DESAIN INTERIOR BALI WEDDING HOUSE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DESAIN INTERIOR BALI WEDDING HOUSE"

Transkripsi

1 ARTIKEL ILMIAH DESAIN INTERIOR BALI WEDDING HOUSE JLN. COKROAMINOTO N0. 115, UBUNG DENPASAR BALI OLEH : Nama : PUTU ASTRI UDAYANI Nim : Jurusan : Interior Program Studi : Desain ulvgdastri@yahoo.com Alamat : Br. Binoh Kaja Ubung Denpasar Utara FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

2 ARTIKEL ILMIAH DESAIN INTERIOR BALI WEDDING HOUSE JLN. COKROAMINOTO N0. 115, UBUNG DENPASAR BALI OLEH : Nama : PUTU ASTRI UDAYANI Nim : Jurusan : Interior Program Studi : Desain ulvgdastri@yahoo.com Alamat : Br. Binoh Kaja Ubung Denpasar Utara FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

3 ABSTRAK Semakin berkembangnya jaman, Pulau Bali sebagai Kota Pariwisata mengalami pertumbuhan yang pesat. Salah satunya dalam perancangan interior Wedding House yang turut mendukung kebutuhan masyarakat domestik dan internasional akan mode mode gaun pengantin khas Pulau Bali. Umumnya suatu upacara pernikahan dapat memberikan inspirasi bagi pasangan pengantin dalam memilih busana pengantin, di Bali beragam model busana pengantin memiliki model unik dan berbeda disetiap daerahnya. Disamping itu Bali juga memiliki pemandangan dan filosofi alam yang mendukung konsep Romantis pada ruangan. Mengingat hal hal ini diperlukan desainer untuk merancang Wedding House yang dapat memenuhi semua kebutuhan customer dalam acara acara pernikahan maupun prawedding. Kata kunci : Wedding House, Romantis 2

4 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wedding atau Pernikahan merupakan salah satu event yang paling penting dalam kehidupan setiap manusia dan juga merupakan sebuah moment sakral yang tak terlupakan dan diharap hanya terjadi sekali dalam seumur hidup. Para mempelai akan sangat mengharapkan kesempurnaan pada hari bersejarah tersebut. Dalam mewujudkannya dibutuhkan perhatian khusus dan perlu perencanaan yang matang, sehingga mempelai yang akan melaksanakan pernikahan akan memerlukan jasa dari para ahli yang khusus menangani event tersebut. Dengan latar belakang tersebut, maka berkembanglah trend Wedding House di pulau Bali. Bali merupakan salah satu tujuan utama pariwisata di Indonesia, dengan daya tarik wisata alam seperti keindahan alam, tradisi, dan budaya masyarakat setempat, serta aneka hasil karya kerajinan yang memiliki keunikan tersendiri. Oleh karena itu banyaknya permintaan masyarakat lokal maupun internasional untuk melaksanakan prawedding dan wedding mereka di Pulau Dewata. Wedding House di Bali memiliki tuntutan yang lebih besar untuk menyediakan perawatan tubuh dan juga tata rias yang lebih lengkap. Belum banyaknya tempat yang menyediakan berbagai macam paket properti untuk melangsungkan kegiatan wedding dan berbagai macam paket perawatan kesehatan tubuh dan wajah dalam satu kesatuan, akan menjadikan Bali Wedding House sebagai tempat favorit bagi kalangan menengah atas merencanakan pernikahan mereka. Bali Wedding House diharapkan dapat menjadi rumah yang dapat menaungi berbagai macam aktivitas dalam mempersiapkan pernikahan. Dimulai dari dari konsultasi penampilan (wedding dress, make up, tata rambut untuk mempelai wanita), treatment pra pernikahan (salon dan massage khusus untuk mempelai wanita), display area sampai pada Wedding Organiser (WO) yang akan menangani segala macam teknis lapangan pada hari H. Tidak lupa juga akan dilengkapi dengan fasilitas penunjang aktivitas, utilitas, serta dekorasi yang didesain mengacu pada konsep Romantis sehingga dapat memenuhi segala tuntutan aktivitas dan memberikan kenyamanan serta menarik perhatian pengunjung sehingga nantinya memberikan keuntungan secara ekonomis untuk pihak pengelola. 3

5 Mengingat hal hal tersebut maka saya selaku mahasiswa tertarik mengambil kasus Bali Wedding House untuk tugas akhir di jurusan Interior dimana konsep yang saya pilih nanti dalam perancangan Desain Interior Bali Wedding House adalah Romantis. 1.2 Pengertian Judul Agar tidak menimbulkan salah pengertian terhadap judul Desain Interior Bali Wedding House maka akan dipaparkan pengertian dari judul tersebut. 1. Desain Desain, diartikan sebagai aktivitas merancang sebagai pemecahan masalah/problem yang kreatif, yang membawa suatu pembaharuan dan berguna serta belum ada sebelumnya. (Suptandar,1999,12) 2. Interior Menurut kamus Inggris Indonesia, Interior adalah ruang bagian dalam rumah (Echols, 1998, 326). Menurut Suptandar (1985: 4) perancangan ruang dalam sebenarnya sangat luas, menyangkut berbagai macam aspek, teknik, ekonomi, sosial budaya. Dalam perwujudan bentuknya, perancangan interior mencerminkan kehidupan manusia, karena berisi pemikiran pemikiran dan konsepsi konsepsi dari masa lalu, saat sekarang dan untuk masa yang akan datang. 3. Bali Merupakan nama Pulau dengan ibukota Denpasar. (Wikipedia) 4. Wedding Segala sesuatu yang berkaitan dengan pernikahan. (Wikipedia) 5. House - House adalah rumah, yang artinya bangunan tempat tinggal. - Banguna pada umumnya seperti gedung dan sebagainya. (Kamus Besar Bahasa Indonesia) 4

6 1.3 Rumusan Masalah 1. Bagaimana mendesain Desain Interior Bali Wedding House yang dapat memberikan kenyamanan serta menampung seluruh jenis aktivitas para customernya? 2. Bagaimana merancang Desain Interior Bali Wedding House sesuai dengan konsep Romantis? 1.4 Batasan Masalah Ruang lingkup permasalahan pada interior Desain Interior Bali Wedding House mencakup pemenuhan kebutuhan manusia dalam melakukan aktivitasnya seperti berikut : a. Organisasi ruang b. Zoning dan sirkulasi c. Tata letak perabot d. Elemen pembentuk ruang e. Elemen pelengkap pembentuk ruang f. Desain fasilitas g. Utilitas 1.5 Tujuan Tujuan dari perancangan interior Bali Wedding House ini adalah : 1. Mampu merancang Desain Interior Bali Wedding House yang sesuai dengan konsep Romantis. 2. Mampu merancang Desain Interior Bali Wedding House yang dapat memberikan kenyaman bagi customer dan civitasnya. Adapun beberapa manfaat perancangan interior Bali Wedding House ini adalah sebagai berikut : Menjadikan Bali Wedding House menjadi Salon Wedding yang bukan hanya dapat memberikan pelayanan terbaik untuk para customernya melalui paket-paket pernikahaan dan juga dengan interior yang berkonsep Romantis. 5

7 1.6 Metode Metode Pengumpulan Data 1. Observasi Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif ( Notoatmojo, 2002;138 ). Dalam observasi, penulis mengamati desain-desain Wedding House yang sudah ada dalam bentuk tulisan dan gambar sehingga dapat dimengerti dan digunakan dalam mendesain Bali Wedding House. 2. Wawancara Merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung atau tidak langsung (melalui telepon) dengan orang yang bergerak dibidangnya dan mampu memberikan data serta informasi tentang objek desain. Dalam hal ini penulis telah mengadakan tanya jawab dengan manager, staf dan karyawan, dan pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan Bali Wedding House tersebut. 3. Kepustakaan Mencari literatur yang diperlukan sebagai data komparatif yang didapatkan dari berbagai sumber kepustakaan untuk memperoleh teori-teori dan mempelajari peraturan-peraturan yang berhubungan dengan penulisan ini dan menunjang keabsahan data yang diperoleh di lapangan. Untuk hal ini, peneliti sudah mempelajari tentang buku-buku atau dari media informasi lainnya yang memiliki kaitan erat dengan obyek penelitian Desain Bali Wedding House.. 4. Dokumentasi Menurut Surakhmad, Winarno (1980; 123) dokumen di sini berarti segala macam bentuk atau benda yang tertulis maupun tidak tertulis. Menjadi keterangan dalam memperoleh data yang digunakan untuk melengkapi data-data yang lainnya. Maksud penggunaan metode ini adalah agar dapat mendokumentir (data visual berupa foto) objek-objek yang ada guna melengkapi data yang diperoleh melalui metode observasi dan wawancara dengan mempergunakan alat (kamera). 6

8 1.6.2 Metode Analisa Data Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah : 1. Kualitatif Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998;15). Moleong juga mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (2007;3). Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan Metode Desain Metode desain yang digunakan pada Desain Interior Bali Wedding House dalam mengkaji permasalahan yang ada yaitu metode Glass Box dengan prinsip cara menganalisis desain secara sistematik. Proses berpikir desain mengacu pada metode Glass Box dengan sistematika proses sebagai berikut : 1. Penentuan Kasus Mencari beberapa judul kasus yang dianggap menarik untuk diangkat. Judul judul tersebut akan dipilih dan salah satunya akan ditentukan sebagai kasus. 7

9 2. Survey lapangan Judul kasus ditentukan judul kasus, selanjutnya diadakan survey lapangan guna mengumpulkan data yang diperlukan. Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan beberapa metoda, seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi. 3. Data kasus diklasifikasi dan dianalisis Setelah data hasil survey terkumpul, dilakukan klasifikasi dan analisis dengan menggunakan data literatur serta parameter yang tersedia. 4. Dibuat sintesis atau kesimpulan sementara Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat ditarik kesimpulan sementara. 5. Evaluasi Selanjutnya yaitu tahap evaluasi, tahap ini akan mendapatkan masukan dan koreksi yang bertujuan untuk menyempurnakan kasus yang diambil. STUDI KASUS : Bali Wedding House F E E D B A C K C O N T R O DATA LAPANGAN (Fisik & Nonfisik) IDENTIFIKASI MASALAH GAGASAN IDE KONSEP PRA DESAIN DESAIN DATA LITERATUR DATA PARAMETER (Tentang Bali Wedding House) KRITERIA DESAIN Bagan 1. Metode Desain Bali Wedding House 8

10 1.7 Sistematika Penulisan Bab I. Pendahuluan Bab ini berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, metode desain serta sistematika pengantar desain yang merupakan gambaran umum dari isi secara keseluruhan. Bab II Tinjauan Pustaka/Teori Bab ini berisi tentang kajian pustaka yang berkaitan dengan Desain Interior Bali Wedding House, yang akan menunjang dari objek yang menjadi fokus penelitian. Bab III Tinjauan Lapangan Merupakan penjabaran tentang data factual yang ada di lapangan. Bab ini terdiri atas potensi site kasus, perkembangan studi kasus, aplikasi ilmu, konsep desain interior kasus, isu dan permasalahan yang terdapat di daerah lokasi kasus. Bab IV Pembahasan Pada bab ini merupakan pemaparan tentang data-data yang sudah masuk dibahas secara runtut untuk menjawab semua permasalahan pada penelitian ini. Bab V Penutup Berisi tentang uraian atau jawaban dari permasalahan, yang terdiri dari kesimpulan dan saran. 9

11 TINJAUAN DATA 3.1 Data Fisik Lokasi LOKASI Bali Wedding House Gambar 2 : Peta Rencana Lokasi Sumber : Denpasar Map.com Rencana lokasi Bali Wedding House beralamat di Jalan Cokroaminoto Ubung, dipilih karena letaknya cukup strategis. Sebagai bidang usaha yang menyasar pangsa pasar masyarakat umum, daerah ini mudah dicapai dan berada di pusat keramaian. 10

12 Gambar 3 : Denah Situasi Lokasi Sumber : Survey Lapangan Alamat : Jalan Cokroaminoto no. 115, Ubung Denpasar Keterangan Batas Site : Sebelah Utara : Bengkel Motor Sebelah Timur : Rumah Makan Lancang Khuning Sebelah Selatan : Bank BRI Sebelah Barat : Tanah Kosong Denah Rencana Lokasi Bali Wedding House Denah yang akan digunakan pada Desain Interior Bali Wedding House merupakan pengalihfungsian denah Plasa Telkom Ubung yang memiliki dua bangunan dalam satu lahan. Dimana masing masing bangunan tersebut memiliki keluasan 715 m 2 dan 225 m 2, dengan luas keseluruhan lahan 2372 m 2. 11

13 Gambar 4 : Layout Bangunan Keseluruhan Sumber : Survey Lapangan Luas area keseluruhan : 2372 m 2 Luas bangunan : 940 m 2 Bangunan 1 : 715 m 2 ( 15,6m x 45,8m ) Luas Bangunan 2 : 225 m 2 ( 28,10m x 8m ) 12

14 Foto Bangunan Foto 3.1 : Foto Bangunan Sumber : Survey Lapangan Data Ruang NO AREA PERENCANAAN RUANG 1 Entrance Entrance ditempatkan di depan sebagai sirkulasi/pintu keluar masuk utama dan penghubung antara ruang luar dan ruang dalam. Entrance ditempatkan berdekatan dengan lobby. 2 Lobby Area Lobby Area ditempatkan berdekatan dengan Entrance, Ketika orang baru masuk yang dilihat pertama adalah lobby. Di lobby terdapat kasir atau receptionist dimana pengunjung dapat menanyakan informasi tentang pakaian pengantin dan informasi lainnya. 3 Receptionist dan Cashier Area Receptionist dan Cashier Area ditempatkan di Area Publik agar memudahkan pengunjung bertanya tentang informasi bali bridal house dan membayar jasa bali bridal house. 13

15 4 Display Accessories wedding Area 5 Wedding Consultation Area Display Accessories wedding Area ditempatkan di Area Publik agar memudahkan pengunjung melihat lihat model model perhiasan dan pakaian pengantin yang ingin dipakai saat wedding maupun foto foto. Wedding Consultation Area ditempatkan pada area semi privat agar pengunjung nyaman dalam berkonsultasi tentang konsep pakaian maupun wedding party. 6 Massage Room Area Massage room Area terletak dekat dengan area salon dan terletak dalam area Privat room. 7 Area Salon Area Salon dekat dengan area Massage room, Fitting Room dan Studio Foto 8 Fitting Room Area Fitting room Area bersebelahan dengan Studio Foto. 9 Area Studio Foto Area Studio Foto bersebelahan dengan area Fitting Room. 10 Office Area Office Area berada digedung 2 dengan room general manajer, supervisor, ruangan karyawan, ruang istirahat pegawai dan gudang. Tabel 1.1 : Data Ruang dan Perencanaan Ruang 14

16 3.2 Data Non Fisik Data Perusahaan Nama kasus : Bali Wedding House Lokasi : Jl. Cokroaminoto no.115, Ubung Denpasar-Bali Sifat Bisnis : Wedding House, Salon and Wedding House Jam Operasional : Segmen Pasar : Kebanyakan pasangan berasal dari Bali dan juga luar Bali yang memang ingin melangsungkan pernikahannya disini dan mencoba konsep pakaian pengantin Bali Data Pegawai Jumlah pegawai keseluruhan yaitu 26 orang yang terdiri dari : - Staf Ahli : 8 orang - Divisi Pelayanan : 16 orang - Divisi Kebersihan : 2 orang Struktur organisasi pada Bali Wedding House yaitu : Bagan 3.1 : Struktur Organisasi Sumber : Wawancara Pegawai Bali Bridal House 15

17 Pola Aktivitas Pengunjung dan Pengelola PENGUNJUNG Receptionist (reservasi dan customer service) Ruang tunggu (waiting area) Wedding Planner Consultation Concepting Rest Room Designer Consultation Display area Fitting, Photografi Wedding Treatment Salon (make up/hair do) dan Massage Budgeting Decorating PENGELOLA Staff room (Loker area, rest room, kitchen Office) Bagan 3.3 : Pola Aktivitas Sumber : Wawancara Pegawai Bali Bridal House 16

18 KONSEP DAN ANALISIS 4.1 Desain Interior Bali Wedding House yang berkonsep Romantis Pengertian Gaya dan Konsep Konsep berasal dari kata concept dalam bahasa inggris yang artinya adalah pengertian, bagan, gambaran, atau konsep. ( Suparto, 1979 : 5). Konsep desain dapat pula diartikan sebagai ide dasar dari suatu pemikiran yang melandasi proses perancangan sebuah desain. Dalam perancangan desain interior Bali Wedding House ini, konsep yang digunakan adalah Romantis, Dapat dijabarkan pengertian dari Concept Romantis adalah sebagai berikut Romantis merupakan sesuatu kesetiaan yang memiliki sifat feminine, lemah lembut serta memiliki efek penyeimbang dan memberikan inspirasi. Berdasarkan pengertian diatas maka konsep Romantis yang dimaksud adalah, sebuah konsep perpaduan suasana feminine dengan tema modern baik dari segi pola ruang, garis, bidang, bentuk, material yang mencerminkan karakter Romantis. Romantis divisualisasikan dengan mengaplikasikan karakter dan pola ruang serta mengadopsi suasana yang dengan sifat feminine dan lemah lembut. Serta Tema Modern yang menerapkan suasana kekinian, serba praktis dan fungsional Latar Belakang Pemilihan Konsep Semakin berkembangnya jaman, Pulau Bali sebagai Kota Pariwisata mengalami pertumbuhan yang pesat. Salah satunya dalam perancangan interior Wedding House yang turut mendukung kebutuhan masyarakat domestik dan internasional akan mode mode gaun pengantin khas Pulau Bali. Umumnya suatu upacara pernikahan dapat memberikan inspirasi bagi pasangan pengantin dalam memilih busana pengantin, di Bali beragam model busana pengantin memiliki model unik dan berbeda disetiap daerahnya. Disamping itu Bali juga memiliki pemandangan dan filosofi alam yang mendukung konsep Romantis pada ruangan. 17

19 4.1.3 Penjabaran Konsep Berdasarkan konsep yang telah dipilih yaitu Romantis dalam balutan modern style, adapun prinsip-prinsip dasar dalam perancangan yang akan diterapkan yaitu: 1. Organisasi Ruang Organisasi ruang yang digunakan pada desain layout ruangan Bali Wedding House, yaitu organisasi ruang grid. Sebuah organisasi ruang yang terdiri dari sederetan ruang. Ruangruang ini dapat berhubungan secara langsung satu dengan yang lain atau dihubungkan melalui ruang linier yang berbeda dan terpisah. ( Gambar 4.12 Denah Awal Sumber: Analisa Mahasiswa 2. Bentuk Fasilitas Bentuk dasar yang digunakan yaitu lingkaran, baik yang diterapkan pada pola ruang, pola lantai, pola plafon dan bentuk fasilitas. Pemilihan bentuk lingkaran tersebut dimaksudkan untuk menciptakan suasana ruang yang tidak kaku. 18

20 Foto 4.2 Contoh Ruangan & Fasilitas dengan Bentuk Lingkaran Sumber : 3. Bahan Menggunakan bahan bahan modern olahan pabrik, seperti kalsiboard, kaca, fiberglass, blockboard, akrilik, dan aluminium, untuk memberikan kesan modern. Foto 4.3 Contoh Bahan Bahan Olahan Pabrik Sumber : Foto 4.4 Penerapan Kaca dan Fiberglass Kedalam Ruang Sumber : 19

21 4. Warna Sebagai warna dasar digunakan warna putih agar ruangan berkesan luas dan mudah di padukan dengan warna lain. Selain itu penggunaan warna putih dimaksudkan untuk menonjolkan kesan modern. Gambar 4.13 Contoh Warna Dasar Putih Sumber : Analisa Mahasiswa Selain putih, dalam perancangan interior Bali Wedding House ini digunakan pula warna warna lain seperti; gradasi ungu, untuk menciptakan suasana ruang yang feminine dan lemah lembut Gambar 4.14 Contoh Warna Orange, Hijau Muda, dan Magenta Sumber : Analisa Mahasiswa 5. Tekstur Menggunakan tekstur halus dengan permukaan glossy, yang sebagian besar berasal dari finishing cat duco yang akan banyak diterapkan kedalam desain fasilitas. Dengan permukaan yang glossy fasilitas akan terlihat lebih modern. Foto 4.5 Contoh Fasilitas dengan Permukaan Halus dan Glossy Sumber : 20

22 6. Estetik Dekoratif Desain Bali Wedding House menggunakan unsur dekoratif baik pada elemen pembentuk ruang maupun pada elemen lainnya. Khususnya pada partisi receptionist dimana menggunakan sentuhan dekoratif dengan mengaplikasikan bentuk-bentuk pepatran bunga Aplikasi Konsep Pada Desain Gambar 4.16 Fasade & Receptionist Area Sumber : Karya Mahasiswa Gambar 4.18 Make Up dan Tata Rambut Area Gambar 4.17 Wedding Organizer Area Sumber : Karya Mahasiswa Sumber : Karya Mahasiswa 21

23 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab bab sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu : 1. Mendesain interior Bali Wedding House yang dapat memberikan kenyamanan pada customer dan pegawai. Hal ini berkaitan dengan kenyamanan, baik menyangkut ukuran antropometri, sirkulasi, maupun penerapan utilitas kedalam ruangan; keamanan yang berhubungan dengan konstruksi, penerapan bahan, serta system keamanan ruangan; serta desain yang memiliki daya tarik, berkaitan dengan unsur dekorasi pada ruangan. Serta Desain Bali Wedding House yang berkonsep Romantic mencangkup perancangan fasilitas dan utilitas mampu mendukung konsep yang diterapkan dengan patern-patern yang telah ditetapkan, diaplikasikan pada setiap bidang desain baik itu bentuk, warna, tekstur, dan bahan. 2 Mendesain interior Bali Wedding House sesuai dengan konsep Romantis yang diawali dengan menganalisa dan mengelompokkan kegiatan, sehingga didapatkanlah kebutuhan ruang ideal. Hal inilah yang nantinya menjadi dasar dari proses desain selanjutnya. 5.2 Saran 1. Kualitas pelayanan yang baik dan memuaskan pengunjung adalah sesuatu yang penting. Tetapi penerapan konsep ruangan yang tepat, akan semakin memperkuat citra sebuah Wedding House dalam memberi pelayanan terbaik. 2. Untuk merancang sebuah Wedding House diperlukan analisa yang tepat. Oleh karena itu diperlukan data-data yang lengkap berupa data fisik dan non fisik, serta data literatur dan data parameter sebagai acuan desain. Jadi hasil perancangan dapat menjawab permasalahan yang ada dan berguna bagi masyarakat. 22

24 DAFTAR PUSTAKA - Ching D. K, Francis, 1996, Ilustrasi Desain Interior, Erlangga Jakarta - Craswell, J. W Qualitatif Inquiry and Research Design. Sage Publications, Inc: California. - Darsana Ketut, Tata Busana Bali Aga Desa Tenganan Pagringsingan dan Desa Asak Karangasem Lexy, Maleong, Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya : Bandung - Mangunwijaya, Y.B, Pasal - pasal penghantar Fisika Bangunan. Jakarta: Gramedia - Notoatmojo, S Prosedur Penelitian Kesehatan,(edisi revisi). Rineka Cipta : Jakarta - Panero, Julius Martin Zelnik, Dimensi Manusia Dan Ruang Interior. Erlangga : Jakarta - Surakhmad, Winarno, Dasar-dasar Research Pengantar Ilmiah, Bandung: CV Tarsito. - Suptandar, P, 1982, Interior Design II. Jakarta: Djambatan - Suptandar, P, Perancangan Tata Letak Ruang Dalam. Jakarta: Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Trisakti - Suptandar, P, Merancang Ruang Interior. Jakarta: Erlangga. - Shadily Hassan, John. M. E, Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: PT.Gramedia - Majalah IDEA, 2007,109) ( IDEA, 2007,110) IDEA, 2007,92) IDEA, 2007,86) Majalah IDEA, edisi Juni 2007 : Material Penutup Dinding, Lantai, Plafon. 23

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Olahraga merupakan kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dalam perkembangannya dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar belakang proyek

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar belakang proyek BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar belakang proyek Dalam dekade terakhir pelayanan SPA telah berkembang pesat baik di luar maupun dalam negeri sebagai upaya pelayanan kesehatan. Perkembangan

Lebih terperinci

MAKALAH TUGAS AKHIR 2014 Wedding Hall BAB I PENDAHULUAN

MAKALAH TUGAS AKHIR 2014 Wedding Hall BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI

PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI KARYA DESAIN Oleh Debby Tiara Nauli Siregar 1211874023 TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI S-1 DESAIN INTERIOR JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Parfum atau wewangian merupakan aroma yang akrab dalam kehidupan kita sehari-hari. Aplikasinya pun beragam, mulai dari kosmetik, aromatherapy, obat, hingga

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Keyword: Gallery, Wedding, Mars and Venus

ABSTRAKSI. Keyword: Gallery, Wedding, Mars and Venus ABSTRAKSI Pernikahan adalah ikrar dua hati untuk mengarungi hidup bersama, disaksikan Tuhan dan manusia. Dua hati ini setuju untuk memikul suka dan duka bersama, saling mendukung di setiap waktu, dan tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan kota metropolitan dan kota wisata, yang perekonominnya berkembang pesat. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN BAB IV. KONSEP PERANCANGAN IV. 1 Konsep Citra Pada Ayu Balinese Beauty & Spa ini memilih untuk memberikan kesan citra seperti pada tabel dibawah ini. Bagan 4. 1 Konsep Citra IV. 2 Latar Belakang Pemilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan di bidang teknologi, ekonomi ataupun sosial. Pendidikan sangat diperlukan untuk pengembangan satu

Lebih terperinci

WEDDING CENTRE DI SURAKARTA

WEDDING CENTRE DI SURAKARTA TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (PPA) WEDDING CENTRE DI SURAKARTA One Stop Wedding Service Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas

Lebih terperinci

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG -BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berlibur merupakan salah satu kebutuhan yang harus terpenuhi bagi masyarakat urban pada saat ini guna melepas kejenuhan dari padatnya aktivitas perkotaan. Banyaknya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA PROYEK

BAB III ANALISIS DATA PROYEK BAB III ANALISIS DATA PROYEK 3.1 Data Proyek 3.1.1 Data Umum Proyek Gambar 3.1 Logo Yusan Bridal Sumber : http://www.google.com/fyusangriyapengantin.com Nama Proyek Sifat Proyek Bentuk Usaha Pemilik Pengelola

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi saat ini terus melakukan inovasi baru yaitu dengan menggunakan konsep ekonomi kreatif di mana yang menjadi penopang utama dalam konsep ini adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep/Citra Ruang Citra atau image yang digunakan dalam mendukung karakter desain adalah modern natural with batavian etnic, dengan menggunakan bentuk bentuk yang geometris

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK House of Wedding ini dirancang untuk umum yang target utamanya adalah pasangan yang sedang mempersiapkan pesta pernikahan. Berdasarkan tujuan perancangannya, konsep yang digunakan yaitu diamond.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bandung merupakan salah satu kota yang memiliki masyarakat yang aktif dalam hal bersosialisasi dan berkreasi. Aktif bersosialisasi dapat dilihat dari banyaknya jumlah

Lebih terperinci

ABSTRAK Perancangan Interior Bridal Gallery Cindy Tandiyah dengan Konsep Dramatic Red Peony Oleh : Nidiya Valensia /

ABSTRAK Perancangan Interior Bridal Gallery Cindy Tandiyah dengan Konsep Dramatic Red Peony Oleh : Nidiya Valensia / ABSTRAK Perancangan Interior Bridal Gallery Cindy Tandiyah dengan Konsep Dramatic Red Peony Oleh : Nidiya Valensia / 1263030 Industri pernikahan merupakan suatu hal yang terus berkembang dan tidak pernah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Waktu merupakan sesuatu yang sangat berharga, manusia menginginkan sesuatu yang praktis dan serba cepat. Era globalisasi dan teknologi sekarang ini sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya kesehatan, terutama pada kesehatan kulit karena kulit merupakan permukaan terluar dari tubuh manusia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior Peningkatan kualitas hidup suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya, hal tersebut dapat dikembangkan melalui pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu negara tidak akan lepas dalam kerjasama dengan negara lain dalam memperat hubungan antar negara, kerjasama tersebut terutama dalam hal politik dan kebudayaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dengan 13.466 pulau 1, yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke. Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Pos Indonesia yang selanjutnya disebut Kantor Pos merupakan badan usaha milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang layanan sarana komunikasi seperti mengirimkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Berpenampilan menarik merupakan suatu kebutuhan hidup setiap individu karena penampilan merupakan sarana representatif bagi setiap individu yang dapat mencerminkan

Lebih terperinci

JURNAL PERANCANGAN INTERIOR GEDUNG PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

JURNAL PERANCANGAN INTERIOR GEDUNG PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA JURNAL PERANCANGAN INTERIOR GEDUNG PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Diajukan oleh: MUHAMMAD IKHSAN NIM. 1111783023 PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Project Pada zaman sekarang ini, manusia selalu memperoleh tekanan untuk bertahan hidup. Tekanan untuk bertahan hidup ini mendorong manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan wanita di Indonesia memiliki sejarah yang cukup kompleks. Pada jaman penjajahan dahulu, wanita Indonesia wajib dipingit dan derajatnya dianggap lebih rendah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) salah satunya disebabkan oleh pelayanan sarana kesehatan yang belum memadai. Dengan memperbaiki pelayanan

Lebih terperinci

Fasilitas Pernikahan Aquatic di Surabaya

Fasilitas Pernikahan Aquatic di Surabaya JURNAL edimensi ARISTEKTUR, No. 1 (2012) 1-5 1 Fasilitas Pernikahan Aquatic di Surabaya Handono S dan Ir. ST. Kuntjoro Santoso, M.T. Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. A Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I. A Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I. A Latar Belakang Masalah Pola kehidupan masyarakat kota besar /urban semakin modern, serba cepat, serba instan, sistematis, dan mekanis. Hal- hal itu memaksa masyarakat modern harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan kain khas masyarakat Indonesia. Batik ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 yang juga ditetapkan sebagai

Lebih terperinci

Desain Interior Rumah Cupcakes & BBQ dengan Konsep Open Kitchen bernuansa Modern Chic

Desain Interior Rumah Cupcakes & BBQ dengan Konsep Open Kitchen bernuansa Modern Chic Desain Interior Rumah Cupcakes & BBQ dengan Konsep Open Kitchen bernuansa Modern Chic 1 Sayuri Dianita dan Ir. Budiono. MSn. Jurusan Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi yang berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang peran penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan suku Sasak yang beragam dan menjadi ciri khas tersendiri bagi suku Sasak tersebut. Suku Sasak yang memiliki kebudayaan, adat isitiadat bahkan struktur ruang,

Lebih terperinci

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic BAB V KONSEP 5.1 Kerangka Konsep Konsep Sekolah Fotografi Darwis Triadi adalah sebuah sekolah fotografi yang didirikan oleh seorang fotografer profesional bernama Andreas Darwis Triadi pada tahun 2003.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makan adalah kebutuhan dasar manusia agar dapat tetap hidup. Di seluruh dunia, ada banyak tempat dengan jenis makanan, cara makan, dan suasana. Selain dari segi makanan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Wedding Center di Surakarta dengan mengadopsi gaya arsitektur Bangsal Pracimayasa Pura Mangkunegaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Wedding Center di Surakarta dengan mengadopsi gaya arsitektur Bangsal Pracimayasa Pura Mangkunegaran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Untuk memahami maksud dari judul Wedding Center di Surakarta dengan mengadopsi gaya arsitektur Bangsal Pracimayasa Pura Mangkunegaran, maka perlu diuraikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara kita Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat besar, dan juga memiliki garis pantai yang sangat indah. Salah satu pulau yang mempunyai garis pantai yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain yang memberikan pelayanan atau fasilitas pada kegiatan hidup manusia. Membuat desain mebel

Lebih terperinci

PUSAT SENI DAN KERAJINAN KOTA YOGYAKARTA

PUSAT SENI DAN KERAJINAN KOTA YOGYAKARTA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT SENI DAN KERAJINAN KOTA YOGYAKARTA DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK DIAJUKAN OLEH: IGNASIUS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi gaya hidup di kota-kota besar memaksa orang untuk bekerja lebih keras. Beban pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja adalah tempat bersekutu umat Kristiani untuk beribadah kepada Tuhan. Konsep gereja yang memiliki nilai-nilai spiritual dan sakral memiliki keunikantersendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel merupakan salah satu bangunan yang ditujukan untuk singgah dalam jangka waktu sementara dengan layanan dan fasilitas lainnya. Sebagai pokok akomodasi yang terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PERANCANGAN INTERIOR SHOWROOM MOTOR SPORT HONDA DI TANGERANG 1

BAB I PENDAHULUAN PERANCANGAN INTERIOR SHOWROOM MOTOR SPORT HONDA DI TANGERANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa kini terdapat suatu fenomena dimana motor sport dianggap sebagai bagian dari gaya hidup dikalangan pengguna sepeda motor di Indonesia. Hal ini dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

Desain Interior Little Bee Baby Spa di Surabaya dengan TEMA Lebah

Desain Interior Little Bee Baby Spa di Surabaya dengan TEMA Lebah Tugas Akhir Desain Interio Desain Interior Little Bee Baby Spa di Surabaya dengan TEMA Lebah Fitrya Firmaningtyas 340 7100 126 Dosen Pembimbing : Ir. Adi Wardoyo Dosen Koordinator : Anggri Indraprasti

Lebih terperinci

Desain Interior Restoran 1914 Surabaya dengan konsep Kolonial Luxury

Desain Interior Restoran 1914 Surabaya dengan konsep Kolonial Luxury JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) F-163 Desain Interior Restoran 1914 Surabaya dengan konsep Kolonial Luxury Erwin Kurniawan dan Prasetyo Wahyudie Jurusan Desain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kebutuhan terhadap hiburan sudah tidak dapat dipisahkan lagi dari kehidupan manusia. Layaknya kebutuhan sandang, pangan, dan papan, hiburan merupakan

Lebih terperinci

Kementerian Pendidikan Nasional merupakan lembaga pemerintahan yang bertugas meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. salah satu langkah yang di

Kementerian Pendidikan Nasional merupakan lembaga pemerintahan yang bertugas meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. salah satu langkah yang di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Proyek Menurut catatan sejarah umat manusia yang sempat terungkap tentang keberadaan dan perkembangan perpustakaan menunjukkan bahwa perpustakaan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep perancangan 4.1.1 Konsep Gaya Konsep gaya pada perancangan Showroom Mabua Harley Davidson ini di desain dengan unik dan memberi kesan tempo dulu, berdasarkan analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja praktik Pengaruh perkembangan era globalisasi yang semakin pesat membuat mahasiswa dituntut untuk bisa memahami banyak hal dengan mengikuti perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagai denah khusus dengan tujuan pendalaman lebih pada kedua bidang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagai denah khusus dengan tujuan pendalaman lebih pada kedua bidang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dalam perancangan interior Hotel Mulia ini, penulis membatasi ruang lingkup perancangan dengan mengambil lobby dan kamar tamu pada hotel ini sebagai denah khusus

Lebih terperinci

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan rumah sakit sebagai suatu lembaga yang menyediakan pelayanan jasa kesehatan sering kali menimbulkan tekanan psikologis dan ekonomi bagi konsumennya. Selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang La Belle Epoque merupakan jaman keemasan dan jaman kemakmuran di Perancis. Periode La Belle Epoque dalam sejarah Perancis yang konvensional di mulai pada tahun 1871

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan salah satu organisasi nongovernment di Indonesia yang bergerak di bidang kemanusiaan sejak tanggal 17 September 1945 berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tumbuhnya penghobi motor jenis adventure trail mengakibatkan tumbuhnya komunitas motor trail yang jumlahnya tidak sedikit dan melakukan kegiatan bersama. Kegiatan meliputi

Lebih terperinci

HASIL PERANCANGAN ... BAB IV. 4.1 Deskripsi Umum Projek

HASIL PERANCANGAN ... BAB IV. 4.1 Deskripsi Umum Projek BAB IV HASIL PERANCANGAN 4.1 Deskripsi Umum Projek Tema yang dibahas dalam perancangan ini adalah Reborn, merupakan bagian dari kehidupan atau perjalanan yang tampak dari kacang hijau, pada saat itu kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setelah memasuki usia 60 tahun, manusia pada umumnya mengalami penurunan fungsi tubuh baik secara fisik maupun mental. Secara fisik, manusia mengalami kesulitan dalam

Lebih terperinci

Wedding Chapel di Kuta Selatan BAB I PENDAHULUAN

Wedding Chapel di Kuta Selatan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali merupakan salah satu pulau di Indonesia yang mempunyai keanekaragaman jenis budaya, adat istiadat dan seni, dilengkapi dengan pesona wisata alamnya yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keindahan rambut, estetika wajah, perawatan kuku, waxing, dan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. keindahan rambut, estetika wajah, perawatan kuku, waxing, dan lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini, salon kecantikan merupakan tempat wajib terutama bagi kaum wanita untuk datang dan melakukan perawatan-perawatan untuk memperindah dan mempercantik tubuh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan atau permintaan pihak pemberi tugas. Tahapan perencanaan yang. kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing.

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan atau permintaan pihak pemberi tugas. Tahapan perencanaan yang. kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing. BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Perencanaan interior merupakan proses kreatif menciptakan elemen elemen pembentuk ruang, pengisi ruang dan perlengkapan lain agar mempunyai fungsi bagi kegiatan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki tingkat mobilitas yang semakin tinggi sehingga mereka rentan mengalami kejenuhan. Berbagai cara dilakukan untuk mengatasi kejenuhan seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n

BAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Astronomi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan murni yang melibatkan pengamatan dan penjelasan tentang kejadian yang terjadi di luar bumi dan atmosfernya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut beberapa data statistik dan artikel di berbagai media, pariwisata di Indonesia sejauh ini dapat dikatakan kurang dikenal di mancanegara, maupun di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia otomotif, khususnya kendaraan roda dua, nama Harley Davidson merupakan sebuah legenda bagi para pecinta motor atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG Pada negara yang sedang berkembang, salah satunya adalah negara Indonesia, kehidupan masyarakat akan mengalami perkembangan ke arah struktur dan sistem masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT.INDOSAT,Tbk merupakan perusahaan penyedia layanan dan jaringan telekomunikasi di Indonesia. Perusahaan ini berperan aktif dalam menawarkan berbagai jaringan komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini bisnis pariwisata sudah menjadi suatu trend, kebutuhan, serta sumber pemasukan yang besar bagi para pengusaha dan negara. Di Indonesia, Bandung merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kecantikan mulai menjadi sebuah tren gaya hidup di beberapa kalangan yang tidak bisa ditinggalkan baik oleh kaum wanita maupun pria. Wanita maupun pria

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan salah satu Universitas terkemuka di Indonesia serta termasuk ke dalam lima besar Universitas terbaik seindonesia, terletak di provinsi

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Padatnya aktivitas pada zaman modern ini menyebabkan banyak orang yang mengalami stress, lelah, dan jenuh. Untuk itu dibutuhkan sebuah sarana yang mampu memberikan fasilitas yang lengkap bagi pengunjungnya

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Penelitian Kualitatif Penelitian untuk perancangan Rumah Sakit Ibu dan Anak ini penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu proses yang mencoba untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan masyarakat perkotaan mengacu pada keadaan kehidupan suatu kelompok sosial yang terdiri dari individu-individu dengan gaya hidup yang mengimbangi dinamika

Lebih terperinci

WOMAN S BEAUTY CLINIC AND SPA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2011/2012

WOMAN S BEAUTY CLINIC AND SPA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2011/2012 WOMAN S BEAUTY CLINIC AND SPA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2011/2012 Disusun Oleh : Nama : Nazilah Abdullah NIM : 1200998990 JURUSAN DESAIN INTERIOR SCHOOL OF DESIGN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saja. Seiring dengan kemajuan jaman, pakaian berkembang kegunaannya. Pakaian

BAB 1 PENDAHULUAN. saja. Seiring dengan kemajuan jaman, pakaian berkembang kegunaannya. Pakaian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakaian sejak jaman dulu dikenal sebagai usaha untuk melindungi diri dari pengaruh iklim dan cuaca. Pada masa itu, pakaian hanya sekedar menutup tubuh saja. Seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan & Perancangan Interior Gallery Coffee & Café di Jakarta 1

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan & Perancangan Interior Gallery Coffee & Café di Jakarta 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia mempunyai kebutuhan dalam kehidupanya, kebutuhan primer merupakan kebutuhan yang paling utama. Kebutuhan primer itu sendiri meliputi sandang, pangan, papan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merawat kesehatan gigi memang sangat penting. Dengan gigi yang baik juga dapat menambah kepercayaan diri orang tersebut saat menjalani aktifitas sehari-hari. Saat masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan gaya mode pakaian sangat berpengaruh di seluruh dunia. Selalu ada gaya pakaian yang mencerminkan setiap era pada jamannya. Tidak dapat dipungkiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup masyarakat selalu berubah mengikuti perkembangan jaman. Seiring dengan perubahan gaya hidup tersebut, pemenuhan kebutuhan hidup juga ikut berubah. Salah

Lebih terperinci

1.4 Metodologi Penelitian

1.4 Metodologi Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior Seni dan desain (art and design) dipandang sebagai dua elemen menyatu yang tidak terpisahkan. Tiap perkembangan seni selalu diikuti oleh visualisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan Rumah Susun pekerja ini menggunakan metode secara kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks permasalahan yang ada secara

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM PROYEK AKHIR ARSITEKTUR Periode LXIV, Semester Gasal, Tahun 2013 / 2014 LANDASAN TEORI DAN PROGRAM KOMPLEKS FASILITAS PERNIKAHAN DI SEMARANG Penekanan/Tema Desain ARSITEKTUR POST MODERN - KONTEKSTUAL Permasalahan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia 5.1.1. Gaya Perancangan Gaya arsitektur yang dipakai pada bangunan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia ini direncanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan Ibukota Negara yang berkembang pesat dan menjadi pusat dari segala macam aktifitas. Jakarta merupakan metropolitan terbesar di Asia Tenggara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Proyek Pembangunan perekonomian Jakarta sebagai ibu kota semakin meningkat.seiring dengan pembangunan ini telah menjadikan jakarta dan menuntut ibu kota ini

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR Oleh: Siswanti Asri Trisnanih (1401083134) 08 PAC School of Design Interior Design Department Universitas Bina Nusantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Museum adalah suatu tempat yang menyimpan benda-benda bersejarah yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran dan pariwisata. Menurut KBBI edisi IV, Museum

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan Perancangan desain produk furnitur rak buku dengan gaya pop art, furnitur yang dibuat ialah furnitur rak buku dengan menampilkan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pencahayan merupakan sebuah elemen penting dalam desain interior. Hal ini dikarenakan peran cahaya sebagai penampil wujud warna, bentuk, tekstur, dan material

Lebih terperinci

perawatan badan, pengencangan bagian tubuh, foot theraphy, gym, serta konsultasi dengan dokter- dokter spesialis.

perawatan badan, pengencangan bagian tubuh, foot theraphy, gym, serta konsultasi dengan dokter- dokter spesialis. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior pada Tempat Perawatan Kulit dan Tubuh Cantik memang dambaan setiap insan wanita namun jika ditelaah dengan pikiran yang terbuka, kecantikan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya atau kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat, bahwa segala sesuatu

Lebih terperinci

SEKOLAH SENI SANGGAR ANAK AKAR DI JAKARTA

SEKOLAH SENI SANGGAR ANAK AKAR DI JAKARTA SEKOLAH SENI SANGGAR ANAK AKAR DI JAKARTA Di Ajeng Nur Prameswari Jl Raya Kapin 123D, Bekasi, (021)86905542, dhy.prameswari@gmail.com Yunida Sofiana, S.Sn, MDes Agus Iswahyudi, S.Sn PENDAHULUAN Janji-janji

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sumedang merupakan salah satu daerah kabupaten di provinsi Jawa Barat yang terletak 6 o 44-70 o 83 LS dan 107 o 21-108 o 21 BT dengan luas wilayah 152.220 Ha yang terdiri

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR TOKO BUKU GRAMEDIA EXPO SURABAYA PERANCANGAN. Sri Handariatul M NIM PROGRAM STUDI S-1 DESAIN INTERIOR JURUSAN DESAIN

PERANCANGAN INTERIOR TOKO BUKU GRAMEDIA EXPO SURABAYA PERANCANGAN. Sri Handariatul M NIM PROGRAM STUDI S-1 DESAIN INTERIOR JURUSAN DESAIN PERANCANGAN INTERIOR TOKO BUKU GRAMEDIA EXPO SURABAYA PERANCANGAN Sri Handariatul M NIM 1210027123 PROGRAM STUDI S-1 DESAIN INTERIOR JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanannya, dan kawasan perbelanjaannya. Kota Bandung berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. makanannya, dan kawasan perbelanjaannya. Kota Bandung berkembang dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siapa yang tidak tahu dengan kota Bandung? Bandung dikenal dengan kota bunga. Kota Bandung sangat terkenal dengan keindahannya, keberanekaragaman makanannya,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pada zaman ini sudah sangat pesat, tidak perlu puluhan tahun teknologi sudah bisa berkembang sangat jauh. Berkembangnya teknologi, membuat orang-orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tempat ibadah adalah suatu tempat dimana umat manusia beribadah kepada Sang Pencipta. Oleh karena itu tempat ibadah harus mampu merepresentasikan suasana sakral

Lebih terperinci

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR MUSEUM KOPI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR MUSEUM KOPI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN 1 PERANCANGAN DESAIN INTERIOR MUSEUM KOPI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin maju dan modern, serta meningkatnya kemajuan akan ilmu pengetahuan menuntut manusia

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR KATA PENGANTAR

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR KATA PENGANTAR ABSTRAK Dalam penulisan makalah perancangan desain ini, penulis membahas mengenai perancangan desain sebuah galeri kerajinan tangan dengan fasilitas penunjangnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui

Lebih terperinci