DETERMINAN PERTUMBUHAN PERMINTAAN KREDIT INVESTASI PADA BANK UMUM DI INDONESIA (Periode Tahun 2008:IV-Tahun 2015:IV)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DETERMINAN PERTUMBUHAN PERMINTAAN KREDIT INVESTASI PADA BANK UMUM DI INDONESIA (Periode Tahun 2008:IV-Tahun 2015:IV)"

Transkripsi

1 DETERMINAN PERTUMBUHAN PERMINTAAN KREDIT INVESTASI PADA BANK UMUM DI INDONESIA (Periode Tahun 2008:IV-Tahun 2015:IV) JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Rina Rahmawati JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016

2

3 DETERMINAN PERTUMBUHAN PERMINTAAN KREDIT INVESTASI PADA BANK UMUM DI INDONESIA (Periode Tahun 2008:IV Tahun 2015:IV) Rina Rahmawati Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya ABSTRAK Sektor perbankan berperan penting dalam meningkatkan petumbuhan ekonomi suatu negara, melalui berbagai bentuk produk keuangan yang dimiliki terutama dalam bentuk kredit. Salah satu produk perbankan yang dapat dijadikan alternatif pembiayaan oleh dunia usaha ialah kredit investasi. Kredit untuk tujuan investasi sangatlah penting bagi masyarakat untuk melakukan investasi atau melakukan kegiatan usaha produktif yang pada nantinya akan berguna untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan selanjutnya diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bank dalam menyalurkan sangat ditentukan oleh adanya permntaan kredit dari masyarakat (pengusaha). Pertumbuhan permintaan kredit investasi sangat ditentukan oleh beberapa variabel yang diduga mempengaruhi minat masyarakat (pengusaha) dalam mengajukan permintaan kredit investasi, yaitu suku bunga kredit investasi, inflasi dan PDB. Dengan menggunakan Ordinary Least Square (OLS), hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya suku bunga kredit investasi yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan permintaan kredit investasi, sedangkan inflasi dan PDB tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan permintaan kredit investasi pada bank umum di Indonesia. Kata kunci: Pertumbuhan Permintaan Kredit Investasi, Suku Bunga Kredit Investasi, Inflasi, PDB, OLS A. LATAR BELAKANG Dalam perekonomian modern, perbankan merupakan industri jasa yang paling dominan dalam menunjang kegiatan ekonomi. Perbankan memang bukan satu-satunya sumber permodalan utama bagi investasi nasional pada perekonomian sekarang ini, tetapi peranan perbankan khususnya pada negara berkembang seperti di Indonesia masih relatif besar dan diandalkan dibandingkan dengan pasar modal atau sumber permodalan lain (Sutojo, 2007). Sehingga perbankan berperan penting dalam menunjang kegiatan ekonomi dan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Bank merupakan suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang keuangan. Pada dasarnya fungsi bank yaitu sebagai penghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan penyalur dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Kredit sendiri memiliki banyak manfaat dan kegunaan. Bagi suatu bank, dengan adanya penyediaan kredit sangat bermanfaat dimana pengembalian kredit tersebut dapat menghasilkan bunga pinjaman yang dapat dimanfaatkan bank untuk meningkatkan pendapatan dan berguna untuk kelancaran pembiayaan kegiatan dan kontinuitas usahanya. Disisi lain, kredit juga sangat bermanfaat dan berguna bagi masyarakat terutama pengusaha karena kredit merupakan salah satu sumber pembiayaan utama bagi dunia usaha, baik untuk investasi maupun produksi dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi. Kredit yang baik ialah kredit yang digunakan untuk kegiatan usaha produktif, bukan untuk tindakan konsumtif. Dalam pemberian kredit, bank membedakan kredit menjadi tiga jenis berdasarkan jenis penggunaannya yaitu kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi (Hasibuan, 2007). Kredit modal kerja dan kredit investasi merupakan kredit untuk kegiatan produktif, sedangkan kredit konsumsi ialah kredit yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Namun dari data yang dikeluarkan Bank Indonesia menunjukkan bahwa perkembangan kredit investasi lebih rendah dari pada perkembangan kredit konsumsi. Rendahnya perkembangan kredit investasi mencerminkan bahwa perputaran dana bank belum dimanfaatkan secara maksimal untuk

4 2008/4 2009/2 2009/4 2010/2 2010/4 2011/2 2011/4 2012/2 2012/4 2013/2 2013/4 2014/2 2014/4 2015/2 2015/4 sumber pembiayaan investasi terutama bagi sektor rill, yang pada nantinya dapat mendorong perkembangan dunia usaha dan menggairahkan aktivitas perekonomian sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian Indonesia. Adapun perkembangan kedit bank umum di Indonesia berdasarkan jenis penggunaan ialah sebagai berikut: Gambar 1. Kredit Bank Umum di Indonesia Berdasarkan Jenis Penggunaan Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi Sumber: Bank Indonesia (2016). Menurut Supriyono (2011) kredit investasi ialah kredit yang bertujuan untuk menunjang kegiatan usaha yang bersangkutan dengan jangka waktu kredit lebih dari satu tahun. Kredit investasi merupakan modal yang digunakan untuk pembangunan usaha baru atau perluasan usaha. Apabila dunia usaha atau bisnis berkembang pesat maka dapat memperluas kesempatan kerja dan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Penyaluran kredit bank sangat berguna bagi masyarakat untuk melakukan investasi atau melakukan aktivitas usaha produktif yang pada nantinya akan berdampak terhadap kelancaran kegiatan perekonomian masyarakat, salah satunya yaitu melalui kredit investasi yang diberikan oleh bank. Bank dalam menyalurkan sangat ditentukan oleh adanya permintaan kredit (Hamzah, 2011). Berikut merupakan gambar grafik mengenai pertumbuhan permintaan kredit investasi pada bank umum di Indonesia. Gambar 2. Pertumbuhan Permintaan Kredit Investasi Bank Umum di Indonesia Pertumbuhan DKI (%) Sumber: Bank Indonesia (2016). Gambar 2 menunjukkan bahwa pertumbuhan permintaan kredit investasi mengalami fluktuasi selama periode penelitian. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat beberapa variabel yang diduga mempengaruhi pertumbuhan permintaan kredit investasi. Kebijakan yang diberikan bank terkait dengan suku bunga dan kondisi perekonomian diduga akan mempengaruhi masyarakat dalam melakukan permintaan kredit. Oleh karena itu dalam penelitian ini, akan meneliti beberapa variabel yang diduga mempengaruhi pertumbuhan permintaan kredit investasi yaitu suku bunga kredit investasi, inflasi dan PDB. Suku bunga kredit investasi merupakan harga dari penggunaan uang atas penggunaan fasilitas kredit investasi. Teori Klasik dan Keynes menyebutkan bahwa suku bunga kredit berhubungan negatif dengan permintaan kredit. Teori ini didukung oleh hasil penelitian Turkalj, dkk (2007) dan

5 2008/4 2009/2 2009/4 2010/2 2010/4 2011/2 2011/4 2012/2 2012/4 2013/2 2013/4 2014/2 2014/4 2015/2 2015/4 Kholisudin (2012), namun hasil penelitian yang dilakukan oleh Ditria, dkk (2008) dan Atieno (1997) menyebutkan bahwa suku bunga kredit tidak berpengaruh terhadap permintaan kredit. Inflasi merupakan kenaikan harga barang secara keseluruhan yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan (tingkat laba) karena biaya produksi meningkat. Sehingga inflasi dapat memperlambat pertumbuhan permintaan kredit investasi. Hasil penelitian Hassan dan Qayyum (2013) bahwa inflasi berpengaruh negatif signifikan, namun hasil penelitian Kholisudin (2012) menyebutkan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap permintaan kredit. PDB mencerminkan output nasional suatu perekonomian. Teori neoklasik menyatakan bahwa PDB berhubungan positif dengan permintaan kredit investasi. Teori ini didukung hasil penelitian Turkalj, dkk (2007) dan Zaman, dkk (2012) yang menyatakan bahwa PDB berpengaruh positif signifikan terhadap investasi dan permintaan kredit. Gambar 3. Pergerakan Pertumbuhan Permintaan Kredit Investasi, Suku Bunga Kredit Investasi, Inflasi dan PDB Pertumbuhan DKI (%) Suku Bunga KI (%) Inflasi (%) PDB (Rp) Sumber: Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik (2016). Pada gambar 3 menunjukkan bahwa suku bunga kredit investasi relatif tinggi hingga tahun 2015 triwulan IV dan melihat adanya perbedaan hasil penelitian sebelumnya mengenai pengaruh suku bunga kredit terhadap permintaan kredit, maka peneliti ingin meneliti lebih jauh pengaruh suku bunga kredit investasi terhadap pertumbuhan permintaan kredit investasi bank umum di Indonesia. Selain itu, walaupun secara keseluruhan tingkat inflasi tergolong inflasi ringan (dibawah 10%), namun pertumbuhan permintaan kredit investasi cenderung fluktuatif selama periode penelitian, dan melihat adanya perbedaan hasil penelitian sebelumnya mengenai pengaruh inflasi terhadap permintaan kredit, maka peneliti ingin melihat bagaimana pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan permintaan kredit investasi bank umum di Indonesia. Pada gambar 3 juga menunjukkan bahwa PDB memiliki tren meningkat dari tahun ke tahun. Secara teori PDB memiliki hubungan positif dengan pertumbuhan permintaan kredit investasi. Namun pada gambar diatas menunjukkan bahwa PDB memiliki tren meningkat tetapi pertumbuhan permintaan kredit investasi cenderung fluktuatif. Melihat ketidaksesuaian antara teori dengan data di lapangan tersebut, peneliti ingin meneliti pengaruh PDB terhadap pertumbuhan permintaan kredit investasi bank umum di Indonesia. B. KAJIAN PUSTAKA. Kredit Perbankan Salah satu produk produk perbankan yang sangat penting bagi perekonomian ialah kredit. Kredit perbankan sangat berguna bagi masyarakat (pengusaha) yang memerlukan dana untuk kegiatan usahanya karena dengan adanya kredit maka pihak debitur (masyarakat) akan dapat memperluas dan mengembangkan usahanya (Kasmir, 2003). Investasi Menurut para ahli ekonomi klasik, investasi merupakan fungsi dari tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat bunga maka keinginan untuk melakukan investasi akan semakin kecil, dan sebaliknya, semakin rendah tingkat bunga maka pengusaha akan terdorong untuk melakukan investasi sebab biaya penggunaan dana juga semakin kecil (Nopirin, 1992).

6 Menurut Keynes, tingkat bunga bukanlah satu-satunya yang menyebabkan naik turunnya investasi, melainkan juga ada kemungkinan keuntungan yang diharapkan dari sejumlah investasi atau disebut sebagai Marginal Efficiency of Capital (MEC). Teori neoklasik mengemukakan bahwa perubahan di dalam output akan mengubah atau mempengaruhi baik stok kapital maupun investasi yang diinginkan (Boediono, 1981). Konsumsi Dalam suatu perekonomian, terdapat proses produksi yang menghasilkan pendapatan dalam masyarakat (sektor rumah tangga). Selanjutnya pendapatan menimbulkan permintaan dalam pasar barang atau menimbulkan pengeluaran untuk barang-barang konsumsi. Menurut Keynes, tidak semua dari suatu penghasilan atau pendapatan akan dibelanjakan untuk barang dan jasa (konsumsi). Misalnya hanya 80% atau 90%-nya saja, sedangkan sisanya (10%- 20%) akan ditabung. Keynes berpendapat bahwa setiap masyarakat mempunyai kebiasaan tertentu mengenai berapa dari pendapatan yang dibelanjakan untuk barang dan jasa (C) dan berapa yang ditabung (S). Biasanya untuk negara-negara yang tingkat pendapatannya tinggi, persentase dari pendapatan yang ditabung semakin tinggi (misalnya 30%-40% atau 0,3-0,4) atau dengan kata lain persentase dari pendapatannya yang dibelanjakan relatif rendah, yaitu 60%-70% (0,6-0,7). Sebaliknya, bagi negara yang tingkat pendapatannya belum tinggi (negara-negara sedang berkembang seperti di Indonesia), persentase yang ditabung biasanya kecil mungkin sekitar 5%- 10% (0,05-0,1) atau persentase penghasilan yang dibelanjakan adalah tinggi, sekitar 90%-95% (0,9-0,95). Persentase dari pendapatan yang ditabung disebut dengan istilah propensity to save (kecenderungan untuk menabung). Sedangkan persentase dari pendapatan yang dibelanjakan disebut propensity to consume (kecenderungan untuk berkonsumsi). Jadi tabungan sendiri merupakan bagian dari pendapatan yang tidak dipergunakan untuk konsumsi, atau tabungan sama dengan jumlah pendapatan dikurangi jumlah konsumsi. Suku Bunga Tingkat bunga menurut teori klasik dapat mepengaruhi tabungan (supply of saving) dan investasi (demand of investment). Semakin tinggi tingkat suku bunga maka keinginan masyarakat untuk menabung juga meningkat. Dan sebaliknya, semakin tinggi tingkat suku bunga maka keinginan masyarakat untuk melakukan investasi cenderung semakin menurun. Teori Keynes menjelaskan bahwa permintaan uang atau sering disebut sebagai liquidity of preference tergantung pada tingkat bunga. Permintaan uang akan memiliki hubungan negatif dengan tingkat suku bunga. Teori diatas menyebutkan bahwa suku bunga memiliki hubungan negatif dengan permintaan kredit. Hal ini dikarenakan apabila suku bunga naik maka biaya bunga juga naik sehingga masyarakat enggan untuk melakukan investasi dan pertumbuhan permintaan kredit investasi melambat. Inflasi Menurut teori kuantitas, ketika jumlah uang beredar di masyarakat meningkat maka harga juga akan meningkat dan kenaikan harga secara terus-menerus akan menimbulkan inflasi yang dapat meningkatkan biaya produksi sehingga dapat mengurangi minat berinvestasi karena tingginya biaya yang harus dikeluarkan dan menyebabkan laba atau keuntungan perusahaan berkurang. Dengan berkurangnya minat investasi masyarakat membuat pertumbuhan permintaan kredit investasi melambat. Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto (PDB) mencerminkan output nasional atau yang lebih dikenal sebagai pendapatan nasional. Menurut teori neoklasik, pada periode tertentu terdapat output (PDB) yang bisa dihasilkan. Sesuai dengan anggapan mengenai kecenderungan menabung masyarakat, maka sebagian dari output (PDB) tersebut akan ditabung dan kemudian langsung diinvestasikan, sehingga perubahan didalam output (PDB) akan mempengaruhi investasi. Jadi apabila PDB naik maka investasi akan naik sehingga pertumbuhan permintaan kredit investasi mengalami peningkatan. Kashyap, et.al, 1993 (dalam Hassan dan Qayyum, 2013) mengemukakan bahwa saat aktivitas perekonomian (PDB) meningkat maka akan meningkatkan harapan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dan pendapatan masa depan yang lebih tinggi, dan oleh karena itu perusahaan akan

7 berinvestasi guna memperluas dan memulai proyek-proyek baru untuk memperoleh manfaat di masa depan sehingga meningkatkan permintaan kredit mereka untuk tujuan investasi. Perubahan Tahun Dasar PDB Harga Konstan Dalam penelitian ini data PDB Indonesia dikonversikan atas dasar harga konstan tahun Karena periode penelitian ini adalah dari tahun , maka supaya konsisten data penelitian sebelum tahun 2010 dan masih menggunakan tahun dasar 2000 harus diubah atau dikonversi menjadi bertahun dasar Adapun langkah-langkah untuk menyamakan tahun dasar adalah sebagai berikut: 1. Mencari satu data/angka yang dihitung dengan menggunakan dua tahun dasar, misalnya data PDB tahun 2010 yang diukur dengan tahun dasar 2000 dan tahun dasar 2010; 2. Setelah itu untuk menjadikan semua data PDB atas dasar harga konstan bertahun dasar 2010, kita harus menentukan atau mendapatkan sebuah angka pengali, yaitu data PDB tahun 2010 menurut tahun dasar 2010 dibagi dengan data PDB tahun 2010 menurut tahun dasar 2000; 3. Angka hasil pembagian tersebut (angka pengali) dikalikan dengan semua data PDB yang diukur menurut tahun dasar 2000 dan data tersebut menjadi bertahun dasar Kerangka Pikir Berdasarkan uraian teori maka dalam penelitian ini akan menganalisi pengaruhi suku bunga kredit investasi, inflasi dan PDB terhadap pertumbuhan permintaan kredit investasi. Untuk mempermudah pemahaman, digambarkan suatu kerangka sistematis sebagai berikut: Gambar 4. Kerangka Pikir Suku Bunga Kredit Investasi (-) Inflasi (-) Produk Domestik Bruto (+) Investasi Petumbuhan Permintaan Kredit Investasi Sumber: Diolah penulis dari berbagai sumber (2016). C. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Tujuan menggunakan pendekatan ini berdasarkan data penelitian yang berupa angka-angka dan analisa data menggunakan statistik dan kemudian diproses menjadi informasi (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yakni variabel independen dan variabel dependen. Dimana variabel independennya yaitu suku bunga kredit investasi, inflasi, PDB, dan variabel dependennya yaitu pertumbuhan permintaan kredit investasi. Penelitian ini menggunakan data sekunder dalam bentuk time series triwulanan dari tahun 2008 triwulan IV sampai dengan 2015 triwulan IV. Data diperoleh dari website Bank Indonesia ( dan website Badan Pusat Statistik ( Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu Ordinary Least Square (OLS). OLS ini adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan lebih dari 1 variabel independennya. Oleh karena itu rumusan model penelitian adalah sebagai berikut: PDKI = α + β 1 SBKI + β 2 INF + β 3 LnPDB + e Dimana: PDKI = Pertumbuhan Permintaan Kredit Investasi dalam satuan persen α = Konstanta SBKI = Suku Bunga Kredit Investasi dalam satuan persen INF = Inflasi dalam satuan persen PDB = Produk Domestik Bruto dalam satuan miliar rupiah Ln = Log Natural β 1 β 3 = Koefisien masing-masing variabel e = error

8 Menurut Gujarati (2007), dalam penentuan estimator regresi berganda harus memenuhi kriteria BLUE. Kriteria BLUE merupakan singkatan dari Best, Linier, Unbiased, dan Efficient estimator. D. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan analisis regresi, terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik agar model yang digunakan bersifat BLUE. Karena dalam melakukan intrepretasi hasil harus dilihat terlebih dahulu apakah variabel dan data yang digunakan sudah sesuai atau belum. Sebab apabila variabel dan data yang digunakan tidak sesuai akan memiliki hasil estimasi yang tidak baik dan menjadi bias. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi residual mengikuti atau mendekati distribusi normal. Sebab apabila residual yang digunakan tidak normal maka hasil analisis regresi tidak memberikan hasil yang valid atau bias. Berdasarkan uji normalitas yang sudah dilakukan bahwa model regresi telah lolos uji normalitas. Dimana dalam hasil uji normalitas mempunyai nilai probability , hal ini menunjukkan bahwa nilai probabilitynya lebih besar dari taraf kesalahan 5% (α 0,05). Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa H 0 diterima atau data yang digunakan dalam penelitian ini bebas dari permasalahan normalitas atau memiliki sebaran data yang normal. Uji Heteroskedastisitas Pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi apakah data yang diamati terjadi heteroskedastisitas atau tidak yaitu dengan dilakukannya White Heteroskedasticity test. Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana faktor pengganggu tidak konstan. Berdasarkan hasil dari White-Heteroskedasticity test menunjukkan nilai probabilitas Chi- Square dari Obs*R-Squared yang dimiliki yaitu sebesar Berdasarkan nilai tersebut maka nilai probabilitas yang dimiliki lebih besar dari taraf kesalahan sebesar 5% (α 0,05). Oleh karena itu H 0 dalam White-Heteroskedasticity test diterima, artinya data yang digunakan dalam penelitian ini tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Uji Autokorelasi Autokorelasi umumnya terjadi pada serangkaian data deret waktu (time series), dimana error term pada satu periode waktu secara sistematik tergantung pada error term periode-periode waktu yang lain. Uji yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah data yang diamati terjadi autokorelasi atau tidak adalah uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test. Berdasarkan hasil uji autokorelasi yang telah dilakukan menunjukkan nilai probabilitas dari Obs*R-Squared adalah sebesar atau lebih besar dari taraf kesalahan yang digunakan yakni 5% (α 0,05). Oleh karena itu H 0 dalam uji Breunsch-Godfrey Serial Correlation LM Test ini diterima, artinya dalam uji tersebut data yang digunakan tidak mengalami autokorelasi. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas adalah pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan linear yang sempurna diantara beberapa atau semua variabel bebas dari model regresi. Multikolinearitas mengindikasikan adanya korelasi linear yang tinggi (mendekati sempurna) diantara dua atau lebih variabel bebas. Pengujian multikolinearitas yaitu menggunakan Variance Inflation Factor (VIF). Berdasarkan uji multikolinearitas yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa masing-masing variabel bebas memiliki nilai centered VIF lebih kecil dari 10. Dimana SBKI mempunyai nilai , INF mempunyai nilai sebesar , dan LnPDB mempunyai nilai sebesar berdasarkan hasil dari masing-masing variabel dapat disimpulkan bahwa variabel independen (bebas) yang digunakan tidak mengalami masalah multikolinearitas.

9 Uji Statistik Setelah data dan variabel telah lolos dari asumsi klasik maka pengujian selanjutnya yaitu uji statistik. Dimana uji statistik ini untuk melihat interaksi antara variabel independen terhadap variabel dependen, selain itu kemampuan dari variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya. Uji statistik yang dilakukan yaitu uji parsial, uji simultan, dan koefisien determinasi. Uji Parsial Uji parsial digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Tabel 1. Hasil Uji Parsial Variable Coefficient Prob. SBKI INF LNPDB C Sumber: Data diolah melalui EViews (2016). Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa suku bunga kredit investasi mempunyai pengaruh negatif terhadap pertumbuhan permintaan kredit investasi sebesar 25, Artinya adalah apabila suku bunga kredit investasi naiksebesar 1%, dengan asumsi bahwa inflasi dan PDB tetap maka rata-rata pertumbuhan permintaan kredit investasi akan mengalami penurunan 25,78302%. Selain itu nilai probabilitas yang dimiliki suku bunga kredit investasi adalah 0,0002 atau lebih kecil dari α (0,05), maka hal ini menunjukkan bahwa H 0 ditolak atau suku bunga kredit investasi secara individual berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan permintaan kredit investasi bank umum di Indonesia. Inflasi mempunyai pengaruh negatif terhadap pertumbuhan permintaan kredit investasi sebesar 0, Artinya adalah apabila inflasi naik sebesar 1%, dengan asumsi suku bunga kredit investasi dan PDB tetap, maka rata-rata pertumbuhan permintaan kredit investasi akan mengalami penurunan sebesar 0,569235%. Selain itu nilai probabilitas yang dimiliki inflasi adalah 0,7441 atau lebih besar dari α (0,05), maka hal ini menunjukkan bahwa H 0 diterima atau dengan kata lain variabel inflasi secara individual tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan permintaan kredit investasi bank umum di Indonesia. PDB mempunyai pengaruh negatif terhadap pertumbuhan permintaan kredit investasi sebesar 0, Artinya adalah apabila produk domestik bruto (PDB) naik sebesar 1% dengan asumsi suku bunga kredit investasi dan inflasi tetap, maka rata-rata pertumbuhan permintaan kredit investasi akan turun sebesar 0,353441%. Selain itu nilai probabilitas yang dimiliki produk domestik bruto (PDB) adalah 0,2550 atau lebih besar dari α (0,05), maka hal ini menunjukkan bahwa variabel PDB secara individual tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan permintaan kredit investasi bank umum di Indonesia. Dari hasil ini menunjukkan bahwa hasil tidak sesuai dengan hipotesis awal penelitian, yaitu semakin naik PDB maka akan meningkatkan pertumbuhan permintaan kredit investasi. Uji Simultan Uji simultan dilakukan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Tabel 2. Hasil Uji Simultan F-statistic Prob(F-statistic) Sumber: Data diolah melalui EViews (2016). Berdasarkan hasil diatas menunjukkan nilai probabilitas F-statistik adalah atau lebih kecil dari α (0.05), berdasarkan hal tersebut maka H 0 ditolak atau variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

10 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi adalah koefisien yang mengukur persentase dari kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Besaran persentase tersebut dapat dilihat melalui R-squared dalam hasil regresi. Tabel 3. Hasil Uji Simultan R-squared Adjusted R-squared Sumber: Data diolah melalui EViews (2016). Berdasarkan hasil diatas menunjukkan nilai R-squared data keseluruhan adalah Hal ini menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian atau kemampuan variabel independen yang digunakan mampu menjelaskan variabel dependen sebesar persen, dan sisanya sebesar persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh Suku Bunga Kredit Investasi terhadap Pertumbuhan Permintaan Kredit Investasi Dari hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah suku bunga kredit investasi memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap pertumbuhan permintaan kredit investasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suku bunga kredit investasi berpengaruh negatif signifikan terhadap pertumbuhan permintaan kredit investasi bank umum di Indonesia. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Turkalj, dkk (2007) dan Kholisudin (2012). Apabila tingkat suku bunga kredit investasi tinggi maka masyarakat khususnya para pengusaha enggan untuk melakukan permintaan kredit investasi, hal ini dikarenakan suku bunga kredit investasi yang tinggi mencerminkan bahwa harga yang akan dibayarkan karena telah menggunakan sejumlah dana pinjaman menjadi mahal sehingga memperlambat pertumbuhan permintaan kredit investasi. Dan sebaliknya, apabila suku bunga kredit investasi rendah maka masyarakat atau pengusaha akan tertarik untuk melakukan permintaan kredit investasi sehingga akan meningkatkan pertumbuhan permintaan kredit investasi. Pengaruh Inflasi terhadap Pertumbuhan Permintaan Kredit Investasi Dari hipotesis yang diajukan dalam penelitan ini adalah inflasi memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap pertumbuhan permintaan kredit investasi. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan permintaan kredit investasi bank umum di Indonesia. Hal ini dikarenakan kredit program atau subsidi (KUR) juga termasuk dalam kredit investasi pada penelitian ini. Sehingga pertumbuhan permintaan kredit investasi tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya inflasi, melainkan lebih dipengaruhi oleh adanya suku bunga subsidi dan kemudahan syarat dalam pengajuan kredit. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Kholisudin (2012) yang menyebutkan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap permintaan kredit bank umum di Jawa Tengah, dan menemukan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap permintaan kredit di Jawa Tengah karena permintaan kredit lebih dipengaruhi oleh perubahan suku bunga kredit. Pengaruh PDB terhadap Pertumbuhan Permintaan Kredit Investasi Dari hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah PDB memiliki pengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan permintaan kredit investasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PDB tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap pertumbuhan permintaan kredit investasi bank umum di Indonesia. Hasil penelitian ini berbeda dengan hipotesis awal penelitian dan penelitian yang dilakukan oleh Turkalj, dkk (2007) dan Zaman, dkk (2012) yang menyebutkan bahwa PDB berpengaruh positif signifikan terhadap investasi dan permintaan kredit. Arah negatif hubungan PDB terhadap pertumbuhan permintaan kredit investasi menunjukkan bahwa saat PDB meningkat maka pertumbuhan permintaan kredit investasi akan melambat atau para pengusaha enggan melakukan permintaan kredit investasi karena penambahan investasi yang dilakukan diperkirakan tidak menambah PDB. Di Indonesia, penambahan investasi akan menyebabkan penambahan impor sehingga dapat menurunkan PDB. Hal ini dikarenakan penambahan investasi di Indonesia yakni sebagian besar

11 pada sektor industri manufaktur (pengolahan) yang akan menyebabkan penambahan impor karena sebagian besar sektor industri di Indonesia masih bergantung pada bahan baku impor sehingga apabila dilakukan penambahan investasi maka impor juga akan meningkat dan menyebabkan defisit neraca perdagangan serta pada nantinya akan mengakibatkan penurunan PDB. Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa PDB berhubungan negatif dengan pertumbuhan permintaan kredit investasi. Namun dari hasil analisis regresi menunjukkan bahwa PDB tidak berpengaruh signfikan terhadap pertumbuhan permintaan kredit investasi bank umum di Indonesia. PDB tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan permintaan kredit investasi karena peningkatan PDB di Indonesia lebih banyak digunakan oleh masyarakat untuk berkonsumsi dari pada menabung atau berinvestasi. Di Indonesia sendiri, kontribusi pengeluaran konsumsi rumah tangga memiliki porsi yang paling besar dalam menyumbang PDB (Produk Domestik Bruto) dibandingkan dengan komponen yang lain. Berikut ini adalah data yang menampilkan total pengeluaran konsumsi rumah tangga dan kontribusinya terhadap PDB (Produk Domestik Bruto). Tabel 4. PDB Tahun Dasar 2010 dan Kontribusi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga terhadap PDB Indonesia Tahun Tahun PDB (Milyar Rupiah) Konsumsi Rumah Tangga Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga terhadap PDB (%) (Milyar Rupiah) , ,56 54, , ,60 54, , ,91 54, , ,16 54, , ,73 54,38 Sumber: Badan Pusat Statistik (2016). Secara umum kontribusi dari pengeluaran konsumsi rumah tangga ini menyumbang rata-rata 54,35% pada 5 tahun terakhir. Tingginya kontribusi pengeluaran konsumsi rumah tangga terhadap pembentukan PDB Indonesia mengindikasikan bahwa kecenderungan untuk mengkonsumsi masyarakat Indonesia cenderung tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa di Indonesia, kenaikan PDB (Produk Domestik Bruto) lebih digunakan untuk konsumsi dari pada menabung atau investasi, sehingga PDB tidak mempengaruhi masyarakat (pengusaha) dalam melakukan investasi dan melakukan permintaan kredit investasi. Implikasi Penelitian Penelitian ini memberikan beberapa implikasi baik teoritis dan praktis. Hasil penelitian ini memiliki implikasi teoritis yaitu implikasi terhadap teori-teori maupun hasil-hasil penelitian terdahulu yang mendasarinya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan permintaan kredit investasi dipengaruhi oleh suku bunga kredit investasi, hal ini sejalan dengan teorinya dimana jika suku bunga kredit investasi tinggi maka pertumbuhan permintaan kredit investasi akan melambat. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Turkalj, dkk (2007) dan Kholisudin (2012). Sedangkan inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan permintaan kredit investasi, hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian yang dilakukan oleh Kholisudin (2012). Selain itu, PDB tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan permintaan kredit investasi, hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Turkalj, dkk (2007) dan Zaman, dkk (2012) yang menyebutkan bahwa investasi dan permintaan kredit sangat ditentukan oleh PDB. Walaupun hanya suku bunga kredit investasi yang berpengaruh signifikan, paling tidak penelitian ini bisa memberikan perspektif yang berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya ketika membahas mengenai pertumbuhan permintaan kredit investasi, karena permintaan kredit investasi dalam penelitian ini merupakan permintaan kredit investasi baru yang berupa permohonan kredit baru dan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada pada bank-bank umum di Indonesia. Penelitian ini juga memilki implikasi praktis yaitu hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia. Temuan faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan permintaan kredit investasi pada penelitian ini dapat diimplementasikan untuk dapat mengetahui lebih lanjut bahwa dengan menggunakan kredit investasi dapat memberikan manfaat kepada perekonomian, yaitu memperluas kesempatan kerja dengan pembangunan usaha baru,

12 meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, temuan ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengambil kebijakan untuk menjaga stabilitas tingkat suku bunga dalam meningkatkan pertumbuhan permintaan kredit investasi agar kredit investasi dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk sumber pembiayaan investasi serta dapat mendorong aktivitas perekonomian. Selain itu, melihat kondisi di Indonesia yang menunjukkan bahwa peningkatan PDB lebih digunakan untuk konsumsi dari pada menabung atau investasi, diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengambil kebijakan untuk meminimalisir dampak negatif yang mungkin ditimbulkan dari tingginya konsumsi di Indonesia, terlebih lagi konsumsi akan barang-barang impor. Pengambil kebijakan (pemerintah) dapat menekan konsumsi akan barang impor dan agar tingginya konsumsi dapat diimbangi dengan investasi dan produktivitas dalam negeri yakni dengan menggalakkan investasi pada sektor industri berbasis subtitusi impor agar pertumbuhan ekonomi tetap stabil. E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil peneltian dan pembahasan adalah sebagai berikut: 1. Suku bunga kredit investasi masih menjadi faktor utama bagi pengusaha untuk mengajukan kredit bank. Karena suku bunga mencerminkan biaya atas penggunaan atau meminjam dana sehingga para pengusaha enggan untuk berinvestasi dan enggan melakukan permintaan kredit investasi saat suku bunga tinggi. 2. Inflasi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan permintaan kredit investasi bank umum di Indonesia. Hal ini berarti besar kecilnya inflasi tidak mempengaruhi masyarakat dalam melakukan permintaan kredit investasi, karena pertumbuhan permintaan kredit investasi lebih dipengaruhi oleh adanya suku bunga subsidi, sebab kredit program atau kredit subsidi (KUR) juga termasuk dalam kredit investasi pada penelitian ini. Sehingga besar kecilnya inflasi tidak berdampak pada pertumbuhan permintaan kredit investasi. 3. PDB tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan permintaan kredit investasi bank umum di Indonesia. Hal ini dikarenakan bahwa peningkatan PDB di Indonesia lebih digunakan untuk konsumsi dari pada investasi atau menabung. Hal ini tercermin dari besarnya kontribusi pengeluaran konsumsi rumah tangga yakni menyumbang rata-rata 54,35% terhadap besarnya PDB selama 5 tahun terakhir. Sehingga PDB tidak mempengaruhi pertumbuhan permintaan kredit investasi. Berdasarkan kesimpulan penelitian diatas, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Dalam rangka peningkatan pertumbuhan permintaan kredit investasi agar jumlah kredit investasi yang diminta meningkat dan supaya laba perbankan juga meningkat, maka hendaknya pengambil kebijakan dapat menjaga stabilitas tingkat suku bunga kredit investasi karena terbukti suku bunga kredit investasi dapat mempengaruhi pertumbuhan permintaan kredit investasi. 2. Melihat tingginya konsumsi di Indonesia, dan untuk meminimalisir dampak negatif yang mungkin ditimbulkan dari perilaku konsumtif masyarakat terutama akibat impor barang konsumsi berlebih. Sebaiknya pengambil kebijakan (pemerintah) menggalakkan investasi pada sektor industri berbasis subtitusi impor agar dapat menekan konsumsi barang impor dan agar pertumbuhan ekonomi tetap stabil. 3. Penelitian ini hanya terbatas dari tahun 2008 triwulan IV hingga tahun 2015 triwulan IV, sehingga untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambah waktu pengamatan yakni tahun-tahun mendatang agar memperoleh hasil yang lebih baik. Dan diharapkan juga untuk mempertimbangkan penggunaan variabel lain yang mungkin mempengaruhi pertumbuhan permintaan kredit investasi untuk meningkatkan pengetahuan mengenai permintaan kredit. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Asosiasi Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya dan Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang memungkinkan jurnal ini bisa diterbitkan.

13 DAFTAR PUSTAKA Anggraini, Dewi dan Nasution, S.H Peranan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bagi Pengembangan UMKM di Kota Medan (Studi Kasus Bank BRI). Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol.1 No.3 Arianti, reni Kristina Ketergantungan Beberapa Sektor Industri terhadap Bahan Baku Impor. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Ariefianto, M.Doddy Ekonometrika Esensi dan Aplikasi dengan Menggunakan EViews. Jakarta: Erlangga Atieno, Rosemary Determinants of Credit Demand by Smallholder Farmers in Kenya: an Empirical Analysis. S Bank Indonesia (BI). Berbagai Terbitan. Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia Bank Indonesia (BI). Berbagai Terbitan. Statistik Perbankan Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia Bank Indonesia (BI). Berbagai Terbitan. Survei Perbankan. Jakarta: Bank Indonesia Boedino Teori Pertumbuhan Ekonomi Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE UGM Badan Pusat Statistik (BPS). Berbagai Terbitan. Produk Domestik Bruto. Jakarta: Badan Pusat Statistik Badan Pusat Statistik (BPS). Berbagai Terbitan. Inflasi. Jakarta: Badan Pusat Statistik Boediono Ekonomi Moneter Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE UGM Ditria, dkk Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah dan Jumlah Ekspor terhadap Tingkat Kredit Perbankan. Journal of Applied Finance and Accounting Vol. 1 No. 1: Hamzah, Angriawan Pradana Analisis Komparatif Statistik terhadap Permintaan Kredit pada Bank Syariah dan Bank Konvensional di Makassar Periode Universitas Hasanuddin. Hasibuan, Malayu S.P Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Bumi Aksara Hassan, Faiza dan Qayyum, Abdul Modelling the Demand for Bank Loans by Private Business Sector in Pakistan. Pakistan Institute of Development Economics Idar, dkk A Time Series Analysis of Determinants of Private Investment in Ghana ( ). Journal of Economics and Sustainable Development Vol.3 No.13 Kasmir Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Kholisudin, Akhmad Determinan Permintaan Kredit pada Bank Umum di Jawa Tengah Economics Development Analysis Journal. Nopirin Ekonomi Moneter Buku I. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Sugiyono. Prof. Dr Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta Supriyono, Maryanto Buku Pintar Perbankan. Yogyakarta: CV. Andi Offset Sutojo, Siswanto Analisis Kredit Bank Umum. Jakarta: PT Damar Mulia Pustaka

14 Turkalj, dkk Estimating Credit Demand in Croatia. Croatian National Bank. Hal 1-33 Zaman, dkk The Macroeconomic Determinants of Investment: Empirical Evidence from Bangladesh. International Journal of Scientific and Engineering Research Volume 3

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi, BAB III 3.1. Jenis dan Sumber Data METODE PENELITIAN 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah data yang dicatat secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di Indonesia pada tahun 2007M01 2016M09. Pemilihan pada periode tahun yang digunakan adalah

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang 38 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang didapat dari Bank Indonesia dan melalui pengolahan data yang dihitung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam ruang lingkup sektor pertanian. Waktu penelitian untuk mengumpulkan data

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi dari

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) atau broad money merupakan merupakan kewajiban sistem moneter (bank sentral)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari tahun 2005-2012, yang diperoleh dari data yang dipublikasikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder dalam runtun waktu (time Series) yang diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yakni penelitian yang menganalisis data-data secara kuantitatif kemudian menginterpretasikan hasil analisis

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis dan Hasil Regresi Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai Desember

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Asumsi Klasik Untuk menghasilkan hasil penelitian yang baik, pada metode regresi diperlukan adanya uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hubungan Antara Penerimaan DAU dengan Pertumbuhan PDRB Dalam melihat hubungan antara PDRB dengan peubah-peubah yang mempengaruhinya (C, I, DAU, DBH, PAD, Suku Bunga dan NX)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau kuatitatif. Data kuantitatif ialah data yang diukur dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder 47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2003-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, Badan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah 63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dalam bentuk deret waktu (time series) 5,5 tahun, yaitu tahun juni 2015.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dalam bentuk deret waktu (time series) 5,5 tahun, yaitu tahun juni 2015. BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) 5,5 tahun, yaitu tahun 2010- juni 2015.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan analisis dari data-data penelitian yang telah diolah menggunakan Eviews, diikuti dengan pembahasan dari hasil pengolahan data.

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala

BAB III. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala BAB III Metode Penelitian A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala numerik, berdasarkan data time series yang berhubungan dengan inflasi,suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunanan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series 51 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series yang didapat dari Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik dan melalui

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian Penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Penentuan daerah ini dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini giat melakukan pembangunan. Pembangunan yang dilakukan mencakup di segala sektor. Pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data 47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang terdiri dari satu variabel terikat yaitu Ekses Likuiditas dan empat variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, yang bertempat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Dan waktu penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang 52 II. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang didapat dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Suku Bunga Kredit Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi tentang satuan pengukuran,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dan membuat generalisasi atas rerata. 73. pengaruh Kurs, Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate), dan Jumlah Uang

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dan membuat generalisasi atas rerata. 73. pengaruh Kurs, Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate), dan Jumlah Uang 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang didasari oleh falsafah positivisme yaitu ilmu yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis finansial yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 memberi dampak yang kurang menguntungkan bagi perekonomian Indonesia. Salah satu dampak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data 1.1 Analisis Deskripsi Data BAB IV HASIL DAN ANALISIS Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun 1996-2012. Data tersebut

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif. Definisi dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi pada bank umum di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode 1993-2013 kurun waktu

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3. 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif. Pendekatan kuantitatif menitikberatkan pada pembuktian hipotesis.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi, data

METODE PENELITIAN. keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi, data IV. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data adalah semua hasil observasi atau pengukuran yang telah dicatat untuk suatu keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 44 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Integrasi Pasar (keterpaduan pasar) Komoditi Kakao di Pasar Spot Makassar dan Bursa Berjangka NYBOT Analisis integrasi pasar digunakan untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2001-2012.Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, dan Dinas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan rentang waktu dari tahun 2001 2012. Tipe data yang digunakan adalah data runtut

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang 53 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang diperoleh dari data Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS) dan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Estimasi Parameter Model Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi Penanaman Modal Asing di Provinsi Jawa Timur adalah dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito (3 Bulan) Dan Kredit Macet (NPL) Terhadap Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Di

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Estimasi Variabel Dependen PDRB Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan metode pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sumber Data Metode penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang berbentuk time series selama periode waktu 2005-2015 di Sumatera Barat yang diperoleh dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Bruto Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia Tahun

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang 52 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data tahunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan masyarakatnya, suatu negara akan melakukan pembangunan ekonomi dalam berbagai bidang baik pembangunan nasional

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari badan pusat statistik (BPS) kabupaten Lampung Tengah. B. Batasan Variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara memadai. Hasil analisis data penelitian diuraikan dengan menyajikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara memadai. Hasil analisis data penelitian diuraikan dengan menyajikan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah proses pengumpulan, penyajian dan peringkasan yang berfungsi untuk memberikan gambaran data yang diteliti secara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data tenaga kerja, PDRB riil, inflasi, dan investasi secara berkala yang ada di kota Cimahi.

Lebih terperinci

FLUKTUASI TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP TABUNGAN DI INDONESIA TAHUN

FLUKTUASI TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP TABUNGAN DI INDONESIA TAHUN FLUKTUASI TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP TABUNGAN DI INDONESIA TAHUN 2005-2010 Oleh: Dita Kartika Sari Mahasiswa Pascarsarjana Universitas Mulawarman E-mail/No. Hp: ditakar@yahoo.co.id/-

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. demografi, dan sosial terhadap pengeluaran konsumsi rumahtangga.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. demografi, dan sosial terhadap pengeluaran konsumsi rumahtangga. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Statistik Deskriptif Analisis ini digunakan untuk memberikan gambaran umum dari variabel penelitian yang digunakan Analisis diskriptif bersifat pemaparan dalam

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terbentuk dalam runtun waktu (time series) dan jurnal-jurnal ilmiah tentang upah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya yield to maturity (YTM) dari obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai 51 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder 42 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang mempunyai sifat runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Metode Penelitian 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana konsumsi agregat masyarakat adalah sebagai variabel

Lebih terperinci

semua data, baik variabel dependen maupun variable independen tersebut dihitung

semua data, baik variabel dependen maupun variable independen tersebut dihitung BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas mengenai pengaruh pertumbuhan variabel PMTDB, pertumbuhan variabel angkatan kerja terdidik, pertumbuhan variabel pengeluaran pemerintah daerah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada 46 III. METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian dan Sumber Data Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data angka yang diolah dengan metode statistika tertentu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series dari tahun 1995 sampai tahun 2009. Data yang digunakan dalam model

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia (www.bi.go.id). Bank

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia (www.bi.go.id). Bank 53 BAB III METODE PENELITIAN III.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia (www.bi.go.id). Bank Indonesia selaku bank sentral berdasarkan pasal 4 ayat 1 UU RI No. 23 tahun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR 32 III. METODE PENELITIAN A. Profil Lokasi Penelitian Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR tanggal 29 Oktober 2008, sebagai pemekaran dari Kabupaten Tanggamus. Kabupaten ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan. Setelah melihat kesuksesan bank-bank syariah yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan. Setelah melihat kesuksesan bank-bank syariah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia saat ini mengalami pertumbuhan yang signifikan. Setelah melihat kesuksesan bank-bank syariah yang tumbuh begitu pesat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 51 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Disain Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan hipotesis penelitian, maka desain penelitian yang digunakan adalah kombinasi antara deskriptif dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Selang periode runtun waktu. Bulanan Tahun Dasar PDB Triwulanan Miliar rupiah. M2 Bulanan Persentase

METODE PENELITIAN. Selang periode runtun waktu. Bulanan Tahun Dasar PDB Triwulanan Miliar rupiah. M2 Bulanan Persentase III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Tabel 8. Deskripsi Data Input Nama Data Selang periode runtun waktu Satuan pengukuran Sumber Data Inflasi (CPI) Bulanan Tahun Dasar 2000 Indeks

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. waktu (time series) triwulanan periode tahun Data yang. data adalah 36 dan dianggap sudah resprentatif.

BAB III METODE PENELITIAN. waktu (time series) triwulanan periode tahun Data yang. data adalah 36 dan dianggap sudah resprentatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder berupa runtut waktu (time

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder yang digunakan diperoleh dari www.bps.go.id dan www.bi.go.id. Data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian diambil di provinsi Jawa Timur dengan menggunakan data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur. B. Jenis dan Sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data Tingkat Bagi Hasil

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari 46 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainya. Dari satu periode ke periode lainnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian (Sugiyono,2002). Sehingga penelitian ini mengambil obyek

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian (Sugiyono,2002). Sehingga penelitian ini mengambil obyek 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pemusatan pada kegiatan penelitian atau dengan kata lain segala sesuatu yang menjadi sasaran penelitian (Sugiyono,2002).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan data time series. Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan data time series. Kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan data time series. Kuantitatif adalah data-data yang dipergunakan dinyatakan dalam bentuk angka.

Lebih terperinci

ANALISIS KONSUMSI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA BARAT

ANALISIS KONSUMSI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA BARAT ANALISIS KONSUMSI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA BARAT Nurhuda. N, Sri Ulfa Sentosa, Idris Program Magister Ilmu Ekonomi Universitas Negeri Padang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Peneliti melakukan penelitian di Bank Indonesia yang berlokasi di Jalan M.H. Thamrin No.2 Jakarta Pusat. Waktu penelitian mulai dari November

Lebih terperinci

49 Analisis Pengaruh Suku Bunga terhadap Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Provinsi Jambi

49 Analisis Pengaruh Suku Bunga terhadap Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Provinsi Jambi ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA TERHADAP KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD) DI PROVINSI JAMBI Isnain Effendi 1 STIE MUHAMMADIYAH JAMBI Monetary policy is one of

Lebih terperinci

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE 1995-2010 Fitri Suciani Jaka Pratama Tetiyeni Dwi Lestari ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENILITIAN

BAB III METODE PENILITIAN 44 BAB III METODE PENILITIAN 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari lembaga-lembaga atau instansi-instansi antara lain Bank

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Produk murabahah merupakan produk yang mendominasi dalam pembiayaan perbankan syariah. Praktik murabahah mempunyai potensi yang mudah untuk disalahgunakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan ekonomi Indonesia. Perbankan nasional mengalami krisis

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan ekonomi Indonesia. Perbankan nasional mengalami krisis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tahun 1997/1998 merupakan tahun terberat dalam tiga puluh tahun pelaksanaan pembangunan ekonomi Indonesia. Perbankan nasional mengalami krisis yang berat

Lebih terperinci

PENGARUH IMPOR DAN NILAI TUKAR TERHADAP INVESTASI LANGSUNG ASING DI INDONESIA (Studi pada Bank Indonesia Periode Kuartal I 2006 Kuartal IV 2013)

PENGARUH IMPOR DAN NILAI TUKAR TERHADAP INVESTASI LANGSUNG ASING DI INDONESIA (Studi pada Bank Indonesia Periode Kuartal I 2006 Kuartal IV 2013) PENGARUH IMPOR DAN NILAI TUKAR TERHADAP INVESTASI LANGSUNG ASING DI INDONESIA (Studi pada Bank Indonesia Periode Kuartal I 2006 Kuartal IV 2013) Putri Sri Kasinta Purba Suhadak Raden Rustam Hidayat Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode 38 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan analisis mengenai Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Dan Penanaman Modal Asing

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN 1995 2013 Naskah Publikasi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

Msi = x 100% METODE PENELITIAN

Msi = x 100% METODE PENELITIAN 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS), Perpustakaan IPB,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Volume Perdagangan Saham. Dengan populasi Indeks Harga Saham

BAB III METODE PENELITIAN. Volume Perdagangan Saham. Dengan populasi Indeks Harga Saham 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini difokuskan pada faktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan, dan faktorfaktor tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Pertanyaan beranjak dari benarkah semua indikator ekonomi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu (time-series data) bulanan dari periode 2004:01 2011:12 yang diperoleh dari PT.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, 391 III. METODE PENELITIAN Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, dan Suku Bunga Luar Negeri Terhadap Nilai Impor Non Migas di Indonesia (Periode 2001:I 2012:IV)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 46 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Perkembangan Jumlah Deposito Berjangka, Suku Bunga Deposito dan Inflasi 4.1.1 Perkembangan Jumlah Deposito Berjangka Pada periode pengamatan, yaitu Januari 2004

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian terhadap fakta yang tertulis. Dokumen atau arsip data yang diteliti berdasarkan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa III. METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Saham di Indonesia (Periode 2005:T1 2014:T3) variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang didapat dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time 44 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time series periode 2001-2012 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang 45 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan melalui pengolahan data yang dihitung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Daerah Penelitian dan definisi operasional variabel. Penelitian ini dilaksanakandi di Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung.

III. METODE PENELITIAN. A. Daerah Penelitian dan definisi operasional variabel. Penelitian ini dilaksanakandi di Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung. 60 III. METODE PENELITIAN A. Daerah Penelitian dan definisi operasional variabel Penelitian ini dilaksanakandi di Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung. Pemilihan Kota Bandar Lampung sebagai daerah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan jasa meliputi barang-barang tidak kasat mata, seperti potong. rambut, layanan kesehatan, dan pendidikan (Mankiw, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan jasa meliputi barang-barang tidak kasat mata, seperti potong. rambut, layanan kesehatan, dan pendidikan (Mankiw, 2012). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsumsi (consumption) adalah pembelanjaan rumah tangga untuk barang dan jasa. barang meliputi pembelanjaan rumah tangga untuk barang awet, seperti mobil dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil objek yang digunakan yaitu laporan tingkat suku bunga simpanan, tingkat bagi hasil, tingkat inflasi yang terdapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun 2010 sampai tahun

Lebih terperinci