PERANCANGAN FIXTURE PROSES FREIS UNTUK PRODUKSI KOMPONEN SAMBUNGAN KARBURATOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN FIXTURE PROSES FREIS UNTUK PRODUKSI KOMPONEN SAMBUNGAN KARBURATOR"

Transkripsi

1 ISSN PERANCANGAN FIXTURE PROSES FREIS UNTUK PRODUKSI KOMPONEN SAMBUNGAN KARBURATOR Vivi Yunita Khalid, M Raffi Amira, Fitri Ramawinta, Rosel Mendani, Ivandre Waspika Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Padang v_yukha@yahoo.com, Amir_90s@yahoo.com, d.sweet_diamondpink@yahoo.com, rosel1st@yahoo.co.id, vander_maden@yahoo.co.id Abstract The tools are designed to assist and simplify the machining process, and increase the number of products that can be manufactured with quality maintained. The tools aredesigned to use in the manufacture of the carburetor connection with the Freis. Freisprocess here to cut the work piece that originally shaped like a rectangle into a rhombus.the tool is made by using the principle of supporting and supported by the use ofclamping. Supporting made with a flat surface so that the entire supporting surface is assumed to touch the entire workpiece. Meanwhile, the use of bolt clamping aims to unifyworkpieces with supporting so that the workpiece can not be separated and do not moveduring the machining process takes place. This is evidenced by the equation forcesgenerated by the clamping, the force generated is positive so that the proper tool to use.with this tool, production time becomes shorter and the resulting product is also more precise so that the quality and quantity of product is assured. Production costs necessaryto complete the carburetor connection is also cheaper than without using tools. Keywords: fixture, carburator, freis 1. PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Produk Karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara dan bahan bakar untuk sebuah mesin dalam pembakaran yang ditemukan oleh Karl Benz pada tahun 1885 dan dipatenkan pada tahun Karburator memiliki beberapa fungsi utama, antara lain mengatur besarnya aliran udara yang masuk kedalam ruang bakar, menyalurkan bahan bakar dengan jumlah yang tepat sesuai dengan aliran udara yang masuk kedalam ruang bakar sehingga rasio bahan bakar/udara tetap terjaga dan mencampur aliran udara dan bahan bakar dengan rata dan sempurna. karburator ini dalam jumlah yang besar, dengan waktu yang cepat dan kualitas produk yang tinggi. Penggunaan mesin saja tidak cukup untuk memenuhi seluruh tuntutan. Untuk mengatasi permasalahan ini, maka diperlukanlah sebuah alat bantu yang dapat menjamin kualitas dari karburator yang dibuat dan tidak memerlukan biaya yang besar. Pembuatan alat bantu untuk sambungan karburator ini didukung dengan penggunaan supporting dan clamping. Pada rancangan ini tidak digunakan locator karena penggunaannya dapat mengganggu proses pemesinan. Gambar 2. Sambungan Karburator Gambar 1. Karburator pada Kendaraan Bermotor Besarnya kegunaan dan fungsi karburator pada kendaraan bermotor menyebabkan tuntutan yang sangat besar terhadap produsen karburator untuk dapat memproduksi produk 1.2 Tujuan Khusus Perancangan Tujuan khusus dari perancangan alat bantu yang akan digunakan untuk pembuatan sambungan karburator ini adalah sebagai berikut : Perancangan Fixture Proses Freis...(V. Y. Khalid et al.) 45

2 ` ISSN Alat bantu yang dirancang dapat membantu dalam proses pemesinan sehingga dapat mempercepat waktu produksi. 2. Alat bantu yang dirancang dapat meningkatkan kualitas dari produk yang dibuat. 3. Alat bantu yang dirancang dapat menurunkan biaya produksi. 4. Alat bantu yang dirancang dapat meningkatkan jumlah barang yang diproduksi. 1.3 Batasan Perancangan Batasan perancangan dari pembuatan alat bantu yang akan digunakan untuk pembuatan sambungan karburator ini adalah sebagai berikut : 1. Alat bantu yang dirancang hanya untuk komponen sambungan karburator. 2. Alat bantu yang dirancang untuk proses freis pada keempat sisi bahan baku. 3. Pembuatan alat bantu menggunakan prinsip supporting dan didukung dengan penggunaan clamping, dalam rancangan in menggunakan baut. 4. Tidak ada sewa mesin untuk mesin freis yang digunakan. 5. Tidak ada pembatasan biaya dalam perancangan alat bantu. 1.4 Asumsi-Asumsi Asumsi-asumsi dalam perancangan dari pembuatan alat bantu yang akan digunakan untuk pembuatan sambungan karburator ini adalah sebagai berikut : 1. Komponen berasal dari baja paduan yang mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap panas dan aus karena fungsi karburator yang dituntut untuk mampu bekerja pada suhu yang tinggi ketika mesin sedang berjalan, sehingga material yang digunakan juga harus tahan panas. 2. Bentuk awal komponen sebelum dilakukan proses pemesinan berupa balok dengan ukuran panjang 70 mm, lebar 45 mm, dan tinggi 15 mm. Komponen ini akan dipotong pada keempat sisinya sehingga akhirnya berbentuk seperti belah ketupat. 3. Lubang yang terdapat pada komponen setelah dilakukan proses drill diasumsikan sebagai lubang yang mempunyai ulir. 4. Pemotongan keempat sisi pada material awal menggunakan proses freis. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Teknik Produksi Karburator memiliki fungsi yang menyebabkannya harus selalu bekerja dilingkungan yang panas. Selain itu sebuah karburator yang baik juga harus memiliki ketangguhan yang tinggi sehingga menyebabkannya mempunyai sifat mekanik tahan aus yang baik. Untuk menciptakan karburator yang memiliki karakteristik tahan panas dan tahan aus sehingga memiliki kualitas yang baik ini, maka material yang dipilih adalah baja paduan (alloy steel). 2.2 Proses Produksi Proses produksi yang dilakukan pada komponen berikut adalah : 1. Proses freis (milling) I Proses ini dilakukan untuk mengurangi ketebalan atau dimensi dari komponen. Proses freis ini dilakukan dengan menggunakan mesin freis yang pahat potongnya bermata jamak dengan melakukan gerak potong berupa putaran dan benda kerja bergerak transiasi yang merupakan gerak makan. Proses ini dilakukan dengan 3 kali proses freis yang dilakukan pada sisi tinggi, lebar, dan panjang komponen. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut : a. Proses freis pada sisi 1 Gambar 3. Proses Freis pada Sisi 1 b. Proses freis pada sisi 2 (sisi ler) Gambar 4. Proses Freis pada Sisi 2 46 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol.9, No.2, Oktober 2010:44-52

3 ISSN c. Proses freis pada sisi 3 (panjang) Gambar 5. Proses Freis pada Sisi 3 2. Proses drilling Proses yang selanjutnya dilakukan adalah proses drilling. Lubang yang dibuat sebanyak 3 buah dengan 2 buah lubang kecil berdiameter 6 mm yang terletak di sisi kanan dan sisi kiri komponen dan 1 buah lubang besar di tengah-tengah komponen. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut : a. Proses drilling pembuatan 2 lubang di sisi tepi komponen Lubang yang akan dibuat di masing-masing sisi tepi komponen berdiameter 6 mm. Gambar 6. Pembuatan Lubang di Sisi Tepi Komponen b. Proses drilling pembuatan 1 lubang ditengah komponen Lubang yang akan dibuat berdiameter 25 mm. Untuk itu proses pembuatan lubang di tengah komponen sambungan karburator ini dilakukan dengan 2 tahap. Tahap pertama pembuatan lubang (drilling) dengan mata pahat berdiameter sebesar 5 mm. Kemudian dilanjutkan dengan proses pelebaran lubang (boring) dengan mata pahat yang digunakan berdiameter 25 mm. 3. Proses freis II Sama halnya dengan proses freis pada sisi panjang dan lebar komponen, pada pemotongan pada 4 sisi sudut komponen juga menggunakan freis sisi (side milling). Pemotongan 4 sisi sudut ini bertujuan untuk mendapatkan bentuk dasar komponen sambungan karburator. Pemotongan dilakukan pada sisi panjang dan sisi lebar komponen dengan potongan berbentuk segitiga berukuran 27 mm (panjang komponen) dan 15 mm (lebar komponen. Gambar 8. Proses Freis pada 4 Sisi Sudut Komponen 4. Proses Gerinda (Grinding) Proses terakhir pada pembuatan komponen ini yaitu proses gerinda untuk memperhalus permukaan dan sisi-sisi pinggir komponen. Tergantung pada bentuk permukaan yang dihasilkan, maka proses gerinda yang dilakukan pada komponen sambungan karburator ini terbagi atas 2 proses yaitu : a. Proses gerinda rata (surface grinding) Proses gerinda rata ini dilakukan pada permukaan komponen sehingga nantinya mengahasilkan permukaan yang rata dan halus. b. Proses gerinda silindrik (cylindrical grinding) Proses gerinda silindrik ini dilakukan pada komponen untuk menghasilkan permukaan silindrik sehingga sisi sudut luar komponen menjadi oval. Proses gerinda silindrik yang dilakukan adalah gerida silindrik luar dengan proses setengah silindrik dengan mesin gerinda silindrik (cylindrical grinding machine) yang memerlukan putaran benda kerja. Gambar 7. Pembuatan Lubang di Tengah Komponen Perancangan Fixture Proses Freis...(V. Y. Khalid et al.) 47

4 ` Gambar 9. ISSN OPC Alat Bantu 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pemilihan Jenis Locator dan Penempatannya Locator yaitu sebuah fixture yang digunakan untuk menopang atau menahan benda kerja sehingga tidak terjadi pergeseran benda kerja ketika proses pemesinan berlangsung. Locator memiliki beberapa peranan penting dalam proses pembuatan sebuah komponen. Berdasarkan peranannya tersebut, locator dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut : 1. Locator yang berfungsi untuk menahan beban benda kerja dan menjamin penopang yang kaku disebut support (penopang). 2. Locator yang berfungsi untuk menghasilkan titik atau bidang referensi pada sisi benda kerja (edge) disebut stopper. Penempatan locator dalam proses pembuatan sebuah benda kerja, perlu memperhatikan beberapa hal, antara lain adalah sebagai berikut : 1. Locator sebisa mungkin harus selalu bersentuhan dengan permukaan benda kerja selama proses pemesinan untuk menghasilkan penempatan yang akurat dan menjamin pengulangan (repeability). 2. Repeability adalah kemampuan tool untuk menghasilkan hasil proses pemesinan yang seragam pada n buah part (dalam batas toleransi yang diizinkan). 3. Jarak antar locator didesain sedemikian sehingga memberikan jumlah locator yang minimum dan menjamin kontak dengan seluruh permukaan benda kerja. 4. Peletakkan locator harus menjamin bebasnya benda kerja dari gangguan geram dan benda lain. Jika peletakkan locator tidak bisa menjamin hal ini maka locator dipasang menonjol atau berelief atau berlekuk (relieved). Penempatan locator harus disesuaikan dengan jenis permukaan benda kerja yang akan ditopang atau dipegang. Lokator pada permukaan datar menggunakan prinsip sehingga mampu menghalangi 9 arah gerakan (derajat kebebasan). Pada perancangan alat bantu untuk pembuatan sambungan karburator ini tidak menggunakan prinsip locator Karena apabila locator digunakan, maka tidak seluruh bagian locator yang menyentuh benda kerja, selain itu penggunaan locator dapat mengganggu proses produksi yang akan dilakukan. Hal ini bertentangan dengan syaratsyarat penggunaan locator. Sebagai pengganti locator, maka digunakan supporting sebagai penahan benda kerja. Karena pada alat bantu tidak menggunakan prinsip locator, maka pada saat perhitungan gaya yang dihasilkan oleh clamping akan menggunakan locator imajiner. Penggunaan dari locator imajiner ini disebabkan karena ketentuan yang berlaku, berikut ini adalah penentuan matriks pada locator imajiner untuk nantinya digunakan pada perhitungan clamping. 48 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol.9, No.2, Oktober 2010:44-52

5 ISSN Pemilihan Jenis Clamping dan Penempatannya Selain menggunakan locator, untuk menjamin hasil yang presisi digunakan juga clamping. Clamping adalah bagian jig/fixture yang berfungsi mencekam benda kerja sehingga posisi benda kerja tidak berubah selama proses pemesinan. Kondisi yang harus dipenuhi dalam clamping adalah sebagai berikut. 1. Cukup kuat untuk memegang benda kerja dan menahan pergeseran benda kerja 2. Tidak merusak/mendeformasi benda kerja 3. Menjamin loading dan unloading benda kerja dengan cepat Clamping yang digunakan adalah sejenis baut yang nantinya akan dipasang untuk menyatukan benda kerja dan fixture. Penggunaan baut ini didukung karena pada benda kerja sudah ada lubang sehingga bisa digunakan untuk pemasangan baut. Karena tidak menggunakan locator, alat bantu ini dirancang dengan menggunakan prinsip supporting. Perancangan supporting ini sesuai dengan syarat-syarat yang harus terpenuhi apabila sebuah alat bantu menggunakan supporting. Supporting dirancang agar seluruh permukaan benda kerja bersentuhan langsung dengan supporting. Benda kerja yang awalnya berbentuk persegi panjang dengan dimensi 67 mm x 40 mm akan difreis pada keempat sisinya sehingga dimensi benda kerja menjadi seperti gambar 57, oleh karena itu, bentuk supporting yang dirancang disesuaikan dengan benda kerja yang telah selesai dilakukan proses pemesinan. Permukaan supporting diasumsikan rata atau datar, sehingga seluruh permukaanya bersentuhan langsung dengan benda kerja. 3.3 Konstruksi Fixture Keseluruhan Secara umum konstruksi dasar dari alat bantu terdiri atas 4 bagian yaitu sebagai berikut: 1. Tool Body Tool body berfungsi sebagai landasan yang rigid untuk meletakkan locator, support, clamp, dan bagian lain yang dibutuhkan. Ukuran dan bentuk tool body ditentukan oleh ukuran benda kerja dan proses pemesinan yang akan dilakukan pada benda kerja. Bahan dan metoda pembuatan tool body sangat dipengaruhi oleh biaya, kekakuan yang dibutuhkan, akurasi, dan umur yang diinginkan. Material yang biasa digunakan untuk membuat tool body adalah baja, besi, aluminium, magnesium, resin dan kayu. Tool body dapat dibuat dengan tiga cara yaitu : a. Casting ( cast tool bodies) b. Welding (welded tool bodies) c. Built-up ( built up tool bodies) 2. Drill Bushing Jenis bushing yang umum digunakan adalah: a. Renewable Bushing Renewable Bushing dibagi dalam dua kelompok yaitu Slip- Renewable Bushing untuk kondisi lebih dari satu operasi pada satu titik seperti drilling dan reaming dan Fixed-Renewable Bushing untuk operasi tunggal. Gambar 10. Renewable Bushing b. Press-fit Bushing Press-fit bushing dibuat dalam dua bentuk yaitu head atau headless yang digunakan untuk produksi terbatas dan tidak memerlukan pergantian bushing. Gambar 11. Press Fit Bushing c. Liner Bushing Liner Bushing dibuat dalam dua bentuk head atau headless dan di hardened untuk mengurangi keausan. Liner Bushing dipasang ke jig plate dengan cara ditekan yang berfungsi sebagai komponen perantara antara jig plate dan bushing. Perancangan Fixture Proses Freis...(V. Y. Khalid et al.) 49

6 ` ISSN Gambar 12. Linear Bushing 3. Set Block Fungsi set block adalah untuk setup posisi benda kerja dan pahat pada fixture. 3.5 Estimasi Waktu Manufaktur Proses Proses yang terpilih untuk proses pemesinan yang akan dibuat alat bantunya adalah proses freis pada pembuatan keempat sisi sambungan karburator. Berikut ini adalah gambar pembuatan keempat sisi pada komponen sambungan karburator. Gambar 13. Typical Uses Of Set Blocks 4. Pengencang (Fastening Device) Fungsi pengencang (fastening device) adalah untuk menyatukan berbagai bagian jig atau fixture. a. Baut b. Retaining Rings c. Mur d. Jig Pins e. Pasak 3.4 Prinsip Kerja Fixture Jig dan fixture adalah alat pemegang benda kerja selama proses pemesinan sehingga diperoleh produk yang seragam. Jig adalah alat khusus yang berfungsi memegang, menahan, atau diletakkan pada benda kerja yang berfungsi untuk menjaga posisi benda kerja dan membantu/mengarahkan pergerakan pahat. Fixture adalah alat khusus yang berfungsi mengarahkan, memegang, menahan benda kerja yang berfungsi untuk menjaga posisi benda kerja selama proses pemesinan. Nama jig tergantung dari cara pembentukan jig yang bersangkutan, bisa memiliki bushing atau tanpa bushing. Secara umum jig dibagi menjadi dua; 1. Boring jig, untuk proses boring lubang yang terlalu besar untuk didrill atau ukuran lubang tidak sesuai diameter pahat drill (tidak standar) 2. Drill jig, untuk proses drill, ream, tap, chamfer, counterbore, countersink, reverse spotface, reverse countersink. Drill jig dibagi dua: a. Jig terbuka, pengerjaan hanya pada satu sisi benda kerja b. Jig tertutup, pengerjaan lebih dari satu permukaan benda kerja Gambar 14. Pembuatan Sisi Sambungan Karburator Menggunakan Proses Freis Estimasi waktu dengan menggunakan alat bantu ini dihitung dengan menggunakan metode Maynard Operation Sequence Technique (MOST). MOST merupakan salah satu metode pengukuran waktu tidak langsung dengan memanfaatkan data waktu gerakan. MOST ini lebih sesuai untuk pengukuran di mana terdapat perpindahan objek atau orang. 3.6 Perawatan Alat Bantu Suatu proses produksi perlu memperhatikana kelangsungan dari peralatan yang digunakan sebagai sarana produksi termasuk perawatan (maintenance) terhadap jig dan fixture. Sebagai contoh, misalnya jig dan fixture yang menangani dalam bidang pemotongan logam, maka yang perlu diperhatikan adalah kebersihan jig dan fixture tersebut dari geram (chip) sebagai akibat hasil serpihan logam. Tujuan tersebut memang sangat penting, karena perawatan/pemeliharaan yang teratur akan berpengaruh dalam proses produksi nanti. Beberapa masalah yang diajukan diatas, merupakan alternatif daripada cara mengawasi dan menjamin pelaksanaan kerja. Konsep tentang kerja juga diatur dalam disiplin ilmu tata cara, yang secara mendetail, dipelajari secara praktik. Maka baik dipikirkan bahwa sebaiknya dirancang semudah-mudahnya dan jika memungkinkan, irama kerja harus 50 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol.9, No.2, Oktober 2010:44-52

7 ISSN mengikuti irama yang alamiah bagi si pekerja. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tabel Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan penghematan waktu dengan menggunakan alat bantu. Perhitungan waktu ini menggunakan metode MOST. Gambar 18. Alat Bantu Tampak Depan Tabel 1. Perbandingan Waktu yang Diperlukan Waktu Tanpa Menggunakan Alat Bantu (jam) 0,0188 Waktu Dengan Menggunakan Alat Bantu (jam) 0, Gambar Pada perancangan alat bantu ini menggunakan Fastening Device sebagai alat penahan agar benda kerja tidak bergerak selama proses pemesinan berlangsung. Gambar 15. Landasan Gambar 16. Alat Bantu Tampak Samping Gambar 19. Alat Batu Tampak Atas Alat bantu yang dirancang dalam proses freis untuk komponen sambungan karburator ke mesin ini dibuat dengan menggunakan bahan dasar baja tahan aus dengan menggunakan komponenen-komponen sebagai berikut : a. Komponen 1, yaitu tool body berbentuk belah ketupat dengan empat sisi sebanyak satu buah terbuat dari baja tahan aus. b. Komponen 2, yaitu alat bantu berupa bushing yang digunakan adalah baut sebanyak dua buah di sisi atas alat bantu yang disesuaikan dengan lobang yang sudah ada pada benda kerja karena proses produksi sebelumnya. c. Komponen 3, yaitu landasan yang akan menempatkan alat bantu pada mesin. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Gambar 17. Alat Bantu Tampak Bawah Perancangan alat bantu untuk sambungan karburator ini bertujuan untuk mempermudah proses produksi yang dilakukan. Setelah melakukan perancangan alat bantu untuk sambungan karburator, maka didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut : Perancangan Fixture Proses Freis...(V. Y. Khalid et al.) 51

8 ` ISSN Alat bantu yang dirancang dapat membantu dalam proses pemesinan sehingga dapat mempercepat waktu produksi. Waktu operasi yang dibutuhkan tanpa menggunakan alat bantu adalah 0,0188 jam, sedangkan waktu yang diperlukan untuk proses produksi dengan menggunakan alat bantu adalah 0,0078 jam. Ini berarti penggunaan alat bantu dapat menghemat waktu produksi selama 0,011 jam. 2. Alat bantu yang dirancang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas dari produk yang dibuat karena waktu produksi yang diperlukan untuk memproduksi komponen tersebut lebih sedikit apabila menggunakan alat bantu yang dirancang. 3. Alat bantu yang dirancang dapat menurunkan biaya produksi. Biaya operasi yang dibutuhkan tanpa menggunakan alat bantu adalah, sedangkan biaya yang diperlukan untuk proses produksi dengan menggunakan alat bantu adalah 0,0078 jam. Ini berarti penggunaan alat bantu dapat menghemat biaya produksi sebanyak 0,011 jam. 4. Penghematan yang bisa dilakukan apabila menggunakan alat bantu adalah sebesar Rp , Rekomendasi Alat bantu yang dirancang untuk pembuatan sambungan karburator ini berguna untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari produk yang dibuat. Berikut ini adalah rekomendasi yang diberikan untuk pembuatan alat bantu selanjutnya : 1. Alat bantu yang dibuat sebaiknya bisa mendukung semua proses pemesinan yang diperlukan untuk membuat komponen tersebut. 2. Alat bantu yang dibuat sebaiknya menggunakan prinsip locator yang jelas yang bisa digunakan tanpa menganggu proses pemesinan dan dimensi komponen yang dibuat. 3. Alat bantu yang dibuat sebaiknya sederhana dan menggunakan material yang mudah didapatkan, sehingga biaya pembuatan alat bantu tidak terlalu mahal, karena pada prinsipnya alat bantu dirancang untuk mengurangi biaya produksi. DAFTAR PUSTAKA [1] W. D. Callister. Material science & Engineering an Introduction, [2] H. N. Sugiarto dan G. T. Sato. Menggambar Mesin. Pradnya Paramita: Jakarta, [3] T. Rochim. Teori dan Teknologi Proses Pemesinan. ITB: Bandung, Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol.9, No.2, Oktober 2010:44-52

PERANCANGAN FIXTURE PROSES GURDI UNTUK PRODUKSI KOMPONEN BRAKE PADS

PERANCANGAN FIXTURE PROSES GURDI UNTUK PRODUKSI KOMPONEN BRAKE PADS PERANCANGAN FIXTURE PROSES GURDI UNTUK PRODUKSI KOMPONEN BRAKE PADS Suci Rahmawati SY 1, Vivi Triyolanda 2, Neta Harimeni 3, Meutia Syarah 4 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas,

Lebih terperinci

Rancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi

Rancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi Bidang Teknik Mesin Yogyakarta, 10 November 2012 Rancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi Hendro Prassetiyo, Rispianda, Irvan Rinaldi Ramdhan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

PERANCANGAN FIXTURE PADA PROSES SEKRAP DAN FREIS UNTUK MEMPRODUKSI KOMPONEN POROS IDLER

PERANCANGAN FIXTURE PADA PROSES SEKRAP DAN FREIS UNTUK MEMPRODUKSI KOMPONEN POROS IDLER PERANCANGAN FIXTURE PADA PROSES SEKRAP DAN FREIS UNTUK MEMPRODUKSI KOMPONEN POROS IDLER Muhammad Ikhsan, Raflina Sonya Jayanti, Citra Tri Angelia, Roni Hardian Putra, Frastia Retha Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Untuk mengurangi biaya produksi, peningkatan efisiensi proses manufaktur suatu produk sangat berpengaruh, terutama dengan menurunkan waktu proses manufakturnya. Dalam

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL DRILL JIG UNTUK PENGGURDIAN FLENS KOPLING

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL DRILL JIG UNTUK PENGGURDIAN FLENS KOPLING PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL DRILL JIG UNTUK PENGGURDIAN FLENS KOPLING Mulyadi (1), Toti Srimulyati (2) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Padang (2) Staf Pengajar Jurusan Manajemen,

Lebih terperinci

Jig and Fixture FIXTURE)

Jig and Fixture FIXTURE) ALAT PENEPAT FIXTURE) (JIG AND PENDAHULUAN Untuk mengurangi biaya produksi, peningkatan efisiensi proses manufaktur suatu produk sangat berpengaruh, terutama dengan menurunkan waktu proses manufakturnya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Perancangan Alat Bantu Perancangan (desain/design) alat bantu (tools) merupakan: proses mendesain dan mengembangkan alat bantu, metoda, dan teknik yang dibutuhkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Perancangan Dan Pembuatan Jig Untuk Proses Drilling pada CNC Router

Perancangan Dan Pembuatan Jig Untuk Proses Drilling pada CNC Router Perancangan Dan Pembuatan Jig Untuk Proses Drilling pada CNC Router Yovie Rahmatullah 1, Bayu Wiro K 2, Fipka Bisono 3 1 Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik

Lebih terperinci

BAB IX JIG DAN FIXTURE

BAB IX JIG DAN FIXTURE BAB IX JIG DAN FIXTURE Jig dan fixture adalah piranti pemegang benda kerja produksi yang digunakan dalam rangka membuat penggandaan komponen secara akurat. Hubungan dan kelurusan yang benar antara alat

Lebih terperinci

BAB IX JENIS DAN FUNGSI JIG DAN FIXTURE

BAB IX JENIS DAN FUNGSI JIG DAN FIXTURE BAB IX JENIS DAN FUNGSI JIG DAN FIXTURE Jig dan fixture adalah piranti pemegang benda kerja produksi yang digunakan dalam rangka membuat penggandaan komponen secara akurat. Hubungan dan kelurusan yang

Lebih terperinci

: Teknologi Industri Pembimbing : 1.Dr. Rr Sri Poernomo Sari, ST., MT. : 2.Irwansyah, ST., MT

: Teknologi Industri Pembimbing : 1.Dr. Rr Sri Poernomo Sari, ST., MT. : 2.Irwansyah, ST., MT ANALISIS PEMBUATAN JIG PENGUBAH SUDUT KEMIRINGAN VALVE SILINDER HEAD SEPEDA MOTOR MATIC Nama NPM : 20410985 Jurusan Fakultas : Ardi Adetya Prabowo : Teknik Mesin : Teknologi Industri Pembimbing : 1.Dr.

Lebih terperinci

JIG DAN FIXTURE. Jig dan fixture adalah alat pemegang benda kerja produksi yang digunakan dalam rangka membuat penggandaan komponen secara akurat.

JIG DAN FIXTURE. Jig dan fixture adalah alat pemegang benda kerja produksi yang digunakan dalam rangka membuat penggandaan komponen secara akurat. JIG DAN FIXTURE Jig dan fixture adalah alat pemegang benda kerja produksi yang digunakan dalam rangka membuat penggandaan komponen secara akurat. Hubungan dan kelurusan yang benar antara alat potong atau

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flow Chart Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Mulai Studi Literatur Perencanaan dan Desain Perhitungan Penentuan dan Pembelian Komponen Proses Pengerjaan Proses Perakitan

Lebih terperinci

Penjepit Pisau Dan Benda Kerja

Penjepit Pisau Dan Benda Kerja MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN PROSES FRAIS Penjepit Pisau Dan Benda Kerja Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta A. Alat Penjepi Pisau Frais: 1. Drill Chuck Arbor Alat ini

Lebih terperinci

BAB 18. Studi Desain 1-Drill Jig. Studi Kasus

BAB 18. Studi Desain 1-Drill Jig. Studi Kasus BAB 18 Studi Desain 1-Drill Jig Lima Langkah Desain Dasar Dari diskusi pada Bab 3, Prosedur Perancangan Fixture, menjadi jelas bahwa ada banyak kesamaan pada desain dan prosedur desain untuk jig dan fixture

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BANTU PEGANG (FIXTURE) UNTUK PROSES PENGELASAN SAMBUNGAN-T

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BANTU PEGANG (FIXTURE) UNTUK PROSES PENGELASAN SAMBUNGAN-T PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BANTU PEGANG (FIXTURE) UNTUK PROSES PENGELASAN SAMBUNGAN-T Anhara Syadda dan Fusito Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Jl. Raya Palembang - Prabumulih

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BANTU PENCEKAMAN UNTUK MESIN MORTISER

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BANTU PENCEKAMAN UNTUK MESIN MORTISER PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BANTU PENCEKAMAN UNTUK MESIN MORTISER Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Referensi alat bantu terhadap benda kerja

Gambar 2.1 Referensi alat bantu terhadap benda kerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian jig Jig adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mengarahkan sebuah atau lebih alat potong pada posisi yang sesuai dengan proses pengerjaan suatu produk. Dalam proses

Lebih terperinci

BAKU 4 PROSES GURDI (DRILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta

BAKU 4 PROSES GURDI (DRILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta BAKU 4 PROSES GURDI (DRILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010 1 Proses gurdi adalah proses pemesinan yang paling sederhana diantara

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BANTU PENCEKAMAN UNTUK MESIN MORTISER

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BANTU PENCEKAMAN UNTUK MESIN MORTISER TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BANTU PENCEKAMAN UNTUK MESIN MORTISER Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING)

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING) TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING) Proses permesinan (machining) : Proses pembuatan ( manufacture) dimana perkakas potong ( cutting tool) digunakan untuk membentuk material dari bentuk dasar menjadi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PROSES PEMESINAN SILINDER SLEEVE DENGAN CNC TIGA OPERATION PLAN DAN EMPAT OPERATION PLAN ABSTRACT

PERBANDINGAN PROSES PEMESINAN SILINDER SLEEVE DENGAN CNC TIGA OPERATION PLAN DAN EMPAT OPERATION PLAN ABSTRACT PERBANDINGAN PROSES PEMESINAN SILINDER SLEEVE DENGAN CNC TIGA OPERATION PLAN DAN EMPAT OPERATION PLAN Sutiyoko 1), Muhammad Farid Nur 2) 1),2) Jurusan Teknik Pengecoran Logam, Politeknik Manufaktur Ceper,

Lebih terperinci

BAB 4 PROSES GURDI (DRILLING)

BAB 4 PROSES GURDI (DRILLING) BAB 4 PROSES GURDI (DRILLING) 101 Proses gurdi adalah proses pemesinan yang paling sederhana diantara proses pemesinan yang lain. Biasanya di bengkel atau workshop proses ini dinamakan proses bor, walaupun

Lebih terperinci

ALAT BANTU PEGANG FLEKSIBEL UNTUK PROSES PENGGERINDAAN INTISARI

ALAT BANTU PEGANG FLEKSIBEL UNTUK PROSES PENGGERINDAAN INTISARI ALAT BANTU PEGANG FLEKSIBEL UNTUK PROSES PENGGERINDAAN Mahmud Rijal Arifin, Adi Purwanto, Saiful Huda Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Jl. Kalisahak

Lebih terperinci

DESAIN DAN PABRIKASI GERINDA TOOLPOST PADA MESIN BUBUT KONVENSIONAL

DESAIN DAN PABRIKASI GERINDA TOOLPOST PADA MESIN BUBUT KONVENSIONAL DESAIN DAN PABRIKASI GERINDA TOOLPOST PADA MESIN BUBUT KONVENSIONAL Zuhaimi Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Email : zuhaimi_pnl@yahoo.com Politeknik Negeri Lhokseumawe Abstrak Gerinda toolpost merupakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Umum Jig dan Fixture

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Umum Jig dan Fixture BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori yang digunakan sebagai dasar perancangan jig dan fixture yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dihadapi. 2.1 Pengertian

Lebih terperinci

B A B I I LANDASAN TEORI

B A B I I LANDASAN TEORI B A B I I LANDASAN TEORI 2.1 Proses Manufaktur Manufaktur merupakan suatu aktivitas manusia yang mencakup semua fase dalam kehidupan. Computer Aided Manufacturing International (CAM-I) mendefinisikan manufaktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dunia robotika yang semakin meningkat, bentuk desain dan fungsi robot pun semakin bervariasi. Pada umumnya komponen rangka dan

Lebih terperinci

Gatot Setyono 1. 1Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Gatot Setyono 1. 1Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya JHP17 Jurnal Hasil Penelitian LPPM Untag Surabaya Pebruari 2016, Vol. 01, No. 01, hal 61-70 OPTIMASI PEMESINAN PEMBUATAN VARIASI TUTUP KATUB SUSPENSI UDARA HONDA GL MAX 125cc DI MESIN TURNING CNC TU-2A

Lebih terperinci

TORSI ISSN : Jurnal Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Vol. IV No. 1 Januari 2006 Hal

TORSI ISSN : Jurnal Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Vol. IV No. 1 Januari 2006 Hal PENGARUH PROSES PEMOTONGAN END MILL TERHADAP HASIL POTONG Dalmasius Ganjar Subagio*) INTISARI PENGARUH PROSES PEMOTONGAN END MILL TERHADAP HASIL POTONG. Telah dilaksanakan penelitian terhadap perbedaan

Lebih terperinci

PENGARUH BEBERAPA PARAMETER PROSES TERHADAP KUALITAS PERMUKAAN HASIL PEMESINAN GERINDA RATA PADA BAJA AISI 1070 DAN HSS

PENGARUH BEBERAPA PARAMETER PROSES TERHADAP KUALITAS PERMUKAAN HASIL PEMESINAN GERINDA RATA PADA BAJA AISI 1070 DAN HSS PENGARUH BEBERAPA PARAMETER PROSES TERHADAP KUALITAS PERMUKAAN HASIL PEMESINAN GERINDA RATA PADA BAJA AISI 1070 DAN HSS Dr.-Ing Agus Sutanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Andalas Padang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Modular fixture ini meaipkan alat bantu yang digunakan untuk memegang benda

BAB III METODOLOGI. Modular fixture ini meaipkan alat bantu yang digunakan untuk memegang benda BAB III METODOLOGI 3.1 Prinsip Kerja Modular fixture ini meaipkan alat bantu yang digunakan untuk memegang benda kcrja pada saat melakukan proses pemesinan. Modular fixture ini memiliki beberapa bagian

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014)

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Tulangan Beton Baja tulangan beton adalah baja yang berbentuk batang berpenampang lingkaran yang digunakan untuk penulangan beton,yang diproduksi dari bahan baku billet

Lebih terperinci

APLIKASI MODULAR FIXTURE PADA MESIN FREIS

APLIKASI MODULAR FIXTURE PADA MESIN FREIS APLIKASI MODULAR FIXTURE PADA MESIN FREIS Anita Susilawati Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12.5 Panam, Pekanbaru, Riau. E-mail: anita.susilawati@unri.ac.id

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN SAKLAR TOGGLE SHAFT WELDED CIRCUIT BREAKER PADA CV. GLOBALINDO PERKASA ENGINEERING

PROSES PEMBUATAN SAKLAR TOGGLE SHAFT WELDED CIRCUIT BREAKER PADA CV. GLOBALINDO PERKASA ENGINEERING PROSES PEMBUATAN SAKLAR TOGGLE SHAFT WELDED CIRCUIT BREAKER PADA CV. GLOBALINDO PERKASA ENGINEERING NAMA : SOFIAN OKTAVIARDI NPM : 27412096 JURUSAN : TEKNIK MESIN PEMBIMBING : IRWANSYAH, ST., MT. Latar

Lebih terperinci

MODIFIKASI MODULAR FIXTURE UNTUK PROSES MILLING

MODIFIKASI MODULAR FIXTURE UNTUK PROSES MILLING MODIFIKASI MODULAR FIXTURE UNTUK PROSES MILLING Anita Susilawati Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12.5 Panam, Pekanbaru, Riau. E-mail: anita.susilawati@unri.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PROSES PEMBUATAN JIG & FIXTURE KAKI TOWER PIPA. Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bentuk jig dan fixture yang

BAB IV ANALISA PROSES PEMBUATAN JIG & FIXTURE KAKI TOWER PIPA. Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bentuk jig dan fixture yang BAB IV ANALISA PROSES PEMBUATAN JIG & FIXTURE KAKI TOWER PIPA Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bentuk jig dan fixture yang diharapkan berdasarkan metode VDI 2221. Maka pada bab ini akan dijelaskan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Produksi. 2.2 Pengelasan

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Produksi. 2.2 Pengelasan BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Produksi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori yang akan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN FORMULASI ANALITIK PERANCANGAN ALAT BANTU MENGGUNAKAN MS. EXCEL

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN FORMULASI ANALITIK PERANCANGAN ALAT BANTU MENGGUNAKAN MS. EXCEL LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN FORMULASI ANALITIK PERANCANGAN ALAT BANTU MENGGUNAKAN MS. EXCEL Benda Kerja Maksimal Titik Lokator Titik Cekam Titik X Y Z Titik X Y Z 1 45 0 7,5 a 22,5 60 15 2 90 0 7,5 b 45 60

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODULAR FIXTURE UNTUK PROSES FREIS, MILLING DAN SEKRAP

PERANCANGAN MODULAR FIXTURE UNTUK PROSES FREIS, MILLING DAN SEKRAP PERANCANGAN MODULAR FIXTURE UNTUK PROSES FREIS, MILLING DAN SEKRAP Anita Susilawati (1), Nasir (2), Romi (2) (1) Labor CAD, CNC-CAM, Jurusan Teknik Mesin, Unri (2) Alumni Jurusan Teknik Mesin,Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI BENTUK PERMUKAAN FORGING SAMBUNGAN LAS GESEK ROTARY TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA MILD STEEL. Abstract

PENGARUH VARIASI BENTUK PERMUKAAN FORGING SAMBUNGAN LAS GESEK ROTARY TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA MILD STEEL. Abstract PENGARUH VARIASI BENTUK PERMUKAAN FORGING SAMBUNGAN LAS GESEK ROTARY TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA MILD STEEL Putra Partomuan 1, Yohanes 2, Laboratorium Teknologi Produksi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

Mesin Perkakas Konvensional

Mesin Perkakas Konvensional Proses manufaktur khusus digunakan untuk memotong benda kerja yang keras yang tidak mudah dipotong dengan metode tradisional atau konvensional. Dengan demikian, bahwa dalam melakukan memotong bahan ada

Lebih terperinci

Rancang Bangun Jig Drilling Sebagai Solusi Pembuatan Lubang Chassis Minitruk yang Diproduksi SMK Muhammadiyah 3 Kartasura

Rancang Bangun Jig Drilling Sebagai Solusi Pembuatan Lubang Chassis Minitruk yang Diproduksi SMK Muhammadiyah 3 Kartasura Rancang Bangun Jig Drilling Sebagai Solusi Pembuatan Lubang Chassis Minitruk yang Diproduksi SMK Muhammadiyah 3 Kartasura Muh Alfatih Hendrawan 1, Pramuko Ilmu Purboputro 2 Jurusan Teknik Mesin,Universitas

Lebih terperinci

TI-2121: Proses Manufaktur

TI-2121: Proses Manufaktur TI-2121: Proses Manufaktur Operasi Pemesinan & Mesin Perkakas Laboratorium Sistem Produksi www.lspitb.org 2003 1. Hasil Pembelajaran Umum: Memberikan mahasiswa pengetahuan yang komprehensif tentang dasar-dasar

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. keseluruhan juga akan berkurang, sehingga akan menghemat pemakaian bahan

BAB I. PENDAHULUAN. keseluruhan juga akan berkurang, sehingga akan menghemat pemakaian bahan 1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini magnesium banyak digunakan sebagai salah satu bahan komponen otomotif dan elektronik. Sifat magnesium yang ringan berperan penting sebagai pengganti komponen

Lebih terperinci

ANALISIS UMUR PAHAT DAN BIAYA PRODUKSI PADA PROSES DRILLING TERHADAP MATERIAL S 40 C

ANALISIS UMUR PAHAT DAN BIAYA PRODUKSI PADA PROSES DRILLING TERHADAP MATERIAL S 40 C ANALISIS UMUR PAHAT DAN BIAYA PRODUKSI PADA PROSES DRILLING TERHADAP MATERIAL S 40 C 1 Azwinur, 2 Taufiq 1 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh-Medan Km.280 Buketrata Lhokseumawe.

Lebih terperinci

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A Jl. Rajawali No. 32, Telp./Faks. : (0351) 746081 Ngawi. Homepage: 1. www.smkpgri1ngawi.sch.id 2. www.grisamesin.wordpress.com Facebook: A. Kecepatan potong

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. industri akan ikut berkembang seiring dengan tingginya tuntutan dalam sebuah industri

I. PENDAHULUAN. industri akan ikut berkembang seiring dengan tingginya tuntutan dalam sebuah industri I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi telah merubah industri manufaktur menjadi sebuah industri yang harus dapat berkembang dan bersaing secara global. Pada dasarnya seluruh elemen dalam

Lebih terperinci

PENGARUH GRADE BATU GERINDA, KECEPATAN MEJA LONGITUDINAL, DAN KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES GERINDA PERMUKAAN SKRIPSI

PENGARUH GRADE BATU GERINDA, KECEPATAN MEJA LONGITUDINAL, DAN KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES GERINDA PERMUKAAN SKRIPSI //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //d //d //d //d PENGARUH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses desain diperlukan pada setiap proses manufaktur dengan tujuan untuk menghasilkan produk akhir dengan biaya produksi yang optimal karena sebagian biaya produksi

Lebih terperinci

MESIN BOR. Gambar Chamfer

MESIN BOR. Gambar Chamfer MESIN BOR Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan Pengeboran adalah operasi

Lebih terperinci

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd.

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd. PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd. Jur.. PT. Mesin FT UNY Proses pemesinan freis (milling) adalah penyayatan benda kerja menggunakan alat dengan mata potong jamak yang berputar. proses potong Mesin

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR STUDY TENTANG CUTTING FORCE MESIN BUBUT (DESAIN DYNAMOMETER SEDERHANA)

LAPORAN TUGAS AKHIR STUDY TENTANG CUTTING FORCE MESIN BUBUT (DESAIN DYNAMOMETER SEDERHANA) LAPORAN TUGAS AKHIR STUDY TENTANG CUTTING FORCE MESIN BUBUT (DESAIN DYNAMOMETER SEDERHANA) Laporan Tugas Akhir ini Disusun Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Secara garis besar, pada proses perancangan kepala pembagi sederhana ini berdasar pada beberapa teori. Teori-teori ini yang akan mendasari pembuatan komponen-komponen pada kepala

Lebih terperinci

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu : POROS BERTINGKAT A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu : Mampu mengoprasikan mesin bubut secara benar. Mampu mebubut luar sampai halus dan rata. Mampu membubut lurus dan bertingkat.

Lebih terperinci

MESIN PENGGURDI DAN PENGEBOR

MESIN PENGGURDI DAN PENGEBOR Presentasi Proses Produksi 2 MESIN PENGGURDI DAN PENGEBOR MESIN PENGGURDIAN Mesin Penggurdian adalah membuat lobang dalam sebuah obyek dengan menekankan sebuah gurdi berputar kepadanya. Hal yang sama dapat

Lebih terperinci

PERENCANAAN ALAT PENEPAT UNTUK PROSES PENGEBORAN PADA RUMAH ENGKOL RANJANG RUMAH SAKIT TIPE SM 9014 BP LAPORAN AKHIR

PERENCANAAN ALAT PENEPAT UNTUK PROSES PENGEBORAN PADA RUMAH ENGKOL RANJANG RUMAH SAKIT TIPE SM 9014 BP LAPORAN AKHIR PERENCANAAN ALAT PENEPAT UNTUK PROSES PENGEBORAN PADA RUMAH ENGKOL RANJANG RUMAH SAKIT TIPE SM 9014 BP LAPORAN AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

Bab II Teori Dasar Gambar 2.1 Jenis konstruksi dasar mesin freis yang biasa terdapat di industri manufaktur.

Bab II Teori Dasar Gambar 2.1 Jenis konstruksi dasar mesin freis yang biasa terdapat di industri manufaktur. Bab II Teori Dasar Proses freis adalah proses penghasilan geram yang menggunakan pahat bermata potong jamak (multipoint cutter) yang berotasi. Pada proses freis terdapat kombinasi gerak potong (cutting

Lebih terperinci

Rancangan Welding Fixture Pembuatan Produk Front Engine Mounting Mobil Suzuki Baleno

Rancangan Welding Fixture Pembuatan Produk Front Engine Mounting Mobil Suzuki Baleno Rancangan Welding Fixture Pembuatan Produk Front Engine Mounting Mobil Suzuki Baleno Hendro Prassetiyo 1, Rispianda 2, Puspita Dewi 3 1,2,3) Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri, email

Lebih terperinci

ANALISA KONSTRUKSI DAN PERECANAAN MULTIPLE FIXTURE

ANALISA KONSTRUKSI DAN PERECANAAN MULTIPLE FIXTURE ANALISA KONSTRUKSI DAN PERECANAAN MULTIPLE FIXTURE Richy Dwi Very Sandy 2106.100.085 Dosen Pembimbing: Ir. Sampurno, MT Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENEPAT UNTUK PENGELASAN PADA PAGAR RANJANG RUMAH SAKIT EKONOMIS DENGAN METODE MEJA PUTAR (BIAYA PRODUKSI) LAPORAN AKHIR

RANCANG BANGUN ALAT PENEPAT UNTUK PENGELASAN PADA PAGAR RANJANG RUMAH SAKIT EKONOMIS DENGAN METODE MEJA PUTAR (BIAYA PRODUKSI) LAPORAN AKHIR RANCANG BANGUN ALAT PENEPAT UNTUK PENGELASAN PADA PAGAR RANJANG RUMAH SAKIT EKONOMIS DENGAN METODE MEJA PUTAR (BIAYA PRODUKSI) LAPORAN AKHIR Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Meyelesaikan Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

Perancangan Perkakas Bantu untuk Pelubangan dan Pemotongan Rangka Atap Baja Ringan

Perancangan Perkakas Bantu untuk Pelubangan dan Pemotongan Rangka Atap Baja Ringan Perancangan Perkakas Bantu untuk Pelubangan dan Pemotongan Rangka Atap Baja Ringan Adam Malik 1, Syahrul Azif 2 1,2 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang Email: adammalik@ft.unand.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV PROSES PRODUKSI BAB IV PROSES PRODUKSI 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong kerupuk rambak kulit. Pengerjaan paling dominan dalam pembuatan komponen

Lebih terperinci

BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR

BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR Untuk membuat spare parts yang utuh, diperlukan komponen-komponen steam joint stand for bende tr yang mempunyai fungsi yang berbeda yang kemudian

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENEKUK PLAT MINI. Dalmasius Ganjar Subagio*)

PERANCANGAN MESIN PENEKUK PLAT MINI. Dalmasius Ganjar Subagio*) PERANCANGAN ESIN PENEKUK PLAT INI Dalmasius Ganjar Subagio*) INTISARI PERANCANGAN ESIN PENEKUK PLAT INI. Telah dibuat rancang bangun mesin penekuk mini, dimensi dari mesin ini panjang 565 mm lebar 180

Lebih terperinci

DISAIN MODIFIKASI MESIN TEKUK MODEL MPV.1620 MENJADI MESIN PEMOTONG PLAT

DISAIN MODIFIKASI MESIN TEKUK MODEL MPV.1620 MENJADI MESIN PEMOTONG PLAT DISAIN MODIFIKASI MESIN TEKUK MODEL MPV.1620 MENJADI MESIN PEMOTONG PLAT Sagino, Dedy Haryanto, Riswan Djambiar, Darlis Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN, PUSPIPTEK Serpong, Tangerang,

Lebih terperinci

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data. BAB III PROSES MANUFAKTUR 3.1. Metode Proses Manufaktur Proses yang dilakukan untuk pembuatan mesin pembuat tepung ini berkaitan dengan proses manufaktur dari mesin tersebut. Proses manufaktur merupakan

Lebih terperinci

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA 3.1 Mesin Bubut Mesin bubut adalah mesin yang dibuat dari logam, gunanya untuk membentuk benda kerja dengan cara menyayat, gerakan utamanya adalah

Lebih terperinci

Perancangan Peralatan Bantu Pembuatan Roda Gigi Lurus dan Roda Gigi Payung Guna Meningkatkan Fungsi Mesin Bubut

Perancangan Peralatan Bantu Pembuatan Roda Gigi Lurus dan Roda Gigi Payung Guna Meningkatkan Fungsi Mesin Bubut Performa (2006) Vol. 5, No.2: 11-20 Perancangan Peralatan Bantu Pembuatan Roda Gigi Lurus dan Roda Gigi Payung Guna Meningkatkan Fungsi Mesin Bubut Andi Susilo, Muhamad Iksan, Subono Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

AGENG APRIANTO NIM : D

AGENG APRIANTO NIM : D NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT BANTU PENCEKAM MESIN BANDSAW (Studi Kasus: Laboratorium Proses Produksi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta) Diajukan Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya proses permesinan merupakan sebuah keharusan. mesin dari logam. Proses berlangsung karena adanya gerak

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya proses permesinan merupakan sebuah keharusan. mesin dari logam. Proses berlangsung karena adanya gerak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pentingnya proses permesinan merupakan sebuah keharusan dalam industri manufaktur terutama untuk pembuatan komponenkomponen mesin dari logam. Proses berlangsung karena

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin press serbuk kayu. Pengerjaan dominan dalam pembuatan komponen tersebut

Lebih terperinci

Analisa Perhitungan Waktu dan Biaya Produksi pada Proses Drilling

Analisa Perhitungan Waktu dan Biaya Produksi pada Proses Drilling LJTMU: Vol. 02, No. 02, Oktober 2015, (01-06) ISSN Print : 2356-3222 ISSN Online : 2407-3555 http://ejournal-fst-unc.com/index.php/ljtmu Analisa Perhitungan Waktu dan Biaya Produksi pada Proses Drilling

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses memperbanyak jumlah produk melalui tahapantahapan dari bahan baku untuk diubah dengan cara diproses melalui prosedur kerja

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. pemesinan. Berikut merupakan gambar kerja dari komponen yang dibuat: Gambar 1. Ukuran Poros Pencacah

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. pemesinan. Berikut merupakan gambar kerja dari komponen yang dibuat: Gambar 1. Ukuran Poros Pencacah BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Gambar kerja merupakan alat komunikasi bagi orang manufaktur. Dengan melihat gambar kerja, operator dapat memahami apa yang diinginkan perancang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK SERBUK KAYU DENGAN RESIN POLIMER MENGGUNAKAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK

RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK SERBUK KAYU DENGAN RESIN POLIMER MENGGUNAKAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK SERBUK KAYU DENGAN RESIN POLIMER MENGGUNAKAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK Taufik 1, Azwar 2, Bukhari 2, 1 Mahasiswa Prodi D-IV TeknikMesinProduksidanPerawatan 2 DosenJurusanTeknikMesinPoliteknikNegeriLhokseumawe

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung pada bulan September 2012 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB VI MESIN FRIS DAN PEMOTONG FRIS

BAB VI MESIN FRIS DAN PEMOTONG FRIS BAB VI MESIN FRIS DAN PEMOTONG FRIS Mesin fris melepaskan logam ketika benda kerja dihantarkan terhadap suatu pemotong berputar seperti terlihat pada gambar 2. Gambar 2. Operasi fris sederhana. Pemotong

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KEMIRINGAN SISI POTONG PAHAT DAN KECEPATAN POTONG TERHADAP KUALITAS KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL PADA SHAPING MACHINE

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KEMIRINGAN SISI POTONG PAHAT DAN KECEPATAN POTONG TERHADAP KUALITAS KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL PADA SHAPING MACHINE STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KEMIRINGAN SISI POTONG PAHAT DAN KECEPATAN POTONG TERHADAP KUALITAS KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL PADA SHAPING MACHINE Disusun oleh : H a r i y a n t o Politeknik Perkapalan

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT UJI IMPAK METODE CHARPY DAN IZOD

PEMBUATAN ALAT UJI IMPAK METODE CHARPY DAN IZOD PEMBUATAN ALAT UJI IMPAK METODE CHARPY DAN IZOD (),, Teknik Mesin, Universitas Majalengka () Email: Asep8rachmat75@gmailcom (2) Email : nabilsaidbasyamchoh@yahoocom (3) Email : ekoswaraek@gmailcom Abstract

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (http://en.wikipedia.org/wiki/magnesium). Magnesium ditemukan dalam 60

BAB I PENDAHULUAN. (http://en.wikipedia.org/wiki/magnesium). Magnesium ditemukan dalam 60 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Magnesium adalah salah satu jenis logam yang dikategorikan logam ringan, diantara beberapa logam ringan yang biasa digunakan dalam struktur. Unsur magnesium ditemukan

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil kerja praktek di PT. Dirgantara Indonesia (Persero) tentang mengenai proses pembuatan part hinge rib 4 L5745744320101 komponen pesawat Airbus A380 sampai tahap pengerjaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LPG (Liquified Petroleum Gas) LPG merupakan gas hidrokarbon produksi dari kilang minyak dan kilang gas dengan komponen utama gas propane ( ) dan butane ( ) dan dikemas didalam

Lebih terperinci

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd. PROSES PEMBUBUTAN LOGAM PARYANTO, M.Pd. Jur.. PT. Mesin FT UNY Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin (komponen) berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Studi literatur yang dilakukan berkaitan dengan metode perancangan VDI 2221. Studi dilakukan dengan referensi penelitian-penelitian serupa yang telah dilakukan sebelumnya,

Lebih terperinci

PERANCANGAN PAHAT BOR MULTIDIAMETER

PERANCANGAN PAHAT BOR MULTIDIAMETER JURNAL LOGIC. VOL. 14. NO. 2. JULI 2014 106 PERANCANGAN PAHAT BOR MULTIDIAMETER Yustinus Hendro Murdiyanto, 1) I Made Widiyarta 2) dan NPG Suardana 3) Program Studi Magister Teknik Mesin, Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Dalam topik penelitian ini, ada beberapa hasil yang telah dicapai dalam penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan distribusi panas yang terjadi pada proses pemesinan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Proses permesinan merupakan proses manufaktur dimana objek dibentuk

I. PENDAHULUAN. Proses permesinan merupakan proses manufaktur dimana objek dibentuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses permesinan merupakan proses manufaktur dimana objek dibentuk dengan cara membuang atau meghilangkan sebagian material dari benda kerjanya. Tujuan digunakan proses

Lebih terperinci

DRIL I LIN I G N SEMESTER 2

DRIL I LIN I G N SEMESTER 2 Semester 2 DRILLING SEMESTER 2 PRINSIP DASAR PDefinisi Pengeboran adalah suatu proses pengerjaan pemotongan menggunakan mata bor (twist drill) untuk menghasilkan lubang yang bulat pada material logam maupun

Lebih terperinci

MODIFIKASI MESIN BUBUT DENGAN PENAMBAHAN ALAT BANTU CEKAM UNTUK MEMBUAT KOMPONEN YANG MEMBUTUHKAN PROSES FREIS

MODIFIKASI MESIN BUBUT DENGAN PENAMBAHAN ALAT BANTU CEKAM UNTUK MEMBUAT KOMPONEN YANG MEMBUTUHKAN PROSES FREIS MODIFIKASI MESIN BUBUT DENGAN PENAMBAHAN ALAT BANTU CEKAM UNTUK MEMBUAT KOMPONEN YANG MEMBUTUHKAN PROSES FREIS Muhammad Yanis, Qmarul Hadi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Jl.Raya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Mengacu pada rumusan masalah dan pembahasan pada bab 4 terkait proses pembuatan komponen rangka pada mesin perajang sampah organik, didapat beberapa kesimpulan,

Lebih terperinci

MODIFIKASI BAGIAN MEKANIK MESIN BUBUT TIPE AL-PINE 350 DENGAN SISTEM OTOMATIS BERBASIS CNC

MODIFIKASI BAGIAN MEKANIK MESIN BUBUT TIPE AL-PINE 350 DENGAN SISTEM OTOMATIS BERBASIS CNC MODIFIKASI BAGIAN MEKANIK MESIN BUBUT TIPE AL-PINE 350 DENGAN SISTEM OTOMATIS BERBASIS CNC Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN email : ptrkn@batan.go.id ABSTRAK MODIFIKASI BAGIAN MEKANIK

Lebih terperinci

menghasilkan produk atau komponen yang seragam dan presisi. Hubungan dan

menghasilkan produk atau komponen yang seragam dan presisi. Hubungan dan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jig dan Fixture Jig dan bixture adalah alat bantu dalam proses manufaktur. untuk menghasilkan produk atau komponen yang seragam dan presisi. Hubungan dan kesejajaran antara benda

Lebih terperinci

ALTERNATIF USULAN PERENCANAAN PROSES PRODUKSI PRODUK PIN PRINTER EPSON (Studi Kasus di Laboratorium SSML)

ALTERNATIF USULAN PERENCANAAN PROSES PRODUKSI PRODUK PIN PRINTER EPSON (Studi Kasus di Laboratorium SSML) Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2015 ALTERNATIF USULAN PERENCANAAN PROSES PRODUKSI PRODUK PIN PRINTER EPSON (Studi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pembuatan Prototipe 5.1.1. Modifikasi Rangka Utama Untuk mempermudah dan mempercepat waktu pembuatan, rangka pada prototipe-1 tetap digunakan dengan beberapa modifikasi. Rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, banyak material yang semakin sulit untuk dikerjakan dengan proses pemesinan konvensional. Selain tuntutan terhadap kualitas

Lebih terperinci

FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA

FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA A. Perlengkapan Gambar 1. Drawing Pen ukuran 0,3 dan 0,5 mm 2. Maal 3 mm 3. Penggaris /

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Muiai. Kapasitas: A4 Bahan pola : Lilin Pahat: Gurdi Daya: 1/16HP. Sketsa alat. Desain gambar

BAB III PERANCANGAN ALAT. Muiai. Kapasitas: A4 Bahan pola : Lilin Pahat: Gurdi Daya: 1/16HP. Sketsa alat. Desain gambar BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Alir Perancangan Muiai Kapasitas: A4 Bahan pola : Lilin Pahat: Gurdi Daya: 1/16HP I Sketsa alat Desain gambar Perancangan alat Kerangka Mesin Kerangka Meja Poros Perakitaiimesin

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahrnat dan

KATA PENGANTAR. Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahrnat dan KATA PEGATAR Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahrnat dan karunia-ya, sehingga laporan penelitian ini dapat diselesaikan. Penelitian ini berisi perancangan, pembuatan dan

Lebih terperinci