Rizky Amelia 1, Yunilma 1, Dandes Rifa 1.
|
|
- Yuliana Hermanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), RETRIBUSI DAERAH DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA PADANG DAN BUKITTINGGI TAHUN Rizky Amelia 1, Yunilma 1, Dandes Rifa 1 1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta rizky_amelia04@ymail.com Abstract This study aimed to examine the effect of regional gross domestic product, regional retribution, and total population on regional revenue the city of Padang and Bukittinggi in The type of data in this study is secondary data that had been available in DPKAD and BPS of Padang and Bukittinggi. This data is time series from Sample is taken using a random sampling method. The method of analysis in this study using multiple regression. The results of testing the hypothesis found that regional gross domestic product and regional retribution have effect on regional revenue. In other hand total population have no effect on regional revenue. Key words: regional revenue, regional gross domestic product, regional retribution, total population Pendahuluan 1. Latar Belakang Dalam rangka melaksanakan otonomi daerah, masing-masing daerah berusaha meningkatkan pendapatannya dengan cara mengenali potensi dan sumber daya yang dimiliki. Untuk melaksanakan otonomi daerah tersebut, difokuskan kepada pemenuhan biaya pemerintahan dan pembangunan melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu sumber pembiayaan daerah yang sangat penting bagi daerah tersebut khususnya untuk menciptakan kemakmuran dan kesehjateraan terhadap masyarakat berdasarkan peraturan daerah dan perundang-undangan. Menurut Soleh dan Rochmansjah (2010), sumber penerimaan daerah pada konteks ekonomi serta desentralisasi untuk masa sekarang, masih didominasi bantuan dan sumbangan dari pemerintah pusat baik dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Dana Bagi Hasil, sedangkan proporsi Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih kecil. Bagi pemerintah daerah, bantuan dan sumbangan dari pemerintah pusat digunakan sebagai sumber pendanaan dalam menjalankan kewenangannya dan seharusnya menjadi sumber pendanaan dalam membiayai belanja daerah. Undang- Undang No. 33 tahun 2004 mengatur bahwa pemerintah daerah dapat
2 meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam rangka menaikkan kapasitas fiskal selain melalui Dana Bagi Hasil Pajak dengan pengelolaan pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan serta PAD lain-lain yang sah. Masalah keuangan timbul karena adanya keterbatasan dana yang dapat dihimpun oleh pemerintah daerah sebagaimana yang dihasilkan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan untuk membangun daerahnya (Widyoworo, 2003). Untuk tahun , penerimaan PAD Kota Padang dan Bukittinggi masing-masing mengalami kenaikan dan penurunan. Tidak tercapainya target atau anggaran yang telah ditentukan sebelumnya merupakan salah satu penyebab kenaikan dan penurunan penerimaan PAD tersebut. Dilihat dari latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah: a. Bagaimana pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang dan Bukittinggi pada tahun ? b. Bagaimana pengaruh retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang dan Bukittinggi pada tahun ? c. Bagaimana pengaruh jumlah penduduk terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang dan Bukittinggi pada tahun ? 2. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah sumber penerimaan Pemerintah Daerah yang berasal dari daerah itu sendiri berdasarkan kemampuan yang dimiliki (UU No. 23 tahun 2014). Menurut Yani (2008), Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu pendapatan yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, tujuannya untuk memberikan kebebasan pada pemerintah daerah untuk menggali pendanaan dalam melaksanakan otonomi daerah sebagai perwujudan azaz desentralisasi. Penerimaan pemerintah dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) inilah yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah di daerah, sehingga dengan semakin banyak
3 Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang diterima pemerintah daerah maka pembangunan perekonomian daerah tersebut akan meningkat. Hal ini dapat dilihat dari pengadaan sarana dan prasarana publik yang menunjang seperti jalan raya, penerangan jalan, dan lain sebagainya (Jaya dan Widanta, 2014). Widayat (1994) menjelaskan bahwa dalam upaya guna meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) supaya penerimaannya mendekati atau bahkan sama dengan potensinya, secara umum ada dua cara: a. Cara intensifikasi yaitu mengefektifkan pemungutan pajak atau retribusi dan mengefisienkan cara pemungutannya pada obyek serta subyek yang sudah ada, misal melakukan perhitungan potensi, penyuluhan, meningkatkan pengawasan dan pelayanan. b. Cara ekstensifikasi yaitu melakukan usaha-usaha guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan cara menjaring wajib pajak baru melebihi pendataan dan pendaftaran atau menggali pajak baru. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu faktor penting dalam upaya peningkatan pendapatan daerah karena dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), pemerintah dapat mengukur upaya yang telah disosialisasikan kepada oknumoknum serta masyarakat apakah sudah memberikan kemajuan atau tidak. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) juga mencerminkan bagaimana kemampuan produksi dan pendapatan masyarakat di suatu daerah. Dilihat dari keadaan pengeluaran konsumen di daerah sekarang ini, pendapatan masyarakat akan menjadi pengeluaran yang mampu mempengaruhi pendapatan daerah melalui pajak daerah dan retribusi daerah. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) juga merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang mampu mempengaruhi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), karena menurut Santosa dan Rahayu (2005), meningkatnya PDRB maka akan meningkatkan penerimaan pemerintah daerah dalam membiayai program-program pembangunan, kemudian akan mendorong peningkatan pelayanan pemerintah daerah pada masyarakat yang diharapkan akan mampu meningkatkan produktivitasnya. Menurut Bunawolo (2012), hasil penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan dari
4 penghitungan atas dasar harga konstan dan penghitungan atas dasar harga berlaku. 1. Penghitungan Atas Dasar Harga Berlaku Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku adalah jumlah keseluruhan Nilai Tambah Bruto (NTB) atau nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan dari unit-unit produksi pada suatu periode tertentu yang dinilai dengan harga tahun bersangkutan. 2. Penghitungan Atas Dasar Harga Konstan Pengertian atas dasar harga konstan sama dengan pengertian atas dasar harga berlaku, namun penilaiannya dilakukan dengan harga suatu tahun dasar tertentu. NTB atas dasar harga konstan memperlihatkan perubahan volume produksi saja. Pada dasarnya, ada empat penghitungan nilai tambah atas dasar harga konstan, yaitu: revaluasi (menilai produksi dan biaya antara masing-masing tahun dengan harga pada tahun dasar); ekstrapolasi (mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks produksi); deflasi (membagi nilai tambah atas dasar harga berlaku masing-masing tahun dengan indeks harga); deflasi berganda (nilai tambah diperoleh dari selisih antara output dan biaya antar hasil deflasi). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Atmaja (2011), Jaya dan Widanta (2014), dan Susanto (2014) yang menunjukkan bahwa PDRB berpengaruh terhadap PAD, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H 1 : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang dan Bukittinggi tahun , Menurut UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Pendapatan Asli Daerah terdiri dari empat sumber, yaitu: pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Retribusi daerah juga berperan besar dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satu upaya dalam pengelolaan program retribusi secara profesional dan terukur (Goma, 2014). Retribusi daerah terdiri dari jasajasa yang sudah diberikan pemerintah daerah. Jasa merupakan kegiatan pemerintah daerah berupa usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang bisa dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Jasa ini dibagi menjadi dua macam (UU No. 28 tahun 2009), yaitu:
5 1. Jasa Umum Jasa umum merupakan jasa yang disediakan pemerintah daerah untuk kepentingan dan sarana umum serta bisa dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Jasa umum terdiri dari retribusi pelayanan kesehatan, retribusi pelayanan kebersihan, retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat, retribusi pelayanan pasar, retribusi pengujian kendaraan bermotor, retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum, retribusi pelayanan pendidikan, dan lain-lain. 2. Jasa Usaha Jasa usaha merupakan jasa yang disediakan pemerintah daerah yang menganut prinsip-prinsip komersial karena pada dasarnya dapat juga disediakan oleh sektor swasta. Jasa usaha terdiri dari retribusi pertokoan, retribusi rumah potong hewan, retribusi tempat penginapan, retribusi terminal, retribusi tempat rekreasi dan olahraga, retribusi penyebrangan di air, retribusi pelayanan kepelabuhan, retribusi tempat pelelangan, dan lain-lain. Berdasarkan penelitian Riduansyah (2003), Jati (2004), dan Putra et al (2014) yang menunjukkan bahwa retribusi daerah berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H 2 : Retribusi daerah berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang dan Bukittinggi tahun Jumlah penduduk disuatu daerah merupakan komponen yang penting untuk pembentukan daerah itu sendiri, karena penduduk ataupun masyarakatnya akan memberikan kontribusi baik itu tenaga, materi, maupun pikiran demi meningkatkan potensi daerah mereka sendiri. Jumlah penduduk di Kota Padang dan Bukittinggi terdiri dari penduduk asli, penduduk pendatang menetap, serta penduduk menetap sementara, dan tidak terkecuali para wisatawan juga sangat mempengaruhi pendapatan daerah dalam pembangunannya. Pada suatu daerah, penduduk yang memiliki pola pikir perencana pembangunan merupakan aset modal dasar dalam pembangunan tapi juga merupakan beban pada pembangunan. Sebagai aset modal dasar pembangunan serta mampu meningkatkan kualitas keahlian dan kemampuan akan mampu meningkatkan produksi nasional khususnya produksi daerah. Berdasarkan penelitian Santosa dan Rahayu (2005), Atmaja (2011), dan Susanto (2014) yang menunjukkan bahwa jumlah penduduk mempunyai pengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD),
6 maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H 3 : Jumlah penduduk berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang dan Bukittinggi tahun Metodologi Populasi pada penelitian ini yaitu penerimaan PAD, PDRB, retribusi daerah, dan jumlah penduduk di Kota Padang dan Bukittinggi. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu random sampling dimana semua anggota pada populasi mendapatkan kesempatan untuk menjadi sampel. Sampel pada penelitian ini adalah penerimaan PAD, PDRB, retribusi daerah, dan jumlah penduduk pada tahun di Kota Padang dan Bukittinggi. Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif guna memberikan gambaran atau deskripsi suatu data. Penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, serta uji multikolinearitas. Untuk menguji hipotesisi digunakan uji R 2, uji F, dan uji t. Model penelitian yang digunakan adalah model regresi berganda. Persamaan model regresi berganda pada penelitian ini yaitu: Keterangan: Y = Pendapatan Asli Daerah (PAD) X 1 = Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) X 2 = Retribusi Daerah X 3 = Jumlah e = Error Hasil dan Pembahasan 1. Statistik Deskriptif Hasil analisis statistik deskriptif pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Statistik Deskriptif Penelitian Ket N Min Maks Mean Std. Deviasi PAD 12 24,24 26,20 25,0754 0,71732 PDRB 12 5,08 6,61 6,1658 0,45833 Retribusi 12 18,47 24,40 23,1859 1,54732 Daerah Jumlah 12 1,10 2,50 1,8450 0,44141 Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 2. Hasil Pengujian Asumsi Klasik a. Hasil Pengujian Normalitas Masing-masing variabel dikatakan normal apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) besar dari nilai alpha yaitu 0,05 (Ghozali, 2011). Y= α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + e
7 Tabel 2.a Hasil Pengujian Normalitas Keterangan Asymp. Alpha Kesimpulan Sig (2-tailed) PAD 0,719 0,05 Data terdistribusi normal PDRB 0,664 0,05 Data terdistribusi Retribusi Daerah Jumlah normal 0,073 0,05 Data terdistribusi normal 0,771 0,05 Data terdistribusi normal Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Pada tabel 2.a terlihat bahwa masing-masing variabel penelitian memiliki nilai Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05 sehingga disimpulkan bahwa semua variabel terdistribusi normal. b. Hasil Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi pada penelitian ini menggunakan uji Run Test dimana menurut Ghozali (2011) variabel dikatakan tidak memiliki autokorelasi apabila nilai Test Value < alpha 0,05. Keterangan PAD, PDRB, Retribusi Daerah, dan Jumlah Tabel 2.b Hasil Uji Autokorelasi Sumber: Hasil olah data SPSS Test Value Alpha Kesimpulan 0, ,05 Tidak terjadi autokorelasi Hasil yang diperoleh pada tabel 2.b, nilai Test Value semua variabel dependen (PAD) maupun variabel independen (PDRB, retribusi daerah, dan jumlah penduduk) kecil dari nilai alpha 0,05, sehingga disimpulkan bahwa pada penelitian ini tidak terjadi autokorelasi. c. Hasil Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan uji Glejser, dimana nilai signifikan > nilai alpha 0,05 yang memperlihatkan tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,2011). Tabel 2.c Hasil Uji Heteroskedastisitas Ket Sig Alpha Kesimpulan PDRB 0,517 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas Retribusi Daerah 0,909 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas Jumlah 0,892 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Pada tabel 2.c dapat dilihat bahwa masing-masing variabel independen menghasilkan nilai signifikan > alpha 0,05, maka disimpulkan semua variabel independen pada penelitian ini tidak mengalami heteroskedastisitas. d. Hasil Uji Multikolinearitas Masing-masing variabel pada penelitian ini dikatakan tidak mengalami multikolinearitas apabila nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10 (Ghozali, 2011).
8 Tabel 2.d Pengujian Multikolinearitas Ket. Tolerance VIF Kesimpulan PDRB 0,609 1,643 Tidak terjadi multikolinearitas Retribusi 0,768 1,302 Tidak terjadi Daerah multikolinearitas Jumlah 0,494 2,023 Tidak terjadi multikolinearitas Sumber: Hasil Olah Data SPSS Dilihat dari tabel 2.d bahwa masing-masing variabel independen mempunyai nilai tolerance diatas 0,10 dan nilai VIF dibawah 10. Sehingga disimpulkan bahwa seluruh variabel independen tidak terjadi multikolinearitas. 3. Hasil Pengujian Hipotesis Menurut Ghozali (2011), hipotesis dapat diterima apabila nilai signifikan variabel lebih kecil dari alpha 0,05. Tabel 3 Hasil Pengujian Hipotesis Ket Koefisien Regresi Sig-t Alpha Kesimpu lan (constanta) 3,923 0,004 0,05 PDRB 0,376 0,046 0,05 H 1 diterima Retribusi Daerah 0,192 0,024 0,05 H 2 diterima Jumlah -0,893 0,398 0,05 H 3 Ditolak Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Dari tabel 3 secara umum persamaan regresi berganda yang dapat dibuat berdasarkan koefisien regresi yang dihasilkan adalah: Y=3,923+0,376X 1 +0,192X 2-0,893X 3 + e 4. Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis a. Pengaruh PDRB terhadap PAD Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama dengan menggunakan variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), yang diukur menggunakan laju pertumbuhan ekonomi, didapat nilai regresi bertanda positif sebesar 0,376 yang dibuktikan secara nyata dengan nilai signifikan sebesar 0,046 menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,046 < alpha 0,05, maka kesimpulannya adalah H 1 diterima dan dapat disimpulkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hal ini menunjukkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Padang dan Bukittinggi dapat memberikan pengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang dan Bukittinggi. Hal ini menjelaskan bahwa apabila PDRB Kota Padang dan Bukittinggi mengalami kenaikan sebesar 1%, sehingga akan meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang dan Bukittinggi sebesar 0,376%.
9 b. Pengaruh Retribusi Daerah terhadap PAD Diperoleh hasil pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan variabel retribusi daerah, nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,192 yang dibuktikan secara nyata dengan nilai signifikan 0,024 dan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0,024 < alpha 0,05, sehingga keputusannya adalah H 2 diterima dan dapat disimpulkan bahwa retribusi daerah berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hasil analisis menjelaskan bahwa retribusi daerah yang meningkat akan mempengaruhi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang dan Bukittinggi sehingga dapat meningkatkan pendanaan daerah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. c. Pengaruh Jumlah terhadap PAD Dilihat dari hasil pengujian hipotesis ketiga dengan menggunakan variabel jumlah penduduk yang diukur dengan laju pertumbuhan penduduk diperoleh nilai koefisien regresi berganda bertanda negatif sebesar 0,893 yang dibuktikan secara nyata dengan nilai signifikan 0,398 dengan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0,398> alpha 0,05 sehingga keputusannya adalah H 3 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hasil analisis ini menjelaskan bahwa jumlah penduduk Kota Padang dan Bukittinggi tidak memberikan pengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang dan Bukittinggi, dengan kata lain bertambahnya jumlah penduduk 1 (satu) orang tidak memberikan pengaruh terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang dan Bukittinggi. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), retribusi daerah, serta jumlah penduduk terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang dan Bukittinggi tahun Dari hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan: 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang dan Bukittinggi tahun Retribusi daerah berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah
10 (PAD) Kota Padang dan Bukittinggi tahun Jumlah tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang dan Bukittinggi tahun Saran Dari hasil analisis pengujian hipotesis, maka diajukan beberapa saran yaitu: 1. Diharapkan untuk peneliti dimasa mendatang untuk kembali melakukan pembuktian variabel ini dalam kasus yang sama dengan menambah variabel lainnya yang belum diuji maupun yang sudah diuji pada penelitian ini, baik penambahan variabel independen maupun penambahan variabel moderating atau intervening. 2. Untuk peneliti dimasa mendatang disarankan untuk memperpanjang jangka waktu penelitian, karena semakin panjang jangka waktu penelitian akan diketahui variasi atau perbedaan yang akan terjadi pada penelitian selanjutnya. 3. Untuk peneliti dimasa mendatang disarankan untuk menjadikan semua Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat sehingga nanti hasilnya dapat digeneraliasasikan untuk ruang lingkup yang lebih jelas. Daftar Pustaka Atmaja, Arief Eka, 2011: Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Semarang, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang. Bunawolo, 2012: PDRB, Artikel lepas internet, b/, diakses pada 3 Oktober Ghozali, Imam, 2011: Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Goma, Delliyanti, 2014: Peran Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah, Skripsi, Universitas Negri Gorontalo, Gorontalo. Jati, Waluya, 2004: Peranan Pajak dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Jawa Timur (Studi Pada Setiap Daerah Tingkat II di Jawa Timur), Publikasi Penelitian, Universitas Muhammadiyah, Malang. Jaya, Gde Bhaskara Perwira dan A.A Bagus Putu Widanta, 2014: Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Denpasar, Jurnal, Jurusan Ekonomi Pembangunan, Universitas Udayana, Denpasar. Putra, Boby Fandhi, Dwi Atmanto, dan Nila Firdausi Nuzula, 2014: Analisis Efektivitas Penerimaan dan Kontribusi Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Studi pada Dinas Pengelola Keuangan Daerah Kota Blitar), Skripsi, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang.
11 Riduansyah, Muhammad, 2003: Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Guna Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pemerintah Daerah Kota Bogor), Jurnal, Pusat Pengembangan dan Penelitian, Universitas Indonesia, Depok. Santosa, Purbayu Budi dan Retno Puji Rahayu, 2005: Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Kediri, Jurnal, Dinamika Pembangunan. Soleh, Chabib dan Heru Rochmansjah, 2010: Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah: Sebuah Pendekatan Struktural Menuju Tata Kelola Pemerintahan yang baik, Fokus Media, Bandung. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara, diakses pada 26 September 2014 dari Widayat, Wahyu, 1994: Maksimalisasi Pendapatan Asli Daerah Sebagai Kekuatan Ekonomi Daerah, Jurnal Akuntansi dan Manajemen, STIE YKPN, Yogyakarta. Widyoworo, Maduseno, 2003: Analisis Pendapatan Asli Daerah dan Bantuan Pemerintah Pusat di Propinsi Jawa Tengah tahun , Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang. Yani, Ahmad, 2008: Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia, Penerbit PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta. Susanto, Iwan, 2014: Analisis Pengaruh PDRB,, dan Inflasi Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Studi Kasus Kota Malang tahun ), Jurnal Ilmiah, Jurusan Ilmu Ekonomi, Universitas Brawijaya, Malang. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, diakses tanggal 26 September 2014 dari Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, diakses pada 27 November 2014 dari
ANALISIS BELANJA MODAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi Empiris pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun )
ANALISIS BELANJA MODAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi Empiris pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2013) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi
Lebih terperinciPENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL (Studi Empiris di Wilayah Karesidenan Surakarta)
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL (Studi Empiris di Wilayah Karesidenan Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat
Lebih terperinciPENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN GORONTALO
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN GORONTALO HELDY ISMAIL Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri
Lebih terperinciPENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA MODAL
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA MODAL (Studi Kasus Di Kabupaten Sragen Tahun Anggaran 2003-2011) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK),
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Pada penelitian ini dilakukan analisis hasil pengumpulan data penelitian dari 34 provinsi di Indonesia. Data yang digunakan meliputi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menguji hipotesis (hypothesis testing) yang telah dirumuskan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipologi Penelitian Penelitian ini menguji hipotesis (hypothesis testing) yang telah dirumuskan sebelumnya. Penelitian ini menguji pengaruh Derajat Desentralisasi, Dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan peundang-undangan. Hal tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat
Lebih terperinciPENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) TERHADAP PDRB PADA PROVINSI DKI JAKARTA
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) TERHADAP PDRB PADA PROVINSI DKI JAKARTA 2010-2015 Nama NPM Jurusan Dosen Pembimbing : Septi Eka Wulandari : 2A214142
Lebih terperinciPENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA BAGI HASIL (DBH), DANA ALOKASI UMUM (DAU), DAN ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI (PDRB)
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA BAGI HASIL (DBH), DANA ALOKASI UMUM (DAU), DAN ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI (PDRB) (Studi Empiris Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah)
Lebih terperinciDisusun dan Diajukan untuk Melengkapi dan Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU), DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK), DANA BAGI HASIL (DBH), DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENGALOKASIAN BELANJA MODAL (Studi Empiris Pada Provinsi
Lebih terperinciPENGARUH PAJAK HOTEL, PAJAK RESTORAN DAN PAJAK HIBURAN TERHADAP PENINGKARAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERIODE
PENGARUH PAJAK HOTEL, PAJAK RESTORAN DAN PAJAK HIBURAN TERHADAP PENINGKARAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERIODE 2012-2016 JURNAL PENELITIAN Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemeliharaan hubungan yang serasi antara pemerintah pusat dan daerah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang kemudian diperbaharui dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pemerintahan Kota/Kabupaten
36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pemerintahan Kota/Kabupaten di Provinsi Lampung berjumlah 14 kabupaten dan kota. Sampel yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek penelitian data ini adalah Pemerintah Daerah pada 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah. Subjek penelitiannya, yaitu data PAD, DAU, DAK, dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dan pertumbuhan ekonomi adalah laporan keuangan pemerintah daerah
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian dampak kinerja keuangan terhadap alokasi belanja modal dan pertumbuhan ekonomi adalah laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten/kota Provinsi
Lebih terperinciYeny dan Taufik, Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto, Jumlah Penduduk, dan Investasi...
1 Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto, Jumlah Penduduk, dan Investasi Swasta Terhadap Realisasi Pendapatan Asli Daerah Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Timur (The Influences Of Gross Regional Domestic
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. dilakukan, maka kajian pustaka yang telah dijadikan pertimbangan adalah
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Dari beberapa penelitian terdahulu yang sejenis atau studi yang pernah dilakukan, maka kajian pustaka yang telah dijadikan pertimbangan No Penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam landasan teori, akan dibahas lebih jauh mengenai Pertumbuhan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Dalam landasan teori, akan dibahas lebih jauh mengenai Ekonomi, Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum. Kemudian, akan menjabarkan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab 3 ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang meliputi populasi dan sampel penelitian, data dan sumber data, variabel operasional, metode analisis data serta
Lebih terperinciZELFIA YULIANA SUTAMI ( ) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK
PENGARUH RASIO EFEKTIVITAS PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU) DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI
Lebih terperinciPENGARUH BELANJA MODAL DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP PENDAPATAN PER KAPITA
PENGARUH BELANJA MODAL DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP PENDAPATAN PER KAPITA (Studi pada Pemerintah Kabupaten dan Kota Se-Provinsi Jawa Tengah dari tahun 2009-2011 ) NASKAH PUBLIKASI Diajukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada pemerintah Provinsi Jawa Timur. Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 29 Kabupaten dan 9 Kota, akan tetapi ada penelitian
Lebih terperinciPENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA MODAL PADA
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA MODAL PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011-2012 NASKAH PUBLIKASI DI SUSUN
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Pada hasil pengumpulan data sekunder mengenai Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus ( DAK ), Pertumbuhan
Lebih terperinciBoby Fandhi Putra Dwi Atmanto Nila Firdausi Nuzula Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang
ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN DAN KONTRIBUSI RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (Studi Pada Dinas Pengelola Keuangan Daerah Kota Blitar) Boby Fandhi Putra Dwi Atmanto Nila Firdausi Nuzula
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keuangan Daerah Faktor keuangan merupakan faktor yang paling dominan dalam mengukur tingkat kemampuan daerah dalam melaksanakan otonominya. Keadaan keuangan daerah yang menentukan
Lebih terperinciJurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Di Provinsi Bali Tahun 2011-2015 1 Shanti Widianing Santosa,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian PAD dan penjabaran elemen-elemen yang terdapat dalam PAD.
18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang berkaitan dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD), variabel-variabel yang diteliti serta penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya.
Lebih terperinciPowered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Belanja Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten / Kota Provinsi
Lebih terperinciKAJIAN EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DI KOTA PADANG
KAJIAN EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DI KOTA PADANG Jefry Trigiant 1, Dandes Rifa 1, Ethika 1, 1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pajak Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
77 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2015, penelitian ini menggunakan data sekunder untuk pengumpulan data. Tempat penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Indonesia. Teknik sampling pada penelitian ini adalah menggunakan purposive
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Sampel Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pendapatan asli daerah (PAD), sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA), luas wilayah, dan
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada Kabupaten/Kota Provinsi Banten, waktu pengumpulan data akan dilakukan pada Januari 2017 sampai Februari 2017.
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PAD, DBH, DAU, DAK DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP BELANJA MODAL KABUPATEN NGAWI TAHUN
ANALISIS PENGARUH PAD, DBH, DAU, DAK DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP BELANJA MODAL KABUPATEN NGAWI TAHUN 2003-2015 M. Agus Sudrajat Irma Diastuti Purniawati Universitas PGRI Madiun irmadias23@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya pembangunan nasional di negara-negara berkembang. difokuskan pada pembangunan ekonomi dalam rangka upaya pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya pembangunan nasional di negara-negara berkembang difokuskan pada pembangunan ekonomi dalam rangka upaya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi berkaitan
Lebih terperinciPENGARUH ANGGARAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL SKRIPSI
PENGARUH ANGGARAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciPENGARUH DANA ALOKASI UMUM (DAU), PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP BELANJA PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN TAHUN
PENGARUH DANA ALOKASI UMUM (DAU), PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP BELANJA PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2002-2010 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. berupa data kuantitatif, yaitu Data Laporan Realisasi Anggaran APBD pemerintah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yang dikumpulkan dari dokumen pemerintah daerah di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DIY berupa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah merupakan kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengelola keuangan daerah sendiri. Hal ini berarti bahwa daerah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian metode kuantitatif yaitu metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otonomi daerah atau sering disebut desentralisasi fiskal mengharuskan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otonomi daerah atau sering disebut desentralisasi fiskal mengharuskan pemerintah daerah dan masyarakat bersama-sama membangun daerahnya sendiri. Otonomi daerah adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. undang-undang di bidang otonomi daerah tersebut telah menetapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan desentralisasi fiskal di Indonesia mengacu pada Undang- Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang telah direvisi menjadi Undang-Undang
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA JurnalAkuntasi Skripsi (Semantik 2013) SimposiumNasionalAkuntansi X E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 4.3 (2013): Skripsi
DAFTAR PUSTAKA Andirfa, mulia. 2009. PengaruhPertumbuhanEkonomi, PendapatanAsli Daerah Pengalokasian Anggaran Belanja ModalStudi Empiris Pada Kabupaten/Kota Pemerintah Aceh).JurnalAkuntasi Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dengan dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 yang kemudian direvisi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 yang kemudian direvisi menjadi UU No. 32 Tahun 2004, daerah diberi kewenangan yang luas dalam mengurus dan mengelola
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 32 Provinsi di Seluruh
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2016. Penelitian ini mengambil data Laporan Realisasi Anggaran
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DAN DANA ALOKASI UMUM, PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP REALISASI BELANJA MODAL
ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DAN DANA ALOKASI UMUM, PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP REALISASI BELANJA MODAL Didik Purwanto Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciDAFTAR ISI. 1.2 Rumusan Masalah Maksud dan Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian...
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... i LEMBAR PERNYATAAN... ii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabelvariabel penelitian
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari Pajak Daerah, Retribusi
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah serta Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten
Lebih terperinciPENGARUH DANA ALOKASI UMUM (DAU), DANA ALOKASI KHUSUS (DAK), PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH
PENGARUH DANA ALOKASI UMUM (DAU), DANA ALOKASI KHUSUS (DAK), PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Kasus Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah. Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan atas pertimbangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mewujudkan pemerataan pembangunan di setiap daerah, maka daerah diberi wewenang untuk mengatur rumah tangganya sendiri hal ini telah diamanatkan dalam
Lebih terperinciFLYPAPER EFFECT PADA PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN NGANJUK PERIODE
FLYPAPER EFFECT PADA PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN NGANJUK PERIODE 2012-2016 Susanti Eka Wahyuni* Indrian Supheni Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengelola sumber daya ekonomi daerah yang berdaya guna dan berhasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari upaya pembangunan secara nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pemerintah daerah, sehingga tercipta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. di Provinsi Jawa Tengah dengan menggunakan data laporan keuangan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pada kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah dengan menggunakan data laporan keuangan pemerintah daerah
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.
64 DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim. 2012. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat. Ahmad Yani, 2008. Hubungan Keuangan antar pemerintah pusat dan Daerah di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Undang-undang No.25 Tahun 2000 tentang Program. Pembangunan Nasional , bahwa program penataan pengelolaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan Undang-undang No.25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional 2000-2004, bahwa program penataan pengelolaan keuangan daerah ditujukan untuk meningkatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Belanja daerah merupakan pengalokasian dana yang harus dilakukan secara efektif dan efisien, dimana belanja daerah dapat menjadi tolak
1 I. PENDAHULUAN Belanja daerah merupakan pengalokasian dana yang harus dilakukan secara efektif dan efisien, dimana belanja daerah dapat menjadi tolak ukur keberhasilan pelaksanaan kewenangan daerah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang baik. Melalui sistem pemerintahan yang baik, setidaknya hal tersebut dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara kepulauan yang memiliki wilayah yang luas dan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia tentu membutuhkan sistem pemerintahan yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2003). Populasi dalam penelitian
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2003). Populasi dalam
Lebih terperinciBAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel dalam penelitian ini adalah 35 kabupaten/kota dijawa tengah tahun 2011-
BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data 4.1.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Sampel dalam penelitian ini adalah 35 kabupaten/kota dijawa
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Jurusan Akuntansi
PENGARUH ALOKASI DANA PERIMBANGAN DAERAH DAN BELANJA MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI (Studi Kasus pada Pemerintah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berbatasan dengan Laut Jawa, Selatan dengan Samudra Indonesia, Timur dengan
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Provinsi Jawa Timur mempunyai 229 pulau dengan luas wilayah daratan sebesar 47.130,15 Km2 dan lautan seluas 110.764,28 Km2. Wilayah ini membentang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Dari hasil pengumpulan data sekunder mengenai Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Jawa Timur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. LANDASAN TEORITIS 2.1.1 Alokasi Anggaran Belanja Modal Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap berwujud yang memberi manfaaat lebih dari satu tahun
Lebih terperinciPENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR Dwi Wahyu Setyowati Program Studi Pendidikan Akuntansi FPIPS ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dampak diberlakukannya kebijakan otonomi daerah. Sistem otonomi daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang telah merasakan dampak diberlakukannya kebijakan otonomi daerah. Sistem otonomi daerah menyebabkan pemerintah daerah
Lebih terperinciPENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN PERIODE
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN PERIODE 2009-2011 Gomgom Arthur Simamora / 26209168 Pembimbing: Dr.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Pada bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul yaitu data dari Dana Perimbangan dan Belanja Modal Provinsi Jawa Timur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu fungsi alokasi yang meliputi: sumber-sumber ekonomi dalam bentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintahan suatu negara pada hakikatnya mengemban tiga fungsi utama, yaitu fungsi alokasi yang meliputi: sumber-sumber ekonomi dalam bentuk barang dan jasa pelayanan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi penelitian iniadalah seluruh Kabupaten dan Kota yang ada di Provinsi Yogjakarta. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari5 KabupatenKota, yaitu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis (hyphotesis testing
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis (hyphotesis testing study) yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan oleh peneliti mengenai
Lebih terperinciPENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TENGAH
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TENGAH ATIKAH UKHTI MULYANI Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciPENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PERTUMBUHAN EKONOMI, DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, PERTUMBUHAN EKONOMI, DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL (Studi Pada Pemerintah Kabupaten dan Kota Propinsi Jawa Tengah) NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi tersebut yakni
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan tata cara pemerintahan terwujud dalam bentuk pemberian otonomi daerah dan desentralisasi fiskal dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Konsekuensi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan dari
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2014 sampai dengan Februari 2014. Penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Proses desentralisasi pemerintahan yang dilakukan oleh Pemerintah. daerah memberikan konsekuensi terhadap Pemerintah Daerah untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses desentralisasi pemerintahan yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat terhadap Pemerintah Daerah sebagai wujud nyata dari pelaksanaan otonomi daerah memberikan konsekuensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sistem otonomi daerah, terdapat 3 (tiga) prinsip yang dijelaskan UU No.23 Tahun 2014 yaitu desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan. Desentralisasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keuangan Daerah dan APBD Menurut Mamesah (1995), keuangan daerah dapat diartikan sebagai semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu
Lebih terperinciBABV PENUTUP. signifikan antara variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi
65 BABV PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Alokasi
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. tertinggi, standar deviasi, varian, modus, dan sebagainya.
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif berhubungan dengan pengumpulan data yang dapat disimpulkan untuk mendapatkan gambaran mengenai data tersebut agar lebih
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif yaitu metode yang digunakan untuk menganalisis data yang berhubungan dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kinerja Keuangan 1.1 Definisi Kinerja Keuangan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dinyatakan bahwa
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah (PAD) menurut Halim (2008:96) merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Kelompok PAD dipisahkan
Lebih terperinciPengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Jumlah Penduduk terhadap Belanja Modal Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur
Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Jumlah Penduduk terhadap Belanja Modal Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur (Influence Human Development Index (HDI) and Total Population
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. administrasi dan fungsi Pemerintah di daerah yang dilaksanakan oleh
12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pemerintah Daerah Sistem administrasi keuangan daerah di Indonesia ditandai dengan dua pendekatan, yaitu dekonsentarsi dan desentralisasi. Dekonsentrasi adalah administrasi dan
Lebih terperinciPENGARUH SEKTOR EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PROVINSI RIAU. Dian Alfira Kasmita
PENGARUH SEKTOR EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PROVINSI RIAU Dian Alfira Kasmita Pembimbing: Almasdi Syahza dan Riadi Armas Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Jl. Bina
Lebih terperinciFLYPAPER EFFECT PADA DANA ALOKASI UMUM DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA DAERAH PADA KOTA BANDUNG PERIODE
ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.1, No.3 Desember 2014 Page 338 FLYPAPER EFFECT PADA DANA ALOKASI UMUM DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA DAERAH PADA KOTA BANDUNG PERIODE 2008-2012
Lebih terperinciPengaruh Desentralisasi Fiskal dan Kinerja Keuangan terhadap Alokasi Belanja Modal
Prosiding Akuntansi ISSN: 2460-6561 Pengaruh Desentralisasi Fiskal dan Kinerja Keuangan terhadap Alokasi Belanja Modal 1 Muhammad Miftah Falah, 2 Sri Fadilah, dan 3 Edi Sukarmanto 1,2,3 Prodi Akuntansi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan semua penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kemajuan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kemajuan dan perbaikan yang secara terus menerus menuju pada pencapaian tujuan yang diinginkan. Secara umum tujuan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Ratmono.Dwi, & Sholihin.Mahfud. (2015). Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual. Cetakan pertama. Upp Stim Ykpn : Yoyakarta.
58 DAFTAR PUSTAKA Ratmono.Dwi, & Sholihin.Mahfud. (2015). Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual. Cetakan pertama. Upp Stim Ykpn : Yoyakarta. Sujarweni.Wiratna.V (2015). Akuntansi Sektor Publik. Yoyakarta
Lebih terperinciDESY NURJANAH B
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS, DERAJAT DESENTRALISASI DAN KETERGANTUNGAN KEUANGAN TERHADAP BELANJA MODAL (Studi Empiris pada Kabupaten/Kota Wilayah Jawa Tengah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. roda pemerintahan. Oleh karena itu tiap-tiap daerah harus mengupayakan agar
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pendapatan daerah adalah komponen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang digunakan untuk membiayai pembangunan
Lebih terperinciPENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH (Studi Kasus Pada Kota Di Jawa Barat)
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH (Studi Kasus Pada Kota Di Jawa Barat) Renny Nur ainy 1 Desfitrina 2 Rooswhan Budi Utomo 3 1 Jurusan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Pendapatan Asli Daerah Menurut Darise ( 2007 : 43 ), Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) adalah pendapatan yang diperoleh
Lebih terperinciPENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAN INVESTASI TERHADAP KESENJANGAN PENDAPATAN DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAN INVESTASI TERHADAP KESENJANGAN PENDAPATAN DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris Pada Provinsi Se-Sumatera Tahun 2011-2014) Disusun sebagai
Lebih terperinciPENGARUH TINGKAT INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP PENERIMAAN PPN
PENGARUH TINGKAT INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP PENERIMAAN PPN Titi Warnita 1, Popi Fauziati 1, Resti Yulistia Muslim 2 Jurusan Akuntansi Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasar dalam pelaksanaan pelayanan publik. Di Indonesia, dokumen dokumen
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggaran daerah merupakan rencana keuangan daerah yang menjadi dasar dalam pelaksanaan pelayanan publik. Di Indonesia, dokumen dokumen anggaran daerah disebut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kabupaten/kota di Indonesia adalah 497, total populasi adalah sebanyak 50
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi, Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pemerintah daerah, dan LKPD Kabupaten/Kota di Indonesia tahun 2013 yang telah diaudit oleh BPK. Jumlah kabupaten/kota
Lebih terperinci