BAB III URUSAN DESENTRALISASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III URUSAN DESENTRALISASI"

Transkripsi

1 BAB III URUSAN DESENTRALISASI A. Ringkasan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan (ayat (2) Pasal 2), dengan jenjang perencanaan yaitu perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka menengah, maupun perencanaan tahunan. Untuk setiap daerah (kabupaten/kota) harus menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Proses perencanaan pembangunan Kabupaten Sleman tahun 2009 dapat dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan siklus perencanaan. Proses perencanaan dilakukan melalui inventarisasi, klasifikasi, sinkronisasi dan seleksi usulan program/kegiatan yang terpadu dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat desa, kecamatan, kabupaten, propinsi, dan tingkat nasional. Proses ini telah menghasilkan perencanaan yang komprehensif, mengakomodasi berbagai kepentingan dari para pihak, berbagai sektor dan sasaran yang bermuara pada satu tujuan yaitu kesejahteraan masyarakat. Musrenbang tersebut menghasilkan usulan program dan kegiatan yang berasal dari dana APBN, APBD Provinsi, APBD kabupaten dan masyarakat. Usulan program dan kegiatan tersebut dirangkum dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). RKPD menjadi acuan dalam penyusunan KUA dan PPAS. Rencana Kerja Pemerintah Daerah disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan. Secara ringkas Rencana Kerja Pemerintah Daerah adalah sebagai berikut: 39

2 1. Permasalahan Transformasi ke kondisi yang lebih baik bukanlah merupakan hal yang mudah. Dalam penyelenggaraan pemerintahan yang fungsi utamanya adalah pelayanan kepada masyarakat semestinya selalu dapat menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat yang berkembang sangat kompleks dan dinamis. Hambatan dan permasalahan dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat tersebut haruslah dapat dieliminir agar tercapai kondisi yang lebih baik. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi antara lain: a. Fungsi Pelayanan Umum Pemerintahan 1) Kapasitas pemerintah daerah belum optimal. 2) Pendayagunaan sistem dan perangkat telematika (ICT: Information & Communicatian Technology) dalam penyelenggaraan pemerintahan belum optimal. 3) Kualitas pengendalian dan evaluasi pembangunan bidang pemerintahan, sosial ekonomi dan fisik prasarana belum optimal. 4) Pengelolaan data dan informasi belum memadai. 5) Pemberdayaan dan alih teknologi terapan di masyarakat belum optimal. 6) Manajemen pengawasan fungsional (internal dan eksternal) kurang optimal terutama pada pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan. 7) Sistem dan mekanisme pelayanan kepada masyarakat belum mantap. b. Fungsi Ketertiban dan Keamanan 1) Gangguan ketentraman, ketertiban, dan keamanan, cenderung meningkat. 2) Kejadian bencana yang disebabkan oleh alam maupun manusia, meningkat. 3) Kapasitas perlindungan masyarakat secara institusional dan personil masih terbatas. 4) Kesadaran politik masyarakat masih rendah. 5) Nilai-nilai nasionalisme dan semangat kebangsaan menurun 40

3 c. Fungsi Ekonomi 1) Angka kemiskinan dan pengangguran masih tinggi. 2) Kualifikasi dan kompetensi calon tenaga kerja belum sesuai kebutuhan pasar kerja. 3) Kondisi prasarana dan sarana perhubungan belum memadai. 4) Kesempatan dan lapangan kerja masih terbatas. 5) Kapasitas dan akses permodalan petani, UMKM, pedagang tradisional dan koperasi belum optimal. 6) Jumlah dan nilai investasi cenderung menurun. 7) Kualitas dan kuantitas produksi pertanian masih rendah. 8) Kualitas prasarana dan sarana perdagangan dan sistem distribusi kurang memadai. 9) Pengelolaan dan penggalian sumber-sumber PAD belum optimal. 10) Pemanfaatan energi alternatif belum optimal. d. Fungsi Lingkungan Hidup 1) Pelanggaran pemanfaatan tata ruang masih cukup banyak. 2) Dokumen perencanaan detail tata ruang belum mencakup seluruh wilayah. 3) Pemahaman masyarakat tentang penataan ruang masih kurang. 4) Pengendalian dan pengawasan terhadap pemanfaatan dan pemilikan tanah belum optimal. 5) Kesadaran masyarakat untuk mengurus izin pemanfaatan tanah masih rendah. 6) Kualitas dan kuantitas air tanah mengalami degradasi. 7) Kualitas udara mengalami degradasi. 8) Nilai-nilai sosial kemasyarakatan yang merupakan modal dasar pengelolaan lingkungan hidup semakin menipis. 9) Kualitas dan kuantitas keanekaragaman hayati menurun. 10) Penambangan bahan galian golongan C kurang memperhatikan kelestarian lingkungan. 41

4 e. Fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum 1) Kondisi prasarana dan sarana irigasi dan sumber daya air belum semua memadai. 2) Kondisi prasarana dan sarana permukiman dan perumahan belum memadai. 3) Kondisi gedung pelayanan umum belum seluruhnya memadai. f. Fungsi Kesehatan 1) Pengelolaan sumber daya manusia dan pelayanan kesehatan belum optimal. 2) Masih adanya kasus balita dengan gizi buruk. 3) Kualitas lingkungan yang cenderung turun termasuk masih sering terjadinya penyakit menular dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan PHBS. 4) Prasarana dan sarana kesehatan belum seluruhnya memadai. 5) Penderita penyakit degeneratif meningkat. 6) Fasilitasi pelayanan kesehatan lanjutan bagi penyandang cacat belum optimal. 7) Jaminan kesehatan belum menjamin seluruh penduduk miskin. 8) Fasilitas pelayanan dan akses informasi reproduksi remaja belum optimal. 9) Motivasi masyarakat dalam kepesertaan dan partisipasi program KB cenderung menurun. g. Fungsi Pariwisata dan Budaya 1) Pelestarian seni tradisional, nilai-nilai luhur dan benda cagar budaya belum optimal. 2) Pengelolaan obyek, lingkungan dan pemasaran pariwisata belum optimal. 3) Kapasitas dan akses permodalan pelaku usaha pariwisata belum memadai. 42

5 h. Fungsi Pendidikan 1) Anak usia 6 tahun yang belum terlayani di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)/TK masih cukup besar. 2) Angka Partisipasi Murni (APM), Angka Partisipasi Kasar (APK) pada jenjang pendidikan menengah (SMA/SMK/MA) masih rendah. 3) Pendidik yang belum memenuhi standar kualifikasi masih cukup tinggi. 4) Sarana pendidikan pada sekolah dasar masih belum memenuhi standar pelayanan minimal. 5) Angka putus sekolah pada jenjang SMP dan sekolah menengah mengalami kenaikan. 6) Manajemen sekolah kurang efisien. 7) Fasilitas olah raga masih belum memadai. 8) Peran pemuda dalam pembangunan masih terbatas. i. Fungsi Perlindungan Sosial 1) Pengelolaan administrasi kependudukan belum optimal. 2) Kesadaran masyarakat tentang administrasi kependudukan relatif rendah. 3) Perlindungan hak perempuan dan anak belum optimal. 4) Pengarusutamaan gender (PUG) belum optimal. 5) Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) relatif tinggi dan pelayanannya belum optimal. 6) Peran serta masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan sosial belum optimal. 7) Penyalahgunaan napza dan penyakit masyarakat semakin meningkat. 2. Pencapaian Tujuan dan Sasaran Pencapaian tujuan dan sasaran dirumuskan dalam bentuk yang lebih tepat dan terarah dalam rangka mencapai visi dan misi yang sudah ditetapkan. 43

6 Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi dan tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Sasaran adalah penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh organisasi pemerintah dalam jangka waktu tahunan, semesteran, triwulanan, atau bulanan dan diusahakan dalam bentuk kuantitatif sehingga dapat diukur. Sasaran ditetapkan dengan maksud agar perjalanan atau proses kegiatan dalam mencapai tujuan dapat berlangsung secara fokus, efektif, dan efisien. a. MISI 1: MENJAGA TERSELENGGARANYA TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Sleman dalam terus menjaga cita-cita mulia yang memerlukan dukungan dari seluruh komponen masyarakat dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan. Upaya tersebut mengedepankan partisipasi, transparansi, responsibilitas, berorientasi pada konsensus bersama, adil, efektif, efisien, akuntabel. Penegakan supremasi hukum diperlukan sebagai sarana untuk menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat serta kehidupan bermasyarakat yang demokratis. Penegakan supremasi hukum dilakukan untuk menjaga norma/kaidah hukum dalam masyarakat serta mempertahankan nilai-nilai sosial dan rasa keadilan masyarakat. 1) Tujuan 1: Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah Sistem yang ingin dibangun adalah untuk menciptakan produk layanan Pemerintah Kabupaten Sleman kepada masyarakat dengan baik agar tercipta ruang gerak dan interaksi antar individu dalam aspek sosial, ekonomi, kebudayaan maupun politik. Pembentukan sistem meliputi struktur organisasi Pemerintahan Kabupaten yang dirancang stream line tetapi kaya fungsi, pembentukan regulasi yang 44

7 dibangun atas suatu kesepakatan bersama (goal congruence) seluruh komponen pemerintahan maupun stakeholder. Seperangkat prosedur kerja diperlukan dalam rangka menjalankan regulasi yang telah ditetapkan agar aparatur pemerintah daerah dapat berfungsi dengan baik. Peningkatan sumber daya manusia yang memadai guna mendukung operasi sistem yang telah ditentukan, dan penggunaan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan sangat diperlukan guna melayani sistem yang telah dibentuk. a) Sasaran 1: Meningkatnya kualitas SDM aparat Dalam rangka mencapai sasaran ini diupayakan melalui peningkatan kepatuhan, kualitas, kesejahteraan, dan profesionalisme aparatur pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang didukung dengan prasarana dan sarana yang memadai. (1) Tingkat penurunan pelanggaran disiplin pegawai 5%. (2) Aparat yang mendapat penghargaan 18%. (3) Tertib pelayanan administrasi kepegawaian 87%. (4) Pejabat yang memiliki kompetensi 82%. (5) Tingkat pendidikan aparat: - SD = 1,35% - SMP = 2,70% - SLTA = 21,77% - D1 = 0,97% - D2 = 23,64% - D3/SM = 13,81% - D4 = 0,23% - S1 = 34,13% - S2 = 1,40% (6) Aparat yang mengikuti diklat: - Struktural = 525 orang. - Fungsional = 275 orang. - Teknis Fungsional = 479 orang. 45

8 (1) Pembinaan dan pengembangan aparatur. (2) Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur. b) Sasaran 2: Meningkatnya efisiensi birokrasi Dalam rangka mencapai sasaran ini diupayakan melalui perancangan struktur organisasi yang ramping, kaya fungsi, fleksibel, dan penyusunan regulasi serta prosedur yang jelas. (1) SOP yang telah dimiliki instansi 46 jenis. (2) Instansi yang telah menerapkan ISO 12 unit kerja. Penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan. c) Sasaran 3: Meningkatnya akuntabilitas kinerja pemerintah Dalam rangka menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat diupayakan melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai. Informasi merupakan kebutuhan penting bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan daerah, oleh karena itu pemerintah daerah berupaya memberikan informasi lengkap tentang kebijakan dan layanan yang disediakannya kepada masyarakat serta mempertanggung jawabkan hasil kinerjanya secara periodik. Di samping itu diperlukan upaya-upaya untuk mengefektifkan pengawasan terhadap kinerja Pemerintah dalam rangka mencegah dan mengurangi KKN dalam penyelenggaraan pemerintahan. Nilai capaian rata-rata akuntabilitas kinerja pemerintah 98,43 46

9 (1) Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas pemerintah daerah. (2) Peningkatan kinerja pemerintah daerah d) Sasaran 4: Meningkatnya tertib administrasi pemerintahan dan kualitas pelayanan masyarakat Pencapaian sasaran ini diupayakan melalui rumusan kebijakan yang disesuaikan dengan permasalahan daerah untuk lebih meningkatkan pengelolaan administrasi pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat yang cepat, tepat dan terjangkau yang didukung sumberdaya manusia dan sarana prasarana yang memadai. Dalam menciptakan efisiensi perlu diupayakan teknik manajemen modern agar tertib administrasi pemerintahan dapat terwujud dalam meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat. Kualitas pelayanan masyarakat ditingkatkan sepenuhnya agar kepuasan masyarakat dapat terpenuhi dengan didukung mekanisme penganggaran, pengawasan yang rasional dan transparan. (1) Penurunan ketidakpuasan (komplain) masyarakat 15,00%. (2) Penanganan pengaduan masyarakat 75,00%. (3) Tertib pelayanan administrasi dasar (KTP, akte kelahiran & kematian, IMB, sertifikasi tanah, lisensi bisnis) 78. (1) Pengembangan kualitas kebijakan publik. (2) Peningkatan kualitas pelayanan publik. (3) Peningkatan administrasi pemerintahan. (4) Pelayanan administrasi perkantoran. (5) Peningkatan sarana dan prasarana kantor. 47

10 (6) Peningkatan pengembangan sistem perencanaan, pelaporan capaian kinerja dan keuangan. (7) Penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah. e) Sasaran 5: Meningkatnya kemampuan pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah Penerapan anggaran berbasis kinerja terus dikembangkan dengan langkah peningkatan pemahaman kepada pengelola keuangan maupun pengelola barang, sehingga tertib administrasi keuangan dan barang dapat terwujud sebagai alat pertanggungjawaban pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah. Hal lain yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kualitas pengelolaan administrasi keuangan dan kekayaan daerah serta mengupayakan peningkatan penerimaan daerah melalui intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah. (1) Peningkatan PAD 7,00%. (2) Tertib pengelolaan keuangan daerah 90,00%. (3) Tertib administrasi pengelolaan kekayaan daerah 65,00%. (1) Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah. (2) Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah. f) Sasaran 6: Meningkatnya informasi dan komunikasi manajemen pemerintahan dan akses pemanfaatannya Meningkatkan kuantitas dan kualitas prasarana dan sarana kerja, ketersediaan dan akurasi data, proses komunikasi dengan memanfaatkan teknologi informasi termasuk pengembangan e- 48

11 government dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan masyarakat dan pengembangan potensi daerah. (1) Kelengkapan jenis data 75,00%. (2) Banyaknya jenis sistem informasi manajemen yang dimiliki pemda 35 jenis. (3) Peningkatan akses informasi masyarakat: (a) situs Slemankab.go.id 80,00%. (b) media internal 20,00%. (c) media massa 50,00%. (4) Instansi yang memiliki jaringan berbasis komputer/lan 90,00%. (1) Pengembangan data, informasi dan statistik daerah. (2) Pengembangan komunikasi informasi dan media massa. g) Sasaran 7: Meningkatnya kerjasama daerah Mendorong kerjasama antar pemerintah daerah, pemerintah, swasta dan masyarakat dalam rangka pelayanan publik dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. (1) Banyaknya kerjasama 17 buah. (2) Efektivitas pelaksanaan kerjasama 70,00%. Kerjasama pembangunan. 2) Tujuan 2: Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Peningkatan partisipasi untuk menjamin agar setiap kebijakan yang diambil mencerminkan peranserta/aspirasi masyarakat. Dalam mengantisipasi berbagai isu, pemerintah daerah menyediakan saluran komunikasi agar masyarakat dapat mengutarakan 49

12 pendapatnya, jalur komunikasi ini meliputi pertemuan umum, temuwicara, konsultasi dan penyampaian pendapat secara tertulis. a) Sasaran 1: Meningkatnya partisipasi masyarakat dan swasta dalam penyusunan perencanaan dan kebijakan daerah Meningkatkan peranserta masyarakat dan swasta dalam penyusunan perencanaan dan penentuan kebijakan publik melalui kegiatan musyawarah perencanaan pembangunan daerah. (1) Keterlibatan publik dalam perencanaan 87,50%. (2) Keterlibatan masyarakat dalam perumusan kebijakan publik 77,50%. Perencanaan pembangunan daerah. b) Sasaran 2: Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengawasan pembangunan Meningkatkan partisipasi stake holders dalam bidang pengawasan agar pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan berjalan lancar dan masyarakat dapat mengukur keberhasilan kinerja pemerintah. Partisipasi masyarakat dalam pengawasan pembangunan 86,00%. (1) Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas Pemerintah Daerah. (2) Peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat 50

13 c) Sasaran 3: Meningkatnya partisipasi masyarakat dan swasta dalam pelaksanaan pembangunan Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat/ lembaga untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan melalui pemberian stimulan dan penerapan Iptek (1) Rasio swadaya masyarakat terhadap stimulan pemerintah 5 kali. (2) Peningkatan kegiatan penelitian 5,00%. (1) Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa. (2) Pengkajian dan penelitian bidang iptek. 3) Tujuan 3 : Meningkatnya keamanan dan ketertiban masyarakat Peningkatan kesadaran hak dan kewajiban sebagai warga negara, pembinaan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban masyarakat diupayakan untuk terciptanya stabilitas daerah. Dalam mewujudkan terpeliharanya keadaan yang aman dan tertib dalam kehidupan masyarakat yang terbebas dari segala hambatan, tantangan, ancaman dan gangguan melalui peningkatan kesadaran tentang hak bela negara bagi setiap warga masyarakat dengan penyuluhan penerangan, latihan serta pendidikan bela negara kepada masyarakat dan siswa di semua jenjang pendidikan terus dilakuan. a) Sasaran 1: Menurunnya kasus pelanggaran hukum Mengembangkan kesadaran, ketaatan, dan budaya hukum serta mendorong terlaksananya penegakan supremasi hukum dan hak asasi manusia (HAM). Tingkat penyelesaian pelanggaran Perda 80,00%. 51

14 (1) Penataan peraturan perundang-undangan. (2) Peningkatan pelayanan dan bantuan hukum. (3) Pembentukan produk hukum, penegakan hukum dan ham. b) Sasaran 2: Menurunnya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat Mewujudkan stabilitas daerah yang bebas dari ancaman, hambatan dan gangguan dengan didukung oleh kesadaran swakarsa masyarakat dalam menjaga ketentraman dan ketertiban. (1) Angka kriminalitas 5,00%. (2) Kejadian pekat (PSK, judi, narkoba, miras, gepeng, dll) 5,00%. (3) Pelayanan penanganan bencana 85,00%. (1) Peningkatan keamanan, ketertiban dan penanggulangan kebakaran. (2) Pemeliharaan kamtibmas dan pencegahan tindak kriminal. (3) Peningkatan kapasitas masyarakat dalam Mitigasi Bencana 4) Tujuan 4: Mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang demokratis Peningkatan kesadaran berdemokrasi dan partisipasi politik masyarakat diupayakan melalui berbagai kebijakan, program dan kegiatan pembangunan di bidang politik. Kondisi politik di Kabupaten Sleman relatif stabil dan kondusif, oleh karena itu kondisi tersebut perlu dipertahankan dengan cara meningkatkan kesadaran masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk memelihara persatuan dan kesatuan. 52

15 Sasaran: Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menyampaikan pendapat dan berpolitik Meningkatkan etika dan moral budaya politik sesuai dengan prinsip demokrasi Pancasila serta menjunjung nilai-nilai hak asasi manusia dalam kehidupan bermasyarakat dan meningkatkan wawasan kebangsaan. a) Partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak politik 80,00% b) Ketidakpuasan terhadap hasil pemilihan 2,00%. a) Pendidikan politik masyarakat. b) Kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan. b. MISI 2: MENJAGA KEBERLANJUTAN KEGIATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT Misi ini merupakan upaya pencapaian tujuan pembangunan Kabupaten Sleman dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat terutama kesejahteraan di bidang ekonomi yang dicapai melalui pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan dengan mekanisme pasar yang berlandaskan persaingan sehat serta memperhatikan nilai-nilai keadilan, kepentingan sosial, dan berwawasan lingkungan. 1) Tujuan 1: Memelihara kestabilan pertumbuhan ekonomi Pembangunan ekonomi bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan mewujudkan landasan pembangunan yang lebih kokoh bagi pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan tersebut dapat dicapai dengan lebih memberdayakan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi melalui pengembangan sistem ekonomi kerakyatan dengan mempertimbangkan permintaan pasar. Pembangunan ekonomi dilakukan secara terkoordinir sehingga dapat tercapai sasaran melalui program dan kegiatan yang sinergis, terpadu dan saling mendukung. 53

16 Sasaran 1: Meningkatnya produksi barang dan jasa Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi barang dan jasa diupayakan melalui pembangunan sektor pertanian ke arah agribisnis dengan memperkuat sistem pertanian dalam arti luas. Mengembangkan industri kecil, UMKM khususnya yang berorientasi ekspor. Meningkatkan penguasaan, pengembangan dan penerapan Iptek dalam usaha perekonomian terutama UMKM. Mengembangkan industri yang menghasilkan input bagi sektor pertanian dan pengolahan pasca panen (pembibitan, pembenihan, rekayasa biologi, pengembangan makanan olahan). Meningkatkan peran sektor perdagangan, pariwisata dan koperasi dengan mengembangkan potensi dan peran serta masyarakat. Meningkatkan peran sektor pemerintah dan usaha-usaha swasta di bidang jasa. (1) Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) sektor Pertanian 3,70%. (2) Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) sektor Industri 4,50%. (3) Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) sektor perdagangan, hotel dan restoran 4,90%. (4) Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) sektor jasa-jasa 3,00%. (1) Peningkatan ketahanan pangan (pertanian/ perkebunan). (2) Pemberdayaan penyuluh pertanian lapangan. (3) Peningkatan penerapan teknologi (pertanian/ perkebunan). (4) Peningkatan produksi (pertanian/ perkebunan). 54

17 (5) Pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak. (6) Peningkatan penerapan teknologi peternakan. (7) Peningkatan produksi hasil peternakan. (8) Pengembangan budidaya perikanan. (9) Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian / perkebunan. (10) Pembinaan dan penertiban industri hasil hutan. (11) Pemanfaatan potensi sumber daya hutan. (12) Rehabilitasi hutan dan lahan. (13) Peningkatan kesejahteraan petani. (14) Pengembangan produksi UMKM. (15) Pengembangan sentra-sentra industri potensial. (16) Pengembangan kewirausahaan UKM. (17) Pengembangan industri kecil dan menengah. (18) Peningkatan kemampuan teknologi industri. (19) Peningkatan kapasitas iptek dan rekayasa sistem produksi. (20) Perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan. (21) Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan. (22) Peningkatan kapasitas pedagang pasar tradisional. (23) Peningkatan dan pengembangan ekspor. (24) Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi. (25) Pengembangan destinasi, obyek dan daya tarik pariwisata. (26) Pengembangan pemasaran pariwisata. (27) Peningkatan kualitas dan produktivitas usaha bidang jasa. 2) Tujuan 2 : Meningkatnya daya beli masyarakat Pemerintah daerah sampai saat ini masih perlu melakukan optimalisasi pendapatan, mengingat potensi yang dimiliki memungkinkan untuk lebih dikembangkan. Pembinaan serta pengembangan usaha dilakukan antara lain dengan membentuk BUMD sehingga tugas dan fungsi tersebut dapat terlaksana serta diharapkan mempunyai peran dan kedudukan yang strategis dalam 55

18 sistem dan struktur perekonomian di daerah baik sebagai sumber PAD maupun peningkatan pendapatan masyarakat. Sasaran: Meningkatnya peran serta masyarakat dan swasta dalam kewirausahaan Meningkatkan peranserta masyarakat dan swasta dalam menciptakan lapangan kerja. a) Meningkatnya penyerapan tenaga kerja 4,98%. b) PDRB perkapita ADHB 13,95 juta rupiah/jiwa. c) Meningkatnya nilai investasi 2,50%. d) Meningkatnya nilai ekspor 3,00%. a) Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja. b) Peningkatan kesempatan kerja. c) Penyiapan sumberdaya, sarana dan prasarana usaha ekonomi. d) Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi. e) Peningkatan dan pengembangan ekspor. 3) Tujuan 3: Merwujudkan pengelolaan sumberdaya buatan yang efektif Upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan prasarana dan sarana guna menunjang kegiatan sosial dan ekonomi. Pembangunan dan pemeliharaan prasarana dan sarana tersebut merupakan prakondisi bagi berkembangnya kesempatan dan peluang baru pada berbagai bidang. a) Sasaran 1: Meningkatnya kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana perhubungan Menjaga dan meningkatkan kualitas prasarana dan sarana perhubungan dengan memperhatikan perkembangan wilayah dan tata ruang. 56

19 (1) Prasarana perhubungan dengan kondisi baik 61,75%. (2) Sarana perhubungan dengan kondisi baik 62,74%. (3) Penambahan prasarana dan sarana perhubungan 8,90%. (1) Peningkatan dan pemeliharaan jalan dan jembatan. (2) Rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ. (3) Pengendalian dan pengawasan lalu lintas. b) Sasaran 2: Meningkatnya kualitas prasarana dan sarana pengairan Menjaga dan meningkatkan kualitas prasarana dan sarana pengairan dengan memperhatikan konservasi sumberdaya air melalui peningkatan peran serta masyarakat. (1) Prasarana dan sarana pengelolaan sumberdaya air dengan kondisi baik 69,00%. (2) Penambahan prasarana dan sarana sumberdaya air 21,00%. Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi. c) Sasaran 3: Meningkatnya kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana perumahan dan permukiman Meningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana perumahan dan permukiman melalui peningkatan peran serta masyarakat dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan. (1) Prasarana dan sarana perumahan dan permukiman dengan kondisi baik 67,85%. 57

20 (2) Penambahan prasarana dan sarana perumahan dan permukiman 0,36%. (3) Prasarana dan sarana PBA dengan kondisi baik 87,00%. (1) Peningkatan prasarana dan sarana perumahan dan permukiman. (2) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana penaggulangan bencana alam. 4) Tujuan 4: Meningkatkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang lestari Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang lestari adalah segala usaha pembangunan, pemanfaatan, perlindungan dan pelestarian sumberdaya alam dengan perencanaan yang terpadu efektif dan effisien guna mencapai manfaat yang sebesar-besarnya dalam memenuhi hajat hidup rakyat dan kesejahteraan masyarakat. Upaya meningkatkan kualitas lingkungan hidup melalui upaya mencegah perusakan dan pencemaran lingkungan, pemulihan kualitas lingkungan yang rusak akibat pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan serta kegiatan industri dan transportasi. a) Sasaran 1: Meningkatnya kualitas lingkungan hidup Mewujudkan kualitas lingkungan yang terjaga dan berkelanjutan dengan peran serta masyarakat. (1) Kualitas air minimal kelas II. (2) Indeks standar pencemaran udara kategori baik (3) Rasio sampah yang terkelola 96,00%. (1) Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. (2) Peningkatan kualitas dan akses informasi SDA dan LH. 58

21 (3) Perlindungan dan konservasi SDA. (4) Peningkatan pengendalian polusi. (5) Pengelolaan ruang terbuka. (6) Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan. b) Sasaran 2: Meningkatnya kualitas pengelolaan sumber daya alam Mewujudkan kualitas sumberdaya alam yang lestari dan berkelanjutan dengan peran serta masyarakat dan swasta. (1) Ruang terbuka hijau 70,00%. (2) Luas lahan kritis ha. (3) Peningkatan pemanfaatan energi terbarukan: PLTS 260 unit PLTMH 5 unit Biogas 27 unit (1) Pengelolaan ruang terbuka hijau. (2) Perlindungan dan konservasi SDA. (3) Pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan. c) Sasaran 3: Meningkatnya penataan ruang Meningkatan kualitas tata ruang yang efektif dan efisien dengan peran serta masyarakat dan swasta (1) Luas cakupan rencana rinci 25,00%. (2) Kesesuaian pemanfaatan ruang 95,00%. (3) Bidang tanah yang bersertifikat bidang. (1) Perencanaan tata ruang. (2) Pengendalian pemanfaatan ruang. (3) Peningkatan tertib pemanfaatan dan penggunaan tanah. (4) Pengembangan sistem informasi pertanahan. (5) Peningkatan tertib administrasi pertanahan. 59

22 c. MISI 3: MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Sleman dalam membangun sumberdaya manusia yang sehat, cerdas, produktif, kompetitif, dan berakhlak mulia sebagai kunci dari keberhasilan pelaksanaan misi yang lainnya. Upaya tersebut dilakukan melalui pemerataan, peningkatan akses, dan perbaikan mutu pelayanan dasar bagi segenap lapisan masyarakat. 1) Tujuan 1: Meningkatkan kualitas hidup masyarakat Tingkat keberhasilan pembangunan yang berorientasi pada manusia, yang juga merupakan gambaran kualitas hidup penduduk ditunjukkan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dihitung berdasarkan indeks komposit dari angka harapan hidup, pendidikan (indeks melek huruf dan indeks rata-rata lama sekolah) serta indeks daya beli (konsumsi riil per kapita). Peningkatan kualitas penduduk dicerminkan oleh tingkat pendidikan, derajat kesehatan, dan kesejahteraan sosial termasuk peningkatan kualitas keluarga serta penyeimbangan kuantitatif persebaran dan mobilitas penduduk yang sesuai dengan daya dukung lingkungan. Pembangunan sumber daya manusia yang bermoral dan berketrampilan melalui pembangunan bidang agama dan pendidikan, mengembangkan interaksi antar lembaga-lembaga penelitian dan masyarakat melalui jasa pelayanan teknologi, peningkatan peranan perempuan dalam seluruh bidang pembangunan dengan melibatkan institusi pemerintah dan organisasi masyarakat. a) Sasaran 1: Meningkatnya kualitas pendidikan Meningkatkan kuallitas penyelenggaraan pendidikan, pemerataan, pengembangan kurikulum, penataan sistem pembiayaan dan peningkatan peran serta masyarakat. 60

23 (1) Angka melek huruf 93,81% (2) Rata-rata lama sekolah 10,10 tahun (1) Wajib belajar pendidikan 9 tahun dan rintisan wajar 12 tahun. (2) Peningkatan kualitas pendidikan dasar dan menengah. (3) Peningkatan kualitas pendidikan non formal. (4) Pendidikan anak usia dini dan TK. (5) Peningkatan manajemen pelayanan pendidikan. (6) Pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan. (7) Peningkatan kreativitas siswa dan guru b) Sasaran 2: Meningkatnya derajat kesehatan Meningkatkan manajemen mutu pelayanan kesehatan secara merata dan terjangkau serta peningkatan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. (1) Usia harapan hidup 74,8 tahun. (2) Angka Kematian Bayi 7,64 per kelahiran hidup (AKB). (3) Angka Kematian Ibu melahirkan 69,28 per kelahiran hidup (AKI). (4) Balita dengan gizi buruk 0,46%. (5) Konsumsi riil perkapita 658,18 rupiah. (1) Peningkatan upaya kesehatan masyarakat. (2) Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat. (3) Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. (4) Pengadaan, peningkatan, perbaikan dan pemeliharaan sarana dan prasarana puskesmas dan rumah sakit. (5) Peningkatan manajemen pembangunan kesehatan. 61

24 c) Sasaran 3: Pengendalian jumlah penduduk Pengendalian pertumbuhan penduduk melalui peningkatan jejaring pelayanan keluarga berencana dan pemberdayaan keluarga kecil berkualitas. (1) Laju pertumbuhan penduduk 1,11%. (2) Jumlah kelahiran per 1000 penduduk 1,79 TFR. Peningkatan kualitas pelayanan KB, Keluarga Sejahtera dan KRR. d) Sasaran 4: Meningkatnya pemberdayaan keluarga Meningkatkan kualitas dan kesejahteraan keluarga melalui pemberdayaan masyarakat. Tingkat kesejahteraan keluarga KS 74,80%. (1) Pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KRR. (2) Pengembangan pusat pelayanan informasi keluarga. e) Sasaran 5: Meningkatnya pembinaan dan pemberdayaan generasi muda dan olah raga Meningkatkan potensi generasi muda dalam pengembangan kesempatan pendidikan ketrampilan, kewirausahaan, serta melindungi pemuda dari penyimpangan nilai-nilai moral dan agama. Mengembangkan prestasi olahraga, kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat dengan difasilitasi prasarana olah raga yang memadai. (1) Ormas kepemudaan yang aktif 80%. (2) Generasi muda yang terbina 67% (3) Peningkatan prestasi olah raga 65% 62

25 (1) Peningkatan pembinaan dan peran generasi muda. (2) Peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda. (3) Pembinaan dan pemasyarakatan olah raga. (4) Peningkatan sarana dan prasarana olah raga. (5) Peningkatan prestasi olah raga. 2) Tujuan 2: Meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan sosial. Tujuan pembangunan kesejahteraan sosial adalah mewujudkan ketahanan sosial oleh dan untuk masyarakat dengan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, mewujudkan tingkat kesejahteraan sosial yang adil dan merata, penanganan masalah sosial yang makin mantap, serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam usaha kesejahteraan sosial. a) Sasaran 1: Meningkatnya kesejahteraan pekerja Meningkatkan kesempatan kerja melalui pengembangan informasi dan bursa kerja serta mekanisme pengupahan, hak dan kwajiban bagi tenaga kerja serta menjalin kerjasama pengusaha dan serikat pekerja dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pekerja. (1) Kesesuaian upah dengan UMP 90,75%. (2) Penanganan perselisihan perburuhan 78,00%. (3) Perusahaan yang menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) 92,50%. (4) Penempatan tenaga kerja terdaftar 20,00%. (1) Perlindungan dan pengembangan lembaga tenaga kerja. (2) Peningkatan informasi kerja dan kualitas penempatan tenaga kerja b) Sasaran 2: Meningkatnya kompetensi tenaga kerja Meningkatkan daya saing, standar mutu tenaga kerja, kualitas pendidikan ketrampilan dan pelatihan tenaga kerja. 63

26 Penyerapan lulusan pasca pelatihan kerja 53,00%. Peningkatan kualitas calon tenaga kerja dan lembaga pelatihan kerja. c) Sasaran 3: Meningkatnya aksesibilitas dan kualitas hidup PMKS Meningkatkan kualitas hidup PMKS melalui peningkatan kualitas pelayanan, pember-dayaan PMKS, upaya pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan Napza, terutama generasi muda dan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. (1) Proporsi KK miskin terhadap banyaknya KK 20,40% (berkurang 6%). (2) Proporsi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) terhadap banyaknya penduduk 5,60%. (3) Pencegahan penggunaan Napza 11,62%. (1) penanggulangan kemiskinan (2) Pelayanan dan rehabilitasi PMKS. (3) Pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial. (4) Upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba. d) Sasaran 4: Menurunnya kesenjangan antara perempuan dan lakilaki Meningkatkan kesadaran terhadap keadilan gender melalui pemerataan, akses dan tingkat partisipasi aktif. Indeks Pembangunan Gender 67,60%. Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan. 64

27 e) Sasaran 5: Menurunnya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang anti kekerasan terhadap perempuan dan anak. Proporsi tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak 0,002%. (1) Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan. (2) Peningkatan kualitas perlindungan anak. f) Sasaran 6: Meningkatnya kerukunan masyarakat Membangun kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan kualitas pelayanan, pemahaman agama dan kehidupan beragama serta nilai-nilai wawasan kebangsaan Konflik Suku, Agama, Ras, Antar Golongan (SARA): nihil. (1) Pengembangan wawasan kebangsaan. (2) Peningkatan kualitas keagamaan. g) Sasaran 7: Meningkatnya pelestarian dan pengembangan kekayaan budaya Mengembangkan kebudayaan yang berdasarkan nilai-nilai luhur melalui peran aktif masyarakat dan swasta dalam pelestarian nilai-nilai budaya. (1) Pelestarian situs sejarah 65 lokasi. (2) Pengembangan keragaman seni 890 kelompok. (3) Pelstarian nilai-nilai adapt 12 jenis. (1) Pengelolaan kekayaan budaya. (2) Pengembangan nilai budaya. 65

BAB VI TUJUAN DAN SASARAN

BAB VI TUJUAN DAN SASARAN BAB VI TUJUAN DAN SASARAN Penetapan tujuan dan sasaran organisasi di dasarkan pada faktor-faktor kunci keberhasilan yang dilakukan setelah penetapan visi dan misi. Tujuan dan sasaran dirumuskan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. VISI Berdasarkan Peraturan Bupati Sleman Nomor 14/Per.Bup/2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2005-2010, telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. PENGUKURAN KINERJA Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai kean dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun

Lebih terperinci

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN 2009-2014 No AGENDA PROGRAM Pagu Indikatif Tahunan dan Satu Tahun Transisi (%) 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Meningkatkan Kualitas

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Tabel IX-1 Indikator Kinerja Daerah Menurut Sasaran Strategis SASARAN INDIKATOR KINERJA Misi satu : Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang melalui peningkatkan

Lebih terperinci

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaiman pemerintah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Dengan

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH A. KEBIJAKAN UMUM Pembangunan Daerah harus didasarkan pada sasaran tertentu yang hendak dicapai; untuk itu, kebijakan yang dibuat dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1 Menurunnya angka 1 Angka Kemiskinan (%) 10-10,22 kemiskinan 2 Pendapatan per kapita

Lebih terperinci

BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Visi Kabupaten Sleman adalah Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih sejahtera, mandiri, berbudaya dan terintegrasinya sistem e-government menuju smart

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Berdasarkan kondisi Kabupaten Lamongan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun mendatang, dan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka visi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2005-2010 menetapkan visi yang merupakan cita-cita yang ingin dicapai, yaitu TERWUJUDNYA

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 65.095.787.348 29.550.471.790 13.569.606.845 2.844.103.829 111.059.969.812 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 64.772.302.460

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 66.583.925.475 29.611.683.617 8.624.554.612 766.706.038 105.586.869.742 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 66.571.946.166

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Berdasarkan strategi pembangunan daerah yang telah ditetapkan, dirumuskan kebijakan umum dan program-program pembangunan yang akan dilaksanakan, disertai

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : N a m a Jabatan :

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS Pembangunan yang diprioritaskan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang mendesak yang memberikan dampak luas bagi masyarakat, sebagai berikut : 8.1. Indikasi Program

Lebih terperinci

BAB VII STRATEGI TAHUN

BAB VII STRATEGI TAHUN BAB VII STRATEGI TAHUN 2005-2010 Strategi merupakan rencana yang menyeluruh dan terpadu mengenai upaya-upaya organisasi yang meliputi penetapan kebijakan, dan program untuk mencapai sasaran dan tujuan.

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

REKAPITULASI HASIL EVALUASI KESELARASAN PROGRAM DALAM DOKUMEN PERENCANAAN TAHUN ANGGARAN 2016

REKAPITULASI HASIL EVALUASI KESELARASAN PROGRAM DALAM DOKUMEN PERENCANAAN TAHUN ANGGARAN 2016 REKAPITULASI HASIL EVALUASI PROGRAM PERENCANAAN TAHUN ANGGARAN 2016 KETERSEDIAAN RPJMD RKPD 1 01 15 Program Pendidikan Anak Usia Dini 1 1 1 1 1 1 1 1 01 16 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Optimalisasi peran dan fungsi Persentase produk hukum kelembagaan pemerintah daerah daerah ditindaklanjuti

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

REKAPITULASI ANGGARAN DAN REALISASI BERDASARKAN MISI PEMBANGUNAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012

REKAPITULASI ANGGARAN DAN REALISASI BERDASARKAN MISI PEMBANGUNAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 Misi 1 163 358,829,768,129 302,555,469,461 84.32% Urusan Pendidikan 79 233,617,961,655 200,628,537,308 85.88% 1 Program Pendidikan Anak Usia Dini 5 1,300,000,000 1,275,743,850 98.13% 2 Program Wajib Belajar

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Pada dasarnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banggai Kepulauan tahun 2011-2016 diarahkan untuk menjadi

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi Desa Jatilor saat ini, dan terkait dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa), maka untuk pembangunan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 2 3 4 1 Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan 1. Jumlah rumah ibadah yang difasilitasi 400 jumlah kegiatan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN - 115 - BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran perlu dipertegas dengan upaya atau cara untuk mencapainya melalui strategi pembangunan daerah dan arah kebijakan yang diambil

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

Anggaran (Sebelum Perubahan) , , ,00 98, , ,

Anggaran (Sebelum Perubahan) , , ,00 98, , , Anggaran (Sebelum 21 Program Pengadaan, Peningkatan Sarana Dan 4.654.875.000,00 18.759.324.259,00 15.731.681.490,00 83,86 Prasarana Rumah Sakit 22 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rumah 39.808.727.000,00

Lebih terperinci

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE C. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015-2019 MISI 1. MEWUJUDKAN BOGOR KOTA YANG CERDAS DAN BERWAWASAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep Tabel 6.1 Strategi dan Kabupaten Sumenep 2016-2021 Visi : Sumenep Makin Sejahtera dengan Pemerintahan yang Mandiri, Agamis, Nasionalis, Transparan, Adil dan Profesional Tujuan Sasaran Strategi Misi I :

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 1 Tahun 2009 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Kebijakan umum bertujuan menggambarkan keterkaitan antar bidang urusan pemerintahan daerah dengan rumusan indikator kinerja sasaran, dan berfungsi

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi

Lebih terperinci

MATRIKS INDIKASI PROGRAM

MATRIKS INDIKASI PROGRAM MATRIKS INDIKASI PROGRAM Misi: Menjaga Terselenggaranya Tata Pemerintahan yang Baik. A Meningkatkan kapasitas pemerintahan Pelanggan yang puas 75 a Meningkatnya kualitas 1) Tingkat penyelesaian pelanggaran

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN A. Visi Mengacu kepada Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Semarang Tahun

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA BAB IX PENETAPAN INDIKATOR Pada akhir tahun kedua pelaksanaan Tahun 2011-2015, terjadi dinamika dalam pencapaian target kinerja daerah, antara lain beberapa indikator telah tercapai jauh melampaui target

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG

PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG PEMERINTAH KOTA PERKEMBANGAN EKONOMI DAN PENDAPATAN DAERAH PERTUMBUHAN EKONOMI Tahun 2004 = 7,69 % Tahun 2005 = 4,57 % PDRB (harga konstan 2000)(dalam juta rupiah) Realisasi Tahun 2004 = 4.554.824 Realisasi

Lebih terperinci

Dinas Kesehatan balita 4 Program Perencanaan Penanggulangan

Dinas Kesehatan balita 4 Program Perencanaan Penanggulangan 1 Menanggulangi kemiskinan secara 1 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan terpadu dan berkelanjutan Sembilan Tahun 2 Program pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin, RSUD Dr. Soeroto 3 Program

Lebih terperinci

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN Menurut RPJPD Kabupaten Kampar 2005-2025, berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJM ke-1, maka RPJM ke-2 (2011-2016) ditujukan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1 Visi 2014-2018 adalah : Visi pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2014-2018 TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

1. Mewujudkan tata pemerintahan yang amanah didukung oleh aparatur pemerintah yang profesional dan berkompeten. 2. Mewujudkan keamanan dan ketertiban

1. Mewujudkan tata pemerintahan yang amanah didukung oleh aparatur pemerintah yang profesional dan berkompeten. 2. Mewujudkan keamanan dan ketertiban 1. Mewujudkan tata pemerintahan yang amanah didukung oleh aparatur pemerintah yang profesional dan berkompeten. 2. Mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat serta kehidupan politik yang demokratis.

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Pemerintah Kabupaten Demak Perencanaan strategik, sebagai bagian sistem akuntabilitas kinerja merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Pada Tahun 2014, rencana program dan kegiatan prioritas daerah adalah: Program indikatif prioritas daerah 1 : Agama dan syariat islam. 1. Program Peningkatan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Lampiran PK NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (1) (2) (3) (4) 1. 2. 3. Terwujudnya masyarakat yang toleran, rukun dan damai

Lebih terperinci

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan serta pencapaian target-target pembangunan pada tahun 2016, maka disusun berbagai program prioritas yang

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Untuk mewujudkan misi pembangunan daerah Kabupaten Sintang yang selaras dengan strategi kebijakan, maka dibutuhkan adanya kebijakan umum dan program

Lebih terperinci

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN 3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN Manajemen pembangunan berbasis kinerja mengandaikan bahwa fokus dari pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan program/ kegiatan yang sudah direncanakan. Esensi dari manajemen

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

Terwujudnya birokrasi sehat, masyarakat kuat dan lingkungan bersahabat demi tercapainya Kabupaten Sampang yang Bermartabat

Terwujudnya birokrasi sehat, masyarakat kuat dan lingkungan bersahabat demi tercapainya Kabupaten Sampang yang Bermartabat 5.1 Visi Visi adalah suatu gambaran keadaan masa depan yang ingin diwujudkan berdasarkan segala sumber daya yang dimiliki. Visi yang ditetapkan dapat memberikan motivasi kepada seluruh aparatur serta masyarakat

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Kebijakan Umum adalah arahan strategis yang berfungsi sebagai penunjuk arah pembangunan Kabupaten Timor Tengah Selatan untuk jangka panjang. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB VII P E N U T U P

BAB VII P E N U T U P BAB VII P E N U T U P Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun 2012 diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja, baik makro maupun mikro dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT

LAMPIRAN 1 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT LAMPIRAN 1 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT Sasaran Indikator Kinerja Utama Satuan TARGET PROGRAM PEMBANGUNAN ANGGARAN Meningkatnya Ketahanan Ekonomi Keluarga Terwujudnya

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH Bengkulu Tengah yang Lebih Maju, Sejahtera, Demokratis, Berkeadilan, Damai dan Agamis 1. Maju, yang diukur dengan : (a) meningkatnya investasi;

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum B. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi 3. Status Pembangunan Manusia 4. Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH - 125 - BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Tujuan dan sasaran yang telah dirumuskan untuk mencapai Visi dan Misi selanjutnya dipertegas melalui strategi pembangunan daerah yang akan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Sesuai dengan amanat Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah kebijakan pembangunan jangka menengah

Lebih terperinci

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017 PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun 2017-2022 Wates, 27 September 2017 1 PDRB PER KAPITA MENURUT KABUPATEN/ KOTA DI D.I. YOGYAKARTA ATAS DASAR HARGA BERLAKU, 2012-2016 (JUTA RUPIAH) 1 PERSENTASE PENDUDUK

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. DASAR FILOSOFIS PERENCANAAN DAERAH Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 20 tahun dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1. INDIKASI DAN PROGRAM PRIORITAS Program prioritas perlu ditetapkan untuk mengarahkan pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan yang

Lebih terperinci

DAFTAR PRIORITAS DAERAH DAN SASARAN KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2015

DAFTAR PRIORITAS DAERAH DAN SASARAN KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2015 DAFTAR PRIORITAS DAERAH DAN SASARAN KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2015 No Prioritas Daerah Sasaran Program SKPD 1 Peningkatan Mutu Pendidikan - Meningkatnya pemerataan dan kualitas pendidikan anak usia sekolah

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2012 merupakan periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 (PERUBAHAN) No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 (PERUBAHAN) No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 (PERUBAHAN) VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015 MISI 1 : TUJUAN

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pembangunan di Kabupaten Murung Raya pada tahap ketiga RPJP Daerah atau RPJM Daerah tahun 2013-2018 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

TABEL KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

TABEL KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.4. Tabel Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran TABEL KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi : Terwujudnya Kabupaten Grobogan sebagai daerah industri dan perdagangan yang berbasis pertanian,

Lebih terperinci

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Pada bab ini akan disampaikan seluruh program dalam RPJMK Aceh Tamiang Tahun 2013-2017, baik yang bersifat Program Unggulan maupun program dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB VI Strategi dan Arah Kebijakan

BAB VI Strategi dan Arah Kebijakan BAB VI Strategi dan Arah Kebijakan Untuk menetapkan tujuan dan sasaran pembangunan daerah dalam kurun waktu lima tahun ke depan, perlu dilakukan analisis lingkungan yang mempertimbangkan seluruh faktor

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang II. Dasar Hukum III. Gambaran Umum 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Gambaran Umum Demografis 3. Kondisi Ekonomi BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar Indikator Kinerja

SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar Indikator Kinerja NO NAMA SKPD HALAMAN 1 SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar 2 2 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Denpasar 3 3 SKPD : RSUD Wangaya Kota Denpasar 4 4 SKPD : Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 RPJMD Tahun 2008-2013 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN Prioritas dan sasaran merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan yang direncanakan, terintegrasi, dan konsisten terhadap pencapaian

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI PEMBANGUNAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana program dan kegiatan Prioritas Dearah Tahun 2013 yang dituangkan dalam Bab V, adalah merupakan formulasi dari rangkaian pembahasan substansi

Lebih terperinci

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 BAB V VISI, MISI, DAN V - 1 Revisi RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 5.1. VISI Dalam rangka mewujudkan pembangunan jangka panjang sebagaimana tercantum di dalam

Lebih terperinci

BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1 PEDOMAN TRANSISI Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Demak Tahun 2011-2016 merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program

Lebih terperinci

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2016-2021 Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DASAR PENYUSUNAN Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Sebagai langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja Pemerintah Kota Depok, diperlukan perumusan suatu perencanaan strategik yang merupakan integrasi antara keahlian sumber

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Dalam menjabarkan dan mengimplementasikan Visi dan Misi Pembangunan Kota Banjar Tahun 2014-2018 ke dalam pilihan program prioritas di masing-masing

Lebih terperinci

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1 Kebijakan Umum Perumusan arah kebijakan dan program pembangunan daerah bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 V-1 BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH Permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta isu strategis serta visi dan misi pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Kesejahteraan masyarakat adalah kata kunci indikator keberhasilan pembangunan. Kesejahteraan yang memiliki dimensi : 1) Kesejahteraan yang dinikmati oleh seluruh komponen masyarakat 2)

Lebih terperinci

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan NO 2018 A ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 1 PDRB per Kapita (juta rupiah) - PDRB

Lebih terperinci