PENELITIAN SIFAT-SIFAT RHEOLOGI LUMPUR FILTRASI RENDAH PADA TEMPERATUR TINGGI
|
|
- Budi Hermanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROCEEDING SIMPOSIUM NASIONAL IATMI 2001 Yogyakarta, 3-5 Oktober 2001 PENELITIAN SIFAT-SIFAT RHEOLOGI LUMPUR FILTRASI RENDAH PADA TEMPERATUR TINGGI Luqman Arif 1, Aris Buntoro 1, Sudarmoyo 1, Rudi Rubiandini R.S. 2 1 Teknik Perminyakan UPN Veteran Yogyakarta 2 Teknik Perminyakan ITB Kata Kunci : Sifat rheologi, Lumpur Filtrasi rendah, Temperatur tinggi ABSTRAK Tekanan dan temperatur merupakan faktor yang selalu ditemui pada operasi pemboran yang besarnya berbanding lurus dengan kedalaman yang ditembus. Adanya temperatur yang tinggi akan mempengaruhi sifat fisik lumpur pemboran yaitu sifat rheologi dan filtration loss. Terhadap sifat rheologi lumpur, temperatur akan mempengaruhi viskositas plastik dan yield point. Besarnya kedua parameter tersebut sulit untuk diprediksikan pada temperatur tinggi akan tetapi mempunyai kecenderungan turun pada temperatur yang semakin tinggi. Begitu juga dengan sifat filtration loss yang akan berubah pada saat dibebani temperatur tinggi. Perubahan sifat fisik lumpur pemboran tersebut akan menyebabkan penurunan kualitas lumpur dengan ditandai oleh hilangnya fungsi lumpur sebagai fluida pemboran. Untuk mengatasi masalah ini maka dilakukan suatu penelitian sifat rheologi lumpur pada temperatur tinggi. Metodologi yang digunakan adalah penelitian secara laboratorium untuk menguji sifat rheologi lumpur yang sudah ditreatment dengan aditif FLCA (Filtration loss control agent) pada kondisi tekanan 3000 psig dan temperatur 50 0 C C dengan interval pengujian 25 0 C dengan menggunakan alat HPHT viscometer model -70 yang kemudian parameter keluarannya dibandingkan dengan standart API. Hasil akhir yang diperoleh dari penelitian ini adalah jenis dan konsentrasi aditif yang mampu mempertahankan sifat rheologi lumpur sesuai dengan standart API pada temperatur tinggi dalam bentuk Tabel skala temperatur dan sekaligus memperoleh referensi tentang pengaruh temperatur terhadap perubahan sifat rheologi lumpur. 1. PENDAHULUAN Dalam suatu operasi pemboran baik pada sumur migas atau sumur panasbumi sering dijumpai adanya temperatur yang sangat tinggi. Temperatur yang tinggi akan mengakibatkan perubahan sifat rheologi lumpur pemboran yaitu viskositas plastik, yield point, dan gel strenght. Perubahan tersebut antara lain menurunnya harga viskositas akibat kenaikan temperatur yang dapat menimbulkan masalah pemboran yaitu kurang baiknya fungsi lumpur sebagai media pengangkat cuting ke permukaan. Akibat dari kondisi tersebut cuting akan mengendap di dasar sumur dan akan mengakibatkan pipa terjepit. Lumpur pemboran yang baik adalah lumpur pemboran yang mempunyai volume filtrat rendah dan mud cake yang tipis serta kuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tekanan dan temperatur tinggi terhadap sifat rheologi lumpur dasar air (water based mud) yang ditreatment aditif FLCA (filtration loss control agent) terbaik yang mampu mempertahankan sifat rheologi lumpur pemboran sesuai standart API pada temperatur tinggi. Permasalahannya adalah kebanyakan lumpur pemboran tidak mampu mempertahankan sifat rheologinya sesuai standart API ketika dibebani temperatur tinggi sehingga lumpur tersebut tidak berfungsi sebagai media pengangkat cuting ke permukaan. Metodologinya adalah secara laboratorium dengan mengkaji sifat rheologi lumpur dasar yang sudah ditambah aditif FLCA (filtration loss control agent) dengan berbagai konsentrasi dari temperatur rendah (50 0 C) sampai dengan temperatur tinggi (200 0 C) untuk tekanan 3000 psig dengan Fann model-70 kemudian hasilnya dibandingkan dengan standart API (Tabel- 1.1) dalam bentuk grafik. Hasil akhir yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah jenis dan konsentrasi aditif yang mampu mempertahankan sifat rheologi lumpur sesuai standart API pada temperatur tinggi dan sekaligus mendapatkan referensi tentang pengaruh temperatur terhadap perubahan sifat rheologi lumpur yang secara umum adalah semakin tinggi temperatur yang dibebankan maka akan semakin rendah viskositas lumpur pemboran. 2. TINJAUAN PUSTAKA Lumpur pemboran adalah suatu cairan yang terdiri dari campuran dari berbagai macam material yang dipakai pada waktu pemboran Teori Dasar Lumpur Pemboran Secara umum lumpur pemboran mempunyai empat komponen dasar, yaitu 8 : 1. Komponen Cair 2. Komponen Padat Reaktif 3. Komponen Padat Innert 4. Komponen Additive/Pengontrol Komponen Cair Komponen cair adalah suatu material yang diperlukan dalam pembuatan sistem lumpur (mud base) yang nantinya akan menentukan jenis sistem lumpur. Komponen cair dapat
2 berupa air atau minyak. Air dapat pula dibagi menjadi dua yaitu air tawar dan air asin. Komponen Padat Reaktif Padatan ini bereaksi dengan sekelilingnya (sistem) membentuk koloidal. Clay air tawar seperti bentonite menyerap air tawar dan membentuk lumpur. Jumlah barel lumpur yang dihasilkan dari satu ton clay agar viscositasnya 15 cp, disebut yield. Untuk bentonite yield-nya kira-kira 100 bbl/ton. Komponen Padat Non-Reaktif Komponen padat non-reaktif adalah komponen padat yang tidak bereaksi (inert) terhadap sistem lumpurnya atau komponen pemberat, seperti barite (BaSO 4 ), galena (PbS) dan biji besi atau ore (Fe 2 O 3 ). Komponen Additive (bahan kimia) Komponen additive merupakan bagian dari sistem yang digunakan untuk mengontrol sifat-sifat lumpur bor. Bahan kimia tersebut pada umumnya digunakan untuk mengontrol: viscositas, filtration loss, ph, densitas Fungsi Lumpur Pemboran Fungsi utama lumpur pemboran adalah 1, 2, 4 : 1. Mengangkat serbuk bor ke permukaan. 2. Mengontrol tekanan formasi 3. Mendinginkan serta melumasi pahat dan drillstring 4. Membersihkan dasar lubang bor 5. Membantu dalam evaluasi formasi 6. Melindungi formasi produktif 7. Membantu stabilitas formasi 2.3. Sifat-Sifat Fisik Lumpur Pemboran Sifat fisik Lumpur yang terpenting yang dikontrol pada setiap operasi sumur migas dan panas bumi ada tiga, yaitu: 1. Densitas 2. Rheologi (sifat aliran) 3. Filtration Loss Densitas Pengontrolan densitas lumpur pada hakekatnya adalah mencegah blow out, dan kadang-kadang juga digunakan untuk menjaga stabilitas lubang bor. Lumpur yang terlalu berat dapat menyebabkan terjadinya lost sirculation, sedangkan, lumpur yang terlalu ringan dapat menyebabkan masuknya fluida formasi ke dalam lubang bor (kick ) dan jika tidak segera diatasi akan menyebabkan terjadinya semburan liar (blow out). Rheologi (Sifat Aliran) Pengontrol rheologi diperlukan untuk mengangkat serbuk bor (cutting) pada saat pemboran berlangsung. Dalam terminology lapanga minyak, istilah sifat aliran (flow properties) dan viscositas adalah merupakan ungkapan umum yang digunakan untuk menggambarkan perilaku lumpur pemboran dalam keadaan bergerak. Viscositas fluida pemboran merupakan fungsi dari beberapa faktor, yaitu : Viscositas fasa cair Volume padatan dalam lumpur Volume fluida yang terdispersi (emulsi) Jumlah partikel per satuan lumpur Bentuk partikel padatan Gaya tarik (atau gaya tolak) antara partikel-partikel padat, dan antara fasa padat dengan fasa fluida Viscositas menunjukkan kekentalan lumpur dalam aliran, dan gel strength menunjukkan kekentalan lumpur dalam kondisi diam pada periode waktu tertentu. Secara ilmiah, viscositas adalah suatu konstanta antara shear stress dan shear rate untuk fluida Newtonian, seperti air, tetapi tidak berlaku untuk lumpur pemboran. Untuk fluida pemboran, perbandingan antara shear stress dan shear rate berkurang dengan naiknya shear rate. Penggunaan utama plastic viscosity yang diukur dalam centi poises, adalah untuk menunjukkan pengaruh kandungan padatan terhadap kekentalan lumpur. Plastic viscosity diperoleh dengan mengurangkan dial reading 600 rpm dengan 300 rpm pada viscometer. Besarnya plastic viscosity dipengaruhi oleh kandungan padatan, ukuran padatan, dan temperatur. Sukar mengatakan bahwa lumpur berat tertentu harus mempunyai viscositas tertentu juga, karena faktor ukuran padatan berpengaruh. Yield point adalah merupakan suatu pseudometer, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1, yang diperoleh dengan ekstrapolasi garis lurus antara pembacaan dial 300 rpm dan 600 rpm pada viscometer. Yield point ditentukan secara kuantitatif dengan pengurangan pembacaan 300 rpm dengan plastic viscosity. Gel strength adalah merupakan suatu harga yang menunjukkan kemampuan lumpur untuk menahan padatanpadatan. Faktor yang menyebabkan terbentuknya gel strength yaitu adanya gaya tarik menarik dari partikel-partikel atau plat-plat clay sewaktu tidak adanya sirkulasi lumpur. Fungsi gel strength dalam lumpur pemboran adalah menahan cutting dan pasir dalam suspensi sewaktu sirkulasi lumpur dihentikan. Filtration Loss Filtration loss adalah kehilangan sebagian fasa cair (filtrate) lumpur yang masuk ke dalam formasi permeable. Filtration loss yang terlalu besar berpengaruh jelek terhadap formasi maupun terhadap lumpurnya sendiri, karena dapat menyebabkan terjadinya formation damage (pengurangan permeabilitas efektif terhadap minyak/gas) dan lumpur akan kehilangan banyak cairan. Mud cake sebaiknya tipis agar tidak memperkecil lubang bor Pengaruh Temperatur Tinggi Terhadap Lumpur Pada temperatur tinggi lumpur, sifat fisik lumpur yaitu sifat rheologi dan filtration loss sulit untuk diprediksikan perubahannya. Hal ini disebabkan karena sifat-sifat tersebut sangat sensitif terhadap perubahan temperatur. Parameter dari sifat rheologi yang paling sensitif terhadap perubahan pembebanan temperatur adalah viskositas. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Viscositas Faktor-faktor yang mempengaruhi viscositas lumpur pemboran dapat dikelompokkan sebagai 2 : 1) Interaksi mekanis antara padatan dan cairan 2) Interaksi elektris antara padatan-padatan dan 3) Shear rate
3 Pada umumnya fluida non-newtonian cenderung encer dengan adanya pengaruh shear, sebagai contoh, viscositas berkurang sebagai akibat naiknya shear rate. Perilaku fluida nonnewtonian ini adalah karena interaksi padatan-padatan dalam lumpur. Interaksi padatan menyebabkan tahanan terhadap aliran dari gaya-gaya listrik atraski dan refulsi pada permukaan padatan yang bermuatan listrik, atau dari tahanan mekanis terhadap aliran antara partikel dan fluida. Perubahan viscositas plastis terhadap temperatur dan perubahan viscositas air terhadap temperatur mengindikasikan bahwa high-shear-rate viscosities ditentukan oleh interaksi mekanis antara padatan dan cairan. Hal ini berarti bahwa untuk meminimalkan viscositas pada high-shear-rate (seperti shear rate dibawah pahat), konsentrasi padatan dalam lumpur dan viscositas fraksi cairan di minimalkan. Pengaruh Shear Rate Terhadap Viscositas Gambar 2.2 juga menunjukkan bahwa viscositas shear rate rendah lebih besar dari viscositas pada viscositas pada shear rate yang lebih tinggi dan bahwa perbedaan ini menjadi lebih besar dengan bertambahnya temperatur. Suspensi menjadi lebih encer karena pengaruh shear dengan naiknya temperatur. Di bawah ini akan ditinjau macam-macam hubungan penyebaran partikel-partikel clay dengan harga viscositas, yield point, dan gel strength (Gambar 2.3.). Sistem dispersi. Keadaan dimana plat-plat clay tersebar merata karena gaya atraksi ternetralisir. Sistem penyebaran ini biasa dicapai dengan mengagitasikan bentonite ke dalam fresh water dengan menambahkan sedikit thinner. Thinner yang disebut pula protection colloid akan melapisi plat-plat clay sehingga jumlah air yang terhidrasi menjadi lebih sedikit. Dengan cara ini akan didapatkan fasa kontinu (air bebas) yang lebih banyak, oleh karenanya akan tercapai keadaan dispersi yang lebih stabil. Sistem penyebaran ini memberikan ukuran partikel-partikel clay yang terkecil sehingga viscositas plastik system ini adalah yang tertinggi. Yield point cukup tinggi dan dengan ditambahkannya thinner akan menjadi lebih rendah. Gel strength rendah tapi progressive. Sistem Flokulasi. Keadaan dimana partikel-partikel clay tersebar berupa kumpulan-kumpulan plat-plat yang saling terikat antara bidang permukaan dengan tepi atau tepi dengan tepi. Keadaan penyebaran ini bias didapatkan dengan menambahkan garam monovalent ke dalam system lumpur dispersi deflokulasi. Sistem penyebaran ini kurang stabil, apabila dilakukan pengadukan system akan berubah menjadi dispersi deflokulasi. Viscositas plastis system flokulasi di bawah sistem dispersi deflokulasi. Yield point dan gel strength progressive tinggi karena adanya gaya atraksi antara plat-plat clay-nya. Sistem agregasi. Sistem penyebaran partikel clay di dalam lumpur dimana platplat clay akan tersebar dalam kumpulan plat-plat clay yang terikat pada bidang-bidang permukaan dan antara tepitepinya, kumpulan plat-plat clay ini juga saling terikat, atau antara tepi dan bidang permukaan kumpulan plat-plat clay. Sistem ini mempunyai luas pemukaan singgung partikelpartikel clay dengan fasa kontinu yang terkecil, maka dari itu viscositas plastis system ini adalah yang terendah dari keempat system di atas. Karena adanya gaya atraksi yang kuat antara plat-plat clay maka yield pointnya menjadi tinggi (tertinggi dari keempat system), gel strength -nya tinggi tapi non-progressive. Sistem deflokulasi. Dalam system ini plat-plat clay tersebar dalam kumpulan platplat terikat pada bidang permukaannya. Sistem ini biasa didapatkan dengan menambahkan garam-garam divalent kedalam system dispersi. Viscositas plastis system ini rendah karena luas bidang singgung plat clay dengan fasa kontinunya kecil. Yield point rendah dan gel strength non-progressive rendah. Lumpur pemboran harus mampu mengontro problemproblem tersebut, sehingga lubang bor tetap terbuka dan proses pemboran dapat terus dilanjutkan. Perencanaan sistem lumpur untuk menjaga stabilitas lubang bor sering digunakan sebagai basis untuk pemilihan jenis lumpur. 3. PENGUJIAN LABORATORIUM Pengujian lumpur yang dilakukan di laboratorium yaitu melakukan pengukuran terhadap sifat rheologi lumpur (viskositas plastik, dan yield point) dengan diagram penelitian seperti pada Gambar Bahan-bahan yang Digunakan Aquades Wyoming Bentonite CMC-HV Resinex-II Pyrotrol Baranex 3.2. Kondisi Pengukuran Temperatur pengukuran : C C C C C C C Tekanan pengukuran : 3000 psig Parameter-parameter yang diukur: 1. θ 600, yaitu pembacaan (dial reading) pada putaran 600 rpm 2. PV, Plastis Viscosity 3. YP, Yield Point 3.4. Peralatan yang Digunakan Timbangan Listrik Multi-mixer Agitator HPHT Viscometer (Gambar 3.2) ph meter Cell Roll Oven
4 Gelas Ukur 4. PEMBAHASAN Hal terpenting yang perlu diketahui dalam menentukan sifat aliran (rheologi) lumpur pemboran adalah dengan parameterparameter antara lain viskositas plastik, viskositas nyata, yield point, dan gel strenght dimana parameter-parameter tersebut didapatkan dari harga pembacaan (dial reading) yang merupakan output dari HPHT viscometer. Dari hasil pengujian dapat dianalisa dengan berpatokan pada pengaruh kenaikan temperatur terhadap sifat rheologi lumpur pemboran sebagai berikut : 4.1. Lumpur Dasar (LS) Deskripsi kinerja yang dimiliki oleh lumpur dasar memperlihatkan bahwa pada pembebanan temperatur sampai C harga pembacaan 600 masih sapat memenuhi standart API, sementara harga viskositas plastiknya diatas temperatur C sudah tidak memenuhi standart API. Sedangkan harga yield point yang dimiliki hanya sampai temperatur C. Kemampuan menstabilkan sifat rheologi lumpur berdasarkan dari tiga parameter tersebut maka sifat rheologi lumpur dasar hanya mampu stabil pada temperatur sampai C untuk memenuhi standart API. Fenomena diatas menunjukkan adanya perubahan sifat rheologi lumpur akibat pembebanan temperatur. Dalam kondisi tersebut terjadi proses ikatan antar partikel lempung akibat adanya gaya tarik dan tolak antar partikelnya dengan katalisator temperatur Lumpur Filtrasi Rendah Fenomena yang ditunjukkan oleh merupakan prilaku reaksi aditif dalam mengkontrol volume filtrat lumpur yang sesuai dengan fungsinya akibat adanya pembebanan temperatur. Acuan yang dipakai untuk menentukan tinggi rendahnya volume filtrat adalah harga maksimum standart API pada kondisi statik. Hal ini dikarenakan sampai saat ini belum ada standart maksimum untuk kondisi dinamik akan tetapi dalam aplikasi dilapangan direkomendasikan harga toleransi antara ml Lumpur Dasar + 2 ppb Baranex Kinerja aditif baranex seperti pada Gambar-4.1. menunjukkan bahwa dengan pembebanan temperatur sampai C belum ada perubahan sifat rheologi yang diindiksikan dengan konstannya harga pembacaan 600, PV, dan YP. Tetapi diatas C adanya perubahan dari ketiga parameter rheologi tersebut. Oleh karena itu aditif baranek berfungsi sebagai media untuk menstabilkan temperatur (Temperatur stability agent) 4.4. Lumpur Dasar + 1 ppb CMC-HV Kinerja aditif seperti yang ditunjukkan pada Gambar-4.2 memperlihatkan adanya perubahan sifat rheologi akibat pembebanan temperatur. Indikasi adanya perubahab adalah cenderung turunnya harga pembacaan 600, PV, dan YP dengan naiknya temperatur, akan tetapi harga ketiga parameter tersebut masih memenuhi standart API sampai pada temperatur C. Fenomena tersebut menandakan terjadinya ikatan antar partikel lempung semakin besar yang dikenal dengan flokulasi akibat penambahan CMC-HV pada temperatur rendah sebagai akibat adalah naiknya viskositas lumpur. Dan sebaliknya semakin besar pembebanan temperatur mengakibatkan terjadinya deflokulasi sehingga viskositas lumpur turun Lumpur Dasar + 4 ppb Pyrotrol Kinerja aditif pyrotrol mampu memperthankn sifat rheologi lumpur sesuai standart API cenderung turun seiring dengan naiknya pembebanan temperatur seperti yang terlihat pada Gambar-4.3. Batas kemampunya dalam mempertahankan sifat rheologi lumpur agar sesuai dengan standart API sampai temperatur C, diatas temperatur ini sudah tidak memenuhi lagi. Performance tersebut dikarenakan adanya interaksi antar partikel aditif dengan partikel lempung (bentonite) untuk mengurahi pengaruh temperatur terhadap perubahan sifat rheologi lumpur pada kondisi dibawah temperatur C, sehingga additif pyrotrol dapat dikatakan bersifat penstabil temperatur (Temperature Stability Agent) 4.6. Lumpur Dasar + 2 ppb Resinex II Gambaran yang ada pada Gambar-4.4. mempunya arti bahwa penambahan aditif resinex mampu mempertahankan sifat rheologi lumpur pada temperatur C sampai C. Meskipun sifat rheologinya cenderung naik dan mencapai puncaknya pada temperatur C yang kemudian mengalami penurunan sampai pada temperatur C. Akan tetapi sifat rheologi yang memenuhi standart API berdasarkan ketiga parametrnya adalah pada interval temperatur C C. Kenaikan viskositas menunjukkan adanya ikatan partikelpartikel lempung yang membentuk house cart atau terjadinya proses dispersi sehingga mengakibtkan semakin besar jumlah partikelnya. Sedang kan penurunan viskositas sbagai akibat proses agregasi yang menyebabkan semakin kecilnya jumlah partikel sistem lumpur dan proses deflokulasi sebagai proses penetralisir muatan plat-plat lempung. Sebagai gambaran secara sistimatis tentang kemampuan aditif untuk mempertahankan sifat rheologi lumpur sesuai dengan standart API dan hubungan antara volume filtrat dengan sifat rheologi lumpur pada temperatur tinggi ditunjukkan pada Ta bel KESIMPULAN Dari data hasil pengujian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Kemampuan aditif yang diteliti dalam mempertahankan sifat rheologi lumpur agar sesuai dengan standart API dipengaruhi oleh besarnya temperatur maksimum C. 2. Lumpur filtrasi rendah dengan aditif resinex-ii 2 ppb mempunyai volume filtrat 21,35 ml (300 0 F) mampu mempertahankan sifat rheologi yang sesuai dengan standart API pada temperatur C sampai C dan pyrotrol 4 ppb volume filtrat 9,67 ml (300 0 F) rheologinya dapat bertahan sesuai standart API dari temperatur 50 0 C sampai C.
5 3. Sedangkan lumpur filtrasi rendah dengan aditif CMC-HV 1 ppb dengan volume filtratnya 17,64 ml (300 0 F) mampu mempertahankan sifat rheologi yang sesuai dengan standart API sampai pada temperatur C. Sementara baranex 2 ppb dengan volume filtrat 16,81 ml (300 0 F) rheologinya dapat bertahan sesuai dengan standart API pada temperatur dari C sampai C. Tabel-1.1. Standart API DAFTAR PUSTAKA 1. Adam, N.J., Drilling Engineering, A Complate Well Planning Approach, Penn Well Publishing Co., Tulsa, Oklahuma, Zaba, J. And Doherty, W.T. Practical Petroleum Engineer s Handbook, Gulf Publishing Company Huston, Mut Engineering, Dresser Magcobar, Division Of DresserIndustri, Inc., Huston-Texas, Tabel-4.1. Hubungan Antara Volume Filtrat Dengan Sifat Rheologi Lumpur 4. Moore, P.L., et al, Drilling Practice Manual, The Petroleum Publishing Company, Oklahuma, , Manual Of Drilling Fluids Technology, Baroid NL Industries Inc. Huston, Rudi Rubiandini R.S. Mud Design And Problem Solving Pt. Radikatama Mitra, Yossie Sri W., Prilaku Filtrasi Dinamik Bentonite Dalam Negeri Dengan Variasi Aditif Pada Temperatur Tinggi, Tugas Akhir, Jurusab Teknik Perminyakan, UPN Veteran Yogyakarta, Fluida Bingham Plastik Shear Stress (t) Fluida Model Power Law Shear Rate ( g ) Gambar-2.1. Yield Point hasil Ekstrapolasi Garis Lurus Antara Pembacaan Dial 300 dan Dial 600
6 Gambar-2.2. Pengaruh Share rate Terhadap Temperatur Gambar-3.1. Diagram Penelitian Gambar-2.3. Gambaran Penyebaran Partikel-partikel Clay Gambar-3.2. Alat HPHT Viscometer Model - 70
7 Gambar-4.1. Sifat Rheologi Lumpur Dasar + 2 ppb Baranex Gambar-4.3. Sifat Rheologi Lumpur Dasar + 4 ppb Pyrotrol Gambar-4.2. Sifat Rheologi Lumpur Dasar + 1 ppb CMC Gambar-4.4. Sifat Rheologi Lumpur Dasar + 2 ppb Resinex
HERMIKA DIAN LISTIANI
STUDI LABORATORIUM EFEK PENAMBAHAN ADDITIVE XCD-POLYMER, SPERSENE, RESINEX DAN DRISPAC TERHADAP SIFAT FISIK LUMPUR BERBAHAN DASAR AIR PADA TEMPERATUR SAMPAI 150 0 C SKRIPSI HERMIKA DIAN LISTIANI 113060036
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini, akan diuraikan latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini, akan diuraikan latar belakang masalah berkaitan dengan kondisi sistem pengeboran yang telah berkembang di dunia, khususnya penggunaan fluida dalam industri minyak
Lebih terperinciSTUDI LABORATORIUM PEMILIHAN ADDITIF PENSTABIL SHALE DI DALAM SISTEM LUMPUR KCL-POLIMER PADA TEMPERATUR TINGGI
STUDI LABORATORIUM PEMILIHAN ADDITIF PENSTABIL SHALE DI DALAM SISTEM LUMPUR KCL-POLIMER PADA TEMPERATUR TINGGI Zakky, Bayu Satyawira, Samsol Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Trisakti Abstrak
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
EVALUASI PENGGUNAAN OIL BASE MUD SMOOTH FLUID (SF 05) TERHADAP FORMASI SHALE PADA SUMUR B DI LAPANGAN R Bonita Riany, Abdul Hamid, Listiana Satiawati Jurusan Teknik Perminyakan, Universitas Trisakti Abstrak
Lebih terperinciHALAMAN PENGESAHAN...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... vi RINGKASAN... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR...
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
STUDI LABORATORIUM PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI KCL DAN NACL TERHADAP SIFAT FISIK LUMPUR POLIMER PAPH DI DALAM TEMPERATUR TINGGI SETELAH ROLLER OVEN Frijani Fajri AL Lail, Bayu Satiyawira Jurusan Teknik
Lebih terperinciBASE OIL BARU BUATAN DALAM NEGERI YANG TIDAK BERSIFAT TOKSIK UNTUK LUMPUR BERBAHAN DASAR MINYAK (OBM)
IATMI 2005-53 PROSIDING, Simposium Nasional Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) 2005 Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, 16-18 November 2005. BASE OIL BARU BUATAN DALAM NEGERI YANG
Lebih terperinciPENGARUH FRESH WATER TERHADAP PENURUNAN PERMEABILITAS ABSOLUT PADA PENJENUHAN SHALLY SAND CONSOLIDATED CORE (STUDI LABORATORIUM) SKRIPSI
PENGARUH FRESH WATER TERHADAP PENURUNAN PERMEABILITAS ABSOLUT PADA PENJENUHAN SHALLY SAND CONSOLIDATED CORE (STUDI LABORATORIUM) SKRIPSI Oleh : MOHAMMAD RAEZAL FALAQ 113070115 PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : DITTO ADIANSYAH
STUDI LABORATORIUM MENGENAI EFEK PENGGUNAAN WATER BASE MUD TERHADAP KERUSAKAN FORMASI BATU PASIR LEMPUNGAN PADA BERBAGAI KONSENTRASI LEMPUNG DENGAN LAMA PENJENUHAN 5 MENIT, 15 MENIT DAN 30 MENIT SKRIPSI
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. 1. Pada pengukuran densitas lumpur terjadi penurunan nilai densitas yang di
BAB VI KESIMPULAN Bedasarkan percobaan untuk mengetahui pengaruh temperatur tinggi terhadap sifat rheologi lumpur surfaktan maka dapat diambil kesimpulan bebagai berikut : 1. Pada pengukuran densitas lumpur
Lebih terperinciANALISIS LUMPUR BAHAN DASAR MINYAK SARALINE DAN SMOOTH FLUID PADA TEMPERATUR TINGGI DALAM PENGUJIAN LABORATORIUM
Seminar Nasional Cendekiawan 215 ISSN: 246-8696 ANALISIS LUMPUR BAHAN DASAR MINYAK SARALINE DAN SMOOTH FLUID PADA TEMPERATUR TINGGI DALAM PENGUJIAN LABORATORIUM Iqbal Hanif, Abdul Hamid Program Studi Teknik
Lebih terperinciSTUDI LABORATORIUM PENGUJIAN FIBER MAT SEBAGAI LOSS CIRCULATION MATERIALS DAN PENGARUHNYA TERHADAP SIFAT RHEOLOGI LUMPUR BERBAHAN DASAR MINYAK.
STUDI LABORATORIUM PENGUJIAN FIBER MAT SEBAGAI LOSS CIRCULATION MATERIALS DAN PENGARUHNYA TERHADAP SIFAT RHEOLOGI LUMPUR BERBAHAN DASAR MINYAK Oleh : Pradirga Grahadiwin* Ir. Lilik Zabidi, MS** Cahaya
Lebih terperinciPENGARUH LUMPUR PEMBORAN DENGAN EMULSI MINYAK TERHADAP KERUSAKAN FORMASI BATU PASIR LEMPUNGAN (ANALISA UJI LABORATPORIUM)
Jurnal of Eart, Energy, Engineering ISSN: 2301 8097 Jurusan Teknik perminyakan - UIR PENGARUH LUMPUR PEMBORAN DENGAN EMULSI MINYAK TERHADAP KERUSAKAN FORMASI BATU PASIR LEMPUNGAN (ANALISA UJI LABORATPORIUM)
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Semua hasil pengujian pengaruh temperatur tinggi pada sifat-sifat fisik
BAB V PEMBAHASAN Semua hasil pengujian pengaruh temperatur tinggi pada sifat-sifat fisik lumpur surfaktan yang telah diuji di laboratorium Universitas Trisakti seperti yang tertulis di bab IV akan dibahas
Lebih terperinciSTUDI LABORATORIUM PENGARUH PENAMBAHAN LIGNOSULFONATE PADA COMPRESSIVE STRENGTH DAN THICKENING TIME PADA SEMEN PEMBORAN KELAS G
STUDI LABORATORIUM PENGARUH PENAMBAHAN LIGNOSULFONATE PADA COMPRESSIVE STRENGTH DAN THICKENING TIME PADA SEMEN PEMBORAN KELAS G Bagus Ichwan Martha, Lilik Zabidi, Listiana Satiawati Abstrak Semen pemboran
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
PENGARUH TEMPERATUR TINGGI SETELAH HOT ROLLER TERHADAP RHEOLOGI LUMPUR SARALINE 200 PADA BERBAGAI KOMPOSISI Ardhy Agung Abdul Hamid, Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Trisakti Abstract In the
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISA DAN EVALUASI LABORATORIUM PENGGUNAAN SF-05 DI LAPANGAN SUKOWATI
ANALISA DAN EVALUASI LABORATORIUM PENGGUNAAN SF-05 DI LAPANGAN SUKOWATI Budiarto Eddy Widodo Jurusan Teknik Perminyakan FakultasTeknologi Kebumian Dan Kebumian Universitas Trisakti Abstrak Adanya tantangan
Lebih terperinciCahaya Rosyidan*, Irfan Marshell,Abdul Hamid
EVALUASI HILANG SIRKULASI PADA SUMUR M LAPANGAN B AKIBAT BEDA BESAR TEKANAN HIDROSTATIS LUMPUR DENGAN TEKANAN DASAR LUBANG SUMUR Cahaya Rosyidan*, Irfan Marshell,Abdul Hamid Teknik Perminyakan-FTKE, Universitas
Lebih terperinciEvaluasi Penggunaan Rig 550 HP Untuk Program Hidrolika Pada Sumur X Lapangan Y
Evaluasi Penggunaan Rig 550 HP Untuk Program Hidrolika Pada Sumur X Lapangan Y Ryan Raharja, Faisal E.Yazid, Abdul Hamid Program Studi Teknik Perminyakan, Universitas Trisakti Abstrak Pada operasi pemboran
Lebih terperinciJENIS DAN SIFAT FLUIDA BOR. Kelompok I
JENIS DAN SIFAT FLUIDA BOR Kelompok I FUNGSI FLUIDA BOR 1. Fungsi Pembuatan Lubang (Mendinginkan Mata bor, membersihkan mata bor dan dasar lubang, melumasi stangbor dan mata bor, menghambat proses korosi
Lebih terperinciISBN
ISBN 978-979-98831-1-7 Proceeding Simposium Nasional IATMI 25-28 Juli 2007, UPN Veteran Yogyakarta STUDI KEMUNGKINAN PENGGUNAAN FIBER SEBAGAI SARINGAN PASIR DI INDUSTRI MIGAS Oleh : Suwardi UPN VETERAN
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
ANALISIS PENGGUNAAN COMPLETION FLUID GARAM BERAT NITRAT SEBAGAI HOLE CLEANING DAN PENGARUHNYA TERHADAP ZAT ADITIF Indriani Agustina, Bayu Satiyawira, Mulia Ginting Fakultas teknologi kebumian dan energi,
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR DAN TEKANAN TERHADAP DESAIN PARAMETER HIDROLIKA PADA MANAGED PRESSURE DRILLING JENIS CONSTANT BOTTOM HOLE PRESSURE TUGAS AKHIR
PENGARUH TEMPERATUR DAN TEKANAN TERHADAP DESAIN PARAMETER HIDROLIKA PADA MANAGED PRESSURE DRILLING JENIS CONSTANT BOTTOM HOLE PRESSURE TUGAS AKHIR PENGARUH TEMPERATUR DAN TEKANAN TERHADAP DESAIN PARAMETER
Lebih terperinciOPTIMASI HIDROLIKA LUMPUR PEMBORAN PADA SUMUR X PERTAMINA D.O. HULU JAWA BAGIAN TIMUR
OPTIMASI HIDROLIKA LUMPUR PEMBORAN PADA SUMUR X PERTAMINA D.O. HULU JAWA BAGIAN TIMUR PROPOSAL TUGAS AKHIR Oleh : I MADE DWI SURYADINATA 11301001/ TM JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
Lebih terperinciANALISA MINERAL SAMPEL CUTTING
ANALISA MINERAL SAMPEL CUTTING DENGAN METODE XRD (X-RAY DIFFRACTION) & MBT (METHYLENE BLUE TEST) DALAM PENGUKURAN BRITTLENESS INDEX & POTENSI PROBLEM SHALE PADA SUMUR BTA-17 LAPANGAN Y SKRIPSI Disusun
Lebih terperinciTeknik Pemboran. Instruktur : Ir. Aris Buntoro, MSc.
Teknik Pemboran Instruktur : Ir. Aris Buntoro, MSc. TEKNIK PEMBORAN Mengenal operasi pemboran dalam dunia minyak dan gas bumi Mengenal 5 komponen peralatan pemboran dunia minyak dan gas bumi, yaitu : Power
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KUISIONER. 1. Menurut anda, apakah perangkat ajar ini menarik dari segi penampilan? a. Sangat menarik b. Cukup menarik c.
L1 LAMPIRAN 1 KUISIONER 1. Menurut anda, apakah perangkat ajar ini menarik dari segi penampilan? a. Sangat menarik b. Cukup menarik c. Kurang menarik 2. Bagaimana penyajian materi dalam perangkat ajar
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA
BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA 4.1 PERHITUNGAN DATA Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data berupa ketinggian permukaan fluida uji (h), debit aliran dari ketinggian permukaan fluida
Lebih terperinciFAKTOR KOREKSI TERHADAP PERHITUNGAN d EKSPONEN AKIBAT ADANYA PERUBAHAN TIPE BIT DAN UKURAN BIT
PROCEEDING SIMPOSIUM NASIONAL IATMI 2001 Yogyakarta, 3-5 Oktober 2001 FAKTOR KOREKSI TERHADAP PERHITUNGAN d EKSPONEN AKIBAT ADANYA PERUBAHAN TIPE BIT DAN UKURAN BIT Rudi Rubiandini R.S., Tumpal Ebenhaezar
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PENGESAHAN...iii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...iv. KATA PENGANTAR...v. HALAMAN PERSEMBAHAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...iv KATA PENGANTAR...v HALAMAN PERSEMBAHAN...vii RINGKASAN...viii DAFTAR ISI...ix DAFTAR GAMBAR...xiii DAFTAR TABEL...xv
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PENGESAHAN...ii. KATA PENGANTAR...iii. HALAMAN PERSEMBAHAN...iv. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii KATA PENGANTAR...iii HALAMAN PERSEMBAHAN...iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...v RINGKASAN...vi DAFTAR ISI...vii DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR TABEL...xiii
Lebih terperinciANALISA PRESSURE DROP DALAM INSTALASI PIPA PT.PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA DENGAN PENDEKATAN BINGHAM PLASTIC
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi ANALISA PRESSURE DROP DALAM INSTALASI PIPA PT.PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA DENGAN PENDEKATAN BINGHAM PLASTIC *Eflita Yohana,
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
PENGARUH PENAMBAHAN ACCELERATOR KCl, Na2SiO3, DAN CAL- SEAL SEBAGAI ADDITIVE SEMEN KELAS A TERHADAP THICKENING TIME, COMPRESSIVE STRENGTH, DAN RHEOLOGY BUBUR SEMEN DENGAN VARIASI TEMPERATUR (BHCT) DI LABORATORIUM
Lebih terperinciEVALUASI PENGANGKATAN SERBUK BOR PADA PEMBORAN UNDERBALANCED TRAYEK 12-1/4 DAN TRAYEK 9-7/8 DI SUMUR X LAPANGAN Y SKRIPSI
EVALUASI PENGANGKATAN SERBUK BOR PADA PEMBORAN UNDERBALANCED TRAYEK 12-1/4 DAN TRAYEK 9-7/8 DI SUMUR X LAPANGAN Y SKRIPSI Oleh ; TRI NUGROHO 113 102 009 PROGRAM STUDI PERMINYAKAN FAKUTAS TEKNOLOGI MINERAL
Lebih terperinciPetro sudah di index oleh Google Scholar dan ipi
Petro sudah di index oleh Google Scholar dan ipi DAFTAR PUSTAKA EVALUASI PENGGUNAAN SISTEM LUMPUR SYNTHETIC OIL BASE MUD DAN KCL POLYMER PADA PEMBORAN SUMUR X LAPANGAN Y Abdul Hamid, Apriandi Rizkina Rangga
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA FILTRASI (FIL)
MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA FILTRASI (FIL) Disusun oleh: Joseph Bimandita Sunjoto Dr. Irwan Noezar Dr. Dendy Adityawarman Dr. Adriyan Harimawan PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISIS PERHITUNGAN PENGANGKATAN CUTTING PADA SUMUR K LAPANGAN N PT.
ANALISIS PERHITUNGAN PENGANGKATAN CUTTING PADA SUMUR K LAPANGAN N PT. PERTAMINA UTC Kevin Editha Jodi, Mulia Ginting, Widya Petroleum Dept. Trisakti University Abstrak Pada operasi pemboran sumur K lapangan
Lebih terperinciPERANCANGAN POMPA TORAK 3 SILINDER UNTUK INJEKSI LUMPUR KEDALAMAN FT DENGAN DEBIT 500 GPM
PERANCANGAN POMPA TORAK 3 SILINDER UNTUK INJEKSI LUMPUR KEDALAMAN 10000 FT DENGAN DEBIT 500 GPM Setiadi 2110106002 Tugas Akhir Pembimbing Prof. Dr. Ir. I Made Arya Djoni, M.Sc Latar Belakang Duplex double
Lebih terperinciOPTIMASI PENGGUNAAN POLYMER ULTRAHIB DALAM SISTEM WATER BASE MUD DI SUMUR RRX-11 LAPANGAN RRX
OPTIMASI PENGGUNAAN POLYMER ULTRAHIB DALAM SISTEM WATER BASE MUD DI SUMUR RRX-11 LAPANGAN RRX Rizky Ramadhan 1). 1). Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
PENGARUH PENAMBAHAN ACCELERATOR CaCl 2, NaCl, DAN NaNo 3 SEBAGAI ADDITIVE SEMEN KELAS B TERHADAP THICKENING TIME, COMPRESSIVE STRENGTH, DAN RHEOLOGY BUBUR SEMEN DENGAN VARIASI TEMPERATUR (BHCT) DI LABORATORIUM
Lebih terperinciEVALUASI PENGGUNAAN AERATED DRILLINGPADASUMURDINDRA LAPANGANPANAS BUMI BPA-08PT.PERTAMINA UPSTREAM TECHNOLOGYCENTER
EVALUASI PENGGUNAAN AERATED DRILLINGPADASUMURDINDRA LAPANGANPANAS BUMI BPA-08PT.PERTAMINA UPSTREAM TECHNOLOGYCENTER Mohamad Egy Hilmy, Abdul Hamid Abstrak Pada pemboran sumur panas bumi,tujuan utama yang
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: EVALUASI TERJEPITNYA RANGKAIAN PIPA PEMBORAN PADA SUMUR JH-151 LAPANGAN X DI PT.
EVALUASI TERJEPITNYA RANGKAIAN PIPA PEMBORAN PADA SUMUR JH-151 LAPANGAN X DI PT. PERTAMINA EP Kalfin Ramanda Situmorang, Bayu Satiyawira, Ali Sundja, Program Studi Teknik Perminyakan,Universitas Trisakti
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JJUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... RINGKASAN... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI HALAMAN JJUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii RINGKASAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciDEFINISI. Kata Rheologi berasal dari bahasa YUNANI. menggambarkan aliran zat cair atau perubahan bentuk (deformasi) zat di bawah tekanan
RHEOLOGI DEFINISI Kata Rheologi berasal dari bahasa YUNANI Rheo Logos : Mengalir : Ilmu menggambarkan aliran zat cair atau perubahan bentuk (deformasi) zat di bawah tekanan (Bingham & Crawford) Rheology:
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
ANALISIS PENGGUNAAN LUMPUR PEMBORAN PADA FORMASI GUMAI SHALE SUMUR K-13, S-14 DAN Y-6 TRAYEK 12 ¼ CNOOC SES Ltd. Abstrak Fadillah Widiatna, Bayu Satyawira, Ali Sundja Program Studi Teknik Perminyakan,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI.1. KLASIFIKASI FLUIDA Fluida dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, tetapi secara garis besar fluida dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu :.1.1 Fluida Newtonian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Evaluasi Krim Hasil evaluasi krim diperoleh sifat krim yang lembut, mudah menyebar, membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat dioleskan pada
Lebih terperinciIkatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia
Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional dan Kongres X Jakarta, 12 14 November 2008 Makalah Profesional IATMI 08-027 STUDI LABORATORIUM UNTUK REAKTIVASI LAPANGAN-X DENGAN INJEKSI KIMIA
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN MESA off grade merupakan hasil samping dari proses sulfonasi MES yang memiliki nilai IFT lebih besar dari 1-4, sehingga tidak dapat digunakan untuk proses Enhanced Oil Recovery
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Larutan yang terdiri dari dua bahan atau lebih disebut campuran. Pemisahan kimia
Lebih terperinciEVALUASI SQUEEZE CEMENTING UNTUK MEMPERBAIKI BONDING SEMEN PADA SUMUR KMC-08 LAPANGAN KALIMATI PERTAMINA EP
EVALUASI SQUEEZE CEMENTING UNTUK MEMPERBAIKI BONDING SEMEN PADA SUMUR KMC-08 LAPANGAN KALIMATI PERTAMINA EP SKRIPSI Oleh : 113.050.011 PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Proses Industri Kimia dan Laboratorium Operasi Teknik Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik,,
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia FMIPA ITB sejak September 2007 sampai Juni 2008. III.1 Alat dan Bahan Peralatan
Lebih terperinciRheologi. Rini Yulianingsih
Rheologi Rini Yulianingsih Sifat-sifat rheologi didefinisikan sebagai sifat mekanik yang menghasilkan deformasi dan aliran bahan yang disebabkan karena adanya stress Klasifikasi Rheologi 1 ALIRAN BAHAN
Lebih terperinciKelas TentangActivity Kelas BantuanActivity BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran...
ABSTRAK Well Kick adalah peristiwa masuknya fluida formasi (air, minyak, atau gas) menuju lubang bor. Apabila kick ini tidak bisa dikontrol atau tidak bisa ditanggulangi, akan mengakibatkan fluida formasi
Lebih terperinciMETODE PEKERJAAN BORE PILE
METODE PEKERJAAN BORE PILE Dalam melaksanakan pekerjaan bore pile hal-hal yang harus diperhatikan adalah : 1. Jenis tanah Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap kecepatan dalam pengeboran. Jika tipe tanah
Lebih terperinciIV. ANALISA DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Data input simulasi. Shear friction factor 0.2. Coeficient Convection Coulomb 0.2
47 IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Tabel 6. Data input simulasi Kecepatan putar Gerak makan 433 rpm 635 rpm 970 rpm 0.10 mm/rev 0.18 mm/rev 0.24 mm/rev Shear friction factor 0.2 Coeficient Convection
Lebih terperinciDiagram Fasa. Latar Belakang Taufiqurrahman 1 LOGAM. Pemaduan logam
Diagram Fasa Latar Belakang Umumnya logam tidak berdiri sendiri (tidak dalam keadaan murni Kemurnian Sifat Pemaduan logam akan memperbaiki sifat logam, a.l.: kekuatan, keuletan, kekerasan, ketahanan korosi,
Lebih terperinciMetode uji penentuan kadar pasir dalam slari bentonit
Standar Nasional Indonesia Metode uji penentuan kadar pasir dalam slari bentonit ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional BSN 2016 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak
Lebih terperinciHIDROLIKA FLUIDA PEMBORAN
HIDROLIKA FLUIDA PEMBORAN Disusun oleh : Nama :Ceqy Tribagaskara NIM :1201211 Kelas : Teknik Perminyakan NonReg B S1 TEKNIK PERMINYAKAN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI BALIKPAPAN 2014 HIDROLIKA
Lebih terperinciOPTIMASI HIDROLIKA PADA PENGGUNAAN DOWN HOLE MUD MOTOR (DHMM) DENGAN KONSEP MINIMUM ANNULAR VELOCITY UNTUK PEMBORAN SUMUR-SUMUR BERARAH
PROCEEDING SIMPOSIUM NASIONAL IATMI 001 Yogyakarta, 3-5 Oktober 001 OPTIMASI HIDROLIKA PADA PENGGUNAAN DOWN HOLE MUD MOTOR (DHMM) DENGAN KONSEP MINIMUM ANNULAR VELOCITY UNTUK PEMBORAN SUMUR-SUMUR BERARAH
Lebih terperinciUPAYA ATASI JEPITAN DI ZONA LOSS DENGAN METODE PEMOMPAAN RATE TINGGI DI SUMUR-SUMUR PANASBUMI KAMOJANG
ASOSIASI PANASBUM I INDONESIA PROCEEDING OF THE 5 th INAGA ANNUAL SCIENTIFIC CONFERENCE & EXHIBITIONS Yogyakarta, March 7 10, 2001 UPAYA ATASI JEPITAN DI ZONA LOSS DENGAN METODE PEMOMPAAN RATE TINGGI DI
Lebih terperinciBAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Umum Dalam perencanaan pekerjaan, diperlukan tahapan-tahapan atau metodologi yang jelas untuk menentukan hasil yang ingin dicapai sesuai dengan tujuan yang ada, bagaimana
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. yaitu sumur AN-2 dan HD-4, kedua sumur ini dilakukan treatment matrix acidizing
BAB V PEMBAHASAN Pada lapangan FRY kali ini dipilih 2 sumur untuk dianalisa dan dievaluasi yaitu sumur AN-2 dan HD-4, kedua sumur ini dilakukan treatment matrix acidizing guna memperbaiki kerusakan formasi
Lebih terperinciGambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian pirolisis dilakukan pada bulan Juli 2017. 3.1.2 Tempat Penelitian Pengujian pirolisis, viskositas, densitas,
Lebih terperinciTabel 3. Hasil uji karakteristik SIR 20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK BAHAN BAKU 1. Karakteristik SIR 20 Karet spesifikasi teknis yang digunakan dalam penelitian ini adalah SIR 20 (Standard Indonesian Rubber 20). Penggunaan SIR 20
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan Januari 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material jurusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dikemukakan secara sistematis berbagai hal yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dikemukakan secara sistematis berbagai hal yang berkaitan dengan modifikasi bentonit menggunakan surfaktan kationik berbasis fatty imidazolinium. Pada sub bab
Lebih terperinciPEMBAHASAN. I. Definisi
PEMBAHASAN I. Definisi Gel menurut Farmakope Indonesia Edisi IV (1995), merupakan sistem semi padat, terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar,
Lebih terperinciPERANCANGAN MIXER MATERI KULIAH KALKULUS TEP FTP UB RYN MATERI KULIAH KALKULUS TEP FTP UB
PERANCANGAN MIXER MATERI KULIAH KALKULUS TEP FTP UB RYN - 2012 Mechanical Mixing Tujuan : Sifat 2 baru (rheologi, organoleptik, fisik) untuk melarutkan berbagai campuran Meningkatkan transfer massa dan
Lebih terperinciJURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 4 No. 2 Februari 2012
ANALISA PERBANDINGAN PENGUKURAN TEKANAN ANNULUS TEORI DAN LANGSUNG PADA PROSES PENGEBORAN MINYAK BUMI Khairul Muhajir 1, Sugijarto Prawiro Sentono 2, Esa Taufik 3 1,2,3 Jurusan Teknik Mesin, Institut Sains
Lebih terperinciSTUDI LABORATORIUM ANALISA SWELLING CLAY MENGGUNAKAN LUMPUR WATER BASED MUD PADA SUMUR ARUNG-1
STUDI LABORATORIUM ANALISA SWELLING CLAY MENGGUNAKAN LUMPUR WATER BASED MUD PADA SUMUR ARUNG-1 SKRIPSI Oleh : CHANDRA WIBISONO 113110056 / TM PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
Lebih terperinciEVALUASI PENANGGULANGAN TERJADINYA LOSS SIRKULASI PADA TRAYEK PRODUKSI SUMUR PANASBUMI S-1 LAPANGAN U SKRIPSI. Oleh : SYAHRUL / TM
EVALUASI PENANGGULANGAN TERJADINYA LOSS SIRKULASI PADA TRAYEK PRODUKSI SUMUR PANASBUMI S-1 LAPANGAN U SKRIPSI Oleh : SYAHRUL 113090026/ TM PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS
Lebih terperinciLABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK
LABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013 / 2014 MODUL PEMBIMBING : Plate and Frame Filter Press : Iwan Ridwan, ST, MT Tanggal Praktikum : 10 Juni 2014 Tanggal Pengumupulan : 21 Juni
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Misalkan sembarang persamaan fisik melibatkan k variabel seperti berikut. u 1 = f ( u 2, u 3,..., u k )
BAB II DASAR TEORI 2.1 Analisis Dimensional Analisis dimensi adalah analisis dengan menggunakan parameter dimensi untuk menyelesaikan masalah masalah dalam mekanika fluida yang tidak dapat diselesaikan
Lebih terperinciPembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami
Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami I. Tujuan Pada percobaan ini akan dipelajari beberapa hal mengenai koloid,protein dan senyawa karbon. II. Pendahuluan Bila garam dapur dilarutkan dalam
Lebih terperinciKinerja Operasi Aerated Drilling Pada Sumur N di Lapangan Panas Bumi K
Kinerja Operasi Aerated Drilling Pada Sumur N di Lapangan Panas Bumi K Riviani Kusumawardani, Bambang Kustono, Kris Pudyastuti Program Studi Teknik Perminyakan, Universitas Trisakti Abstract Well N is
Lebih terperinci1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam kasus Semburan Lumpur Lapindo Brantas yang sudah berjalan 2 tahun terakhir ini, pemerintah dan pihak yang terkait disibukkan dengan cara mengatasi/penanggulangannya,
Lebih terperinciEVALUASI PENANGGULANGAN LOST CIRCULATION PADA SUMUR M-1 DAN M-2 LAPANGAN X PHE WMO
EVALUASI PENANGGULANGAN LOST CIRCULATION PADA SUMUR M-1 DAN M-2 LAPANGAN X PHE WMO Marinna Ayudinni Nakasa Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian Dan Energi E-mail: marinnaayud@gmail.com
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. -X52 sedangkan laju -X52. korosi tertinggi dimiliki oleh jaringan pipa 16 OD-Y 5
BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini, hasil pengolahan data untuk analisis jaringan pipa bawah laut yang terkena korosi internal akan dibahas lebih lanjut. Pengaruh operasional pipa terhadap laju korosi dari
Lebih terperinciLampiran 2. Prosedur Uji Kinerja Formula Surfaktan APG untuk Enhanced Water Flooding
LAMPIRAN 52 Lampiran 2. Prosedur Uji Kinerja Formula Surfaktan APG untuk Enhanced Water Flooding 1. Tegangan Antar Permukaan Metode Spinning Drop (Gardener and Hayes, 1983) Cara kerja Spinning Drop Interfacial
Lebih terperinciPENGUKURAN VISKOSITAS. Review Viskositas 3/20/2013 RINI YULIANINGSIH. Newtonian. Non Newtonian Power Law
PENGUKURAN VISKOSITAS RINI YULIANINGSIH Review Viskositas Newtonian Non Newtonian Power Law yz = 0 + k( yz ) n Model Herschel-Bulkley ( yz ) 0.5 = ( 0 ) 0.5 + k( yz ) 0.5 Model Casson Persamaan power law
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. [CO 2 ] = H. pco 2 (2.1) pco 2 = (mol % CO 2 ) x (gas pressure) (2.2)
iv BAB 2 DASAR TEORI Sistem produksi minyak dan gas terutama untuk anjungan lepas pantai memerlukan biaya yang tinggi untuk pemasangan, pengoperasian dan perawatan. Hal ini diakibatkan faktor geografis
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: dibandingkan lapisan lainnya, sebesar MSTB.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: 1. Hasil analisa decline curve dari semua
Lebih terperinciSTUDI KESTABILAN BUSA MENGENAI PENGARUH SUHU DAN ELEKTROLITSERTA KONSENTRASI SURFAKTAN DENGAN DAN TANPA MINYAK
Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 1 ISSN (E) : 2540-7589 STUDI KESTABILAN BUSA MENGENAI PENGARUH SUHU DAN ELEKTROLITSERTA KONSENTRASI SURFAKTAN DENGAN DAN TANPA MINYAK
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN
PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN ABSTRACT Dian Yanuarita P 1, Shofiyya Julaika 2, Abdul Malik 3, Jose Londa Goa 4 Jurusan Teknik Kimia, Fakultas
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
Seminar Nasional Cendekiaan 205 ISSN: 60-8696 Studi Laboratorium Pengaruh Penggunaan Fluida omplesi CaBr 2 Terhadap Sifat Fisik Batuan Sandstone Sintetik Amry Nisfi Febrian, M. G. Sri Wahyuni, Listiana
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN 1 BAB II. TINJAUAN UMUM LAPANGAN
HALAMAN JUDUL ------------------------------------------------------------------- i HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ------------------------- ii HALAMAN PENGESAHAN -------------------------------------------------------
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS Gambar 4.1 Lokasi PT. Indonesia Power PLTP Kamojang Sumber: Google Map Pada gambar 4.1 merupakan lokasi PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang terletak
Lebih terperinciGambar 1 Open Kettle or Pan
JENIS-JENIS EVAPORATOR 1. Open kettle or pan Prinsip kerja: Bentuk evaporator yang paling sederhana adalah bejana/ketel terbuka dimana larutan didihkan. Sebagai pemanas biasanya steam yang mengembun dalam
Lebih terperinciEVALUASI PENYEMENAN CASING LINER 7 PADA SUMUR X-1 DAN Y-1 BLOK LMG
EVALUASI PENYEMENAN CASING LINER 7 PADA SUMUR X-1 DAN Y-1 BLOK LMG Abstrak Faisal E. Yazid, Abdul Hamid, Amanda Nurul Affifah Program Studi Teknik Perminyakan, Universitas Trisakti Penyemenan primer merupakan
Lebih terperinciV. PENGUKURAN VISKOSITAS
V. PENGUKURAN VISKOSITAS PENGANTAR Viskositas merupakan ukuran ketahanan fluida terhadap tekanan maupun tegangan. Semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari fluida tersebut.
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA
BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA 4. PERHITUNGAN DATA Dari percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan pipa spiral dan pipa bulat ½ in, didapatkan data mentah berupa perbedaan tekanan manometer
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
KAJIAN LABORATORIUM PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI LIGNOSULFONAT, HALAD 22A DAN R-21LS SEBAGAI RETARDER SEMEN KELAS G, TERHADAP THICKENING TIME, COMPRESSIVE STRENGTH DANRHEOLOGY BUBUR SEMEN Abstrak Arbeansyah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Material yang digunakan dalam pembuatan organoclay Tapanuli, antara lain
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Material Material yang digunakan dalam pembuatan organoclay Tapanuli, antara lain bentonit alam dari daerah Tapanuli, aquades, serta surfaktan heksadesiltrimetillammonium
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. suatu konstruksi dalam teknik sipil sangat erat kaitannya dengan kondisi fisik
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia membutuhkan sarana dan prasarana yang baik. Seiring dengan perkembangan jaman, pembangunan suatu konstruksi dalam teknik sipil
Lebih terperinciDAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Polimer Emulsi 2.1.1 Definisi Polimer Emulsi Polimer emulsi adalah polimerisasi adisi terinisiasi radikal bebas dimana suatu monomer atau campuran monomer dipolimerisasikan
Lebih terperinciPetro sudah di index oleh Google Scholar dan ipi
Petro sudah di index oleh Google Scholar dan ipi DAFTAR PUSTAKA EVALUASI PENGGUNAAN SISTEM LUMPUR SYNTHETIC OIL BASE MUD DAN KCL POLYMER PADA PEMBORAN SUMUR X LAPANGAN Y Abdul Hamid, Apriandi Rizkina Rangga
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
EVALUASI MASALAH KEHILANGAN LUMPUR PADA SUMUR X-1 DI LAPANGAN PANGKALAN SUSU PT. PERTAMINA EP-ASSET 1 Bhakti Haryanto Atmojo, Mulia Ginting, P.Simorangkir Jurusan Teknik Perminyakan Universitas Trisakti
Lebih terperinci