Jl. Universitas No.21 Kampus USU Medan, ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jl. Universitas No.21 Kampus USU Medan, ABSTRACT"

Transkripsi

1 ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MENARCHE PADA SISWI DI SMP SWASTA HARAPAN 1 DAN 2 MEDAN TAHUN 2014 Rizvya Fildza 1, Sori Muda 2, Jemadi 2 1 Mahasiswa Departemen Epidemiologi FKM USU 2 Dosen Departemen Epidemiologi FKM USU Jl. Universitas.21 Kampus USU Medan, ABSTRACT is the first menstruation occurs in female adolescents. While early menarche is first menstruation that occured under the age of 12 years. Based on the results Riskesdas in 2010, that 5.2% of children in 17 provinces in Indonesia experienced menarche under the age of 12 years. Research conducted in SMP N 30 Semarang in 2012 showed the prevalence of early menarche of 23.6%. Early menarche is a risk factor for malignant disease. Preliminary survey results show that from 41 students 58.64% of them experienced early menarche and the rest normal menarche. To determine the factors related to menarche in girls in SMP Swasta Harapan 1 and 2 Medan, conducted a study using cross-sectional research design. The samples were taken by purposive sampling as many as 131 students. Data were analyzed by descriptive univariate and bivariate using the chi square test with. The result showed the proportion of early menarche in SMP Swasta Harapan 1 and 2 Medan in 2014 as much as 60.3% and 39.7% incidence of normal menarche. Furthermore, the age of menarche were largely normal mothers 67.9%, normal nutritional status 53.4%, good habit diet 70.2%, bad habit of watching tv 75.6%, poor exercise habits 81.7%. The results of the bivariate analysis there are four variables that have a significant relationship with the occurrence of menarche is maternal age of menarche (p = 0.001), nutritional status (p = 0.001), diet (p = 0.001), the habit of watching tv (p=0.028) whereas exercise habits are not have a significant relationship (p=0,243). It is expected that the student in order to implement a balanced nutritional diet and regular exercise so won t increase the risk factor for the occurrence of malignant disease. Keywords:, Adolescent, Risk factors Pendahuluan Menurut World Health Organization (WHO) yang dikatakan remaja adalah pada rentang usia 12 sampai 24 tahun. Namun, menurut Departemen Kesehatan di Indonesia yang dikatakan remaja adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun. 1 Kematangan seksual pada remaja ditandai dengan perubahan pada ciri-ciri seks primer dan ciri seks sekunder. Ciriciri seks primer ini berbeda antara anak laki-laki dan perempuan. Pada anak perempuan ciri-ciri seks primer ini ditandai dengan munculnya periode menstruasi, yang disebut dengan menarche, yaitu menstruasi yang pertama kali terjadi. 2 Sejalan dengan perkembangan zaman, usia menarche cenderung mengalami penurunan pada 3 dekade terakhir. Di Amerika, pada tahun 1900-an umur menarche yaitu berkisar pada 17 tahun sedangkan pada tahun 1973 sudah berada pada usia 12,8 tahun dan cenderung stabil pada tahun selanjutnya. 3 Sebuah

2 penelitian yang dilakukan di Kanada pada tahun 2001 menunjukkan bahwa rata-rata usia menarche pada remaja di negara tersebut adalah 12,72 tahun. Bila dibandingkan dengan penelitian yang diterbitkan antara tahun dengan negara-negara maju lainnya, rata-rata usia menarche di Kanada lebih rendah dari usia rata-rata yang dilaporkan di Australia dan Rusia mempunyai rata-rata usia menarche yang sama yaitu, 13 tahun sedangkan di rwegia 13,2 tahun. 4 Penelitian yang sama dilakukan di India pada tahun 2008 menunjukkan bahwa, usia rata-rata remaja mengalami menarche adalah pada usia 12,62 tahun. 5 Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, bahwa 5,2% anak-anak di 17 provinsi di Indonesia mengalami menarche di bawah usia 12 tahun. Sehingga Indonesia menempati urutan ke 15 dari 67 negara dengan penurunan usia menarche mencapai 0,145 tahun per dekade. 6 Penelitian yang dilakukan di SMP N 30 Semarang pada tahun 2012 menunjukkan angka prevalensi menarche dini yaitu siswi yang megalami menarche dibawah umur 12 tahun di sekolah tersebut sebesar 23,6%. 7 Penelitian yang dilakukan di Kota Medan pada tahun 2009 menunjukkan bahwa usia rata-rata menarche pada remaja adalah 12,19 tahun. 8 Faktor yang mempengaruhi usia menarche di kalangan remaja adalah faktor genetik, etnis, psikologis, status gizi, pola makan dan kebiasaan berolahraga. Faktor lingkungan seperti kediaman di kota atau luar kota, pendapatan keluarga (sosial ekonomi), tingkat pendidikan orang tua mempengaruhi perkembangan pubertas pada remaja. 9,10 Pertumbuhan yang pesat, kematangan seksual, perubahan komposisi tubuh pada masa remaja menyebabkan nutrisi merupakan hal yang penting pada remaja. Keanekaragaman konsumsi makanan dan faktor genetik diteliti sebagai indikator utama timbulnya kejadian menarche dini di kalangan remaja. 11 Menurut Bustan, kejadian menarche dini yang terjadi dewasa ini, dapat menjadi suatu faktor resiko terjadinya penyakit keganasan, seperti kanker payudara. 12 Namun menurut Proverawati, menarche dini tidak hanya sebagai faktor resiko penyakit kanker payudara tetapi juga sebagai faktor resiko dari kanker serviks dan mioma uteri. 9 Usia menarche telah dikaitkan dengan pernikahan dini dan persalinan pertama yang lebih cepat terutama di negara-negara berkembang yang merupakan faktor resiko kejadian kanker payudara, kanker ovarium, dan penyakit lainnya. 13 Berdasarkan latar belakang tersebut dilakukan survei pendahaluan di SMP Swasta Harapan 2 Medan yang mempunyai siswi dengan status sosial ekonomi yang baik. Hasil survei pendahuluan yang dilakukan pada 41 orang siswi yang telah mengalami menstruasi, 58,54% diantaranya mengalami menarche dini. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian menarche di tempat tersebut. Rumusan masalah penelitian ini adalah belum diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian menarche pada siswi di SMP Swasta Harapan1 dan 2 Medan. Adapun tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan menarche ibu, status gizi, pola makan, kebiasaan menonton televisi dan kebiasaan berolahraga terhadap kejadian menarche dini pada siswi di SMP Swasta Harapan 1 dan 2 Medan. Sedangkan tujuan khusus pada penelitian ini yaitu, untuk mengetahui prevalens menarche pada siswi, distribusi proporsi kejadian menarche, mengetahui hubungan antara menarche ibu dengan kejadian menarche, mengetahui hubungan antara status gizi dengan kejadian menarche, mengetahui hubungan antara pola makan dengan kejadian menarche, mengetahui hubungan kebiasaan menonton televisi dengan kejadian menarche,

3 mengetahui hubungan kebiasaan berolahraga dengan kejadian menarche. Manfaat penelitian ini adalah dapat memberikan informasi kepada pihak sekolah mengenai kejadian menarche dan dampaknya yang dapat ditindak lanjuti dengan cara melakukan penyuluhan kepada siswi yang dapat dilakukan dengan cara bekerja sama dengan lembaga terkait. Bagi responden dapat menambah wawasan mengenai dampak yang ditimbulkan serta pencegahan yang dapat dilakukan dari kejadian menarche. Sebagai masukan bagi pihak-pihak lain yang membutuhkan dan dapat dijadikan referensi. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan mengenai permasalahan pada ilmu kesehatan masyarakat khususnya pada kejadian menarche dan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan bersifat analitik dengan menggunakan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan di SMP Swasta Harapan 1 dan 2 Medan. Penelitian ini dimulai dari bulan Januari Agustus Populasi adalah semua siswi SMP Swasta Harapan 1 dan 2 Medan dari kelas VII dan VIII yang telah mengalami menstruasi. Sampel adalah sebagian siswi SMP Swasta Harapan 1 dan 2 Medan yang berada pada kelas VII dan VIII yang telah mengalami menstruasi yang dihitung menggunakan rumus dengan hasil 131 siswi. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui proses wawancara menggunakan kuesioner dengan siswi dan data sekunder yang diperoleh dari sekolah. Data univariat dianalisis secara deskriptif sedangkan data bivariat dianalisis dengan metode chi square kemudian dilakukan penghitungan ratio prevalence (). Hasil dan Pembahasan Penelitian yang dilakukan terhadap 131 siswi SMP Swasta Harapan 1 dan 2 Medan diperoleh proporsi kejadian menarche. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1. Tabel Proporsi Kejadian di SMP 2014 Kejadian Dini rmal Frekuensi Proporsi (%) 79 60, ,7 Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa proporsi kejadian menarche dini pada siswi SMP Swasta Harapan 1 dan 2 Medan Tahun 2014 adalah 60,3%. Sedangkan proporsi kejadian menarche normal pada siswi SMP Swasta Harapan 1 dan 2 Medan Tahun 2014 sebesar 39,7%, dengan rata-rata usia menarche pada siswi yaitu 11,11 ± 0,80 tahun. Usia menarche terendah dari responden yaitu 9 tahun sebanyak 3 orang (2,3%) dan yang tertinggi pada usia 13 tahun sebanyak 4 orang (3,1%). Penelitian yang dilakukan oleh Anni Kartika pada tahun 2009 di Jakarta Timur, juga menunjukkan rata-rata umur menarche pada remaja putri yaitu 11,42 ± 0,93 tahun. 14 Distribusi proporsi umur menarche ibu pada siswi SMP Swasta Harapan 1 dan 2 Medan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 Distribusi Proporsi Umur Ibu Pada Siswi di SMP Swasta Harapan 1 dan 2 Medan tahun 2014 Usia Frekuensi Proporsi (%) 1 Dini 42 32,1 2 rmal 89 67,9 Berdasarkan tabel 2 diatas, dapat dilihat bahwa proporsi umur menarche ibu

4 dari siswi di SMP Swasta Harapan 1 dan 2 Medan tahun 2014, yang paling banyak adalah ibu dengan usia menarche normal sebanyak 89 orang (67,9%) dan yang paling sedikit adalah ibu dengan usia menarche dini sebanyak 42 orang (32,1%). Distribusi proporsi responden berdasarkan status gizi pada siswi di SMP 2014 dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3 Distribusi Proporsi Status Gizi Pada Siswi di SMP Swasta Harapan 1 dan 2 Medan tahun 2014 Status Gizi Frekuensi Proporsi (%) 1 Kurus Sekali 12 9,2 2 Kurus 14 10,7 3 rmal 78 59,5 4 Gemuk 14 10,7 5 Obesitas 13 9,9 Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa proporsi responden berdasarkan status gizi di SMP Swasta Harapan 1 dan 2 Medan tahun 2014, yang paling banyak adalah status gizi normal sebanyak 78 orang (59,5%), kemudian status gizi kurus dan gemuk sebanyak 14 orang (10,7%), selanjutnya obesitas dengan 13 orang (9,9%), dan yang terakhir adalah kurus sekali sebanyak 12 orang (9,2%). Distribusi proporsi pola makan yang dinilai berdasarkan asupan gizi dan frekuensi makan pada siswi di SMP 2014 dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4 Distribusi Proporsi Pola Makan Pada Siswi di SMP Swasta Harapan 1 dan 2 Medan tahun 2014 Pola Makan Siswi f % Asupan Gizi 1 Baik 39 29,7 2 Sedang 53 40,5 3 Kurang 25 19,1 4 Defisit 14 10,7 Frekuensi Makan 1 Buruk 80 61,1 2 Baik 51 38,9 Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa proporsi responden berdasarkan pola makan dengan menghitung asupan gizi pada siswi di SMP Swasta Harapan 1 dan 2 Medan tahun 2014, yang paling banyak adalah asupan gizi sedang sebanyak 53 orang (40,5%), kemudian siswi dengan asupan gizi yang baik sebanyak 38 orang (29,0%), sedangkan siswi dengan asupan gizi kurang sebanyak 26 orang (19,8%) dan yang terakhir yang memiliki asupan gizi defisit sebanyak 14 orang (10,7%). Proporsi responden berdasarkan pola makan dengan menghitung frekuensi makan yaitu, frekuensi makan buruk sebanyak 80 orang (61,1%) sedangkan yang memiliki frekuensi makan baik sebanyak 51 orang (38,9%). Distribusi proporsi kebiasaan menonton televisi pada siswi di SMP 2014, dapat dilihat pada tabel 5 Tabel 5 Distribusi Proporsi Kebiasaan Menonton Televisi Pada Siswi di SMP Swasta Harapan 1 dan 2 Medan Tahun 2014 Kebiasaan Menonton TV Frekuensi Proporsi (%) 1 Buruk 99 75,6 2 Baik 32 24,4 Berdasarkan tabel 5 diatas, dapat diketahui bahwa proporsi responden berdasarkan kebiasaan menonton televisi di SMP Swasta Harapan 1 dan 2 Medan tahun 2014 adalah yang mempunyai kebiasaan menonton televisi dengan buruk sebesar 99 orang (75,6%) dan yang mempunyai kebiasaan menonton televisi dengan baik yaitu 32 orang (24,4%). Distribusi proporsi kebiasaan berolahraga pada siswi di SMP Swasta Harapan 1 dan 2 Medan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 6.

5 Tabel 6 Distribusi Proporsi Kebiasaan Berolahraga Pada Siswi di SMP 2014 Kebiasaan Proporsi Frekuensi Berolahraga (%) 1 Baik 24 18,3 2 Buruk ,70 Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa proporsi kebiasaan berolahraga pada siswi di SMP Swasta Harapan 1 dan 2 Medan tahun 2014, yang paling banyak yaitu yang mempunyai kebiasaan berolahraga buruk sebanyak 107 orang (81,7%), dan yang paling sedikit yaitu yang mempunyai kebiasaan berolahraga baik sebanyak 24 orang (18,3%). Analisis Bivariat Hubungan Umur Ibu dengan Kejadian Tabel 7 Tabulasi Silang Hubungan Umur Ibu Dengan Kejadian Pada Siswi Di SMP Swasta Harapan 1 dan 2 Medan Tahun 2014 Ibu Dini rmal Jlh χ 2 / p Dini 37 88,1 5 11, ,9 rmal 42 47, , / 0,00 1 8,28 (2,98 23,0 2) Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa prevalens rate kejadian menarche dini pada siswi yang mempunyai ibu dengan umur menarche dini adalah 88,1 %, sedangkan pada siswi yang mempunyai ibu dengan umur menarche normal adalah 47,2%. Prevalens rate kejadian menarche normal pada siswi yang mempunyai ibu dengan umur menarche dini adalah 11,9%, sedangkan pada siswi yang mempunyai ibu dengan umur menarche normal adalah 52,8%. ibu yang mempunyai umur menarche dini dibandingkan dengan ibu yang mempunyai umur menarche normal dihubungkan terhadap kejadian menarche pada siswi adalah 8,28 dengan 95 % (2,98-23,02) artinya siswi dengan ibu menarche dini 8,28 kali perkiraan resikonya untuk mengalami menarche dini dibandingkan siswi dengan ibu menarche normal. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Ong dkk pada tahun 2007 menyatakan bahwa terdapat hubungan yang konsisten antara ibu yang mengalami menarche dini dengan percepatan pertumbuhan, kenaikan berat badan, peningkatan massa lemak tubuh serta resiko obesitas di kemudian hari bagi anaknya. Gen-gen apa saja yang berpengaruh masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, namun faktor genetik ini mempengaruhi aktivitas hormon seks yang disebabkan karena adanya aktivasi hormon seks sentral dan perifer pada masa bayi. 15 Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Tabel 8 Tabulasi Silang Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Pada Siswi Di SMP Swasta Harapan 1 dan 2 Medan Tahun 2014 Status Gizi Dini rmal Jlh Gemuk 20 52,6 8 47, rmal 51 72,9 9 27, Kurus 8 34,8 5 65, χ 2 / p 10,82/ 0,00 1 2,42 (1,06-5,52) 0,19 (0,07-0,54) Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui hasil tabulasi silang antara status gizi dengan kejadian menarche pada siswi SMP Swasta Harapan 1 dan 2 yang menunjukkan pada kelompok siswi dengan status gemuk 20 orang (52,6%) mengalami menarche dini, sedangkan 18 orang (47,4%) mengalami menarche normal. Pada siswi dengan status gizi normal 51 orang (72,9%) mengalami menarche dini, sedangkan 19 orang (27,1%) mengalami menarche normal. Terdapat 8 orang (34,8%) yang berstatus kurus mengalami menarche dini, sedangkan 15 orang (65,2%) mengalami menarche normal.

6 siswi dengan status gizi gemuk dibandingkan dengan siswi yang berstatus gizi normal dihubungkan terhadap kejadian menarche pada siswi adalah 2,42 dengan 95 % (1,057 5,520) artinya siswi dengan status gizi gemuk 2,42 kali perkiraan resikonya mengalami menarche dini dibandingkan dengan siswi dengan status gizi normal. Sedangkan siswi dengan status gizi kurus dibandingkan dengan siswi yang berstatus gizi normal dihubungkan dengan kejadian menarche pada siswi adalah 0,19 dengan (0,073 0,544) artinya siswi dengan status gizi kurus 0,19 kali perkiraan resikonya untuk mengalami menarche dini dibandingkan dengan siswi dengan status gizi normal. Umumnya, remaja yang tinggi dan mempunyai berat badan lebih dengan massa tubuh yang besar akan mengalami usia menarche yang cenderung lebih muda. Semakin baik keadaan gizi seseorang maka akan semakin cepat usia menarchenya. Beberapa ahli mengatakan bahwa remaja yang mempunyai banyak lemak cenderung mengalami menarche dini dibandingkan dengan remaja yang lain. 10 Indeks massa tubuh remaja yang kurus juga tidak semata-mata merupakan kondisi yang terbaik. Tubuh yang terlalu kurus juga akan menimbulkan penyakitpenyakit lain pada remaja. Indeks massa tubuh kurus disini berkisar antara 17 18,5 kg/m 2. Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Tabel 9 Tabulasi Silang Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Pada Siswi Di SMP Swasta Harapan 1 dan 2 Medan Tahun 2014 Pola Makan Dini rmal Jlh Buruk 70 64, , Baik 9 40, , χ 2 / p 4,155/ 0,042 2,59 (1,02 6,61) Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa prevalens rate kejadian menarche dini pada siswi yang mempunyai pola makan baik adalah 69,6 %, sedangkan pada siswi yang mempunyai pola makan buruk adalah 38,5%. Prevalens rate kejadian menarche normal pada siswi yang mempunyai pola makan baik adalah 30,4%, sedangkan pada siswi yang mempunyai pola makan buruk adalah 61,5%. siswi yang mempunyai pola makan buruk dibandingkan dengan siswi dengan siswi yang mempunyai pola makan baik terhadap kejadian menarche adalah 2,59 dengan (1,02-6,61) artinya siswi dengan pola makan buruk 2,59 kali prkiraan resikonya mengalami menarche dini diandingkan dengan siswi dengan pola makan baik. Tubuh memerlukan minimal 17% kadar lemak agar seorang remaja mengalami menarche, lemak berpengaruh terhadap kadar leptin dan estrogen dalam tubuh. Kualitas asupan makanan mempengaruhi usia menarche. Hormon yang berhubungan menimbulkan rasa kenyang dihasilkan oleh sel lemak yang mungkin dapat menjadi penghubung antara berat badan dan pubertas. 16 Lemak tubuh merupakan determinan yang penting dalam sistem reproduksi karena lemak tubuh berhubungan dengan produksi hormon estrogen. Konsumsi protein hewani serta asupan daging yang tinggi dikaitkan dengan usia menarche yang lebih awal. Sebaliknya, konsumsi protein nabati dikaitkan dengan usia menarche yang lebih lambat. Konsumsi protein hewani yang tinggi meningkatkan kadar IGF-1 dan pertumbuhan, yang juga dapat mempercepat usia menarche. IGF-1 berkontribusi selama terjadinya proses pubertas dan berpengaruh sebagai pemberi sinyal pada estradiol. 17

7 Hubungan Kebiasaan Berolahraga dengan Kejadian Tabel 10 Tabulasi Silang Hubungan Kebiasaan Menonton Televisi Dengan Kejadian Pada Siswi Di SMP Swasta Harapan 1 dan Kebia saan nton TV 2 Medan Tahun 2014 Jlh rmal Dini Buruk 65 65, , Baik 14 43, , χ 2 / p 4,848 / 0,028 2,46 (1,09 5,54) Berdasarkan tabel 10 dapat dilihat bahwa prevalens rate kejadian menarche dini pada siswi yang mempunyai kebiasaan menonton TV dengan buruk 65,7%, sedangkan pada siswi yang mempunyai kebiasaan menonton TV baik adalah 43,8%. Prevalens rate kejadian menarche normal pada siswi yang mempunyai kebiasaan menonton TV buruk adalah 34,3%, sedangkan pada siswi yang mempunyai kebiasaan menonton TV baik adalah 56,3%. siswi yang mempunyai kebiasaan menonton TV buruk dibandingkan dengan siswi yang mempunyi kebiasaan menonton TV baik terhadap kejadian menarche adalah 2,46 dengan (1,09-5,54) artinya siswi dengan kebiasaan menonton TV buruk 2,46 kali perkiraan resikonya mengalami menarche dini dibandingkan dengan siswi yang mempunyai kebiasaan menonton TV baik. Menonton televisi lebih dari 3 jam dapat mengganggu produksi hormon melatonin, yang berperan pada pelepasan hormon GNRH. Hal tersebut terbukti bahwa kelompok remaja yang mengalami menarche dini mempunyai kadar melatonin yang rendah. 18 Rangsangan-rasangan yang mereka dapat dari menonton film-film yang bukan untuk kelompok umur mereka membuat reaksi-reaksi seksual pada remaja meningkat, sehingga mereka akan menjadi matang lebih cepat dibandingkan yang seharusnya. Tontonan yang mengarah sensualitas akan mempercepat pematangan hormon FSH sebagai akibat dari rangsangan ke otak. Informasi seksual juga dapat mempengaruhi hipofisis untuk mensekresi FSH sehingga akan mempercepat usia menarche. 19 Hubungan Kebiasaan Berolahraga dengan Kejadian Tabel 11 Tabulasi Silang Hubungan Kebiasaan Berolahraga Dengan Kejadian Pada Siswi Di SMP Swasta Harapan 1 dan 2 Medan Tahun 2014 Jlh Kebiasaan Dini rmal χ 2 / olahraga p Baik 17 70,8 7 29, ,36 1 / Buruk 62 57, , ,24 3 1,76 (0,68 4,61) Berdasarkan tabel 11 dapat dilihat bahwa prevalens rate kejadian menarche dini pada siswi yang mempunyai kebiasaan berolahraga dengan baik 70,8%, sedangkan pada siswi yang mempunyai kebiasaan berolahraga buruk adalah 57,9%. Prevalens rate kejadian menarche normal pada siswi yang mempunyai kebiasaan berolahraga baik adalah 29,2%, sedangkan pada siswi yang mempunyai kebiasaan berolahraga buruk adalah 42,1%. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,243. Hal ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan menonton TV dengan kejadian menarche pada siswi di SMP Swasta Harapan 1 dan 2 Medan tahun Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan a. Proporsi Prevalens kejadian menarche pada siswi di SMP Swasta Harapan 1 dan 2 Medan tahun 2014 adalah kejadian menarche dini 60,3% dan kejadian menarche normal 39,7%. b. Terdapat hubungan yang bermakna antara umur menarche ibu dengan kejadian menarche pada siswi di SMP

8 2014 (=8,28 ; =2,98 23,02). c. Terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian menarche pada siswi di SMP Swasta Harapan 1 dan 2 Medan tahun 2014 (=2,42 ; = 1,06-5,52 dan =0,19 ; = 0,07-0,54). d. Terdapat hubungan yang bermakna antara pola makan dengan kejadian menarche pada siswi di SMP Swasta Harapan 1 dan 2 Medan tahun 2014 (=3,66 ; =1,67-8,00). e. Terdapat hubungan yang bermakna kebiasaan menonton televisi dengan kejadian menarche pada siswi di SMP 2014 ( = 2,458 ; =1,09 5,54). f. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan berolahraga dengan kejadian menarche pada siswi di SMP Swasta Harapan 1 dan 2 Medan tahun Saran a. Diharapkan kepada siswi yang mengalami menarche dini untuk menerapkan pola makan gizi seimbang salah satunya dengan lebih banyak mengkonsumsi protein nabati seperti tahu dan tempe dibandingkan dengan protein hewani, serta mengurangi konsumsi makanan sumber lemak seperti ayam goreng cepat saji, pizza, sosis, hamburger, serta cokelat. b. Diharapkan kepada siswi untuk melakukan olahraga secara teratur agar memiliki massa tubuh ideal sehingga tidak memperbesar faktor resiko untuk menderita penyakit keganasan setelah mengalami menarche dini. c. Diharapkan kepada pemerintah serta lembaga terkait untuk melakukan pembatasan terhadap iklan makanan olahan maupun makanan siap saji yang tidak baik bagi kesehatan karena lemak, protein, karbohidrat yang tinggi namun rendah serat dan dapat menggantinya dengan iklan layanan masyarakat tentang pola makan gizi seimbang. Daftar Pustaka 1. Feig R First Aid For The Obstetrics And Gynecology Clerkship. Mc Graw Hill. Singapura 2. Mar at S Psikologi Perkembangan. Remaja Rosdakarya. Bandung 3. Silva DP And Lifestyle. Wisconsin Medical Journal Vol Diakses pada tanggal 17 Februari Al-Sahab et al. Age At In Canada : Results From The National Longitudinal Survey Of Children & Youth. BMC Public Health :736. Available from : 5. Rokade SA, A Mane A Study Of Age At, The Secular Trend And Factors Associated With It. The Internet Journal Of Biological Anthropology Volume 3 Number Silvana S Pemodelan Usia Dengan Regresi Logistik Ordinal Dan Metode CHAID Pada Siswi SMP Di Kota Depok. Tesis Institut Pertanian Bogor. 7. Susanti AV Faktor Resiko Kejadian Dini Pada Remaja Di SMP 30 Semarang. Skripsi Universitas Diponegoro. 8. Warita P Gambaran Usia Pada Remaja Putri Di SMP Shaffiyatul Ammaliyyah Dan SMP Nurul Hasanah Kota Medan. Skripsi Universitas Sumatera Utara. 9. Proverawati A, Misaroh : Menstruasi Pertama Penuh Makna. PT. Nuha Medika. Yogyakarta 10. Karapanou O, Anastasios P Determinants of. Reproductive Biology and

9 Endocrinology Journal. Diakses pada 17 Februari Rigon F, Lurgi B, Sergio B, et al Update On Age At In Italy : Toward The Levelling Of The Seculer Trend. Journal Of Adolescence Health. Diakses pada 16 Februari Bustan MN Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Rineka Cipta. Jakarta. 13. Rah Jee, Shamim, Abu Ahmed, et al Age Of Onset, Nutritional Determinants, And Seasonal Variations In In Rural Bangladesh. Journal Health Population and Nutrition. Diakses pada 05 Februari Putri AK Hubungan Antara Status Gizi, Status Ibu, Media Massa dan Aktivitas Olahraga Dengan Status Siswi SMP Islam AL-Azhar Rawamangun Jakarta Timur. Skripsi FKM UI. 15. Ong KK, et all Earlier Mother s Age At Predicts Rapid Infancy Growth And Childhood Obesity. PlosMed 4 (4) : e Santrock JW Life Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Erlangga. Jakarta 17. Joel MD Girls Are Reaching Puberty Earlier Than Ever. Available from: -girls-are-reaching-puberty-earlierthan-ever.html. Diakses pada tanggal 17 Februari Sigman A Visual Vodoo : The Biological Impact Of Watching TV. Biologist, 54, Brown JD Mass Media As Sexual Super Peer For Early Maturating Girls. Journal Of Adolescent Health Vol. 36 :

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN USIA MENARCHE DI SMPN 7 BANJARMASIN. Erni Yuliastuti

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN USIA MENARCHE DI SMPN 7 BANJARMASIN. Erni Yuliastuti HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN USIA MENARCHE DI SMPN 7 BANJARMASIN Erni Yuliastuti Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Email : yuliastutierni @ ymail.com Abstrak Masa remaja merupakan masa transisi

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN USIA MENARCHE. Nita Monica. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Siliwangi ABSTRAK

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN USIA MENARCHE. Nita Monica. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Siliwangi ABSTRAK HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN USIA MENARCHE Nita Monica Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi ABSTRAK Menarche adalah menstruasi pertama di tengah masa pubertas yang terjadi di awal masa remaja.

Lebih terperinci

Universitas Lampung. Abstrak CORRELATION BETWEEN NUTRITIONAL STATUS AND MENARCHE AGE IN TEENAGE GIRLS AT SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG.

Universitas Lampung. Abstrak CORRELATION BETWEEN NUTRITIONAL STATUS AND MENARCHE AGE IN TEENAGE GIRLS AT SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG. Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche pada Remaja Putri di SMP Negeri 22 Bandar Lampung Sylvia V 1), Fitria Saftarina 2) Email: s8182830@gmail.com 1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung,

Lebih terperinci

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Fahmi Fuadah 1 1 Mahasiswa Program Pascasarjana Program Studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja yang

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA. Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Aishah, S. 2011. Hubungan antara Status Gizi dengan Usia Menarche pada Siswi Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Shafiyyatul Amaliyah Medan Tahun 2011. Skripsi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang remaja akan tumbuh dan berkembang menuju tahap dewasa. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga tahap antara lain masa remaja awal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World Health Organization (WHO)

Lebih terperinci

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Correlation Of Energy Consumption Level, Protein and Food Consumerism With Nutritional Status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) mendefinisikan remaja sebagai mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila anak telah mencapai

Lebih terperinci

ABSTRAK KAITAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SMPN 1 DENPASAR TAHUN 2016

ABSTRAK KAITAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SMPN 1 DENPASAR TAHUN 2016 ABSTRAK KAITAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SMPN 1 DENPASAR TAHUN 2016 Menarche adalah permulaan dari menstruasi dan merupakan salah satu tonggak penanda di kehidupan seorang gadis.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP NEGERI 13 MANADO Natascha Lamsu*, Maureen I. Punuh*, Woodford B.S.

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP NEGERI 13 MANADO Natascha Lamsu*, Maureen I. Punuh*, Woodford B.S. HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP NEGERI 13 MANADO Natascha Lamsu*, Maureen I. Punuh*, Woodford B.S. Joseph* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pubertas merupakan suatu tahapan yang sangat penting bagi wanita. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi dewasa. Perubahan tersebut meliputi

Lebih terperinci

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015 ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015 Firina Adelya Sinaga, 2015. Pembimbing I : July Ivone, dr.,mkk.,mpd.ked Pembimbing II : Cherry

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI Devillya Puspita D. dkk, Hubungan antara Status Gizi dan Siklus Menstruasi... 99 HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI Devillya Puspita D, Selty Tingubun Universitas Respati

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016. A. HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian yang mengenai hubungan status gizi dengan siklus menstruasi pada remaja putri yang dilakukan di SMP N 2 Gamping Sleman Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Responden menurut Usia. sisanya merupakan kelompok remaja awal.

BAB V PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Responden menurut Usia. sisanya merupakan kelompok remaja awal. BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Karakteristik Responden menurut Usia Karakteristik usia responden menunjukan distribusi tertinggi adalah usia 9-11 tahun sebanyak 16 responden (53%) dan sisanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan. perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Buku-buku Pediatri

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan. perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Buku-buku Pediatri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja atau masa adolescence merupakan periode transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional

Lebih terperinci

Menstruasi prekok pada remaja Page 1

Menstruasi prekok pada remaja Page 1 Studi Kasus Menstruasi Prekok Pada Remaja Marwati Biswan, Siti Rahmadani, Alice Leiwakabessy Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta I Email : aksarahmadani@gmail.com Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta   ABSTRACT THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUTH PUBERTY WITH ADOLESCENTS ATTITUDE IN THE FACE OF PUBERTY IN ADOLESCENTS IN JUNIOR HIGH SCHOOL 3 DEPOK, MAGUWOHARJO, SLEMAN, YOGYAKARTA Dwi Agustiana Sari, Wiwin Lismidiati

Lebih terperinci

PEMODELAN USIA MENARCHE DENGAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DAN METODE CHAID Studi Kasus pada Siswi SMP di Kota Depok SILVANA SYAH

PEMODELAN USIA MENARCHE DENGAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DAN METODE CHAID Studi Kasus pada Siswi SMP di Kota Depok SILVANA SYAH PEMODELAN USIA MENARCHE DENGAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DAN METODE CHAID Studi Kasus pada Siswi SMP di Kota Depok SILVANA SYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SURAT PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI, STRESS, OLAHRAGA TERATUR DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA ST. THOMAS 2 MEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN STATUS GIZI, STRESS, OLAHRAGA TERATUR DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA ST. THOMAS 2 MEDAN TAHUN 2014 i HUBUNGAN STATUS GIZI, STRESS, OLAHRAGA TERATUR DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA ST. THOMAS 2 MEDAN TAHUN 2014 OLEH: RANI LESTARI B. 110100128 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 20 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DINI ARIANI NIM : 20000445 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI (INDEKS MASSA TUBUH) DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PRIMER PADA REMAJA DI AKADEMI KEBIDANAN BINA HUSADA TANGERANG

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI (INDEKS MASSA TUBUH) DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PRIMER PADA REMAJA DI AKADEMI KEBIDANAN BINA HUSADA TANGERANG HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI (INDEKS MASSA TUBUH) DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PRIMER PADA REMAJA DI AKADEMI KEBIDANAN BINA HUSADA TANGERANG Neng Nani Unani 1 HestiIstyorini 2 ABSTRAK Salah satu tanda keremajaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PAPARAN MEDIA DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI KELAS V DAN VI DI SD MUHAMMADIYAH WIROBRAJAN 3 YOGYAKARTA

HUBUNGAN PAPARAN MEDIA DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI KELAS V DAN VI DI SD MUHAMMADIYAH WIROBRAJAN 3 YOGYAKARTA HUBUNGAN PAPARAN MEDIA DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI KELAS V DAN VI DI SD MUHAMMADIYAH WIROBRAJAN 3 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Lilis Yuliasari 201510104081 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan Silaen P, Zuraidah R, Larasati TA. Medical Faculty

Lebih terperinci

PERBEDAAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD DAN ASUPAN LEMAK PADA REMAJA PUTRI MENARCHE DINI DAN NORMAL DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

PERBEDAAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD DAN ASUPAN LEMAK PADA REMAJA PUTRI MENARCHE DINI DAN NORMAL DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA PERBEDAAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD DAN ASUPAN LEMAK PADA REMAJA PUTRI MENARCHE DINI DAN NORMAL DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja masa yang sangat penting dalam membangun perkembangan mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan periode kehidupan anak dan dewasa,

Lebih terperinci

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DAN STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA YANG BERKUNJUNG KE PUSKESMAS RIMBO KEDUI KABUPATEN SELUMA Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja yang

Lebih terperinci

Novita Lusiana, Faktor-faktor yang berhubungan dengan Usia Menarche Siswi SMP PGRI Pekanbaru 2012

Novita Lusiana, Faktor-faktor yang berhubungan dengan Usia Menarche Siswi SMP PGRI Pekanbaru 2012 Faktor-faktor yang berhubungan dengan Usia Menarche Siswi SMP PGRI Factors Associated with Age of Menarche Junior High School Student PGRI Program Studi D III Kebidanan STIKes Hang Tuah Abstrak Beberapa

Lebih terperinci

KETELAN. Oleh: PUTRI J Disusun Fakultas

KETELAN. Oleh: PUTRI J Disusun Fakultas HUBUNGAN ANTARA ASUPAN LEMAK DAN STAT TUS GIZI DENGANN STAT US MENARCHE DINI PADAA SISWI DI SD MUHAMMADIYAH 1 KETELAN SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Rismintarti Sulastinah 1610104193 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK DIPLOMA IV

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN SUMBER INFORMASI DENGAN TINDAKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP NEGERI 9 MANADO. Junita Ch. Wenas*, Adisti A. Rumayar*, Grace D. Kandou* *Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial, dan perilaku. Perubahan fisik yang dominan terjadi selama proses ini, diikuti

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial, dan perilaku. Perubahan fisik yang dominan terjadi selama proses ini, diikuti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Setiap anak dalam perkembangannya akan mengalami perubahan fisik, psikis, sosial, dan perilaku. Perubahan fisik yang dominan terjadi selama proses ini, diikuti oleh

Lebih terperinci

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung The Relation Of Socially With Friends Againts Act Of Smoking Elementary School Students In District Panjang Bandar Lampung Firdaus, E.D., Larasati, TA., Zuraida, R., Sukohar, A. Medical Faculty of Lampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah dengan usia 6-14 tahun saat sedang duduk di bangku SD

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah dengan usia 6-14 tahun saat sedang duduk di bangku SD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak sekolah dengan usia 6-14 tahun saat sedang duduk di bangku SD dan SMP sedang menjalani pendidikan dasar yang merupakan titik awal anak mengenal sekolah yang sesungguhnya

Lebih terperinci

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2 GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH 17-27 kg/m 2 Agung Setiyawan MahasiswaPeminatanEpidemiologidanPenyakitTropik FakultasKesehatanMasyarakatUniversitasDiponegoro

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA UMUR MENARCHE DENGAN STATUS GIZI PADA SISWI KELAS I DAN II SMP MUHAMMADIYAH I GODEAN SLEMAN

HUBUNGAN ANTARA UMUR MENARCHE DENGAN STATUS GIZI PADA SISWI KELAS I DAN II SMP MUHAMMADIYAH I GODEAN SLEMAN HUBUNGAN ANTARA UMUR MENARCHE DENGAN STATUS GIZI PADA SISWI KELAS I DAN II SMP MUHAMMADIYAH I GODEAN SLEMAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014 Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014 Enderia Sari Prodi D III KebidananSTIKesMuhammadiyah Palembang Email : Enderia_sari@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Rahmawati, Murwati, Henik Istikhomah Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

Rahmawati, Murwati, Henik Istikhomah Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA DAN PENGETAHUAN SISWI DENGAN KESIAPAN SISWI DALAM MENGHADAPI MENSTRUASI DI MI SANGGRONG TEGALREJO PURWANTORO WONOGIRI Rahmawati, Murwati, Henik Istikhomah Kementerian

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 213 PERMATA SHANTI Mahasiswa Pada STiKes Ubudiyah Banda Aceh Abtract Menarche

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI AKADEMI KEBIDANAN CIPTO MEDAN

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI AKADEMI KEBIDANAN CIPTO MEDAN HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI AKADEMI KEBIDANAN CIPTO MEDAN MENTARI NIM : 145102214 KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Menarche di SMP X di Rangkabitung

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Menarche di SMP X di Rangkabitung Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Menarche di SMP X di Rangkabitung Sarma Eko Natalia Sinaga * *email : ekosarma@yahoo.co.id Abstract The purpose of this study is to determine the relationship

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 15 PALEMBANG

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 15 PALEMBANG HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 15 PALEMBANG Eka Rahmadhayanti 1, Anur Rohmin 2 1,2 Program Studi D III Kebidanan, STIK Siti Khadijah

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG Nina Susanti * ) Wagiyo ** ), Elisa *** ) *) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA

UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA LUH PUTU JULIANI 1320015007 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA GURU DI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA GURU DI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010 ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA GURU DI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010 Lucas Haryono, 2010; Pembimbing I : dr. Dani, M.Kes Pembimbing II : dr.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi adalah suatu proses yang normal, yang terjadi setiap bulannya pada hampir semua wanita. Menstruasi terjadinya pengeluaran darah, dalam jangka waktu 3-5 hari

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR Gizi memegang peranan penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Perbaikan

Lebih terperinci

Disusun. Oleh : SEKOLAH

Disusun. Oleh : SEKOLAH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENARCHE PADA SISWI SMP MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Nur Fitriyah 201410104300 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDAPATAN, PENYAKIT INFEKSI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS GLUGUR DARAT TAHUN 2014

HUBUNGAN PENDAPATAN, PENYAKIT INFEKSI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS GLUGUR DARAT TAHUN 2014 HUBUNGAN PENDAPATAN, PENYAKIT INFEKSI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS GLUGUR DARAT TAHUN 4 THE CORRELATION BETWEEN INCOME, INFECTIOUS DISEASES AND MOTHERS

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI BESI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PARSOBURAN KEC

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI BESI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PARSOBURAN KEC FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI BESI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PARSOBURAN KEC. HABINSARAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2011 SKRIPSI OLEH: SRI AGNES NAIBAHO 071000103

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk adalah berusia tahun (BKKBN, 2003) Leutinizing Hormon (LH) yang signifikan (Aulia, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. penduduk adalah berusia tahun (BKKBN, 2003) Leutinizing Hormon (LH) yang signifikan (Aulia, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa Remaja adalah usia di antara anak-anak dan dewasa, yang secara biologis yaitu antara umur 10 sampai 19 tahun. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja

Lebih terperinci

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat HUBUNGAN ANTARA UMUR, JENIS KELAMIN DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR ASAM URAT DARAHPADA MASYARAKAT YANG DATANG BERKUNJUNG DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KOTA MANADO Jilly Priskila Lioso*, Ricky C. Sondakh*,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran energi mengakibatkan pertambahan berat badan. Kelebihan berat badan pada anak apabila telah menjadi obesitas akan berlanjut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja didefinisikan oleh WHO sebagai suatu periode pertumbuhan dan perkembangan manusia yang terjadi setelah masa anak-anak dan sebe lum masa dewasa dari usia 10-19

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS EKONOMI DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

HUBUNGAN STATUS EKONOMI DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN HUBUNGAN STATUS EKONOMI DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN WIWI SARTIKA Program Studi D-III Kebidanan, Universitas Abdurrab Jalan Riau Ujung No.73 Pekanbaru Telp (0761) 38762

Lebih terperinci

142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016

142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016 142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016 ANALISIS PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI ASUPAN ZAT GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA PUTRI Analysis Of Reproductive Health Knowledge Of Exposure

Lebih terperinci

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SMP NEGERI 3 SUMBUL TAHUN 2014

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SMP NEGERI 3 SUMBUL TAHUN 2014 FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SMP NEGERI 3 SUMBUL TAHUN 2014 Fidrin 1, Sori Muda 2, Hiswani 2 1 Mahasiswa Departemen Epidemiologi FKM USU 2 Dosen Departemen Epidemiologi FKM USU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. al., 2005). Berdasarkan laporan dari National Health and Nutrition Examination

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. al., 2005). Berdasarkan laporan dari National Health and Nutrition Examination BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan tingkat sosial ekonomi masyarakat terjadi pergeseran pola gaya hidup dan pola nutrisi yang cenderung mengkonsumsi

Lebih terperinci

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU WUS DALAM DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DESA GENUK KECAMATAN UNGARAN BARAT TAHUN 2015 JURNAL SKRIPSI

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Hubungan Status Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Dismenore Primer pada Siswi SMA Negeri 1 Pahae Julu Tahun 2015.

KARYA TULIS ILMIAH. Hubungan Status Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Dismenore Primer pada Siswi SMA Negeri 1 Pahae Julu Tahun 2015. KARYA TULIS ILMIAH Hubungan Status Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Dismenore Primer pada Siswi SMA Negeri 1 Pahae Julu Tahun 2015 Oleh : Primadona Yani Gultom 120100279 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. lebih. Kondisi ini dikenal sebagai masalah gizi ganda yang dapat dialami oleh anakanak,

BAB 1 : PENDAHULUAN. lebih. Kondisi ini dikenal sebagai masalah gizi ganda yang dapat dialami oleh anakanak, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi kurang yang ada di Indonesia masih belum teratasi dengan baik. Saat ini Indonesia telah dihadapkan dengan masalah gizi baru yaitu masalah gizi lebih.

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERTAMA KALI PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBOKEN Giovanny V. Wereh*, Shirley E.S Kawengian**,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi menurut WHO dalam RISKESDAS (2010) merupakan suatu keadaan yang utuh, sehat dan sejahtera secara fisik, mental dan sosial, tidak hanya kondisi yang

Lebih terperinci

PUBLIKASI KARYA ILMIAH HUBUNGAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD DAN STATUS GIZI DENGAN USIA MENARCHE DINI PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SURAKARTA

PUBLIKASI KARYA ILMIAH HUBUNGAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD DAN STATUS GIZI DENGAN USIA MENARCHE DINI PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SURAKARTA PUBLIKASI KARYA ILMIAH HUBUNGAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD DAN STATUS GIZI DENGAN USIA MENARCHE DINI PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SURAKARTA Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia yang sehat setiap harinya memerlukan makanan yang cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya sehingga memiliki kesanggupan yang maksimal dalam menjalankan kehidupannya.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok penyakit-penyakit non infeksi yang sekarang terjadi di negara-negara maju

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok penyakit-penyakit non infeksi yang sekarang terjadi di negara-negara maju BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi lebih dan masalah gizi kurang merupakan masalah yang dihadapi oleh Indonesia saat ini. Obesitas merupakan sinyal pertama dari munculnya kelompok penyakit-penyakit

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT GIZI DAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN MENARCHE DINI PADA SISWI SD NEGERI 2 DI KOTA BANDAR LAMPUNG

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT GIZI DAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN MENARCHE DINI PADA SISWI SD NEGERI 2 DI KOTA BANDAR LAMPUNG HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT GIZI DAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN MENARCHE DINI PADA SISWI SD NEGERI 2 DI KOTA BANDAR LAMPUNG Arie Nugroho 1, Bertalina 2, Marlina 3 1,2 Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja, sebagai kelompok umur terbesar struktur penduduk Indonesia merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi pembangunan sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas merupakan masalah yang banyak dijumpai baik di negara maju maupun di negara berkembang. Obesitas merupakan suatu masalah serius pada masa remaja seperti

Lebih terperinci

Keywords: Anemia, Social Economy

Keywords: Anemia, Social Economy HUBUNGAN ANTARA SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI SMP NEGERI 5 KOTA MANADO *Angelia M. Sondey *Maureen I. Punuh *Dina V. Rombot Fakultas Kesehatan Masyarakat Abstrak Anemia pada umumnya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita ABSTRAK GAMBARAN PERILAKU MENCUCI TANGAN PADAPENDERITA DIARE DI DESA KINTAMANI KABUPATEN BANGLI BALI TAHUN 2015 Steven Awyono Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Diare masih merupakan penyebab kematian

Lebih terperinci

HUBUNGAN BEBERAPA PARAMETER KEGEMUKAN DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI DI SMP NEGERI 1 SUMBER, KABUPATEN CIREBON

HUBUNGAN BEBERAPA PARAMETER KEGEMUKAN DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI DI SMP NEGERI 1 SUMBER, KABUPATEN CIREBON HUBUNGAN BEBERAPA PARAMETER KEGEMUKAN DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI DI SMP NEGERI 1 SUMBER, KABUPATEN CIREBON Dian Fajriyah Pangestika*), Apoina Kartini**), Martha Irene Kartasurya**) *) Mahasiswa Peminatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO. HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 1 KOTA MANADO. Puput Dewi Purwanti 1), Shirley E.S Kawengian 1), Paul A.T. Kawatu 1) 1) Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeritas

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN REMAJA PUTRI SAAT MENGALAMI MENARCHE

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN REMAJA PUTRI SAAT MENGALAMI MENARCHE FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN REMAJA PUTRI SAAT MENGALAMI MENARCHE DI SMP JAYA KRAMA KECAMATAN BERINGIN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2016 TESIS Oleh FERIKA DESI 147032005/IKM

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN Indah Nur aini *, Rizqy Amelia 1, Fadhiyah Noor Anisa 1 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin

Lebih terperinci

THE FACTORS ASSOCIATED WITH POOR NUTRITION STATUS ON TODDLERS IN THE PUSKESMAS PLERET BANTUL REGENCY YEARS Rini Rupida 2, Indriani 3 ABSTRACK

THE FACTORS ASSOCIATED WITH POOR NUTRITION STATUS ON TODDLERS IN THE PUSKESMAS PLERET BANTUL REGENCY YEARS Rini Rupida 2, Indriani 3 ABSTRACK THE FACTORS ASSOCIATED WITH POOR NUTRITION STATUS ON TODDLERS IN THE PUSKESMAS PLERET BANTUL REGENCY YEARS 013 1 Rini Rupida, Indriani 3 ABSTRACK Background : one of the important elements of health is

Lebih terperinci

JVK JURNAL VOKASI KESEHATAN

JVK JURNAL VOKASI KESEHATAN JVK 3 (2) (2017) JVK JURNAL VOKASI KESEHATAN http://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/jvk HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN MENARCHE SISWI SDN 02 KOTA PRABUMULIH Suryanda Prodi Keperawatan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN Mahdalena, Faridha BD (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT The purpose of this research is: knowing

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH Maria Novianti Nino a, Yohanes Dion S.Kep.,Ns.,M.Kes b, dan Maryati

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH Liza Salawati Abstrak. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN MENARCHE PADA SISWI KELAS IX SMPN 1 KAMPAR KECAMATAN KAMPAR TAHUN 2014

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN MENARCHE PADA SISWI KELAS IX SMPN 1 KAMPAR KECAMATAN KAMPAR TAHUN 2014 HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN MENARCHE PADA SISWI KELAS IX SMPN 1 KAMPAR KECAMATAN KAMPAR TAHUN 2014 Nur Afrinis Dosen STIKes Tuanku Tambusai Riau, Indonesia ABSTRACT Good nutritional status will increase

Lebih terperinci

AFIKA DWI KISSWARDHANI J410

AFIKA DWI KISSWARDHANI J410 SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI, TINGKAT PAPARAN MEDIA MASSA DAN FAKTOR KETURUNAN DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI DI SMP NEGERI 1 SUBAH KABUPATEN BATANG Skripsi Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 3-5 TAHUN DI TK PERMATA HATI TAHUN 2015 Sun Aidah Andin Ajeng Rahmawati Dosen Program Studi DIII Kebidanan STIKes Insan Cendekia Husada Bojonegoro

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita di masa pubertas sekitar usia tahun. Menarche merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita di masa pubertas sekitar usia tahun. Menarche merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menarche merupakan perdarahan pertama kali dari uterus yang terjadi pada wanita di masa pubertas sekitar usia 10-16 tahun. Menarche merupakan perubahan yang menandakan

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI STIKES X TAHUN 2014

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI STIKES X TAHUN 2014 FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI STIKES X TAHUN 2014 Factors Related to Adolescent Sexual Behavior in X School of Health in 2014 Eka Frelestanty Program Studi Kebidanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 237,6 juta jiwa, hasil

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 237,6 juta jiwa, hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 237,6 juta jiwa, hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menunjukan bahwa 63,4 juta diantaranya adalah remaja yang terdiri

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TERJADINYA MENARCHE PADA REMAJA. (CORRELATION NUTRITIONAL STATUS AND OCCURRED OF MENARCHE AT ADOLESCENT) Elita Rosdiyanti

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TERJADINYA MENARCHE PADA REMAJA. (CORRELATION NUTRITIONAL STATUS AND OCCURRED OF MENARCHE AT ADOLESCENT) Elita Rosdiyanti HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TERJADINYA MENARCHE PADA REMAJA. (CORRELATION NUTRITIONAL STATUS AND OCCURRED OF MENARCHE AT ADOLESCENT) Elita Rosdiyanti Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Menurut WHO (World

BAB I PENDAHULUAN. antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Menurut WHO (World BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO GIZI LEBIH PADA ANAK UMUR 9-11 TAHUN DI SEKOLAH DASAR MARSUDIRINI SEMARANG TAHUN 2016

FAKTOR RISIKO GIZI LEBIH PADA ANAK UMUR 9-11 TAHUN DI SEKOLAH DASAR MARSUDIRINI SEMARANG TAHUN 2016 FAKTOR RISIKO GIZI LEBIH PADA ANAK UMUR 9-11 TAHUN DI SEKOLAH DASAR MARSUDIRINI SEMARANG TAHUN 2016 ` Herliana Endang Supriyatini* ), dr. Siti Fatimah P.** ), M. Zen Rahfiludin ** ) * ) Mahasiswa Peminatan

Lebih terperinci

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN KUSTA PADA KONTAK SERUMAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMSARI SEMARANG TAHUN 2013 Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DAN POLA MAKAN TERHADAP STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMP NEGERI 1 KINTAMANI Remaja merupakan sebuah transisi

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DAN POLA MAKAN TERHADAP STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMP NEGERI 1 KINTAMANI Remaja merupakan sebuah transisi ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DAN POLA MAKAN TERHADAP STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMP NEGERI 1 KINTAMANI Remaja merupakan sebuah transisi pertumbuhan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Masa

Lebih terperinci