FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PERBANKAN INDONESIA
|
|
- Devi Jayadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI ISSN: Vol. 15, No. 2, Desember 2013, Hlm http: // FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PERBANKAN INDONESIA FARAH MARGARETHA dan MARSHEILLY PINGKAN ZAI Universitas Trisakti Abstract: This research is performe on order to test the influence of the variable Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Loan (NPL) and Net Interest Margin (NIM) towards Return on Asset (ROA). The population used in this study is Indonesia public Bank in the period of Data analysis with multiple regression. This result of research shows that CAR, LDR, BOPO, NPL and NIM positive significant influence toward ROA in Indoensiapublic Bank. The implication of this study is that the bank s management and investors can improve financial performance with respect to the bank s financial ratios to keep it in the category of healthy banks. Keywords: Return on Asset, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Biaya Operasional/Pendapatan Operasional, Non Performing Loan and Net Interest Margin. Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Loan (NPL)dan Net Interest Margin (NIM) terhadap Return on Asset (ROA). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank yang publik di Indonesia perioda 2007 sampai Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa CAR, LDR, BOPO, NPL dan NIM berpengaruh terhadap ROA pada Bank yang publik. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa manajemen dan investor bank dapat meningkatkan kinerja keuangan sehubungan dengan rasio keuangan bank untuk tetap dalam kategori bank sehat. Kata kunci: Return on asset, capital adequacy ratio, loan to deposit ratio, biaya operasional/ pendapatan operasional, non performing loan dan net interest margin. PENDAHULUAN Evaluasi menyeluruh terhadap kinerja perbankan tahun 2012 dan prospek tahun menunjukkan perekonomian Indonesia tumbuh cukup tinggi dengan inflasi yang tetap terkendali dan rendah. Hal tersebut tertuang dalam Tinjauan Kebijakan Moneter Bank Indonesia, Januari Selanjutnya, kinerja tersebut tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah untuk menjaga stabilitas makro dan momentum pertumbuhan ekonomi nasional ditengah perlambatan ekonomi dunia. 133
2 Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 15, No. 2 Desember 2013 Selama 5 tahun terakhir sistem keuangan dan perbankan menunjukkan kinerja yang positif dengan ketahanan yang tetap terjaga menurut Direktur Biro Riset Info Bank dalam Infobank Vol XXXV, Maret Secara umum risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional, serta risiko likuditas bank masih relatif rendah. Di tengah penyaluran kredit yang tumbuh meningkat, risiko kredit masih terjaga, yang terlihat dari Non Performing Loan (NPL) perbankan sebesar 2,02% yang merupakan NPL terendah yang pernah dialami oleh perbankan nasional, berdasarkan Tinjauan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Kinerja intermediasi perbankan dapat dipertahankan pada tingkat pertumbuhan yang aman bagi perekonomian. Industri perbankan masih memegang peranan terbesar dalam sistem keuangan Indonesia. Pentingnya menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank karena kegiatan utama bank adalah penghimpunan dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan. Oleh karenanya Bank Indonesia menerapkan aturan tentang kesehatan bank. Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku menurut Peraturan Bank Indonesia. Dengan adanya aturan tentang kesehatan bank ini, perbankan diharapkan selalu dalam kondisi sehat sehingga tidak akan merugikan masyarakat yang berhubungan dengan perbankan. Penelitian ini mengacu pada Banik dan Das (2013) yang melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengklasifikasikan bank-bank komersial di Bangladesh dalam satu kategori yang berdasarkan karakteristik finansial dengan menggunakan rasio keuangan dan menganalisis data keuangan dari bank-bank komersial Bangladesh. Pengujian penelitian dengan menggunakan analisa regresi berganda dan menggunakan koefisien korelasi. Penelitiannya menjelaskan pengaruh loan to assets ratio, non performing loan, capital adequacy ratio dan loan to deposit ratio terhadap financial performance yang diukur dengan Retrun on Asset (ROA). Hasil penelitiannya menyatakan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap ROA. Dalam penelitian ini, digunakan analisis rasio profitabilitas sebagai variabel dependen. Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank. Pada umumya ukuran profitabilitas yang digunakan adalah ROA. ROA memfokuskan kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan laba dari pengelolaan aset perusahaan yang dimiliki. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu, pemilihan variabel independen yang digunakan serta periode penelitian. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan variabel yang menurut penelitian sebelumnya paling berpengaruh terhadap kinerja bank. Variabel-variabel tersebut antara lain yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Loan (NPL) dan Net Interest Margin (NIM). Oleh karena itu perlu diuji kembali konsistensi dari variabel-variabel tersebut dalam mempengaruhi kinerja bank khususnya di Indonesia. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penelitian ini difokuskan untuk melihat perbandingan kinerja keuangan dari rasio profitabilitas yaitu ROA terhadap rasio keuangan lainnya seperti CAR yang termasuk rasio solvabilitas, LDR yang termasuk rasio likuiditas, BOPO yang termasuk rasio efisiensi, NPL untuk mengukur risk exposure, serta NIM untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Jumlah bank yang menjadi populasi penelitian ini adalah 33 bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan pengukuran menggunakan laporan keuangan bank periode 5 tahun terakhir yaitu tahun 2007 sampai Modal Bank harus dapat digunakan untuk menjaga kemungkinan timbulnya risiko kerugian sebagai akibat pergerakan aktiva bank 134
3 ISSN: Farah Margaretha/Marsheilly Pingkan Zai sebagai financial intermediary, sedangkan pergerakan pasiva ke arah aktiva akan menimbulkan berbagai resiko, dan peningkatan peranan aktiva bank sebagai penghasil keuntungan harus dijaga. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko dengan kecukupan modal yang dimilikinya. Semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko (Wardiah 2013). Rasio LDR merupakan ukuran likuiditas yang mengukur besarnya dana yang ditempatkan dalam bentuk kredit yang berasal dari dana yang dikumpulkan oleh bank, terutama masyarakat. Apabila hasil pengukuran jauh berada di atas target dan batasnya, berarti tidak tertutup kemungkinan bank akan mengalami kesulitan likuiditas yang pada gilirannya akan menimbulkan tekanan pada pendapatan bank (Dendawijaya 2009). Semakin tinggi LDR maka laba perusahaan semakin meningkat dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kredit dengan efektif, sehingga jumlah kredit macetnya akan kecil. Rasio BOPO sering disebut rasio efisiensi karena digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Setiap peningkatan biaya operasional akan berakibat pada berkurangnya laba sebelum pajak dan akhirnya akan menurunkan laba atau profitabilitas (ROA) bank yang bersangkutan (Dendawijaya 2009). NPL yang tinggi akan memperbesar biaya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba (ROA) yang diperoleh bank (Kasmir 2010). Rasio terakhir yaitu NIM sangat dipengaruhi oleh perubahan suku bunga serta kualitas aktiva produktif. Bank perlu berhati-hati dalam memberikan kredit sehingga kualitas aktiva produktifnya tetap terjaga. Dengan kualitas kredit yang bagus dapat meningkatkan pendapatan bunga bersih sehingga pada akhirnya berpengaruh terhadap laba bank. Pendapatan bunga bersih yang tinggi akan mengakibatkan meningkatnya laba sebelum pajak sehingga ROA pun bertambah (Slamet 2008). Menurut penelitian Widyastuti dan Mandagie (2010), modal bank merupakan engine dari pada kegiatan bank, kalau kapasitas mesinnya terbatas maka sulit bagi bank tersebut untuk meningkatkan kapasitas kegiatan usahanya khususnya dalam penyaluran kredit. CAR di bawah ketentuan Peraturan Bank Indonesia tidak mempunyai peluang untuk memberikan kredit. Namun, kegiatan utama bank adalah menghimpun dana dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit. Dengan CAR yang cukup atau memenuhi kententuan, bank tersebut dapat beroperasi sehingga terciptalah laba. Dengan kata lain semakin tinggi CAR semakin baik kinerja suatu bank. Penyaluran kredit yang optimal, dengan asumsi tidak terjadi macet akan menaikkan laba yang akhirnya akan meningkatkan ROA, karena semakin besar CAR maka ROA yang diperoleh bank semakin besar, karena semakin besar Capital Adequacy Ratio (CAR) maka semakin tinggi kemampuan permodalan bank dalam menjaga kemungkinan timbulnya risiko kerugian kegiatan usahanya, sehingga kinerja bank juga akan meningkat. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Maharidan (2008). Besarnya modal suatu bank, akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian dari Mahardian (2008) serta Widyastuti dan Mandagie (2010) yang menyatakan bahwa rasio CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini mengenai pengaruh CAR terhadap kinerja bank yang diukur dengan ROA adalah sebagai berikut: H1 Rasio CAR berpengaruh positif terhadap ROA 135
4 Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 15, No. 2 Desember 2013 Peningkatan LDR berarti penyaluran dana ke pinjaman semakin besar sehingga laba akan meningkat (Banik dan Das 2013). Peningkatan laba tersebut mengakibatkan kinerja bank yang diukur dengan ROA semakin tinggi. Oleh karena itu pihak manajemen harus dapat mengelola dana yang dihimpun dari masyarakat untuk kemudian disalurkan kembali dalam bentuk kredit (Sudiyatno dan Suroso 2010). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi LDR sampai dengan batas tertentu maka akan semakin banyak dana yang disalurkan dalam bentuk kredit maka akan meningkatkan pendapatan bunga sehingga ROA semakin tinggi. Sesuai dengan teori yang tertuang dalam penelitian Supatra (2007) yaitu peningkatan LDR disebabkan peningkatan dalam pemberian kredit ataupun penarikan dana oleh masyarakat dimana hal ini dapat mempengaruhi likuiditas bank yang berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan masyarakat. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa LDR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian dari Banik dan Das (2013), Sudiyatno dan Suroso (2010) serta Supatra (2007) yang menyatakan bahwa rasio LDR berpengaruh positif terhadap ROA. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini mengenai pengaruh LDR terhadap kinerja bank yang diukur dengan ROA adalah sebagai berikut: H2 Rasio LDR berpengaruh positif terhadap ROA Semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan. Menurut penelitian Mawardi (2005), semakin kecil rasio ini, berarti bahwa kinerja bank semakin baik. Hal ini disebabkan karena tingkat efisiensi bank dalam menjalankan operasinya berpengaruh terhadap pendapatan atau earning yang dihasilkan oleh bank tersebut (Mahardian 2008). Jika kegiatan operasional dilakukan dengan efisien, dalam hal ini nilai rasio BOPO rendah, maka pendapatan yang dihasilkan bank tersebut akan naik (Supatra 2007). Efisiensi operasi rasio BOPO berpengaruh negatif terhadap kinerja perbankan yang diukur dengan ROA sesuai dengan hasil penelitian Sudiyatno dan Suroso (2010), Mawardi (2005), Mahardian (2008) dan Supatra (2007). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini mengenai pengaruh BOPO terhadap kinerja bank yang diukur dengan ROA adalah sebagai berikut: H3 Rasio BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA Pengaruh NPL terhadap ROA didukung dari beberapa penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa NPL mempunyai pengaruh yang negatif terhadap ROA, artinya setiap kenaikan jumlah NPL akan berakibat menurunnya ROA (Mahardian 2008). Hal ini terjadi karena peraturan Bank Indonesia perihal NPL yang mengatur bahwa setiap kenaikan outstanding pinjaman yang diberikan mencakup dengan cadangan aktiva produktif dengan cara mendebet rekening biaya cadangan aktiva produktif dan mengkredit rekening cadangan penghapusan aktiva produktif, sehingga setiap kenaikan outstanding pinjaman yang diberikan akan menambah biaya cadangan aktiva produktif yang pada akhirnya mempengaruhi ROA bank (Supatra 2007). Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian dari Mawardi (2005), Mahardian (2008) dan Supatra (2007) yang menyatakan bahwa rasio NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA.Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini mengenai pengaruh NPL terhadap kinerja bank yang diukur dengan ROA adalah sebagai berikut: H4 Rasio NPL berpengaruh negatif terhadap ROA NIM digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan pendapatan dari bunga dengan melihat kinerja bank dalam menyalurkan kredit, mengingat porsi terbesar pendapatan operasional bank berasal dari selisih bunga dari kredit yang disalurkan dengan simpanan yang diterima (Widyastuti dan Mandagie 2010). Semakin besar NIM menunjukkan semakin efektif bank dalam penem- 136
5 ISSN: Farah Margaretha/Marsheilly Pingkan Zai patan aktiva perusahaan dalam bentuk kredit, sehingga ROA bank akan meningkat. Semakin besar NIM suatu bank maka semakin besar juga ROA yang diperoleh bank tersebut, yang berarti kinerja keuangan bank semakin membaik dan meningkat (Supatra 2007). Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa NIM berpengaruh positif terhadap ROA. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Mawardi (2005), Widyastuti dan Mandagie (2010) serta Supatra (2007) yang menyatakan bahwa NIM berpengaruh positif terhadap ROA. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini mengenai pengaruh NIM terhadap kinerja bank yang diukur dengan ROA adalah sebagai berikut: H5 Rasio NIM berpengaruh positif terhadap ROA METODA PENELITIAN Populasi merujuk pada sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus. Populasi pada penelitian ini adalah Bank Umum Konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007 sampai dengan tahun Adapun sampel penelitian ini diambil setelah memenuhi beberapa kriteria yang berlaku bagi penerapan definisi operasional variabel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling, yaitu sampel yang ditarik dengan menggunakan pertimbangan. Kriteria pemilihan sampel yang akan diteliti adalah 1. Bank yang terdaftar di BEI yang mempunyai laporan keuangan lengkap dan telah dipublikasikan di Bank Indonesia yang diakses dari tahun 2007 sampai tahun 2011 sebanyak 31 bank; 2. Laporan keuangan harus mempunyai tahun buku yang berakhir 31 Desember tiap periode. Data dalam penelitian ini didapat dari data sekunder, yaitu Laporan Pengawasan Perbankan yang dipublikasikan Bank Indonesia, mengingat data keuangan tersebut dinilai valid dan dapat diakses oleh masyarakat luas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah ROA (profitabilitas). Adapun kriteria penilaian berdasarkan kinerja profitabilitas bank pada bank publikdi Bursa Efek Indonesia. Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah CAR, LDR, BOPO, NPL dan NIM. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return on Assets (ROA). ROA didapat dari Perhitungan Rasio Laporan Keuangan tiap Bank yang dilaporakan ke Bank Indonesia. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri Capital Adequacy Ratio (CAR) didapat dari Perhitungan Rasio Laporan Keuangan tiap Bank yang dilaporkan ke Bank Indonesia, Loan to Deposit Ratio (LDR) didapat dari Perhitungan Rasio Laporan Keuangan tiap Bank yang dilaporkan ke Bank Indonesia, Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) didapat dari Perhitungan Rasio Laporan Keuangan tiap Bank yang dilaporakan ke Bank Indonesia, Non Performing Loan (NPL) didapat dari Perhitungan Rasio Laporan Keuangan tiap Bank yang dilaporkan ke Bank Indonesia, Net Interest Margin (NIM) didapat dari Perhitungan Rasio Laporan Keuangan tiap Bank yang dilaporkan ke Bank Indonesia. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Adapun persamaan regresi linera berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: ROA = + CAR + LDR + BOPO + NPL + 5NIM + HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Perbankan Indonesia Operasi bisnis perbankan di Indonesia harus diawasi secara langsung oleh bank sentral. Pengawasan kegiatan operasional bank yang dilakukan Bank Indonesia dimaksudkan agar bank-bank dapat beroperasi dengan menerapkan prinsip kehati-hatian. Pengawasan tersebut sifatnya untuk memberikan perlindungan masyarakat dan menjaga kepercayaan masyarakat 137
6 Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 15, No. 2 Desember 2013 terhadap bisnis perbankan, oleh karena itu prinsip kehati-hatian harus selalu diutamakan (Kasmir 2010). Praktik perbankan di Indonesia yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan nomor 7 tahun 1992 yang telah disempurnakan melalui Undang-Undang nomor 10 tahun 1998, saat ini memiliki beberapa jenis bank yang dapat ditinjau dari berbagai segi, namun yang menjadi bahan penelitian yaitu bank publik di Indonesia sebanyak 31 bank, yaitu bank umum milik negara ada 4 bank, bank milik swasta nasional ada 26 bank, bank milik pemerintah daerah ada 1 bank. Berikut hasil pengujian hipotesis: Tabel 1 Pengujian Hipotesis Variabel B Sig. Keterangan CAR 0,032 0,031 H1 diterima LDR 0,010 0,003 H2 diterima BOPO -0,071 0,000 H3 diterima NPL -0,075 0,026 H4 diterima NIM 0,203 0,000 H5 diterima Hipotesis pertama yang diajukan menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien transformasi regresi untuk variabel Capital Adequacy Ratio sebesar 0,032 dengan nilai signifikansi sebesar 0,031 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset dapat diterima. semakin besar Capital Adequacy Ratio (CAR) maka Return On Asset (ROA) yang diperoleh bank akan semakin besar, karena semakin besar Capital Adequacy Ratio (CAR) maka semakin tinggi kemampuan permodalan bank dalam menjaga kemungkinan timbulnya risiko kerugian kegiatan usahanya, sehingga kinerja bank juga akan meningkat. Selain itu, semakin tinggi permodalan bank maka bank dapat melakukan ekspansi usahanya dengan lebih aman. Adanya ekspansi usaha pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja keuangan bank yang bersangkutan. Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian dari penelitian Banik dan Das (2013), Mahardian (2008), Widyastuti dan Mandagie (2008) yang menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap Return On Asset. Hipotesis kedua yang diajukan menyatakan bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset (ROA). Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien transformasi regresi untuk variabel Loan to Deposit Ratio sebesar 0,010 dengan nilai signifikansi sebesar 0,003 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa Loan to Deposit Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset dapat diterima. jika kemampuan bank dalam menyalurkan kredit terhadap dana pihak ketiga yang terkumpul adalah tinggi, maka semakin tinggi pula kredit yang diberikan pihak bank dan akan meningkatkan laba bank yang bersangkutan, dengan kata lain kenaikan Loan to Deposit Ratio akan meningkatkan Return on Asset, sehingga kinerja keuangan bank akan semakin baik dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kredit dengan efektif sehingga jumlah kredit macetnya akan kecil. Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian Banik dan Das (2013), Sudiyatno dan Suroso (2010) dan Supatra (2007) yang menunjukkan bahwa Loan to Deposit Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap Return on Asset. Hipotesis ketiga yang diajukan menyatakan bahwa Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on Asset (ROA). Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien transformasi regresi untuk variabel BOPO se- 138
7 ISSN: Farah Margaretha/Marsheilly Pingkan Zai besar -0,071 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian hipotesis ketigayang menyatakan bahwa Biaya Operasional/Pendapatan Operasional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on Asset dapat diterima. jika BOPO meningkat yang berarti efisiensi menurun, maka Return on Asset yang diperoleh bank akan menurun. Hal ini disebabkan karena tingkat efisiensi bank dalam menjalankan operasinya berpengaruh terhadap pendapatan atau earning yang dihasilkan oleh bank tersebut. Jika kegiatan operasional dilakukan dengan efisien, dalam hal ini nilai rasio BOPO rendah, maka pendapatan yang dihasilkan bank tersebut akan naik. Selain itu, besarnya rasio BOPO juga disebabkan karena tingginya biaya dana yang dihimpun dan rendahnya pendapatan bunga dari penanaman dana. Semakin besar BOPO semakin kecil Return on Asset. Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian dari Mawardi (2005) serta Sudiyatno dan Suroso (2010) yang menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap Return on Asset. Hipotesis keempat yang diajukan menyatakan bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on Asset (ROA). Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien transformasi regresi untuk variabel Non Performing Loan sebesar- 0,075 dengan nilai signifikansi sebesar 0,026 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian hipotesis keempat yang menyatakan bahwa Non Performing Loan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on Asset dapat diterima. semakin besar Non Performing Loan maka Return on Asset yang diperoleh akan semakin kecil. Peningkatan Non Performing Loan akan mempengaruhi profitabilitas bank, karena semakin tinggi Non Performing Loan (NPL) maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba (ROA) yang diperoleh bank. Non Performing Loan (NPL) yang rendah mengindikasikan kinerja keuangan bank semakin baik. Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian dari Banik dan Das (2013), Mawardi (2005), Mahardian (2008) dan Supatra (2007) yang menunjukkan bahwa Non Performing Loan berpengaruh negatif signifikan terhadap Return on Asset. Hipotesis kelima yang diajukan menyatakan bahwa Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset (ROA). Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien transformasi regresi untuk variabel Net Interest Margin sebesar 0,203 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian hipotesis kelima yang menyatakan bahwa Net Interest Margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset dapat diterima. Net Interest Margin yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktif untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih semakin besar maka akan meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank, sehingga semakin besar Net Interest Margin menunjukkan semakin efektif bank dalam penempatan aktiva perusahaan dalam bentuk kredit, sehingga Return on Asset bank akan meningkat. Semakin besar Net Interest Margin suatu bank semakin besar Return on Asset yang diperoleh bank tersebut. Kinerja keuangan bank semakin membaik dan meningkat. Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian Mawardi (2005), Widyastuti dan Mandagie (2010) serta Supatra (2007) yang menunjukkan bahwa Net Interest Margin berpengaruh positif signifikan terhadap Return on Asset. 139
8 Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 15, No. 2 Desember 2013 PENUTUP Penelitian ini mencoba untuk meneliti pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan Deposit Ratio (LDR), Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Net Performing Loan (NPL) dan Net Interest Margin (NIM) terhadap Return on Asset (ROA) sebagai gambaran dari kinerja keuangan perbankan. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa seluruh hipotesis diterima. Hasil penelitian ini diharapkan dapat diterapkan oleh manajer keuangan, manajer investasi dan juga oleh investor. Adapun implikasi manajerial dari penelitian ini adalah (1) Bagi pihak manajemen di masing-masing bank dapat memanfaatkan dan memperhatikan rasio keuangan CAR, LDR, BOPO, NPL dan NIM terhadap rasio profitabilitas, yaitu ROA. Dengan tujuan meningkatkan kinerja keuangan bank untuk selalu masuk dalam kategori bank sehat sehingga masyarakat dan para investor memilih untuk melakukan transaksi perbankan dan berinvestasi pada bank tersebut; (2) Bagi pihak investor dapat mempermudah investor dalam melakukan investasi dan menentukan bank-bank apa saja yang memiliki prospek yang menguntungkan dengan menggunakan rasio keuangan bank yaitu CAR, BOPO, LDR, NPL dan NIM. Dikarenakan kelima rasio keuangan tersebut terbukti mempengaruhi rasio profitabilitas yaitu ROA, sehingga dengan nilai ROA yang sesuai dengan rasio keuangan lainnya maka investor berpotensi untuk memperoleh return yang lebih besar; (3) Bagi pengambil kebijakan perbankan bahwa kinerja perbankan dapat ditingkatkan dengan cara menerapkan Manajemen Risiko secara konsisten dan konsekuen dan tetap menjaga Non Performing Loan (NPL) kurang dari 5%. Peningkatan laba dapat juga dengan cara mengoptimalkan modal yang ada. Penambahan produk baru juga penting karena dapat memberikan kontribusi laba dari fee based income. Faktor efisiensi perlu diperhatikan pula, karena dengan meningkatkan efisiensi dengan cara mengurangi biaya operasi seperti penggunaan telepon, biaya promosi dan meningkatkan pendapatan operasi dapat menambah laba operasi yang akhirnya meningkatkan ROA (Dendawijaya 2009). REFERENSI : Bank Indonesia, Tinjauan Kebijakan Moneter: Evaluasi Perekonomian dan Perbankan Tahun 2012, Prospek dan Kebijakan Bank Indonesia. Januari. Banik, B.P. dan P.C. Das Comparison of Financial Performance of State Owned Commercial Banks : A Case Study of Bangladesh. International Journal of Science and Research, Vol. 2 Issue 2, February, hlm Dendawijaya, Lukman Manajemen Perbankan. Jakarta: PT.Ghalia. Gul S., F. Irshad dan K. Zaman Factors Affecting Bank Profitability in Pakistan.The Romanian Economic Journal, Year XIV, March, hlm Infobank, No. 408, Maret 2013, Vol XXXV. Infobank (Analisis Strategi Perbankan dan Keuangan) No. 409 April 2013 Vol. XXXVI. Jha, S. dan X. Hui A comparison of financial performance of commercial banks: A case study of Nepal. African Journal of Business Management, Vol. 6, hlm Kasmir Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Mahardian, Pandu Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Kasus Perusahaan Perbankan yang Tercatat di BEJ Periode Juni 2002 Juni 2007). Jurnal Ekonomi Universitas Diponegoro. Mawardi, Wisnu Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum Dengan Total Assets Kurang Dari 1 Triliun). Jurnal Bisnis dan Strategi, Vol. 14, No.1, Juli. 140
9 ISSN: Farah Margaretha/Marsheilly Pingkan Zai Mulyadi Sistem Akuntansi, Cetakan keempat. Jakarta: Salemba Empat. Munawir Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty. Ongore, V.O. dan G.B. Kusa Determinants of Financial Performance of Commercial Banks in Kenya. International Journal of Economics and Financial Issues, Vol. 3, No. 1, hlm Riyadi, Slamet. 2008, Banking Assets and Liability Management. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Silvanita, Ktut Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta: Erlangga. Sudiyatno, Bambang dan Suroso, Jati. (2010). Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR, dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor Perbankan yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia (Periode ). Dinamika Keuangan dan Perbankan Vol. 2, No. 2, hlm Supatra, Muljanto. 2007, Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap ROA, Jakarta: Kajian Ekonomi dan Keuangan, Vol. 7, No. 4, hlm Wardiah, Mia Lasmi Dasar-dasar Perbankan, Bandung: CV Pustaka Setia. Widyastuti, Tri dan Mandagie Pengaruh CAR, NIM, dan LDR terhadap ROA Pada Perusahaan Perbankan. Akuntabilitas: Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol. 10 No. 1 September 2010, hlm Zhang. X. dan Daly, K Performance of China-owned banks in Hong Kong. The International Journal of Banking and Finance, Vol. 9, Issue 3, hlm
BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit), kemudian menempatkanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank adalah sebuah lembaga atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito tabungan dan simpanan yang lain dari pihak yang kelebihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perbankan di Indonesia saat ini memang sangat baik, dimana terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut terlihat dari berkurangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat dari tugas akhir ini. Berikutnya diuraikan mengenai batasan masalah dan sistematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama
Lebih terperinciPENGARUH RISIKO KREDIT, RISIKO LIKUIDITAS, DAN PERMODALAN TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN
PENGARUH RISIKO KREDIT, RISIKO LIKUIDITAS, DAN PERMODALAN TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN (Studi Kasus pada Bank Umum Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015) Diajukan Untuk
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan
BAB V PENUTUP BAB V PENUTUP 5. Dalam bab ini akan dijelaskan kesimpulan penelitian, keterbatasan penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan BUMN. 5.1. Kesimpulan Penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi yang terjadi saat ini telah merubah aspek dalam ekonomi, politik serta budaya. Ekonomi lebih cepat tumbuh membuat lebih banyak pula modal yang diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan perekonomian. Begitu penting perannya sehingga ada anggapan bahwa bank merupakan "nyawa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini, perbankan sebagai lembaga keuangan memiliki peran besar dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara, bank telah
Lebih terperinciLia Julaeha. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100, Depok 16424, Jawa Barat
PENGARUH NON PERFORMING LOAN, NET INTEREST MARGIN, BIAYA OPERASIONAL/PENDAPATAN OPERASIONAL DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO TERHADAP PROFITABILITAS BANK(STUDI KASUS BANK RAKYAT INDONESIA, Tbk PERIODE 2003 2014)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan mempunyai peranan penting dalam membangun sistem perekonomian Indonesia. Bank sebagai lembaga keuangan berfungsi sebagai intermediasi atau perantara
Lebih terperinciPENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO
PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, LOAN TO DEPOSIT RATIO, NET INTEREST MARGIN, DAN NON PERFORMING LOAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011 2013 SKRIPSI
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN & SARAN
BAB VI KESIMPULAN & SARAN 6.1 Kesimpulan Penelitian ini meneliti, apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), BOPO, Net Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) mampu mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup kelembagaan kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sistem pengelolaan yang berbeda, walaupun dalam beberapa hal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan mempunyai karakteristik tersendiri sehingga dalam pengelolaannya harus disesuaikan dengan karakteristik perusahaan yang bersangkutan. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa bank lainnya (Martono, 2010 : 37). Tujuan fundamental bisnis
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan usaha bank sebagai lembaga intermediasi keuangan atau lembaga perantara keuangan dengan kegiatan utama adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas ekonomi suatu negara. Sebab sektor perbankan mempunyai tugas utama sebagai lembaga penghimpun
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR (Capital Adequacy
BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian ini menguji pengaruh rasio CAMEL terhadap manajemen laba. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR (Capital Adequacy Ratio), RORA (Return On Risked
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan dalam perekonomian suatu negara memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting. Perbankan merupakan salah satu sub sistem keuangan yang paling penting
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Tinjauan teoritis ini sangat diperlukan untuk mendukung permasalahan yang diungkapkan dalam ulasan penelitian. Studi kepustakaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang cukup andil dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Menurut. Prasanjaya dan Ramantha (2013) bank memberikan kontribusi besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan sesuatu yang dipandang dan dianggap penting oleh sebagian besar masyarakat. Hal tersebut dikarenakan bank memiliki peran yang cukup andil dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau tempat untuk menukarkan uang. Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 yang dimaksud
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan Capital
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), BOPO, dan Net
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat kompleksitas yang tinggi dapat berpengaruh terhadap performa suatu bank. Kompleksitas usaha perbankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UU No.10 tahun 1998 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perekonomian suatu negara saat ini Lembaga Perbankan memiliki peranan yang cukup penting, bahkan dalam kehidupan masyarakat modern sehari-hari sebagian besar melibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja keuangan bank merupakan suatu gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu, baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Penilaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal didefinisikan sebagai tempat terjadinya transaksi jual beli berbagai instrumen atau sekuritas jangka panjang (Gunawan, 2012). Kehadiran pasar modal ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga yang memiliki peran penting dalam perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara pihak kelebihan dana
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat di ambil simpulan sebagai berikut: 1. Perkembangan Capital Adequacy
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH BOPO, CAR, LDR, ROA TERHADAP KEPUTUSAN BERINVESTASI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN
ANALISIS PENGARUH BOPO, CAR, LDR, ROA TERHADAP KEPUTUSAN BERINVESTASI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, bertugas menghimpun dana (Funding) dari masyarakat, menyalurkan dana (Lending)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perencanan tersebut, bank juga berfungsi sebagai media dalam menjalankan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Bank berperan dalam memobilisasi dana masyarakat yang digunakan untuk membiayai kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya dengan cara menghasilkan laba tinggi sehingga. profitabilitasnya terus mengalami peningkatan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga intermediasi bagi pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. Di samping itu, bank juga sebagai suatu industri yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen melihat kemungkinan dan kesempatan di masa yang akan datang, baik jangka pendek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu negara memiliki peranan cukup penting, bahkan dalam kehidupan masyarakat modern sehari-hari sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perbankan di Indonesia telah mengalami pasang dan surut. Kestabilan lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini tidak hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk
18 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Masalah nilai dan pengukuran sudah lama menjadi isu ekonomi khususnya akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
117 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan dari hipotesis yang diajukan sebagai berikut : Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai analisis Kesehatan Bank terhadap Harga Saham pada Perbankan BUMN Go Public periode tahun 2007-2011,
Lebih terperinciBab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Oleh karena
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. asing. Penelitian ini juga ingin menguji pengaruh capital adecuacy ratio (CAR),
BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI 5.1 Simpulan Penelitian ini berangkat dari rumusan masalah berupa inkonsistensi penelitian terdahulu tentang perbandingan profitabilitas bank domestik dan bank
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh capital adequacy ratio (CAR), bad debt ratio (BDR), return on assets (ROA),
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. variabel dependen. Hasil analisisnya adalah sebagai berikut : a. Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa sebagian besar hipotesis penelitian adalah diterima, atau dengan kata lain terdapat pengaruh yang signifikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan perbankan adalah salah satu industri yang ikut berperan serta dalam pasar modal, disamping industri lainnya seperti industri manufaktur, pertanian, pertambangan,
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,
BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Selama periode pengamatan menunjukkan bahwa data penelitian berdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi
Lebih terperinciHani Maulida Khoirunnisa 1, Rodhiyah 2, Saryadi 3
PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) DAN BOPO TERHADAP PROFITABILITAS (ROA DAN ROE) BANK PERSERO INDONESIA YANG DIPUBLIKASIKAN BANK INDONESIA PERIODE 2010 2015 Hani Maulida
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perbankan merupakan urat nadi perekonomian di seluruh negara. Tidak sedikit roda-roda perekonomian terutama di sektor riil digerakkan oleh perbankan baik secara langsung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian mengunakan dua peneliti terdahulu sebagai bahan acuan. Penelitian yang pertama yaitu Tri Yulianina Wulandari (2013) dengan topik Pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perbankan mempunyai peran yang sangat vital dalam pencapaian tujuan nasional yang berkaitan dalam peningkatan dan pemerataan taraf hidup masyarakat serta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
9 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebijakan kebijakan pemerintah dalam bidang perbankan antara lain adalah paket deregulasi Tahun 1983, paket kebijakan 27 Oktober 1988, paket kebijakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak jaman penjajahan Belanda, sistem pengkreditan rakyat sudah diterapakan pada masa itu dengan mendirikan Bank Kredit Rakyat (BKR) yang membantu para petani, pegawai,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak
Lebih terperinciKEMAMPUAN RASIO CAMEL DALAM MEMPREDIKSI PENGHIMPUNAN DANA MASYARAKAT : INFLASI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI
KEMAMPUAN RASIO CAMEL DALAM MEMPREDIKSI PENGHIMPUNAN DANA MASYARAKAT : INFLASI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI Tesis Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajad S-2 Gelar Magister Manajemen Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem perekonomian dan sebagai alat dalam pelaksanakan kebijakan moneter
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kestabilan perekonomian disuatu negara ditentukan oleh banyak faktor salah satunya adalah sektor perbankan sektor perbankan merupakan jantung dalam sistem perekonomian
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. independen yang berupa Return On Asset (ROA), BOPO, Financing to Deposit Ratio
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan mengenai pengaruh variabel independen yang berupa Return On Asset (ROA), BOPO, Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 yang menyebabkan merosotnya nilai rupiah hingga terjadinya krisis keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri perbankan merupakan industri yang penuh dengan resiko, terutama karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk berbagai investasi,
Lebih terperinciPENGARUH KONDISI EKONOMI, NPF, FDR DAN BOPO TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA TAHUN
PENGARUH KONDISI EKONOMI, NPF, FDR DAN BOPO TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2012-2015 Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karena laba merupakan suatu hal yang akan menjamin dari kelangsungan perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memperoleh keuntungan yang maksimal merupakan tujuan utama berdirinya suatu perusahaan, baik perusahaan swasta maupun perusahaan milik pemerintah. Karena laba merupakan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dikemukakan pada bab IV, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel NOI, Pertumbuhan DPK, CAR, NPF, FDR dan OER secara
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab IV, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel NOI, Pertumbuhan DPK, CAR, NPF, FDR
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, yaitu :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jurnal yang digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Ayu Yanita Sahara (2013) Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam perekonomian di Indonesia. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah peningkatan, menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kini sudah ada 12 Bank Umum Syariah (BUS),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko ( kredit, penyertaan, surat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 /perkembangan-perbankan-syariah. Diunduh pada tanggal 24 Desember 2013.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem Perbankan Syariah di Indonesia dimulai tahun 1992 dimana pada tahun yang sama lahir bank syariah pertama di Indonesia, Bank Muamalat Indonesia (BMI).Undangundang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbankan sebagai salah satu lembaga intermediasi memiliki peranan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan sebagai salah satu lembaga intermediasi memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Sebagai lembaga intermediasi, bank memiliki peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak lepas dari sektor perbankan khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Perbankan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan masyarakat akan jasa keuangan semakin meningkat dan beragam, peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat baik
Lebih terperinciRASIO KEUANGAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA
Esensi: Jurnal Bisnis dan Manajemen Volume 7 (1), April 2017 P-ISSN: 2087-2038; E-ISSN: 2461-1182 Halaman 41-48 RASIO KEUANGAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Loan (NPL),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat -giatnya melaksanakan pembangunan segala bidang kehidupan, salah satunya adalah di bidang perekonomian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan jantung perekonomian suatu negara dan saat ini menjadi salah satu lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam sektor perekonomian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan merupakan salah satu sarana yang mempunyai peranan strategis dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai lembaga perantara (financial
Lebih terperinciYuhana Patmasari Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE), Nganjuk, Jawa Timur ABSTRAK
ANALISA PENGARUH NON PERFORMING LOAN ( NPL ), BOPO DAN NET INTEREST MARGIN ( NIM ) TERHADAP RETURN ON ASSET ( ROA ) PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT KONVENSIONAL DI JAWA TIMUR Yuhana Patmasari Akuntansi, Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentukbentuk lainnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang menjadi bahan rujukan pada penelitian ini adalah : 1. Dimas Maulana, (2012) Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL,
Lebih terperinciANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti
ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN 2010- Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti Universitas Islam Batik Surakarta Jl.KH.Agus Salim No.10, Jawa Tengah 57147, Indonesia *Email:
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Akuntansi.
1 SKRIPSI PENGARUH NON PERFORMING LOAN, CAPITAL ADEQUACY RATIO, LOAN TO DEPOSIT RATIO, TERHADAP PROFITABILITAS DI SEKTOR PERBANKAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA Diajukan kepada Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan tersebut yakni industri perbankan. untuk menjalankan industri perbankan agar tidak merusak tatanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator pembangunan suatu negara adalah peningkatan kinerja perekonomian yang terjadi setiap waktu. Peningkatan perekonomian tersebut tidak terlepas dari
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Definisi bank menurut UU No. 10/1998 tentang Perbankan Pasal 1, yaitu. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi dan Klasifikasi Bank Ada beberapa definisi bank yang dikenal dalam masyarakat Indonesia. Definisi bank menurut UU No. 10/1998 tentang Perbankan Pasal 1, yaitu Bank adalah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.
BAB II LANDASAN TEORI A. Profitabilitas Sebagaimana dengan Bank Umum lainnya, tugas utama Bank Syariah dalam upaya pencapaian keuntungan adalah dengan mengoptimalkan laba, meminimalkan risiko dan menjamin
Lebih terperinciAGUS MAULANA
ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR), DAN BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO) TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN PERIODE 2013 Oleh AGUS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia telah mengalami perkembangan ekonomi yang sangat cepat. Perkembangan tersebut tidak lepas dari peran bank sebagai lembaga keuangan yang mengatur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENTABILITAS (ROA) PADA PT BPR DI KABUPATEN SEMARANG
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENTABILITAS (ROA) PADA PT BPR DI KABUPATEN SEMARANG NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah
1 A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Di negara seperti Indonesia, bank memegang peranan penting dalam pembangunan karena bukan hanya sebagai sumber pembiayaan untuk kredit investasi kecil,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Terintegrasinya perekonomian global telah menyebabkan krisis di suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terintegrasinya perekonomian global telah menyebabkan krisis di suatu negara dan dengan cepat berimbas ke negara lain. Salah satu bukti konkretnya adalah krisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 yang menyebabkan merosotnya nilai rupiah hingga terjadinya krisis keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 merupakan penyebab utama terjadinya krisis perbankan. Besarnya cadangan kredit dan kerugian sebagai akibat selisih
Lebih terperinciPENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP TINGKAT KINERJA PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH. Universitas Gunadarma. Mulatsih
Jurnal Etikonomi Vol. 13 No. 2 Oktober 2014 PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP TINGKAT KINERJA PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH Mulatsih Universitas Gunadarma Abstract. Effect of Financial Ratios on Performance
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan dampak bagi perekonomian di indonesia terutama pada struktur perbankan. Hal ini menyebabkan krisis
Lebih terperinciJurnal Ekonomi, Manajemen dan Perbankan, Vol 1 No 2 Agustus 2015: ISSN
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Perbankan, Vol 1 No 2 Agustus 2015: 62-73 ISSN 2460-8114 ANALISIS PENGARUH RISIKO KREDIT, RISIKO PASAR, EFISIENSI OPERASI, MODAL, DAN LIKUIDITAS TERHADAP KINERJA KEUANGAN
Lebih terperinci