POTENSI SUMBERDAYA GUNUNGAPI PAPANDAYAN KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT
|
|
- Fanny Ida Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 POTENSI SUMBERDAYA GUNUNGAPI PAPANDAYAN KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT D. WAHYUDIN 1 DAN P. SITINJAK 2 1 Penyelidik Bumi Madya pada Bidang Evaluasi Potensi Bencana, PVMBG 2 Staf pada Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, PVMBG Sari Secara geografi Gunungapi Papandayan terletak di Kabupaten Garut dan Bandung, Jawa Barat. Puncak gunungapi ini (2665 m dpl) terletak pada 7 o 19 Lintang Selatan dan 107 o 44 Bujur Timur. Proses geologi dan kegiatan vulkanik Gunungapi Papandayan dalam periode yang lama telah menghasilkan sumberdaya gunungapi yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat antara lain potensi wisata gunungapi, potensi air gunungapi dan bahan galian gunungapi. Obyek wisata Gunungapi Papandayan erat kaitannya dengan aktivitas kegunungapian dan pembentukan struktur geologi seperti kawah, curug, gawir sesar, mata air panas dan perlapisan batuan vulkanik. Potensi air di daerah ini cukup melimpah meliputi mata air panas, mata air dingin serta aliran sungai. Berdasarkan kandungan unsur kimia dalam air sungai dan mata air dingin dapat dimanfaatkan untuk keperluan bahan baku air minum, MCK, irigasi, dan perikanan. Sedangkan mata air panas dapat dimanfaatkan untuk keperluan rekreasi (pemandian umum) dan kesehatan (penyembuhan penyakit kulit dan rematik). Bahan galian merupakan hasil proses aktifitas kegunungapian dalam periode yang lama dapat dimanfaatkan untuk keperluan masyarakat di sekitarnya seperti andesit sebagai batu belah, sirtu (pasir dan batu), lempung untuk pembuatan batu bata, belerang (sulfur) dan kaolin. Abstract Geographically Papandayan volcano is situated at Garut and Bandung Regencies, West Java. The summit of the volcano (2665 m asl) is located at 7 o 19 South Latitude and 107 o 44 East Longitude. A long volcanic activity and geological processes of Papandayan Volcano had produced volcanic resources to improve the level of people prosperity that are volcanotourism, water resources, and volcanic rocks & minerals.volcanotourism objects in this area was genetically formed by geological structures and volcanic activities such as craters, fault scarps, water falls, hot springs and volcanic rock deposits. Water resources in this area are quite abundant including springs, hot springs and rivers. Based on chemical composition of water from springs and rivers, could be used for drinking water, bathing, washings, irrigation, and fishery. While the water from hot springs can be used for recreation such as swimming pool, bathing spots and health (treatment of skin and rheumatism) Volcanic rocks and minerals which have economically benefit for people in the volcanic area that are andesite, clay, sand and gravel, sulphure and kaolinite. Hal-62-
2 Pendahuluan Secara geografi Gunungapi Papandayan termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Garut dan Bandung, Jawa Barat dan terletak pada koordinat 7 o 19 LS dan 107 o 44 BT, dengan puncak tertinggi 2665 m dpl atau 1950 m di atas dataran Garut (Gambar 1). Gunungapi Papandayan merupakan gunungapi aktif berbentuk strato dibangun oleh persilangan aliran lava dan endapan piroklastik. Erupsinya sering berpindah pusat dari satu kawah ke kawah lainnya. Beberapa bekas pusat erupsi atau kawah yang terdapat di puncak Gunungapi Papandayan adalah Kawah Tegal Alun-alun, Kawah Manuk, Kawah Nangklak, Kawah Baru dan Kawah Mas. Setiap pusat erupsi menghasilkan produk erupsi yang diendapkan di sekitar puncak G. Papandayan dan sekitarnya berupa endapan aliran lava, jatuhan piroklastika, lahar dan guguran puing gunungapi. Dalam catatan sejarah kegiatan Gunungapi Papandayan setelah tahun 1600 terjadi beberapa kali letusan/kegiatan vulkanik. Letusan terakhir terjadi pada bulan Nopember 2002 berupa letusan yang menghasilkan abu dan bom vulkanik. Sedangkan letusan besar yang diikuti oleh terjadinya guguran puing (debris avalanche) ke arah lereng dan kaki timur laut terjadi pada Agustus 1772 yang menimbulkan korban jiwa lebih kurang 2951 orang dan menghancurkan lebih kurang 40 buah perkampungan. Meskipun Gunungapi Papandayan ini merupakan gunungapi aktif tipe A yang bisa menjadi berbahaya pada saat meletus atau meningkat kegiatan vulkaniknya, namun Gunungapi Papandayan dan sekitarnya mempunyai potensi sumberdaya gunungapi yang tidak boleh diabaikan keberadaannya dan dapat dimanfaatkan bagi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. Beberapa potensi sumberdaya gunungapi Papandayan, antara lain: Potensi Wisata Gunungapi, Sumberdaya Air dan Bahan Galian Gunungapi Gambar 1. Peta lokasi dan potret Gunungapi Papandayan Geologi Gunungapi Secara umum batuan yang menyusun Gunungapi Papandayan terdiri dari 5 macam batuan gunungapi yaitu aliran lava, jatuhan piroklastika, aliran piroklastika, lahar dan guguran puing gunungapi. Batuan ini dihasilkan dari beberapa sumber erupsi yaitu berturut turut Hal-63-
3 dari tua ke muda : endapan G. Papandayan Tua, Kawah Tegal Alun-alun, Kawah Nangklak, Kawah Manuk dan Kawah Mas serta endapan sekunder seperti guguran puing gunungapi dan lahar (Asmoro dkk, 1989 ; Gambar 2 ). Struktur geologi di daerah G. Papandayan terdiri dari struktur sesar dan kawah. Arah umum struktur sesar yaitu timur laut-barat daya dan barat laut-tenggara. Struktur sesar tersebut terdapat didaerah puncak yang menghubungkan pusat erupsi di daerah ini seperti Gunung Nangklak, Tegal Alun-alun, Kawah Mas dan Gunung Walirang. Sesar lainnya terdapat di lereng Gunung Papandayan bagian barat laut dan tenggara. Struktur kawah terdapat di daerah puncak Gunungapi Papandayan. Paling sedikit terdapat 6 struktur kawah yaitu Kawah Brungbrung, Kawah Tegal Alun-alun, Kawah Nangklak, Kawah Mas, Kawah Manuk dan Kawah Baru. Gambar 2. Peta Geologi G. Papandayan (Asmoro, dkk, 1989) Potensi Wisata Gunungapi Berdasarkan hasil inventarisasi potensi wisata di daerah G. Papandayan dapat dikelompokan menjadi : obyek wisata alam gunungapi dan obyek wisata penunjang antara lain berupa wisata agro (lingkungan) dan wisata budaya (Setiawan dkk, 1994, Gambar 3 ). Kawasan puncak Daya tarik di kawasan puncak (kawah) antara lain menampilkan panorama yang menakjubkan dengan beraneka jenis dan warna batuan, struktur kawah, asap putih dari tembusan solfatara dan fumarola, air panas serta terdapatnya belerang pada titik tembusan solfatara (Gambar 4). Obyek wisata puncak gunungapi ini terdiri dari : Kawah aktif (meliputi Kawah Nangklak, Kawah Manuk, Kawah Mas dan Kawah Baru) : Sebagian dinding kawah terdiri dari batuan yang telah terubah (teralterasi), begitu juga di bagian dasarnya terdapat batuan berwarna keputih-putihan yang sebagian besar tersusun mineral kaolin yang disebabkan oleh proses hidrotermal. Di beberapa tempat tembusan-tembusan fumarola dan gas belerang keluar dari lubang solfatara yang menghasilkan endapan belerang dari hasil proses sublimasi. Kawah Tegal Alun-alun Merupakan kawah lama yang tidak aktif lagi, terletak di sebelah baratdaya kawah Hal-64-
4 aktif. Di daerah ini terdapat pula sumber air panas yang keluar melalui retakan dan celah. Curug Orok Curug Orok terletak di Desa Cikandang, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut. Daerah ini tersusun oleh batuan endapan aliran piroklastika dan aliran lava andesit. Curug orok terbentuk oleh sesar normal berarah barat laut tenggara dan merupakan sesar normal. Pada saat sekarang pengelolaan obyek wisata Curug ini dilakukan oleh perusahaan perkebunan teh setempat. Curug Sang Hyang Taraje Obyek wisata ini terdapat di daerah Pakenjeng Kabupaten Garut sebelah barat daya G. Papandayan dengan ketinggian jeram berkisar antara 4-50 m. Curug ini bentuknya bertangga dan menyusun ke bawah sehingga menyerupai tangga. Curug ini berasal dari aliran sungai Cikondang yang berhimpitan dengan S. Cibutarua. Secara geologi, terbentuknya air terjun ini disebabkan adanya struktur sesar normal yang berarah barat daya timurlaut. Air terjun ini terdapat pada batuan andesit hasil letusan G. Papandayan. Untuk mencapai Curug Sang Hyang Taraje masih sulit, karena harus melalui jalan setapak yang terdapat pada pematang bukit yang memisahkan S. Cibutarua dan S. Cikondang. Gambar 3. Peta lokasi wisata Gunungapi Papandayan Hal-65-
5 piroklastika yang dihasilkan oleh Kawah Tegal Alun-alun. Gambar 4. Kawasan puncak dan kawah aktif Gunungapi Papandayan Air panas Cibodas Air panas ini terdapat di aliran S. Cibodas, Desa Toblong, Kabupaten Garut di lereng utara G. Papandayan yang berbatasan dengan Kawah Darajat. Temperatur air panas ini berkisar o C, ph = 6, air panas berwarna putih susu. Di lokasi tersebut terdapat kolam air panas berukuran 4 x 5 m dan telah dibuat beberapa buah aliran air mancur. Wisata Agro Kawasan Wisata Agro meliputi: perkebunan teh dan panorama di sekitarnya serta gua-gua peninggalan jaman Jepang. Kawasan ini terletak di daerah perkebunan teh Arjuna sampai Wanagiri, namun sarana jalan yang terdapat di kawasan ini masih belum baik (berlubang) dan tidak terurus. Di pinggir jalan tersebut terdapat lubang gua-gua besar berdiameter sekitar 3-4 m, yang dikenal sebagai Gua Sibujang, sedangkan kedalamannya belum diketahui karena tertutup semak-semak. Guagua ini terdapat pada batuan endapan aliran Wisata Budaya Temuan situs terletak di Desa Ciburuy - Bayongbong, merupakan salah satu obyek wisata budaya yang dapat dikembangkan namun masih belum dikenal masyarakat. Di situs tersebut terdapat barang-barang kuno seperti keris, batu-abu atau semacam batu ali, dan barang kuno lainnya. Benda-benda tersebut diduga merupakan peninggalan keturunan Prabu Siliwangi. Hal ini masih perlu adanya penelitian yang lebih lanjut. Sumberdaya Air Potensi sumberdaya air di G. Papandayan dan sekitarnya adalah air permukaan yang terdapat cukup melimpah meliputi mata air dingin, mata air panas dan sungai. Berdasarkan hasil penelitian dan penyelidikan terhadap sumberdaya air di daerah gunungapi Papandayan (Sitinjak, 2002 dan Prasetya dkk, 2002, Gambar 5) menunjukan bahwa hampir semua mata air dingin yang mengalir di gunungapi ini mempunyai kenampakan yang jernih, ph netral (6-7, Tabel 1 ). Ion terlarut dan unsur-unsur kimia yang terdapat dalam air di sekitar G. Papandayan masih cukup rendah sehingga masih dapat dipakai untuk keperluan air minum, MCK, irigasi, perikanan serta budidaya tumbuhan. Berdasarkan S.K. Hal-66-
6 Permenkes No. 416 tahun 1990 tentang persyaratan air minum dan air bersih, menunjukan bahwa ion terlarut dan komposisi kimia dari air tersebut masih di bawah batas ambang yang aman dikonsumsi. Disamping itu mata air Cibulakan, Cimanglid dan Cidadap, dapat direkomandasikan untuk dikelola pihak PDAM setempat. Sedangkan mata air Ciparugpug, memiliki ph = 3, kadar sulfat dan besi yang tinggi, sehingga tidak dapat dikonsumsi oleh manusia, tumbuhan dan hewan. Akan tetapi bila air tersebut telah bercampur dengan air netral dari daerah sekitarnya, sehingga memiliki ph dan komposisi kimia dalam batas ambang yang aman, maka air dari aliran sungai Ciparugpug ini dapat dimanfaatkan untuk keperluan pada bidang kesehatan seperti spa, sauna, pengobatan penyakit kulit dan pemandian air panas. Mata air panas di daerah Kawah Mas dan Kawah Nangklak secara kimiawi dan visual mempunyai ph rendah (2,3 2,7), keruh, kadar sulfat (2067,61 mg/l), ion terlarut dan daya hantar listrik yang tinggi sehingga air panas tersebut tidak dapat dipergunakan untuk kebutuhan makhluk hidup. Tetapi bila sudah bercampur dengan air netral dari sekitarnya, maka dapat dipergunakan untuk kebutuhan rekreasi (spa, sauna, pemandian umum, pengobatan penyakit kulit). Sungai-sungai yang ada di G. Papandayan dan sekitarnya memiliki debit air yang cukup besar antara l/detik dengan ph : 6-7 (netral). Air yang terdapat pada umumnya jernih, namun pada beberapa sungai tampak agak keruh karena adanya campuran dari material tanah hasil erosi, sampah, limbah rumah tangga dan limbah dari peternakan. Ion dan unsur kimia yang terlarut dalam air sungai terdapat masih di bawah ambang yang dapat langsung digunakan untuk irigasi, pengairan, perikanan dan MCK. Sedangkan untuk kebutuhan air minum dapat dilakukan dengan penjernihan yang higienis terlebih dahulu. Hal-67-
7 Hal-68- Gambar 5. Peta lokasi pengambilan air daerah G. Papandayan (Sitinjak, 2002)
8 Bahan Galian Bahan galian Gunungapi Papandayan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat antara lain batu andesit, pasir dan batu (sirtu), tanah lempung, belerang dan kaolin (Wahyudin dkk, 2002, Gambar 6). Andesit berasal dari aliran lava dan fragmen lahar dan guguran puing gunungapi (debris avalanche). Andesit ini dimanfaatkan sebagai batu belah untuk keperluan bahan bangunan (agregat) dan batu hias (ornamental stone). Beberapa daerah yang potensial mengandung batuan andesit ini antara lain : daerah Pakenjeng, Cileuleuy- Stanplat, Kampung Cicana, Desa Mekarjaya dan daerah lainnya. Pasir dan Batu (sirtu) berasal dari endapan aliran piroklastika dan guguran puing (debris avalance), terdiri dari endapan pasir dan fragmen batuan beku andesit berukuran kerikil sampai kerakal. Endapan ini dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan batako. Daerah yang cukup potensial terdapat endapan ini antara lain daerah Kampung Cikati dan Kampung Pasir Talang, Desa Sirna Jaya, Kecamatan Cisurupan (Gambar 7). Tanah Lempung (pelapukan batuan vulkanik) merupakan endapan piroklastika yang telah mengalami pelapukan kuat sehingga menjadi tanah lempung banyak dimanfaatkan untuk bahan baku bata merah. Endapan piroklastik ini merupakan produk letusan gunungapi Papandayan dan tersebar cukup luas terutama di daerah lereng dan kaki. Di lereng timur Gunungapi Papandayan endapan tersebut terdapat di daerah Kampung Cipelak, Desa Tambak Bayu dan Kampung Andir, Desa Bale Wangi, Kecamatan Cisurupan. Sedangkan di lereng bagian timur laut, terdapat di Kampung Pangauban, Desa Pamulihan dan Kampung Talun, Desa Sukajaya, Kecamatan Cisurupan. Endapan Belerang (sulfur) terdapat di daerah puncak G. Papandayan, terutama di kompleks Kawah Mas, merupakan kawah yang masih aktif. Sulfur ini terbentuk sebagai endapan hasil proses sublimasi dari gas vulkanik yang diemisikan. Kadar belerang di Komplek Gunungapi Papandayan terdapat antara 90-95%, sedangkan cadangan yang dihitung secara hipotetik lebih kurang ton (Suhala dan Sudrajat, dalam Suhala dan Arifin, ed., 1997). Sulfur ini umumnya digunakan untuk bahan keperluan industri kimia, cat, karet, pupuk, gula dan kecantikan. Endapan Kaolin cadangannya relatif kecil, keberadaannya terdapat di punggungan G. Walirang (dinding timur laut G. Papandayan) dan daerah sekitar Kawah Mas. Endapan kaolin di daerah ini terbentuk karena proses alterasi dan proses hidrotermal di zona lemah (zona struktur geologi). Kaolin umumnya dapat digunakan untuk keperluan industri karet, keramik dan pestisida. Hal-69-
9 Gambar 6. Peta lokasi bahan galian Gunungapi Papandayan (Wahyudin, 2002) Gambar 7. Endapan sirtu (pasir dan batu) untuk bahan pembuatan batako Di Kampung Pasirtalang, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut. Kesimpulan Sumberdaya gunungapi yang terdapat di Gunungapi Papandayan dan sekitarnya berkaitan langsung dengan proses geologi dan aktivitasnya yang telah terjadi pada masa lalu maupun yang sedang berlangsung. Sumberdaya gunungapi tersebut terdiri atas ; 1. Wisata alam Gunungapi Papandayan terdiri atas struktur kawah, sesar, curug (air terjun), dan mata air panas. 2. Sumberdaya air yang terdapat di wilayah Gunungapi Papandayan cukup melimpah meliputi mata air panas, mata air dingin dan sungai. Mata air dingin dan air sungai mempunyai kandungan unsur kimia dan ion terlarut yang dapat digunakan untuk kebutuhan makhluk hidup. Sedangkan mata air panas dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan kolam pemandian, kesehatan dan kebutuhan rekreasi lainnya. 3. Bahan galian gunungapi yang dapat dimanfaatkan adalah batuan andesit untuk bahan bangunan dan sebagai bahan Hal-70-
10 ornamen bangunan, pasir dan batu (sirtu), lempung untuk bahan baku bata merah, belerang dan kaolin. Daftar Pustaka Asmoro, P., Wahyudin, D., dan Mulyadi, E., Peta Geologi Gunungapi Papandayan Garut, Jawa Barat, sekala 1 : Direktorat Vulkanologi Bandung. Prasetya, A., Suhadi, D., dan Sitinjak, P, Laporan Inventarisasi Sumberdaya Air Gunungapi Papandayan. DVMBG. Tidak diterbitkan Setiawan, T, dkk, Laporan Inventarisasi Potensi Wisata Gunungapi Papandayan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Direktorat Vulkanologi. Tidak diterbitkan. Sitinjak, P, Geokimia air gunungapi Papandayan dan dampaknya terhadap lingkungan sekitar. Skripsi Sarjana Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Ahmad Yani Cimahi. Suhala, S dan Sudrajat, A., Belerang. Dalam Suhala, S dan Arifin, A.(eds). Bahan Galian Industri. Pusat Penelitian danpengembangan Teknologi Mineral. Wahyudin, D., Rukada, T., dan Kurnia, E., Laporan Inventarisasi Bahan Galian Gunungapi Papandayan dan sekitarnya, Kabupaten Garut, Jawa Barat. DVMBG. Tidak diterbitkan Hal-71-
4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur
4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur G. Iya KETERANGAN UMUM Nama : G. Iya Nama Lain : Endeh Api Nama Kawah : Kawah 1 dan Kawah 2 Tipe Gunungapi : Strato Lokasi Geografis : 8 03.5' LS dan 121 38'BT Lokasi
Lebih terperinciJenis Bahaya Geologi
Jenis Bahaya Geologi Bahaya Geologi atau sering kita sebut bencana alam ada beberapa jenis diantaranya : Gempa Bumi Gempabumi adalah guncangan tiba-tiba yang terjadi akibat proses endogen pada kedalaman
Lebih terperinci6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA
6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA G. Ambang (Kunrat, S. L. /PVMBG/2007) KETERANGAN UMUM Nama : G. Ambang Nama Lain : - Nama Kawah : Kawah Muayat, Kawah Moyayat Lokasi : a. Geografi : 0 o 44' 30" LU dan 124
Lebih terperinci4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur
4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur G. Lewotobi Laki-laki (kiri) dan Perempuan (kanan) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi : Lobetobi, Lewotobi, Lowetobi : Strato dengan kubah lava Lokasi
Lebih terperinciGEOLOGI DAERAH CISURUPAN DAN SEKITARNYA, KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT
GEOLOGI DAERAH CISURUPAN DAN SEKITARNYA, KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT TUGAS AKHIR A Diajukan sebagai syarat untuk kelulusan sarjana strata satu (S-1) di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi
Lebih terperinci4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur
4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur Puncak G. Rokatenda dilihat dari laut arah selatan P. Palue (Agustus 2008) KETERANGAN UMUM Nama : G. Rokatenda Nama Kawah : Ada dua buah kawah dan tiga buah kubah
Lebih terperinci4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur
4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM Morfologi puncak G. Inerie (sumber PVMBG) Nama Lain Tipe Gunungapi : Ineri, Rokkapiek : Strato dengan bentuk kerucut sempurna Lokasi Geografis Administratif
Lebih terperinci7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara
7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara G. Kie Besi dilihat dari arah utara, 2009 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Wakiong Nama Kawah : Lokasi a. Geografi b. : 0 o 19' LU dan 127 o 24 BT Administrasi : Pulau Makian,
Lebih terperinci6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara
6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : Tonkoko Nama Kawah : - Lokasi Ketinggian Kota Terdekat Tipe Gunungapi Pos Pengamatan Gunungapi : Administratif: termasuk Desa Makewide, Kecamatan
Lebih terperinci5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku
5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku G. Lawarkawra di P. Nila, dilihat dari arah utara, 1976 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Kokon atau Lina Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif : : 6 o 44' Lintang
Lebih terperinciMorfologi dan Litologi Batuan Daerah Gunung Ungaran
Morfologi dan Litologi Batuan Daerah Gunung Ungaran Morfologi Gunung Ungaran Survei geologi di daerah Ungaran telah dilakukan pada hari minggu 15 Desember 2013. Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui
Lebih terperinci7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara
7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara G. Ibu dilihat dari Kampung Duono, 2008 KETERANGAN UMUM Lokasi a. Geografi b. Adminstrasi : : 1 29' LS dan 127 38' BT Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Prop.
Lebih terperinciG. TALANG, SUMATERA BARAT
G. TALANG, SUMATERA BARAT KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah : Talang, Salasi, Sulasih : Danau Talang dan Danau Kecil Lokasi a. Geografi Puncak b. Administrasi : : 58'42" LS dan 1 4'46"BT Kecamatan Kota
Lebih terperinciPapandayan. : Kawah Mas, Kawah Nangklak, Kawah Manuk Nama kawah lain di sekitar G. Papandayan : Tegal Alunalun dan Tegal Brungbung.
Papandayan Keterangan Umum Nama Gunung Api Nama Kawah : G. Papandayan : Kawah Mas, Kawah Nangklak, Kawah Manuk Nama kawah lain di sekitar G. Papandayan : Tegal Alunalun dan Tegal Brungbung. Lokasi a. Administrasi
Lebih terperinciGambar 3.13 Singkapan dari Satuan Lava Andesit Gunung Pagerkandang (lokasi dlk-13, foto menghadap ke arah barat )
Gambar 3.12 Singkapan dari Satuan Lava Andesit Gunung Pagerkandang, dibeberapa tempat terdapat sisipan dengan tuf kasar (lokasi dlk-12 di kaki G Pagerkandang). Gambar 3.13 Singkapan dari Satuan Lava Andesit
Lebih terperinciBeda antara lava dan lahar
lahar panas arti : endapan bahan lepas (pasir, kerikil, bongkah batu, dsb) di sekitar lubang kepundan gunung api yg bercampur air panas dr dl kawah (yg keluar ketika gunung meletus); LAHAR kata ini berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi bencana geologi yang sangat besar, fakta bahwa besarnya potensi bencana geologi di Indonesia dapat dilihat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai suatu negara kepulauan yang mempunyai banyak sekali gunungapi yang berderet sepanjang 7000 kilometer, mulai dari Sumatera, Jawa,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Wai Selabung secara administratif termasuk ke dalam wilayah
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daerah Penelitian Daerah Wai Selabung secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Mekakau Ilir, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Provinsi Sumatera Selatan. Luas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasrkan peta geologi daerah Leles-Papandayan yang dibuat oleh N.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Geologi Daerah Penelitian Berdasrkan peta geologi daerah Leles-Papandayan yang dibuat oleh N. Ratman dan S. Gafoer. Tahun 1998, sebagian besar berupa batuan gunung api,
Lebih terperinciContents BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pokok Permasalahan Lingkup Pembahasan Maksud Dan Tujuan...
Contents BAB I... 1 PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2 Pokok Permasalahan... 2 1.3 Lingkup Pembahasan... 3 1.4 Maksud Dan Tujuan... 3 1.5 Lokasi... 4 1.6 Sistematika Penulisan... 4 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam penelitian ini untuk letak daerah penelitian, manifestasi panasbumi, geologi daerah (geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, dan batuan ubahan) dikutip dari Pusat Sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lamongan dan di sebelah barat Gunung Argapura. Secara administratif, Ranu Segaran masuk
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Lokasi penelitian adalah Ranu Segaran, terletak di sebelah timur Gunung Lamongan dan di sebelah barat Gunung Argapura. Secara administratif, Ranu Segaran
Lebih terperinci: Piek Van Bali, Piek of Bali, Agung, Gunung Api. Kab. Karangasem, Pulau Bali. Ketinggian : 3014 m di atas muka laut setelah letusan 1963
4.2. G. AGUNG, Bali KETERANGAN UMUM Nama Lain : Piek Van Bali, Piek of Bali, Agung, Gunung Api Lokasi a. Geografi Puncak : 08 20' 30 Lintang Selatan dan 115 30' 30 Bujur Timur b. Administratif : Kab. Karangasem,
Lebih terperinciDANAU SEGARA ANAK. Gambar 1. Lokasi Danau Segara Anak di Pulau Lombok. Gambar 2. Panorama Danau Segara Anak Rinjani dengan kerucut Gunung Barujari.
DANAU SEGARA ANAK Danau Segara Anak adalah danau kawah (crater lake) Gunung Rinjani yang berada di Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Fisiografi Regional Pulau Lombok terbentuk oleh suatu depresi yang memanjang (longitudinal depresion), yang sebagian besar sudah terisi dan tertutupi oleh suatu seri gunungapi
Lebih terperinciStudi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru)
Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru) Disusun oleh: Anita Megawati 3307 100 082 Dosen Pembimbing: Ir. Eddy S. Soedjono.,Dipl.SE.,MSc.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. letusan dan leleran ( Eko Teguh Paripurno, 2008 ). Erupsi lelehan menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gunungapi Merapi merupakan gunung yang aktif, memiliki bentuk tipe stripe strato yang erupsinya telah mengalami perbedaan jenis erupsi, yaitu erupsi letusan dan leleran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Geologi Gunungapi Soputan Geomorfologi Gunungapi Soputan dan sekitarnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga satuan morfologi (Gambar 2.1) yaitu : 1. Satuan Morfologi Tubuh Gunungapi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbukitan Gendol (Gambar 1.1) merupakan kelompok perbukitan terisolir berada pada lereng sebelah baratdaya Gunungapi Merapi. Genesis Perbukitan Gendol menjadi hal
Lebih terperinci5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku
5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku Puncak G. Legatala dilihat dari arah Kampung Lesturu, 1978 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Serua, Sorek Lokasi a. Geografi b. Administratif : : 6 o 18' Lintang Selatan
Lebih terperinciG. SUNDORO, JAWA TENGAH
G. SUNDORO, JAWA TENGAH KETERANGAN UMUM Nama Lain : Sindoro, Sendoro Nama Kawah : 1. Kawah Puncak : Segoro Wedi (Z1), Segoro Banjaran (Z2,Z3 dan Z4), Kawah Kawah Barat, Kawah Timur, Gua Walet Utara (K1),
Lebih terperinciProses Pembentukan dan Jenis Batuan
Proses Pembentukan dan Jenis Batuan Penulis Rizki Puji Diterbitkan 23:27 TAGS GEOGRAFI Kali ini kita membahas tentang batuan pembentuk litosfer yaitu batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada saat gunungapi meletus mengeluarkan tiga jenis bahan yaitu berupa padatan, cair, dan gas.
Lebih terperinci6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara
6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Lokasi Ketinggian Tipe Gunungapi Pos Pengamatan Gunungapi : Mahawoe, Roemengas : Mahawu, Wagio, Mawuas : Kota Tomohon, Sulawesi
Lebih terperinciBAB IV STUDI KHUSUS GEOKIMIA TANAH DAERAH KAWAH TIMBANG DAN SEKITARNYA
BAB IV STUDI KHUSUS GEOKIMIA TANAH DAERAH KAWAH TIMBANG DAN SEKITARNYA IV.1 TINJAUAN UMUM Pengambilan sampel air dan gas adalah metode survei eksplorasi yang paling banyak dilakukan di lapangan geotermal.
Lebih terperinci4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur
4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur Gunungapi Ebulobo (sumber PVMBG) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi Nama Kawah Lokasi Geografis Administratif Ketinggian Tipe Gununapi Kota Terdekat Pos Pengamatan
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. I Putu Krishna Wijaya 11/324702/PTK/07739 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu wilayah di Indonesia yang sering mengalami bencana gerakan tanah adalah Provinsi Jawa Barat. Dari data survei yang dilakukan pada tahun 2005 hingga
Lebih terperinciKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NOMOR 57 BANDUNG 40122 JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 TELEPON: 022-7215297/021-5228371 FAKSIMILE:
Lebih terperinciBAB II GEOLOGI REGIONAL KOMPLEKS GUNUNG RAJABASA
BAB II GEOLOGI REGIONAL KOMPLEKS GUNUNG RAJABASA II.1 FISIOGRAFI DAN MORFOLOGI Pulau Sumatera terdiri dari empat zona fisiografi (Badan Geologi, 2010) yaitu Zona Dataran Rendah, Zona Dataran Tinggi, Zona
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI BENCANA GUNUNG API (STUDI KASUS GUNUNG API SALAK JAWA BARAT)
SISTEM INFORMASI BENCANA GUNUNG API (STUDI KASUS GUNUNG API SALAK JAWA BARAT) Susanto, Suwarsono Peneliti PUSBANGJA, LAPAN e-mail: susanto_lapan@yahoo.com RINGKASAN Kondisi gunung api yang potensial meletus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dan memiliki kurang lebih 17.504 buah pulau, 9.634 pulau belum diberi nama dan 6.000 pulau tidak berpenghuni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang dilewati oleh dua jalur pegunungan muda dunia sekaligus, yakni pegunungan muda Sirkum Pasifik dan pegunungan
Lebih terperinci4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur
4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur Komplek G. Inie Lika dengan latar depan Kota Bajawa (sumber PVMBG) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi Nama Kawah : Inielika, Koek Peak : Strato : Wolo Inielika;
Lebih terperinci4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur
4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM Nama Lain : Pulu Komba, Pulu Kambing II, Pulu Betah Nama Kawah Tipe Gunungapi Lokasi Geografis Lokasi Administrasi : Batutara terletak di pulau berbentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan gunung berapi terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah gunung berapi yang masih aktif
Lebih terperinciLAPORAN EVALUASI AWAL BENCANA TANAH LONGSOR DESA BANARAN, KECAMATAN PULUNG, KABUPATEN PONOROGO
LAPORAN EVALUASI AWAL BENCANA TANAH LONGSOR DESA BANARAN, KECAMATAN PULUNG, KABUPATEN PONOROGO 1. Gambaran Umum a) Secara geografi Desa Banaran, Kecamatan Pulung terletak di lereng Gunung Wilis sebelah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ibukota Jawa Barat berada disekitar gunung Tangkuban Perahu (Gambar 1).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lokasi Daerah Penelitian Lokasi daerah penelitain berada di pulau Jawa bagian barat terletak di sebelah Utara ibukota Jawa Barat berada disekitar gunung Tangkuban Perahu (Gambar
Lebih terperinciBAB II TATANAN GEOLOGI REGIONAL
BAB II TATANAN GEOLOGI REGIONAL II.1 FISIOGRAFI DAN MORFOLOGI Secara fisiografis, daerah Jawa Tengah dibagi menjadi lima zona yang berarah timur-barat (van Bemmelen, 1949). Zona tersebut dari arah utara
Lebih terperinci5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku
5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku G. Wurlali dilihat dari arah selatan, 2008 (Kristianto, 1994) KETERANGAN UMUM Nama Lain : G. Wuarlili Nama Kawah : Natarweru Posisi Geografi administrasi : : 7
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lokasi Objek Penelitian Berdasarkan bentuk morfologinya, puncak Gunung Lokon berdampingan dengan puncak Gunung Empung dengan jarak antara keduanya 2,3 km, sehingga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembentuk tanah yang intensif adalah proses alterasi pada daerah panasbumi.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya tanah longsor adalah tingkat ketebalan tanah yang tinggi dengan kekuatan antar material yang rendah. Salah satu pembentuk
Lebih terperinciPOTENSI BAHAN GALIAN PASIR KUARSA DI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI, KABUPATEN LAMPUNG TIMUR, PROVINSI LAMPUNG
Potensi bahan galian pasir kuarsa di Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung (Agung Mulyo) POTENSI BAHAN GALIAN PASIR KUARSA DI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI, KABUPATEN LAMPUNG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumberdaya air bersifat dinamis dalam kualitas dan kuantitas, serta dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Selain sebagai air minum, air juga dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan keperluan
Lebih terperinci01/04/2011 AL A F L ISO IS L L DAN DA ULT UL ISO IS L P L A P DA A DA VUL V K UL A K NIK A 3
APLIKASI ANALISIS LANSEKAP SEBARAN ALFISOL DAN ULTISOL PADA LANSEKAP ALFISOL Kandungan liat pada hor. B lebih tinggi Horison argilik Proses akumulasi liat pada hor. B (argilik, kandik) Beriklim sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komplek vulkanik Dieng di Jawa Tengah memiliki sistem panas bumi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Komplek vulkanik Dieng di Jawa Tengah memiliki sistem panas bumi temperatur tinggi yang berkaitan dengan gunung api (Layman, 2002). Sistem panas bumi ini dapat dibagi
Lebih terperinciKEJADIAN GERAKAN TANAH DAN BANJIR BANDANG PADA TANGGAL 20 APRIL 2008 DI KECAMATAN REMBON, KABUPATEN TANA TORAJA, PROVINSI SULAWESI SELATAN
Kejadian gerakan tanah dan banjir bandang pada tanggal 20 April 2008 di Kecamatan Rembon, Kabupaten Tanatoraja, Provinsi Sulawesi Selatan (Suranta) KEJADIAN GERAKAN TANAH DAN BANJIR BANDANG PADA TANGGAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Menurut Schieferdecker (1959) maar adalah suatu cekungan yang umumnya terisi air, berdiameter mencapai 2 km, dan dikelilingi oleh endapan hasil letusannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cekungan Air Tanah Magelang Temanggung meliputi beberapa wilayah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Cekungan Air Tanah Magelang Temanggung meliputi beberapa wilayah administrasi di Kabupaten Temanggung, Kabupaten dan Kota Magelang. Secara morfologi CAT ini dikelilingi
Lebih terperinciTanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala
Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang
Lebih terperinciBAB IV KARAKTERISTIK AIR PANAS DI DAERAH TANGKUBAN PARAHU BAGIAN SELATAN, JAWA BARAT
BAB IV KARAKTERISTIK AIR PANAS DI DAERAH TANGKUBAN PARAHU BAGIAN SELATAN, JAWA BARAT 4.1 Tinjauan Umum Manifestasi permukaan panas bumi adalah segala bentuk gejala sebagai hasil dari proses sistem panasbumi
Lebih terperinciGERAKAN TANAH DI KABUPATEN KARANGANYAR
GERAKAN TANAH DI KABUPATEN KARANGANYAR Novie N. AFATIA Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana GeologiJl. Diponegoro No. 57 Bandung Pendahuluan Kabupaten Karanganyar merupakan daerah yang cukup banyak mengalami
Lebih terperinciINVENTARISASI DAN EVALUASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT DAN SUMBAWA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
INVENTARISASI DAN EVALUASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT DAN SUMBAWA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Oleh : A. Sanusi Halim, Iwan A. Harahap dan Sukmawan SubDit Mineral Non Logam S A R I Daerah penyelidikan yang
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi 3.1.1 Morfologi Umum Daerah Penelitian Pengamatan geomorfologi di daerah penelitian dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu metode tidak langsung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lokasi Penelitian Secara geografis, kabupaten Ngada terletak di antara 120 48 36 BT - 121 11 7 BT dan 8 20 32 LS - 8 57 25 LS. Dengan batas wilayah Utara adalah Laut Flores,
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK i UCAPAN TERIMA KASIH ii DAFTAR ISI iii DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR TABEL viii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 2 1.3 Tujuan Penelitian 3 1.4 Manfaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di ring of fire (Rokhis, 2014). Hal ini berpengaruh terhadap aspek geografis, geologis dan klimatologis. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi (campur tangan) manusia terhadap lahan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik material
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daratan. Salah satu kenampakan alam yang meliputi wilayah perairan ialah sungai.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kenampakan alam di permukaan bumi meliputi wilayah perairan dan daratan. Salah satu kenampakan alam yang meliputi wilayah perairan ialah sungai. Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Daerah Penelitian Lokasi penelitian berada di daerah Kancah, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung yang terletak di bagian utara Kota Bandung. Secara
Lebih terperinciBERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008
BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008 ESTU KRISWATI Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Pada periode April Juni 2008, tiga gunungapi yang sebelumnya
Lebih terperinci24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371
Lebih terperinciBAB IV KONDISI HIDROGEOLOGI
BAB IV KONDISI HIDROGEOLOGI IV.1 Kondisi Hidrogeologi Regional Secara regional daerah penelitian termasuk ke dalam Cekungan Air Tanah (CAT) Bandung-Soreang (Distam Jabar dan LPPM-ITB, 2002) dan Peta Hidrogeologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibanding erupsi tahun 2006 dan Dari tiga episode tersebut, erupsi terbesar
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Pada dekade terakhir ini, Gunung Merapi mengalami erupsi setiap empat tahun sekali, yaitu tahun 2006, 2010, serta erupsi 2014 yang tidak terlalu besar dibanding erupsi
Lebih terperinci1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM
1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM KETERANGAN UMUM Nama Lain : Puet Sague, Puet Sagu atau Ampat Sagi Lokasi a. Geografi Puncak b. Administrasi : : 4 55,5 Lintang Utara dan 96 20 Bujur Timur Kabupaten
Lebih terperinciBERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008
BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008 ESTU KRISWATI Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Selama Januari - Maret 2008 terdapat 2 gunungapi berstatus Siaga (level 3) dan 11
Lebih terperinciAPLIK I AN LAN AN EKAP
APLIKASI ANALISIS LANSEKAP KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN PERKEBUNAN PADA LASEKAP KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN PERKEBUNAN Suhu : 25 28 0C Curah hujan : 1700 2500 Tekstur : halus sedang Bahaya erosi :
Lebih terperinciGERAKAN TANAH DI KAMPUNG BOJONGSARI, DESA SEDAPAINGAN, KECAMATAN PANAWANGAN, KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
GERAKAN TANAH DI KAMPUNG BOJONGSARI, DESA SEDAPAINGAN, KECAMATAN PANAWANGAN, KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT RACHMAN SOBARNA Penyelidik Bumi Madya pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari
Lebih terperinciPENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAN HEAD ON DI DAERAH PANAS BUMI SAMPURAGA, MANDAILING NATAL SUMATERA UTARA
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 27 PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAN HEAD ON DI DAERAH PANAS BUMI SAMPURAGA, MANDAILING NATAL SUMATERA UTARA Oleh : 1 Sri Widodo, Bakrun 1,
Lebih terperinciKERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI: Proses Pembentukan, dan Dampaknya Terhadap Kehidupan
KERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI: Proses Pembentukan, dan Dampaknya Terhadap Kehidupan 1. Proses Alam Endogen Hamparan dataran yang luas, deretan pegunungan yang menjulang tinggi, lembah-lembah dimana sungai
Lebih terperinciPENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAN HEAD-ON DAERAH PANAS BUMI SEMBALUN, KABUPATEN LOMBOK TIMUR - NTB
PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAN HEAD-ON DAERAH PANAS BUMI SEMBALUN, KABUPATEN LOMBOK TIMUR - NTB Mochamad Nur Hadi, Anna Yushantarti, Edi Suhanto, Herry Sundhoro Kelompok Program Penelitian Panas Bumi SARI
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.3. linier. effusif. sentral. areal. eksplosif
SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.3 1. Erupsi gunung api berupa ledakan yang mengeluarkan benda-benda padat seperti batu, kerikil dan debu vulkanik merupakan erupsi....
Lebih terperinciSURVEY GEOLISTRIK DI DAERAH PANAS BUMI KAMPALA KABUPATEN SINJAI SULAWESI SELATAN
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHN 7 PSAT SMBER DAYA GEOLOGI SRVEY GEOLISTRIK DI SLAWESI SELATAN Bakrun 1, Sri Widodo 2 Kelompok Kerja Panas Bumi SARI Pengukuran geolistrik
Lebih terperinciBab II Tatanan Geologi Daerah Penelitian
Bab II Tatanan Geologi Daerah Penelitian II.1 Tatanan Geologi Daerah Jawa Bagian Barat II.1.1 Fisiografi. Berdasarkan Peta Geologi Regional Lembar Jawa Bagian Barat skala 1:500.000 (Gafoer dan Ratman,
Lebih terperinciKONDISI TANAH DAN TEKNIK REHABILITASI LAHAN PASCA-ERUPSI GUNUNG MERAPI. Deddy Erfandi, Yoyo Soelaeman, Abdullah Abas Idjuddin, dan Kasdi Subagyono
KONDISI TANAH DAN TEKNIK REHABILITASI LAHAN PASCA-ERUPSI GUNUNG MERAPI Deddy Erfandi, Yoyo Soelaeman, Abdullah Abas Idjuddin, dan Kasdi Subagyono ABSTRAK Erupsi Gunung Merapi telah menghasilkan sekitar
Lebih terperinciPos Pengamatan : Pos Pengamatan G. Kaba, Desa Sumber Urip, Kec. Sambirejo, Kab. Rejanglebong, Bengkulu.
G. KABA, BENGKULU KETERANGAN UMUM Nama Lain : Kaaba Nama Kawah : Terdapat 8 kawah di puncak, masing-masing a.l : (Gbr.1) Kaba Lama, Kaba Baru, Sumur letusan 1940 Kawah Baru, Vogelsang I, lubang letusan
Lebih terperinciRESUME HASIL KEGIATAN PEMETAAN GEOLOGI TEKNIK PULAU LOMBOK SEKALA 1:
RESUME HASIL KEGIATAN PEMETAAN GEOLOGI TEKNIK PULAU LOMBOK SEKALA 1:250.000 OLEH: Dr.Ir. Muhammad Wafid A.N, M.Sc. Ir. Sugiyanto Tulus Pramudyo, ST, MT Sarwondo, ST, MT PUSAT SUMBER DAYA AIR TANAH DAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara administratif, daerah penelitian termasuk dalam wilayah Jawa Barat. Secara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lokasi Daerah Penelitian Secara administratif, daerah penelitian termasuk dalam wilayah Jawa Barat. Secara geografis, daerah penelitian terletak dalam selang koordinat: 6.26-6.81
Lebih terperinciLAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI Indonesia adalah negara
Lebih terperinciRingkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014
\ 1 A. TATANAN TEKTONIK INDONESIA MITIGASI BENCANA GEOLOGI Secara geologi, Indonesia diapit oleh dua lempeng aktif, yaitu lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik yang subduksinya dapat
Lebih terperinci5.2. G. WETAR, Kepulauan Banda, Maluku
5.2. G. WETAR, Kepulauan Banda, Maluku Pulau Gunung Api di utara P. Wetar ditutupi belukar dilihat dari utara (gbr. Kiri) dan dilihat dari barat (gbr. Kanan) (Foto: Lili Sarmili).(2001) KETERANGAN UMUM
Lebih terperinciBATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH
BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH Proses Pembentukan Tanah. Tanah merupakan lapisan paling atas pada permukaan bumi. Manusia, hewan, dan tumbuhan memerlukan tanah untuk tempat hidup. Tumbuh-tumbuhan tidak
Lebih terperinci4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur
4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur G. Egon, NTT KETERANGAN UMUM Nama Lain : Namang Kawah : Kawah di bagian puncaknya, berukuran 525 m x 425 m, dengan kedalaman antara 47,5 m - 195 m, tebing yang tinggi
Lebih terperinciEVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008
EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 28 KRISTIANTO, AGUS BUDIANTO Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Letusan G. Egon
Lebih terperinciBupati Garut SAMBUTAN BUPATI GARUT PADA KEGIATAN GELAR PASUKAN KESIAPAN KONTIGENSI PENANGGULANGAN BENCANA GUNUNG PAPANDAYAN
Bupati Garut SAMBUTAN BUPATI GARUT PADA KEGIATAN GELAR PASUKAN KESIAPAN KONTIGENSI PENANGGULANGAN BENCANA GUNUNG PAPANDAYAN ALUN-ALUN KECAMATAN BAYONGBONG RABU, 29 JULI 2015 2 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Lebih terperinciKEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI
KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 1 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 9 JAKARTA 195 Telepon: -713, 5,1-5371 Faksimile: -71, 1-537 E-mail:
Lebih terperinciHIDROSFER III. Tujuan Pembelajaran
KTSP & K-13 Kelas X Geografi HIDROSFER III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami jenis sungai berdasarkan formasi batuan dan
Lebih terperinciDEBIT AIR LIMPASAN SEBAGAI RISIKO BENCANA PERUBAHAN LUAS SUNGAI TUGURARA DI KOTA TERNATE, PROVINSI MALUKU UTARA
DEBIT AIR LIMPASAN SEBAGAI RISIKO BENCANA PERUBAHAN LUAS SUNGAI TUGURARA DI KOTA TERNATE, PROVINSI MALUKU UTARA Julhija Rasai Dosen Fakultas Teknik Pertambangan, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara Email.julhija_rasai@yahoo.co.id
Lebih terperinci6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah
6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah (a) (b) Erupsi G. Colo 1983 (a), Lapangan fumarola, di selatan danau kawah G. Colo (b) KETERANGAN UMUM Nama : G. Colo Nama Lain : - Lokasi Geografi Administratif
Lebih terperinciG. ARJUNO-WELIRANG, JAWA TIMUR. Gunungapi Arjuno - Welirang
G. ARJUNO-WELIRANG, JAWA TIMUR Gunungapi Arjuno - Welirang KETERANGAN UMUM NAMA GUNUNGAPI : Gunung Arjuno-Welirang NAMA LAIN : - NAMA KAWAH : Tilas Geni, Jero, Kembar, Abil, Argopuro, Plupuh, Pasar Dieng
Lebih terperinci