ANALYSIS OF FINANCIAL STATEMENTS FOR ASSESSING FINANCIAL PERFORMANCE OF PT INDOFOOD JAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALYSIS OF FINANCIAL STATEMENTS FOR ASSESSING FINANCIAL PERFORMANCE OF PT INDOFOOD JAKARTA"

Transkripsi

1 ANALYSIS OF FINANCIAL STATEMENTS FOR ASSESSING FINANCIAL PERFORMANCE OF PT INDOFOOD JAKARTA Nunik Ambarwati, Siwi Lastari, SE., M.M, Drs. Yuri Murdo, M.Si Abtraction Company performance can be judged from the company's profitability or ability to obtain profits. Profit as one measure of corporate performance is the result of complex management in terms of revenue and expenses in order to provide a favorable difference. The performance of the company can be seen from the market share, productivity, service to consumers, the image from the point of employee and contribution in the development of the country. According to Sofyan S. (1999:190) analysis of financial statements is a process to describe the posts report into smaller units of information and see the relationship that is significant or meaningful with each other between the quantitative data as well as nonquantitative data in order to determine the condition more finance in a very important role in the decision making process. From the quick ratio analysis showed that in 2002 the company is not liquid, whereas in 2003 and in 2004 the company's liquid. Return on total asset size in 2002 to 2004 companies in poor condition, while the analysis in terms of return on equity in 2002 and 2003 the company but in 2004 both companies in poor conditionfrom the analysis of operating performance, in 2002 to 2004 companies in the running of their business is not good, because from 2002 to 2004 the profits from the company's decline. Keywords: corporate performance, profits, quick ratio, return on total assets, operating performance analysis

2 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR JAKARTA Nunik Ambarwati, Siwi Lastari, SE., M.M, Drs. Yuri Murdo, M.Si Abstraksi Kinerja perusahaan dapat dinilai dari rentabilitas atau kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Laba sebagai salah satu ukuran prestasi perusahaan merupakan hasil dari pengelolaan yang kompleks dalam hal pendapatan dan beban agar dapat memberikan selisih yang menguntungkan. Kinerja perusahaan juga dapat dilihat dari pangsa pasar, produktifitas, pelayanan pada konsumen, citra dari sudut karyawan serta kontribusi dalam pembangunan negara. Menurut Sofyan S. (1999:190) analisis laporan keuangan adalah suatu proses untuk menguraikan pos-pos laporan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan. Dari analisis quick ratio menunjukkan bahwa pada tahun 2002 kondisi perusahaan tidak likuid, sedangkan pada tahun 2003 dan tahun 2004 kondisi perusahaan likuid. besarnya Return on total asset pada tahun 2002 sampai tahun 2004 perusahaan dalam kondisi kurang baik, sedangkan ditinjau dari analisis return on equity pada tahun 2002 dan 2003 kondisi perusahaan baik tetapi pada tahun 2004 perusahaan dalam kondisi kurang baik.dari analisis kinerja operasi, pada tahun 2002 sampai tahun 2004 perusahaan dalam mengelola perusahaannya kurang baik, karena dari tahun 2002 sampai tahun 2004 laba yang diperoleh perusahaan menurun. Kata kunci: kinerja perusahaan, laba, quick ratio, return on total aset, analisis kinerja operasi

3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan baik yang berorientasi laba atau tidak (nirlaba) selalu mempunyai tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan bidang dan jenis usahanya. Perusahaan dengan orientasi laba didirikan untuk mengolah sumber-sumber ekonomi agar menjadi barang atau jasa, antara lain tujuannya adalah untuk memperoleh keuntungan dan memenuhi kebutuhan serta keperluan konsumen. Pihak manajemen menerapkan berbagai kebijaksanaan yang berkaitan dengan kegiatan dalam rangka untuk mencapai tujuan. Hal tersebut memerlukan informasi tentang aktivitas perusahaan dan hasil yang telah diperoleh perusahaan. Salah satu informasi yang penting dan relevan dalam pengambilan keputusan adalah informasi tentang posisi keuangan dan kinerja perusahaan. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh bagaimana cara manajemen mengolah aktiva dan kewajiban yang merupakan unsur-unsurnya untuk mencapai tujuan perusahaan atau dengan kata lain bagaimana sumber daya yang ada dikendalikan untuk mencapai tujuan perusahaan. Posisi keuangan juga dipengaruhi oleh struktur keuangan, likuiditas, solvabilitas dan kemampuan perusahaan menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Perusahaan dengan likuiditas yang baik akan dapat memberikan tingkat keamanan yang cukup bagi kreditor jangka pendek dan mampu melaksanakan operasi perusahaan secara normal dengan modal kerja yang tersedia. Sementara itu kondisi keuangan jangka panjang juga penting artinya, solvabilitas yang baik akan mampu menyediakan kas atau dana jangka panjang untuk memenuhi komitmen keuangan saat jatuh tempo. Kinerja perusahaan dapat dinilai dari rentabilitas atau kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Laba sebagai salah satu ukuran prestasi perusahaan merupakan hasil dari pengelolaan yang kompleks dalam hal pendapatan dan beban agar dapat memberikan selisih yang menguntungkan. Kinerja perusahaan juga dapat dilihat dari pangsa pasar, produktifitas, pelayanan pada konsumen, citra dari sudut karyawan serta kontribusi dalam pembangunan negara. Pada tahun 2002 PT Indofood Sukses Makmur dapat meraih laba sebesar Rp

4 Tahun 2003, laba yang dicapai sebesar Rp Hal ini berarti laba yang dicapai mengalami kenaikan. Tahun 2004, laba yang dicapai sebesar Rp Hal ini berarti perusahaan mengalami penurunan dalam perolehan labanya dibanding dengan tahun sebelumnya. Dengan melakukan analisis laporan keuangan maka akan membantu dalam mengukur kinerja keuangan PT Indofood Sukses Makmur Jakarta. Kondisi keuangan tersebut dapat diketahui melalui laporan keuangan yang tercermin dalam neraca, laporan rugi laba serta laporan-laporan keuangan yang lainnya. Salah satu cara yang dapat dipakai untuk menelaah dan mengukur kondisi keuangan perusahaan adalah dengan analisis rasio. Dalam hal ini analisis rasio tidak hanya berguna bagi pihak intern perusahaan tetapi juga pihak ekstern perusahaan seperti calon investor maupun para kreditor. Berdasarkan latar belakang di atas penulis akan mengambil judul: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR JAKARTA. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahannya adalah bagaimana keadaan likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas untuk menilai kinerja keuangan PT Indofood Sukses Makmur Jakarta dari tahun Batasan Masalah Berdasarkan perumusan masalah maka penelitian ini diberikan batasan mengenai keadaan likuiditas tahun , solvabilitas tahun , rentabilitas tahun Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT Indofood Sukses Makmur Jakarta berdasarkan tingkat likuiditas dari tahun 2002 sampai tahun Untuk mengetahui kinerja keuangan PT Indofood Sukses Makmur Jakarta berdasarkan tingkat solvabilitas dari tahun 2002 sampai tahun 2004.

5 3. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT Indofood Sukses Makmur Jakarta berdasarkan tingkat rentabilitas dari tahun 2002 sampai tahun Untuk mengetahui kinerja keuangan PT Indofood Sukses Makmur Jakarta berdasarkan kinerja operasi dari tahun 2002 sampai tahun Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Bagi PT Indofood Sukses Makmur: Untuk memberikan informasi untuk mendukung keberhasilan perusahaan. 2. Bagi STIE Nusa Megarkencana Yogyakarta: Bagi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nusa Megarkencana Yogyakarta, diharapkan dapat memberikan sumbangan-sumbangan karya ilmiah dan tambahan bahan referensi. 3. Bagi Penulis: Dapat membandingkan pengetahuan teoritis yang diperoleh di bangku kuliah sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan. 1.6 Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini membicarakan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini merupakan dasar-dasar teori yang digunakan dalam memecahkan, menganalisis dan membahas masalah yang dihadapi dalam penyusunan laporan ini. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, metode pengumpulan data, analisis data. BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAAN Bab ini menjelaskan sejarah berdirinya dan perkembangannya, serta

6 BAB V BAB VI kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. : ANALISIS DATA Bab ini berisi tentang analisis likuiditas, analisis solvabilitas, analisis rentabilitas dan analisis kinerja operasi perusahaan dari tahun 2002 sampai tahun : KESIMPULAN dan SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan analisis data serta saran-saran yang perlu diberikan.

7 BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang Masalah Perusahaan baik yang berorientasi laba atau tidak (nirlaba) selalu mempunyai tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan bidang dan jenis usahanya. Perusahaan dengan orientasi laba didirikan untuk mengolah sumber-sumber ekonomi agar menjadi barang atau jasa, antara lain tujuannya adalah untuk memperoleh keuntungan dan memenuhi kebutuhan serta keperluan konsumen. Pihak manajemen menerapkan berbagai kebijaksanaan yang berkaitan dengan kegiatan dalam rangka untuk mencapai tujuan. Hal tersebut memerlukan informasi tentang aktivitas perusahaan dan hasil yang telah diperoleh perusahaan. Salah satu informasi yang penting dan relevan dalam pengambilan keputusan adalah informasi tentang posisi keuangan dan kinerja perusahaan. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh bagaimana cara manajemen mengolah aktiva dan kewajiban yang merupakan unsur-unsurnya untuk mencapai tujuan perusahaan atau dengan kata lain bagaimana sumber daya yang ada dikendalikan untuk mencapai tujuan perusahaan. Posisi keuangan juga dipengaruhi oleh struktur keuangan, likuiditas, solvabilitas dan kemampuan perusahaan menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Perusahaan dengan likuiditas yang baik akan dapat memberikan tingkat keamanan yang cukup bagi kreditor jangka pendek dan mampu melaksanakan operasi perusahaan secara normal dengan modal kerja yang tersedia. Sementara itu kondisi keuangan jangka panjang juga penting artinya, solvabilitas yang baik akan mampu menyediakan kas atau dana jangka panjang untuk memenuhi komitmen keuangan saat jatuh tempo. Kinerja perusahaan dapat dinilai dari rentabilitas atau kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Laba sebagai salah satu ukuran prestasi perusahaan merupakan hasil dari pengelolaan yang kompleks dalam hal pendapatan dan beban agar dapat memberikan selisih yang menguntungkan. Kinerja perusahaan juga dapat dilihat dari pangsa pasar, produktifitas, pelayanan pada konsumen, citra dari sudut karyawan serta kontribusi dalam pembangunan negara. Pada tahun 2002 PT Indofood Sukses Makmur dapat meraih laba sebesar Rp

8 Tahun 2003, laba yang dicapai sebesar Rp Hal ini berarti laba yang dicapai mengalami kenaikan. Tahun 2004, laba yang dicapai sebesar Rp Hal ini berarti perusahaan mengalami penurunan dalam perolehan labanya dibanding dengan tahun sebelumnya. Dengan melakukan analisis laporan keuangan maka akan membantu dalam mengukur kinerja keuangan PT Indofood Sukses Makmur Jakarta. Kondisi keuangan tersebut dapat diketahui melalui laporan keuangan yang tercermin dalam neraca, laporan rugi laba serta laporan-laporan keuangan yang lainnya. Salah satu cara yang dapat dipakai untuk menelaah dan mengukur kondisi keuangan perusahaan adalah dengan analisis rasio. Dalam hal ini analisis rasio tidak hanya berguna bagi pihak intern perusahaan tetapi juga pihak ekstern perusahaan seperti calon investor maupun para kreditor. Berdasarkan latar belakang di atas penulis akan mengambil judul: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR JAKARTA. 1.8 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahannya adalah bagaimana keadaan likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas untuk menilai kinerja keuangan PT Indofood Sukses Makmur Jakarta dari tahun Batasan Masalah Berdasarkan perumusan masalah maka penelitian ini diberikan batasan mengenai keadaan likuiditas tahun , solvabilitas tahun , rentabilitas tahun Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT Indofood Sukses Makmur Jakarta berdasarkan tingkat likuiditas dari tahun 2002 sampai tahun Untuk mengetahui kinerja keuangan PT Indofood Sukses Makmur Jakarta berdasarkan tingkat solvabilitas dari tahun 2002 sampai tahun 2004.

9 3. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT Indofood Sukses Makmur Jakarta berdasarkan tingkat rentabilitas dari tahun 2002 sampai tahun Untuk mengetahui kinerja keuangan PT Indofood Sukses Makmur Jakarta berdasarkan kinerja operasi dari tahun 2002 sampai tahun Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Bagi PT Indofood Sukses Makmur: Untuk memberikan informasi untuk mendukung keberhasilan perusahaan. 2. Bagi STIE Nusa Megarkencana Yogyakarta: Bagi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nusa Megarkencana Yogyakarta, diharapkan dapat memberikan sumbangan-sumbangan karya ilmiah dan tambahan bahan referensi. 3. Bagi Penulis: Dapat membandingkan pengetahuan teoritis yang diperoleh di bangku kuliah sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini membicarakan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini merupakan dasar-dasar teori yang digunakan dalam memecahkan, menganalisis dan membahas masalah yang dihadapi dalam penyusunan laporan ini. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, metode pengumpulan data, analisis data. BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAAN Bab ini menjelaskan sejarah berdirinya dan perkembangannya, serta

10 BAB V BAB VI kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. : ANALISIS DATA Bab ini berisi tentang analisis likuiditas, analisis solvabilitas, analisis rentabilitas dan analisis kinerja operasi perusahaan dari tahun 2002 sampai tahun : KESIMPULAN dan SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan analisis data serta saran-saran yang perlu diberikan.

11 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah Library Research. 3.2 Lokasi Penelitian PT Indofood Sukses Makmur Jakarta (study kasus di BEJ UII Yogyakarta). 3.3 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah PT Indofood Sukses Makmur Jakarta. 3.4 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah laporan keuangan tahun 2002, 2003, Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, kinerja operasi. 3.6 Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data tersebut penulis menggunakan data sekunder: 1. Data yang bersumber dari laporan keuangan PT Indofood Sukses Makmur Jakarta yang berupa neraca dan laporan rugi laba tahun 2002, 2003, Data yang bersumber dari dokumen yang diperoleh dari data di BEJ UII Yogyakarta. 3. Tinjauan Kepustakaan: pembahasan teori yang berkaitan dengan analisis laporan keuangan.

12 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1. Riwayat Singkat Perseroan Perseroan berkedudukan di Jakarta dan didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma berdasarkan Akta Pendirian No. 228 tanggal 14 Agustus 1990, yang diubah dengan Akta No. 249 tanggal 15 November dan diubah kembali dengan Akta No. 171 pada tanggal 20 Juni 1990, kesemuanya ini dibuat dihadapan Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan surat keputusan No.C HT Th.91, tanggal 12 Juli 1991, serta telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dibawah No tanggal 5 Agustus 1991, yang diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.112 pada tanggal 11 Februari 1992, Tambahan No.611. Berdasarkan keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham, sebagaimana dituangkan dalam Akta risalah Rapat No.51 tanggal 5 Februari 1994, yang dibuat oleh Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta, Perseroan mengubah namanya yang semula PT Panganjaya Intikusuma menjadi PT Indofood Sukses Makmur. Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan surat keputusan No.C HT TH.94, tanggal 9 Februari 1994, dan didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dibawah No.360/A.Not/HKM/1994/PN.JakSel, tanggal 22 Februari 1994, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.50, tanggal 24 Juni 1994, Tambahan No PT Indofood terletak di Jl. Raya Cilincing, Tanjung Priok, Jakarta. Perseroan ini memiliki atau menguasai tanah dengan luas kurang lebih m dengan rincian tanah seluas m berstatus Hak Guna Bangunan dan tanah seluas m berstatus Hak Guna Usaha sedangkan tanah seluas m dikuasai perseroan berdasarkan perjanjian-perjanjian penggunaan tanah dengan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia di Jakarta dan Surabaya. PT Indofood merupakan salah satu produsen makanan olahan terbesar di Indonesia dan memiliki pangsa pasar dominan untuk produk-produk utamanya, yaitu mi instan, tepung terigu, minyak goreng, margarin dan lemak nabati (shortenings). PT

13 Indofood merupakan produsen mi instan terbesar di dunia berdasarkan volume produksi (Sumber: Internasional Ramen Manufacture Association- IRMA) dan pengolahan gandum terbesar di Indonesia (sumber: Apartindo) pabrik pengolahan gandum di Jakarta merupakan salah satu yang terbesar di dunia berdasarkan kapasitas produksi di satu lokasi pengolahan Kekuatan Utama PT Indofood Strategi Pemasaran yang Efektif dan Terarah Strategi pemasaran perusahaan ini selalu difokuskan untuk merespon apa yang dibutuhkan oleh konsumen dengan menerapkan strategi 3A: Acceptable, Affordable, dan Available secara efektif. Selain itu juga lebih memfokuskan penjualan secara langsung ke pasar, menggarap segmen pasar yang belum dimasuki oleh pesaing terutama segmen konsumen atas serta memperluas pasar internasional Keanekaragaman Merek Unggulan Perusahaan ini memiliki produk-produk bermerek yang merupakan produkproduk yang sudah dikenal luas oleh masyarakat di Indonesia. Merek-merek unggulan yang dimiliki antara lain: Indomie, Sarimi, Supermi dan Sakura untuk produk mi instan. Cakra Kembar, Lencana Merah dan Segitiga Biru Untuk produk tepung terigu. Bimoli, Sunrise dan Delima untuk produk minyak goreng dan Simas, Amanda, Delima, Malinda dan Palmia untuk produk margarin dan shortenings Produk Unggulan dan Pangsa Pasar PT Indofood pada saat ini memimpin pangsa pasar untuk produk makanan seperti mi instan, tepung terigu, minyak goreng, makanan bayi dan makanan ringan modern, yang dijual ke seluruh Indonesia dibawah merek-merek yang sudah dikenal luas. Jumlah pangsa pasar berdasarkan volume pada tahun 2003 adalah 80% untuk produk mi instan, 70% untuk tepung terigu, 40% untuk minyak goreng dan 60% untuk produk margarin dan shortenings. Pada tahun 2003 produk makanan ringan yang diproduksi sebesar 40% dari produk-produk makanan ringan yang dijual di Indonesia, sedangkan untuk produk

14 makanan bayi yang diproduksi sebesar 55% dari produk makanan bayi yang dijual di Indonesia Biaya Produksi Rendah Dengan pengoperasian yang terintegrasi dimulai dari pasokan bahan baku sampai dengan pendistribusian produk jadi, skala usaha ekonomis dan expertise di industri terkait, PT Indofood berkeyakinan bahwa PT Indofood adalah perusahaan pengolahan makanan yang paling berbiaya produksi paling rendah. Produk-produk yang dihasilkan didistribusikan melalui jaringan distribusi yang dimiliki oleh PT Indofood disamping distributor pihak ketiga Distribusi Produk-produk makanan PT Indofood didistribusikan oleh divisi distribusi ke sekitar pedagang eceran di seluruh Indonesia. Perusahaan berkeyakinan bahwa dengan pengelompokan wilayah tersebut maka akan dapat menekan biaya distribusi dan transportasi, mengatur arus pengiriman produk ke pasar dan merespon dengan cepat terhadap persaingan. PT Indofood juga menerapkan sistem distribusi yang efisien dengan dukungan sistem manajemen informasi terpadu. Periklanan dan promosi secara efektif turut mendukung langkah PT Indofood dalam mengembangkan cakupan penjualan produk-produknya Sumber Daya Manusia yang Kreatif dan Inovatif PT Indofood memiliki sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif serta selalu melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Perusahaan juga menekankan kepada para karyawannya untuk meningkatkan keahlian kewirausahaan (entrepreneurial skills), dan kerjasama tim serta kemauan untuk selalu mengembangkan diri.

15 4.3. Kegiatan Usaha Utama Mi Instan PT Indofood memproduksi beberapa jenis produk mi instan dengan kisaran harga yang bervariasi sesuai dengan segmen konsumen yang dituju, baik itu segmen bawah, menengah maupun segmen atas. Perbedaan utama pada jenis produk tersebut terletak pada komposisi, jumlah dan kualitas bumbu, saus yang terdapat dalam kemasan dan kualitas dari kemasan itu sendiri. PT Indofood memproduksi beraneka ragam mi instan untuk memenuhi semua segmen pasar di Indonesia. Merek-merek utama yang telah diterima secara luas di Indonesia adalah: Indomie, Sarimi, Supermi dan Sakura. Pada tahun 2003, perusahaan ini meluncurkan produk mi instan baru dengan cita rasa dari beberapa propinsi di Indonesia, dengan produk Selera Nusantara sebagai pemersatu dari seluruh daerah yang ada serta Mi Selera Asia, Mi Vegetarian dan meluncurkan produk mi instan untuk perayaan-perayaan khusus seperti: Mi Imlek, Mi Valentine, Mi Ulang Tahun dan Mi Hari Raya. Untuk mempertahankan posisinya sebagai produsen mi instan dan makanan olahan terkemuka dan cukup besar di Indonesia, maka manajemen menetapkan strategi antara lain: (i) menciptakan produk yang sesuai dan terjangkau untuk semua lapisan masyarakat, baik dari segmen atas, menengah maupun bawah, (ii) meningkatkan keberadaan produk di pasar melalui penerapan strategi distribusi yang baik sehingga dapat menjamin keberadaan produk bagi konsumen, dan (iii) melakukan kegiatan promosi yang terus menerus terhadap merek (brand), pedagang dan konsumen. Dengan penerapan strategi di atas diharapkan dapat tercapai penetrasi pasar yang tinggi untuk produk-produk yang dihasilkan. Pada tahun 2003, biaya promosi dan iklan adalah Rp. 304,8 miliar atau sekitar 5% dari nilai penjualan. PT Indofood memasarkan produk mi instan melalui sebuah jaringan yang terdiri lebih dari 50 distributor yang berlokasi di Indonesia, termasuk 3 anak Perusahaan dan 2 Perusahaan Asosiasi yang secara keseluruhan menyalurkan sekitar 65% dari seluruh penjualan mi instan. Para distributor ini menerima kiriman produk langsung dari pabrikpabrik secara berkala dan selanjutnya menjualnya ke pedagang grosir, pengecer, supermarket dan toko kelontong.

16 Bahan Baku Bahan baku utama pembuatan mi instan terdiri dari tepung terigu, bumbu dan minyak goreng. Biji gandum yang dibutuhkan untuk memproduksi tepung terigu sebagian besar diimpor dari Australia, Kanada, India dan Amerika Serikat. Sekitar sepertiga dari harga pokok penjualan produk mi instan merupakan biaya tepung terigu Proses Produksi Proses produksi mi instan dapat dibagi menjadi beberapa tahapan: pembuatan adonan, pengepresan, penguntaian, pengukusan, pemotongan, penggorengan dan pendinginan. Bumbu mi instan terdiri dari bumbu bubuk dan minyak bumbu yang memiliki berbagai macam rasa seperti rasa ayam, ayam bawang, rasa soto, rasa kare ayam. Kemasan bumbu tersebut ditambahkan pada saat proses pengemasan. Prosedur pengecekan kualitas dilakukan di setiap tahapan dalam proses pembuatan mi instan seperti pencampuran dan pembuatan adonan sampai dengan tahap pengemasan dan pengepakan. PT Indofood memproduksi sendiri bumbu mi instan dan sebagian besar bahan kemasan yang dipakai.

17 Diagram Produksi Mi Instan adalah sebagai berikut: TEPUNG TERIGU PROSES PENCAMPURAN PENGEPRESAN PEMERIKSAAN MUTU PEMERIKSAAN MUTU PENGUNTAIAN PENGUKUSAN PEMOTONGAN MINYAK GRG NABATI UNIT PERNAPASAN PENGGORENGAN PENDINGINAN BUMBU BUBUK DAN MINYAK Diletakan Diatas Keping Mi PEMERIKSAAN TERAKHIR FILM BAHAN KEMASAN PENGEMASAN KARTON PEMBUNGKUS PRODUK AKHIR Gambar 1. Produksi Mi Instan Tepung Meskipun beras merupakan bahan makanan pokok di Indonesia, tepung terigu telah berkembang menjadi salah satu bahan makanan substitusi yang penting, yang disebabkan oleh: a) program diversifikasi pangan pemerintah yang diarahkan pada pengurangan ketergantungan beras, b) meningkatkan penghasilan per kapita yang mengakibatkan kenaikan permintaan makanan yang menggunakan tepung terigu seperti: mi instan, kue, roti, makanan ringan dan lain-lain. Industri mi basah dan mi instan mengkonsumsi sekitar 55% dari tepung terigu yang diproduksi di Indonesia. Sedangkan sebanyak 20% untuk biskuit, 20% untuk roti dan bakery, dan sisanya sebesar 5% dijual secara eceran. Perusahaan berkeyakinan bahwa prospek industri akan terus berkembang di masa mendatang.

18 Produk PT Indofood memproduksi beberapa jenis tepung terigu yang memiliki kandungan protein yang berbeda, yang ditujukan untuk pasar yang berbeda pula. Selain itu juga memproduksi tepung siap pakai (premix flour) dan tepung industri yang dipergunakan sebagai bahan campuran membuat lem oleh industri kayu lapis. Produk sampingan lainnya yaitu dedak, yang digunakan untuk keperluan bahan pakan ternak untuk pasar lokal dan ekspor, yang mana kontribusi penjualan produk sampingan di tahun 2003 adalah sebesar 28% dari total volume penjualan, juga memproduksi pasta dengan bahan baku tepung semolina. Tepung terigu yang diproduksi oleh PT Indofood dijual dengan lebih dari 20 merek dagang antara Segitiga Biru atau Gunung Bromo, Lencana Merah atau Semar dan Cakra Kembar atau Kereta Kencana yang sudah cukup dikenal oleh luas konsumen di Indonesia. Konstribusi masing-masing merek terhadap total nilai penjualan tepung terigu adalah sebesar 11%, 16%, dan 34% pada tahun sedangkan tepung terigu untuk keperluan industri dijual dengan merek dagang Anggrek atau Teratai. Pada tahun 2003, PT Indofood mengolah sekitar 3,1 juta ton gandum dan menjual sekitar 2,2 juta ton tepung terigu atau sekitar 70% dari seluruh penjualan tepung terigu di Indonesia. Sekitar 23% dari tepung terigu yang diproduksi oleh tepung dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku divisi mi instan. Sejak tahun 1999, PT Indofood mulai mengekspor tepung terigu ke Singapura, Brunai, Malaysia, Thailand, Srilangka, Timor Leste, dan Maldives dengan merek dagang Triangle dan Taj Mahal. PT Indofood juga mulai memperkenalkan premix flour dengan merek dagang Chessa untuk pasar lokal dan sejak tahun 2001 mulai mengekspor premix flour ke Jepang. Sesuai dengan strategi PT Indofood, strategi yang diterapkan adalah menjaga dan mengembangkan pangsa pasar yang dimiliki. Beberapa komponen dari strategi tersebut adalah: a. Diversifikasi produk PT Indofood berkeyakinan bahwa dengan membina hubungan yang baik dengan konsumennya akan memungkinkan untuk memproduksi tepung terigu yang sesuai dengan kebutuhan konsumennya dan tidak diproduksi oleh pesaing lainnya. Perusahaan telah merekrut tenaga penjualan dan konsultan teknis untuk konsumen

19 institusi untuk memahami jenis tepung terigu dengan kandungan protein yang berbeda dan produk tepung terigu yang diproduksi dikemas dalam kantung ukuran 25 kilogram. Saat ini PT Indofood telah memproduksi lebih dari 10 jenis tepung terigu dalam kemasan yang memenuhi kebutuhan konsumen. Sejak tahun 2001, PT Indofood telah memperkenalkan premix flour yang sebagian besar diekspor ke Jepang dan pasta instan yang ditujukan untuk segmen menengah ke atas. Pada pertengahan tahun Perusahaan ini mulai memperdagangkan tepung beras dan tepung ketan untuk pasar domestik. b. Menggunakan merek dagang PT Indofood memperkenalkan dan memproduksikan produk-produknya dengan merek dagang sendiri untuk mendapatkan marjin yang lebih besar, juga mempromosikan penggunaan tepung terigu sebagai substitusi beras dengan berfokus pada tepung terigu yang diperkaya dengan vitamin. c. Mengandalkan jaringan distribusi PT Indofood bersama dari 100 orang distributor independen, telah membangun jaringan distribusi yang kuat dan tersebar di seluruh Indonesia. Saat ini perusahaan memiliki 6 depo di kota-kota besar dan bekerja sama dengan distributor independen telah membangun 107 depo dan sales outlet yang tersebar di seluruh kota Indonesia. d. Menaikkan tepung terigu melalui pendidikan Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh PT Indofood untuk menaikkan tepung terigu di Indonesia, di antaranya dengan membangun 32 banking center yang tersebar dikota-kota besar, menyiarkan acara mingguan Cooking show (Sajian Bersama Bogasari) di salah satu televisi swasta, dan menerbitkan tabloit 2 mingguan Wacana Mitra yang didistribusikan langsung ke usaha kecil atau menengah Bahan Baku Bahan baku utama pembuatan tepung terigu adalah biji gandum yang seluruhnya dipasok dari Luar Negeri. PT Indofood membeli sebagian kebutuhan gandumnya dari

20 Australia, Kanada dan Amerika Serikat. Sampai saat ini PT Indofood tidak pernah mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan biji gandumnya Fasilitas dan Kapasitas Produksi PT Indofood mengoperasikan dua pabrik gandum yang terletak di Jakarta dan Surabaya dengan kapasitas terpasang masing-masing sekitar ton gandum dan ton gandum per hari. Pabrik pengolahan gandum di Jakarta memiliki 16 lini produksi (termasuk fasilitas penggilingan untuk pusat pelatihan) sedangkan pabrik pengolahan gandum Surabaya memiliki 8 lini produksi. Pada tahun 2003, kedua pabrik tersebut mengolah sekitar 3,1 juta ton gandum yang menghasilkan sekitar 2,2 juta ton tepung terigu. Masing-masing pabrik pengolahan gandum tersebut dilengkapi dengan mesin pembangkit tenaga listrik yang dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan listrik kedua pabrik tersebut. PT Indofood juga mengoperasikan pabrik pembuatan pasta dan pabrik pembuatan karung tepung terigu. PT Indofood juga menggunakan jaringan distribusi yang luas, yang per 31 Desember 2003, memiliki lebih dari kendaraan 177 kantor cabang, depo dan stock poin, yang melayani lebih dari pedagang eceran di seluruh Indonesia melalui sebuah sistem informasi manajemen yang terpusat. Melihat pentingnya jaringan distribusi yang ektensif karena luasnya pasar domestik di Indonesia, PT. Indofood mencurahkan perhatiannya untuk memperluas jaringan distribusinya agar dapat melayani seluruh daerah di Indonesia Distribusi PT. Indofood mendistribusikan produk-produk konsumen dalam kemasan melalui jaringan distribusi, hampir 60 % dari produk-produk PT Indofood didistribusikan melalui jaringan distribusi independen dan dijual secara langsung ke konsumen dan industri. Produk-produk makanan tersebut didistribusikan oleh divisi distribusi ke sekitar pedagang eceran di seluruh Indonesia. Mengingat ukuran dan ragam geografi Indonesia, PT Indofood bertekad untuk mengembangkan jaringan distribusinya sampai ke seluruh pelosok Indonesia. Seluruh penjualan produk PT Indofood di Indonesia dikoordinasikan melalui pengelompokan wilayah dan didukung oleh sistem informasi

21 teknologi yang didapat memantau tingkat penjualan dan persediaan produk di setiap area penjualan. Dengan pengelompokan daerah tersebut PT Indofood dapat mengendalikan tingkat persediaan di pasar, pengiriman produk tepat waktu dan mengantisipasi persaingan sehingga dapat meningkatkan efisiensi biaya distribusi dan transportasi. PABRIK DISTRIBUTOR PASAR SWALAYAN PASAR SWALAYAN PASAR SWALAYAN PASAR SWALAYAN PASAR SWALAYAN PEDAGANG ECERAN KONSUMEN Gambar 2. Gambar Alur Distribusi Mi Instan Sumber : PT. Indofood Pada umumnya, distributor membuat perjanjian dengan PT Indofood dimana distributor bertanggung jawab untuk melayani wilayah tertentu dan menjual produk tertentu. Distributor menerima pengiriman produk langsung dari PT Indofood secara berkala dan mendistribusikan produk tersebut ke pedagang grosir, pedagang eceran, pasar swalayan dan toko Penetapan Harga (Pricing) Mi Instan Berdasarkan harga jual, produk mi instan menjadi tiga segmen pasar, mi instan dengan harga eceran antara Rp. 600 sampai dengan Rp. 800 per bungkus dan mi instan dengan harga eceran diatas Rp. 800 per bungkus. Harga eceran tertinggi untuk mi instan

22 mencapai diatas Rp per bungkus. Perbedaan harga ditentukan oleh komposisi bahan baku dalam pembuatan mi, jumlah, kualitas dari bumbu dan kualitas kemasan Tepung Terigu PT Indofood meluncurkan produk-produk tepung terigu dengan variasi harga berbeda untuk menguasai bangsa pasar yang ada di setiap segmen produk. Pada saat ini juga memiliki lebih dari 20 (dua puluh) merek dagang tepung terigu antara lain Segitiga Biru, Gunung Bromo, Lencana Merah, Semar, Cakra Kembar dan Kereta Kencana. Produk-produk tepung terigu ini, tergantung dari kadar proteinnya, berkisar harganya antara Rp (cakra Kembar Emas atau Kereta Kencana Emas) dan Rp per kilogram untuk kualitas yang terendah (Payung atau Lokomotif). Dengan adanya produkproduk pada setiap segmen pasar, PT Indofood dapat meningkatkan daya saing dan selanjutnya menguasai pangsa pasar yang ada Strategi Usaha Strategi usaha PT Indofood mengacu pada prinsif 3A yaitu: (i) Acceptability, dimana perusahaan selalu berusaha menciptkan produk-produk yang diterima oleh konsumen, (ii) Affordability, dimana perusahaan berusaha untuk menghasilkan produkproduk dengan harga yang terjangkau oleh konsumen dan (iii) availibility, dimana perusahaan berusaha agar produk-produknya mudah diperoleh oleh konsumen melalui jaringan distribusi yang luas. Strategi usaha PT Indofood yang berpedoman pada prinsif 3A tersebut diatas dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Mengembangkan segmen produk dan pangsa pasar PT Indofood dalam mengembangkan produk dan pangsa pasar selalu berusaha dan memenuhi permintaan konsumen terhadap produk makanan olahan dengan cara menawarkan produk-produk inovatif dan dapat diterima konsumen. Penetrasi pasar atas produk-produk dapat ditingkatkan melalui strategi pemasaran antara lain segmentasi pasar yang jelas dan distribusi yang lebih terarah. b. Memfokuskan pada produk-produk inti

23 PT Indofood senantiasa menfokuskan diri untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan penjualan produk-produk inti yang memberikan kontribusi penjualan dan laba yang optimal. Namun demikian, produk-produk diluar produk inti akan tetap dipertahankan sepanjang produk-produk tersebut berpotensi untuk memberikan kontribusi yang berarti terhadap penjualan dan laba PT Indofood. c. Mengoptimalkan efisiensi operasional dan produktivitas Untuk mencapai efesiensi operasional dan produktivitas yang optimal, PT Indofood senantiasa meningkatkan koordinasi, komunikasi dan kerja sama antar divisi yang terkait, disamping itu juga mengoptimalkan peranan logistik dan supply chain yang terintegrasi serta meningkatkan efesiensi jalur distribusi. d. Mempertahankan struktur permodalan dan kebijakan keuangan yang optimal Dengan memiliki struktur permodalan dan kebijakan keuangan yang optimal, PT Indofood berkeyakinan dapat meningkatkan eksistensinya sebagai produsen makanan olahan terkemuka. Dengan penerapan strategi usaha tersebut di atas, PT Indofood diharapkan dapat terus meningkatkan pendapatan dan laba usaha yang pada akhirnya meningkatkan corporate value dan stakeholders value.

24 BAB V ANALISIS DATA 5.1 Laporan Keuangan Untuk mengetahui perkembangan PT Indofood Sukses Makmur, pihak-pihak yang berkepentingan dapat melihatnya pada laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan rugi laba. Analisis rasio merupakan alat ukur yang digunakan untuk menjelaskan posisi-posisi keuangan suatu perusahaan. Dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi hanya menggunakan empat rasio sebagai alat analisis yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas, dan rasio kinerja perusahaan. Dengan menganalisis laporan keuangan PT Indofood Sukses Makmur yang berupa neraca dan laporan rugi laba menggunakan keempat rasio ini diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan kinerja PT Indofood Sukses Makmur Jakarta. Laporan keuangan yang digunakan adalah neraca dan laporan rugi laba yang meliputi: a. Neraca PT Indofood Sukses Makmur per 31 Desember 2002, 2003, 2004 b. Laporan Rugi Laba PT Indofood Sukses Makmur per 31 Desember 2002, 2003, Analisis Likuiditas Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial perusahaan dalam hal ini untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Untuk mengukur kemampuan ini digunakan rasio likuiditas yang terdiri: 1. Current Ratio Rasio ini mengukur seberapa jauh aktiva lancar perusahaan bisa dipakai untuk memenuhi kewajiban lancarnya. Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dengan hutang lancar. Perhitungan current ratio pada PT Indofood Sukses Makmur Jakarta dapat dilihat dalam lampiran dan hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.1 Current ratio PT Indofood Sukses Makmur Jakarta Tahun Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio (%)

25 ,65% ,63% ,94% Sumber: Data yang sudah diolah Dari tabel di atas dapat dilihat current ratio tiap tahunnya sebagai berikut: Pada tahun 2002 current ratio sebesar 86,65% atau 0,86:1. Hal ini menunjukkan bahwa setiap hutang lancar Rp. 1,00 dijamin aktiva lancar Rp. 0,86. Pada tahun 2003 current ratio sebesar 164,63% atau 1,64:1 yang artinya setiap hutang lancar Rp. 1,00 dijamin dengan aktiva lancar Rp. 1,64. Pada tahun 2004 current ratio sebesar 193,94% atau 1,93:1 yang artinya setiap hutang lancar Rp. 1,00 dijamin dengan aktiva lancar Rp. 1,93. Pada tahun 2002 current ratio sebesar 86,65% pada tahun berikutnya current ratio mengalami kenaikan sebesar 77,98% sehingga pada tahun 2003 current ratio sebesar 164,63%. Kenaikan ini disebabkan oleh bertambahnya aktiva lancar sebesar Rp , dan hutang lancar menurun sebesar Rp Pada tahun 2003 current ratio sebesar 164,63% di tahun 2004 current ratio mengalami kenaikan sebesar 29,31% sehingga pada tahun 2004 current ratio sebesar 193,94%. Kenaikan ini disebabkan oleh berkurangnya hutang lancar sebesar Rp Quick Ratio Quick ratio merupakan analisis rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid dengan tidak memperhitungkan besarnya persediaan yang dimilikinya. Perusahaan dikatakan baik tingkat likuiditasnya apabila quick ratio-nya mencapai 100%. Perhitungan quick ratio PT Indofood Sukses Makmur Jakarta sebagai berikut: Tabel 5.2 Quick ratio PT Indofood Sukses Makmur Jakarta tahun Quick Tahu Aktiva Lancar Persediaan (2) (1) (2) Hutang Lancar Ratio n (1) (%) ,36

26 % , % , % Sumber: Data yang diolah Dari tabel di atas dapat dilihat quick ratio tiap tahunnya sebagai berikut: Pada tahun 2002 quick ratio sebesar 51,36% atau 0,5:1. Hal ini menunjukkan bahwa hutang lancar sebesar Rp. 1,00 dijamin dengan aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp. 0,50. Pada tahun 2003 quick ratio sebesar 101,44% atau 1,01:1. Hal ini menunjukkan bahwa hutang lancar sebesar Rp. 1,00 dijamin dengan aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp. 1,01. Pada tahun 2004 quick ratio sebesar 133,41% atau 1,33:1. Hal ini menunjukkan bahwa setiap hutang lancar sebesar Rp. 1,00 dijamin dengan aktiva lancar tanpa persediaan sebesar Rp. 1,33. Pada tahun 2002 quick ratio sebesar 51,36% pada tahun berikutnya quick ratio mengalami kenaikan sebesar 50,08% sehingga pada tahun 2003 quick ratio sebesar 101,44%. Kenaikan ini disebabkan oleh bertambahnya aktiva lancar dan persediaan sebesar Rp , dan hutang lancar menurun sebesar Rp Pada tahun 2004 quick ratio mengalami kenaikan sebesar 31,97% sehingga quick ratio yang dicapai pada tahun 2004 sebesar 133,41%. Kenaikan ini disebabkan oleh bertambahnya aktiva lancar dan persediaan sebesar Rp , dan hutang lancar menurun sebesar Rp Dilihat dari besarnya quick ratio yang sudah mencapai angka di atas 100% maka perusahaan tidak akan mengalami kesulitan dalam melunasi hutang lancarnya karena aktiva lancar tanpa persediaan nilainya sudah cukup untuk melunasi hutang-hutangnya.

27 5.2 Analisis Solvabilitas Solvabilitas perusahaan menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan ini adalah : 1. Debt to Equity Ratio Dalam mengukur resiko, perhatian kreditor jangka panjang terutama ditujukan pada prospek laba dan perkiraan arus kas. Meskipun demikian, mereka tidak dapat mengabaikan pentingnya mempertahankan keseimbangan antar proporsi aktiva yang didanai oleh kreditor dan yang didanai oleh pemilik perusahaan. Perhitungannya sebagai berikut: Tabel 5.3. Debt to equity ratio PT Indofood SM Jakarta Tahun Tahun Total Hutang Modal Sendiri Debt to Equity Ratio ,43% ,92% ,58% Sumber: Data yang diolah Pada tahun 2002 Debt to equity ratio sebesar 2,43% yang artinya PT Indofood Sukses Makmur Jakarta memberikan sebesar 2,43% untuk setiap Rp. 1,00 aktiva yang didanai oleh perusahaan. Pada tahun 2003 Debt to equity ratio sebesar 2,92% yang artinya PT Indofood Sukses Makmur Jakarta memberikan sebesar 2,92% untuk setiap Rp. 1,00 aktiva yang didanai oleh perusahaan. Pada tahun 2004 Debt to equity ratio sebesar 2,58 yang artinya PT Indofood Sukses Makmur Jakarta memberikan sebesar 2,58 untuk setiap Rp. 1,00 aktiva yang didanai oleh perusahaan. Pada tahun 2002 debt equity ratio sebesar 2,43% dan pada tahun 2003 sebesar 2,92% atau mengalami kenaikan 0,49%. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya hutanghutang perusahaan sebesar Rp , dan modal juga bertambah sebesar Rp Pada tahun 2004 Debt equity ratio menurun sebesar 0,34% dibanding dengan tahun Hal ini terjadi karena jumlah hutang menurun sebesar Rp.

28 , dan modal bertambah sebesar Rp Penurunan rasio ini berarti jaminan modal sendiri terhadap hutang semakin besar. 2. Debt to total asset ratio Debt to total asset ratio adalah perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Rasio ini menggambarkan keadaan keuangan perusahaan. Makin tinggi prosentasenya berarti makin tinggi pula resiko finansial yang dihadapi perusahaan. Perhitungannya sebagai berikut: Tabel 5.4. Debt to Total Asset Ratio PT Indofood SM Jakarta Tahun Debt to Total Asset Tahun Total Hutang Total Aktiva Ratio (%) ,21% ,24% ,93% Sumber: Data yang diolah Dari tabel di atas dapat dilihat debt to total asset ratio tiap tahunnya sebagai berikut: Pada tahun 2002 Debt to total asset ratio sebesar 66,21% atau 0,66:1. Hal ini berarti setiap total aktiva sebesar Rp. 1,00 dibiayai dengan hutang sebesar Rp. 0,66. Pada tahun 2003 Debt to total asset sebesar 70,24% atau 0,70:1. Hal ini berarti setiap total aktiva sebesar Rp. 1,00 dibiayai dengan hutang sebesar Rp. 0,70. Pada tahun 2004 Debt to total asset sebesar 68,93% atau 0,68:1. Hal ini berarti setiap total aktiva sebesar Rp. 1,00 didanai dengan hutang sebesar Rp. 0,68. Pada tahun 2002 rasio ini sebesar 66,21% di tahun 2003 mengalami kenaikan sebesar 4,03 atau sebesar 70,24%. Kenaikan ini disebabkan oleh bertambahnya total hutang sebesar Rp dan bertambahnya total aktiva sebesar Rp Kenaikan rasio ini berarti jaminan aktiva terhadap hutang semakin kecil. Pada tahun 2004 rasio ini mengalami penurunan yaitu sebesar 1,31% sehingga besarnya rasio ini menjadi 68,93%. Penurunan ini disebabkan karena turunnya total hutang sebesar Rp , dan naiknya total aktiva sebesar Rp.

29 Penurunan rasio ini berarti jaminan aktiva terhadap hutang semakin besar. 5.4 Analisis Rentabilitas 1. Return on Total Asset Return on total asset menghubungkan laba bersih dengan total aktiva yang mengukur tingkat profitabilitas perusahaan atas penggunaan aktivanya. Perhitungannya sebagai berikut: Tabel 5.5. Return on total asset PT Indofood Sukses Makmur Jakarta Tahun Return on total Tahun Laba Bersih Total Aktiva asset (ROA) ,05% ,04% ,71% Sumber: Data yang diolah Dari tabel di atas dapat dilihat return on total asset ratio tiap tahunnya sebagai berikut: Pada tahun 2002 Return on total asset sebesar 7,05%. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,00 dana yang tertanam dalam aktiva dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,0705. Pada tahun 2003 Return on total asset sebesar 6,04%. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,00 dana yang tertanam dalam aktiva dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,0604. Pada tahun 2004 Return on total asset sebesar 4,71%. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,00 dana yang tertanam dalam aktiva dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,0471. Pada tahun 2002 Return on total asset sebesar 7,05% sedangkan pada tahun 2003 mengalami penurunan sebesar 1,01 atau sebesar 6,04%. Penurunan ini disebabkan oleh bertambahnya laba bersih sebesar Rp , dan total aktiva juga bertambah sebesar Rp

30 Pada tahun 2004 rasio ini juga mengalami penurunan sebesar 1,33% atau sebesar 4,71%. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya laba bersih sebesar Rp , dan bertambahnya total aktiva sebesar Rp Return on Equity (ROE) Return on equity mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Rasio ini mengukur tingkat kembalikan investasi yang dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana yang berasal dari pemilik perusahaan saja. Perhitungannya adalah: Tabel 5.6. Return on Equity PT Indofood tahun 2002, 2003, 2004 Tahun Laba Bersih Modal Sendiri ROE (%) ,70% ,16% ,61% Sumber: Data yang diolah Pada tahun 2002 Return on equity sebesar 25,70%. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,00 modal dapat menghasilkan laba bersih Rp. 0,0257. Pada tahun 2003 Return on equity sebesar 25,16%. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,00 modal dapat menghasilkan laba bersih Rp. 0,0251. Pada tahun 2004 Return on equity sebesar 17,61%. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,00 modal dapat menghasilkan laba bersih Rp. 0,0176. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2002 Return on equity sebesar 25,70% sedangkan pada tahun 2003 mengalami penurunan sebesar 0,54% atau sebesar 25,16%. Penurunan ini disebabkan oleh bertambahnya laba bersih sebesar Rp , dan total modal bertambah sebesar Rp Pada tahun 2004 rasio ini juga mengalami penurunan sebesar 7,55% atau sebesar 17,61% dibandingkan pada tahun 2003 yang mencapai 25,16%. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya laba bersih sebesar Rp , dan total modal bertambah Rp

31 5.5 Analisis Kinerja Operasi 1. Rasio Laba Kotor Terhadap Penjualan (Gross Profit Margin) Laba kotor didefinisikan sebagai selisih antara penjualan dan harga pokok penjualan dan harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan ini biasanya jumlahnya besar, sehingga perubahan pada harga pokok ini akan banyak berpengaruh pada laba perusahaan. Profit margin yang rendah menggambarkan bahwa perusahaan tersebut rawan terhadap perubahan harga, baik harga jual maupun harga pokok. Ini berarti bahwa apabila terjadi perubahan pada harga jual atau harga pokok, perubahan ini akan berpengaruh terhadap laba perusahaan. Perhitungan gross profit margin PT Indofood SM Jakarta dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5.7. Gross Profit Margin Tahun 2002, 2003, 2004 Gross Profit Tahun Laba Kotor Penjualan Margin ,64% ,47% ,49% Sumber: Data yang diolah Pada tahun 2002 Gross profit margin sebesar 2,64% sedangkan pada tahun 2003 mengalami penurunan sebesar 1,69% atau sebesar 2,47%. Penurunan ini disebabkan oleh bertambahnya laba kotor sebesar Rp , dan penjualan bertambah sebesar Rp Pada tahun 2004 rasio ini mengalami kenaikan sebesar 0,25% atau sebesar 2,49%. Kenaikan ini disebabkan oleh bertambahnya laba kotor sebesar Rp , dan penjualan naik sebesar Rp Rasio Laba Bersih Terhadap Penjualan (Net Profit Margin) Ratio net profit margin mengukur rupiah laba yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan. Rasio ini memberi gambaran tentang laba untuk para pemegang saham sebagai prosentase dari penjualan. Rasio ini juga mengukur seluruh efisiensi baik

32 produksi, administrasi, pemasaran, pendanaan, penentuan harga maupun manajemen pajak. Perhitungan net profit margin PT Indofood SM Jakarta dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.8. Net Profit Margin PT Indofood SM Jakarta Tahun 2002, 2003, 2004 Tahun Laba Bersih Penjualan Net Profit Margin (%) ,25% ,59% ,03% Sumber: Data yang diolah Pada tahun 2002 Net profit margin sebesar 6,25%. Sedangkan pada tahun 2003 menurun sebesar 0,66% atau sebesar 5,59%. Penurunan ini disebabkan oleh bertambahnya laba bersih sebesar Rp , dan penjualan bertambah sebesar Rp Pada tahun 2004 rasio ini mengalami penurunan sebesar 1,56% atau sebesar 4,03%. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya laba bersih sebesar 4,03%. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya laba bersih sebesar Rp , dan penjualan naik sebesar Rp

BAB I PENDAHULUAN. cukup berarti. Industri pangan di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berperan

BAB I PENDAHULUAN. cukup berarti. Industri pangan di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berperan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan industri pangan nasional menunjukkan perkembangan yang cukup berarti. Industri pangan di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berperan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mencapai kesuksesan adalah impian setiap perusahaan, apalagi di saat kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Mencapai kesuksesan adalah impian setiap perusahaan, apalagi di saat kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mencapai kesuksesan adalah impian setiap perusahaan, apalagi di saat kondisi perekonomian yang semakin sulit saat ini. Perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan dalam suatu periode produksi perlu dilakukan evaluasi untuk melihat dan mengetahui pencapaian yang telah dilakukan perusahaan baik dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Plaza, Indofood Tower, Jl. Jenderal Sudirman kav , 27 th floor.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Plaza, Indofood Tower, Jl. Jenderal Sudirman kav , 27 th floor. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian 3.1.1 Lokasi dan Jadwal Penelitian PT. Indofood Sukses Makmur Tbk berkantor pusat di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Jl. Jenderal Sudirman kav. 76-78,

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PROSES PRODUKSI JENIS MIE KERING PADA PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK

MEMPELAJARI PROSES PRODUKSI JENIS MIE KERING PADA PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK MEMPELAJARI PROSES PRODUKSI JENIS MIE KERING PADA PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK Oleh : Muhamad Triwibowo (34412832) Pembimbing : Dr. Ir. Hotniar Siringoringo, M.Sc Latar Belakang PENDAHULUAN Proses

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk Nama : Stephanie Octaviani Npm : 21209655 Jurusan : S1 - Akuntansi Latar Belakang Masalah Sebagaimana

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT GUDANG GARAM, TBK Febriani Huntojungo Roy Ferdinand Runtuwene Dantje Keles

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT GUDANG GARAM, TBK Febriani Huntojungo Roy Ferdinand Runtuwene Dantje Keles ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT GUDANG GARAM, TBK Febriani Huntojungo Roy Ferdinand Runtuwene Dantje Keles Abstrack Summary. The performance of the company's financial statements stable financial condition

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era modern seperti saat ini banyak masyarakat indonesia yang ingin berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh, mahasiswa, bahkan pelajar.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisa laporan keuangan adalah suatu proses yang dapat digunakan untuk memeriksa data

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan teknologi yang terjadi saat ini, mengakibatkan berkembangnya pula usaha yang dilakukan oleh para pengusaha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi perusahaan dalam perkembangan bisnis disemua perusahaan. Salah satu tujuan utama didirikannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter adalah krisis finansial yang dimulai pada Juli 1997 di Thailand

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter adalah krisis finansial yang dimulai pada Juli 1997 di Thailand 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis moneter adalah krisis finansial yang dimulai pada Juli 1997 di Thailand dengan jatuhnya mata uang Bath Thailand yang kemudian diikuti dengan mata

Lebih terperinci

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13 ANALISA KINERJA KEUANGAN PT. PEGADAIAN Tbk BERDASARKAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS Nama : Martha Romadoni NPM : 16209473 Kelas : 3EA13 LATAR BELAKANG Mengingat pegadaian merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. HM Sampoerna Tbk, didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Oktober 1963 berdasarkan Akta Notaris Anwar Mahajudin, S.H., No. 69.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perusahaan adalah organisasi yang melakukan suatu kegiatan usaha dan memiliki tujuan untuk mendapatkan laba. Perusahaan memerlukan perencanaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat dilihat dan diukur dari kinerja perusahaan, yaitu melihat perkembangan dan pertumbuhan perusahaan tersebut melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini persaingan dalam dunia bisnis sudah semakin tajam seiring dengan dibukanya sistem mekanisme pasar bebas. Peranan mekanisme pasar bebas di dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penggabungan Usaha Penggabungan usaha merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan menegmbangkan perusahaan. Berdasarkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT NIAGARAYA KREASI LESTARI BANJARBARU

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT NIAGARAYA KREASI LESTARI BANJARBARU ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT NIAGARAYA KREASI LESTARI BANJARBARU Ibnu Sutomo Dosen Tetap STIE Pancasetia Banjarmasin ABSTRAKSI Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 92 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Goodyear Indonesia Tbk semula didirikan dengan nama NV The Goodyear Tire & Rubber Company Limited pada tanggal 26 Januari 1917 berdasarkan

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk SELAMA PERIODE SKRIPSI

ANALISA LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk SELAMA PERIODE SKRIPSI ANALISA LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk SELAMA PERIODE 2003 2005 SKRIPSI Program Studi Akuntansi Nama : FAUZI RISNAWAN NIM : 03200-085 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Latar Belakang Masalah 1. Keuangan merupakan sarana yang penting bagi suatu perusahaan untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk Nama Npm : 22209237 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Jonathan Lingga Saputra : Bertilia Lina Kusrina, SE., MM. LATAR

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT KIMIA FARMA Tbk

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT KIMIA FARMA Tbk ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT KIMIA FARMA Tbk Diana Tambunan ASM Bina Sarana Informatika Jakarta Jl. Jatiwaringin Raya No. 18, Jakarta Timur diana.dtb@bsi.ac.id Abstract - The purpose of this paper to analyze

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. : Joko Prayitno NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. : Joko Prayitno NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. Nama : Joko Prayitno NPM : 24213668 Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani Latar Belakang Masalah Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produsen tepung terigu pertama dan terbesar di dunia, pabrik ini berada

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produsen tepung terigu pertama dan terbesar di dunia, pabrik ini berada BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Bogasari Flour Mills Surabaya merupakan produsen tepung terigu pertama dan terbesar di dunia, pabrik ini berada dalam satu lokasi yang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN Dari hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan peneliti, prosentase masing-masing kategori dari masing-masing pengkoder menujukan lebih dari 60%. Maka dapat dikatakan bahwa seluruh kategori yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian setiap Negara saling berhubungan dan memiliki tingkat ketergantungan yang mutualis. Artinya kondisi

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT GAJAH TUNGGAL DAN PT MULTISTRADA ARAH SARANA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT GAJAH TUNGGAL DAN PT MULTISTRADA ARAH SARANA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT GAJAH TUNGGAL DAN PT MULTISTRADA ARAH SARANA Tya Laras Satyastri e-mail : 212201101831@mhs.dinus.ac.id Program Studi Akuntansi, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Signaling Theory 2.1.1. Pengertian Signaling Theory Menurut Jama an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sumber: Majalah SWA 6 Desember 2007

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sumber: Majalah SWA 6 Desember 2007 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia usaha dewasa ini semakin maju ditandai dengan semakin ketatnya persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang ada. Persaingan ini terjadi di dalam

Lebih terperinci

Eka Puji Purnama Sari, Nurul Qomari, Widya Susanti Progam Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya

Eka Puji Purnama Sari, Nurul Qomari, Widya Susanti Progam Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya ANALISIS RASIO KEUANGAN LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, PROFITABILITAS DAN RENTABILITAS DALAM MENILAI KINERJA LAPORAN KEUANGAN PADA PT. SUPARMA, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Eka Puji Purnama Sari,

Lebih terperinci

BAB IV RASIO KEUANGAN

BAB IV RASIO KEUANGAN BAB IV RASIO KEUANGAN 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) A. Rasio Lancar (Current Ratio) Aktiva Lancar Current Ratio = -------------------------- Hutang Lancar Rasio lancar sangat berguna untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

Volume 1 No 1 Juli 2017

Volume 1 No 1 Juli 2017 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Pada PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk Periode 2011-2015) Safriadi Pohan Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian dewasa ini cenderung terjadi stagnasi akibat dari inflasi yang berlangsung lama yang dapat melumpuhkan perekonomian. Kondisi ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam keadaan masa sekarang sangat dirasakan ketatnya persaingan dalam dunia usaha, karenanya perusahaan diharapkan harus memiliki kemampuan yang kuat diberbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang menguntungkan atas usaha yang dilakukan perusahaan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MELALUI RASIO LIKUIDITAS, LAVERAGE, DAN PROFITABILITAS PT

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MELALUI RASIO LIKUIDITAS, LAVERAGE, DAN PROFITABILITAS PT ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MELALUI RASIO LIKUIDITAS, LAVERAGE, DAN PROFITABILITAS PT. HOLCIM INDONESIA TBK CILACAP Shinta Ayu Pramita, Siti Rosyafah, Mahsina Prodi

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan perusahaan didirikan adalah mendapatkan laba yang maksimal khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan memanfaatkan seluruh sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku bisnispun secara cepat terus berubah sehingga berbagai parameter serta

BAB I PENDAHULUAN. perilaku bisnispun secara cepat terus berubah sehingga berbagai parameter serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang terus meningkat, perilaku bisnispun secara cepat terus berubah sehingga berbagai parameter serta nilai-nilai

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN 2008-2012 NAMA : DEWI KUSUMASTUTI KELAS : 3EB15 NPM : 21210905 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Analisis laporan

Lebih terperinci

Analisis Profitabilitas dan Likuiditas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Pt Siantar Top Tbk

Analisis Profitabilitas dan Likuiditas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Pt Siantar Top Tbk Analisis Profitabilitas dan Likuiditas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Pt Siantar Top Tbk Dedi Suhendro AMIK Tunas Bangsa Pematangsiantar Sumatera Utara Dedi.su@amiktunasbangsa.ac.id/ didihendra5@ymail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendorong keberlangsungan globalisasi dunia dengan cepat dan dinamis. Keadaan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong keberlangsungan globalisasi dunia dengan cepat dan dinamis. Keadaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan tekhnologi, komunikasi dan informasi pada saat ini telah mendorong keberlangsungan globalisasi dunia dengan cepat dan dinamis. Keadaan tersebut membawa

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk Disusun oleh : Nama : Rafly Liberto NPM : 17213139 Jurusan : Manajemen Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Keuangan 1.1.1 Pengertian Manajemen keuangan Manajemen keuangan sangat penting bagi semua jenis usaha atau organisasi, selain itu manajemen keuangan juga berperan penting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan yang sangat pesat dan menjadi lebih baik dalam persaingan bisnis. Setiap perusahaan saling

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah bagian dari pasar finansial dan tempat bertemunya investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PERUM DAMRI SETASIUN SAMARINDA

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PERUM DAMRI SETASIUN SAMARINDA ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PERUM DAMRI SETASIUN SAMARINDA Fitri Any (yofit_plur@yahoo.co.id) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Yana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin ketatnya persaingan dunia usaha ini serta semakin kompleksnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin ketatnya persaingan dunia usaha ini serta semakin kompleksnya 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin ketatnya persaingan dunia usaha ini serta semakin kompleksnya masalah yang ada, maka untuk menghadapi kondisi tersebut sudah selayaknya perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA Dwi Setia Wati, Kusni Hidayati, Achmad Usman Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA USAHA KOPERASI (Kasus Koperasi Karyawan Universitas Langlangbuana)

PENERAPAN RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA USAHA KOPERASI (Kasus Koperasi Karyawan Universitas Langlangbuana) PENERAPAN RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA USAHA KOPERASI (Kasus Koperasi Karyawan Universitas Langlangbuana) Oleh: Mirna Nurwenda dan Hidayat Effendi Fakultas Ekonomi Universitas Langlangbuana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS (STUDI KASUS PT. MITRA UTAMA SUPLINDO)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS (STUDI KASUS PT. MITRA UTAMA SUPLINDO) 1 ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS (STUDI KASUS PT. MITRA UTAMA SUPLINDO) Wuri Indayani 1, Rizal Effendi 2, Fernando Africano 3 Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perusahaan dapat kita lihat melalui laporan keuangan yang memperlihatkan kondisi keuangan pada periode tertentu. Salah satu laporan keuangan adalah neraca yang

Lebih terperinci

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN Analisis rasio keuangan perusahaan daerah aneka karya Kabupaten Boyolali tahun 1998 2000 Yulaika Dyah Iswandari F 3300040 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat yang penting

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Laporan Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan disusun setiap akhir periode sebagai

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai kinerja keuangan PT.XYZ

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai kinerja keuangan PT.XYZ 123 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan mengenai kinerja keuangan PT.XYZ selama periode 2003 2005, penulis berkesimpulan sebagai berikut : 1. Kinerja keuangan PT.XYZ dari

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi banyak perusahaan-perusahaan industri, dagang maupun jasa yang ada bersaing dalam mendapatkan konsumen maupun investor dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, bidang keuangan menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemenuhan dana sebuah perusahaan dapat berasal dari sumber dana

BAB I PENDAHULUAN. Pemenuhan dana sebuah perusahaan dapat berasal dari sumber dana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemenuhan dana sebuah perusahaan dapat berasal dari sumber dana internal ataupun dari sumber dana eksternal perusahaan. Sumber dana internal perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Perusahaan. Industrial Estate, Jl Jababeka Raya Blok F 29-33, Cikarang, Bekasi 17530,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Perusahaan. Industrial Estate, Jl Jababeka Raya Blok F 29-33, Cikarang, Bekasi 17530, 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Samsung Electronics Indonesia didirikan pada tanggal 14 agustus 1991 dengan membentuk 2 divisi yaitu:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada perusahaan industri pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penawaran instrumen keuangan jangka panjang dengan kata lain instrumen

BAB I PENDAHULUAN. penawaran instrumen keuangan jangka panjang dengan kata lain instrumen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan tempat bertemunya permintaan dan penawaran instrumen keuangan jangka panjang dengan kata lain instrumen keuangan jangka panjang yang bisa digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. AMANAH FINANCE

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. AMANAH FINANCE ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. AMANAH FINANCE Andi Marlinah*) Abstract : This study aims to analyze the financial performance PT. Amanah Finance in terms of profitability

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi pada suatu negara sangat dipengaruhi oleh para pengusaha yang sukses dalam mengelola perusahaannya. Dalam meningkatkan serta memperlancar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan dilihat dari sudut pandang manajemen merupakan media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja keuangan perusahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar.

BAB I PENDAHULUAN. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan perusahaan dalam upaya untuk mengantisipasi persaingan yang semakin tajam dalam pasar yang semakin global seperti sekarang ini akan selalu dilakukan baik

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Paparan Data 4.1.1 Latar Belakang Perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (Perusahaan) didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 2 September

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi pada suatu negara sangat dipengaruhi oleh para pengusaha yang sukses dalam mengelola perusahaanya. Dalam meningkatkan serta memperlancar

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Syamsul Arif R. Rustam Hidayat Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang industri, jasa maupun dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI MILIK PEMERINTAH (BUMN) DAN MILIK SWASTA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI MILIK PEMERINTAH (BUMN) DAN MILIK SWASTA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI MILIK PEMERINTAH (BUMN) DAN MILIK SWASTA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Heri Setiawan Politeknik Negeri Sriwijaya Abstract This study aims

Lebih terperinci

Waktu efektif yang digunakan dalam melakukan penelitian ini dimulai. pada bulan September 2015 sampai dengan selesainya skripsi ini.

Waktu efektif yang digunakan dalam melakukan penelitian ini dimulai. pada bulan September 2015 sampai dengan selesainya skripsi ini. 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Waktu efektif yang digunakan dalam melakukan penelitian ini dimulai pada bulan September 2015 sampai dengan selesainya skripsi ini. Tempat penelitian

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Profitabilitas Terhadap Laba Perusahaan Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Profitabilitas Terhadap Laba Perusahaan Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Profitabilitas Terhadap Laba Perusahaan Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Nama : A. Yaumil Mahsyar H NPM : 20213003 Kelas : 3EB12 Jurusan : Akuntansi Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Obyek Penelitian 1. Lokasi Perusahaan PT Aneka Tambang, tbk berlokasi di Jakarta tepatnya di Gedung Aneka Tambang Jalan Letjen TB Simatupang No. 1 Lingkar Selatan, Tanjung

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA PT UNITED TRACTORS TBK.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA PT UNITED TRACTORS TBK. ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA PT UNITED TRACTORS TBK. Nama : Syta Nevin Gastro Npm : 18213780 Kelas : 3EA21 Fakultas : Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi seakan menjadi mata rantai yang harus di koneksikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi seakan menjadi mata rantai yang harus di koneksikan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring era globalisasi dimana perkembangan perusahaan di dunia sangat pesat, sehingga menimbulkan persaingan antar perusahaan sejenis yang sangat ketat. Manufaktur

Lebih terperinci

memberikan harga yang terjangkau, murah tapi berkualitas, pemberian discount, hadiah berupa uang tunai maupun barang elektronik dalam pembelian barang

memberikan harga yang terjangkau, murah tapi berkualitas, pemberian discount, hadiah berupa uang tunai maupun barang elektronik dalam pembelian barang 51 terkenal dengan nama Indoprima Group. Mempunyai pabrik besar dan lengkap yang sudah berstandart internasional. Produknya bervariasi, sehingga dalam mempertahankan segmen pasar yang sudah dimiliki agar

Lebih terperinci