Oleh Oktaviaa Ester Pangaribuan,

Transkripsi

1 Oleh Oktaviaa Ester Pangaribuan, Widyaiswara Muda Pusdiklat KNPK PENDAHULUAN Berdasarkan ketentuan Ung-Ung Tugas berdasarkan Pasal 4 Nomor 49 Prp. Tahun 1960, Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah Non Kementerian Negara/Lembaga Negara, Pemerintah Daerah, BUMN, BUMD, ba modalnya sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh dilakukan oleh Panitia Urusan Piutang Negara ()/Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) 1). Sesuai amanat terdapat dalam pasal 8 pasal 12 Ung-ung Nomor 49 Prp. Tahun 1960, instansi instansi wajib nya. Penyerahan /DJKN dilakukan setelah instansi pemerintah ba-ba tersebut di atas memiliki melakukan upaya penagihan akan tetapi debitor belum melunasi hutangnya, instansi pemerintah bamemiliki ba tersebut di atas dapat menyampaikan dokumen menunjukkan aya besarnya. Ung-Ung Nomor 49 Prp. Tahun 1960 adalah melakukan negara nya telah. Piutang negaraa dimaksud dalam ung-ung tersebut, sesuai Pasal 8 (berikut penjelasannya) adalah hutang : a. langsung terhutang negara oleh karena itu harus dibayar Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah; b. terhutang ba-ba baik secara langsung atau langsung dikuasai oleh negara. pemerintah ba-ba tersebut di atas Bila dicermati, pengertian negara sesuai ketentuan Ung-Ung Nomor 49 Prp. Tahun 1960 tersebut di atas berbeda pengertian negara sebagaimana diatur di dalam Ung-Ung Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara. Di dalam Pasal 1 angka 6 Ung-Ung Nomor 1 Tahun 2004 disebutkan bahwa Piutang Negara adalah jumlah uang wajib dibayar Pemerintah Pusat /atau hak Pemerintah Pusat dapat dinilai uang sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya 1 Semula, Ung-Ung Nomor 49 Prp. Tahun 1960 Panitia Urusan Piutang Negara merupakan Peraturan Pemerintah Pengganti Ung-Ung Nomor 49 Tahun 1960 Panitya Urusan Piutang Negara (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1960 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2104). Peraturan Pemerintah Pengganti Ung-Ung tersebut ditetapkan menjadi ung-ung berdasarkan Ung-Ung Nomor 1 Tahun 1961 Penetapan Semua Ung-Ung Darurat Dan Semua Peraturan Pemerintah Pengganti Ung-Ung Yang Sudah Ada Sebelum Tanggal 1 Januari 1961 Menjadi Ung-Ung (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1961 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2124).

2 berdasarkan peraturan perung-ungan berlaku atau akibat lainnya sah. Artinya negara didefinisikan hanya sebagai instansi Pemerintah Pusat saja. Dengan terbitnya Ung-Ung Nomor 1 Tahun 2004 tersebut, terjadi pergeseran politik, mengenai negara, dari semula BUMN BUMD termasuk ke dalam lingkup negara menjadi terpisahnya n BUMN BUMD dari negara. Pergeseran tersebut ditandai terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2006 Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 Penghapusan Piutang Negara/Daerah. Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2006 tersebut diatur bahwa: a. Pengurusan Piutang Peran Negara/Daerah untuk selanjutnya dilakukan sesuai ketentuan peraturan perung- Perseroan ungan berlaku di big Terbatas Ba Usaha Milik Negara beserta peraturan pelaksanaannya (Pasal II angka 1. Huruf a.). b. Pengurusan Piutang Peran Negara/Daerah telah Panitia Urusan Piutang Negara c.q. Direktorat Jenderal Piutang Lelang Negara (sekarang DJKN) usul penghapusan Piutang Peran Negara/Daerah telah diajukan Menteri Keuangan melalui Direktur Jenderal Piutang Lelang Negara tetap dilaksanakan berdasarkan Ung-Ung Nomor 49 Prp Tahun 1960 Panitia Urusan Piutang Negara Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah beserta peraturan pelaksanaannya (Pasal II angka 1. Huruf b.). Untuk memberikan kepastian dalam pelaksanaan Ketentuan Pasal II angka 1. Huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2006 tersebut di atas, Pemerintah bersama DPR selama tiga tahun berturut-turut telah sepakat untuk merumuskan ketentuan sendiri oleh BUMN di big perbankan di dalam ungung APBN, yaitu Ung-Ung Nomor 47 Tahun 2009 APBN 2010, Ung-Ung Nomor 10 Tahun 2010 APBN 2011, Ung-Ung Nomor 22 Tahun 2011 APBN Di dalam Pasal 4 ayat (5) padaa setiap ung-ung tersebut telah diatur bahwa dalam rangka mengoptimalkan penerimaan bagian Pemerintah atas laba BUMN di big perbankan, penyelesaian bermasalah pada BUMN di big perbankan dilakukan sesuai Ung-ung Perseroan Terbatas Ung-ung Ba Usaha Milik Negaraa beserta peraturan pelaksanaannya. Perubahan politik dalam negara tersebut semakin jelas dirumuskannya ketentuan di dalam Rancangan Ung-Ung Pengurusan Piutang Negara Piutang

3 Daerah mengeluarkan huruf a peraturan pemerintah tersebut, tetap dari ruang lingkup ngkup dilaksanakan oleh /DJKN berdasarkan negara (Saat ini Rancangan ungung Ung-Ung Ung Nomor 49 Prp Tahun 1960 ung tersebut seg dalam pembahasan. oleh Panja RUU Pengurusan Piutang Negara PERMASALAHAN YANG TIMBUL Piutang Daerah di DPR). Politik Dalam dibangun oleh perjalanan waktu, ketentuan Pemerintah tersebut dimaksudkan agar BUMN berdasarkan Ung Nomor 49 Prp Tahun 1960 sendiri dimintakan Mahkamah Konstitusi untuk pengelolaan nya sesuai diuji terhadap Ung--Ung Dasar Negara mekanisme korporasi g didasarkan pada Republik Indonesia Tahun Pihak ketentuan Ung-ung ung Perseroan mengajukan Terbatas Ung-ung ung BUMN. Mahkamah Konstitusi tersebut adalah Tujuan dari pergeseran paradigma debitor negara tersebut adalah agar BUMN BUMD memiliki level of playing field sama /DJKN namun oleh bank BUMN ba swasta wasta dalam pengelolaan penagihan. restrukturisasi BUMD dapat melakukan permohonan salah satu perkara Bank hutangnya BUMN belum bersangkutan konstitusi diberikan alasan Namun demikian, ketentuan mengenai bank BUMN masih harus didasarkan didas pemisahan BUMN, pada ketentuan Ung-Ung Ung Nomor 49 Prp BUMD, Tahun Dalam pokok modalnya sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh perkara, pemohon meminta agar Pasal 4, Pasal 8, Pasal 10 Pasal 12 ayat (1) UngUng negara tersebut hanya berlaku bagi Ung Nomor 49 Prp Tahun 1960 nya belum /DJKN.. Masing-masing Masing ba beran ngan Ung-Ung Ung Dasar tersebut mengelola menagih sendiri 1945, khususnya Pasal 28D ayat (1) nya berbunyi Setiap orang berhak atas pengakuan, dari menggunakan unakan ba mekanisme nya /DJKN /DJKN mekanisme belum korporasi sesuai Terbatas Ung-ung ung BUMN. B adil kepastian serta Sementara itu, ba ba-ba perlakukan tersebut terbitnya Peraturan nya /DJKN /DJKN Pemerint Pemerintah telah sebelum Nomor 33 Tahun 2006, sesuai ketentuan Pasal II angka 1 jaminan, perlindungan ketentuan Ung-ung ung Perseroan dinyatakan sama dihadapan, Pasal 33 ayat (4) berlaku, karena

4 berbunyi diselenggarakan Perekonomian onomian berdasar atas Nasional e. Frasa atau Ba--ba baik secara demokrasi langsung atau langsung dikuasai oleh ekonomi prinsip kebersamaan, efisiensi, negara dalam Pasal 8, UU No.49/1960, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta menjaga keseimbangan kemajuan kesatuan ekonomi nasional, karenanya f. memiliki Frasa Ba-ba Ba Negara dalam Pasal 12 ayat (1) UU 49/1960, beran UUD Pada tanggal 25 September Septemb 2012, Hakim kekuatan mengikat. kekuatan mengikat. Majelis mempunyai Mahkamah g. Konsitusi Frasa Ba-ba Ba Negara dalam Pasal 12 ayat (1) UU 49/1960 membacakan putusan Mahkamah Konstitusi mempunyai kekuatan mengikat. atas perkara Nomor 77/PUU-IX/2011. IX/2011. Dalam Berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi atas amar putusan, MK menyatakan mengabulkan perkara Nomor 77/PUU--IX/2011 tersebut di atas permohonan para pemohon untuk se sebagian maka: sehingga: a. a. Frasa Ba-ba dimaksudkan dalam Pasal Peraturan ini lagi melaksanakan tugas 8 Tahun sebagian adalah beran atau atau b. Karena sudah lagi memiliki kewenangan untuk mengurus, mengurus maka Ba--ba dimaksudkan dalam Pasal 8 Peraturan ini seharusnya: 1) lagi menerima dalam Pasal 4 ayat (1) UU 49 Tahun 1960 BUMN, BUMN BUMD, ba modalnya mempunyai kekuatan mengikat. sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh Frasa /Ba-ba ba Negara dalam Pasal ;; 4 ayat (4) Ung-Ung Ung Nomor 49 d. modalnya ; Indonesia Tahun Frasa ba seluruhnya dimiliki oleh Ung-Ung Dasar Negara Republik c. Pasal 4 ayat (1) UU BUMN, BUMD, dalam b. berwenang 2) mengembalikan Tahun 1960, mempunyai kekuatan BUMN, BUMD, mengikat. ba modalnya sebagian Frasa atau Ba-ba ba baik secara atau langsung atau langsung dikuasai oleh telah tel negara beran UUD seluruhnya dimiliki oleh.pengembalian

5 tersebut ditujukan agar ba-ba sebagai pemilik tersebut tetap dapat melanjutkan upaya penagihan atas nya. TINDAK LANJUT PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan, telah berkomitmen untuk menghormati melaksanakan putusan Mahkamah Konstitusi atas perkara Nomor 77/PUU-IX/2011. Pasca terbitnya putusan Mahkamah Konsitusi tersebut, terdapat pekerjaan rumah harus segera diselesaikan DJKN terkait big tugas negara. Permasalahan utama perlu segera dilakukan adalah menyiapkan melaksanakann pengembalian BUMN, BUMD, ba modalnya sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh masing-masing ba sang pemilik. Konsekuensi dari pengembalian BUMN, BUMD, ba-ba modalnya sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh, DJKN perlu melakukan kajianatas jumlah beban tugas intensifikasi pembinaan pengelolaan Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah Non Kementerian Negara/Lembaga Negara, Pemerintah Daerah. Kajian ini perlu segera dilakukan mengingat pasca pengembalian tersebut, beban kerja DJKN di big negara menjadi berkurang secara signifikan. Konstitusi Dengan aya putusan Mahkamah tersebut, maka Big tugas negara dilakukan oleh DJKN pasca putusan akan mengalami pergeseran, semula adalah (penagihan surat paksa) menjadi pembina dalam pengelolaan. Lalu timbul beberapa pertanyaan di benak penulis. Bagaimana nasib RUU Pengurusan Daerah (PPNPD) proses Piutang Negara Piutang pembahasan Panja RUU PPPNPD di DPR? Bagaimana macet pada setiap Akankah terdapat peningkatan atas jumlah macet pada setiap kementerian/lembaga? Mari kita tunggu langkah selanjutnya dari DJKN terkait negara ini. Mahkamah Konstitusi saat ini seg dalam kementerian/lembaga?