BAB 7. PENCAPAIAN PELAKSANAAN AKSI HINGGA TAHUN

Transkripsi

1 BAB 7. PENCAPAIAN PELAKSANAAN AKSI HINGGA TAHUN 7.1. Manajemen Kota Pusaka Dalam melaksanakan pengelolaan kota pusaka, saat ini dilakukan secara sinergis dan bekerjasama antara berbagai stakeholder, baik pemerintah daerah yang meliputi Pemerintah Kota Yogyakarta dan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, Pemerintah melalui Kementerian terkait, elemen masyarakat yang meliputi lembaga swadaya masyarakat maupun kelompok masyarakat peduli pusaka hingga swasta. Peran Pemerintah Kota Yogyakarta meliputi : 1) fasilitasi terhadap pelestarian budaya ragawi maupun non ragawi dengan memberikan insentif bantuan dana PBB kepada pusaka ragawi milik pribadi yang telah memiliki SK penetapan, 2) fasilitasi berupa bantuan dana dan program bagi kelompok kebudayaan dan kesenian, 3) pelaksanaan berbagai program pelestarian kebudayaan non ragawi, 4) pemberian legitimasi kepada pusaka ragawi dengan penetapan berupa SK, 5) pemeliharaan berupa konservasi dan preservasi aset budaya ragawi milik Pemerintah Kota, serta 6) pengendalian dalam perizinan bangunan baik berupa pengeluaran izin dengan pendampingan TP2WB Kota Yogyakarta. Sedangkan peran Pemerintah DIY adalah 1) pemeliharaan berupa konservasi dan preservasi aset budaya ragawi milik Pemerintah DIY, 2) pemberian legitimasi kepada pusaka ragawi dengan penetapan berupa SK bagi BCB yang berada di lingkup wilayah DIY, 3) pelaksanaan berbagai program pelestarian terkait dengan kebudayaan non ragawi, 4) pendampingan DP2WB DIY kepada BCB di wilayah DIY Kelembagaan dan Peran Pemangku Kepentingan Kelembagaan pengelolaan kota pusaka pada SKPD Pemerintah Kota Yogyakarta dan Pemerintah DIY diampu oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta dan Dinas Kebudayaan DIY, sedangkan secara fisik pemeliharaan bangunan oleh Dinas Bangunan Gedung dan Aset Daerah dan Dinas sedangkan pemeliharaan infrastruktur di Kawasan Cagar Budaya oleh Dinas Kimpraswil dan Dinas PUP ESDM DIY 7-1

2 Inventarisasi, Analisis dan Penetapan Pusaka Upaya inventarisasi yang cukup berhasil dilaksanakan adalah pada KCB Kotagede yang telah memetakan dan mendata per kelurahan yaitu sebagai berikut : a) Kelurahan Rejowinangun Gb.7.1. Peta Persebaran Rumah Pusaka Kelurahan Rejowinangun 7-2

3 Tabel 7.1. Daftar Rumah Pusaka Di Kelurahan Rejowinangun 7-3

4 7-4

5 Gb.7.2. Beberapa kondisi BCB di Kelurahan Rejowinangun 7-5

6 b) Kelurahan Prenggan Gb.7.3. Peta Persebaran Rumah Pusaka Kelurahan Prenggan 7-6

7 7-7

8 Tabel 7.2. Daftar Rumah Pusaka Di Kelurahan Prenggan 7-8

9 7-9

10 7-10

11 7-11

12 7-12

13 Gb.7.4. Beberapa kondisi BCB di Kelurahan Prenggan 7-13

14 c) Kelurahan Rejowinangun Gb.7.5. Peta Persebaran Rumah Pusaka Kelurahan Purbayan 7-14

15 7-15

16 Tabel 7.3. Daftar Rumah Pusaka Di Kelurahan Purbayan 7-16

17 7-17

18 7-18

19 7-19

20 Gb.7.6. Beberapa kondisi BCB di Kelurahan Purbayan 7-20

21 Informasi, Edukasi dan Promosi Pengelolaan resiko bencana untuk pusaka /PRBP 7.2. Perencanaan dan Olah Disain Kota Pusaka Pengembangan Kampung-Kampung Wisata di Yogyakarta yaitu : a. Melalui simbolisasi fisik (misal: toponimi, penandaan kampung, peta wisata, dan lain-lain) agar lebih dikenal. Salah satunya dengan mengembalikan toponimi maupun simbolisasi kampung-kampung keprajuritan. b. Peningkatan promosi wisata baik melalui pelaku usaha wisata maupun media yang lain Pengembangan karakter dan kehidupan Pengembangan ekonomi pusaka Olah Disain Bangunan dan Ruang Terbuka Rencana Tata Ruang dan Lingkungan Alam 7-21