BAB I PENDAHULUAN. sering dikatakan sebagai media yang komunikatif, edukatif dan menghibur.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. sering dikatakan sebagai media yang komunikatif, edukatif dan menghibur."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dunia penyiaran, khususnya radio berjalan cukup pesat seiring dengan tingkat peradaban manusia dan kemajuan teknologi. Radio siaran sebagai penyalur informasi dan pembentuk pendapat umum, kini menjadi dambaan setiap insan masyarakat yang membutuhkan informasi dengan cepat dan aktual. Radio siaran sendiri, merupakan media yang mampu membangun imajinasi khalayak ketika mendengar atau memperoleh informasi yang disuguhkan. Radio siaran juga dianggap sebagai media komunikasi yang bersifat pribadi karena layarnya adalah otak kita sendiri, sehingga tidak heran muncul beragam imajinasi berbeda dari tiap pribadi yang memaknai pesan media ini. Karena itu media radio sering dikatakan sebagai media yang komunikatif, edukatif dan menghibur. Media massa jenis ini hanya membutuhkan indera pendengar yang berfungsi sebagai medium untuk mendengarkan berbagai macam informasi. Salah satu kelebihan media ini adalah orang dapat tetap beraktifitas sambil terus mendengarkan informasi yang disuguhkan. Karena kedekatan yang berhasil dibangun oleh media radio, maka tidak jarang masyarakat menjadi sangat akrab dengan teknologi komunikasi ini. Kondisi ini menyebabkan ketergantungan masyarakat terhadap media radio siaran, mengapa hal ini terjadi? Jawabannya dikarenakan oleh karakteristik radio itu sendiri yang mudah didapatkan di mana saja dengan harga yang relatif 1

2 terjangkau. Karakteristik yang kedua adalah ketajaman penetrasi pada radio, artinya dengan signal yang kuat dapat menjangkau semua masyarakat dalam suatu wilayah. Kekuatan radio telah menembus ruang, waktu dan jarak dalam menjembatani informasi kepada masyarakat yang berada di mana saja. Penyebaran informasi yang aktual dan obyektif demi memenuhi kebutuhan masyarakat, ditentukan oleh cara media dalam berkomunikasi sehingga lebih mudah dan cepat dimengerti oleh khalayak. Daya tangkap masyarakat yang heterogen oleh karena adanya perbedaan tingkat pendidikian, menjadi pemacu pihak radio ataupun para junalis untuk bekerja keras dalam menyampaikan berbagai informasi kepada masyarakat luas. Hal ini dapat terwujud melalui penggunaan bahasa yang sederhana, singkat, padat, jelas, menarik dan dapat dipercaya. Bagi para jurnalis (reporter), bahasa adalah senjata dan kata-kata adalah pelurunya. Mereka tidak mungkin bisa mepengaruhi pikiran, suasana hati dan gejolak perasaan pendengar, jika tidak menguasai bahasa jurnalistik dengan baik dan benar. Bahasa jurnalistik merupakan bahasa yang digunakan jurnalis dalam menulis karya-karyanya di media massa. Dalam bahasa jurnalistik, setiap kata harus bermakna bertenaga dan bercita rasa sehingga dapat membangkitkan daya motivasi bagi khalayak atau pendengar. Dalam penulisan naskah berita, bahasa juga menentukan apakah berita tersebut layak untuk disiarkan. Sering dijumpai beberapa persoalan bahasa dalam penulisan berita seperti kesalahan ejaan, penggunaan kata-kata yang tidak tepat sehingga dapat menimbulkan salah penafsiran, ketidakcocokkan antara berita 2

3 dengan peristiwa yang terjadi dan penggunaan tanda baca yang kurang tepat pada saat berita akan disiarkan yang mengakibatkan kata-kata yang diucapkan membingungkan pendengar atau khalayak. Disini bahasa sangat penting dalam karya jurnalistik karena bahasa merupakan sarana penyampaian informasi. Pendayagunaan kata pada dasarnya berkisar pada dua persoalan pokok. Pertama, ketepatan memilih kata untuk mengungkapkan sebuah gagasan. Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi khalayak. Kedua, kesesuaian atau kecocokkan dalam penggunaan kata. Hal ini lebih banyak dipengaruhi faktor teknis tata bahasa. Bahasa jurnalistik radio atau yang dikenal dengan bahasa tutur, bahasa percakapan merupakan bahasa yang digunakan oleh jurnalis dalam menulis berita yang akan disiarkan melalui media radio. Dalam siaran, radio hanya menyuguhkan aspek audio sehingga masyarakat hanya bisa mendengar tanpa bisa melihat wajah dan ekspresi penyiar radio. Bahasa menjadi elemen yang penting dalam penulisan berita. Bahasa berita di dalam radio sangatlah penting karena tidak ada media untuk meperlihatkan kejadian aslinya. Penyiar harus pandai membawakan berita, agar para pendengar dapat mudah memahami dan mengerti isi berita yang disampaikan. Pada media radio yang harus diperhatikan adalah penggunaan gaya ringan bahasa sederhana, prinsip ekonomi kata, ungkapan yang lebih pendek, kata-kata yang sederhana dan sesuai konteks (kalimat tutur) serta menghindari ungkapan bombastis. Disini dituntut agar reporter harus objektif, tidak mengulangi 3

4 informasi dan tidak mencantumkan terlalu banyak angka agar pendengar tidak mengalami kebingungan dengan penafsiran angka-angka yang disajikan dalam berita, karena radio bersifat sepintas lalu di mana berita yang disampaikan tidak akan diulang lagi. Radio Tirilolok merupakan salah satu radio swasta yang ada di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mampu menampung kepentingan lokal yang sangat spesifik serta bisa menjadi sarana komunikasi bagi masyarakat. Radio Tirilolok sebagai salah satu lembaga penyiaran swasta yang dengan keberadaannya mampu menyajikan berita yang mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat NTT karena itu, bahasa yang digunakan adalah bahasa komunikasi yang sering digunakan oleh masyarakat, dibatasi kaidah kata serta mengikuti perkembangan masyarakat. Dalam menyajikan berita yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat, maka Radio Tirilolok menerapkan penggunaan bahasa jurnalistik dalam penulisan berita khususnya pada berita-berita yang termuat dalam Buletin Sore. Beritaberita yang dirangkum dalam Buletin Sore merupakan berita yang diperoleh di dalam lingkungan masyarakat, yang kemudian dirancang oleh pihak media untuk selanjutnya dinformasikan kembali ke masyarakat pula. Hal ini dilakukan karena Radio Tirilolok menyadari akan pentingnya memenuhi kebutuhan khalayak dalam hal informasi. Fokus penelitian ini adalah penggunaan bahasa jurnalistik radio (bahasa tutur atau bahasa percakapan) pada penulisan naskah berita-berita yang terangkum dalam Buletin Sore. Salah satu contoh berita yang penulis cermati yakni berita 4

5 gagal panen menghambat peningkatan produksi pangan, berita tersebut disiarkan pada tanggal 2 Juli Detail beritanya adalah sebagai berikut : Gagal Panen Menghambat Peningkatan Produksi Pangan Saudara, Kepala BPS NTT Poltak Sutrisno Siahaan Kepada Wartawan kamis di aula BPS NTT mengatakan, Curah hujan yang turun drastis mulai bulan Februari 2010 di sebagian wilayah NTT seperti daratan Timor, Sumba Timur, sebagian Flores, Sabu Raijua dan Rote Ndao menyebabkan, pertumbuhan vegetative sebagian besar tanaman menjadi terganggu. Menurutnya, musim hujan yang pendek dan musim kering yang lebih cepat, menyebabkan tahap pengisian buah atau polong gagal, yang berakibat pada gagal panen atau puso. Hal ini terjadi karena sebagian besar petani mengolah lahan kering atau sawah tadahan, yang sangat bergantung pada kebaikan musim. Ia menambahkan, upaya-upaya yang sangat intensif dilakukan oleh dinas Pertanian dan tanaman pangan NTT seperti bantuan pupuk, bahkan Bantuan langsung Benih Unggul untuk meminimalkan pengaruh iklim yang sangat dominan. Ia menambahkan, Luas Puso Subround 1 bulan Januari-April tahun ini adalah yang tertinggi, bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun-tahun sebelumnya. Poltak menjelaskan, pada tahun 2008 untuk seluruh Komoditi, luas Puso SR 1 sebesar Ha dan tahun 2009 sebesar Ha. Jumlah luas Puso bertambah di tahun 2010 menjadi Ha atau meningkat enam kali lipat dari tahun Hal ini mengakibatkan menurunnya luas panen dan produksi tanaman Padi-Palawija. Insert - (Poltak:...!!) Kendati demikian kata Poltak, untuk komoditi jagung luas penanaman baru di awal tahun 2010 meningkat dua kali lipat, dibandingkan awal tahun sebelumnya, diramalkan mempengaruhi produksi masih dalam taraf mencukupi walaupun kenaikan produksinya hanya 0,66 Persen. Poltak menambahkan, produksi padi pada tahun ini diperkirakan mengalami penurunan yang signifikan dari tahun sebelumnya ton. 5

6 Tahun 2010 diperkirakan sebanyak ton padi menghasilkan ton untuk dikonsumsi. Insert - (Poltak:...!!) Poltak menjelaskan, kekurangan beras dapat ditutupi dengan pengadaan beras miskin oleh pemerintah. Pada tahun 2009 rumah tangga sasaran RASKIN di NTT tercatat Pada tahun 2010 beras miskin yang harus didistribusikan pemerintah melalui Bulog, sebanyak ton, dengan demikian masih ada kekurangan beras lebih dari ton yang bisa dipenuhi dari pangan alternatif seperti jagung dan ubi. Pengamatan penulis, berdasarkan uraian berita di atas maka masih banyak hal yang harus diperhatikan seperti penggunaan istilah-istilah pertanian, pencantuman angka yang terlalu banyak serta penempatan kata dalam kalimat harus sesuai agar pendengar bisa lebih cepat menangkap dan mengerti akan informasi yang disajikan. Bertolak dari uraian berita tersebut di atas maka penulis mengamati bahwa masih terdapat banyak kekurangan dilihat dari berbagai karakteristik bahasa jurnalistik yang menjadi acuan dalam penulisan naskah berita. Hal ini didasari pemahaman penulis bahwa akan lebih baik jika dalam penulisan naskah berita yang baik dan benar harus menggunakan bahasa jurnalistik (bahasa tutur), sehingga informasi yang disajikan akan lebih mudah dimengerti oleh khalayak. Berdasarkan uraian diatas maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : BAHASA JURNALISTIK DALAM PENULISAN BERITA RADIO (Studi Kasus Penulisan Berita Dalam Buletin Sore Radio Tirilolok Swara Verbum 101,1 MHz Periode Agustus-September 2010) 6

7 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana Penggunaan Bahasa Jurnalistik dalam penulisan naskah berita di Radio Tirilolok Swara Verbum FM 101,1 MHz.? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Tujuan Berangkat dari rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka yang manjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan bahasa jurnalistik radio dalam penulisan naskah berita pada Radio Tirilolok Swara Verbum FM 101,1 MHz Kegunaan Kegunaan hasil penelitian ini terbagi dalam aspek teoritis dan aspek praktis. Kegunaan teoritis berkaitan dengan pengembangan ilmu pengetahuan sedangkan kegunaan praktis berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dari berbagai pihak yang memerlukan. a. Kegunaan Teoritis Melalui penelitian ini, peneliti dapat memperkaya kajian ilmu komunikasi, khususnya ilmu jurnalistik mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan bahasa jurnalistik radio pada penulisan naskah berita yang terangkum dalam Buletin Sore. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukkan bagi para akademisi ilmu komunikasi. 7

8 b. Kegunaan Praktis Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan bahasa jurnalistik radio dalam penulisan naskah berita yang terangkum dalam Buletin Sore di Radio Tirilolok Swara Verbum FM 101,1 MHz. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para praktisi jurnalistik dan dapat dijadikan suatu usulan bagi Radio Tirilolok khususnya pada bagian pemberitaan dalam memproduksi berita yang akan disiarkan. 1.4 Kerangka Pemikiran Kerangka Pemikiran Penelitian Kegiatan jurnalistik pada umumnya mencakup kegiatan mencari, mengumpulkan, mengolah dan menyampaikan berita dengan menggunakan media massa. Agar berita yang disampaikan media massa dalam hal ini radio dapat dipercaya dan dihargai masyarakat, maka dalam menjalankan kegiatan jurnalistik, media radio senantiasa dituntut bertindak secara objektifitas dan aktualitas. Sikap objektifitas dan aktualitas dibutuhkan oleh media massa dalam upaya membangun kepercayaan khalayak. Selain objektifitas dan aktualitas berita harus disusun berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam bahasa jurnalistik radio yaitu dengan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat, jelas, tepat, menarik, menghindari kata atau istilah asing dan dapat dipercaya (Sumadiria, 2006:53). Sederhana: memilih kalimat yang banyak diketahui oleh khalayak. Singkat: data yang ditulis langsung pada pokok permasalahannya tanpa 8

9 memboroskan waktu. Jelas: Kalimat yang ditulis harus teratur yaitu mulai dari subjek, predikat, objek dan keterangan. Tepat: data yang ditulis harus sesuai dengan konteks permasalahannya. Menarik: Data yang ditulis mampu membangkitkan minat dan perhatian khalayak. Menghindari kata atau istilah asing: Naskah berita yang disusun harus menghidari dan bahkan tidak boleh menggunakan istilah asing. Dapat dipercaya: Berita yang disusun harus berdasarkan fakta peristiwa. Objektifitas, memenuhi kaidah etika, undangundang dan hukum jurnalistik. Dengan mengikuti ketentuan-ketentuan bahasa jurnalistik ini maka berita siap untuk disiarkan. Karena dengan menggunakan bahasa yang baik maka menghasilkan suatu berita yang dapat dimengerti, dipahami dan diterima oleh khalayak. Apabila data yang dikumpulkan tersebut disusun tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan bahasa jurnalistik, maka berita yang dihasilkan akan membingungkan khalayak atau pendengar. Dengan demikian objektifitas, aktualitas dan ketentuan bahasa radio merupakan kunci utama dalam menghasilkan berita yang dapat dimengerti dan dipahami oleh khalayak. Keterkaitan hubungan tersebut di atas merupakan suatu hubungan korelasi yang saling terpaut satu sama lain, dengan demikian kerangka pemikiran penelitian dapat digambarkan sebagai berikut : 9

10 Gambar. 1 Skema Kerangka Pemikiran Penelitian Naskah Berita Objektifitas Aktualitas Bahasa Jurnalistik Berita siap disiarkan -Sederhana -Singkat -Jelas -Tepat -Menarik -Menghidari kata atau istilah asing -Dapat dipercaya Asumsi Asumsi penelitian merupakan proposisi-proposisi penalaran yang tersirat dalam kerangka pemikiran penelitian yang dijadikan sebagai pegangan peneliti untuk menghasilkan kesimpulan penelitian. Adapun asumsi yang dipegang oleh peneliti sebelum melakukan penelitian ini adalah: Bahwa di Radio Tirilolok Swara Verbum FM 101,1 MHz dalam penulisan berita-beritanya juga menggunakan ragam bahasa jurnalistik. 10

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PRODUKSI TANAMAN PADI DAN PALAWIJA NTT (ANGKA TETAP 2009 DAN ANGKA RAMALAN II 2010) No. 03/07/53/Th.XIII, 1 Juli 2010 PUSO NTT 2010 MENGHAMBAT PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 28/07/11/Th.V. 01 Juli 2011 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA TETAP 2010 DAN RAMALAN II TAHUN 2011) Dari pembahasan Angka Tetap (ATAP) tahun 2010,

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 046/11/12/Th.VI. 01 November 2012 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2012) Sampai dengan Subrorund II (Januari-Agustus) tahun 2012,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam menjalin interaksi dengan orang lain, manusia

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 045/11/11/Th.V. 01 November 2011 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA RAMALAN III TAHUN 2011) Sampai dengan Subrorund II (Januari-Agustus) tahun 2011,

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 31/07/12/Th.VI. 02 Juli 2012 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA TETAP 2011 DAN RAMALAN I TAHUN 2012) Dari pembahasan Angka Tetap (ATAP) tahun 2011,

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 75/11/52/Th.IX, 2 November 2015 ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 47/07/52/Th.IX, 1 Juli 2015 ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT A.

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) No. 22/03/51/Th. IX, 2 Maret 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) PRODUKSI PADI TAHUN 2014 (ANGKA SEMENTARA) TURUN 2,74 PERSEN A. PADI Angka Sementara (ASEM) produksi padi

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Penyajian informasi oleh radio Tirilolok yang terangkum dalam Buletin

BAB VI PENUTUP. Penyajian informasi oleh radio Tirilolok yang terangkum dalam Buletin BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Penyajian informasi oleh radio Tirilolok yang terangkum dalam Buletin Sore, pada umumnya menunjukkan bahwa, pihak media telah menerapkan sebagian kecil dari beberapa konsep

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 48/11/Th. XVII, 03 November 2014 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2014) Sampai dengan Subround II (Januari-Agustus) tahun 2014, telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang diandalkan, karena sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari 9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari menjamurnya stasiun televisi swasta, dan televisi televisi lokal di daerah. Fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan medium utama berupa bunyi ujaran (unsur bahasa yang hanya

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan medium utama berupa bunyi ujaran (unsur bahasa yang hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Ragam bahasa menurut sarananya lazim dibagi atas ragam

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 20/03/52/Th.VIII, 3 Maret 2014 ANGKA SEMENTARA TAHUN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT A. PADI Angka tetap 2012 (ATAP 2012)

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap Tahun 2012 dan Angka Ramalan I Tahun 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap Tahun 2012 dan Angka Ramalan I Tahun 2013) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap Tahun 2012 dan Angka Ramalan I Tahun 2013) A. PADI No. 45/07/35/Th.XI,1 Juli 2013 Angka Tetap (ATAP) tahun 2012 produksi Padi Provinsi Jawa

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI dan PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III TAHUN 2011)

PRODUKSI PADI dan PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III TAHUN 2011) No. 57/11/63/Th.XV, 1 November PRODUKSI PADI dan PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III TAHUN ) Produksi padi tahun (ARAM III) diperkirakan sebesar 2.001.274 ton Gabah Kering Giling (GKG), naik sebesar 159.185 ton

Lebih terperinci

SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015

SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 RAHASIA VP2015-S 001. Subround yang lalu: 1. Januari-April 2. Mei-Agustus 3. September-Desember REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 PENCACAHAN

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU No. 55/11/14/Th. XVI, 2 November 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU (Angka Ramalan II Tahun 2015) A. PADI. Angka Ramalan (ARAM) II produksi padi tahun 2015 diperkirakan sebesar 410.268

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KREDIT KETAHANAN PANGAN (KKP) DALAM UPAYA PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DI KECAMATAN KUPANG TIMUR, KABUPATEN KUPANG TUGAS AKHIR

EFEKTIVITAS KREDIT KETAHANAN PANGAN (KKP) DALAM UPAYA PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DI KECAMATAN KUPANG TIMUR, KABUPATEN KUPANG TUGAS AKHIR EFEKTIVITAS KREDIT KETAHANAN PANGAN (KKP) DALAM UPAYA PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DI KECAMATAN KUPANG TIMUR, KABUPATEN KUPANG TUGAS AKHIR Oleh: MUHAMMAD FAUZI IBRAHIM HASAN L2D 000 440 JURUSAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) No. 74/11/51/Th. IX, 2 November 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) PRODUKSI PADI TAHUN 2015 (ARAM II) DIPERKIRAKAN TURUN 0,81 PERSEN DIBANDINGKAN PRODUKSI TAHUN 2014

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Indonesia, tercapainya kecukupan produksi beras nasional sangat penting

PENDAHULUAN. Indonesia, tercapainya kecukupan produksi beras nasional sangat penting PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengingat perannya sebagai komoditas pangan utama masyarakat Indonesia, tercapainya kecukupan produksi beras nasional sangat penting sebagai salah satu faktor yang

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 19/3/52/Th.X, 1 Maret 216 ANGKA SEMENTARA TAHUN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT A. PADI Angka tetap 214 (ATAP 214) produksi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 02/10/53/Th. XIV, 3 Oktober 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI Pada press release Oktober 2011, penyajian Nilai Tukar Petani (NTP) dimulai untuk data bulan Agustus

Lebih terperinci

1. Angka. 2. Angka Kering. beras atau. meningkat. meningkat dari 1,4. diperkirakan akan. Produksi ubi kayu 2010.

1. Angka. 2. Angka Kering. beras atau. meningkat. meningkat dari 1,4. diperkirakan akan. Produksi ubi kayu 2010. . BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR T No.8/11/53/Th. XV, 1 November PRODUKSI TANAMAN PADI DAN PALAWIJA NTT (ANGKA TETAP 211 & ANGKAA RAMALAN II ) 1. Angka Tetap (ATAP) produksi padi Provinsi NTT Tahun 211

Lebih terperinci

ANGKA TETAP TAHUN 2013 DAN ANGKA RAMALAN 1 TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

ANGKA TETAP TAHUN 2013 DAN ANGKA RAMALAN 1 TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA No. 4/7/71/Th. VIII, 1 Juli 214 ANGKA TETAP TAHUN 213 DAN ANGKA RAMALAN 1 TAHUN 214 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA A. PADI Angka Tetap (ATAP) produksi padi tahun 213 diperhitungkan sebesar 638.373 ton

Lebih terperinci

ANGKA RAMALAN 2 TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

ANGKA RAMALAN 2 TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA No. 72/11/71/Th. IX, 2 November 2015 ANGKA RAMALAN 2 TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA A. PADI Angka Ramalan 2 (Aram 2) produksi padi tahun 2015 diperhitungkan sebesar 673.712 ton Gabah Kering

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014) No. 45/07/35/Th XII,1 Juli 2014 A. PADI Angka Tetap (ATAP) 2013 produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan sumber daya alam dalam bidang pertanian merupakan keunggulan yang dimiliki Indonesia dan perlu dioptimalkan untuk kesejahteraan rakyat. Pertanian merupakan aset

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI Provinsi Riau (Angka Ramalan III Tahun 2011)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI Provinsi Riau (Angka Ramalan III Tahun 2011) No. 48//11/14/Th. XII, 1 November 2011 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI Provinsi Riau (Angka Ramalan III Tahun 2011) A. PADI. Angka Ramalan (ARAM) III produksi padi tahun 2011 diperkirakan sebesar 514.745

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 02/03/53/Th. XV, 1 Maret 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI Pada press release Maret 2012, penyajian Nilai Tukar Petani (NTP) dimulai untuk data bulan Januari sampai

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI Provinsi Riau (Angka Ramalan II Tahun 2012)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI Provinsi Riau (Angka Ramalan II Tahun 2012) No. 51 /11/14/Th. XIII, 1 November 2012 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI Provinsi Riau (Angka Ramalan II Tahun 2012) A. PADI. Angka Ramalan (ARAM) II produksi padi tahun 2012 diperkirakan sebesar 454.344

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU No. 15/03/14/Th. XVII, 1 Maret 2016 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU (Angka Sementara 2015) A. PADI. Angka Sementara (ASEM) produksi padi tahun 2015 adalah sebesar 393.917 ton padi Gabah

Lebih terperinci

ANGKA TETAP TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

ANGKA TETAP TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA No. 47/07/71/Th. XI, 1 Juli 2015 ANGKA TETAP TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA A. PADI Angka Tetap (ATAP) produksi padi tahun 2014 diperhitungkan sebesar 637.927 ton Gabah Kering Giling (GKG).

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI SAWAH, JAGUNG DAN UBI KAYU (ANGKA SEMENTARA 2008 DAN ANGKA RAMALAN I 2008)

PRODUKSI PADI SAWAH, JAGUNG DAN UBI KAYU (ANGKA SEMENTARA 2008 DAN ANGKA RAMALAN I 2008) BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 12/3/31Th. X, 3 Maret 28 PRODUKSI PADI SAWAH, JAGUNG DAN UBI KAYU (ANGKA SEMENTARA 28 DAN ANGKA RAMALAN I 28) A. PADI SAWAH SAWAH Angka Sementara (ASEM) produksi padi sawah

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2009)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2009) BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 05/11/33/Th. III, 2 November 2009 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2009) A. PADI Angka Ramalan III (ARAM III) produksi padi Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 diperkirakan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang . PENDAHULUAN. Latar Belakang Kesejahteraan dapat dilihat dari tersedianya dan terpenuhinya kebutuhan pangan. Apabila tidak tercukupinya ketersediaan pangan maka akan berdampak krisis pangan. Tanaman pangan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA SEMENTARA 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA SEMENTARA 2015) BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 16/03/73/Th IX, 1 Maret 2016 PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA SEMENTARA 2015) A. PADI Angka Sementara (Asem) 2015, produksi Padi di

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2013)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2013) BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 72/11/35/Th XI.,1 November PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun ) A. PADI B. JAGUNG Angka Ramalan (ARAM) II produksi Padi Provinsi Jawa Timur tahun sebesar

Lebih terperinci

ANGKA RAMALAN 1 TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

ANGKA RAMALAN 1 TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA No. 47/07/71/Th.IX, 1 Juli 2015 ANGKA RAMALAN 1 TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA A. PADI Angka Ramalan 1 (Aram 1) produksi padi tahun 2015 diperhitungkan sebesar 664.282 ton Gabah Kering Giling

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA TETAP 2013 DAN ANGKA RAMALAN I 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA TETAP 2013 DAN ANGKA RAMALAN I 2014) BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 37/07/73/Th. V, 1 Juli 2014 14 PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA TETAP 2013 DAN ANGKA RAMALAN I 2014) A. PADI Angka Tetap (ATAP) 2013,

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN UBI KAYU

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN UBI KAYU No.384 /03-19/Th.XII, 3 Maret 2014 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN UBI KAYU ( Angka Sementara Tahun 2013 dan Angka Prognosa Tahun 2014 ) A. ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013 Produksi padi Tahun 2013 (Angka Sementara)

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA SEMENTARA 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA SEMENTARA 2014) BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA SEMENTARA 2014) No. 20/03/73/Th. VIII, 2 Maret 2015 A. PADI Angka Sementara (Asem) 2014, produksi Padi

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN II 2008)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN II 2008) BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 24/07/34/Th. X, 01 Juli 2008 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN II 2008) Berdasarkan ATAP 2007 dan Angka Ramalan II (ARAM II) tahun 2008,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari masyarakat mendapatkan informasi tentang kejadian-kejadian dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari masyarakat mendapatkan informasi tentang kejadian-kejadian dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap hari masyarakat mendapatkan informasi tentang kejadian-kejadian dan segala bentuk peristiwa yang terjadi di belahan dunia melalui televisi. Kehadiran stasiun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kemampuan sektor pertanian dalam

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kemampuan sektor pertanian dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian, dimana pertanian merupakan sektor yang memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini ditunjukkan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berakhirnya pemerintahan orde baru, industri pers di Indonesia mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai implementasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Media massa merupakan sarana menyebarkan informasi kepada masyarakat. Oleh karena itu, media massa memiliki peranan penting dalam penyebaran informasi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2006 DAN ANGKA RAMALAN I 2007)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2006 DAN ANGKA RAMALAN I 2007) BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 01/IV/Th. I, 1 April 2007 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2006 DAN ANGKA RAMALAN I 2007) A. PADI Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi kepada orang lain. Kegiatan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa bisa berlangsung secara efektif

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Demikianlah, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya dan dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Terima kasih.

KATA PENGANTAR. Demikianlah, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya dan dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Terima kasih. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan karunia-nya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini membahas tentang Karakteristik Bahasa Jurnalistik.

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2010 DAN ANGKA RAMALAN II 2011)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2010 DAN ANGKA RAMALAN II 2011) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 43/07/21/Th.VI, 01 Juli 2011 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2010 DAN ANGKA RAMALAN II 2011) A. PADI Produksi padi tahun 2010 (Angka Tetap)

Lebih terperinci

KAJIAN DAYA TAHAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP GANGGUAN FAKTOR EKSTERNAL DAN KEBIJAKAN YANG DIPERLUKAN. Bambang Sayaka

KAJIAN DAYA TAHAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP GANGGUAN FAKTOR EKSTERNAL DAN KEBIJAKAN YANG DIPERLUKAN. Bambang Sayaka KAJIAN DAYA TAHAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP GANGGUAN FAKTOR EKSTERNAL DAN KEBIJAKAN YANG DIPERLUKAN PENDAHULUAN Bambang Sayaka Gangguan (shocks) faktor-faktor eksternal yang meliputi bencana alam, perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Peranan tersebut, berfungsi untuk menyampaikan beragam informasi

BAB I PENDAHULUAN. penting. Peranan tersebut, berfungsi untuk menyampaikan beragam informasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Surat kabar sebagai salah satu media massa cetak memiliki peran yang penting. Peranan tersebut, berfungsi untuk menyampaikan beragam informasi kepada masyarakat,

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

V. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR 61 V. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR 5.1. Keadaaan Geografis dan Administrasi Daerah Provinsi NTT terletak antara 8 0-12 0 Lintang Selatan dan 118 0-125 0 Bujur Timur. Luas wilayah daratan 48 718.10

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KACANG TANAH ( Angka Ramalan II Tahun 2015 )

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KACANG TANAH ( Angka Ramalan II Tahun 2015 ) No. 74/11/19/Th.XIII, 2 November 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KACANG TANAH ( Angka Ramalan II Tahun 2015 ) A. PADI Produksi padi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2015 (Angka Ramalan II) diperkirakan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) No. 20/03/51/Th. X, 1 Maret 2016 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) PRODUKSI PADI TAHUN 2015 (ANGKA SEMENTARA) TURUN 0,49 PERSEN A. PADI Angka Sementara (ASEM) produksi padi

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014) No. 75/11/35/Th.XII, 3 November 2014 A. PADI Produksi Padi Provinsi Jawa Timur berdasarkan Angka Ramalan II (ARAM

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II 2015)

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II 2015) No. 64/11/72/Th.XVIII, 02 November 2015 PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II 2015) A. PADI Angka Ramalan II (ARAM II) produksi padi Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2015 diperkirakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU No. 35/07/14/Th. XVI, 1 Juli 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU (Angka Tetap 2014 dan Angka Ramalan I Tahun 2015) A. PADI. Angka Tetap produksi padi tahun 2014 adalah sebesar 385.475

Lebih terperinci

Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan

Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan 122 Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan IV.1 Kondisi/Status Luas Lahan Sawah dan Perubahannya Lahan pertanian secara umum terdiri atas lahan kering (non sawah)

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) No. 78/11/33, Th. IX, 2 NOVEMBER 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, produksi padi Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 diperkirakan sebesar

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 17/03/12/Thn. XIX, 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN ) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN SEBESAR 4.044.829 TON GKG, NAIK SEBESAR

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI SUMATERA SELATAN ANGKA SEMENTARA 2015

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI SUMATERA SELATAN ANGKA SEMENTARA 2015 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 18/03/16/Th. XVIII, 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI SUMATERA SELATAN ANGKA SEMENTARA A. PADI Produksi padi tahun (Angka Sementara) sebanyak 4,25 juta

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP TAHUN 2014 dan ANGKA RAMALAN I 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP TAHUN 2014 dan ANGKA RAMALAN I 2015) BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 40/07/32/Th. XVII, 1 Juli PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP TAHUN 2014 dan ANGKA RAMALAN I ) PRODUKSI PADI TAHUN 2014 (ANGKA TETAP) TURUN 3,63 PERSEN, SEDANGKAN

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 19/03/32/Th. XVII, 2 Maret 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN ) PRODUKSI PADI TAHUN (ANGKA SEMENTARA) DIPERKIRAKAN TURUN 3,63 PERSEN PADI Menurut

Lebih terperinci

Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan

Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan September 2013 Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan jurnalistik. Jurnalistik dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II 2015) No.03 /11/3321/Th.I,2 November 2015 Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, produksi padi Kabupaten Demak pada

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA SEMENTARA TAHUN 2009 DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2010

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA SEMENTARA TAHUN 2009 DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2010 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 18/04/61/Th. XIII, 1 April 2010 PRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA SEMENTARA TAHUN 2009 DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2010 A. PADI Produksi padi Kalimantan Barat berdasarkan Angka

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ARAM II 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ARAM II 2015) jambi No. 63/11/15 /Th. IX, 2 November PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ARAM II ) A. PADI Produksi padi tahun (Angka Ramalan II) diperkirakan sebesar 561.542 ton GKG, atau turun sebesar 103.178 ton

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. hal

I. PENDAHULUAN. Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. hal 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting perananya dalam Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. hal tersebut bisa kita lihat

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2013 DAN ANGKA RAMALAN I 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2013 DAN ANGKA RAMALAN I 2014) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 48/07/21/Th.VIII, 01 Juli PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2013 DAN ANGKA RAMALAN I ) A. PADI Produksi padi tahun 2013 (Angka Tetap) sebanyak

Lebih terperinci

ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA No. 21/03/71/Th. IX, 2 Maret 2015 ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA A. PADI Angka Sementara (Asem) produksi padi tahun 2014 diperhitungkan sebesar 640.162 ton Gabah Kering Giling

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumberdaya manusia suatu bangsa. Untuk mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan pangan dalam jumlah dan kualitas

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI JAGUNG DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI JAGUNG DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) No. 16/03/71/Th. X, 1 Maret 2016 PRODUKSI PADI JAGUNG DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) A. PADI Angka Sementara (Asem) produksi padi di Sulawesi Utara tahun 2015 diperkirakan sebesar 674.169 ton

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2010 DAN ANGKA RAMALAN I 2011)

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2010 DAN ANGKA RAMALAN I 2011) PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA No. 05/03/72/Th. XIII, 1 Maret 2011 (ANGKA SEMENTARA 2010 DAN ANGKA RAMALAN I 2011) A. PADI Angka Sementara (ASEM) produksi padi Propinsi Sulawesi Tengah tahun 2010

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN

PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 KATA PENGANTAR Kejadian El Nino Tahun 2015

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI SUMATERA SELATAN (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI SUMATERA SELATAN (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 63/11/16/Th.XVII, 2 November PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI SUMATERA SELATAN (ANGKA RAMALAN II TAHUN ) A. PADI Perkiraan produksi padi berdasarkan angka ramalan (Aram)

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No14/02/53/Th.XVIII, 16 Februari 2015 Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) Provinsi Nusa Tenggara Timur 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes)

Lebih terperinci

ANGKA RAMALAN II 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI

ANGKA RAMALAN II 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 64/11/32/Th. XVII, 2 November ANGKA RAMALAN II PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PRODUKSI PADI TAHUN (ARAM II) DIPERKIRAKAN MENURUN 4,02 PERSEN. A. PADI Berdasarkan Angka Ramalan

Lebih terperinci

Kredibilitas Pendeta GMIT Sebagai Komunikator Dalam Perspektif. Retorika Klasik Aristoteles SKRIPSI. Oleh: Yunita Natalia Lado

Kredibilitas Pendeta GMIT Sebagai Komunikator Dalam Perspektif. Retorika Klasik Aristoteles SKRIPSI. Oleh: Yunita Natalia Lado Kredibilitas Pendeta GMIT Sebagai Komunikator Dalam Perspektif Retorika Klasik Aristoteles (Studi Deskriptif Pada Pendeta Protestan GMIT Gereja Petra Kefamenanu-TTU ) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Syarat

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2008 DAN ANGKA RAMALAN I 2009)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2008 DAN ANGKA RAMALAN I 2009) BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 05/03/33/Th. III, 2 Maret 2009 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2008 DAN ANGKA RAMALAN I 2009) A. PADI Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

Dasar- dasar Jurnalistik TV. Modul ke: 14FIKOM MENULIS BERITA TELEVISI. Fakultas. Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom. Program Studi BROAD CASTING

Dasar- dasar Jurnalistik TV. Modul ke: 14FIKOM MENULIS BERITA TELEVISI. Fakultas. Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom. Program Studi BROAD CASTING Modul ke: Dasar- dasar Jurnalistik TV MENULIS BERITA TELEVISI Fakultas 14FIKOM Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan MENULIS BERITA TELEVISI Menulis Berita TV Menulis

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II 2014)

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II 2014) No. 62/11/72/Th.XVII, 3 November 2014 PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II 2014) A. PADI Angka Ramalan II (ARAM II) produksi padi Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2014 diperkirakan sebesar

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP TAHUN 2015) No. 46/07/51/Th. X, 1 Juli 2016 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP TAHUN 2015) PRODUKSI PADI TAHUN 2015 TURUN 0,49 PERSEN A. PADI Produksi padi di Bali tahun 2015 tercatat sebesar 853.710

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam kehidupan sehari-harinya manusia membutuhkan interaksi dengan orang lain. Melalui bahasalah

Lebih terperinci

LAMPIRAN: Surat No.: 0030/M.PPN/02/2011 tanggal 2 Februari 2011 B. PENJELASAN TENTANG KETAHANAN PANGAN

LAMPIRAN: Surat No.: 0030/M.PPN/02/2011 tanggal 2 Februari 2011 B. PENJELASAN TENTANG KETAHANAN PANGAN LAMPIRAN: Surat No.: 0030/M.PPN/02/2011 tanggal 2 Februari 2011 B. PENJELASAN TENTANG KETAHANAN PANGAN ahanan pangan nasional harus dipahami dari tiga aspek, yaitu ketersediaan, distribusi dan akses, serta

Lebih terperinci

Bab V Analisis, Kesimpulan dan Saran

Bab V Analisis, Kesimpulan dan Saran 151 Bab V Analisis, Kesimpulan dan Saran V.1 Analisis V.1.1 Analisis Alih Fungsi Lahan Terhadap Produksi Padi Dalam analisis alih fungsi lahan sawah terhadap ketahanan pangan dibatasi pada tanaman pangan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015) No. 47/07/51/Th. IX, 1 Juli 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015) PRODUKSI PADI TAHUN 2015 (ARAM I) DIPERKIRAKAN NAIK 0,39 PERSEN A. PADI Produksi padi di Bali pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi beras nasional sangat penting sebagai salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. produksi beras nasional sangat penting sebagai salah satu faktor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai komoditas pangan utama masyarakat Indonesia, kecukupan produksi beras nasional sangat penting sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi terwujudnya ketahanan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015 PROVINSI SULAWESI SELATAN

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015 PROVINSI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 38/07/73/Th. IX, 1 Juli 2016 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015 PROVINSI SULAWESI SELATAN PRODUKSI PADI TAHUN 2015 NAIK 0,84 PERSEN PRODUKSI JAGUNG TAHUN 2015 NAIK

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KACANG TANAH

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KACANG TANAH No. 46/07/19/TH.XIV, 1 Juli 2016 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KACANG TANAH A. PADI Produksi padi tahun 2015 sebesar 27.068 ton Gabah Kering Giling (GKG), atau mengalami kenaikan sebesar 3.587 ton (15,28

Lebih terperinci

Produksi Tanaman Pangan Provinsi Papua Tahun 2015 (Berdasarkan Angka Ramalan II 2015)

Produksi Tanaman Pangan Provinsi Papua Tahun 2015 (Berdasarkan Angka Ramalan II 2015) No. 62 /11 /94 /Th. VII, 2 November Produksi Tanaman Pangan Provinsi Papua Tahun (Berdasarkan Angka Ramalan II ) A. PADI Produksi padi Provinsi Papua tahun diperkirakan mencapai 204.891 ton gabah kering

Lebih terperinci

MEMBUAT PAKET BERITA TELEVISI

MEMBUAT PAKET BERITA TELEVISI PENULISAN NASKAH BERITA TELEVISI Modul ke: MEMBUAT PAKET BERITA TELEVISI Fakultas 13Ilmu Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran INTRODUCTION Perbedaan utama reporter televisi dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia yang bermula dari bahasa melayu, terus-menerus

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia yang bermula dari bahasa melayu, terus-menerus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia yang bermula dari bahasa melayu, terus-menerus mengalami perubahan. Perubahan pertama menjelang menjadi bahasa Indonesia seperti dikatakan samsuri

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU No. 17/03/14/Th. XVI, 2 Maret 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU (Angka Sementara ) A. PADI. Angka Sementara produksi padi tahun adalah sebesar 385.475 ton padi Gabah Kering Giling (GKG)

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013) NO. 66/11/33 TH. VII, 1 NOVEMBER 2013 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013) Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, pada tahun 2013 produksi padi Provinsi Jawa Tengah diperkirakan sebesar

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA RAMALAN II 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA RAMALAN II 2014) BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 62/11/73/Th. V, 3 November 2014 PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA RAMALAN II 2014) 30/06/73/Th. V, 2 Juli 2014 A. PADI Angka Tetap

Lebih terperinci