KETERGANTUNGAN FUNGSIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KETERGANTUNGAN FUNGSIONAL"

Transkripsi

1 KETERGANTUNGAN FUNGSIONAL 3.1 BENTUK NORMAL PERTAMA Dalam bab 2, yang sudah menjadi ketetapan dari bentuk database rasional yang meliputi proses pemecahan relasi - relasi yang memperlihatkan sifat-sifat yang buruk ( dari kelainan pembentukan ) untuk relasi yang baru memperlihatkan kebaikan dalam pembentukan. Beberapa pertanyaan yang dibutuhkan untuk proses ini adalah : 1. Dimana anda memperoleh relasi yang digunakan untuk memulai pemrosesan? 2. Bagaimana anda mengetahui relasi yang mana membutuhkan pemecahan? 3. Bagaimana anda mengusahakan pemecahan relasi? 4. Bagaimana anda mengetahui kapan anda dapat menyelesaikan relasi tersebut? Jawaban dari ke empat pertanyaan di atas akan dikembangkan dalam bab ini dan akan dijelaskan lebih lanjut dalam bab berikutnya. Untuk database dengan kira - kira terdiri dari 20 atribut, permulaan diproses dari titik sampai dapat digambarkan dalam bentuk khayalan atas relasi umum. Relasi yang berisikan semua atribut yang diperhatikan dan juga struktur dari setiap tupel dalam relasi yang mempunyai satu nilai elemen. Semua pengertian ini dalam relasi mempunyai bentuk yang diperlihatkan dalam gb. 2.5 daripada sesuatu yang seperti yang ada dalam gambar

2 Relasi sernbarang yang dalarn bentuk sepeni setiap elernen dan selalu akan satu nilai dengan kata lain yang terdapat dalarn bentuk nofi!lalpertarna atau INF. Relasi hams dalam bentuk normal pertarna sebelurn benar - benar dapat dipertirnbangkan dengan tepat untuk reduksi yang terdiri dari 2 atau lebih relasinya. 3.2 KONSEP DARI KETERGANTUNGAN FUNGSIONAL Proses dari pernecahan relasi dapat dikurangi dengan probabilitas yang berlainan akan teijadi hubungan dekomposisi. Untuk rnengusahakan kunci dalarn dekornposisilogikal, rnakajalan rnetodenyaadalahkonsep ketergantungan fungsional di antara atribut dalarn relasi di bawah penirnbangan. Definisi ketergantungan fungsional atau FD (Functional Dependencies) adalah : Diberikan 2 atribut, Adan B. B dikatakan ketergantunganfungsional dari Ajika setiap nilai A mempunyai tepa! salu nilai terhadap B ( mempunyaifungsi salu - salu & onto ). A dan B dapat berbentuk gabungan, dapat juga keduanya merupakan kelompok dari 2 atau lebih atribut dari saluatribul. Dari pandangan yang praktis ini, apa definisi yang dikatakan jika b adalah ketergantungan fungsional dari A dan setiap tupel rnernpunyai nilai yang sarna dengan A dan dalarn A harns rnernpunyai nilai yang sarna tepat terhadap B dalam satu tupel yang sarna. Nilai dari A dan B dapat sewaktu - waktu b~rubah jika diinginkan sepeni perjalanan nilai dari A ke B sangat unik dan hanya mempunyai satu nilai terhadap B. Ketergantungan fungsional ( FD ) menggarnbarkan penggunaan dari beberapa rnacarn notasi ketidaksamaan. Dua atau lebih atribut rnemperlihatkan garnbaran dan keadaan biasa dalarn garnbar 3.1. Dalarn situasi areal ini ketergantungan fungsional dapat rnenentukandetail dari pernbentukan semua atribut dalarn relasi dan dapat rnenarik kesimpulan bagairnana rnenggabungkan atribut yang satu dengan yang lain. Ketergantungan fungsi tidak dapat rnernbuktikan, hanya dengan rnelihat fakta. Dalarn hal ini relasi dan jika tidak nilai sarna yang datang dari dua atribut atau lebih dari satu tupel. Ini dapat anda berikan petunjuk mengenai di mana pemeriksaan ketergantungan fungsi, tetapi tidak dapat dibuktikan. A. B ( bentuk matematika ) G ( bentuk graph a,au diagram) Garnbar. 3.1 Dua bentuk rnenyatakan atribut B adalah ketergantungan fungsi atas A 24

3 Ketergantungan fungsi harus dapat menarik kesimpulan dari bentuk dasar dari pembentukan atribut. Dari contoh, melihat atribut dalam relasi ADVISOR dalam gambar 2.5 dan dalam keterangan fakta yang mendetail dan bagaimana menggantungkan atribut ini sebagai bagian 2.2 yang mendetail. Setelah peninjauan gambaran atribut ketergantungan diberikan dalam gambar 3.2 dapat ditarik kesimpulan. Alasan petunjuk dari ketergantungan fungsi akan membicarakan yang mendetail dan lebih mendalam. 1. Nomor pelajar adalah unik. Setiap pelajar mempunyai Snum dan setiap pelajar mempunyai satu ketidak samaan, kemudian jika anda mengetahui pelajar mempunyai Snum, anda hanya tahu satu Sname dapat dikelompokkan dengan : Snum ~ Sname. Kebalikannya salah, Sname ~ Snum adalah tidak benardalam ketergantungan fungsional, sejak beberapa pelajardapat mempunyai nama yang sarna tepat. 2. Setiap pelajar diberikan satu ruangan asrama, tapi ruangan asrama hanya dapa( memuat lebih dari satu pelajar, maka Snum ~ Rnum adalah benar tapi Rnum ~ Snum adalah salah.. 3. Sejak tiap ruangan hanya mempunyai satu telephone dan setiap telephone hanya mempunyai keunikan nomor telephone, Rnum ~ Pnum dan Pnum ~ Rnum. Situasi ini biasanya tidak dapat Snum H Pnum dan Snum, Pnum dikatakan bergantung satu sarna lain. Snum Snum Rnum Pnum Snum Snum, Class, Term ( a ).Sname.Rnum.Pnum. Rnum.Pnum.Grade Snum ( Sname ) Class ( Tenn Grade Gambar

4 Ini ditentukan dengan penemuan minimum dari sifat nilai-nilainya yang telah diketahui. Akan diketahui nilai-nilai semua sifat-sifat lainnya pada tupel, dengan menggunakan FD's pada gambar 3.2. Itu akan dapat terlihat bahwa SNUM sendiri ditentukan oleh SNAME,RNUM,class,tenn harus diketahui semua. Makajika sifatsifat nilai-nilainya untuk kunci kandidat telah diketahui, nilai-nilai untuk seluruh sifat-sifat pada tuple. Containing ialah kunci kandidat akan menjadi satu kesatuan. Penentuan pada advisor adalah cara mudah untuk menidentifikasikan itu adalah bagian kiri dari seluruh FD' s dalam suatu gabungan (hal yang ditentukan) pada advisor adalah (SNUM,class,term), (SNUM), (RNUM) dan (PNUM), penentuan/ ketentuan yang selalu diletakkan pada temp at <>'s untuk menegaskan bahwa ada empat buah perbedaan penentuan. Dengan catatan bahwa mutu tergantung pad a kelainan dua buah penentuan. Pada suatu pennualaan dan salah satu yang terpenting, ditentukan pada daerah relational database. Design E.F CODD yang telah dibuktikan sebagian besar dari potensial anormalies. Pada database dapat dipindahkan/diganti pada setiap relation dalam database yang telah dirubah kedalam BOYLE CODD NORMAL FORM (BCNF) yang didefinisikan pada : Relation adalah bagian dari BCNF jika, dan hanya jika setiap penentuan pada relation adalah kunci candidat. Walaupun ada yang berbentuk tinggi dan yang sedang yang mana telah digaransi pada relation yang telah dikembangkan dengan cara yang mudah. Kebanyakan pada perancang mencoba menemukan relation mereka kedalam BCNF. Dah ternyata telah berhasil. Relasi Advisor sendiri bukan BCNF ini akan terlihat oleh daftar dari semua determinan (penentuan) dan semua dari kunci kandidat, sebelah menyebelah dan tidak ada jika setiap hal yang menentukan adalah kunci kandidat : KUNCI KANDIDA T DARI ADVISOR DETERMINAN DARI ADVISOR <Snum,Class,Term> <Snum,Class,Term> <Snum> <Pnum> <Rnum> Sejak setiap hal-hal yang menentukan pada advisor bukan kunci kandidat. Advisor adalah bukan BCNF dan oleh sebab itu diabaikan. 26

5 3.3 PENDEKATAN UMUM UNTUK DEKOMPOSISI Pada pasal ini bagan sudah diset untuk presentasi dari pada keluaran dari satu metoda yang menyatakan bagaimana relasi data base dibentuk melalui decomposisi yang akan diproses. Dapat dilihat kemudian bahwa metoda ini akan dapat disempurnakan (menyempurnakan) untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang lebih jauh, dengan : 1. Mengembangkan hubungan universal untuk database. 2. Menentukan keseluruh hubungan FD kepada tanda-tanda dalam hubungan. 3. Menentukan bila hubungan adalah di dalam BCNF, bila ia design habis, jika tidak hubungan pasti akan terpisah menjadi 2 bagian. 4. Ulangi langkah 2 dan 3, tiap hubungan baru diperoleh melalui pemisahan. Jika semua hubungan terdapat dalam BCNF, design menjadi komplit. Metoda yang diajukan di atas tidak mengatakan bagaimana suatu hubungan yang bukan BCNF (non-bcnf) menjai terpisah kedalam 2 bagian. Di bawah ini penyelesaian menurut FD dalam cara berikut. Ambil suatu hubungan, R (A, B, C, D, E ), bukan dalam BCNF. Temukan sebuah FD, C ~ D, yang mana diketahui menjadi suatu FD yang menyebabkan R tidak terdapat dalam BCNF (C adalah suatu faktor yang menentukan, tapi bukan merupakan calon candidat atau kunci). Bentuk hubungan baru: R1 (A, B, C, D, E ) dan R2 (C, D), di mana bagian dari ketergantungan FD telah dipindahkan dari R ke Rl dan FD yang penuh telah digunakan untuk bentuk R2. RI dan R2 sekarang harus dikontrol untuk melihat apakah mereka (FD) adadalam BCNF. R2 (C, D) disebut sebagai proyeksi keluar dari R. Type dari pemisahan ini disebut sebagai bukan kerugian. Kerugian pemisahan (non-cos decomposition) di bawah penyambungan natural (lihat appendix b untuk / sebagai perundingan gambaran ini). Metode pemisahan ini dapat digunakan dalam langkah nomor 3 dari design daftar algoritma di atas. Sebagai contoh dari bagaimana menggunakan metode ini, advisor hubungan akan dimasukkan. Lihat kembali pada faktor yang menentukan (C), dan kunci kandidat untuk advisor, akan dapat dilihat bahwa terdapat 3 faktor yang menentukan yang bukan merupakan kunci kandidat. Yaitu : <SNUM>, <PNUM>, dan <RNUM>. Untuk memulai proses ini, hubungan universal adalah diberi tanda (dibatasi) sebagai : addvisor <SNUM, Class, Term, Sname, RNUM, PNUM, Grade>. FD yang kandidat untuk proyeksi adalah : SNUM ~ RNUM : SNUM -7 PNUM : RNUM -7 PNUM and PNUM~ RNUM. Pada point ini suatu keputusan harus dibuat seperti bagaimana FD harus digunakan pada proyeksipertama. MungkinDatabaseyangberbeda ini akan dihasilkan dari proyeksi intitial yang berbeda. JIka ini masalahnya, tiap penghasilan dari database ini harus diperiksa untuk melihat yangmana benda-benda baik yang terbesardari organisasi. Aturan yang sederhana dari (thumb) untuk digunakan dalam pilihan FD untuk proyeksi adalah untuk mencari sebuah "rantai" dari FD dari bentuknya. 27

6 A.B.C Kemudian proyeksi keluar rightmost FD. Dalam hal ini bentuk SNUM > RNUM ~ seperti sebuah rantai, lalu "akhir dari rantai", RNUM ~ PNUM, pertama akan diproyeksikan keluar. Hasil dari hubungan-hubungan, R I dan R2, diperlihatkan (diberikan) dalam gambar 3.3 sejajar (sepanjang) dengan tiap perkumpulan FDnya. Hubungan R2 (RNUM,PNUM) di dalam BCNF, selama di dalam hubungan ini, semua faktor pencatat adalah kunci kandidat. R2 tidak membutuhkan reduksi (potongan) lagi. Bagaimanapun RI (SNUM,Class,TERM,SNAME,RNUM,GRADE) tidak terdapat dalam BCNF. RI (Snum, Class, Term, Sname,Rnum,Grade) ( Sname ) Candidate Keys 1. <Snum, Class, Term> C Class ) ( Rnum ) Determinants 1. <Snum,Class,Term> I 2. <Snum> Term Grade R2 (Pnum, Rnum) ( Rnum ) -( Pnum ) Candidate Keys 1. <Rnum> 2. <Pnum> Determinants I. <Rnum> 2. <Pnum> Gambar 3.3 Relasi Rl & R2 dari proyeksi Rnum H Pnum dari ADVISOR Selama faktorpenentu (SNUM)bukan kuncikandidat, R1harus direduksi lebih lanjut. Faktor penentu yang disebabkan / menyebabkan masalah, (SNUM), mempunyai 2 tanda yang bergantung pada : SNUM SNAME SNUM RNUM yang harns dipikirkan sebagai single FD dengan susunan di sebelah kanan tangan. SNUM ~ SNAME,RNUM. 28

7 R3 (Snum, Class, Term, Grade) ( Snum ) Candidate Keys I. <Snum, Class, Term> ( Class ) I ( Term ) I Grade Determinants 1. <Snum, Class, Term> R4 (Snum, Sname, Rnum) Snum, Sname ( ) Candidate Keys 1. <Snum> Determinants 1. <Snum> Gambar 3.4 Relasi R3 & R4 dari proyeksi Snum H Sname, Rnum dari Rl R2 (Rnum, Pnum) R3 (Snum, Class, Term, Grade) R4(Snum,Sname,Rnum) (a) ( Rnum ) R3 Snum Class Term Grade R2 - Rnum I Pnum 3215 MTH 122 F SCI120 F PHY230 W MTH 122 W MTH 122 W MTH123 W PSY220 W SCI239 W EGR17I F PHY141 F MUS389 F Gambar 3. 5 I20DH VH VH 3321 R4 I Snum I Sname r Rnum 3215 JonesG 120DH SmithA 238VH 3567 HowesJ 120DH 4756 AlexK 345VH (b) (a) Basisdata Advisor (b) Contoh Penggunaan basisdata datigambar

8 Catatan, yang penting, bahwa proses pemecahan telah / mempunyai pemecah yang otomatis dari hubungan advisor asal kedalam 3logika unit: R2 yang mempunyai ruangandan phoneinformasi,r3 yangmempunyaiclass dan gradeinformasi, dan R4 yang berisi informasi siswa. Penghancuran logis ini adalah hasillangsung dari kegunaannya, selama proses pemecahan, dari informasi di dalam FD yang terperinci bagaimana bermacam-macam tanda dalam hubungan asal/pasti dihubungkan dengan yang lain. 3.4 TINJAUAN DARI KEJANGGALAN YANG ASLI Pernyataan yang baik untuk masalah ini adalah "Apakah database Adv masih menimbulkan kejanggalan disajikan oleh relasi ADVISOR atau dekomposisi yang dilakukan secara otomatis menghilangkan kejanggalan? ". Untuk memperlihatkan kejanggalan yang sudah hilang, mula-mula kita lakukan insertion, deletion, dan update masalah pada bagian 2.2 akan diulangi lagi dengan memakai database Adv sesuai gambar 3.5 INSERTION: Pada relasi ADVISOR, seorang murid tidak dapat ditambahkan ke database hingga murid tersebut sudah terdaftar di kelasnya. Pada databasee Adv hal ini dilakukan oleh relasi R4. Jika murid baru dapat diterima oleh sekolah, maka murid dapat ditambahkan ke database (dengan relasi R4). Seorang murid tidak secara langsung termasuk dalam kelas untuk menjadi anggota database. Kejanggalan dari insertion awal ini dihilangkan dengan dekomposisi. UPDATE: Relasi ADVISORjika kita gllnakan sebagai database, hasil dari masalah untllk Ms. G. Jones memiliki penasehat mengganti nomor teleponnya menjadi Hasil penggantian dalam 2 nomor telepon yang berbeda muncul dalam database untuk telepon dalam ruang 120DH. Dalam database Adv, nomor telepon-nomor telepon adalah dalam relasi R2, dan setiap ruangan dapat memiliki hanya satu nornor telepon yang diasosiasikan dengan telepon dalam ruangan tersebut. (lngat Rnum adalah kunci primer untuk R2, dan harga-harga kunci primermenurut definisi menjadi unik.) Untuk modifikasi nomor telepon Ms. Jones, tupel dalam R2 untuk Rnllm = 120DH akan dimodifikasimenjadipnum= Catatan untuk perubahan nomor telepon dalam ruangan, maka semua siswa yang tinggal di ruangan akan memiliki nomor telepon berubah juga. Maka kejanggalan perubahan (update anomali) yang asli dihilangkan dengan BCNF disain. Harus ditunjuk pula penghilangan dari kejanggalan rancangan perbaikan adalah berdasarkan kenyataan DBMS, di atas akan diimplementasikan, tidak akan diikuti kerangkapan harga-harga kunci primer. Sayang sekali, banyak DBMS berdasarkan mikrokomputer diikuti kerangkapan harga-harga kunci yang terjadi, dan 30

9 tanggungjawab dari pemakai, sampai dengan metode pemrograman yang tepat, untuk memastikan kerangkapan tidak terjadi. Ini suatu kasus di mana suatu rancangan database ya;lg baik dapat menjadi rusak dengan batasan-batasan dari DBMS yang digunakan suatu emplementasi sepenuhnya DBMS tidak akan diikuti kerangkapan harga-harga kunci primer. DELETION: Relasi ADVISOR digunakan sebagai database, penghilangan dari tuple yang mengandung Snum =4756 dan Class =MUS389 dihilangkan nomor siswa 4756 dari database. Ini tidak dapat terjadi dalam database Adv, karena tingkatan infonnasi dan infonnasi siswa yang umum adalah di dalam dua relasi yang berbeda (R3 dan R4). Untuk menghilangkan fakta yaitu siswa dengan nomor 4756 yang tidak memiliki Class MUS389 di dalam Term F83, tupel < 4756, MUS389, F83,4.0 > akan dihapus dari R3. Ini tidak akan memberi dampak dari informasi umum siswa ini,' yang disimpan dalam R4. Ketiga kejanggalan tersebut akan ditampilkan didalam database relasi tunggal yang dihilangkan dengan rancangan baru. Biaya dari penghilangan kejangalankejangalan adalah ketiga relasi tersebut, dari pada satu, sekarang dibutuhkan untuk disimpan. Ini berarti pertanyaan-pertanyaan tersebut akan ditulis untuk mendapatkan informasi dari database yang mungkin diakhir lebih komplek, karena mereka dapat mengabungkan dua atau tiga relasi untuk mendapatkan data yang diinginkan.. USE ADVISOR. DISPLAY CLASS, GRADE FOR SNUM = 3462 OFF MTH MTH PSY USE R3. DISPLAY CLASS, GRADE FOR SNUM = 3465 OFF MTH MTH PHY Gambar 3. 6 Permintaan dalam dbase II untuk daftar peringkat dari semua kelas dengan nomor siswa 3462 (a) Menggunakan relasi ADVISOR; (b) Menggunakan database Adv. (a) (b) 31

10 SELECT PRIMARY USE R4 SELECT SECONDARY USE R2. USE ADVISOR. DISPLAY PNUM FOR SNUM = 3567 OFF JOINT TO TEMPI FIELDS S. PNUM FOR P. SNUM = AND.; P. RNUM =S. RNUM USE TEMP 1 LIST OFF 2136 USE DELETE FILE TEMP 1 FILE HAS BEEN DELETED (a) Garnbar 3.7 Pertanyaan dbase II untuk rnenyusun nornor telepon dari siswa nornor 3567 : (a) rnenggunakan relasi ADVISOR; (b) rnenggunkan database Adv. Garnbar 3.6 dan 3.7 adalah contoh-contoh dari tipe pertanyaan rnenggunakan dbase II pada kedua relasi ADVISOR tunggal, dan pada database Adv. Pada garnbar 3.7 kasus pertanyaan menggunakan database Adv lebih kornplek dari pada kasus relasi tunggal. (b) 3. 5 SUATU DEKOMPOSISI YANG LAIN DARI RELASI ADVISOR Dalarn bagian 3.5 komposisi dari relasi ADVISOR ke dalam tiga relasi dirnulai dengan suatu proyeksi FD Rnum Pnurn FD ini dlpilih karena FD terakhir dalam rangkaian FD diternukan dalarn garnbar 3.2 : Snurn.. Rnum. Pnurn Mernpelajari dengan teliti FD yang diberikan dalam gambar 3.2 memperlihatkan rangkain lain datifd, dengan nomor yang sarna dari FD yang dibutuhkan, ditampilkan dalarn gambar

11 Rangkaian ini adalah Snum.. Pnum.. Rnum FD paling kanan disini adalah Pnum ~ Rnum. Jika FD ini diproyeksikan dari ADVISOR pertama, hasil BCNF database akan menjadi : R2(Pnum,Rnum) R3(Snum,Class,Term,Grade) R4(Snum,Sname,Pnum) Database ini adalah sah seperti yang diberikan dalam gambar 3.5. Perbedaannya hanya Pnum memiliki asumsi suatu peranan utama untuk Rnum. Pnum adalah kunci primer untuk R2 sekarang (dari pada Rnum), dan atribut yang menghubungkan R4 dengan R2 adalah juga Pnum (dari pada Rnum). Penyelesaian dua database yang berbeda untuk masalah yang sarna adalah suatu hasillangsung dari saling ketergantungan (mutual dependency) yang ada di antara Pnum dan Rnum. Mana yang terbaik dari dua penyelesaian yang secara nyata suatu pilihan perancang, akan tergantung pada beberapa luas rencana penasehat untuk menggunakan database URAIAN-URAIAN PADA ALGORITMA RANCANGAN DEKOMPOSISI Dalam bagian 3.4, di antara rancangan proses melalui proyeksi, dekomposisi harus dihasilkan dengan melihat suatu rangkaian dari FD, contoh, A.B B.C dan proyeksi keluar dari FD pada akhir dari rangkaian. Dalam kasus ini, B ~ C menjadi proyeksi FD pertama. Cara lain untuk menerangkan proses pemilihan ini adalah untuk menetapkan setiap usaha harus dibuat untuk menghindari proyeksi keluar suatu FD, bilamana bagian ketergantungan dari FD itu sendiri, baik semua, atau bagian dari, suatu determinan untuk FD yang lain. Dalam kasus di atas, jika relasi yang dibicarakan diambil sebagai R(A, B, C), dan jika FD A ~ B yang dipilih untuk proyeksi pertama, hasil relasinya menjadi RI(A, C) dan R2(A, B). Walaupun kedua relasi ini adalah dalam BCNF, maka masalahnya diringkas : Bukan relasi RI(A, C), maupun R2(A, B), dengan dirinya sendiri, mengandung atribut-atributdalam FD, B ~ C, yang merupakan FDdalamrelasi yang asli. FD ini secara efektif hilang dalam proses perancangan. Dari suatu titik perhiltian, ini berarti jika R1 dan R2 diberikan di sini untuk digunakan untuk database, tidak ada kepastian hubungan antara B dan C tidak akan dimasukkan dalam database. Gambar 3.8 menggambarkan masalah tersebut. Dengan menggabungkan RI dan R2 dalam A, dua harga dari C (3 dan 4) dapat berhubungan dengan B, yang inelanggar ketentuan FD tersebut hilang dalam proses proyeksi. 33

12 Masalah di dalam contoh ini timbul karena proyeksi dari suatu FD, di mana porsi ketergantungan dari FD itu sendiri, suatu determinan untuk FD yang lain. Masalah ini tidak memiliki hasil jika aturan rantai digunakan. Kasus lain di mana FD mungkin hilang saat proses perancangan adalah situasi di mana satu atribut tergantung pada dua determinan yang berbeda. Ambil kasus R(A, B, C) dengan ketergantungan seperti terlihat pada gambar 3.9. Relasi R(A, B, Q tidak dalam BCNF, karena hanya kunci kandidat adalah <A, C>',determinannya adalah <A> dan <C>. Aturan rantai di sini tidak dapat diaplikasikan, karena tidak ada rantai. Secara tambahan, baik FD yang menonjol dalam bentuk normal, FD yang lain akan hilang. Sebagai contoh, jika A ~ B di proyeksikan dari R(A, B,.,C) hasil relasinya akan menjadi RI(A,.Q dan R2(A, B), bukan relasi FD C ~ B. Di lain pihak,jika C ~ B diproyeksikan pertama kali, maka FD A ~ B akan hilang. Dalam kasus ini perancang harus memikirkan pemisahan R(A, B,J:) ke dalam RI(A, B) dan R2(C, B) maka bukan FD yang hilang. Ini tidak mengikuti cara standard dari dekomposisi, tetapi mungkin dihasilkan dalam rancangan yang terbaik. Satu hal seorang perancang dapat mengerjakan, ketika berhadapan dengan situasi yang diberikan di sini, adalah untuk memeriksa 3 relasi perancangan yang mungkin dan melihat bagian yang terbaik yang dibutuhkan dari suatu organisasi. Dalam kenyalaannya, relasi-relasi yang di hasilkan dalam alternatif terakhir harus diperiksa untuk melihat apakah suatu kerjasama dari 2 hasil relasi akan mengakibatkan banyak masalah dengan pemanggilan-pemanggilan pada waktu database terakhir digunakan. Cara lain dari pemecahan/pemisahan suatu relasi, didiskusikan bersama dengan gambar 3.9, berdasarkan pada suatu pendekatan rancangan yang berbeda dari dekomposisi, tetapi dapat menggunakan banyak perancang. Pendekatan ini, disebut metoda sintesis, tempat-tempat (dalam bentuk yang sederhana) dimana FD secara tepat dengan determinan yang sarnahams dipisahkan kedalam kelompok-kelompok, dan setiap kelompok menempati relasinya sendiri. Hasil relasi-relasi kemudian diperiksa untuk BCNF. Dalam contoh terakhir ada dua FD, dengan determinan yang berbeda. Dalam metoda sintesis, setiap FD akan menempati relasinya sendiri, berikan R1(A, B) dan R2(C, B). ORIGINAL DATA Relation: R CA. B, C) FD's : A ~ B B ~ C (A ~ C must also be true) 34

13 ONE POSSIBLE DESIGN Rl (A, C) A ~ C R2 CA, B) A ~ B Valid Instances of R 1 and R2 Rl A C R2 A B The JOIN of R1 and R2 A B C Gambar 3.8 Contoh-contoh relasi FD dalam R 1 dan R2, tetapi melanggar suatu FD dalam spesifikasi yang asli. R (A, B, C) Gambar 3.9 Dua determinan dengan atribut ketergantungan yang sarna Metoda rancangan sintesis dapat digunakan baik oleh dirinya sendiri atau dalam hubungannya dengan metoda dekomposisi. Text ini akan menggunakan metodadekomposisi (jugadisebut sebagaimetodaproyeksi),dengan sintesisdigunakan sebagai suatu alterrtatif yang mungkin untuk mendapatkan keadaan yang tidak diinginkan seperti di atas. Seperti terlihat dalam Bab 5, keadaan Retergantungan, mirip dengan yang diberikan dalam gambar 3.9, dapat timbul dalam keadaan dunia yang nyata. Petunjuk di atas adalah beberapa metoda rancangan, yang mungkin digunakan sendiri, atau campuran untuk beberapa perluasan, menunjuk fakta tersebut rancangan database adalah bagian ilmu dan seni. Kenyataan beberapa rancangan yang logis 35

14 dapat disusun dari titik awal yang sarna adalah suatu kenyataan dari daur hidup rancangan database. Bagian dari proses rancangan adalah penilaian dari beberapa altematif rancangan, untuk melihat database terbaik yang dibutuhkan suatu organisasi. R (A, B, C, D) R (A, B, C) (a) I 0 R (A, B) R (K, X, Y, Z) (c) I A C '--/ I B I (b) (d) R (A, B, C) (e) R (A, B, C, D, E) (f) Gambar Data untuk masalah 1 36

15 3. 7 MASALAH-MASALAH UNTUK BAB 3 1. Gambar diberikan diagram-diagram ketergantungan fungsional untuk beberapa relasi. Untuk setiap relasi, memperkenalkan semua determinan dan semua kunci kandidat. Tentukan relasi mana yang berada dalam BCNF. Jika suaturelasi tidakdalambcnf,reduksikankebentuknormaldengan menggunakan algoritma dekomposisi. 2. Tentukan ketergantungan fungsional antara atribut-atribut dari relasi PHONE di diskusikan dalam masalah 4 pada akhir Bab Many Mason Depanement Store ingin membuat suatu database untuk menyimpan informasi pada laporan pembeli. Item-item yang akan disimpan dalam database untuk setiap pembeli mengandung : nomor laporan, nama, alamat, nomor telepon, penilaian kredit (baik sekali, baik, jelek, jelek sekali), dan Neraca. Gambarkan suatu diagram ketergantungan fungsional untuk atribut-atribut yang terlibat, daftar asumsi yang digunakan. Pengembangan relasi BCNF untuk database. 4. Sekretaris dari kantor pusat mengembangkan suatu database untuk menyimpan informasi pada semua registrasi yang mobil di daerah tersebut. Item-item yang akan disimpan dalam database termasuk nomor registrasi, no. stnk, pabrik pembuatan, pemilik kendaraan, alamat pemilik, nama perusahan asuransi untuk kendaraan tersebut, nomor polis asuransi, tempat mobil diregistrasi, dan tanggal terakhir mobil tersebut diregistrasikan. Kembangkan diagram ketergantungan fungsional untuk atribut-atribut yang ada. 37

KEBUTUHAN PERENCANAAN DATABASE

KEBUTUHAN PERENCANAAN DATABASE KEBUTUHAN PERENCANAAN DATABASE 2.1 TUJUAN PERENCANAAN Sebelum melihat pada masalah-masalah perencanaan khusus dan algoritma, yang terbaik adalah menentukan beberapa tujuan perencanaan. Pada kenyataannya,

Lebih terperinci

REFLEKSI DAN PERTIMBANGAN LEBIH LANJUT

REFLEKSI DAN PERTIMBANGAN LEBIH LANJUT REFLEKSI DAN PERTIMBANGAN LEBIH LANJUT Bab ini tidak berisikan ringkasan dari seluruh desain database relasional serta pelaksanaannya. Oleh karena itu materi yang hanya merupakan bagian-bagian dari pengetahuan

Lebih terperinci

Contents. Normalisasi. Bentuk Normalisasi. Dependency. Status Kunci (Key) Dekomposisi

Contents. Normalisasi. Bentuk Normalisasi. Dependency. Status Kunci (Key) Dekomposisi (Normalize) merupakan salah satu cara pendekatan atau teknik yang digunakan dalam membangun disain logik basis data relation dengan menerapkan sejumlah aturan dan kriteria standar. Tujuan : menghasilkan

Lebih terperinci

BEBERAPA BENTUK MODIFIKASI ALGORITMA

BEBERAPA BENTUK MODIFIKASI ALGORITMA BEBERAPA BENTUK MODIFIKASI ALGORITMA 4. 1 KETERGANTUNGAN BERLEBIHAN FUNGSIONAL YANG Keluaran dari Database dengan Algoritma di bagian 3.4 sedikit agak mudah tetapi sebenarnya dia mempunyai beberapa masalah

Lebih terperinci

BASIS DATA. Desain Database dan Normalisasi. Fakultas Ilmu Komputer UDINUS

BASIS DATA. Desain Database dan Normalisasi. Fakultas Ilmu Komputer UDINUS BASIS DATA Desain Database dan Normalisasi Fakultas Ilmu Komputer UDINUS Relasi (review) Kumpulan atribut yang nilainya : Setiap atribut harus berharga tunggal. Semua harga pada suatu atribut harus mempunyai

Lebih terperinci

BASIS DATA (BS203) NORMALISASI. fb: NDoro Edi. Page 1

BASIS DATA (BS203) NORMALISASI. fb: NDoro Edi. Page 1 BASIS DATA (BS203) NORMALISASI k_doroedi@yahoo.com fb: NDoro Edi Page 1 Outline Latar belakang Anomali dan jenisnya Dependensi dan jenisnya Dekomposisi Bentuk Normal 1 (1NF) Bentuk Normal 2 (2NF) Bentuk

Lebih terperinci

PERANCANGAN DATABASE 04/07/ :53

PERANCANGAN DATABASE 04/07/ :53 PERANCANGAN DATABASE 04/07/2012 11:53 Konsep Dasar Database Database (basis data) : sistem penyimpanan beragam jenis data dalam sebuah entitas yang besar untuk diolah sedemikian rupa agar mudah dipergunakan

Lebih terperinci

Konsep Normalisasi dan Anomali Tabel

Konsep Normalisasi dan Anomali Tabel Konsep Normalisasi dan Anomali Tabel Daftar Isi Konsep Normalisasi dan Anomali Tabel Pengantar 11.1. Pengantar Konsep Normalisasi Tahapan Normalisasi Bentuk Normal Kesatu Bentuk Normal Kedua Bentuk Normal

Lebih terperinci

Pertemuan 5 TEHNIK NORMALISASI

Pertemuan 5 TEHNIK NORMALISASI Pertemuan 5 TEHNIK NORMALISASI TEHNIK NORMALISASI BEBERAPA PENGERTIAN NORMALISASI : Normalisasi merupakan proses pengelompokan elemen data menjadi tabel tabel yang menunjuk-kan entity dan relasinya. Normalisasi

Lebih terperinci

Database System 4 Normalization

Database System 4 Normalization Database System 4 Normalization Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom Powered by www.redoffice.com Pustaka Data Modeling Fundamentals. By Paulraj Ponniah Published by John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey

Lebih terperinci

Normalisasi Lanjut. I. Review Normalisasi

Normalisasi Lanjut. I. Review Normalisasi Normalisasi Lanjut I. Review Normalisasi Definisi Normalisasi adalah suatu teknik untuk mengorganisasikan data ke dalam tabeltabel untuk memenuhi kebutuhan pemakai di dalam suatu ogranisasi. Tujuan dari

Lebih terperinci

Tujuan Umum Tujuan Khusus Pokok Bahasan/Materi

Tujuan Umum Tujuan Khusus Pokok Bahasan/Materi NORMALISASI DATA Eko Darmanto (bi_anto97@yahoo.com) Instruksional Tujuan Umum Mahasiswa dapat mengetahui, memahami, merancang dan menerapkan basis data dalam bidang desain teknologi informasi. Tujuan Khusus

Lebih terperinci

NORMALISASI UNTUK BASIS DATA RELASIONAL

NORMALISASI UNTUK BASIS DATA RELASIONAL NORMALISASI UNTUK BASIS DATA RELASIONAL Realitas(1) Realitas(2) Tabel Jadwal Normalisasi adalah pengembangan proses secara formal untuk membantu designer mendefinisikan/memilih skema relasional yang baik.

Lebih terperinci

PERANCANGAN DATA BASE BY LILIS PUSPITAWATI, SE.,M.SI

PERANCANGAN DATA BASE BY LILIS PUSPITAWATI, SE.,M.SI PERANCANGAN DATA BASE BY LILIS PUSPITAWATI, SE.,M.SI SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA Keberhasilan suatu Sistem Informasi sangat dipengaruhi oleh manajemen data base yang merupakan salah satu eleman penyusunan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah gambaran umum dari perusahaan tempat penulis

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah gambaran umum dari perusahaan tempat penulis 37 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Berikut ini adalah gambaran umum dari perusahaan tempat penulis melaksanakan kegiatan penelitian, termasuk didalamnya sejarah singkat perusahaan,

Lebih terperinci

1 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

1 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 1 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan hal awal (suatu permasalahan) yang harus ditentukan dalam kegiatan penelitian sehingga penelitian dapat dilakukan secara

Lebih terperinci

Copyright 2005 PENS-ITS C H A P T E R

Copyright 2005 PENS-ITS C H A P T E R Copyright 2005 PENS-ITS C H A P T E R 6 Objectives Tujuan: 1. Memahami normalisasi bentuk ketiga (3NF) 2. Memahami normalisasi Boyce-Codd Normal Form (BCNF) Lessons 1. Bentuk Normal III (3NF) 2. Bentuk

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA AUB SURAKARTA

SISTEM BASIS DATA AUB SURAKARTA SISTEM BASIS DATA STMIK AUB SURAKARTA Normalisasi adalah proses pembentukan struktur basis data sehingga sebagian besar ambiguity bisa dihilangkan. Tahap Normalisasi dimulai dari tahap paling ringan (1NF)

Lebih terperinci

Perancangan Basis Data

Perancangan Basis Data NORMALISASI DATA Perancangan Basis Data Tujuan dilakukan perancangan suatu basis data yaitu supaya kita bisa memiliki basis data yang kompak dan efisien dalam penggunaan ruang penyimpanan, cepat dalam

Lebih terperinci

Normalisasi Donny Yulianto, S.Kom

Normalisasi Donny Yulianto, S.Kom Pertemuan 9 Normalisasi Donny Yulianto, S.Kom 1 Normalisasi Normalisasi adalah proses pembentukan struktur basis data sehingga sebagian besar ambiguity bisa dihilangkan. Proses normalisasi merupakan proses

Lebih terperinci

Normalisasi Data. Author : Minarni, S.Kom.,MM

Normalisasi Data. Author : Minarni, S.Kom.,MM Normalisasi Data Author : Minarni, S.Kom.,MM Normalisasi Normalisasi merupakan sebuah teknik dalam logical desain sebuah basis data yang mengelompokkan atribut dari suatu relasi sehingga membentuk struktur

Lebih terperinci

Pertemuan 7-8 NORMALISASI

Pertemuan 7-8 NORMALISASI Pertemuan 7-8 NORMALISASI INDIKATOR 1. Memahami pentingnya normalisasi. 2. Memahami aturan normalisasi pertama (1NF). 3. Memahami aturan normalisasi kedua (2NF). 4. Memahami aturan normalisasi ketiga (3NF).

Lebih terperinci

Pertemuan 5 TEHNIK NORMALISASI

Pertemuan 5 TEHNIK NORMALISASI Pertemuan 5 TEHNIK NORMALISASI TEHNIK NORMALISASI BEBERAPA PENGERTIAN NORMALISASI : Normalisasi merupakan proses pengelompokan elemen data menjadi tabel tabel yang menunjuk-kan entity dan relasinya. Normalisasi

Lebih terperinci

Perancangan Database Bagian II (Normalisasi( Normalisasi) TUJUAN PEMBELAJARAN

Perancangan Database Bagian II (Normalisasi( Normalisasi) TUJUAN PEMBELAJARAN Perancangan Database Bagian II (Normalisasi( Normalisasi) TUJUAN PEMBELAJARAN Apa itu Normalisasi? Tujuan Normalisasi Proses Normalisasi Tahapan Normalisasi Bentuk Normal Pertama 1NF Bentuk Normal Kedua

Lebih terperinci

Database desain juga termasuk diagram ER (Entity-hubungan model). Diagram ER adalah diagram yang membantu merancang database secara efektif dan

Database desain juga termasuk diagram ER (Entity-hubungan model). Diagram ER adalah diagram yang membantu merancang database secara efektif dan Database desain juga termasuk diagram ER (Entity-hubungan model). Diagram ER adalah diagram yang membantu merancang database secara efektif dan efisien. Proses penerapan peraturan untuk desain database

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban (2003, p2), data ialah fakta yang belum diolah atau gambaran dari transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan dan diklasifikasikan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Data Pengertian data adalah : Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh langsung

Lebih terperinci

BAB III MODEL DATA RELASIONAL DAN ALJABAR RELASIONAL

BAB III MODEL DATA RELASIONAL DAN ALJABAR RELASIONAL BAB III MODEL DATA RELASIONAL DAN ALJABAR RELASIONAL Model data relasional diperkenankan oleh Codd pada tahun 1970. Didasarkan pada suatu struktur data yang sederhana dan seragam (uniform), yaitu : Relasi

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN MELAKUKAN DENORMALISASI PADA MODEL BASIS DATA RELASI. Gandung Triyono

PERTIMBANGAN MELAKUKAN DENORMALISASI PADA MODEL BASIS DATA RELASI. Gandung Triyono PERTIMBANGAN MELAKUKAN DENORMALISASI PADA MODEL BASIS DATA RELASI Gandung Triyono Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur gandung.triyono@budiluhur.ac.id, gandungths@gmail.com ABSTRAK Pembentukan

Lebih terperinci

FUNCTIONALLY DEPENDENT DAN FUNCTIONALLY DETERMINES

FUNCTIONALLY DEPENDENT DAN FUNCTIONALLY DETERMINES A. MATERI NORMALISASI Dalam merancang database harus dapat dijawab apabila kita diberikan data, maka bagaimana kita menentukan struktur logik yang tepat untuk data tersebut, atau bagaimana kita menentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

NORMALISASI. Dr.Budi Setiyono, MT

NORMALISASI. Dr.Budi Setiyono, MT NORMALISASI Dr.Budi Setiyono, MT Perancangan basis data Entity Relation Diagram (ERD) Identifikasi entitas table Entitas table Normalisasi Identifikasi keterkaitan field dalam suatu table table Table table

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. CV. Kayu Laris adalah suatu usaha yang bergerak dibidang perdangangan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. CV. Kayu Laris adalah suatu usaha yang bergerak dibidang perdangangan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan objek penelititan pada CV. Kayu Laris. 3.1.1 Sejarah Singkat CV.Kayu Laris CV. Kayu Laris adalah

Lebih terperinci

di definisikan hanya dengan memperhatikan functional dependencies dan key constrains

di definisikan hanya dengan memperhatikan functional dependencies dan key constrains 11. NORMALISASI Normalisasi merupakan teknik analisis data yang mengorganisasikan atau mengelompokkan atribut-atribut data sehingga terbentuk entitas yang non-redundant, stabil, dan fleksibel. Normalisasi

Lebih terperinci

PART 2: 1. Langkah Langkah Normalisasi 2. Bentuk Bentuk Normal 1 st NF, 2 nd NF, 3 rd NF, BCNF Dan bentuk-bentuk normal lainnya 3.

PART 2: 1. Langkah Langkah Normalisasi 2. Bentuk Bentuk Normal 1 st NF, 2 nd NF, 3 rd NF, BCNF Dan bentuk-bentuk normal lainnya 3. PART 1: 1. Definisi Normalisasi 2. Tujuan Normalisasi 3. Konsep Konsep yang Mendasarinya The Three Keys: Super Key, Candidate Key & Primary Key Functional Dependencies (FD) PART 2: 1. Langkah Langkah Normalisasi

Lebih terperinci

Dibuat oleh: Tim Pengajar Basis Data

Dibuat oleh: Tim Pengajar Basis Data BASIS DATA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA - ITS Dibuat oleh: Tim Pengajar Basis Data 8 t h w e e k Normalisasi BCNF, 4NF, 5NF Tahap Normalisasi dimulai dari tahap paling ringan (1NF) hingga paling ketat (5NF)

Lebih terperinci

PERTEMUAN 6. Normalisasi Database (Conoly-chap 14) (Ramakisman -chap 15)

PERTEMUAN 6. Normalisasi Database (Conoly-chap 14) (Ramakisman -chap 15) PERTEMUAN 6 Normalisasi Database (Conoly-chap 14) (Ramakisman -chap 15) judul Normalisasi adalah teknik desain database yang dimulai dengan memeriksa hubungan antar atribut. Dimana atribut menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. objek-objek yang saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. objek-objek yang saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Al Fatta (2007) sistem secara umum adalah sekumpulan objek-objek yang saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antar

Lebih terperinci

C H A P T E R 5-8. Normalisasi Database. Arif Basofi, S.Kom, MT.

C H A P T E R 5-8. Normalisasi Database. Arif Basofi, S.Kom, MT. C H A P T E R 5-8 Normalisasi Database Arif Basofi, S.Kom, MT. Objectives Tujuan: 1. Memahami pentingnya normalisasi. 2. Memahami aturan normalisasi pertama (1NF). 3. Memahami aturan normalisasi kedua

Lebih terperinci

ANALISA RANCANGAN DATABASE

ANALISA RANCANGAN DATABASE Pertemuan 9 ANALISA RANCANGAN DATABASE Rancangan Database Database File Record Data item atau Field Characters 1 TEKNIK NORMALISASI Merupakan proses pengelompokan data elemen menjadi tabel-tabel yang menunjukkan

Lebih terperinci

BASIS DATA (BS203) NORMALISASI. fb: NDoro Edi. Page 1

BASIS DATA (BS203) NORMALISASI. fb: NDoro Edi. Page 1 BASIS DATA (BS203) NORMALISASI k_doroedi@yahoo.com fb: NDoro Edi Page 1 Outline Latar belakang Anomali dan jenisnya Dependensi dan jenisnya Dekomposisi Bentuk Normal 1 (1NF) Bentuk Normal 2 (2NF) Bentuk

Lebih terperinci

Kontrak Kuliah. Bentuk-Bentuk Normalisasi. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Kontrak Kuliah. Bentuk-Bentuk Normalisasi. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Kontrak Kuliah Bentuk-Bentuk Normalisasi Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Normalisasi Merupakan teknik yang digunakan dalam membangun desain logis database relasional dengan tingkat ketergantungan fungsional

Lebih terperinci

DESAIN DATABASE (MODEL RELASIONAL DAN DESKRIPSI ATRIBUT)

DESAIN DATABASE (MODEL RELASIONAL DAN DESKRIPSI ATRIBUT) DESAIN DATABASE (MODEL RELASIONAL DAN DESKRIPSI ATRIBUT) 4.1. Tujuan desain database. Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di simpanan

Lebih terperinci

OVERVIEW BASIS DATA RELASIONAL. Oleh: Ir. M. Ramadhan, MT

OVERVIEW BASIS DATA RELASIONAL. Oleh: Ir. M. Ramadhan, MT OVERVIEW BASIS DATA RELASIONAL Oleh: Ir. M. Ramadhan, MT Model Relasional Yang akan dibahas: Model relasional: struktur, karakteristik, key, representasi skema basis data Integritas relasional: integritas

Lebih terperinci

STK 572 Manajemen Data Statistik. Tim Dosen: Dr. Farit Muhammad Affendi Dr. Agus M Soleh

STK 572 Manajemen Data Statistik. Tim Dosen: Dr. Farit Muhammad Affendi Dr. Agus M Soleh STK 572 Manajemen Data Statistik Tim Dosen: Dr. Farit Muhammad Affendi Dr. Agus M Soleh 2016 Menyiapkan Data untuk Statistik Dr. Agus M Soleh agusms@apps.ipb.ac.id 2 Sumber Data Asal Tipe File: Text File

Lebih terperinci

Bagian 4 Normalisasi. Kuliah Basis Data Pra S2 Ilmu Komputer - FMIPA Drs. Agfianto Eko Putra, M.Si.

Bagian 4 Normalisasi. Kuliah Basis Data Pra S2 Ilmu Komputer - FMIPA Drs. Agfianto Eko Putra, M.Si. Bagian 4 Normalisasi Kuliah Basis Data Pra S2 Ilmu Komputer - FMIPA Drs. Agfianto Eko Putra, M.Si. Topik Bahasan 1. Pengertian Normalisasi 2. Anomali a. Anomali Peremajaan (update); b. Anomali Penyisipan

Lebih terperinci

Kontrak Kuliah. Functional Dependencies. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Kontrak Kuliah. Functional Dependencies. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Kontrak Kuliah Functional Dependencies Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Ketergantungan Fungsional Functional Dependencies(FD) / Ketergantungan Fungsional (KF) digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan

Lebih terperinci

MODEL RELASI DAN NORMALISASI DATABASE

MODEL RELASI DAN NORMALISASI DATABASE MODEL RELASI DAN NORMALISASI DATABASE Fakultas Ilmu Administrasi Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya Malang 2013 i DAFTAR ISI Halaman Judul... i Daftar Isi... ii A. Relasi... 1 B. Normalisasi...

Lebih terperinci

Daftar Isi... Dedikasi... Prakata...

Daftar Isi... Dedikasi... Prakata... Daftar Isi Dedikasi... Prakata... Daftar Isi... iii v vii Bab 1 Permodelan Sistem Informasi... 1.1. Diagram Alir Data... 3 1.2. Normalisasi... 9 1.3. Entity Relationship Diagram... 12 1.4. Logical Relationship

Lebih terperinci

Desain Sistem Basis Data. 1. Struktur Basis Data 2. Normalisasi Data 3. ERD (entity relationship diagram)

Desain Sistem Basis Data. 1. Struktur Basis Data 2. Normalisasi Data 3. ERD (entity relationship diagram) Desain Sistem Basis Data 1. Struktur Basis Data 2. Normalisasi Data 3. ERD (entity relationship diagram) Normalisasi Data itu? Proses pengelompokkan data elemen menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entity

Lebih terperinci

CHAPTER 5 LEBIH LANJUT TENTANG DEPENDENSI DAN KUNCI RELASI

CHAPTER 5 LEBIH LANJUT TENTANG DEPENDENSI DAN KUNCI RELASI CHAPTER 5 LEBIH LANJUT TENTANG DEPENDENSI DAN KUNCI RELASI 5.1 PENDAHULUAN Pada chapter sebelumnya telah dideskripsi semua yang perlu diketahui tentang relasi untuk metodologi desain database yang paling

Lebih terperinci

Normalisasi Bagian I

Normalisasi Bagian I Normalisasi Bagian I First Normal Form (1NF) Domain disebut atomic bila elemen yang ada di dalamnya tidak dapat dibagi menjadi unit yang lebih kecil (indivisible) Sebuah skema relasi R berada dalam kondisi

Lebih terperinci

NORMALISASI (1) E.F Codd,1970. Normalisasi dilakukan terhadap desain tabel yang sudah ada untuk: 1/28/2012 1/28/2012

NORMALISASI (1) E.F Codd,1970. Normalisasi dilakukan terhadap desain tabel yang sudah ada untuk: 1/28/2012 1/28/2012 NORMALIAI (1) Normalisasi adalah langkah-langkah sistematis untuk menjamin bahwa struktur database memungkinkan untuk general purpose query dan bebas dari insertion, update dan deletion anomalies yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang BAB II LANDASAN TEORI Pada landasan teori ini diuraikan sejumlah teori untuk membantu dan memecahkan permasalahan yang ada. Beberapa landasan teori tersebut meliputi konsep dasar dan definisi-definisi

Lebih terperinci

20 Bhs.Jepang Misalnya akan dibuka kursus baru yaitu Bhs.Jerman dengan biaya akan tetapi belum ada seorangpun yang ikut kursus ini, shg

20 Bhs.Jepang Misalnya akan dibuka kursus baru yaitu Bhs.Jerman dengan biaya akan tetapi belum ada seorangpun yang ikut kursus ini, shg NORMALISASI Normalisasi adalah proses untuk menciptakan suatu tabel (relasi) dalam basis data dengan tujuan untuk mengurangi kemubaziran. Masalah masalah yang timbul dalam pembuatan tabel yang disebut

Lebih terperinci

Model Relational. S# Nama Status Kota S1 Hanato 20 Bandung S2 Andi 10 Jakarta S3 Shy 25 Surabaya S4 Tina 20 Medan

Model Relational. S# Nama Status Kota S1 Hanato 20 Bandung S2 Andi 10 Jakarta S3 Shy 25 Surabaya S4 Tina 20 Medan Model elational Pendahuluan E. F. Codd A elational Model of Data for large shared data bank 1970 Model relasional terkait dengan 3 aspek : struktur data, integritas data dan manipulasi data. DBMS (Sistem

Lebih terperinci

DESAIN DATABASE DAN NORMALISASI

DESAIN DATABASE DAN NORMALISASI DESAIN DATABASE DAN NORMALISASI Relasi (review) Kumpulan atribut yang nilainya : Setiap atribut harus berharga tunggal. Semua harga pada suatu atribut harus mempunyai tipe yang sama. Setiap atribut harus

Lebih terperinci

Copyright 2005 PENS-ITS C H A P T E R. Normalisasi Database

Copyright 2005 PENS-ITS C H A P T E R. Normalisasi Database C H A P T E R Normalisasi Database NORMALISASI Objectives Tujuan: 1. Memahami pentingnya normalisasi. 2. Memahami aturan normalisasi bentuk pertama (1NF). 3. Memahami aturan normalisasi bentuk kedua (2NF).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

PERTEMUAN 6 TEKNIK NORMALISASI

PERTEMUAN 6 TEKNIK NORMALISASI PERTEMUAN 6 TEKNIK NORMALISASI TEKNIK NORMALISASI BEBERAPA PENGERTIAN NORMALISASI : Normalisasi merupakan proses pengelompokan elemen data menjadi tabel tabel yang menunjuk-kan entity dan relasinya. Normalisasi

Lebih terperinci

MEMAHAMI KONSEP DATABASE. Oleh : Yuhefizar, S.Kom

MEMAHAMI KONSEP DATABASE. Oleh : Yuhefizar, S.Kom MEMAHAMI KONSEP DATABASE Oleh : Yuhefizar, S.Kom Database Management System(DBMS) merupakan paket program (Software) yang dibuat agar memudahkan dan mengefisienkan pemasukan, pengeditan, penghapusan dan

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : 56401 / Basis Data Revisi 0 Satuan Kredit Semester : 3 sks Tgl revisi : - Jml Jam kuliah dalam seminggu : 150 Tgl mulai berlaku

Lebih terperinci

C H A P T E R. Copyright 2005 PENS-ITS

C H A P T E R. Copyright 2005 PENS-ITS C H A P T E R 6 Objectives Tujuan: 1. Memahami normalisasi bentuk ketiga (3NF) 2. Memahami normalisasi Boyce-Codd Normal Form (BCNF) Lessons 1. Bentuk Normal Ke Tiga (3NF) 2. Bentuk Normal BCNF 3 rd Normal

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk menjalankan alat bantu normalisasi ini dibutuhkan sarana perangkat keras

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk menjalankan alat bantu normalisasi ini dibutuhkan sarana perangkat keras BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Sistem Untuk menjalankan alat bantu normalisasi ini dibutuhkan sarana perangkat keras dan piranti lunak sebagai berikut : Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Setelah penulis melaksanakan penelitian di Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil, dan seperti yang telah diuraikan penulis pada bab sebelumnya

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA. Pertemuan 9. Functional Dependencies. Copyright 2007 Ramez Elmasri and Shamkant B. Navathe.

SISTEM BASIS DATA. Pertemuan 9. Functional Dependencies. Copyright 2007 Ramez Elmasri and Shamkant B. Navathe. Pertemuan 9 Functional Dependencies Copyright 2007 Ramez Elmasri and Shamkant B. Navathe Chapter Outline 1 Panduan Desain Informal untuk Relational Databases 1.1Semantics of the Relation Attributes 1.2

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2004) Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

bergantung pada keberadaan entitas lainnya[9]. relasi yang merekatkan dua entitas adalah bersifat

bergantung pada keberadaan entitas lainnya[9]. relasi yang merekatkan dua entitas adalah bersifat a. Istilah Basis Data Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan database[4], yaitu : Entity Entity adalah orang, tempat, kejadian atau konsep yang informasinya direkam. Pada bidang administrasi siswa

Lebih terperinci

NORMALISASI (2) Beberapa Bentuk Normal yang penting: Bentuk Normal Pertama (1 st Normal Form) Bentuk Normal Ke-2 (2 nd Normal Form)

NORMALISASI (2) Beberapa Bentuk Normal yang penting: Bentuk Normal Pertama (1 st Normal Form) Bentuk Normal Ke-2 (2 nd Normal Form) Bentuk Normal adalah sekumpulan kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah desain tabel untuk mencapai tingkat/level bentuk normal tertentu. Parameter yang biasanya digunakan dalam menentukan kriteria bentuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Informasi Dan Data Informasi di jaman modern seperti ini sangat dibutuhkan oleh setiap individu maupun suatu organisasi. Karena informasi dapat digunakan sebagai bahan

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA 2. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

SISTEM BASIS DATA 2. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. SISTEM BASIS DATA 2 WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 1 - SBD 2 Pendahuluan Pengenalan Secara Umum Materi Sistem Basis Data 2 (SAP). Review Pengantar Model Data Relasional (MDR). Keuntungan Penggunaan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur

BAB III LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN BASIS DATA DGN TEKNIK NORMALISASI

BAB III PERANCANGAN BASIS DATA DGN TEKNIK NORMALISASI 1 BAB III PERANCANGAN BASIS DATA DGN TEKNIK NORMALISASI 1.1. RDBM Terminologi Istilah formal Istilah non formal Keterangan Elemen data (data element), rinci data (data item), entri (entry) Nilai data pada

Lebih terperinci

DATABASE TERDISTRIBUSI

DATABASE TERDISTRIBUSI DATABASE TERDISTRIBUSI Yaitu kumpulan data yang digunakan bersama yang saling terhubung secara logic tetapi tersebar secara fisik pada suatu jaringan computer. Karakteristik database terdistribusi yaitu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM UJIAN ONLINE

BAB III PERANCANGAN SISTEM UJIAN ONLINE BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bagian ini akan dibahas perancangan sistem ujian online, konsep ketergantungan serta normalisasi basis data relasional. 3.1 PERSIAPAN KEBUTUHAN SISTEM Didalam pengembangan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang beralamat di Jalan Jl. Surapati No.235. Toko ini belum memiliki media dalam

Lebih terperinci

Sistem Basis Data BAB 8 MODEL DATA DAN ENTITY RELATIONSHIP MODEL. Komponen model data dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga) bagian yang meliputi:

Sistem Basis Data BAB 8 MODEL DATA DAN ENTITY RELATIONSHIP MODEL. Komponen model data dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga) bagian yang meliputi: BAB 8 MODEL DATA DAN ENTITY RELATIONSHIP MODEL 8.1. Model Data Model data adalah sekumpulan konsep yang terintegrasi untuk mendiskripsikan data, hubungan antar data dan batasan batasannya dalam suatu organisasi.

Lebih terperinci

Normalisasi. Didi Supriyadi, S.T., M.Kom Pertemuan ke-6

Normalisasi. Didi Supriyadi, S.T., M.Kom Pertemuan ke-6 Normalisasi Didi Supriyadi, S.T., M.Kom Pertemuan ke-6 Normalisasi Normalisasi adalah proses pembentukan struktur basis data sehingga sebagian besar ambiguity bisa dihilangkan. Proses normalisasi merupakan

Lebih terperinci

Pemodelan Database. Pengolahan Basis Data

Pemodelan Database. Pengolahan Basis Data Pemodelan Database Pengolahan Basis Data Model Data Menyatakan hubungan antardata dalam database Ada tiga macam model data dasar Hierarkis Jaringan Relasional Model Hierarkis Dikenal pula sebagai model

Lebih terperinci

BAB IV Normalisasi Data

BAB IV Normalisasi Data Normalisasi Data 1. Pengertian Normalisasi Data Perancangan basis data diperlukan, agar dapat terbentuk basis data yang efisien dalam penggunaan ruang penyimpanan, cepat dalam pengaksesan dan mudah dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Sistem yang berjalan pada CV. Baritama Guna Sejahtera saat ini masih menggunakan sistem manual, semua kegiatan yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.2 Sistem Suku Bunga Secara umum terdapat dua metode dalam perhitungan bunga, yaitu metode Flat dan Efektif.

BAB II DASAR TEORI. 2.2 Sistem Suku Bunga Secara umum terdapat dua metode dalam perhitungan bunga, yaitu metode Flat dan Efektif. BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Kredit Pengertian kredit mempunyai dimensi yang beraneka ragam, dimulai kata kredit yang berasal dari bahasa Yunani credere yang berarti kepercayaan. Maksudnya pemberi

Lebih terperinci

Normalisasi Tabel Pada Basisdata Relasional

Normalisasi Tabel Pada Basisdata Relasional Normalisasi Tabel Pada Basisdata Relasional Dwi Puspitasari 1, Cahya Rahmad 2, Mungki Astiningrum 3 Politeknik Negeri Malang, Malang, Indonesia 1 dwi_sti@yahoo.com Abstrak Normalisasi tabel merupakan sebuah

Lebih terperinci

MODUL 1 SEPUTAR PERANCANGAN DATABASE. 1.1 Entity-Relationship Model (ER Model) dan Entity Relationship Diagram (ERD)

MODUL 1 SEPUTAR PERANCANGAN DATABASE. 1.1 Entity-Relationship Model (ER Model) dan Entity Relationship Diagram (ERD) MODUL 1 SEPUTAR PERACAGA DATABASE TUJUA PRAKTIKUM 1. Praktikan mampu menggambarkan ERD dengan baik dan benar dengan ER Modeling. 2. Praktikan dapat memahami konsep Basis Data Relasional. 3. Praktikan mampu

Lebih terperinci

NORMALISASI BASISDATA 2

NORMALISASI BASISDATA 2 NORMALISASI BASISDATA 2 Oleh: Heru Prasetyo, M.kom Satu mesin dapat melakukan pekerjaan lima puluh orang biasa. Tidak ada mesin dapat melakukan pekerjaan dari satu orang yang luar biasa. (Elbert Hubbard)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Program Aplikasi Pelayanan administrasi Kependudukan

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Program Aplikasi Pelayanan administrasi Kependudukan 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Program Aplikasi Pelayanan administrasi Kependudukan Program Aplikasi adalah suatu program komputer yang dibuat untuk mengerjakan atau menyelesaikan masalah-masalah

Lebih terperinci

NORMAL FORM. Normalisasi Table sendiri terbagi atas bentuk normal ke 1 sampai bentuk normal ke 5. lebih jelasnya

NORMAL FORM. Normalisasi Table sendiri terbagi atas bentuk normal ke 1 sampai bentuk normal ke 5. lebih jelasnya NORMAL FORM Adalah proses yang berkaitan dengan model data relational untuk mengorganisasi himpunan data dengan ketergantungan dan keterkaitan yang tinggi atau erat. Hasil dari proses normalisasi adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berinteraksi, saling ketergantungan satu sama lainnya dan terpadu.

BAB II LANDASAN TEORI. berinteraksi, saling ketergantungan satu sama lainnya dan terpadu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang terorganisir, saling berinteraksi,

Lebih terperinci

2.1 Sistem Pendukung Keputusan

2.1 Sistem Pendukung Keputusan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Merupakan sistem pengolahan data dengan komputer yang menghasilkan suatu Informasi yang dapat digunakan oleh manusia dalam mendukung keputusan mereka.

Lebih terperinci

BAB V. dimengerti, mudah dipelihara, mudah memprosesnya, dan mudah untuk dikembangkan sesuai kebutuhan baru

BAB V. dimengerti, mudah dipelihara, mudah memprosesnya, dan mudah untuk dikembangkan sesuai kebutuhan baru BAB V NORMALISASI 1. Pengertian Normalisasi adalah suatu teknik yang menstrukturkan data dalam cara-cara tertentu untuk membantu mengurangi atau mencegah timbulnya masalah yang berhubungan dengan pengolahan

Lebih terperinci

NORMALISASI DAN TUGAS PRAKTEK

NORMALISASI DAN TUGAS PRAKTEK NORMALISASI DAN TUGAS PRAKTEK Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Basis Data oleh : M. FAISAL IRWANDI 1083057 Jurusan Teknik Informatika Politeknik Pos Indonesia Bandung 2009 NORMALISASI Terdapat

Lebih terperinci

BASIS DATA I/2011-GANJIL MODEL RELASIONAL. Oleh Team Teaching Database. 12 Oktober 2011 BASIS DATA I/2011-GANJIL 1

BASIS DATA I/2011-GANJIL MODEL RELASIONAL. Oleh Team Teaching Database. 12 Oktober 2011 BASIS DATA I/2011-GANJIL 1 BASIS DATA I/2011-GANJIL MODEL RELASIONAL Oleh Team Teaching Database 12 Oktober 2011 BASIS DATA I/2011-GANJIL 1 Konsep-Konsep Model Relasional Model relasional berdasarkan pada konsep relasi dalam matematika

Lebih terperinci

02. Berfungsi sebagai perantara antara pemakai dengan database adalah a. Data d. Perangkat lunak b. Pemakai e. File c.

02. Berfungsi sebagai perantara antara pemakai dengan database adalah a. Data d. Perangkat lunak b. Pemakai e. File c. 01. Kumpulan data dari sebuah perusahaan yang terorganisir dan tersimpan secara terintegrasi adalah a. File Base d. DSS b. Field Base e. Expert System c. Data Base 02. Berfungsi sebagai perantara antara

Lebih terperinci

Normalisasi 1 Normalisasi 2 Normalisasi 3 BCNF

Normalisasi 1 Normalisasi 2 Normalisasi 3 BCNF Perancangan SBD dengan Model Relasional Basis Data I Danny Kriestanto, S.Kom., M.Eng Normalisasi 1 Normalisasi 2 Normalisasi 3 BCNF Normalisasi (Ramon, 2004) Merupakan proses langkah demi langkah yang

Lebih terperinci

Modul 9 : Normalisasi 1st NF sampai dengan BCNF

Modul 9 : Normalisasi 1st NF sampai dengan BCNF Modul 9 : Normalisasi 1st NF sampai dengan BCNF Tujuan Praktikum - Menguasai konsep normalisasi dan tujuan dilakukan normalisasi - Mampu mengidentifikasi kemungkinan adanya insert, update dan delete anomaly

Lebih terperinci

NORMALISASI DAN TUGAS PRAKTEK

NORMALISASI DAN TUGAS PRAKTEK NORMALISASI DAN TUGAS PRAKTEK Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Basis Data oleh : Muslim Tagor Nababan 1083058 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA POLITEKNIK POS INDONESIA BANDUNG 2009 NORMALISASI Terdapat

Lebih terperinci

SQL Server merupakan program yang dirancang khusus untuk berkomunikasi dengan database relasional guna mendukung aplikasi dengan arsitektur

SQL Server merupakan program yang dirancang khusus untuk berkomunikasi dengan database relasional guna mendukung aplikasi dengan arsitektur MANAJEMEN DATABASE SQL Server merupakan program yang dirancang khusus untuk berkomunikasi dengan database relasional guna mendukung aplikasi dengan arsitektur client-server. Konsep penerapannya adalah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Masalah Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Akademi Sekretari ini dibentuk dari unsur pimpinan, dosen dan karyawan, dengan salah satu program kerja utamanya

Lebih terperinci

Normalisasi adalah salah satu pendekatan logical design dari suatu database relational, dan tampaknya sedikit memiliki kemiripan dengan model ER.

Normalisasi adalah salah satu pendekatan logical design dari suatu database relational, dan tampaknya sedikit memiliki kemiripan dengan model ER. Normalisasi Database Normalisasi adalah salah satu pendekatan logical design dari suatu database relational, dan tampaknya sedikit memiliki kemiripan dengan model ER. Disain database relational dengan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS NASIONAL 2008 DKNF 5NF 4NF BCNF 3NF 2NF 1NF

TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS NASIONAL 2008 DKNF 5NF 4NF BCNF 3NF 2NF 1NF NORMALISASI Lanjut FAKULTAS TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS NASIONAL 2008 DKNF 5NF 4NF BCNF 3NF 2NF 1NF All Relations 1 Contoh : Coleman College Grade Report Fall Semester 2000 Name :

Lebih terperinci