KAJIAN PENYELENGGARAAN RSGM. Ketua ARSGMPI Grace Gumuruh drg., MM., Sp KG
|
|
- Hendri Kusuma
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KAJIAN PENYELENGGARAAN RSGM Ketua ARSGMPI Grace Gumuruh drg., MM., Sp KG Surabaya, Oktober 2010
2 Maksud : Melakukan pemetaan awal penyelenggaraan RSGM (pendidikan maupun non-pendidikan) yang ada saat ini menyangkut: - Ciri-ciri RSGM berbasis kepemilikan & berbagai kendala - SDM (dosen klinik dan tenaga pelayan kesehatan gimul) - Waktu dan jam operasional sebagai RS - Sistem informasi di RSGM - UGD/ Ruang Operasi/ Rawat Inap dll - Keberadaan RSGM dan RS Jejaring Pendidikan - Dukungan thdp Tridharma PT - Keberadaan University Teaching Hospital
3 Tujuan Mendapatkan landasan berpijak yang akurat dan rinci dalam menyusun Naskah Akademik maupun Pedoman Klasifikasi/Akreditasi RSGM Pendidikan Justifikasi tentang pentingnya keberadaan RSGMP yang diharapkan dapat dicantumkan dalam Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang RS Pendidikan secara tegas dan kokoh. Standarisasi RSGMP sebagai wahana tempat penyelenggaraan pendidikan drg/drg sp
4 KAJIAN RSGM Penyelenggaraan SDM Pelayanan Kesehatan Gigi Mulut Pelaksanaan Tridharma Oerguruan Tinggi Sistem Informasi RSGM dan Rekam Medis
5 RSGM Utama dan RS Jejaring Data Pelayanan Unggulan Pola Penyakit Gimul Pola Perawatan Penyakit Gigi Mulut Manifestasi Penyakit Menular dan Sistemik Protap Perawatan Gigi dan Mulut
6 PENYELENGGARAAN RSGM Kepemilikan RSGM (3) (7) FKG RSGM (8) NEGRI KEM DIKNAS (1) UNIVERSITAS FKG RSGM (4) PEMDA RSGM (3) (6) (4) UNIVERSITAS FKG RSGM SWASTA (2) UNIVERSITAS FKG FKG RSGM (1) RSGM (2)
7 KOORDINASI DGN PEMILIK dan IPKG (7) (6) MODEL A MODEL B - HBL - KESEPAKATAN FKG- RSGM - STRUKTUR ORGANISASI FKG Permenkes 1173/2004 Permenkes / PEDOMAN RSGMP? (1) MODEL C - HBL - PERDA 18/2007 ttg RSKGM
8 RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PEMILIK UNIVERSITAS MODEL STATUS UNIVERSITAS INDONESIA* B NEGRI BHMN PADJADJARAN* A NEGRI BLU GAMA* B NEGRI BHMN AIRLANGGA* A NEGRI BHMN JEMBER B NEGRI BLU SUMATERA UTARA* A NEGRI BHMN HASANUDIN* B NEGRI BLU TRISAKTI* B SWASTA Badan Afiliasi HANG TUAH A SWASTA BAITURAHMAH A SWASTA YAYASAN MOESTOPO A SWASTA MUHAMADYAH YGY B SWASTA MAHASARASWATI A SWASTA PEMDA C NEGRI BLU thn 2012 * PPDGS
9 Kewenangan dan koordinasi HOSPITAL BY LAW 6 Kesepakatan Tertulis IPKG-RSGM 3 HBL + Kesepakatan 2 Tidak memiliki 2 SOTK 1
10 Koordinasi PELAKSANAAN LANCAR 5 KENDALA 8?????
11 Kendala Koordinasi RSGM-FKG Tumpang tindih kewenangan antara RSGM & IPKG (8) Ketidaktahuan RSGM ttg Manajemen Pendidikan (1) Tumpang Tindih +Ketidak tahuan IPKG ttg Penyelenggaraan RSGM(1) Tumpang Tindih + Ketidaktahuan IPKG ttg Manajemen RS (1) - PERMENKES - STANDAR RSGM PENDIDIKAN
12 Perencanaan Sar-Pras Pendidikan di RSGM IPKG (1) IPKG & RSGM (4) Pemilik, IPKG, RSGM (8) STANDAR RSGM PENDIDIKAN
13 KESEPAKATAN TERTULIS ANTARA IPKG - RSGM SANGAT PERLU PERLU TIDAK PERLU (4) (9) (0) - PERMENKES - STANDAR RSGM PENDIDIKAN
14 Penyelenggaraan Pendidikan Standar pendidikan drg/drg sp STANDAR RSGM PENDIDIKAN?? Pendidikan Drg dan Drg Spesialis (7) Unit khusus pendidikan dlm SO (10) Unit khusus pendidikan, tidak ada dlm SO (2) Ratio DU/mhsw : Ratio 1 : : : : 4 2 4
15 Biaya BHP T A R I F P E L A Y A N A N * PELAYANAN oleh calon drg TIDAK DAPAT menutupi biaya BHP yang digunakan (9) DAPAT (3) * PELAYANAN oleh calon drg spesialis TIDAK DAPAT menutupi biaya BHP yang digunakan (4) DAPAT (1) STRUKTUR TARIF --> Trasif mhsw murah membantu masy Kontribusi IPKG/Pemilik
16 Biaya : K O N T R I B U S I P E M I L I K * BHP utk pendidikan Sesuai unit cost/mhsw (7) < dr unit cost/mhsw (2) Tidak samasekali (3) * Operasional RSGM Mandiri (3 ): BHMN (2) & BLU (1) RSGM & IPKG (1) Swasta RSGM, IPKG,Universitas,Yayasan (9) * Pengadaan alat utk pendidikan Rutin : Swasta (3) Kadang-kadang, jika ada dana (9) Rutin (1) * Kemampuan mandiri RSGM : Mampu (3) Swasta dan BHMN Tidak mampu (9) Negri /Swasta STANDAR RSGM PENDIDIKAN
17 SDM Ratio dosen/mahasiswa Ratio drg dosen/non-dosen Standar -RSGM Pendidikan -PKG Dosen Mhsw RSGM DRG DOSEN DRG NON-DOSEN RSGM % % 1% 3 50% 50% 1 Dokter Penuh waktu 50% UU RS 44/ 2010 Insentive dosen klinik Insentive RSGM Jasa Medis drg /drg sp - (1) Rp /bln (10) Rp 3000/unit cost prwtn (1) Ada Tidak ada 10 2
18 Kendala pelayanan non-pendidikan Tugas dosen menyita waktu (7)* Jmlh dosen tidak memadai (4) Drg pelayanan kurang/tidak ada (5)* * Lebih dari 2 pilihan UU RS 44/ 2010 Dibutuhkan drg/drg sp penuh waktu untuk fungsi pelayanan
19 SIP dosen klinik Semua ada (10) Sebagian besar, memiliki SIP (2) Dosen klinik harus memiliki SIP UU PK Permenkes 1173/2004
20 Operasional pelayanan Pendidikan Non-Pendidikan RSGM 6 hr/7 jm/hr 6 hr/7 jm/hr (1) 5 hr/8 jm/hr 5 hr/8 jm/hr (3) 6 hr/8 jm/hr 6 hr/12 jm/hr (2) UGD Jam/hr RSGM Kedaruratan KG 8 (3) Kedaruratan KG + BLS 12 (3) Kedaruratan KG + ATLS 24 jm (1) Tidak ada UGD (5) UU RS 44/2009 Permenkes 340/2010 REDEFINISI UGD -Pain management - Emergency -Trauma Maxillo facial -Adverse reaction -Anaphylactic shock - Ambulans??
21 Pelayanan bedah BEDAH RSGM Bedah minor + anestesi lokal (6) Bedah minor + mayor + anestesi umum (1) Bedah mayor di RS Jejaring (6) - Perlukah Bedah mayor di RSGM? - RS Jejaring?? - HCU?? - Anestesi?? - Rawat Inap?? - Ambulans?? UU RS 44/2009 Permenkes 1173/2004 Permenkes 340/2010
22 Menunjang Tridharma PT Pendidikan drg/drg sp Penelitian retrospektif/survey, clinical trialdll Pengabdian Masyarakat Data BKGN, CSR
23 Sistem Informasi Manual sebagian besar belum on line dengan klinik (12) Komputerisasi Penuh : (1)
24 Rekam Medis masih ada rekam medis untukpendidikan fasilitas penyimpanan rontgen foto, study model (Orto-Prosto)
25 Kesimpulan Pendidikan KG di RSGM Cost Ratio tinggi kontribusi IPKG untuk BHP Kesepakatan? Pendidikan Drg bisa di RSGM/Teaching Hosp Operasional RSGM umumnya belum bs mandiri Pengadaan alat tergantung dana tdk ada kepastian Pendidikan Drg/drg sp RSGM Utama dan/ RS Jejaring RSGM tumpang tindih kewenangan Kesepakatan IPKG- RSGM
26 Redefinisi UGD Kompetensi PPGD atau BLS utk dosen dan peseerta didik? RSGM perlu drg/drg Sp untuk pelayanan (paruh waktu) Pemanfaatan TT tidak ada perlu Pelayanan Bedah mayor di RSGM Rekam Medik KG masih manual.
27 Saran 1. Perlu ada standarisasi RSGMP untuk menunjang kualitas pendidikan dan kompetensi drg: - Sarana Prasarana - SDM - Rekam Medis - Sistem Informasi -
28 2. Perlu ada kesepakatan tertulis antara : IPKG dan RSGM dalam mengatur : Kewenangan Koordinasi Tanggung Jawab
29 HASIL TIM SURVEY RSGM
30 1.Penyelengaraan RSGM Mayoritas RSGM belum ada kesepakatan tertulis antara IPDG dan RSGM yang mengatur -Kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan pendidikan di RSGM -Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan di RSGM -Kontribusi Pemilik dan/ipdg terhadap biaya pendidikan klinik mhs profesi/sp - Perencanaan dan pengembangan sarana prasarana pendidikan klinik
31 SOTK belum mampu mengatasi tumpang tindih kewenangan Tarif pelayanan mhs profesi < BHP defisit Belum semua IPDG memberi kontribusi untuk biaya pendidikan program profesi dan /Spesialis Pengadaan alat belum diadakan secara rutin oleh pemilik-ipdg-rsgm Sebagian besar RSGM mempunyai Rasio Mhs-DU belum ideal
32 2. SDM Kendala pendidikan klinik: Masih ada Rasio dosen-mhs 1:>10 Kendala pelayanan dosen : - Perlu pengaturan tugas dosen sebagai: - pendidik klinik - pelayan kesehtan gigi mulut Insentive bagi drg/drg Sp dari RSGM : besaran bervariasi; Rp.0 -- Rp /bln
33 3.Pelayanan Kesgimul Jam operasional UGD :6-8 jam; ada yg 24 jam Pelayanan 6 hari kerja; pendidikan 5-6 hari kerja Pelayanan UGD : kedaruratan KG & BLS Bedah minor di RSGM, bedah mayor di RS jejaring
34 4.Tri Darma Semua RSGM dapat menunjang pelaksanakan Tridarma
35 3.Pelayanan Kesgimul Jam operasional UGD : 8 jam; ada yg 24 jam Pelayanan 6 hari kerja; pendidikan 5 hari kerja Pelayanan UGD : kedaruratan KG & BLS Bedah minor di RSGM, bedah mayor di RS jejaring
36 4.Tri Darma Hampir semua RSGM dapat menunjang pelaksanakan Tridarma
37 5.Sistem Informasi RSGM Sebagian besar manual dg komputer (non on-line) Masih ada rekam medis umum yang terpisah dengan status pasien untuk pendidikan
38 6. RSGM utama & RS Jejaring Semua RSGM telah memiliki MOU dg RS jejaring Terutama untuk pelayanan bedah mayor RUANG OPERASI
39 7.Pelayanan Unggulan Hampir semua memiliki program unggulan Implant Estetik Maxillofacial prothesis Hyberbarik oxygen HALITOSIS CENTER CLEFT CENTER
40 8.Pola Penyakit Gigi &Mulut Perlu ada persamaan persepsi, mengikuti pola ICD X (International Clasification of Diseases) sehingga dapat dibuat urutan penyakit terbanyak secara komprehensif Urutan tindakan juga belum ada kesepakatan baku
41 Penyakit terbanyak UI UGM UNHAS UHT UNHAS UNBRAH UPDMB KARIES PULPA PERIODONTAL ORAL MUCOSA OMPONG MALOKLUSI FLUOROSIS KARIES
42 9.Aspek Pelayanan Perawatan peny. Gigi dan Mulut Seluruh RSGM telah melaksanakan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
43 12 TINDAKAN TERBANYAK UI UGM UNHAS UHT UNMAS UNBRAH UPDM RESTORASI PSA SKELING EKSTRAKSI ODONT ORTO LPS Spc.Maint GTS/GTL TUMP. ANAK C&B FOTO medikament MINOR
44 10.Manifestasi peny sistemik dalam rongga mulut DM Kelainan darah Kelainan jantung
45 11.SOP Semua telah memiliki SOP
46
KAJIAN AWAL PENYELENGGARAAN RSGM. Ketua ARSGMPI Grace Gumuruh drg., MM., Sp KG
KAJIAN AWAL PENYELENGGARAAN Ketua API Grace Gumuruh drg., MM., Sp KG Bogor, 20-21 September 2010 Maksud : Melakukan pemetaan awal penyelenggaraan (pendidikan maupun non-pendidikan) yang ada saat ini menyangkut:
Lebih terperinciKAJIAN PENYELENGGARAAN RSGM Tim Perumus
KAJIAN PENYELENGGARAAN RSGM Tim Perumus Aryaduta Hotel, 11-12 Agustus 2011 Tim Perumus Iwa Sutardjo Grace Gumuruh Mindya Yaniastuti Sri lestari Rika Pitu RSGM SUDAH OPERASIONAL 1. UNAIR 2. UNEJ 3. UMY
Lebih terperinciNaskah Akademik RSGMP. Oleh: TIM Sosialisasi Le Grand, Balikpapan, 12 Nop 2010
Naskah Akademik RSGMP Oleh: TIM Sosialisasi Le Grand, Balikpapan, 12 Nop 2010 Riwayat Pertemuan di Hotel Novotel Bogor - Isu RPP yg akan dikeluarkan pemerintah c/q Kemenkes RI - Muncul gagasan membuat
Lebih terperinciNASKAH AKADEMIK PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (PENDIDIKAN) Konsil Kedokteran Gigi Konsil Kedokteran Indonesia Bogor, September 2010
NASKAH AKADEMIK PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (PENDIDIKAN) Konsil Kedokteran Gigi Konsil Kedokteran Indonesia Bogor, September 2010 ISSUES TEMU RSGMP SE INDONESIA 25 Agustus 2010 1. Pedoman
Lebih terperinciPROFIL INSTITUSI PENDIDIKAN KEDOKTERAN GIGI DAN SPESIALIS INDONESIA. Konsil Kedokteran Gigi Indonesia
PROFIL INSTITUSI PENDIDIKAN KEDOKTERAN GIGI DAN SPESIALIS INDONESIA Konsil Kedokteran Gigi Indonesia KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA ( KKI ) LEMBAGA Negara Bertujuan: 1. Melindungi Masyarakat Penerima Jasa
Lebih terperinciPERMENKES 340/2010 NOVOTEL, 2-3 SEPTEMBER Ketua ARSGMPI
PERMENKES 340/2010 NOVOTEL, 2-3 SEPTEMBER 2010 Ketua ARSGMPI POSISI RSGM SESUAI PERMENKES 340/2010 A. PELAYANAN NO. JENIS PELAYANAN UMY UNPAD UNHAS UNEJ USAKTI UNMAS UGM UNAIR UPDM I. 1. Pelayanan Medik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan masalah global yang sering dihadapi di dunia baik di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan masalah global yang sering dihadapi di dunia baik di negara-negara maju, negara-negara berkembang dan juga negara-negara miskin. Badan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya
Lebih terperinciPENDAHULUAN... Mengembangkan sistem akreditasi mandiri berstandar internasional. Standar Pendidikan dan Standar Kompetensi Dokter Gigi
PENDAHULUAN... Kerangka acuan kerja workshop penyusunan revisi standar kompetensi dokter dan dokter gigi yang diberikan oleh HPEQ: 1. Mengembangkan sistem akreditasi mandiri berstandar internasional dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk masyarakat, dimana pasien dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang diinginkan, yang meliputi pelayanan
Lebih terperinciTugas Akhir 138 Rumah Sakit Gigi dan Mulut di Semarang BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) adalah sebuah sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut perorangan untuk pelayanan pengobatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 1173 Tahun 2004 Tentang Rumah Sakit Gigi. dan Mulut (RSGM) pasal 1 ayat 1, RSGM adalah sarana pelayanan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 1 Tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
Lebih terperinciLAPORAN HASIL SURVEI PEMETAAN INSTITUSI PENDIDIKAN DOKTER GIGI (IPDG), RSGM, RS JEJARING DAN PUSKESMAS
LAPORAN HASIL SURVEI PEMETAAN INSTITUSI PENDIDIKAN DOKTER GIGI (IPDG), RSGM, RS JEJARING DAN PUSKESMAS Oleh : Tim Pokja Survei Pemetaan IPDG,RSGM,RS.Jejaring dan Puskesmas: Latief Mooduto Chair Effendy
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan saat ini memiliki paradigma baru yaitu menempatkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan saat ini memiliki paradigma baru yaitu menempatkan pasien sebagai pelanggan dan menjadi fokus pelayanan, yang berarti kepuasan, keselamatan dan
Lebih terperinciDr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. Disampaikan pada. Kebumen, 19 September 2013
Dr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen Disampaikan pada DIALOG WARGA TENTANG PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL Kebumen, 19 September 2013 SISTEM KESEHATAN NASIONAL
Lebih terperinciKONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. 1. Penerapan Standar Pendidikan drg 2. Penerapan Standar Pendidikan drg Sp 3. Uji Kompetensi 4. RSGMP 5.
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA 1. Penerapan Standar Pendidikan drg 2. Penerapan Standar Pendidikan drg Sp 3. Uji Kompetensi 4. RSGMP 5. KKNI 1. PENERAPAN STANDAR PENDIDIKAN DOKTER GIGI Pemahaman dan kemampuan
Lebih terperinciPerbedaan jenis pelayanan pada:
APLIKASI MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT OLEH : LELI F. MAHARANI S. 081121039 MARINADIAH 081121015 MURNIATY 081121037 MELDA 081121044 MASDARIAH 081121031 SARMA JULITA 071101116 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN, PEMBINAAN, DAN PENUTUPAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia pada saat ini
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia pada saat ini mengakibatkan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan
Lebih terperinci"KAJIAN KEBUTUHAN MASYARAKAT AKAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI SEBAGAI DASAR PERTIMBANGAN REVISI STANDAR PENDIDIKAN-STANDAR KOMPETENSI DOKTER GIGI" Oleh
"KAJIAN KEBUTUHAN MASYARAKAT AKAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI SEBAGAI DASAR PERTIMBANGAN REVISI STANDAR PENDIDIKAN-STANDAR KOMPETENSI DOKTER GIGI" Oleh Burhanuddin Pasiga (FKG Unhas) Sarasati (FKG Trisakti)
Lebih terperincidalam Sistem Jaminan Sosial Nasional
dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Pancasila Sila ke 5 BPJS : BADAN PENYELENGGARA SOSIAL 1 MENGAPA HARUS DENGAN SISTEM? 2 Mengapa Diperlukan Jaminan Kesehatan 1. Kehidupan manusia berpotensi mengalami
Lebih terperinciPokok bahasan. Kesehatan
REKAM MEDIS Pokok bahasan 1. Pengertian Rekam Medis 2. Manfaat Rekam Medis 3. Isi Rekam Medis 4. Tata Cara Penyelenggaraan Rekam Medis 5. Rekam Medis Kaitannya Dengan Manajemen Informasi 5. Rekam Medis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan yang dirancang oleh Pemerintah RI melalui Sistem Kesehatan Nasional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit dan puskesmas adalah salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan yang dirancang oleh Pemerintah RI melalui Sistem Kesehatan Nasional sebagai
Lebih terperinciWritten by webmaster Thursday, 12 October :26 - Last Updated Wednesday, 01 October :28
PROFIL FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI Pada awalnya Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya merupakan progam studi kedokteran gigi di bawah Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah yang didirikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemeliharaan gigi anak merupakan salah satu komponen penting dalam mencegah timbulnya permasalahan lebih lanjut pada rongga mulut. Pencegahan yang dilakukan sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dari pembangunan nasional. Tujuan utama dari pembangunan di bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dibidang kesehatan merupakan salah satu bagian yang penting dari pembangunan nasional. Tujuan utama dari pembangunan di bidang kesehatan adalah untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tindakan perawatan dalam bidang kedokteran gigi yang paling sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tindakan perawatan dalam bidang kedokteran gigi yang paling sering dilakukan adalah ekstraksi atau pencabutan gigi. 1 Ekstraksi gigi merupakan bagian paling
Lebih terperinciPROFIL LULUSAN DOKTER GIGI DI INDONESIA
PROFIL LULUSAN DOKTER GIGI DI INDONESIA Lulusan dokter gigi yang diharapkan sesuai dengan standar pendidikan dan kompetensi sebagai berikut: DOMAIN I : PROFESIONALISME Melakukan praktik di bidang kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu fungsi dari Rumah Sakit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan UU RI no 44 tahun 2009, pengertian Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
Lebih terperinciKolegium Dokter Gigi Indonesia
Kolegium Dokter Gigi Indonesia Uji Kompetensi Dokter Gigi Laporan Persiapan Pelaksanaan CBT dan OSCE Rencana UKDGI 2010-2014 CBT Jenis Uji 2010 2011 2012 2013 2014 Persiapan PBT Implementasi Uji Coba Implementasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan penelitian serta mencakup berbagai tindakan maupun disiplin medis.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat profesi dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah sakit menyangkut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta. Upaya untuk meningkatkan derajat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan suatu komponen vital bagi setiap individu karena kesehatan mempengaruhi berbagai sektor kehidupan. Kesehatan adalah tanggung jawab bersama setiap
Lebih terperinciGUBERNUR SUMATERA BARAT
GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG PENGATURAN INTERNAL (HOSPITAL BY LAWS) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOLOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan sarana pelayan kesehatan yang dapat meng-cover. berbagai masalah kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya pembangunan kesehatan masyarakat saat ini, diperlukan sarana pelayan kesehatan yang dapat meng-cover berbagai masalah kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan
Lebih terperinciJEJARING PROGRAM NASIONAL PENGENDALIAN TUBERKULOSIS DI INDONESIA
JEJARING PROGRAM NASIONAL PENGENDALIAN TUBERKULOSIS DI INDONESIA WIHARDI TRIMAN, dr.,mqih MT-TB Jakarta HP : 0812 660 9475 Email : wihardi_t@yahoo.com LATAR BELAKANG Thn.1995, P2TB mengadopsi Strategi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional untuk memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam Undang-Undang No. 36 tahun
Lebih terperinciOleh. Dr.Lili Irawati,M.Biomed
Oleh Dr.Lili Irawati,M.Biomed Dalam manajemen klinik untuk tempat praktek dokter ada komponen yg perlu diketahui yaitu 1. Manajemen bisnis dan marketing (Business management and marketing) 2. Manajemen
Lebih terperinciKonsep Mutu RS Pendidikan
Konsep Mutu RS Pendidikan Narasumber: DR. Dr. Abidin Wijanarko, SpPD; (Ketua Tim Pokja RS Pedidikan Direktorat Perguruan Tinggi, RS Dharmais) Fasilitator: Ni Luh Putu Eka Andayani (Pusat Manajemen Pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinciProsedur pendaftaran dilaksanakan dengan efektif dan efisien dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan
POKJA PETUGAS SUB KRITERIA DOK 7.. Prosedur pendaftaran dilaksanakan dengan efektif dan efisien dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan 5 6 7.. Informasi tentang pendaftaran tersedia dan terdokumentasi
Lebih terperinciPeraturan Menteri Kesehatan tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. (Permenkes No.56 th 2014)
Peraturan Menteri Kesehatan tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit (Permenkes No.56 th 2014) KEBIJAKAN TERKAIT RUMAH SAKIT UU NO.44 2009 TTG RUMAH SAKIT Permenkes Nomor : 659/2009 Tentang RS Indonesia
Lebih terperinciSAHIRA Htl, Sept 2010
TIM PERUMUS "KAJIAN KEBUTUHAN MASYARAKAT AKAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI SEBAGAI DASAR PERTIMBANGAN REVISI STANDAR PENDIDIKAN-STANDAR KOMPETENSI DOKTER GIGI" SAHIRA Htl, 21-22 Sept 2010 DASAR Dibutuhkan
Lebih terperinciKebijakan Pemerintah Dalam Bidang Pelayanan Medik. dr. Supriyantoro,Sp.P, MARS
Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Pelayanan Medik dr. Supriyantoro,Sp.P, MARS 1 UPAYA DITJEN BINA UPAYA KESEHATAN DALAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN I. PENGEMBANGAN INSTITUSI 1. Klasifikasi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Rumah sakit adalah sebuah institusi yang menyediakan pelayanan kesehatan dengan tujuan memperbaiki kesehatan seluruh lapisan masyarakat dengan meliputi pelayanan
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM TRAUMA CENTER
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM TRAUMA CENTER BAB I PENGERTIAN UMUM 1. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) adalah suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bagi masyarakat Indonesia, pergi ke dokter gigi merupakan suatu hal yang sangat menakutkan, biaya yang telatif mahal, antrean yang lama serta tidak jarang pula
Lebih terperinciKEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PENYIAPAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PENYIAPAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN dr. Tri Hesty Widyastoeti, SpM, MPH Direktur Pelayanan Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. Klinik Bhakti Mulya Tangerang merupakan salah satu perusahaan bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Klinik Bhakti Mulya Tangerang merupakan salah satu perusahaan bidang jasa yang bergerak dalam bidang pelayanan
Lebih terperinciPENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DI INDONESIA
PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DI INDONESIA Irawan Yusuf Health Professional Education Quality 27 April 2012 PENDAHULUAN Sejarah pendidikan dokter spesialis yang tercatat, dimulai sejak tahun 1960-an. Proses
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 512/MENKES/PER/IV/2007 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 512/MENKES/PER/IV/2007 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu kebijakan pemerintah bidang kesehatan yang terintegrasi dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Jaminan Kesehatan Nasional a. Definisi dan Dasar Hukum Jaminan Kesehatan Nasional menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 tahun 2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade Area (AFTA) pada tahun 2003, berarti Indonesia bebas dimasuki oleh investor asing termasuk
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG
SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2009 PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 15 TAHUN 2003 IZIN PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit
BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan
Lebih terperinciKEBIJAKAN PELAYANAN DOKTER GIGI KELUARGA (DOKTER GIGI SEBAGAI LAYANAN PRIMER) L A E L I A D W I A N G G R A I N I
KEBIJAKAN PELAYANAN DOKTER GIGI KELUARGA (DOKTER GIGI SEBAGAI LAYANAN PRIMER) L A E L I A D W I A N G G R A I N I Sumber : Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.383, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHAN. Peralatan Kesehatan. Rumah Sakit. Tingkat III. Standardisasi. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan terkait penghematan biaya. Manfaat dari utilization review
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Utilization Review Utilization review merupakan suatu metode untuk menjamin mutu pelayanan terkait penghematan biaya. Manfaat dari utilization review adalah
Lebih terperinciAnalisis Lingkungan Internal RS: Pendekatan Analisis dengan Kerangka Rantai Nilai. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM
Analisis Lingkungan Internal RS: Pendekatan Analisis dengan Kerangka Rantai Nilai Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM Tujuan Instruksional Khusus: Memahami tujuan melakukan analisis lingkungan
Lebih terperinciLAPORAN MONEV WORKSHOP KOORDINATOR OSCE KEDOKTERAN GIGI KOMPONEN 2- PROYEK HPEQ
LAPORAN MONEV WORKSHOP KOORDINATOR OSCE KEDOKTERAN GIGI KOMPONEN 2- PROYEK HPEQ Hotel Atlet Century Jakarta, 04 Juli 2012 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Lebih terperinciHOME CARE/HOSPITAL HOME CARE M.HADARANI, S.KEP.NS.MPH
HOME CARE/HOSPITAL HOME CARE M.HADARANI, S.KEP.NS.MPH PENGERTIAN HOME HEALTH CARE Pel prof dan paraprofesional, juga peralatan yg berhubungan scr medis utk klien dan keluarga di tempat tinggalnya utk memelihara
Lebih terperinciKEBIJAKAN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN DAN PELAYANAN RUJUKAN RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR
KEBIJAKAN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN DAN PELAYANAN RUJUKAN RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR 2014-2019 Dr. Hanief Noersyahdu, SpS Wadir Pelayanan Medik dan Keperawatan Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan sarana prasarana yang menyediakan pelayanan bersifat preventif, promotif dan rehabilitatif yang saling berhubungan, padat pakar, dan dibangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organisasi pelayanan publik dewasa ini semakin mendapat tekanan dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi pelayanan publik dewasa ini semakin mendapat tekanan dari berbagai pihak di kalangan masyarakat. Tuntutan masyarakat semakin tinggi sejalan dengan
Lebih terperinciprioritas area yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: No Prioritas Area Indikator Standart 1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa
Penetapan Area Prioritas Pengelompokan Indikator Mutu Rumah Sakit Khusus Bedah SS Medika berdasarkan prioritas area yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: No Prioritas Area Indikator Standart 1 Unit
Lebih terperinciArah dan Kebijakan Pengembangan RS Universitas
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013 Arah dan Kebijakan Pengembangan RS Universitas Djoko Santoso Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Annual Scientific Meeting
Lebih terperinciBAB III AKUNTABILITAS KINERJA
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Secara umum telah dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pelaksana pembangunan di Kabupaten Lamongan dan secara proporsional telah berjalan dengan baik, hal
Lebih terperinciKESIAPAN & STRATEGI RUMAH SAKIT SWASTA MENGHADAPI JKN
KESIAPAN & STRATEGI RUMAH SAKIT SWASTA MENGHADAPI JKN Oleh Dr. Mus Aida, MARS (Ketua ARSSI Pusat) Disampaikan Pada: Seminar Nasional: Mengelola Rumah Sakit Menyesuaikan SJSN Kesehatan 26-27 Juni 2013,
Lebih terperinciLAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM KERJA UNIT REKAM MEDIS RS CAMATHA SAHIDYA TAHUN 2011
LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM KERJA UNIT REKAM MEDIS RS CAMATHA SAHIDYA TAHUN 2011 I. PENDAHULUAN Rekam medis merupakan bukti tertulis tentang proses Pelayanan yang diberikan oleh dokter dan tenaga kesehatan
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1. PENDAHULUAN Pada BAB 1 tercakup pembahasan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, ruang lingkup kajian, sumber data, dan sistematika penyajian dalam laporan. Perkembangan
Lebih terperinciC:/Datafile_2002/Undang-2/KepMenKes/Kepmenkes_228_MENKES_SK_III_2002. doc (Sri PC per 8/9/02 1:44 PM)
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 228/MENKES/SK/III/2002 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT YANG WAJIB DILAKSANAKAN DAERAH Menimbang: a. bahwa untuk kemudahan
Lebih terperinciWALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 52 TAHUN 2011 TENTANG PEMANFAATAN DANA PELAYANAN KESEHATAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA PUSKESMAS DAN JARINGANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik. serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di segala bidang mempunyai dampak yang luas terhadap perkembangan sosial ekonomi dan pendidikan masyarakat. Dengan semakin majunya pendidikan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1173/MENKES/PER/X/2004 TENTANG RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1173/MENKES/PER/X/2004 TENTANG RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciKONDISI TERKINI PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)
KONDISI TERKINI PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah dr. Anshayari Arsyad, M.Kes Palu, 11 September 2015 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Lebih terperinci"KAJIAN KEBUTUHAN MASYARAKAT AKAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI SEBAGAI DASAR PERTIMBANGAN REVISI STANDAR PENDIDIKAN-STANDAR KOMPETENSI DOKTER GIGI"
"KAJIAN KEBUTUHAN MASYARAKAT AKAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI SEBAGAI DASAR PERTIMBANGAN REVISI STANDAR PENDIDIKAN-STANDAR KOMPETENSI DOKTER GIGI" Dibutuhkan STANDAR KOMPETENSI lulusan profesi dan STANDAR
Lebih terperincimemberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Menurut Undang Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 93 ayat 1 pelayanan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Menurut Undang Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,
Lebih terperinciRUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.
RUMAH SAKIT Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt. DASAR HUKUM RUMAH SAKIT UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. PerMenKes RI Nomor 1045/menkes/per/XI/2006 Tentang Pedoman organisasi rumah sakit di lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk. memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan kasehatan mengalami perubahan, pada awal perkembangannya, rumah sakit lembaga yang berfungsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Sehingga
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah bagian dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Sehingga pengembangan kesehatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terdiri dari upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (Depkes RI,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang berinteraksi langsung kepada masyarakat yang bersifat komprehensif dengan kegiatannya terdiri dari upaya promotif, preventif,
Lebih terperinci2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lem
No.671, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Izin. Pelaksanaan. Praktik Kedokteran. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011 TENTANG IZIN PRAKTIK
Lebih terperinciBagian Ilmu Kedokteran Komunitas dan Keluarga PSPD Unja
Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas dan Keluarga PSPD Unja Seperti apa sebenarnya Klinik DK? Mari kita sepakati Sesuai dengan keadaan kita Yang jelas memungkinkan penerapan prinsip-prinsip kedokteran keluarga
Lebih terperinciPEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH
PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PT NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO 2015 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan Umum... 2 Tujuan Khusus... 2 BAB II
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciA. KOMITE MEDIK Susunan Komite Medik terdiri diri dari : a. Ketua, b. Wakil Ketua, c. Sekretaris d. Anggota
I.PENDAHULUAN Keberadaan profesi medis di rumah sakit sangat penting dan strategis dalam menentukan arah pengembangan dan kemajuan suatu rumah sakit. Maka pengorganisasian dan pemberdayaan profesi medik
Lebih terperinciDETEKSI DAN MANAJEMEN PENYAKIT SISTEMIK PADA PASIEN GIGI-MULUT DENGAN KOMPROMIS MEDIS. Harum Sasanti FKG-UI, Departemen Ilmu Penyakit Mulut
DETEKSI DAN MANAJEMEN PENYAKIT SISTEMIK PADA PASIEN GIGI-MULUT DENGAN KOMPROMIS MEDIS Harum Sasanti FKG-UI, Departemen Ilmu Penyakit Mulut Alur Presentasi Pendahuluan Tujuan presentasi Rasional deteksi
Lebih terperinci3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
SALINAN BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat profesi dan padat modal. Agar Rumah Sakit dapat melaksanakan fusngsi dengan baik, maka di rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit serta pemulihan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayanan Kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
Lebih terperinciMANFAAT DALAM PENGATURAN PERPRES NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN
MANFAAT DALAM PENGATURAN PERPRES NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN Oleh dr. Kalsum Komaryani, MPPM Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Kementerian Kesehatan JAMINAN KESEHATAN NASIONAL 1.
Lebih terperinciPerhitungan Jumlah Tenaga Perawat
Perhitungan Jumlah Tenaga Perawat Oleh : Richa Noprianty Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung 1. Metode Douglas 2. Metode Rasio 3. Metode Gillies 4. Metode PPNI 5. Metode Depkes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga pelayanan kesehatan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Bertambahnya jumlah penduduk menuntut adanya penambahan pelayanan kesehatan secara kuantitas maupun
Lebih terperinciPENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia yang semakin modern dalam berbagai aspek kehidupan termasuk aspek kesehatan lambat laun seiring dengan perkembangan zaman menuntut masyarakat juga untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Yustina, 2015). Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak dasar bagi setiap manusia. Pemerintah wajib menyediakan pelayanan kesehatan yang baik bagi setiap warga negaranya (Yustina, 2015). Hal ini sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. profesi medik disini adalah mencakup Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI),
BAB I PENDAHULUAN Keberadaan profesi medis di rumah sakit sangat penting dan strategis dalam menentukan arah pengembangan dan kemajuan suatu rumah sakit. Maka pengorganisasian dan pemberdayaan profesi
Lebih terperinci