I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kelompok usia lain dan diperkirakan pada tahun 2015 populasi lanjut usia di
|
|
- Surya Pranoto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan populasi lanjut usia saat ini mulai melampaui pertumbuhan kelompok usia lain dan diperkirakan pada tahun 2015 populasi lanjut usia di Indonesia akan bertambah lebih cepat (Wangsarahardja dkk., 2007). Pada tahun 2025, jumlah penduduk Indonesia diproyeksikan mencapai 273 juta jiwa. Hampir seperempat dari jumlah penduduk itu, atau sekitar 62,4 juta jiwa tergolong kelompok manusia lanjut usia (lansia). Jika menggunakan model proyeksi penduduk PBB, jumlah lansia pada 2050 menjadi dua kali lipat atau lebih dari 120 juta jiwa (Bappenas, 2005). Perhitungan proyeksi yang telah dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (2005) memperlihatkan estimasi penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2025 sebanyak lebih dari 3,7 juta jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk yang terus menurun setiap tahunnya. Rendahnya pertumbuhan penduduk ini justru diikuti kenaikan proporsi penduduk lansia dari 9,4 persen pada tahun 2010 menjadi 12,1 persen pada tahun Dengan demikian, kenaikan proporsi penduduk lansia di provinsi ini akan menempati urutan kedua tertinggi setelah Provinsi Jawa Timur dan provinsi ini sudah bisa dikategorikan sebagai provinsi penduduk tua (aging population) (Bappenas, 2005). Pada masyarakat lanjut usia, penyakit-penyakit kronis dan ketidakmampuan (disability) banyak dijumpai seiring dengan penurunan fungsi organ tubuh dan berbagai perubahan fisik. Meningkatnya gangguan penyakit pada 1
2 2 lanjut usia dapat menyebabkan perubahan pada kualitas hidup mereka (Power & Schmidt, 2006). Menurut Fallowfield (2009), kualitas hidup merupakan suatu konsep menyeluruh yang memiliki definisi berbeda dari segi filosofi, politik, dan hubungannya dengan kesehatan. Kualitas hidup dalam kaitannya dengan kesehatan meliputi kesejahteraan fisik, fungsional, sosial, dan emosional pada individu selama hidupnya (Fallowfield, 2009). Kualitas hidup pada lansia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Selain penyakit-penyakit kronis, status kesehatan mulut juga secara nyata mempengaruhi kualitas hidup lansia. Secara global kesehatan mulut yang buruk pada lansia terutama tampak dengan banyaknya gigi yang hilang, karies gigi dan penyakit periodontal. Gangguan kesehatan mulut yang umum terjadi pada lansia ini sering menimbulkan rasa sakit, tidak nyaman, kehilangan rasa percaya diri, infeksi akut dan kronis, gangguan makan dan tidur. Keadaan-keadaan ini selanjutnya akan mempengaruhi kesehatan umum, intake nutrisi, hubungan sosial, dan pengeluaran yang besar untuk biaya pengobatan (Al-Shamrany, 2006; Sheiham, 2005). Pada tahun 1960-an gagasan tentang health related quality of life baru muncul, sedangkan pendapat bahwa kesehatan mulut mempengaruhi kualitas hidup masih ditolak. Banyak yang menganggap bahwa penyakit mulut sama sekali tidak berpengaruh pada kehidupan sosial dan hanya berhubungan dengan masalah kosmetik (Al-Shamrany, 2006). Penelitian Davis (1976) menegaskan, bahwa penyakit gigi dan mulut hanyalah penyebab dari keluhan umum seperti sakit kepala ringan, rasa terbakar, dan tidak nyaman, masalah ini dirasakan tidak terlalu penting dan tidak akan mengganggu pekerjaan. Sekitar tahun 1980 konsep
3 3 tentang kesehatan mulut yang berhubungan dengan kualitas hidup mulai disusun dan terus berkembang hingga sekarang (Al-Shamrany, 2006). Masalah kesehatan gigi yang paling menonjol di Indonesia adalah masalah kehilangan gigi akibat karies gigi. Penyakit karies gigi dialami oleh 90% masyarakat Indonesia, hal ini terkait dengan masalah pemeliharaan kebersihan mulut (Depkes RI, 2008). Karies gigi umumnya disebabkan oleh kebersihan mulut yang buruk, sehingga terjadilah akumulasi plak yang mengandung berbagai macam bakteri diantaranya Streptococcus mutans sebagai penyebab utama penyakit karies gigi (Carranza, 2006). Pada golongan usia lanjut penyakit karies gigi lebih menonjol, karena adanya gangguan fisiologis yang berakibat terganggunya fungsi pengunyahan dan sendi rahang, sehingga mengganggu kenikmatan hidup. Karies bersifat kronis dan dalam perkembangannya membutuhkan waktu yang lama, sehingga sebagian besar penderita mempunyai potensi mengalami gangguan seumur hidup. Namun penyakit ini sering tidak mendapat perhatian dari masyarakat dan perencana program kesehatan, karena dianggap tidak membahayakan jiwa (Situmorang, 2004). Menurut kelompok usia, ada kecenderungan semakin meningkat usia semakin meningkat pula pengalaman karies. Prevalensi karies aktif meningkat sampai kelompok usia tahun dan menurun kembali pada usia 65 tahun ke atas, namun penurunan ini tidak drastis sebab prevalensi karies aktif pada usia 65 tahun ke atas masih tetap tinggi (Depkes RI, 2008). Indeks DMF-T merupakan indikator status kesehatan gigi, menunjukkan banyaknya kerusakan gigi yang pernah dialami seseorang. Komponen D, M, F,
4 4 dan Indeks DMF-T menurut karakteristik responden Riskesdas tahun 2007 menunjukkan jumlah kerusakan gigi meningkat seiring peningkatan usia. Pada kelompok usia tahun DMF-T tinggi (4,46), bahkan pada kelompok usia 65 tahun ke atas DMF-T mencapai 18,27 yang berarti kerusakan gigi rata-rata 18,27 buah per orang dengan komponen yang terbesar adalah M-T (rata-rata gigi dicabut) sebesar 16,97 per orang. DMF-T di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan tertinggi kedua setelah Provinsi Kalimantan selatan (Depkes RI, 2008). Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, penelitian tentang hubungan status karies gigi dengan kualitas hidup pada lanjut usia masih jarang ditemukan. Pada kenyataannya, penelitian ini sangat dibutuhkan untuk mendukung perencanaan peningkatan kualitas hidup yang lebih sempurna (Bappenas, 2005). Untuk melakukan penelitian yang dapat diterapkan kepada seluruh lansia yang tinggal di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dibutuhkan banyak waktu, tenaga bantuan, dan biaya. Latar belakang sosial ekonomi masyarakat yang berbeda-beda juga menjadi pertimbangan. Oleh sebab itu populasi lanjut usia yang tinggal di panti wredha menjadi sasaran alternatif penelitian. Dari kunjungan ke Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 28 Desember 2012 diperoleh informasi bahwa di Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat 6 panti wredha, 3 diantaranya terletak di Kota Yogyakarta, dan 3 lainnya terletak di Kabupaten Bantul, Sleman, dan Kulonprogo. Panti wredha yang terdapat di Kota yogyakarta antara lain Panti Wredha Budhi Dharma milik
5 5 pemerintah, Panti Wredha Hanna, dan Panti Wredha Perandan Pedudar milik swasta. Selama ini, perencana kebijakan kesehatan telah mengupayakan peningkatan kualitas hidup lansia, namun usaha ini belum maksimal sebab program-program kesehatan untuk peningkatan kualitas hidup lansia sebagian besar tertuju pada kesehatan umum dan penyakit-penyakit kronis. Program peningkatan kesehatan seperti pemeriksaan kesehatan umum maupun kesehatan gigi dan mulut rutin untuk lansia pun belum dapat menjangkau seluruh panti wredha di Kota Yogyakarta. Hal ini sesuai dengan penjelasan Ibu Rita, salah seorang pengurus Panti Wredha Perandan Pedudar dalam kunjungan penulis pada tanggal 2 Januari 2013, bahwa lansia penghuni panti wredha tersebut hanya akan diantar ke rumah sakit bila telah terjadi sakit, baik itu sakit pada tubuh ataupun sakit gigi, sebab tidak ada pemeriksaan kesehatan maupun posyandu lansia rutin. Baik perencana, tenaga kesehatan, penghuni panti wredha, maupun masyarakat harus memiliki pedoman pengetahuan tentang pengaruh kesehatan gigi terhadap kesehatan umum, serta hubungannya dengan kualitas hidup. Semua ini dimaksudkan agar pada masa mendatang dapat terwujud perencanaan upaya peningkatan kualitas hidup yang mencakup seluruh aspek masyarakat, tidak hanya terfokus pada kesehatan umum, tetapi juga mengupayakan pemeliharaan, peningkatan, dan perlindungan kesehatan gigi dan mulut (Al-Shamrany, 2006; Sheiham, 2005).
6 6 B. Rumusan Masalah Apakah terdapat hubungan antara status karies gigi dengan kualitas hidup terkait kesehatan mulut pada lanjut usia di panti wredha swasta yang ada di Kota Yogyakarta? C. Keaslian Penelitian Imanutomo (2009) pernah melakukan penelitian serupa namun lebih membahas tentang hubungan status gizi dan kualitas hidup terkait kesehatan mulut pada masyarakat lanjut usia di Panti Sosial Tresna Wredha Unit Budi Luhur Yogyakarta. Penelitiannya menggunakan MNA (Mini Nutritional Asessment) untuk mengukur status gizi dan kuesioner GOHAI (Geriatric Oral Health Assessment Index) untuk mengukur kualitas hidup terkait kesehatan mulut lansia. Kusdhany, dkk. (2011) pernah meneliti tentang kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut pada perempuan usia paruh baya dan lansia di Kecamatan Bekasi Timur, Jawa Barat. Penelitiannya menggunakan kuesioner OHRQoL (Oral Health Related Quality of Life) yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan telah diuji validitasnya untuk mengukur kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut. Penelitian mengenai hubungan antara status kesehatan gigi dan kualitas hidup lanjut usia pernah dilakukan di tiga kelurahan yang berlokasi di Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat oleh Wangsarahardja, dkk. (2007), jurnalnya dipublikasikan dengan judul: Hubungan Antara Status Kesehatan Mulut dan
7 7 Kualitas Hidup Pada Lanjut Usia. Penulis menggunakan penelitian tersebut sebagai acuan utama pada penelitian ini. Kuesioner yang digunakan Wangsarahardja, dkk (2007) untuk mengukur kualitas hidup berbeda dengan kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian kali ini, Wangsarahardja menggunakan kuesioner WHOQoL-OLD (World Health Organization Quality of Life for Older Person) sedangkan penelitian kali ini menggunakan kuesioner GOHAI dari Atchinson & Dolan (1990). Penelitian berbeda pula dari segi batasan populasi dan teknik pengambilan sampel. Penulis mencoba mengendalikan status sosial ekonomi, dengan meneliti lansia yang tinggal di panti wredha sehingga didapatkan subjek yang homogen. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status karies gigi dengan kualitas hidup terkait kesehatan mulut pada lansia di panti wredha swasta yang ada di Kota Yogyakarta. E. Manfaat Penelitian 1. Untuk Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan kepada masyarakat terutama lanjut usia, tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut, seberapa jauh pengaruhnya terhadap kualitas hidup, serta pentingnya pemeriksaan dan perawatan gigi karies dan gigi yang hilang agar kualitas hidup tetap terjaga dengan baik.
8 8 2. Untuk Perencana / Perancang Kebijakan Kesehatan Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberi masukan kepada perencana/perancang kebijakan kesehatan untuk terus meningkatkan upaya health promotion dengan tidak mengesampingkan upaya oral health promotion untuk meningkatkan kualitas hidup lansia di Kota Yogyakata. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat memotivasi perencana / perancang kebijakan kesehatan untuk membangun program pemeriksaan kesehatan umum serta kesehatan gigi dan mulut rutin untuk lanjut usia di panti wredha yang ada di Kota Yogyakarta. 3. Untuk Pihak Panti Wredha Diharapkan dengan adanya penelitian ini kesehatan gigi dan mulut lansia di panti wredha dapat ditingkatkan dan lebih diperhatikan. 4. Untuk Peneliti Bagi peneliti sendiri merupakan pengalaman berharga di bidang penelitian dan dalam penulisan skripsi tentang hubungan antara status karies gigi dengan kualitas hidup pada lanjut usia di panti wredha swasta yang ada di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) di dunia diprediksi akan meningkat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) di dunia diprediksi akan meningkat cepat di masa yang akan datang. Pada tahun 2002 terdapat sekitar 600 juta orang berusia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang ikut
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang ikut berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang. Menjaga kesehatan gigi berarti turut berpartisipasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia mengalami peningkatan dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia mengalami peningkatan dalam hal jumlah dan proporsi penduduk usia lanjut (Komnas lansia, 2010). Pada tahun 2000 jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlalunya waktu dan dapat meningkatkan resiko terserang penyakit degeneratif
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses menua (aging process) adalah akumulasi secara progresif dari berbagai perubahan patofisiologi organ tubuh yang berlangsung seiring dengan berlalunya waktu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. salah satu aspek dalam status kesehatan umum dan kesejahteraan hidup.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan mulut merupakan bagian fundamental kesehatan umum dan kesejahteraan hidup (Kwan, dkk., 2005). Kesehatan gigi dan mulut adalah bagian integral dari kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal meliputi kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menua adalah suatu proses yang terjadi secara terus menerus secara
16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menua adalah suatu proses yang terjadi secara terus menerus secara alami yang berdampak pada kemunduran fisik, psikologis maupun sosial, sehingga dapat menimbulkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang. masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan
Lebih terperinci2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk lansia semakin meningkat dari tahun ke tahun di perkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, proses penuaan tidak dapat dihindari. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pencegahan dan manajemen yang efektif untuk penyakit sistemik. Pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah World Oral Health (WHO) pada tahun 2003 menyatakan Global Goals for Oral Health 2020 yaitu meminimalkan dampak dari penyakit mulut dan kraniofasial dengan menekankan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. turut berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang. Berdasarkan hasil
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang turut berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang hidup dengan perilaku dan lingkungan sehat,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesehatan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cepat dibandingkan kelompok umur lainya. 1 Badan Pusat Statistik (BPS)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara berkembang, proporsi jumlah penduduk lanjut usia (lansia) terus berkembang. Kelompok penduduk lansia berkembang lebih cepat dibandingkan kelompok umur lainya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki siklus hidup yang terus berjalan dari waktu ke waktu dan usia lanjut merupakan tahap akhir dari siklus tersebut yang merupakan kenyataan nyata yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik dokter dan perawat gigi, hal ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. 1 Hasil positif yang telah terwujud seiring dengan keberhasilan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 3,4
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radiografi dental merupakan salah satu bagian terpenting dari diagnosis oral moderen. Dalam menentukan diagnosis yang tepat, setiap dokter harus mengetahui nilai dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan gigi dan mulut saat ini masih menjadi keluhan masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013 prevalensi nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara langsung maupun tidak langsung. Status gizi secara langsung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi disebabkan oleh banyak faktor yang saling terkait baik secara langsung maupun tidak langsung. Status gizi secara langsung dipengaruhi oleh penyakit infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia (lansia) adalah proses alamiah yang pasti akan dialami oleh setiap manusia. Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) diprediksi akan meningkat cepat di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rheumatoid Arthritis (RA)merupakan penyakit kronis, yang berarti dapat berlangsung selama bertahun-tahun, pasien mungkin mengalami waktu yang lama tanpa gejala. RA merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada anak usia sekolah dasar (Soebroto, 2009). mulut adalah penyakit jaringan keras gigi (karies gigi) dan penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, sebab kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit mulai mengendur, timbul keriput, rambut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terencana melalui pendidikan. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan merupakan domain yang penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana melalui pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana sebanyak 129,98 juta jiwa merupakan penduduk dengan jenis kelamin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di Asia Tenggara serta terdiri dari banyak pulau dan terbagi dalam 34 provinsi. Berdasarkan data sensus penduduk pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Asia. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, penduduk Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di Asia. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, penduduk Indonesia berjumlah 237,6 juta jiwa.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan laporan WHO tahun 2005, dari 58 juta kematian di dunia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu masalah kesehatan yang memerlukan penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai dampak
Lebih terperinci2015 GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA MENGENAI SENAM LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI PERTIWI KOTA BANDUNG
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Lanjut usia merupakan salah satu fase hidup yang akan dialami oleh setiap manusia, meskipun usia bertambah dengan diiringi penurunan fungsi organ tubuh tetapi lansia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpenting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah bayi dan balita merupakan suatu hal yang sangat penting dan harus mendapat perhatian, karena akan sangat menentukan dalam upaya mewujudkan sumber daya manusia
Lebih terperinciBagian Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember 2 Bagian Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI MULUT DENGAN ORAL HYGIENE INDEX-SIMPLIFIED (OHI-S) PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALISAT KABUPATEN JEMBER ( The correlation between knowledge oral health and
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap proses kehidupan manusia agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah gizi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang belum pernah tuntas ditanggulangi di dunia. 1 Gizi merupakan kebutuhan utama dalam setiap proses
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang dikeluhkan masyarakat Indonesia menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2001) dan menempati peringkat
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah populasi penduduk usia lanjut (lansia) Pertambahan populasi lansia yang pesat akan mendatangkan sejumlah
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan jumlah populasi penduduk usia lanjut (lansia) diperkirakan mencapai 7,54% atau sekitar 16.172.835 orang (Depkes, 2005). Pertambahan populasi lansia yang pesat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan realistis sesuai tahapannya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umum dari tujuan nasional, yang diselenggarakan berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia merupakan pembangunan upaya kesehatan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi penduduk, dalam mewujudkan kesehatan yang optimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulus sehingga tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat terjadi sangat nyata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia adalah orang yang sistem-sistem biologisnya mengalami perubahan-perubahan struktur dan fungsi dikarenakan usianya yang sudah lanjut. Perubahan ini dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan baik agar jangan sampai terkena gigi berlubang (Comic, 2010).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gigi merupakan bagian keras yang terdapat dalam mulut yang juga sebagai organ pencernaan pada manusia dan hewan. Fungsi gigi adalah untuk mengoyak dan mengunyah makanan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan pada bidang kesehatan di Indonesia meliputi terjadinya penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan angka kematian serta peningkatan angka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk perilaku seseorang. Pengetahuan orang tua sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan kesehatan anak, salah satunya disebabkan oleh rentannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan gigi dan mulut menjadi perhatian yang sangat penting dalam perkembangan kesehatan anak, salah satunya disebabkan oleh rentannya kelompok anak usia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Kualitas hidup terkait dengan kesehatan mulut
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kualitas Hidup a. Kualitas hidup terkait dengan kesehatan mulut Hidup sehat merupakan bagian dari kualitas hidup (Tulangow, dkk., 2013). Kualitas hidup adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi pada anak di seluruh dunia terutama di negara berkembang, tidak terkecuali Indonesia. 1 Menurut data dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13 Tahun 1998). Secara biologis penduduk lansia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karies gigi dan radang gusi (gingivitis) merupakan penyakit gigi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Karies gigi dan radang gusi (gingivitis) merupakan penyakit gigi dan jaringan pendukungnya yang banyak dijumpai pada anak Sekolah Dasar di Indonesia. Keadaan ini cenderung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat sebagai akibat meningkatnya konsumsi gula seperti sukrosa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi merupakan masalah utama kesehatan gigi dan mulut di dunia. Di negara maju dan negara yang sedang berkembang, prevalensi karies gigi cenderung meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa hidup manusia yang terakhir. Lanjut usia atau yang lazim disingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Lansia merupakan suatu proses alami yang di tentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan mengalami proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Edentulus penuh merupakan suatu keadaan tak bergigi atau tanpa gigi di dalam mulut. 1 Edentulus penuh memberikan pengaruh pada kesehatan fisik dan mental yang berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proporsi penduduk pada usia 60 tahun keatas di negara berkembang diperkirakan meningkat menjadi 20% antara tahun 2015-2050. Menurut World Health Organization (WHO),
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, maka populasi penduduk lansia juga akan meningkat. 2 Menurut Badan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Proporsi penduduk lanjut usia (lansia) bertambah lebih cepat dibandingkan kelompok usia lain. 1 Seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup penduduk Indonesia, maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetapi juga terjadi pada anak-anak. Karies dengan bentuk yang khas dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies gigi masih menjadi salah satu masalah yang paling sering terjadi pada masyarakat Indonesia, tidak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi juga terjadi pada anak-anak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terdapat 125 juta orang dengan usia 80 tahun bahkan lebih. (World Health
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Antara 2015 dan 2050, proporsi dari lansia diperkirakan dua kali lipat dari 12% sampai 22%. Hal ini merupakan peningkatan yang tidak dapat di duga dari 900 juta menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. utama bila dibandingkan dengan penyakit umum lainnya. Penyakit gigi yang paling banyak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan gigi di Indonesia pada saat ini perlu mendapat perhatian serius, karena masyarakat masih menganggap masalah kesehatan gigi belum menjadi prioritas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan rongga mulut merupakan bagian penting dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan rongga mulut merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, sehingga rongga mulut tidak dapat dipisahkan fungsinya dengan bagian tubuh lain. Rongga mulut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia harapan hidup perempuan Indonesia semakin meningkat dari waktu ke
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia harapan hidup perempuan Indonesia semakin meningkat dari waktu ke waktu. Menurut sensus penduduk tahun 2000 oleh Badan Pusat Statistik, usia harapan hidup
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. transisi epidemiologi. Secara garis besar proses transisi epidemiologi adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu dengan adanya transisi epidemiologi. Secara garis besar proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan
Lebih terperinci2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan kesehatan meningkat diberbagai bidang di Indonesia telah mewujudkan peningkatan kualitas kesehatan penduduk. Salah satu outcome atau dampak dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jika gigi mengalami sakit akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Kesehatan gigi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan hidup yang sangat penting dalam menunjang aktivitas sehari-hari. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari enamel terus ke dentin. Proses tersebut terjadi karena sejumlah faktor (multiple factors)
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ialah melihat usia harapan hidup penduduknya. Dari tahun ke tahun usia harapan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi ikut berkontribusi secara bermakna dalam dunia kesehatan. Salah satu tolok ukur kemajuan suatu bangsa ialah melihat usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan penyakit yang berbasis lingkungan dan terjadi hampir di seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2013,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gigi merupakan bagian terpenting dalam rongga mulut, karena adanya fungsi gigi yang tidak tergantikan, antara lain untuk mengunyah makanan sehingga membantu pencernaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai masalah karies dan gingivitis dengan skor DMF-T sebesar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan gigi dan mulut masih banyak dialami oleh penduduk Indonesia. Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, 25,9% penduduk Indonesia mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gigi penting dilakukan (Depkes RI, 1999). Hasil laporan morbiditas 2001,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi merupakan bagian integral dari kesehatan pada umumnya. Selain itu gigi geligi merupakan salah satu organ pencernaan yang berperan penting dalam proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akibat gangguan sangat penting pada masa kanak-kanak karena karies gigi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling sering memengaruhi individu pada segala usia, karies gigi merupakan masalah oral yang utama pada anak-anak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum (Malik, 2008).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum (Malik, 2008). Kesehatan gigi atau yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. trakea bahkan paru-paru. ISPA sering di derita oleh anak anak, baik di negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu penyakit yang dialami siswa dimana merupakan salah satu masalah kesehatan yang menonjol di masyarakat adalah penyakit Infeksi Saluran Pernafasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh lanjut usia dalam proses penyesuaian diri tersebut yaitu permasalahan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lanjut usia merupakan seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun. Banyaknya penurunan yang terjadi pada lanjut usia, menuntut lansia dapat menyesuaikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lain dan diperkirakan pada dua dekade abad 21 mengalami aged population boom,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia harapan hidup penduduk Indonesia makin meningkat dibanding negara lain dan diperkirakan pada dua dekade abad 21 mengalami aged population boom, yang ditandai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi. sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu memiliki kualitas hidup yang berbeda tergantung dari masing-masing individu dalam menyikapi permasalahan yang terjadi dalam dirinya. Jika menghadapi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Adanya keberhasilan dalam program kesehatan dan pembangunan. sosial ekonomi dapat dilihat dari peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya keberhasilan dalam program kesehatan dan pembangunan sosial ekonomi dapat dilihat dari peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) penduduk dari suatu negara. Begitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai kemajuan dalam segala aspek kehidupan manusia saat ini telah meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi maupun dalam bidang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. anak itu sendiri. Fungsi gigi sangat diperlukan dalam masa kanak-kanak yaitu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gigi bagi seorang anak penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri. Fungsi gigi sangat diperlukan dalam masa kanak-kanak yaitu sebagai alat pengunyah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical Manual of Mental Disorder, 4th edition) adalah perilaku atau sindrom psikologis klinis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dapat dihindari oleh setiap orang. Sekarang ini banyak orang yang bertahan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penuaan merupakan sebuah proses yang terjadi secara alami dan tidak dapat dihindari oleh setiap orang. Sekarang ini banyak orang yang bertahan dari tantangan kehidupan
Lebih terperinciABSTRAK HUBUNGAN EARLY CHILDHOOD CARIES (ECC) DENGAN STATUS GIZI ANAK UMUR 3-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENGWI III BADUNG
ABSTRAK HUBUNGAN EARLY CHILDHOOD CARIES (ECC) DENGAN STATUS GIZI ANAK UMUR 3-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENGWI III BADUNG Early childhool caries (ECC) merupakan penyakit yang dapat menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu negara, karena angka harapan hidup merupakan salah satu indikator
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya usia harapan hidup penduduk suatu negara menyebabkan jumlah penduduk lansia terus meningkat dari tahun ke tahun (Depkes, 2014). Lansia sangat berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertambahan warga lansia terbesar di seluruh dunia pada tahun yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Biro Sensus Amerika Serikat memperkirakan Indonesia akan mengalami pertambahan warga lansia terbesar di seluruh dunia pada tahun 1990-2050 yaitu hampir mencapai 600
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tonsilitis kronis merupakan penyakit yang paling sering dari semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tonsilitis kronis merupakan penyakit yang paling sering dari semua penyakit tenggorokan berulang. Kegagalan atau ketidaksesuaian terapi antibiotik pada penderita tonsilitis
Lebih terperinciPENELITIAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES DAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH USIA 7 8 TAHUN
PENELITIAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES DAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH USIA 7 8 TAHUN Ratnasari *, Erni Gultom *, Desi Andriyani * Karies gigi merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang sangat luas
Lebih terperinciHUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN
HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Hariadi Widodo 1, Nurhamidi 2, Maulida Agustina * 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 Politeknik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Depkes,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Depkes, 2006). Kondisi tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) dan Kementerian Kesehatan Republik
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang World Health Organization (WHO) dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (KKRI) menyebutkan bahwa pada tahun 2030 akan terjadi peningkatan prevalensi kejadian
Lebih terperinciBAB I. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang
BAB I I. Pendahuluan A. Latar Belakang Karies gigi merupakan masalah gigi dan mulut yang banyak dijumpai pada anak-anak di negara berkembang dan cenderung meningkat pada setiap dasawarsa. Hasil penelitian
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan secara mekanis yang terjadi di rongga mulut dengan tujuan akhir proses ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pengunyahan atau sistem mastikasi merupakan suatu proses penghancuran makanan secara mekanis yang terjadi di rongga mulut dengan tujuan akhir proses ini adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karena penularannya mudah dan cepat, juga membutuhkan waktu yang lama
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis. Penyakit ini umumnya menyerang pada paru, tetapi juga dapat menyerang bagian
Lebih terperinci