BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengungkapan intellectual capital pada saat ini merupakan suatu hal yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengungkapan intellectual capital pada saat ini merupakan suatu hal yang"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Pengungkapan intellectual capital pada saat ini merupakan suatu hal yang penting bagi perusahaan karena banyak keuntungan yang bisa diperoleh apabila perusahaan mengungkapkannya, walaupun masih bersifat sukarela. Salah satu keuntungan IC menurut penelitian yang sebelumnya sudah dilakukan adalah bisa meningkatkan harga saham. Apabila intellectual capital tidak dilaporkan, maka akan mengakibatkan para pengguna tidak mendapatkan informasi yang cukup untuk pengambilan keputusan atau mengakibatkan terjadinya asimetri informasi karena investor tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Nilai perusahaan yang sebenarnya juga tidak disajikan dengan tepat dalam laporan tahunan. Hal tersebut semakin disadari oleh manajemen dan pemakai laporan keuangan, sehingga intellectual capital semakin berkembang Intellectual Capital Intellectual capital (modal intelektual) merupakan modal yang tidak memiliki bentuk pisik dan tidak bisa dilihat tapi dapat dirasakan keberadaannya. Konsep tentang IC sangat beragam sehingga didefenisikan dan diinterpretasikan bermacammacam. Menurut Abeysekera (2006) IC adalah semua yang secara alamiah tidak berwujud (intangible) namun secara ekonomis akan bermanfaat dan bisa meningkatkan nilai perusahaan dimasa yang akan datang. International Accounting

2 Standard 38 (IAS 38) merujuk intangibles resources sebagai sesuatu yang memang secara alamiah tidak kelihatan, jadi tidak hanya aset tidak berwujud (IASB, 2008). PSAK No. 19 mendefenisikan aset tidak berwujud sebagai aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif. Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD, 1999) mendefenisikan IC sebagai nilai ekonomi dari dua kategori aset tidak berwujud suatu perusahaan yaitu modal organisasional atau struktural dan modal manusia (human capital). Modal struktural merujuk kepada sistem perangkat lunak, jaringan distribusi dan supply chains, sementara modal manusia merujuk kepada sumberdaya manusia yang dimiliki oleh perusahaan yaitu karyawan dan sumber-sumber daya eksternal yang dimiliki oleh organisasi misalnya nama baik, pelanggan dan pemasok. Pengertian-pengertian tersebut membuat IC diperlakukan sebagai sinonim dari aset tidak berwujud, namun terdapat beberapa item dari aset tidak berwujud yang bukan bagian dari IC suatu organisasi, misalnya reputasi perusahaan karena reputasi merupakan hasil dari penggunaan IC dan bukan bagian dari IC. Nilai perusahaan didapat dari usaha-usaha yang dilakukan untuk mengestimasi nilai perusahaan dengan asumsi bahwa dengan digunakannya pengetahuan dalam suatu organisasi maka akan menyebabkan pengaruh yang baik bagi kinerja perusahaan (Bontis, 2001) dan IC merupakan salah satu sumber daya penting dan sebuah kemampuan untuk bertindak berdasarkan pengetahuan (Setiarso, 2006).

3 Dari beberapa pengertian IC tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa IC merupakan suatu sumber daya yang sangat berguna bagi perusahaan untuk meningkatkan nilainya apabila dikelola secara baik. Dalam jangka panjang, IC akan mempengaruhi keunggulan bersaing dan daya tahan perusahaan walaupun tidak dapat segera diidentifikasi karena IC merupakan sumber daya yang tidak eksis secara pisik namun sangat potensial dalam meningkatkan nilai perusahaan di masa depan Klasifikasi Intellectual Capital Sawarjuwono dalam Istanti (2007) menyatakan bahwa IC terdiri dari tiga komponen utama, yaitu: 1. Modal manusia (human capital), yang merupakan darah kehidupan IC dan menjadi sumber inovasi dan pengembangan namun sulit untuk diukur. Modal manusia juga merupakan sumber pengetahuan, keterampilan dan kompetensi dalam suatu organisasi yang mencerminkan kemampuan kolektif organisasi untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Modal manusia akan meningkat apabila karyawan di perusahaan tersebut menggunakan kemampuan yang dimilikinya dengan baik. Karakteristik dasar yang dapat diukur dari modal ini antara lain program pelatihan, credentials, pengalaman, kompetensi, recruitment, mentoring, program pembelajaran, potensi individual dan personality.

4 2. Modal organisasi atau struktural, merupakan kemampuan organisasi dalam memenuhi proses rutinitas dan struktur perusahaan yang akan mendukun karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan, misalnya sistem operasional perusahaan, proses pabrikan, budaya organisasi, filosofi manajemen dan semua bentuk intellectual property yang dimiliki perusahaan. Seorang individu dapat memiliki intelektualitas yang tinggi, namun apabila perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang buruk maka IC tidak akan didapatkan secara maksimal. 3. Modal pelanggan, merupakan komponen IC yang secara nyata memberikan nilai kepada perusahaan. Modal pelanggan dihasilkan dari hubungan yang harmonis yang dimiliki oleh perusahaan dengan mitra kerjanya, baik itu pemasok maupun pelanggan, yang bisa berasal dari pemasok yang berkualitas dan bisa diandalkan, pelanggan yang loyal dan puas akan pelayanan perusahaan yang bersangkutan atau dari hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun masyarakat disekitarnya. Modal pelanggan ini dapat timbul dari berbagai hubungan eksternal perusahaan yang pada akhirnya apabila dikelola dengan baik akan meningkatkan nilai perusahaan itu sendiri. Apabila perusahaan dapat memahami komponen-komponen IC tersebut, maka akan dapat memberikan basis penilaian bagi perusahaan untuk dapat menciptakan nilai tambah yang akan memberikan keunggulan bersaing bagi perusahaan itu sendiri.

5 2.1.3 Intellectual Capital Disclosure Pengungkapan IC merupakan suatu kegiatan untuk menyajikan aset-aset yang tidak kelihatan namun bernilai yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini membuat perusahaan harus bisa menggali aset atau sumber daya tersembunyi dan bernilai yang dimilikinya untuk kemudian diungkapkan dalam laporan keuangan. Abeysekera (2006) berpendapat bahwa IC dapat disajikan sebagai suatu laporan yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna laporan. Pengungkapan IC juga memberikan manfaat bagi perusahaan karena perubahan karakteristik industri yang semakin banyak menggunakan teknologi canggih (Guthrie dan Petty dalam Istanti 2007), dimana hasil riset mereka menunjukkan bahwa: 1. Pengungkapan IC lebih banyak disajikan secara terpisah dan tidak ada yang disajikan dalam angka. 2. Pengungkapan mengenai modal eksternal lebih banyak dilakukan oleh perusahaan dan tidak terdapat pola tertentu dalam laporan-laporan tersebut. 3. Pelaporan dan IC hanya dilakukan sebagian, belum menyeluruh. 4. Secara keseluruhan menekankan bahwa IC merupakan hal yang penting untuk memenangkan persaingan di masa depan namun tidak dapat diterjemahkan dalam laporan yang solid didalam laporan tahunan. Mouritsen dalam Boedi (2008) menyatakan bahwa IC dalam suatu laporan keuangan merupakan suatu cara untuk mengungkapkan bahwa laporan tersebut menggambarkan aktivitas perusahaan yang kredibel, terpadu (kohesif) serta benar dan adil. Hal tersebut merujuk kepada banyaknya penelitian yang didasarkan

6 pada analisis isi laporan keuangan dan tidak melaporkan IC secara terpisah. Pengungkapan IC harus dikomunikasikan kepada para pemakai laporan keuangan dengan mengkombinasikan laporan tersebut dalam bentuk angka, visual dan narasi sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan Karakteristik Perusahaan dan Intellectual Capital Disclosure (ICD) a. Market-to-Book Ratio Pengungkapan informasi sangat berguna untuk mengurangi asimetri informasi di perusahaan. Semakin luas informasi yang dibuat oleh perusahaan, maka akan sangat membantu dalam memprediksi keuntungan dimasa yang akan datang karena informasi-informasi tersebut akan mengurangi biaya modal perusahaan (Hope, 2006). Indikator ini biasanya dipakai oleh investor untuk mengukur tingkat ketertarikan terhadap saham tertentu, semakin tinggi rasio market-to-book maka semakin tinggi pula minat investor untuk membeli saham tersebut. Menurut Li, Pike dan Haniffa (2007) rasio market-to-book akan mengurangi asimetri informasi dimana pengetahuan tertentu yang dimiliki oleh perusahaan tidak dapat dikomunikasikan dan ditransferkan kepada pemakai laporan keuangan secara efektif dan efisien apabila menggunakan akuntansi tradisional dan mereka mengungkapkan bahwa market-to-book ratio positif terhdap IC.

7 b. Board Composition Board composition menunjukkan proporsi direktur non-eksekutif atau independen yang tidak terafiliasi dengan direksi. Hubungan antara pemegang saham dengan manajer menciptakaan teori agensi dimana perbedaan kepentingan akan menciptakan asimetri informasi antara pemilik dengan manajer perusahaan dan pihak-pihak berkepentingan lainnya. Komisaris independen diharapkan akan mengurangi gap diantara berbagai kepentingan tersebut sehingga dengan adanya komisaris independen maka perusahaan akan mengungkapkan lebih banyak informasi. Li, Pike dan Haniffa (2007) mengungkapkan bahwa IC dipengaruhi oleh board composition, namun Istanti (2007) mengungkapkan hal yang berbeda. c. Audit Committee Size The Smith Audit dalam Li, Pike dan Haniffa (2007) menyatakan bahwa ukuran komite audit memiliki peranan penting dalam perusahaan dengan tugas untuk meyakinkan bahwa kepentingan pemegang saham benar-benar terlindungi dalam hubungannya dengan pelaporan keuangan dan pengawasan internal. Komite audit akan memberikan saran kepada manajemen untuk mengungkapakan lebih banyak informasi yang bernilai bagi para pemakai laporan keuangan. Audit committee size berhubungan positif dengan kualitas pelaporan keuangan sehingga akan meningkatkan tanggungjawabnya dalam meningkatkan mengenai IC dalam laporan tahunan perusahaan.

8 d. Ukuran Perusahaan Variabel yang paling banyak digunakan untuk menjelaskan IC dalam laporan tahunan adalah ukuran perusahaan. Variabel ini merupakan variabel yang paling konsisten terhadap IC dan telah dibuktikan dalam berbagai penelitian yang menggunakan ukuran perusahaan dengan menggunakan berbagai proksi, seperti penjualan, total aset dan kapitalisasi pasar. Ukuran perusahaan yang semakin besar akan menimbulkan tuntutan yang lebih tinggi atas keterbukaan informasi. Dengan mengungkapkan lebih banyak informasi maka asimetri informasi juga akan semakin sedikit sehingga biaya keagenan yang timbul karena perbedaan kepentingan diantara para pemakai laporan keuangan dapat dikurangi. Purnomosidhi dalam Istanti (2007) menyatakan bahwa ukuran perusahaan digunakan sebagai variabel independen dengan asumsi bahwa perusahaan yang lebih besar akan memiliki aktivitas dan unit usaha yang lebih banyak sehingga akan mengungkapkan informasi yang lebih luas untuk menciptakan nilai perusahaan di masa yang akan datang. Penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya juga mengungkapkan adanya hubungan yang positif dan antara ukuran perusahaan dengan IC (Li, Pike dan Haniffa, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Kang dan Gray (2006) dan penelitian Boedi (2008) menunjukkan hasil yang berbeda dimana hasil penelitiannya menunjukkan tidak adanya pengaruh antara ukuran perusahaan yang diproksi dengan kapitalisasi pasar dengan IC.

9 e. Tipe Auditor Raffournier dalam Woodcock dan Whiting (2009) mengungkapkan bahwa banyak peneliti yang menyatakan auditor memegang peranan penting dalam menentukan aturan informasi laporan keuangan klien mereka. Auditor dari kantor akuntan yang lebih besar akan lebih bisa menjaga independensi dari klien mereka sehingga bisa menyarankan klien mereka untuk mengungkapkan lebih banyak informasi dibandingkan dengan auditor dari kantor akuntan lebih kecil (Chow dan Boren dalam Woodcock dan Whiting, 2009). Oliviera, et.al. (2006) menyimpulkan bahwa perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan big four mengungkapkan lebih banyak informasi dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan non-big four. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian Woodcock dan Whiting (2009) yang mengungkapkan adanya hubungan positif dan antara tipe auditor dengan IC. f. Jumlah Halaman Laporan Tahunan (Number of The Annual Reports Pages) Pengungkapan informasi yang berkualitas sangat dituntut oleh pemakai laporan keuangan karena berkaitan dengan pengambilan keputusan. Perusahaan yang mengungkapkan lebih banyak informasi yang berkualitas menunjukkan transparansi dan praktek pelaporan yang reliabel di pasar bursa. Jumlah halaman yang lebih banyak dalam laporan tahunan diduga akan memberikan informasi bernilai yang lebih

10 banyak tentang kondisi perusahaan dibandingkan dengan laporan tahunan dengan jumlah halaman yang lebih sedikit. g. Tipe Industri Karakteristik industri akan mempengaruhi keputusan informasi perusahaan dan hasil studi empiris menunjukkan bahwa IC di berbagai industri memberikan hasil yang berbeda-beda. Williams (2000) mengungkapkan bahwa kategori industri memberikan hubungan yang terhadap IC dimana perusahaan yang menggunakan teknologi secara intensif akan mengungkapkan lebih banyak informasi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menggunakan teknologi secara intensif (Sihotang dan Winata, 2008). Bruggen, Vergauwen dan Dao (2009) juga mengungkapkan hasil yang sama ketika melakukan penelitian di Australia. Hasil yang berbeda diungkapkan oleh Garcia-Meca (2005) yang tidak menemukan adanya hubungan yang antara tipe industri dengan IC Pengaruh IC terhadap harga saham Harga saham di pasar bursa tidak dapat diprediksi, ketika ada informasi yang memang diharapkan oleh pasar diumumkan oleh manajemen, maka harga saham tidak akan berubah banyak. Dalam pasar yang efisien harga saham akan dipengaruhi oleh informasi yang baru dan tidak disangka oleh investor (Mishkin dan Eakins, 2003). Informasi merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh investor dan calon

11 investor sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Informasi yang tepat, akurat, lengkap dan tepat waktu membuat investor dapat mengambil keputusan yang rasional dan kemudian mendapatkan hasil seperti yang diharapkan. IC semakin dikenal sebagai suatu pemicu penting dalam menciptakan nilai perusahaan sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa manajer akan menggunakan informasi IC untuk meningkatkan harga saham. Signalling theory digunakan untuk menjelaskan kenapa perusahaan menyampaikan kepada pasar bahwa mereka memiliki sumber daya IC yang tersembunyi karena informasi yang bernilai akan segera mendapatkan reaksi dari pasar. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tsai dan Hua (2006) menunjukkan bahwa IC pada perusahaan elektronik di Taiwan menunjukkan pengaruh yang positif dan terhadap harga saham. Penelitian-penelitian lain yang menguji pengaruh antara IC dengan kinerja perusahaan juga menunjukkan hasil yang sama, yaitu IC positif dan terhadap kinerja perusahaan Review Peneliti Terdahulu (Theoretical Mapping) Dalam penelitian ini terdapat sebelas penelitian yang digunakan sebagai review penelitian terdahulu. Enam penelitian digunakan sebagai review terhadap hipotesis pertama dan lima penelitian digunakan sebagai review terhadap hipotesis kedua. Penelitian yang digunakan sebagai review hipotesis pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh White, Lee, Yuningsih, Nielsen dan Bukh (2010), Bruggen,

12 Vergauwen dan Mai Do (2009), Woodcock dan Whiting (2009), Sihotang dan Winata (2008), Istanti (2007), serta Li, Pike dan Haniffa (2006). Penelitian yang digunakan sebagai review hipotesis kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Solikhah (2010), Muhammad dan Ismail (2009), Ulum (2007), Tsai dan Hua (2006), serta Bontis, Keow dan Richardson (2000). Secara rinci penelitian-penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Review Penelitian Terdahulu (Theoretical Mapping) tentang Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual Capital di Dalam Laporan Tahunan Nama dan Tahun Penulisan White, et.al. (2010) Topik The Nature and Extent of Voluntary Intellectual Capital Disclosures by Australian and UK Biotechnology Companies Variabel yang Digunakan Variabel dependen : Intellectual Capital Disclosure Index (ICDI) - Leverage - Company age (umur perusahaan) - Company size (ukuran perusahaan) - Country of origin (Negara asal) Hasil yang Diperoleh Leverage dan umur perusahaan tidak terhadap indeks IC. Sementara IC lebih banyak dilakukan oleh perusahaanperusahaan bioteknologi di UK dibandingkan dengan Australia. Ukuran perusahaan terhadap indeks IC dikedua negara.

13 Tabel 2.1. Lanjutan Nama dan Tahun Penulisan Woodcock dan Whiting (2009) Bruggen, Vergauwen dan Mai Do (2009) Topik Intellectual Capital Disclosure by Australian Companies Determinants of Intellectual Disclosure: Evidence from Australia Variabel yang Digunakan Intellectual capital disclosure (ICD) - Industry tipe (tipe industri) - Ownership structure (struktur kepemilikan) - Listing age - Leverage - Type of auditor (tipe auditor) Intellectual capital disclosure - Industry Type (Tipe industri) - Firm Size (ukuran perusahaan) - Information asymmetry (asimetri informasi) Hasil yang Diperoleh Tipe industri dan tipe auditor positif dan terhadap Intellectual Capital, sementara variabel-variabel yang lain tidak memiliki pengaruh terhadap Intellectual Capital. Tipe industri dan ukuran perusahaan terhadap IC.

14 Tabel 2.1. Lanjutan Nama dan Tahun Penulisan Sihotang dan Winata (2008) Istanti (2007) Topik The Intellectual Capital Disclosure of Technology-driven Companies: evidence from Indonesia Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela Modal Intelektual (Studi empiris pada perusahaan non keuangan yang listing di BEI) Variabel yang Digunakan Intellectual Capital Disclosure - Market capitalization (kapitalisasi pasar) - Company s age (umur perusahaan) - Number of the annual reports pages (jumlah halaman laporan tahunan) - Industry category (kategori industri) Pengungkapan modal intelektual - Konsentrasi kepemilikan - Leverage - Komisaris independen - Umur perusahaan - Ukuran perusahan Hasil yang Diperoleh Kapitalisasi pasar, jumlah halaman laporan tahunan dan kategori industri terhadap IC Hanya ukuran perusahaan yang positif dan terhadap modal intelektual sementara variabel-variabel lainnya tidak terhadap modal intelektual

15 Tabel 2.1. Lanjutan Nama dan Tahun Penulisan Li, Pike dan Haniffa (2007) Topik Intellectual Capital Disclosure in Knowledge Rich Firms: The Impact of Market and Corporate Governance Factors Variabel yang Digunakan Intellectual Capital Disclosure Index (ICDI) 1. Market Factors - Market-to-book ratio - Share price volatility (volatilitas harga saham) - Listing age 2. Corporate governance factors - Board composition - Share concentration - Audit committee size - Directors shareholding 3. Control variables - Company size (ukuran perusahaan) - Type of industry (tipe industri) Hasil yang Diperoleh Market-to-book ratio, volatilitas harga saham, board composition, audit committee size, ukuran perusahaan dan tipe industri positif dan terhadap indeks IC. Listing age, share concentration dan directors shareholding tidak terhadap indeks IC Solikhah (2010) Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan, Pertumbuhan dan Nilai Pasar pada Perusahaan Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Kinerja keuangan The value added intellectual coefficient (VAIC TM ) Intellectual capital positif dan terhadap kinerja keuangan dan pertumbuhan perusahaan.

16 Tabel 2.1. Lanjutan Nama dan Tahun Penulisan Muhammad dan Ismail (2009) Ulum (2007) Tsai dan Hua (2006) Bontis, Keow dan Richardson (2000) Topik Intellectual Capital Efficiency and Firm s Performance: Study on Malaysian Financial Sectors Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan di Indonesia Can Intellectual Capital Powerfully Explain The Stock Price of Electronics Companies? Intellectual Capital and Business Performance in Malaysian Industries Variabel yang Digunakan Kinerja keuangan perusahaan diukur dengan ROA - Customer capital - Human capital Structural capital Kinerja keuangan diukur dengan Return on Total Assets (ROA), profitabilitas, produktivitas ATO dan GR - Value added (VACA) - Human capital (VAHU) - Struktural capital (STVA) Stock price (harga saham) Intellectual capital perusahaan Business performance (PERF) - Customer capital - Human capital - Structural capital Hasil yang Diperoleh Intellectual capital positif dan terhadap kinerja keuangan perusahaan. The value added intellectual coefficient (VAIC TM ) positip terhadap kinerja keuangan perusahaan dan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang. Intellectual capital yang dihitung dengan menggunakan weighted average cost of capital (WACC) positif terhadap harga saham. Customer capital, human capital dan structural capital memiliki hubungan positif dengan kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge economy) merupakan suatu hal

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge economy) merupakan suatu hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge economy) merupakan suatu hal yang menandai perubahan perekonomian dunia terutama sejak bergulirnya era globalisasi. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital dianggap penting untuk. diungkap dan diperbincangkan, karena mengandung intangible asset yang

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital dianggap penting untuk. diungkap dan diperbincangkan, karena mengandung intangible asset yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dekade terakhir ini intellectual capital dianggap penting untuk diungkap dan diperbincangkan, karena mengandung intangible asset yang digunakan menentukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tenaga kerja menjadi bisnis yang berdasarkan pengetahuan. menerapkan sistem manajemen pengetahuan (knowledge management) maka

BAB 1 PENDAHULUAN. tenaga kerja menjadi bisnis yang berdasarkan pengetahuan. menerapkan sistem manajemen pengetahuan (knowledge management) maka 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi menuntun perusahaan untuk melakukan pembaharuan dengan cara berfikir global dan bertindak secara lokal. Inovasi teknologi yang makin mempercepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah yang meliputi masyarakat primitif, masyarakat pertanian, masyarakat industri dan masyarakat informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbisnisnya yang berdasarkan tenaga kerja (labor based business) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. berbisnisnya yang berdasarkan tenaga kerja (labor based business) menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era ekonomi global saat ini, pertumbuhan perekonomian berkembang dengan pesat yang ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi. Dan ditambah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Stakeholder Teori stakeholder menyatakan bahwa manajemen atau pihak perusahaan haruslah memberikan informasi mengenai aktivitas perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, penggunaan aset tidak berwujud memiliki dampak yang signifikan pada keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga menciptakan bidang studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif apabila dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif apabila dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi mengalami kemajuan yang amat pesat. Hal ini berdampak pada semakin ketatnya persaingan bisnis antar perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perekonomian dunia berkembang dengan begitu pesatnya, yang antara lain ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, tingkat daya saing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pula pada negara Indonesia. Perkembangan tersebut membuat intensitas

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pula pada negara Indonesia. Perkembangan tersebut membuat intensitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perekonomian dunia telah berkembang dengan begitu pesatnya ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi dan pertumbuhan inovasi yang luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam bidang ekonomi membawa dampak perubahan yang cukup signifikan terhadap pengelolaan suatu bisnis dan penentuan strategi bersaing. Para pelaku bisnis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jensen and Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jensen and Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Agency Theory Jensen and Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai sebuah kontrak di mana satu orang atau lebih (prinsipal) melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan inovasi secara terus-menerus. Dalam rangka untuk dapat bertahan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan inovasi secara terus-menerus. Dalam rangka untuk dapat bertahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Saat ini perekonomian dunia telah berkembang dengan pesat, yaitu ditandai dengan adanya kemajuan di bidang teknologi, persaingan yang ketat, dan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang setelah munculnya PSAK No.19 (Revisi 2000) tentang aset

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang setelah munculnya PSAK No.19 (Revisi 2000) tentang aset BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena mengenai modal intelektual di Indonesia mulai berkembang setelah munculnya PSAK No.19 (Revisi 2000) tentang aset tidak berwujud (Ulum, 2009:3). Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh persaingan. Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang mendorong pada era globalisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, dan Leverage Terhadap Pengungkapan Modal Intelektual membutuhkan kajian sebagai berikut: 1. Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. global, dimana perkembangan pada sektor perekonomian telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. global, dimana perkembangan pada sektor perekonomian telah membawa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi melahirkan fenomena baru dalam struktur perekonomian global, dimana perkembangan pada sektor perekonomian telah membawa perubahan yang cukup

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan dengan analisis regresi linier berganda, maka dapat ditarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan) ke ekonomi berbasis pengetahuan telah terjadi selama dua abad

BAB I PENDAHULUAN. keuangan) ke ekonomi berbasis pengetahuan telah terjadi selama dua abad 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan tren dari ekonomi tradisional (tanah, tenaga kerja, dan keuangan) ke ekonomi berbasis pengetahuan telah terjadi selama dua abad terakhir. Dalam ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman sekarang, perkembangan teknologi meningkat secara pesat. Agar dapat terus bertahan dengan cepat perusahaan-perusahaan mengubah dari bisnis yang didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, perusahaan tidak bisa hanya dengan mengandalkan kekayaan fisiknya saja.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, perusahaan tidak bisa hanya dengan mengandalkan kekayaan fisiknya saja. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi informasi, dan peningkatan dalam ilmu pengetahuan turut mengubah cara pandang perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya yang sebelumnya berdasarkan pada tenaga kerja (labor-based business)

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya yang sebelumnya berdasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan makin ketatnya persaingan antar perusahaan akibat adanya pasar bebas dan globalisasi yang menuntut perusahaan untuk mengubah strategi bisnisnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat perusahaan-perusahaan yang mengunakan tenaga kerja (labor-based

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat perusahaan-perusahaan yang mengunakan tenaga kerja (labor-based BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi, inovasi teknologi,informasi yang begitu cepat di peroleh dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa perusahaan-perusahaan untuk mengubah cara mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan menjadi semakin tinggi dan tidak dapat di

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan menjadi semakin tinggi dan tidak dapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi pada saat sekarang ini menyebabkan terjadinya persaingan antar perusahaan menjadi semakin tinggi dan tidak dapat di hindarkan. Dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelaporan intellectual capital (IC) merupakan salah satu unsur dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelaporan intellectual capital (IC) merupakan salah satu unsur dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaporan intellectual capital (IC) merupakan salah satu unsur dari pelaporan sukarela. Meskipun bukan termasuk laporan yang cukup mendasar dalam sebuah laporan tahunan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era ekonomi modern saat ini menuntut persaingan ketat dalam penciptaan nilai. Seluruh perusahaan berusaha melakukan pengelolaan modalnya demi meningkatkan nilai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ASEAN Economic Community (AEC) merupakan kesepakatan di bidang ekonomi sebagai upaya meningkatkan perekonomian di kawasan ASEAN dengan membentuk pasar tunggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian efisien pasar modal dan merupakan sarana akuntabilitas publik. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian efisien pasar modal dan merupakan sarana akuntabilitas publik. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengungkapan laporan keuangan merupakan faktor yang signifikan dalam pencapaian efisien pasar modal dan merupakan sarana akuntabilitas publik. Setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi dan persaingan yang ketat pada saat ini mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan bisnisnya agar dapat terus bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis antar perusahaan menjadi semakin ketat. Kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis antar perusahaan menjadi semakin ketat. Kondisi ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perdagangan bebas yang terjadi pada Indonesia dewasa ini menyebabkan persaingan bisnis antar perusahaan menjadi semakin ketat. Kondisi ini mengharuskan setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pun harus mengubah pola manajemen dari pola manajemen. Pengetahuan telah diakui sebagai komponen bisnis yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pun harus mengubah pola manajemen dari pola manajemen. Pengetahuan telah diakui sebagai komponen bisnis yang penting dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam era globalisasi terakhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik dalam skala kecil, menengah maupun besar dan juga menghasilkan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan pesatnya pesaingan dalam era globalisasi, organisasi dituntut agar mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam bidang ekonomi membawa dampak perubahan yang cukup signifikan terhadap pengelolaan suatu bisnis dan penentuan strategi bersaing. Para pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah berkembang dengan pesat dan persaingan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah berkembang dengan pesat dan persaingan bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian dunia telah berkembang dengan pesat dan persaingan bisnis yang ketat pada abad ini mengharuskan perusahaan-perusahaan untuk mengubah cara mereka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, ekonomi dan teknologi informasi semakin berkembang dengan pesat. Berkembangnya ekonomi dan teknologi informasi menyebabkan barang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan. Dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan. Dalam menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman pada saat ini menyebabkan terjadinya globalisasi dan ekonomi inovasi telah menghasilkan ekonomi global yang memiliki tingkat persaingan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini membentuk iklim persaingan yang ketat bagi perusahaan-perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Agar dapat bertahan, perusahaan harus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. strategi bisnis dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (laborbased business)

BAB 1 PENDAHULUAN. strategi bisnis dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (laborbased business) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi, inovasi, teknologi dan persaingan bisnis yang ketat terus menerus memaksa perusahaan-perusahaan untuk mengubah cara mereka dalam menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari resources-based business menjadi knowledge based business. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dari resources-based business menjadi knowledge based business. Organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi, inovasi, teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan bisnisnya dari resources-based

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setelah era efisiensi pada tahun 1950-an dan 1960-an, era kualitas pada

BAB I PENDAHULUAN. Setelah era efisiensi pada tahun 1950-an dan 1960-an, era kualitas pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setelah era efisiensi pada tahun 1950-an dan 1960-an, era kualitas pada tahun 1970-an dan 1980-an, serta fleksibilitas dalam tahun 1980-an dan 1990-an, kini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada tenaga kerja (labor based business) menuju bisnis yang didasarkan

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada tenaga kerja (labor based business) menuju bisnis yang didasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, menyebabkan persaingan bisnis semakin ketat. Kemampuan perusahaan dalam penguasaan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perlakuan bisnis di zaman sekarang menghadapi tantangan yang sangat berat dan beragam. Persaingan antar pelaku bisnis yang meningkat serta bertambahnya tuntutan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian dunia dan Indonesia sedang mengalami pergeseran kompetisi dari perekonomian yang berbasis sumber daya (resource-based economy) menjadi perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, modal intelektual telah berkembang dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, modal intelektual telah berkembang dengan adanya 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Di Indonesia, modal intelektual telah berkembang dengan adanya PSAK No.19 (revisi 2009) tentang aset tidak berwujud (Intangible Asset). Menurut Oxford English Reference

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. physical capital ke paradigma baru yang memfokuskan pada intellectual capital.

BAB I PENDAHULUAN. physical capital ke paradigma baru yang memfokuskan pada intellectual capital. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya fenomena perdagangan bebas yang menciptakan struktur ekonomi global menyebabkan arus lalu lintas barang, jasa, modal dan tenaga kerja dapat berpindah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intellectual terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Pasar. Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intellectual terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Pasar. Tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan berhubungan dengan topik tentang Intellectual Capital antara lain : 1. Novelina Yunita (2012) Topik dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak relevannya metode pelaporan keuangan tradisional (Orens et al., 2009). Pada

BAB I PENDAHULUAN. tidak relevannya metode pelaporan keuangan tradisional (Orens et al., 2009). Pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dinamika bisnis saat ini sudah banyak merubah lingkungan bisnis dalam berbagai aspek. Metode pelaporan keuangan tradisional telah dinilai tidak lagi dapat menyediakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Agency theory digunakan sebagai grand theory dalam penelitian ini untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Agency theory digunakan sebagai grand theory dalam penelitian ini untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Agency theory digunakan sebagai grand theory dalam penelitian ini untuk memperjelas hubungan faktor-faktor yang berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri dengan kinerja yang baik diharapkan berdampak pada kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri dengan kinerja yang baik diharapkan berdampak pada kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi globlalisasi saat ini menuntut pelaku ekonomi bersaing sangat ketat, cara kerja yang solid akan menghasilkan kinerja yang bagus. Tidak dapat dipungkiri dengan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. perusahaan yang terdaftar di LQ-45. Perusahaan yang terdaftar di LQ-45 terdiri dari

BAB V PENUTUP. perusahaan yang terdaftar di LQ-45. Perusahaan yang terdaftar di LQ-45 terdiri dari BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengungkapan Intellectual capital yang dilakukan secara sukarela dalam laporan tahunan pada perusahaan yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini disebabkan adanya globalisasi serta teknologi informasi yang setiap tahunnya berkembang. Berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Endang Saryanti (2010) meneliti hubungan intellectual capital dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Endang Saryanti (2010) meneliti hubungan intellectual capital dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Endang Saryanti (2010) meneliti hubungan intellectual capital dengan menggunakan metode VAIC dari Pulic terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. based business) menjadi berdasarkan pengetahuan (knowledge based business).

BAB I PENDAHULUAN. based business) menjadi berdasarkan pengetahuan (knowledge based business). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi, perkembangan ekonomi telah tumbuh semakin pesat dengan ditandai berkembangnya teknologi informasi yang semakin cepat, persaingan bisnis yang makin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Stakeholder Teori stakeholder menjelaskan bahwa perusahaan melayani tujuan publik yang lebih luas yaitu untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menjadi perhatian utama pada abad XX-an. Hal ini berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menjadi perhatian utama pada abad XX-an. Hal ini berkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia menjadi perhatian utama pada abad XX-an. Hal ini berkaitan dengan perkembangan dalam ilmu ekonomi pembangunan dan sosiologi. Para ahli di kedua bidang tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Shareholder Theory Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah bertindak untuk kepentingan meningkatkan nilai (value) dari pemegang saham. Jika

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2012) NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : ISTI KUSUMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di dunia bisnis pada era modern saat ini, menuntut perusahaan untuk lebih inovatif, dalam menggunakan teknologi baru dan keterampilan karyawan dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak berwujud (intangible asset) telah meningkatkan secara dramatis. Salah satu pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan tenaga kerja (labor-based business) menjadi bisnis berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan tenaga kerja (labor-based business) menjadi bisnis berdasarkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Ekonomi global ditandai dengan munculnya industri-industri baru yang berbasis pengetahuan. Basis pertumbuhan perusahaan berubah dari bisnis yang berdasarkan tenaga

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah elemen-elemen intellectual capital yang terdiri dari value added capital employed (VACA), value added human capital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja manajemen dari berbagai aspek. Penilaian kinerja merupakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja manajemen dari berbagai aspek. Penilaian kinerja merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dari waktu ke waktu perusahaan selalu ingin meningkatkan keuntungan yang didapatnya dari kegiatan bisnis yang dijalankan. Perusahaan terus berupaya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi memiliki dampak yang luas terutama pada bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi memiliki dampak yang luas terutama pada bidang ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi (iptek) telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Peran ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bisnis perusahaan-perusahaan asing yang masuk ke Indonesia menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bisnis perusahaan-perusahaan asing yang masuk ke Indonesia menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran kinerja keuangan perusahaan sangat perlu untuk dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan bisnis dari tahun ke tahun. Kemajuan bisnis perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena ekonomi baru dengan berkembangnya ilmu teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena ekonomi baru dengan berkembangnya ilmu teknologi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena ekonomi baru dengan berkembangnya ilmu teknologi, globalisasi, dan persaingan bisnis yang semakin kompetitif pada saat ini. Persaingan antar pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. berusaha memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dengan cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan adanya perkembangan zaman, semua sektor mengalami perubahan dan perkembangan, salah satu sektor yang mengalami perkembangan paling signifikan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi maka perusahaan dituntut untuk merubah cara kerja

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi maka perusahaan dituntut untuk merubah cara kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin ketat dari segi produk, inovasi, serta kemajuan teknologi maka perusahaan dituntut untuk merubah cara kerja mereka dari bisnis yang

Lebih terperinci

BAB II. oleh perusahaan. Modal intelektual (IC) pada umumnya didefinisikan sebagai

BAB II. oleh perusahaan. Modal intelektual (IC) pada umumnya didefinisikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intellectual Capital 2.1.1 Pengertian Intellectual Capital Modal intelektual (IC) merupakan salah satu sumber daya yang di miliki oleh perusahaan. Modal intelektual (IC) pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika yang terjadi dalam dunia bisnis pada abad-21 ini telah menciptakan persaingan bisnis yang ketat di antara perusahaan. Agar perusahaan bisa terus bertahan,

Lebih terperinci

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah 11520100 PENDAHULUAN Modal intelektual sebenarnya mencakup hal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sebuah organisasi diharapkan melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sebuah organisasi diharapkan melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Teori Stakeholder Teori stakeholder lebih mempertimbangkan posisi para stakeholder yang dianggap powerfull daripada hanya posisi shareholder

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Al-Janadi et al. (2013) dengan judul penelitian Corporate Governance

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Al-Janadi et al. (2013) dengan judul penelitian Corporate Governance BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Tinjauan penelitian terdahulu Al-Janadi et al. (2013) dengan judul penelitian Corporate Governance Mechanisms and Voluntary Disclosure in Saudi Arabia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zaman globalisasi saat ini lalu berbagai inovasi yang dilakukan dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. zaman globalisasi saat ini lalu berbagai inovasi yang dilakukan dan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi pada zaman globalisasi saat ini lalu berbagai inovasi yang dilakukan dan semakin ketatnya persaingan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Kecenderungan kesuksesan perusahaan perbankan secara umum senantiasa

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Kecenderungan kesuksesan perusahaan perbankan secara umum senantiasa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi informasi yang berkembang pesat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Seiring berkembangnya teknologi informasi maka persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai perusahaan. Agar dapat terus bertahan, dengan cepat perusahaan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. nilai perusahaan. Agar dapat terus bertahan, dengan cepat perusahaan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini bidang teknologi dan pengetahuan mengalami perkembangan yang pesat. Kondisi tersebut memberikan dampak terhadap dunia bisnis. Semakin berkembangnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Banyak definisi mengenai modal intelektual menurut peneliti dan kalangan bisnis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Banyak definisi mengenai modal intelektual menurut peneliti dan kalangan bisnis. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Modal Intelekual Banyak definisi mengenai modal intelektual menurut peneliti dan kalangan bisnis. Sebagai sebuah konsep, modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategis yang lebih sustainable untuk memperoleh dan mempertahankan keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. strategis yang lebih sustainable untuk memperoleh dan mempertahankan keunggulan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Pengetahuan diakui sebagai komponen esensial bisnis dan sumber daya strategis yang lebih sustainable untuk memperoleh dan mempertahankan keunggulan bersaing.

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Bruggen, A. (2009). Determinants of Intellectual Capital Disclosure: Evidence From Australia. Management Decision 47 (2):

DAFTAR PUSTAKA. Bruggen, A. (2009). Determinants of Intellectual Capital Disclosure: Evidence From Australia. Management Decision 47 (2): DAFTAR PUSTAKA Ariyudha, A. (2010). Pengaruh Mekanisme Tata Kelola Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Modal Intelektual. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Artinawati, I. (2009). Faktor-Faktor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beserta persamaan dan perbedaannya yang mendukung penelitian ini:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beserta persamaan dan perbedaannya yang mendukung penelitian ini: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang diungkap pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu beserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perekonomian dunia telah berkembang dengan begitu pesatnya yang antara lain ditandai dengan kemajuan dibidang teknologi informasi, persaingan dan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based business) saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based business) saat ini, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based business) saat ini, investasi pada intellectual capital menjadi salah satu hal yang penting dalam kesuksesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas yang mengharuskan setiap negara harus siap dengan adanya persaingan dunia bisnis yang semakin meningkat. Hadirnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan bagi masyarakat (Kartika dan Hatane, 2013). besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (PSAK No.

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan bagi masyarakat (Kartika dan Hatane, 2013). besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (PSAK No. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia. Karena berfungsi sebagai intermediary institution yaitu lembaga

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 3.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari segi aktiva berwujudnya tetapi perusahaan mulai melihat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. dari segi aktiva berwujudnya tetapi perusahaan mulai melihat dari sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya perekonomian di dunia yang semakin pesat berdampak pada majunya kegiatan bisnis di Indonesia. Persaingan bisnis yang semakin ketat ini, membuat banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan di dunia usaha saat ini semakin ketat, terutama sejak memasuki era globalisasi yang memungkinkan perdagangan antarnegara semakin mudah dilakukan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, sektor bisnis mengalami perkembangan yang sangat pesat. Persaingan antar perusahaan berubah menjadi sangat ketat. Persaingan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem ekonomi baru dimana pengolahan informasi, pencarian ilmu

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem ekonomi baru dimana pengolahan informasi, pencarian ilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa dasawarsa terakhir teknologi informasi telah menumbuhkan suatu sistem ekonomi baru dimana pengolahan informasi, pencarian ilmu pengetahuan dan teknologi telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kegiatan bisnisnya

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kegiatan bisnisnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi dan perdangangan bebas telah terjadi dan setiap negara harus siap dengan adanya persaingan di dunia bisnis yang kian kompetitif. Meningkatnya persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada persaingan yang semakin kompetitif, dan perubahan cara pandang pelaku

BAB I PENDAHULUAN. kepada persaingan yang semakin kompetitif, dan perubahan cara pandang pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi memberi perubahan pada seluruh aspek kehidupan, dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, gaya hidup, sistem pertukaran informasi, dan perubahan dunia

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam menjalankan usahanya, perusahaan memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran kepada para pemegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia yang di tandai dengan kemajuan dalam bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia yang di tandai dengan kemajuan dalam bidang teknologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini perkembangan yang pesat dalam perekonomian dunia yang di tandai dengan kemajuan dalam bidang teknologi informasi, persaingan yang ketat,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah intellectual capital yang

BAB V PENUTUP. Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah intellectual capital yang BAB V PENUTUP Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah intellectual capital yang diukur menggunakan metode VAIC TM (Value Added Intellectual Coefficient) berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.

Lebih terperinci

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN, PERTUMBUHAN DAN NILAI PASAR PADA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN, PERTUMBUHAN DAN NILAI PASAR PADA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN, PERTUMBUHAN DAN NILAI PASAR PADA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh derajat S2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams,

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan selisih antara nilai pasar dan nilai buku perusahaan mendapat perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams, 2003).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Andry Kurniawan (2014) Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Modal intelektual mulai muncul menjadi topik yang baru dalam pers

PENDAHULUAN. Modal intelektual mulai muncul menjadi topik yang baru dalam pers 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Modal intelektual mulai muncul menjadi topik yang baru dalam pers popular pada tahun 1990-an. Di Indonesia, fenomena ini mulai berkembang terutama setelah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Pemangku Kepentingan.

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Pemangku Kepentingan. 8 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Teori Pemangku Kepentingan Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Pemangku Kepentingan. Teori pemangku kepentingan lebih mempertimbangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik ke arah dominasi pengetahuan dengan penerapan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik ke arah dominasi pengetahuan dengan penerapan manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dewasa ini memunculkan perubahan pandangan mengenai sumber daya yang bersifat stratejik bagi perusahaan. Perubahan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang terjadi pada era new economy ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang terjadi pada era new economy ini tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era Perkembangan zaman yang menyebabkan terjadinya globalisasi dan ekonomi inovasi telah memperoleh ekonomi global yang dimiliki tingkat persaingan yang semakin tinggi

Lebih terperinci