ABSTRAK. : karies gigi, kualitas hidup, lansia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAK. : karies gigi, kualitas hidup, lansia"

Transkripsi

1 HUBUNGAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI DENGAN KUALITAS HIDUP (TERKAIT KESEHATAN GIGI DAN MULUT) LANSIA DI DESA CIMARI KECAMATAN CIKONENG KABUPATEN CIAMIS TAHUN 214 Yeni Septiani 1) Siti Novianti 2) Mahasiswa Peminatan Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi 1) Dosen Pembimbing bagian Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi ABSTRAK Gigi dan mulut merupakan investasi kesehatan seumur hidup, peranannya cukup besar dalam mempersiapkan makanan sebelum absorpsi pada saluran pencernaan, karies gigi merupakan penyakit yang paling banyak dijumpai di rongga mulut. Keadaan mulut yang buruk pada lansia akan mengganggu fungsi dan aktivitas rongga mulut, sehingga mempengaruhi status gizi dan kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat keparahan karies gigi dengan kualitas hidup (terkait kesehatan gigi dan mulut) lansia di Desa Cimari Kabupaten Ciamis. Metode penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Tekhnik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan total sampling sebanyak 55 orang. Pengambilan data menggunakan kuesioner OHIP-14 dan pemeriksaan gigi dengan indeks DMF-T. Analisis tingkat keparahan karies gigi didapatkan rata-rata 16,29 ± 2,773 dan kualitas hidup didapatkan rata-rata nilai OHIP-14 sebesar 24,4 ± 3,679. Analisis statistik menggunakan Rank Spearman dengan derajat kepercayaan 95%. Hasil uji statistik yaitu (ρ =,275 ; p value =,42). Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat hubungan bermakna sedang antara tingkat keparahan karies gigi dengan kualitas hidup (terkait kesehatan gigi dan mulut) lansia di Desa Cimari Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis. Maka perlu menambahkan kegiatan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut di posyandu lansia. Kata kunci : karies gigi, kualitas hidup, lansia

2 THE CORELATION BETWEEN THE SEVERITY OF DENTAL CARIES WITH THE QUALITY OF LIFE (RELATED THE HEALTHY OF DENTAL AND ORAL) OF ELDERLY AT CIMARI VILLAGE OF CIAMIS DISTRICT Yeni Septiani 1) Siti Novianti 2) Mahasiswa Peminatan Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi 1) Dosen Pembimbing bagian Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi Abstract Dental and oral health is an investment for life time, the role of it takes big part to prepare the absorpstion in the gastrointestinal tract. Dental caries is the most encountered disease in the oral cavity. The decayed of dental in eleders will disturb the function and the activity in oral cavity. futhermore it will influence nutritional status and quality of life. The research s aim is to determine the correlations of the severity of dental dental caries with the quality of life (related the health of dental and oral) of elders in Cimari village of Ciamis District. The research methodology s caracteristic is analytic observational with use cross sectional approach. Sampling was taking with use total sampling as much as 55 sample. The data were collected by interviews using OHIP-14 questionaries and index of DMF-T checking. The analysis of the severity of dental caries has in average 16,29 ± 2,773, and the average quality of life with OHIP-14 is 24,4 ± 3,679. The statistic analysis used rank spearman in the reability degree in 95% (,5). The result of statistic test is (ρ =,275 ; p value =,42).The conclusion of this research is that there are certain significant medium correlation with the severity of dental caries (related the healthy of dental and oral) of elderly at Cimari village. To make it happen necessary adding the checking of dental and oral healthy in (posyandu) healthy centers for elders. Keyword : Severity of dental caries, Quality of life, Elderly

3 PENDAHULUAN Gigi dan mulut merupakan investasi kesehatan seumur hidup, peranannya cukup besar dalam mempersiapkan makanan sebelum absorbsi pada saluran pencernaan di samping fungsi psikis dan sosial (Tampubolon, 25) dan Thalib (28) mengatakan tahap awal asupan makanan melalui rongga mulut tempat proses pencernaan dimulai. Data Riskesdas tahun 27 melaporkan bahwa penduduk Indonesia yang mengalami karies gigi sebanyak 72,1% dan sebanyak 46,5% diantaranya karies gigi aktif yang belum dirawat dengan tingkat keparahan gigi sebesar 5 gigi setiap orang (Depkes, 28). Berdasarkan data menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis tahun 212 di dapatkan hasil bahwasanya dari 6 diagnosa penyakit gigi dan mulut presentase yang paling tinggi yaitu penyakit pulpa dan jaringan periapikal (45,3%). Artinya banyak masyarakat yang mempunyai karies gigi pada tahap kronis dan datang dalam keadaan sakit dan ingin dicabut, dengan presentase ditambal 4,4% dan di cabut 13,4%. Tindakan pencegahan terhadap penyakit gigi dan mulut perlu dilakukan agar tidak terjadi gangguan fungsi, aktivitas dan penurunan produktifitas kerja yang tentunya akan mempengaruhi kualitas hidup. Kesehatan mulut dapat mempengaruhi kondisi kesehatan umum yang tentunya akan berdampak pada kualitas kehidupan manusia (Tampubolon, 25). Karies gigi merupakan penyakit yang paling banyak dijumpai di rongga mulut, sehingga merupakan masalah utama kesehatan gigi dan mulut. Karies gigi adalah satu penyakit yang merupakan interaksi dari 4 faktor yaitu: host (penjamu), agent (penyebab), environment (lingkungan) dan time (waktu) yang menghasilkan kerusakan pada jaringan keras gigi yang tidak bisa pulih kembali yaitu , dentin dan sementum (Sriyono, 29). Lansia rentan terhadap berbagai penyakit sistemik yang bermanifestasi di mulut, juga terhadap penyakit karies gigi dan penyakit periodontal yang berperan sebagai penyebab utama hilangnya gigi geligi, disebabkan karena kebersihan rongga mulut yang buruk (Ghozali, 21). Diketahui prevalensi kehilangan gigi pada kelompok usia tahun sebesar 5,9% dan pada usia 65 tahun keatas sebesar 17,6% (Depkes, 28), dan data dari poli gigi puskesmas Mandalika selama tiga bulan terhitung bulan Januari,

4 Ferbuari dan maret kunjungan pasien lansia (> 6 tahun) sebesar 59,% dengan diagnosa terbanyak yaitu penyakit jaringan periapikal dan penyakit gusi bengkak. Wibisono dan Ghozali (21) menyatakan kesehatan rongga mulut memegang peranan penting dalam mendapatkan kesehatan umum dan kualitas hidup lansia. Dan menurut Sriyono (29) Keadaan mulut yang buruk, misalnya banyaknya gigi yang hilang sebagai akibat rusak atau trauma yang tidak dirawat, akan mengganggu fungsi dan aktivitas rongga mulut, sehingga akan mempengaruhi status gizi serta akan mempunyai dampak pada kualitas hidup. Di Indonesia berdasarkan SKRT-SURKESNAS sebanyak 62,4% penduduk merasa terganggu pekerjaan karena sakit gigi, dalam satu tahun berkisar antar 2,5-5,28 hari, dengan rata-rata sekitar 3,86 hari. Kondisi ini tentunya mempengaruhi kualitas hidup jika dikaitkan dengan produktivitas (SK Menkes, 25). Terdapat hubungan timbal balik antara infeksi dengan status gizi, didalam tubuh terdapat interaksi antara infeksi dengan gizi yang bersifat sinergis atau antagonis. Mekanisme patologis penyebab gizi kurang karena infeksi disebabkan oleh berkurangnya komsumsi pangan karena nafsu makan menurun, penyerapan zat gizi makanan menurun, adanya larangan mengkomsumsi makanan tertentu (Reni, 29). Pada penelitian sebelumnya oleh Nurmala Situmorang tahun 24 mengenai dampak karies gigi dan penyakit periodontal terhadap kualitas hidup penduduk di dua kecamatan kota medan didapatkan kesimpulan bahwa kelompok dengan jumlah pengalaman karies gigi lebih tinggi (DMF-T>3) mempunyai resiko 3,4 kali lebih sering mengalami gangguan kualitas hidup (Nurmala, 24). Juga pada penelitian Niken (21) dengan memakai alat ukur GOHAI mendapatkan 4% sampelnya usia lanjut merasa ada gangguan fisik dan 29,6% merasa ada gangguan sakit dan tidak nyaman karena kesehatan mulutnya, sedangkan gigi yang hilang rata-rata sebanyak 21 gigi persampel. Hasil survey awal pada 26 lansia yang datang pada saat pemeriksaan lansia berkala oleh Puskesmas Cikoneng di Desa Cimari Kecamatan Cikoneng, dengan prevalensi karies sebesar 1% yang artinya seluruh lansia yang diperiksa pada saat itu memiliki karies gigi, namun ada yang terlihat karies gigi masih aktif sampai keadaan gigi tanggal karena karies gigi, juga ditemukan lansia yang sama sekali

5 tidak mempunyai gigi utuh, jika dilihat dari golongan umur, golongan umur 6-7 tahun berpartisipasi aktif dalam kegiatan posyandu lansia hal ini ditunjukan dengan kehadiran tiap bulannya selalu paling banyak, juga rata-rata indeks DMF-T sebesar 12,1 artinya setiap lansia memiliki 12 gigi berlubang, dan jika diperiksa usia dibawah 7 tahun masih memiliki karies aktif yang masih memungkinkan untuk dirawat. Maka dari itu peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat keparahan karies gigi dengan kualitas hidup (terkait kesehatan gigi dan mulut) lansia yang berumur 6-7 tahun di Desa Cimari Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis. TUJUAN PENELITIAN Mengetahui hubungan tingkat keparahan karies gigi dengan kualitas hidup (terkait kesehatan gigi dan mulut) lansia Desa Cimari Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis Tahun 214 METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dimana dua variabel diukur pada waktu yang bersamaaan. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang berumur 6-7 tahun yang tercatat namanya di posyandu lansia Desa Cimari. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling yaitu seluruh lansia yang berumur 6-7 tahun di posyandu Lansia Desa Cimari di jadikan sampel, dengan kriteria inklusi dan eklusi maka didapatkan sampel 55 orang. Hasil pengumpulan data melalui wawancara dan dengan responden menggunakan lembar kuesioner dan pemeriksaan langsung terhadap gigi geligi responden. Analisis data menggunakan uji Rank Spearman dengan tingkat kemaknaan,5, di karenakan salah satu data variabel berdistribusi tidak normal.

6 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin di Posyandu Lansia No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) 1 Laki-Laki 1 16,4% 2 Perempuan 51 83,6% Jumlah 61 1% Dari tabel 1 diatas frekuensi untuk jenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu sebanyak 83,6 % sedangkan laki-laki sebanyak 16,4%. 2. Tingkat Keparahan Karies Gigi Pada Lansia di Posyandu Lansia Desa Cimari Tabel 2 Deskripsi Tingkat Keparahan Karies Gigi Indeks DMF-T f % Decay (D) 55 1 Missing (M) 55 1 Filling (F) 7 12,7 Dari tabel 2 diatas menunjukan bahwasanya semua responden (1%) yang diperiksa mempunyai gigi berlubang (decay) dan kehilangan gigi (missing) dan yang mempunyai tambalan (filling) hanya 7 orang (12,7%). Tabel 3 Nilai Rata-Rata Berdasarkan Total D (Decay), M (Missing) dan F (Filling) DMF-T Jumlah X D (Decay) 481 8,7 M (Missing) 397 7,2 F (Filling) 8,1 Dari tabel 3 diatas menunjukan bahwasannya dengan N=55 didapatkan hasil rata-rata gigi berlubang (Decay) sebesar 8,7, rata-rata gigi yang hilang (missing) sebesar 7,2 dan rata-rata gigi yang ditambal (filling) sebesar. Dapat disimpulkan

7 bahwasanya rata-rata lansia yang diteliti memiliki 8 gigi berlubang, 7 gigi yang hilang dan gigi yang ditambal. Penyakit mulut yang salah satunya yaitu karies gigi mempunyai persentase yang paling tinggi yaitu 1% dengan D (decay) sebesar 8,7 yang artinya rata-rata lansia yang diperiksa mempunyai 8-9 gigi yang berlubang. Karies gigi yang merupakan salah satu kondisi kronik yang paling banyak dijumpai pada lansia. Stacher menyatakan kesehatan mulut yang buruk sebagai silent epidemic yang diartikan bahwa kesehatan mulut terutama karies gigi tidak hanya berupa gigi yang sehat tetapi integral pada kesehatan umum dan pentingnya pencegahan karies gigi, akibat dari penyakit ini diantaranya : rasa sakit, infeksi dan kehilangan fungsi, dapat menyebabkan menurunnya kualitas hidup lansia. Kesehatan mulut penting untuk melengkapi kesehatan umum dan kesejahteraan seorang lanjut usia juga mempertahankan fungsi-fungsi dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Meskipun jelas keadaan ini mempunyai dampak luas termasuk gangguan kesehatan umum, kesejahteraan sosial dan mental lansia (Kartika, dkk., 27). Pada umumnya salah satu alasan kurangnya menjaga dan merawat kesehatan gigi dan mulut lansia bahwasanya orang tua menganggap disfungsi oral merupakan bagian dari proses alamiah dan konsekuensi usia lanjut sehingga para lansia menerima saja kondisi menurunnya kualitas hidup tersebut tanpa berupaya untuk mendapatkan pertolongan dan perawatan. Pada penelitian ini dapat dilihat juga didapatkan hasil bahwasanya seluruh lansia yang di periksa mempunyai gigi yang tanggal (missing) (1%) dengan ratarata nilai M (missing) yaitu 7,2 yang artinya rata-rata lansia yang diperiksa mempunnyai 7 gigi yang hilang karena karies gigi, hal ini telah diantisipasi sebagian lansia dengan penggunaan gigi palsu, akan tetapi penggunaan gigi palsu tersebut tidak dirasakan nyaman dan bahkan masih ada yang mempunyai gigi palsu tapi tidak pernah dipakai dan ada juga yang merasakan kembali fungsi pengunyahan yang nyaman dengan gigi palsu. Hal ini tentu saja menjadi perhatian karena kehilangan gigi sama saja dengan kehilangan fungsi/keterbatasan fungsi yang akan mempengaruhi kualitas hidupnya.

8 3. Kualitas Hidup (Terkait Kesehatan Gigi dan Mulut) Lansia di Desa Cimari Tabel 4 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Kualitas Hidup (Terkait Kesehatan Gigi dan Mulut) Lansia di Desa Cimari menggunakan OHIP-14 (Oral Health Impact Profile-14) Kualitas Hidup 1. Keterbatasan Fungsi a) Kesulitan dalam mengucapkan kata b) Tidak dapat mengecap Tidak pernah () % 4 (7,3%) rasa dengan baik 2. Rasa Sakit Fisik a) Sakit di rongga mulut 1 (1,8%) b) Tidak nyaman saat mengunyah 3. Ketidaknyamanan Psikis a) Merasa khawatir/cemas b) Merasa tegang 9 (16,4%) 4. Ketidakmampuan Fisik a) Diet makanan kurang memuaskan b) Terhenti saat makan (% 5. Ketidakmampuan Psikis a) Sulit merasa rileks b) Merasa malu 6. Ketidakmampuan Sosial a) Mudah tersinggung b) Kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari 7. Handikap a) Hidup terasa kurang memuaskan b) Susah untuk melakukan apapun Sangat jarang (1) % 4 (72,7%) 7 (12,7%) 39 (7,9%) 27 (49,1%) 25 (45,5%) 5 (9,1%) 11 (2%) 5 (9,1%) 15 (27,3%) 3 (54,5%) 28 (5,9%) 37 (67,3%) 38 (69,1%) Kadang kadang (3) % 11 (2%) 46 (83,6%) 15 (27,3) 26 (47,3%) 25 (45,5%) 19 (34,5%) 41 (74,5%) 4 (72,7%) 44 (8%) 38 (69,1%) 22 (4%) 26 (47,3%) 17 (3,9%) 17 (3,9%) Sering (4) % 2 (3,6) 29 (52,7%) 3 (5,4%) 2 (3,6%) 9 (16,4%) 4 (7,3%) 6 (1,9) 2 (3,6%) 3 (5,5%) 1 (1,8%) 1 (1,8%) Sangat sering (5) %

9 Kualitas hidup lansia diukur berdasarkan keterbatasan fungsi, rasa sakit fisik, ketidaknyamanan psikis, ketidakmampuan fisik, ketidakmampuan psikis, ketidakmampuan sosial dan handikap (ketidakmampuan). Berdasarkan tabel 4 diatas didapat informasi bahwa kualitas hidup terendah dengan dilihat dari jawaban responden sering terbanyak pada rasa sakit fisik (52,7%) yaitu sakit di rongga mulut dan tidak nyaman ketika mengunyah makanan. Dan pada item pertanyaan ketidakmampuan fisik (24%) yaitu diet, makanan yang kurang memuaskan dan terhenti saat makan. Rasa sakit fisik (52,7 %)yang dialami lansia yaitu berupa rasa sakit di rongga mulut dan ketidaknyamanan ketika mengunyah makanan, hal ini tentu saja harus menjadi perhatian karena pada umumnya mulut merupakan gerbang awal makanan, ketika seseorang merasakan rasa sakit di rongga mulutnya dan ketidaknyamanan ketika dia mengunyah sudah tentu dia tidak bisa menikmati makanannya dan bahkan memutuskan untuk menghentikannya dan secara tidak sadar mereka akan kehilangan asupan zat gizi ke dalam tubuh, hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Margareta (29) yang melaporkan bahwa gangguan pada rongga mulut dapat mempengaruhi status gizi pada lansia. Berkaitan dengah akibat rasa sakit fisik diatas, upaya pencegahan maupun perawatan sudah barang tentu menjadi hal yang wajib, hal ini untuk mengembalikan fungsi mulut bagi lansia sebagai sesuatu yang bisa membuat makanan terasa lebih enak dan memenuhi asupan gizi yang diperlukan, ketika seorang lansia merasakan sakit ketika dia mengunyah makanan itu artinya ada kelainan di dalam rongga mulutnya, dengan segera mengobati hal tersebut ke pusat pelayanan kesehatan atau dokter gigi yang diharapkan kondisi tersebut bisa berangsur-angsur lebih baik untuk kualitas hidup yang lebih baik. Ketidakmampuan fisik ( 24%) yang dialami lansia yaitu lansia yang beranggapan jumlah makanan yang di komsumsi kurang memuaskan, dan tiba-tiba terhenti ketika sedang makan karena ada gangguan di rongga mulut, dan merasa tidak puas dengan apa yang mereka makan, karena hal ini mempengaruhi dalam hal pemilihan makanan dan bahkan menjadi tidak semangat dalam makan dan hal ini lah yang akan mempengaruhi jumlah asupan dan jumlah zat gizi yang akan di cerna dalam tubuh lansia, juga dengan kemunduran kondisi fisik akibat proses penuaan,

10 dapat mempengaruhi ketahanan tubuh terhadap gangguan atau serangan infeksi dari luar. Untuk itu sangat penting meningkatkan motivasi makan bagi lansia untuk kelangsungan hidunya dan terhindar dari serangan infeksi. (askep lansia; 21 juni 214) Kekhawatiran diatas bisa dihindari jika kondisi mulut lansia terhindar dari kelainan-kelianan rongga mulut yang salah satunya yaitu karies gigi, dimana karies gigi ini bisa di rawat dan bisa mengembalikan fungsi pengunyahan. Selain hal diatas untuk meningkatkan motivasi lansia terhadap makan, yaitu dengan memilih makanan, makanan sesuai dengan apa yang mereka suka, dengan keterbatasan fungsi gigi yang dimiliki sehingga kurang merasa puas dengan yang mereka makan, maka bisa lebih memodifikasi makanan dengan makan makanan yang teksturnya agak lunak, makanan berkuah, menu bervariasi dan bergizi. 4. Hubungan Tingkat Keparahan Karies Gigi Dengan Kualitas Hidup (Terkait Kesehatan Gigi dan Mulut) Grafik 1 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Keparahan Karies Gigi dengan Kualitas hidup (Terkait Kesehatan Gigi dan Mulut) p =,42 ρ=,275

11 Dari grafik 1 menunjukan bahwa semakin tinggi total karies (DMF-T) maka semakin rendah kualitas hidup terkait kesehatan gigi dan mulut. Hasil uji statistik menggunakan rank spearman diperoleh nilai ρ=,275 ; p value =,42. Yang artinya Ha diterima dan Ho ditolak, ada hubungan antara tingkat keparahan karies gigi dengan kualitas hidup (terkait kesehatan gigi dan mulut) pada lansia di Desa Cimari Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis dengan keeratan hubungan sedang. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh Rizka Pramesti (213) mengenai hubungan antara status karies gigi dengan kualitas hidup terkait kesehatan gigi dan mulut di Panti Werdha Swasta Kota Yogyakarta, hasil uji korelasinya menunjukan hubungan yang signifikan antara status karies gigi dengan kualitas hidup terkait kesehatan mulut di dua panti werdha di yogyakarta dengan nilai p value =,1. Hasil penelitian yang sama juga dilakukan oleh Niken (21) yang menyatakan bahwa lansia merasakan ada gangguan sakit dan rasa tidak nyaman karena kesehatan gigi dan mulutnya terutama pada keluhan sakit gigi. Kesehatan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh dan tidak dapat dipisahkan dengan kesehatan tubuh secara umum karena saling terkait antar satu sama lain. Kesehatan rongga mulut merupakan hal penting yang perlu terus dijaga oleh karena rongga mulut merupakan hal penting untuk kesehatan umum dan kualitas hidup. Kesehatan rongga mulut yang buruk akan mempengaruhi diet, nutrisi, tidur, status psikologis dan interaksi sosial (Kartika, dkk., 27). SIMPULAN 1. Tingkat keparahan karies gigi lansia di Desa Cimari dengan N=55 didapatkan Decay (D)= 1%, Missing (M)= 1% dan Filling (F)= 12,7%. Rata-rata Decay = 8,7, Missing = 7,2, Filling =,1. Rata-rata DMFT lansia sebesar 16,29 ± 2,773, dengan nilai minimum 11 dan maksimum Rata rata skor kualitas hidup menggunakan instrument Oral Health Impact Profile (OHIP-14) yaitu sebesar 24,2 ± 3,679, dengan nilai minimum 2 dan maksimum 32. Persentase jawaban respondent yang menunjukan kualitas hidup rendah yaitu pada domain rasa sakit fisik (52,7%) dan ketidakmampuan fisik (24%).

12 3. Ada hubungan yang bermakna sedang antara tingkat keparahan karies gigi dengan kualitas hidup (terkait kesehatan gigi dan mulut) lansia di Desa Cimari Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis dengan nilai ρ =,275 ; p value =,42. SARAN 1. Bagi Puskesmas Menambahkan kegiatan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut ke dalam kegaiatan posyandu lansia. 2. Bagi peneliti Lain lansia Bagi penelitian selanjutnya diharapkan bisa meneliti lebih lanjut mengenai status gizi RUJUKAN Depkes RI, Riset Kesehatan Dasar Nasional 27, badan penelitian dan pengembangan kesehatan, 28 Ghozali, T.D., Kelainan gigi dan mulut pada lanjut uisia dalam Martono, H dan Pranakla, K. Eds. Buku ajar geriatri (ilmu kesehatan lansia) edisi 4 jakarta, balai penerbit FKUI, hal , 21 Milla Ate, Margareta, Hubungan Status Fungsi Oral dengan Status Gizi Lansia, dalam Thesis, Undip, 21 Sitomorang, Nurmala., Dampak Karies Gigi dan Penyakit Periodontal Terhadap Kualitas Hidup, USU, Medan, 25 Pramesti, Rizka., Hubungan Status Karies Gigi dengan Kualitas Hidup (Terkait Kesehatan Gigi dan Mulut), FKG UGM Yogyakarta, 213 Sriyono, Niken., Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut Guna Meningkatkan Kualitas Hidup (Pidato Pengukuhan), FKG-UGM, Yogyakarta, 29 Tampubolon, N.S., Dampak Karies Gigi dan Penyakit Periodontal Terhadap Kualitas Hidup, USU, Medan, 25 Thalib, B., Analisis Hubungan Status Gigi dengan Pola Makan dan Asupan Nutrisi Pada Manula Suku Bugis dan Suku Mandar, Jurnal Kedokteran Gigi Dentofacial, vol.7 No 1 Hal , 28 Wibisono dan Ghazali., Kebutuhan Gigi Palsu pada Usia Lanjut, FKUI, Jakarta, 21

13

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang ikut

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang ikut I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang ikut berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang. Menjaga kesehatan gigi berarti turut berpartisipasi

Lebih terperinci

Lampiran 1 BESAR SAMPEL. d2 (N-1) + Z 2 1-α/2. P (1-P) Keterangan: n : Jumlah sampel yang dibutuhkan

Lampiran 1 BESAR SAMPEL. d2 (N-1) + Z 2 1-α/2. P (1-P) Keterangan: n : Jumlah sampel yang dibutuhkan Lampiran 1 BESAR SAMPEL n = Z 2 1-α/2. P (1-P) N d2 (N-1) + Z 2 1-α/2. P (1-P) Keterangan: n : Jumlah sampel yang dibutuhkan Z 2 1-α/2 : Nilai baku normal error type I (α=0,05) yang ditentukan 1,96 2 P

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) di dunia diprediksi akan meningkat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) di dunia diprediksi akan meningkat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) di dunia diprediksi akan meningkat cepat di masa yang akan datang. Pada tahun 2002 terdapat sekitar 600 juta orang berusia

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN EARLY CHILDHOOD CARIES (ECC) DENGAN STATUS GIZI ANAK UMUR 3-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENGWI III BADUNG

ABSTRAK HUBUNGAN EARLY CHILDHOOD CARIES (ECC) DENGAN STATUS GIZI ANAK UMUR 3-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENGWI III BADUNG ABSTRAK HUBUNGAN EARLY CHILDHOOD CARIES (ECC) DENGAN STATUS GIZI ANAK UMUR 3-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENGWI III BADUNG Early childhool caries (ECC) merupakan penyakit yang dapat menyebabkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kelompok usia lain dan diperkirakan pada tahun 2015 populasi lanjut usia di

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kelompok usia lain dan diperkirakan pada tahun 2015 populasi lanjut usia di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan populasi lanjut usia saat ini mulai melampaui pertumbuhan kelompok usia lain dan diperkirakan pada tahun 2015 populasi lanjut usia di Indonesia akan bertambah

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn ¹Yuanita Lely Rachmawati, ²Merlya Balbeid, ³Vareyna Dian Nanda

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn ¹Yuanita Lely Rachmawati, ²Merlya Balbeid, ³Vareyna Dian Nanda Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn 2477-2364 eissn 2477-2356 HUBUNGAN IKLAN DENTAL DENGAN SIKAP DAN POTENSI PENINGKATAN KUALITAS HIDUP IBU RUMAH TANGGA RW 02 KELURAHAN PISANG CANDI KOTA MALANG ¹Yuanita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebanyak 129,98 juta jiwa merupakan penduduk dengan jenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebanyak 129,98 juta jiwa merupakan penduduk dengan jenis kelamin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di Asia Tenggara serta terdiri dari banyak pulau dan terbagi dalam 34 provinsi. Berdasarkan data sensus penduduk pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat gangguan sangat penting pada masa kanak-kanak karena karies gigi,

BAB I PENDAHULUAN. akibat gangguan sangat penting pada masa kanak-kanak karena karies gigi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling sering memengaruhi individu pada segala usia, karies gigi merupakan masalah oral yang utama pada anak-anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti

BAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia (lansia) adalah proses alamiah yang pasti akan dialami oleh setiap manusia. Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) diprediksi akan meningkat cepat di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah observational analitik dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah observational analitik dengan desain BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah observational analitik dengan desain cross sectional. B. Populasi dan Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan gigi dan mulut saat ini masih menjadi keluhan masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013 prevalensi nasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari enamel terus ke dentin. Proses tersebut terjadi karena sejumlah faktor (multiple factors)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal meliputi kesehatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum (Malik, 2008).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum (Malik, 2008). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum (Malik, 2008). Kesehatan gigi atau yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. salah satu aspek dalam status kesehatan umum dan kesejahteraan hidup.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. salah satu aspek dalam status kesehatan umum dan kesejahteraan hidup. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan mulut merupakan bagian fundamental kesehatan umum dan kesejahteraan hidup (Kwan, dkk., 2005). Kesehatan gigi dan mulut adalah bagian integral dari kesehatan

Lebih terperinci

Bagian Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember 2 Bagian Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Bagian Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember 2 Bagian Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI MULUT DENGAN ORAL HYGIENE INDEX-SIMPLIFIED (OHI-S) PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALISAT KABUPATEN JEMBER ( The correlation between knowledge oral health and

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gigi merupakan bagian terpenting dalam rongga mulut, karena adanya fungsi gigi yang tidak tergantikan, antara lain untuk mengunyah makanan sehingga membantu pencernaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ini. Anak sekolah dasar memiliki kerentanan yang tinggi terkena karies,

BAB 1 PENDAHULUAN. ini. Anak sekolah dasar memiliki kerentanan yang tinggi terkena karies, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit karies gigi merupakan masalah utama dalam rongga mulut saat ini. Anak sekolah dasar memiliki kerentanan yang tinggi terkena karies, disebabkan karena lapisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat dibandingkan kelompok umur lainya. 1 Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB I PENDAHULUAN. cepat dibandingkan kelompok umur lainya. 1 Badan Pusat Statistik (BPS) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara berkembang, proporsi jumlah penduduk lanjut usia (lansia) terus berkembang. Kelompok penduduk lansia berkembang lebih cepat dibandingkan kelompok umur lainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terencana melalui pendidikan. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. terencana melalui pendidikan. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan merupakan domain yang penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana melalui pendidikan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Kualitas hidup terkait dengan kesehatan mulut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Kualitas hidup terkait dengan kesehatan mulut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kualitas Hidup a. Kualitas hidup terkait dengan kesehatan mulut Hidup sehat merupakan bagian dari kualitas hidup (Tulangow, dkk., 2013). Kualitas hidup adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada anak usia sekolah dasar (Soebroto, 2009). mulut adalah penyakit jaringan keras gigi (karies gigi) dan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. pada anak usia sekolah dasar (Soebroto, 2009). mulut adalah penyakit jaringan keras gigi (karies gigi) dan penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, sebab kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu masalah kesehatan yang memerlukan penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai dampak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA 29 HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA CORRELATION BETWEEN POSYANDU X S SERVICE WITH ELDERLY SATISFACTION LEVEL ENDAH RETNANI WISMANINGSIH Info Artikel Sejarah Artikel Diterima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan umum seseorang banyak dipengaruhi oleh kesehatan gigi.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan umum seseorang banyak dipengaruhi oleh kesehatan gigi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan umum seseorang banyak dipengaruhi oleh kesehatan gigi. Kesehatan gigi sangat penting karena berpengaruh pada fungsi pengunyahan, fungsi bicara, kualitas hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi dan radang gusi (gingivitis) merupakan penyakit gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi dan radang gusi (gingivitis) merupakan penyakit gigi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Karies gigi dan radang gusi (gingivitis) merupakan penyakit gigi dan jaringan pendukungnya yang banyak dijumpai pada anak Sekolah Dasar di Indonesia. Keadaan ini cenderung

Lebih terperinci

PENELITIAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES DAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH USIA 7 8 TAHUN

PENELITIAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES DAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH USIA 7 8 TAHUN PENELITIAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES DAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH USIA 7 8 TAHUN Ratnasari *, Erni Gultom *, Desi Andriyani * Karies gigi merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang sangat luas

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KEJADIAN KARIES GIGI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-7 TAHUN DI SD INPRES KANITI KECAMATAN KUPANG TENGAH KABUPATEN KUPANG

HUBUNGAN TINGKAT KEJADIAN KARIES GIGI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-7 TAHUN DI SD INPRES KANITI KECAMATAN KUPANG TENGAH KABUPATEN KUPANG HUBUNGAN TINGKAT KEJADIAN KARIES GIGI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-7 TAHUN DI SD INPRES KANITI KECAMATAN KUPANG TENGAH KABUPATEN KUPANG Ferdinan Fankari*) *) Program studi Keperawatan Gigi **) Poltekkes

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi pada anak di seluruh dunia terutama di negara berkembang, tidak terkecuali Indonesia. 1 Menurut data dari

Lebih terperinci

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak TINGKAT PENGETAHUAN ANAK TENTANG PEMELIHARAAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT TERHADAP OHI-S DAN TERJADINYA KARIES PADA SISWA/I KELAS IV SDN 101740 TANJUNG SELAMAT KECAMATAN SUNGGAL TAHUN 2014 Sri Junita Nainggolan

Lebih terperinci

Survey inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo tahun 2008 terhadap 793 pen

Survey inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo tahun 2008 terhadap 793 pen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Inkontinensia urin adalah pengeluaran urin yang tidak terkendali pada waktu yang tidak terkendali dan tanpa melihat frekuensi maupun jumlahnya yang mana keadaan ini

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi Karies adalah kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari email gigi hingga menjalar ke dentin. 1 Proses karies ditandai dengan terjadinya demineralisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. petunjuk tentang ksehatan umum seseorang. Kesehatan rongga mulut dapat

BAB I PENDAHULUAN. petunjuk tentang ksehatan umum seseorang. Kesehatan rongga mulut dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang While the eyes may be the window to the soul, our mouth is the window to our bodies health. 1 Keadaan rongga mulut seseoang dapat memberikan berbagai petunjuk tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada sistem pencernaan dalam tubuh manusia. Masalah utama kesehatan gigi dan mulut anak adalah karies gigi. 1 Karies gigi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. turut berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang. Berdasarkan hasil

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. turut berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang. Berdasarkan hasil I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang turut berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang. masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang. masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia mengalami peningkatan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia mengalami peningkatan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia mengalami peningkatan dalam hal jumlah dan proporsi penduduk usia lanjut (Komnas lansia, 2010). Pada tahun 2000 jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk perilaku seseorang. Pengetahuan orang tua sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik dokter dan perawat gigi, hal ini

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN RONGGA MULUT PADA LANSIA

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN RONGGA MULUT PADA LANSIA HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN RONGGA MULUT PADA LANSIA The correlation between oral health knowledge and oral hygiene status among elderly people Desi Sandra Sari 1,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mulut merupakan pintu gerbang utama di dalam sistem pencernaan. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. Mulut merupakan pintu gerbang utama di dalam sistem pencernaan. Makanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mulut merupakan pintu gerbang utama di dalam sistem pencernaan. Makanan dan minuman diproses di dalam mulut dengan bantuan gigi, lidah, dan saliva. Fungsi mulut bukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Dewasa ini penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat Indonesia adalah penyakit jaringan penyangga gigi dan penyakit karies gigi (Departemen Kesehatan

Lebih terperinci

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia BAB 5 HASIL PENELITIAN

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia BAB 5 HASIL PENELITIAN 28 BAB 5 HASIL PENELITIAN Penelitian ini berlangsung pada bulan Oktober 2008. Pengambilan data dilakukan di Perumahan Bekasi Jaya Indah wilayah Bekasi dengan subjek penelitian adalah perempuan paskamenopause.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. didasarkan pada penyimpangan kondisi sehat. Pengukuran sebenarnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. didasarkan pada penyimpangan kondisi sehat. Pengukuran sebenarnya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Sehat dan Kualitas Hidup Sehat pada umumnya dalam keadaan patologi, yaitu tidak adanya penyakit (disease). Pengukuran status kesehatan menurut konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomi (Notoadmodjo, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomi (Notoadmodjo, 2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial, dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat. Sedangkan

Lebih terperinci

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta *  ABSTRAK Hubungan Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur Pada Lansia Berdasarkan Skor Pittsburgh Sleep Quality Index di Panti Sosial Tresna Werdha Budhi Luhur Bantul Yogyakarta RELATIONSHIP BETWEEN ELDERLY GYMNASTIC

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. utama bila dibandingkan dengan penyakit umum lainnya. Penyakit gigi yang paling banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. utama bila dibandingkan dengan penyakit umum lainnya. Penyakit gigi yang paling banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan gigi di Indonesia pada saat ini perlu mendapat perhatian serius, karena masyarakat masih menganggap masalah kesehatan gigi belum menjadi prioritas

Lebih terperinci

Kata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies.

Kata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies. ABSTRAK Status gizi yang kurang maupun berlebihan akan berpengaruh terhadap kesehatan organ tubuh lain, salah satunya adalah kesehatan gigi dan mulut. Skor karies pada anak malnutrisi tinggi karena kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak yang berada pada masa ini berkisar antara usia 6-12 tahun, masa bersekolah dalam periode ini sudah menampakkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003 menunjukkan bahwa dari 10 (sepuluh) kelompok penyakit terbanyak yang dikeluhkan masyarakat,

Lebih terperinci

KUALITAS HIDUP REMAJA SMA NEGERI 6 MANADO YANG MENGALAMI MALOKLUSI

KUALITAS HIDUP REMAJA SMA NEGERI 6 MANADO YANG MENGALAMI MALOKLUSI PENEL ITIAN KUALITAS HIDUP REMAJA SMA NEGERI 6 MANADO YANG MENGALAMI MALOKLUSI Dwi Ika L Wagiran *, Wulan P.J Kaunang, Vonny N.S Wowor Abstract: Quality of life is an individual the opportunity to be able

Lebih terperinci

Gambaran Status Karies Gigi Pada Mahasiswa Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Jakarta 1,2008

Gambaran Status Karies Gigi Pada Mahasiswa Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Jakarta 1,2008 Gambaran Status Karies Gigi Pada Mahasiswa Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Jakarta 1,2008 Pendahuluan Penyakit gigi dan mulut termasuk karies gigi merupakan penyakit masyarakat yang diderita oleh 90%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. program Oral Health 2010 yang telah disepakati oleh WHO (World Health

BAB I PENDAHULUAN. program Oral Health 2010 yang telah disepakati oleh WHO (World Health BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut masih menjadi isu global yang perlu diperhatikan. Pentingnya kesehatan gigi dapat dilihat dari terselenggaranya program Oral Health 2010 yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang dikeluhkan masyarakat Indonesia menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2001) dan menempati peringkat

Lebih terperinci

A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49

A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49 A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49 HUBUNGAN KEBIASAAN ANAK MENJAGA KESEHATAN DAN KEBERSIHAN GIGI DENGAN KARIES MOLAR PERTAMA PERMANEN PADA MURID SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PADANG TIMUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gigi penting dilakukan (Depkes RI, 1999). Hasil laporan morbiditas 2001,

BAB I PENDAHULUAN. gigi penting dilakukan (Depkes RI, 1999). Hasil laporan morbiditas 2001, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi merupakan bagian integral dari kesehatan pada umumnya. Selain itu gigi geligi merupakan salah satu organ pencernaan yang berperan penting dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi kesehatan gigi dan mulut di Indonesia masih sangat memprihatinkan sehingga perlu mendapatkan perhatian serius dari tenaga kesehatan. Hal ini terlihat

Lebih terperinci

PERBEDAAN KUALITAS HIDUP PASIEN GERIATRI DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG YANG MENDAPAT PERAWATAN GIGI DAN TIDAK MENDAPAT PERAWATAN GIGI

PERBEDAAN KUALITAS HIDUP PASIEN GERIATRI DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG YANG MENDAPAT PERAWATAN GIGI DAN TIDAK MENDAPAT PERAWATAN GIGI PERBEDAAN KUALITAS HIDUP PASIEN GERIATRI DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG YANG MENDAPAT PERAWATAN GIGI DAN TIDAK MENDAPAT PERAWATAN GIGI LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua

BAB I PENDAHULUAN. secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, sehat secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua menginginkan anaknya bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap proses kehidupan manusia agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. setiap proses kehidupan manusia agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah gizi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang belum pernah tuntas ditanggulangi di dunia. 1 Gizi merupakan kebutuhan utama dalam setiap proses

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN 1 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO SEMARANG TAHUN 2015 Ramdhania Ayunda Martiani

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG Ni Nyoman Dewi Supariani 1 Abstract. The utilization of oral health services

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung maupun tidak langsung. Status gizi secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung maupun tidak langsung. Status gizi secara langsung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi disebabkan oleh banyak faktor yang saling terkait baik secara langsung maupun tidak langsung. Status gizi secara langsung dipengaruhi oleh penyakit infeksi

Lebih terperinci

Gambaran status karies dan status gizi pada murid TK Kartika XX-16 Manado

Gambaran status karies dan status gizi pada murid TK Kartika XX-16 Manado Gambaran status karies dan status gizi pada murid TK Kartika XX-16 Manado 1 Raissa Y. E. Rengkuan 2 Pemsi M. Wowor 1 Christy N. Mintjelungan 1 Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran 2

Lebih terperinci

Gambaran kejadian karies gigi berdasarkan body mass index pada anak-anak usia bulan di TK Negeri Pembina Denpasar

Gambaran kejadian karies gigi berdasarkan body mass index pada anak-anak usia bulan di TK Negeri Pembina Denpasar Gambaran kejadian karies gigi berdasarkan body mass index pada anak-anak usia 48-60 bulan di TK Negeri Pembina Denpasar Dylan Dharmalaksana, L W Ayu Rahaswanti, Luh Seri Ani Program Studi Pendidikan Dokter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kementerian Kesehatan Tahun 2010 prevalensi karies di Indonesia mencapai 60

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kementerian Kesehatan Tahun 2010 prevalensi karies di Indonesia mencapai 60 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia penyakit karies gigi serta penyakit gigi dan mulut masih banyak diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa. Menurut Data Kementerian Kesehatan Tahun 2010

Lebih terperinci

: Makanan Kariogenik, Karies Gigi, prasekolah

: Makanan Kariogenik, Karies Gigi, prasekolah DAMPAK KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK TERHADAP KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK PRA SEKOLAH (Studi Pada Anak Taman Kanak-kanak PGRI Handayani Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya) Gita Hermawati 1) Lilik

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap 34 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap sejumlah subyek menurut keadaan sebenarnya, tanpa ada intervensi dari peneliti.

Lebih terperinci

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Strata-1

Lebih terperinci

Ayub Irmadani Anwar Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia

Ayub Irmadani Anwar Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia 60 Dentofasial, Vol.3, No.3, Oktober 04:6064 Hubungan antara status kesehatan gigi dengan kualitas hidup pada manula di Kecamatan Malili, Luwu Timur (The corelation between dental health status and the

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah observasional analitik. Setiap subjek hanya dikenai satu kali pengukuran tanpa dilakukan tindak lanjut atau pengulangan pengukuran.

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEHILANGAN GIGI PADA LANSIA DI PANTI JOMPO ABDI/DHARMA ASIH BINJAI TAHUN 2010

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEHILANGAN GIGI PADA LANSIA DI PANTI JOMPO ABDI/DHARMA ASIH BINJAI TAHUN 2010 HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEHILANGAN GIGI PADA LANSIA DI PANTI JOMPO ABDI/DHARMA ASIH BINJAI TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

Anneke A. Tahulending 1), Christy Velia Kosegeran 2) 1)3) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang

Anneke A. Tahulending 1), Christy Velia Kosegeran 2) 1)3) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang ANALISIS CARA MENYIKAT GIGI DENGAN STATUS KARIES GIGI PADA SISWA KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR GEREJA PENTAKOSTA RANOKETANG ATAS KECAMATAN TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Anneke A. Tahulending 1),

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PENCEGAHAN KARIES GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI BALITA. Nawang Siwi Sayuti 1.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PENCEGAHAN KARIES GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI BALITA. Nawang Siwi Sayuti 1. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PENCEGAHAN KARIES GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI BALITA Nawang Siwi Sayuti 1 1 Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta nawangsayuti@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sistemik. Faktor penyebab dari penyakit gigi dan mulut dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sistemik. Faktor penyebab dari penyakit gigi dan mulut dipengaruhi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang tersebar luas di masyarakat Indonesia dan dapat menjadi sumber infeksi yang dapat mempengaruhi beberapa penyakit sistemik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam tubuh manusia, sehingga secara tidak langsung berperan dalam status kesehatan perorangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karies gigi merupakan masalah utama dalam kesehatan gigi dan mulut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karies gigi merupakan masalah utama dalam kesehatan gigi dan mulut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies gigi merupakan masalah utama dalam kesehatan gigi mulut anak-anak. United States Surgeon General melaporkan bahwa karies merupakan penyakit infeksi yang paling

Lebih terperinci

KESEHATAN GIGI MASYARAKAT: Pelbagai Survei FKG UGM. Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat, FKG-UGM

KESEHATAN GIGI MASYARAKAT: Pelbagai Survei FKG UGM. Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat, FKG-UGM KESEHATAN GIGI MASYARAKAT: Pelbagai Survei FKG UGM Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat, FKG-UGM ASUMSI DASAR ANAK Karies gigi merupakan penyakit kronik yang paling sering pada anak Sekitar 42% anak usia

Lebih terperinci

Abstrak. jenis/hari sebesar 62,3%, sedangkan > 4 jenis /hari sebesar 37,7%. Ditemukan sebanyak 47 orang

Abstrak. jenis/hari sebesar 62,3%, sedangkan > 4 jenis /hari sebesar 37,7%. Ditemukan sebanyak 47 orang HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KARIES GIGI DAN PENGARUHNYA TERHADAP STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD AZIZI KOTA MEDAN TAHUN 2013 Ida Nurhayati, Mahdiah, Etty Marthias Abstrak Abstarak :Indonesia penyakit

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Gigi merupakan salah satu bagian dari rongga mulut yang digunakan untuk pengunyahan. Jumlah gigi geligi sangat menentukan efektifitas pengunyahan dan penelanan yang merupakan langkah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan prevalensi nasional untuk masalah gigi dan mulut di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan prevalensi nasional untuk masalah gigi dan mulut di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susunan gigi yang tidak teratur dan keadaan oklusi yang tidak sesuai dengan keadaan normaltentunya merupakan suatu bentuk masalah kesehatan gigi dan mulut. 1,2,3 Data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelayanan kesehatan. Undang-Undang No.36 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelayanan kesehatan. Undang-Undang No.36 tahun 2009 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat merupakan hak setiap orang, dan warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan menjelaskan bahwa setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi penerus bangsa sehingga mereka harus dipersiapkan dan. yang sehat jasmani dan rohani, maju, mandiri dan sejahtera menjadi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi penerus bangsa sehingga mereka harus dipersiapkan dan. yang sehat jasmani dan rohani, maju, mandiri dan sejahtera menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah mereka yang berusia 1-12 tahun (Kawuryan, 2008). Menurut Titin cit Kawuryan (2008), anak adalah generasi yang akan menjadi penerus bangsa sehingga mereka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, proses penuaan tidak dapat dihindari. Menurut

Lebih terperinci

INDEKS DEF-T PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK SEKOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN

INDEKS DEF-T PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK SEKOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN INDEKS DEF-T PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK SEKOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN Sri Hidayati 1, Naning K.Utami 2, Metty Amperawati 3 ABSTRAK Karies gigi adalah suatu proses kerusakan yang terbatas pada jaringan

Lebih terperinci

*Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado Jl. R.W. Mongisidi Malalayang Manado

*Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado Jl. R.W. Mongisidi Malalayang Manado HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PENGETAHUAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA SISWA USIA 12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR GMIM IV TOMOHON Novarita Mariana Koch *, Mustapa Bidjuni * *Jurusan

Lebih terperinci

ARI NOVITA RIANTI J

ARI NOVITA RIANTI J HUBUNGAN KARIES GIGI TERHADAP KUALITAS HIDUP YANG TERKAIT DENGAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA REMAJA USIA 12-14 TAHUN DI SMP NEGERI 2 JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR Disusun sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO THE RELATIONSHIP BETWEEN FAMILY SUPPORT AND THE ELDERLY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membedakan menjadi dua macam usia, yaitu usia kronologis dan usia

BAB I PENDAHULUAN. membedakan menjadi dua macam usia, yaitu usia kronologis dan usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lansia adalah seseorang yang mengalami usia lanjut. Para ahli membedakan menjadi dua macam usia, yaitu usia kronologis dan usia biologis (Nawawi, 2009). Pada lansia

Lebih terperinci

e-issn Volume 02, Nomor 02, Juli 2017

e-issn Volume 02, Nomor 02, Juli 2017 Hubungan Pengetahuan Karies dengan Performance Treatment Index (PTI) pada Mahasiswa/i Irfan Maulana 1, Aan Kusmana 2, Rena Setiana Primawati 3 1) Mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tindakan perawatan dalam bidang kedokteran gigi yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tindakan perawatan dalam bidang kedokteran gigi yang paling sering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tindakan perawatan dalam bidang kedokteran gigi yang paling sering dilakukan adalah ekstraksi atau pencabutan gigi. 1 Ekstraksi gigi merupakan bagian paling

Lebih terperinci

KEPATUHAN MENGGOSOK GIGI DENGAN TERJADINYA KARIES GIGI DI SDN KEBUN DADAP BARAT KECAMATAN SARONGGI

KEPATUHAN MENGGOSOK GIGI DENGAN TERJADINYA KARIES GIGI DI SDN KEBUN DADAP BARAT KECAMATAN SARONGGI KEPATUHAN MENGGOSOK GIGI DENGAN TERJADINYA KARIES GIGI DI SDN KEBUN DADAP BARAT KECAMATAN SARONGGI Andri Setiya Wahyudi, Program Studi Diploma Kebidanan UNIJA Sumenep, e-mail; andry_remas@yahoo.co.id Sudarso,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 3,4

BAB 1 PENDAHULUAN 3,4 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radiografi dental merupakan salah satu bagian terpenting dari diagnosis oral moderen. Dalam menentukan diagnosis yang tepat, setiap dokter harus mengetahui nilai dan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KARIES GIGI PADA ANAK SD KELAS V - VI DI KELURAHAN PEGUYANGAN KANGIN TAHUN 2015

ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KARIES GIGI PADA ANAK SD KELAS V - VI DI KELURAHAN PEGUYANGAN KANGIN TAHUN 2015 UNIVERSITAS UDAYANA ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KARIES GIGI PADA ANAK SD KELAS V - VI DI KELURAHAN PEGUYANGAN KANGIN TAHUN 2015 PANDE PUTU PURWANINGSIH PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gigi adalah alat pengunyah dan termasuk dalam sistem pencernaan tubuh

I. PENDAHULUAN. Gigi adalah alat pengunyah dan termasuk dalam sistem pencernaan tubuh I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gigi adalah alat pengunyah dan termasuk dalam sistem pencernaan tubuh manusia. Selain itu gigi merupakan salah satu jalan masuk kuman ke dalam tubuh sehingga dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang hidup dengan perilaku dan lingkungan sehat,

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang hidup dengan perilaku dan lingkungan sehat, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesehatan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pencegahan dan manajemen yang efektif untuk penyakit sistemik. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pencegahan dan manajemen yang efektif untuk penyakit sistemik. Pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah World Oral Health (WHO) pada tahun 2003 menyatakan Global Goals for Oral Health 2020 yaitu meminimalkan dampak dari penyakit mulut dan kraniofasial dengan menekankan

Lebih terperinci