PENGEMBANGAN PROTOTIPE LAMPU LALU LINTAS PEJALAN KAKI BERBASIS MIKROKONTROLER MCS-51 YANG DIINISIASI DENGAN TOMBOL IRENE PRICELLA SITUMORANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN PROTOTIPE LAMPU LALU LINTAS PEJALAN KAKI BERBASIS MIKROKONTROLER MCS-51 YANG DIINISIASI DENGAN TOMBOL IRENE PRICELLA SITUMORANG"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN PROTOTIPE LAMPU LALU LINTAS PEJALAN KAKI BERBASIS MIKROKONTROLER MCS-51 YANG DIINISIASI DENGAN TOMBOL IRENE PRICELLA SITUMORANG DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengembangan Prototipe Lampu Lalu Lintas Pejalan Kaki Berbasis Mikrokontroler MCS-51 yang Diinisiasi dengan Tombol adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juli 2013 Irene Pricella Situmorang NIM G

4 ABSTRAK IRENE PRICELLA SITUMORANG. Pengembangan Prototipe Lampu Lalu Lintas Pejalan Kaki Berbasis Mikrokontroler MCS-51 yang Diinisiasi dengan Tombol. Dibimbing oleh KARLISA PRIANDANA. Saat ini, di Indonesia, hak pejalan kaki untuk menyeberang jalan pada zebra cross sering diabaikan. Padahal, UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 130 ayat 2 secara eksplisit menjelaskan bahwa pejalan kaki yang menyeberang pada zebra cross berhak mendapat prioritas. Penelitian ini mengembangkan dua prototipe lampu lalu lintas untuk pejalan kaki yang dapat diinisiasi dengan tombol dengan menggunakan mikrokontroler keluarga MCS-51, untuk diimplementasikan di zebra cross. Prototipe pertama menggunakan pushbutton, sedangkan prototipe kedua menggunakan keypad sebagai tombol untuk menginisiasi lampu lalu lintas. Penekanan tombol akan memulai kondisi menyeberang, yaitu kondisi pada saat lampu lalu lintas kendaraan menjadi merah dan lampu lalu lintas penyeberang jalan menjadi hijau. Dalam hal ini, seven segment akan menampilkan waktu hitung mundur yang dapat dipilih melalui tombol. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan push-button lebih ramah guna dan lebih mudah dipelihara. Sementara itu, penggunaan keypad lebih fleksibel dalam hal pemilihan waktu menyeberang. Kata kunci: keypad, lampu lalu lintas, mikrokontroler MCS-51, push-button, seven segment ABSTRACT IRENE PRICELLA SITUMORANG. Development of Button-Initiated Pedestrian Traffic Lights Using MCS-51 Microcontroller. Supervised by KARLISA PRIANDANA. Nowadays, in Indonesia, pedestrian s right to cross through zebra cross is often abandoned. On the other hand, Law No. 22 of 2009 concerning Traffic and Road Transportation, article 130 paragraph 2 explicitly mentioned that pedestrian who cross through zebra cross shall be prioritized. This study develops two button-initiated pedestrian traffic light prototypes using MCS-51 microcontroler, to be implemented in zebra cross. The first prototype utilizes several push-buttons, whereas the second prototype uses keypad as the button to initiate the traffic light. Pressure on the button will trigger the crossing condition, where the vehicle s traffic light becomes red and the pedestrian s traffic light becomes green. In this condition, seven segment will show the count down time that can be selected through the button. This study shows that the push-button prototype is more user friendly and easily maintained. Meanwhile, the keypad prototype is more flexible in terms of selecting the crossing time. Keywords: keypad, MCS-51 microcontroller, push-button, seven segment, traffic light

5 PENGEMBANGAN PROTOTIPE LAMPU LALU LINTAS PEJALAN KAKI BERBASIS MIKROKONTROLER MCS-51 YANG DIINISIASI DENGAN TOMBOL IRENE PRICELLA SITUMORANG Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Departemen Ilmu Komputer DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

6

7 Judul Skripsi : Pengembangan Prototipe Lampu Lalu Lintas Pejalan Kaki Berbasis Mikrokontroler MCS-51 yang Diinisiasi dengan Tombol Nama : Irene Pricella Situmorang N1M : G Disetujui oleh Karlisa Priandana, ST M Eng Pembimbing L o MSiMKom Tanggal Lulus: ~r2 AUG 2013

8 Judul Skripsi : Pengembangan Prototipe Lampu Lalu Lintas Pejalan Kaki Berbasis Mikrokontroler MCS-51 yang Diinisiasi dengan Tombol Nama : Irene Pricella Situmorang NIM : G Disetujui oleh Karlisa Priandana, ST M Eng Pembimbing I Diketahui oleh Dr Ir Agus Buono, MSi M Kom Ketua Departemen Tanggal Lulus:

9 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-nya sehingga tugas akhir ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam tugas akhir yang dilaksanakan sejak bulan September 2012 ini ialah mikrokontroler, dengan judul Pengembangan Prototipe Lampu Lalu Lintas Pejalan Kaki Berbasis Mikrokontroler MCS-51 yang Diinisiasi dengan Tombol. Penulis sadar bahwa tugas akhir ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1 Orang tua tercinta Bapak Mangapul Adil Situmorang, SSos dan almarhum Ibu Ernata Siregar, kakak penulis Santa Elizabeth Situmorang, SE, dan Christina Natalia Situmorang, SE, abang penulis Ellyas Tarnama Uli Situmorang, ST, serta adik penulis Gunawan Situmorang atas segala doa dan dukungan yang tiada hentinya. 2 Ibu Karlisa Priandana ST MEng selaku dosen pembimbing tugas akhir. Terima kasih atas kesabaran dan dukungan dalam penyelesaian tugas akhir ini. 3 Teman-teman Ilkomerz Angkatan 5 atas kebersamaannya. 4 Gunawan Purba, SH yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini bermanfaat. Bogor, Juli 2013 Irene Pricella Situmorang

10 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 2 Tujuan Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2 Ruang Lingkup Penelitian 2 METODE 3 Alat 4 Penentuan Fungsi Prototipe 8 Perancangan dan Modifikasi Algoritme 8 Implementasi Algoritme pada Prototipe 8 Evaluasi 8 HASIL DAN PEMBAHASAN 9 Rancangan Fungsi Prototipe 9 Rancangan Algoritme 9 SIMPULAN DAN SARAN 14 Simpulan 14 Saran 15 DAFTAR PUSTAKA 15 LAMPIRAN 15 RIWAYAT HIDUP 27

11 DAFTAR TABEL 1 Tabel Kebenaran 74LS Alamat vektor interupsi 12 3 Evaluasi prototipe 14 4 Perbandingan kedua prototipe yang dikembangkan 14 DAFTAR GAMBAR 1 Diagram alur metode penelitian 3 2 Mikrokontroler 89x52 merupakan keluarga MCS Konfigurasi pin MCS Seven segment 5 5 Rangkaian decoder 74LS138 dengan mikrokontroler dan 7-Segment 6 6 Skema rangkaian antarmuka push-button 6 7 In-System Programming (ISP) 7 8 Dua set lampu lalu lintas 7 9 Rangkaian dasar keypad 4x Algoritme dengan push-button Algoritme dengan keypad Algoritme interupsi Timer 0 13 DAFTAR LAMPIRAN 1 Rangkaian praktikum yang digunakan 16 2 Skematik antarmuka prototipe dengan push button 16 3 Skematik antarmuka prototipe dengan keypad 17 4 Diagram alir subrutin interupsi dan subrutin seven segment 18 5 Listing program prototipe dengan push-button 18 6 Listing program prototipe dengan keypad 23

12 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini, kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan pejalan kaki menjadi korban meningkat di Indonesia. Pengemudi kendaraan kurang memperdulikan hak pejalan kaki dalam penggunaan lalu lintas dan jalan raya. Walaupun, pejalan kaki memiliki hak yang sama dengan pengemudi kendaraan dalam penggunaan lalu lintas dan jalan raya. Kecelakaan-kecelakaan tersebut menunjukkan bahwa pejalan kaki kurang mendapatkan perlindungan yang memadai dalam penggunaan lalu lintas dan jalan raya. Meskipun fasilitas-fasilitas pendukung bagi pejalan kaki telah disediakan oleh pemerintah. Selain itu, fasilitas pendukung bagi pejalan kaki tersebut belum berfungsi sebagaimana mestinya. Zebra cross adalah salah satu fasilitas pendukung bagi pejalan kaki yang dinyatakan dengan marka jalan berbentuk garis membujur berwarna putih dan hitam, berfungsi untuk memberikan keamanan bagi pejalan kaki pada saat menyeberang jalan. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 130 ayat 2 menyatakan bahwa Pejalan kaki yang sedang berjalan pada zebra cross berhak mendapatkan prioritas untuk menyeberang jalan. Namun pada kenyataannya, banyak pengemudi kendaraan lebih mengutamakan kepentingannya dari pada pejalan kaki. Pengemudi kendaraan melaju kendaraannya lebih cepat pada saat melihat pejalan kaki yang akan atau sedang menyeberang jalan. Oleh karena, itu diperlukan suatu sistem lalu lintas tambahan untuk membantu memaksimalkan fungsi zebra cross tersebut. Adapun penelitian yang pernah dilakukan adalah Traffic Signal Control Modification Based on Self-Organizing in Indonesia (Jatmiko et al. 2009), yaitu mengenai kontrol lampu lalu lintas pada persimpangan jalan berdasarkan perubahan jumlah kendaraan pada masing-masing bagian simpang. Penelitian dalam bentuk simulasi ini menggunakan pendekatan pada suara dengan menghitung nilai frekuensi suara yang ditimbulkan. Penelitian tersebut diharapkan dapat mengurangi kemacetan di Indonesia khususnya pada bagian persimpangan jalan. Terkait penelitian sebelumnya, penelitian ini mengembangkan suatu sistem lalu lintas berbasis mikrokontroler yang juga masih dalam bentuk simulasi atau prototipe. Implementasi lampu lalu lintas pejalan kaki sudah diterapkan dibeberapa negara, salah satunya Indonesia. Beberapa kota di Indonesia yang telah mengimplementasi lampu lalu lintas tersebut adalah Jakarta, Bogor, dan Semarang. Tetapi implementasi lampu lalu lintas tersebut belum mendapat sambutan yang baik dari masyarakat. Selain itu pemerintah pun kurang memberikan sosialisasi cara penggunaannya kepada masyarakat. Mikrokontroler yang digunakan adalah mikrokontroler keluarga MCS- 51yang banyak dijumpai di pasaran. Kelebihan mikrokontroler ini yaitu memiliki fitur yang praktis dan ukuran memori yang cukup besar (Suyatno et al. 2007).

13 2 Perumusan Masalah Masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana cara merancang atau mengembangkan suatu sistem lalu lintas untuk pejalan kaki. Sistem lalu lintas tersebut dirancang dalam bentuk prototipe berbasis mikrokontroler. Prototipe lampu lalu lintas bagi pejalan kaki yang dikembangkan tersebut akan diinisiasi dengan tombol. Tombol yang digunakan adalah pushbutton dan keypad sehingga sistem akan menghasilkan 2 prototipe. Mikrokontroler yang digunakan adalah mikrokontroler 89x52 yang telah terangkai pada rangkaian praktikum. Mikrokontroler 89x52 merupakan mikrokontroler keluarga MCS-51. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan membuat prototipe sebuah aplikasi sederhana yang berbasis mikrokontroler MCS-51 berupa lampu lalu lintas pejalan kaki yang diinisiasi dengan tombol. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pionir dalam pembuatan alat lalu lintas pejalan kaki berbasis mikrokontroler untuk diimplementasikan pada zebra cross. Implementasi lampu lalu lintas ini diharapkan dapat membantu memaksimalkan fungsi zebra cross untuk memberi keamanan bagi pejalan kaki dalam menyeberang jalan. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup pada penelitian ini adalah: 1 Mikrokontroler yang digunakan adalah mikrokontroler 89x52, merupakan salah satu keluarga MCS-51, yang telah terangkai pada rangkaian praktikum. 2 Tombol yang digunakan adalah 6 push-button dan keypad sebagai inisiasi penyeberangan jalan yang dikembangkan pada 2 prototipe. Inisiasi tombol kembali dapat dilakukan setelah jeda waktu selama 5 menit. 3 Kondisi default adalah kondisi dimana lampu hijau pada salah satu set lampu lalu lintas (diasumsikan untuk kendaraan) dan lampu merah pada set lampu lalu lintas lainnya (diasumsikan untuk pejalan kaki) menyala. 4 Seven segment menampilkan perhitungan waktu mundur dari x detik ke 0. Rentang nilai x pada masing-masing push-button adalah detik. Dan rentang nilai x dengan menggunakan keypad adalah 0-99 detik. 5 Lampu kuning digunakan sebagai lampu transisi yang akan menyala pada saat pergantian state dari lampu merah menyala menjadi lampu hijau menyala dan sebaliknya. 6 Implementasi prototipe diterapkan pada zebra cross yang berada pada jalan lurus dan bukan persimpangan.

14 3 METODE Metode yang digunakan adalah metode Trial and Error dengan alur yang dapat dilihat pada Gambar 1. Prototipe yang dikembangkan menggunakan perangkat keras berupa sebuah rangkaian praktikum (Lampiran 1) yang telah terangkai dengan mikrokontroler jenis 89x52, salah satu mikrokontroler keluarga MCS-51. Selain mikrokontroler, komponen lain yang terangkai pada rangkaian tersebut dan digunakan untuk mengembangkan prototipe adalah seven segment, light-emitting diode (LED) lampu lalu lintas, push-button, dan keypad. Setiap fungsi prototipe akan disesuaikan dengan kebutuhan pejalan kaki dalam menyeberang jalan. Fungsi-fungsi tersebut dirancang dengan menggunakan algoritme dan kemudian diimplementasikan pada prototipe. Implementasi algoritme dalam bentuk program menggunakan perangkat lunak Emulator MCU 8051 IDE dan compiler MIDE51 yang telah diinstal pada komputer. Kemudian program tersebut akan dimasukkan pada mikrokontroler dengan menggunakan In-System Programming (ISP) sebagai penghubung antara komputer dan mikrokontroler. Prototipe dievaluasi kembali untuk disesuaikan dengan fungsinya. Jika belum sesuai dengan fungsinya, algoritme akan dimodifikasi. Hasil modifikasi algoritme tersebut diimplementasikan kembali dan dievaluasi apakah syaratnya telah terpenuhi. Jika seluruh syarat telah terpenuhi, penelitian telah berhasil dan prototipe telah selesai dikembangkan. Gambar 1 Diagram alur metode penelitian

15 4 Alat Perangkat Keras Mikrokontroler adalah suatu komponen elektronik, miniatur dari suatu sistem komputer. Mikrokontroler mempunyai kemampuan untuk diprogram sesuai keinginan seperti halnya komputer. Namun, mikrokontroler hanya dapat di gunakan untuk suatu aplikasi tertentu saja karena keterbatasan dalam menyimpan program. Mikrokontroler terdiri atas sebuah inti processor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya) dan perlengkapan input-output. Penelitian ini menggunakan mikrokontroler 89x52 yang merupakan salah satu mikrokontroler keluarga MCS-51 seperti terlihat pada Gambar 2. Mikrokontroler 89x52 memiliki respons yang lebih cepat daripada 89x51. Gambar 2 Mikrokontroler 89x52 merupakan keluarga MCS-51 Beberapa fitur mikrokontroler ini adalah (Hamirani 2012): Sebuah CPU (Central Prossesing Unit) 8 bit yang termasuk keluarga osilator internal dan rangkaian timer. Flash memori 8 Kb RAM 128 bytes Empat buah programmable port I/O, masing-masing terdiri dari atas 8 jalur I/O Lima buah jalur interupsi (2 buah interupsi eksternal dan 3 buah interupsi internal) Sebuah port serial dengan kontrol serial full duplex UART. Kecepatan pelaksanaan intruksi persiklus untuk mikrokontroler ini adalah 1 mikrodetik pada frekuensi clock 12 MHz. Mikrokontroler ini memiliki timer internal dengan frekuensi 12 MHz (Suyatno et al. 2007). Susunan pin-pin mikrokontroler 89x52 dapat dilihat pada Gambar 3 dengan konfigurasi sebagai berikut. Pin 1 sampai 8 (Port 1) merupakan port paralel 8 bit 2 arah (input-output) yang digunakan untuk berbagai keperluan (general purpose). Pin 9 (Reset) adalah interupsi reset (aktif high) perpindahan kondisi rendah ke tinggi akan mereset 89x52. Pin ini dihubungkan dengan rangkaian power on reset. Pin 10 sampai 17 (port 3) adalah port paralel 8 bit 2 arah (input-output) yang memiliki fungsi pengganti. Fungsi pengganti meliputi TXD (Transmisi Data), RXD (Receiver Data), INT0 (Interrupt 0), INT1 (Interrupt 1), T0 (timer 0), T1 (Timer 1), WR (Write), dan RD (Read). Bila fungsi pengganti tidak dipakai, pin-pin ini dapat digunakan sebagai port paralel 8 bit serba guna.

16 Pin 18 dan 19 (XTAL1 dan XTAL2) adalah pin input osilator kristal, yang merupakan input clock bagi rangkaian osilator internal. Pin 20 (ground) dihubungkan ke VSS atau Ground. Pin 21 sampai 28 (port 2) adalah port paralel 8 bit 2 arah (input-output). Port 2 ini mengirim byte alamat apabila dilakukan pengaksesan memori ekternal. Pin 32 sampai 39 (port 0) merupakan port paralel 8 bit open drain 2 arah. Bila digunakan untuk mengakses memori luar, port ini akan memultipleks alamat memori dengan data. Pin 40 (Vcc) dihubungkan ke Vcc (+5 Volt) sebagai power supply untuk mikrokontroler. 5 Gambar 3 Konfigurasi pin MCS-51 Komponen pendukung lainnya yang digunakan pada penelitian ini ialah dapat seven segment (Gambar 4) yang digunakan untuk menampilkan waktu hitung mundur dalam satuan detik. Gambar 4 Seven segment Seven segment merupakan sebuah display yang terbentuk dari 7 buah segmen LED (ditambah 1 segmen untuk menampilkan titik) dan terhubung pada port 0. Tujuh segmen tersebut dinamakan segmen A, B, C, D, E, F, dan G, serta DP, satu buah segmen tambahan untuk menampilkan titik. Pengaturan tampilan seven segment dilakukan dengan menyalakan/ memadamkan segmen led yang sesuai. Seven segment yang menyala dikontrol oleh decoder/ demultiplexer 74LS138 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.

17 6 Gambar 5 Rangkaian decoder 74LS138 dengan mikrokontroler dan 7-Segment Pada Tabel 1, tampak bahwa seven segment yang menyala tergantung pada output dari decoder 74LS138. Output ini dikontrol oleh ketiga input decoder 74LS138 yang terhubung ke P3.5, P3.6, dan P3.7. Oleh karena itu, dari 8 buah display seven segment yang ada pada kit praktikum, selalu hanya ada satu display yang menyala. Display seven segment dihidupkan secara bergantian dengan waktu tunda tertentu yang tidak kasat mata akan membuat display tampak menyala secara bersamaan. Tabel 1 Tabel Kebenaran 74LS138 SELEKTOR ENABLE OUTPUT C B A G1 G2A G2B P3.7 P3.6 P3.5 VCC EN EN Y0 Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y Gambar 6 merupakan push-button yang digunakan sebagai tombol inisiasi terhadap lampu lalu lintas. Selain push-button, keypad juga dapat digunakan sebagai tombol untuk inisiasi.

18 Keypad terdiri dari sejumlah saklar yang terhubung sebagai baris dan kolom seperti Gambar 7. Untuk mengetahui tombol mana yang ditekan, mikrokontroler akan melakukan teknik scanning dengan cara memberi logika low 0 ke salah satu port yang terhubung ke kolom keypad (C1 C4). Selanjutnya, mikrokontroler memeriksa seluruh port yang terhubung pada baris (R1 R4) untuk menguji jika ada tombol yang ditekan pada baris dan kolom tersebut. Jika tidak ada tombol yang ditekan, maka mikrokontroler akan mendapati bahwa seluruh port yang terhubung pada baris (R1 R4) memiliki logika high 1. Kedua tombol akan terhubung pada port yang sama, yaitu port 2. Oleh karena itu, dikembangkanlah 2 prototipe. 7 Gambar 7 Rangkaian dasar keypad 4x4 Dua set lampu lalu lintas yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 8. Satu set lampu lalu lintas digunakan untuk pejalan kaki dan satu set lainnya digunakan untuk pengemudi kendaraan. Led yang digunakan sebagai lampu lalu lintas terhubung pada port 1. Komponen in system programming pada Gambar 9 digunakan untuk memprogram mikrokontroler 89x52. Skematik prototipe dengan push button dan keypad yang telah dihubungkan dengan seluruh komponen yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3. Gambar 8 Dua set lampu lalu lintas Gambar 9 In-System Programming (ISP) Perangkat Lunak Perangkat lunak yang akan digunakan pada penelitian ini adalah Emulator MCU 8051 IDE, compiler MIDE51, dan driver programmer ProgISP versi 1.72.

19 8 Penentuan Fungsi Prototipe Pada tahap ini prototipe akan dirancang sesuai dengan kebutuhan pejalan kaki dalam menyeberang jalan. Perancangan dan Modifikasi Algoritme Algoritme yang diadopsi dalam penelitian ini adalah algoritme jam digital. Timer yang digunakan pada algoritme jam digital adalah timer internal. Algoritme lainnya akan dikembangkan sesuai dengan fungsi yang diinginkan. Pengembangan algoritme dilakukan dengan menggunakan bahasa Assembly dengan bantuan perangkat lunak Emulator MCU 8051 IDE. Implementasi Algoritme pada Prototipe Algoritme yang telah dikembangkan akan diimplementasikan pada perangkat prototipe. Compiler yang digunakan adalah MIDE51 sedangkan programmer mikrokontroler yang digunakan adalah ProgISP versi Evaluasi Pada tahap ini, fungsionalitas prototipe akan diiuji dengan beberapa persyaratan, yaitu: 1 Kondisi default dapat ditampilkan. 2 Kondisi menyeberang dapat diinisiasi dengan tombol. Tombol yang digunakan terdiri atas push-button dan keypad. a Waktu kondisi menyeberang dengan menggunakan push-button diaktifkan dengan menekan push-button sebanyak 2 kali. b Waktu kondisi menyeberang dengan menggunakan tombol keypad diaktifkan dengan menekan keypad ENT setelah terlebih dahulu menekan keypad angka secara bebas. Pada keypad, waktu hitung mundur dapat dihapus dan kemudian diganti dengan menggunakan keypad COR atau MEN. 3 Waktu hitung mundur dapat ditampilkan pada seven segment. 4 Setelah waktu habis, lampu lalu lintas kembali ke kondisi default. 5 Tombol tidak dapat ditekan kembali sebelum jeda waktu 5 menit. 6 Prototipe akan memberikan waktu hitung mundur selama x detik. Nilai x yang tersimpan pada masing-masing push-button adalah 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 detik, sedangkan nilai x yang dapat dihasilkan dengan keypad adalah 0-99 detik. 7 Transisi lampu merah menjadi hijau dan sebaliknya menggunakan lampu kuning. Apabila persyaratan fungsionalitas di atas belum seluruhnya terpenuhi maka algoritme yang dirancang perlu ditelusuri kembali. Penelitian dianggap selesai setelah ke-7 fungsi terpenuhi.

20 9 HASIL DAN PEMBAHASAN Rancangan Fungsi Prototipe Fungsi prototipe yang dikembangkan adalah: 1 Kondisi default: lampu hijau pada salah satu set lampu lalu lintas (yang diasumsikan untuk kendaraan) dan lampu merah pada set lampu lalu lintas lainnya (yang diasumsikan untuk pejalan kaki) menyala. 2 Kondisi lampu lalu lintas dapat diubah menjadi kondisi menyeberang, yaitu kebalikan dari kondisi default-nya melalui inisiasi tombol. Setelah tombol ditekan, seven segment akan menampilkan perhitungan mundur dalam detik. 3 Waktu kondisi menyeberang yang akan ditampilkan pada seven segment ditentukan melalui push-button, dengan rentang nilai antara detik, dan keypad, dengan rentang nilai 0-99 detik. 4 Transisi lampu merah menjadi hijau dan sebaliknya menggunakan lampu kuning. 5 Tombol dapat ditekan kembali setelah jeda waktu 5 menit. Rancangan Algoritme Algoritme dikembangkan berdasarkan fungsi prototipe yang telah ditentukan, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 10 (dengan push-button) dan Gambar 11 (dengan keypad). Prototipe dimulai dengan kondisi default, yaitu lampu hijau pada lampu A, satu set lampu lalu lintas untuk pengemudi kendaraan, dan lampu merah pada lampu B, satu set lampu lalu lintas untuk pejalan kaki, menyala serta seven segment masih dalam keadaan non-aktif. Tombol yang digunakan untuk inisiasi terdiri atas push-button dan keypad. Pada Gambar 10, dapat dilihat bahwa apabila push-button ditekan sekali, seven segment aktif untuk menampilkan waktu penyeberangan x detik. Enam buah pushbutton yang digunakan mewakili masing-masing nilai x, yaitu 10, 20, 30, 40, 50, dan 60. Penekanan push-button kedua kalinya akan membuat kondisi default berubah menjadi kondisi menyeberang, yaitu lampu hijau pada lampu A berubah menjadi merah, lampu merah pada lampu B berubah menjadi hijau, serta seven segment akan mulai menampilkan hitungan mundur dari x detik ke 0. Selain push-button, keypad dapat digunakan untuk menentukan waktu menyeberang. Prototipe yang kedua (Gambar 10), penekanan angka keypad akan menentukan waktu menyeberang. Nilai x yang dihasilkan dengan keypad memiliki rentang nilai yang lebih luas, yaitu antara 0-99 detik. Seven segment akan mulai menampilkan hitung mundur setelah keypad ENT ditekan. Pada kondisi ini, pejalan kaki menyeberang jalan. Transisi lampu merah menjadi hijau dan sebaliknya menggunakan lampu kuning. Setelah waktu penyeberangan mencapai 0, kondisi menyeberang berubah kembali menjadi kondisi default dan inisiasi tombol untuk kedua kalinya dapat digunakan setelah jeda waktu 5 menit.

21 10 Keterangan gambar: A= Pengemudi kendaraan B= Pejalan kaki x= 10, 20, 30, 40, 50, 60 Gambar 10 Algoritme dengan push-button Keterangan gambar: A= Pengemudi kendaraan B= Pejalan kaki x= Gambar 11 Algoritme dengan keypad Pilihan waktu menyeberang yang diterapkan pada prototipe cukup bervarisi. Waktu menyeberang dipengaruhi oleh lebar jalan dan kecepatan pejalan kaki. Ukuran umum lebar jalan adalah 3.25 sampai 3.75 m (Bang 1997). Sedangkan rata-rata kecepatan pejalan kaki adalah 3.5 ft/s atau sama dengan 1.1 m/s (LaPlante and Kaeser 2007). Oleh karena itu, standar waktu menyeberang pejalan kaki dapat ditentukan dengan menghitung hasil bagi lebar jalan dengan kecepatan pejalan kaki. Rata-rata waktu menyeberang yang dapat dijadikan acuan untuk menyeberang adalah detik (LaPlante and Kaeser 2007).

22 Perhitungan mundur (detik) yang ditampilkan pada seven segment menggunakan algoritme jam digital yang menggunakan sarana timer yang ditimbulkan oleh interupsi, ditunjukkan pada Gambar 12. Mikrokontroler jenis 89x52 mempunyai 3 perangkat timer/ counter, yaitu Timer 0, Timer 1, dan Timer 2. Perangkat timer/ counter tersebut dapat diakses dengan menggunakan register khusus yang tersimpan dalam SFR (Special Function Register). Dalam mengatur kerja timer/ counter tersebut digunakan 2 register tambahan yang dipakai bersama oleh Timer 0 dan Timer 1. Register tambahan tersebut adalah register TCON (Timer Control Register) dan register TMOD (Timer Mode Register). Pencacah biner timer/ counter 89x52 merupakan pencacah biner 16 bit naik yang mencacah dari 0000h sampai FFFFh. Saat kondisi pencacah berubah dari FFFFh kembali ke 0000h akan timbul sinyal limpahan (overflow). TL0 (Timer 0 low byte), TH0 (Timer 0 high byte), TL1 (Timer 1 low byte), dan TH1 (Timer 1 high byte) merupakan SFR yang dipakai untuk membentuk pencacah biner Timer 0 dan Timer 1 dengan indikator limpahan pada TF0 dan TF1. Timer 2 menggunakan register TL2, TH2, RCAP2L dan RCAP2H serta indikator limpahan TF2. Jumlah ruang untuk pencacahan ditentukan oleh mode kerja timer sebagai berikut: 1 Mode 0 mengaktifkan timer sebagai pencacah 13 bit dan diaktifkan dengan mengeset bit M1 = 0 dan bit M0 = 0 pada SFR TMOD. Pada mode ini, TLx hanya akan menghitung hingga 5 bit, sedangkan THx akan menghitung hingga 8 bit. Timer pencacah 13 bit akan overflow setelah 2 13 atau 8192 hitungan. 2 Mode 1 mengaktifkan timer sebagai pencacah 16 bit dan diaktifkan dengan mengeset bit M1 = 0 dan bit M0 = 1 pada SFR TMOD. Pada mode ini, TLx dan Thx difungsikan secara penuh (masing-maisng 8 bit). Timer pencacah 16 bit akan overflow setelah 2 16 atau hitungan. 3 Mode 2 mengaktifkan timer sebagai pencacah 8 bit dengan autoreload. Mode ini diaktifkan dengan mengeset bit M1 = 1 dan bit M0 = 0 pada SFR TMOD. TLx digunakan sebagai register pencacah, sementara THx diisi dengan data yang akan di- reload -kan jika TLx telah overflow. Jumlah hitungan pencacahan yang dilakukan adalah 2 8 atau 256 dikurangi nilai yang tersimpan pada THx. 4 Mode 3 hanya berlaku pada timer 0 yang akan memfungsikan TL0 dan TH0 sebagai register 8 bit yang memiliki fungsi berbeda satu sama lain. TL0 dikendalikan oleh bit-bit TMOD dan TCON untuk timer 0, sedangkan TH0 diatur oleh bit-bit TCON untuk timer 1. Mode ini diaktifkan dengan mengeset bit M1 = 1 dan bit M0 = 1 pada SFR TMOD. Prototipe ini menggunakan Timer 0 yang akan diakses melalui register TL0 dan TH0. Indikator limpahan memakai TF0 untuk membangkitkan clock jam digital yang akan ditampilkan pada seven segmen, bagian detik puluhan (display 6), dan detik satuan (display 7). Mode timer yang digunakan adalah mode 1 (timer 16 bit). Clock yang digunakan untuk timer adalah clock internal mikrokontroler, yaitu 12 MHz sehingga frekuensi pencacah adalah 12 MHz/12 = 1 MHz. Pembagi 12 ini diperlukan karena 1 machine cycle mikrokontroler MCS-51 setara dengan 12 clock cycle. Hal ini berarti bahwa satu hitungan timer setara dengan 1 mikrodetik. 11

23 12 Timer akan overflow setiap hitungan. Clock internal mikrokontroler adalah 12 MHz, maka satu hitungan setara dengan 1 mikrodetik. Dengan kata lain, timer akan overflow setiap mikrodetik. Hitungan timer yang akan digunakan setiap kali overflow adalah mikrodetik atau 0.05 detik dan 20 kali overflow akan setara dengan 1 detik. Angka dipilih agar hitungan menjadi bulat dan mudah dikonversi menjadi satuan detik. Untuk membangkitkan interupsi timer setiap mikrodetik, maka data awal yang harus diisikan pada register timer adalah sebagai berikut: = (desimal) atau 3CB0h Nilai 3CB0h akan diberikan sebagai nilai awal timer dengan aturan data 3Ch diisikan sebagai nilai awal register TH0 dan B0h diisikan sebagai nilai awal register TL0. Dengan demikian, interupsi TF0 akan segera dibangkitkan setiap mikrodetik atau 0,05 detik. Berdasarkan perhitungan di atas, penggunaan mode 1 lebih mudah dibanding mode lainnya. Misalnya, perhitungan dengan menggunakan mode 3. Mode 3 sebagai register 8 bit memiliki nilai overflow setiap 2 8 atau 255 mikrodetik. Untuk menghasilkan 1 detik, maka timer dengan mode 3 akan overflow sebanyak 1 detik/ 255 mikrodetik. Nilai dari hasil bagi tersebut tidak bulat sehingga untuk mengkonversikannya pada bilangan hexadesimal cukup sulit. Oleh karena itu, dipilihlah angka 250 sebagai nilai untuk overflow. Untuk membangkitkan interupsi timer setiap 250 mikrodetik, data awal yang harus diisikan pada register timer adalah sebagai berikut: = 5 (desimal) atau 5h Nilai 5h akan diberikan sebagai nilai awal timer pada register TL0. Timer dengan nilai overflow 250 mikrodetik akan menghasilkan 1 detik setelah 4000 kali overflow. Satu detik diperoleh setelah 4000 kali akan membutuhkan daya yang besar dibandingkan dengan overflow setelah 20 kali. Oleh karena itu, penggunaan timer 0 dengan mode 1 lebih menguntungkan untuk perhitungan interupsi pada prototipe. Mikrokontroler keluarga MCS51 menyediakan fasilitas untuk 5 jenis sumber interupsi yaitu 2 sumber interupsi eksternal (melalui pin INT0 dan INT1 pada mikrokontroler) dan 3 sumber interupsi internal (Timer 0, Timer 1, dan Port Serial). Agar interupsi dapat dilayani maka instruksi Assembly interrupt routine harus ditempatkan pada alamat vektor tertentu seperti pada Tabel 2, sesuai dengan sumber interupsi yang akan digunakan. Prototipe ini menggunakan interupsi internal Timer 0 (alamat 000Bh). Tabel 2 Alamat vektor interupsi Source IE0 TF0 IE1 TF1 RI + TI Vector Address 0003h 000Bh 0013h 001Bh 0023h

24 13 Gambar 12 Algoritme interupsi Timer 0 Implementasi Algoritme Algoritme yang telah dirancang diimplementasikan dalam bahasa Assembly Diagram alir untuk subrutin interupsi dan seven segment dapat dilihat pada Lampiran 4. Listing program Assembly untuk prototipe dengan push-button dapat dilihat pada Lampiran 5. Listing program Assembly untuk prototipe dengan keypad dapat dilihat pada Lampiran 6. Evaluasi Evaluasi kedua prototipe ditunjukkan pada Tabel 3. Prototipe yang dikembangkan berhasil memenuhi seluruh persyaratan/ fungsi yang diinginkan. Namun, prototipe pertama masih memiliki kekurangan, yaitu pemilihan waktu menyeberang belum fleksibel. Misalnya waktu yang diinginkan adalah 20, tetapi tombol yang di tekan adalah tombol 30 (salah menekan push-button), maka untuk menampilkan angka 20, tombol 40, 50, 60, dan 10 harus ditekan terlebih dahulu. Perbandingan kedua prototipe yang telah berhasil dikembangkan dapat dilhat pada Tabel 4. Prototipe dengan push-button kurang fleksibel dalam penentuan waktu menyeberang, hanya 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 detik. Sedangkan prototipe dengan keypad dapat dipilih pada rentang nilai Tetapi prototipe dengan push-button lebih mudah dalam penggunaannya dibandingkan dengan prototipe dengan keypad. Dalam implementasi, jika terjadi kerusakan pada pushbutton maka cukup dengan mengganti push-button yang rusak saja. Sedangkan keypad, apabila 1 keypad mengalami kerusakan maka keseluruhan keypad harus diganti karena keypad bersifat paralel. Koreksi kesalahan dalam pemilihan waktu

25 14 menyeberang dengan push-button lebih sulit dilakukan daripada prototipe dengan keypad karena pada keypad ada tombol yang digunakan untuk menghapus. Tabel 3 Evaluasi prototipe No Fungsionalitas Hasil 1 Kondisi default dapat ditampilkan 2 Kondisi menyeberang dapat diinisiasi dengan tombol yang terdiri atas push button dan keypad 3 Waktu hitung mundur dapat ditampilkan pada seven segment 4 Setelah waktu habis, lampu lalu lintas kembali ke kondisi default 5 Tombol tidak dapat ditekan kembali sebelum jeda waktu 5 menit 6 Prototipe akan memberikan waktu hitung mundur selama x detik. Nilai x yang tersimpan pada masing-masing push button adalah 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 detik. Nilai x yang dapat dihasilkan dengan keypad adalah 0-99 detik 7 Transisi lampu merah menjadi hijau dan sebaliknya menggunakan lampu kuning Tabel 4 Perbandingan kedua prototipe yang dikembangkan No 1 Perbandingan Fleksibilitas penentuan waktu menyeberang Prototipe dengan push-button Kurang fleksibel Prototipe dengan keypad Lebih fleksibel 2 Kemudahan penggunaan Lebih mudah Lebih kompleks 3 Pemeliharaan Lebih mudah Lebih kompleks 4 Koreksi kesalahan penekanan sulit mudah SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Prototipe lampu lalu lintas bagi pejalan kaki berbasis mikrokontroler yang diinisiasi dengan tombol telah berhasil dikembangkan pada 2 prototipe. Kedua prototipe yang telah berhasil dibuat dengan menggunakan push-button dan menggunakan keypad. Kedua prototipe telah memenuhi ke-7 fungsi yang diinginkan. Prototipe dengan push-button lebih mudah dalam penggunaan dan pemeliharaannya. Sedangkan prototipe dengan keypad memiliki fleksibilitas dalam penentuan waktu menyeberang dan koreksi kesalahan penekanan lebih mudah.

26 15 Saran Prototipe dengan push-button masih memiliki kekurangan dalam hal koreksi kesalahan penekanan. Pada penelitian selanjutnya, algoritme scan push-button dapat diubah agar penekanan push-button tidak perlu berurutan. Kekurangan lainnya adalah jeda waktu penekanan tombol tidak dapat diubah selain melalui pemrograman ulang. Pada implementasinya dapat ditambahkan modul CCTV untuk menangkap gambar traffic kendaraan dan penyeberang jalan. Gambar ini dapat diolah dengan image processing untuk menentukan jumlah kendaraan dan penyeberang jalan. Informasi ini dapat digunakan untuk menentukan jeda waktu penekanan tombol berikutnya. DAFTAR PUSTAKA Bang KL Final Report: Indonesia Highway Capacity Manual and Software (Kaji). Indonesian Highway Capacity Manual Project Feb 25; Bandung, Jakarta. Bandung (ID). Hamirani NS, Shaikh AA, Memon PM, Khatri YA Wireless dual purpose propeller clock display. International Journal of Engineering and Technology. 2(3): Indonesia. Undang-Undang tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Undang- Undang Nomor 22 Tahun 2009 Pasal 130 ayat 2 Jatmiko W, Arfan A, Krisnadhi AA, Kusumoputro B, Takagawa I, Sekiyama K, Fukuda T Traffic signal control modification based on self-organizing in Indonesia. Di dalam: International Symposium on Micro-NanoMechatronics and Human Science Nov Nagoya, Jepang. hlm LaPlante J., Kaeser TP A history of pedestrian signal walking speed assumptions. Di dalam: 3 rd Urban Street Symposium; 2007 Jun 24-27; Seattle, Amerika Serikat. hlm 1-8. Suyatno P, Istofa, Yuniarsari L Rekayasa sistem pengatur parameter pesawat sinar-x diagnostik berbasis mikrokontroler keluarga MCS 51. Seminar Nasional III SDM Teknologi Nuklir; 2007 Nov 21-22; Yogyakarta, Indonesia. Yogyakarta (ID). hlm

27 16 Lampiran 1 Rangkaian praktikum yang digunakan Lampiran 2 Skematik antarmuka prototipe dengan push button

28 Lampiran 3 Skematik antarmuka prototipe dengan keypad 17

29 18 Lampiran 4 Diagram alir subrutin interupsi dan subrutin seven segment Lampiran 5 Listing program prototipe dengan push-button ;program untuk perubahan lampu oleh tombol P2.1 sudah benar ;pada program ini waktu tunggu dibuat 5s detik equ 30h detikpuluhan equ 31h detiksatuan equ 32h counter20 equ 33h Org 0h Start0: sjmp Start Org 0bh Ljmp Interrupt_Timer0 Start: Mov P1,# b loop:

30 19 disp: jb P2.0,loop1 mov R7,#10 call delay_500ms MOV detik, R7 CALL Update_tombol call ClockDisplay_tombol jnb P2.0,run jb P2.1, disp loop1: jb P2.1,loop2 mov R7,#20 call delay_500ms disp1: MOV detik, R7 CALL Update_tombol call ClockDisplay_tombol jnb P2.1,run jb P2.2,disp1 loop2: jb P2.2,loop3 mov R7,#30 call delay_500ms disp2: MOV detik, R7 CALL Update_tombol call ClockDisplay_tombol jnb P2.2,run jb P2.3,disp2 loop3: jb P2.3,loop4 mov R7,#40 call delay_500ms disp3: MOV detik, R7 CALL Update_tombol call ClockDisplay_tombol jnb P2.3,run jb P2.4,disp3 loop4: jb P2.4,loop5 mov R7,#50 call delay_500ms disp4: MOV detik, R7 CALL Update_tombol call ClockDisplay_tombol jnb P2.4,run jb P2.5,disp4 loop5: jb P2.5,loop mov R7,#60 call delay_500ms disp5:

31 20 run: MOV detik, R7 CALL Update_tombol call ClockDisplay_tombol jnb P2.5,run jb P2.0,disp5 jmp loop call delay_500ms jmp kuning_tombol kuning_tombol: Mov P1,# b call delay_1s Mov P1,# b call tunggu_tombol ; kuning2_tombol: call delay_500ms Mov P1,# b call delay_1s Mov P1,# b call delay_1s ulang_tombol: Mov P1,# b call delay_60s jmp Start0 tunggu_tombol: mov Counter20,#20 mov detik,r7 call Update_tombol call ClockDisplay_tombol call DoClock_tombol call InitTimer call interrupt_timer0 Forever_tombol: call ClockDisplay_tombol sjmp Forever_tombol Interrupt_Timer0: mov tl0,#0b0h mov th0,#03ch djnz Counter20, EndInterrupt mov Counter20,#20 call DoClock_tombol EndInterrupt: reti ; DoClock_tombol: dec detik mov A,detik cjne A,#00h,Update_tombol call Update_tombol; call ClockDisplay_tombol jmp kuning2_tombol Update_tombol: mov A,detik mov B,#10

32 21 DIV AB mov detikpuluhan,a mov detiksatuan,b ret ; ClockDisplay_tombol: Mov DPTR,#Decoder7Segmen mov A,detikpuluhan Movc A,@A+DPTR mov P0,A ; clr P3.5 ; Setb P3.6 Setb P3.7 call delay ; Mov DPTR,#Decoder7Segmen mov A,detiksatuan Movc A,@A+DPTR mov P0,A ; Setb P3.5 ; Setb P3.6 Setb P3.7 call delay ; ret ; InitTimer: mov TMOD,# b mov tl0,#0b0h mov th0,#03ch setb ET0 ;Enable Timer 0 Interrupt setb EA ;Master Interrupt Enable setb TR0 ;Clock start running ret ; ;subroutine delay time delay: mov R1,#2 del1: mov R2,#255 del2: djnz R2,del2 djnz R1,del1 ret ; L O O K U P T A B L E ; Decode to Seven Segmen -> g f e d c b a Decoder7segmen: DB b, b, b, b, b DB b, b, b, b, b ; delay_60s: ; START: Wait loop, time: 60 s ; Clock: khz (12 / MC) ; Used registers: R0, R1, R2, R3, R4 MOV R4, #02Ah MOV R3, #083h MOV R2, #006h

33 22 MOV R1, #0B5h MOV R0, #003h NOP DJNZ R0, $ DJNZ R1, $-5 DJNZ R2, $-9 DJNZ R3, $-13 DJNZ R4, $-17 MOV R2, #002h MOV R1, #0A0h MOV R0, #0A1h NOP DJNZ R0, $ DJNZ R1, $-5 DJNZ R2, $-9 MOV R2, #008h MOV R1, #0FCh MOV R0, #005h NOP DJNZ R0, $ DJNZ R1, $-5 DJNZ R2, $-9 MOV R0, #011h DJNZ R0, $ ; Rest: 0 ; END: Wait loop ret delay_1s: ; START: Wait loop, time: 1 s ; Clock: khz (12 / MC) ; Used registers: R0, R1, R2, R3 MOV R3, #003h MOV R2, #0D2h MOV R1, #024h MOV R0, #014h NOP DJNZ R0, $ DJNZ R1, $-5 DJNZ R2, $-9 DJNZ R3, $-13 MOV R0, #059h DJNZ R0, $ NOP ; Rest: 0 ; END: Wait loop ret delay_500ms: ; START: Wait loop, time: 500 ms ; Clock: khz (12 / MC) ; Used registers: R0, R1, R2 MOV R2, #004h MOV R1, #0FAh MOV R0, #0F8h NOP DJNZ R0, $ DJNZ R1, $-5 DJNZ R2, $-9

34 23 ; Rest: us ret End Lampiran 6 Listing program prototipe dengan keypad col4 bit P2.7 col3 bit P2.6 col2 bit P2.5 col1 bit P2.4 row1 bit P2.0 row2 bit P2.1 row3 bit P2.2 row4 bit P2.3 counter20 equ 30h detik equ 31h output equ 32h keydata equ 33h keybounc equ 34h check equ 40h satuan equ 41h puluhan equ 42h keyport equ P2 Org 0h Start0: sjmp Start1 ;lompat ke Start Org 0bh ;mulai program dari alamat Ljmp Interrupt_Timer0 Start1: MOV P2,# b ;isi P2 dengan mov keydata,#00h mov output,#00h CALL CLEAR start: Mov 90h,# b CALL keypad4x4 ;Calling subroutine keypad4x4 MOV A,keydata ;Copy keydata ke A CALL count0 call bin2dec CALL display2sevensegmen ; SJMP start tunggu: Mov P1,# b call delay_1s Mov P1,# b call delay_1s mov Counter20,#20 mov detik,output call Update call ClockDisplay call DoClock call InitTimer ;memanggil InitTimer call interrupt_timer0 Forever: call ClockDisplay

35 24 sjmp Forever ; Interrupt_Timer0: mov tl0,#0b0h mov th0,#03ch djnz Counter20, EndInterrupt mov Counter20,#20 call DoClock EndInterrupt: reti ; DoClock: dec detik ;mengurangi 1 nilai detik mov A,detik ;memindahkan nilai detik ke A cjne A,#0h,Update call Update; call ClockDisplay jmp kuning2 Update: mov A,detik mov B,#10 DIV AB mov puluhan,a mov satuan,b ret ; ClockDisplay: Mov DPTR,#data7segmen mov A,puluhan Movc A,@A+DPTR mov P0,A ; clr P3.5 ; Setb P3.6 Setb P3.7 call delay ; Mov DPTR,#data7segmen mov A,satuan Movc A,@A+DPTR mov P0,A Setb P3.5 ; Setb P3.6 Setb P3.7 call delay ; ret InitTimer: mov TMOD,# b mov tl0,#0b0h mov th0,#03ch setb ET0 ;Enable Timer 0 Interrupt setb EA ;Master Interrupt Enable setb TR0 ;Clock start running ret ; ;subroutine delay time delay: mov R1,#2

36 25 del1: del2: mov R2,#255 djnz R2,del2 djnz R1,del1 ret kuning2: call delay_500ms Mov P1,# b call delay_1s Mov P1,# b call delay_1s ulang_tombol: Mov P1,# b call delay_60s jmp Start0 mundur: mov a, output mov b,#10d div ab mov b,#0 mov output,a mov keydata, a dec r7 MOV R5,#0 ret COUNT0: CJNE R7, #00, COUNT1 MOV A, OUTPUT RET COUNT1: CJNE r7, #01, COUNT2 MOV R5, A MOV OUTPUT,A RET COUNT2: MOV R4,A MOV A,R5 MOV B,#10D MUL AB MOV r6,b mov b,#0 ADD A,R4 MOV R4,A MOV OUTPUT,A RET clear: MOV A,#00 MOV B,#00 MOV R1,#00 MOV R2,#00 MOV R3,#00 MOV R4,#00 MOV R5,#00 MOV R6,#00 MOV R7,#00 MOV KEYDATA,#00

37 26 mov puluhan,#0 mov satuan,#0 clr c RET Bin2Dec: mov b,#10d div ab mov puluhan,a mov satuan,b ret Keypad4x4: MOV keybounc,#1 ;keybounc = (default)50 MOV keyport,#0ffh ;keyport=p2= FF CLR col4 ;col4 = 0 keyc: jb row2,keyclr DJNZ keybounc, keyc call delaytombol call mundur ret keyclr: jb row1,keyent ; Key CLR DJNZ keybounc,keyclr call delaytombol mov output,#00h CALL clear RET keyent: setb col4 CLR col3 jb row4,key3 DJNZ keybounc,keyent call delaytombol call tunggu RET key3: jb row1,key6 DJNZ keybounc,key3 ; Key ENT call delaytombol MOV keydata,#03d ;Data Output INC R7 RET key6: jb row2,key9 DJNZ keybounc,key6 ; Key 9 call delaytombol MOV keydata,#06d ;Data Output inc R7 RET key9: jb row3,key0 DJNZ keybounc,key9 ; Key 6 call delaytombol MOV keydata,#09d ;Data Output inc R7 RET key0: setb col3

38 27 key2: key5: CLR col2 jb row4,key2 DJNZ keybounc,key0 call delaytombol MOV keydata,#00d ;Data Output inc R7 RET jb row1,key5 DJNZ keybounc,key2 call delaytombol MOV keydata,#02d ;Data Output inc R7 RET jb row2,key8 DJNZ keybounc,key5 call delaytombol MOV keydata,#05d ;Data Output inc R7 RET key8: jb row3,keycan DJNZ keybounc,key8 call delaytombol MOV keydata,#08d ; Data Output inc R7 RET keycan: setb col2 CLR col1 jb row4,key1 DJNZ keybounc,keycan call delaytombol RET key1: jb row1,key4 DJNZ keybounc,key1 MOV keydata,#01d ;Data Output call delaytombol inc R7 RET key4: key7: jb row2,key7 DJNZ keybounc,key4 call delaytombol MOV keydata,#04d ;Data Output inc R7 RET jb row3,nokey DJNZ keybounc,key7 call delaytombol MOV keydata,#07d ;Data Output inc R7 RET

39 28 Nokey: RET Display2SevenSegmen: mov A,puluhan mov DPTR, #data7segmen movc mov P0,A ; clr P3.5 ;untuk kit praktikum: clr P3.5 setb P3.6 ;untuk kit praktikum: Setb P3.6 SETB P3.7 ;untuk kit praktikum: Setb P3.7 call delay;delaydisplay ; mov A,satuan mov DPTR, #data7segmen movc mov P0,A ; setb P3.5 ;untuk kit praktikum: Setb P3.5 setb P3.6 ;untuk kit praktikum: Setb P3.6 setb P3.7 ;untuk kit praktikum: Setb P3.7 call delay;delaydisplay ret delaydisplay: MOV R1, #002h MOV R0, #0F7h NOP DJNZ R0, $ DJNZ R1, $-5 NOP NOP NOP ret delaytombol: MOV R2, #004h MOV R1, #0FAh MOV R0, #050h NOP DJNZ R0, $ DJNZ R1, $-5 DJNZ R2, $-9 ret delay_60s: ; START: Wait loop, time: 60 s ; Clock: khz (12 / MC) ; Used registers: R0, R1, R2, R3, R4 MOV R4, #02Ah MOV R3, #083h MOV R2, #006h MOV R1, #0B5h MOV R0, #003h NOP DJNZ R0, $ DJNZ R1, $-5 DJNZ R2, $-9

40 29 DJNZ R3, $-13 DJNZ R4, $-17 MOV R2, #002h MOV R1, #0A0h MOV R0, #0A1h NOP DJNZ R0, $ DJNZ R1, $-5 DJNZ R2, $-9 MOV R2, #008h MOV R1, #0FCh MOV R0, #005h NOP DJNZ R0, $ DJNZ R1, $-5 DJNZ R2, $-9 MOV R0, #011h DJNZ R0, $ ; Rest: 0 ret delay_1s: ; START: Wait loop, time: 1 s ; Clock: khz (12 / MC) ; Used registers: R0, R1, R2, R3 MOV R3, #003h MOV R2, #0D2h MOV R1, #024h MOV R0, #014h NOP DJNZ R0, $ DJNZ R1, $-5 DJNZ R2, $-9 DJNZ R3, $-13 MOV R0, #059h DJNZ R0, $ NOP ; Rest: 0 ret delay_500ms: ; START: Wait loop, time: 500 ms ; Clock: khz (12 / MC) ; Used registers: R0, R1, R2 MOV R2, #004h MOV R1, #0FAh MOV R0, #0F8h NOP DJNZ R0, $ DJNZ R1, $-5 DJNZ R2, $-9 ; Rest: us ret data7segmen: db b, b, b, b, b db b, b, b, b, b end

41 30 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Padangsidimpuan pada tanggal 8 Maret 1989 dari almarhum ibu Ernata boru Siregar dan bapak Mangapul Adil Situmorang. Penulis merupakan anak ke-4 dari 5 bersaudara. Pada tahun 2007, penulis lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 Padangsidimpuan dan pada tahun yang sama diterima di Diploma Universitas Sumatera Utara (USU) Keahlian Ilmu Komputer. Pada tahun 2010 penulis lulus dari Diploma USU dan melanjutkan pendidikan di Program Alih Jenis Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB.

Pengembangan Prototipe Lampu Lalu Lintas Pejalan Kaki Berbasis Mikrokontroler MCS-51 yang Diinisiasi dengan Tombol

Pengembangan Prototipe Lampu Lalu Lintas Pejalan Kaki Berbasis Mikrokontroler MCS-51 yang Diinisiasi dengan Tombol Tersedia secara online di: http://journal.ipb.ac.id/index.php/jika Volume 2 Nomor 2 halaman 64-72 ISSN: 2089-6026 Pengembangan Prototipe Lampu Lalu Lintas Pejalan Kaki Berbasis Mikrokontroler MCS-51 yang

Lebih terperinci

PERCOBAAN 15 I N T E R U P S I

PERCOBAAN 15 I N T E R U P S I PERCOBAAN 15 I N T E R U P S I TUJUAN 1. Memahami sistem interupsi pada mikrokontroller 2. Menerapkan sistem interupsi pada pembuatan jam digital 3. Memahami penggunakan bahasa assembly untuk penggunakan

Lebih terperinci

PERCOBAAN 9 T I M E R/ COUNTER

PERCOBAAN 9 T I M E R/ COUNTER PERCOBAAN 9 T I M E R/ COUNTER TUJUAN 1. Memahami fungsi timer dan counter pada mikrokontroller 2. Memahami rangkaian interface untuk aplikasi timer dan counter 3. Dapat memanfaatkan fungsi counter untuk

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 DISPLAY 7 SEGMEN

PERCOBAAN 3 DISPLAY 7 SEGMEN PERCOBAAN 3 DISPLAY 7 SEGMEN TUJUAN: 1. Memahami rangkaian interface mikrokontroller dengan 7 segmen 2. Memahami program assembly untuk menampilkan data ke 7 segment 3. Memahami beberapa instruksi assembly

Lebih terperinci

TIMER DAN COUNTER MIKROKONTROLER ATMEL

TIMER DAN COUNTER MIKROKONTROLER ATMEL Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 TIMER DAN COUNTER MIKROKONTROLER ATMEL I. TIMER DAN COUNTER Timer atau counter pada dasarnya adalah sebuah pencacah. Pencacah itu bisa dipakai sebagai pewaktu

Lebih terperinci

PORT PARALEL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51

PORT PARALEL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 PORT PARALEL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 I. FISIK AT89C51 Mikrokontroler AT89C51 umumnya mempunyai kemasan 40 pin seperti gambar berikut. AT89C51 mempunyai

Lebih terperinci

Memprogram Port sebagai Output dan Input Sederhana

Memprogram Port sebagai Output dan Input Sederhana BAGIAN 1 Tujuan Pembelajaran Umum: 1. Mahasiswa trampil memprogram Port sebagai Input dan Output sederhana menggunakan bahasa pemrograman assembly Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. Mahasiswa memahami Konstruksi

Lebih terperinci

PORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51

PORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 PORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 I. FISIK AT89C51 Mikrokontroler AT89C51 umumnya mempunyai kemasan 40 pin seperti gambar berikut. AT89C51 telah dilengkapi

Lebih terperinci

Percobaan 5 PENGENALAN MIKROKONTROLER 8051

Percobaan 5 PENGENALAN MIKROKONTROLER 8051 Percobaan 5 PENGENALAN MIKROKONTROLER 8051 I. Tujuan 1. Mempelajari arsitektur mikrokontroller 8051 2. Memahami macam-macam interrupt yang ada pada mikrokontroller 8051 3. Memahami penggunaan I/O port

Lebih terperinci

AKSES MEMORI Menggunakan DT-51 MinSys

AKSES MEMORI Menggunakan DT-51 MinSys AKSES MEMORI Menggunakan DT-51 MinSys Mengakses eksternal memori dan data memori pada DT-51 Minimum sistem. Membuat program untuk penulisan atau pembacaan data pada memori eksternal DT-51 MinSys. Memori

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51

4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51 4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51 Mikrokontroler MCS-51 memiliki 2 jenis port input/output, yaitu port I/O parallel dan port I/O serial. Port I/O parallel sebanyak 4 buah dengan nama P0,P1,P2

Lebih terperinci

Memprogram Interupsi AT89S51

Memprogram Interupsi AT89S51 BAGIAN 1 AT89S51 Tujuan Pembelajaran Umum: 1. Mahasiswa trampil memprogram interupsi Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. Mahasiswa memahami dasar-dasar interupsi Mikrokontroler AT89S51 2. Mahasiswa memahami

Lebih terperinci

PERCOBAAN 11 PULSE WIDHT MODULATION

PERCOBAAN 11 PULSE WIDHT MODULATION PERCOBAAN 11 PULSE WIDHT MODULATION TUJUAN: 1. Memahami prinsip dasar PWM 2. Memahami rangkaian Driver Motor DC 3. Memahami pemrograman assembly untuk pengaturan PWM Konsep Dasar PWM Salah satu cara yang

Lebih terperinci

Mikrokontroler 89C51 Bagian II :

Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Mikrokontroler 89C51 merupakan mikrokomputer CMOS 8 bit dengan 4 Kbytes Flash Programmable Memory. Arsitektur 89C51 ditunjukkan pada gambar 2. Accumulator

Lebih terperinci

Percobaan 5. TIMER/COUNTER Menggunakan DT-51 MinSys

Percobaan 5. TIMER/COUNTER Menggunakan DT-51 MinSys Percobaan 5 TIMER/COUNTER Menggunakan DT-51 MinSys Menggunakan Timer/Counter pada DT-51 Mininum System sebagai timer ataupun sebagai counter. Memanfaatkan Special Fungtion Register (SFR) untuk mengatur

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN DAN CARA KERJA ALAT

BAB III RANCANGAN DAN CARA KERJA ALAT BAB III RANCANGAN DAN CARA KERJA ALAT 3.1 Perancangan Alat 3.1.1 Blok Diagram Perancangan Alat Rancangan dan cara kerja alat secara blok diagram yaitu untuk mempermudah dalam menganalisa rangkaian secara

Lebih terperinci

PERCOBAAN 2 SAKLAR PUSH BUTTON

PERCOBAAN 2 SAKLAR PUSH BUTTON TUJUAN: PERCOBAAN 2 SAKLAR PUSH BUTTON 1. Memahami rangkaian mikrokontroller dengan interface ke saklar 2. Memahami program assembly untuk mengambil data saklar dan mengeluarkan data ke LED. 3. Memahami

Lebih terperinci

ANTAR MUKA DST-51 DENGAN MODUL AD-0809

ANTAR MUKA DST-51 DENGAN MODUL AD-0809 ANTAR MUKA DST-51 DENGAN MODUL AD-0809 ADC0809 ADC0809 adalah IC pengubah tegangan analog menjadi digital dengan masukan berupa 8 kanal input yang dapat dipilih. IC ADC0809 dapat melakukan proses konversi

Lebih terperinci

PERCOBAAN 1 DISPLAY LED

PERCOBAAN 1 DISPLAY LED PERCOBAAN 1 DISPLAY LED TUJUAN: 1. Memahami rangkaian mikrokontroller untuk menghidupkan dan mematikan LED. 2. Memahami program assembly untuk menghidupkan dan mematikan LED. 3. Memahami beberapa instruksi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM 3.1. DIAGRAM BLOK display Penguat sinyal Sensor 1 keypad AT89S51 Penguat sinyal Sensor 5 relay alarm pompa Keterangan diagram blok: Sensor air yang berfungsi untuk mengetahui

Lebih terperinci

Pengendalian 8 buah Motor oleh DST-51

Pengendalian 8 buah Motor oleh DST-51 Ib2 Pengendalian 8 buah Motor oleh DST-51 Pada aplikasinya, seringkali suatu sistem mikrokontroler digunakan untuk mengendalikan beberapa buah motor secara bersamaan. Berikut ini adalah pengendalian delapan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL UJI COBA RANGKAIAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL UJI COBA RANGKAIAN BAB IV ANALISA DAN HASIL UJI COBA RANGKAIAN 4.1 Prinsip Kerja Rangkaian Rangkaian ini bekerja berdasarkan dua buah sensor yang di pasang secara berdampingan, dengan memanfaatkan Phototransistor sebagai

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pemantau Ketinggian Air Cooling Tower di PT. Dynaplast. Pengujian dan pengoperasian ini dilakukan

Lebih terperinci

Memprogram Timer Counter

Memprogram Timer Counter BAGIAN 1 Tujuan Pembelajaran Umum: 1. Mahasiswa trampil memprogram Timer Counter Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. Mahasiswa memahami fasilitas Timer Counter pada mikrokontroler AT89S51 2. Mahasiswa memahami

Lebih terperinci

MAKALAH. Timer atau Counter 0 dan 1. Oleh : Rizky Dwi N ( ) Satrio Teguh Yulianto ( ) D3 TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

MAKALAH. Timer atau Counter 0 dan 1. Oleh : Rizky Dwi N ( ) Satrio Teguh Yulianto ( ) D3 TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO MAKALAH Timer atau Counter 0 dan 1 Oleh : Rizky Dwi N (1431110061 ) Satrio Teguh Yulianto (1431110023) D3 TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MALANG TAHUN 2015/2016 i KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Tabel Perbandingan ROM dan RAM pada beberapa seri ATMEL

Tabel Perbandingan ROM dan RAM pada beberapa seri ATMEL Pendahuluan Mikroprosessor 8051 (Struktur dan Organisasi Memori, SFR ) Tabel Perbandingan ROM dan RAM pada beberapa seri ATMEL A. Organisasi Memori Mikroprosesor 8051 Pada mikrokontroler keluarga MCS51

Lebih terperinci

I/O dan Struktur Memori

I/O dan Struktur Memori I/O dan Struktur Memori Mikrokontroler 89C51 adalah mikrokontroler dengan arsitektur MCS51 seperti 8031 dengan memori Flash PEROM (Programmable and Erasable Read Only Memory) DESKRIPSI PIN Nomor Pin Nama

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras 2.1.1 Bahasa Assembly MCS-51 Bahasa yang digunakan untuk memprogram IC mikrokontroler AT89S51 adalah bahasa assembly untuk MCS-51. angka 51 merupakan jumlah instruksi

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER AT89S52

MIKROKONTROLER AT89S52 MIKROKONTROLER AT89S52 Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S52 adalah salah satu anggota

Lebih terperinci

Laporan Modul 2, EL3006 Timer/Counter dan Interrupt Jongguran Sondang DN ( )/ Kelompok 48/ Jumat, 14 Maret 2008 Asisten: Virgilius

Laporan Modul 2, EL3006 Timer/Counter dan Interrupt Jongguran Sondang DN ( )/ Kelompok 48/ Jumat, 14 Maret 2008 Asisten: Virgilius Laporan Modul 2, EL3006 Timer/Counter dan Interrupt Jongguran Sondang DN (132 05 110)/ Kelompok 48/ Jumat, 14 Maret 2008 Asisten: Virgilius Abstrak pada praktikum kali ini, praktikan diharapkan mampu membuat

Lebih terperinci

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pembahasan tentang: Referensi: mikrokontroler (AT89S51) mikrokontroler (ATMega32A) Sumber daya

Lebih terperinci

Alarm Pintu, Harap Pintu Tutup Kembali, Jangan Buka Pintu Lama-lama versi 2

Alarm Pintu, Harap Pintu Tutup Kembali, Jangan Buka Pintu Lama-lama versi 2 Alarm Pintu, Harap Pintu Tutup Kembali, Jangan Buka Pintu Lama-lama versi 2 Kalo sobat pernah jalan-jalan ke sebuah kantor dan lihat di pintu ada tulisan: HARAP PINTU TUTUP KEMBALI atau MOHON PINTU TUTUP

Lebih terperinci

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut. Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu

Lebih terperinci

PERCOBAAN 5 ANALOG TO DIGITAL CONVERTER ( ADC )

PERCOBAAN 5 ANALOG TO DIGITAL CONVERTER ( ADC ) PERCOBAAN 5 ANALOG TO DIGITAL CONVERTER ( ADC ) TUJUAN: 1. Memahami rangkaian interface mikrokontroller dengan ADC 0804 2. Memahami setting tegangan referensi Vref ADC0804 3. Memahami perhitungan tegangan

Lebih terperinci

BAB 13 INTERFACE KE PRINTER DOT MATRIKS

BAB 13 INTERFACE KE PRINTER DOT MATRIKS BAB 13 INTERFACE KE PRINTER DOT MATRIKS TUJUAN 1. Memahami rangkaian interface keyboard PC PS/2 2. Memahami bahasa pemrograman assembly pengambilan data keyboard PC 3. Dapat menampilan data keyboard PC

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.

Lebih terperinci

Gambar 1. Rangkaian interface ke LCD Karakter 2 x16

Gambar 1. Rangkaian interface ke LCD Karakter 2 x16 PERCOBAAN 4 LCD KARAKTER TUJUAN: 1. Memahami rangkaian interface mikrokontroller dengan LCD Karakter 2 x 16 2. Dapat memahami program assembly untuk menampilkan data ke LCD Karakter 2 x 16 3. Memahami

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer, BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1.Hardware 2.1.1 Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

Lebih terperinci

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051 Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051 I. FITUR AT89C1051 Kompatibel dengan produk MCS51 1k byte program flash ROM yang dapa diprogram ulang hingga 1000 kali Tegangan operasi 2.7 volt hingga

Lebih terperinci

Akuisasi data dengan remote host AT89s51 melalui serial RS232

Akuisasi data dengan remote host AT89s51 melalui serial RS232 Akuisasi data dengan remote host AT89s51 melalui serial RS232 I. Tujuan 1. Mahasiswa mampu merealisasikan sebuah system data jarak jauh dengan remote host berbasis MCS51 yang terhubung pada pc melalui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat keras Mikrokontroler AT89S51 2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler AT89S51 merupakan salah satu keluarga dari MCS-51 keluaran Atmel. Jenis mikrokontroler

Lebih terperinci

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

AD Channel AD Conversion

AD Channel AD Conversion AD-0809 8 Channel AD Conversion Fitur: - 8 Channel Multiplex Analog Input - 0 5 Volt Analog Input - 4 Interrupt Output Selector - 4 Address Selector - Kompatibel DST-51 Minimum System & SC-51 - Free Running

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras 2.1.1 Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu mikrokomputer CMOS 8 bit dengan daya rendah, kemampuan tinggi,

Lebih terperinci

DASAR INPUT/OUTPUT (2) (PORT PPI DAN PORT 1 SEBAGAI INPUT/OUTPUT)

DASAR INPUT/OUTPUT (2) (PORT PPI DAN PORT 1 SEBAGAI INPUT/OUTPUT) PERCOBAAN 2 DASAR INPUT/OUTPUT (2) (PORT PPI DAN PORT 1 SEBAGAI INPUT/OUTPUT) Menggunakan DT-51 MinSys Mengamati keluaran data berupa nyala LED setelah proses pemindahan data (akses eksternal) dari sebuah

Lebih terperinci

TAMPILKAN NADA DTMF DAN DERING TELEPHONE OLEH MODUL DF-88 DAN MODUL DST-51 PADA LCD

TAMPILKAN NADA DTMF DAN DERING TELEPHONE OLEH MODUL DF-88 DAN MODUL DST-51 PADA LCD TAMPILKAN NADA DTMF DAN DERING TELEPHONE OLEH MODUL DF-88 DAN MODUL DST-51 PADA LCD Pada aplikasi-aplikasi menggunakan saluran telephone, proses deteksi nada DTMF maupun sinyal dering seringkali dibutuhkan,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

MODE OPERASI TIMER/COUNTER. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

MODE OPERASI TIMER/COUNTER. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY MODE OPERASI TIMER/COUNTER Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id 1. Mode 0 : Timer/Counter 13 bit. Gambar berikut menunjukkan konfigurasi operasi timer/counter mode 0. Salah

Lebih terperinci

TERJADI INTERRUPT MELAYANI INTERRUPT KEMBALI MENERUSKAN PROGRAM YANG TERHENTI PROGRAM YANG SEDANG BERJALAN. Gambar 4.1 Interrupt

TERJADI INTERRUPT MELAYANI INTERRUPT KEMBALI MENERUSKAN PROGRAM YANG TERHENTI PROGRAM YANG SEDANG BERJALAN. Gambar 4.1 Interrupt 1. Interrupt Interrupt adalah suatu kejadian atau peristiwa yang menyebabkan mikrokontroler berhenti sejenak untuk melayani interrupt tersebut. Program yang dijalankan pada saat melayani interrupt disebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PERANGKAT KERAS 2.1.1. Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar

Lebih terperinci

Teknik Interface Keypad 4x3 ke DST-51

Teknik Interface Keypad 4x3 ke DST-51 Teknik Interface Keypad 4x3 ke DST-51 Keypad 4x3 di sini adalah sebuah keypad matrix dengan susunan empat baris dan tiga kolom dengan sebuah common. R1 R2 R3 R4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 * 9 # C1 C2 C3 Gambar

Lebih terperinci

Memprogram Interface Display

Memprogram Interface Display BAGIAN 1 Tujuan Pembelajaran Umum: 1. Mahasiswa trampil memprogram interface display Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. Mahasiswa memahami dasar-dasar interface display 2. Mahasiswa trampil memprogram interface

Lebih terperinci

Gambar Komunikasi serial dengan komputer

Gambar Komunikasi serial dengan komputer 1.6. Port Serial Umumnya orang selalu menganggap port seri pada MCS51 adalah UART yang bekerja secara asinkron, jarang yang menyadari port seri tersebut bisa pula bekerja secara sinkron, pada hal sebagai

Lebih terperinci

Timer Counter. D3 Telekomunikasi.

Timer Counter. D3 Telekomunikasi. Timer Counter D3 Telekomunikasi Timer Pada dasarnya timer dan counter merupakan sistem yang sama-sama menambahkan diri hingga overflow. Timer memanfaatkan frekuensi osilator untuk bertambah tiap machine

Lebih terperinci

DASAR INPUT/OUTPUT (1) (PORT PPI DAN PORT 1 SEBAGAI OUTPUT)

DASAR INPUT/OUTPUT (1) (PORT PPI DAN PORT 1 SEBAGAI OUTPUT) Percobaan DASAR INPUT/OUTPUT () (PORT PPI DAN PORT SEBAGAI OUTPUT) Menggunakan DT-5 MinSys Mengamati keluaran data berupa nyala LED setelah proses pemindahan data (akses eksternal) dari sebuah register

Lebih terperinci

Antar Muka Modul RTC-1287 dengan Modul DST-51

Antar Muka Modul RTC-1287 dengan Modul DST-51 Antar Muka Modul RTC-1287 dengan Modul DST-51 Real Time Clock DS1287/DS12887 DS1287/DS12887 adalah merupakan komponen utama dari modul RTC-1287 di mana IC ini berfungsi sebagai sebuah rangkaian jam digital

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan Alat Simulasi Pembangkit Sinyal Jantung, berupa perangkat keras (hardware) dan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 PERANCANGAN UMUM SISTEM Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari system pengukuran tangki air yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan apa saja

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Agar kendaraan lebih teratur dan tidak terlalu padat, biasanya tempat perparkiran ini dibagi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Agar kendaraan lebih teratur dan tidak terlalu padat, biasanya tempat perparkiran ini dibagi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Inteligent Parking System Agar kendaraan lebih teratur dan tidak terlalu padat, biasanya tempat perparkiran ini dibagi menjadi beberapa tempat. Dengan demikian kendaraan yang

Lebih terperinci

DESKRIPSI SINGKAT INSTRUKSI-INSTRUKSI PADA AT89S51

DESKRIPSI SINGKAT INSTRUKSI-INSTRUKSI PADA AT89S51 DESKRIPSI SINGKAT INSTRUKSI-INSTRUKSI PADA AT89S51 (Dikemas oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id) No. Instruksi Deskripsi Contoh 1. ADD A,R n Menambahkan isi A dengan isi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Perangkat Keras (Hardware)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Perangkat Keras (Hardware) BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras yang dihasilkan berupa modul atau alat pendeteksi

Lebih terperinci

MESIN KETIK ELEKTRONIK DENGAN TAMPILAN M1632 LCD OLEH MODUL DST-52

MESIN KETIK ELEKTRONIK DENGAN TAMPILAN M1632 LCD OLEH MODUL DST-52 MESIN KETIK ELEKTRONIK DENGAN TAMPILAN M1632 LCD OLEH MODUL DST-52 Akhir-akhir ini, keberadaan mesin ketik sudah mulai tergusur dengan adanya printer. Namun sebuah printer membutuhkan komputer untuk mengendalikannya.

Lebih terperinci

Wireless Infrared Printer dengan DST-51 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-51)

Wireless Infrared Printer dengan DST-51 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-51) Wireless Infrared Printer dengan DST-5 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-5) Komunikasi Infra Merah dilakukan dengan menggunakan dioda infra merah sebagai pemancar dan modul penerima infra merah sebagai

Lebih terperinci

APLIKASI MIKROKONTROLER

APLIKASI MIKROKONTROLER 2 APLIKASI MIKROKONTROLER Percobaan IV & V Tujuan Percobaan 1. Mempelajari prinsip kerja dan bahasa tingkat rendah dari mikrokontroler. 2. Memahami proses yang dilakukan program terhadap mikrokontroler.

Lebih terperinci

Jawaban Ujian Tengah Semester EL3096 Sistem Mikroprosesor & Lab

Jawaban Ujian Tengah Semester EL3096 Sistem Mikroprosesor & Lab Jawaban Ujian Tengah Semester EL3096 Sistem Mikroprosesor & Lab Selasa 18 Oktober 2011; 09:00 WIB ; Dosen: Waskita Adijarto, Pranoto Hidaya Rusmin 1 Sistem Mikroprosesor Diketahui sebuah sistem mikroprosesor

Lebih terperinci

PERANCANGAN SOFTWARE JAM DIGITAL DENGAN SISTEM KALENDER BERBASIS MIKROKONTROLLER DS1307 TUGAS AKHIR TAUFIK PASARIBU

PERANCANGAN SOFTWARE JAM DIGITAL DENGAN SISTEM KALENDER BERBASIS MIKROKONTROLLER DS1307 TUGAS AKHIR TAUFIK PASARIBU PERANCANGAN SOFTWARE JAM DIGITAL DENGAN SISTEM KALENDER BERBASIS MIKROKONTROLLER DS1307 TUGAS AKHIR TAUFIK PASARIBU 072408023 PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIKA INSTRUMENTASI DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam bab ini penulis akan membahas tentang komponen-komponen yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam bab ini penulis akan membahas tentang komponen-komponen yang BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini penulis akan membahas tentang komponen-komponen yang digunakan dalam seluruh unit sistem ini. Agar pembahasan tidak melebar dan menyimpang dari topik utama laporan ini,

Lebih terperinci

PERANCANGAN HARDWARE JAM DIGITAL DENGAN SISTEM KALENDER BERBASIS MIKROKONTROLLER DS1307 TUGAS AKHIR DIAN SAIFUL RAMADHAN NUR TANJUNG

PERANCANGAN HARDWARE JAM DIGITAL DENGAN SISTEM KALENDER BERBASIS MIKROKONTROLLER DS1307 TUGAS AKHIR DIAN SAIFUL RAMADHAN NUR TANJUNG PERANCANGAN HARDWARE JAM DIGITAL DENGAN SISTEM KALENDER BERBASIS MIKROKONTROLLER DS1307 TUGAS AKHIR DIAN SAIFUL RAMADHAN NUR TANJUNG 072408030 PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIKA INSTRUMENTASI DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

Lebih terperinci

SISTEM INTERUPSI MIKROKONTROLER ATMEL

SISTEM INTERUPSI MIKROKONTROLER ATMEL Lab Elektronika Industri Mikrokontroler 1 I. INTERUPSI SISTEM INTERUPSI MIKROKONTROLER ATMEL Interupsi adalah pengubahan urutan pelaksanaan program karena adanya suatu kejadian atau instruksi yang perlu

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK RS485

KOMUNIKASI DATA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK RS485 KOMUNIKASI DATA NGAN MENGGUNAKAN TEKNIK RS485 RS485 adalah teknik komunikasi data serial yang dikembangkan di tahun 1983 di mana dengan teknik ini, komunikasi data dapat dilakukan pada jarak yang cukup

Lebih terperinci

PERTEMUAN TIMER & COUNTER MIKROKONTROLER 89C51

PERTEMUAN TIMER & COUNTER MIKROKONTROLER 89C51 PERTEMUAN TIMER & COUNTER MIKROKONTROLER 89C51 Pemakaian Timer TIMMER MIKROKONTROLER 89C51 Timer atau pewaktu dan counter atau pencacah adalah jenis pengatur waktu didalam mikrokontroler. Didalam mikrokontroler

Lebih terperinci

PENGHITUNG WAKTU DENGAN TAMPILAN LCD M1632 OLEH DST-51

PENGHITUNG WAKTU DENGAN TAMPILAN LCD M1632 OLEH DST-51 PENGHITUNG WAKTU DENGAN TAMPILAN LCD M1632 OLEH DST-51 Penghitung waktu yang dimulai dengan menekan tombol start dan stop atau lebih dikenal dengan stop watch sudah banyak terdapat pada arloji-arloji digital

Lebih terperinci

Sumber Clock, Reset dan Antarmuka RAM

Sumber Clock, Reset dan Antarmuka RAM ,, Antarmuka RAM TSK304 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah, Pembahasan tentang antarmuka di mikrokontroler 8051 (AT89S51) Sumber clock

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN SISTEM. dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram

BAB III RANCANGAN SISTEM. dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram BAB III RANCANGAN SISTEM 3.1. Diagram Blok Rangkaian Diagram blok merupakan gambaran dasar dari rangkaian sistem yang akan dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram

Lebih terperinci

Gambar 1.1. Diagram blok mikrokontroller 8051

Gambar 1.1. Diagram blok mikrokontroller 8051 1.1. Organisasi Memori Semua divais 8051 mempunyai ruang alamat yang terpisah untuk memori program dan memori data, seperti yang ditunjukkan pada gambar1.1. dan gambar 1.2. Pemisahan secara logika dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PERANGKAT KERAS 2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontoler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. Pengujian terhadap sistem yang telah dibuat dilakukan untuk mengetahui

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. Pengujian terhadap sistem yang telah dibuat dilakukan untuk mengetahui BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian terhadap sistem yang telah dibuat dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang telah dibuat sudah dapat digunakan sesuai dengan perencanaan yang ada. Pengujian dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler BAB II PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F005 2.1 Pengenalan Mikrokontroler Mikroprosesor adalah sebuah proses komputer pada sebuah IC (Intergrated Circuit) yang di dalamnya terdapat aritmatika,

Lebih terperinci

Percobaan 6. SERIAL INTERFACE Menggunakan DT-51 MinSys

Percobaan 6. SERIAL INTERFACE Menggunakan DT-51 MinSys Percobaan 6 SERIAL INTERFACE Menggunakan DT-51 MinSys Membuat aplikasi serial interface untuk komuniksi secara serial melalui pin RXD dan TXD pada MCS-51. Membuat program menggunakan serial port (DB9)

Lebih terperinci

PROGRAMMABLE TIMER DENGAN TAMPILAN M1632 LCD MENGGUNAKAN MODUL DST-51

PROGRAMMABLE TIMER DENGAN TAMPILAN M1632 LCD MENGGUNAKAN MODUL DST-51 PROGRAMMABLE TIMER DENGAN TAMPILAN M1632 LCD MENGGUNAKAN MODUL DST-51 Perangkat timer adalah merupakan sebuah perangkat yang seringkali digunakan untuk sebuah sistem elektronik. Artikel berikut ini akan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only)

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only) 1. Operasi Serial Port mempunyai On Chip Serial Port yang dapat digunakan untuk komunikasi data serial secara Full Duplex sehingga Port Serial ini masih dapat menerima data pada saat proses pengiriman

Lebih terperinci

PENAMPIL TOMBOL-TOMBOL REMOTE CONTROL SONY PADA M1632 LCD OLEH MODUL DST-52

PENAMPIL TOMBOL-TOMBOL REMOTE CONTROL SONY PADA M1632 LCD OLEH MODUL DST-52 PENAMPIL TOMBOL-TOMBOL REMOTE CONTROL SONY PADA M1632 LCD OLEH MODUL DST-52 Pada artikel-artikel sebelumnya, banyak dibahas penggunaan keypad ataupun PC keyboard sebagai media input data dari suatu system

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin 4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 TAKARIR Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 Assembly Listing Hasil dari proses assembly dalam rupa campuran dari

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

REGISTER-REGISTER Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

REGISTER-REGISTER Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY REGISTER-REGISTER 8051 Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id 1. PC (Program Counter) PC dengan ukuran 16 bit menentukan lokasi berikutnya yang akan dieksekusi (dijalankan).

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem pada timbangan digital sebagai penentuan pengangkatan beban oleh lengan robot berbasiskan sensor tekanan (Strain Gauge) dibagi menjadi dua bagian yaitu perancangan

Lebih terperinci

Pertemuan 10 Arsitektur Mikrokontroler 8051

Pertemuan 10 Arsitektur Mikrokontroler 8051 Pertemuan 10 Arsitektur Mikrokontroler 8051 Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menjelaskan arsitektur mikrokontroler 8051 Arsitektur Mikrokontroller 8051 Materi:

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 7 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 1 Konveyor Konveyor hanya bergerak ke satu arah saja, konveyor digerakkan dengan motor stepper 12V type. Sinyal keluaran dari motor stepper untuk menggerakkan konveyor dirangkaikan

Lebih terperinci

AT89S52 8kByte In-System Programmable Mikrokontroler

AT89S52 8kByte In-System Programmable Mikrokontroler Lab Elektronika Industri Mikrokontroler 1 AT89S52 8kByte In-System Programmable Mikrokontroler I. Fitur AT89S52 Kompatibel dengan produk MCS51 Intel 8kByte Flah Memori dengan In-System Programmable (ISP)

Lebih terperinci

PANDUAN DASAR MIKROKONTROLER KELUARGA MCS-51

PANDUAN DASAR MIKROKONTROLER KELUARGA MCS-51 PANDUAN DASAR MIKROKONTROLER KELUARGA MCS-51 PANDUAN DASAR MIKROKONTROLER KELUARGA MCS-51 Danny Christanto, S.T. Kris Pusporini, S.T., M.T. 2004, Innovative Electronics Hak Cipta dilindungi undang-undang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Rangkaian Pada bab ini akan di bahas tentang perancangan sebuah alat yang meliputi diagram blok rangkaian dan realisasi rangkaian dengan prinsip kerja dari masingmasing

Lebih terperinci

BAHASA PEMOGRAMAN AT89S/Cxx (assembly)

BAHASA PEMOGRAMAN AT89S/Cxx (assembly) 1 BAHASA PEMOGRAMAN AT89S/Cxx (assembly) Operand dalam pemograman mikrokontroler adalah data yang tersimpan dalam memory, register dan input/output (I/O). Instruksi yang dikenal secara umum dikelompokan

Lebih terperinci

CONTOH-CONTOH PROGRAM MIKROKONTROLER

CONTOH-CONTOH PROGRAM MIKROKONTROLER CONTOH-CONTOH PROGRAM MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Erik Haritman Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas tujuan perkuliahan,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KEYPAD 4X3 DAN PC KEYBOARD PADA MODUL DST-52 DENGAN TAMPILAN M1632 LCD

PENGGUNAAN KEYPAD 4X3 DAN PC KEYBOARD PADA MODUL DST-52 DENGAN TAMPILAN M1632 LCD PENGGUNAAN KEYPAD 4X3 DAN PC KEYBOARD PADA MODUL DST-52 DENGAN TAMPILAN M1632 LCD Setelah kita bahas penggunaan keypad 4x3 (tipe KP-43865) dengan metode penulisan karakter pada keypad handphone di mana

Lebih terperinci

Wireless Infrared Printer dengan DST-51 (Pengambilan Data dari Standard Parallel Port)

Wireless Infrared Printer dengan DST-51 (Pengambilan Data dari Standard Parallel Port) Wireless Infrared Printer dengan DST-51 (Pengambilan Data dari Standard Parallel Port) Untuk merancang sebuah perangkat yang dapat mengirimkan data dari PC Parallel Port ke Printer secara wireless, maka

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram dari sistem AVR standalone programmer adalah sebagai berikut : Tombol Memori Eksternal Input I2C PC SPI AVR

Lebih terperinci