Pengaruh Kepribadian Terhadap Perilaku Kewirausahaan Menggunakan Partial Least Square

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengaruh Kepribadian Terhadap Perilaku Kewirausahaan Menggunakan Partial Least Square"

Transkripsi

1 Pengaruh Kepribadian Terhadap Perilaku Kewirausahaan Menggunakan Partial Least Square Riza Noerinda Lubis ( ) 1, Dr. Bambang Widjanarko Otok, S.Si, M.Si 2 1 MahasiswaJurusan Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2 Dosen Jurusan Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember 1 riza.lubis09@mhs.statistika.its.ac.id, 2 bambang_wo@statistika.its.ac.id ABSTRAK ITS Surabaya bekerja sama dengan DIKTI mengembangkan sebuah Program Mahasiswa Wirausaha. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang. Proses kreatif fan inovatif hanya dilakukan oleh orang yang memilki jiwa dan sikap wirausaha. Wirausahawan akan berhasil bila mengikuti achieving route tertentu sesuai tipe kepribadiannya. Etika bisnis sangat menentukan maju mundurnya usaha yang dijalankan, delapan perilaku kewirausahaan yaitu integritas, akuntabilitas, transparansi, disiplin, ketelitian, kecepatan kerja, ketekunan, fokus pada pelanggan. Penelitian ini menggunakan Partial Least Square (PLS), yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepribadian terhadap perilaku kewirausahaan para penerima dana PMW Hasil penelitian ini adalah karekteristik dari 38 reponden pada umumnya berjenis kelamin laki-laki, berasal dari luar Surabaya, bertempat tinggal di rumah kos, dan rata-rata pengeluaran perbulan sebesar Rp Rp yang sumber dananya dari kiriman orang tua. Model struktural (inner model dalam PLS) diperoleh hasil bahwa kepribadian mempunyai pengaruh positif terhadap perilaku wirausahawan. Kata kunci: Wirausaha, PMW 2011 dan Partial Least Square 1. Pendahuluan Institut Teknologi Sepuluh Nopember bekerja sama dengan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi mengembangkan sebuah Program Mahasiswa Wirausaha (selanjutnya disebut PMW) yang merupakan kelanjutan dari program sebelumnya (seperti PKM, Co-Op, KKU) untuk menjembatani para mahasiswa memasuki dunia bisnis riil melalui fasilitas start up business. PMW merupakan salah satu implementasi kurikulum ITS tahun 2009/2014, dalam kurikulum tersebut telah dimasukkan mata perkuliahan technopreneurship. PMW memfasilitasi mahasiswa yang mempunyai minat dan bakat kewirausahaan dengan basis ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang sedang dipelajarinya. Fasilitas yang diberikan meliputi pendidikan dan pelatihan kewirausahaan magang, menyusun rencana bisnis, dukungan permodalan dan pendampingan usaha. Program ini diharapkan mampu mendukung visi-misi pemerintah dalam mewujudkan kemandirian bangsa melalui penciptaan lapangan kerja dan pemberdayaan usaha kecil menengah. Miner (Hutagalung, 2008) menyatakan bahwa tipe kepribadian wirausaha dapat menentukan bidang usaha yang akan membawanya kepada keberhasilan. Empat tipe kepribadian wirausaha yaitu personal achiever, supersalesperson, real managers dan expert idea generation. Salah satu aspek yang sangat popular dan perlu mendapat perhatian dalam berwirausaha adalah etika dan moral bisnis. Etika bisnis dapat menjamin kepercayaan dan loyalitas dari semua unsur yang berpengaruh pada perusahaan, selain itu etika bisnis sangat menentukan maju mundurnya usaha yang dijalankan. Delapan perilaku kewirausahaan yaitu integritas, akuntabilitas, transparansi, disiplin, ketelitian, kecepatan kerja, ketekunan, fokus pada pelanggan. Riyanti (2004) melakukan penelitian terhadap 200 pengusaha kecil di Jakarta dan Yogjakarta. Ada dua bagian dalam kuesioner, bagian pertama tentang usia responden, tingkat pendidikan, pengalaman dalam manajemen bisnis serta informasi tentang akumulasi modal dan proses bisnis internal. Bagian kedua terdiri dari pengukuran kepuasan kerja, sifat-sifat kewirausahaan, tipe kepribadian, kesulitan tipe kepribadian, dan perilaku inovatif. Dengan persamaan struktural yang dianalisis, diperoleh model yang terbaik dalam menjelaskan faktor yang mempengaruhi keberhasilan bisnis. Hasil penelitiannya yaitu variabel tipe kepribadian Miner memiliki pengaruh langsung dan signifikan terhadap pembentukan perilaku inovatif. Tipe kepribadian miner tidak mempunyai pengaruh langsung dan signifikan terhadap keberhasilan bisnis tapi melalui perilaku inovatif mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap kesuksesan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik peserta penerima dana Program Mahasiswa Wirausaha ITS serta untuk meneliti pengaruh kepribadian wirausaha terhadap perilaku peserta penerima dana Program Mahasiswa Wirausaha ITS

2 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Partial Least Square Partial Least Square (selanjutnya disebut PLS) menurut Wold merupakan metode analisis yang powerful oleh karena tidak didasarkan banyak asumsi. Metode PLS mempunyai keunggulan tersendiri diantaranya : data tidak harus berdistribusi normal multivariate (indikator dengan skala kategori, ordinal, interval sampai rasio dapat digunakan pada model yang sama) dan ukuran sampel tidak harus besar. Walaupun PLS digunakan untuk menkonfirmasi teori, tetapi dapat juga digunakan untuk menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antara variabel laten. PLS dapat menganalisis sekaligus konstruk yang dibentuk dengan indikator refleksif dan indikator formatif dan hal ini tidak mungkin dijalankan dalam SEM karena akan terjadi unidentified model. Tabel 1. Perbandingan antara PLS dan SEM Kriteria PLS SEM Tujuan Orientasi prediksi Orientasi parameter Pendekatan Berdasarkan variance Berdasarkan covariance Asumsi Spesifikasi prediktor (non parametrik) Multivariate normal distribution, independence observation (parametrik) Estimasi parameter Konsisten sebagai indikator dan jumlah sampel Konsisten meningkat Skore variabel laten Secara eksplisit di estimasi Indeterminate Hubungan variabel Dapat dalam bentuk reflective maupun formative Hanya dengan reflective indikator laten indikatornya indikator Implikasi Optimal untuk ketepatan prediksi Optimal untuk ketepatan parameter Kompleksitas model Kompleksitas besar (100 konstruk dan 1000 Kompleksitas kecil sampai menengah Besar sample indikator) Kekuatan analisis didasarkan pada porsi dari model yang memiliki jumlah prediktor terbesar. Minimal direkomendasikan berkisar dari 30 sampai 100 kasus (kurang dari 100 indikator) Kekuatan analisis didasarkan pada model spesifikasi. Minimal direkomendasikan berkisar dari 200 sampai 800 kasus Asumsi pada PLS hanya terkait dengan permodelan persamaan struktural, dan tidak terkait dengan pengujian hipotesis yaitu hubungan antar variabel laten dalam inner model adalah linier dan aditif dan model struktural bersifat rekursif. Secara umum, ukuran sampel normal dalam analisis SEM adalah lebih besar dari 100 (Hair dkk, 2005 dalam Sumin, 2009). Sedangkan ukuran normal dalam PLS adalah sepuluh kali jumlah indikator formatif (mengabaikan indikator refleksif) atau sepuluh kali jumlah jalur struktural pada innder model (Chin, 1998 dalam Ghozali 2011). Untuk sampel kecil, PLS dapat menangani kasus dengan jumlah sampel kurang dari 100 bahkan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chin dan Newsted (1999) dengan simulasi Monte Carlo, PLS dapat menangani kasus dengan jumlah kurang dari 30 pengamatan. Hal ini karena algoritma PLS bekerja dengan metode ordinary least square (OLS). PLS mempunyai dua model indikator dalam penggambarannya, yaitu model indikator refleksif dan model indikator formatif. Model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga set hubungan sebagai berikut a. Inner model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten (structural model). Inner model menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan pada subtantive theory. Model persamaannya η = β 0 + β η + Γ ξ + ζ. PLS didesain untuk model recursive, maka hubungan antar variabel laten sering disebut casual chain system dari variabel laten dapat dispesifikasikan sebagai berikut η j = i β ji η i + i γ jb ξ b + ζ j b. Outer model yang mespesifikasi hubungan antara variabel laten dengan variabel indikatornya (measurement model). Outer model mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel latennya. Blok dengan indikator refleksif dapat ditulis persamaan x = Λ x ξ + ε x dan y = Λ y η + ε y. Sedangkan Blok dengan indikator formatif dapat ditulis persamaan ξ = Π ξ x + δ ξ dan η = Π η y + δ η c. Weight relation dalam mana nilai kasus dari variabel laten dapat diestimasi. Inner model dan outer model memberikan spesdifikasi yang diikuti dalam algoritma PLS. Nilai kasus untuk setiap variabel laten diestimasi dalam PLS yaitu ξ b = kb w kb x kb dan η i = ki w ki y ki 2

3 Tanpa kehilangan generalisasi, dapat diasumsikan bahwa variabel laten dan variabel indikator diskala zero means dan unit variance (nilai standardized) sehingga parameter lokasi (parameter konstanta) dapat dihilangkan dalam model. PLS tidak mengansumsikan adanya distribusi tertentu untuk estimasi parameter, maka teknik parametrik untuk menguji signifikansi tidak diperlukan. Model evaluasi PLS berdasarkan pada pengukuran prediksi yang mempunyai sifat nonparametrik. a. Outer Model. Ada tiga metode yang digunakan untuk mengevaluasi outer model dengan indikator refleksif yaitu convergent validity dari indikatornya dan composite reliability untuk blok indikator. Sedangkan outer model dengan indikator formatif dievaluasi berdasarkan pada subtantive contentnya yaitu dengan membandingkan besarnya bobot relatif dan melihat signifikansi dari ukuran bobot tersebut (Chin, 1998 dalam Ghozali 2011) b. b. Inner Model. Model struktural atau inner model dievaluasi dengan melihat persentase variance yang dijelaskan oleh nilai R 2 (R-square) untuk variabel endogen dengan menggunakan ukuran Stone- Geisser Q squares test (Stone,1974 dan Geisser,1975 dalam Ghozali, 2011) dan juga melihat besarnya koefisien jalur strukturalnya. 2.2 Kepribadian dan Perilaku Di Indonesia kata wiraswasta sering diartikan sebagai orang yang tidak bekerja pada sektor pemerintah seperti para pedagang, pengusaha, dan orang yang bekerja di perusahaan swasta. Sedangkan wirausahawan adalah orang yang mempunyai usaha sendiri. Wirausahawan adalah orang yang berani membuka kegiatan produktif yang mandiri. Sikap dan Perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki oleh seseorang. Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada kemajuan dan positif merupakan sifat dan watak yang dibutuhkan oleh seorang wirausaha agar wirausaha tersebut dapat maju / sukses. Ada empat tipe kepribadian wirausaha, yaitu personal achiever, supersalesperson, real manager, dan expert idea generation. Tipe kepribadian wirausaha dapat menentukan bidang usaha yang akan membawanya kepada keberhasilan. Berdasarkan penelitiannya, ia menemukan bahwa seorang wirausaha akan berhasil bila ia mengikuti achieving route tertentu sesuai tipe kepribadiannya (Miner, 1996 dalam Hulutagung dan Helmi, 2008). Salah satu aspek yang sangat popular dan perlu mendapat perhatian dalam berwirausaha adalah etika dan moral bisnis. Etika bisnis dapat menjamin kepercayaan dan loyalitas dari semua unsur yang berpengaruh pada perusahaan, selain itu etika bisnis sangat menentukan maju mundurnya usaha yang dijalankan. Menurut Zimmer (dalam Suryana, 2003) etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan yang dihadapi. 2.3 Tinjauan Penelitian Sebelumnya Riyanti (2004) melakukan penelitian terhadap 200 usaha kecil yang terletak di Jakarta dan Yogjakarta. Ada dua bagian dalam kuesioner, bagian pertama adalah daftar item tentang usia responden, tingkat pendidikan, pengalaman dalam manajemen bisnis serta informasi tentang akumulasi modal dan proses bisnis internal. Bagian kedua terdiri dari pengukuran kepuasan kerja, sifat - sifat kewirausahaan, tipe kepribadian, kesulitan tipe kepribadian, dan perilaku inovatif. Model terbaik dalam menjelaskan faktor yang mempengaruhi keberhasilan bisnis karena hubungan antara semua parameter yang ada adalah signifikan, variabel mencapai tingkat signifikan secara statistik yaitu Umur memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kesuksesan bisnis. Sifat-sifat kewirausahaan variabel menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku inovatif. Variabel sifat kewirausahaan tidak memiliki pengaruh langsung dan signifikan terhadap prestasi bisnis, tetapi melalui perilaku inovatif ini memiliki pengaruh langsung dan signifikan terhadap kesuksesan bisnis. Variabel tipe kepribadian Miner memiliki pengaruh langsung dan signifikan terhadap pembentukan perilaku inovatif. Variabel tipe kepribadian Miner tidak memiliki pengaruh langsung dan signifikan terhadap kesuksesan bisnis. Namun, melalui perilaku inovatif memiliki pengaruh langsung dan signifikan terhadap prestasi bisnis. Variabel perilaku inovatif pengusaha memiliki pengaruh langsung dan signifikan terhadap prestasi bisnis. 3. Metodologi Penelitian Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui kuesioner sedangkan data sekunder berasal dari BAAK ITS. Sengaja dilakukan metode sampling dengan tujuan untuk memperoleh sampel kecil yang sesuai dengan ketentuan dalam permodelan persamaan struktural. Dari 148 penerima dana PMW diperkirakan 50% berjiwa wirausaha dan 50% tidak berjiwa wirausaha. Perhitungan jumlah sampel yang diperlukan, dapat digunakan rumus Taro Yamane sebagai berikut n = N = 148 = 33,025 = 33 Nd 2 +1 (148)(0,15)

4 dengan n adalah ukuran sampel, d adalah level signifikansi yang diinginkan adalah 15% dan N adalah ukuran populasi Pengambilan sampel menggunakan teknik stratified random sampling populasi dibagi ke dalam kelompok (berdasarkan fakultas yang ada di ITS yaitu FMIPA, FTI, FTSP, FTK dan FTIF) Untuk tiap kelompok, dilakukan pemilihan sampel dengan simple random sampling. Penentuan berjiwa wirausaha atau tidak berjiwa wirausaha didasarkan pada pengakuan responden. Tabel 2. Jumlah Responden Berdasarkan Fakultas Fakultas Berjiwa Wirausaha Ya Bukan Jumlah (1) (2) (3) (4) Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 3,2 4 3,2 4 8 Teknologi Industri 7,1 8 7, Teknik Sipil dan Perencanaan 2,0 2 2,0 2 4 Teknologi Kelautan 0,7 1 0,7 1 2 Teknologi Informasi 3,5 4 3, Jumlah sampel pada tabel 2 menunjukkan hasil yang lebih besar dibandingkan jumlah sampel yang diperlukan. Hal ini dikarenakan pembulatan setiap jumlah responden per fakultas. Sampel yang diperlukan sebanyak 38 responden. PLS tidak memerlukan jumlah sampel yang besar, minimal direkomendasikan berkisar dari kasus. Oleh karena itu jumlah sampel pada penelitian ini sesuai dengan metode PLS. Variabel-variabel penelitian akan diberikan skala Likert 1-5 dengan penilaian presepsi pernyataan dari sangat tidak setuju (skala 1) hingga sangat setuju (skala 5). Definisi operasional dibutuhkan untuk memberi petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur. Definisi operasional memberi batasan pada peneliti agar mengetahui baik buruknya pengukuran tersebut. Terdapat empat tipe kepribadiaan wirausaha Miner yaitu personal archiever, supersales person, real manager, dan the expert idea generation. Kepribadian wirausaha dapat diukur dengan menggunakan 23 indikator berdasarkan teori dan konsep dengan rincian sebagai berikut Tabel 3. Kepribadian dan Indikatornya Kepribadian Indikator Kode Personal Achiever (K1) Super Sales Person (K2) Real Manager (K3) The Expert Idea Generation (K4) Mampu membuat keputusan sendiri K1.1 Ingin orang lain mengevaluasi diri K1.2 Merencanakan dan menetapkan tujuan masa depan K1.3 Memiliki inisiatif pribadi yang kuat K1.4 Setia pada organisasi / kelompok K1.5 Percaya bahwa satu orang dapat membuat perbedaan K1.6 Mampu bekerja tanpa bantuan orang lain K1.7 Peka dalam memahami kondisi orang lain K2.1 Senang membantu orang lain K2.2 Percaya bahwa proses sosial sangat penting K2.3 Perlu menjalin hubungan baik dengan orang lain K2.4 Mampu menjaga kepercayaan orang lain K2.5 Ingin menjadi pemimpin perusahaan K3.1 Memiliki ketegasan K3.2 Bersikap positif terhadap otoritas K3.3 Senang bersaing / berkompetisi K3.4 Ingin memiliki kekuasaan K3.5 Mengindar bila ada keramaian K3.6 Senang berinovasi K4.1 Memberi ide usaha K4.2 Percaya bahwa pengembangan produk baru sangat penting K4.3 Memiliki kecerdasan yang baik K4.4 Memilih menghindari risiko K4.5 Terdapat delapan perilaku wirausahawan yaitu integritas, akuntabilitas, transparansi, disiplin, ketelitian, kecepatan kerja, ketekunan dan fokus pada pelanggan. Perilaku wirausahawan (P) merupakan variabel independen yang dapat diukur dengan menggunakan 28 indikator berdasarkan teori dan konsep dengan rincian sebagai berikut 4

5 5 Integritas (P1) Tabel 4. Perilaku Wirausahawan dan Indikatornya Perilaku Indikator Kode Akuntabilitas (P2) Transparansi (P3) Disiplin (P4) Ketelitian (P5) Kecepatan Kerja (P6) Ketekunan (P7) Fokus Pelanggan (P8) Memperlakukan orang lain dengan bermartabat, hormat, dan adil P1.1 Komitmen terhadap kewajiban dan janji P1.2 Dapat dipercaya, jujur dan tulus dalam setiap tindakan P1.3 Berpegang teguh kepada kebenaran meskipun harus melawan arus P1.4 Konsisten dalam tindakan dengan melakukan yang dikatakan / diyakini P1.5 Menjaga etika bisnis dalam mencapai hasil pekerjaan yang terbaik P1.6 Mengambil tanggung jawab atas tindakan yang dilakukan P2.1 Bersedia mengakui kesalahan dan tidak melempar kesalahan kepada orang lain P2.2 Bekerja dengan memberikan hasil yang maksimal bagi perusahaan P2.3 Disiplin dan taat terhadap peraturan dan etika yang berlaku P2.4 Menyiapkan kebijakan, prosedur dan arahan yang jelas. P3.1 Berkomunikasi dengan percaya diri dan berdasarkan fakta/data. P3.2 Memberikan informasi yang akurat. P3.3 Komitmen terhadap pemberian reward, recognition & punishment P3.4 Taat dan bertanggung jawab pada pelaksanaan tugas. P4.1 Menunjukkan tingkat kehadiran yang baik. P4.2 Menjalankan tata tertib dan etika serta peraturan perusahaan P4.3 Melakukan check dan recheck terhadap semua aspek pekerjaan. P5.1 Menjaga ketepatan dan keakuratan hasil kerja. P5.2 Mencegah kemungkinan terjadi penyimpangan atau kesalahan P5.3 Efektif menyelesaikan tugas dalam waktu yang ditentukan. P6.1 Semakin meningkatkan kecepatan kerja dengan tetap menjaga kualitas hasil P6.2 Mengatasi kebosanan dan tetap bersemangat dalam mengerjakan pekerjaan rutin. P7.1 Menunjukkan antusiasme dalam pekerjaan. P7.2 Menggunakan waktu secara efektif dan fokus mempertahankan kinerja P7.3 Menyapa dengan keramahan dan senyum. P8.1 Memberikan pelayanan yang dapat menyentuh hati. P8.2 Mendengarkan, memahami dan bertindak dengan tepat untuk memenuhi P8.3 kebutuhan nasabah Langkah-langkah dalam penyelesaian penelitian ini didasarkan pada tujuan dari penelitian. Analisis yang dilakukan dengan menentukan responden, karakteristik demografi responden, analisis Partial Least Square (merancang inner model, outer model, konversi diagram jalur ke sistem persamaan, estimasi parameter dengan weight, koefisien jalur, dan loading). 4. Hasil dan Pembahasan Undimensionalitas suatu konstrak dapat dievaluasi melalui model pengukuran (outer model) dengan menggunakan reliabilitas komposit dan validitas konvergen dengan mengkontraksi variabel laten ke dalam diagram jalur. Pada penelitian ini variabel kepribadian yang dijelaskan oleh empat sub indikator yaitu personal archiever, supersales person, real manager dan the expert idea generation. Sedangkan perilaku wirausahawan dijelaskan oleh delapan sub indikator yaitu integritas, akuntabilitas, transparansi, disiplin, ketelitian, kecepatan kerja, ketekunan dan fokus pada pelanggan. Pada variabel laten kepribadian personal archiever, tipe indikator yang digunakan adalah indikator refleksif (arah panah dari variabel laten menuju ke indikator). Penggunaan indikator refleksif dikarenakan indikator tersebut merupakan pencerminan dari variabel latennya, atau yang berkaitan dengan sikap dan personalitas. Semua variabel laten pada penelitian ini menggunakan tipe indikator refleksif. Penelitian ini mengkonfirmasi hasil penelitian Riyanti (2004) bahwa tipe kepribadian Miner memiliki pengaruh langsung dan signifikan terhadap pembentukan perilaku inovatif. Berdasarkan pendapat tersebut, pada penelitian ini dapat dikontraksi diagram jalur dengan menggunakan batuan software SmartPLS versi 2.0 yang memiliki tampilan output dan diagram jalur yang baik.

6 6 Gambar 1. Model Pengaruh Kepribadian Terhadap Perilaku Wirausahawa Untuk mengetahui apakah suatu indikator merupakan pembentuk konstruk (variabel laten) dilakukan pengujian validitas konvergen dari model pengukuran dengan indikator refleksif dinilai berdasarkan korelasi antara item score dengan construct score yang dihitung dengan bantuan software SmartPLS. Ukuran individual dikatakan valid jika memiliki korelasi (loading) dengan konstruk (variabel laten) yang ingin diukur 0,5 atau nilai T-statistiknya harus 1,96 (uji dua pihak) pada level signifikansi =0,05. Jika salah satu indikator memiliki nilai loading 0,5 atau T-statistik 1,96, maka indikator tersebut harus dibuang (didrop) karena mengindikasikan bahwa indikator tidak cukup baik untuk mengukur konstruk secara tepat. Tabel 5. Uji Validitas Indikator Yang Dikeluarkan Dari Model Pertama Indikator Original Sample Standard Error T Statistics Sample (O) Mean (M) (STERR) ( O/STERR ) Keterangan K17-0,138-0,138 0,146 0,944 Tidak Valid K36 0,030 0,023 0,137 0,218 Tidak Valid K45 0,031 0,040 0,132 0,237 Tidak Valid Berdasarkan seluruh hasil pengujian validitas pada tabel 5 diketahui bahwa terdapat tiga variabel indikator reflektif yang tidak valid dan diputuskan untuk mengeluarkan variabel indikator tersebut dari model pengaruh kepribadian terhadap perilaku wirausahawan. Variabel indikator reflektif sebagai berikut a. K17 adalah indikator mampu bekerja tanpa bantuan orang lain dalam kepribadian personal archiever. b. K36 adalah indikator menghindar bila ada keramaian dalam kepribadian real manager c. K45 adalah indikator memilih menghindari resiko dalam kepribadian the expert idea generation Selanjutnya model diestimasi kembali dengan membuang indikator refleksif K17, K36, dan K45 Berdasarkan hasil pengolahan SmartPLS pada model kedua diketahui bahwa bahwa nilai loading (λ) dari indikator semua sub indikator > 0,5 dengan nilai T-statistik > 1,96 artinya semua indikator signifikan secara statistik dan valid dalam mengukur sub indikatornya masing-masing. Semua indikator telah signifikan secara statistik dan valid dalam mengukur sub indikatornya masingmasing. Indikator yang memiliki kontribusi terbesar pada setiap sub indikator dapat diketahui dengan melihat sampel mean yang diperoleh dari hasil bootstrap pada SmartPLS. Indikator yang memiliki kontribusi terbesar terhadap variabel laten kepribadian adalah sub indikator the expert idea generation dengan indikator senang berinovasi (K41) sebesar 0,903. Sedangkan pada variabel laten perilaku kewirausahaan memiliki kontribusi terbesar pada sub indikator disiplin dengan indikator menjalankan tata tertib dan etika serta peraturan perusahaan (P43) sebesar 0,93

7 Untuk menilai apakah suatu indikator benar-benar dapat dipercaya untuk mengukur konstruk, pada persamaan struktural dilakukan dengan menggunakan reliabilitas komposit atau reliabilitas konstruk. Suatu indikator merupakan pembentukan konstruk yang baik bila memiliki korelasi 0,7. Reliabilitas komposit sebagai ukuran konsistensi internal yang hanya dapat digunakan pada konstruk dengan indikator refleksif, sedangkan indikator dengan tipe formatif diukur dengan menggunakan bobot dari outer model. Kepribadian Wirausahawan Variabel Reliabilitas Komposit Tabel 6. Uji Reliabilitas Komposit Keterangan Variabel Perilaku Wirausahawan Reliabilitas Komposit Keterangan Kepribadian 0,909 Reliabel Perilaku Kewirausahaan 0,946 Reliabel Personal Archiever 0,895 Reliabel Integritas 0,909 Reliabel Supersales person 0,803 Reliabel Akuntabilitas 0,901 Reliabel Real Manager 0,815 Reliabel Transparansi 0,916 Reliabel The Expert Idea Generation 0,860 Reliabel Disiplin 0,943 Reliabel Ketelitian 0,844 Reliabel Kecepatan Kerja 0,920 Reliabel Ketekunan 0,908 Reliabel Fokus Pelanggan 0,897 Reliabel Berdasarkan hasil uji reliabilitas komposit untuk variabel laten kepribadian yaitu personal archiever, supersales person, real manager dan the expert idea generation memiliki ρ c > 0,7. Demikian juga untuk variabel laten perilaku kewirausahaan yaitu integritas, akuntabilitas, transparansi, disiplin, ketelitian, kecepatan kerja, ketekunan dan fokus pelanggan. Berarti indikator-indikator yang digunakan benar-benar dapat dipercaya mengukur konstruknya. Pada PLS, koefisien parameter jalur diperoleh melalui bobot inner model dengan terlebih dahulu dicari nilai T-statistik melalui prosedur bootstrap standart error, dengan hasil perhitungan software Smart PLS sebagai berikut Hipotesis H 0 : Kepribadian tidak berpengaruh terhadap perilaku wirausahawan H 1 : Kepribadian berpengaruh terhadap perilaku wirausahawan Rata rata sub sampel Statistik Uji T statistik = Standart error Daerah penolakan H 0 ditolak jika nilai T statistik 1,96 Tabel 7. Koefisien Parameter Jalur Hubungan Koefisien Rata-rata sub sampel Standard Error T Statistics kasualitas Parameter Jalur (Bootstrap) (Bootstrap) K P 0,820 0,819 0,032 25,932 Berdasarkan hasil estimasi bootstrap dengan menggunakan sampel 200, kasus persampel 51 dengan sampel asli sebanyak 38, diperoleh nilai koefisien parameter untuk model struktural (inner model) yaitu pengaruh kepribadian terhadap perilaku wirausahawan sebesar 0,820 satuan dengan nilai T-statistik sebesar 25,932 (lebih besar dari 1,96). H0 ditolak artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara kepribadian terhadap perilaku wirausahawan para penerima dana PMW ITS tahun Selanjutnya koefisien parameter yang diperoleh dimasukkan ke dalam persamaan matematis adalah η = 0,820 ξ. Artinya setiap kenaikan kepribadian sebesar satu satuan akan mengakibatkan naiknya perilaku wirausahawan sebesar 0,820 satuan. 5. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh peribadian terhadap perilaku wirausahawan mahasiswadapat disimpulkan bahwa persentase karekteristik mahasiswa dari 38 reponden pada umumnya berjenis kelamin laki-laki, berasal dari luar Surabaya, bertempat tinggal di rumah kos, dan rata-rata pengeluaran perbulan sebesar Rp Rp yang sumber dananya dari kiriman orang tua. Pengaruh kepribadian terhadap perilaku kewirausahaan menggunakan SmartPLS diperoleh hasil 7

8 Pada model pertama terdapat tiga variabel indikator reflektif yang tidak valid dan diputuskan untuk mengeluarkan variabel indikator tersebut dari model pengaruh kepribadian terhadap perilaku wirausahawan. Variabel indikator reflektif yaitu indikator K17 adalah indikator mampu bekerja tanpa bantuan orang lain dalam kepribadian personal archiever. Indikator K36 adalah indikator menghindar bila ada keramaian dalam kepribadian real manager. Dan indikator K45 adalah indikator memilih menghindari resiko dalam kepribadian the expert idea generation Pada model kedua (tanpa indikator K17, K36 dan K45), Indikator yang memiliki kontribusi terbesar terhadap variabel laten kepribadian adalah sub indikator the expert idea generation dengan indikator senang berinovasi (K41) sebesar 0,903. Sedangkan pada variabel laten perilaku kewirausahaan memiliki kontribusi terbesar pada sub indikator disiplin dengan indikator menjalankan tata tertib dan etika serta peraturan perusahaan (P43) sebesar 0,938 Hasil uji reliabilitas komposit pada variabel laten kepribadian dan perilaku kewirausahaan yaitu integritas memiliki ρ c > 0,7. Berarti semua indikator-indikator yang digunakan dapat dipercaya mampu untuk mengukur konstruknya. Hasil estimasi bootstrap diperoleh nilai koefisien parameter untuk inner model yaitu pengaruh kepribadian terhadap perilaku wirausahawan sebesar 0,820 satuan dengan nilai T-statistik sebesar 25,932. Sehingga persamaan matematis adalah η = 0,820 ξ, artinya setiap kenaikan kepribadian sebesar satu satuan akan mengakibatkan naiknya perilaku wirausahawan sebesar 0,820 satuan. Saran yang dapat direkomendasikan dari penelitian ini adalah pembentukan kuesioner harus didasarkan pada sumber yang jelas sehingga kuesioner dapat mengukur variabel dan diperoleh hasil yang baik. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya ditambah dengan faktor yang mempengaruhi perilaku kewirausahawan selain kepribadian. 6. Daftar Pustaka Ghozali dan Fuad. (2005). Structural equation modeling Teori Konsep & Aplikasi Dengan Program Lisrel Semarang: Badan Penerbit UNDIP. Ghozali. (2011). Structural Equation Modeling Metode Alternatif Dengan Partial Least Square PLS Edisi 3. Semarang: Badan Penerbit UNDIP. Hutagalung dan Helmi. (2008). Pengantar Kewirausahaan Sifat, Kepribadian, dan Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Wirausaha. Normalbab%201.pdf (Tanggal akses 15 Oktober 2011) Meredith. (2000). Kewirausahaan Teori dan Praktek Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. Muliati. (2010). Analisis Data Menggunakan Partial Least Square (PLS) Part /01/analisis data-menggunakan-partial-least.html. (Tanggal akses 25 Nopember 2011) Samian. (2008). Ukuran Sampel. wordpress.com/2008/08/ukuran-sampel.pdf. (Tanggal akses 2 Nopember 2011) Soebagijo. (2011). Pengembangan Struktural Equation Modeling (SEM) dengan Partial Least Square (PLS), Studi Kasus : Karakteristik Pengangguran di Provinsi Jawa Timur Tahun (Tugas Akhir Tidak Dipublikasikan). Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Sumin. (2009). Permodelan Persamaan Struktural Untuk Sampel Kecil Menggunakan Metode Bootstrap Pada Partial Least Square, Studi Kasus : Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Guru Pada Perguruan Islam Al-Azhar Pontianak. (Tugas Akhir Tidak Dipublikasikan). Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Suryana. (2003). Kewirausahaan Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Bandung : Salemba Empat. Riyanti. (2003). Kewirausahaan Dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian. Jakarta : Grasindo (2004). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan dari Pengusaha Kecil di Indonesia. (Tanggal akses 30 Oktober 2011) Whjob.info. (2011). Indikator Perilaku dalan Evaluasi Kinerja. (Tanggal akses 27 Oktober 2011) 8

PENGARUH KEPRIBADIAN TERHADAP PERILAKU KEWIRAUSAHAAN MENGGUNAKAN PARTIAL LEAST SQUARE

PENGARUH KEPRIBADIAN TERHADAP PERILAKU KEWIRAUSAHAAN MENGGUNAKAN PARTIAL LEAST SQUARE PENGARUH KEPRIBADIAN TERHADAP PERILAKU KEWIRAUSAHAAN MENGGUNAKAN PARTIAL LEAST SQUARE Oleh : Riza Noerinda Lubis 1309.106.002 Dosen Pembimbing : Dr. Bambang W.O., S.Si. M.Si. DIKTI + ITS PMW Program Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian mulai dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Hasil Penelitian Responden dalam penelitian ini yaitu mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara. Penyebaran kuesioner dilakukan menggunakan penyebaran secara

Lebih terperinci

2 METODE. Kerangka Pemikiran

2 METODE. Kerangka Pemikiran 16 2 METODE Kerangka Pemikiran PTT padi merupakan suatu metode pendekatan untuk mempertahankan atau meningkatkan produktivitas padi secara berkelanjutan dan efisiensi produksi. PTT menekankan pada prinsip

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Direktorat Jendral Pajak (DJP) merupakan Direktorat Jendral di bawah Kementerian Keuangan Indonesia yang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausal karena bertujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh satu atau beberapa variabel (variabel independen)

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu rencana yang terstruktur dan komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

Lebih terperinci

Gambar4.13. Kepercayaan Responden terhadap Prodia Untuk Dijadikan Tempat Periksa

Gambar4.13. Kepercayaan Responden terhadap Prodia Untuk Dijadikan Tempat Periksa responden karyawan bersedia melakukan pemeriksaan kembali jika tidak dibayari perusahaan. Hal ini dikarenakan pemeriksaan memang harus dilakukan secara periodik, kinerja pelayanan Prodia cukup baik, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk menguji dan membuktikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Gambar 3.1 Tahapan Penelitian. 3.2 Tahap Pendahuluan Pada tahap ini hal yag dilakukan terdiri atas 3 tahapan, yaitu melakukan studi literatur, melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kasihan, Tamantirto, Bantul, Yogyakarta. Akuntansi, Prodi Ilmu Ekonomi sejumlah 76 dosen.

BAB III METODE PENELITIAN. Kasihan, Tamantirto, Bantul, Yogyakarta. Akuntansi, Prodi Ilmu Ekonomi sejumlah 76 dosen. BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Alamat: Jalan Lingkar Selatan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada PT. First Media Production yang beralamat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada PT. First Media Production yang beralamat di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada PT. First Media Production yang beralamat di Gedung Berita Satu Plaza Lantai 5 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 35-36 Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Gambir Tiga, Jakarta Pusat, tempat ini sengaja dipilih karena akses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Kantor Keluarga Berencana Kota Administrasi Jakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Kantor Keluarga Berencana Kota Administrasi Jakarta BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Kantor Keluarga Berencana Kota Administrasi Jakarta Barat Sejarah berdirinya kantor Keluarga Berencana dimulai dari pembentukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Gagasan pertama berdirinya Rumah Sakit Islam Jakarta, bermula dirasakannya kebutuhan akan pelayanan rumah sakit yang bernafaskan islam.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu sasaran

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu sasaran 54 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit II Gamping yang merupakan salah satu instansi rumah sakit yang berada di Jl. Wates

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu sifat-sifat, ciri-ciri, atau hal-hal yang dimiliki oleh suatu elemen. Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu sifat-sifat, ciri-ciri, atau hal-hal yang dimiliki oleh suatu elemen. Sedangkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen beserta karakteristiknya yang menjadi objek penyelidikan atau penelitian secara menyeluruh. Karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah Karyawan PT Tuin Abadi. Penelitian ini diteliti dengan kuesioner tertulis secara Face to Face (tatap muka) yang akan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu Sasaran

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu Sasaran BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu Sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang

Lebih terperinci

STRUCTURAL EQUATION MODELING - PLS. SPSS for Windows

STRUCTURAL EQUATION MODELING - PLS. SPSS for Windows STRUCTURAL EQUATION MODELING - PLS SPSS for Windows A. PENILAIAN MODEL PENGUKURAN Penilaian model pengukuran dibagi menjadi 2 pengukuran yaitu pengukuran model reflektif dan pengukuran model formatif.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahap Awal. Tahap Analisis Variabel - variabel Penerimaan SAP. (Model UTAUT)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahap Awal. Tahap Analisis Variabel - variabel Penerimaan SAP. (Model UTAUT) BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada sub bab ini menjelaskan tentang tahapan yang dilakukan dari proses awal sampai akhir dalam penelitian. Secara singkat tahapan penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Sejarah Umum Fakultas Ekonomi UMY didirikan pada tanggal 24 Rabi ul Akhir 1401 H, bertepatan dengan tanggal 1 Maret 1981 M. Pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara menyeluruh yang akan dilakukan oleh peneliti mulai dari membuat hipotesis dan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. Adapun

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. Adapun BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 485-495 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data, populasi dan sampel, variabel dan indikator, serta teknik analisis data.

BAB III METODE PENELITIAN. data, populasi dan sampel, variabel dan indikator, serta teknik analisis data. 40 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai arah dan cara melaksanakan penelitian yang mencakup jenis penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, populasi dan sampel, variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bintaro Jaya Sektor IV Tangerang Selatan pondok betung no. 88 bintaro jaya sektor IV Tangerang Selatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bintaro Jaya Sektor IV Tangerang Selatan pondok betung no. 88 bintaro jaya sektor IV Tangerang Selatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Waktu yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai pada bulan September hingga Januari 2016. Lokasi penulis skripsi ini

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPUTUSAN KONSUMEN DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING PARTIAL LEAST SQUARE

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPUTUSAN KONSUMEN DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING PARTIAL LEAST SQUARE ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPUTUSAN KONSUMEN DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING PARTIAL LEAST SQUARE Alodya Ann Gita Alfa 1), Dewi Rachmatin 2), Fitriani Agustina 3) 1), 2), 3) Departemen Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Riduwan dan Achmad,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Riduwan dan Achmad, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Dalam suatu penelitian, populasi dan sampel digunakan untuk menentukan atau memilih subjek penelitian a. Populasi adalah wilayah generalisasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian akan

BAB III METODE PENELITIAN. kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian akan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini tentang pengaruh keamanan dan kemudahan terhadap kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah rektor dan pimpinan di beberapa Universitas swasta di kota Dili-Timor Leste. Dalam penelitian ini, dipilih 4 dari 8

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sakit yang terdiri dari tenaga medis (para dokter), tenaga paramedis (para

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sakit yang terdiri dari tenaga medis (para dokter), tenaga paramedis (para BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan sampel Populasi dari penelitian ini adalah karyawan tingkat kepala bagian di lima rumah sakit yang terdiri dari tenaga medis (para dokter), tenaga paramedis

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari 2012 dan diperkirakan akan selesai pada bulan Mei 2012. Dengan waktu penelitian tersebut diharapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITAN BAB III METODE PENELITAN A. Obyek / Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada PUSKESMAS Mantrijeron, sebagai unit pelayanan jasa yang menerapkan sistem manajemen mutu ISO

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dan pernah melakukan pembelian produk secara online di Bukalapak.com. pusat perkantoran yang berada di Jakarta.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dan pernah melakukan pembelian produk secara online di Bukalapak.com. pusat perkantoran yang berada di Jakarta. BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilakukan pada responden yang tinggal di Jakarta Selatan dan pernah melakukan pembelian produk secara online di Bukalapak.com

Lebih terperinci

Structural Equation Modelling untuk Mengetahui Keterkaitan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan di Kabupaten Jombang

Structural Equation Modelling untuk Mengetahui Keterkaitan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan di Kabupaten Jombang Structural Equation Modelling untuk Mengetahui Keterkaitan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan di Kabupaten Jombang Oleh : Renanthera Puspita N. Pembimbing : Dr. Bambang Widjanarko Otok, M.Si. 1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Akuntansi di Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Akuntansi di Kota 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Akuntansi di Kota Bandarlampung. Teknik pengambilan sampel menggunakan convenience sampling, yaitu

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH ASPEK PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA AKADEMIK MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN SEM-PLS

ANALISA PENGARUH ASPEK PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA AKADEMIK MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN SEM-PLS ANALISA PENGARUH ASPEK PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA AKADEMIK MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN SEM-PLS Fuji Rahayu W. 1), Erwin Widodo 2) dan Bambang Syairudin 3) 1) Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian dari tahap awal sampai pada pengujian hipotesis untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini. Selanjutnya akan dibahas

Lebih terperinci

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian merupakan serangkaian pengamatan yang dilakukan selama jangka waktu tertentu terhadap suatu fenomena yang memerlukan jawaban dan penjelasan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. menjelaskan keadaan pada objek penelitian yaitu dengan penelitian asosiatif. Penelitian

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. menjelaskan keadaan pada objek penelitian yaitu dengan penelitian asosiatif. Penelitian BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Disesuaikan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian yang digunakan untuk menjelaskan keadaan pada objek penelitian yaitu dengan penelitian asosiatif.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. WOM Finance merupakan salah satu perusahaan pembiayaan (finance), dimana bidang usahanya memberikan pembiayaan kepada konsumen dengan konsentrasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Deskriptif Data Penelitian Gambaran data hasil penelitian dapat digunakan untuk memperkaya pembahasan, melalui gambaran data tanggapan responden

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Proses penelitian ini dilakukan mulai bulan September 2016 sampai Maret 2017. Penelitian dilakukan pada Universitas Mercu Buana kampus Menteng,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah explanative research dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah explanative research dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah explanative research dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono dalam Illah (2010), penelitian menurut tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai objek yang diteliti. Letak pasar porong ini berada di Jalan Raya Juwet,

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai objek yang diteliti. Letak pasar porong ini berada di Jalan Raya Juwet, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pasar Porong dengan UMKM di Pasar Porong sebagai objek yang diteliti. Letak pasar porong ini berada di Jalan Raya Juwet, Porong,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksplanatori adalah

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksplanatori adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksplanatori adalah penelitian

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 4 METODE PENELITIAN. analitik yang terdiri dari 2 tahap pelaksanaan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 4 METODE PENELITIAN. analitik yang terdiri dari 2 tahap pelaksanaan. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik yang terdiri dari 2 tahap pelaksanaan. 4.1.1 Tahap 1 Tahap pertama penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian penulis adalah PT Surya Toto Indonesia, Tbk Divisi Fitting.

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian penulis adalah PT Surya Toto Indonesia, Tbk Divisi Fitting. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Salah satu komponen penting dari sebuah penelitian adalah tempat penelitian (dalam hal ini adalah sebuah perusahaan). Perusahaan yang menjadi objek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memiliki nomor ijin usaha No /P-01/ Dengan memulai bisnis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memiliki nomor ijin usaha No /P-01/ Dengan memulai bisnis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Rotaryana Prima didirikan pada tahun 1973 oleh Kameron Kamdani yang memiliki nomor ijin usaha No. 03526/P-01/1-824.271. Dengan memulai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti (Cooper dan Emory,

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti (Cooper dan Emory, III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang berasal langsung dari sumber data dikumpulkan secara khusus dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan hipotesis yang diajukan maka selanjutnya perlu merancang penelitian untuk menguji hipotesisinya. Merancang riset berarti menentukan jenis risetnya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah kelompok subyek yang hendak digeneralisasikan oleh hasil penelitian (Sugiyono, 2014). Sedangkan Arikunto (2010) menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Jl. M.I Ridwan Rais No. 1 Gambir Jakarta Pusat.

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Jl. M.I Ridwan Rais No. 1 Gambir Jakarta Pusat. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Lokasi penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian hanya pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang hasil pengukuran sampelnya akan mengeneralisasikan populasi dari obyek

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang hasil pengukuran sampelnya akan mengeneralisasikan populasi dari obyek BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain survey. Survey adalah penelitian yang hasil pengukuran sampelnya akan mengeneralisasikan populasi dari obyek yang diteliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (explanatory research).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (explanatory research). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (explanatory research). Menurut Singarimbun dan Effendi (1995: 5) dalam Liyana (2015: 48), penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan pengertian objek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:38)

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan pengertian objek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:38) BAB III METODE PENELITIAN.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Dengan pengertian objek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (01:8) bahwa Objek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelakasanaan 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian survey. Selanjutnya, unit analisis dalam penelitain ini adalah individu dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Saat ini SDM berperan aktif dan menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam pencapaian visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu, SDM suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 25 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan gambaran untuk menunjukkan waktu dalam pengambilan data yang akan diteliti, terdapat pula jenis penelitian dan unit analisis

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 805-814 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia, dan Universitas Ahmad Dahlan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Efek Indonesia (BEI) periode Pemilihan sampel penelitian didasarkan

BAB III METODE PENELITIAN. Efek Indonesia (BEI) periode Pemilihan sampel penelitian didasarkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2013. Pemilihan sampel penelitian didasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 53 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu: 1) Variabel Kepemimpinan transformasional. Variabel ini dipilih karena Kepemimpinan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan kajian pustaka yang telah diuraikan di atas maka dipilih 3 (tiga) variabel dalam penelitian ini. 1. Variabel iklim organisasi Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan jumlah keseluruhan sampel kurang dari 100. Dikarenakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan jumlah keseluruhan sampel kurang dari 100. Dikarenakan penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Bank Syaraiah Mandiri KCP Wirobrajan, Yogyakarta. Sedangkan untuk subjek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini menerapkan adalah analisis asosiative karena penelitian ini dilakukan untuk mencari hubungan kausal antara variabel independen terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan pada universitas yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Pendekatan deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Keripik Talas Dessy Padang-Panjang adalah usaha keripik Talas dengan bahan baku utama umbi talas berskala rumah tangga merupakan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan tujuan tertentu mengenai suatu hal yang akan dibuktikan secara objektif. Menurut Sugiyono (2010:32)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik penentuan sampel pada

III. METODE PENELITIAN. meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik penentuan sampel pada III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Tipe Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Sumber daya manusia merupakan salah satu aset yang dimiliki organisasi. Salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Pengertian objek penelitian yang dikemukakan oleh Husein Umar (2007, hlm 303) menyatakan bahwa objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. semua pengguna akhir sistem (end-user) pada Dinas Pendapatan, Pengelola

BAB III METODE PENELITIAN. semua pengguna akhir sistem (end-user) pada Dinas Pendapatan, Pengelola 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer yang merupakan data penelitian yang diperoleh langsung dari sumber aslinya (Sekaran, 2003). Objek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1 kota di Provinsi D.I. Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan data realisasi

BAB III METODE PENELITIAN. 1 kota di Provinsi D.I. Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan data realisasi 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 kabupaten dan 1 kota di Provinsi D.I. Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan data realisasi APBD

Lebih terperinci

BAB lll METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini dilakukan di MGMP PAI SMKN Surabaya, kualitas pembelajaran PAI di MGMP PAI SMKN Surabaya.

BAB lll METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini dilakukan di MGMP PAI SMKN Surabaya, kualitas pembelajaran PAI di MGMP PAI SMKN Surabaya. BAB lll METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini dilakukan di MGMP PAI SMKN Surabaya, terkait dengan hubungan kompetensi, motivasi dan kinerja guru terhadap kualitas

Lebih terperinci

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal (sebab akibat) dan statistik deskriptif dengan metode penelitian Kuantitatif (Quantitative Research).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini, menjelaskan langkah-langkah yang digunakan untuk membahas permasalahan yang diambil dalam penelitian. Selain itu, dibagian ini juga dijelaskan mengenai alat dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pengembangan karir merupakan hal yang terpenting dalam mencapai tujuan suatu organisasi, karena dengan pengembangan karir dapat menciptakan pegawai yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Populasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 POPULASI DAN SAMPEL Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif ekspalanatori yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antar variabel. Pendekatan ini dipilih karena penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh penerapan empat karakteristik SIAM yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh penerapan empat karakteristik SIAM yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data Penelitian ini menguji pengaruh penerapan empat karakteristik SIAM yang terdiri dari broad scope, aggregation, integration, timeliness, terhadap kinerja Manajer

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian eksplanatori (explanatory research) atau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian eksplanatori (explanatory research) atau BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan sebuah penelitian eksplanatori (explanatory research) atau uji hipotesis. Menurut Singarimbun dan Sofyan Effendi (1995), penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penyusunan skripsi yang dilakukan oleh penulis membutuhkan data-data yang relevan guna menunjang proses penelitian. Usaha untuk mengumpulkan data-data

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METEDOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikas permasalahan ditempat yang akan digunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Penelitian Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Proses Metodologi Penelitian Pada gambar dibawah ini adalah alur proses dari tahapan metodologi penelitian yang dapat dilihat pada gambar 3.1 Tahap Awal 1. Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN Metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Pada proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tertentu untuk dijadikan objek dalam sebuah penelitian. Populasi dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. tertentu untuk dijadikan objek dalam sebuah penelitian. Populasi dalam penelitian ini BAB III 40 METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan dari sekelompok orang yang memiliki katarestik tertentu untuk dijadikan objek dalam sebuah penelitian. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Deskripsi Data Responden Untuk dapat memberikan gambaran mengenai deskripsi data responden, peneliti menggunakan tabel distribusi sebaran untuk menunjukkan data responden

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena melibatkan sejumlah variable bebas (independent variable) dan variabel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena melibatkan sejumlah variable bebas (independent variable) dan variabel BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Structural Equation Modeling (SEM) Structural Equation Modeling (SEM) merupakan teknik dengan kombinasi dari analisis jalur (path) dan analisis regresi yang memungkinkan peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional dan

BAB III METODE PENELITIAN. populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional dan BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini peneliti menguraikan ulasan mengenai desain penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel penelitian, pengujian

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. penelitian ini berlangsung selama periode Juli 2017.

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. penelitian ini berlangsung selama periode Juli 2017. BAB III METEDOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat yang akan dilakukan untuk penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. asosiatif. Menurut Sugiyono (2010:55) penelitian yang bersifat asosiatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. asosiatif. Menurut Sugiyono (2010:55) penelitian yang bersifat asosiatif merupakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat asosiatif. Menurut Sugiyono (2010:55) penelitian yang bersifat asosiatif merupakan

Lebih terperinci