Kompetisi vs kolaborasi
|
|
- Liani Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Kompetisi vs kolaborasi oleh: Iin Indrawati Widyaiswara Madya PPSDM Apakah Anda pernah mengalami suatu kondisi dimana Anda mencapai suatu keberhasilan yang Anda perjuangkan, tetapi teman-teman Anda membicarakan berbagai hal negatif tentang Anda? Bagaimana reaksi Anda? Apakah Anda hanya akan mengatakan: mereka hanya iri, iri tanda tak mampu!. Mungkin ada benarnya apa yang Anda katakan karena apapun yang kita kerjakan, akan selalu ada yang tidak suka dengan kita. Namun demikian, ada baiknya kalau Anda juga menengok apa saja yang telah Anda lakukan untuk pencapaian Anda tersebut. Barangkali ada yang salah. Salah satu kemungkinannya adalah, cara Anda meraih keberhasilan itu yang membuat Anda menjadi bahan pembicaraan. Mungkin Anda lebih mementingkan kompetisi dibandingkankan dengan kolaborasi. Salah satu budaya yang selama ini berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi, baik di dalam kehidupan orang-per-orang maupun di dalam organisasi, adalah budaya kompetisi. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, kompetisi adalah kata kerja intransitive yang berarti tidak membutuhkan objek sebagai korban kecuali ditambah dengan pasangan kata lain seperti against (melawan), over (atas), atau with (dengan). Tambahan itu pilihan hidup dan bisa disesuaikan dengan kepentingan keadaan menurut versi tertentu. Menurut Deaux, Dane, & Wrightsman (1993), kompetisi adalah aktivitas mencapai tujuan dengan cara mengalahkan orang lain atau kelompok. Individu atau kelompok memilih untuk bekerja sama atau berkompetisi tergantung dari struktur reward dalam suatu situasi. Menurut Chaplin (1999), kompetisi adalah saling mengatasi dan berjuang antara dua individu, atau antara beberapa kelompok untuk memperebutkan objek yang sama. Sedangkan dalam istilah biologi, kompetisi berarti persaingan dua organisme atau lebih untuk mendapatkan kebutuhan hidup mereka. Berdasarkan kebutuhan tersebut kompetisi dibagi menjadi: (1) Kompetisi teritorial yaitu kompetisi untuk memperebutkan wilayah atau teritori tempat tinggal organisme, hal 1
2 ini berkaitan dengan kompetisi selanjutnya. (2) Kompetisi makanan yaitu kompetisi untuk memperebutkan mangsa atau makanan dari wilayah-wilayah buruan. Kompetisi juga dapat dibagi menjadi: (1) kompetisi internal, yaitu kompetisi pada organisme dalam satu spesies dan (2) kompetisi eksternal yaitu kompetisi pada organisme yang berbeda spesiesnya. Kompetisi dapat berakibat positif atau negatif bagi salah satu pihak organisme atau bahkan berakibat negatif bagi keduanya. Dari sudut pandang biologi, kompetisi tidak selalu salah dan diperlukan dalam ekosistem, untuk menunjang daya dukung lingkungan dengan mengurangi ledakan populasi hewan yang berkompetisi. Dalam kehidupan sehari-hari pun nampaknya kita sudah terbiasa dengan kompetisi ini. Bukankah kita lahir ke dunia pun melalui kompetisi? Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah dalam semua bidang kehidupan kita harus berkompetisi? Tentu saja kalau di bidang olah raga, kita memang harus berkompetisi secara terbuka untuk meraih kemenangan karena memang itu tujuannya, tetapi apakah kita juga harus berkompetisi untuk sesuatu yang sebenarnya bukan kompetisi? contohnya apakah kita ingin selalu terlihat lebih unggul daripada orang lain dalam kegiatan diskusi, rapat, perbincangan bersama teman, atau bahkan sampai berkendara di jalan raya? Bagaimana dengan kompetisi di bidang lain? bisnis misalnya. Atas nama kompetisi, apakah kita harus membuat sebuah perusahaan bangkrut dan melihat ribuan pegawai kehilangan pekerjaannya? Kompetisi berarti persaingan, maka hasilnya adalah kemenangan dan kekalahan. Dalam skala kecil di lingkup organisasi, mereka yang kalah dalam berkompetisi harus rela kehilangan kedudukan, jabatan atau pekerjaannya. Dalam budaya kompetisi, jargon yang digunakan adalah keunggulan kompetitif. Untuk menang, mutlak diperlukan keunggulan dan bukan sekedar keunggulan, tetapi keunggulan yang sulit untuk ditiru dan membuat semua lawan 2
3 tidak berkutik. Ketika kompetisi hanya diartikan sebagai menang dan kalah, akan melahirkan amarah, dendam, kebencian, juga menimbulkan depresi. Hidup adalah serangkaian perjalanan dari pemenuhan keinginan atau pencapaian keberhasilan. Bagaimana seseorang memaknai keberhasilannya akan menentukan apakah yang dicapainya itu menjadi bahan pembicaraan yang positif atau yang negatif, menjadi berkah atau masalah. Keberhasilan mengandung dua makna, yaitu hasil dan proses. Kalau Anda lebih mementingkan hasil, maka proses untuk memperolehnya bisa dilakukan dengan cara apa saja. Sebaliknya kalau hasil bukanlah segala-galanya bagi Anda, proses memperoleh keberhasilan akan dilakukan secara beretika. Dengan demikian, ketika suatu pencapaian keberhasilan menghasilkan atau menimbulkan kemarahan, kekecewaan atau pembicaraan yang negatif dari banyak orang, mungkin yang harus kita periksa adalah prosesnya. Dalam kompetisi selain untuk perlombaan olah raga, kompetisi tidak didasarkan pada perencanaan dan aturan main yang disepakati semua pihak, melainkan terjadi begitu saja, sangat subjektif dan perpotensi untuk menyakiti atau menyinggung perasaan orang lain. Dalam kompetisi seperti ini, semua orang hanya menginginkan kemenangannya sendiri, mencari selamat sendiri. Meskipun kita bisa menetapkan aturan untuk berkompetisi secara sehat, ada cara lain yang menurut penulis lebih baik, yaitu berkolaborasi. Dibandingkan dengan kompetisi, kolaborasi lebih menjanjikan keberhasilan bersama yang berkesinambungan karena di dalam kolaborasi semua orang adalah partner yang sama-sama memberi kontribusi penting untuk untuk mencapai keberhasilan sejati, keberhasilan yang dirasakan oleh seluruh pemangku kepentingan (Jede Kuncoro, 2007: x) Wikipedia mendefiniskan kolaborasi sebagai working with each other to do a task. Dalam kolaborasi kita akan mendapatkan 3
4 gabungan kekuatan yang luar biasa, tak terbatas, dan pasti lebih mampu memenuhi keinginan pemangku kepentingan, daripada jika kita berusaha sendiri. Dengan kata lain, terjadi sinergi. Selain itu ada kerjasama tim, keselarasan, saling mendukung dan saling menghargai. Berkolaborasi juga dapat mengubah cara pandang kita terhadap orang lain. Kita memandang orang lain sebagai kawan seperjuangan, bukan sebagai lawan yang harus dikalahkan. Pada hubungan kolaborasi, terdapat kesempatan untuk bekerja sama yang lebih banyak, terjadi penyebarluasan perintah, terdapat pemahaman dan solidaritas pada setiap orang yang terlibat, serta terjadi komunikasi yang intensif. Di dalam kolaborasi tidak ada pihak yang menang dan yang kalah. Keberhasilan adalah kemenangan bersama. Bagaimana kita berkolaborasi? Penulis memberikan sebuah contoh pada sebuah fakultas, perguruan tinggi X yang sedang mempunyai program memberikan materi Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terbaru yaitu SAK tentang Instrument Keuangan. Materi diberikan kepada para mahasiswa dan kepada pihak luar (swasta/negeri) yang membutuhkan. Dari beberapa orang pengajar yang ada pada fakultas itu hanya ada satu orang yang telah menguasai SAK tersebut, sebut saja namanya A, karena kebetulan ia pernah mengikuti pelatihan dan mempraktekannya pada beberapa bank/lembaga keuangan. Apa yang harus dilakukan oleh fakultas untuk mengatasi kelangkaan pengajar SAK tersebut? Tentu saja, ia dapat mengirimkan para pengajar yang lainnya untuk mengikuti pelatihan dengan biaya yang mahal. Alternatif lainnya adalah pengajar yang sudah menguasai materi, mengajarkan ilmunya kepada rekan-rekannya, karena tidaklah mungkin ia mengajarkan materi itu sendirian. Bila datang permintaan dari luar (swasta), untuk sementara mungkin orang yang sudah mahirlah yang diberi tugas mengajar. Bila A sedang mendapat tugas mengajar di fakultas dan tiba-tiba mendapat permintaan dari luar, maka rekan-rekannya dapat mengganti peran mengajar di fakultasnya. Ke depannya kalau ada permintaan lagi dari swasta/luar, dapat diatur giliran untuk mengajar di luar. Dengan cara seperti ini, fakultas dapat menghemat uang pelatihan, para pengajar dapat berkolaborasi, bekerja sama dan berbagi ilmu, dan benturan kepentingan antar pengajar yang memberi materi di dalam fakultas dengan yang luar dapat diminimalkan. Tidak ada yang akan merasa dikalahkan, karena ilmu kalau diajarkan tidak akan pernah berkurang Bagaimana bila budaya kompetisi sudah terlanjur melekat pada diri seseorang? Dalam hal ini, yang harus diubah adalah pola pikirnya, yaitu pola pikir 4
5 bahwa kolaborasi jauh lebih baik daripada kompetisi yang kemudian diikuti dengan perubahan perilakunya. Hal ini bisa dimulai dengan sikap mental berupa kesediaan untuk bekerja sama dan mendukung orang lain, bekerja demi berfungsinya sebuah sistem dan berpikir demi kepentingan yang lebih luas, yaitu organisasi. Ketika menghadapi persaingan antarrekan kerja, kita hendaknya mulai bertanya apakah persaingan ini sesuai dengan prinsip kolaborasi? apakah akan membawa manfaat bagi oranisasi atau justru merugikan? Kita menunjukkan kepada setiap orang bahwa kita telah memilih kolaborasi sebagai bagian dari gaya hidup kita. DAFTAR PUSTAKA Magin, Michael Making TEAMS Work 24 Poin Penting Seputar Kesuksesan dalam Kerja sama. Jakarta. PT Bhuana Ilmu Populer. Jakarta. McGraw-Hill Companies. New York. Kuncoro Jede From Competing to Collaborating. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta 5
Teamwork dan Collaboration. It s easier said than done! oleh: Iin Indrawati Widyaiswara Madya PPSDM
Teamwork dan Collaboration. It s easier said than done! oleh: Iin Indrawati Widyaiswara Madya PPSDM Menurut kamus, kata teamwork berarti: the activity of working well together as a team. Sedangkan kata
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengalaman Memaafkan. kebanyakan berfokus pada memaafkan sebagai proses dengan individu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengalaman Memaafkan 1. Definisi Pengalaman Memaafkan Memaafkan merupakan sebuah konsep dimana terdapat pelaku dan korban yang berada dalam sebuah konflik dan sedang berusaha
Lebih terperinci2015 PERBANDINGAN MOTIVASI BEROLAHRAGA BERDASARKAN OLAHRAGA KOMPETISI DAN OLAHRAGA REKREASI
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kegiatan olahraga sering dilakukan oleh setiap orang hampir setiap hari dengan jenis olahraga yang berbeda-beda. Setiap orang berbeda jenis olahraganya
Lebih terperinciBAB II. Reward dan Rasa Percaya Diri. berarti penghargaan atau hadiah. Sedangkan menurut istilah, banyak
BAB II Reward dan Rasa Percaya Diri A. Reward 1. Pengertian Reward Menurut bahasa reward berasal dari bahasa inggris yang berarti penghargaan atau hadiah. Sedangkan menurut istilah, banyak sekali pendapat
Lebih terperinciGEJALA KONASI--MOTIVASI. PERTEMUAN KE 10
GEJALA KONASI--MOTIVASI PERTEMUAN KE 10 aprilia_tinalidyasari@uny.ac.id MOTIVASI Motivasi adalah sesuatu daya yang menjadi pendorong seseorang bertindak, dimana rumusan motivasi menjadi sebuah kebutuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Era Globalisasi membuat jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan. dimasyarakatkan luas pada khususnya. Agar bangsa Indonesia tidak
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era Globalisasi membuat jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan dimasyarakatkan luas pada khususnya. Agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dari budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang pada akhirnya akan mengarah pada tujuan pendidikan nasional.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan tonggak utama berdirinya suatu bangsa yang maju dalam berbagai aspek kehidupan, pendidikan yang di dalamnya terdapat ilmu pengetahuan merupakan
Lebih terperinciAn Introduction. prepared by jimmy hasugian Kontinum Kematangan
An Introduction prepared by jimmy hasugian Email: jimlecture@gmail.com Kontinum Kematangan 1 What Kind of Person You Are Part of Problem Part of Solution (Future) Part of Nothing Karakter & Kepribadian
Lebih terperinciPerpustakaan Unika LAMPIRAN
LAMPIRAN LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN A-1 Perilaku Agresif pada Anak A-2 Konformitas terhadap Teman Sebaya A-1 PERILAKU AGRESIF PADA ANAK Kelas / No. : Umur : Tanggal Pengisian : Sekolah : PETUNJUK PENGISIAN
Lebih terperinciTAHUN AYIN ALEPH. Minggu I. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
TAHUN AYIN ALEPH Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Matius 6:33) Minggu I Pada tanggal 8 September 2010, kalender orang Yahudi berubah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN.1 Kajian Teoritis.1.1 Hakikat Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Slavin (1995: 5) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai berikut Cooperative
Lebih terperinciBullying: Tindak Kekerasan Antara Siswa Laki-Laki Dan Siswa Perempuan Dalam Perspektif Jender di SMA Negeri 2 Ambon
Bullying: Tindak Kekerasan Antara Siswa Laki-Laki Dan Siswa Perempuan Dalam Perspektif Jender di SMA Negeri 2 Ambon I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindakan kekerasan atau violence umumnya dilakukan
Lebih terperinci5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)
Nama : No HP : Alamat : Pendidikan Terakhir : 1. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asuransi untuk jaman sekarang sangat dibutuhkan oleh setiap perorangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Asuransi untuk jaman sekarang sangat dibutuhkan oleh setiap perorangan maupun perusahaan, baik di Indonesia maupun diluar negeri. Definisi asuransi menurut
Lebih terperinciUniversitas Esa Unggul 29 Mei 2015
Universitas Esa Unggul 29 Mei 2015 Pada sudut perusahaan Curriculum Vitae (CV) atau Daftar Riwayat Hidup digunakan untuk melihat profil kandidat pelamar yang memuat informasi pribadi, pendidikan, pelatihan,
Lebih terperinciNegosiasi Bisnis. Minggu-11: Agen, Konstituen, dan Khalayak. By: Dra. Ai Lili Yuliati, MM, Mobail: ,
Negosiasi Bisnis Minggu-11: Agen, Konstituen, dan Khalayak By: Dra. Ai Lili Yuliati, MM, Mobail: 08122035131, Email: ailili1955@gmail.co.id Jumlah Pihak Dalam Negosiasi Negosiasi antar dua orang negosiator.
Lebih terperinciMENJADI GURU EFEKTIF Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan
MENJADI GURU EFEKTIF Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
Lebih terperinciNama : Jenis kelamin : Tempat/ Tanggal lahir : Lama Bekerja : Jabatan yang disandang saat ini :
DATA PRIBADI Sebelum Bapak/ Ibu mengisi kuesioner, pada halaman ini terdapat sejumlah pertanyaan yang menyangkut identitas Bapak/ Ibu. Kami harap Bapak/ Ibu bersedia mengisinya dengan menuliskan data diri
Lebih terperinciPSIKOLOGI PELATIHAN FISIK
1 PSIKOLOGI PELATIHAN FISIK Danu Hoedaya FPOK UPI Materi Penyajian Pelatihan Pelatih Fisik Sepak Bola Se-Jawa Barat FPOK-UPI, 14-17 Februari 2007 2 PENGANTAR Materi Psikologi Kepelatihan pada Pelatihan
Lebih terperincimerasa perlu untuk menawar kembali
Negosiasi merupakan kata serapan bahasa inggris yang berasal dari kata negotiate yang berarti : merundingkan, bermusyawarah. Negosiasi adalah suatu cara untuk mencapai kesepakatan melalui diskusi. Negosiator
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Rojoimo. SD Negeri 1 Rojoimo terletak di Desa Mirombo Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Wonosobo. SD Negeri
Lebih terperinciKESEHATAN MENTAL DI SEKOLAH A. Hubungan antara kepribadian guru dan tingkah laku murid 1. Arti kes mental bagi guru 2. Arti kepribadian bagi guru 3.
KESEHATAN MENTAL DI SEKOLAH A. Hubungan antara kepribadian guru dan tingkah laku murid 1. Arti kes mental bagi guru 2. Arti kepribadian bagi guru 3. Tingkah laku guru akan selalu ditiru oleh muridnya 4.
Lebih terperinciMENINGKATKAN NILAI KEINDONESIAN MELALUI UPACARA BENDERA DI SEKOLAH DASAR
MENINGKATKAN NILAI KEINDONESIAN MELALUI UPACARA BENDERA DI SEKOLAH DASAR Bertika Kusuma Prastiwi, S.Pd.Jas, M.Or Dosen PJKR bertikakusuma@gmail.com Abstrak Tujuan dari artikel ini untuk menginformasikan
Lebih terperinciHUBUNGAN ADVERSITY QUOTIENT DAN KECERDASAN RUHANIAH DENGAN KECENDERUNGAN POST POWER SYNDROME PADA ANGGOTA TNI AU DI LANUD ISWAHJUDI MADIUN.
HUBUNGAN ADVERSITY QUOTIENT DAN KECERDASAN RUHANIAH DENGAN KECENDERUNGAN POST POWER SYNDROME PADA ANGGOTA TNI AU DI LANUD ISWAHJUDI MADIUN Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciPerpustakaan Unika LAMPIRAN
LAMPIRAN LAMPIRAN A Data Awal A-1 DATA AWAL PERILAKU MEMBELI TAS BERMEREK A-2 DATA AWAL KEPERCAYAAN DIRI LAMPIRAN A-1 Data Awal PERILAKU MEMBELI TAS BERMEREK LAMPIRAN A-2 Data Awal KEPERCAYAAN DIRI LAMPIRAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya sastra merupakan suatu gambaran dari kehidupan nyata. Oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah karya sastra merupakan suatu gambaran dari kehidupan nyata. Oleh karena itu, walaupun suatu karya sastra itu berbentuk fiksi, namun persoalan yang disajikan
Lebih terperinciMembangun Organisasi Rakyat
Membangun Organisasi Rakyat Mukhotib MD Jl. Raya Sandon No. 52 Secang, Magelang - 56195 Telp : (0293) 5516304, 0815.685.0367 E-mail : mukhotibmd@gmail.com Website : www.mukhotibmd.uni.cc Strategi Pengorganisasian
Lebih terperinciPENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR. Laelasari 1. Abstrak
PENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR Laelasari 1 1. Dosen FKIP Unswagati Cirebon Abstrak Pendidikan merupakan kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tajam antar perusahaan. Dengan adanya kemajuan teknologi yang juga terus
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh pasar global yang melanda dunia memberikan peluang dan tantangan bisnis bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Pasar global akan terus memperluas produk
Lebih terperinciPELATIH OLAHRAGA DAN KODE ETIKNYA. Fitria Dwi Andriyani, M.Or.
PELATIH OLAHRAGA DAN KODE ETIKNYA Fitria Dwi Andriyani, M.Or. PELATIH OLAHRAGA Sukses tidaknya kegiatan ekstrakurikuler OR di sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari segi pelatih, peserta didik,
Lebih terperinciSaya Bebas Untuk Mengampuni!
Saya Bebas Untuk Mengampuni! Hafalkan Matius 6 : 14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga Pada saat kita melalui pengalaman-pengalaman hidup, tidak
Lebih terperinciHubungan Pendidikan Dengan Penebusan. Terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.
Hubungan Pendidikan Dengan Penebusan Terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus. Karena dosa, manusia putus hubungan dengan Allah. Kecuali karena rencana penebusan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspek yang mempengaruhi kelangsungan aktivitas perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi dunia bisnis saat ini telah berkembang menjadi semakin kompleks, semakin kompetitif, bergerak dengan cepat serta semakin sulit untuk diprediksi. Agar
Lebih terperinciKOMUNIKASI ASERTIF MENDONGKRAK TINGKAT KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN
KOMUNIKASI ASERTIF MENDONGKRAK TINGKAT KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN Oleh Sumaryo Widyaiswara Madya BDK Palembang I. Pendahuluan Seorang pejabat/ pegawai tertentu, seperti pegawai yang bertugas yang melayani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Slameto (2003) mengatakan bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan
Lebih terperinciBAB 4 KESIMPULAN Citra Tokoh Utama Perempuan die Kleine sebagai Subordinat dalam Novel RELAX karya Henni von Lange RELAX RELAX
BAB 4 KESIMPULAN Berdasarkan teori yang sudah dipaparkan dalam bab dua dan analisis yang telah dilakukan dalam bab tiga, maka kesimpulan dari skripsi yang berjudul Citra Tokoh Utama Perempuan die Kleine
Lebih terperinciSKALA SIKAP KEPERCAYAAN DIRI
SKALA SIKAP KEPERCAYAAN DIRI Nama : Jenis Kelamin : Kelas : Berikut ini terdapat 60 pernyataan untuk teman-teman isi. Teman-teman diminta untuk memberikan tanda centang (V) pada kolom yang telah disediakan.
Lebih terperinciPENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA USIA DINI
PENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA USIA DINI Danu Hoedaya Ilustrator: Didin Budiman Kementerian Negara Pemuda & Olahraga Republik Indonesia Bidang Peningkatan Prestasi dan Iptek Olahraga Pengembangan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM
BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan
Lebih terperinciDASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik.
DASAR PRESENTASI PERSIAPAN Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik. Persiapan Dasar Persiapan yang baik bisa dimulai dengan menganalisis tiga faktor di bawah ini: - pada acara apa kita
Lebih terperinciBAB III ETOS KERJA ORANG JEPANG. Tidak ada memungkiri bahwa kerja keras merupakan kata kunci untuk
BAB III ETOS KERJA ORANG JEPANG 3.1 Prinsip orang Jepang Tidak ada memungkiri bahwa kerja keras merupakan kata kunci untuk meraih kesuksesan. Sebaliknya, malas kerja merupakan biang keladi utama seseorang
Lebih terperinciPertimbangan Memilih Sistem Produksi In- House atau Outsource
Memilih Sistem Produksi In- House Outsource Serta Panduan Memilih Partner Produksi Mengimplementasikan Ide Meningkatakan Efisiensi dan HASIL KOLABORASI OLEH TIM: DITULIS & DIADAPTASI OLEH: Hangga Nuarta
Lebih terperinciUji Penilaian Profesional Macquarie. Leaflet Latihan. Verbal, Numerikal, Pemahaman Abstrak, Kepribadian.
Uji Penilaian Profesional Macquarie Leaflet Latihan Verbal, Numerikal, Pemahaman Abstrak, Kepribadian. Mengapa Uji Penilaian psikometrik digunakan Dewasa ini semakin banyak perusahaan yang menyertakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu yang perlu diperhatikan dalam pergaulan sehari-hari adalah sikap rendah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu yang perlu diperhatikan dalam pergaulan sehari-hari adalah sikap rendah hati, yakni perasaan memiliki kekurangan dan kelemahan dibanding orang lain.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
Lebih terperinciContoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari
Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari Kemerdekaan. Bisa juga dalam acara kepemudaan. Silahkan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Simpulan
BAB V PENUTUP A. Simpulan Dari keseluruhan kajian mengenai pemikiran Kiai Ṣāliḥ tentang etika belajar pada bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan penting, terutama mengenai konstruksi pemikiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kecemasan masing-masing
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya setiap manusia memiliki kecemasan masing-masing dalam dirinya, baik untuk menghadapi masalah dalam dirinya sendiri atau dalam bersosialisasi dengan teman-teman
Lebih terperinciPERUMUSAN ISU STRATEGIS. 120 menit
05 PERUMUSAN ISU STRATEGIS TUJUAN Menunjukkan bahwa isu tidak tersedia dalam bentuk jadi sehingga harus dipilih dan diolah. Menunjukkan bagaimana mengembangkan isu strategis dengan mendayagunakan daftar
Lebih terperinciKecerdasan Emosional. Adaptasi dari James D.A Parker et al,2011. Kelas :. Umur :...
Kecerdasan Emosional Adaptasi dari James D.A Parker et al,2011 Nama : Kelas :. Umur :... Petunjuk mengerjakan Didalam skala ini terdapat 24 buah pertanyaan. Pada etiap pertanyaan disediakan 5 buah pilihan
Lebih terperinciNilai dan Kode Etik Pirelli Group
Nilai dan Kode Etik Pirelli Group Identitas Pirelli Group secara historis dibentuk oleh seperangkat nilai yang selama bertahun-tahun berusaha untuk dicapai dan dijaga oleh kami. Selama bertahun-tahun
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. mau kalah dari individu atau kelompok lainnnya. Kompetisi atau persaingan. dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Kompetisi dalam Belajar Kompetisi merupakan perasaan dimana individu atau kelompok tidak mau kalah dari individu atau kelompok lainnnya. Kompetisi atau persaingan
Lebih terperinciBAB III MAKNA FILOSOFI BUSHIDOU DI DALAM SIKAP AIKIDOUKA. 3.1 Filosofi Gi (Kebenaran) di dalam Sikap Aikidouka
BAB III MAKNA FILOSOFI BUSHIDOU DI DALAM SIKAP AIKIDOUKA 3.1 Filosofi Gi (Kebenaran) di dalam Sikap Aikidouka Prinsip utama aikidou adalah gi. Gi terdapat dalam diri aikidouka yaitu jasmani dan jiwa. Jiwa
Lebih terperinciINVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan
L A M P I R A N 57 INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan Anda diminta untuk memilih 1 (satu) pernyataan dari setiap rumpun yang
Lebih terperinciBerorientasi pada tindakan
Berorientasi pada tindakan Character Ethic (Prinsip-prinsip dasar) Adanya prinsip-prinsip dasar yang positif dan orang hanya dapat mengalami keberhasilan yang sejati dan kebahagiaan yang abadi bila mereka
Lebih terperinciPERANAN NILAI SPORTIFITAS PENDIDIKAN JASMANI DALAM MENGAHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PERANAN NILAI SPORTIFITAS PENDIDIKAN JASMANI DALAM MENGAHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Nuryanti 1 Universitas Cokroaminoto Palopo 1 nury_90@yahoo.com
Lebih terperinciReflections for managers
Reflections for managers Berikut ini merupakan renungan kumpulan ilham dan kebijaksaan bagi para manager. Semoga kumpulan reflection ini turut membantu dalam mengubah cara berfikir Anda, Metode kepemimpinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Menurut Hurlock (1968), dewasa ditujukan pada usia 21 tahun untuk awal masa dewasa dan sering dihitung sejak 7 atau 8 tahun setelah seseorang mencapai kematangan seksual,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Sosialisasi Anak Prasekolah 1. Pengertian Sosialisasi Sosialisasi menurut Child (dalam Sylva dan Lunt, 1998) adalah keseluruhan proses yang menuntun seseorang, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai pemain ke-12, sehingga suatu pertandingan tidak berarti tanpa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola tidak terlepas dari yang namanya supporter, supporter biasa disebut sebagai pemain ke-12, sehingga suatu pertandingan tidak berarti tanpa kehadiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Devi Astuti Alawiyah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang dijadikan alternatif untuk memberikan inovasi dalam pembelajaran. Model ini memiliki
Lebih terperinciKegagalan atau gagal adalah kejadian yang paling tidak diinginkan oleh hampir setiap orang, termasuk seorang profesional sekalipun.
Kegagalan atau gagal adalah kejadian yang paling tidak diinginkan oleh hampir setiap orang, termasuk seorang profesional sekalipun. Tidak sedikit orang nyalinya menciut, takut, hingga gentar ketika mendengar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainserta mau belajar untuk mengembangkan diri dari kekalahan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kalah atau menang dalam permainan adalah hal yang biasa. Kekalahan jika dirasakan memang terasa pahit, tapijika diresapi bisa terasa manis. Ada yang memaknai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu cara untuk menjaga agar kesegaran jasmani tetap berada dalam kondisi yang baik. Sehingga terlihat pria dan wanita, tua atau muda
Lebih terperinciREFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN
BEKERJA UNTUK YANG KECANDUAN REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN Setiap reformasi yang benar mendapat tempat dalam pekerjaan keselamatan dan cenderung mengangkat jiwa kepada satu kehidupan yang baru
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bola basket adalah salah satu cabang olahraga yang termasuk populer dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki karakteristik tersendiri,
Lebih terperinciBULLYING & PERAN IBU Penyuluhan Parenting PKK Tumpang, 29 Juli 2017
BULLYING & PERAN IBU Penyuluhan Parenting PKK Tumpang, 29 Juli 2017 oleh: Dr. Rohmani Nur Indah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Angket 1: Beri tanda berdasarkan pengalaman anda di masa kecil A. Apakah
Lebih terperinciVII KONFLIK DAN INTEGRASI
VII KONFLIK DAN INTEGRASI Pengertian Konflik Konflik adalah perselisihan atau persengketaan antara dua atau lebih kekuatan baik secara individu atau kelompok yang kedua belah pihak memiliki keinginan untuk
Lebih terperinciDEPARTEMEN PEMUDA DAN ANAK GBI JEMAAT INDUK DANAU BOGOR RAYA BAHAN SHARING COOL PEMUDA Minggu I; Bulan: Februari 2011
DEPARTEMEN PEMUDA DAN ANAK Minggu I; Bulan: Februari 2011 BUAH ROH PENDAHULUAN Matius 12:33,35 :... a) Tuhan Yesus memberikan perumpamaan keberadaan manusia seperti sebuah pohon. Ada 2 jenis pohon yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurutnya akan menyalahi aturan yang dibuat oelh orang tuanya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Remaja berasal dari bahasa latin adolensence yang berarti tumbuh, tumbuh menjadi dewasa dan berkembang baik dari segi fisik, mental sosial maupun rohaninya.
Lebih terperinciCOPING STRESS PADA WANITA YANG MENGALAMI KEMATIAN PASANGAN HIDUP. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1
COPING STRESS PADA WANITA YANG MENGALAMI KEMATIAN PASANGAN HIDUP Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : Sendy Puspitasari F 100 040 029 FAKULTAS
Lebih terperinciTERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN POTENSI DIRINYA SECARA MAKSIMAL.
9. TIM DIHARGAI ATAS HASIL YANG SANGAT BAIK, DAN SETIAP Anggota DIPUJI ATAS KONTRIBUSI PRIBADINYA. 10. Anggota KELOMPOK TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN
Lebih terperinciPendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas II
semester 2 pelajaran 3 musyawarah tujuan pembelajaran tujuan yang ingin dicapai setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan dapat melakukan musyawarah dalam mengambil keputusan manfaat pembelajaran manfaat
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. dengan pengurus yayasan dalam menyampaikan aspirasi dan. mendapatkan sinkronansi kedua belah pihak.
95 BAB IV ANALISIS A. Analisis Data 1. Temuan Penelitian Pada bab ini peneliti akan menganalisis tentang hasil-hasil temuan yang ada dilapangan dengan teori yang relevan, sehingga menimbulkan teori baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. unit sosial yang terkoordinasi secara berkesinambungan, gabungan dari dua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri adalah organisasi yang menghasilkan barang atau memberikan pelayanan jasa. Perusahaan sebagai suatu organisasi merupakan suatu sistem dinamis yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh daya saing dan keterampilan (meritokration). Pria dan wanita sama-sama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi yang penuh dengan persaingan, peran seseorang tidak lagi banyak mengacu kepada norma-norma kebiasaan yang lebih banyak mempertimbangkan
Lebih terperinci2015 KONTRIBUSI POLA ASUH ORANG TUA DI DALAM KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD KELAS III
BAB I A. Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Pada jaman sekarang ini manusia dituntut untuk tidak hanya cerdas dalam intelektual, tapi dituntut juga untuk berkarakter, sebab karakter sebagai kepribadian
Lebih terperinci5 KEY ELEMENT SERVICE
5 KEY ELEMENT SERVICE 5 ELEMEN SERVICE TANGIBLE DAPAT DIRASAKAN OLEH PANCA INDRA Contoh : Sesuatu yang dapat dilihat, didengar, dirasakan, dicium (hirup), dan di raba ( Bangunan Fisik Dealer, showroom,
Lebih terperinciPendidikan 97. Bab 9. Pendidikan
Pendidikan 97 Bab 9 Pendidikan Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) memberikan tanggapan tentang cerita pengalaman teman; 2) melakukan percakapan melalui telepon dengan
Lebih terperinciPertanyaan yang perlu direnungkan oleh calon wirausaha
ETIKA BISNIS Tujuan Pengajaran Menjelaskan bagaimana menciptakan bisnis dengan etika baik, tidak hanya memikirkan keuntungan semata Menjelaskan bagaimana menjalankan usaha untuk jangka panjang dengan menyiapkan
Lebih terperinciLesson Study dapat Diiplementasikan dalam Mata Pelajaran Bukan-MIPA. Oleh: Yosaphat Sumardi dan Ariswan FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta
Lesson Study dapat Diiplementasikan dalam Mata Pelajaran Bukan-MIPA Oleh: Yosaphat Sumardi dan Ariswan FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta Lesson Study merupakan model pelatihan pembinaan profesional pendidik
Lebih terperinciPENANAMAN ETIKA LINGKUNGAN MELALUI SEKOLAH PERDULI DAN BERBUDAYA LINGKUNGAN
PENANAMAN ETIKA LINGKUNGAN MELALUI SEKOLAH PERDULI DAN BERBUDAYA LINGKUNGAN Rachmat Mulyana Abstrak Pendidikan merupakan salah satu upaya potensial dalam mengatasi krisis lingkungan yang terjadi saat ini
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTAR-PRIBADI
DIKLAT TEKNIS KOMUNIKASI DAN PRESENTASI EFEKTIF HUBUNGAN ANTAR-PRIBADI Disajikan : DR. Muharto Toha, Drs, M.Si Erick Hutrindo, MT Hotel Bukit Indah Ciloto, 17 22 Juli 2006 BIODATA N a m a : DR. Muharto
Lebih terperinciBaba 7. Etika Bisnis
Baba 7 Etika Bisnis Tujuan Pengajaran Menjelaskan bagaimana menciptakan bisnis dengan etika baik, tidak hanya memikirkan keuntungan semata Menjelaskan bagaimana menjalankan usaha untuk jangka panjang dengan
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus
6 II. KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani (penjas) Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan sebagai suatu hiburan bahkan suatu permainan untuk peningkatan kondisi tubuh atau sebagai prestasi
Lebih terperinciKiat Berbisnis Online untuk Mahasiswa
Makalah Lingkungan Bisnis Kiat Berbisnis Online untuk Mahasiswa Nama : Nurmayanti NIM : 11.11.5310 Kelas : 11.S1TI.10 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 Abstraksi Tren wirausaha di kalangan anak muda kian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Total Quality Management 2.1.1.1 Pengertian Total Quality Management Pendefinisian total quality management mengacu
Lebih terperinciVictorious Living #3 - Hidup Berkemenangan #3 MAKING A CHANGE IN YOUR LIFE MENGUBAH HIDUP ANDA
Victorious Living #3 - Hidup Berkemenangan #3 MAKING A CHANGE IN YOUR LIFE MENGUBAH HIDUP ANDA PEMBUKAAN: Hari ini kita akan melanjutkan seri khotbah Victorious Living bagian 3, yaitu: Making a Change
Lebih terperinciSUMBER KONFLIK. lanjutan...
DEFINISI KONFLIK SEBAGAI MASALAH INTERNAL DAN EKSTERNAL YG TERJADI SEBAGAI AKIBAT DARI PERBEDAAN PENDAPAT,NILAI-NILAI, ATAU KEYAKINAN DARI 2 ORANG/LEBIH KONFLIK ADALAH SEBUAH SITUASI KETIKA SUMBER DAYA
Lebih terperinciBAB I PENGEMBANGAN AFEKTIF ANAK USIA DINI
BAB I PENGEMBANGAN AFEKTIF ANAK USIA DINI A. Arti Kata Afektif Kata afektif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI (2001) adalah berbagai perilaku yang berkaitan dengan perasaan, sedangkan dalam
Lebih terperinciASPEK PERKEMBANGAN SOSIAL
ASPEK PERKEMBANGAN SOSIAL I. PENGERTIAN DAN PROSES SOSIALISASI Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial (Hurlock, 1990). Tuntutan sosial pada perilaku
Lebih terperinciLAMPIRAN I SKALA POLA ASUH ORANG TUA SEBELUM ADA AITEM YANG TIDAK VALID PETUNJUK PENGISIAN ANGKET :
LAMPIRAN I SKALA POLA ASUH ORANG TUA SEBELUM ADA AITEM YANG TIDAK VALID NAMA : KELAS : UMUR : SD : PETUNJUK PENGISIAN ANGKET : 1. Ada beberapa pernyataan yang harus saudara jawab. Berilah tanda silang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif dalam aspek kehidupan manusia. indonesia perlu memiliki warga yang bermutu atau berkualitas tinggi.
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) belakang ini sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama di negara-negara yang sudah maju. Tingkat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Konstruksi Manajemen proyek adalah suatu perencanaan dan pengendalian proyek yang telah ditekankan pada pola kepemimpinan, pembinaan kerja sama, serta mendasarkan
Lebih terperinciPelajaran 4 KEKUDUSAN: 1. Persiapan. KEKUDUSAN (Hanya Menjadi Lebih Baik), 24 Januari Hanya Menjadi Lebih Baik. A. Sumber
Pelajaran 4 KEKUDUSAN: Hanya Menjadi Lebih Baik 24 Januari 2015 1. Persiapan KEKUDUSAN (Hanya Menjadi Lebih Baik), 24 Januari 2015 A. Sumber Keluaran 15:11 Mazmur 89:35 Yesaya 35:8 Roma 6:19 Efesus 4:24
Lebih terperinci5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan, diskusi dan saran. Kesimpulan dalam penelitian ini berisi gambaran sibling rivalry pada anak ADHD dan saudara kandungnya
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah dilakukan pengolahan data dan penganalisisan hasil pengolahan data maka dapat diambil beberapa kesimpulan. Dimana kesimpulan ini dibuat berdasarkan masing-masing
Lebih terperinci