ANALISIS VALUE RELEVANCE PENGUNGKAPAN INFORMASI INTELLECTUAL CAPITAL (IC) PERUSAHAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS VALUE RELEVANCE PENGUNGKAPAN INFORMASI INTELLECTUAL CAPITAL (IC) PERUSAHAAN"

Transkripsi

1 ANALISIS VALUE RELEVANCE PENGUNGKAPAN INFORMASI INTELLECTUAL CAPITAL (IC) PERUSAHAAN Usep Syaipudin Dosen FEB Unversitas Lampung Pigo Nauli Dosen FEB Universitas Lampung ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah pengungkapan informasi IC yang dilakukan perusahaan dalam laporan tahunan memiliki value relevance. Variabel dependen penelitian adalah PRICE, yaitu harga saham (penutupan) bank pada tanggal 31 maret tahun fiskal berjalan (t). Variabel independen dalam penelitian ini adalah book value of equity (BVE), net income (NI), dan intellectual capital disclosure index (ICDI). Variabel ICDI diperoleh dengan menggunakan pendekatan yang dilakukan oleh Garcia-Meca dan Martinez (2007) yang terdiri dari 60 item informasi IC. Sampel penelitian adalah perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2007 sampai tahun Data-data perusahaan sampel diperoleh dari website perusahaan, website BEI maupun data base ICMD. Data diolah dengan menggunakan analisis regresi Pooled Least Square (PLS) dengan aplikasi Eviews 6,1. Hasil pengujian hipotesis dengan analisis regresi menggunakan aplikasi Eviews 6.1 menunjukkan bahwa koefisien ICDI (β 3 ) adalah positif dan signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa informasi mengenai intellectual capital memiliki value relevance. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu pertama, penelitian ini hanya dilakukan pada sektor perbankan yang telah diakui oleh beberapa penelitian memiliki IC yang intesif. Penelitian ini tidak menguji sektor perusahaan lain baik yang memili IC intensif maupun yang tidak. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menguji value relevance informasi IC perusahaan pada sektor yang IC nya intensif maupun pada sektor yang IC nya tidak intensif, sehingga hasilnya akan lebih komprehensif. Kedua, penelitian ini hanya menggunakan satu pendekatan dalam mengukur variabel pengungkapan informasi IC. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggabungkan atau mengkompilasi berbagai pendekatan yang ada dalam mengukur variabel pengungkapan informasi IC dan memisahkan antara pengungkapan yang wajib (mandatory) dengan pengungkapan yang sukarela (voluntary). Kata kunci: intellectual capital, informasi IC, value relevance I. PENDAHULUAN Penelitian berbasis pasar modal tentang perubahan kebijakan akuntansi yang berdampak kepada informasi keuangan yang diungkapkan kepada investor telah berkembang baik sebelum maupun setelah penerapan standar pelaporan keuangan internasional (Vafaei, Taylor, dan Ahmed, 2011). Penelitian mengenai pasar modal pada umumnya mengukur kualitas laba dan ekuitas (nilai buku aktiva bersih) dan hubungannya dengan harga saham dengan menggunakan satu atau lebih model ekonometrik untuk menguji value-relevance. Hasil studi mengenai relevansi nilai dari laba dan ekuitas yang dilaporkan sebagai hasil perubahan sistem akuntansi bersifat mix dan bertentangan (Vafaei, Taylor, dan Ahmed, 2011). Hasil yang mix dan bertentangan tersebut mungkin disebabkan oleh ketidak mampuan laporan keuangan dalam menangkap dan menyajikan fenomena valuegenerating selain laba dan ekuitas.

2 Isu yang berkembang dalam literatur value-relevance adalah bahwa value-relevance dari informasi akuntansi telah mengalami penurunan karena perusahaan memiliki peningkatan jumlah aktiva tidak berwujud. Argumen dari isu tersebut adalah bahwa, dalam perekonomian baru yang berbasis ilmu pengetahuan, banyak perusahaan yang telah berkembang dan memiliki aset tidak berwujud yang komplek dan sulit dihitung dan disajikan dalam kerangka laporan keuangan tradisional sehingga membuat angka-angka akuntansi dalam laporan keuangan tersebut menjadi kurang berguna bagi investor (Gro jer, 1993; Barth and Clinch, 1998; Beisland et al., 2008 dalam Vafaei, Taylor, dan Ahmed, 2011). Lev dan Sougiannis (1996) dan Amir dan Lev (1996) lebih lanjut berpendapat bahwa pelaporan keuangan yang sebagian besar menilai aset berwujud perusahaan, telah mengalami penurunan value-relevance, terutama di sektor industri yang didominasi oleh knowledge-intensive dan organisasi inovatif. Lev dan Zarowin (1999) menemukan banyak penelitian yang menunjukkan bahwa model akuntansi yang ada sekarang tidak bisa menangkap faktor kunci dari company s long term value, yaitu intangible resources. Laporan keuangan dinilai gagal dalam menggambarkan luas cakupan nilai intangible asset, memunculkan peningkatan asimetri informasi antara perusahaan dengan user, dan menciptakan ketidakefisienan dalam proses alokasi sumber daya dalam pasar modal. Kegagalan sistem pelaporan akuntansi dalam mengakui secara penuh intangible yang dimiliki perusahaan menegaskan klaim bahwa laporan keuangan tradisional telah kehilangan relevansinya sebagai instrumen pengambilan keputusan (Oliveira et al., 2008). Kondisi tersebut menurut Barth et al. (2001) menimbulkan asimetri informasi antara perusahaan dan pengguna laporan keuangan dan menciptakan inefisiensi dalam proses alokasi sumber daya dalam pasar modal. Intellectual capital (IC) termasuk pengungkapan informasinya menjadi penting dan dianggap sebagai bagian tidak terpisahkan dari proses penciptaan nilai perusahaan (Sullivan, 2000; lev, 2000; Bukh, 2002 dalam Vafaei, Taylor, dan Ahmed, 2011). Berbagai bentuk pengungkapan intellectual capital merupakan informasi berharga bagi investor karena dapat membantu mengurangi ketidakpastian tentang prospek masa depan dan memfasilitasi penilaian perusahaan secara lebih tepat (Bukh, 2003). Pengungkapan informasi IC juga menjadi penting bagi perusahaan karena merupakan cara untuk mengkomunikasikan kepada pihak luar perusahaan mengenai sumber daya intangible yang dimiliki dan dikelola perusahaan dalam kerangka strategik. Dalam beberapa tahun terakhir perusahaan telah memiliki perhatian dan kepedulian terhadap pentingnya mengkomunikasikan IC yang dimilikinya kepada pihak luar (Bukh, 2003). Beberapa penelitian mengenai permintaan investor dan analis terhadap informasi mengindikasikan perbedaan yang substansial antara tipe informasi yang tersedia di dalam laporan keuangan perusahaan dengan tipe informasi yang diminta oleh pasar (Eccles et al. 2001; Eccles and Mavrinac, 1995 dalam Bukh, 2003). Secara umum, perusahaan, investor dan analis mensyaratkan informasi yang lebih reliabel seperti kualitas, keahlian, pengalaman dan integritas manajerial, customer relations dan kompetensi personal yang kesemuanya merupakan faktor yang berhubungan dengan intellectual capital (Bukh, 2003). Beberapa penelitian (misalnya Lev, 2001; Mouritsen et al., 2001) menyatakan pentingnya pengungkapan informasi non-keuangan dan kegiatan investasi dalam aktiva tidak berwujud. Cañibano et al. (2000) berpendapat bahwa biaya yang terkait dengan proses perubahan radikal sistem akuntansi untuk membuat perusahaan yang memiliki intellectual capital yang intensif lebih value relevant tidak terjangkau, dan dia menyatakan bahwa pendekatan yang relatif mungkin dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan melakukan pengungkapan sukarela mengenai informasi intellectual capital. Hasil penelitian Bukh et al. (2010) dan Mouritsen et al. (2001) menyatakan bahwa perusahaan di beberapa negara Nordic telah mulai mengembangkan pelaporan IC sebagai suplemen dalam laporan tahunan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan pasar modal dan analis terhadap pengungkapan IC semakin besar. Bukh (2003) menyatakan bahwa jika informasi mengenai IC merupakan bagian tidak terpisahkan dari proses penciptaan nilai perusahaan maka informasi tersebut akan relevan bagi investor dalam pengambilan keputusan. Lev dan Sougiannis (1996) dan Gu dan Lev (2001) melakukan penelitian empiris mengenai pengungkapan IC dan berfokus pada pengujian value relevance dari indikator spesifik IC dan

3 menemukan bahwa pengungkapan tersebut memiliki value relevance. Canibano et al. (2000) melakukan review terhadap berbagai penelitian yang mengkaji value relevance dari berbagai komponen IC (seperti biaya riset dan pengembangan, biaya promosi, paten, brand, kepuasan pelanggan, dan sumber daya manusia) dan menemukan hasil yang masih mix. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah pengungkapan informasi IC yang dilakukan perusahaan dalam laporan tahunan memiliki value relevance. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengungkapan informasi IC diukur dengan menggunakan indeks pengungkapan (Intellectual Capital Disclosure Index-ICDI) yang diadopsi dari metode pengukuran yang dilakukan oleh Garcia-Meca dan Martinez (2007). Penelitian ini memberi kontribusi terhadap literatur value relevance melalui dua hal. Pertama, menyajikan bukti empiris mengenai value relevance dari pengungkapan informai non keuangan (yaitu intellectual capital) yang terdapat di dalam laporan tahunan perusahaan. Kedua, menyajikan metode pengukuran baru mengenai pengungkapan informsi intellectual capital yang lebih luas dan komprehensif dibanding pengukuran yang digunakan dalam penelitian value relevance informasi IC terdahulu. II. STUDI LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Intellectual Capital Intellectual Capital (IC) adalah salah satu sumber daya penting untuk kesuksesan kinerja perusahaan dalam knowledge based economy (Pulic, 2000). Pada akhir tahun 1990-an, banyak para ilmuan dan praktisi mulai tertarik pada kegunaan IC sebagai faktor penentu value of the firm (Tan et al., 2007). Berbagai penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa IC berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (seperti Chen et al., 2005; Tan et al., 2007; Kamath, 2008). Sampai sekarang belum ada definisi IC yang diterima secara umum atau universal. Namun demikian sebagian besar definisi mengungkapkan hal yang mirip yaitu bahwa IC dianggap sebagai sumber penciptaan nilai jangka panjang perusahaan. Menurut Edvinsson dan Malone (1997) dalam Syaipudin (2010), IC adalah informasi dan pengetahuan yang digunakan perusahaan untuk proses penciptaan nilai. Demikian juga dengan klasifikasi IC, tidak ada klasifikasi IC yang universal. Beberapa klasifikasi IC antara lain Scandia Navigator (Edvinsson and Malone, 1997), Balance Score Card (Kaplan and Norton, 1996), Intangible Assets Monitor (Sveiby, 1997), Value Chain Score Card (Lev, 2001), dan Value Added Intellectual Coefficient VAIC (Pulic, 1998). Bontis et al. (2000) menyatakan bahwa secara umum para peneliti mengidentifikasi tiga konstruk utama dari IC, yaitu: human capital (HC), structural capital (SC), dan customer capital (CC). Human capital (HC) merepresentasikan individual knowledge stock suatu organisasi yang direpresentasikan oleh karyawannya. HC merupakan kombinasi dari genetic inheritance, education, experience, and attitude tentang kehidupan dan bisnis. (Bontis et al., 2000). Lebih lanjut Bontis et al. (2000) menyebutkan bahwa structural capital (SC) meliputi seluruh non-human storehouses of knowledge dalam organisasi. Termasuk dalam hal ini adalah database, organisational charts, process manuals, strategies, routines dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar daripada nilai materialnya. Sedangkan tema utama dari customer capital (CC) adalah pengetahuan yang melekat dalam marketing channels dan customer relationship dimana suatu organisasi mengembangkannya melalui proses berjalannya bisnis. Intellectual Capital Disclosure Pelaku pasar, praktisi dan regulator sama-sama berpendapat bahwa ada kebutuhan yang semakin besar terhadap penyelidikan dan pemahaman mengenai intellectual capital disclosure sebagai informasi keuangan yang bermanfaat dalam menjelaskan profitabilitas dan keberlangsungan perusahaan (Lev dan Zarowin, 1999). Berbagai bentuk intellectual capital disclosure merupakan informasi berharga bagi investor karena dapat membantu mengurangi ketidakpastian tentang prospek masa depan dan memfasilitasi penilaian perusahaan secara lebih tepat (Bukh, 2003). Laporan keuangan telah gagal untuk menyajikan berbagai aset tidak berwujud yang merupakan faktor penciptaan nilai perusahaan (Lev dan Zarowin, 1999). Kegagalan laporan keuangan dalam

4 menyajikan berbagai aset tidak berwujud menimbulkan asimetri informasi antara perusahaan dan pengguna laporan keuangan dan menciptakan inefisiensi dalam proses alokasi sumber daya dalam pasar modal (Barth et al., 2001). Beberapa penelitian (misalnya Lev, 2001; Mouritsen et al., 2001) menyatakan pentingnya pengungkapan informasi non-keuangan dan kegiatan investasi dalam aktiva tidak berwujud. Cañibano et al. (2000) berpendapat bahwa biaya yang terkait dengan proses perubahan radikal sistem akuntansi untuk membuat perusahaan yang memiliki IC yang intensif lebih value relevant tidak terjangkau. Cañibano et al. (2000) lebih lanjut menyatakan bahwa pendekatan yang relatif mungkin dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan melakukan pengungkapan sukarela mengenai informasi IC. Vafaei et al. (2011) melakukan penelitian mengenai value relevance dari informasi IC perusahaan publik di berbagai negara, yaitu Britain, Australia, Hong Kong dan Singapura dengan menggunakan pendekatan Bontis (2003) yang telah dimodifikasi oleh Vergauwen dan Van Alem (2005) dan Bru ggen et al. (2009) untuk mengukur variabel intellectual capital disclosure (ICD). Penelitian ini menemukan bukti bahwa pengungkapan informasi IC memiliki value relevance. Sementara itu, Garcia-Meca dan Martinez (2007) memperkenalkan suatu metode pengukuran informasi IC yang diadopsi dari laporan analis. Garcia-Meca dan Martinez (2007) mengidentifikasi 60 item pengungkapan informasi IC yang terdapat di dalam laporan analis dan menguji apakah informasi tersebut digunakan oleh analis dalam keputusan rekomendasi yang diberikan kepada investor. Hasil penelitian menyebutkan bahwa para analis menggunakan informasi mengenai IC dalam pembuatan keputusan rekomendasi yang akan diberikan kepada investor. Value Relevance Informasi Akuntansi dan Non Akuntansi Penelitian mengenai value relevance pada dasarnya berawal dari penelitian yang dilakukan oleh Ball & Brown (1968) dan Beaver (1968). Penelitian mereka merupakan event studies yang menilai usefulness dari angka laba akuntansi dengan menguji kandungan informasi dan timeliness dari angka laba tersebut. Dalam perkembangan selanjutnya, penelitian mengenai value relevance adalah menguji hubungan antara market value of equity dengan variabel akuntansi (laba, nilai buku ekuitas). Amir dan Lev (1996) melakukan penelitian untuk menguji value relevance dari informasi akuntansi dan keuangan dan informasi non-keuangan pada perusahaan industri telekomunikasi. Merekea menemukan bukti bahwa perusahaan di industri tersebut memiliki investasi yang tinggi dalam research and development, customer-base creation, franchise and brand development, namun diakui penuh sebagai beban periode berjalan di dalam laporan keuangan. Mereka menemukan bahwa informasi keuangan tidak memiliki value relevance, sedangkan informasi non keuangan memiliki value relevance. Mereka menyimpulkan bahwa informasi non keuangan memiliki fungsi complementary dalam menjelaskan value relevance. Hasil penelitian Lev dan Zarowin (1999) menyatakan bahwa hubungan antara capital market values dengan beberapa variabel keuangan penting (seperti earning, cash flow dan book value) dalam industri jasa dan perusahaan berbasis teknologi menurun. Menurut mereka, hal tersebut disebabkan karena perusahaan memiliki investasi yang besar dalam intangible assets seperti R&D, information technology, brand dan human resources yang secara berkesinambungan dalam jangka panjang akan meningkatkan nilai pasar perusahaan. Namun, semua investasi tersebut diakui sebagai beban, padahal memiliki manfaat ekonomi masa depan dalam jangka panjang, sehingga current value relevance models gagal mencerminkan enterprise value and performance dan akan menurunkan informativeness dari informasi keuangan. Sementara itu, Francis dan Schipper (1999) menguji apakah value relevance informasi akuntansi pada perusahaan yang berada pada sektor high-technology mengalami penurunan jika dibandingkan dengan perusahaan traditional. Mereka memasukkan perusahaan yang ada dalam industri komputer, elektronik, farmasi dan telekomunikasi ke dalam kelompok non-traditional, sedangkan perusahaan pada industri pertanian, konstruksi, transportasi udara dan jalan raya ke dalam kelompok traditional sample. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan non tradisional mengalami penurunan value relevance of earnings and equity numbers yang lebih besar dibanding perusahaan yang berada pada kelompok tradisional.

5 Pengembangan Hipotesis Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Amir dan Lev (1996), Lev dan Zarowin (1999), Francis dan Schipper (1999) membuktikan bahwa value relevance dari informasi akuntansi dan keuangan telah mengalami penurunan. Hal tersebut disebabkan karena meningkatnya investasi perusahaan di dalam intangible assets yang sebagian besar tidak dapat diakomodir oleh sistem pelaporan keuangan yang ada. Sementara itu Eccles et al. (2001), Eccles dan Mavrinac (1995) dalam Bukh (2003) menyatakan bahwa permintaan investor dan analis terhadap informasi mengindikasikan perbedaan yang substansial antara tipe informasi yang tersedia di dalam laporan keuangan perusahaan dengan tipe informasi yang diminta oleh pasar. Lebih lanjut Bukh (2003) menyatakan bahwa secara umum investor dan analis mensyaratkan informasi yang lebih reliabel di dalam laporan tahunan perusahaan seperti kualitas, keahlian, pengalaman dan integritas manajerial, customer relations dan kompetensi personal yang kesemuanya merupakan faktor yang berhubungan dengan intellectual capital. Canibano et al. (2000) melakukan review terhadap berbagai penelitian yang mengkaji value relevance dari berbagai komponen IC (seperti biaya riset dan pengembangan, biaya promosi, paten, brand, kepuasan pelanggan, dan sumber daya manusia) dan menemukan hasil yang masih mix. Sedangkan Lev and Sougiannis (1996) dan Gu dan Lev (2001) melakukan pengujian value relevance dari indikator spesifik IC dan menemukan bahwa pengungkapan tersebut memiliki value relevance. Vafaei et al. (2011) melakukan penenlitian mengenai value relevance dari informasi IC perusahaan publik di berbagai negara, yaitu Britain, Australia, Hong Kong dan Singapur. Mereke menemukan bukti bahwa pengungkapan informasi IC berhubungan positif dengan harga saham (memiliki value relevance) di dua negara pada industri non tradisional. Penelitian ini mencoba menguji kembali berbagai hasil mengenai value relevance dari informasi mengenai IC dengan seting perusahaan industri perbankan di Indonesia dan menggunakan pendekatan Garcia-Meca dan Martinez (2007) dalam mengukur variabel pengungkapan informasi IC. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H1: Pengungkapan informasi IC di dalam laporan tahunan perusahaan memiliki value relevance. III. METODE PENELITIAN Sampel dan Data Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan industri perbankan dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan sampel dari industri perbankan karena industri ini merupakan industri yang intellectual capital nya intensif. Data berupa laporan tahunan bank dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 diperoleh dari web perusahaan maupun web BEI. Data harga saham diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory atau situs perusahaan atau dari situs BEI. Jumlah bank yang terdaftar dari tahun 2007 sampai tahun 2010 dan memiliki data yang diperlukan sebanyak 22 bank (jumlah observasi seharusnya 88 firm-years). Namun ada beberapa bank yang datanya tidak tersedia selama 4 tahun pengamatan, sehingga jumlah observasi akhir menjadi 70 firm-years. Datadata yang digunakan adalah data harga saham, nilai buku ekuitas, laba sebelum pajak, dan intellectual capital disclosure index (ICDI). Variabel dan Model Penelitian Variabel dependen penelitian ini adalah PRICE, yaitu harga saham (penutupan) bank pada tanggal 31 maret tahun fiskal berjalan (t). Alasan digunakannya harga saham per 31 maret adalah karena diasumsikan perusahaan mempublikasikan laporan tahunannya pada tanggal 31 maret. Variabel independen dalam penelitian ini adalah book value of equity (BVE), net income (NI), dan intellectual capital disclosure index (ICDI). Variabel BVE yang digunakan adalah nilai BVE tahun sebelumnya (t- 1). Nilai BVE diperoleh dengan pengurangan antara nilai buku total aset dikurangi dengan nilai buku total kewajiban atau hutang. Variabel NI yang digunakan adalah laba sebelum pajak tahun berjalan.

6 Variabel BVE dan NI dibagi dengan jumlah saham beredar (per share). Sedangkan variabel utama penelitian ini (ICDI) diperoleh dengan menggunakan pendekatan yang dilakukan oleh Garcia-Meca dan Martinez (2007) yang terdiri dari 60 item informasi IC. Penghitungan nilai ICDI dilakukan dengan content analysis terhadap laporan tahunan perusahaan. Nilai ICDI merupakan perbandingan antara jumlah item IC yang diungkap oleh perusahaan dibagi dengan 60. Penelitian ini mengadopsi model pengujian value relevance dari Ohlson (1995) yang telah banyak digunakan dalam penelitian terdahulu, yaitu: PRICE i,t = α + β 1 BVE i,t-1 + β 2 NI i,t + β 3 ICDI i,t + ɛ Dimana: PRICE : harga saham bank i pada 31 maret tahun t BVE : book value of equity bank i pada tahun t-1 NI : laba sebelum pajak bank i tahun t ICDI : intellectual capital disclosure index bank i tahun t ɛ : Error term IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Dengan ketersediaan data yang ada, jumlah sampel penelitian yang dapat diuji dengan regresi sebanyak 72 firm-years, yaitu 18 bank selama 4 tahun ( ). Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham (PRICE), book value of equity (BVE), net income (NI), dan intellectual capital disclosure index (ICDI). Statistik deskriptif variabel-variabel penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Variabel Minimum Maksimum Mean Median Standar Deviasi PRICE 50, , , BVE 0, ,11 792, NI 0, ,85 144, ICDI 0,12 0,70 0, Sumber: Hasil olah data menggunakan Eviews 6.1 Dari tabel mengenai statistik deskriptif diatas dapat dilihat bahwa untuk variabel PRICE, nilai minimumnya sebesar 50 yang berarti harga saham terendah pada sampel penelitian sebesar Rp. 50. Sedangkan nilai maksimum sebesar 8.250, yang berarti harga saham tertinggi sampel penelitian sebesar Rp Dan rata-rata harga saham sampel penelitian sebesar Rp Variabel BVE memiliki nilai rata-rata sebesar 792,12, yang berarti bahwa nilai rata-rata book value of equity per share perusahaan sampel sebesar Rp. 792,12. Nilai tersebut masih lebih kecil dibandingkan nilai pasar sahamnya yang rata-rata sebesar Rp Nilai terkecil laba bersih sebelum pajak yang berhasil diperoleh perusahaan sampel sebesar Rp. 0,78 per lembar saham, sedangkan nilai laba terbesar sebesar Rp ,85 per lembar saham. Secara rata-rata perusahaan sampel berhasil memperoleh laba bersih sebelum pajak sebesar Rp. 144,46 per lembar saham. Untuk variabel ICDI, nilai minimum sebesar 0,12 dan nilai tertinggi sebesar 0,7. Sedangkan secara rata-rata perusahaan sampel mengungkapkan informasi IC sebesar 0,39. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat pengungkapan informasi IC oleh bank-bank di Indonesia secara rata-rata masih rendah jika diukur dengan menggunakan indeks pengungkapan menurut metode Garcia-Meca dan Martinez (2007).

7 Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ini mengajukan hipotesis bahwa informasi mengenai intellectual capital perusahaan memiliki value relevance. Untuk menguji hipotesis tersebut, dilakukan analisis regresi linear berganda dengan metode pooled least square (PLS). Hasil regresi dengan menggunakan aplikasi Eviews 6.1 menunjukkan bahwa koefisien ICDI (β 3 ) adalah positif dan signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa informasi mengenai intellectual capital memiliki value relevance. Hasil pengujian hipotesis selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2 Hasil Pengujian Variabel Penelitian Variabel Prediksi Koefisien p-value Signifikansi BVE Signifikan NI Signifikan ICDI Signifikan Sumber: Hasil olah data menggunakan Eviews 6.1 Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Amir dan Lev (1996) yang menyatakan bahwa informasi non-keuangan memiliki value relevance pada perusahaan industri telekomunikasi. Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Lev and Sougiannis (1996) dan Gu dan Lev (2001) yang melakukan pengujian value relevance dari indikator spesifik IC dan menemukan bahwa pengungkapan tersebut memiliki value relevance. Dengan menggunakan seting yang berbeda dari ketiga penelitian diatas, penelitian ini berhasil memperoleh bukti yang sama mengenai value relevance informasi intellectual capital. Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa variabel ICDI berpengaruh positif signifikan terhadap variabel PRICE, yang berarti bahwa informasi IC pada perusahaan perbankan di Indonesia memiliki value relevance. Vafaei et al. (2011) melakukan penelitian mengenai value relevance dari informasi IC perusahaan publik di berbagai negara, yaitu Britain, Australia, Hong Kong dan Singapur. Mereke menemukan bukti bahwa pengungkapan informasi IC berhubungan positif dengan harga saham (memiliki value relevance) di dua negara pada industri non tradisional. Vafaei et al. (2011) menggunakan pendekatan Bontis (2003) yang telah dimodifikasi oleh Vergauwen dan Van Alem (2005) dan Bru ggen et al. (2009) untuk mengukur variabel intellectual capital disclosure (ICD). Pendekatan tersebut mencakup 38 item pengungkapan IC di dalam laporan tahunan perusahaan. Namun pengungkapan tersebut masih bersifat umum dan kurang detail, sehingga penelitian ini mencoba menggunakan pendekatan lain dalam mengukur pengungkapan IC, yaitu metode yang digunakan oleh Garcia-Meca dan Martinez (2007). Hasil yang diperoleh penelitian ini mendukung hasil peneltian yang dilakukan oleh Vafaei et al. (2011) yaitu bahwa informasi IC memiliki value relevance. Hasil penelitian ini juga memberikan bukti pendukung bagi hasil penelitian yang dilakukan oleh Eccles et al. (2001) dan Eccles dan Mavrinac (1995) yang menyatakan bahwa permintaan investor dan analis terhadap informasi mengindikasikan perbedaan yang substansial antara tipe informasi yang tersedia di dalam laporan keuangan perusahaan dengan tipe informasi yang diminta oleh pasar. Dengan adanya hubungan positif antara variabel ICDI dengan PRICE, hal tersebut mengindikasikan bahwa investor memberi respon atas informasi IC yang diungkapkan oleh perusahaan di dalam laporan tahunan. Investor tidak hanya melihat informasi akuntansi dan keuangan yang terdapat di dalam laporan keuangan, tetapi juga mempertimbangkan informasi IC yang terdapat di dalam laporan tahunan dalam mengambil keputusan investasinya. Hubungan positif antara variabel ICDI dengan PRICE juga menunjukkan bahwa investor mengetahui dan menghargai sumber daya intangible perusahaan yang tidak tercakup di dalam laporan keuangan perusahaan. Investor menyadari bahwa sumber daya perusahaan yang berupa intellectual capital tersebut merupakan sumber penciptaan nilai perusahaan dalam jangka panjang. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Bukh (2003) yang menyatakan bahwa secara umum investor dan analis mensyaratkan informasi yang lebih reliabel di dalam laporan tahunan perusahaan seperti kualitas,

8 keahlian, pengalaman dan integritas manajerial, customer relations dan kompetensi personal yang kesemuanya merupakan faktor yang berhubungan dengan intellectual capital. Dalam konteks seting penelitian ini, investor sektor perbankan di Indonesia ternyata mempertimbangkan informasi IC di dalam mengambil keputusan investasi. Hal ini sebenarnya wajar karena sektor perbankan merupakan salah satu industri yang sebagian besar asetnya berupa aset non fisik. Aset utama perusahaan sektor perbankan berupa kredit atau pembiayaan yang diberikan kepada nasabah, dimana besarnya kredit yang berhasil disalurkan oleh bank sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terkait dengan komponen IC. Beberapa komponen IC yang terkait dengan keberhasilan bank dalam menyalurkan kredit antara lain, keahlian, pengalaman dan reputasi manajemen dan pegawai bank, dimana bank yang memiliki karyawan yang terampil dan berpengalaman akan mendapatkan nasabah yang lebih banyak. Selain itu, faktor customer relationship yang berhasil dibangun oleh bank juga akan mempengaruhi nasabah dan calon nasabah untuk tetap loyal terhadap bank tersebut. Faktor teknologi informasi yang dimiliki oleh suatu bank juga ikut mempengaruhi keberhasilan bank dalam memperoleh nasabah, dimana dengan teknologi informasi yang baik dan handal nasabah akan mendapat berbagai kemudahan dan keuntungan bertransaksi di bank tersbut yang pada akhirnya akan menyebabkan nasabah menjadi loyal. Namun demikian, hasil penelitian ini belum dapat digeneralisir untuk seluruh perusahaan di berbagai sektor industri, karena hanya menguji value relevance informasi IC pada sektor perbankan saja. Penelitian ini belum menguji value relevance informasi IC pada perusahaan yang tidak intensif IC nya. Francis dan Schipper (1999) menguji apakah value relevance informasi akuntansi pada perusahaan yang berada pada sektor high-technology mengalami penurunan jika dibandingkan dengan perusahaan traditional. Hasil penelitian Francis dan Schipper (1999) perlu diuji kembali dengan menguji apakah informasi IC tetap memiliki value relevance pada industri yang non-high technology atau IC nya tidak intensif. V. KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN Penelitian ini menguji apakah pengungkapan informasi intellectual capital (IC) memiliki value relevance pada perusahaan sektor perbankan di Indonesia. Penelitian dilakukan pada bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indoensia dari tahun 2007 sampai tahun Pengukuran pengungkapan informasi IC menggunakan intellectual capital disclosure index (ICDI) yang diadopsi dari penelitian Garcia-Meca dan Martinez (2007). Pengujian dengan menggunakan analisis regresi memperoleh hasil bahwa variabel ICDI berpengaruh positif signifikan terhadap variabel PRICE. Hasil ini menunjukkan bahwa pengungkapan informasi IC di dalam laporan tahunan bank di Indonesia memiliki value relevance. Investor pasar modal di Indonesia tidak hanya menggunakan iformasi akuntansi dan keuangan yang terdapat di dalam laporan keuangan bank, tapi juga mempertimbangkan informasi IC yang terdapat di dalam laporan tahunan untuk mengambil keputusan investasinya. Hasil penelitian ini mendukung dan memberi bukti tambahan terhadap beberapa penelitian terdahulu yang telah berhasil membuktikan bahwa informasi IC memiliki value relevance. Dengan hasil ini, maka pihak manajemen perusahaan diharapkan memberi perhatian terhadap informasi IC yang dimiliki perusahaannya yang merupakan sumber daya penciptaan nilai perusahaan di masa depan tetapi tidak dapat tercakup di dalam laporan keuangan. Hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa secara-rata bank-bank di Indonesia memiliki indeks pengungkapan IC yang masih rendah (0,39). Hal ini perlu mendapat perhatian pihak manjemen bank karena informasi tersebut memiliki nilai dan berguna bagi investor. Meskipun hasil penelitian ini berhasil membuktikan bahwa informasi IC memiliki value relevance, namun ada beberapa keterbatasan penelitian yang perlu diperbaiki pada penelitian selanjutnya. Pertama, penelitian ini hanya dilakukan pada sektor perbankan yang telah diakui oleh beberapa penelitian memiliki IC yang intesif. Penelitian ini tidak menguji sektor perusahaan lain baik yang memiliki IC intensif maupun yang tidak. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menguji value relevance informasi IC perusahaan pada sektor yang IC nya intensif maupun pada sektor yang IC nya tidak intensif, sehingga hasilnya akan lebih komprehensif. Kedua, penelitian ini hanya menggunakan

9 satu pendekatan dalam mengukur variabel pengungkapan informasi IC. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggabungkan atau mengkompilasi berbagai pendekatan yang ada dalam mengukur variabel pengungkapan informasi IC dan memisahkan antara pengungkapan yang wajib (mandatory) dengan pengungkapan yang sukarela (voluntary). DAFTAR PUSTAKA Amir, E. and Lev, B., 1996, Value-relevance of Nonfinancial Information: The Wireless Communications Industry, Journal of Accounting and Economics, Vol. 22, pp Bukh, Per Nikolaj, 2002, Commentaray The Relevance of Intellectual Capital Disclosure: A Paradox?, Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 16 No.1 pp Bukh, P.N., Nielsen., Gormsen P. and Mouritsen, J Disclosure of Information on Intellectual Capital in Danish IPO Prospectus. Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 18 No.6, pp Garcia-Meca, E. and Martinez, I., 2007, The Use of Intellectual Capital Information in Investment Decisions: An Empirical Study Using Analyst Reports, The International Journal of Accounting, Vol 42 pp Gregory W, Alina L dan Greg T Drivers of Voluntary Intellectual Capital Disclosure in Listed Biotechnology Companies. Journal of Intellectual Capital. Vol. 8 No. 3 pp Guthrie, J., and Petty, R., 2000, Intellectual Capital: Australian Annual Reporting Practices, Journal of Intellectual Capital, 1 (3): Lev, B. and Sougiannis, T., 1996, The Capitalization, Amortization, and Value-relevance of R&D, Journal of Accounting & Economics, Vol. 21 No. 1, pp Lev, B., and Zarowin, P., 1999, The Boundaries of Financial Reporting and How to Extend Them, Journal of Accounting Research, 37 (2): Li, Jing., Richard Pike and Roszaini Haniffa, 2008, Intellectual Capital Disclosure and Corporate Governance Structure in UK Firms, Accounting and Business Research, Vol. 38. No. 2. pp Meca, Emma Garcia Bridging the Gap Between Disclosure and use of Intellectual Capital Information. Journal of Intellectual Capital. Vol. 6 No. 3, pp Meca, Emma Garcia and I Martinez The Use of Intellectual Capital Information in Investment Decisions: An Empirical Study Using Analyst Reports. The International Journal of Accounting. Vol 42 pp Mouritsen, J., 2003), Intellectual Capital and The Capital Market: The Circulability of Intellectual Capital, Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 16 No. 1, pp Oliveira, Lídia., Lúcia Lima Rodrigues, dan Russell Craig Applying Voluntary Disclosure Theories to Intangibles Reporting: Evidence from the Portuguese Stock Market. Purnomosidhi, Bambang Praktik Pengungkapan Modal Intelektual Pada Perusahaan Publik di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 9 No. 1 Hal 1-20

10 Singh, Inderpal and J-L. W. Mitchell Van der Zahn, 2008, Determinants of Intellectual apital Disclosure in Prospectuses of Initial Public Offerings, Accounting and Business Research, Vol. 38. No. 5. pp Suhardjanto, Djoko dan Mari Wardhani Praktik Intellectual Capital Disclosure Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. JAAI Vol.14 No.1 Vafaei, Alireza., Dennis Taylor, and Kamran Ahmed, 2011, The Value Relevance of Intellectual Capital Disclosures, Journal of Intellectual Capital, Vol. 12 No. 3, pp

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya yang sebelumnya berdasarkan pada tenaga kerja (labor-based business)

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya yang sebelumnya berdasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan makin ketatnya persaingan antar perusahaan akibat adanya pasar bebas dan globalisasi yang menuntut perusahaan untuk mengubah strategi bisnisnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital di Indonesia mulai berkembang setelah munculnya PSAK No.

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital di Indonesia mulai berkembang setelah munculnya PSAK No. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam era globalisasi terakhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik dalam skala kecil, menengah maupun besar dan juga menghasilkan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2012) NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : ISTI KUSUMA

Lebih terperinci

BAB II. oleh perusahaan. Modal intelektual (IC) pada umumnya didefinisikan sebagai

BAB II. oleh perusahaan. Modal intelektual (IC) pada umumnya didefinisikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intellectual Capital 2.1.1 Pengertian Intellectual Capital Modal intelektual (IC) merupakan salah satu sumber daya yang di miliki oleh perusahaan. Modal intelektual (IC) pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Endang Saryanti (2010) meneliti hubungan intellectual capital dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Endang Saryanti (2010) meneliti hubungan intellectual capital dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Endang Saryanti (2010) meneliti hubungan intellectual capital dengan menggunakan metode VAIC dari Pulic terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak relevannya metode pelaporan keuangan tradisional (Orens et al., 2009). Pada

BAB I PENDAHULUAN. tidak relevannya metode pelaporan keuangan tradisional (Orens et al., 2009). Pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dinamika bisnis saat ini sudah banyak merubah lingkungan bisnis dalam berbagai aspek. Metode pelaporan keuangan tradisional telah dinilai tidak lagi dapat menyediakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tenaga kerja menjadi bisnis yang berdasarkan pengetahuan. menerapkan sistem manajemen pengetahuan (knowledge management) maka

BAB 1 PENDAHULUAN. tenaga kerja menjadi bisnis yang berdasarkan pengetahuan. menerapkan sistem manajemen pengetahuan (knowledge management) maka 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi menuntun perusahaan untuk melakukan pembaharuan dengan cara berfikir global dan bertindak secara lokal. Inovasi teknologi yang makin mempercepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah yang meliputi masyarakat primitif, masyarakat pertanian, masyarakat industri dan masyarakat informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring telah dibukanya kerjasama perdagangan internasional seperti saat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring telah dibukanya kerjasama perdagangan internasional seperti saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Seiring telah dibukanya kerjasama perdagangan internasional seperti saat ini menuntut perusahaan- perusahaan dalam negeri untuk dapat meningkatkan daya saing

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Bruggen, A. (2009). Determinants of Intellectual Capital Disclosure: Evidence From Australia. Management Decision 47 (2):

DAFTAR PUSTAKA. Bruggen, A. (2009). Determinants of Intellectual Capital Disclosure: Evidence From Australia. Management Decision 47 (2): DAFTAR PUSTAKA Ariyudha, A. (2010). Pengaruh Mekanisme Tata Kelola Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Modal Intelektual. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Artinawati, I. (2009). Faktor-Faktor

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. perusahaan yang terdaftar di LQ-45. Perusahaan yang terdaftar di LQ-45 terdiri dari

BAB V PENUTUP. perusahaan yang terdaftar di LQ-45. Perusahaan yang terdaftar di LQ-45 terdiri dari BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengungkapan Intellectual capital yang dilakukan secara sukarela dalam laporan tahunan pada perusahaan yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan dengan analisis regresi linier berganda, maka dapat ditarik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi memberi perubahan pada seluruh aspek kehidupan, dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, gaya hidup, sistem pertukaran informasi dan perubahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Shareholder Theory Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah bertindak untuk kepentingan meningkatkan nilai (value) dari pemegang saham. Jika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan) ke ekonomi berbasis pengetahuan telah terjadi selama dua abad

BAB I PENDAHULUAN. keuangan) ke ekonomi berbasis pengetahuan telah terjadi selama dua abad 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan tren dari ekonomi tradisional (tanah, tenaga kerja, dan keuangan) ke ekonomi berbasis pengetahuan telah terjadi selama dua abad terakhir. Dalam ekonomi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Stakeholder Teori stakeholder menyatakan bahwa manajemen atau pihak perusahaan haruslah memberikan informasi mengenai aktivitas perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada tenaga kerja (labor based business) menuju bisnis yang didasarkan

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada tenaga kerja (labor based business) menuju bisnis yang didasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, menyebabkan persaingan bisnis semakin ketat. Kemampuan perusahaan dalam penguasaan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE DAN KAPITALISASI PASAR DI INDONESIA

INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE DAN KAPITALISASI PASAR DI INDONESIA Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 14, No.1 Januari 2010, hal. 52 61 Terakreditasi SK. No. 167/DIKTI/Kep/2007 INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE DAN KAPITALISASI PASAR DI INDONESIA STIE Indonesia Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era ekonomi modern saat ini menuntut persaingan ketat dalam penciptaan nilai. Seluruh perusahaan berusaha melakukan pengelolaan modalnya demi meningkatkan nilai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge economy) merupakan suatu hal

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge economy) merupakan suatu hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge economy) merupakan suatu hal yang menandai perubahan perekonomian dunia terutama sejak bergulirnya era globalisasi. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penawaran umum saham perdana di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penawaran umum saham perdana di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana di Bursa Efek Indonesia pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk. memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk. memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset yang dimiliki perusahaan seperti surat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan ekonomi yang didorong oleh informasi dan pengetahuan menyebabkan meningkatnya perhatian terhadap modal intelektual (Petty and Guthrie,2000;Bontis,2001).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di dunia bisnis pada era modern saat ini, menuntut perusahaan untuk lebih inovatif, dalam menggunakan teknologi baru dan keterampilan karyawan dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh persaingan. Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang mendorong pada era globalisasi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah intellectual capital yang

BAB V PENUTUP. Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah intellectual capital yang BAB V PENUTUP Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah intellectual capital yang diukur menggunakan metode VAIC TM (Value Added Intellectual Coefficient) berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. OBYEK/SUBYEK PENELITIAN Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh semakin pesat ditandai dengan berkembangnya teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh semakin pesat ditandai dengan berkembangnya teknologi informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiringnya perkembangan zaman, perkembangan ekonomi telah tumbuh semakin pesat ditandai dengan berkembangnya teknologi informasi yang semakin maju dan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, modal intelektual telah berkembang dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, modal intelektual telah berkembang dengan adanya 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Di Indonesia, modal intelektual telah berkembang dengan adanya PSAK No.19 (revisi 2009) tentang aset tidak berwujud (Intangible Asset). Menurut Oxford English Reference

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengungkapan intellectual capital pada saat ini merupakan suatu hal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengungkapan intellectual capital pada saat ini merupakan suatu hal yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Pengungkapan intellectual capital pada saat ini merupakan suatu hal yang penting bagi perusahaan karena banyak keuntungan yang bisa diperoleh apabila perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perekonomian dunia berkembang dengan begitu pesatnya, yang antara lain ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, tingkat daya saing

Lebih terperinci

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Financial Performance, Growth, Dan Market Value

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Financial Performance, Growth, Dan Market Value Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Financial Performance, Growth, Dan Market Value Suri Bentoen Program Studi Akuntansi Universitas Pelita Harapan Surabaya Surabaya, Indonesia sbentoen@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zaman globalisasi saat ini lalu berbagai inovasi yang dilakukan dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. zaman globalisasi saat ini lalu berbagai inovasi yang dilakukan dan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi pada zaman globalisasi saat ini lalu berbagai inovasi yang dilakukan dan semakin ketatnya persaingan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aset tidak berwujud (intangible asset). Intellectual capital merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. aset tidak berwujud (intangible asset). Intellectual capital merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelangsungan bisnis suatu perusahaan dapat berjalan dengan baik apabila perusahaan dapat menciptakan nilai tambah dengan mengelola nilai yang ada pada aset tidak berwujud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas yang mengharuskan setiap negara harus siap dengan adanya persaingan dunia bisnis yang semakin meningkat. Hadirnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan informasi di era globalisasi seperti pada saat ini menuntut untuk segala sesuatunya terjadi secara cepat, tepat dan akurat. Hal seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena ekonomi baru dengan berkembangnya ilmu teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena ekonomi baru dengan berkembangnya ilmu teknologi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena ekonomi baru dengan berkembangnya ilmu teknologi, globalisasi, dan persaingan bisnis yang semakin kompetitif pada saat ini. Persaingan antar pelaku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam bidang ekonomi membawa dampak perubahan yang cukup signifikan terhadap pengelolaan suatu bisnis dan penentuan strategi bersaing. Para pelaku

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sebuah organisasi diharapkan melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sebuah organisasi diharapkan melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Teori Stakeholder Teori stakeholder lebih mempertimbangkan posisi para stakeholder yang dianggap powerfull daripada hanya posisi shareholder

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam bidang ekonomi membawa dampak perubahan yang cukup signifikan terhadap pengelolaan suatu bisnis dan penentuan strategi bersaing. Para pelaku bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. physical capital ke paradigma baru yang memfokuskan pada intellectual capital.

BAB I PENDAHULUAN. physical capital ke paradigma baru yang memfokuskan pada intellectual capital. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya fenomena perdagangan bebas yang menciptakan struktur ekonomi global menyebabkan arus lalu lintas barang, jasa, modal dan tenaga kerja dapat berpindah

Lebih terperinci

2 intelektual dan manajemen modal adalah kunci keberhasilan dianggap di bidang lingkungan yang bergejolak dan menantang akhir-akhir ini. Laporan keuan

2 intelektual dan manajemen modal adalah kunci keberhasilan dianggap di bidang lingkungan yang bergejolak dan menantang akhir-akhir ini. Laporan keuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada pertengahan abad ke-20, ekonom keuangan telah mencoba untuk menarik perhatian pendekatan baru perusahaan untuk bisnis. Pendekatan ini didasarkan pada gagasan bahwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital dianggap penting untuk. diungkap dan diperbincangkan, karena mengandung intangible asset yang

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital dianggap penting untuk. diungkap dan diperbincangkan, karena mengandung intangible asset yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dekade terakhir ini intellectual capital dianggap penting untuk diungkap dan diperbincangkan, karena mengandung intangible asset yang digunakan menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak berwujud (intangible asset) telah meningkatkan secara dramatis. Salah satu pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri dengan kinerja yang baik diharapkan berdampak pada kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri dengan kinerja yang baik diharapkan berdampak pada kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi globlalisasi saat ini menuntut pelaku ekonomi bersaing sangat ketat, cara kerja yang solid akan menghasilkan kinerja yang bagus. Tidak dapat dipungkiri dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based business) saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based business) saat ini, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based business) saat ini, investasi pada intellectual capital menjadi salah satu hal yang penting dalam kesuksesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. No.19 Revisi tahun 2000 mengenai aset tidak berwujud (Ulum, 2009) Menurut

BAB I PENDAHULUAN. No.19 Revisi tahun 2000 mengenai aset tidak berwujud (Ulum, 2009) Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Modal intelektual merupakan satu dari sekian banyak indikator dalam pengukuran terhadap aset tidak berwujud (intangible asset), yang telah menarik perhatian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beserta persamaan dan perbedaannya yang mendukung penelitian ini:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beserta persamaan dan perbedaannya yang mendukung penelitian ini: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang diungkap pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu beserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. global, dimana perkembangan pada sektor perekonomian telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. global, dimana perkembangan pada sektor perekonomian telah membawa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi melahirkan fenomena baru dalam struktur perekonomian global, dimana perkembangan pada sektor perekonomian telah membawa perubahan yang cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Knowledge-based economyditandai dengan kemajuan di bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Knowledge-based economyditandai dengan kemajuan di bidang teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Knowledge-based economy adalah sebuah istilah yang luas digunakan untuk mendeskripsikan ekonomi global masa kini (Ting dan Lean, 2009). Knowledge-based economyditandai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intellectual terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Pasar. Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intellectual terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Pasar. Tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan berhubungan dengan topik tentang Intellectual Capital antara lain : 1. Novelina Yunita (2012) Topik dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi dan persaingan yang ketat pada saat ini mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan bisnisnya agar dapat terus bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbisnisnya yang berdasarkan tenaga kerja (labor based business) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. berbisnisnya yang berdasarkan tenaga kerja (labor based business) menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era ekonomi global saat ini, pertumbuhan perekonomian berkembang dengan pesat yang ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi. Dan ditambah

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil uji empiris diperoleh bukti empiris bahwa intellectual capital tidak berpengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja keuangan.

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Deegan, C. (2004). Financial Accounting Theory. McGrow-Hill. Book Company. Sidney.

DAFTAR PUSTAKA. Deegan, C. (2004). Financial Accounting Theory. McGrow-Hill. Book Company. Sidney. DAFTAR PUSTAKA Bontis, N. (1998). Intellectual capital: an exploratory study that develops measures and models. Management Decision, Vol. 36 No. 2, pp. 63-76. Bontis et al. (2000). Intellectual Capital

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pengetahuan yang dimiliki perusahaan yang kemudian dikelola sehingga menciptakan

BAB V PENUTUP. pengetahuan yang dimiliki perusahaan yang kemudian dikelola sehingga menciptakan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Intellectual capital (IC) diartikan sebagai kemampuan,ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki perusahaan yang kemudian dikelola sehingga menciptakan nilai tambah bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi memiliki dampak yang luas terutama pada bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi memiliki dampak yang luas terutama pada bidang ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi (iptek) telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Peran ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi dan informasi menyebabkan perkembangan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi dan informasi menyebabkan perkembangan ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan informasi menyebabkan perkembangan ekonomi saat ini dikendalikan oleh informasi dan pengetahuan, hal ini membawa sebuah peningkatan perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, penggunaan aset tidak berwujud memiliki dampak yang signifikan pada keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga menciptakan bidang studi

Lebih terperinci

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PERBANKAN. Damar Asih Dwi

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PERBANKAN. Damar Asih Dwi Akuntansi.Jakarta: Erlangga PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PERBANKAN Damar Asih Dwi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh bukti empiris tentang pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan. Dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan. Dalam menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman pada saat ini menyebabkan terjadinya globalisasi dan ekonomi inovasi telah menghasilkan ekonomi global yang memiliki tingkat persaingan yang

Lebih terperinci

Windri Indira Januarti Universitas Diponegoro

Windri Indira Januarti Universitas Diponegoro PENGARUH KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI ABSTRACT The aims of this study are to analyze the effect of intellectual capital

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang

BAB III METODE PENELITIAN. laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan pesatnya pesaingan dalam era globalisasi, organisasi dituntut agar mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk mencapai

Lebih terperinci

ANALISIS BEBERAPA VARIABEL YANG MEMPENGARUHI LEVEL OF INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS BEBERAPA VARIABEL YANG MEMPENGARUHI LEVEL OF INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS BEBERAPA VARIABEL YANG MEMPENGARUHI LEVEL OF INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, ekonomi dan teknologi informasi semakin berkembang dengan pesat. Berkembangnya ekonomi dan teknologi informasi menyebabkan barang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dalam era globalisasi saat ini diindikasikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dalam era globalisasi saat ini diindikasikan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan bisnis dalam era globalisasi saat ini diindikasikan oleh persaingan bisnis yang sangat ketat dalam negeri maupun internasional, ini memaksa perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Kecenderungan kesuksesan perusahaan perbankan secara umum senantiasa

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Kecenderungan kesuksesan perusahaan perbankan secara umum senantiasa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi informasi yang berkembang pesat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Seiring berkembangnya teknologi informasi maka persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini semua sektor industri tidak hanya di Indonesia bahkan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini semua sektor industri tidak hanya di Indonesia bahkan di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini semua sektor industri tidak hanya di Indonesia bahkan di dunia mengalami persaingan global yang semakin ketat dan pesat. Salah satu sektor industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perlakuan bisnis di zaman sekarang menghadapi tantangan yang sangat berat dan beragam. Persaingan antar pelaku bisnis yang meningkat serta bertambahnya tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi para pengguna laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi para pengguna laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan yang diterbitkan oleh suatu perusahaan harus dapat mengungkapkan kondisi perusahaan yang sebenarnya, sehingga akan bermanfaat bagi para pengguna laporan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian dunia dan Indonesia sedang mengalami pergeseran kompetisi dari perekonomian yang berbasis sumber daya (resource-based economy) menjadi perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman sekarang, perkembangan teknologi meningkat secara pesat. Agar dapat terus bertahan dengan cepat perusahaan-perusahaan mengubah dari bisnis yang didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setelah era efisiensi pada tahun 1950-an dan 1960-an, era kualitas pada

BAB I PENDAHULUAN. Setelah era efisiensi pada tahun 1950-an dan 1960-an, era kualitas pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setelah era efisiensi pada tahun 1950-an dan 1960-an, era kualitas pada tahun 1970-an dan 1980-an, serta fleksibilitas dalam tahun 1980-an dan 1990-an, kini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian kinerja keuangan perusahaan menentukan efektifitas

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian kinerja keuangan perusahaan menentukan efektifitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Penilaian kinerja keuangan perusahaan menentukan efektifitas operasional, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan inovasi secara terus-menerus. Dalam rangka untuk dapat bertahan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan inovasi secara terus-menerus. Dalam rangka untuk dapat bertahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Saat ini perekonomian dunia telah berkembang dengan pesat, yaitu ditandai dengan adanya kemajuan di bidang teknologi, persaingan yang ketat, dan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dan memenangkan persaingan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dan memenangkan persaingan bisnis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan yang ingin tetap bertahan dan memenangkan persaingan bisnis harus selalu melakukan inovasi guna mempertahankan eksistensinya dalam persaingan bisnis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pengakuan terhadap kemampuan intellectual capital dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pengakuan terhadap kemampuan intellectual capital dalam menciptakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pengakuan terhadap kemampuan intellectual capital dalam menciptakan dan mempertahankan keuntungan kompetitif meningkat secara signifikan (Tayles et al.,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Modal intelektual mulai muncul menjadi topik yang baru dalam pers

PENDAHULUAN. Modal intelektual mulai muncul menjadi topik yang baru dalam pers 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Modal intelektual mulai muncul menjadi topik yang baru dalam pers popular pada tahun 1990-an. Di Indonesia, fenomena ini mulai berkembang terutama setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak dalam dunia bisnis saat ini. Perusahaan berada dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. berdampak dalam dunia bisnis saat ini. Perusahaan berada dalam lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan sangat berdampak dalam dunia bisnis saat ini. Perusahaan berada dalam lingkungan bisnis yang sangat berbeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem ekonomi baru dimana pengolahan informasi, pencarian ilmu

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem ekonomi baru dimana pengolahan informasi, pencarian ilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa dasawarsa terakhir teknologi informasi telah menumbuhkan suatu sistem ekonomi baru dimana pengolahan informasi, pencarian ilmu pengetahuan dan teknologi telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode

BAB III METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek atau populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana (IPO). Penelitian ini menggunakan sampel pada seluruh perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam suatu situasi (Sekaran, 2006). Penelitian ini menguji pengaruh intellectual

BAB III METODE PENELITIAN. dalam suatu situasi (Sekaran, 2006). Penelitian ini menguji pengaruh intellectual BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian skripsi ini merupakan penelitian yang menggunakan jenis pengujian hipotesis yang menjelaskan tentang sifat hubungan serta menentukan perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif apabila dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif apabila dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi mengalami kemajuan yang amat pesat. Hal ini berdampak pada semakin ketatnya persaingan bisnis antar perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pula pada negara Indonesia. Perkembangan tersebut membuat intensitas

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pula pada negara Indonesia. Perkembangan tersebut membuat intensitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perekonomian dunia telah berkembang dengan begitu pesatnya ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi dan pertumbuhan inovasi yang luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intelektual pada perusahaan jasa dan manufaktur di Indonesia. Modal intelektual merupakan

BAB I PENDAHULUAN. intelektual pada perusahaan jasa dan manufaktur di Indonesia. Modal intelektual merupakan BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang yang mendasari penelitian modal intelektual pada perusahaan jasa dan manufaktur di Indonesia. Modal intelektual merupakan salah satu

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL

ANALISIS HUBUNGAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 1-11 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting ANALISIS HUBUNGAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi maka perusahaan dituntut untuk merubah cara kerja

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi maka perusahaan dituntut untuk merubah cara kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin ketat dari segi produk, inovasi, serta kemajuan teknologi maka perusahaan dituntut untuk merubah cara kerja mereka dari bisnis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ASEAN Economic Community (AEC) merupakan kesepakatan di bidang ekonomi sebagai upaya meningkatkan perekonomian di kawasan ASEAN dengan membentuk pasar tunggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. an perhatian perusahaan pada praktek pengelolaan aset tak berwujud (intangible

BAB I PENDAHULUAN. an perhatian perusahaan pada praktek pengelolaan aset tak berwujud (intangible BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kegiatan bisnis semua perusahaan dituntut untuk mengelola fungsinya secara efisien agar dapat bertahan dalam persaingan. Sejak tahun 1990- an perhatian perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang disajikan harus dapat dipahami, dapat dipercaya, relevan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang disajikan harus dapat dipahami, dapat dipercaya, relevan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan suatu kegiatan yang mengandung risiko dan ketidakpastian. Risiko yang melekat pada suatu kegiatan investasi menyebabkan pentingnya penyajian informasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 45 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan. Penelitian dilakukan pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian harga pasar saham dilakukan oleh shareholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian harga pasar saham dilakukan oleh shareholders untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian harga pasar saham dilakukan oleh shareholders untuk mendapatkan tingkat return saham yang sesuai dengan return yang diharapkan (Abuzayed et, al., 2009). Metode

Lebih terperinci

BAB5 PENUTUP. Beberapa investor memandang bahwa perusahaan yang tumbuh pasti akan

BAB5 PENUTUP. Beberapa investor memandang bahwa perusahaan yang tumbuh pasti akan BAB5 PENUTUP 5.1. Simpulan Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap return saham,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari segi aktiva berwujudnya tetapi perusahaan mulai melihat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. dari segi aktiva berwujudnya tetapi perusahaan mulai melihat dari sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya perekonomian di dunia yang semakin pesat berdampak pada majunya kegiatan bisnis di Indonesia. Persaingan bisnis yang semakin ketat ini, membuat banyak

Lebih terperinci

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah 11520100 PENDAHULUAN Modal intelektual sebenarnya mencakup hal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Pemangku Kepentingan.

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Pemangku Kepentingan. 8 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Teori Pemangku Kepentingan Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Pemangku Kepentingan. Teori pemangku kepentingan lebih mempertimbangkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini menguji pengaruh intellectual capital terhadap kinerja

BAB V PENUTUP. Penelitian ini menguji pengaruh intellectual capital terhadap kinerja BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Penelitian ini menguji pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan telekomunikasi yang go public periode 2007-2012. Pengambilan sampel

Lebih terperinci

Lina Natalia I Soukotta Program Studi Akuntansi Universitas Pelita Harapan Surabaya Surabaya, Indonesia

Lina Natalia I Soukotta Program Studi Akuntansi Universitas Pelita Harapan Surabaya Surabaya, Indonesia Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Intellectual Capital (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010) Lina Natalia I Soukotta

Lebih terperinci