Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2)"

Transkripsi

1 STUDI PERANCANGAN AGROINDUSTRI TABLET EFFERVESCENT WORTEL (Daucus Carota L.) SKALA MENENGAH Study of Medium Scale Agroindustrial Design of Carrot (Daucus Carrota L.) Effervescent Tablet Firdaus Tri Lutfi 1*, Susinggih Wijana 2, Usman Effendi 2 1) Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2) Staff Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang * firjayus@gmail.com ABSTRAK Besarnya potensi sumber daya alam khususnya komoditas wortel harus bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat. Salah satu caranya adalah mengolah komoditas wortel menjadi produk tablet effervescent wortel dalam skala industri. Wortel banyak mengandung provitamin A (β-karoten) dan zat lain yang berguna untuk kesehatan tubuh. Saat ini effervescent begitu banyak dinikmati karena penggunaannya yang instan dan cepat. Untuk mengetahui layak atau tidaknya pendirian agroindustri pengolahan wortel menjadi tablet effervescent wortel perlu dilakukan studi perancangan agroindustrinya. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui kelayakan studi perancangan agroindustri tablet effervescent wortel skala menengah. Tahapan penelitian yang digunakan adalah dengan melakukan uji penerimaan konsumen, analisa aspek pasar, analisa aspek teknis, analisa manajemen sumber daya manusia dan analisa finansial. Uji penerimaan konsumen dilakukan kepada 20 responden bebas hasilnya didapatkan persentase menyukai 55%, netral 35% dan sisanya tidak menyukai. Potensi pasar yang dibidik sebesar 3% dari keseluruhan pasar yang sudah ada, dari potensi pasar tersebut didapatkan rencana kapasitas produksi sebesar 8,45 ton serbuk effervescent per tahun. Dalam prosesnya unit agroindustri ini memerlukan jumlah tenaga kerja sebanyak 27 orang. Dari hasil analisis finansial didapatkan nilai NPV sebesar Rp ,54; IRR sebesar 28,34%; PI sebesar 2,50 dan B/C Ratio sebesar 1,99. BEP dicapai pada tingkat produksi tablet effervescent wortel sebesar ,76 tube. Kata kunci : Analisa Kelayakan, Perancangan Agroindustri, Tablet Effervescent, Wortel ABSTRACT The abundance amount of natural resources, especially commodities carrots should be used to improve the welfare and the economic society. One of the way is to process commodities carrots into carrot effervescent tablet products on an industrial scale. Carrots are containing a lot of pro-vitamin A (β-carotene) and other substances which have benefit for our health. Currently effervescent enjoyed so much because its serving properties instant and fast. In order to find out the feasibility of establishment of agro-processing carrots into effervescent tablets, it is necessary to find out of agroindustrial design. The purpose of this research is to know feasibility medium scale agroindustrial design of carrot (Daucus carrota L.) effervescent tablets agroindustrial design. Stages of the research is to consumer acceptance test, market analysis, technical analysis, analysis of the human resource management, and financial analysis. Consumer acceptance test performed by 20 respondent (general) and the result showed 55% like, 35% neutral and 10% dislike. Market potential targeted 3% of the existing market, with production planning 8,45 ton effervescent powder per year. In the process this agroindusrial unit require total labor as many as 27 people. Financial analysis result were obtained NPV value Rp ,54; IRR 28,34%; PI 2,50; and B/C Ratio 1,99. BEP was achieved when production of carrot effervescent tablet reach ,76 tube. Keyword : Agroindustrial Design, Carrot, Effervescent Tablet, Feasibility Analysis PENDAHULUAN Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki hasil alam yang cukup melimpah terutama pada sektor pertanian. Keberhasilan pembangunan ekonomi sangat ditentukan oleh keberhasilan dalam membangun sektor pertanian yang tangguh, efisien dan berorientasi pada agroindustri. Agroindustri menjadi hal penting bagi perekonomian Indonesia karena Indonesia mampu menghasilkan berbagai macam komoditas pertanian yang membutuhkan sarana pengolahan untuk mengolah bahan mentah menjadi berbagai macam produk jadi yang bernilai jual (Susilowati et al., 2007).

2 Wortel merupakan salah satu komoditas pertanian yang sangat melimpah di Jawa Timur. Wortel mempunyai banyak kandungan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, salah satunya mengandung β-karoten yang merupakan prekusor vitamin A (Kumalaningsih, 2006). Kandungan wortel segar sangat beragam antara lain air, protein, karbohidrat, lemak, serat, abu, antioksidan, gula alami (fruktosa, sukrosa, dektrosa, laktosa, dan maltose), pektin, glutation, mineral (kalsium, fosfor, besi, kalium, natrium, magnesium, kromium), vitamin B1, vitamin C, dan β-karoten (Permana, 2008). Menurut Badan Pusat Statistik (2014), luas areal penanaman wortel Jawa Timur pada tahun 2013 adalah 3993 ha dengan total produksi wortel segar sebesar ton. Besarnya potensi sumber daya alam khususnya komoditas wortel harus bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi masya-rakat. Salah satu caranya adalah mengolah komoditas wortel menjadi produk tablet effervescent wortel dalam skala agroindustri. Effervescent merupakan bentuk sediaan yang menghasilkan gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia larutan. Dasar formula tablet effervescent adalah reaksi antara senyawa asam dengan karbonat atau bikarbonat sehingga menghasilkan gelembung karbondioksida. Bila tablet dimasukkan ke dalam air maka akan terjadi reaksi kimia antara asam dan natrium membentuk garam natrium, karbondioksida dan air. Reaksi ini akan berjalan cepat dan menghasilkan larutan jernih (Pulungan dkk., 2004). Minuman dalam bentuk serbuk ini memiliki keunggulan yaitu kestabilan produk dan massanya lebih kecil yang bisa memenuhi permintaan dalam skala yang besar (Susilo, 2005). effervescent juga menghasilkan rasa yang segar serta mampu memperbaiki rasa dari bahan dasarnya (Yusiana, 2005). BAHAN DAN METODE Dalam studi perancangan agro-industri tablet effervescent wortel ini akan dinilai layak atau tidaknya ren-cana pendirian agroindustri tablet effervescent wortel. Penilaian akan meliputi beberapa aspek yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek sumber daya manusia dan aspek finansial. Dari hasil analisis tersebut dapat memberikan gambaran mengenai layak atau tidaknya proyek ini. Metode Penelitian Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah diawali dengan survei pendahuluan, perumusan masalah, studi literatur, pelaksanaan penelitian, mengumpulkan data primer dan sekunder dan selanjutnya data yang terkumpul akan dianalisa untuk menemukan hasil yang diinginkan. Analisa Data Analisa data yang dilakukan meliputi analisa hasil uji penerimaan konsumen, analisa aspek pasar, analisa aspek teknis, analisa aspek sumber daya manusia dan analisa aspek finansial. Sebelum menganalisa aspek finansial terlebih dahulu ditentukan asumsi-asumsi finansial yang digunakan seperti umur proyek, tingkat suku bunga bank, laju inflasi, dan pengeluaran nilai pajak. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Penerimaan Konsumen Uji penerimaan konsumen ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penerimaan calon konsumen pada produk tablet effervescent wortel, uji penerimaan konsumen ini dilaksanakan dengan memberikan sampel produk formulasi terbaik kepada 20 responden. Menurut Winarno (2008), salah satu kriteria yang dapat digunakan untuk menguji apakah suatu formula makanan tambahan dapat diterima atau tidak adalah kriteria penerimaan. Kriteria penerimaan terdiri dari jumlah persentase responden yang menolak harus kurang dari 25%. Hasil uji penerimaan yang dilaksanakan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Persentase Hasil Uji Penerimaan Nampak Warna Rata - Aroma Rasa Minuman Tablet Rata TM 5% 5% 15% 15% 10% N 25% 10% 55% 50% 35% M 70% 85% 30% 35% 55% Berdasarkan persentase kesukaan pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa responden mempunyai nilai rata-rata tidak menyukai (TM) 10% (< 25%), netral (N) 35%, menyukai (M) 55%. Dari data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa konsumen menyukai produk tablet effervescent wortel yang dijadikan sampel.

3 Aspek Pasar Analisa Potensi Pasar Pasar effervescent Indonesia mem-punyai nilai penjualan cukup tinggi. Salah satu distributor tablet effervescent yaitu PT. APL yang mensuplai merek seperti Berocca, Calcium Sandoz, CDR, Supradyn, Redoxon pada periode tahun 2005 dan semester awal 2006 PT. APL mempunyai nilai penjualan ratarata sebesar Rp 17,84 miliar per bulan. Menurut Fellows (2000) pangsa pasar yang diraih terhadap produk baru adalah sebesar 0 hingga 15 persen total dari permintaan yang ada. Pada Tabel 2 kemungkinan potensi pasar tertinggi yang akan diraih oleh tablet effervescent wortel yaitu 15 persen setara Rp 2,68 milyar per bulan atau Rp 32,10 milyar per tahun, apabila dihitung dalam satuan berat sebesar 41,2 ton serbuk effervescent per tahun. Sedangkan pasar yang akan dibidik oleh perusahaan effervescent wortel ini adalah sebesar 3% setara Rp_0,54_milyar per bulan atau Rp 6,48 milyar per tahun, apabila dihitung dalam satuan berat sebesar 8,45 ton serbuk effervescent wortel per tahun. Tabel 2. Nilai penjualan tablet effervescent oleh PT. APL periode tahun 2005 dan semester awal 2006 Periode Nilai Penjualan Tahun (bulan) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei (milyar) 15,37 12,45 16,78 15,43 17,02 16,64 18,00 18,32 19,69 20,92 23,01 12,35 22,68 19,52 20,64 15,65 18,88 Total 303,22 Rata-rata 17,84 Potensi Pasar (15%) 2,68 Rencana Pasar (3%) 0,54 Sumber : Sukardi,dkk (2009) Analisa Persaingan Pasar Produk tablet effervescent wortel merupakan produk yang unik dan tergolong baru untuk bersaing, dikarenakan tablet effervescent yang sudah beredar dipasar kebanyakan adalah tablet effervescent vitamin C dan suplemen untuk kesehatan tulang. Sedangkan pada tablet effervescent wortel sendiri adalah produk kaya kandungan nutrisi dan yang paling menonjol adalah kandungan β-karoten atau disebut juga prekusor vitamin A sekaligus sebagai antioksidan alami. Dengan keunikan ini pasar tablet effervescent masih sangat potensial walaupun jumlah perusahaan yang memproduksi tablet effervescent begitu banyak diantaranya PT.Dankos Laboratories, PT. Kalbe Farma, PT. Kimia Farma, PT. Tempo Scan Pacific, PT. Pyridam Farma, PT. Bintang Toedjoe, PT. Konimex, PT. Bayer Indonesia, PT. Novartis- Sandoz Indonesia. Struktur Pasar Berdasarkan Persaingannya dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3, produk tablet effervescent wortel dapat dilihat dalam kategori alternatif minuman kesehatan maka persaingannya terletak pada karakteristik persaingan monopolistik dimana jumlah produsen minuman kesehatan sudah banyak dan sifat produk yang diproduksi juga bercorak/berbeda-beda (different). Apabila dilihat dalam persaingan effervescent yang mengandung banyak β-karoten (prekusor vitamin A) maka karakteristik produk tablet effervescent wortel ini masih dalam kategori monopoli dimana masih menjadi satu-satunya perusahaan yang menghasilkan tablet effervescent yang banyak terkandung prekusor vitamin A. Tabel 3. Struktur Pasar Berdasarkan Persaingan Jumlah Sifat Dari Sudut Dari Sudut Perusahaan Produk Penjual Pembeli Banyak Standar/ Homogen Persaingan murni Persaingan Murni Banyak Diferensiasi Persaingan Persaingan monopo-listik monopo-listic Sedikit Standar Oligopoli murni Oligopsoni murrni Sedikit Diferensiasi Oligopoli diferensiasi Oligopsoni diferensiasi Unik Unik Monopoli Monopsoni Sumber : Sukardi,dkk (2009) Analisa S.T.P. (Segmenting, Targeting dan Positioning) Segmentasi pasar produk Effervescent ini merupakan masyarakat baik kalangan umur anak-anak sampai dewasa yang peduli dengan kesehatan mereka dari kalangan ekonomi kelas menengah sampai ekonomi kelas atas yang berada di wilayah regional Jawa Timur. Masyarakat yang mempunyai

4 gaya hidup praktis, yang menjaga kesehatan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi khususnya asupan vitamin A tambahan bagi tubuh setiap hari. Target pasar yang akan dituju oleh tablet effervescent wortel yang direncanakan yaitu ibu hamil, anak-anak dalam masa pertumbuhan, orang yang menjaga kecantikan kulit, dan orang yang bermasalah dengan penglihatan. Sedangkan untuk penempatan posisi pasar perusahaan tablet effervescent wortel ini adalah sebagai market nicher dengan menggarap pasar yang diabaikan oleh perusahaan besar (market leader). Strategi Bauran Pasar Strategi perusahaan dalam memasarkan produk merupakan hal yang menentukan tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh perusahaan. Menurut Kotler (2005), bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali (produk, harga, tempat, dan promosi) yang diperlukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran. Strategi bauran pasar produk tablet effervescent ini meliputi strategi produk, strategi harga, strategi lokasi, dan strategi promosi. a. Strategi Produk Menurut Kotler (2005), produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi dan memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Produk effervescent wortel yang diproduksi direncanakan akan meng-gunakan kemasan tabung/tube plastik yang didalamnya dilapisi aluminium foil sebagai kemasan primer, jenis kemasan ini dipilih karena beberapa pertimbangan diantaranya kemasan aluminium foil sangat cocok untuk melindungi karakteristik produk yang mudah merespon adanya air sehingga dibutuhkan kemasan yang dapat menjaga tingkat kekeringan didalam kemasan agar tidak dapat dipengaruhi udara luar, selain itu kemasan aluminium tube juga terlihat simpel, mudah dan trendy bagi konsumen. setiap tabung/tube akan berisi 10 tablet, masing-masing tablet mempunyai berat 3,5 g dengan diameter 2,5 cm dan tebal 0,7 cm. tinggi tabung yang digunakan 10 cm, dan berdiameter 2,8 cm. Kemasan sekunder yang digunakan adalah kertas cetak yang berisi masing-masing satu tabung/tube, sedangkan kemasan tersier menggunakan kertas karton cetak yang berisi masing-masing 20 buah kemasan sekunder. b. Strategi Harga Menurut Boone dan Kurtz (2002), dalam penetapan harga terdapat 3 strategi dasar yaitu skimming pricing, penetrating pricing, dan status quo. Dalam pemasaran produk effervescent wortel ini, perusahaan akan menggunakan strategi penetricing pricing. Strategi ini diterapkan untuk memperoleh perhatian konsumen effervescent dengan mentapkan harga dibawah effervescent yang lebih dulu beredar di pasar. Menurut hasil perhitungan harga produk effervescent wortel yang terdapat pada Lampiran, diperoleh harga jual produk sebesar Rp ,- per tabung/tube. c. Strategi Lokasi Penentuan lokasi sangat berkaitan dengan distribusi produk. Penentuan lokasi berhubungan dengan kemudahan proses pemasaran produk yang telah diproduksi agar sampai ke tangan konsumen (Kotler, 2005). Berdasarkan kriteria yang ditentukan, kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur dipilih sebagai lokasi perusahaan karena lokasi tersebut dekat dengan pasar, dekat dengan bahan baku yang melimpah dan sesuai kriteria lainnya. Untuk pendistribusian produk bagian marketing perusahaan akan menyalurkan produk ini kepada pedagang besar yang langsung dapat diakses oleh konsumen baik swalayan, toko atau Apotek. Selain itu, saluran distribusi produk dapat pula melalui jalur organisasi, misalnya klub kebugaran. Dalam hal ini pedagang eceran atau pedagang kecil tidak begitu signifikan memberikan andil bagi proses pendistribusian. Hal ini mempertimbangkan target konsumen yang menjadi sasaran adalah tingkat menengah ke atas. d. Strategi Promosi Menurut Kotler (2005), promosi merupakan seluruh kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk meng-komunikasikan dan mempromosikan pro-duknya kepada pasar sasaran, meliputi promosi penjualan, periklanan, tenaga penjualan, public relation, dan pemasaran langsung. Promosi produk tablet effervescent wortel ini dapat melalui media elektronik, media masa atau menggunakan sarana aktifitas lain misalnya acara masal dengan peserta/pengunjung ratarata kelas menengah keatas.

5 Aspek Teknis Salah satu aspek yang harus diperhatikan untuk dapat menetapkan layak tidaknya suatu gagasan usaha dalam membuat suatu studi kelayakan adalah aspek teknis. Secara sederhana aspek teknis meliputi faktor-faktor produksi langsung yang umumnya berwujud fisik. Pengkajian aspek teknis dalam studi kelayakan dimaksudkan untuk memberikan batasan atas parameter-parameter teknis yang berkaitan dengan perwujudan fisik proyek (Soeharto, 2002). Perusahaan Agroindustri tablet effervescent wortel ini akan didirikan di Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur karena mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya adalah kedekatan dengan sumber bahan baku dan pasar, sarana infrastruktur, tenaga kerja, ketersediaan energi dan kondisi sosial masyarakat. Kapasitas produksi yang direncanakan adalah 8,45 ton serbuk effervescent per tahun atau setara kapasitas produksi harian sebesar 28,152 kg ton serbuk effervescent.. Dengan asumsi kerja selama 16 jam per hari, 25 hari per bulan dan 12 bulan per tahun. Dengan demikian dapat diketahu kebutuhan bahan baku wortel segar sebanyak 68 kg wortel segar per hari yang setara dengan 1,7 ton wortel segar per bulan atau 20,4 ton wortel segar per tahun. Aspek Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia mempunyai peranan yang penting dalam proses peningkatan produktivitas produksi, karena alat produksi dan teknologi pada hakekatnya juga merupakan hasil karya manusia (Akmal, 2006). Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam perencanaan pendirian agroindustri tablet effervescent wortel skala menengah ini sebanyak 27 orang yang terbagi menjadi 20 tenaga kerja tetap dan 7 tenaga kerja tidak tetap. Dalam sistem kerjanya tenaga kerja dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja shift dan tenaga kerja non-shift. Pembagian jadwal shift dalam sehari terdiri dari tiga shift. Tenaga kerja shift terdiri dari tenaga kerja produksi yang dibagi menjadi 2 shift kerja dan tenaga kerja keamanan dibagi menjadi 3 shift kerja, tenaga kerja non-shift terdiri dari tenaga kerja administrasi yang ada di kantor yang bekerja hanya 1 shift kerja. Aspek Finansial Tujuan dari menganalisis aspek finansial dari suatu studi kelayakan proyek bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemam-puan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek dapat berkembang terus atau tidak (Umar, 2005). Dari hasil perhitungan analisa finansial dihasilkan biaya total investasi pada tahun produksi ke-1 diperoleh total modal investasi (TCI) sebesar Rp_ ,60 sedangkan total biaya produksi (TPC) sebesar Rp_ ,24. Selanjutnya dapat diukur kelayakannya dengan perhitungan NPV, BEP, PI, PP, IRR, dan B/C Ratio. Hasil lengkap perhitungan analisa kelayakan seperti pada Tabel 4 berikut: Tabel 4. Hasil Perhitungan Analisa Finansial No Aspek Ekonomi Nilai Ket. 1 TCI Rp ,60-2 TPC Tahun ke-1 Rp ,24-3 Pendapatan Tahun ke-1 Rp ,00-4 NPV Rp ,54 Layak 5 BEP persen BEP unit BEP Rp 20,56% ,76 tube Rp ,92 Layak 6 PI 2,50 Layak 7 PP 3 tahun 9 bulan Layak 8 IRR 28,34% Layak 9 B/C Ratio 1,99 Layak Sumber : Data diolah, 2015 Setelah diketahui kriteria kelayakannya maka data diatas akan analisa sensitivitasnya yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang akan terjadi terhadap kondisi perusahaan apabila terjadi penurunan penjualan maupun kenaikan biaya produksi. Dalam hal ini diasumsikan nilai perubahan pada tiap kondisi adalah 10%. Hasil analisa sensitivitas terhadap kenaikan biaya produksi 10% dan penurunan penjualan 10% dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Analisa Sensitivitas Krteria Sensitivitas Biaya produksi +10% Penjualan -10% NPV Rp ,57 Rp ,46 BEP (Q) ,08 tube ,88 tube BEP Rp Rp ,16 Rp ,91 PI 2, PP 4 Tahun 2 Bulan 5 Tahun 6 Bulan IRR 25,48% 23,18 B/C Ratio 1,81 1,79 Sumber : Data diolah, 2015 Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa terjadi penurunan nilai NPV, PI, IRR dan B/C Ratio pada kasus yang dibuat serta terjadi peningkatan Payback Period dan BEP yang

6 menunjukkan penurunan tingkat pendapatan perusahaan. Berdasarkan beberapa kriteria kelayakan investasi tersebut, proyek pendirian pabrik tablet effervescent wortel ini masih dikatakan layak KESIMPULAN Dari seluruh aspek yang dianalisa menunjukkan hasil dimana perencanaan pembangunan proyek Agroindustri effervescent wortel skala menengah dinilai layak untuk dilaksanakan. Dari analisa aspek pasar, rata-rata potensi pasar yang ada adalah sebesar 17,84 milyar per bulan. Perusahaan menargetkan pasar sebesar 3% dari hasil penjualan yaitu sekitar 0,54 milyar per bulan atau 6,48 milyar per tahun atau setara dengan produksi 8,446 ton effervescent wortel per tahun. Dari hasil tersebut dapat diketahui pada aspek teknis kapasitas produksi industri yang direncanakan. Pada aspek sumber daya manusia pada rencana pendirian unit agroindustri ini dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 27 orang. Hasil perhitungan pada analisis finansial menunjukkan bahwa dalam proses produksinya perusahaan dapat meng-hasilkan B/C ratio 1,99. Dengan umur proyek selama 20 tahun, dengan nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp ,54; Internal Rate of Return (IRR) sebesar 28,34%; Profitability Index (PI) sebesar 2,50 ; Payback Period (PP) selama 3 tahun 9 bulan; dan BEP dicapai pada tingkat penjualan ,76 tube atau senilai Rp_ ,92. Pada analisa sensitivitas terjadi penurunan nilai NPV, PI, IRR dan B/C Ratio serta terjadi peningkatan Payback Period dan BEP yang menunjukkan penurunan tingkat pendapatan perusahaan. Berdasarkan keseluruhan kriteria-kriteria kelayakan tersebut, maka usaha pendirian agroindustri effervescent wortel skala menengah ini dikatakan layak. DAFTAR PUSTAKA Akmal, Y Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Industri Kecil Kerupuk Sanjai di Kota Bukittinggi. Program Studi Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor Badan Pusat Statistik Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Wortel Dilihat 20 Mei < Boone, Louise E. dan Kurtz, David L Pengantar Bisnis. Edisi 1. Erlangga. Jakarta Fellows, P Food Processing Technology. Wood Publishing Limited. Cambridge Kotler, P Manajemen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. PT. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta Kumalaningsih, S Antioksidan Alami. Trubus Agrisarana. Surabaya Pulungan,M. H., Suprayogi, dan Yudha, B., Membuat Effervescent Tanaman Obat. Trubus Agrisarana. Surabaya Soeharto, I Manajemen Proyek. 1. Erlangga. Jakarta. Jilid Sukardi, et al Analisis Kelayakan Industri Tablet Effervescent dari Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb). Jurnal Teknologi Pertanian, Volume 10 No.3. Desember 2009 : Susilo, A. O Pembuatan Bubuk Effervescent dari Ekstrak Ubi Ungu Jepang (Ipomoea batatas var. Ayammurasaki). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang Susilowati, et al Dampak Kebijakan Ekonomi di Sektor Agroindustri Terhadap Kemiskinan dan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga di Indonesia : Analisis Simulasi dengan Sistem Neraca Sosial Ekonomi. Jurnal Agro Ekonomi, Volume 25 No.1. Mei 2007 : Umar, H Studi Kelayakan Bisnis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Winarno, F.G. (2008). Kimia Pangan dan Gizi. M-Brio Press. Bogor Yusiana, E Optimasi Pembuatan Tablet Effervescent Lidah Buaya (Aloe Vera L.) Kajian Konsentrasi Natrium Bikarbonat dan Analisis Finansialnya. Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN INDUSTRI PENGOLAHAN SALAK SKALA KECIL DI KABUPATEN BANJARNEGARA

STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN INDUSTRI PENGOLAHAN SALAK SKALA KECIL DI KABUPATEN BANJARNEGARA STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN INDUSTRI PENGOLAHAN SALAK SKALA KECIL DI KABUPATEN BANJARNEGARA Oleh: Agus Suprapto 1, Sardju Subagjo 2, dan Poppy Arsil 2 1). Mahasiswa Program Pascasarjana Magister Pertanian

Lebih terperinci

PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI. Oleh :

PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI. Oleh : PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI Oleh : PRAPTI AKHIRININGSIH NPM : 0533010001 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ketersediaan bahan baku ikan hasil tangkap sampingan yang melimpah merupakan potensi yang besar untuk dijadikan surimi. Akan tetapi, belum banyak industri di Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang memiliki dua bentuk yaitu padat dan cair. Pangan merupakan istilah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. A. Kerangka Pemikiran. B. Pendekatan Studi Kelayakan

III. METODOLOGI. A. Kerangka Pemikiran. B. Pendekatan Studi Kelayakan III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran Pengembangan industri tepung dan biskuit dari tepung kepala ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu analisis pasar dan pemasaran,

Lebih terperinci

A. Kerangka Pemikiran

A. Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran Analisis kelayakan pendirian industri bioinsektisda Bta di Bogor merupakan analisis yang dilakukan sebagai bagian dari tahap pra invetasi pada proyek pembangunan industri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman sumber daya alam. Salah satu keragaman sumber daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal adalah komoditas peternakan.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. II. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. Tempat Pengambilan sampel harga pokok produksi kopi luwak dilakukan di usaha agroindustri

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Roseria Anggiarini Lestari NPM

SKRIPSI. Oleh : Roseria Anggiarini Lestari NPM EFEKTIFITAS GLISEROL MONOSTEARAT (GMS) TERHADAP MUTU DONAT LABU KUNING SKRIPSI Oleh : Roseria Anggiarini Lestari NPM. 0333010021 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PEMBUATAN SOYGHURT KAYA ANTIOKSIDAN dengan SUBSTITUSI EKSTRAK WORTEL (Daucus carrota) SKRIPSI

PEMBUATAN SOYGHURT KAYA ANTIOKSIDAN dengan SUBSTITUSI EKSTRAK WORTEL (Daucus carrota) SKRIPSI PEMBUATAN SOYGHURT KAYA ANTIOKSIDAN dengan SUBSTITUSI EKSTRAK WORTEL (Daucus carrota) SKRIPSI Oleh : FAUZIAH IMROATUS SHOLIHAH 1033010017 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN KONSEPTUAL Gambir merupakan salah satu produk ekspor Indonesia yang prospektif, namun hingga saat ini Indonesia baru mengekspor gambir dalam bentuk gambir asalan.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Gula merah tebu merupakan komoditas alternatif untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gula. Gula merah tebu dapat menjadi pilihan bagi rumah tangga maupun industri

Lebih terperinci

PEMBUATAN MIE TEPUNG KULIT PISANG KEPOK SKRIPSI

PEMBUATAN MIE TEPUNG KULIT PISANG KEPOK SKRIPSI PEMBUATAN MIE TEPUNG KULIT PISANG KEPOK (Kajian Substitusi Tepung Kulit Pisang Kepok Pada Tepung Terigu Dan Penambahan Telur) SKRIPSI Oleh : Fery Rois NPM : 0633010039 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Grafik Perkembangan Produksi Susu Provinsi Jawa Barat Tahun (Ton) Sumber: Direktorat Jendral Peternakan, 2010

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Grafik Perkembangan Produksi Susu Provinsi Jawa Barat Tahun (Ton) Sumber: Direktorat Jendral Peternakan, 2010 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor peternakan telah mengalami peningkatan kinerja dari tahun ke tahun. Salah satu acuan dalam melihat kinerja suatu sektor adalah Produk Domestik Bruto (PDB). Pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PRODUK KOPI HERBAL INSTAN TERPRODUKSI OLEH UD. SARI ALAM

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PRODUK KOPI HERBAL INSTAN TERPRODUKSI OLEH UD. SARI ALAM ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PRODUK KOPI HERBAL INSTAN TERPRODUKSI OLEH UD. SARI ALAM Financial Feasibility Study of Herbal Instan Coffee Produced by UD. Sari Alam Hilda Rosmalia Saida 1), Nurhayati Nurhayati

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

KAJIAN PELUANG INVESTASI PABRIKASI KECAP DI KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN Oleh : Refius Pradipta S * BAB I PENDAHULUAN

KAJIAN PELUANG INVESTASI PABRIKASI KECAP DI KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN Oleh : Refius Pradipta S * BAB I PENDAHULUAN KAJIAN PELUANG INVESTASI PABRIKASI KECAP DI KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2008 Oleh : Refius Pradipta S * Abstract The aim of this research is to analyze suitable natural phosphate manure production in Sawangan

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DIE MAKING PT ASTRA DAIHATSU MOTOR

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DIE MAKING PT ASTRA DAIHATSU MOTOR L 1 ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DIE MAKING PT ASTRA DAIHATSU MOTOR Dicky Fransdelly Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak Making merupakan salah

Lebih terperinci

PENGOLAHAN ES KRIM KAYA ANTIOKSIDAN DARI SARI BUAH MERAH ( Pandanus Conoideus Lamk )

PENGOLAHAN ES KRIM KAYA ANTIOKSIDAN DARI SARI BUAH MERAH ( Pandanus Conoideus Lamk ) PENGOLAHAN ES KRIM KAYA ANTIOKSIDAN DARI SARI BUAH MERAH ( Pandanus Conoideus Lamk ) SKRIPSI Oleh : M. Khadik Asrori NPM. 1033010011 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

III METODOLOGI A Kerangka Pemikiran

III METODOLOGI A Kerangka Pemikiran III METODOLOGI A Kerangka Pemikiran Perancangan proses dalam penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan rancangan proses produksi vanilin dari eugenol minyak daun cengkeh dan sebagai upaya peningkatan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan menghasilkan manfaat atau keuntungan apabila dijalankan.

BAB I PENDAHULUAN. akan menghasilkan manfaat atau keuntungan apabila dijalankan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah usaha yang dijalankan tentunya memerlukan suatu perencanaan dan perhitungan yang tepat. Perencanaan dan perhitungan yang tepat diperlukan agar risiko kegagalan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan komponen utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor industri mampu memberikan kontribusi ekonomi yang besar melalui nilai tambah,

Lebih terperinci

PEMBUATAN MENTEGA BUAH NAGA (KAJIAN EKSTRAK BUAH NAGA : KONSENTRASI SORBITOL) SKRIPSI. Oleh : IRA HERU PURWANINGSIH NPM :

PEMBUATAN MENTEGA BUAH NAGA (KAJIAN EKSTRAK BUAH NAGA : KONSENTRASI SORBITOL) SKRIPSI. Oleh : IRA HERU PURWANINGSIH NPM : PEMBUATAN MENTEGA BUAH NAGA (KAJIAN EKSTRAK BUAH NAGA : KONSENTRASI SORBITOL) SKRIPSI Oleh : IRA HERU PURWANINGSIH NPM : 0533310039 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PEMANFAATAN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas varietas Ayamurasaki) DALAM PEMBUATAN ES KRIM SINBIOTIK SKRIPSI

PEMANFAATAN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas varietas Ayamurasaki) DALAM PEMBUATAN ES KRIM SINBIOTIK SKRIPSI PEMANFAATAN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas varietas Ayamurasaki) DALAM PEMBUATAN ES KRIM SINBIOTIK SKRIPSI Disusun oleh : Fatkhatul Khoiriyah NPM : 0833010011 JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

Proceeding Lokakarya Nasional Pemberdayaan Potensi Keluarga Tani Untuk Pengentasan Kemiskinan, 6-7 Juli 2011

Proceeding Lokakarya Nasional Pemberdayaan Potensi Keluarga Tani Untuk Pengentasan Kemiskinan, 6-7 Juli 2011 STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN UNIT PENGOLAHAN GULA SEMUT DENGAN PENGOLAHAN SISTEM REPROSESING PADA SKALA INDUSTRI MENENGAH DI KABUPATEN BLITAR Arie Febrianto M Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

PEMBUATAN MINUMAN SINBIOTIK DARI UBI JALAR UNGU (Ipomoe batatas varietas Ayamurasaki) MENGGUNAKAN Lactobacillus casei SKRIPSI

PEMBUATAN MINUMAN SINBIOTIK DARI UBI JALAR UNGU (Ipomoe batatas varietas Ayamurasaki) MENGGUNAKAN Lactobacillus casei SKRIPSI PEMBUATAN MINUMAN SINBIOTIK DARI UBI JALAR UNGU (Ipomoe batatas varietas Ayamurasaki) MENGGUNAKAN Lactobacillus casei SKRIPSI Oleh : INGE DIAN AINOVI NPM : 0633010035 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek dan lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Ciafe yang merupakan jenis usaha yang bergerak dibidang jasa jahit dilihat dari aspek pasar dan

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

KAJIAN PENAMBAHAN NaCl DAN TEPUNG TAPIOKA PADA PEMBUATAN KAMABOKO IKAN MUJAIR SKRIPSI

KAJIAN PENAMBAHAN NaCl DAN TEPUNG TAPIOKA PADA PEMBUATAN KAMABOKO IKAN MUJAIR SKRIPSI KAJIAN PENAMBAHAN NaCl DAN TEPUNG TAPIOKA PADA PEMBUATAN KAMABOKO IKAN MUJAIR SKRIPSI Oleh : Indah Asriningrum 0333010052 JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi Kasus : Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi Kasus : Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara) ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi Kasus : Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara) Ismael Limbong*), Mozart B Darus**), Emalisa**) *) Alumni

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR Abel Gandhy 1 dan Dicky Sutanto 2 Surya University Tangerang Email: abel.gandhy@surya.ac.id ABSTRACT The

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Snack telah menjadi salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Hampir seluruh masyarakat di dunia mengonsumsi snack karena kepraktisan dan kebutuhan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG 1 PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG Agus Gusmiran 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi mirand17@yahoo.com Eri Cahrial, Ir.,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Definisi dan Batasan Operasional Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpamaham mengenai pengertian tentang istlah-istilah dalam penelitian ini maka dibuat definisi dan batasan

Lebih terperinci

A. Kerangka Pemikiran

A. Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengkaji studi kelayakan pendirian industri pengolahan keripik nangka di kabupaten Semarang. Studi kelayakan dilakukan untuk meminimumkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tingginya prevalensi gizi buruk dan gizi kurang, masih merupakan

I. PENDAHULUAN. Tingginya prevalensi gizi buruk dan gizi kurang, masih merupakan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Tingginya prevalensi gizi buruk dan gizi kurang, masih merupakan permasalahan besar yang dapat mempengaruhi pembangunan bidang kesehatan dan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Kandungan gizi utama pada ubi jalar adalah karbohidrat sebanyak 75-90% berat kering ubi merupakan gabungan dari pati, gula, dan serat seperti selulosa, hemiselulosa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (barang/jasa) dibutuhkan peranan supplyer untuk memasok produk yang

BAB I PENDAHULUAN. (barang/jasa) dibutuhkan peranan supplyer untuk memasok produk yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan di era globalisasi ini semakin berkembang pesat. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat dunia. Dalam rantai produk (barang/jasa) dibutuhkan peranan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK Karaoke merupakan salah satu sarana hiburan yang sedang berkembang dan diminati masyarakat saat ini, untuk mendirikan sarana hiburan karaoke keluarga di Galeri Ciumbuleuit Apartemen, penulis melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1960, namun sampai sekarang ketergantungan terhadap beras dan terigu

BAB I PENDAHULUAN. 1960, namun sampai sekarang ketergantungan terhadap beras dan terigu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengakenaragaman (diversifikasi) pangan sudah diusahakan sejak tahun 1960, namun sampai sekarang ketergantungan terhadap beras dan terigu belum dapat dihilangkan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar bagi perekonomian

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 20 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Bogor merupakan salah satu kota wisata yang perlu mengembangkan wisata lainnya, salah satunya adalah wisata Batik. Batik merupakan warisan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah pangan yang perlu disediakan untuk dikonsumsi. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah pangan yang perlu disediakan untuk dikonsumsi. Selain itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang jumlah penduduknya setiap tahun mengalami peningkatan. Banyaknya jumlah penduduk ini juga mengakibatkan banyaknya jumlah pangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan, penulis akan menyampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan proses pengerjaan penelitian ini. Antara lain berkenaan dengan latar belakang penelitian, identifikasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Studi kelayakan pengembangan bisnis merupakan suatu analisis mendalam mengenai aspek-aspek bisnis yang akan atau sedang dijalankan, untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini, jumlah penduduk Indonesia berkembang pesat. Kondisi perkembangan ini akan memberikan dampak pada berbagai bidang kehidupan. Salah satunya adalah dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan peningkatan derajat kesehatan masyarakat karena pemerintah memiliki kewajiban terhadap kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek penelitian yang akan diangkat pada penelitian ini adalah Perencanaan budidaya ikan lele yang akan berlokasi di Desa Slogohimo, Wonogiri.

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT DAGANG JAYA JAKARTA

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT DAGANG JAYA JAKARTA STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT DAGANG JAYA JAKARTA Santi Nurjanah PT Dagang Jaya Jakarta Jln. Seni Budaya Raya, No.10, Jelambar Baru, Jakarta Barat 11460 potter_251289@yahoo.com ABSTRACT The

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian adalah suatu sasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk mendapatkan data tertentu yang mempunyai nilai, skor

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian sebagai salah satu sektor yang dapat diandalkan dan memiliki

I. PENDAHULUAN. Pertanian sebagai salah satu sektor yang dapat diandalkan dan memiliki I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian sebagai salah satu sektor yang dapat diandalkan dan memiliki potensi besar untuk berperan sebagai pemicu pemulihan ekonomi nasional. Hal ini karena sektor pertanian

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Indonesia sendiri merupakan negara tropis banyak ditumbuhi jenis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Indonesia sendiri merupakan negara tropis banyak ditumbuhi jenis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara yang mempunyai keanekaragaman hayati, Indonesia memiliki hasil alam yang cukup melimpah terutama pada sektor pertanian. Peranan sektor pertanian akan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian. Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian memegang peranan

I. PENDAHULUAN. pertanian. Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian memegang peranan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian (agraris) yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani atau bergerak di bidang pertanian. Tidak dapat dipungkiri

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA RUMAH KOST WISMA YULIA. Irma Yulia Dewi

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA RUMAH KOST WISMA YULIA. Irma Yulia Dewi ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA RUMAH KOST WISMA YULIA Irma Yulia Dewi 11209622 Latar Belakang Masalah Analisis kelayakan pengembangan usaha mempunyai pengaruh yang penting untuk mengetahui

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing sebesar ton dan hektar. Selama lima

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing sebesar ton dan hektar. Selama lima BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ubi jalar merupakan salah satu komoditas tanaman pangan sumber karbohidrat di Indonesia. Berdasarkan data statistik, produktivitas ubi jalar pada tahun 2015 mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya status ekonomi masyarakat dan banyaknya iklan produk-produk pangan menyebabkan perubahan pola konsumsi pangan seseorang. Salah satunya jenis komoditas pangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN III. 1. KERANGKA PEMIKIRAN Terbatasnya sumber daya minyak dan kemampuan kapasitas produksi minyak mentah di dalam negeri telah menjadikan sekitar 50% pemenuhan bahan bakar nasional

Lebih terperinci

PEMBUATAN SAUS KUPANG MERAH (Musculita senhausia) DENGAN PERLAKUAN KONSENTRASI ASAM SITRAT DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI

PEMBUATAN SAUS KUPANG MERAH (Musculita senhausia) DENGAN PERLAKUAN KONSENTRASI ASAM SITRAT DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI PEMBUATAN SAUS KUPANG MERAH (Musculita senhausia) DENGAN PERLAKUAN KONSENTRASI ASAM SITRAT DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI Oleh : Fitri Meidianasari NPM. 0633010006 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tren produksi buah-buahan semakin meningkat setiap tahunnya, hal ini disebabkan terjadinya kenaikan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Perkembangan tersebut tampak pada

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

PEMBUATAN TEPUNG BENGKUANG DENGAN KAJIAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI

PEMBUATAN TEPUNG BENGKUANG DENGAN KAJIAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI PEMBUATAN TEPUNG BENGKUANG DENGAN KAJIAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI Oleh : Keny Damayanti NPM.0533010023 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam semua aspek kehidupan manusia, air bersih merupakan kebutuhan yang sangat hakiki karena sel-sel dalam tubuh manusia terdiri dari 68% kadar air. Bagi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana teknologi pangan

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana teknologi pangan PENGARUH JENIS MIKROENKAPSULAN TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA MINUMAN SERBUK INSTAN CAMPURAN SARI BUAH JAMBU BIJI MERAH (Psidium guajava. L) DAN WORTEL (Daucus carrota. L) THE EFFECT OF MICROENCAPSULANS

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) PENDAHULUAN

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) PENDAHULUAN P R O S I D I N G 311 STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) Muhammad Alhajj Dzulfikri Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya PENDAHULUAN Perikanan merupakan salah satu

Lebih terperinci

PENGARUH PROPORSI LABU KUNING : TEPUNG TAPIOKA DAN PENAMBAHAN NATRIUM BIKARBONAT TERHADAP KARAKTERISTIK KERIPIK SIMULASI LABU KUNING SKRIPSI

PENGARUH PROPORSI LABU KUNING : TEPUNG TAPIOKA DAN PENAMBAHAN NATRIUM BIKARBONAT TERHADAP KARAKTERISTIK KERIPIK SIMULASI LABU KUNING SKRIPSI PENGARUH PROPORSI LABU KUNING : TEPUNG TAPIOKA DAN PENAMBAHAN NATRIUM BIKARBONAT TERHADAP KARAKTERISTIK KERIPIK SIMULASI LABU KUNING SKRIPSI Disusun oleh : Andre Dian Permana NPM : 0333010047 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. yang awalnya dirasa dapat mencukupi menjadi tidak optimal lagi. Dalam keadaan

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. yang awalnya dirasa dapat mencukupi menjadi tidak optimal lagi. Dalam keadaan II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Industri Rumah Tangga Nata De Coco a. Industri Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di Indonesia yang sangat berperan dalam penyediaan lapangan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Makanan ringan pada saat ini sangat digemari oleh seluruh kalangan mulai dari usia muda hingga tua, karena makanan ringan menjadi teman yang sangat pas untuk menemani

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ketela pohon atau ubi kayu dengan nama latin Manihot utilissima merupakan salah satu komoditas pangan penting di Indonesia selain tanaman padi, jagung, kedelai, kacang

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perubahan lingkungan internal dan eksternal menuntut perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif agar dapat bertahan dan berkembang. Disaat perusahaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Feasibility Analysis of Curcuma s Effervescent Industry

Feasibility Analysis of Curcuma s Effervescent Industry Analisis Kelayakan Industri Tablet Effervescent Ekstrak Temulawak (Sukardi, dkk.) ANALISIS KELAYAKAN INDUSTRI TABLET EFFERVESCENT DARI EKSTRAK TEMULAWAK ( (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Feasibility Analysis

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Laboratorium Percontohan Pabrik Mini Pusat Kajian Buah Tropika (LPPM PKBT) yang berlokasi di Tajur sebagai sumber informasi

Lebih terperinci

Paprika dengan nama latin Capsicum Annuum var Grossum ini termasuk. Pertanian, 2003). Adapun jenis-jenis paprika ada banyak, antara lain wonder bell,

Paprika dengan nama latin Capsicum Annuum var Grossum ini termasuk. Pertanian, 2003). Adapun jenis-jenis paprika ada banyak, antara lain wonder bell, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paprika dengan nama latin Capsicum Annuum var Grossum ini termasuk ke dalam jenis hortikultura sayuran yang merupakan salah satu komoditas utama ekspor hortikultura Indonesia

Lebih terperinci