BADAN STANDARDISASI NASIONAL Jakarta, November 2013
|
|
- Sudomo Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BADAN STANDARDISASI NASIONAL Jakarta, November 2013
2 latar belakang: INFRASTRUKTUR PASAR GLOBAL BIPM Ketertelusuran Pengukuran WTO; OIML Regulasi Penilaian Kesesuaian PASAR GLOBAL Akreditasi ILAC; IAF Standar ISO; IEC; Codex; dll
3 latar belakang: VISI DAN MISI PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL (UU No. 17 tahun 2005) Visi pembangunan jangka panjang nasional : Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur 8 (delapan) misi pembangunan jangka panjang nasional : 1) Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila 2) Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing 3) Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum 4) Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu 5) Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan 6) Mewujudkan Indonesia asri dan lestari 7) Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional 8) Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional.
4 latar Belakang: STANDARDISASI DALAM RPJPN Kelembagaan ekonomi...mendorong pengembangan standardisasi produk dan jasa untuk meningkatkan daya saing IV.1.2.B (9) Pengembangan iptek untuk ekonomi... pengembangan dan penerapan standar mutu IV.1.2.B (12) Dalam rangka memperkuat daya saing perekonomian secara global... sarana dan prasarana fisik (...; prasarana pengukuran, standardisasi, pengujian, dan pengendalian kualitas;...) IV.1.2.B (18) Perdagangan luar negeri yang lebih menguntungkan dan mendukung perekonomian nasional..(b) pengembangan citra, standar produk barang dan jasa nasional yang berkualitas internasional, serta fasilitasi perdagangan internasional yang berdaya saing IV.1.2.B (20) Pembangunan sarana dan prasarana energi dan ketenagalistrikan... (4) pengembangan industri penunjang ketenagalistrikan nasional... termasuk pengembangan standarisasi produk dan sertifikasi kelistrikan nasional IV.1.2.D(32) Catatan: IV.1 Arah Pembangunan Jangka Panjang IV.1.2 Mewujudkan Bangsa yang Berdaya Saing IV.1.2.B. Memperkuat Perekonomian Domestik dengan Orientasi dan Daya Saing Global IV.1.2.D. Sarana dan Prasarana yang Memadai dan Maju
5 latar belakang MP3EI Bersifat komplementer dan terintegrasi dengan RPJPN dan RPJMN untuk mencapai visi pembangunan nasional Indonesia 2025: INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR Dikembangkan dengan pendekatan breakthrough dengan semangat not business as usual : o o o Kolaborasi pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD dan Swasta untuk mencapai visi pembangunan nasional Indonesia 2025 Swasta sebagai pemeran utama dan penting dalam pembangunan ekonomi Pemerintah sebagai regulator (melakukan deregulasi), fasilitator dan katalisator (penyediaan infrastruktur, pemberian insentif fiskal dan non fiskal) Dilaksanakan dengan mengintegrasikan 3 (tiga) elemen utama: o o o Mengembangkan potensi ekonomi di 6 (enam) koridor ekonomi RI Meningkatkan konektivitas nasional yang locally integrated dan globally connected Memperkuat kemampuan SDM dan IPTEK nasional untuk mendukung pengembangan program utama di setiap koridor ekonomi
6 latar belakang STANDARDISASI NASIONAL (PP 102: 2000) STANDARDISASI NASIONAL SNSU PP 102: 2000 [4(4)] Kalibrasi Perumusan dan Penetapan SNI PP 102: 2000 [6-11] Penerapan SNI PP 102: 2000 [12-21] Akreditasi PP 102: 2000 [4(2)] Metrologi Teknik Standar PP 102: 2000 [2] MUTU Sistem Standardisasi Nasional (SSN) PP 102: 2000 [5] Pedoman Standardisasi Nasional (PSN) Pengujian, Sertifikasi, Inspeksi PP 102: 2000 [14] Pengujian untuk mencapai tujuan: PP 102: 2000 [5] PP 102: 2000 [3] meningkatkan perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja, dan masyarakat lainnya baik untuk keselamatan, keamanan,kesehatan maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup; membantu kelancaran perdagangan; mewujudkan persaingan usaha yang sehat dalam perdagangan
7 PRODUSEN latar belakang: STANDARDISASI NASIONAL DAN KONSEP TIGA PILAR INFRASTRUKTUR MUTU KONSUMEN PRODUK AMAN DAN BERMUTU AKREDITASI lembaga sertifikasi STANDARDISASI laboratorium; lembaga inspeksi METROLOGI; KALIBRASI; BAHAN ACUAN PRODUK AMAN DAN BERMUTU
8 PRODUK DAN PROSES dalam NATIONAL VALUE CHAINS latar belakang: KETERLIBATAN BERBAGAI SEKTOR DALAM STANDARDISASI Organisasi internasional panitia teknis perumusan standar standar nasional (sukarela) regulasi teknis Kementrian (regulator) 1 Kementrian (regulator) 2 Kementrian (regulator) Kementrian (regulator) n Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian ISO IEC CAC IEC, ILAC, BIPM persyaratan wajib: kesehatan, keselamatan, keamanan, lingkungan, perlindungan konsumen Notification Authority untuk WTO TBT/SPS Enquiry Point untuk WTO TBT/SPS notifikasi komentar pertanyaan komentar WTO
9 latar belakang: KERANGKA WAKTU PERANAN STANDARDISASI DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL RPJPN RPJMN 1 RPJMN 2 RPJMN 3 RPJMN MP3EI GENAP SNI China ASEAN FTA AEC APEC FTA Strategi Standardisasi Nasional ?? 2013 mendefinisikan kembali kontribusi sistem standardisasi nasional 2025 pencapaian visi pembangunan nasional
10 Sistematika Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V Pendahuluan Kondisi Umum Visi dan Misi Strategi Standardisasi Nasional Arah, Tahapan, dan Prioritas Strategi Standardisasi Nasional Penutup
11 PERAN MUTU UNTUK PERLINDUNGAN K3LH DAN PENINGKATAN DAYA SAING MUTU KRITERIA Kepatuhan Kesesuaian Kepercayaan PENDEKATAN SISTEMATIK PERLINDUNGAN (K3LH) Konsensus minimal, statik wilayah nasional INFRASTRUKTUR MUTU DAYA SAING kemungkinan terbaik, dinamis pasar: nasional, regional, internasional
12 INSENTIF PERAN INFRASTRUKTUR MUTU DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL area non-regulasi klien (industri, pemerintah) Kebijakan MUTU Nasional INFRASTRUKTUR MUTU NASIONAL area regulasi Kementerian / LPNK standar pengujiian dan analisis untuk produk dan proses inovasi produk dan proses sertifikasi produk PRODUK kalibrasi penilaian kesesuaian (pelanggan) pengukuran, peralatan, asesmen sertifikasi sistem mutu lembaga standardisasi nasional lembaga metrologi nasional laboratorium uji dan kalibrasi lembaga sertifikasi dan lembaga inspeksi lembaga akreditasi nasional REGULASI - kelayakan - dampak - penerapan penilaian kesesuaian (terhadap regulasi) pengawasan pasar metrologi legal inspeksi sertifikat kesesuaian PENGAWASAN, PENEGAKAN HUKUM DAYA SAING, PENINGKATAN MUTU SEKTOR PRODUKTIF PERLINDUNGAN K3LH, WAJIB KONSUMEN, LINGKUNGAN HIDUP
13 PERAN INFRASTRUKTUR MUTU DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL Nilai Tambah: Jaminan Mutu untuk Daya Saing IPTEK LITBANG Lembaga standardisasi nasional standar Pengujian dan analisis untuk produk dan proses Persyararan Minimum: Regulasi Teknis inspeksi kalibrasi Inovasi dalam produk dan proses Sertifikat kesesuaian Metrologi legal Asesmen alat ukur Sertifikasi produk Perlindungan Konsumen Pengawasan pasar Tera Sistem sertifikasi mutu Penilaian Kesesuaian (pelanggan) Penilaian Kesesuaian (regulasi) Lembaga metrologi nasional Laboratorium uji dan kalibrasi Lembaga sertifikasi dan inspeksi Lembaga Akredtasi Industri, Eksportir, Pemerintah, Konsumen
14 KONDISI SAAT INI (kekuatan): o Indonesia telah menjadi anggota dan berperan aktif dalam seluruh organisasi internasional terkait dengan infrastruktur mutu o Indonesia telah menjadi P-members dalam Technical Committe Organisasi Pengembangan Standar di tingkat internasional untuk bidang-bidang yang selaras dengan kepentingan nasional o Indonesia telah memiliki lebih dari 7000 (tujuh ribu) SNI yang dapat digunakan sebagai acuan penetapan persyaratan untuk berbagai sektor dan kepentingan nasional o Sistem akreditasi lembaga penilaian kesesuaian Indonesia telah diakui di tingkat internasional dan regional melalui APLAC /ILAC MRA dan PAC/IAF MLA o Sistem Pengelolaan Standar Nasional Satuan Ukuran Indonesia telah diakui dalam Konvensi Meter melalui CIPM MRA o Sistem penetapan regulasi teknis berbasis standar di Indonesia telah mengacu pada kaidah good regulatory practices o Indonesia telah memiliki jaringan lembaga penilaian kesesuiaian yang telah diakreditasi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia
15 KONDISI SAAT INI (kelemahan): o Partisipasi Indonesia sebagai P-members dalam Technical Committe Organisasi Pengembangan Standar di tingkat internasional belum dimanfaatkan secara optimal untuk mempengaruhi penetapan standar internasional o Mayoritas SNI masih dikembangkan atas inisiatif pemerintah o Prosentase penerapan SNI masih rendah dan mayoritas diterapkan oleh pelaku usaha baru sebagai bentuk kepatuhan terhadap regulasi teknis o Jumlah kemampuan kalibrasi dan pengukuran Sistem Pengelolaan Standar Nasional Satuan Ukuran Indonesia masih relatif rendah dan belum mencakup sistem metrologi kimia yang sangat dibutuhkan o Pemberlakuan regulasi teknis berbasis SNI belum optimal mencapai sasaran pemberlakuannya o Tingkat integritas tanda SNI dan sistem pengawasan pasar masih lemah o Tingkat budaya standar di masyarakat (konsumen dan pelaku usaha) masih relatif rendah o Ruang lingkup lembaga penilaian kesesuaian yang telah diakreditasi belum mampu memenuhi kebutuhan nasional
16 KONDISI SAAT INI (peluang): o Perjanjian pasar tunggal ASEAN, APEC, serta beberapa perjanjian bilateral dan multilateral ASEAN dengan beberapa negara partner (a.l. ASEAN China, ASEAN Australia New Zealand, ASEAN Korea Jepang China, dll) memberikan potensi pasar dan daya beli yang besar bagi produk Indonesia o Luas wilayah dan jumlah penduduk Indonesia memberikan potensi untuk digunakan sebagai basis produksi utama dari berbagai perjanjian pasar tunggal o Kekayaan alam Indonesia berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku pengembangan berbagai sektor industri yang berpotensi menjadi komoditi utama dalam berbagai perjanjian pasar tunggal o Infrastruktur mutu nasional yang kuat dan diakui di tingkat internasional dapat memfasilitasi keberterimaan produk nasional untuk dapat beredar bebas di berbagai kawasan pasar tunggal o Riset berbasis standar dan pengembangan standar berbasis riset berpotensi dapat mendukung infrastruktur mutu nasional dalam melindungi pasar dalam negeri maupun meningkatkan keunggulan kompetitif produk nasional di pasar global
17 KONDISI SAAT INI (tantangan): o Luas wilayah dan jumlah penduduk Indonesia dipandang sebagai pasar utama oleh negara-negara produsen dalam penerapan perjanjian pasar tunggal o Produk impor bermutu rendah banyak beredar di pasar akibat dari perjanjian pasar tunggal yang dapat membahayakan konsumen dan pengembangan industri nasional o Negara-negara produsen yang mendorong perjanjian pasar tunggal telah memiliki infrastruktur mutu nasional yang kuat o Sistem pengawasan pra-pasar dan pengawasan di negara-negara tujuan ekspor komoditas nasional yang ketat, menyulitkan komoditi nasional menembus pasar tujuan ekspor potensial o Sektor industri sebagai kontributor utama GDP Indonesia membutuhkan dukungan infrastruktur mutu yang kuat untuk dapat bersaing di pasar global o Perjanjian pasar tunggal regional maupun global mensyaratkan infrastruktur mutu sebagai perangkat bagi produk nasional untuk dapat beredar di kawasan pasar tunggal o Persyaratan transposisi peraturan perundang-undangan dalam perjanjian pasar tunggal
18 PERANAN STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu Visi nasional Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan Mewujudkan Indonesia asri dan lestari Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional Visi nasional Melindungi kepentingan publik dan lingkungan Meningkatkan kepercayaan pasar Membuka akses pasar global Platform bagi inovasi Menciptakan keunggulan kompetitif kontribusi standardisasi peran efektif standardisasi untuk mendukung daya saing dan kualitas hidup Harapan pemangku kepentingan terhadap standardisasi SNI yang bermutu sesuai dengan kebutuhan stakeholders Budaya standar berbasis Informasi dan kompetensi standardisasi Sistem penerapan standar dan peniaian kesesuaian yang handal dan terpercaya Keluaran kegiatan standardisasi Strategi penguatan standardisasi
19 PENGEMBANGAN STANDARDISASI NASIONAL 2025 VISI: Sistem Standardisasi Nasional mendukung daya saing dan kualitas hidup bangsa MISI: 1. Mewujudkan sistem standardisasi nasional untuk melindungi keselamatan, keamanan, dan kesehatan masyarakat serta kelestarian lingkungan hidup 2. Mewujudkan sistem standardisasi nasional untuk meningkatkan kepercayaan terhadap produk nasional di pasar domestik 3. Mewujudkan sistem standardisasi nasional untuk membuka akses produk nasional ke pasar global 4. Mewujudkan sistem standardisasi nasional sebagai platform sistem inovasi nasional 5. Mewujudkan sistem standardisasi nasional untuk meningkatkan keunggulan kompetitif produk nasional
20 ROADMAP PENCAPAIAN TUJUAN STANDARDISASI NASIONAL 2025 menciptakan keunggulan kompetitif platform bagi inovasi membuka askses pasar produk nasional ke pasar global meningkatkan kepercayaan thd produk nasional di pasardomestik melindungi kepentingan pulik dan lingkungan mendukung daya saing dan kualitas hidup bangsa indonesia bertumpu pada penguatan penguatan penguatan penguatan 2025 pemberlakuan penerapan kemampuan sinergi efisiensi sistem regulasi teknis SNI secara penerapan dengan produksi sukarela standar sistem inovasi nasional berdasarkan negara tujuan nasional kebutuhan ekspor pasar government driven market driven research and industry driven
21 melindungi kepentingan pulik dan lingkungan STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN STANDARDISASI NASIONAL 2025 mendukung daya saing dan kualitas hidup bangsa meningkatkan kepercayaan produk nasional pasar domestik membuka askses produk domestik ke pasar global platform bagi inovasi penguatan sistem penerapan standar menciptakan keunggulan kompetitif visi pengembangan standardisasi nasional (lima) misi pengembangan standardisasi nasional penguatan Sistem Pengembangan SNI penguatan Sistem Akreditasi dan Penilaian Kesesuaian penguatan Sistem Pengelolaan Standar Nasional Satuan Ukuran penguatan penelitian dan kerja sama standardisasi (mutu) penelitian dan pengembangan standardisasi penguatan budaya standar berbasis sistem informasi dan kompetensi standardisasi (mutu) nasional 8 (delapan) program pengembangan standardisasi nasional penguatan infrastruktur Standardisasi (mutu) Nasional penguatan Kebijakan Standardisasi (mutu) Nasional: dasar hukum dan peraturan perundang-undangan
22 RENCANA IMPLEMENTASI STRATEGI STANDARDISASI NASIONAL 2025 Finalisasi strategi standardisasi nasional akan dilaksanakan sampai dengan akhir November 2013 dengan persetujuan BAPPENAS Strategi Standardisasi Nasional memberikan arah pencapaian sasaran kegiatan standardisasi nasional untuk digunakan oleh pemangku kepentingan standardisasi nasional dalam penyusunan kegiatan, sektor prioritas, dan indikator kinerja dalam rencana strategis dan rencana kerja tahunan Transisi implementasi strategi standardisasi nasional dilaksanakan pada tahun 2014 dengan fokus pada penyelesaian transposisi kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 Sinkronisasi program dan kegiatan standardisasi nasional oleh pemangku kepentingan untuk tahun berikutnya dilaksanakan melalui rapat koordinasi pemangku kepentingan standardisasi secara periodik dalam rangkaian kegiatan bulan mutu dan hari standar dunia
23
Renstra Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi BSN Tahun RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN
RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN 2015-2019 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2015 Kata Pengantar Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS KEDEPUTIAN BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN AKREDITASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN
RENCANA STRATEGIS KEDEPUTIAN BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN AKREDITASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN 2015 2019 JAKARTA 2015 Kata Pengantar Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang No. 25 Tahun
Lebih terperinciDaftar Isi. Kata Pengantar... Daftar Isi... BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 6
RENCANA STRATEGIS PUSAT AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI KEDEPUTIAN BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN AKREDITASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN 2015 2019 JAKARTA 2015 Kata Pengantar Dalam rangka
Lebih terperinciBAB III KEBIJAKAN STANDARDISASI MUTU EKSPOR DI INDONESIA DAN DINAMIKANYA TERHADAP EKSPOR PERIKANAN INDONESIA
BAB III KEBIJAKAN STANDARDISASI MUTU EKSPOR DI INDONESIA DAN DINAMIKANYA TERHADAP EKSPOR PERIKANAN INDONESIA Telah disinggung pada bab sebelumnya bahwa kebijakan standardisasi akan menuntut kesungguhan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.691, 2014 BSN. Standardisasi Nasional. Tahun 2015-2025. Strategi. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG STRATEGI STANDARDISASI NASIONAL
Lebih terperinciYuuk..belajar lagi!!!
Yuuk..belajar lagi!!! SUB SISTEM PENERAPAN STANDAR 1. Mendukung terwujudnya jaminan mutu barang, jasa, proses, sistem atau personil sehingga memberi kepercayaan pelanggan 2. menjamin peningkatan produktivitas,
Lebih terperinciSNI DALAM SERTIFIKASI PRODUK
SNI DALAM SERTIFIKASI PRODUK DR. SUNARYA Standar Standar adalah spesifikasi/ketentuan teknis yang disepakati oleh pihak-pihak yang mempengaruhi pasar (produsen, konsumen, ditambah regulator dan para pakar)
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas, daya guna produksi,
Lebih terperinciSTRATEGI STANDARDISASI NASIONAL 2015 2025
DRAFT STRATEGI STANDARDISASI NASIONAL 2015 2025 BADAN STANDARDISASI NASIONAL Jakarta, Oktober 2013 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 PENGANTAR Standardisasi di Indonesia diatur dalam Peraturan Pemerintah RI No. 102
Lebih terperinciSTRATEGI STANDARDISASI NASIONAL
STRATEGI STANDARDISASI NASIONAL 2015 2025 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2014 Katalog Dalam Terbitan (KDT) STRATEGI STANDARDISASI NASIONAL 2015 2025 Jakarta: Badan Standardisasi Nasional Edisi Pertama xv
Lebih terperinciRENCANA INDUK RISET NASIONAL - RIRN
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA RENCANA INDUK RISET NASIONAL - RIRN Tim RIRN Jakarta, 11 Maret 2016 1 1 Latar Belakang Penyusunan Evaluasi Menko PMK menunjukkan bahwa
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 DEPUTI BIDANG PENELITIAN DAN KERJASAMA STANDARDISASI
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 DEPUTI BIDANG PENELITIAN DAN KERJASAMA STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN
Lebih terperinciRANCANGAN RENCANA INDUK RISET NASIONAL
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN RENCANA INDUK RISET NASIONAL 2015-2040 Tim RIRN 2015-2040 Jakarta, 28 Januari 2016 1 1 Latar Belakang Penyusunan Evaluasi
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 199, 2000 BADAN STANDARISASI. Standarisasi Nasional. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciSISTEM STANDARDISASI NASIONAL
SALINAN LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR : 3401/BSN-I/HK.71/11/2001 TANGGAL : 26 November 2001 SISTEM STANDARDISASI NASIONAL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan
Lebih terperinciBADAN STANDARDISASI NASIONAL RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PENELITIAN DAN KERJASAMA STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN
BADAN STANDARDISASI NASIONAL RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PENELITIAN DAN KERJASAMA STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN 2015 2019 JAKARTA 2015 Kata Pengantar Dengan telah ditetapkannya Undang-Undang
Lebih terperinciBab 5 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Bab 5 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran V-1 V-2 V-3 V-4 V-5 V-6 V-7 V-8 V-9 V-10 Gambar 5.1 Keterkaitan Visi RPJPD dengan Visi dan Misi RPJMD V-11 Gambar 5.1 Keterkaitan Misi RPJPD dengan Visi dan Misi RPJMD
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas, daya guna
Lebih terperinciJakarta, 7 Februari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS
Jakarta, 7 Februari 2011 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS Direktif Presiden tentang Penyusunan Masterplan Visi Indonesia 2025 Kedudukan Masterplan dalam Kerangka
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas, daya
Lebih terperinciDEPUTI BIDANG PENELITIAN DAN KERJASAMA STANDARDISASI
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DEPUTI BIDANG PENELITIAN DAN KERJASAMA STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Sebagai salah satu unit eselon I BSN, Deputi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Kondisi Umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Kondisi Umum Badan Standardisasi Nasional (BSN) merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang pertama kali dibentuk dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 13 Tahun 1997
Lebih terperinciPeraturan Pemerintah No. 102 Tahun Tentang : Standardisasi Nasional
Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000 Tentang : Standardisasi Nasional Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas, daya guna produksi, mutu barang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional pasal 13 ayat (2) bahwa pemerintah daerah wajib menyusun
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.732, 2015 BSN. Rencana Strategis. Tahun 2015-2019. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN STANDARDISASI NASIONAL
Lebih terperinciPEMBINAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH MELALUI PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan
2014 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH MELALUI PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL 1 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Standar adalah spesifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tantangan ke depan pembangunan ekonomi Indonesia tidaklah mudah untuk diselesaikan. Dinamika ekonomi domestik dan global mengharuskan Indonesia senantiasa siap terhadap
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA
UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA Disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Dalam acara Rapat Kerja Kementerian Perindustrian tahun
Lebih terperinciSISTEM STANDARDISASI NASIONAL (SSN)
SISTEM STANDARDISASI NASIONAL (SSN) 1 SISTEM STANDARDISASI NASIONAL 1. Tatanan jaringan sarana dan kegiatan standarisasi yang serasi, selaras dan terpadu serta berwawasan nasional. 2. Merupakan dasar dan
Lebih terperinciBAB III STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) 3.1 Peraturan Perundang Undangan Standar Nasional Indonesia (SNI)
BAB III STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) 3.1 Peraturan Perundang Undangan Standar Nasional Indonesia (SNI) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN
Lebih terperinciKelembagaan Metrologi Nasional. - Jakarta, 20 Oktober 2016
Kelembagaan Metrologi Nasional donny@bsn.go.id - Jakarta, 20 Oktober 2016 1 Perjalanan Sejarah Lembaga Pengelola Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU) di Indonesia Stichting Fonds voor de Normalisatie
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1
RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI Revisi 1 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2016 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL
Lebih terperinciNARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas
NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas Sektor industri merupakan salah satu sektor yang mampu mendorong percepatan
Lebih terperinciMenteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional POKOK-POKOK PENJELASAN PERS MENTERI NEGARA PPN/ KEPALA BAPPENAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG
Lebih terperinciImplikasi Regulasi Pendidikan Tinggi. Direktorat Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Mei 2015
Implikasi Regulasi Pendidikan Tinggi Direktorat Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Mei 2015 Agenda Paparan Jati Diri Tujuan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kebijakan Pokok Pembangunan
Lebih terperinci2 global sebagai sarana peningkatan kemampuan ekonomi bangsa Indonesia. Untuk melindungi kepentingan negara dalam menghadapi era globalisasi tersebut
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PERDAGANGAN. Standardisasi. Penilaian Kesesuaian Perumusan. Pemberlakuan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pemerintah
Lebih terperinciPedoman Standardisasi Nasional Nomor 301 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara Wajib
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR : 1 TAHUN 20118.A/PER/BSN/2/2010 TANGGAL : 1 Februari 2011 Pedoman Standardisasi Nasional Nomor 301 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberlakuan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Pemerintah Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG P emerintahan yang baik dan bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) merupakan syarat mutlak bagi setiap penyelenggara negara untuk mewujudkan aspirasi masyarakat
Lebih terperinciCUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG
CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA 2011-2025 A. Latar Belakang Sepanjang
Lebih terperinciSINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI
SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI KEMENTERIAN DALAM NEGERI PERSPEKTIF PEMERINTAHAN JOKOWI DAN JK 2015-2019 ( 9 AGENDA PRIORITAS ) Nomor PRIORITAS 1 Perlindungan
Lebih terperincidaftar isi Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Istilah Nilai-Nilai BSN Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif
iii iv daftar isi v vi vii viii ix x xii Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Istilah Nilai-Nilai BSN Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif 1 BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 2 B. Tugas, Fungsi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 58/Permentan/OT.140/8/ TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 58/Permentan/OT.140/8/2007................... TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,
Lebih terperinciPERAN STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN UNTUK MEMPERKUAT DAYA SAING PRODUK BUMN
PERAN STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN UNTUK MEMPERKUAT DAYA SAING PRODUK BUMN Focus Group Discussion, Kementrian BUMN Jakarta, 30 September 2015 70 Tahun Merdeka Saatnya Percepatan Pencapaian Cita-Cita
Lebih terperinciBADAN STANDARDISASI NASIONAL
PERATURAN KEPALA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 19 ayat (2) Undang-Undang
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN
LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN
Lebih terperinciMendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia
E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN STANDARDISASI NASIONAL. SNI. Pemberlakuan. Pedoman.
No.105, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN STANDARDISASI NASIONAL. SNI. Pemberlakuan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN STANDARDISASI NASIONAL
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pemerintah
Lebih terperinciOLEH: METRAWINDA TUNUS Kepala Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi BSN. Jakarta, 21 Mei 214
OLEH: METRAWINDA TUNUS Kepala Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi BSN Jakarta, 21 Mei 214 TUJUAN STANDARDISASI NASIONAL Meningkatkan perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1991 TENTANG TENTANG STANDAR NASIONAL INDONESIA. Presiden Republik Indonesia,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1991 TENTANG TENTANG STANDAR NASIONAL INDONESIA Presiden Republik Indonesia, Menimbang: a. bahwa dalam rangka peningkatan produktivitas dan daya guna
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 19, 1991 ( EKONOMI. INDUSTRI. PERDAGANGAN Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciPRAKATA. Jakarta, Pebruari 2005 Kepala Badan Standardisasi Nasional. Ir. Iman Sudarwo
PRAKATA Sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945, cita-cita nasional adalah menciptakan berkehidupan kebangsaan yang bebas bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Dalam rangka mencapai
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G STANDARDISASI, PEMBINAAN DAN PENGAWASAN STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG INDUSTRI MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN
RENCANA STRATEGIS PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN 2015-2019 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2015 KATA PENGANTAR Rencana Strategis Pusat Informasi dan Dokumentasi
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA 2017
L LAPORAN KINERJA 2017 BADAN STANDARDISASI NASIONAL Badan Standardisasi Nasional Gedung BPPT I Lt 9-14 Jl. MH. Thamrin No.8, Kebon Sirih, Jakarta Pusat Telp +62 21-3927422 Fax +62 21 3927527 bsn_sni www.bsn.go.id
Lebih terperinciB. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Lebih terperinciPENGEMBANGAN STANDAR NASIONAL INDONESIA DALAM MENDUKUNG PRODUK UNGGULAN DAERAH SULAWESI SELATAN
PENGEMBANGAN STANDAR NASIONAL INDONESIA DALAM MENDUKUNG PRODUK UNGGULAN DAERAH SULAWESI SELATAN Dr. Dra. Zakiyah, MM Kepala Pusat Perumusan Standar-BSN Makassar, 25 Oktober 2017 OUTLINE SEJARAH STANDARDISASI
Lebih terperinciLAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2013 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1
Halaman : 1 090 090.01 090.01.01 3702 3703 3704 3705 3706 3707 3708 3709 3710 3711 3712 3713 3714 3973 090.01.02 3718 090.02 090.02.09 3716 3719 KEMENTERIAN PERDAGANGAN 251.685.124 226.258.680 1.725.984.194
Lebih terperinci2 Mengingat penyelenggaraan kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, hur
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.216, 2014 PERDAGANGAN. Standardisasi. Penilaian Kesesuaian Perumusan. Pemberlakuan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5584) UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciBAHAN MASUKAN PAPARAN DIRJEN PDN PADA LOKAKARYA KAKAO 2013 SESI MATERI: RANTAI TATA NIAGA KAKAO. Jakarta, 18 September 2013
BAHAN MASUKAN PAPARAN DIRJEN PDN PADA LOKAKARYA KAKAO 2013 SESI MATERI: RANTAI TATA NIAGA KAKAO Jakarta, 18 September 2013 Kebijakan Tata Niaga Komoditi MEKANISME PASAR Harga dan ketersediaan barang tergantungpadasupply-demand
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang dua per tiga wilayahnya adalah perairan dan terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persinggahan rute perdagangan dunia.
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012
[Type text] LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 BUKU I: Prioritas Pembangunan, serta Kerangka Ekonomi Makro dan Pembiayaan Pembangunan
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
122 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan di dalam bab-bab sebelumnya mengenai pengaturan pengaturan technical barrier to trade sebagai salah satu perjanjian
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinci2011, No Pedoman Standardisasi Nasional tentang panduan keberterimaan regulasi teknis, standar dan prosedur penilaian kesesuaian untuk produk pe
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.106, 2011 BADAN STANDARDISASI NASIONAL. Pedoman Standardinasi Nasional. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN I. UMUM Untuk mencapai tujuan dibentuknya Pemerintah Negara Republik Indonesia yang diamanatkan
Lebih terperinciKetua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI
PEMBERDAYAAAN KOPERASI & UMKM DALAM RANGKA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT 1) Ir. H. Airlangga Hartarto, MMT., MBA Ketua Komisi VI DPR RI 2) A. Muhajir, SH., MH Anggota Komisi VI DPR RI Disampaikan
Lebih terperinciAKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian
AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.
Lebih terperinciPERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi
PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi Outline 1 Gambaran Umum Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 2 MEA dalam RKP 2014 3 Strategi Daerah dalam Menghadapi MEA 2015 MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) 2015 Masyarakat
Lebih terperinciPENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL Endah Murniningtyas Deputi Bidang SDA dan LH Kementerian PPN/Bappenas Lokakarya Mengarusutamakan Adaptasi Perubahan Iklim dalam Agenda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG P emerintahan yang baik dan bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) merupakan syarat mutlak bagi setiap penyelenggara negara untuk mewujudkan aspirasi masyarakat
Lebih terperinciLaporan Kinerja Tahun 2014
Laporan Kinerja Tahun 2014 Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Akreditasi Badan Standardisasi Nasional Gd. BPPT I Lt. 9-14 Jl. MH. Thamrin, Jakarta Ikhtisar Eksekutif Laporan Kinerja Kedeputian Bidang
Lebih terperinciLAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2014 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1
LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A214 Halaman : 1 9 9.1 9.1.1 372 373 374 375 376 377 378 379 371 3711 3712 3713 3714 3973 5112 9.1.2 3718 9.2 9.2.9 3716 KEMENTERIAN PERDAGANGAN 383.245.165 216.729.74 1.191.665.246
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G STANDARDISASI, PEMBINAAN DAN PENGAWASAN STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG INDUSTRI MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kubu Raya Tahun 2009-2029, bahwa RPJMD
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur
Lebih terperinciLAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2015 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1
LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A215 Halaman : 1 9 9.1 9.1.1 372 373 374 375 376 377 378 379 371 3711 3712 3713 3714 3725 3973 5112 9.1.2 3718 9.2 9.2.9 KEMENTERIAN PERDAGANGAN 439.728.89 276.43.977 1.127.398.698
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPOLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015
POLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015 Dr. Sahat M. Pasaribu Pendahuluan 1. Semua Negara anggota ASEAN semakin menginginkan terwujudnya kelompok masyarakat politik-keamanan,
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG
LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN BADUNG TAHUN 2005-2025 Rincian Rencana Pembangunan Jangka panjang Daerah
Lebih terperinciPEMBELAJARAN - 2 PERTEMUAN KE 4 3 x pertemuan DIKLAT FUNGSIONAL PENERA 2011
PEMBELAJARAN - 2 PERTEMUAN KE 4 3 x pertemuan DIKLAT FUNGSIONAL PENERA 2011 Menimbang : UU No.2/1981 tentang ML a. bahwa untuk melindungi kepentingan umum perlu adanya jaminan dalam kebenaran pengukuran
Lebih terperinciBAB IV KESESUAIAN PENGATURAN PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA SECARA WAJIB DENGAN PENGATURAN TBT DAN GRP
83 BAB IV KESESUAIAN PENGATURAN PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA SECARA WAJIB DENGAN PENGATURAN TBT DAN GRP 4.1 Perbandingan Ketentuan TBT Agreement dengan Peraturan Domestik Indonesia sebagai salah
Lebih terperinci!"!"!#$%"! & ' ((( ( ( )
!"!"!#$%"! & ' ((( ( ( ) *(+(, ( -./ *0$" I. Pendahuluan A. Ciri Umum ILMTA B. Lingkup Industri Binaan Ditjen ILMTA C. Gambaran Umum Perkembangan Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Tahun 2005 s/d 2009
Lebih terperinciLAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2016 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1
LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A216 Halaman : 1 9 9.1 9.1.1 372 373 374 375 376 377 378 379 371 3711 3712 3713 3714 3725 3973 5112 9.1.2 3718 9.2 9.2.9 KEMENTERIAN PERDAGANGAN 474.268.93 28.188.643 1.549.93.158
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.4, 2014 EKONOMI. Pembangunan. Perindustrian. Perencanaan. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492) UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan
Lebih terperinciRPJMN dan RENSTRA BPOM
RPJMN 2015-2019 dan RENSTRA BPOM 2015-2019 Kepala Bagian Renstra dan Organisasi Biro Perencanaan dan Keuangan Jakarta, 18 Juli 2017 1 SISTEMATIKA PENYAJIAN RPJMN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS BPOM 2015-2019
Lebih terperinciRENCANA PEMBANGUNAN INDONESIA KE DEPAN DAN TANTANGANNYA Rabu, 06 Mei 2009
RENCANA PEMBANGUNAN INDONESIA KE DEPAN DAN TANTANGANNYA Rabu, 06 Mei 2009 Gambaran yang lebih jelas tentang arah yang dituju dalam pembangunan Indonesia dapat dibaca dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEINDUSTRIAN. SNI. Industri.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.308, 2009 DEPARTEMEN PEINDUSTRIAN. SNI. Industri. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 86/M-IND/PER/9/2009 TENTANG STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur
Lebih terperinciSTANDARDISASI (STD) Oleh: Gunadi, M.Pd NIP (No HP ) data\:standardisasi_gun 1
STANDARDISASI (STD) Oleh: Gunadi, M.Pd NIP. 19770625 200312 1 002 (No HP. 08121569151) data\:standardisasi_gun 1 REFERENSI Internet SAE Hand Book Volume 1-4 PP No 102 Tahun 2000 tentang SNI UU No. 5 Tahun
Lebih terperinciMENCARI SOLUSI TENGAH SERTIFIKASI HALAL
DISKUSI TENTANG SERTIFIKASI HALAL MENCARI SOLUSI TENGAH SERTIFIKASI HALAL BADAN STANDARDISASI NASIONAL KOMITE AKREDITASI NASIONAL Prinsip Dasar Diskusi sertifikasi halal harus dibebaskan dari konflik kepentingan
Lebih terperinciBerdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)
Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Formulir C LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN IV TAHUN ANGGARAN 2015 Kementerian Koordinator
Lebih terperinciPengembangan SNI. Y Kristianto Widiwardono Pusat Perumusan Standar-BSN
Pengembangan SNI Y Kristianto Widiwardono Pusat Perumusan Standar-BSN Struktur organisasi BSN Kepala Badan Standardisasi Nasional Sekretaris Utama Inspektorat Sekretariat Unit Nasional Korpri BSN Biro
Lebih terperinciBerdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)
Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Formulir C LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN I TAHUN ANGGARAN 2015 Kementerian Koordinator
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA. Tahun 2016 BADAN STANDARDISASI NASIONAL BADAN STANDARDISASI NASIONAL
LAPORAN KINERJA BADAN STANDARDISASI NASIONAL Tahun 2016 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2017 LAPORAN KINERJA BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN 2016 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2017 i DAFTAR ISI Halaman
Lebih terperinci