Departemen Kehutanan FP USU 1

Transkripsi

1 Variasi kondisi pantai yang umum ditumbuhi hutan mangrove ONRIZAL Departemen Kehutanan Universitas Sumatera Utara ISTILAH LAIN DARI SUATU KOMUNITAS TUMBUHAN ATAU SUATU INDIVIDU JENIS TUMBUHAN YANG MEMBENTUK KOMUNITAS TERSEBUT DI DAERAH PASANG SURUT TIDAL FOREST COASTAL WOODLAND VLOEDBOSSCHEN HUTAN PAYAU MANGAL HUTAN BAKAU EKSLUSIVE NON-EKSLUSIVE FAUNA DARAT DAN LAUT TIPE HUTAN YANG SECARA ALAMI DIPENGARUHI OLEH PASANG SURUT AIR LAUT, TERGENANG PADA SAAT PASANG NAIK DAN BEBAS DARI GENANGAN PADA SAAT PASANG RENDAH PROSES DINAMIKA PEMELIHARAAN SUMBERDAYA MASYARAKAT PESISIR PANTAI MUD FLAT (HAMPARAN LUMPUR) 1

2 PENYEBARAN DI INDONESIA FLORA INFORMASI FLORA DI DUNIA SANGAT BERVARIASI ( JENIS) 32 SUKU, 38 GENERA, 83 JENIS LIFE-FORM FORM SHRUB (10 JENIS) PALMA (4 JENIS) FERN (3 JENIS) TREE (66 JENIS) MENGENAL FLORA DI LAPANGAN Cara Pengenalan Flora 1. Bertanya kepada ahli 2. Mencocokan dengan herbarium 3. Membandingkan dengan gambar atau deskripsi pada buku flora 4. Menggunakan kunci identifikasi FLORA INDONESIA 45 SUKU 75 GENUS 101 JENIS POHON : 47 JENIS SEMAK : 5 JENIS HERBA & RUMPUT : 9 JENIS LIANA : 9 JENIS EPIFIT : 29 JENIS PARASIT : 3 JENIS 120 FLORA DUNIA Thai Bur Viet Phil Mal PNGBrunQue Chin Yae NZ Ina Pengenalan Flora Mangrove Akar Batang Daun Bunga Buah KELOMPOK FLORA FLORA SEJATI RHIZOPHORA BRUGUIERA CERIOPS KANDELIA AVICENNIA SONNERATIA NYPA FLORA MINOR EXCOECARIA XYLOCARPUS HERITERIA AEGICERAS AEGIALITIS ACROSTICHUM FLORA ASOSIASI CERBERA HIBISCUS ACANTHUS DERRIS CALAMUS IPOMOEA PES-CAPRAE DLL 2

3 RHIZOPHORA MUCRONATA FLORA SEJATI Tanah: spt R. apiculata tapi lebih toleran thd substrat yg lebih keras & pasir Umumnya di pinggir sungai dan muara sungai KONTRUKSI ARANG TIANG PERANCAH RHIZOPHORA APICULATA BRUGUIERA GYMNORRHIZA Tanah: lumpur halus, dalam & tergenang pd saat pasang normal Menyukai masukan air tawar yg kuat scr permanen KONTRUKSI ARANG TIANG PERANCAH MADU LEBAH KONTRUKSI ARANG TIANG PERANCAH Tanah: aerasi yg baik Areal dg salinitas rendah & kering Substrat terdiri dari lumpur, pasir & kadang-kadang gambut hitam Rhizophora apiculata Blume BRUGUIERA CYLINDRICA KONTRUKSI TIANG PERANCAH 3

4 CERIOPS TAGAL AVICENNIA spp. Tanah: tergenang pd saat pasang tinggi dg drinase yg baik Substrat tanah liat MADU LEBAH DAUN MUDA ATAU BIJI DAPAT DIMAKAN/ DISAYUR MADU LEBAH ABU DARI KAYU UNTUK PEMBUATAN SABUN CUCI Pantai yg terlindung Toleran thd salinitas tinggi Avicennia officinalis L. SONNERATIA spp. BUAH DAPAT DIMAKAN CAIRAN BUAH UNTUK MENGHALUSKAN KULIT DAUN UNTUK MAKANAN KAMBING PENGHASIL PECTINE S. alba Tanah: campuran lumpur & pasir, kadang-kadang pada batuan dan karang S. caseolaris Tanah lumpur dalam, kurang asin Sepanjang sungai yg mengalir pelan Sonneratia caseolaris (L.) Engler NYPA FRUTICANS DAUN UNTUK TIKAR, KERANJANG, TAS, JAS HUJAN, TOPI BIJI SEBAGAI BAHAN MAKANAN DAN SUMBER GARAM, MANISAN PENGHASIL ALKOHOL DAN CUKA 4

5 Xylocarpus moluccensis (Lamk.) Roem. FLORA MINOR Excoecaria agallocha L. FLORA ASOSIASI GETAHNYA BERACUN DIPAKAI UNTUK MERACUN IKAN BAHAN MAKANAN DLL Terminalia catappa L. XYLOCARPUS spp. PAPAN BAHAN DASAR KERAJINAN TANGAN MINYAK RAMBUT TRADISIONAL OBATAN Daerah yg tidak terlalu ais di sepanjang pinggiran sungai & pinggir daratan dari mangrove 5

6 FAUNA SERANGGA (INSECTIVORA) SUACUS MURINUS LEBAH MADU BURUNG MAMALIA FAUNA DARAT AMPHIBIA & REPTIL SERANGGA INFAUNA (CRUSTACEA) BENTOS (IKAN) FAUNA LAUT EPIFAUNA (MOLUSKA) R E P T I L E CROCODILIA CROCODILUS POROSUS SQUAMATA LIZARD/KADAL/IGUANA TOKAY BIAWAK (Varanus salvator) ULAR TESTUDINATE KURA-KURA FAUNA DARAT MAMALIA JENIS BURUNG YANG UMUM PRIMATA KARNIVORA RODENTIA Nasalis larvatus (langka dan endemik) Macaca fascicularis Presbytis cristata Cebuscapunicus(makankerang) Panthera tigris (harimau) Kucing pemangsa ikan (Felix viverrima) Cevets (Viverrima sp.) Musang (Herpectes) Bajing Tikus Tupai PECUK ULAR DAN HITAM (ANHINGA) CANGAK ABU-ABU DAN MERAH (ARDEA) BLEKOK (BUTORIDES) KUNTUL (EGRETTA DAN BUBULUS) TRINIL (TRINGA) IBIS (THRESKIORNIS) RAJA UDANG (HALCYON CHLORIS) BELIBIS (ANAS) ELANG (HALIASTUR DAN HALIACETUS) FAUNA DARAT MAMALIA CHIROPTERA KELELAWAR / KALONG ARTIODACTYLA RUSA BABI HUTAN BERUANG FAUNA LAUT DOLPHIN DELPHINUS DUGONG 6

7 IKAN MILKFISH (CHANOS CHANOS) SEA BUSH (LATES CALCARIFER) TILAPIA (CICHILIDAE) MUDSKIPPER (PERIOPTHALMUS SP., ENDEMIK DI ) MULLET (MUGIL CEPHALUS) SNAPPER (LUTJANIDAE) SHELLFISH CRUSTACEAE (CRABS & PRAWN) (INFAUNA) - UCA SP. - KEPITING - UDANG GALAH (MACROBRACHIUM ROSENBERGII) - UDANG LAUT (PENAEUS SPP.) - LOBSTER LUMPUR (TALASSINA ANOMALA) HUTAN DAN PERTANIAN SAWAH DAN PERKEBUNAN KELAPA BANYAK TERDAPAT DI PANTAI TIMUR SUMATERA MOLUSCA (BIVALVIA DAN GASTROPODA) (EPIFAUNA) - KERANG DARAH, KEONG, TIRAM PEMANFAATAN PADA SEKTOR NON-KEHUTANAN PETERNAKAN HUTAN DAN EKOWISATA HUTAN DI CILACAP, JAWA TENGAH PULAU RAMBUT DLL PERIKANAN PERTANIAN EKOWISATA HUTAN DAN PERIKANAN SEBAGAI HABITAT IKAN DAN UDANG PERIKANAN TANGKAP PERIKANAN BUDIDAYA TAMBAK - SYLVOFISHERY, JARING APUNG, DLL HUTAN DAN PETERNAKAN SUMBER BAHAN PAKAN TERNAK LUAS AREAL TAMBAK MENINGKAT 14,4 % DALAM KURUN 2 TAHUN,, YAKNI DARI TAHUN 1999 SAMPAI 2001 TH : HA TH. 2001: HA 7

8 FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN PENEBANGAN TAK TERKENDALI PENCEMARAN MINYAK PENCEMARAN SAMPAH KEGIATAN TEBANG HABIS DAMPAK KEGIATAN MANUSIA PADA EKOSISTEM PENGALIHAN ALIRAN AIR TAWAR (MISAL : IRIGASI) KONVERSI MENJADI LAHAN PERTANIAN, PERIKANAN, PEMUKIMAN PEMBUANGAN SAMPAH CAIR DAMPAK POTENSIAL BERUBAHNYA KOMPOSISI TUMBUHAN TIDAK BERFUNGSINYA DAERAH MENCARI MAKANAN & PENGUSAHAAN HUTAN PENINGKATAN SALINITAS EKOSISTEM TINGKAT KESUBURAN TANAH & PERAIRAN MENURUN MENGANCAM REGENERASI STOK SUMBERDAYA IKAN TERJADINYA PENCEMARAN LAUT PENDANGKALAN PERAIRAN PANTAI EROSI GARIS PANTAI & INTRUSI AIR LAUT PENURUNAN KANDUNGAN O2 TERLARUT & TIMBULNYA GAS H2S PENCEMARAN LOGAM BERAT Cd,, Zn, Pb,, Cu, As, Be, B, Mn, Hg, Mo, Sn dan Ni GEJALA KERACUNAN KERACUNAN MN : DAUN MENGERUT, PERTUMBUHAN TERHAMBAT DAN KLOROSIS KERACUNAN CD DAN PB : PERTUMBUHAN TERHAMBAT, PEMBUKAAN STOMATA TERGANGGU KERACUNAN ZN : MENGGANGGU KERJA ENZIM MINYAK TUMBUHAN DAMPAK KEGIATAN MANUSIA PADA EKOSISTEM KEGIATAN PEMBUANGAN SAMPAH PADAT PENAMBANGAN & EKSTRAKSI MINERAL (DIDALAM HUTAN MAUPUN DI DARATAN SEKITAR HUTAN ) DAMPAK POTENSIAL KEMUNGKINAN TERLAPISNYA PNEUMATOFORA YANG MENGAKIBATKAN MATINYA POHON PEREMBESAN BAHAN PENCEMAR DALAM SAMPAH PADAT KEMATIAN POHON KERUSAKAN TOTAL EKOSISTEM HUTAN SEHINGGA MEMUSNAHKAN FUNGSI EKOLOGIS HUTAN PENGENDAPAN SEDIMEN YANG DAPAT MEMATIKAN POHON Tambak Pertanian KONVERSI LAHAN Jalan raya, industri, jalur dan pembangkit listrik Permukiman AKIBAT KERUSAKAN FUNGSI LINDUNGAN LINGKUNGAN MENURUN (ABRASI, INTRUSI, BANJIR) KUALITAS HABITAT BAGI FAUNA MENURUN KUALITAS TEGAKAN MENURUN KERAGAMAN HAYATI MENURUN Wisata Pertambangan KUALITAS SUMBERDAYA PESISIR MENURUN Tambak Garam Penggalian Pasir KUALITAS HIDUP MASYARAKAT PESISIR RENDAH 8

9 10 m Arah rintis 2m 5m Analisis Data Vegetasi 1. INP 2. Keanekaragam Indeks Shannon 3. Indeks kekayaan jenis Menhinick 4. Indeks kemerataan 5. Struktur vertikal dan horizontal Kegiatan P3H dalam pengenalan dan anveg mangrove 1. Mencari tahu tentang nama lokal bagi hutan mangrove, dan batasannya 2. Identifikasi setiap jenis flora mangrove yang dijumpai (specimen herbarium & foto) 3. Analisis vegetasi dengan panjang jalur minimum setiap regu adalah 300 m 4. Mencatat jenis satwa yang dijumpai & didokumentasikan 5. Bentuk pemanfaatan sumberdaya mangrove 6. Gangguan terhadap ekosistem mangrove 9