BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA PARIAMAN TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA PARIAMAN TAHUN"

Transkripsi

1 RENCANA KERJA BPBD KOTA PARIAMAN TAHUN 2015 DISUSUN OLEH : BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA PARIAMAN TAHUN 2014

2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dasar Hukum Penyusunan Maksud dan Tujuan Sistematika Penulisan 7 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN Evaluasi Pelaksanaan Renja BPBD Tahun 2013 dan Capaian Renstra SKPD Analisis Kinerja Pelayanan SKPD Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD Review Terhadap Rancangan Awal RKPD Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat 23 BAB III RENCANA KERJA BPBD KOTA PARIAMAN TAHUN Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Tujuan dan Sasaran Renja SKPD Program dan Kegiatan 36 BAB IV PENUTUP 4. 1 Penutup 45

3 KATA PENGANTAR Rencana Kerja BPBD Kota Pariaman Tahun 2015, merupakan rencana pembangunan tahunan yang pada dasarnya disusun untuk mewujudkan visi BPBD Kota Pariaman Tahun seperti tertuang dalam Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pariaman Tahun yaitu ; MEWUJUDKAN KOTA PARIAMAN SIAGA, TANGGAP, TANGGUH DAN TAWAQAL DALAM MENGHADAPI BENCANA. Proses pelaksanaan pelayanan publik harus dilaksanakan secara akuntabel dengan proses perencanaan pembangunan yang dilakukakan dengan terukur, baik secara kuantitas maupun kualitas, sehingga memudahkan dalam pengendalian dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Sementara visi tersebut di atas mempunyai pengertian sebagai berikut : Siaga : Siap untuk bertindak dalam kondisi Tanggap : Segera bertindak dalam kondisi apapun Tangguh : Seluruh proses penanggulangan sangat dibutuhkan aparatur BPBD yang kuat, serta memiliki daya tahan terhadap situasi dan kondisi Tawaqal : Meyerahkan, keyakinan bahwa segala sesuatu penyebab adalah dari Yang Maha Kuasa Untuk mewujudkan visi tersebut BPBD Kota Pariaman melakukan 3 (tiga) misi sesuai dengan tugas dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pariaman adalah sebagai berikut : 1. Membangun jaringan kerjasama antar pemangku kepentingan untuk penyelenggaraan Penanggulangan Bencana yang terintegrasi, sistematis, terorganisir, tepat dan rukun. 2. Melaksanakan penyelenggaraan Penanggulangan Bencana yang siap, siaga, dan sadar Bencana di Kota Pariaman. 3. Menghimpun dan memobilisasi segala sumber daya yang siap melayani masyarakat dalam Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Dalam melaksanakan misi BPBD Kota Pariaman diaharapkan tidak hanya sebatas pada lima tahun yang akan datang namun akan terus berlanjut pada tahap berikutnya. Sehingga manfaat program program kegiatan yang dilaksanakan BPBD Kota Pariaman dapat dirasakan oleh seluruh komponen masyarakat yang ada di Kota Pariaman. KEPALA PELAKSANA BPBD KOTA PARIAMAN Ir. ASRIZAL NIP

4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan, keterlibatan stakeholder di daerah sangat dibutuhkan sebagai bentuk tindak lanjut teknis dari dokumen perencanaan makro yang berupa RPJP, RPJM, dan RKPD. BPBD selaku salah satu stakeholder di daerah perlu menjamin terlaksananya program program kegiatan pengurangan resiko kean sesuai dengan rencana dengan melakukan penyususan Rencana Strategis ( Renstra) lima tahunan SKPD, kemudian diterjemahkan lebih spesifik dalam Rencana Kerja (Renja) tahunan SKPD. Hal ini mengacu pada UU No. 25 Tahun 2014 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) SKPD, yang disusun dengan berpedoman kepada Renstra SKPD membuat dan memiliki Rencana Kerja (Renja) SKPD, yang disusun dengan berpedoman kepada Renstra SKPD dan mengacu kepada RKPD. Berdasarkan hal tersebut, maka Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pariaman melakukan penyusunan Rencana Kerja (Renja) Tahun. Renja BPBD mengacu pada Rencana Strategis ( Renstra ) BPBD Kota Pariaman Tahun , dimana dokumen tersebut merupakan bentuk pelaksanaan teknis dari visi dan misi yang tertuang dalam RPJMD Kota Pariaman Tahun Adapun visi BPBD Kota Pariaman seperti yang tertuang dalam Renstra adalah : PARIAMAN KOTA SIAGA, TANGGAP, TANGGUH DAN TAWAQAL DALAM MENGHADAPI BENCANA Proses pelaksanaan pelayanan publik harus dilaksanakan secara akuntabel dengan proses perencanaan pembangunan yang dilakukan dengan terukur, baik secara kuantitas maupun kualitas, sehingga memudahkan dalam pengendalian dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Sementara visi tersebut di atas mempunyai pengertian sebagai berikut : Siaga : Siap untuk bertindak dalam kondisi Tanggap : Segera bertindak dalam kondisi apapun Tangguh : Seluruh proses penanggulangan sangat dibutuhkan aparatur BPBD yang kuat, serta memiliki daya tahan terhadap situasi dan kondisi Tawaqal : Meyerahkan, keyakinan bahwa segala sesuatu penyebab adalah dari Yang Maha Kuasa 1

5 Untuk mewujudkan visi tersebut BPBD Kota Pariaman melakukan 3 (tiga) misi sesuai dengan tugas dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pariaman adalah sebagai berikut : 1. Membangun jaringan kerjasama antar pemangku kepentingan untuk penyelenggaraan Penanggulangan Bencana yang terintegrasi, sistematis, terorganisir, tepat dan rukun. 2. Melaksanakan penyelenggaraan Penanggulangan Bencana yang siap, siaga, dan sadar Bencana di Kota Pariaman. 3. Menghimpun dan memobilisasi segala sumber daya yang siap melayani masyarakat dalam Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Renja BPBD Kota Pariaman dijadikan sebagai pedoman dan rujukan dalam menyusun program dan kegiatan BPBD Kota Pariaman Tahun dengan mengarah pada pencapaian sasaran sasaran pembangunan Kota Pariaman khususnya dan Nasional pada umumnya. Pada tingkat Kementerian/Lembaga terkait pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pariaman antara lain adalah : 1. Badan Nasional Penanggulangan Bencana 2. Badan SAR Nasional Berdasarkan keterkaitan tugas dan fungsi tersebut, maka diperlukan koordinasi yang intensif dengan kementerian/lembaga/dinas terkait tersebut, khususnya dalam rangka perumusan kebijakan-kebijakan urusan yang terkait pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pariaman. Berdasarkan Renstra Kementerian/Lembaga terkait, diidentifikasi Visi dan Misi masingmasing Kementerian/Lembaga sebagai berikut : a. Badan Nasional Penanggulangan Bencana Visi Ketangguhan bangsa dalam menghadapi Misi 1. Melindungi bangsa dari ancaman melalui pengurangan resiko. 2. Membangun sistem penanggulangan yang handal 3. Menyelenggarakan penanggulangan secara terencana, terpadu, terkoordinir, dan menyeluruh. 2

6 Sasaran Menengah Jangka 1. Terwujudnya kesadaran, kesiapan dan kemampuan (pemerintah dan masyarakat) dalam upaya penanggulangan dan penanggulangan melalui peningkatan kapasitas ditingkat pusat dan daerah. 2. Terwujudnya sistem penanganan kedaruratan yang efektif melalui peningkatan koordinasi penanganan kedaruratan, peningkatan sarana dan prasarana pendukung, serta peningkatan sistem logistik dan peralatan penanggulangan yang efektif dan efesien. 3. Terwujudnya upaya rehabilitasi dan rekonstruksi yang lebih baik dibanding sebelum, melalui peningkatan kapasitas perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi yang handal, peningkatan koordinasi pelaksanaan serta pengarusutamaan pengurangan resiko dalam setiap kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dalam rangka pembangunan berkelanjutan. a. Badan SAR Nasional Visi Misi Sasaran Menengah Jangka Berhasilnya pelaksanaan operasi SAR pada setiap waktu dan tempat dengan cepat, handal, dan aman. Menyelenggarakan kegiatan operasi SAR yang efektif melalui upaya tindak awal yang maksimal serta pengerahan potensi SAR yang didukung oleh sumber daya manusia yang profesional, fasilitas SAR, yang memadai, dan prosedur kerja yang mantap dalam rangka mewujudkan Visi Badan Sar Nasional. 1. Melaksanakan operasi SAR dalam musibah pelayaran, penerbangan dan lainnya. 2. Pembentukan institusi yang dapat menangani pendidikan awal dan pendidikan penataran dilingkungan BASARNAS. 3. Mengembangkan regulasi yang mampu mengerahkan potensi SAR melalui mekanisme koordinasi yang dipatuhi oleh semua potensi SAR 4. Melaksanakan pembinaan SDM SAR melalui pola pembinaan SDM yang terarah dan berlanjut agar dapat dibentuk tenaga-tenaga SAR yang profesional. 5. Melaksanakan pemenuhan sarana / prasarana dan peralatan SAR secara bertahap agar dapat menjadikan operasi tindak awal SAR yang mandiri, cepat, tepat, dan handal sesuai dengan ketentuan nasional dan internasional. 3

7 6. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan SAR melalui jenjang pendidikan sesuai dengan kebutuhan dalam lingkungan BASARNAS. 7. Penciptaan system sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyelenggaraan operasi SAR. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka faktor-faktor penghambat ataupun faktor-faktor pendorong yang mempengaruhi permasalahan pelayanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pariaman yang dapat mempengaruhi sasaran jangka menengah Renstra K/L yang terkait dengan tugas dan fungsi Badan Penanggulangan Daerah Kota Pariaman. Permasalahan Pelayanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pariaman berdasarkan sasaran Renstra K/L beserta faktor penghambat dan pendorong keberhasilan penanganannya. Sasaran jangka Permasalahan Sebagai Faktor No. Menengah Renstra K/L Pelayanan SKPD Pendorong Penghambat (1) (2) (3) (4) (5) 1. Terwujudnya kesadaran,kesiapan dan kemampuan (pemerintah dan masyarakat) dalam upaya penanggulangan dan penanggulangan melalui peningkatan kapasitas ditingkat pusat dan daerah. 2. Mengembangkan kerjasama dengan Pemda melalui FKSD, organisasi dan instansi berpotensi SAR, baik dalam negeri maupun luar negeri dalam rangka pembinaan potensi SAR Belum maksimalnya kapasitas Badan penanggulangan Bencana Daerah Kota Pariaman Belum mantapnya mekanisme kerjasama antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pariaman dan SAR 4 1. SDM yang belum optimal secara kuantitas dan kualitas 2. Masyarakat yang kurang menyadari dan peduli terhadap ancaman. Mekanisme kerjasama belum jelas. yang 1. Peraturan perundangundangan terkait Kean. 2. Dukungan anggaran yang konsisten.

8 Sasaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah adalah sebagai berikut : 1. Terwujudnya peningkatan kemampuan SDM (Aparatur dan Masyarakat) yang menguasai teknologi di bidang penanggulangan ; 2. Terwujudnya standar, kebutuhan, dan prosedur penyelenggaraan penanggulangan 3. Terwujudnya Pemanfaatan teknologi pencegahan, kesiapsiagaan, peringatan ini, dan mitigasi untuk menghadapi ancaman dan resiko ; 4. Terwujudnya penyelenggaraan penanggulangan secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh 5. Penanganan pengungsi secara adil (sesuai standar pelayanan minimum) serta melaksanakan pemulihan kondisi dari dampak ; 6. Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, di bidang 7. tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi akibat 1.2 Landasan Hukum Dasar hukum dari penyusunan Rencana Kerja (Renja) BPBD Kota Pariaman adalah sebagai berikut : 1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasioanal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4421); 2. Undang-undang nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 nomor 47, tambahan lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4286); 3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 nomor 125, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4844); 4. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 3501); 5

9 5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4828); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2008 nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4829); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2008 tentang Peran serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing non Pemerintah Dalam penanggulangan Bencana (lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2008 nomor 44, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4830); 9. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2005 tentang Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana (BAKORNAS PB) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2005; 10. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2006 tentang Pedoman Umum Mitigasi Bencana; 13. Peraturan Pemerintah Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyiapan Sarana dan Prasarana Dalam Penanggulangan Bencana; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana daerah (Provinsi / Kota); 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi, Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 6

10 16. Peraturan Daerah Kota Pariaman Nomor 3 Tahun 2010 tentang Penanggulangan Bencana; 17. Peraturan Daerah Kota Pariaman Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pariaman; 1.3 Maksud dan Tujuan Renja BPBD Kota Pariaman Tahun 2015 disusun dengan maksud sebagai berikut : 1. Menetapkan dokumen perencanaan yang memuat program dan kegiatan BPBD Kota Pariaman Tahun. 2. Melakukan sinkronisasi terhadap program-program dalam RKPD dengan mengutamakan pengaruh isu-isu strategis pada Tahun. Sedangkan tujuan dari penyusunan Renja BPBD Kota Pariaman Tahun adalah sebagai berikut ; 1. Renja menjadi acuan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi BPBD Kota Pariaman pada Tahun dengan tetap memperhatikan RKPD. 2. Renja berisikan program dan kegiatan beserta proyeksi terhadap pagu indikatif dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BPBD Kota Pariaman Tahun yang mengacu pada Renstra dan RKPD. 1.4 Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang yang menjelaskan pengertian ringkas tentang Renja SKPD, proses Penyusunan Renja SKPD, dengan Renja K/L dan Renja Provinsi serta tindaklanjutnya dengan proses penyusunan RAPBD. Landasan hukum, maksud dan tujuan serta sistematika penulisaan Renja. BAB II Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun lalu, menjelaskan kondisi umum SKPD, keterkaitan rencana strategik dengan anggaran dan perkiraan capaian tahun lalu dan perkiraan capaian tahun berjalan. BAB III Rencana Kerja, menjelaskan rencana kerja yang berisi program dan kegiatan Tahun BAB IV Penutup, menjelaskan uraian mengenai cacatan penting yang perlu perhatian, baik dalam rangka pelaksanaannya maupun seandainya ketersediaan anggaran tidak sesuai dengan kebutuhan, kaidah pelaksanaannya serta rencana tindak lanjut. 7

11 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun 2014 dan Capaian Renstra BPBD Renja BPBD Kota Pariaman pada dasarnya menyajikan pengukuran terhadap hasil kinerja kegiatan yang telah dilaksanakan oleh BPBD Kota Pariaman selama Tahun Penetapan indikator kinerja Penetapan indikator kinerja merupakan ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan yang telah ditetapkan. Indikator kinerja kegiatan meliputi indikator masukan ( input ), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit) dan dampak (impact). Indikator indikator tersebut dapat berupa dana, sumber daya manusia, laporan, buku dan indikator lainnya. Penetapan indikator kinerja ini diikuti dengan penetapan besaran indikator kinerja untuk masing-masing jenis indikator yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan program/kegiatan. Capaian dan evaluasi program/kegiatan Tahun 2015 Pada Tahun 2015 BPBD Kota Pariaman menerima anggaran sebesar ,- yang dialokasikan untuk pelaksanaan 5 program dan 30 kegiatan. Dari jumlah dana tersebut BPBD Kota Pariaman akan melaksanakan program /kegiatan dengan capaian kinerja sebesar Uraian tentang program/kegiatan yang dimaksud dapat dilihat pada tabel di bawah ini ; 8

12 2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD a. Gambaran Pelayanan SKPD BPBD dalam gugus tugas dan fungsinya bertugas sebagai koordinator/pelaksana dalam penanggulangan daerah, meliputi : i. Menganalisis daerah-daerah rawan dalam rangka mengurangi resiko serta mengantisipasi korban akibat ; ii. Mengkoordinir dalam penyelenggaraan penanganan korban pada saat terjadinya, bersama-sama dengan instansi terkait; iii. Melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi terhadap kerugian yang ditimbulkan pasca ; b. Sasaran Jangka Menengah Renstra Kementrian Sejalan dengan sasaran pembangunan nasional di bidang penanggulangan, maka sasaran strategis Badan Nasional Penanggulangan Bencana bagi terwujudnya tujuan yang dicanangkan dalam kurun waktu lima tahun kedepan adalah : 1. Terwujudnya kesadaran, kesiapan dan kemampuan (pemerintah dan masyarakat) dalam upaya penanggulangan dan penanggulangan melalui peningkatan kapasitas di tingkat pusat dan daerah; 2. Terwujudnya system penanganan kedaruratan yang efektif melalui peningkatan koordinasi penanganan kedaruratan, peningkatan sarana dan prasarana pendukung, serta peningkatan system logistik dan peralatan penanggulangan yang efektif dan efisien; 3. Terwujudnya upaya rehabilitasi dan rekonstruksi yang lebih baik dibanding sebelum, melalui peningkatan kapasitas perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi yang handal, peningkatan koordinasi pelaksanaan serta pengarusutamaan pengurangan resiko dalam setiap kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dalam rangka pembangunan berkelanjutan. 9

13 c. Sasaran Jangka Menengah Renstra SKPD Propinsi / Kabupaten Sasaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah adalah sebagai berikut : 1. Terwujudnya peningkatan kemampuan SDM (Aparatur dan Masyarakat) yang menguasai teknologi di bidang penanggulangan ; 2. Terwujudnya standar, kebutuhan, dan prosedur penyelenggaraan penanggulangan 3. Terwujudnya Pemanfaatan teknologi pencegahan, kesiapsiagaan, peringatan ini, dan mitigasi untuk menghadapi ancaman dan resiko ; 4. Terwujudnya penyelenggaraan penanggulangan secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh 5. Penanganan pengungsi secara adil (sesuai standar pelayanan minimum) serta melaksanakan pemulihan kondisi dari dampak ; 6. Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, di bidang 7. tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi akibat d. Implementasi RTRW bagi pelayanan SKPD Identifikasi serta informasi tentang permasalahan RTRW daerah dapat digunakan sebagai dasar acuan penentuan daerah rawan, ditinjau berdasarkan data-data ketinggian diatas permukaan laut, topografi, geografi, demografi, hidrologis, eksplorasi SDA. e. Implementasi KLHS bagi Pelayanan SKPD Kajian Lingkungan Hidup Strategis ( KLHS) yang merupakan dasar rencana bagi penyusunan RTRW diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut : - Mengurangi potensi timbulnya percepatan kerusakan sumber daya alam dan pencemaran lingkungan; - Mengurangi terjadinya intensitas banjir, tanah longsor atau kekeringan dari daerah-daerah yang mengalami masalah ekologis; - Mencegah penurunan potensi mutu air dan udara termasuk ketersediaan air bersih yang dibutuhkan masyarakat. 10

14 f. Metoda Penentuan Strategis Analisis Lingkungan Srategis merupakan identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, dimana faktor-faktor strategi tersebut berguna untuk mengetahui mana yang menjadi kekuatan dan mana yang menjadi kelemahan, serta mencermati peluang pendorong dan ancaman guna menentukan faktor kunci keberhasilan badan yang dapat diberdayakan dan yang akan di perbaiki dalam mencapai sasaran kinerja. Adapun faktor-faktor internal dan eksternal yang berhasil diidentifikasi adalah sebagai berikut : a. Faktor Internal Isu-isu dari sudut faktor internal yang bersifat kekuatan maupun hambatan, terintifikasi sebagai berikut : Sumber Manusia Faktor Uraian Isu Daya Sarana/Prasarana Belum meratanya kualifikasi personel BPBD dalam Penanggulangan Bencana. Belum memenuhi standar jumlah ketersediaan personil yang dibutuhkan. Belum optimalnya koordinasi, singkronisasi, komunikasi vertikal,dalam rangka penyusunan kegiatan. kurang optimalnya pengelolaan data dan pelaporan. Belum efektifnya instrumen yang dapat memantau kinerja ADM yang ada. Masih kurangnya peralatan pendukung Penanggulangan Bencana Adanya keterbatasan sarana komunikasi sehingga menghambat kecepatan penyebaran arus data ke pusat, maupun daerah lain. Peningkatan kualitas SDM Peningkatan Kuantitas SDM Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana/prasarana. 11

15 2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD Pada Bab ini, akan dijelaskan isu-isu strategis berdasarkan permasalahan yang ada pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pariaman beserta unit-unit kerja dibawahnya. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Mitigasi dilakukan sebagai tindakan preventif dalam meminimalkan dampak negatif sebelum terjadinya. Untuk mengatasi perlu dilakukan upaya mitigasi yang komprensif yaitu kombinasi upaya struktur (pembuatan sarana dan prasarana pengendali) dan non struktur. Diharapkan dengan mitigasi dapat melindungi aset dan hasil pembangunan yang telah dicapai terhadap dan dapat membantu masyarakat dalam melindungi diri mereka terhadap kerugian yang ditimbulkan oleh suatu. Upaya mitigasi yang paling baik adalah memperkecil potensi terjadinya. Upaya mitigasi yang dapat dilakukan adalah memperkecil variabel-variabel yang dapat dipengaruhi oleh manusia. Berhubung karena variabel penyebab gempa dan tsunami adalah merupakan variabel yang bersifat uncontrollable (tidak dapat dipengaruhi manusia) maka upaya mitigasi yang dapat dilakukan di Kota Pariman adalah memeperkecil resiko yang mungkin terjadi akibat gempa dan tsunami. Dari isu-isu penanggulangan yang dapat secara partisipatif terhadap masyarakat dengan mengedepankan fakta dan fenomena yang ada dalam wilayah Kota Pariaman terdapat beberapa isu diantaranya isu bahaya, isu kerentanan dan isu kapasitas. Isu Strategis : Isu bahaya Isu bahaya desebabkan 2 faktor yaitu : a. Faktor alam terdiri dari : - Gempa Bumi - Tsunami - Tanah Longsor - Gelombang Ekstrim dan abrasi - Banjir - Cuaca Ekstrim - Kekeringan - Kebakaran Hutan dan Lahan b. Faktor manusia terdiri dari : - Kebakaran - Bencana Industri 12

16 - Kabut Asap - Pencemaran Lingkungan Isu kerentanan Isu kerentanan disebabkan oleh 4 faktor yaitu : a. Regulasi dan perencanaan terdiri dari : - Visi dan misi dalam penanggulangan belum sama - Alokasi anggaran penanggulangan belum memadai - Penataan ruang dan pembangunan infrastruktur belum berbasiskan kean - Institusi penanggulangan belum didukung oleh peralatan kerja yang memadai, dana operasional yang cukup, personil yang kompeten dan tata kerja yang benar - Koordinasi antara instansi penanggulangan dengan institusi pendukung lainnya belum berjalan dengan semestinya - Perencanaan penanggulangan belum komprehensif b. Infrastruktur terdiri dari : - Infrastruktur yang tersedia dalam penanggulangan belum memadai dan belum berbasiskan (adanya goin/break weter pada saat tsunami) - Jalur evakuasi yang bisa dimanfaatkan saat ini belum memadai - Rambu evakuasi dan papan nama belum memadai dari segi jumlah, penempatan dan desain - Pusat Kota Pariaman sebagai pusat ekonomi c. Peralatan dan kondisi geografis yakni peralatan penunjang mitigasi belum memadai. d. Sosekbud terdiri dari : - Sebagian besar wilayah Kota Pariaman berada dalam wilayah rawan - Semangat kebersamaan dan tolong menolong dikalangan masyarakat mulai lemah - Kemampuan dan pengetahuan masyarakat dalam membangun rumah yang sesuai standar belum memadai 13

17 - Tingkat pendidikan dan pengetahuan terbatas terkait dengan mitigasi - Tingkat kepedulian masyarakat yang rendah dalam upaya mitigasi - Pola pemukiman penduduk keluasan rawan relatif padat dan dihuni oleh penduduk miskin - Aspek kemiskinan dan pola hidup serta konsentrasi pemukiman penduduk yang padat dikawasan pesisir Isu kapasitas Isu kapasitas (sosekbud) terdiri dari : a. Terciptanya informasi ditengah masyarakat cukup luas b. Pengetahuan keagamaan dan budaya cukup tinggi c. Tingkat kepedulian dan keingintahuan masyarakat terhadap bahaya meningkat. 14 Tabel.2.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pariaman Aspek Kajian Capaian/Kon disi saat Ini Standar Yang digunakan Internal (Kewenangan SKPD) Faktor yang mempengaruhi Ekternal (Diluar Kewenangan SKPD) Permasalahan Pelayanan SKPD (1) (2) (3) (4) (5) (6) Sarana dan Prasarana Penusunan Program dan Rencana Kegiatan Masih kurangnya jumlah dan jenis sarana dan prasarana Belum seluruh rencana kegiatan yang dapat dipenuhi Rencana Penanggulangan Bencana Kota Pariaman Alokasi anggaran kegiatan BPBD Kota Pariaman Usulan Alokasi anggaran untuk kegiatan yang belum terpenuhi Penyusunan program kegiatan yang dilaksanakan secara per sektor dan tidak terpadu Belum banyaknya dukungan dari Organisasi Masyarakat Pedoman dan arahan kebijakan Nasional Penyelengga raan BNPB Masih terbatasnya Sumber Daya Manusia BPBD Kota Pariaman Belum terintegrasinya perencanaan program secara lintas sektoral dan lintas wilayah

18 Pengelolaan Administrasi perkantoran Penyusunan Rencana Penanggulan gan Bencana Penguranga n Resiko Bencana Penetapan Standar Teknis Penanggulan gan Bencana Kesiapsiagaa n terhadap potensi Peringatan Dini terjadinya Kurang mematuhi pedoman tata naskah dinas resmi Penyusunan Rencana PB sudah disusun Sudah Tersusun dan dicetak Kegiatan Administrasi Perkantoran Perka BNPB Perka BNPB 15 Pimpinan dan pelaksana mempunyai tipe tersendiri untuk mengelola administrasi Penyusunan yang melibatkan beberapa sektoral yang terkait Paradigma lama yaitu diurus setelah terjadinya Sudah ada Protap BPBD Pemahaman standar teknis PB masih kurang dipahami Sudah ada Peringatan dini belum optimal disampaikan secara cepat kepada RPB Kota Pariaman Sosialisasi kegiatan BPBD Penyiapan segala peralatan dan perlengkapan Penanggulanga n Bencana Diadakannya beberapa alat komunikasi dan alat penyampaian peringatan dini _ Pelaksanaan Penyusunan melibatkan konsultan BNPB Kurangnya respon masyarakat terhadap issue Belum terdatanya peralatan dan perlengkapa n dari instansi Pemanfaata n beberapa forum masyarakat buat sosialisasi peringatan Terlambatnya administrasi perkantoran RPB yang disusun belum terintegrassi kepada SKPD yang terkait Kurangnya peran serta Anggota BPBD dalam penyusunan RPB - Standar teknis kurang diperhatikan dan tekadang diabaikan Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala DaerahTerpilih. Visi Walikota dan Wakil Walikota Pariaman terpilih Periode Pariaman Masih kurangnya kegiatan yang bersifat sosialisasi terhadap semua Kejadian lapisan terjadi begitu cepat dan mendadak Sebagai Kota Tujuan Wisata dan Ekonomi Kreatif Berbasis Lingkungan Budaya dan Agama

19 Dalam Visi ini memuat 3 (tiga) Nilai untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yaitu : 1. Menciptakan Kota Pariaman sebagai tujuan wisata, merupakan suatu gerakan dengan menyatukan seluruh potensi daerah dan stakeholder dalam penyediaan sarana dan prasarana Pariwisata dengan meningkatkan Fasilitas Umum sehingga menarik wisatawan untuk mendatangi destinasi wisata yang disediakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 2. Menciptakan suatu gerakan pengembangan industri yang berasal dari pemanfataan kreatifitas, inovasi, keterampilan serta bakat individu yang dijadikan nilai ekonomi tinggi untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi, daya cipta individu dan potensi daerah. 3. Melaksanakan pembangunan harus memperhatikan kelestarian lingkungan, dengan menjadikan Pariaman sebagai Kota Hijau serta melestarikan dan mangamalkan nilai-nilai adat, budaya dan agama dalam setiap sendi kehidupan. Visi tersebut dikedepankan sebagai salah satu upaya untuk mencapai visi yang secara eksplisit tercantum dalam RPJM Kota Pariaman Sebagai tindak lanjut dari kegiatan yang akan dilaksanakan pada masa kini dan masa yang akan datang, optimis untuk mewujudkan Visi, maka perlu dituangkan dalam bentuk Misi kegiatan yang akan dilakukan yang memungkinkan penyediaan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus untuk memelihara kesinambungan dan perkembangan kehidupan masyarakat yang akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, untuk itu Misi Kota Pariaman adalah sebagai berikut : Misi Walikota/wakil Walikota Pariaman Periode tahun : 1. Membangun Sumberdaya manusia yang berkompetensi, berbudaya, beriman, dan bertaqwa melalui penguasaan iptek serta berdaya saing. 2. Penguatan struktur perekonomian melalui peningkatan daya saing pariwisata dan ekonomi kreatif berdasarkan potensi daerah. 3. Meningkatkan Tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih serta mampu mendorong dunia usaha dan masyarakat lebih mandiri. 16

20 4. Optimalisasi hasil pembangunan dan sarana prasarana daerah dalam menunjang peningkatan kesejahteraan rakyat dengan memperhatikan kelestarian lingkungan, kesesuaian tata ruang dan mitigasi. Tabel 2.2 Faktor Penghambat dan pendorong pelayanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pariaman terhadap pencapaian Visi dan Misi Kota Pariaman Visi : Pariaman Sebagai Kota Tujuan Wisata dan Ekonomi Kreatif Berbasis Lingkungan, Budaya dan Agama No Misi Kota Pariaman : Misi 4 Permasalahan Faktor Pelayanan Penghambat Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) 1. Optimalisasi hasil pembangunan dan sarana prasarana daerah dalam menunjang peningkatan kesejahteraan rakyat dengan memperhatikan kelestarian lingkungan, kesesuaian tata ruang dan mitigasi. 1.Belum maksimalnya kapasitas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pariaman. 2. Belum memadainya sarana dan prasarana yang ada dibandingkan dengan ancaman alam yang ada. 1. SDM yang belum optimal secara kuantitas dan kualitas. 2. Masyarakat yang belum kurang menyadari dan peduli terhadap ancaman bahaya. 3. Anggaran yang terbatas sehingga pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan tidak dapat dengan segera dilakukan 1. Peraturan Perundangundangan yang terkait dengan kean. 2. Dukungan anggaran yang konsisten. Telaahan Renstra K/L Pada tingkat Kementerian/Lembaga terkait pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pariaman antara lain adalah : 1. Badan Nasional Penanggulangan Bencana 2. Badan SAR Nasional 17

21 Pada tingkat Provinsi, badan terkait pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pariaman adalah : 1. Badan Penanggulangan Daerah Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan keterkaitan tugas dan fungsi tersebut, maka diperlukan koordinasi yang intensif dengan kementerian/lembaga/dnas terkait tersebut, khususnya dalam rangka perumusan kebijakan-kebijakan urusan yang terkait pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pariaman Berdasarkan Renstra Kementerian/Lembaga terkait, diidentifikasi Visi dan Misi masing-masing Kementerian/Lembaga sebagai berikut : a. Badan Nasional Penanggulangan Bencana Visi Ketangguhan bangsa dalam menghadapi Misi 1. Melindungi bangsa dari ancaman melalui pengurangan resiko. 2. Membangun sistem penanggulangan yang handal 3. Menyelenggarakan penanggulangan secara terencana, terpadu, terkoordinir, dan menyeluruh. Sasaran Jangka Menengah 1. Terwujudnya kesadaran, kesiapan dan kemampuan (pemerintah dan masyarakat) dalam upaya penanggulangan dan penanggulangan melalui peningkatan kapasitas ditingkat pusat dan daerah. 2. Terwujudnya sistem penanganan kedaruratan yang efektif melalui peningkatan koordinasi penanganan kedaruratan, peningkatan sarana dan prasarana pendukung, serta peningkatan sistem logistik dan peralatan penanggulangan yang efektif dan efesien. 3. Terwujudnya upaya rehabilitasi dan rekonstruksi yang lebih baik dibanding sebelum, melalui peningkatan kapasitas perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi yang handal, peningkatan koordinasi pelaksanaan serta pengarusutamaan pengurangan resiko dalam setiap kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dalam rangka pembangunan berkelanjutan. 18

22 a. Badan SAR Nasional Visi Misi Sasaran Jangka Menengah Berhasilnya pelaksanaan operasi SAR pada setiap waktu dan tempat dengan cepat, handal, dan aman. Menyelenggarakan kegiatan operasi SAR yang efektif melalui upaya tindak awal yang maksimal serta pengerahan potensi SAR yang didukung oleh sumber daya manusia yang profesional, fasilitas SAR, yang memadai, dan prosedur kerja yang mantap dalam rangka mewujudkan Visi Badan Sar Nasional. 1. Melaksanakan operasi SAR dalam musibah pelayaran, penerbangan dan lainnya. 2. Pembentukan institusi yang dapat menangani pendidikan awal dan pendidikan penataran dilingkungan BASARNAS. 3. Mengembangkan regulasi yang mampu mengerahkan potensi SAR melalui mekanisme koordinasi yang dipatuhi oleh semua potensi SAR 4. Melaksanakan pembinaan SDM SAR melalui pola pembinaan SDM yang terarah dan berlanjut agar dapat dibentuk tenaga-tenaga SAR yang profesional. 5. Melaksanakan pemenuhan sarana / prasarana dan peralatan SAR secara bertahap agar dapat menjadikan operasi tindak awal SAR yang mandiri, cepat, tepat, dan handal sesuai dengan ketentuan nasional dan internasional. 6. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan SAR melalui jenjang pendidikan sesuai dengan kebutuhan dalam lingkungan BASARNAS. 7. Penciptaan system sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyelenggaraan operasi SAR. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka faktor-faktor penghambat ataupun faktor-faktor pendorong yang mempengaruhi permasalahan pelayanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pariaman yang dapat mempengaruhi sasaran jangka menengah Renstra K/L yang terkait dengan tugas dan fungsi Badan Penanggulangan Daerah Kota Pariaman. 19

23 Tabel 2.3 Permasalahan Pelayanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pariaman berdasarkan sasaran Renstra K/L beserta faktor penghambat dan pendorong keberhasilan penanganannya. No. Sasaran jangka Menengah Renstra K/L Permasalahan Pelayanan SKPD Pendorong Sebagai Faktor Penghambat (1) (2) (3) (4) (5) 1. Terwujudnya kesadaran,kesiapan dan kemampuan (pemerintah dan masyarakat) dalam upaya penanggulangan dan penanggulangan melalui peningkatan kapasitas ditingkat pusat dan daerah. 2. Mengembangkan kerjasama dengan Pemda melalui FKSD, organisasi dan instansi berpotensi SAR, baik dalam negeri maupun luar negeri dalam rangka pembinaan potensi SAR Belum maksimalnya kapasitas Badan penanggulangan Bencana Daerah Kota Pariaman Belum mantapnya mekanisme kerjasama antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pariaman dan SAR 1. SDM yang belum optimal secara kuantitas dan kualitas 2. Masyarakat yang kurang menyadari dan peduli terhadap ancaman. Mekanisme kerjasama yang belum jelas. 1. Peraturan perundangundangan terkait Kean. 2. Dukungan anggaran yang konsisten. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Wilayah Kota Pariaman merupakan salah satu kab/kota di Provinsi Sumatera Barat yang kondisi wilayahnya sebagai daerah yang berpotensi alam. Wilayah Kota Pariaman terdiri dari 4 Kecamatan yaitu, Kecamatan Pariaman Tengah, Kecamatan Pariaman Timur, Kecamatan Pariaman Utara, dan Kecamatan Pariaman selatan. Ada beberapa aspek dalam RTRW Kota Pariaman mengenai struktur dan kondisi Kota Pariaman yang berhubungan dengan Bencana, yaitu : 20

24 a. Litologi, Litologi merupakan endapan lumpur dan batu batuan terdapat di wilayah bagian barat daya dan selatan Kota Pariaman. b. Struktur Geologi, menggambarkan wilayah Kota Pariaman yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan sistem Sesar Besar Sumatera yaitu Sesar Semangko yang terdapat pada bagian tengah pulau Sumatera dan palung laut di bagian Barat pulau Sumatera, yang sering terjadi aktifitas tektonik di seluruh wilayah Kota Pariaman. c. Geomorfologi, merupakan aspek yang sangat penting dalam pembahasan kean di Kota Pariaman maupun dalam kaitannya dengan penataan ruang Kota Pariaman. Wilayah Kota Pariaman bagian barat, utara dan selatan merupakan dataran pantai, sedangkan Pariaman bagian timur merupakan daerah yang lebih tinggi. d. Geohidrologi, pengaliran sungai yang relatif paralel, pada daerah pantai aliran sungai umumnya berubah membentuk pola aliran sejajar pantai. Litologi dan struktur geologi yang tersebar di wilayah Kota Pariaman, merupakan media yang sangat berperan dalam menentukan intensitas di daerah ini. Tabel 3.4 Jenis Ancaman Bencana NO Jenis Ancaman Bencana 1 Gempa Bumi Wilayah Seluruh wilayah Kota Pariaman berpotensi kena dampak gempa. 2 Tsunami Seluruh wilayah pinggir pantai Kota Pariaman. 3 Bencana Gerakan Tanah Kota Pariaman yang memiliki lereng terjal dan memilki pelapukan pada pemukiman,sawah, kebun dll 4 Banjir Daerah Kota Pariaman yang memiliki dataran rendah dan pada daerah muara sungai. 2.4 Review terhadap rancangan awal RKPD BPBD Kota Pariaman dalam pelaksanaan program/kegiatan tidak mengalami perbedaan ataupun perubahan antara rencana awal RKPD dan capaian kinerja yang dilaksanakan. 21

25 2.5 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat Dalam pelaksanaan perencanaan program/kegiatan tidak ada usulan kegiatan yang diajuhkan atau diusulkan oleh pemangku kepentingan, baik dari kelompok masyarakat maupun dari LSM-LSM. Selama ini program/kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pencapaian kegiatan hanya di olah oleh SKPD. 22

26 BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Sejalan dengan sasaran pembangunan nasional di bidang penanggulangan, maka sasaran strategis Badan Nasional Penanggulangan Bencana bagi terwujudnya tujuan yang dicanangkan dalam kurun waktu lima tahun kedepan adalah : 1. Terwujudnya kesadaran, kesiapan dan kemampuan (pemerintah dan masyarakat) dalam upaya penanggulangan dan penanggulangan melalui peningkatan kapasitas di tingkat pusat dan daerah; 2. Terwujudnya system penanganan kedaruratan yang efektif melalui peningkatan koordinasi penanganan kedaruratan, peningkatan sarana dan prasarana pendukung, serta peningkatan system logistik dan peralatan penanggulangan yang efektif dan efisien; 3. Terwujudnya upaya rehabilitasi dan rekonstruksi yang lebih baik dibanding sebelum, melalui peningkatan kapasitas perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi yang handal, peningkatan koordinasi pelaksanaan serta pengarusutamaan pengurangan resiko dalam setiap kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dalam rangka pembangunan berkelanjutan. Pada tingkat Kementerian/Lembaga terkait pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pariaman antara lain adalah : 1. Badan Nasional Penanggulangan Bencana 2. Badan SAR Nasional Pada tingkat Provinsi terkait pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pariaman adalah : 1. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan keterkaitan tugas dan fungsi tersebut, maka diperlukan koordinasi yang intensif dengan kementerian/lembaga/dinas terkait, khususnya dalam rangka perumusan kebijakan-kebijakan urusan yang terkait pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pariaman 24

27 Berdasarkan Renstra Kementerian/Lembaga terkait, diidentifikasi Visi dan Misi masing-masing Kementerian/Lembaga sebagai berikut : a. Badan Nasional Penanggulangan Bencana Visi Ketangguhan bangsa dalam menghadapi Misi 1. Melindungi bangsa dari ancaman melalui pengurangan resiko. 2. Membangun sistem penanggulangan yang handal 3. Menyelenggarakan penanggulangan secara terencana, terpadu, terkoordinir, dan menyeluruh. Sasaran Jangka 1. Terwujudnya kesadaran, kesiapan dan kemampuan Menengah (pemerintah dan masyarakat) dalam upaya penanggulangan dan penanggulangan melalui peningkatan kapasitas ditingkat pusat dan daerah. 2. Terwujudnya sistem penanganan kedaruratan yang efektif melalui peningkatan koordinasi penanganan kedaruratan, peningkatan sarana dan prasarana pendukung, serta peningkatan sistem logistik dan peralatan penanggulangan yang efektif dan efesien. 3. Terwujudnya upaya rehabilitasi dan rekonstruksi yang lebih baik dibanding sebelum, melalui peningkatan kapasitas perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi yang handal, peningkatan koordinasi pelaksanaan serta pengarusutamaan pengurangan resiko dalam setiap kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dalam rangka pembangunan berkelanjutan. b. Badan SAR Nasional Visi Berhasilnya pelaksanaan operasi SAR pada setiap waktu dan tempat dengan cepat, handal, dan aman. Misi Menyelenggarakan kegiatan operasi SAR yang efektif melalui upaya tindak awal yang maksimal serta pengerahan potensi SAR yang didukung oleh sumber daya manusia yang profesional, fasilitas SAR, yang memadai, dan prosedur kerja yang mantap Sasaran Jangka Menengah dalam rangka mewujudkan Visi Badan Sar Nasional. 1. Melaksanakan operasi SAR dalam musibah pelayaran, penerbangan dan lainnya. 2. Pembentukan institusi yang dapat menangani pendidikan awal dan pendidikan penataran dilingkungan BASARNAS. 3. Mengembangkan regulasi yang mampu mengerahkan potensi SAR melalui mekanisme koordinasi yang dipatuhi oleh semua potensi SAR 4. Melaksanakan pembinaan SDM SAR melalui pola pembinaan SDM yang terarah dan berlanjut agar dapat dibentuk tenagatenaga SAR yang profesional. 25

28 5. Melaksanakan pemenuhan sarana / prasarana dan peralatan SAR secara bertahap agar dapat menjadikan operasi tindak awal SAR yang mandiri, cepat, tepat, dan handal sesuai dengan ketentuan nasional dan internasional. 6. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan SAR melalui jenjang pendidikan sesuai dengan kebutuhan dalam lingkungan BASARNAS. 7. Penciptaan system sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyelenggaraan operasi SAR. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka faktor-faktor penghambat atau pun faktorfaktor pendorong yang mempengaruhi permasalahan pelayanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pariaman yang dapat mempengaruhi sasaran jangka menengah yang terkait dengan tugas dan fungsi Badan Penanggulangan Daerah Kota Pariaman. Wilayah Kota Pariaman merupakan salah satu Kab/Kota di Provinsi Sumatera Barat yang kondisi wilayahnya sebagai daerah yang berpotensi alam. Wilayah Kota Pariaman terdiri dari 4 Kecamatan yaitu, Kecamatan Pariaman Tengah, Kecamatan Pariaman Timur, Kecamatan Pariaman Utara, dan Kecamatan Pariaman selatan. Ada beberapa aspek dalam RTRW Kota Pariaman mengenai struktur dan kondisi Kota Pariaman yang berhubungan dengan Bencana, yaitu : a. Litologi, Litologi merupakan endapan lumpur dan batu batuan terdapat di wilayah bagian barat daya dan selatan Kota Pariaman. b. Struktur Geologi, menggambarkan wilayah Kota Pariaman yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan sistem Sesar Besar Sumatera yaitu Sesar Semangko yang terdapat pada bagian tengah pulau Sumatera dan palung laut di bagian Barat pulau Sumatera, yang sering terjadi aktifitas tektonik di seluruh wilayah Kota Pariaman. c. Geomorfologi, merupakan aspek yang sangat penting dalam pembahasan kean di Kota Pariaman maupun dalam kaitannya dengan penataan ruang Kota Pariaman. Wilayah Kota Pariaman bagian barat, utara dan selatan merupakan dataran pantai, sedangkan Pariaman bagian timur merupakan daerah yang lebih tinggi. d. Geohidrologi, pengaliran sungai yang relatif paralel, pada daerah pantai aliran sungai umumnya berubah membentuk pola aliran sejajar pantai. Litologi dan struktur geologi yang tersebar di wilayah Kota Pariaman, merupakan media yang sangat berperan dalam menentukan intensitas di daerah ini. 26

29 Jenis Ancaman Bencana NO Jenis Ancaman Bencana Wilayah 1 Gempa Bumi Seluruh wilayah Kota Pariaman berpotensi kena dampak gempa. 2 Tsunami Seluruh wilayah pinggir pantai Kota Pariaman. 3 Bencana Gerakan Tanah Kota Pariaman yang memiliki lereng terjal dan memilki pelapukan pada pemukiman,sawah, kebun dll 4 Banjir Daerah Kota Pariaman yang memiliki dataran rendah dan pada daerah muara sungai. BPBD dalam gugus tugas dan fungsinya bertugas sebagai koordinator/pelaksana dalam penanggulangan daerah, meliputi : i. Menganalisis daerah-daerah rawan dalam rangka mengurangi resiko serta mengantisipasi korban akibat ; ii. Mengkoordinir dalam penyelenggaraan penanganan korban pada saat terjadinya, bersama-sama dengan instansi terkait; iii. Melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi terhadap kerugian yang ditimbulkan pasca ; Sasaran strategi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pariaman yang akan dicapai adalah sebagai berikut : 1. Terwujudnya peningkatan kemampuan SDM (Aparatur dan Masyarakat) yang menguasai teknologi di bidang penanggulangan ; 2. Terwujudnya standar, kebutuhan, dan prosedur penyelenggaraan penanggulangan 3. Terwujudnya Pemanfaatan teknologi pencegahan, kesiapsiagaan, peringatan ini, dan mitigasi untuk menghadapi ancaman dan resiko ; 4. Terwujudnya penyelenggaraan penanggulangan secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh 5. Penanganan pengungsi secara adil (sesuai standar pelayanan minimum) serta melaksanakan pemulihan kondisi dari dampak ; 6. Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, di bidang tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi akibat 27

30 3.2 Tujuan dan Sasaran Renja SKPD Renja BPBD mengacu pada rencana strategis (Renstra) BPBD kota Pariaman Tahun , dimana kedua dokumen tersebut merupakan bentuk pelaksanaan teknis dari visi dan misi yang tertuang dalam RPJMD Kota Pariaman Tahun Visi BPBD Kota Pariaman yang tertuang dalam Renstra adalah : PARIAMAN KOTA SIAGA, TANGGAP, TANGGUH DAN TAWAQAL DALAM MENGHADAPI BENCANA TAHUN Proses pelaksanaan pelayanan publik harus dilaksanakan secara akuntabel dengan proses perencanaan pembangunan yang dilakukakan dengan terukur, baik secara kuantitas maupun kualitas, sehingga memudahkan dalam pengendalian dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Sementara visi tersebut di atas mempunyai pengertian sebagai berikut : Siaga : Siap untuk bertindak dalam kondisi Tanggap : Segera bertindak dalam kondisi apapun Tangguh : Seluruh proses penanggulangan sangat dibutuhkan aparatur BPBD yang kuat, serta memiliki daya tahan terhadap situasi dan kondisi Tawaqal : Meyerahkan, keyakinan bahwa segala sesuatu penyebab adalah dari Yang Maha Kuasa Tujuan U n t u k m e w u j u d k a n V i s i d a n m e l a k s a n a k a n m i s i d i a t a s, B a d a n P e n a n g g u l a n g a n B e n c a n a D a e r a h K o t a P a r i a m a n m e n e t a p k a n 3 ( t i g a) t u j u a n y a n g a k a n d i c a p a i d a l a m 5 ( l i m a ) t a h u n k e d e p a n, s e b a g i b e r i k u t : 1. T e r w u j u d n y a p e n g u r a n g a n r e s i k o b e n c a n a m e l a l u i p e n i n g k a t a n p e n g e t a h u a n d a n k e s a d a r a n, s e r t a m e m b a n g u n k o m i t m e n b e r s a m a d i n a s / b a d a n, k a n t o r d a n l e m b a g a n o n p e m e r i n t a h s e r t a m a s y a r a k a t d a l a m p e n a n g g u l a n g a n b e n c a n a. 2. T e r s e d i a n y a s a r a n a d a n p r a s a r a n a p e n a n g g u l a n g a n b e n c a n a y a n g m a m p u m e n i n g k a t k a n o p e r a s i o n a l p e n a n g g u l a n g a n b e n c a n a. 3. M e w u j u d k a n s i s t e m p e n y e l e n g a r a a n p e n a n g g u l a n g a n b e n c a n a y a n g h a n d a l, m e n c a k u p p e n a n g a n a n p r a b e n c a n a, t a n g g a p d a r u r a t, d a n p a s c a b e n c a n a. 28

31 S a s a r a n U n t u k m e m a s t i k a n p e n c a p a i a n t u j u a n y a n g d i h a r a p k a n s e p e r t i d i a t a s b e r k u a l i t a s, m a k a s a s a r a n J a n g k a M e n e n g a h B a d a n P e n a n g g u l a n g a n B e n c a n a D a e r a h K o t a P a r i a m a n d i j a b a r k a n s e b a g a i b e r i k u t : 1. Sasaran dari tujuan pertama "T e r w u j u d n y a p e n g u r a n g a n r e s i k o b e n c a n a m e l a l u i p e n i n g k a t a n p e n g e t a h u a n d a n k e s a d a r a n, s e r t a m e m b a n g u n k o m i t m e n b e r s a m a d i n a s / b a d a n, k a n t o r d a n l e m b a g a n o n p e m e r i n t a h s e r t a m a s y a r a k a t d a l a m p e n a n g g u l a n g a n b e n c a n a " adalah : Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pencegahan dan penanganan bahaya yang dapat diukur dengan penilaian jumlah kelompok siaga yang ada dikawasan rawan. Meningkatnya kualitas aparatur dan sumber daya manusia Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pariaman yang dapat diukur dari prosentase peningkatan kualitas aparatur dari segi kontribusi, pendidikan, dan kinerja individu. Meningkatnya keselarasan kebijakan, pembiayaan, kelembagaan dan regulasi perencanaan internal Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pariaman yang dapat diukur dari prosentase keselarasan antara kebijakan, pembiayaan, struktur kelembagaan dan regulasi di internal Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pariaman. 2. Sasaran dan tujuan kedua "Tersedianya sarana dan prasarana penanggulangan yang mampu meningkatkan operasional penanggulangan '' adalah : Meningkatnya sarana dan prasarana penanggulangan yang dibutuhkan. Meningkatnya kesiapan operasional penanggulangan. 3. Sasaran dan tujuan ketiga " Mewujudkan sistem penyelenggaraan penanggulangan yang handal, mencakup penanganan pra, tanggap darurat, dan pasca " adalah : Peningkatan pencegahan dini penanggulangan korban alam dan kesiagaan. Peningkatan penanganan kedaruratan korban di wilayah pasca secara cepat, tepat dan efektif, serta terkoordinir secara terpadu. Pemulihan sarana dan prasarana fisik, non fisik di kawasan pasca secara menyeluruh. 29

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD No Berdasarkan gambaran kondisi saat ini serta kondisi yang diinginkan pada

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH PROVINSI RIAU BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Jalan Jendral Sudirman No. 438 Telepon/Fax. (0761) 855734 DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN SKPD Identifikasi permasalahan pada BPBD Kabupaten Lamandau berdasarkan tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA Sekilas Berdirinya BNPB Indonesia laboratorium bencana Terjadinya bencana besar : Tsunami NAD dan Sumut, 26 Desember 2004,

Lebih terperinci

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1 Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional serta Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang disempurnakan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI,TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI,TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI,TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi BPBD BPBD Kabupaten Bandung sebagai salah satu instansi dari Pemerintah Kabupaten, dalam menetapkan visinya tentu harus mengacu kepada

Lebih terperinci

PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA

PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN B. Wisnu Widjaja Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan TUJUAN PB 1. memberikan perlindungan kepada masyarakat

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM

RENCANA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN SOLOK DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SOLOK Jl. Lintas Sumatera Km 20 Telp. (0755) 31566,Email:pukabsolok@gmail.com RENCANA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SOLOK TAHUN 2015 AROSUKA

Lebih terperinci

RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( RENJA SKPD) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2013

RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( RENJA SKPD) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( RENJA SKPD) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2013 P U R B A L I N G G A 2 0 12 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

KEPALA PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BECANA DAERAH KABUPATEN LAMONGAN. SUPRAPTO, SH Pembina Tingkat I NIP

KEPALA PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BECANA DAERAH KABUPATEN LAMONGAN. SUPRAPTO, SH Pembina Tingkat I NIP Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa dengan limpahan rahmat dan karunia-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Hal ini dimaksudkan agar perencanaan pembangunan daerah senantiasa

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi

Lebih terperinci

RINGKASAN REVISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA TANGERANG PERIODE

RINGKASAN REVISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA TANGERANG PERIODE RINGKASAN REVISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA TANGERANG PERIODE 2014-2018 Penyusunan Renstra periode 2014-2018 merupakan amanat perundangan yang diantaranya adalah

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA PEMERINTAH PROVINSI PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH (RENJA-SKPA) BAPEDAL ACEH TAHUN 2015

RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH (RENJA-SKPA) BAPEDAL ACEH TAHUN 2015 RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH (RENJA-SKPA) BAPEDAL ACEH TAHUN 2015 BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN (BAPEDAL ) Nomor : / /2014 Banda Aceh, Maret 2014 M Lampiran : 1 (satu) eks Jumadil Awal

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH TAHUN 26-22 BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 7 Banyuwangi Jawa Timur Bpbd.banyuwangikab.go.id

Lebih terperinci

INTEGRASI RPB dalam PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

INTEGRASI RPB dalam PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional INTEGRASI RPB dalam PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Disampaikan oleh: Direktorat Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal,

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 LATAR BELAKANG. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 VISI DAN MISI SKPD Visi BPBD Kabupaten Lamandau tidak terlepas dari kondisi lingkungan internal dan eksternal serta kedudukan, tugas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

BAB I PENDAHULUAN. Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hadirnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Pemerintahan

Lebih terperinci

KABUPATEN SIAK RENCANA KERJA ( RENJA ) DINAS PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SIAK

KABUPATEN SIAK RENCANA KERJA ( RENJA ) DINAS PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SIAK PEMERINTAH KABUPATEN SIAK RENCANA KERJA ( RENJA ) DINAS PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 Kata Pengantar Rencana Kerja ( Renja ) Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Tahun 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Paradigma penanganan bencana telah banyak mengalami perubahan. Penanganan bencana tidak lagi menekankan pada aspek tanggap darurat saja akan tetapi lebih kepada keseluruhan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA I-0 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kabupaten Aceh Tamiang merupakan hasil pemekaran Kabupaten Aceh Timur di Provinsi Aceh yang ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002 tanggal 10 April 2002 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan bagian dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), seperti tercantum dalam Undang- Undang Nomor

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang

Lebih terperinci

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Disampaikan dalam acara: Workshop Perencanaan Pembangunan Daerah Metro Lampung, 30-31 Oktober 2017 Digunakan dalam perumusan: Rancangan awal RPJPD

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA

Lebih terperinci

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB - I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan ditetapkannya UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), diamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 1 Tahun 2009 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

a. Visi Masyarakat Kabupaten Aceh jaya Tangguh Menghadapi Bencana Yang Didukung Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas, Beriman dan Bertaqwa

a. Visi Masyarakat Kabupaten Aceh jaya Tangguh Menghadapi Bencana Yang Didukung Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas, Beriman dan Bertaqwa PERENCANAAN STRATEGIS DAN RENCANA KINERJA R encana Strategis sebagaimana yang tertuang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan suatu proses yang berorintasi pada

Lebih terperinci

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDA ACEH, Menimbang :

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010 SABID UAK SADAYU A NG T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA PARIAMAN KOTA PARIAMAN TAHUN 2010-0

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Tanjungbalai telah melaksanakan Pemilukada pada tahun 2015 dan hasilnya telah terpilih pasangan M. Syahrial, SH, MH dan Drs.H. Ismail sebagai Walikota dan Wakil

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG POKOK-POKOK PENYELENGGARAAN TUGAS BANTUAN TENTARA NASIONAL INDONESIA DALAM MENANGGULANGI BENCANA ALAM, PENGUNGSIAN DAN BANTUAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN PENANGGULANGAN

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN PENANGGULANGAN Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Garut Tahun 2014 2019 Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.228, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Strategis. Penyelenggaraan. Tata Cara. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5941) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 9 2009 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisi latar belakang dilakukannya penelitian tugas akhir, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika dalam penulisan proposal tugas akhir ini.

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sebagai perwujudan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang memberikan landasan bagi berbagai bentuk perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan perdesaan sebagai basis utama dan bagian terbesar dalam wilayah Kabupaten Lebak, sangat membutuhkan percepatan pembangunan secara bertahap, proporsional dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI ACEH SELATAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENGESAHAN RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT KABUPATEN ACEH SELATAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan berlakunya Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 893 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA KERJA TAHUN 2015

RANCANGAN RENCANA KERJA TAHUN 2015 RANCANGAN RENCANA KERJA TAHUN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PACITAN Jl. Walanda Maramis No.09 Pacitan 63514 Telp/Fax (0357) 886164, Websit e : bpbd.pacitankab. go.id 1 e-mail : bpbd_p acit

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG PEMERINTAH KOTA PADANG SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG BAGIAN PEMBANGUNAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Sebagai tindak lanjut instruksi

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PERUBAHAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PERUBAHAN TAHUN 2015 RENCANA KERJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) Perubahan Tahun 2015 Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan

Lebih terperinci

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 360 / 009205 TENTANG PENANGANAN DARURAT BENCANA DI PROVINSI JAWA TENGAH Diperbanyak Oleh : BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH JALAN IMAM BONJOL

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASCA BENCANA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA Pedoman

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan...

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 2 1.2. Landasan Hukum... 3 1.3. Maksud dan Tujuan... 4 1.4. Sistematika Penulisan... 4 BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN KINERJA RENJA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIJUNJUNG, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR :60 2014 SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SERTA RINCIAN TUGAS JABATAN PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan Bab I Pendahuluan LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR TAHUN 2012 TANGGAL JUNI 2012 Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan provinsi yang berada di ujung selatan Pulau Sumatera dan merupakan gerbang utama jalur transportasi dari dan ke Pulau Jawa. Dengan posisi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

Pemerintah Kabupaten Wakatobi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Wakatobi memiliki potensi kelautan dan perikanan serta potensi wisata bahari yang menjadi daerah tujuan wisatawan nusantara dan mancanegara. Potensi tersebut

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan desentralisasi dilaksanakan dalam bentuk pemberian kewenangan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 462/KEP/GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 13 JULI 2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 462/KEP/GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 13 JULI 2012 LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 462/KEP/GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 13 JULI 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TEGAL

PERATURAN WALIKOTA TEGAL WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL,

Lebih terperinci

Bencana terkait dengan cuaca dan iklim [Renas PB ]

Bencana terkait dengan cuaca dan iklim [Renas PB ] KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA Bencana terkait dengan cuaca dan iklim [Renas PB 2010-2014] Banjir Tanah longsor Kekeringan Kebakaran hutan dan lahan Gelombang

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR

A. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mengingat bahwa hakekat Pembangunan Nasional meliputi pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, maka fungsi pembangunan daerah adalah sebagai

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KERJA (RENJA) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KERJA (RENJA) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN ANGGARAN 2015 Jalan Pembangunan Kelurahan Air Kuti Kecamatan Lubuk- Linggau Timur I Lubuklinggau 31626 Telepon : 0733-452006

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Bekasi Tahun Revisi BAB I PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Bekasi Tahun Revisi BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI Nomor : Tanggal : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun merupakan dokumen perencanaan strategis untuk memberikan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017 RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU KECAMATAN ANGSANA DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii Daftar Bagan... iv Daftar Singkatan... v BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB II RENCANA STRATEGIS

BAB II RENCANA STRATEGIS Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 BAB II RENCANA STRATEGIS Rencana strategis merupakan dokumen yang bersifat taktis strategis dan implementatif serta menjabarkan strategi pembangunan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 65 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 65 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 65 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN WONOSOBO

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

BNPB. Penyusunan RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DI DAERAH

BNPB. Penyusunan RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DI DAERAH BNPB 2014 Penyusunan RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DI DAERAH Konsepsi Rencana Penanggulangan Bencana Perencanaan Penanggulangan Bencana adalah kewajiban pemerintah dan pemerintah daerah berdasarkan UU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN R encana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun. RPJMD memuat visi, misi, dan program pembangunan dari Bupati

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) 2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja (Renja) SKPD pada dasarnya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN Bab I Pendahuluan 1.1. LatarBelakang Pembangunan pada hakikatnya merupakan suatu proses yang berkesinambungan antara berbagai dimensi, baik dimensi sosial, ekonomi, maupun lingkungan yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN ACEH SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2013-2018 1.1. Latar Belakang Lahirnya Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1 1.1. Latar Belakang RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati Mandailing Natal yang akan dilaksanakan dan diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan. RPJMD Kabupaten Mandailing Natal

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-nya, kami dapat menyelesaikan Rencana Kerja (RENJA) Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 3 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LEBAK

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH

PROVINSI JAWA TENGAH SALINAN BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG DUNIA USAHA TANGGUH BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA BUPATI KARANGANYAR, ESA Menimbang : a.

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 TIM PENYUSUN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan strategis organisasi adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana organisasi akan diarahkan, dan bagaimana pemberdayaan

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KOTA PARIAMAN TAHUN 2014

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KOTA PARIAMAN TAHUN 2014 LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR : 18 TANGGAL : 20 MEI 2014 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA PARIAMAN TAHUN 2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KOTA PARIAMAN TAHUN

Lebih terperinci