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Disini diisi Fakultas Program

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Mencermati hasil analisis data dan pembahasan mengenai profesionalisme wartawan / jurnalis pada stasiun televisi lokal

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Mencermati hasil analisis data dan pembahasan mengenai profesionalisme wartawan / jurnalis pada stasiun televisi lokal BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Mencermati hasil analisis data dan pembahasan mengenai profesionalisme wartawan / jurnalis pada stasiun televisi lokal Batu Televisi (Batu TV) Kota Batu Jawa Timur pada bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. akurat mengenai fakta, serta hubungan antara fenomena yang diteliti.

BAB III METODE PENELITIAN. akurat mengenai fakta, serta hubungan antara fenomena yang diteliti. 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif, metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu satuan kondisi, suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini kehidupan manusia, termasuk Indonesia telah memasuki era

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini kehidupan manusia, termasuk Indonesia telah memasuki era 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini kehidupan manusia, termasuk Indonesia telah memasuki era globalisasi dan hingga saat ini belum ada definisi yang pasti bagi globalisasi. Globalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran resiliensi pada istri yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga dengan menggunakan kajian fenomenologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer, digunakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer, digunakan masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer, digunakan masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana, 1993, 21). Batasan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Peranan tersebut, antara lain: untuk menyampaikan beragam informasi

BAB I PENDAHULUAN. penting. Peranan tersebut, antara lain: untuk menyampaikan beragam informasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Surat kabar sebagai salah satu media massa cetak memiliki peran yang penting. Peranan tersebut, antara lain: untuk menyampaikan beragam informasi kepada masyarakat,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan Kualitatif yakni menjelaskan dan menggambarkan fenomenafenomena yang

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure PENCITRAAN

Standard Operating Procedure PENCITRAAN Standard Operating Procedure PENCITRAAN BIRO UMUM DAN KEPEGAWAIAN Universitas Brawijaya Malang 2017 LEMBAR IDENTIFIKASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA Pencitraan UN10/B20/HK.01.02.a/50 19 Oktober 2017 3 11 Halaman

Lebih terperinci