INSA. INSA Ramaikan Infrastruktur & Transportasi Expo 2016 INFORMASI PASTI BISA MERAH PUTIH. Untuk Kejayaan Pelayaran Nasional

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INSA. INSA Ramaikan Infrastruktur & Transportasi Expo 2016 INFORMASI PASTI BISA MERAH PUTIH. Untuk Kejayaan Pelayaran Nasional"

Transkripsi

1 INFORMASI INSA Untuk Kejayaan Pelayaran Nasional MERAH PUTIH PASTI BISA DITERBITKAN : DPP INSA PERIODE PENANGGUNGJAWAB : DPH INSA PERIODE EDISI : 11/IX/2016, SEPTEMBER 2016 INSA Ramaikan Infrastruktur & Transportasi Expo 2016 Armed guard merupakan metode menarik di tengah isu untuk memerangi perompakan atas kapal yang berlayar. JAKARTA - Indonesian National Shipowners' Association (INSA) meramaikan pameran Transportasi dan Infrastruktur 2016 dengan membuka stand pameran dan menggelar forum diskusi dengan nama INSA Networking Forum INSA Networking dimaksudkan untuk mengenalkan perusahaan-perusahaan terkait pelayaran dan maritim sehingga pelaku usaha bisa saling mengenal yang pada akhirnya dapat menjadi alternatif dalam kerjasama. Respon anggota dan stekholders INSA cukup tinggi. Semoga tahun depan, bisa kita selenggarakan kembali, kata Ketua Umum INSA Johnson W. Sutjipto. Sejumlah pengurus DPP INSA dan anggota tampak hadir dalam acara tersebut. "Yang dibicarakan pada forum itu sangat aktual bagi anggota INSA se- Indonesia," katanya. Pada forum tersebut, INSA menghadirkan narasumber yang terdiri dari China Classification Society (CCS), PT Primacom Interbuana, dan Seahorse. Sedangkan diskusi dipandu oleh Penasehat DPP INSA Widihardja Tanudjaja. Pada forum itu, Perwakilan CCS memaparkan keunggulan dan kemampuan perusahaannya. CCS masuk ke Indonesia pada Ke depan, CCS akan membuka kantor Cabang di sejumlah daerah yakni Batam dan Surabaya. Tujuannya agar semakin dekat dengan pelanggan di Indonesia. Sedangkan perwakilan PT Primacom Interbuana sebagai penyedia solusi komunikasi memaparkan pemanfaatan jaringan telekomunikasi berbasis sarana satelit telekomunikasi yang menawarkan kemudahan untuk para pelanggannya agar dapat terhubung dengan masing masing kapal. Perompakan Kapal Sementara itu, masalah perompakan dan penculikan terhadap kapal-kapal di tengah laut menjadi salah satu momok tidak hanya bagi para pelaut, tetapi juga bagi kalangan dunia usaha, khususnya perusahaan pelayaran turuf dibahas dalam forum tersebut. Menurut Johnson, salah satu cara untuk mengurangi peromapakan adalah dengan memberlakukan armed guard yakni dengan mengawal kapalkapal yang melayari perairan rawan dengan menempatkan satuan pengamanan bersenjata independen. Meskipun terbilang baru di Indonesia, akan tetapi armed guard merupakan salah satu solusi yang cukup efektif dalam rangka memerangi kejahatan atas pembajakan maupun perompakan kapal. Menurutnya, armed guard merupakan metode yang cukup menarik. Saat ini, dalam isu memerangi perompakan, armed guard merupakan bisnis yang cukup prospekif. Armed guard ini satu jalan untuk menangkal perompakan di atas kapal. (*)

2 BERITA 2 Menko Polhukam Respon Soal Tanjung Priok Masuk War Risk Sumber: JAKARTA Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Jenderal TNI (Purn) Wiranto, S.H. menyurati Menteri Perhubungan untuk berkordinasi dalam pengelolaan pelabuhan Tanjung Priok dalam rangka memperbaiki penilaian Joint War Commitee (JWC) sebagai Zona Rawan Perang (War Risk). Surat No. B-116/Menko/Polhukam /D-IV/HN.01.1/8/2016 tertanggal 16 Agustus 2016 tersebut dilayangkan dengan merujuk kepada Surat INSA No. DPP-SRT-III/16/0135 tertanggal 18 Maret Saat itu, INSA meminta agar Menko Polhukam mengajukan surat resmi untuk menghapus Indonesia dari daftar pengecualian resiko perang. Dalam surat yang ditembuskan kepada Presiden dan Wakil Presiden tersebut, Menko Polhukam mengingatkan ketatnya persaingan serta tuntutan pengguna pelabuhan laut dan pentingnya untuk terus meningkatkan perekonomian negara. Untuk itu, Menko Maritime dan Sumber daya merekomendasikan: 1. Mengadakan koordinasi terhadap semua pihak yang berada di wilayah pelabuhan Tanjung Priok untuk menetapkan SOP yang berlaku sehingga pelabuhan Tanjung Priok dapat menjadi pelabuhan dengan standard internasional. 2. Mengadakan koordinasi dengan instansi lainnya tentang keamanan dan ketertiban pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan terbesar di Indonesia yang berada di ibu kota negara sebagai tolok ukur kondisi Indonesia secara keseluruhan. 3. Menjamin kehadiran institusi negara di seluruh wilayah Indonesia, terutama di pelabuhan Tanjung Priok (sebagai regulator) dan tidak melepaskan sepenuhnya tanggung jawab kepada pengelolaan swasta maupun pihak lain. Seperti diketahui, pada April tahun ini, Indonesian National Shipowners Association (INSA) melayangkan surat kepada Joint War Committee (JWC) London menyusul masih masuknya Pelabuhan Jakarta ke dalam daftar pelabuhan berisiko perang (war risk). Berdasarkan Hull War, Piracy, Terrorism and Related Perils Listed Areas No. JWLA / 022 tertanggal 10 Desember 2015, pelabuhan Jakarta, masih termasuk dalam pengecualian dari risiko perang tersebut. Implikasi negatif dari masuknya Indonesia ke dalam daftar JWC tersebut adalah adanya biaya tambahan premi yang dibebankan pihak asuransi kepada kapal yang akan mengunjungi pelabuhan yang ada di dalam daftar tersebut. Kondisi ini tidak bisa dibiarkan. Jika masalah ini tidak segera diatasi, visi untuk mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia sulit dicapai, kata Wakil Ketua Umum INSA Djoni Sutji.

3 TERAS INSA 3 Kunjungi Media Indonesia, INSA Paparkan Masalah Pelayaran JAKARTA Jajaran Dewan Pengurus Pusat Indonesian National Shipowners Association (INSA) berkunjung ke Media Indonesia, beberapa waktu lalu. Pengurus INSA yang hadir adalah Ketua Umum INSA Johnson W. Sutjipto didampingi Sekretaris Umum Lolok Sujatmiko. Sedangkan tim Media Indonesia Group antara lain Direktur Pengembangan Bisnis Shanty Nurpatria, Deputy News Director Gaudensius Suhardi, Account Manager Bambang Irianto, Senior Editor Metro TV Khudori, Publishing Services Division Edwin Tandayu, Marketing Support Manager Yudi Pratetio. Pada kesempatan itu, Ketua Umum INSA Johnson W. Sutjipto mengatakan kondisi angkutan laut di Indonesia sedang menghadapi tantangan yang tidak ringan setelah terjadinya pelambatan ekonomi dunia yang cukup signifikan sehingga berdampak terhadap ekonomi nasional. Dia menggambarkan sejumlah perusahaan pelayaran raksasa global mengalami penurunan keuntungan secara signifikan selama periode tahun 2015 dan Penurunannya cukup signifikan. Sebagian besar mengalami kerugian karena pelambatan ekonomi global. Terakhir, Hanjin juga tidak kuat menghadapi tekanan akibat krisis yang terjadi, ujarnya. Dia memperkirakan, sekitar % dari unit kapal berbendera Merah Putih saat ini parkir tidak bekerja di sejumlah tempat karena muatan yang tidak tersedia atau ketersediaan pekerjaan yang sangat terbatas. Kapal-kapal tersebut terutama jenis tug and barge yang populasinya saat ini lebih dari pasang kapal. Kondisi ini terjadi karena perdagangan komoditas tambang sedang lesu, terutama komoditas batubara, yang ditambah dengan adanya kebijakan moratorium pelayaran ke Fhilipina, dan kondisi pangsa dalam negeri yang stagnan. Pasar utama angkutan batu bara dalam negeri adalah PT PLN (Persero). Akan tetapi hingga kini, kemampuan BUMN listrik dalam menyerap batu bara stagnan seiring dengan belum bertambahnya PLTU dari proyek MW. Sementara ekspor batu bara juga lesu karena permintaan dari China yang menurun sehingga perlu tangan Pemerintah untuk menolongnya, katanya. Sejumlah masalah yang dihadapi antara lain masalah kebijakan di bidang pelayaran yang belum setara sebagaimana kelaziman dunia internasional, masalah perpajakan yang semakin berat, pembiayaan berbunga rendah yang sulit di dapatkan di dalam negeri serta biaya-biaya yang melambung tinggi karena adanya aturan mengenai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Pos PNBP maupun tarifnya naik secara signifikan, bahkan sebagian ada yang naik hingga 1.000%. Ini menambah beban berat industri pelayaran. kata Johnson. (*)

4 BERITA FOTO 4 Pengurus DPP INSA dan Jetro Singapura foto bersama seusai diskusi di Kantor DPP INSA. Pengurus INCAFO Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) saat berkunjung ke kantor DPP INSA, baru-baru ini. Hiendra Soenjoto, Wakil Ketua Umum DPP INSA (ketiga dari kiri) mendengarkan penjelasan Ketua Umum INSA Johnson W. Sutjipto dalam Rapat Pengurus DPP INSA, belum lama ini. Wakil Ketua Umum INSA Paulis A. Djohan dan Djoni Sutji hadir pada Marine Tech 2016 pada September 2016, di Changwon Conventional Center, Korea Selatan dimana INSA sebagai peserta. Suasana rapat di Kementerian Perhubungan yang dihadiri pengurus DPP INSA. Ketua Umum INSA Johnson W Sutjipto dan wakil Ketua Umum INSA Paulis A. Djohan hadir dalam Indonesia Bisnis Forum di Shanghai China dalam rangka menjaring investor ke Indonesia oleh Presiden Joko Widodo di sela sela acara G-20.

5 BERITA FOTO 5 Ketua Umum INSA Johnson W. Sutjipto serahkan cendera mata kepada pembicara INSA Networking 2016 Pengurus dan anggota INSA foto bersama di depan Stand INSA pada Infrastruktur dan Transportasi Expo 2016 Hiendra Soenjoto, Wakil Ketua Umum DPP INSA (ketiga dari kiri) mendengarkan penjelasan Ketua Umum INSA Johnson W. Sutjipto dalam Rapat Pengurus DPP INSA, belum lama ini. Pengurus DPP INSA dan American Bureau of Shipping (ABS) melakukan pertemuan yang membahas sejumlah isu bidang perkapalan. Pengurus DPP INSA hadir dalam Fine Tuning Regulasi Logistik 2016 yang diselenggarakan Bank Indonesia (BI). Stand pameran INSA pada Infrastruktur dan Transportasi Expo 2016 di Smesco Building, Jakarta, diramaikan para pengunjung, baik anggota, stakeholders maupun masyarakat umum. REDAKSI INFO INSA Wisma BSG, Lantai 3A #M04-05 Jl. Abdul Muis No.40 Jakarta Pusat, Indonesia P: F: sekretariat@dppinsa.com. Website:

6 BERITA 6 INSA Bawa Isu Water Ballast dan Pembajakan Pada Forum AMTWG Atas kondisi itu, asosiasi penggusaha pelayaran se-asean yang tergabung ke dalam FASA (Federation of ASEAN Shipowners Association) mengajukan satu proposal yang diberi nama ASEAN Regional Water Ballast Management Strategy yakni sebuah kondisi perairan laut dan sistem ekologi sepanjang perairan ASEAN adalah satu kesatuan dan memilki kesamaan (Similar Water & Similar Ecology). Tahun depan, IMO akan Menerapkan Water Ballast Management System JAKARTA Indonesian National Shipowners Association (INSA) memberikan masukan kepada Pemerintah c.q Kementerian Perhubungan dalam rangka menghadiri 32nd ASEAN Maritime Transport Working Group (AMTWG) tahun 2016 pada 14 September 2016 di Filipina. Pada pertemuan tersebut, INSA memberikan masukan melalui Kemenhub terhadap dua isu penting yakni masalah Water Ballast Management System dan Pembajakan di Laut Sulu, Filipina. Keduanya adalah isu krusial yang kami usulkan untuk disampaikan pada forum tersebut melalui Kementerian Perhubungan, kata Wakil Ketua Umum INSA Djoni Sutji. Terhadap masalah Water Ballast Management System, INSA menjelaskan bahwa Indonesia sudah meratifisikasi Konvensi Internasional untuk Pengendalian dan Manajemen Air Ballast dan Sedimen dari Kapal, 2004, berdasarkan Peraturan Presiden No.132 tahun Hingga September tahun 2016, jumlah negara yang meratifikasi konvensi tersebut sudah memenuhi ketentuan International Maritime Organization (IMO) sehingga pada tahun depan dapat dilaksanakan secara penuh. Di sisi lain, hingga saat ini, Standard Water Ballast Management System antara IMO dan USCG berbeda bahkan belum ada Water Ballast Management System yang diakui USCG. Kondisi ini menyebabkan pemilik kapal menjadi binggung dalam menerapkannya, terlebih untuk memasang peralatannya, membutuhkan waktu cukup lama dan biaya tambahan. Untuk itu, INSA meminta agar Kementerian Perhubungan untuk menyampaikan dukungannya terhadap konsep proposal FASA dengan turut serta menjadi bagian dari tim penelitian (research) yang dilaksanakan negara anggota ASEAN. Dengan konsep ini, kapal yang beroperasi di lingkungan ASEAN dapat dikecualikan dari keharusan menggunakan teknologi Water Ballast Management yang persyaratkan IMO. Sementara itu, mengenai meningkatnya intensitas pembajakan terhadap kapal negara anggota ASEAN, khususnya kapal asal Indonesia, yang melintasi perairan Sulu, Filipina, INSA mengusulkan agar Kemenhub menyampaikan dukungannya terhadap program patroli bersama dan latihan gabungan antara Malaysia, Indonesia dan Filipina untuk memerangi pelaku pembajakan kapal sehingga kapal-kapal yang melintasi Laut Sulu, Filipina lebih aman dan selamat. Sebab, tiga Menteri Pertahanan yakni Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Malaysia dan Filipina melakukan pertemuan di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC), Selasa (2/8/2016) yang menghasilkan sejumlah kesepakatan, salah satunya akan mengintensifkan patroli maritim bersama oleh ketiga negara tersebut. (*)

7 BERITA 7 PM No.61 tahun 2014 tentang Klass Kapal Berbendera Indonesia Belum Perlu Direvisi Oleh karena itu, revisi PM Perhubungan No.61 tahun 2014 tidak diperlukan lagi karena aturan itu sudah sesuai UU, kata Johnson. Meskipun demikian, katanya, INSA mendukung dan turut mendorong agar badan klasifikasi nasional, dalam hal ini, PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) agar dapat menjadi anggota International Association of Classification Society (IACS). Tujuannya supaya badan klass nasional tidak kalah bersaing dengan badan klass luar negeri dalam melaksanakan tugasnya terhadap kapal nasional, katanya. JAKARTA Indonesian National Shipowners Association (INSA) menegaskan Pemerintah belum perlu merevisi Peraturan Menteri Perhubungan No.61 tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan No.7 tahun 2013 tentang Kewajiban Klasifikasi bagi Kapal Berbendera Indonesia pada Badan Klasifikasi. Ketua Umum INSA Johnson W. Sutjipto mengatakan PM Perhubungan No.61 tahun 2014 yang saat ini menjadi landasan dalam mengatur bidang klasifikasi di Indonesia sudah relatif lebih baik dibandingkan dengan peraturan sebelumnya. Dia menjelaskan terbitnya PM Perhubungan tersebut karena PM Perhubungan No.7 tahun 2013 pasal 2 ayat 2 mengatur adanya kewajiban bagi kapal-kapal berbendera Indonesia untuk diklasifikasikan pada satu badan klass nasional. Pasal tersebut bertentangan dengan UU 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran khususnya pasal 129 tentang kewajiban klasifikasi bagi kapal berbendera Indonesia, maupun dengan kelaziman dunia internasional. Selain itu, pasal 2 ayat 2 PM Perhubungan No.7 tahun 2013 juga mengatur adanya kebijakan dual class antara badan klasifikasi nasional yang belum diakui IACS dengan badan klasifikasi asing yang diakui IACS. Kondisi itu sangat memberatkan industri pelayaran nasional karena menambah biaya, waktu dan birokrasi baru. Keduanya memiliki perbedaan dalam standard dan pemahaman serta interpretasi aturan aturan yang menyebabkan pelaksanaan surveynya dilakukan oleh surveyor dari masing masing badan klasifikasi. Untuk diketahui, UU No.17 tahun 2008 tentang Pelayaran pasal 129 ayat 1 menyatakan kapal berdasarkan jenis dan ukuran tertentu wajib diklasifikasikan pada badan klasifikasi untuk keperluan persyaratan keselamatan. Sedangkan ayat 2 menyatakan badan klasifikasi nasional atau badan klasifikasi asing dapat ditunjuk melaksanakan pemeriksaan dan pengujian terhadap kapal untuk memenuhi persyaratan keselamatan kapal. Menurut PM Perhubungan No.61 tahun 2014, badan klasifikasi asing yang diakui Pemerintah adalah: a. American Bureau of Shipping (ABS). b. Bureau Veritas (BV). c. China Classification Society (CCS). d. Croatian Register of Sttipping (CRS). e. Det Norske Veritas (DNV). f. Germanischer Lloyd (GL). g. Indian Register of Shipping (IRS). h. Korean Register of Shipping (KR). i. Lloyd's Register (LR). j. Nippon Kaiji Kgokai (NK/Class NK). k. Polish Register of Sttipping (PRS); l. Registro ltaliano Navale (RINA); dan m. Russian Maritime Register of Shipping (RS). (*)

8 INFORMASI 8 RI Sahkan Konvensi Marine Labour 2006 JAKARTA - DPR RI mengesahkan Rancangan Undang-Undang tentang Konvensi Internasional mengenai Ketenagakerjaan Maritim 2006 (Maritime Labour Convention, 2006). Pengesahan ditandai dengan persetujuan seluruh fraksi DPR dan anggota Dewan secara aklamasi dalam Rapat Paripurna DPR RI ke-6 masa sidang pada Kamis (8/9). Rapat dipimpin Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan. "Apakah RUU tentang pengesaha Maritime Labour Convention, 2006 dapat disetujui menjadi undangundang," tanya Taufik kepada seluruh anggota Dewan di ruang sidang paripurna Gedung Nusantara II, serentak dewan menjawab "setuju" dan ketukan palu menjadi penanda pengesahan UU tersebut. Sebelumnya Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf melaporkan, dalam menjalankan tugas pembahasan RUU tentang Pengesahan Konvensi Internasional mengenai Ketenagakerjaan Maritim 2006, Komisi IX telah melakukan RDPU dan Raker. Sebelumnya Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf melaporkan, dalam menjalankan tugas pembahasan RUU tentang Pengesahan Konvensi Internasional mengenai Ketenagakerjaan Maritim 2006, Komisi IX telah melakukan RDPU dan Raker. Dia melaporkan, Rapat Dengar Pendapat Umum dengan pakar tenaga kerja maritim digelar pada 25 Agustus "RDPU ini dilaksanakan untuk mendapatkan masukan dan pemahaman yang jelas mengenai hal-hal apa saja yang diatur di dalam RUU tentang Konvensi Internasional mengenai Ketenagakerjaan Maritim 2006," jelas Dede. Adapun rapat kerja dengan pemerintah, yaitu Kementerian Luar Negeri, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum & HAM, Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Perhubungan dilakukan pada 5 September (*) I N S A Indonesian National Shipowners Association MERAH PUTIH PASTI BISA HAPPY ISLAMIC NEW YEAR 1 MUHARAM 1438 H

2014, No Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2002 tentang Perkapalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 95, Tambahan Lemba

2014, No Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2002 tentang Perkapalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 95, Tambahan Lemba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1818, 2014 KEMENHUB. Klasifikasi. Kapal. Indonesia. Kewajiban. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 61 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.282, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Kapal Berbendera Indonesia. Kewajiban Klasifikasi. Badan Klasifikasi.

BERITA NEGARA. No.282, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Kapal Berbendera Indonesia. Kewajiban Klasifikasi. Badan Klasifikasi. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.282, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Kapal Berbendera Indonesia. Kewajiban Klasifikasi. Badan Klasifikasi. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 7

Lebih terperinci

KEWAJIBANKLASIFIKASIBAGIKAPALBERBENDERAINDONESIA PADABADANKLASIFIKASI

KEWAJIBANKLASIFIKASIBAGIKAPALBERBENDERAINDONESIA PADABADANKLASIFIKASI I~! MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEWAJIBANKLASIFIKASIBAGIKAPALBERBENDERAINDONESIA PADABADANKLASIFIKASI bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 129 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM 7 TAHUN 2OI3 TENTANG KEWAJIBAN KLASIFIKASI BAGI KAPAL BERBENDERA INDONESIA PADA BADAN KLASIFIKASI

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM 7 TAHUN 2OI3 TENTANG KEWAJIBAN KLASIFIKASI BAGI KAPAL BERBENDERA INDONESIA PADA BADAN KLASIFIKASI i'enteri PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM 7 TAHUN 2OI3 TENTANG KEWAJIBAN KLASIFIKASI BAGI KAPAL BERBENDERA INDONESIA PADA BADAN KLASIFIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

INSA. Hubla Tegaskan Dua Asosiasi Pelayaran Sebagai Mitra Kerja INFORMASI PASTI BISA MERAH PUTIH. Untuk Kejayaan Pelayaran Nasional

INSA. Hubla Tegaskan Dua Asosiasi Pelayaran Sebagai Mitra Kerja INFORMASI PASTI BISA MERAH PUTIH. Untuk Kejayaan Pelayaran Nasional INFORMASI INSA Untuk Kejayaan Pelayaran Nasional MERAH PUTIH PASTI BISA DITERBITKAN : DPP INSA PERIODE 2015-2019 PENANGGUNGJAWAB : DPH INSA PERIODE 2015-2019 EDISI : 010/VIII/2016, AGUSTUS 2016 Hubla Tegaskan

Lebih terperinci

INSA Dorong Revisi Peraturan Pembatasan Usia Kapal Impor

INSA Dorong Revisi Peraturan Pembatasan Usia Kapal Impor INFORMASI INSA Untuk Kejayaan Pelayaran Nasional MERAH PUTIH PASTI BISA DITERBITKAN : DPP INSA PERIODE 2015-2019 PENANGGUNGJAWAB : DPH INSA PERIODE 2015-2019 NO/EDISI : 008/V/2016/ MEI 2016 INSA Dorong

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2006 TENTANG MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2006 TENTANG KEWAJIBAN BAGI KAPAL BERBENDERA INDONESIA UNTUK MASUK KLAS PADA BIRO KLASIFIKASI INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

INFORMASI INSA. Sudah Sekitar 30% Kapal Niaga Nasional Kini Menganggur. Rapat Akhir Tahun INSA 2016 Sebagai Tahun Sulit PASTI BISA MERAH PUTIH

INFORMASI INSA. Sudah Sekitar 30% Kapal Niaga Nasional Kini Menganggur. Rapat Akhir Tahun INSA 2016 Sebagai Tahun Sulit PASTI BISA MERAH PUTIH INFORMASI INSA Untuk Kejayaan Pelayaran Nasional MERAH PUTIH PASTI BISA DITERBITKAN : DPP INSA PENANGGUNGJAWAB : DPH INSA EDISI : 014/XII/2016, Desember 2016 Rapat Akhir Tahun INSA 2016 Sebagai Tahun Sulit

Lebih terperinci

Oleh. Capt. Purnama S. Meliala, MM

Oleh. Capt. Purnama S. Meliala, MM Oleh. Capt. Purnama S. Meliala, MM Data & Fakta Jumlah kapal niaga internasional maupun domestik mencapai 11.300 unit, atau naik sekitar 80 persen dibandingkan dengan posisi Maret 2005 Data Indonesia National

Lebih terperinci

Kapal yang telah lulus uji kelas akan teregistrasi

Kapal yang telah lulus uji kelas akan teregistrasi A.A. B. Dinariyana Jurusan TkikSi Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan ITS Surabaya 2011 Biro Klasifikasi adalah badan teknik yang melakukan kegiatan kegiatan: kegiatan: Pengawasan baik

Lebih terperinci

Keberadaan Pasal 5 bertentangan dengan prinsip dan tujuan dibuatnya peraturan itu sendiri sehingga harus direvisi

Keberadaan Pasal 5 bertentangan dengan prinsip dan tujuan dibuatnya peraturan itu sendiri sehingga harus direvisi INFORMASI INSA DITERBITKAN Untuk Kejayaan Pelayaran Nasional MERAH PUTIH PASTI BISA : DEWAN PENGURUS PUSAT INSA PENANGGUNGJAWAB : DEWAN PENGURUS HARIAN INSA EDISI : 27/XII/2017, DESEMBER 2017 Revisi Permendag

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT GEDUNG KARYA LANTAI 12 S.D 17

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT GEDUNG KARYA LANTAI 12 S.D 17 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT GEDUNG KARYA LANTAI 12 S.D 17 JL. MEDAN MERDEKA BARAT No. 8 1 TEL : 3811308, 3505006, 38 13269, 34470171 TLX : 3844492, 3458540 3842440 JAKARTA-10110

Lebih terperinci

INSA Usul Perbaiki Struktur Pajak Angkutan Laut LN

INSA Usul Perbaiki Struktur Pajak Angkutan Laut LN INFORMASI INSA DITERBITKAN Untuk Kejayaan Pelayaran Nasional MERAH PUTIH PASTI BISA : DEWAN PENGURUS PUSAT INSA PENANGGUNGJAWAB : DEWAN PENGURUS HARIAN INSA EDISI : 29/II/2018, FEBRUARI 2018 n Sukseskan

Lebih terperinci

INFORMASI INSA. Outlook Angkutan Laut Pelayaran 2015 Memprihatinkan PASTI BISA MERAH PUTIH. Untuk Kejayaan Pelayaran Nasional

INFORMASI INSA. Outlook Angkutan Laut Pelayaran 2015 Memprihatinkan PASTI BISA MERAH PUTIH. Untuk Kejayaan Pelayaran Nasional INFORMASI INSA Untuk Kejayaan Pelayaran Nasional MERAH PUTIH PASTI BISA DITERBITKAN : DPP INSA PENANGGUNGJAWAB : DPH INSA EDISI : 003/XII/2015, Desember 2015 Outlook Angkutan Laut Pelayaran 2015 Memprihatinkan

Lebih terperinci

INSA. Pemerintah Akui Keberadaan Organisasi INSA dan P3N2I INFORMASI PASTI BISA MERAH PUTIH. Untuk Kejayaan Pelayaran Nasional

INSA. Pemerintah Akui Keberadaan Organisasi INSA dan P3N2I INFORMASI PASTI BISA MERAH PUTIH. Untuk Kejayaan Pelayaran Nasional INFORMASI INSA Untuk Kejayaan Pelayaran Nasional MERAH PUTIH PASTI BISA DITERBITKAN : DPP INSA PERIODE 2015-2019 PENANGGUNGJAWAB : DPH INSA PERIODE 2015-2019 EDISI : 009/VI/I2016, JULI 2016 Pemerintah

Lebih terperinci

PN Jakarta Sahkan Johnson Ketua Umum INSA

PN Jakarta Sahkan Johnson Ketua Umum INSA INFORMASI INSA Untuk Kejayaan Pelayaran Nasional MERAH PUTIH PASTI BISA DITERBITKAN : DPP INSA PERIODE 2015-2019 PENANGGUNGJAWAB : DPH INSA PERIODE 2015-2019 EDISI : 009/VI/2016, JUNI 2016 PN Jakarta Sahkan

Lebih terperinci

Kedua, kemudahan usaha dan pengurangan beban biaya penyedia jasa logistik nasional melalui 11 program yakni :

Kedua, kemudahan usaha dan pengurangan beban biaya penyedia jasa logistik nasional melalui 11 program yakni : INFORMASI INSA Untuk Kejayaan Pelayaran Nasional MERAH PUTIH PASTI BISA DITERBITKAN : DPP INSA PENANGGUNGJAWAB : DPH INSA EDISI : 15/I/2017, Januari 2017 Paket XV tentang Deregulasi Kebijakan Ekonomi INSA

Lebih terperinci

TENTANG MENTERI PERHUBUNGAN.

TENTANG MENTERI PERHUBUNGAN. trpo 'rf * ''-'.."l{#il. r:.,., r:: ij''.. TY1ENTERI PERHUBUNGAN REPUBLTK INDONESIA PERATIIRAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2006 TENTANG KEWAJIBAN BAGI KAPAL BERBENDERA INDONESIA UNTUK MASUK

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI KEMENTERIAN PERTAHANAN, KEMENTERIAN LUAR NEGERI, KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, TENTARA NASIONAL INDONESIA, BADAN INTELIJEN NEGARA, DEWAN KETAHANAN NASIONAL, LEMBAGA

Lebih terperinci

INFORMASI INSA. Angkutan Perintis 2016 Swasta Perlu Kepastian Berusaha PASTI BISA MERAH PUTIH. Untuk Kejayaan Pelayaran Nasional

INFORMASI INSA. Angkutan Perintis 2016 Swasta Perlu Kepastian Berusaha PASTI BISA MERAH PUTIH. Untuk Kejayaan Pelayaran Nasional INFORMASI INSA Untuk Kejayaan Pelayaran Nasional MERAH PUTIH PASTI BISA DITERBITKAN : DPP INSA PENANGGUNGJAWAB : DPH INSA EDISI : 004/I/2016, Januari 2016 Angkutan Perintis 2016 Swasta Perlu Kepastian

Lebih terperinci

INSA. INSA Layangkan Protes ke JWC (Joint War Committee) London INFORMASI PASTI BISA. Pelabuhan Jakarta Masuk War Risk

INSA. INSA Layangkan Protes ke JWC (Joint War Committee) London INFORMASI PASTI BISA. Pelabuhan Jakarta Masuk War Risk INSA Untuk Kejayaan Pelayaran Nasional MERAH PUTIH PASTI BISA DITERBITKAN : DPP INSA PERIODE 2015-2019 PENANGGUNGJAWAB : DPH INSA PERIODE 2015-2019 EDISI : 007/IV/2016, APRIL 2016 Pelabuhan Jakarta Masuk

Lebih terperinci

Pengurus INSA Dilantik

Pengurus INSA Dilantik INFORMASI INSA Untuk Kejayaan Pelayaran Nasional DITERBITKAN PENANGGUNGJAWAB EDISI MERAH PUTIH PASTI BISA : DPP INSA : DPP INSA : 002/XI/2015, November 2015 Pengurus INSA 2015-2019 Dilantik Jakarta Indonesian

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI KEMENTERIAN PERTAHANAN, KEMENTERIAN LUAR NEGERI, KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, TENTARA NASIONAL INDONESIA, BADAN INTELIJEN NEGARA, DEWAN KETAHANAN NASIONAL, LEMBAGA

Lebih terperinci

insa Indonesia National Shipowners Association.

insa Indonesia National Shipowners Association. insa Indonesia National Shipowners Association. INSA adalah sebuah organisasi sebagai wadah para pengusaha pelayaran yang didirikan pada tahun 1967 dan dikukuhkan melalui surat Keputusan Menteri Maritim

Lebih terperinci

Pemerintah Cabut Syarat Modal Izin Usaha Angkutan Laut

Pemerintah Cabut Syarat Modal Izin Usaha Angkutan Laut INSA Untuk Kejayaan Pelayaran Nasional MERAH PUTIH PASTI BISA DITERBITKAN : DPP INSA PENANGGUNGJAWAB : DPH INSA EDISI : 17/IV2017, APRIL 2017 Pemerintah Cabut Syarat Modal Izin Usaha Angkutan Laut JAKARTA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 2003, 2015 KEMENHUB. Pemberian. Izin. Kapal Asing. Kegiatan. Angkutan Laut. Dalam Negeri. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 200 TAHUN

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PEMBERDAYAAN INDUSTRI PELAYARAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PEMBERDAYAAN INDUSTRI PELAYARAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PEMBERDAYAAN INDUSTRI PELAYARAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan kebijakan pemberdayaan industri

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2000 TANGGAL 21 DESEMBER 2000 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2000 TANGGAL 21 DESEMBER 2000 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NO Menimbang : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2000 TANGGAL 21 DESEMBER 2000 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 2000 TENTANG KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS

Lebih terperinci

2017, No logistik guna mengembangkan pertumbuhan ekonomi nasional, perlu menyesuaikan ketentuan permodalan badan usaha di bidang pengusahaan an

2017, No logistik guna mengembangkan pertumbuhan ekonomi nasional, perlu menyesuaikan ketentuan permodalan badan usaha di bidang pengusahaan an No.539, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Kepemilikan Modal Badan Usaha. Pencabutan Persyaratan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 24 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

INFORMASI INSA. Putusan Sela PN Mari Kita Hormati Hukum. Johnson Mengajak Seluruh Anggota INSA Kembali Bersatu. PASTI BISA MERAH PUTIH

INFORMASI INSA. Putusan Sela PN Mari Kita Hormati Hukum. Johnson Mengajak Seluruh Anggota INSA Kembali Bersatu. PASTI BISA MERAH PUTIH INFORMASI INSA Untuk Kejayaan Pelayaran Nasional MERAH PUTIH PASTI BISA DITERBITKAN : DPP INSA PENANGGUNGJAWAB : DPH INSA EDISI : 006/III/2016, MARET 2016 Putusan Sela PN Mari Kita Hormati Hukum Johnson

Lebih terperinci

2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L

2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1867, 2016 KEMENHUB. Pelabuhan Laut. Penyelenggaraan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 146 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak boleh menyimpang dari konfigurasi umum kepulauan. 1 Pengecualian

BAB I PENDAHULUAN. tidak boleh menyimpang dari konfigurasi umum kepulauan. 1 Pengecualian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan Indonesia terkait dengan prinsip Wawasan Nusantara telah membuahkan hasil dengan diakuinya konsep negara kepulauan atau archipelagic state secara

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.805, 2015 DPR. Tata Tertib. Perubahan. PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb Selamat Malam dan Salam sejahtera bagi kita semua

Assalamu alaikum Wr. Wb Selamat Malam dan Salam sejahtera bagi kita semua LAPORAN KOMISI VIII DPR RI ATAS HASIL PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENYANDANG DISABILITAS DISAMPAIKAN PADA RAPAT PARIPURNA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KAMIS, 17 MARET 2016

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI KEMENTERIAN PERTAHANAN, KEMENTERIAN LUAR NEGERI, KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, TENTARA NASIONAL INDONESIA, BADAN INTELIJEN NEGARA, DEWAN KETAHANAN NASIONAL, LEMBAGA

Lebih terperinci

INSA Ajak Anggotanya Tidak Keliru Sikapi SE Dirjen Perla

INSA Ajak Anggotanya Tidak Keliru Sikapi SE Dirjen Perla INFORMASI INSA Untuk Kejayaan Pelayaran Nasional MERAH PUTIH PASTI BISA DITERBITKAN : DPP INSA PENANGGUNGJAWAB : DPH INSA EDISI : 18/V2017, MEI 2017 INSA Ajak Anggotanya Tidak Keliru Sikapi SE Dirjen Perla

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam menghadapi perkembangan keadaan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT. GEDUNG KARYA LANTAI 12 s/d 17

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT. GEDUNG KARYA LANTAI 12 s/d 17 SSSk KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT GEDUNG KARYA LANTAI 12 s/d 17 JL. MEDAN MERDEKA BARAT No. 8 JAKARTA -10110 TEL. : 3811308,3505006,3813269,3447017 3842440 Pst. : 4213,4227,4209,4135

Lebih terperinci

2016, No Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, serta aspirasi Anggota dalam kerangka representasi rakyat; d.

2016, No Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, serta aspirasi Anggota dalam kerangka representasi rakyat; d. No. 1362, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DPR. Tata Tertib. Perubahan. PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2000 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS MENJADI UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG PERLAKUAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS PENYERAHAN JASA KEPELABUHANAN TERTENTU KEPADA PERUSAHAAN ANGKUTAN LAUT YANG MELAKUKAN KEGIATAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1879, 2014 KEMENHUB. Pelabuhan. Terminal. Khusus. Kepentingan Sendiri. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 73 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI KEMENTERIAN PERTAHANAN, KEMENTERIAN LUAR NEGERI, KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, TENTARA NASIONAL INDONESIA, BADAN INTELIJEN NEGARA, DEWAN KETAHANAN NASIONAL, LEMBAGA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG PERLAKUAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS PENYERAHAN JASA KEPELABUHANAN TERTENTU KEPADA PERUSAHAAN ANGKUTAN LAUT YANG MELAKUKAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB DENGAN

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM BADAN LEGISLASI DPR RI DENGAN ASOSIASI PEMILIK PELAYARAN NASIONAL INDONESIA (INSA), ASOSIASI MASKAPAI PENERBANGAN NASIONAL

Lebih terperinci

PROTOCOL TO IMPLEMENT THE SIXTH PACKAGE OF COMMITMENTS UNDER THE ASEAN FRAMEWORK AGREEMENT ON SERVICES

PROTOCOL TO IMPLEMENT THE SIXTH PACKAGE OF COMMITMENTS UNDER THE ASEAN FRAMEWORK AGREEMENT ON SERVICES NASKAH PENJELASAN PROTOCOL TO IMPLEMENT THE SIXTH PACKAGE OF COMMITMENTS UNDER THE ASEAN FRAMEWORK AGREEMENT ON SERVICES (PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN KOMITMEN PAKET KEENAM DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran No.81, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Jasa. Pengurusan Transportasi. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 12 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5568) sebagaimana telah

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5568) sebagaimana telah BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1361, 2016 DPR. Prolegnas. Penyusunan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1401, 2016 KEMENHUB. UPP. Kelas III Tanjung Redeb. Standar Pelayanan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 111 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN

Lebih terperinci

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 567 TAHUN 2018 TENTANG PENETAPAN TERMINAL KHUSUS PARIWISATA MEDANA BAY MARINA DI KECAMATAN TANJUNG, KABUPATEN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 220, 2015 KEUANGAN. PPN. Jasa Kepelabuhanan. Perusahaan Angkutan Laut. Luar Negeri. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5742). PERATURAN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. rahim kedaulatan internal sebuah negara pantai / kepulauan atas territorial laut dan

BAB V PENUTUP. rahim kedaulatan internal sebuah negara pantai / kepulauan atas territorial laut dan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Implementasi asas Cabotage merupakan sebuah prinsip yang lahir dari rahim kedaulatan internal sebuah negara pantai / kepulauan atas territorial laut dan udaranya. Dalam konteks

Lebih terperinci

KAJIAN KEBIJAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS PENYERAHAN JASA KEPELABUHANAN TERTENTU KEPADA PERUSAHAAN ANGKUTAN LAUT YANG MELAKUKAN KEGIATAN ANGKUTAN LAUT LUAR NEGERI Angkutan Laut Luar Negeri memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemanasan global merupakan suatu proses dimana terjadinya peningkatan suhu rata rata atmosfer, laut, dan daratan bumi yang mana telah menjadi permasalahan perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan Barang Kena Pajak maupun pemanfaatan Jasa Kena Pajak. Pengenaan Pajak

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan Barang Kena Pajak maupun pemanfaatan Jasa Kena Pajak. Pengenaan Pajak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak tidak langsung, yang dikenakan atas transaksi penyerahan Barang Kena Pajak maupun pemanfaatan Jasa Kena Pajak.

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

2016, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2 No.1052, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Visa Tinggal Terbatas. Permohonan dan Pemberian. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L No.394, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Terminal Khusus. Terminal untuk Kepentingan Sendiri. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 20 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

KONTROVERSI PERPRES NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

KONTROVERSI PERPRES NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG HUKUM KAJIAN SINGKAT TERHADAP ISU AKTUAL DAN

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Nomor 4152); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

2016, No Republik Indonesia Nomor 4152); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No.1339, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHUB. Penggunaan Kapal Asing. Pemberian Izin. Persyaratan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 100 TAHUN 2016 PM 154 TAHUN

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI RANCANGAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI RANCANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI --------------------------------- RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT PANJA RUU TENTANG KUHP KOMISI III DPR RI DENGAN DIRJEN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN

Lebih terperinci

Rabu, 24 September 2014

Rabu, 24 September 2014 LAPORAN KOMISI III DPR RI TERHADAP PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI Assalamu

Lebih terperinci

PUSAT KAJIAN ADMINISTRASI INTERNASIONAL LAN (2006) 1

PUSAT KAJIAN ADMINISTRASI INTERNASIONAL LAN (2006) 1 ABSTRAK KAJIAN KERJASAMA ANTARA PEMERINTAH INDONESIA, MALAYSIA DAN SINGAPURA DALAM MENANGANI MASALAH KEAMANAN DI SELAT MALAKA Selat Malaka merupakan jalur pelayaran yang masuk dalam wilayah teritorial

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA Lampiran Surat Nomor: Tanggal: PENANGGUNGJAWAB: KEMENTERIAN LUAR NEGERI RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA 2016 2019 NO. A. BATAS MARITIM, RUANG LAUT, DAN DIPLOMASI MARITIM A.1 PERUNDINGAN DAN PENYELESAIAN

Lebih terperinci

SUKSESKAN MARINTEC 2016, INSA-KOMEA TEKEN MOU

SUKSESKAN MARINTEC 2016, INSA-KOMEA TEKEN MOU INFORMASI INSA Untuk Kejayaan Pelayaran Nasional DITERBITKAN PENANGGUNGJAWAB EDISI MERAH PUTIH PASTI BISA : DPP INSA : DPP INSA : 13/XI/II/2016, November 2016 SUKSESKAN MARINTEC 2016, INSA-KOMEA TEKEN

Lebih terperinci

Asuransi Kapal dan P&I (Hull & Machinery and Protection & Indemnity)

Asuransi Kapal dan P&I (Hull & Machinery and Protection & Indemnity) Asuransi Kapal dan P&I (Hull & Machinery and Protection & Indemnity) Asuransi Kapal (Hull & Machinery) Hull & Machinery (H&M) Insurance memberikan jaminan kerusakan atau kerugian terhadap kapal, mesin

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT PANJA KOMISI III DPR-RI DENGAN DIRJEN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM RANGKA PEMBAHASAN DIM RUU TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

Oleh Rangga Prakoso dan Iwan Subarkah

Oleh Rangga Prakoso dan Iwan Subarkah Oleh Rangga Prakoso dan Iwan Subarkah JAKARTA. PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) bersedia mencabut gugatan ke mahkamah arbitrase internasional jika pemerintah memberikan keringanan bea keluar. Kebijakan itu

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya Undang-Undang Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 dari Republik

2018, No Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya Undang-Undang Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 dari Republik LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.39, 2018 KETENAGAKERJAAN. Tenaga Kerja Asing. Penggunaan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.627, 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Kantor Kesyahbandaran. Utama. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 34 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

BAB 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Indonesia memiliki wilayah laut yang sangat luas bahkan Indonesia dijuluki sebagai negara maritim karena wilayah lautnya yang lebih luas dibandingkan wilayah

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA BADAN LEGISLASI DENGAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DALAM RANGKA EVALUASI DAN USULAN PERUBAHAN PROLEGNAS RUU PRIORITAS TAHUN

Lebih terperinci

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas Penyelenggaraan Ibadah Haji, 13 Juli 2010 Selasa, 13 Juli 2010

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas Penyelenggaraan Ibadah Haji, 13 Juli 2010 Selasa, 13 Juli 2010 Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas Penyelenggaraan Ibadah Haji, 13 Juli 2010 Selasa, 13 Juli 2010 SAMBUTAN PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA SIDANG KABINET TERBATAS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

Sri Mulyani jadi Menteri Keuangan

Sri Mulyani jadi Menteri Keuangan Sri Mulyani jadi Menteri Keuangan Rabu, 27 Juli 2016 11:52 WIB 1.995 Views http://www.antaranews.com/berita/575269/sri-mulyani-jadi-menteri-keuangan?utm_source=related_news&utm_medium=related&utm_campaign=news

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI VI DPR RI B I D A N G PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM, BUMN, INVESTASI, BSN DAN KPPU

LAPORAN SINGKAT KOMISI VI DPR RI B I D A N G PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM, BUMN, INVESTASI, BSN DAN KPPU LAPORAN SINGKAT KOMISI VI DPR RI B I D A N G PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM, BUMN, INVESTASI, BSN DAN KPPU Tahun Sidang : 2011-2012 Masa Persidangan : I Rapat ke : 16 Jenis Rapat : Rapat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dan negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia. Hal tersebut membuat negara Indonesia membutuhkan

Lebih terperinci

Memasuki 50 Tahun Hubungan Diplomatik, Indonesia-Singapura Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Senin, 14 November 2016

Memasuki 50 Tahun Hubungan Diplomatik, Indonesia-Singapura Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Senin, 14 November 2016 Memasuki 50 Tahun Hubungan Diplomatik, Indonesia-Singapura Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Senin, 14 November 2016 Pemerintah Indonesia dan Singapura sepakat untuk meningkatkan kerja sama kedua negara di

Lebih terperinci

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 1, Tambahan Lem

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 1, Tambahan Lem BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 272, 2015 KEMENHUB. Keselamatan Pelayaran. Standar. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 20 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KESELAMATAN PELAYARAN DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS SABANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG DEWAN KELAUTAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG DEWAN KELAUTAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG DEWAN KELAUTAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Konvensi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1955, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Dari Dan Ke Kapal. Bongkar Muat. Penyelenggaraan dan Pengusahaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 152 TAHUN

Lebih terperinci

LAPORAN KEMAJUAN M PROGRAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LITBANG IPTEK (PROLIPTEK) TAHUN 2012 (KORIDOR-I)

LAPORAN KEMAJUAN M PROGRAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LITBANG IPTEK (PROLIPTEK) TAHUN 2012 (KORIDOR-I) LAPORAN KEMAJUAN M PROGRAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LITBANG IPTEK (PROLIPTEK) TAHUN 2012 (KORIDOR-I) PEMBERDAYAAN JASA MARITIM BERBASIS PERKAPALAN DI SELAT MALAKA KOORDINATOR PENELITI : KOLONEL INF JEFRI

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PATEN

LAPORAN SINGKAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PATEN LAPORAN SINGKAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PATEN Tahun Sidang : 2015-2016 Masa Persidangan : I Rapat ke : 7 Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) ke-3 Sifat Rapat

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Jaksa Agung Nomor Per-009/A/JA/01/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia sebagaimana telah d

2016, No Peraturan Jaksa Agung Nomor Per-009/A/JA/01/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia sebagaimana telah d BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.126, 2016 KEJAGUNG. Kejaksaan. Organisasi. Pengembangan. Pencabutan. PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER- 030/A/JA/12/2015 TENTANG PENGEMBANGAN ORGANISASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.118, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Penyelenggaraan. Pengusahaan. Angkutan Multimoda. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 8 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, KONSULTASI PUBLIK RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PELAPORAN PERUBAHAN DATA PERIZINAN, BIAYA IZIN, SISTEM STASIUN JARINGAN, DAN DAERAH

Lebih terperinci

2 Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian (Lemb

2 Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian (Lemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.216, 2015 KEMENHUB. Penyelenggara Pelabuhan. Pelabuhan. Komersial. Peningkatan Fungsi. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 23 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

Bab II Tim Evaluasi, Mekanisme Evaluasi, Instrumen Evaluasi, dan Hasil Evaluasi

Bab II Tim Evaluasi, Mekanisme Evaluasi, Instrumen Evaluasi, dan Hasil Evaluasi Bab II Tim Evaluasi, Mekanisme Evaluasi, Instrumen Evaluasi, dan Hasil Evaluasi A. Tim Evaluasi T im Evaluasi ditetapkan dengan Keputusan Deputi Menteri Sekretaris Negara Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

Pelayaran Domestik Membaik

Pelayaran Domestik Membaik INFORMASI INSA DITERBITKAN Untuk Kejayaan Pelayaran Nasional MERAH PUTIH PASTI BISA : DEWAN PENGURUS PUSAT INSA PENANGGUNGJAWAB : DEWAN PENGURUS HARIAN INSA EDISI : 24/XI/2017, NOVEMBER 2017 Pelayaran

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 21/ PER/M.KOMINFO/10/ 2005 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TARIF ATAS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DARI BIAYA SERTIFIKASI DAN PERMOHONAN PENGUJIAN ALAT/PERANGKAT

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat ke Jenis rapat Hari/tanggal P u k u l T e m p a t A c a r a Ketua Rapat Sekretaris Hadir LAPORAN SINGKAT RAPAT KOORDINASI

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mendukung perekonomian

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN

KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN LAPORAN PENELITIAN KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN Oleh: Drs. Simela Victor Muhamad, MSi.

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS JASA KEPELABUHANAN UNTUK ANGKUTAN LAUT JALUR PELAYARAN INTERNASIONAL

KEBIJAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS JASA KEPELABUHANAN UNTUK ANGKUTAN LAUT JALUR PELAYARAN INTERNASIONAL KEBIJAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS JASA KEPELABUHANAN UNTUK ANGKUTAN LAUT JALUR PELAYARAN INTERNASIONAL Latar Belakang Angkutan laut berupa kapal-kapal dalam jalur pelayaran internasional sangat berperan

Lebih terperinci

SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN SUMPAH ANGGOTA DPR RI PENGGANTI ANTAR WAKTU. Kamis, 29 Desember 2011

SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN SUMPAH ANGGOTA DPR RI PENGGANTI ANTAR WAKTU. Kamis, 29 Desember 2011 SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN SUMPAH ANGGOTA DPR RI PENGGANTI ANTAR WAKTU Kamis, 29 Desember 2011 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA 2011 SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG PENGESAHAN ILO CONVENTION NO. 138 CONCERNING MINIMUM AGE FOR ADMISSION TO EMPLOYMENT (KONVENSI ILO MENGENAI USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN

Lebih terperinci

2015, No Antara Pemerintah Dengan Badan Usaha Pelabuhan di Bidang Kepelabuhanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pela

2015, No Antara Pemerintah Dengan Badan Usaha Pelabuhan di Bidang Kepelabuhanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pela No.1639, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Kepelabuhan. Konsesi. Bentuk Kerja Sama. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 166 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS

Lebih terperinci