Sistem Ekskresi Staf Pengajar Bagian Fisiologi FKH IPB

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sistem Ekskresi Staf Pengajar Bagian Fisiologi FKH IPB"

Transkripsi

1 Sistem Ekskresi Staf Pengajar Bagian Fisiologi FKH IPB

2 Fungsi ekskresi terutama dilakukan oleh sistim ekskresi dengan eksreta berupa urine. Adapun sistim ekskresi terdiri dari : 1. Ginjal 2. Ureter 3. Kantung kemih (vesika urinaria) 4. Uretra

3

4 FUNGSI DAN STRUKTUR GINJAL Ginjal : ada sepasang, terletak pada rongga abdomen Fungsi ginjal : 1. Mengatur komposisi air dan ion-ion dalam tubuh 2. Mengeluarkan hasil-hasil metabolisme yang tidak dipakai dan juga zat-zat kimia yang merupakan racun/benda asing 3. Mensekresikan 3 hormon : a. Renin b. 1,25-dihydroxyvitamin D3 c. Erithropoietin

5 STRUKTUR GINJAL

6 Aliran Darah di Ginjal Arteri renalis mendapatkan 20 % - 55 % dari Cardiac Output ( ml/menit) ml / menit Dengan mempertimbangkan berat ginjal yang hanya 0,4% dari berat badan aliran darah sangat tinggi Berasal dari aorta abdominal A. renalis A. arkuata A. aferen A. interlobaris A. interlobularis (A. radialis)

7 Masuknya Aliran Plasma Ke dalam Glomerulus Arteriol Aferen Kapiler Glomerulus Arteriol Eferen kapiler peritubular Vena Arkuata

8 NEFRON Bagian terkecil dari ginjal yang berfungsi dalam pembentukan urine disebut nefron Besar ginjal tergantung dari banyaknya nefron Manusia nefron 1,2 juta

9 ORGANISASI NEPHRON

10 Tiap-tiap nephron nepron terbentuk dari : 1. Glomerulus : yang dibentuk oleh invaginasi gerombolan kapiler ke dalam kapsula Bowman 2. Tubuli : yang merupakan sambungan yang keluar dari kapsula. Tubuli dibagi menjadi 4 bagian yaitu : 1. Tubuli proksimalis 2. Lengkung Henle a. Pars desendens b. Pars asendens 3. Tubuli distalis 4. Duktus koligentus

11

12 Bentuk Sel Pada Segmen Ginjal

13 Tubuli distalis dari nefron-nefron yang berbeda akan bergabung untuk membentuk duktus koligentus yang kemudian mengalirkan urine yang dihasilkan kedalam pelvis renalis pada ginjal, lalu menuju ureter dan akhirnya ke kandung kemih

14 PROSES YANG TERJADI PADA PEMBENTUKAN URINE A. Filtrasi pada glomerulus B. Reabsorbsi pada tubuli C. Sekresi pada tubuli

15 Mekanisme Dasar Ekskresi Ginjal (pembentukan urin) 1. Filtrasi Glomerulus 2. Sekresi oleh Tubulus 3. Reabsorbsi oleh Tubulus

16

17

18 FILTRASI Filtrasi terjadi pada glomerulus ultra filtrat. Ultra filtrat ditampung dalam kapsula Bowman. Ultra filtrat ini menyerupai plasma, hanya tidak mengandung protein Darah mengalir dari arteri renalis arteriol aferen arteriol eferen dan keluar glomerulus menjadi kapiler peri tubuli di luar glomerulus

19 Glomerulus Filtration Rate (GFR) Semua cairan tubuh dapat difiltrasi dan diproses oleh ginjal sepanjang waktu. Laju alir darah pada ginjal ml/menit 180 L/hari Volume plasma 3 L 60 kali Bila GFR tinggi lebih cepat membuang produk yang tidak dibutuhkan

20 Energi Proses Filtrasi : Berasal dari perbedaan tekanan hidrostatik glomerulus, tekanan hidrostatik kapsula bowman dan tekanan osmotik koloid glomerulus FILTRASI Tekanan filtrasi akhir = Tekanan hidrostatik glomerulus - tekanan hidrostatik kapsula bowman tekanan osmotik glomerulus

21 Filtrasi Glomerulus : Merupakan filtrasi darah melewati jaringan kapiler glomerulus menuju ke kapsula Bowman akan menyaring semua zat-zat hasil metabolisme dalam tubuh/semua zat yang terdapat dalam plasma) terutama yang memenuhi persyaratan : 1. < dari dalton 2. non protein (tidak bermuatan negatif) Terbentuknya Ultrafiltrat - protein

22 Struktur Dasar Glomerulus Endotel dengan fenestrasi yang cukup besar tidak bekerja sebagai filter utama protein plasma Membran dasar yang terdiri dari kolagen dan proteoglikan (bermuatan negatif) filtrasi protein plasma Epitel dengan slit pores nya.

23

24 Penentu GFR : 1. Tekanan hidrostatik kapiler glomerulus 2. Tekanan hidrostatik kapsula Bowman s 3. Tekanan osmotik koloid plasma Net tekanan filtrasi glomerulus = (1) (2) (3) RPF

25 Pembentukan urine: Filtrasi sejumlah besar cairan bebas protein dari kapiler glomerulus ke kapsula bowman (semua zat dalam plasma akan difiltrasi secara bebas kecuali protein) Kecepatan Ekskresi Urine = Laju Filtrasi- Laju Reabsorbsi + Laju Sekresi Glomerular Filtration Rate (GFR)=Laju Filtrasi Glomerulus Volume plasma yang difiltrasi (ultrafiltrat) tiap menit oleh seluruh glomeruli.

26

27

28 Kasus : Bila terjadi penyumbatan (obstruksi) pada traktus urinarius bagian ureter karena pengendapan kalsium atau asam urat ( batu ) menghambat aliran pada traktus urinarius akan meningkatkan tekanan hidrostatik Kapsula Bowman GFR akan menurun.

29 Kerja ginjal tergantung dari tekanan dan tahanan pada pembuluh darah Kontrol fisiologis untuk mengatasi perubahan tekanan dan tahanan pada pembuluh darah 1. KONTROL FISIOLOGIS FILTRASI GLOMERULUS DAN ALIRAN DARAH GINJAL 2. KONTROL UMPANBALIK INTRINSIK (MEKANISME INTRA RENAL) Auto Regulasi GFR

30 KONTROL FISIOLOGIS FILTRASI GLOMERULUS DAN ALIRAN DARAH GINJAL 1. Tekanan hidrostatik glomerulus 2. Tekanan osmotik koloid kapiler glomerulus dibawah pengaruh saraf simpatis, hormon, autokoid dan kontrol umpan balik intrinsik.

31 Aktivasi Saraf Simpatis ginjal konstriksi arteriol renal, penurunan aliran darah dan penurunan GFR Autokoid : adalah zat vasoaktif yang dilepaskan dalam ginjal dan bekerja secara lokal sebagai vasokonstriktor; contoh: endotelin yaitu suatu peptida yang dilepaskan oleh sel endotel vaskuler ginjal/jaringan lain yg rusak Hormon : Norepinefrin dan Epinefrin, Angiotensin II bekerja sebagai vasokonstriktor arteri efferent Oksida nitrit dari endotel dan Prostaglandin meningkatkan GFR.

32 Kontrol Umpanbalik Intrinsik (Mekanisme Intra Renal) Merupakan Auto Regulasi GFR (auto renal faktor intrinsik) yg melibatkan : 1. Mekanisme umpan balik tubulo glomerulus 2. Mekanisme miogenik (kemampuan aliran darah dalam menahan regangan selama kenaikan tekanan arteri). Untuk mencegah perubahan pada aliran darah dan GFR akibat perubahan tekanan darah arteri GFR konstan pada tekanan arteri mmhg. Bila terjadi peningkatan tekanan darah maka tahanan pada arteriol aferen akan meningkat secara proporsional mencegah peningkatan GFR.

33 Mekanisme umpan balik tubulo glomerulus mempunyai dua komponen yang bekerja sama untuk mengontrol GFR 1. Mekanisme umpan balik arteriol aferen 2. Mekanisme umpan balik arteriol eferen Kompleks Jukstaglomerulus Sel-sel macula densa (tubuli distal) merupakan sel epitel khusus yang mengandung aparatus golgi dan mensekresi zat kearah arteriol kontak dengan A. aferen dan A. eferen Sel-sel Jukstaglomerulus (dinding A. aferen dan A. eferen)

34 Apparatus Juxtaglomerulus Terdiri dari sel-sel juxtaglomerulus dan makula densa Sel-sel juxtaglomelurus bagian dari sel-sel otot polos arteri aferen dan eferen yang berbeda dari selsel otot polos lain membengkak dan mengandung butir-butir kasar (renin tak aktif) letak dekat makula densa Makula densa bagian dari tub. distalis (awal) dengan epitel yang lebih padat.

35

36

37

38 Faktor-faktor yang mempengaruhi sekresi renin : ( - ) 1. Cl- atau Na+ meningkat pada reabsopsi makula densa ( - ) 2. Angiotensin II ( - ) 3. ADH ( + ) 4. Aktivitas simpatis dan katekolamin ( + ) 5. Prostaglandin ( - ) 6. Peningkatan tekanan arteriol ( peregangan sel-sel juxtaglomelurus )

39

40 REABSORBSI Bersamaan dengan mengalirnya ultra filtrat ke dalam tubuli, terjadi reabsorbsi zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh ke dalam kapiler peritubular.

41 REABSORBSI Reabsorbsi pada tubuli sangat tinggi untuk makanan, ion-ion dan air dan rendah bagi hasil-hasil metabolisme yang tidak berguna Reabsorbsi dapat terjadi secara difusi maupun melalui mekanisme carriermediated Difusi terjadi pada beberapa zat tertentu, dimana epithel tubuli permeabel terhadapnya

42 Reabsorbsi Tubulus Melibatkan tempat-tempat pada lumen tubulus, selsel epitel tubulus, cairan interstitial ginjal dan kapiler peritubular untuk kembali dalam sirkulasi

43 Reabsorbsi dapat terjadi secara aktif (glukosa, asam amino, asam urat dan ion) dan pasif (air dan urea) Transport aktif primer : dapat mendorong zat terlarut melawan gradien elektrokimia dan membutuhkan energi Transport aktif sekunder : tidak membutuhkan energi tetapi lebih sebagai akibat gradien ion. Transport maksimum (Tm) Suatu batas kecepatan dimana zat terlarut dpt ditranspor zat-zat yg direabsorbsi dan disekresi secara aktif yg membutuhkan batas ini.

44 Energi yang dipakai berasal dari : 1. Tekanan Hidrostatik Peritubular 2. Tekanan Osmotik koloid Peritubular 3. Tekanan Hidrostatik Interstitial 4. Tekanan Osmotik koloid Interstitial

45 Bila terjadi peningkatan tek. hidrostatik peritubular dan penurunan tek. osmotis koloid peritubular peningkatan kebocoran

46 Transport Reabsorbsi 1.Lumen tubulus sel-sel epitel cairan interstitium Air : dengan cara osmosis Zat terlarut melalui - sel (transeluler) dan diantara sel (paraseluler) dengan cara difusi pasif atau aktif 2. Cairan interstitium kapiler peritubulus dengan cara ultrafiltrasi (aliran besar) melibatkan ATP untuk air dan zat terlarutnya.

47 Transport aktif primer : dapat mendorong zat terlarut melawan gradien elektrokimia dan membutuhkan energi (ATP) Transport aktif sekunder: tidak membutuhkan energi secara langsung tetapi lebih sebagai akibat gradien ion a. simport/ kotransport ; b. antiport/ kounterport Transport maksimum (Tm) Suatu batas kecepatan dimana zat terlarut dpt ditranspor zat-zat yg di reabsorbsi dan disekresi secara aktif yg membutuhkan batas ini.

48

49

50 Banyak dari mekanisme carrier mediated mengenal masalah transport maximum, sehingga pada saat ultra filtrat penuh oleh zat dimana batas ambang carriermediated terlampaui maka zat tersebut tidak ter-reabsorbsi sehingga zat tersebut akan muncul pada urine (misalnya : glukosa pada penderita diabetus mellitus)

51 Transport maksimum zat yg direabsorbsi aktif Zat Glukosa Fosfat Sulfat As. Amino Garam asam urat Laktat Protein plasma Tm 320 ng/menit 0,10 mm/menit 0,06 mm/menit 1,5 mm/menit 15 mg/menit 75 mg/menit 30 mg/menit

52 Komposisi zat terlarut (mmol/l) Intrasel Extrasel Plasma Na K Ca 2+ 0, ,5 Mg ,5 1,5 Cl HCO Phosphat Glukosa 1 5,6 5,6 Protein 4 0,2 2,5

53

54 SEKRESI Sekresi tubuli terjadi bila suatu zat bergerak dari kapiler peritubuli ke dalam tubuli Sekresi pada tubuli: ion H, K, cholin dan kreatinin, zat kimia asing (metabolisme penisilin, obat dll)

55 Sekresi Zat yang disekresi adalah zat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh tetapi tidak dapat difiltrasi melalui glomerulus Dapat terjadi secara aktif dan pasif Zat Tm Kreatinin 160 mg/menit Asam Paraaminohi purat 80 mg/menit Zat yang disekresi secara aktif juga mempunyai batas transport Tm

56 Mekanisme Dasar Transportasi pada Tubuli Jalur - Tubuli Proksimalis

57 Jalur transportasi pada tubuli proksimalis menggunakan co-transport

58 Jalur transportasi pada Lengkung Henle

59 Jalur transportasi pada tubuli distal

60 Tubuli Distalis dan Duktus Koligentus

61 MIKSI = BERKEMIH Miksi terjadi bila reseptor regangan pada vesika urinaria terangsang refleks spinal kontraksi otot polos dinding vesika urinaria relaksasi otot spinchter interna relaksasi otot spinchter externa

62 PENGUKURAN FUNGSI GINJAL Nilai bersihan ginjal = Kecepatan ekskresi urine Cx = Ux. V Px Cx = Volume plasma yang dibersihkan dari substansi X/waktu Ux = Konsentrasi substansi X di urine Px = Konsentrasi substansi X di plasma V = Volume urine/waktu

63 Bersihan ginjal terhadap suatu zat : Volume plasma yang dibersihkan secara menyeluruh dari suatu zat oleh ginjal/satuan waktu Plasma Clearance Rate (Kecepatan bersihan plasma) : Kemampuan ginjal untuk membersihkan plasma darah Tergantung dari : -Kecepatan ekskresi urine -Konsentrasi zat X dalam plasma PCR : Kecepatan Ekskresi Urine ml/mnt Konsentrasi zat X dalam plasma

64 Nilai bersihan beberapa solute Inulin polisakarida tanaman, BM ~ 5200 difiltrasi secara bebas tidak direabsorpsi dan disekresi merupakan GFR ( LFG ) Kreatinin end product dari metabolisme kreatin otot skelet difiltrasi sedikit disekresi plasma kreatinin konstant LFG peningkatan konsentrasi plasma kreatinin penurunan GFR secara proporsional

65 Urea difiltrasi dan direabsorpsi plasma konsentrasi tergantung dari prot. intake, prot. katabolisme, reabsorpsi urea oleh ginjal pada keadaan hidrasi Glukosa seluruh filtrat direabsorpsi kadar diplasma meningkat 3x capai Tm PAH Difiltrasi dan disekresi Nilai bersihan PAH RPF (aliran plasma ginjal) ERBF = ERPF 1 - Hct ERPF

66 PENGATURAN CAIRAN TUBUH DAN OSMOLARITAS

67 Volume Cairan Tubuh (perkiraan untuk individu dengan BB 70 kg) Cairan Tubuh Terdiri dari +60 % BB 1. Cairan ekstrasel : a. interstitial (11L): mengandung >> anion b. plasma (3L) : mengandung >> kation dan protein 2. Cairan intrasel : 28 L (dari 75 triliun sel) 3. Cairan Transeluler : 1-2 L (rongga sinovial, peritoneum, pericardial, intraokuler, cerebrospinal)

68 Konsentrasi Kation dan Anion Utama dalam Tubuh

69 Distribusi Cairan Cairan ekstra dan intra seluler ditentukan oleh efek osmotik zat terlarut Cairan interstisial dan plasma ditentukan oleh : Keseimbangan hidrostatik Kekuatan koloid osmotik yang melintas membran kapiler Homeostasis Cairan Tubuh Volume dan Komponen cairan tubuh harus stabil

70

71 KESEIMBANGAN AIR Pemasukan : Minuman 1200 ml Makanan 1000 ml Hasil Metabolisme 350 ml ml Pengeluaran : Kehilangan air 900 ml (Kulit + pernafasan) Keringat 50 ml Feces 100 ml Urin 1500 ml ml

72 PENGATURAN AIR DALAM GINJAL Ekskresi Air = Hasil Filtrasi Air Reabsorbsi Air Yang mempengaruhi pengaturan air : 1. GFR (Laju penyaringan pada glomerulus) diatur oleh baroreseptor 2. Anti Diuretic Hormon (ADH) = Vasopressin

73 ADH disekresi oleh pituitari bagian posterior. Sekresinya dipengaruhi oleh : 1. Refleks baroreseptor : volume extraseluler rendah ADH meningkat 2. Osmoreseptor : tingginya osmolaritas cairan tubuh ADH meningkat ADH akan meningkatkan permeabilitas tubulus terhadap air

74 AKSI ADH PADA SEL TUBULI

75 PENGATURAN AIR PADA NEPHRON

76 Reabsorbsi air : 75 % tubuli proksimalis 5 % lengkung Henle 15 % tubuli distalis 4,86 % duktus koligentus Tubuli proksimalis : isotonis Lengkung Henle Pars desendens : permeabel untuk air Pars asendens : impermeabel untuk air (Na dan Cl keluar lumen tubuli) hipertonik hipotonik Tubuli distalis dan duktus koligentus tergantung pada ADH

77 Pengaturan rasa haus Peningkatan rasa haus Osmolalitas Penurunan rasa haus Osmolalitas Volume darah Tekanan darah Angiotensin II Volume darah Tekanan darah Angiotensin II

78 Pengaturan sekresi ADH Peningkatan ADH Osmolalitas Volume darah Tekanan darah Nausea Hipoksia Morfin, nikotin, sikiofosfamid Penurunan ADH Osmolalitas Volume darah Tekanan darah Alkohol, klonidin (anti hipertensi), haloperidol (penghambat dopamin)

79 Ada ADH : Tubulus distalis lebih permeabel terhadap air Tanpa ADH : Tubulus distalis mereabsorbsi elektrolit dan solut

80 Ginjal dapat mengeluarkan sejumlah urine encer atau pekat tanpa perubahan besar dalam kecepatan ekresi zat terlarutnya. Pengenceran urine : Terjadi bila tubuli ginjal lebih banyak mereabsorbsi solute (Cl-, Na+, K+, Mg2+, Ca2+) volume urin e >>> (ADH turun) Pemekatan urine ; Terjadi bila tubuli ginjal lebih banyak mereabsorbsi air volume urine <<< (ADH naik )

81

82

83 KESEIMBANGAN NaCl

84

85 KESEIMBANGAN NaCl Pemasukan : Makanan 10,5 gr Pengeluaran : Keringat 0,25 gr Feces 0,25 gr Urine 10,00 gr + 10,5 gr

86 PENGATURAN Na DALAM GINJAL Ekskresi Na = Hasil Filtrasi Na Reabsorbsi Na Yang mempengaruhi pengaturan Na : 1. GFR (Laju penyaringan pada glomerulus) diatur oleh baroreseptor. Tekanan darah turun baroreseptor turun pada arteri renalis GFR turun rangsangan pada peningkatan rangsangan vasokonstriksi arteri renalis

87 2. Hormon aldosteron yang disekresikan oleh kortex adrenal (target: pada tubuli distalis dan duktus koligentus). Pengaturan sekresi aldosteron akan melibatkan sistim renin-angiotensin 70 % reabsorbsi Na terjadi pada tubuli proksimalis

88 SISTIM RENIN-ANGIOTENSIN 1. Renin akan dikeluarkan oleh sel granuler yang ada pada app. Juxtaglomerulus 2. Yang mengatur pengeluaran renin adalah : a. Stimulasi pada saraf simpatis renal ke sel granuler melalui baroreseptor b. Adanya penurunan tekanan yang dirasakan oleh sel granuler c. Adanya tanda yang dihasilkan akibat rendahnya konsentrasi Na dan Cl pada lumen. Tanda ini akan terbaca oleh makula densa

89 SISTIM RENIN-ANGIOTENSIN

90

91 PENGATURAN Na PADA NEPHRON

92 Peningkatan Volume Cairan Ekstrasel

93 Penurunan Volume Cairan Ekstrasel

94

95 PENGATURAN MINERAL DAN ASAM-BASA

96 Pengaturan Potassium (K + )

97 Pengaturan Potassium (K + ) Ekstrasel K + penting dalam pergerakan jaringan (saraf dan otot) Umumnya K + di reabsorbsi. Hadirnya dalam urine karena sekresi pada akhir tubuli distalis dan duktus koligentus K + dipompa secara aktif Yang mempengaruhi sekresi : aldosteron

98 Pengaturan Potassium (K + )

99

100 Pengaturan Calsium (Ca 2+ ) Ekstrasel Ca 2+ penting dalam pergerakan jaringan (saraf dan otot) Pengaturan Ca 2+ dalam tubuh dilakukan oleh tulang, saluran pencernaan dan ginjal Yang mempengaruhi [Ca 2+ ]: hormon parathyroid yang dikeluarkan oleh kelenjar parathyroid

101 Pengaturan Calsium (Ca 2+ ) Cara Kerja hormon parathyroid dalam menjaga keseimbangan Ca + a. Meningkatkan pergerakan Ca + dari tulang b. Stimulasi aktivitas vitamin D c. Meningkatkan reabsorbsi Ca + pada tubuli d. Menurunkan reabsorbsi K + pada tubuli

102 Pengaturan Calsium (Ca 2+ )

103

104 Pengaturan Magnesium (Mg 2+ ) Cofaktor utama dari hampir semua sel Memiliki keterlibatan biokimiawi dalam sel, termasuk aktivasi enzim, dan regulasi sintesa protein 20% terikat pada protein Terikat pada : bikarbonate, sitrat, fosfat, dan sulfat Kurang dari 20% yang bebas pada urine primer

105 Transport Mg pada Nephron

106 Pengaturan Mg pada Nephron

107 Pertahanan Tubuh terhadap perubahan konsentrasi ion hidrogen Ada 3 sistem utama dalam cairan tubuh untuk mencegah asidosis atau alkalosis 1. Penyangga asam-basa kimiawi dalam cairan tubuh waktunya singkat, tidak mengeliminasi atau menambah ion hidrogen, menjaga tetap terikat sampai keseimbangan tercapai 2. Pusat pernafasan akan mengatur pembuangan CO 2 (H 2 CO 3 ) dari cairan ekstraseluler bekerja dalam waktu singkat (menit), untuk mengeliminasi CO 2 3. Ginjal yang mengeliminasi kelebihan asam atau basa dari tubuh, bekerja lebih lambat (1 s/d beberapa hari).

108 Keseimbangan Asam-Basa Ion H + sangat kecil [Na + ]=140mEq.L -1 VS [H + ]=40nEq.L -1 Buffer untuk menetralkan H +, ph terjaga Pada ginjal : amonia (NH 3 ) dan phosphate (HPO 4 ) Dikelola oleh : paru dan ginjal

109 REGULASI ION H + Pemasukan : 1. Perubahan CO CA 2 CO 2 + H 2 O H 2 CO 3 HCO 3- + H + (volatile acid) 2. Hasil sampingan pembentukan asam akibat metabolisme protein dan molekul organik (nonvolatile acid) 3. Kehilangan bikarbonat (diare/urine)

110 GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM-BASA Asidosis : Tr. Respirasi hypoventilasi (akumulasi CO 2 menurunkan ph) Metabolik akumulasi H + dari metabolisme protein, lemak, KH atau diare (HCO 3- banyak keluar) Alkalosis : Tr.Respirasi hyperventilasi (kehilangan CO 2 meningkatkan ph Metabolik : muntah (ion hidrogen banyak keluar)

111 Mekanisme Mempertahankan Gangguan Asam-Basa Jenis Gangguan Gangguan Utama Mekanisme Mempertahankan Metabolik Asidosis Penurunan [HCO 3 ] plasma Metabolik Alkalosis Peningkatan [HCO 3 ] plasma Respiratori Asidosis Peningkatan PCO 2 darah Bufer intra dan ekstra sel Hiperventilasi untuk menurunkan PCO 2 Bufer intra sel Hipoventilasi untuk meningkatkan PCO 2 Bufer intra sel Peningkatan ekskresi asam melalui ginjal Respiratori Alkalosis Penurunan PCO 2 darah Bufer intra sel Penurunan ekskresi asam melalui ginjal

112 Karakteristik Gangguan Asam-basa Primer ph H + PCO 2 HCO 3 - Normal 7,4 40nEq/L 40 mmhg 24mEq/L Asidosis respiratorik Alkalosis respiratorik Asidosis metabolik Alkalosis metabolik

113

114 MEKANISME REABSORBSI HCO 3 - PADA TUBULI PROKSIMAL

115 MEKANISME REABSORBSI HCO 3 - PADA DUKTUS KOLIGENTUS

116 PRODUKSI NH 4 DAN HCO 3- BARU

117 PRODUKSI HCO 3- BARU DENGAN PENAMBAHAN BUFFER

118 Faktor Pengaturan Sekresi H + oleh Nephron FAKTOR Aksi pada Sisi Nephron PENINGKATAN SEKRESI H + Peningkatan filtered load HCO 3 Penurunan volume cairan ekstrasel Penurunan [HCO 3 ] di ekstrasel Peningkatan PCO 2 darah Aldosteron Tub.Proksi. Tub.Proksi. Tub.Proksi. & Dukt. Koligen. Tub.Proksi. & Dukt. Koligen. Dukt. Koligen. PENURUNAN SEKRESI H + Penurunan filtered load HCO 3 Peningkatan volume cairan ekstrasel Peningkatan [HCO 3 ] di ekstrasel Penurunan PCO 2 darah Tub.Proksi. Tub.Proksi. Tub.Proksi. & Dukt. Koligen. Tub.Proksi. & Dukt. Koligen.

119 Respon Ginjal terhadap Gangguan Asam-Basa

120

M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns

M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns Pendahuluan Ginjal mempertahankan komposisi dan volume cairan supaya tetap konstan Ginjal terletak retroperitoneal Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke

Lebih terperinci

Struktur bagian dalam ginjal

Struktur bagian dalam ginjal Sitem perkemihan Sistem perkemihan Terdiri atas: dua ginjal, dua ureter, vesika urinaria dan uretra Fungsi ginjal pembentukan urine Yang lain berfungsi sebagai pembuangan urine Fungsi lain ginjal: Pengaturan

Lebih terperinci

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter Ginjal adalah organ pengeluaran (ekskresi) utama pada manusia yang berfungsi untik mengekskresikan urine. Ginjal berbentuk seperti kacang merah, terletak di daerah pinggang, di sebelah kiri dan kanan tulang

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1 1. Perhatikan gambar nefron di bawah ini! SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1 Urin sesungguhnya dihasilkan di bagian nomor... A. B. C. D. 1 2 3 4 E. Kunci Jawaban : D

Lebih terperinci

Reabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Reabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Reabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Fungsi homeostatik ginjal Proses penyaringan (filtrasi)

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI MANUSIA 1: REN. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta

SISTEM EKSKRESI MANUSIA 1: REN. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta 1 SISTEM EKSKRESI MANUSIA 1: REN by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta Proses pengeluaran zat 2 1. Defekasi : yaitu proses pengeluaran zat sisa hasil pencernaan makanan. 2. Sekresi : yaitu proses

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Tubuh manusia : 60 % ( sebagian besar ) terdiri

Lebih terperinci

FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph

FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph Dr. MUTIARA INDAH SARI NIP: 132 296 973 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.......... 1 II. ASAM BASA DEFINISI dan ARTINYA............ 2 III. PENGATURAN KESEIMBANGAN

Lebih terperinci

GINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING

GINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING Ginjal dilihat dari depan BAGIAN-BAGIAN SISTEM PERKEMIHAN Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter,

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1 . Perhatikan gambar nefron di bawah ini! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal. Urin sesungguhnya dihasilkan di bagian nomor... Berdasarkan pada gambar di atas yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si darma_erick77@yahoo.com LOGO Proses Pengeluaran Berdasarkan zat yang dibuang, proses pengeluaran pada manusia dibedakan menjadi: Defekasi: pengeluaran zat sisa hasil ( feses

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKROLIT, ASAM DAN BASA * Kuntarti, S.Kp

KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKROLIT, ASAM DAN BASA * Kuntarti, S.Kp KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKROLIT, ASAM DAN BASA * Kuntarti, S.Kp Pendahuluan Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar (milieu exterior) dan sel-selnya pun hidup dalam milieu

Lebih terperinci

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya MAPPING CONCEPT PENGATURAN SIRKULASI Salah satu prinsip paling mendasar dari sirkulasi adalah kemampuan setiap jaringan untuk mengatur alirannya sesuai dengan kebutuhan metaboliknya. Terbagi ke dalam pengaturan

Lebih terperinci

Pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen) Keseimbangan cairan dan elektrolit:

Pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen) Keseimbangan cairan dan elektrolit: Keseimbangan cairan dan elektrolit: Pengertian cairan tubuh total (total body water / TBW) Pembagian ruangan cairan tubuh dan volume dalam masing-masing ruangan Perbedaan komposisi elektrolit di intraseluler

Lebih terperinci

Anatomi & Fisiologi Sistem Urinaria II Pertemuan 11 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

Anatomi & Fisiologi Sistem Urinaria II Pertemuan 11 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN Anatomi & Fisiologi Sistem Urinaria II Pertemuan 11 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menjelaskan proses pembentukan

Lebih terperinci

HISTOLOGI URINARIA dr d.. K a K r a ti t k i a a R at a n t a n a P e P r e ti t w i i

HISTOLOGI URINARIA dr d.. K a K r a ti t k i a a R at a n t a n a P e P r e ti t w i i HISTOLOGI URINARIA dr. Kartika Ratna Pertiwi 132319831 SISTEM URINARIA Sistem urinaria terdiri atas - Sepasang ginjal, - Sepasang ureter - Kandung kemih - Uretra Terdapat pula - Sepasang arteri renalis

Lebih terperinci

biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. ORGAN EKSKRESI

biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. ORGAN EKSKRESI 15 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI Pengeluaran zat di dalam tubuh berlangsung melalui defekasi yaitu pengeluaran sisa pencernaan berupa feses. Ekskresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cairan ekstrasel terdiri dari cairan interstisial (CIS) dan cairan intravaskular. Cairan interstisial mengisi ruangan yang berada di antara sebagian sel tubuh dan menyusun

Lebih terperinci

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru O R G A N P E N Y U S U N S I S T E M E K S K R E S I K U L I T G I N J A L H A T I P A R U - P A R U kulit K ULIT K U L I T A D A L A H O R G A

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Urinalisa Urinalisa adalah suatu metoda analisa untuk mendapatkan bahan-bahan atau zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat adanya kelainan

Lebih terperinci

Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ

Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ Membran sel Membran nukleus Retikulum endoplasma Aparatus golgi Mitokondria lisosom Kurnia Eka Wijayanti 60 % dari berat tubuh

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi. Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013

Sistem Ekskresi. Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013 Sistem Ekskresi Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013 Pengertian & Fungsi Proses Ekskresi Penegrtian : Proses pengeluaran zat-zat sisa hasil

Lebih terperinci

BAB VII SISTEM UROGENITALIA

BAB VII SISTEM UROGENITALIA BAB VII SISTEM UROGENITALIA Sistem urogenital terdiri dari dua system, yaitu system urinaria (systema uropoetica) dan genitalia (sytema genitalia). Sistem urinaria biasa disebut sistem ekskresi. Fungsinya

Lebih terperinci

Mahasiswa dapat menjelaskan alat ekskresi dan prosesnya dari hasil percobaan

Mahasiswa dapat menjelaskan alat ekskresi dan prosesnya dari hasil percobaan Indikator Pencapaian: MATERI IX SISTEM EKSKRESI Mahasiswa dapat menjelaskan alat ekskresi dan prosesnya dari hasil percobaan Materi Mahluk hidup dalam hidupnya melakukan metabolisme. Metabolisme ini selain

Lebih terperinci

a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan

a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan

Lebih terperinci

2

2 Keseimbangan Asam Basa Dr. OK.M. Syahputra, M.Kes Dr. Almaycano Ginting, M.Kes Departemen Biokimia FK USU KESEIMBANGAN ASAM BASA Pengertian ph Defanisi ph -log (H + ) Untuk menghitung ph larutan : 1.Hitung

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi Manusia

Sistem Ekskresi Manusia Sistem Ekskresi Manusia Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh kita yang berfungsi mengeluarkan zatzat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh dan zat yang keberadaannya dalam tubuh akan mengganggu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pemberian cairan diperlukan karena gangguan dalam keseimbangan cairan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pemberian cairan diperlukan karena gangguan dalam keseimbangan cairan dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terapi cairan Pemberian cairan bertujuan untuk memulihkan volume sirkulasi darah. 6,13 Pemberian cairan diperlukan karena gangguan dalam keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN ASAM BASA Pengertian ph Definisi ph -log (H + ) Untuk menghitung ph larutan : 1.Hitung konsentrasi ion Hidrogen (H + ) 2.Hitung logaritma

KESEIMBANGAN ASAM BASA Pengertian ph Definisi ph -log (H + ) Untuk menghitung ph larutan : 1.Hitung konsentrasi ion Hidrogen (H + ) 2.Hitung logaritma Keseimbangan Asam Basa Dr. OK.M. Syahputra, M.kes Dr. Almaycano Ginting Departemen Biokimia FK USU KESEIMBANGAN ASAM BASA Pengertian ph Definisi ph -log (H + ) Untuk menghitung ph larutan : 1.Hitung konsentrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan hewan akutik yang memilki tulang belakang (vertebrata) yang berhabitat di dalam perairan. Ikan bernapas dengan insang, bergerak dan menjaga keseimbangan

Lebih terperinci

Connective tissue. Bone 3 % 2 L 4,5 % 3 L. Interstitial Fluid 11,5 % 8 L. Plasma 4,5 % 3 L. Cell water 36 % 25 L. Transceluler water 4,5 % 1 L

Connective tissue. Bone 3 % 2 L 4,5 % 3 L. Interstitial Fluid 11,5 % 8 L. Plasma 4,5 % 3 L. Cell water 36 % 25 L. Transceluler water 4,5 % 1 L Prof. Dr. Burhanuddin Nst, SpPK-KN,FISHKN,FISH Distribusi air dalam Badan Air dalam badan didistribusikan diantara 3 kompartemen utama yaitu : Intraselluler Interstitium Pembuluh Darah Lebih dari setengah

Lebih terperinci

respiratorik adalah alkalosis metabolic, sedangkan kompensasi dari alkalosis respiratorik adalah asidosis metabolic dan demikian juga sebaliknya.

respiratorik adalah alkalosis metabolic, sedangkan kompensasi dari alkalosis respiratorik adalah asidosis metabolic dan demikian juga sebaliknya. BAB I PENDAHULUAN Keseimbangan asam basa adalah homeostasis dari kadar ion hydrogen ([H + ]). Pada cairan tubuh asam terus menerus diproduksi dalam metabolisme yang normal. Meskipun terbentuk banyak asam

Lebih terperinci

SISTEM URIN (GINJAL)

SISTEM URIN (GINJAL) SISTEM URIN (GINJAL) Pengantar Sistem urin tersusun atas ginjal, ureter, vesica urinaria, dan urethra. Berfungsi membantu terciptanya homeostasis dan pengeluaran sisa-sisa metabolisme. Ginjal selain berfungsi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Tanaman alpukat.

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Tanaman alpukat. 3 TINJAUAN PUSTAKA Alpukat Tanaman alpukat berasal dari dataran tinggi Amerika Tengah dan diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke-18, namun secara resmi antara tahun 1920-1930 (Anonim 2009). Kata

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA A. GINJAL SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA Sebagian besar produk sisa metabolisme sel berasal dari perombakan protein, misalnya amonia dan urea. Kedua senyawa tersebut beracun bagi tubuh dan harus dikeluarkan

Lebih terperinci

KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH. dr. Yandri Naldi Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon

KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH. dr. Yandri Naldi Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH dr. Yandri Naldi Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon PENDAHULUAH Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air dan zat terlarut. Elektrolit adalah zat kimia

Lebih terperinci

FISIOLOGI GINJAL & SISTEM KEMIH. Kuntarti

FISIOLOGI GINJAL & SISTEM KEMIH. Kuntarti FISIOLOGI GINJAL & SISTEM KEMIH Kuntarti tanggal upload : 29 April 2009 Konsep penting Ginjal mengatur komposisi & volume cairan ekstrasel. Plasma darah disaring oleh glomerulus dgn kec tinggi & di tubulus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. positif dan anion bermuatan negatif. Keseimbangan keduanya disebut sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. positif dan anion bermuatan negatif. Keseimbangan keduanya disebut sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Elektrolit Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang di sebut kation bermuatan positif dan anion bermuatan negatif. Keseimbangan keduanya disebut sebagai elektronetralitas.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keseimbangan Asam-Basa Ion hidrogen merupakan proton tunggal bebas yang dilepaskan dari atom hidrogen. Molekul yang mengandung atom-atom hidrogen yang dapat melepaskan ion-ion

Lebih terperinci

KEBUTUHAN DASAR CAIRAN & ELEKTROLIT

KEBUTUHAN DASAR CAIRAN & ELEKTROLIT KEBUTUHAN DASAR CAIRAN & ELEKTROLIT Disampaikan pada kuliah KDDK_1_2011 Komposisi cairan tubuh Fungsi cairan tubuh Faktor berpengaruh pada kebutuhan cairan Kebutuhan cairan tubuh Intake dan output cairan

Lebih terperinci

Kesetimbangan asam basa tubuh

Kesetimbangan asam basa tubuh Kesetimbangan asam basa tubuh dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Departemen Biokimia, Biologi Molekuler dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung ph normal darah Dipertahankan oleh sistem pernafasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan tubuh manusia tidak hanya tergantung dari jenis makanan yang dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut aktivitas

Lebih terperinci

FISIOLOGI GINJAL & SISTEM KEMIH

FISIOLOGI GINJAL & SISTEM KEMIH FISIOLOGI GINJAL & SISTEM KEMIH Kuntarti PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com Konsep penting Ginjal mengatur komposisi & volume cairan ekstrasel. Plasma darah disaring

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.2

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.2 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.2 1. Fungsi sistem ekskresi adalah... Membuang zat sisa pencernaan Mengeluarkan enzim dan hormon Membuang zat sisa metabolisme tubuh Mengeluarkan

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN ASAM- BASA. dr.sudarno

KESEIMBANGAN ASAM- BASA. dr.sudarno KESEIMBANGAN ASAM- BASA dr.sudarno KESEIMBANGAN ASAM BASA Afinitas Hb terhadap O 2 terutama dikendalikan oleh ph darah ph darah (arterial) : 7,4 (7,35-7,45) Sistem yang berperan mempertahankan ph darah:

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 2/17/2016 2 Sistem traktus urinarius terdiri

Lebih terperinci

Jumlah nefron yang terbentuk setelah lahir tidak dapat dibentuk lagi sehingga bila ada yang rusak jumlahnya akan menurun. Setelah usia 40 tahun,

Jumlah nefron yang terbentuk setelah lahir tidak dapat dibentuk lagi sehingga bila ada yang rusak jumlahnya akan menurun. Setelah usia 40 tahun, BAB XII FAAL GINJAL Ginjal melakukan banyak fungsi, antara lain faal ekskresi produk sisa metabolik dan bahan kimia asing yang bersifat toksis, regulasi keseimbangan air dan elektrolit, regulasi osmolalitas

Lebih terperinci

JADUAL KULIAH BIOKIMIA KELAS I (KODE MAK 144, 3 (2-1) SKS)

JADUAL KULIAH BIOKIMIA KELAS I (KODE MAK 144, 3 (2-1) SKS) JADUAL KULIAH BIOKIMIA KELAS I (KODE MAK 144, 3 (2-1) SKS) 1 RPKPS, lingkup sejarah Biokimia dan struktur dan fungsi sel, GTC 2 Air dan asam basa (ph) GTC 3 Struktur dan Fungsi serta mekanisme kerja Enzim

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Sectio Caesaria (operasi sesar) didefinisikan sebagai proses kelahiran janin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Sectio Caesaria (operasi sesar) didefinisikan sebagai proses kelahiran janin BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. SECTIO CAESARIA Sectio Caesaria (operasi sesar) didefinisikan sebagai proses kelahiran janin melalui insisi pada dinding abdomen (laparotomi) dan dinding uterus (histerotomi).

Lebih terperinci

FARMAKOLOGI dan TOKSIKOLOGI OBAT DIURETIKA. Oleh : MARIANNE

FARMAKOLOGI dan TOKSIKOLOGI OBAT DIURETIKA. Oleh : MARIANNE FARMAKOLOGI dan TOKSIKOLOGI OBAT DIURETIKA Oleh : MARIANNE DEFINISI Senyawa yang dapat menyebabkan ekskresi urine yang lebih banyak. Senyawa yang dapat meningkatkan ekskresi urine dan garam-garam Indikasi:

Lebih terperinci

Ema Qurnianingsih, dr., M.Si

Ema Qurnianingsih, dr., M.Si Ema Qurnianingsih, dr., M.Si Pokok Bahasan : PENDAHULUAN - Fungsi Air Dalam Tubuh Manusia - Homeostasis cairan Tubuh - Pengukuran Volume Cairan Tubuh - Faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi Cairan

Lebih terperinci

MIKROSIRKULASI. Detty Iryani Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Unand

MIKROSIRKULASI. Detty Iryani Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Unand MIKROSIRKULASI Detty Iryani Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Unand Kompartemen cairan tubuh: Cairan tubuh - total: 60% BB - variasi: umur, sex, obesitas Cairan intrasel: 28 L (40% BB) 75 triliun sel

Lebih terperinci

FISIOLOGI PEMBULUH DARAH. Kuntarti, SKp

FISIOLOGI PEMBULUH DARAH. Kuntarti, SKp FISIOLOGI PEMBULUH DARAH Kuntarti, SKp Overview Struktur & Fungsi Pembuluh Darah Menjamin keadekuatan suplay materi yg dibutuhkan jaringan tubuh, mendistribusikannya, & membuang zat sisa metabolisme Sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Perkemihan Sistem perkemihan melibatkan kerja beberapa organ yaitu ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. 1. Ginjal a. Letak Manusia memiliki 2 buah ginjal. Ginjal

Lebih terperinci

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA Disusun Sebagai Pelaksanaan Tugas Mata Kuliah Anatomi Fisiologi Manusia Ampuan Yoanni Maria Lauda Feroniasanti M.Si. Oleh : 1. Maria Claret T (141434010) 2. Fransiska Agri M (141434039)

Lebih terperinci

Pemeriksaan Urine Metode Carik Celup

Pemeriksaan Urine Metode Carik Celup Pemeriksaan Urine Metode Carik Celup Metode : Carik Celup Cara penggunaanya mudah, strip dicelupkan ke dalam urine, warna strip untuk setiap kategori akan berubah sesuai kandungan zat yang ada dalam urin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis, dan radiologis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis, dan radiologis BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasnya, air bersih adalah air

Lebih terperinci

ph = log = - log [H + ] ph = - log [0, ] ph = 7,4

ph = log = - log [H + ] ph = - log [0, ] ph = 7,4 KESEIMBANGAN ASAM BASA Ion hidrogen adalah proton tunggal bebas yang dilepaskan dari atom hidrogen. Molekul yang mengandung atom-atom hidrogen yang dapat melepaskan ion ion hidrogen dalam larutan dikenal

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL TAHUN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL TAHUN ASIDOSIS METABOLIK Disusun oleh: Desi (A101.19.006) Dewi Sekar (A101.19.007) Dina Fitri Astuti (A101.19.008) Ela Kusumawati (A101.19.009) Fatoni Aditya O (A101.19.010) Febriana Ramadhani (A101.19.011)

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.1 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.1 1. Organ ekskresi pada manusia yang berfungsi mengubah amonia menjadi urea adalah... Paru-paru Hati Kulit Ginjal Kunci Jawaban : B Pembahasan:

Lebih terperinci

Bab. Sistem Ekskresi. A. Sistem Ekskresi pada Manusia B. Sistem Ekskresi pada Hewan

Bab. Sistem Ekskresi. A. Sistem Ekskresi pada Manusia B. Sistem Ekskresi pada Hewan Bab 7 Sumber: www.gcarlson.com Ginjal merupakan salah satu organ ekskresi yang menghasilkan urine. Sistem Ekskresi Hasil yang harus Anda capai: menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu,

Lebih terperinci

PATOFISIOLOGI SINDROM NEFROTIK

PATOFISIOLOGI SINDROM NEFROTIK PATOFISIOLOGI SINDROM NEFROTIK Reaksi antara antigen-antibodi menyebabkan permeabilitas membran basalis glomerulus meningkat dan diiukti kebocoran protein, khususnya akbumin. Akibatnya tubuh kehilangan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga retroperitonium. Secara anatomi ginjal terletak dibelakang abdomen atas dan di kedua sisi kolumna

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Penapisan Fitokimia Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder yang ada dalam fraksi heksan dan etil asetat ekstrak etanol daun alpukat. Fraksinasi dilakukan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Protein Hati Itik

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Protein Hati Itik IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Protein Hati Itik Rata-rata kadar Protein hati itik yang diberikan imbangan elektrolit ransum disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Rataan Persentase

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi Pada Hewan Vertebrata

Sistem Ekskresi Pada Hewan Vertebrata Sistem Ekskresi Pada Hewan Vertebrata Sistem ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya melibatkan organ paruparu, kulit, ginjal, dan hati. Namun yang terpenting dari keempat organ tersebut adalah ginjal..

Lebih terperinci

Sistem Osmoregulasi Pada Ikan

Sistem Osmoregulasi Pada Ikan Sistem Osmoregulasi Pada Ikan A. Pengertian Osmoregulasi Osmoregulasi adalah proses pengatur konsentrasi cairan dan menyeimbangkan pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau organisme hidup.

Lebih terperinci

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik Latar Belakang Masalah Gagal ginjal kronik merupakan keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan irreversibel yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal 1. Mekanisme Filtrasi Ginjal Glomerulus adalah bagian kecil dari ginjal yang mempunyai fungsi sebagai saringan yang setiap menit kira-kira 1 liter darah yang mengandung

Lebih terperinci

BAB XI Biokimia Ginjal dan Cairan Tubuh

BAB XI Biokimia Ginjal dan Cairan Tubuh BAB XI Biokimia Ginjal dan Cairan Tubuh pg. 198 A. Biokimia Ginjal dan Cairan Tubuh Cairan ekstrak sel merupakan medium sel-sel ditemukan oleh Claude Bernard serta menyebutnya sebagai Millieu Interieur

Lebih terperinci

M.Biomed. Kelompok keilmuan DKKD

M.Biomed. Kelompok keilmuan DKKD SISTEM PERKEMIHAN By: Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed Kelompok keilmuan DKKD TUJUAN PEMBELAJARAN Mhs memahami struktur makroskopik sistem perkemihan (Ginjal, ureter, vesika urinaria dan uretra) dan struktur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Darah Darah adalah adalalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan

Lebih terperinci

G R A C I A C I N T I A M A S S I E P E M B I M B I N G : D R. A G U S K O O S H A RT O R O, S P. P D

G R A C I A C I N T I A M A S S I E P E M B I M B I N G : D R. A G U S K O O S H A RT O R O, S P. P D HIPOKALEMIA GRACIA CINTIA MASSIE PEMBIMBING : DR. AGUS KOOSHARTORO, SP.PD DEFINISI Hipokalemia adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah dibawah 3.5 meq/l yang disebabkan oleh berkurangnya

Lebih terperinci

CAIRAN & ELEKTROLIT. M. NURALAMSYAH, S.Kep, Ns.,M.Kes

CAIRAN & ELEKTROLIT. M. NURALAMSYAH, S.Kep, Ns.,M.Kes CAIRAN & ELEKTROLIT M. NURALAMSYAH, S.Kep, Ns.,M.Kes FISIOLOGI SISTEM SIRKULASI Sistem sirkulasi t.d: Sirkulasi sistemik perifer/seluruh tubuh Ventrikel kiri aorta arteri arteriole atrium kanan VCS/VCI

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rataan volume urin (ml) kumulatif tikus percobaan pada setiap jam

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rataan volume urin (ml) kumulatif tikus percobaan pada setiap jam 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini terdiri atas volume urin, persentase ekskresi urin, kerja diuretik, aktivitas diuretik, ph, kadar natrium, dan kalium urin. Selanjutnya, hasil penelitian disajikan

Lebih terperinci

- - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - sbl1ekskresi

- - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - sbl1ekskresi - - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl1ekskresi Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara

Lebih terperinci

BIOLOGI SEL. Chapter IV Sifat Membran Plasma (Transportasi pada Membran)

BIOLOGI SEL. Chapter IV Sifat Membran Plasma (Transportasi pada Membran) BIOLOGI SEL Chapter IV Sifat Membran Plasma (Transportasi pada Membran) Membran Molekul Besar Molekul Kecil Gas ION Ingat Fungsi Protein Transmembran?? Manakah Fungsi Transmembran pada Kasus Ini?? Sifat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreatinin Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan dan diekskresi dalam

Lebih terperinci

FARMAKOLOGI SISTEM VASKULER-RENAL (ANTIHYPERTENSION & DIURETICS AGENT)

FARMAKOLOGI SISTEM VASKULER-RENAL (ANTIHYPERTENSION & DIURETICS AGENT) FARMAKOLOGI SISTEM VASKULER-RENAL (ANTIHYPERTENSION & DIURETICS AGENT) Rina Wijayanti, M. Sc., Apt Disampaikan dalam Kuliah Modul Farmakologi Prodi Farmasi FK UNISSULA Mampu menjelaskan Farmakologi sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saluran kencing sebagai organ penting dalam ekskresi urin terdiri dari: 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saluran kencing sebagai organ penting dalam ekskresi urin terdiri dari: 2 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anatomi Dan Fisiologi Saluran Kencing Saluran kencing sebagai organ penting dalam ekskresi urin terdiri dari: 2 buah ginjal, 2 buah ureter, 1 buah vesica urinaria, 1 buah urethra.

Lebih terperinci

VII. KESEIMBANGAN ASAM BASA

VII. KESEIMBANGAN ASAM BASA VII. KESEIMBANGAN ASAM BASA Mohammad Hanafi, MBBS (Syd)., dr., MS. 1.Pendahuluan Untuk mempelajari keseimbangan asam basa, diperlukan pengertian tentang air, asam, basa dan mekanisme kompensasi tubuh untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cairan tubuh adalah cairan suspense sel di dalam tubuh yang memiliki fungsi fisiologis tertentu.cairan tubuh merupakan komponen penting bagi cairan ekstraseluler,

Lebih terperinci

VII. EKSKRESI 7.1. KONSEP.

VII. EKSKRESI 7.1. KONSEP. VII. EKSKRESI 7.1. KONSEP. Sisa-sisa metabolisme zat-zat makanan yang telah diserap oleh dinding usus dikeluarkan dan tubuh organisme melalui berbagai cara. Demikian pula halnya dengan kelebihan elektroht

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada manusia. Ginjal mempunyai peran penting dalam mempertahankan kestabilan tubuh. Ginjal memiliki fungsi yaitu mempertahankan keseimbangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bladder Retention Training 1.1. Defenisi Bladder Training Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kemih yang mengalami gangguan ke keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada makhluk hidup multiseluler. Zatzat yang tidak digunakan oleh tubuh akan dikeluarkan dalam bentuk urin oleh ginjal. Pada seorang

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER AWAL

LAMPIRAN KUESIONER AWAL LAMPIRAN KUESIONER AWAL Kami dari Mahasiswa Binus University Jenjang S1 jurusan Teknik Informatika Nama : 1) Tria Adrianita Nim : 1) 0900796844 2) Andri Ertanto 2) 0900803824 3) Ahmad Syahda fuadi 3) 0900814613

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI SISTEM EKSKRESI PADA VERTEBRATA

SISTEM EKSKRESI SISTEM EKSKRESI PADA VERTEBRATA SISTEM EKSKRESI SISTEM EKSKRESI PADA VERTEBRATA Sistem ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya melibatkan organ paru-paru, kulit, ginjal, dan hati. Namun yang terpenting dari keempat organ tersebut

Lebih terperinci

SCIENCE MODULE GRADE IX JULY-AUGUST 2015 ACADEMIC YEAR 2015/2016

SCIENCE MODULE GRADE IX JULY-AUGUST 2015 ACADEMIC YEAR 2015/2016 SCIENCE MODULE GRADE IX JULY-AUGUST 2015 ACADEMIC YEAR 2015/2016 Tujuan Pembelajaran: - Mendeskripsikan bentuk/bangun organ-organ penyusun sistem ekskresi pada manusia - Mendeskripsikan fungsi sistem ekskresi

Lebih terperinci

PERCOBAAN VI PEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA URINE

PERCOBAAN VI PEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA URINE PERCOBAAN VI PEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA URINE I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui cara pemeriksaan protein dan glukosa urine dan mengetahui kadar protein dan glukosa urine.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 34 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penapisan fitokimia merupakan suatu metode kimia untuk mengetahui kandungan kimia suatu simplisia, ekstrak ataupun fraksi senyawa metabolit suatu tanaman herbal. Hasil penapisan

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi pada Manusia. mendeskripsikan sistem ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

Sistem Ekskresi pada Manusia. mendeskripsikan sistem ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Bab 1 Sumber: Seri Pustaka Sains: Tubuh Kita, 2006 Sistem Ekskresi pada Manusia Hasil yang harus kamu capai: memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Setelah mempelajari bab ini, kamu harus mampu:

Lebih terperinci

Gagal ginjal. Pembimbing : dr. Imam Ghozali,Sp.An,.M.Kes Oleh : Arum Mananti Pradita

Gagal ginjal. Pembimbing : dr. Imam Ghozali,Sp.An,.M.Kes Oleh : Arum Mananti Pradita Gagal ginjal Pembimbing : dr. Imam Ghozali,Sp.An,.M.Kes Oleh : Arum Mananti Pradita Anatomi ginjal Batas batas ginjal Anterior : kiri ( gaster, pancreas, colon descenden dan glandula adrenal ) dan kanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat-obat yang menyebabkan suatu keadaan meningkatnya aliran urine disebut diuretik. Obat-obat ini merupakan penghambat transpor ion yang menurunkan reabsorpsi natrium

Lebih terperinci

MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN SEL

MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN SEL MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN SEL Berbagai organel yang terdapat di dalam sitoplasma memiliki membran yang strukturnya sama dengan membran plasma. Walaupun tebal membran plasma hanya ± 0,1 μm, membran

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI. - Sistem ekskresi pada uniseluler dan multiseluler. - Pembuangan limbah nitrogen dan CO 2

SISTEM EKSKRESI. - Sistem ekskresi pada uniseluler dan multiseluler. - Pembuangan limbah nitrogen dan CO 2 SISTEM EKSKRESI 1. Pendahuluan - Pengertian Ekskresi - Sistem ekskresi pada uniseluler dan multiseluler 2. Fungsi pokok sistem ekskresi - Pembuangan limbah nitrogen dan CO 2 - Keseimbangan air, garam,

Lebih terperinci

Artikel Kimia tentang Peranan Larutan Penyangga

Artikel Kimia tentang Peranan Larutan Penyangga Artikel Kimia tentang Peranan Larutan Penyangga A. PENGERTIAN Larutan penyangga atau dikenal juga dengan nama larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan nilai ph apabila larutan tersebut ditambahkan

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. GINJAL

BAB II PEMBAHASAN A. GINJAL BAB I PENDAHULUAN Pada tubuh manusia terjadi metabolisme yang mengkoordinasi kerja tubuh. Proses metabolisme selain menghasilkan zat yang berguna bagi tubuh tetapi juga menghasilkan zatzat sisa yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu industri minuman yang dikemas dalam kantong plastik. Minuman

BAB I PENDAHULUAN. suatu industri minuman yang dikemas dalam kantong plastik. Minuman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minuman serbuk instan adalah minuman yang diproduksi oleh suatu industri minuman yang dikemas dalam kantong plastik. Minuman tersebut dijual dan dapat ditemukan

Lebih terperinci

Ginjal adalah suatu organ ekskresi yang bentuknya mirip kacang. Banyak fungsi ginjal, diantaranya :

Ginjal adalah suatu organ ekskresi yang bentuknya mirip kacang. Banyak fungsi ginjal, diantaranya : Bismillaahirrohmaanirrohiim Yoi, ketemu lagi kita dalam sesi FAAL! Doa dulu sebelum belajar ya, supaya ilmunya masuk ke otak, ilmunya berkah, dan bermanfaat bagi warga negara Indonesia *wuelaaah* *aamiin*.

Lebih terperinci