Tedi Erviantono, S.IP, M.Si Ni Made Ras Amanda, S.Sos, M.Si I Dewa Ayu Sugiarica Joni, S.Sos, M.A Dewi Yuri Cahyani, S.Sos, M.Si
|
|
- Suryadi Wibowo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Penerapan Metode Simulasi Mini Pemilu sebagai Materi Pendukung Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Pada Kalangan Siswa Kelas XI SMA Negeri VIII, Kelurahan Peguyangan Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar Tedi Erviantono, S.IP, M.Si Ni Made Ras Amanda, S.Sos, M.Si I Dewa Ayu Sugiarica Joni, S.Sos, M.A Dewi Yuri Cahyani, S.Sos, M.Si Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana Abstrak Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan memberikan pembekalan pengetahuan kepada para guru dan siswa terkait teknik dan metode kepemiluan, seperti mekanisme pemungutan suara, partisipasi pengawasan dan penghitungan suara dalam pemilu. Kondisi yang ada, para siswa dan guru, khususnya pengampu mata pelajaran PKn, minim pemahaman kepemiluan, akibat materi pemilu yang tidak dibahas secara mendetail pada perangkat pembelajaran serta ketiadaan fasilitator. Metode pembekalan keilmuan tentang kepemiluan ini diberikan melalui dua metode, yaitu workshop bagi guru PKn dan simulasi mini pemilu bagi siswa kelas XI di SMA Negeri VIII Kota Denpasar. Berdasarkan hasil pra tes dan post tes yang dibagikan kepada peserta, proses pengenalan ini tepat sasaran. Hal ini terbukti dari 98% guru maupun siswa memahami mengenai metode kepemiluan, termasuk penghitungan dan rekapitulasi hasil suara dalam pemilu. Kata kunci : Simulasi, Mini Pemilu. A. Pendahuluan Pengetahuan mengenai teknik pemungutan suara pada pemilu di kalangan pelajar seringkali terabaikan. Kalangan pelajar ini notabene adalah para pemilih pemula yaitu kelompok usia yang baru pertama kali akan menggunakan hak suaranya dalam pemilu. Pemilih pemula ini berusia antara 17 hingga 21 tahun dan mereka rata-rata duduk di bangku sekolah menengah atas, atau semester awal perkuliahan. Menurut Arbi Sanit, kelompok ini merupakan warga Negara yang memiliki hak suara namun pengetahuan mereka terhadap pemilu masih belum optimal dibandingkan kelompok lain yang sudah memiliki pengalaman dalam keikutsertaannya sebagai masyarakat pemilih (Sanit, 2009 : 35). Meski dinilai memiliki antusiasme tinggi mengingat rasa penasaran mereka untuk menggunakan hak pilih untuk pertama kalinya, namun preferensi mereka masih kurang optimal. Padahal menurut Maridjan (2010 : 121), pada kalangan pemilih pemula ini sebaiknya disosialisasikan sejak dini mengenai ragam preferensi tentang cara atau metode pemilihan
2 umum, teknik memilih anggota peserta pemilu yang berkualitas sekaligus kiat memilih program secara cerdas, pengetahuan tentang sistem kepartaian, metode peghitungan suara hingga proses pemantauan pemilu. Kegiatan pendidikan ini sangat penting mengingat pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk dapat memilih pemimpin politik secara langsung dan berkualitas. Pemimpin politik merupakan wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat (parlemen), baik di tingkat pusat, daerah; maupun pemimpin eksekutif (kepala pemerintahan) seperti presiden, gubernur atau bupati/walikota. Secara realitas, pada pemilu-pemilu sebelumnya, pengetahuan teknik pemungutan suara di kalangan pelajar seringkali diberikan dalam waktu yang serba terbatas, mendesak dan dilakukan sesaat menjelang pemilihan umum digelar. Berangkat dari kondisi inilah maka ragam bentuk sosialisasi maupun pengenalan metode sistem pemilihan umum banyak terbaikan bahkan tidak menyentuh wilayah-wilayah strategis seperti institusi sekolah maupun kampus sekalipun. Hal inilah yang dinilai banyak kalangan termasuk Kacung Maridjan beresiko, antara lain berpotensi dimasukinya kegiatan sosialisasi dengan niatan terselubung dari partai politik, calon legislatif, atau calon peserta pemilu tertentu untuk mengkampanyekan program mereka pada pemilih pemula (Maridjan, 2010 :125). Selain itu, ragam resiko yang muncul adalah adanya apatisme kalangan pemilih pemula yang enggan karena ketidaktahuannya terhadap model atau teknik pemungutan suara sehingga lebih memilih menjadi kelompok golput atau golongan putih (sebagai golongan yang tidak memberi hak suara dan tidak mendukung pelaksanaan pemilu). Guna mereduksi hal hal tersebut tentunya diperlukan adanya upaya praktek sosialisasi atau simulasi yang sifatnya diberikan sejak dini dan yang terpenting menghantarkan kalangan pemilih pemula ini menjadi tahu akan penggunaan hak suara mereka secara benar, cerdas dan selektif dalam memilih program para peserta pemilu, baik caleg/parpol serta antusiasme dalam mengikuti kegiatan pemilu termasuk upaya-upaya pemantauan akan hasil pemilu. Kegiatan pengabdian masyarakat ini tentunya dirancang dalam bentuk simulasi yang diintegrasikan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Hal ini seperti yang telah dilakukan di beberapa daerah dan direncanakan, namun hingga kini masih belum bisa terealisasikan karena proses penyusunan materi, hambatan SDM pengajar serta alat peraga (Harian Surya, 1 November 2011). Sesuai muatan materi, memang terdapat materi ajar yang memiliki kedekatan dengan maksud dari kegiatan teknik simulasi mini pemilu ini yaitu materi Budaya Demokrasi, sub materi
3 Teknik Pemilihan Umum dalam mata pelajaran PKn semester 1 kelas XI SMA. Hanya saja akibat ketiadaan daya dukung yang mencukupi, aktualisasinya selama ini sifatnya hanya monologis dan tidak terdapat pengupayaan penyajian materi pelajaran dalam bentuk praktikum atau simulasi meski jam pengajarannya masih mungkin dilaksanakan (Wawancara Awal dengan guru PKn SMAN VIII Kota Denpasar). Bentuk simulasi ini merupakan suatu metode yang cepat dimengerti oleh kalangan siswa dan diproyeksikan siswa yang masih duduk di kelas XI, pada pemilu 2014 mereka masih tetap sebagai kategori pemilih pemula dengan kisaran usia tahun sehingga apabila kegiatan simulasi ini diberikan pada saat ini (dua tahun sebelum pelaksanaan pemilu) maka jangka politiknya lebih panjang dan diharapkan bisa berkelanjutan saat mereka nanti benar-benar menggunakan hak pilihnya dalam pemilu. Penulisan kegiatan pengabdian masyarakat ini terinsipirasi pula dari model kegiatan simulasi pemilu sejenis yang diadakan Dinas Pendidikan setempat bersama Komisi Pemilihan Umum pada kalangan murid SMU se-kabupaten Grobogan, Jateng; SMU Negeri se-kabupaten Luwu (Sulawesi Tengah); serta Kabupaten Sidoarjo (Jatim ) yang diintegrasikan pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu, penulisan kegiatan pengabdian ini juga merujuk pada model aktifitas pengabdian masyarakat dari sumber pembiayaan dana DIPA yang telah ada sebelumnya, antara lain Ayub Torry Satriyo Kusumo, S.H., M.H dari Fakultas Hukum UNS Surakarta dengan judul : Voter Education Bagi Pemilih Pemula sebagai Upaya Mengurangi Golongan Putih Dalam Pemilihan Umum di SMUN 5 Surakarta, Jawa Tengah ; serta Pengabdian Masyarakat Pendidikan Politik bagi Pemilih Pemula untuk Keberhasilan Pemilu 2009 di SMAN I Sragen, Jawa Tengah oleh Dra. Sri Yuliani, M.Si, Jurusan Administrasi Negara UNS Surakarta. B. Perumusan Masalah Berdasarkan analisis situasi yang ada diatas, maka dapat dirumuskan kondisi masih belum optimalnya pengetahuan teknik pemilihan umum di kalangan pelajar atau pemilih pemula khususnya yang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Materi sudah tersedia dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan terjabar pada materi teknik pemilihan umum. Hanya saja dalam pelaksanaannya terkendala metode pembelajaran yang masih monolog sehingga seringkali susah dipahami siswa. Kondisi ini terjadi akibat ketiadaan daya dukung SDM yang dapat mensimulasikan materi terkait teknik pemilu, minimnya penguasaan guru mata ajar PKn terhadap materi atau
4 model-model pemilu serta keterbatasan alat peraga. Padahal materi ini sangat penting mengingat para siswa peserta pelajaran ini merupakan kalangan pemilih pemula yang akan menggunakan hak pilihnya pertamakali pada pemilu 2014 mendatang sehingga preferensi mereka mencukupi untuk mengenali ragam teknik pemilu secara benar, pengenalan profil peserta pemilu, kiat menggunakan hak pilih secara tepat dan cerdas, serta keikutsertaan dalam memantau jalannya pemilu maupun penghitungan suara. C. Tujuan dan Manfaat Kegiatan C.1. Tujuan 1. Melaksanakan sosialisasi secara dini mengenai teknik atau metode pemilihan umum di kalangan siswa siswi SMA sekaligus pemilih pemula dalam pemilu 2014 mendatang sehingga merekabisa mendapatkan pengatahuan secara matang yang nanti akan menggunakan hak pilihnya; 2. Mendukung pemahaman Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Materi Budaya Politik, khususnya Sub Materi Teknik Pemilihan Umum dalam bentuk simulasi / praktek pembelajaran mini pemilu sekaligus menjadi daya dukung rintisan laboratorium ilmu sosial di SMA Negeri VIII Kota Denpasar ; 3. Membantu ketercapaian kompetensi dasar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) kelas XI dalam mengenali dan menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia dengan melihat pada indikator kemampuan siswa dalam mendeskripsikan tipe-tipe pemilihan umum dan menganalisis dampak perkembangan tipe politik sesuai dengan perkembangan sistem politik yang berlaku; 4. Sarana pengaktualisasian mata kuliah Pengantar Ilmu Politik dan Sistem Politik Indonesia bagi mahasiswa pendamping kegiatan pengabdian masyarakat ini sekaligus mengenalkan program studi Ilmu Politik FISIP Universitas Udayana di kalangan pelajar SMA wilayah Denpasar. C.2. Manfaat 1. Menambah preferensi pengetahuan para siswa dalam mengenali ragam teknik pemilu secara benar, pengenalan profil peserta pemilu, kiat menggunakan hak pilih secara tepat dan cerdas, serta teknik dalam pemantauan jalannya pemilu maupun
5 penghitungan suara yang terintegrasi dalam materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). 2. Mereduksi angka golongan putih atau ketidakikutsertaan peserta pemilu dari kalangan pemilih pemula akibat ketidaktahuan teknik pemilu serta secara ideal diharapkan akan mencegah terjadinya praktek money politic (politik uang) yang diindikasikan banyak terjadi pada penyelenggaraan pemilu di Negara kita. 3. Memberikan rekomendasi pada KPU maupun Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bali mengenai faktor keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan teknik pembelajaran simulasi mini pemilu sebagai pendukung materi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SMA. D. Tinjauan Kepustakaan Kalangan pelajar merupakan pemilih pemula yaitu kelompok usia yang baru pertama kali akan menggunakan hak suaranya dalam pemilu. Pemilih pemula berusia antara 17 hingga 21 tahun dan rata-rata duduk di bangku sekolah menengah atas atau semester awal perkuliahan. Pemilih pemula merupakan warga Negara yang memiliki hak suara namun pengetahuan mereka terhadap pemilu masih belum optimal dibandingkan kelompok lain yang memiliki pengalaman dalam keikutsertaannya sebagai pemilih (Sanit, 2009 : 35). Berdasarkan data Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) jumlah pemilih pemula yang menggunakan hak pilihnya pada pemilu 2009 berjumlah sekitar persen dari jumlah pemilih secara keseluruhan yaitu 170 juta pemilih. Angka ini diprediksikan oleh LSI akan menaik tajam pada saat pemilu 2014 mendatang (Media Indonesia, 6 Agustus 2011). Peran pemilih pemula sangat signifikan bagi partai politik, sebab pelajar atau pemilih pemula secara psikologis sangat mudah dipengaruhi atau diarahkan untuk melakukan sesuatu, terutama apabila yang mempengaruhi adalah orang-orang yang mereka anggap sebagai tokoh atau idola, seperti guru, tokoh agama, artis, atau tokoh lain sebagai vote getter (pendongkrak perolehan suara) (Maridjan, 2010 : 126). Beberapa partai tersebut selain membentuk organisasi sayap, juga secara gencar menarik simpati pemilih pemula dengan beragam iklan simpatik dan kental dengan nuasa kaum muda, seperti menampilkan tokoh dan artis muda yang menjadi idola pelajar. Besarnya potensi pemilih pemula ini sejak dini harus mendapat perhatian khusus sehingga mereka tidak hanya dimanfaatkan oleh partai politik ataupun pemanfaatan pemilih pemula dengan mobilisasi suara
6 melalui kampanye yang tidak mendidik.hal ini seperti kehadiran mereka saat kampanye hanya karena alasan senang pada sifat keramaiannya saja tetapi tetap tidak perduli pada hakikat penyelenggaraan pemilu itu sendiri. Kondisi yang lebih memprihatinkan lagi, saat mereka sangat rentan diprovokasi bertindak anarkis dengan merusak fasilitas umum atau tawuran dengan peserta kampanye lainnya. (Harian Surya, 1 November 2011). Ketidak-pedulian kalangan pemilih pemula juga disebabkan kurangnya sosialisasi yang dilakukan penyelenggara pemilu (baca : KPU) yang volume kerjanya sangat kompleks dalam mempersiapkan rangkaian penyelenggaraan pemilu yang serba terbatas waktu maupun sumber daya pelaksananya. Melihat dari kondisi inilah, maka selain rentan dimanfaatkan partai politik, pemilih pemula juga rentan akan menjadi golput, karena kepedulian mereka terhadap pemilu. Hal ini misalnya ditilik dari banyaknya beban pendidikan yang harus siswa hadapi, yaitu persiapan belajar untuk proses Ujian Akhir Nasional (UAN) saat di kelas XII. Pada kondisi ini akibatnya perhatian mereka untuk mengikuti pemilu menjadi tergeser, sehingga tepat kiranya langkah sosialisasi ini diberikan pada saat siswa masih berada di kelas XI. Kalangan pelajar atau pemilih pemula ini harus diberikan pengertian dan pemahaman tentang pemilu secara lebih baik dan proporsional, yang mencakup teknik pemilihan umum, kapabilitas peserta pemilu, teknik pengawasan pemilu maupun penghitungan suara, dimana semuanya diarahkan pada usaha bagaimana kalangan pelajar atau pemilih pemula memaknai pemilu sebagai mekanisme perubahan bangsa untuk menuju kehidupan yang lebih baik. Metode simulasi merupakan metode mengajar yang digunakan dalam pembelajaran kelas. Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Metode mengajar simulasi banyak digunakan pada pembelajaran IPS, PKn, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Apresiasi (Unesa : 2010). Pembinaan kemampuan bekerjasama, komunikasi dan interaksi merupakan bagian dari keterampilan yang akan dihasilkan melalui pembelajaran simulasi. Metode mengajar simulasi lebih banyak menuntut aktivitas siswa sehingga metode simulasi sebagai metode yang berlandaskan pada pendekatan keterampilan proses.
7 Disamping itu, metode ini dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis konstektual, salah satu contoh bahan pembelajaran dapat diangkat dari kehidupan sosial, nilai-nilai sosial maupun permasalahan-permasalahan sosial yang aktual maupun masa lalu untuk masa yang akan datang. Permasalahan- permasalahan yang berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan sosial maupun membentuk sikap atau perilaku dapat dilakukan melalui pembelajaran ini. Langsung maupun tidak langsung melalui simulasi kemampuan siswa yang berkaitan dengan bermain peran dapat dikembangkan. Siswa akan menguasai konsep dan keterampilan intelektual, sosial, dan motorik dalam bidang-bidang yang dipelajarinya serta mampu belajar melalui situasi tiruan dengan sistem umpan balik dan penyempurnaan yang berkelanjutan. Dalam pembelajaran, siswa akan dibina kemampuannya berkaitan dengan keterampilan berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok. Disamping itu, dalam metode simulasi siswa diajak untuk bermain peran beberapa perilaku yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran. Model yang dikenal sebagai simulasi sekaligus digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah bermain peran (role playing). Metode ini mengutamakan pola permainan dalam bentuk dramatisasi. Dramatisasi dilakukan kelompok siswa dengan mekanisme pelaksanaan yang diarahkan oleh guru maupun pendamping untuk melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan / direncanakan sebelumnya. Simulasi ini lebih menitik beratkan pada tujuan untuk mengingat atau menciptakan kembali gambaran masa silam yang memungkinkan terjadi pada masa yang akan datang atau peristiwa yang aktual dan bermakna bagi kehidupan sekarang. Beberapa prosedur dalam metode simulasi antara lain : Pertama, menetapkan topik simulasi yang diarahkan oleg guru; Kedua, menetapkan kelompok dan topik-topik yang akan dibahas; Ketiga, simulasi diawali dengan petunjuk dari guru tentang prosedur, teknik, dan peran yang dimainkan; Keempat, proses pengamatan terhadap proses, peran, teknik, dan prosedur dapat dilakukan dengan diskusi; dan Kelima, kesimpulan dan saran dari kegiatan simulasi. Menurut Suwarna, M.Pd (dalam Benny, 2005 : 67) langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam melaksanakan simulasi adalah : 1. Menentukan topik serta tujuan yang ingin dicapai 2. Memberikan gambaran tentang situasi yang akan disimulasikan 3. Membentuk kelompok dan menentukan peran masing-masing 4. Menetapkan lokasi dan waktu pelaksanaan simulasi 5. Melaksanakan simulasi
8 6. Melakukan penilaian Kemampuan guru maupun tenaga pendamping yang harus diperhatikan untuk menunjang metode simulasi antara lain kemampuan membimbing siswa dalam mengarahkan teknik, prosedur, dam peran yang akan dilakukan dalam simulasi; mampu memberikan ilustrasi; mampu menguasai pesan yang dimaksud dalam simulasi tersebut; serta mampu mengamati secara proses simulasi yang dilakukan oleh siswa. Sedangkan kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan dalam penerapan metode simulasi adalah ; kondisi, minat, perhatian dan motivasi siswa dalam bersimulasi; pemahaman terhadap pesan yang akan menstimulasikan; serta kemampuan dasar berkomunikasi dan berperan. Keunggulan penggunaan metode simulasi diantaranya adalah siswa dapat melaksanakan interaksi sosial dan kominikasi dalam kelompoknya; aktivitas siswa cukup tinggi dalam pembelajaran sehingga terlibat langsung dalam pembelajaran; dapat membiasakan siswa untuk memahami permasalahan sosial, hal ini dapat dikatakan sebagai implementasi pembelajaran yang berbasis konstekstual; melalui kegiatan kelompok dalam simulasi dapat membina hubungan personal yang positif; dapat membangkitkan imajinasi; serta membina hubungan komunikatif dan kerjasama dalam kelompok. E. Pelaksanaan Kegiatan E.1. Realisasi Pemecahan Masalah Dari permasalahan diatas, segenap dosen dan dibantu tenaga mahasiswa program studi ilmu politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana memberikan sumbangsih berupa kegiatan pengabdian masyarakat simulasi mini pemilu sebagai penunjang materi mata pelajaran Pendidikan Kewargangeraan dengan memberikan dampingan/fasilitasi pada para guru PKn maupun siswa kelas XI SMAN VIII Kota Denpasar. Kegiatan ini terbagi atas tahapan sebagai berikut : Tahapan Kegiatan Tahap I Workshop Teknik dan Metode Kepemiluan, Mekanisme Pemungutan Suara dan Partisipasi Pengawasan dan Penghitungan Suara dalam Pemilu pada para guru PKn SMAN VIII Kota Denpasar Tahap II Kegiatan Simulasi Teknik Metode Kepemiluan, Mekanisme
9 Pemungutan Suara dan Partisipasi Pengawasan dan Penghitungan Suara dalam Pemilu pada para siswa kelas XI SMAN VIII Kota Denpasar. E.2. Khalayak Sasaran Khalayak sasaran dari kegiatan simulasi mini pemilu ini adalah guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) serta siswa siswi kelas XI SMAN VIII Kota Denpasar. Diharapkan dari kegiatan workshop maupun simulasi yang diberikan oleh dosen FISIP Universitas Udayana ini dapat membantu pemahaman materi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) khususnya mengenai teknik kepemiluan. E.3. Metode Kegiatan Metode kegiatan yang dipandang efektif dilakukan adalah kegiatan workshop dan pendampingan simulasi. Kegiatan pada tahap pertama adalah penyelenggaraan workshop yang diberikan oleh dosen dengan didampingi tenaga mahasiswa Program Studi Ilmu Politik FISIP Unud. Peserta workshop adalah guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SMAN VIII Kota Denpasar, sedangkan peserta simulasi adalah siswa-siswi kelas XI SMAN VIII Kota Denpasar. F. Hasil Kegiatan Hari/Tanggal Kegiatan Sasaran Lokasi Kegiatan Rabu, 23 Agustus 2012 Kamis, 24 Agustus 2012 Workshop Teknik dan Metode Kepemiluan, Mekanisme Pemungutan Suara dan Partisipasi Pengawasan dan Penghitungan Suara dalam Pemilu pada para guru PKn SMAN VIII Kota Denpasar Kegiatan Simulasi Teknik Metode Kepemiluan, Mekanisme Pemungutan Suara dan Partisipasi Pengawasan dan Penghitungan 1 Kepala Sekolah, dan 3 guru PKN. Siswa-Siswi SMAN VIII Aula SMAN VIII Peguyangan Kaja Kota Denpasar Aula SMAN VIII Peguyangan Kaja Kota Denpasar
10 25 Agustus - 25 Oktober 2012 Suara dalam Pemilu pada para siswa kelas XI SMAN VIII Kota Denpasar. Pelaporan Kegiatan Pengabdian Masyarakat Laporan Hasil Kegiatan Kegiatan pengabdian masyarakat Simulasi Mini Pemilu sebagai Penunjang Materi Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini dilakukan melalui dua bentuk kegiatan. Pertama, kegiatan workshop bagi Guru PKn dan kedua, kegiatan simulasi mini pemilu bagi Siswa Siswi SMAN VIII Kota Denpasar. Workshop diadakan 24 Agustus 2012 pukul WITA di Aula SMAN VIII Kota Denpasar. Peserta berjumlah 6 orang yang terdiri dari 3 Guru Pendidikan Kewarganegaraan, 1 Kepala Sekolah dan 2 Pendamping dari KPU Kota Denpasar, 6 mahasiswa Program Studi Ilmu Politik dan 7 dosen anggota kegiatan pengabdian masyarakat. Gambar 1 Workshop Kepemiluan bagi Guru PKn Kondisi yang terjadi, guru PKn masih belum memahami materi dasar kepemiluan, teknis pemungutan suara maupun penghitungan suara. Kondisi ini tercermin dari hasil angket/kuesioner pra tes yang diserahkan kepada para peserta workshop yaitu para Guru PKn di SMAN VIII Kota Denpasar. Hasil pra tes menunjukkan 100% Guru PKn tidak tahu teknik penghitungan dan rekapitulasi suara. Sedangkan 33% tidak mengetahui mekanisme pemungutan suara dalam pemilu dan mengetahui calon yang tepat dalam pemilihan umum dan 33% tidak mengetahui cara tepat memilih calon dalam pemilu secara independen. Pemahaman materi tentang hakikat pemilu, perbedaan pemilu eksekutif dan legislatif, diketahui para guru PKn dari sumber pembelajaran buku paket, media massa, serta internet. Mekanisme pemilu diketahui
11 berdasarkan pengalaman aktual para guru saat mereka menjadi pemilih pemilu yang pernah diikuti sebelumnya. Pemahaman materi terkait pemilihan umum diakui 100% guru PKn akibat minimnya pengetahuan tentang mekanisme pemilu, keterbatasan dan ketidaklengkapan materi; sulitnya melakukan simulasi karena tidak terdapat dalam silabus pembelajaran; serta terbatasnya jam pertemuan belajar karena materi pemilu tidak dibahas pada bab tersendiri melainkan hanya pada sub bab budaya politik sehingga guru maupun siswa kesulitan melakukan simulasi/praktek akibat jangkauan materi yang terlalu dangkal. Secara awal, pemaparan materi workshop membahas pengertian tentang pemilihan umum, bentuk-bentuk pemilihan umum, tata cara pemilu, pengenalan logistik perlengkapan pemilu hingga pengertian-pengertian teknis kepemiluan seperti daftar pemilih tetap, kartu pemilih, panwas, dan aduan hasil kepemiluan. Selaku narasumber kegiatan ini adalah ketua tim pengabdian masyarakat dibantu dua dosen Program Studi Ilmu Politik, serta narasumber Komisi Pemilihan Umum Kota Denpasar. Kehadiran narasumber dari KPU Kota Denpasar karena sebelumnya Universitas Udayana mengadakan kesepakatan bersama (MoU) terkait pengabdian masyarakat, penelitian dan sosialisasi kepada masyarakat luas. Pemaparan kedua tentang pengenalan model teknik pemungutan dan penghitungan suara yang digunakan pada pemilu di Indonesia. Gambar 2 Pemaparan Materi Workshop Selama pelaksanaan wokshop, peserta diberikan beberapa contoh kertas suara, bilik dan kotak suara. Pada kegiatan ini, peserta workshop diberikan pembimbingan dengan memakai
12 simulasi dari siswa terpilih yang sudah ditunjuk oleh guru. Setelah kegiatan workshop selesai dilaksanakan, disebarkan angket post test dengan hasil optimalisasi pemahaman peserta yaitu guru PKn terhadap pengertian dasar pemilu, model-model pemilu serta teknik penghitungan dan rekapitulasi suara. Pada 24 Agustus 2012 jam WITA dilanjutkan kegiatan simulasi teknik kepemiluan, mekanisme pemungutan suara dan partisipasi pengawasan dan penghitungan suara dalam Pemilu. Para peserta dari kegiatan simulasi ini adalah siswa siswi kelas XI SMAN VIII Kota Denpasar. Sebelum dilaksanakan simulasi, dibagikan lembar kuesioner pra test seperti halnya kegiatan workshop. Hasil yang diperoleh 85% siswa masih tidak tahu tentang pemilu, teknik pemungutan maupun penghitungan suara karena peserta belum berpengalaman memilih dan proyeksinya pada pemilu 2014 mereka sebagai pemilih pemula. Sebesar 15% siswa mengaku mengerti dari berita televisi, internet maupun penjelasan orang tua namun pemahaman mereka masih tidak optimal, bahkan sumber belajar mata pelajaran PKn terkait pemilu masih dianggap tidak membantu pemahaman para siswa. Gambar 3 Simulasi Mini Pemilu pada Siswa Pada kegiatan simulasi, tim pengabdian masyarakat masih didampingi tim KPU Kota Denpasar. Para peserta simulasi dikenalkan beberapa atribut peralatan dan perlengkapan pemilu, seperti bilik dan kertas suara, tinta suara, kotak suara, contoh Daftar Pemilih Tetap serta kertas plano penghitungan suara. Setelah pengenalan atribut pemilu, peserta simulasi diberikan pengetahuan teknik kepemiluan, mekanisme pemungutan suara dan partisipasi pengawasan dan penghitungan suara dalam Pemilu. Pada sesi tanya jawab beberapa peserta simulasi menanyakan
13 seputar cara memilih calon yang berkualitas, jaminan hukum saksi pemilu, dan praktek politik uang dalam pemilu. Pertanyaan dijawab oleh tim pengabdian masyarakat serta tim KPU Kota Denpasar. Setelah mendapatkan penjelasan dari tim pengabdian masyarakat, Peserta simulasi dibagi dalam tiga kelompok, yaitu kelompok panitia pemungutan suara, pengawas dan kelompok pemilih. Masing-masing kelompok memegang peranan dan mesimulasikan perannya masingmasing secara bergantian. Peran awal yang dilakukan adalah daftar pemilih berdasarkan nomor urut absen kelas dan proses pemanggilan peserta pemilih dilakukan panitia. Pemilih diberikan contoh kertas surat suara dan menentukan pilihannya di bilik suara. Proses memasukkan kertas suara pada kotak suara dibedakan menurut jenis pilihan, yaitu simulasi untuk anggota legislatif pusat, provinsi dan tingkat kabupaten/kota; serta presiden dan wakil presiden, serta kepala daerah, baik gubernur maupun bupati/walikota. Setelah memasukkan kertas suara, pemilih mencelupkan jari pada tinta yang sudah disediakan oleh tim pengabdian masyarakat. Setelah selesai proses pemungutan suara, para siswa diajak bersimulasi proses penghitungan suara serta rekapitulasi akhir hasil pemilu. Pada proses ini, paar guru PKn diajak turut serta mensimulasikan di hadapan para siswa. Simulasi berlangsung dengan bantuan fasilitasi dari pihak KPU Kota Denpasar. Acara simulasi berlangsung tertib dan berakhir pukul 11 siang. Gambar 4 Pengisian Kuesioner pada Siswa Peserta Simulasi
14 Di akhir acara, para peserta simulasi dibagikan kuesioner post tets. Hasil yang diperoleh sebanyak 97% siswa merasa puas dan paham dengan kegiatan simulasi ini karena mereka mengalami perannya secara langsung baik sebagai pemilih, panitia maupun pengawas. Beberapa hal yang direkomendasikan adalah peningkatan intensitas simulasi kepada para siswa untuk mendukung pemahaman kegiatan belajar mengajar, terutama teknis kepemiluan. G. Simpulan dan Saran Kegiatan pengabdian masyarakat Penerapan Metode Simulasi Mini Pemilu sebagai Materi Pendukung Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Pada Kalangan Siswa Kelas XI SMA Negeri VIII, Kelurahan Peguyangan Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar ini dinilai sangat bermanfaat dan tepat sasaran. Hal ini selain keterbatasan jam dan tenaga fasilitator simulasi pemilu, juga masih minimnya pengetahuan para guru PKn mengenai hal-hal teknis kepemiluan terutama tentang proses penghitungan dan rekapitulasi suara. Dari hasil post tes yang diberikan kepada para peserta workshop maupun simulasi terdapat beberapa saran dan rekomendasi. Beberapa hal yang direkomendasikan adalah kegiatan simulasi kepada para siswa dilakukan berkesinambungan dengan mengatualisasikan kerjasama dengan Program Studi Ilmu Politik Universitas Udayana dalam mendukung materi terkait pemilu pada siswa kelas XI SMA Negeri VIII Kota Denpasar. Peserta workshop juga tidak sebatas guru PKn, melainkan juga guru ilmu sosial lainnya, seperti Sosiologi dan Sejarah, bahkan bisa diaplikasikan sosialisasi kepada masyarakat umum di luar dunia pendidikan. Pada kegiatan ini, para guru PKn yang telah mengikuti workshop mendapatkan sertifikat dari tim pengabdian masyarakat yang harapannya dapat berguna bagi pengembangan karier dan pengalaman mereka sebagai tenaga pendidik. Sedangkan untuk menjaga keberlanjutan program, pihak SMA Negeri VIII Kota Denpasar menjalin kerjasama di bidang pengabdian masyarakat dengan Program Studi Ilmu Politik yang dituangkan dengan pemberian sertifikat kepada pihak kepala sekolah sebagai simbol sekolah yang telah mendapatkan Workshop dan Simulasi Mini Pemilu dari Universitas Udayana serta fasilitasi pihak KPU Kota Denpasar. H. Daftar Pustaka - Benny, Achmad, 2005, Metode Pengajaran, Universitas Terbuka : Jakarta. - E-learning, Universitas Negeri Surabaya dalam web site elearning.unesa.ac.id - Maridjan, Kacung, 2010, Sistem Politik Indonesia: Konsolidasi Demokrasi Pasca-Orde Baru, Penerbit Prenada Media Group : Jakarta
15 - Media Indonesia, 6 Agustus Sanit, Arbi, 2010, Sistem Politik Indonesia, Penerbit Rajawali Press : Jakarta - Surya, 1 November Wawancara dengan Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) SMAN VIII Kota Denpasar, Kota Denpasar, 24 Januari 2012
LAPORAN AKHIR PENGABDIAN MASYARAKAT TAHUN 2012
LAPORAN AKHIR PENGABDIAN MASYARAKAT TAHUN 2012 Penerapan Metode Simulasi Mini Pemilu sebagai Materi Pendukung Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada Siswa Kelas XI, SMA Negeri VIII, Kelurahan
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PENELITIAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMETAAN PERSEPSI ATAS PENYELENGGARAAN SOSIALISASI KEPEMILUAN, PARTISIPASI DAN PERILAKU PEMILIH DI KABUPATEN BANGLI Kerjasama Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bangli dan Fakultas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dimana warga negara memiliki hak untuk ikut serta dalam pengawasan
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara dengan sistem pemerintahan demokrasi yang dimana warga negara memiliki hak untuk ikut serta dalam pengawasan jalannya pemerintahan. Warga negara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang menganut sistem demokrasi, dan kondisi masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya partisipasi politik.
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENGABDIAN MASYARAKAT TAHUN 2014
LAPORAN AKHIR PENGABDIAN MASYARAKAT TAHUN 2014 Workshop Materi Demokrasi dan Pemilu bagi Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) SMA se-kota Denpasar Oleh : Tedi Erviantono, S.IP, M.Si (NIP.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang dilaksanakan secara langsung, yang merupakan salah satu bentuk Demokrasi. Bagi sebuah bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak reformasi telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Untuk menghimpun seluruh program dan kegiatan yang dilakukan oleh Komisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud Maksud penyusunan laporan ini adalah : 1. Untuk menghimpun seluruh program dan kegiatan yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Pohuwato selama Pelaksanaan Pemilihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR, DPRD, dan DPD) dan Gubernur Provinsi Lampung. Sedangkan di bulan Juli 2014, masyarakat
Lebih terperinciLITERASI MEDIA MASSA BAGI REMAJA DI SMAN 1 UBUD
Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat LITERASI MEDIA MASSA BAGI REMAJA DI SMAN 1 UBUD Tim Pelaksana: I D.A. Sugiarica Joni S.Sos MA Ni Made Amanda Ras Amanda Gelgel, S.Sos.,M.Si Dewi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (http://www.wikipedia.org). Dalam prakteknya secara teknis yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara demokrasi, dimana rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi pada suatu negara tersebut. Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem
Lebih terperinciMATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD
MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD 1945 yang diamandemen Hukum, terdiri dari: Pemahaman Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum Pemahaman
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sosialisasi politik merupakan salah satu cara dalam menyebarluaskan informasi politik, sehingga fungsi sosialisasi politik yaitu untuk memberikan pengetahuan dan pembelajaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya masyarakat memegang peran utama dalam praktik pemilihan umum sebagai perwujudan sistem demokrasi. Demokrasi memberikan kebebasan kepada masyarakat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara yang menganut paham demokrasi, dan sebagai salah satu syaratnya adalah adanya sarana untuk menyalurkan aspirasi dan memilih pemimpin
Lebih terperinciLITERASI MEDIA MASSA BAGI REMAJA DI SMAN 8 DENPASAR
Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat LITERASI MEDIA MASSA BAGI REMAJA DI SMAN 8 DENPASAR Tim Pelaksana: Ni Made Amanda Ras Amanda Gelgel, S.Sos.,M.Si I D.A. Sugiarica Joni S.Sos MA
Lebih terperinciC. Tujuan Penulisan. Berikut adalah tujuan penulisan makalah pemilukada (Pemilihan Umum Kepala. Daerah).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa demokrasi ini, pelaksanaan pemiliham umum secara langsung tidak hanya untuk lembaga legislatif serta presiden dan wakil presiden. Pemilihan umum kepala daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara lain karena Indonesia melaksanakan sejumlah kegiatan politik yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun 2014 merupakan tahun politik bagi Indonesia. Disebut tahun politik antara lain karena Indonesia melaksanakan sejumlah kegiatan politik yang melibatkan setidaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi yang dimulai sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru pada bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di segala bidang, terutama
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang)
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan
56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sosialisasi yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Sukasari Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sosialisasi yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Sukasari Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung, merupakan sosialisasi disekolah mengenai pemilihan umum
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dan hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang ada di tengah-tengah masyarakat
Lebih terperinciPEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS
PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS Anang Dony Irawan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surabaya Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya 60113 Telp. 031-3811966,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat untuk memilih. calonnya, calon pasangan kepala daerah untuk Wilayah Kabupaten
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan pemilihan Kepala Daerah di Banyumas suasana politik semakin hangat. Banyak yang mempromosikan calonnya dengan berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam
Lebih terperinciNo.849, 2014 BAWASLU. Kampanye. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan.
No.849, 2014 BAWASLU. Kampanye. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN TAHAPAN KAMPANYE
Lebih terperinciBAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan:
UNDANG-UNDANG PEMILIHAN WAKIL MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS (UU PEMILWA KMFEB UB ) BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1. Keluarga Mahasiswa
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
128 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisa yang dilakukan beserta pemaparan bahasan yang didukung oleh teori-teori mengenai makna tayangan debat calon Gubernur Jabar di televisi bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Desa merupakan objek yang dijadikan pemerintah dalam usaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desa merupakan objek yang dijadikan pemerintah dalam usaha pembangunan yang sebesar-besarnya dalam memenuhi tingkat kebutuhan masyarakat diwilayah sekitarnya.
Lebih terperinciPERATURAN KPU TENTANG SOSIALISASI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA
PERATURAN KPU TENTANG SOSIALISASI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA 1. Menambahkan sasaran pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Juanda, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Para siswa yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), adalah mereka yang berumur 17 sampai dengan 21 tahun merupakan pemilih pemula yang baru
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR: 10/Kpts/KPU-Prov-010/2011 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SOSIALISASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. a. menyebarluaskan informasi kegiatan menyangkut tahapan, jadwal dan program Pemilihan;
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sosialisasi pada Pemilihan Umum merupakan proses penyampaian informasi tentang kegiatan menyangkut tahapan dan program penyelenggaraan Pemilihan, melalui media cetak
Lebih terperinciTUGAS ILMUWAN POLITIK DALAM PENGAWALAN POTENSI RESIKO JELANG PEMILUKADA 2015
TUGAS ILMUWAN POLITIK DALAM PENGAWALAN POTENSI RESIKO JELANG PEMILUKADA 2015 Oleh : Tedi Erviantono (Dosen Prodi Ilmu Politik FISIP Universitas Udayana) Disampaikan dalam Munas Forum Dekan FISIP se Indonesia
Lebih terperinciSUSUNAN KEANGGOTAAN KELOMPOK KERJA PUSAT PENDIDIKAN PEMILIH PADA KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA DENPASAR 2015
i: SUSUNAN KEANGGOTAAN KELOMPOK KERJA PUSAT PENDIDIKAN PEMILIH PADA KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA DENPASAR 2015 I. Pengarah : I Gusti Ngurah Agung Darmayuda, ST., MM II. Penanggung Jawab : I Wayan Arya Arsana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Pemilihan Umum (Pemilu) menjadi bagian utama dari gagasan
Lebih terperinciLEMBAR KONFIRMASI PEMUATAN BERITA : KPU KABUPATEN LOMBOK TIMUR MENGADAKAN SOSIALISASI KEPADA PEMILIH PEMULA DI SEKOLAH
PEMUATAN BERITA Judul Berita : KPU KABUPATEN LOMBOK TIMUR MENGADAKAN SOSIALISASI KEPADA PEMILIH PEMULA DI SEKOLAH Foto : Selong,kpu-lomboktimurkab.go.id- KPU Kabupaten Lombok Timur baru-baru ini melakukan
Lebih terperinciRANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRAFT KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,
BAHAN UJI PUBLIK 12 MARET 2015 RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM, KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH, KOMISI
Lebih terperinciPERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL
PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL oleh : Timbul Hari Kencana NPM. 10144300021 PROGRAM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan
3 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Di tahun 2009 masyarakat Indonesia akan melaksanakan Pesta Demokrasi. Dimana pesta tersebut adalah kesempatan masyarakat untuk memlih wakil dan pemimpinnya
Lebih terperinciDIVISI TEKNIS PENYELENGGARA, HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA DAN HUPMAS
LAPORAN TAHAPAN PEMUNGUTAN, PENGHITUNGAN DAN REKAPITULASI PEROLEHAN SUARA PADA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014 DIVISI TEKNIS PENYELENGGARA, HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA DAN HUPMAS KOMISI
Lebih terperinciDAFTAR ISI A BAB I... 1 PENDAHULUAN a. Latar Belakang b. Landasan Hukum c. Sasaran d. Maksud dan Tujuan... 4 B BAB II...
DAFTAR ISI A BAB I... 1 PENDAHULUAN... 1 a. Latar Belakang... 1 b. Landasan Hukum... 2 c. Sasaran... 4 d. Maksud dan Tujuan... 4 B BAB II... 5 GAMBARAN UMUM... 5 a. Dasar Pelaksanaan Kegiatan... 5 b. Waktu
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon
95 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon Kepala Daerah dalam pilkada Sidoarjo 2010 Pemilihan kepala daerah secara langsung
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No.1080, 2012 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pengawasan Pemilu. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1080, 2012 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pengawasan Pemilu. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian juta 66,9 juta (67 juta) Golput atau suara penduduk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Partisipasi politik masyarakat merupakan syarat pokok yang harus dilakukan oleh setiap warga negara terutama pada negara yang menganut paham demokrasi. Tingginya
Lebih terperinci2016, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang; b. bahwa Pasal 22B huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tent
No.1711,2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU.Pemilihan.Gubernur.Bupati.Walikota.Pelanggaran Administrasi. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG
Lebih terperinci: 2. Menganalisa Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani. Kompetensi Dasar : 2.3. Meganalisa Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia Sejak Orla
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas / Semester : XI / I Pertemuan ke : 11 dan 12 Alokasi Waktu : 4 x 45 Standar Kompetensi : 2. Menganalisa Budaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan
BAB I I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PELANGGARAN ADMINISTRASI TERKAIT LARANGAN MEMBERIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah
BAB I 1.1.Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Reformasi yang dimulai sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru pada bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di segala bidang,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
172 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dipaparkan dalam bab ini merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis di dalam skripsi yang berjudul Peta
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum
Lebih terperinciKEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT. NOMOR : 21/Kpts/KPU-Prov-019/2012 TENTANG
KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR : 21/Kpts/KPU-Prov-019/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR KALIMANTAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi demokrasi, terbukti dengan diberikannya kebebasan kepada setiap warga negara untuk bebas menyatakan pendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peran-peran pihak terkait, dengan prosedur yang telah ditentukan dalam. dewan perwakilan rakyat daerah (Mashudi, 1993:23).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan umum merupakan pilar bagi suatu negara yang mengaku dirinya sebagai suatu negara demokrasi, sebab tidak ada demokrasi tanpa adanya pemilihan umum. Terselenggranya
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK
RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TENTANG
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN TAHAPAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pemilihan umum
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.245, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5588) PERATURAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung
Lebih terperinciNOTA KESEPAHAMAN ANTARA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN SUKOHARJO
NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR :43.a/ KPU-Kab.012.329492/II/2017 NOMOR :420/830/11/2017 TENTANG KEGIATAN
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 101, 2011 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciKeputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara;
- 2 - d. bahwa pengadaan perlengkapan pemungutan suara, yaitu tempat pemungutan suara dilaksanakan oleh Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara bekerjasama dengan masyarakat; e. bahwa pendistribusian perlengkapan
Lebih terperinciPENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU
PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU DIAN KARTIKASARI, KOALISI PEREMPUAN INDONESIA DISKUSI MEDIA PUSKAPOL, PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DALAM KPU DAN BAWASLU, JAKARTA,
Lebih terperinciSosialisasi Kesadaran Hak Politik Perempuan pada Banjar Tampak Gangsul, Kelurahan Dangin Puri Kauh, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar
LAPORAN AKHIR PENGABDIAN MASYARAKAT TAHUN 2013 Sosialisasi Kesadaran Hak Politik Perempuan pada Banjar Tampak Gangsul, Kelurahan Dangin Puri Kauh, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar Tim Pelaksana
Lebih terperinciDasar Pemikiran. Bentuk peran aktif RRI dalam proses demokratisasi RRI => Menginspirasi => Menavigasi
PERAN LPP RRI Dasar Pemikiran Bentuk peran aktif RRI dalam proses demokratisasi RRI => Menginspirasi => Menavigasi PENGERTIAN Program Siaran yang diselenggarkan untuk memberikan pemahaman mengenai hak
Lebih terperinciLAPORAN RISET PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILU
LAPORAN RISET PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILU LITERASI POLITIK KAUM DIFABEL (Studi Kasus Pada Pemilih Tunanetra Di Kabupaten Banjarnegara Dalam Pemilu Legislatif Dan Pemilu Presiden 2014)
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasal 1 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik,
Lebih terperinciOleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1
Disampaikan pada Seminar Menghadirkan Kepentingan Perempuan: Peta Jalan Representasi Politik Perempuan Pasca 2014 Hotel Haris, 10 Maret 2016 Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa)
Lebih terperinciPARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PEMILUKADA KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2015 DI KECAMATAN SAMBOJA
ejournal Ilmu Pemerintahan, 2017, 5 (4): 1693-1704 ISSN 2477-2458 (Online), ISSN 2477-2631 (cetak) ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PEMILUKADA KUTAI
Lebih terperinciPERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG
1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA DAN PENETAPAN HASIL
Lebih terperinciNo.851, 2014 BAWASLU. Perhitungan dan Pemungutan. Suara. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan.
No.851, 2014 BAWASLU. Perhitungan dan Pemungutan. Suara. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan salah satu pilar demokrasi sebagai wahana perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan yang demokratis. Pemerintahan
Lebih terperinciPeraturan...
- 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciS A L I N A N. Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/ /2012 Tanggal : 7 Mei 2012
Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/014.329801/2012 Tanggal : 7 Mei 2012 PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN
Lebih terperinciPengantar Ketua KPU. Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Pengantar Ketua KPU Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh. Kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan YME, karena modul yang sudah lama digagas ini akhirnya selesai juga disusun dan diterbitkan oleh
Lebih terperinciSUSUNAN KEANGGOTAAN KELOMPOK KERJA PUSAT PENDIDIKAN PEMILIH PADA KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA DENPASAR 2015
SUSUNAN KEANGGOTAAN KELOMPOK KERJA PUSAT PENDIDIKAN PEMILIH PADA KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA DENPASAR 2015 I. Pengarah : I Gusti Ngurah Agung Darmayuda, ST., MM II. Penanggung Jawab : I Wayan Arya Arsana,
Lebih terperinciMEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018
MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018 Disampakain pada acara Jogja Campus Fair Keluarga Kudus Yogyakarta 28 JANUARI 2018 Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah suara yang sebanyak-banyaknya, memikat hati kalangan pemilih maupun
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pemilu merupakan salah satu arena ekspresi demokrasi yang dapat berfungsi sebagai medium untuk meraih kekuasaan politik. Karenanya, berbagai partai politik
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan. 1. Persepsi Mahasiswa Penyandang Disabilitas Tentang Aksesibilitas Pemilu
BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Persepsi Mahasiswa Penyandang Disabilitas
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA DALAM PEMILIHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi merupakan suatu proses dalam pembentukan dan pelaksanaan pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu negara yang menjalankan
Lebih terperinciII. KEDUDUKAN, KEANGGOTAAN, TUGAS DAN KEWAJIBAN PPK, PPS, KPPS DAN PPDP
1 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
Lebih terperinciBAB I Pastikan Pilihan Anda Adalah Peserta Pemilu dan Calon Yang Memiliki Rekam Jejak Yang Baik
BAB I Pastikan Pilihan Anda Adalah Peserta Pemilu dan Calon Yang Memiliki Rekam Jejak Yang Baik Bab ini menjelaskan tentang: A. Ketahui Visi, Misi dan Program Peserta Pemilu. B. Kenali Riwayat Hidup Calon.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demokrasi electoral atau demokrasi formal. Demokrasi merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara demokrasi. Josep Schumpeter, mengartikan demokrasi sebagai kompetisi memperoleh suara rakyat. Pengertian pada esensi itu merupakan pengertian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (pemilu) menjadi bagian terpenting dalam penyelenggaraan demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia. Pemilu sering diartikan
Lebih terperincic. bahwa berdasarkan ketentuan BAB VII Pemungutan dan Penghitungan Suara Pasal 84, Pasal 85, Pasal 86 dan Pasal 87 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun
KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK NOMOR : 13/Kpts/KPU-Kab-014.329801/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG. NOMOR: 79/Kpts/KPU-Kab /2015
SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG NOMOR: 79/Kpts/KPU-Kab-0.39047/05 TENTANG PEDOMAN TEKNIS REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA DAN PENETAPAN
Lebih terperinci2 Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur Bupati dan Walikota Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2012
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.995, 2015 BAWASLU. Penghitungan Suara. Pilkada. Pemungutan Suara. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran dalam kemajuan bangsa. Pentingya peran generasi muda, didasari atau tidak, pemuda sejatinya memiliki
Lebih terperinci