BAB III PERANCANGAN ALAT
|
|
- Ida Tedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Rangkaian Pada bab ini akan di bahas tentang perancangan sebuah alat yang meliputi diagram blok rangkaian dan realisasi rangkaian dengan prinsip kerja dari masingmasing blok rangkaian yang digunakan pada Perancangan Sistem Antrian Digital Berbasis Mikrokontroler AT89S51. Diagram blok rangkaian di perlihatkan pada Gambar 3-1. INPUT Saklar PENGOLAH Mikrokontroler AT89S51 OUTPUT 7-Segmen Buzzer Gambar 3-1 Diagram Blok Perancangan Sistem Antrian Digital Berbasis Mikrokontroler AT89S51. Dari uraian diagram blok diatas, Penulis akan menguraikan cara kerja tiap-tiap blok rangkaian adalah sebagai berikut : a. Saklar berfungsi untuk sebagai inputan ke mikrokontroler. b. Mikrokontroler AT89S51 berfungsi untuk mengendalikan tampilan 7-segment dan buzzer berdasarkan sinyal masukan dari saklar yang ditekan(sebagai pemroses). c. Tampilan 7-segment berfungsi untuk menunjukkan (output). d. Buzzer berfungsi sebagai indikator antrian pada saat inputan berupa saklar ditekan (output). 27
2 Blok Catu daya Catu daya berfungsi untuk memberikan suplay tegangan, khususnya ke IC mikrokontroler AT89S51, catu daya yang di gunakan adalah 5 Volt dc. Untuk menurunkan tegangan trafo dari 9 V menjadi 5 V maka di gunakan IC voltage regulator LM7805. Pada rangkaian catu daya, dioda 1N4001 berfungsi sebagai penyearah gelombang penuh dari ac ke dc dengan arus sebesar 1 Ampere, sedangkan kapasitor 100µF dan 100nF berfungsi sebagai filter tegangan dc atau penghalus pulsa-pulsa tegangan yang dihasilkan oleh dioda penyearah. Skema rangkaian catu daya di perlihatkan pada Gambar 3.2. Gambar 3.2 Skema rangkaian catudaya Blok Pemberi Sinyal (Input) Pada Blok Pemberi Sinyal (input) saklar yang digunakan adalah saklar push-on (saklar tekan) dimana berfungsi untuk memberikan inputan ke bagian pemroses (mikrokontroler AT89S51). Skema rangkaian saklar di perlihatkan pada Gambar 3.3. Gambar 3.3 Skema rangkaian saklar sebagai inputan
3 29 Output dari saklar akan langsung disambungkan ke mikrokontroler pada port 1.0. Pada kondisi awal saat saklar tidak ditekan ( tidak terhubung ) maka inputan mikrokontrol akan berlogika 1 (aktif high), bila saklar ditekan ( terhubung ) maka saklar akan mengeluarkan pulsa berlogika 0 karena saklar (P1.0) di hubungkan ke ground. Pada kondisi inilah merupakan input bagi port 1.0 pada mikrokontroler. Dan jika saklar dilepas kembali (tidak ditekan ) maka inputan akan berlogika Blok Pengolah (Proses) Dalam hal ini cara kerja mikrokontroler AT89S51 hampir sama dengan otak manusia, mikrokontroler akan mengendalikan seluruh rangkaian. Agar dapat mengerjakan suatu perintah maka mikrokontroler harus diisi program dahulu. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 kristal serta catu daya 5 Volt. Kristal dengan frekuensi 11,0592MHz dan dua buah kapasitor 30 pf di pakai untuk melengkapi rangkaian oscillator. Pembentuk clock yang menentukan kecepatan kerja mikrokontroler. Kapasitor 10µF dan resistor 10 KOhm di pakai untuk membentuk rangkaian reset dimana rangkaian ini pada saat pertama kali catu daya di hidupkan, akan mereset rangkaian mikrokontroler sehingga program di pastikan akan bekerja dari awal. Prinsip kerja rangkaian reset adalah proses pengisian kapasitor yang di tunda oleh sebuah resistor sehingga pada saat pengisian kapasitor akan terjadi proses keadaan dari tegangan rendah (low) ke tegangan tinggi (high), keadaan inilah yang akan mereset rangkaian mikrokontroler. Port 0 mikrokontroler AT89S51 merupakan keluaran untuk alamat (address AD0-AD7) tidak mempunyai tahanan yang terhubung ke Vcc, seperti pada konstruksi port-port yang lain. Pada saat port 0 di pakai sebagai port output tegangan pada kaki P0.x tidak mungkin menjadi high (tegangan ambang), untuk mengatasi hal ini maka harus di pasangkan tahanan ke Vcc diluar chip IC mikrokontroler.
4 30 Skema rangkaian mikrokontroler AT89S51 diperlihatkan pada Gambar 3.4. AT89S51 5V R pack 10 K saklar +5V 30 pf 30 pf K 10 µf XTAL 11, 0598 MHz P1.0 P1.1 P1.2 P1.3 P1.4 P1.5 P0.4 P1.6 P0.5 P1.7 P0.6 RESET P0.7 P3.0 EA/VPP P3.1 ALE / PROG P3.2 PSEN P3.3 P2.7 P3.4 P2.6 P3.5 P2.5 P3.6 P3.7 XTAL1 XTAL2 GND VCC P0.0 P0.1 P0.2 P0.3 P2.4 P2.3 P2.2 P2.1 P a b c d e f g Driver 7-Segment Tampilan 7-Segment Buzzer Gambar 3.4 Skema rangkaian Mikrokontroler AT89S51. Berikut ini merupakn tabel dari pemasangan pin-pin mikrokontroler AT89S51 pada pada Perancangan Sistem Antrian Digital Berbasis Mikrkontrol AT89S51.
5 31 Tabel 3-1 Pemasangan pin-pin pada mikrokontroler AT89S51 Pin In / Out Ket Fungsi 1 Input P1.0 Masukan dari saklar P1.1 P1.7 Tidak terpakai 9 Input RST Reset P3.0 P3.7 Tidak terpakai Input XTAL Osilator kristal MHz 20 0 volt GND Ground P2.0 P2.3 Tidak terpakai Output P2.4 P2.7 Keluaran ke driver 7-Segment 29 - PSE Tidak terpakai (Program Stoage Enable) 30 - ALE Tidak terpakai(address Lacth Enable) 31 5 volt EA/VPP Externel Access Enable 32 Output P0.7 Keluaran ke Buzzer sebagai indikator Output P0.0 P0.6 Keluaran data 7-Segment 40 5 volt Vcc Blok Pemberi Informasi (Output) a. Blok Sevent Segment Pada blok ini penulis menggunakan 7_segment jenis Common Anoda (CA) dan driver 7_segment yang berfungsi untuk mengendalikan penyalaan digit 7_segment, rangkaian driver ini di buat dengan menggunakan transistor type C9012,dimana transistor ini berperan sebagai saklar (swicth) untuk menghubungkan Vcc 7_segment dengan catu daya +5V. Rangkaian blok 7_segment diperlihatkan pada Gambar 3.5.
6 32 Gambar 3.5 Skema Rangkaian 7_segment. b. Buzzer Pada alat ini buzzer berfungsi untuk indikator bunyi atau penanda apabila saklar di tekan dan memulai antrian berikutnya. Buzzer terhubung pada port 0.7 mikrokontroler, rangkaian buzzer menggunakan transistor type C9012 (general purpose), pada dasarnya, buzzer di hubungkan ke tegangan Vcc 5 Volt, karena adanya transistor sebagai swicth, maka buzzer mendapatkan arus atau tidaknya tergantung dari kondisi transistor saat itu, jika transistor ON ( karena adanya arus low pada basis, dengan pemberian logika 0 ), maka buzzer mendapat tegangan Vcc, namun sebaliknya jika transistor OFF (karena adanya arus high pada basis, dengan pemberian logika 1 ), maka buzzer juga OFF. Tahanan 2,2 K pada kaki basis transistor berfungsi sebagai pembatas arus yang masuk melalui basis. Skema rangkaian buzzer di pelihatkan pada Gambar 3-6. Gambar 3-6. Skema rangkaian buzzer
7 Prinsip Kerja Rangkaian Rangkaian ini bekerja berdasarkan adanya penekanan saklar. Saklar yang ditekan akan menjadi inputan pada mikrokontroler, kemudian mikrokontroler akan mengendalikan tampilan 7-segment untuk menunjukkan penghitungan data antrian dan, buzzer untuk indikator atau menandakan proses penghitungan antrian terdahulu telah selesai dan memanggil antrian berikutnya untuk melakukan transaksi. Gambar 3.7 Rangkaian Keseluruhan
8 Diagram Alur Program AT89S51 Sebelum membuat suatu program yang di rencanakan maka langkah awal dalam perancangan software adalah membuat suatu diagram alur atau flowchart sebagai acuan pembuatan listing program. Diagram alur program tersebut di perlihatkan oleh gambar 3.8 berikut ini : Gambar 3.8 Diagram Alur Program
9 35 Prinsip kerja diagram alur program adalah sebagai berikut : 1. Program di mulai dengan inisialisasi Timer yaitu dengan mengisi TMOD (Timer Mode Register) dengan 01H, TL0 (Timer 0 Low Byte) dengan 0B8H, dan TH0 (Timer 0 High Byte) dengan 8EH, artinya proses interupsi terjadi selama 25 ms yaitu dari proses penekanan saklar, penghitungan, penampilan data di seven segmen dan sampai buzzer berbunyi, list program : UTAMA: mov TMOD,#01H ; memasukkan nilai 01H ke register TMOD mov TL0,#0B8H ; memasukan nilai 0B8H ke register TL0 mov TH0,#8EH ; memasukan nilai 8EH ke register TH0 2. Berikutnya adalah insialisasi Interupsi dengan mengisi TL0 (Timer 0 Low Byte) dengan 0B8H, dan TH0 (Timer 0 High Byte) dengan 8EH, list program : INTERRUPT : BACA: mov TL0,#0B8H ; memberikan nilai TL0 dengan nilai 0B8H mov TH0,#8EH ; memberikan nilai TH0 dengan alamat 8EH 3. Selanjutnya Interupsi Timer 0 dan Interupsi global diaktifkan, dengan list program : setb ET0 ; memberikan bit 1 ke pin ET0 ( enable Timer 0 ) setb EA ; memberikan bit 1 ke EA ( aktifkan interupsi ) 4. Timer 0 dihidupkan, dengan list program : setb TR0 ; memberikan bit 1 ke TR0 ( aktifkan Timer 0 ) 5. Register 1, 2, 3 dan 4 di isi dengan 0, list program : AWAL: mov R1,#0 ; memberikan register 1 dengan nilai awal 0 mov R2,#0 ; memberikan register 2 dengan nilai awal 0
10 36 mov R3,#0 ; memberikan register 3 dengan nilai awal 0 mov R4,#0 ; memberikan register 4 dengan nilai awal 0 6. Data dari akumulator dikirim dan ditampilkan ke Port 0, kemudian discan secara berulang dari P2.7 ke P2.4, dengan list program : LOOP: mov A,R1 ; memasukan nilai di R1 ke A mov dptr,#angk ; menunjuk data pointer ke ANGK movc A,@A+DPTR ; menjumlahkan isi data pointer dengan akumulator mov P0,A ; memasukan nilai a ke P0 clr P2.7 ; memberikan P2.7 dengan nilai bit 0 call delay ; memanggil subroutin delay setb p2.7 ; memberikan bit 0 pada pin P2.7 mov A,R2 ; memasukan nilai R2 ke dalam A mov dptr,#angk ; menunjuk ke data pointer ANGK movc A,@A+DPTR ; menjumlahkan isi data pointer dengan akumulator mov P0,A ; memasukan nilai A ke P0 clr P2.6 ; memberikan bit 0 pada pin P2.6 call delay ; memanggil subroutin delay setb P2.6 ; memberikan bit 0 pada pin P2.6 mov A,R3 mov dptr,#angk movc A,@A+DPTR mov P0,A ; memasukan nilai R3 ke dalam A ; menunjuk ke data pointer ANGK ; menjumlahkan isi data pointer dengan akumulator ; memasukan nilai A ke P0
11 37 clr P2.5 ; memberikan bit 0 pada pin P2.5 call delay ; memanggil subroutin delay setb P2.5 ; memberikan bit 0 pada pin P2.5 mov A,R4 ; memasukan nilai R2 ke dalam A mov dptr,#angk ; menunjuk ke data pointer ANGK movc A,@A+DPTR ; menjumlahkan isi data pointer dengan akumulator mov P0,A ; memasukan nilai A ke P0 clr P2.4 ; memberikan bit 0 pada pin P2.4 call delay ; memanggil subroutin delay setb P2. 4 ; memberikan bit 0 pada pin P2.4 jmp loop ; kembali ke loop 7. Apabila R6 dan R5 sama dengan 0 maka P0.7 diberi logika 1 (non aktifkan buzzer) kemudian baca port 1, tetapi apabila R6 dan R5 tidak sama dengan 0 maka proses berikutnya baca port 1, dengan list program : djnz R6,SKIP ; mengurangi satu nilai R6 jika R6 tidak sama dengan 0 loncat ke SKIP djnz R5,SKIP ; mengurangi satu nilai R5 jika R5 tidak sama dengan 0 loncat ke SKIP setb P0.7 ; memberikan pin P0.7 dengan data 1 SKIP: mov A,P1 ; memasukan nilai P1 ke A cjne A,#0FFH,TEKAN ; Jika A tidak sama dengan 0FFH loncat ke subroutin TEKAN sjmp BACK ; Loncat ke BACK
12 38 8. Langkah berikutnya jika apakah saklar ditekan? jika ya kemudian bunyikan buzzer (isi P0.7 dengan logika 0) dan naikkan indeks data R2 dengan 1. TEKAN: cjne A,#0FEH,BALIK ; Jika A tidak sama dengan 0FEH loncat ke Keluar TM : jb P1.0,TM ; Loncat ke TM jika P1.1 sama dengan 1 TS : jnb P1.0,TS ; Loncat ke TS jika P1.1 tdk sama dengan 1 mov A,#tunggu clr P0.7 ; memberikan pin P0.7 dengan data 0 DBNLESS : ; Subroutin untuk mengurangi efek Debaunce jnb P1.0,TS ; Loncat ke TS jika P1.1 tdk sama dengan 1 djnz acc, DBNLESS ; Mengurangi satu nilai accumulator jika acc tidak sama dengan 0 loncat ke DBNLESS clr P0.7 ; memberikan bit 0 pada P0.7 mov R6,#0H ; memasukan nilai 0H ke R6 mov R5,#0AH ; memasukan nilai AH ke R5 inc R4 ; memberikan R4 ditambah 1 call UJI_TEKAN ; memanggil prosedur UJI_TEKAN cjne R4,#0AH,BACK ; Jika R4 tidak sama dengan 0AH loncat ke BACK mov R4,#0 ; memasukan R4 dengan nilai 0 inc R3 ; memberikan R3 ditambah 1
13 39 cjne R3,#0AH,BACK ; Jika R3 tidak sama dengan 0AH loncat ke BACK mov R3,#0 ; memasukan R3 dengan nilai 0 inc R2 ; memberikan R2 ditambah 1 cjne R2,#0AH,BACK ; Jika R2 tidak sama dengan 0AH loncat ke BACK mov R2,#0 ; memasukan R2 dengan nilai 0 inc R1 ; memberikan R1 ditambah 1 cjne R1,#0AH,BACK ; Jika R1 tidak sama dengan 0AH loncat ke BACK mov R1,#0 ; memasukan register 1 sama dengan 0 mov R2,#0 ; memasukan register 2 sama dengan 0 mov R3,#0 ; memasukan register 3 sama dengan 0 mov R4,#0 ; memasukan register 4 sama dengan 0 jmp BACK ; Loncat ke BACK UJI_TEKAN: cjne R2,#1H,BALIK cjne R1,#0H,BALIK ; Jika R2 tdk sama dengan 1H loncat ke BALIK ; Jika R1 tdk sama dengan 0H loncat ke BALIK DELAY : mov R7,#100 DELAY1: mov R6,#25 DELAY2: djnz R6,DELAY2 djnz R7,DELAY1 ret ; prosedur delay ; prosedur delay ; prosedur delay ; prosedur delay
14 40 BACK : ret ; return BALIK : ret ; return ANGK : db b ; Angka 0 db b ; Angka 1 db b ; Angka 2 db b ; Angka 3 db b ; Angka 4 db b ; Angka 5 db b ; Angka 6 db b ; Angka 7 db b ; Angka 8 db b ; Angka 9 end 3.4 Pemrograman Mikrokontroler AT89S51 Pemrograman Mikrokontroler dilakukan dengan cara menuliskan program ke memori EEPROM mikrokontroler AT89S51 dengan bantuan perngkat DT51 Downloader. Pada pemrograman ini, penulis menggunakan pemrograman secara serial yaitu melalui port serial PC (COM1). Sebelum melakukan pemrograman terlebih dahulu melakukan pengaturan Timer untuk menentukan kecepatan tranfer data (Baudrate) pada komunikasi port serial. Dengan mengubah bit SMOD yang terletak pada register PCON (Power Control) menjadi set (kondisi awal saat sistem di-reset adalah clear) maka baudrate pada mode 1, 2, dan 3 akan berubah menjadi dua kali lipat kondisi awal. Pada mode 1, 2, dan 3 baudrate dapat diatur dengan timer 1, namun biasanya digunakan timer mode 2 (8 bit auto-reload) yang hanya menggunakan register TH1.
15 41 Pengiriman bit data terjadi tiap kali 1 Overflow sebanyak 32 kali, sehingga dapat di simpulkan bahwa ; Baudrate (jumlah bit yang terkirim tiap detik) adalah : Apabila diinginkan baudrate sebesar 9600 bps maka Timer 1 harus diatur agar Over-flow setiap x 32 detik. Timer 1 Over-flow setiap kali TH1 mencapai nilai limpahan (over-flow) dengan frekuensi sebesar f osc / 12 dalam periode 12 / f osc. Dari informasi ini akan di temukan formula berikut ; Dengan frekuensi osilator mikrokontrol AT89S51 sebesar 11,0592 MHz, TH1 adalah 253 atau 0FDH Perangkat DT-51 TM Low Cost Micro System v2.0 Rangkaian Development system mikrokontroler yang digunakan adalah DT51 low Cost Micro System v2.0. Rangkaian ini merupakan suatu modul single chip dengan mikrokontroler AT89S51 dan kemampuan komunikasi serial secara UART serta Insystem Programming.
16 42 Spesifikasi Hardware : 1. Mikrokontroler AT89S51 dengan 4Kbyte Flash memory. 2. Memiliki hingga 32 pin jalur input/output dengan pull-up. 3. Rangkaian RC reset, tombol reset, serta brown-out detector. 4. Frekuensi osilator sebesar 11,0592 MHz. 5. Tersedia jalur komunikasi serial UART RS-232 yang telah disempurnakan, dengan konektor RJ11 6. Tersedia port untuk pemograman secara ISP. 7. Tegangan input 9-12 VDC pada Vin dan tegangan output 5 VDC pada Vout. Dalam modul DT51 low Cost Micro System v2.0 ini disertakan 2 perangkat kabel yaitu kabel AT89 ISP Programmer dan kabel serial. Kabel AT89S51 ISP Programmer digunakan sebagai sarana pemrograman ISP (In System Programing),sedangkan kabel serial digunakan untuk komunikasi serial mikrokontroler dengan PC. 1. Pemasangan kabel AT89 ISP Programmer Kabel pemograman ISP AT89 memiliki dua konektor, DB25 dan Black Housing 10 pin. Pemasangan kabel ini dapat dilihat pada gambar Konektor DB25 dihubungkan dengan Parallel Port komputer sedangkan Black Housing dihubungkan dengan target board. Gambar 3.9 Koneksi kabel ISP Programmer
17 43 2. Pemasangan Kabel Serial DT-51 dapat berkomunikasi secara serial dengan PC. Kabel serial digunakan untuk menghubungkan PC dan DT-51 melalui port serial (konektor DB9). Port serial pada PC sering disebut COM1 dan COM2. Koneksi kabel serial dengan PC dapat dilihat pada gambar Konektor female DB9 dihubungkan ke salah satu Serial Port PC dan konektor male DB9 dihubungkan ke DT-51. Gambar 3.10 Koneksi kabel Serial Perancangan Perangkat Lunak (Software) Dalam perancangan perangkat lunak ini penulis menggunakan program bantuan yaitu : NOTEPAD.EXE, ASM51.EXE, dan DT51Lwin.EXE 1. NOTEPAD.EXE, digunakan sebagai editor. Listing program berbahasa assembly ditulis dan diubah menggunakan Notepad. Listing program tersebut disimpan dengan format (nama file).asm. 2. ASM51.EXE, digunakan sebagai hex assembler. ASM51 akan mengubah listing program yang sudah dibuat Notepad menjadi file hexadesimal. Hasil proses ini akan menghasilkan file (nama file).hex, file ini adalah file yang akan di download ke memori EEPROM Mikrokontroler AT89S DT51Lwin.EXE, merupakan software Downloader untuk mendownload program ke memori EEPROM IC Mikrokontroler AT89S51.
18 Proses Download Program ke Mikrokontroler AT89S51 Langkah langkahah men-download program ke mikrokontroler AT89S51 : 1. Menuliskan listing program program pada Notepad kemudian program disimpan dalam format (nama file).asm. 2. Mengubah file (namaa file).asm menjadi format (nama file). HEX yang dapat didownload ke DT-51. Langkah ini disebut juga proses assembling. Program yang digunakan untuk melakukan proses tersebut adalah ASM51.EXE. Proses assembling dilakukan dengan mengetikkan ASM51 (nama file).asm pada MS- DOS promp. Gambar 3.11 Konversi File.asm ke file.hex 3. Menjalankan Software DT51Lwin.EXE Gambar 3.12 Program DT51Lwin.EXE
19 45 4. Mengatur komunikasii port serial melalui COM Option, pilih COM1. 5. Mengatur Baudrate pemrograman melalui Baudrate Option, pilih 9600 bps Gambar 3.13 Pengaturan Port dan Baudrate 6. Membuka file.hex yang akan di download melalui menu Open File & Download. Gambar 3.14 Proses Men-load file untuk di Download.
20 46 7. Menjalankan proses download program dengan menekan tombol ReDownload, dan tunggu sampai proses pengisian program selesai. Gambar 3.15 Proses Pengisian Program Gambar 3.16 Proses Pengisian Selesai.
BAB IV ANALISA DAN HASIL UJI COBA RANGKAIAN
BAB IV ANALISA DAN HASIL UJI COBA RANGKAIAN 4.1 Prinsip Kerja Rangkaian Rangkaian ini bekerja berdasarkan dua buah sensor yang di pasang secara berdampingan, dengan memanfaatkan Phototransistor sebagai
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN DAN CARA KERJA ALAT
BAB III RANCANGAN DAN CARA KERJA ALAT 3.1 Perancangan Alat 3.1.1 Blok Diagram Perancangan Alat Rancangan dan cara kerja alat secara blok diagram yaitu untuk mempermudah dalam menganalisa rangkaian secara
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN
BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi
Lebih terperinciMANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51
MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 TUGAS UTS MATA KULIAH E-BUSSINES Dosen Pengampu : Prof. M.Suyanto,MM
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL
BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL. Diagram Blok Diagram blok merupakan gambaran dasar membahas tentang perancangan dan pembuatan alat pendeteksi kerusakan kabel, dari rangkaian sistem
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN
BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi
Lebih terperinciMemprogram Port sebagai Output dan Input Sederhana
BAGIAN 1 Tujuan Pembelajaran Umum: 1. Mahasiswa trampil memprogram Port sebagai Input dan Output sederhana menggunakan bahasa pemrograman assembly Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. Mahasiswa memahami Konstruksi
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM
BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM 3.1. DIAGRAM BLOK display Penguat sinyal Sensor 1 keypad AT89S51 Penguat sinyal Sensor 5 relay alarm pompa Keterangan diagram blok: Sensor air yang berfungsi untuk mengetahui
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus 2009, dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium Sistem
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu:
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras 2.1.1 Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu mikrokomputer CMOS 8 bit dengan daya rendah, kemampuan tinggi,
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pemantau Ketinggian Air Cooling Tower di PT. Dynaplast. Pengujian dan pengoperasian ini dilakukan
Lebih terperinciMIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51
MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras 2.1.1 Bahasa Assembly MCS-51 Bahasa yang digunakan untuk memprogram IC mikrokontroler AT89S51 adalah bahasa assembly untuk MCS-51. angka 51 merupakan jumlah instruksi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PERANGKAT KERAS 2.1.1. Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer,
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1.Hardware 2.1.1 Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan
Lebih terperinciDASAR INPUT/OUTPUT (2) (PORT PPI DAN PORT 1 SEBAGAI INPUT/OUTPUT)
PERCOBAAN 2 DASAR INPUT/OUTPUT (2) (PORT PPI DAN PORT 1 SEBAGAI INPUT/OUTPUT) Menggunakan DT-51 MinSys Mengamati keluaran data berupa nyala LED setelah proses pemindahan data (akses eksternal) dari sebuah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK
BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan
41 BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM. Secara garis besar rangkaian pengendali peralatan elektronik dengan. blok rangkaian tampak seperti gambar berikut :
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Diagram Blok Secara garis besar rangkaian pengendali peralatan elektronik dengan menggunakan PC, memiliki 6 blok utama, yaitu personal komputer (PC), Mikrokontroler AT89S51,
Lebih terperinciPORT PARALEL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51
Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 PORT PARALEL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 I. FISIK AT89C51 Mikrokontroler AT89C51 umumnya mempunyai kemasan 40 pin seperti gambar berikut. AT89C51 mempunyai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem
Lebih terperinciPORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51
Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 PORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 I. FISIK AT89C51 Mikrokontroler AT89C51 umumnya mempunyai kemasan 40 pin seperti gambar berikut. AT89C51 telah dilengkapi
Lebih terperinciBAB IV UJI COBA ALAT DAN ANALISA
BAB IV UJI COBA ALAT DAN ANALISA 4.1 Prosedur Uji Coba dan Rangkaian Setelah rangkaian selesai dikerjakan maka penulis perlu melakukan pengujian terhadap rangkaian secara keseluruhan dengan bergantian.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Identifikasi Masalah...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PERANGKAT KERAS 2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontoler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. Pengujian terhadap sistem yang telah dibuat dilakukan untuk mengetahui
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian terhadap sistem yang telah dibuat dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang telah dibuat sudah dapat digunakan sesuai dengan perencanaan yang ada. Pengujian dan
Lebih terperinciDASAR INPUT/OUTPUT (1) (PORT PPI DAN PORT 1 SEBAGAI OUTPUT)
Percobaan DASAR INPUT/OUTPUT () (PORT PPI DAN PORT SEBAGAI OUTPUT) Menggunakan DT-5 MinSys Mengamati keluaran data berupa nyala LED setelah proses pemindahan data (akses eksternal) dari sebuah register
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN SISTEM. dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram
BAB III RANCANGAN SISTEM 3.1. Diagram Blok Rangkaian Diagram blok merupakan gambaran dasar dari rangkaian sistem yang akan dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram
Lebih terperinciPERCOBAAN 11 PULSE WIDHT MODULATION
PERCOBAAN 11 PULSE WIDHT MODULATION TUJUAN: 1. Memahami prinsip dasar PWM 2. Memahami rangkaian Driver Motor DC 3. Memahami pemrograman assembly untuk pengaturan PWM Konsep Dasar PWM Salah satu cara yang
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALA 3.1 Perancangan Hardware 3.1.1 Perancangan Alat Simulator Sebagai proses awal perancangan blok diagram di bawah ini akan sangat membantu untuk memberikan rancangan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram dari sistem AVR standalone programmer adalah sebagai berikut : Tombol Memori Eksternal Input I2C PC SPI AVR
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN REALISASI
BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 PERANCANGAN UMUM SISTEM Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari system pengukuran tangki air yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan apa saja
Lebih terperinciAKSES MEMORI Menggunakan DT-51 MinSys
AKSES MEMORI Menggunakan DT-51 MinSys Mengakses eksternal memori dan data memori pada DT-51 Minimum sistem. Membuat program untuk penulisan atau pembacaan data pada memori eksternal DT-51 MinSys. Memori
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN REALISASI
BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Blok Diaram Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari sistem pendeteksi kebocoran gas pada rumah yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat keras Mikrokontroler AT89S51 2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler AT89S51 merupakan salah satu keluarga dari MCS-51 keluaran Atmel. Jenis mikrokontroler
Lebih terperinciGambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only)
1. Operasi Serial Port mempunyai On Chip Serial Port yang dapat digunakan untuk komunikasi data serial secara Full Duplex sehingga Port Serial ini masih dapat menerima data pada saat proses pengiriman
Lebih terperinciBAB III PROSES PERANCANGAN
BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Umum Perancangan prototipe sistem pengontrolan level air ini mengacu pada sistem pengambilan dan penampungan air pada umumnya yang terdapat di perumahan. Tujuan
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
22 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan keseluruhan dari sistem atau alat yang dibuat. Secara keseluruhan sistem ini dibagi menjadi dua bagian yaitu perangkat keras yang meliputi komponen
Lebih terperinciPERCOBAAN 9 T I M E R/ COUNTER
PERCOBAAN 9 T I M E R/ COUNTER TUJUAN 1. Memahami fungsi timer dan counter pada mikrokontroller 2. Memahami rangkaian interface untuk aplikasi timer dan counter 3. Dapat memanfaatkan fungsi counter untuk
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi :
BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER 3.1 Perancangan Sistem Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi : a. perancangan perangkat keras (hardware) dengan membuat reader RFID yang stand alone
Lebih terperinciMemprogram Interface Display
BAGIAN 1 Tujuan Pembelajaran Umum: 1. Mahasiswa trampil memprogram interface display Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. Mahasiswa memahami dasar-dasar interface display 2. Mahasiswa trampil memprogram interface
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Tombol kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai diharapkan memiliki fiturfitur
6 BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Tombol Kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai Tombol kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai diharapkan memiliki fiturfitur sebagai berikut: 1. tombol pengolah
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... TAKARIR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Blok Diagram Hot Plate Program LCD TOMBOL SUHU MIKROKON TROLER DRIVER HEATER HEATER START/ RESET AVR ATMega 8535 Gambar 3.1. Blok Diagram Hot Plate Fungsi masing-masing
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar
Lebih terperinciDT-COMBO AVR-51 STARTER KIT
DT-COMBO AVR-51 STARTER KIT Petunjuk Penggunaan Trademarks & Copyright MCS-51 is a registered trademarks of Intel Corporation. AVR is a registered trademark of Atmel Corporation. ASM51 is copyright by
Lebih terperinciMikrokontroler 89C51 Bagian II :
Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Mikrokontroler 89C51 merupakan mikrokomputer CMOS 8 bit dengan 4 Kbytes Flash Programmable Memory. Arsitektur 89C51 ditunjukkan pada gambar 2. Accumulator
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan
Lebih terperinciLab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051
Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051 I. FITUR AT89C1051 Kompatibel dengan produk MCS51 1k byte program flash ROM yang dapa diprogram ulang hingga 1000 kali Tegangan operasi 2.7 volt hingga
Lebih terperinciBlok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.
Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu
Lebih terperinciPercobaan 5. TIMER/COUNTER Menggunakan DT-51 MinSys
Percobaan 5 TIMER/COUNTER Menggunakan DT-51 MinSys Menggunakan Timer/Counter pada DT-51 Mininum System sebagai timer ataupun sebagai counter. Memanfaatkan Special Fungtion Register (SFR) untuk mengatur
Lebih terperinciPengendalian 8 buah Motor oleh DST-51
Ib2 Pengendalian 8 buah Motor oleh DST-51 Pada aplikasinya, seringkali suatu sistem mikrokontroler digunakan untuk mengendalikan beberapa buah motor secara bersamaan. Berikut ini adalah pengendalian delapan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Definisi Perancangan Perancangan adalah proses menuangkan ide dan gagasan berdasarkan teoriteori dasar yang mendukung. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara pemilihan
Lebih terperinciMemprogram Interupsi AT89S51
BAGIAN 1 AT89S51 Tujuan Pembelajaran Umum: 1. Mahasiswa trampil memprogram interupsi Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. Mahasiswa memahami dasar-dasar interupsi Mikrokontroler AT89S51 2. Mahasiswa memahami
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroller AT89S51 Didalam pembuatan alat ini peran penting mikrokontroller sangat berpengaruh dalam menentukan hasil akhir /output dari fungsi alat ini, yang mana hasil akhir/ouput
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Gambaran Umum Merupakan alat elektronika yang memiliki peranan penting dalam memudahkan pengendalian peralatan elektronik di rumah, kantor dan tempat lainnya.
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT. dimmer atau terang redup lampu dan pengendalian pada on-off lampu. Remote
BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam merancang alat pengendali nyala lampu menggunakan media infra merah berbasis mikrokontroler terbagi atas dua pengendalian yaitu pengendalian dimmer atau terang redup lampu
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem pada timbangan digital sebagai penentuan pengangkatan beban oleh lengan robot berbasiskan sensor tekanan (Strain Gauge) dibagi menjadi dua bagian yaitu perancangan
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI MASALAH
BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram
Lebih terperinciPerancangan Serial Stepper
Perancangan Serial Stepper ini : Blok diagram dari rangakaian yang dirancang tampak pada gambar dibawah Komputer Antar Muka Peralatan luar Komputer Komputer berfungsi untuk mengendalikan peralatan luar,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS
7 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 1 Konveyor Konveyor hanya bergerak ke satu arah saja, konveyor digerakkan dengan motor stepper 12V type. Sinyal keluaran dari motor stepper untuk menggerakkan konveyor dirangkaikan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. bisa digunakan untuk memindahkan program yang ber-ekstention.hex ke Flash,
BAB 2 LANDASAN TEORI Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Programer Atmel seri S merupakan programer yang serbaguna, karena programer ini bisa digunakan untuk memindahkan program yang ber-ekstention.hex ke
Lebih terperinciPENGATURAN SAKELAR PADA ACARA CEPAT TEPAT BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C2051
ISSN: 1693-6930 185 PENGATURAN SAKELAR PADA ACARA CEPAT TEPAT BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C2051 Tole Sutikno, Anton Yudhana, Didi Siprian Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontoler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru.
Lebih terperinciI/O dan Struktur Memori
I/O dan Struktur Memori Mikrokontroler 89C51 adalah mikrokontroler dengan arsitektur MCS51 seperti 8031 dengan memori Flash PEROM (Programmable and Erasable Read Only Memory) DESKRIPSI PIN Nomor Pin Nama
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah telepon seluler, kartu GSM, rangkaian MAX232, rangkaian mikrokontroller, perangkat relay, LDR,
Lebih terperinci3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penulisan tugas akhir ini metode yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Metode Perancangan Metode yang digunakan untuk membuat rancangan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium
Lebih terperinci4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51
4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51 Mikrokontroler MCS-51 memiliki 2 jenis port input/output, yaitu port I/O parallel dan port I/O serial. Port I/O parallel sebanyak 4 buah dengan nama P0,P1,P2
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
III PERNCNGN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang diagram blok sistem yang menjelaskan tentang prinsip kerja alat dan program serta membahas perancangan sistem alat yang meliputi perangkat keras dan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Perangkat Keras (Hardware)
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras yang dihasilkan berupa modul atau alat pendeteksi
Lebih terperinciTIMER DAN COUNTER MIKROKONTROLER ATMEL
Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 TIMER DAN COUNTER MIKROKONTROLER ATMEL I. TIMER DAN COUNTER Timer atau counter pada dasarnya adalah sebuah pencacah. Pencacah itu bisa dipakai sebagai pewaktu
Lebih terperinciBAB III PEMBUATAN ALAT DAN IMPLEMENTASI
BAB III PEMBUATAN ALAT DAN IMPLEMENTASI Perancangan alat pada tugas akhir ini meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Langkah perancangan yang pertama kali dilakukan adalah
Lebih terperinciMIKROKONTROLER AT89S52
MIKROKONTROLER AT89S52 Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S52 adalah salah satu anggota
Lebih terperinciDT-51 Application Note
DT-51 Application Note AN73 Pengukur Jarak dengan Gelombang Ultrasonik Oleh: Tim IE Aplikasi ini membahas perencanaan dan pembuatan alat untuk mengukur jarak sebuah benda solid dengan cukup presisi dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 REMOTE TV Remote TV adalah suatu pengontrol, yang fungsinya untuk merubah dan meng-set TV yang dapat digunakan untuk merubah saluran TV seperti ingin melihat saluran ( RCTI,
Lebih terperinciTAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51
TAKARIR Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 Assembly Listing Hasil dari proses assembly dalam rupa campuran dari
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI PLC (Programable Logic Control) adalah kontroler yang dapat diprogram. PLC didesian sebagai alat kontrol dengan banyak jalur input dan output. Pengontrolan dengan menggunakan PLC
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Pada bab perancangan ini penulis menggunakan arsitektur jaringan client/server yang saling terhubung dengan jaringan LAN melalui ethernet. Pengiriman
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi
Lebih terperinci(b) Gambar 3.1 (a) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Pengirim Data. (b) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Penerima Data
39 Penerima FM Demodulator FSK Level Converter PC Gambar 3.1 (a) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Pengirim Data (b) (b) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Penerima Data 3.2 Perancangan Perangkat
Lebih terperinciLaporan Modul 2, EL3006 Timer/Counter dan Interrupt Jongguran Sondang DN ( )/ Kelompok 48/ Jumat, 14 Maret 2008 Asisten: Virgilius
Laporan Modul 2, EL3006 Timer/Counter dan Interrupt Jongguran Sondang DN (132 05 110)/ Kelompok 48/ Jumat, 14 Maret 2008 Asisten: Virgilius Abstrak pada praktikum kali ini, praktikan diharapkan mampu membuat
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA
BAB IV PENGUJIAN AN ANALISA ATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas pada Rumah Berbasis Layanan Pesan Singkat yang telah selesai dirancang. Pengujian
Lebih terperinciBAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar
BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka
Lebih terperinciTKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto
TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pembahasan tentang: Referensi: mikrokontroler (AT89S51) mikrokontroler (ATMega32A) Sumber daya
Lebih terperinciPercobaan 6. SERIAL INTERFACE Menggunakan DT-51 MinSys
Percobaan 6 SERIAL INTERFACE Menggunakan DT-51 MinSys Membuat aplikasi serial interface untuk komuniksi secara serial melalui pin RXD dan TXD pada MCS-51. Membuat program menggunakan serial port (DB9)
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI. Pada tugas akhir ini akan dibuat sebuah perangkat keras PLC dengan fasilitas
BB III PERNCNGN DN IMPLEMENTSI Pada tugas akhir ini akan dibuat sebuah perangkat keras PLC dengan fasilitas minimun beserta perangkat lunak sistem operasinya yang ditanamkan pada mikrokontroler sehingga
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Di bawah ini adalah blok diagram dari perancangan alat sensor keamanan menggunakan PIR (Passive Infrared).
30 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Rangkaian Di bawah ini adalah blok diagram dari perancangan alat sensor keamanan menggunakan PIR (Passive Infrared). Buzzer PIR (Passive Infra Red) Mikrokontroler
Lebih terperinci