RENSTRA BALITBANGDA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN
|
|
- Veronika Sutedja
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 RENSTRA BALITBANGDA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Renstra Balitbangda adalah dokumen perencanaan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kabupaten Pamekasan untuk periode lima tahun terhitung Tahun 2013 sampai dengan tahun Dokumen ini sebagai platform atas pelaksanaan visi dan misi Balitbangda Kabupaten Pamekasan dalam komitmennya untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJMD) Kabupaten Pamekasan periode Dengan kata lain, Renstra ini akan dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan program dan kegiatan Balitbangda. Renstra ini merujuk pada RPJMD Kabupaten Pamekasan Tahun dan Peraturan Bersama Menristek & Mendagri No. 03 Tahun 2012 & No. 36 Tahun 2012 Tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa), RPJMD Kabupaten Pamekasan Tahun Garis besar RPJMD Kabupaten Pamekasan Tahun mencakup visi, misi dan sasaran yang ingin dicapai Tahun Visi Bupati: Terwujudnya Pamekasan yang bersih, sehat, cerdas, dan sejahtera, berlandaskan iman dan taqwa didukung aparat yang profesional. Misi yang tercantum adalah: (1) Memperluas pendidikan berbasis potensi daerah dan pemerataan kualitas pendidikan (2) Meningkatkan dan mengoptimalkan fasilitas pelayanan kesehatan (3) Mempercepat infrastruktur public (4) Meningkatkan Pembangunan dibidang ekonomi dengan prioritas sektor pertanian dan optimalisasi komoditas unggulan daerah yang berwawasan lingkungan (5) Melakukan percepatan reformasi birokrasi di segala bidang, dan tata kelola 1
3 kepemerintahan yang baik (transparan dan akuntabel) (6) Meningkatkan kemudahan pelayanan publik yang cepat, sederhana serta murah. Sebagai penjelasan, dalam RPJMD Kabupaten Pamekasan Tahun terkait tugas dan fungsi Balitbangda tercover pada misi kelima yaitu Melakukan percepatan reformasi birokrasi di segala bidang, dan tata kelola kepemerintahan yang baik (transparan dan akuntabel) dengan tujuan yang tertulis yaitu meningkatkan transparansi, partisi masyarakat dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah. Adapun sasaran yang tercantum ada dua bagian yang terkait dengan tupoksi Balitbangda. Pertama, Terwujudnya manajemen perencanaan yang efektif dan memperhatikan keinginan masyarakat yang memadai didukung kajian secara memadai. Kedua, Terwujudnya sistem inovasi daerah (SIDa) bagi terciptanya daya saing daerah dan kesejahteraan masyarakat. SIDa adalah keseluruhan proses dalam satu sistem untuk menumbuhkembangkan inovasi yang dilakukan antarinstitusi pemerintah, Pemda, Lembaga Kelitbangan, Lembaga Pendidikan, Lembaga Penunjang Inovasi, Dunia Usaha, & Masyarakat di daerah. Adapun Tujuan adanya Peraturan Bersama tersebut ada dua. Pertama, Peningkatan kapasitas pemerintahan daerah, daya saing daerah, dan pelaksanaan Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Konsep dasar MP3EI adalah pemerintah berfungsi sebagai regulator, fasilitator dan katalisator bagi peningkatan nilai tambah, mendorong inovasi (inovasi produk, inovasi proses, inovasi pasar, inovasi organisasi dan inovasi perilaku), mengintegrasikan pendekatan sektoral dan regional serta memfasilitasi percepatan investasi swasta. Kedua, sinergi sumber daya bagi daerah berbasis Sistem Inovasi Daerah bagi tercapainya daya saing daerah dan kesejahteraan masyarakat. 2
4 1.2 Landasan Hukum 1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan Dan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah 2. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman, Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 5. Peraturan Bersama Menristek & Mendagri No. 03 Tahun 2012 & No. 36 Tahun 2012 Tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) 6. Peraturan Menteri Negara Dan Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : Permenpan/20/M.Pan/11/2008 Tentang Petunjuk Penyusunan Indikator Kinerja Utama 7. Peraturan Bupati Pamekasan Nomor 10 Tahun 2010, tentang Mekanisme Pelaksanaan Litbang di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pamekasan 8. UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah 9. UU Nomor 18 Tahun 2002 Tentang SARLITNAS 10. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Perencanaan Pembangunan Nasional 11. PP Nomor 79 Tahun 2005, Tentang Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 12. PERMENDAGRI Nomor 20 Tahun 2011, Tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan DEPDAGRI 3
5 13. PERDA Nomor 15 Tahun 2008, Tentang Organisasi dan tata kerja Inspektorat, BAPPEDA, RSUD, Lembaga Teknis Daerah; 14. PERBUP Nomor 47 Tahun 2008, Tentang Penjabaran Tugas BALITBANGDA; 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud Dokumen renstra merupakan acuan dan arahan bagi SKPD Balitbangda dalam melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, penerapan, pengkajian, perekayasaan dan pengoperasian (kelitbangan) Kabupaten Pamekasan periode secara menyeluruh, terintegrasi, dan sinergis Tujuan Renstra Balitbangda Kabupaten Pamekasan ini disusun dengan tujuan: 1. Tersedianya dokumen Renstra Kabupaten Pamekasan tahun yang menjadi Rencana Kerja dan sebagai indikator evaluasi kinerja lima tahunan SKPD Balitbangda; 2. Menjamin kerterkaitan serta konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengendalian; 3. Menjamin terbentuknya sistem inovasi daerah (SIDa) dan penguatan SIDa dalam mendukung Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Kabupaten Pamekasan 4. Menjaga kesinambungan kegiatan penelitian, pengembangan, penerapan, pengkajian, perekayasaan dan pengoperasian (kelitbangan) yang dilaksanakan secara tahunan. 4
6 1.4 Sistematika Penulisan Sistematika Renstra Balitbangda Kabupaten Pamekasan Tahun mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, yang dijabarkan lebih lanjut ke dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, dengan susunan sebagai berikut: Sistematika penulisan Renstra Balitbangda : Bab I : Pendahuluan mencakup latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan Bab II : Gambaran Pelayanan SKPD meliputi tugas, fungsi dan struktur organisasi SKPD, sumberdaya SKPD, Kinerja Pelayanan SKPD Bab III : Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi Bab IV : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan Bab V : Rencana Program Dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, Dan Pendanaan Indikatif Bab VI : Indikator Kinerja SKPD Yang Mengacu Pada Tujuan Dan Sasaran RPJMD 5
7 BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD BALITBANGDA Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah adalah lembaga teknis membidangi sektor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang berperan sebagai analisator dan integrator dalam merumuskan grand strategy yang mempunyai output Policy Recommendation dalam rangka mewujudkan sasaran daerah. Kebijaksanaan pokok penelitian dan pengembangan daerah perlu diterjemahkan dan menjadi arah strategis, dalam kaitannya dengan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah. Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, pemantapan penataan ruang dalam daerah, pengembangan budaya daerah, pengembangan pemanfaatan teknologi dan penataan ekonomi serta keuangan daerah, diperlukan upaya peningkatan dan penyempurnaan perencanaan kegiatan yang didasari hasil penelitian, pengkajian, dan pengembangan sehingga dapat berjalan searah, konvergen, saling mengisi. Selama 12 tahun Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Pamekasan dibentuk telah dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga teknis penelitian dan pengembangan daerah dalam upaya perumusan dasar kebijakan, pelayanan informasi hasil penelitian di bidang Pemerintahan, Ekonomi & Keuangan dan Bidang Pembangunan. Ada tiga prioritas bentuk kegiatan yang dilaksanakan Balitbangda hingga tahun ini. Pertama, melaksanakan penelitian yang up to date, untuk memberi saran/rekomendasi terhadap permasalahan yang muncul pada tahun berjalan. Kedua, melaksanakan penelitian terapan (action research), guna menjawab secara langsung permasalahan yang melingkupi masyarakat. Dengan kata lain, tidak sebatas dalam produk 6
8 hasil penelitian (buku), tetapi juga kaji terap dalam bentuk penyuluhan, demoplot dan evaluasi berkesinambungan. Ketiga, penelitian yang secara rutin dilaksanakan di bidang Pemerintahan, Ekonomi & Keuangan, dan bidang Pembangunan, serta Kemasyarakatan. Berdasarkan kondisi terkini Balitbangda tidak hanya sebatas untuk melaksanakan penelitian dan pengembangan, namun terutama penekanan pada inovasi. Disini berarti pemaknaan kelitbangan berkembang tidak hanya sebatas penelitian dan pengembangan tetapi juga penerapan, pengkajian, perekayasaan dan pengoperasian. 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD Balitbangda Kabupaten Pamekasan, didirikan berdasarkan Perda Nomor 4 Tahun 2001 tanggal 8 Januari 2001 dan Surat Keputusan Bupati Pamekasan No. 42 Tahun 2001 tanggal 14 Maret Adapun tugas pokok Balitbangda adalah Membantu Bupati dalam penyelenggaraan, pelaksanaan, pembinaan, dan pengkoordinasian kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang Pemerintahan, Ekonomi dan Keuangan serta Pembangunan adalah Sementara Tugas Balitbangda menurut Permendagri, No. 20 Tahun Menyusun kebijakan teknis, rencana, dan program kelitbangan Pemkab; Melaksanakan dan mengoordinasikan kelitbangan pemerintahan di wilayah Kabupaten; Memberikan rekomendasi regulasi dan kebijakan kepada Bupati dan SKPD di lingkungan Kabupaten. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Pamekasan, mempunyai fungsi: Perumusan kebijakan teknis dalam lingkup penelitian dan pengembangan daerah; 7
9 Pelaksanaan pengkajian, penelitian dan pengembangan bidang pemerintahan, ekonomi dan keuangan serta ; Pelaksanaan pengembangan hasil penelitian dalam rangka perumusan kebijaksaan pengembangan; Pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dan pihak ketiga dalam rangka pelaksanaan penelitian; Pengelolaan urusan ketatausahaan kantor meliputi umum dan kepegawaian, perencanaan dan keuangan; Pelaksanaan tugas lain yang dibebankan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Pamekasan memiliki Struktur Organisasi sebagai berikut : 1. Kepala Badan 2. Sekretaris : Kepala Sub Bagian Perencanaan Kepala Sub Bagian Keuangan Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 3. Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Pemerintahan : Kepala Sub Bidang Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah Kepala Sub Bidang Aparatur Pemerintah 4. Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan: Kepala Sub Bidang Perekonomian Kepala Sub Bidang Keuangan 5. Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Pembangunan : Kepala Sub Bidang Fisik Kepala Sub Bidang Sosial Budaya 6. Kelompok Jabatan Fungsional. 8
10 2.2. Sumber Daya SKPD Sumber daya BALITBANGDA masih belum memadai, terutama dari aspek SDM. Namun tahun 2012 telah ada 2 orang fungsional peneliti. Sementara asset modal cukup memadai Kinerja Pelayanan SKPD Dalam pelaksanaan tugas Penelitian tahun telah dapat memenuhi 4 sasaran yang telah ditetapkan, yang mencakup: a. Terpenuhinya sumberdaya baik sarana, prasarana maupun SDM sebagai pendukung bagi pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan dalam rangka memaksimalkan peran Balitbangda. b. Terlaksananya kegiatan penelitian dan pengembangan yang terarah dan aplikatif di bidang Pemerintahan, Ekonomi dan Keuangan, dan bidang Pembangunan,serta Kemasyarakatan. 9
11 c. Terlaksananya pengabdian atau kaji terap di bidang Pemerintahan, Ekonomi dan Keuangan, dan Bidang Pembangunan d. Terwujudnya rekomendasi Bupati melalui hasil penelitian dan pengembangan. e. Terpublikasinya hasil penelitian dan pengembangan melalui Produk Hasil Penelitian (Buku), dan Jurnal Hasil Penelitian sebagai embrio Bank Data Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD Kendala pembatas Pamekasan adalah ketertinggalan masyarakat Kabupaten Pamekasan dalam bidang ekonomi dan sosial. Bidang ekonomi, Kabupaten Pamekasan adalah salah satu dari lima kabupaten yang termasuk kategori daerah tertinggal di Jawa Timur. Rilis bulan November 2012, Lima kabupaten di Jawa Timur, yakni Bondowoso, Situbondo, Bangkalan, Sampang, dan Pamekasan masuk dalam kategori daerah tertinggal. Di samping itu Pamekasan juga menduduki peringkat tiga tertinggi persentase penduduk miskin di Jawa Timur di bawah Bangkalan dan Sampang, secara berurutan 20,94%, 26,22% dan 30,21% (Data pertengahan tahun 2011). Ketertinggalan dalam bidang sosial diindikasikan dari kondisi kesehatan, pendidikan dan ketenagakerjaan yang secara umum masih dibawah rataan propinsi yang penilaiannya dengan merujuk pada IPM. Tidak mengherankan dengan merujuk pada kondisi tersebut, Visi Bupati periode adalah Terwujudnya Pamekasan yang bersih, sehat, cerdas, dan sejahtera, berlandaskan iman dan taqwa didukung aparat yang profesional. Dengan penekanan misi pada (1) Memperluas pendidikan berbasis potensi daerah dan pemerataan kualitas pendidikan (2) Meningkatkan dan mengoptimalkan fasilitas pelayanan kesehatan (3) Mempercepat infrastruktur publik (4) Meningkatkan 10
12 Pembangunan dibidang ekonomi dengan prioritas sektor pertanian dan optimalisasi komoditas unggulan daerah yang berwawasan lingkungan (5) Melakukan percepatan reformasi birokrasi di segala bidang, dan tata kelola kepemerintahan yang baik (transparan dan akuntabel) (6) Meningkatkan kemudahan pelayanan publik yang cepat, sederhana serta murah. Balitbangda dalam hal ini menjadi bagian pada misi ke 5 yaitu Melakukan percepatan reformasi birokrasi di segala bidang, dan tata kelola kepemerintahan yang baik (transparan dan akuntabel). Tujuannya adalah Meningkatkan transparansi, partisipasi masyarakat dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, dengan sasaran: (1)Terwujudnya manajemen perencanaan yang efektif dan memperhatikan keinginan masyarakat (2) Meningkatnya penataan kawasan daerah sesuai RTRW dan Peraturan Perundangan lainnya (3)Terwujudnya system inovasi daerah (SIDa) bagi tercapainya daya saing daerah dan kesejahteraan masyarakat. Peluang dan Tantangan Balitbangda adalah 1. Ditetapkannya Peraturan Bersama Menristek & Mendagri No. 03 Tahun 2012 & No. 36 Tahun 2012 Tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa). Peraturan Bersama tersebut ada dua. Pertama, Peningkatan kapasitas pemerintahan daerah, daya saing daerah, dan pelaksanaan Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Konsep dasar MP3EI adalah pemerintah berfungsi sebagai regulator, fasilitator dan katalisator bagi peningkatan nilai tambah, mendorong inovasi (inovasi produk, inovasi proses, inovasi pasar, inovasi organisasi dan inovasi perilaku), mengintegrasikan pendekatan sektoral dan regional serta memfasilitasi percepatan investasi swasta. Kedua, sinergi sumber daya bagi 11
13 daerah berbasis Sistem Inovasi Daerah bagi tercapainya daya saing daerah dan kesejahteraan masyarakat. 2. Desain percepatan Kabupaten Pamekasan tidak mudah diterapkan, mengingat ketertinggalan masyarakat Kabupaten Pamekasan dalam bidang ekonomi dan sosial. Bidang ekonomi seperti yang disebutkan di atas yakni persentase penduduk miskin cukup besar sedangkan ketertinggalan dalam bidang sosial diindikasikan dari kondisi kesehatan, pendidikan dan ketenagakerjaan yang secara umum masih dibawah rataan propinsi yang penilaiannya dengan merujuk pada IPM. Kondisi ini diperparah dengan kemampuan keuangan daerah (celah fiscal) yang terbatas, sehingga ruang gerak untuk dana tersedot untuk belanja pegawai. Begitu pula dengan infrastruktur dan aksesbilitas pelayanan pemerintah hingga saat ini masih kurang optimal. Disinilah celah bagi Balitbangda untuk melaksanakan penelitian, pengembangan, pengkajian, pengoperasian, penerapan dan perekayasaan dalam menumbuhkeembangkan inovasi bagi percepatan dan perluasan ekonomi. 3. Era globalisasi menuntut produk harus memenuhi kompetensi harga, kompensi kualitas dan spefisikasi produk (barang/jasa), disinilah peluang lebar untuk melaksanakan terobosan-terobosan baru dengan mengusung ekonomi berbasis sumberdaya lokal Kabupaten Pamekasan, baik itu modal sosial, sumber daya alam dan sumberdaya manusia. 4. SDM Balitbangda masih jauh dari memadai disinilah perlunya ditopang dengan sinergi dan kerjasama satu sistem untuk menumbuhkembangkan inovasi yang dilakukan antarinstitusi pemerintah, Pemda, Lembaga Kelitbangan, Lembaga Pendidikan, Lembaga Penunjang Inovasi, Dunia Usaha, & Masyarakat di daerah. 12
14 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Balitbangda Esensi adanya Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah adalah melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, penerapan, pengkajian, perekayasaan dan pengoperasian (kelitbangan) di bidang Pemerintahan, Ekonomi dan Keuangan serta Pembangunan. Oleh karena itu, Balitbangda memberi rekomendasi dan inovasi dalam pelaksanaan Kabupaten Pamekasan. Merujuk permasalahan Kabupaten Pamekasan yang tercantum dalam RPJMD adalah: masih rendahnya kualitas pendidikan dan kurangnya sarana prasarana pelayanan medis, laju pertumbuhan ekonomi yang relatif lambat, tingginya angka kemiskinan dan masih terbatasnya perluasan dan penyediaan lapangan kerja, pengaruh berkembangnya teknologi yang semakin maju, masih lemahnya perencanaan dan belum mandirinya pemerintah daerah dalam 13
15 di daerah serta kurang optimalnya pelayanan reformasi birokrasi dan pelayanan publik. Maka pada periode tersebut program dan kegiatan balitbangda difokuskan dengan permasalahan di atas. Adapun Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Balitbangda untuk ditindaklanjuti lima tahun kedepan adalah sebagai berikut: 1. Masih belum optimalnya penyediaan sumberdaya baik sarana dan prasarana maupun SDM sebagai pendukung bagi pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan. 2. Masih rendahnya pemanfaatan hasil penelitian yang dimanfaatkan untuk kebijakan pemerntah daerah atau dimanfaatkan oleh SKPD di Kabupaten Pamekasan 3. Masih rendahnya penerapan Industri Desa Berbasis Sumberdaya Lokal (pertanian) melalui kelompok tani/penduduk setempat/lsm berbasis sumberdaya lokal. Industri desa berbasis sumberdaya lokal. 4. Penduduk miskin di Kabupaten Pamekasan ± 20,9 %, disinilah perlunya mengoperasikan pelaksanaan agrotechnopark (pertanian terpadu) untuk mengoptimalan sumberdaya yang melingkupi desa tersebut. Kaji terap: agrotechnopark agar hadir, khususnya di desa/dusun dengan tingkat prosentase penduduk miskinnya tinggi 5. Masih belum optimalnya penerapan iptek bagi masyarakat. Oleh karena itu pengoperasian/demoplot iptek bagi masyarakat desa. ditingkat masyarakat desa diaplikasikan. 6. Melaksanakan pengkajian secara intensif terkait dengan kemiskinan mengingat faktor penyebab kemiskinan sangat beragam. Berbagai kelompok orang yang tergolong miskin menjadi miskin karena berbagai penyebab dan alasan yang berbeda. determinan penyebab kemiskinan ke dalam tiga kelompok yakni: 14
16 - Produktivitas rendah ketidakcukupan pendapatan atas upaya kerja dan minimnya kepemilikan dan utilisasi input-input produktif; - Kerapuhan (vulnerability) resiko dan konsekuensi atas turunnya pendapatan dan konsumsi; - Ketergantungan (dependency) - ketidakmampuan untuk menghasilkan pendapatan akibat ketidakmapuan untuk bekerja. Kemiskinan yang disebabkan oleh produktivitas rendah dapat di atasi dengan kebijakan intervensi untuk meningkatkan pendapatan dalam bentuk program peningkatan produktivitas, sementara kerapuhan dalam pendapatan kaum miskin dapat di atasi dengan kebijakan jaringan pengaman sosial jangka pendek baik dalam bentuk tunai atau bahan makanan, upaya perbaikan sistem pendapatan, atau penciptaan kesempatan dalam memperoleh pendapatan. Terakhir, kemiskinan yang disebabkan oleh ketergantungan akibat ketidakmampuan fisik, mental, usia lanjut, kebijakan yang tepat adalah dengan membangun sistem kesejahteraan sosial (social welfare) melalui program bantuan tunai langsung. Masalah kemiskinan bisa terjadi karena faktor kultural atau faktor situasional atau faktor interaksional, sehingga ada tiga pendekatan ilmiah didalam memahaminya, yakni pendekatan kultural, pendekatan situasional dan pendekatan interaksional. Disebutkan bahwa kemiskinan adalah suatu budaya yang terjadi karena penderitaan ekonomi yang berlangsung lama. Oleh karena itu akhirnya memunculkan budaya miskin, yakni suatu cara yang dipakai oleh orang miskin untuk beradaptasi dan bereaksi terhadap posisi mereka yang marginal dalam masyarakat yang memiliki kelas kelaskelas dan bersifat individualistik dan kapitalistik. Kemiskinan karena faktor situasional mengungkapkan bahwa ciri-ciri sub kultur orang 15
17 miskin timbul karena situasi yang menekan. Bilamana situasi yang menekan tersebut hilang, ciri-ciri tersebut akan hilang dengan sendirinya. Situasi yang menekan tersebut timbul oleh karena struktur total dari sistem sosial yang ada dalam masyarakat. Sementara, penyebab utama kemiskinan desa adalah (1) pengaruh faktor pendidikan yang rendah (2) ketimpangan kepemilikan lahan dan modal pertanian (3) ketidakmerataan investasi di sektor pertanian (4) alokasi anggaran kredit yang terbatas (4) terbatasnya ketersediaan bahan kebutuhan dasar (5) kebijakan perkotaan (mendorong orang desa ke kota) (6) pengelolaan ekonomi yang masih menggunakan cara tradisional (7) rendahnya produktivitas dan pembentukan modal (8) budaya menabung yang belum berkembang di kalangan masyarakat desa (9) tata pemerintahan yang buruk (bad governance) yang umumnya masih berkembang di daerah pedesaan (10) tidak adanya jaminan sosial untuk bertahan hidup dan untuk menjaga kelangsungan hidup masyarakat desa; (11) rendahnya jaminan kesehatan. Kondisi existing Kabupaten Pamekasan saat ini yaitu Kabupaten Pamekasan adalah salah satu dari lima kabupaten yang termasuk kategori daerah tertinggal di Jawa Timur. Rilis bulan November 2012, Lima kabupaten di Jawa Timur, yakni Bondowoso, Situbondo, Bangkalan, Sampang, dan Pamekasan masuk dalam kategori daerah tertinggal. Di samping itu Pamekasan juga menduduki peringkat tiga tertinggi persentase penduduk miskin di Jawa Timur di bawah Bangkalan dan Sampang, secara berurutan 20,94%, 26,22% dan 30,21% (Data pertengahan tahun 2011). Sebagai penjelasan (Berdasarkan data dari Tim Nasional Percepatan Pengentasan Kemiskinan (TNP2K) pada tahun 2011, jumlah 16
18 penduduk di Kabupaten Pamekasan sebanyak jiwa. Jumlah ini setara dengan 20,94 prosen penduduk Pamekasan berada di bawah garis kemiskinan) Disamping itu ketertinggalan masyarakat Kabupaten Pamekasan dalam bidang sosial. Dalam bidang sosial diindikasikan dari kondisi kesehatan, pendidikan dan ketenagakerjaan yang secara umum masih dibawah rataan propinsi yang penilaiannya dengan merujuk pada IPM. 7. Masih minimnya publikasi hasil penelitian terkait dengan bidang Pemerintahan, Ekonomi dan Keuangan, dan Bidang Pembangunan, serta Kemasyarakatan. 8. Masih rendahnya kehadiran inovasi (produk, proses, organisasi, pasar dan perilaku) untuk percepatan dan perluasan ekonomi Kabupaten Pamekasan. Penguatan system inovasi daerah untuk hadirnya inovasi. Peningkatan kapasitas pemerintahan daerah, daya saing daerah, dan pelaksanaan Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) titik poinnya pada inovasi. Merujuk pada konsep dasar MP3EI adalah pemerintah berfungsi sebagai regulator, fasilitator dan katalisator bagi peningkatan nilai tambah, mendorong inovasi (inovasi produk, inovasi proses, inovasi pasar, inovasi organisasi dan inovasi perilaku), mengintegrasikan pendekatan sektoral dan regional serta memfasilitasi percepatan investasi swasta. Kedua, sinergi sumber daya bagi daerah berbasis Sistem Inovasi Daerah bagi tercapainya daya saing daerah dan kesejahteraan masyarakat. Tabel 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD 17
19 Aspek Kajian Capaian/Kondisi Saat ini Balitbangda Kabupaten Pamekasan Standar yang Digunakan Faktor yang Mempengaruhi INTERNAL (KEWENANGAN SKPD) EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD) Permasalahan Pelayanan SKPD (1) (2) (3) (4) (5) (6) Menyediakan sumberdaya baik sarana dan prasarana maupun SDM sebagai pendukung bagi pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan dalam rangka memaksimalkan peran Balitbangda. Melaksanakan penelitian yang terarah dan aplikatif di bidang Pemerintahan, Ekonomi dan Keuangan, dan Bidang Pembangunan, serta Kemasyarakatan. Menerapkan kegiatan Industri desa melalui kelompok tani/penduduk setempat/lsm berbasis sumberdaya lokal Mengoperasikan pelaksanaan agrotechnopark (pertanian terpadu) khususnya desa dengan tingkat prosentase penduduk 98% 30% hasil penelitian dimanfaatkan untuk kebijakan Belum dilaksanakan secara mandiri Satu kegiatan diterapkan namun belum diaplikasikan Terpenuhinya sumberdaya baik sarana, prasarana maupun SDM sebagai pendukung bagi pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan dalam rangka memaksimalkan peran Balitbangda. Terlaksananya kegiatan penelitian dan pengembangan yang terarah dan aplikatif di bidang Pemerintahan, Ekonomi dan Keuangan, dan Bidang Pembangunan, serta Kemasyarakatan. Mewujudkan Industri desa melalui kelompok tani/penduduk setempat/lsm berbasis sumberdaya lokal Mewujudkan agrotechnopark (pertanian terpadu) khususnya desa dengan tingkat prosentase penduduk miskinnya tinggi - - SDM masih kurang sehingga kompetensi hasil penelitian terkadang hasilnya kurang sesuai dengan tujuan yang dicapai Kompleksitas masyarakat dan Masih beum optimalnya penyediaan sumberdaya baik sarana dan prasarana maupun SDM sebagai pendukung bagi pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan Masih rendahnya pemanfaatan hasil penelitian yang dimanfaatkan untuk kebijakan pemerntah daerah atau dimanfaatkan oleh SKPD di Kabupaten Pamekasan Masih rendahnya penerapan Industri Desa Berbasis Sumberdaya Lokal (pertanian) melalui kelompok tani/penduduk setempat/lsm berbasis sumberdaya lokal Penduduk miskin di Kabupaten Pamekasan ± 20,9 %, disinilah perlunya mengoperasikan pelaksanaan agrotechnopark (pertanian terpadu) untuk mengoptimalan 18
20 Aspek Kajian Capaian/Kondisi Saat ini Standar yang Digunakan Faktor yang Mempengaruhi INTERNAL (KEWENANGAN SKPD) EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD) Permasalahan Pelayanan SKPD (1) (2) (3) (4) (5) (6) miskinnya tinggi Melaksanakan Demoplot /aplikasi iptek ditingkat masyarakat desa Melaksanakan pengkajian secara intensif terkait dengan kemiskinan dan forum diskusi isusu aktual Mewujudkan Balitbangda sebagai Bank data 10% diterapkan oleh desa target Masih sebatas penelitian dengan bahasan yang tidak spesifik 10% masih dalam bentuk jurnal sebatas hasil penelitian Balitbangda pada tahun berjalan Melaksanakan Demoplot /aplikasi iptek ditingkat masyarakat desa Melaksanakan pengkajian secara intensif terkait dengan kemiskinan dan isu-isu aktual Terpublikasinya hasil penelitian dan pengembangan melalui jurnal hasil penelitain sebagai embrio bank data sumberdaya yang melingkupi desa tersebut. Masih belum optimalnya penerapan iptek bagi masyarakat. Oleh karena itu pengoperasian/demoplot iptek bagi masyarakat, ditingkat masyarakat desa diaplikasikan Melaksanakan pengkajian secara intensif terkait dengan kemiskinan, mengingat faktor penyebab kemiskinan sangat beragam Masih minimnya publikasi hasil penelitian terkait dengan bidang Pemerintahan, Ekonomi dan Keuangan, dan Bidang Pembangunan, serta Kemasyarakatan. Memunculkan inovasi untuk percepatan dan perluasan ekonomi Belum dilaksanakan Munculnya inovasi untuk percepatan dan perluasan ekonomi - - Masih rendahnya kehadiran inovasi (produk, proses, organisasi, pasar dan perilaku) untuk percepatan dan perluasan ekonomi Kabupaten Pamekasan 3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih Dengan kondisi internal dan eksternal yang dimiliki Balitbangda Kabupaten Pamekasan sebagaimana telah diuraikan di 19
21 atas, serta memperhatikan kondisi existing saat ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.2 Faktor Penghambat Dan Pendorong Pelayanan SKPD Balitbangda Terhadap Pencapaian Visi, Misi Dan Program Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Visi: Terwujudnya penyelenggaraan penelitian dan pengembangan yang Visioner, Kreatif, Inovatif, serta Kredibel dalam rangka mendukung penyusunan program di Pamekasan No Misi dan Program KDH dan Wakil KDH terpilih Permasalahan Pelayanan SKPD Penghambat Faktor Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) 1 Misi 5. percepatan reformasi birokrasi di segala bidang, dan tata kelola kepemerintahan yang baik (transparan dan akuntabel) Masih belum optimalnya penyediaan sumberdaya baik sarana dan prasarana maupun SDM sebagai pendukung bagi pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan Masih rendahnya pemanfaatan hasil penelitian yang dimanfaatkan untuk kebijakan pemerintah daerah atau dimanfaatkan oleh SKPD di Kabupaten Pamekasan Masih rendahnya penerapan Industri Desa Berbasis Sumberdaya Lokal (pertanian) melalui kelompok tani/penduduk setempat/lsm berbasis sumberdaya lokal Sumberdaya SKPD belum optimal. SDM masih kurang sehingga kompetensi hasil penelitian terkadang hasilnya kurang sesuai dengan tujuan yang dicapai Permintaan Penelitian dari SKPD lainnya 75,70 persen dari penduduk Pamekasan bekerja di sektor pertanian, sektor ini tersebut menyumbangkan 48,99 persen PDRB untuk tahun Disinilah celah bagi percepatan dan perluasan ekonomi pamekasan sebaiknya dimulai 20
22 Penduduk miskin di Kabupaten Pamekasan ± 20,9 %, disinilah perlunya mengoperasikan pelaksanaan agrotechnopark (pertanian terpadu) untuk mengoptimalan sumberdaya yang melingkupi desa tersebut. Masih belum optimalnya penerapan iptek bagi masyarakat. Oleh karena itu pengoperasian/ demoplot iptek bagi masyarakat, ditingkat masyarakat desa diaplikasikan Melaksanakan pengkajian secara intensif terkait dengan kemiskinan mengingat faktor penyebab kemiskinan sangat beragam dan forum diskusi isu-isu aktual Masih minimnya publikasi hasil penelitian terkait dengan bidang Pemerintahan, Ekonomi dan Keuangan, dan Bidang Pembangunan, serta Kemasyarakatan. dengan fokus pada membangun industri pengolahan pertanian dari hulu hingga hilir diproses di dekat petani Penduduk miskin di Kabupaten Pamekasan ± 20,9 %, Masih rendahnya kehadiran inovasi (produk, proses, organisasi, pasar dan perilaku) untuk percepatan dan perluasan ekonomi Kabupaten Pamekasan Peraturan Bersama Menristek & Mendagri No. 03 Tahun 2012 & No. 36 Tahun 2012 Tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) 3.3 Penentuan Isu-Isu Strategis Berdasarkan Permasalahan yang Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Balitbangda selama periode , maka dibutuhkan penyelesaian 21
KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,
KATA PENGANTAR Alhamdulillaah, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan petunjuk- Nya kami telah menyusun dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN
RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 28 Maret 2012 Kepada Nomor : 070 / 1082 / SJ Yth. 1. Gubernur Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota Lampiran : Satu berkas di Hal : Pedoman Penyusunan Program
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN KINERJA
BAB II PERENCANAAN KINERJA B adan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Probolinggo menjalankan amanat Misi Kedua dari RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2013 2018 yaitu MEWUJUDKAN MASYARAKAT
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Misi adalah rumusan umum
Lebih terperinciRencana Strategis (RENSTRA)
Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2014 Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
[- BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG P embangunan sektor Peternakan, Perikanan dan Kelautan yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Garut dalam kurun waktu tahun 2009 s/d 2013 telah memberikan
Lebih terperinciEVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013
BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2013 2.1 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan pembangunan nasional terdiri atas perencanaan pembangunan
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN
RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2014-2019 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Strategis
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 21 Maret 2011 Kepada, Nomor : 050 / 883 / SJ Yth. 1. Gubernur. Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota. Lamp : Satu berkas di - Hal : Pedoman Penyusun Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di Indonesia sebagai Negara terbesar keempat dari jumlah penduduk, memiliki peran strategis dalam pembangunan
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah adalah proses penyusunan tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode
Lebih terperinciKegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Lebih terperinciKABUPATEN SIAK RENCANA KERJA ( RENJA ) DINAS PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SIAK
PEMERINTAH KABUPATEN SIAK RENCANA KERJA ( RENJA ) DINAS PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 Kata Pengantar Rencana Kerja ( Renja ) Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Tahun 2016
Lebih terperinciRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi
Lebih terperinciRencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
BAB V. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (Pemilukada)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun merupakan dokumen perencanaan strategis untuk memberikan
Lebih terperinciBab II Perencanaan Kinerja
Di kantor Bab II Perencanaan Kinerja 2.1. Perencanaan 2.1.1. Rencana Strategis Tahun 2013-2018 Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan stratejik merupakan langkah awal yang
Lebih terperinciPERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja
BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik senantiasa melaksanakan perbaikan
Lebih terperinciBAB III ISU- ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU- ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa merupakan unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah yang mempunyai tugas membantu Kepala Daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Pembaharuan tata kelola pemerintahan, termasuk yang berlangsung di daerah telah membawa perubahan dalam berbagai dimensi, baik struktural maupun kultural. Dalam hal penyelenggaraan
Lebih terperinciDESA MENATA KOTA DALAM SEBUAH KAWASAN STRATEGI PEMBANGUNAN ROKAN HULU.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai Kabupaten yang baru berusia 17 tahun, sudah banyak yang dilakukan pemerintah untuk mengisi pembangunan, dapat dilihat akses-akses masyarakat yang terpenuhi
Lebih terperinciBUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG
LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 BAB 1. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan DPPKAD Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Ngawi Tahun BAB I - 1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pelaksanaan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah bersama-sama dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) memerlukan perencanaan yang baik, yang meliputi
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR
LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR Nomor 6 Tahun 2014 Seri E Nomor 3 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2015-2019 Diundangkan dalam
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan pembangunan perlu disusun beberapa dokumen yang dijadikan pedoman pelaksanaan sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional,
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciRencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN
BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN
PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKALAN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2005 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPROVINSI SULAWESI SELATAN
PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BARRU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2016-2021 BUPATI BARRU, Menimbang: a. bahwa berdasarkan ketentuan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara
Lebih terperinciRENCANA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015
RENCANA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Satuan Perangkat Kerja Daerah (Renja SKPD) merupakan dokumen perencanaan resmi SKPD yang dipersyaratkan untuk mengarahkan pelayanan publik Satuan Kerja
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIJUNJUNG, Menimbang
Lebih terperinciI - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR : 2 TAHUN 2009 TANGGAL : 14 MARET 2009 TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2008-2013 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN R P J M D K O T A S U R A B A Y A T A H U N I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut pasal 217 ayat (1) huruf e UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan oleh pemerintah yang
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana pemerintah daerah Kabupaten Lingga mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan desentralisasi dilaksanakan dalam bentuk pemberian kewenangan Pemerintah
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa, profesional dan bertanggungjawab yang tercermin dari sosok dan perilaku birokrasi yang efisien
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang Bab 1 PENDAHULUAN Perencanaan pembangunan daerah adalah proses penyusunan tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian
Lebih terperinciBUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA TAHUN 2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rencana Strategis Tahun Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pemerintah daerah saat ini dituntut untuk lebih banyak memberikan perhatian kepada pelayanan publik. Badan Pelayanan PerizinanTerpadu dan Penanaman
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP
KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-nya, kami dapat menyelesaikan Rencana Kerja (RENJA) Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BADUNG TAHUN
KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BADUNG TAHUN 2010-2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN
Lebih terperinciUndang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang
BAB PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri
Lebih terperinciLaporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016
1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat
Lebih terperinciBAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaiman pemerintah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Dengan
Lebih terperinciMENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA DAN PERATURAN BERSAMA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA DAN
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Sekretariat Daerah Provinsi Banten 1. Visi Sebagai lokomotif dalam pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan, posisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 462/KEP/GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 13 JULI 2012
LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 462/KEP/GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 13 JULI 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Permasalahan yang dihadapi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD Identifikasi permasalahan dilakukan untuk melihat kompleksitas permasalahan
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM INOVASI DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM INOVASI DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : Mengingat : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU
BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2015
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 Rencana Pembangunan TANGGAL Jangka : 11 Menengah JUNI 2013 Daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan memainkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut pasal 373 ayat (4) UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pembinaan yang bersifat umum dan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Page 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Kerja (Renja) SKPD merupakan dokumen perencanaan dan pendanaan yang berisi program dan kegiatan SKPD sebagai penjabaran dari RKPD dan Renstra SKPD dalam satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN RENSTRA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) harus
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH
Draft 4 GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA. ii DAFTAR ISI.. vi
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA. ii DAFTAR ISI.. vi BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang. 1 B. Tugas Pokok dan Fungsi... 2 C. Tujuan Penyusunan Perjanjian Kinerja 3 BAB II
Lebih terperinciBAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional RKPD Tahun disusun dengan memperhatikan arah kebijakan yang tercantum dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciRencana Kerja Tahunan Bappeda Klungkung 2017 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan system penyelenggaraan pemerintahan yang terukur dan legitimate merupakan sebuah syarat terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance).
Lebih terperinciBAB II RENCANA STRATEGIS
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 BAB II RENCANA STRATEGIS Rencana strategis merupakan dokumen yang bersifat taktis strategis dan implementatif serta menjabarkan strategi pembangunan
Lebih terperinciRencana Kerja (RENJA ) 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang - Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (UU-SPPN) yang telah dijabarkan secara teknis dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dalam upaya meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan bagian dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), seperti tercantum dalam Undang- Undang Nomor
Lebih terperinciBAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 4.1. Tujuan Dan Sasaran 4.1.1 Tujuan Tujuan merupakan Implementasi atau penjabaran dari pernyataan Misi dan merupakan result (hasil) yang ingin dicapai
Lebih terperinciINSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN
RENCANA KERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2015 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2014 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciVISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN
VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi a. Visi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) sebagai bagian integral dari Pemerintah Kuantan Singingi
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 8 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KARAWANG TAHUN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 8 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan perdesaan sebagai basis utama dan bagian terbesar dalam wilayah Kabupaten Lebak, sangat membutuhkan percepatan pembangunan secara bertahap, proporsional dan
Lebih terperinciPemerintah Kota Tangerang
RENCANA KERJA INSPEKTORAT KOTA TANGERANG TAHUN 2018 Penyusunan Rancangan Akhir Rencana Kerja Inspektorat Kota Tangerang Tahun 2018 merupakan pelaksanaan kegiatan mengacu pada Rancangan Akhir Rencana Kerja
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 4.1 Permasalahan dan Tantangan Pembangunan Sejak terbentuk secara definitif pada tahun 2001, Pemerintah Kabupaten Nagan Raya terus berupaya melaksanakan pembangunan demi
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD Pada bagian identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi Bappeda Kabupaten
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Nomor : / BAP-I/IV/2011 TENTANG
Jalan Panji No. 70 Kelurahan Panji Telp. (0541) 661322. 664977 T E N G G A R O N G 75514 KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Nomor : 600.107/ BAP-I/IV/2011 TENTANG
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mengingat bahwa hakekat Pembangunan Nasional meliputi pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, maka fungsi pembangunan daerah adalah sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), merupakan penjabaran dari Renstra Bappeda Kabupaten Bengkulu Utara 2011 2016 yang telah diselaraskan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan provinsi yang berada di ujung selatan Pulau Sumatera dan merupakan gerbang utama jalur transportasi dari dan ke Pulau Jawa. Dengan posisi
Lebih terperinci2015 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BOGOR
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor dapat menyelesaikan
Lebih terperinciWALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG
WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TANGERANG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciRenstra BKP5K Tahun
1 BAB I PENDAHULUAN Revitalisasi Bidang Ketahanan Pangan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan merupakan bagian dari pembangunan ekonomi yang diarahkan untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, taraf
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Terwujudnya Masyarakat Bengkulu Utara yang Mandiri, Maju, dan Bermartabat Visi pembangunan Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011-2016 tersebut di atas sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu upaya meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, dan untuk memantapkan pelaksanaan
Lebih terperinciBUPATI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN
BUPATI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinci6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan
BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya
Lebih terperinci